bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
-
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri 6 Depok
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2012/2013.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 terdiri dari 24 anak terdiri dari 12
siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Karakteristik siswa berasal dari latar
belakang keluarga yang berbeda-beda. Ada yang sangat mampu, ada yang cukup
tetapi tidak sedikit yang ekonomi orang tua siswa sangat lemah. Pekerjaan orang
tua siswa ada yang pegawai, pengusaha, sampai buruh pabrik, banyak juga yang
menjadi petani. Tidak semua wali siswa peduli terhadap pendidikan. Kurangnya
perhatian orang tua menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya minat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Jumlah guru dan karyawan di
SDN 6 Depok adalah 8 orang.
3.2. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:97) variabel adalah gejala yang
bervariasi dan menjadi subjek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Sedangkan variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel terpengaruh dan variabel tindakan.
Variabel terpengaruh pada penelitian ini yaitu hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA
siswa merupakan besarnya skor yang diperoleh dari skor tes (tes formatif) dan non
tes yaitu observasi keaktifan siswa menyimak materi dan keaktifan siswa ketika
belajar bersama baik dalam proses diskusi maupun presentasi dalam proses
pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA dalam penelitian ini adalah jumlah skor dari
ada tidaknya identifikasi masalah yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam
(SDA) di Indonesia, ada tidaknya data yang berkaitan dengan permasalahan SDA
di Indonesia, ada tidaknya rumusan hipotesis tentang solusi untuk mengatasi
-
30
permasalahan yang berkaitan dengan SDA di Indonesia, ada tidaknya hasil
penyelidikan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan SDA di Indonesia,
ada tidaknya kesimpulan mengenai solusi untuk mengatasi permasalahan tentang
SDA di Indonesia seperti menghemat penggunaan SDA sebijak mungkin, ada
tidaknya hasil survei untuk membuktikan bahwa penghematan penggunaan SDA
sebijak mungkin dapat mengatasi terjadinya permasalahan SDA di Indonesia, ada
tidaknya penyusunan laporan hasil kerja kelompok tentang permasalahan SDA di
Indonesia, ada tidaknya presentasi hasil laporan, dan ada tidaknya refleksi serta
evaluasi mengenai permasalahan SDA di Indonesia. Variabel tindakan dari
penelitian ini adalah model Problem Based Learning. Model Problem Based
Learning adalah suatu pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam dengan
langkah-langkah :
1. Orientasi tentang masalah berupa penyampaian tujuan pembelajaran dan
pemberian masalah.
2. Mengorganisasikan siswa untuk mandiri berupa pembentukan kelompok
(@kelompok terdiri dari 4-6 siswa)
3. Pelaksanaan investigasi mandiri dan kelompok yang meliputi :
a. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam (SDA) di
Indonesia.
b. Pengumpulan data yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi di
Indonesia. Misalnya data tentang faktor penyebab dan dampak dari
permasalahan SDA di Indonesia
c. Menyusun hipotesis untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan
SDA di Indonesia.
d. Melakukan penyelidikan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan
SDA di Indonesia.
e. Pemecahan masalah berupa penyimpulan solusi alternatif untuk mengatasi
permasalahan tentang SDA di Indonesia seperti misalnya menghemat
penggunaan SDA sebijak mungkin.
-
31
f. Uji hasil dari pemecahan masalah dengan cara melakukan pengujian hasil
(solusi) pemecahan masalah tentang permasalahan tentang SDA di
Indonesia.
4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja kelompok mengenai
permasalahan yang berkaitan dengan SDA di Indonesia.
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah mengenai
permasalahan yang berkaitan dengan SDA di Indonesia oleh guru.
3.3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(PTK). Penelitian
Tindakan Kelas dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara
harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi
keadaan yang ideal dimana harapan dapat sesuai dengan kenyataan. Penelitian
Tindakan Kelas ini yaitu tipe kolaborasi, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas
di SD tempat penelitian. Pada PTK tipe kolaborasi penelitilah yang merancang
RPP penelitian kolaboratif, sedangkan guru yang mengajarkan pada saat
pelaksanaan penelitian.
3.4. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral
yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R melalui siklus yang terdiri
dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan
observasi, dan tahap refleksi. Untuk mempermudah pemahaman tentang gambar
model spiral ditunjukkan melalui (gambar 2) berikut.
Gambar 2. Model Spiral dari Kemmis S dan MC. Taggart, R
-
32
Berdasarkan prosedur penelitian PTK model Mc. Taggart, maka
pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning siswa kelas 4 SDN 6 Depok akan dilaksanakan dalam 2
siklus kegiatan dalam semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, dimana pada akhir
masing-masing siklus guru dan peneliti melakukan refleksi untuk menilai atau
mengukur tingkat keberhasilan model pembelajaran Problem Based Learning
dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas 4 tersebut.
3.4.1. Pelaksanaan Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan
untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus
I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 pertemuan evaluasi,
dengan rincian prosedur tindakan sebagai berikut:
a) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil tes awal dan observasi awal.
Dalam kegiatan perencanaan, guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana
tindakan yang akan dilakukan. Di samping itu, guru dan peneliti menyamakan
persepsi dalam menyusun perangkat pembelajaran berupa: penyusunan RPP,
tentang Sumber Daya Alam, lembar observasi implementasi RPP, dan lembar
penilaian.
b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga
prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini
meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana pelaksanaannya.
Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang aktual,
diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran
Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah peneliti. Observasi
dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan
siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua
aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas
mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas
tersebut, maka digunakan lembar observasi.
-
33
c) Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada
Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan yang
dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan
dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk
menyusun rencana kegiatan pada siklus II. Siklus II akan dilaksanakan untuk
memantapkan model pembelajaran yang digunakan.
3.4.2. Pelaksanaan Siklus II
Tahapan pelaksanaan tindakan dalam siklus II dirancang apabila siklus I
belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang
dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau
kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sama
dengan siklus I yaitu sebanyak 3 kali pertemuan dimana dengan perincian 2 kali
pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi yang terdiri dari:
a) Perencanaan Tindakan
Dalam kegiatan perencanaan hampir sama dengan siklus I, yaitu guru dan
peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan. Di
samping itu, guru dan peneliti menyamakan persepsi dalam menyusun perangkat
pembelajaran berupa: penyusunan RPP tentang Sumber Daya Alam, lembar
observasi implementasi RPP, dan lembar penilaian.
Namun dalam siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan
hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan
penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah
pada siklus I atau dapat meningkatkan keterampilan yang diinginkan.
b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga
prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini
meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana pelaksanaannya.
-
34
Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang aktual,
diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran
Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah peneliti. Observasi
dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan
siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua
aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas
mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas
tersebut, maka digunakan lembar observasi. Observasi dilakukan oleh observer,
dalam hal ini adalah peneliti.
c) Refleksi
Kegiatan refleksi dalam siklus II ini dilakukan sama seperti tahap refleksi
pada siklus I yaitu pada saat setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada
Siklus II dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan
kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta
hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat
keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan pada proses pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam.
3.5. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Jenis penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang
akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini akan dibahas secara lebih
terperinci sebagai berikut.
3.5.1. Jenis Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu
data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan guru; dan data
kuantitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari skor yang diperoleh dari tes
formatif.
-
35
3.5.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini
adalah:
a. Teknik Tes
Tes dalam penelitian ini menggunakan bentuk tes formatif. Tes formatif ini
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa kelas 4 SDN 6 Depok Kecamatan
Toroh Kabupaten Grobogan setelah diberi model PBL. Tes berbentuk pilihan
ganda.
b. Teknik Non Tes
Non tes dalam penelitian berupa observasi aktivitas siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran selama penerapan model PBL berlangsung.
3.5.3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah butir-butir soal dan lembar observasi aktivitas
guru, serta lembar observasi aktivitas siswa. Kisi-kisi instrumen penelitian siklus I
disajikan pada tabel 3 dibawah ini.
-
36
Tabel 3Kisi-kisi Soal Evaluasi IPA Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
DasarIndikator
No
Item
Jumlah
Item
Sumber Daya
Alam (SDA)
11. Memahami
hubungan
antara
sumber
daya alam
dengan
lingkungan,
teknologi,
dan
masyarakat.
11.1 Menjelaskan
hubungan
antara
sumber daya
alam dengan
lingkungan
11.2 Menjelaskan
hubungan
antara
sumber daya
alam dengan
teknologi
yang
digunakan
- Menjelaskan
pengertian SDA
1 1
- Menjelaskan macam
SDA berdasarkan
jenis dan
ketersediaannya
2, 3,
4
3
- Menyebutkan
contoh-contoh SDA
dan manfaatnya
5, 6, 7,
8, 9,
10, 15
7
- Mengidentifikasi
berbagai SDA yang
dapat langsung
dimanfaatkan
11, 12,
14
3
- Menjelaskan contoh
berbagai benda dri
SDA yang diolah
menggunakan
teknologi
13 1
Jumlah 15
Adapun kisi-kisi instrumen penelitian siklus II untuk memudahkan observer
menentukan butir-butir soal dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut.
-
37
Tabel 4Kisi-kisi Soal Evaluasi IPA Siklus II
StandarKompetensi
KompetensiDasar
Indikator NoItem
JumlahItem
Sumber DayaAlam (SDA)11. Memahami
hubunganantarasumber dayaalam denganlingkungan,teknologi,danmasyarakat.
11.3 Menjelaskandampakpengambilanbahan alamterhadappelestarianlingkungan
- Menyebutkandampak negatifpengelolaan bahanalam yang tidakbijaksana
1, 3,7, 12,
13
5
- Menyebutkankegiatan manusiayang dapatberdampak negatifdalam pengelolaanbahan alam yangtidak bijaksana
2, 4,9, 10,
15
5
- Menjelaskankegiatan manusiayang dapatdilakukan untukmengatasi dampaknegatif pengelolaanbahan alam yangtidak bijaksana
5, 6,8, 11,14,
5
Jumlah 15
Adapun lembar pengamatan yang disediakan agar dapat memudahkan
observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru mengimplementasikan
RPP dengan menggunakan model Problem Based Learning. Lembar pengamatan
aktivitas guru dapat dilihat dalam tabel 5 berikut.
.
-
38
Tabel 5Lembar Observasi Aktivitas Guru
No AspekHasil Penilaian Obervasi
1 2 3 41. Pelaksanaan model Problem
Based LearningPra PembelajaranKegiatan IntiKegiatan Akhir
2. Pemanfaatan sumberbelajar/media pembelajaran
3. Penilaian proses dan hasilJumlah
Persentase (%)
Keterangan:
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang.
2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup.
3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik.
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik
Dalam aspek pelaksanaan model Problem Based Learning di lembar
observasi aktivitas guru akan dijabarkan menjadi 19 item dengan perincian pra
pembelajaran sebnyak 8 item, kegiatan inti sebanyak 7 item, dan kegiatan akhir 4
berjumlah 4 item, kemudian pada aspek pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran dijabarkan menjadi 2 item, dan pada aspek penilaian proses dan
hasil dijabarkan menjadi 2 item. Sehingga jumlah keseluruhan item penilaian pada
lembar observasi aktivitas guru sebanyak 23 item.
Adapun lembar pengamatan yang disediakan agar dapat memudahkan
observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti
proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning.
Lembar pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel 6 berikut.
-
39
Tabel 6Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Aspek Ya Tidak1. Pra Pembelajaran2. Kegiatan Awal3. Kegiatan Inti4. Penutup
JumlahPersentase (%)
Dalam lembar observasi aktivitas siswa terdapat kriteria penilaian dengan
jumlah keseluruhan 22 item. Pada saat pra pembelajaran terdapat kriteria penilaian
sebanyak 2 item, kemudian pada saat kegiatan awal terdapat kriteria penilaian
sebanyak 3 item, pada saat kegiatan inti sebanyak 16 item, dan pada kegiatan
penutup terdapat kriteria penilaian sebanyak 1 item.
3.6. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil belajar
yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa. Target Ketuntasan
hasil belajar IPA (KKM =70) dan dicapai oleh minimal 90% dari seluruh siswa
yang ada.
3.7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah Deskriptif Komparatif yaitu
membandingkan hasil dari siklus I dan siklus II dengan menggunakan persentase
ketuntasan hasil belajar siswa.
3.8. Uji Prasyarat
3.8.1.Uji Validitas
Validitas menurut Arikunto (2006:168) adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Teknik
yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product
-
40
moment. Menurut Sudijono (2011: 179-181) teknik yang digunakan untuk
mengetahui validitas adalah dengan mencari angka korelasi r product
moment dengan derajat kebebasan sebesar (N-2), pada taraf signifikansi 1%
dengan ketentuan bahwa atau sama atau lebih besar daripada atau
maka hipotesis nihil ditolak, berarti antara kedua variabel tersebut terdapat
korelasi positif yang signifikan, sehingga tes tersebut dapat dinyatakan valid.
Sebaliknya, jika atau lebih kecil daripada atau maka hipotesis
nihil disetujui, berarti tidak terdapat korelasi positif yang signifikan, maka tes
tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk mengetahui besarnya atau
dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi pearson
x = variabel terpengaruh
y = variabel tindakan
n = jumlah data
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS16,0
dimana kriteria penetapan butir soal yang valid mengacu pada pendapat Saifuddin
Azwar (2008) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika
memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,30. Jadi apabila
koefisien corrected item to total correlation < 0,30, maka butir soal dinyatakan
tidak valid.
Hasil Uji Validitas
Instrumen tes berupa butir soal pada siklus I dan siklus II yang akan
diberikan pada siswa kelas 4 SDN 6 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan sebelumnya dilakukan uji validitas kepada siswa kelas 4 SDN 4 Depok
-
41
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Setelah dilakukan uji validitas instrumen
dengan bantuan SPSS 16,0. Pada siklus I, dari 25 butir soal pilihan ganda
diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 15 dan butir soal yang tidak valid
sebanyak 10 item. Dari 15 item soal yang valid, akan digunakan dalam instrumen
penelitian pada siklus I. Soal pada siklus II dengan 25 butir soal pilihan ganda,
setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 16,0 diperoleh
hasil butir soal yang valid sebanyak 17 dan butir soal yang tidak valid sebanyak 8
item. Dari 17 item soal yang valid, sebanyak 15 item soal akan digunakan dalam
instrumen penelitian dan 2 item soal dibuang atau tidak digunakan dalam
instrumen penelitian siklus II.
3.8.2.Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut Arikunto (2006: 178) adalah instrumen yang dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat
keterandalan sesuatu. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
bantuan SPSS 19,0 dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument
digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson (dalam
Sudijono, 2011: 254-259) yang menyatakan bahwa penentuan reliabilitas tes itu
lebih tepat apabila dilakukan secara langsung terhadap butir-butir item tes yang
bersangkutan. Butir item soal tersebut dengan ketentuan bahwa untuk setiap
jawaban betul diberikan skor 1, sedangkan untuk setiap jawaban salah diberikan
skor 0. Apabila koefisien reliabilitas tes lebih besar dari 0,70 maka tes hasil
belajar tersebut telah dapat dinyatakan sebagai hasil belajar yang memiliki
reliabilitas tinggi. Sedangkan, apabila koefisien reliabilitas tes kurang dari 0,70
maka tes hasil belajar tersebut telah dapat dinyatakan sebagai hasil belajar yang
memiliki reliabilitas rendah. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes
dirumuskan sebagai berikut.
-
42
Keterangan:
R11 : koefisien reliabilitas alpha
n : jumlah siswa
1 : konstanta
: proporsi tes yang menjawab benar
: proporsi tes yang menjawab salah
: varians total
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Pada siklus I
mendapatkan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,833 dengan kategori
reliabilitas tinggi. Pada siklus II mendapatkan hasil perhitungan reliabilitas
sebesar 0,844 dengan kategori reliabilitas tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan
tersebut maka instrumen tes siklus I dan siklus II dapat digunakan untuk
penelitian
3.8.3.Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Witherington (dalam Sudijono, 2011: 371-373) mengatakan,
bahwa sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes hasil belajar
dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan
dari item tersebut. Angka indek kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00
sampai dengan 1,00. Artinya angka indek kesukaran itu paling rendah adalah 0,00
dan paling tinggi adalah 1,00. Angka indek kesukaran item itu dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu.
P =
Keterangan:
P = Angka indeks kesukaran item
Np = Banyaknya testee yang menjawab benar
N = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar
-
43
Cara memberikan penafsiran terhadap angka indek kesukaran item adalah
sebagai berikut.
Kurang dari 0,25 = terlalu sukar
0,25-0,75 = cukup
Lebih dari 0,75 = terlalu mudah
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas diambil 15 butir soal pilihan ganda pada siklus I serta pada
siklus II diambil 15 butir soal pilihan ganda. Untuk hasil akhir pada uji tingkat
kesukaran instrumen tes siklus I didapat hasil pada butir soal pilihan ganda
dengan tingkat kesukaran mudah sebanyak 9 butir, tingkat kesukaran sedang
sebanyak 5 butir dan pada tingkat kesukaran sukar sebanyak 1 butir. Pada soal
siklus II didapat hasil pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran
mudah sebanyak 12 butir, tingkat kesukaran sedang sebanyak 2 butir dan pada
tingkat kesukaran sukar sebanyak 1 butir