bab iii metode penelitian -...

Download BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/4/T1_292009012_BAB II… · tetapi tidak sedikit yang ekonomi orang tua siswa sangat lemah

If you can't read please download the document

Upload: vuongthuan

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 29

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri 6 Depok

    Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2012/2013.

    Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 terdiri dari 24 anak terdiri dari 12

    siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Karakteristik siswa berasal dari latar

    belakang keluarga yang berbeda-beda. Ada yang sangat mampu, ada yang cukup

    tetapi tidak sedikit yang ekonomi orang tua siswa sangat lemah. Pekerjaan orang

    tua siswa ada yang pegawai, pengusaha, sampai buruh pabrik, banyak juga yang

    menjadi petani. Tidak semua wali siswa peduli terhadap pendidikan. Kurangnya

    perhatian orang tua menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya minat siswa

    dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Jumlah guru dan karyawan di

    SDN 6 Depok adalah 8 orang.

    3.2. Variabel Penelitian

    Menurut Suharsimi Arikunto (2009:97) variabel adalah gejala yang

    bervariasi dan menjadi subjek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

    suatu penelitian. Sedangkan variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang

    berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini

    menggunakan dua variabel yaitu variabel terpengaruh dan variabel tindakan.

    Variabel terpengaruh pada penelitian ini yaitu hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA

    siswa merupakan besarnya skor yang diperoleh dari skor tes (tes formatif) dan non

    tes yaitu observasi keaktifan siswa menyimak materi dan keaktifan siswa ketika

    belajar bersama baik dalam proses diskusi maupun presentasi dalam proses

    pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA dalam penelitian ini adalah jumlah skor dari

    ada tidaknya identifikasi masalah yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam

    (SDA) di Indonesia, ada tidaknya data yang berkaitan dengan permasalahan SDA

    di Indonesia, ada tidaknya rumusan hipotesis tentang solusi untuk mengatasi

  • 30

    permasalahan yang berkaitan dengan SDA di Indonesia, ada tidaknya hasil

    penyelidikan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan SDA di Indonesia,

    ada tidaknya kesimpulan mengenai solusi untuk mengatasi permasalahan tentang

    SDA di Indonesia seperti menghemat penggunaan SDA sebijak mungkin, ada

    tidaknya hasil survei untuk membuktikan bahwa penghematan penggunaan SDA

    sebijak mungkin dapat mengatasi terjadinya permasalahan SDA di Indonesia, ada

    tidaknya penyusunan laporan hasil kerja kelompok tentang permasalahan SDA di

    Indonesia, ada tidaknya presentasi hasil laporan, dan ada tidaknya refleksi serta

    evaluasi mengenai permasalahan SDA di Indonesia. Variabel tindakan dari

    penelitian ini adalah model Problem Based Learning. Model Problem Based

    Learning adalah suatu pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam dengan

    langkah-langkah :

    1. Orientasi tentang masalah berupa penyampaian tujuan pembelajaran dan

    pemberian masalah.

    2. Mengorganisasikan siswa untuk mandiri berupa pembentukan kelompok

    (@kelompok terdiri dari 4-6 siswa)

    3. Pelaksanaan investigasi mandiri dan kelompok yang meliputi :

    a. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam (SDA) di

    Indonesia.

    b. Pengumpulan data yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi di

    Indonesia. Misalnya data tentang faktor penyebab dan dampak dari

    permasalahan SDA di Indonesia

    c. Menyusun hipotesis untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan

    SDA di Indonesia.

    d. Melakukan penyelidikan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan

    SDA di Indonesia.

    e. Pemecahan masalah berupa penyimpulan solusi alternatif untuk mengatasi

    permasalahan tentang SDA di Indonesia seperti misalnya menghemat

    penggunaan SDA sebijak mungkin.

  • 31

    f. Uji hasil dari pemecahan masalah dengan cara melakukan pengujian hasil

    (solusi) pemecahan masalah tentang permasalahan tentang SDA di

    Indonesia.

    4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja kelompok mengenai

    permasalahan yang berkaitan dengan SDA di Indonesia.

    5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah mengenai

    permasalahan yang berkaitan dengan SDA di Indonesia oleh guru.

    3.3. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(PTK). Penelitian

    Tindakan Kelas dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara

    harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi

    keadaan yang ideal dimana harapan dapat sesuai dengan kenyataan. Penelitian

    Tindakan Kelas ini yaitu tipe kolaborasi, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas

    di SD tempat penelitian. Pada PTK tipe kolaborasi penelitilah yang merancang

    RPP penelitian kolaboratif, sedangkan guru yang mengajarkan pada saat

    pelaksanaan penelitian.

    3.4. Rencana Tindakan

    Rencana tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral

    yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R melalui siklus yang terdiri

    dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan

    observasi, dan tahap refleksi. Untuk mempermudah pemahaman tentang gambar

    model spiral ditunjukkan melalui (gambar 2) berikut.

    Gambar 2. Model Spiral dari Kemmis S dan MC. Taggart, R

  • 32

    Berdasarkan prosedur penelitian PTK model Mc. Taggart, maka

    pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran

    Problem Based Learning siswa kelas 4 SDN 6 Depok akan dilaksanakan dalam 2

    siklus kegiatan dalam semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, dimana pada akhir

    masing-masing siklus guru dan peneliti melakukan refleksi untuk menilai atau

    mengukur tingkat keberhasilan model pembelajaran Problem Based Learning

    dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas 4 tersebut.

    3.4.1. Pelaksanaan Siklus I

    Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan

    untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus

    I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 pertemuan evaluasi,

    dengan rincian prosedur tindakan sebagai berikut:

    a) Perencanaan Tindakan

    Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil tes awal dan observasi awal.

    Dalam kegiatan perencanaan, guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana

    tindakan yang akan dilakukan. Di samping itu, guru dan peneliti menyamakan

    persepsi dalam menyusun perangkat pembelajaran berupa: penyusunan RPP,

    tentang Sumber Daya Alam, lembar observasi implementasi RPP, dan lembar

    penilaian.

    b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga

    prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini

    meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana pelaksanaannya.

    Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang aktual,

    diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran

    Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah peneliti. Observasi

    dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan

    siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua

    aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas

    mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas

    tersebut, maka digunakan lembar observasi.

  • 33

    c) Refleksi

    Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada

    Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari

    tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan yang

    dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan

    dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk

    menyusun rencana kegiatan pada siklus II. Siklus II akan dilaksanakan untuk

    memantapkan model pembelajaran yang digunakan.

    3.4.2. Pelaksanaan Siklus II

    Tahapan pelaksanaan tindakan dalam siklus II dirancang apabila siklus I

    belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang

    dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau

    kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sama

    dengan siklus I yaitu sebanyak 3 kali pertemuan dimana dengan perincian 2 kali

    pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi yang terdiri dari:

    a) Perencanaan Tindakan

    Dalam kegiatan perencanaan hampir sama dengan siklus I, yaitu guru dan

    peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan. Di

    samping itu, guru dan peneliti menyamakan persepsi dalam menyusun perangkat

    pembelajaran berupa: penyusunan RPP tentang Sumber Daya Alam, lembar

    observasi implementasi RPP, dan lembar penilaian.

    Namun dalam siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan

    hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan

    penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah

    pada siklus I atau dapat meningkatkan keterampilan yang diinginkan.

    b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga

    prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini

    meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana pelaksanaannya.

  • 34

    Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang aktual,

    diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran

    Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah peneliti. Observasi

    dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan

    siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua

    aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas

    mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas

    tersebut, maka digunakan lembar observasi. Observasi dilakukan oleh observer,

    dalam hal ini adalah peneliti.

    c) Refleksi

    Kegiatan refleksi dalam siklus II ini dilakukan sama seperti tahap refleksi

    pada siklus I yaitu pada saat setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada

    Siklus II dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan

    kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta

    hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat

    keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan pada proses pembelajaran dengan

    menggunakan model Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada

    mata pelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam.

    3.5. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

    Jenis penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang

    akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini akan dibahas secara lebih

    terperinci sebagai berikut.

    3.5.1. Jenis Data

    Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu

    data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan guru; dan data

    kuantitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari skor yang diperoleh dari tes

    formatif.

  • 35

    3.5.2. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini

    adalah:

    a. Teknik Tes

    Tes dalam penelitian ini menggunakan bentuk tes formatif. Tes formatif ini

    digunakan untuk mengukur kemampuan siswa kelas 4 SDN 6 Depok Kecamatan

    Toroh Kabupaten Grobogan setelah diberi model PBL. Tes berbentuk pilihan

    ganda.

    b. Teknik Non Tes

    Non tes dalam penelitian berupa observasi aktivitas siswa dalam mengikuti

    proses pembelajaran selama penerapan model PBL berlangsung.

    3.5.3. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah butir-butir soal dan lembar observasi aktivitas

    guru, serta lembar observasi aktivitas siswa. Kisi-kisi instrumen penelitian siklus I

    disajikan pada tabel 3 dibawah ini.

  • 36

    Tabel 3Kisi-kisi Soal Evaluasi IPA Siklus I

    Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    DasarIndikator

    No

    Item

    Jumlah

    Item

    Sumber Daya

    Alam (SDA)

    11. Memahami

    hubungan

    antara

    sumber

    daya alam

    dengan

    lingkungan,

    teknologi,

    dan

    masyarakat.

    11.1 Menjelaskan

    hubungan

    antara

    sumber daya

    alam dengan

    lingkungan

    11.2 Menjelaskan

    hubungan

    antara

    sumber daya

    alam dengan

    teknologi

    yang

    digunakan

    - Menjelaskan

    pengertian SDA

    1 1

    - Menjelaskan macam

    SDA berdasarkan

    jenis dan

    ketersediaannya

    2, 3,

    4

    3

    - Menyebutkan

    contoh-contoh SDA

    dan manfaatnya

    5, 6, 7,

    8, 9,

    10, 15

    7

    - Mengidentifikasi

    berbagai SDA yang

    dapat langsung

    dimanfaatkan

    11, 12,

    14

    3

    - Menjelaskan contoh

    berbagai benda dri

    SDA yang diolah

    menggunakan

    teknologi

    13 1

    Jumlah 15

    Adapun kisi-kisi instrumen penelitian siklus II untuk memudahkan observer

    menentukan butir-butir soal dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut.

  • 37

    Tabel 4Kisi-kisi Soal Evaluasi IPA Siklus II

    StandarKompetensi

    KompetensiDasar

    Indikator NoItem

    JumlahItem

    Sumber DayaAlam (SDA)11. Memahami

    hubunganantarasumber dayaalam denganlingkungan,teknologi,danmasyarakat.

    11.3 Menjelaskandampakpengambilanbahan alamterhadappelestarianlingkungan

    - Menyebutkandampak negatifpengelolaan bahanalam yang tidakbijaksana

    1, 3,7, 12,

    13

    5

    - Menyebutkankegiatan manusiayang dapatberdampak negatifdalam pengelolaanbahan alam yangtidak bijaksana

    2, 4,9, 10,

    15

    5

    - Menjelaskankegiatan manusiayang dapatdilakukan untukmengatasi dampaknegatif pengelolaanbahan alam yangtidak bijaksana

    5, 6,8, 11,14,

    5

    Jumlah 15

    Adapun lembar pengamatan yang disediakan agar dapat memudahkan

    observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru mengimplementasikan

    RPP dengan menggunakan model Problem Based Learning. Lembar pengamatan

    aktivitas guru dapat dilihat dalam tabel 5 berikut.

    .

  • 38

    Tabel 5Lembar Observasi Aktivitas Guru

    No AspekHasil Penilaian Obervasi

    1 2 3 41. Pelaksanaan model Problem

    Based LearningPra PembelajaranKegiatan IntiKegiatan Akhir

    2. Pemanfaatan sumberbelajar/media pembelajaran

    3. Penilaian proses dan hasilJumlah

    Persentase (%)

    Keterangan:

    1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang.

    2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup.

    3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik.

    4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik

    Dalam aspek pelaksanaan model Problem Based Learning di lembar

    observasi aktivitas guru akan dijabarkan menjadi 19 item dengan perincian pra

    pembelajaran sebnyak 8 item, kegiatan inti sebanyak 7 item, dan kegiatan akhir 4

    berjumlah 4 item, kemudian pada aspek pemanfaatan sumber belajar/media

    pembelajaran dijabarkan menjadi 2 item, dan pada aspek penilaian proses dan

    hasil dijabarkan menjadi 2 item. Sehingga jumlah keseluruhan item penilaian pada

    lembar observasi aktivitas guru sebanyak 23 item.

    Adapun lembar pengamatan yang disediakan agar dapat memudahkan

    observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti

    proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning.

    Lembar pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel 6 berikut.

  • 39

    Tabel 6Lembar Observasi Aktivitas Siswa

    No. Aspek Ya Tidak1. Pra Pembelajaran2. Kegiatan Awal3. Kegiatan Inti4. Penutup

    JumlahPersentase (%)

    Dalam lembar observasi aktivitas siswa terdapat kriteria penilaian dengan

    jumlah keseluruhan 22 item. Pada saat pra pembelajaran terdapat kriteria penilaian

    sebanyak 2 item, kemudian pada saat kegiatan awal terdapat kriteria penilaian

    sebanyak 3 item, pada saat kegiatan inti sebanyak 16 item, dan pada kegiatan

    penutup terdapat kriteria penilaian sebanyak 1 item.

    3.6. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil belajar

    yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa. Target Ketuntasan

    hasil belajar IPA (KKM =70) dan dicapai oleh minimal 90% dari seluruh siswa

    yang ada.

    3.7. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan adalah Deskriptif Komparatif yaitu

    membandingkan hasil dari siklus I dan siklus II dengan menggunakan persentase

    ketuntasan hasil belajar siswa.

    3.8. Uji Prasyarat

    3.8.1.Uji Validitas

    Validitas menurut Arikunto (2006:168) adalah suatu ukuran yang

    menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Teknik

    yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product

  • 40

    moment. Menurut Sudijono (2011: 179-181) teknik yang digunakan untuk

    mengetahui validitas adalah dengan mencari angka korelasi r product

    moment dengan derajat kebebasan sebesar (N-2), pada taraf signifikansi 1%

    dengan ketentuan bahwa atau sama atau lebih besar daripada atau

    maka hipotesis nihil ditolak, berarti antara kedua variabel tersebut terdapat

    korelasi positif yang signifikan, sehingga tes tersebut dapat dinyatakan valid.

    Sebaliknya, jika atau lebih kecil daripada atau maka hipotesis

    nihil disetujui, berarti tidak terdapat korelasi positif yang signifikan, maka tes

    tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk mengetahui besarnya atau

    dirumuskan sebagai berikut.

    Keterangan :

    rxy = koefisien korelasi pearson

    x = variabel terpengaruh

    y = variabel tindakan

    n = jumlah data

    Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS16,0

    dimana kriteria penetapan butir soal yang valid mengacu pada pendapat Saifuddin

    Azwar (2008) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika

    memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,30. Jadi apabila

    koefisien corrected item to total correlation < 0,30, maka butir soal dinyatakan

    tidak valid.

    Hasil Uji Validitas

    Instrumen tes berupa butir soal pada siklus I dan siklus II yang akan

    diberikan pada siswa kelas 4 SDN 6 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten

    Grobogan sebelumnya dilakukan uji validitas kepada siswa kelas 4 SDN 4 Depok

  • 41

    Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Setelah dilakukan uji validitas instrumen

    dengan bantuan SPSS 16,0. Pada siklus I, dari 25 butir soal pilihan ganda

    diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 15 dan butir soal yang tidak valid

    sebanyak 10 item. Dari 15 item soal yang valid, akan digunakan dalam instrumen

    penelitian pada siklus I. Soal pada siklus II dengan 25 butir soal pilihan ganda,

    setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 16,0 diperoleh

    hasil butir soal yang valid sebanyak 17 dan butir soal yang tidak valid sebanyak 8

    item. Dari 17 item soal yang valid, sebanyak 15 item soal akan digunakan dalam

    instrumen penelitian dan 2 item soal dibuang atau tidak digunakan dalam

    instrumen penelitian siklus II.

    3.8.2.Uji Reliabilitas

    Reliabilitas menurut Arikunto (2006: 178) adalah instrumen yang dapat

    dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

    sudah baik. instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan

    menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat

    keterandalan sesuatu. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

    bantuan SPSS 19,0 dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument

    digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson (dalam

    Sudijono, 2011: 254-259) yang menyatakan bahwa penentuan reliabilitas tes itu

    lebih tepat apabila dilakukan secara langsung terhadap butir-butir item tes yang

    bersangkutan. Butir item soal tersebut dengan ketentuan bahwa untuk setiap

    jawaban betul diberikan skor 1, sedangkan untuk setiap jawaban salah diberikan

    skor 0. Apabila koefisien reliabilitas tes lebih besar dari 0,70 maka tes hasil

    belajar tersebut telah dapat dinyatakan sebagai hasil belajar yang memiliki

    reliabilitas tinggi. Sedangkan, apabila koefisien reliabilitas tes kurang dari 0,70

    maka tes hasil belajar tersebut telah dapat dinyatakan sebagai hasil belajar yang

    memiliki reliabilitas rendah. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes

    dirumuskan sebagai berikut.

  • 42

    Keterangan:

    R11 : koefisien reliabilitas alpha

    n : jumlah siswa

    1 : konstanta

    : proporsi tes yang menjawab benar

    : proporsi tes yang menjawab salah

    : varians total

    Hasil Uji Reliabilitas

    Hasil uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Pada siklus I

    mendapatkan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,833 dengan kategori

    reliabilitas tinggi. Pada siklus II mendapatkan hasil perhitungan reliabilitas

    sebesar 0,844 dengan kategori reliabilitas tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan

    tersebut maka instrumen tes siklus I dan siklus II dapat digunakan untuk

    penelitian

    3.8.3.Analisis Tingkat Kesukaran Soal

    Menurut Witherington (dalam Sudijono, 2011: 371-373) mengatakan,

    bahwa sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes hasil belajar

    dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan

    dari item tersebut. Angka indek kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00

    sampai dengan 1,00. Artinya angka indek kesukaran itu paling rendah adalah 0,00

    dan paling tinggi adalah 1,00. Angka indek kesukaran item itu dapat diperoleh

    dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu.

    P =

    Keterangan:

    P = Angka indeks kesukaran item

    Np = Banyaknya testee yang menjawab benar

    N = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar

  • 43

    Cara memberikan penafsiran terhadap angka indek kesukaran item adalah

    sebagai berikut.

    Kurang dari 0,25 = terlalu sukar

    0,25-0,75 = cukup

    Lebih dari 0,75 = terlalu mudah

    Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas

    dan uji reliabilitas diambil 15 butir soal pilihan ganda pada siklus I serta pada

    siklus II diambil 15 butir soal pilihan ganda. Untuk hasil akhir pada uji tingkat

    kesukaran instrumen tes siklus I didapat hasil pada butir soal pilihan ganda

    dengan tingkat kesukaran mudah sebanyak 9 butir, tingkat kesukaran sedang

    sebanyak 5 butir dan pada tingkat kesukaran sukar sebanyak 1 butir. Pada soal

    siklus II didapat hasil pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran

    mudah sebanyak 12 butir, tingkat kesukaran sedang sebanyak 2 butir dan pada

    tingkat kesukaran sukar sebanyak 1 butir