bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian dilksanakan pada bulan Maret 2013 di SDN Noborejo 01
Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5
SDN Noborejo 01 berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan dengan karakteristik yang heterogen.
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga. SDN Noborejo 01 terletak di pinggir kota Salatiga dekat dengan
pemukiman penduduk dan berhadapan langsung dengan pabrik. Sarana prasarana
di SDN Noborejo sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini,
yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 perpustakaan
dengan buku penunjang yang cukup lengkap, 1 rumah dinas penjaga sekolah,
tempat parkir dan halaman sekolah yang cukup luas. Penelitian dilakukan di SDN
Noborejo 01 dikarenakan SD tersebut mudah dijangkau karena letaknya cukup
strategis.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2012/2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah
karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu juga
disesuaikan dengan KD yang akan di ajarkan yaitu mendeskripsikan sifat-sifat
bangun datar dan mendeskripsikan sifat-sifat bangun ruang.
25
Tabel 3.1. Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan penelitian
Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal PTK
2
SIKLUS I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
3
SIKLUS II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
4 Pelaporan
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai
dengan bulan Mei 2013. Pada bulan Februari dipergunakan peneliti untuk
mengadakan persiapan, yaitu menyusun prosposal penelitian dan instrument yang
diperlukan. Setelah itu pada bulan Maret minggu ke-3 setelah kegiatan UTS
semester II dan kegiatan jeda, peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan
kelas siklus I. Pada minggu ke-4 peneliti melanjutkan penelitian tindakan kelas
pada siklus II. Pada bulan April sampai bulan Mei peneliti melakukan
pengolahan data hasil penelitian, membuat laporan hasil penelitian dan konsultasi
laporan serta persiapan ujian.
3.1.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas 5 SDN Noborejo 01
pada semseter II tahun pelajaran 2012/2013. Siswa kelas 5 SDN Noborejo 01
berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan
dengan karakteristik yang heterogen. Tingkat kemampuan para siswa bervariasi
ada yang kurang, ada yang sedang dan ada pula beberapa siswa di atas rata-rata.
Mereka berasal dari latar belakang orang tua yang berbeda pula. Sebagian besar
26
pekerjaan orang tua mereka adalah buruh sehingga siswa kurang mendapat
perhatian dari orang tua.
Penelitian ini dilakukan di kelas 5 karena hasil belajar siswa di kelas 5
tehadap mata pelajaran Matematika masih rendah. Dari data ulangan Matematika
pada tes semester I tahun 2012 yang baru saja dilaksanakan tercatat masih banyak
siswa di SD tersebut yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Matematika.
Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya nilai hasil belajar mata pelajaran
Matematika. KKM untuk mata pelajaran Matematika di SD tersebut adalah 65,
tetapi pada kenyataannya rata-rata nilai siswa adalah 58,76, jauh dari nilai KKM
yang ditetapkan oleh guru yaitu KKM 65. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran STAD.
3.2. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) dengan menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc
Taggart yang terdiri dari tiga tahapan pelaksanaan.
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif
(Classroom Action Research) yang biasanya disingkat PTK. “PTK adalah
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/
meningkatkan mutu praktik pembelajaran” (Arikunto, 2009:58). Sedangkan
Subiyantoro (dalam Moh. Amin 2011:2) mendefinisikan PTK sebagai berikut:
Suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap
berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusun suatu perencanaaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Siswarsih Madya (2006:51) menyatakan” penelitian tindakan sejati adalah
penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh sekelompok peneliti
melalui kerjasama dan kerja bersama. Kolaborasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah kolaborasi antara guru dengan peneliti”.
27
3.2.2 Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Kemmis dan Mc Taggart menyatukan
komponen tindakan dan pengamatan sebagai satu kesatuan. Hasil dari pengamatan
ini dijadikan dasar langkah berikutnya yaitu refleksi. Dari refleksi disusun sebuah
modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan
pengamatan lagi, begitu seterusnya. (gambar)
Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK
Rancangan dalam penelitian ini mengacu pada model spiral atau siklus
menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137). Tujuan menggunakan
model ini adalah apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya
kekurangan, maka tindakan perbaikan dapat dilakukan pada tindakan berikutnya
sampai target yang diinginkan tercapai. Pada masing-masing siklus terdiri dari
tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi , refleksi.
28
a) Tahap (1): Menyusun Rancangan Tindakan
Penyusunan rancangan mempunyai kesepakatan bersama antara guru yang
melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya
tindakan. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas
pengamat serta mutu kecematan pengamatan yang dilakukan. Rencana
penelitian tindakan merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana,
namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada.
b) Tahap (2) dan (3): Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Tahap 2 dan 3 mempunyai sifat yang berbeda, tetapi tahap 2 dan 3 dilakukan
secara berasamaan karena pelaksana pembelajaran dan pengamat berbeda
yaitu terdiri dari 2 orang. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru harus
mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan tidak dibuat-buat.
Pada tahap ini, rancangan starategi dan skenario penerapan pembelajaran
akan dilaksanakan. Kemudian pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh guru
lain (observer). Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal
yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal-hal yang perlu
diamati oleh pengamat antara lain: proses tindakan, pengaruh tindakan,
keadaan dan kendala tindakan, serta persoalan lain yang timbul. Untuk
mempermudah observasi peneliti menggunakan lembar observasi sebagai
panduan.
c) Tahap (4): Refleksi
Pada tahap ini menerapakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,
berdasarkan data dari lembar observasi dan dapat pula bertanya jawab dengan
subjek tentang apa yang dialami, kemudian dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan berikutnya.
Keempat tahapan tersebut adalah unsur untuk membuat siklus. Siklus adalah
putaran kegiatan berurutan yang kembali kelangkah semula. Satu siklus terdiri
dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.
29
Bentuk penelitian tindakan kelas tidak pernah berupa kegiatan tunggal, tapi selalu
harus berupa rangkaian kegitan yang kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus
(Suharsimi Arikunto, 2007:20)
Penelitian tindakan kelas dengan model spiral tersebut, jika guru dan
peneliti mendapati letak keberhasilan dan hambatan maka selanjutnya adalah
merancang untuk siklus kedua. Apabila pada pelaksanaan siklus kedua yang
dilaksanakan guru dan peneliti belum sesuai dengan indikator keberhasilan maka
dapat dilanjutkan ke siklus ketiga, dimana tahapan kegiatannya sama dengan
siklus sebelumnya.
3.3.Variabel yang akan Diteliti
Menurut Sugiyono (2011: 2) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2 variabel yang digunakan, yaitu:
a. Variable Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah model pembelajaran Student Teams-Achievment
Divisions (STAD). Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Kemudian guru
memberikan presentasi/menyajikan materi kepada siswa. Siswa bekerja
dalam kelompok, siswa dalam kelompok memastikan agar semua anggotanya
dapat menguasai pelajaran dengan baik. Pada akhir pembelajaran guru
memberikan kuis individu untuk siswa. Skor dari kuis individu siswa akan
dikumpulkan menjadi skor kelompok, kelompok dengan nilai tertinggi akan
mendapat penghargaan. Dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi
seperti itu akan menumbuhkan keaktifan dan kerja sama siswa sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
30
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah peningkatan hasil belajar siswa terhadap pemahaman konsep
mata pelajaran Matematika. Dalam hal ini hasil belajar merupakan nilai yang
diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setelah dilakukan proses
pembelajaran sehingga akan diketahui keberhasilan siswadalam mengikuti
pelajaran yang telah disajikan oleh guru.
Tabel 3.2
Kisi-kisi variabel x
No Langkah STAD Indikator Item 1 Guru
menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran dan memotivasi peserta didik belajar
1. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai?
2. Apakah guru memotivasi peserta didik?
2 Guru menyampaikan materi pelajaran
Menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik dengan media yang tepat
Apakah guru menyampaikan materi dengan media yang tepat?
3 Guru mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil
Membentuk kelompok kecil
1. Apakah guru membagi siswa ke dalam kelompok?
2. Apakah guru membagi kelompok berdasarkan heterogenitas?
4 Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas kelompok
Apakah guru membimbing kelompok-kelompok saat mengerjakan tugas?
5 Guru memberikan kuis
Kuis Apakah guru memberikan kuis individu kepada siswa?
6 Guru memberikan penghargaan
Penghargaan Apakah guru memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh skor tertinggi?
31
3.4.Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus setiap
siklus terdiri dari 3 pertemuan. Kemmis dan Mc Taggart menyatakan bahwa ada
tiga tahap rencana tindakan yang utama dalam penelitian tindakan diantaranya
adalah: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing),
serta refleksi (reflecting) (Arikunto, 2010:137). Berikut ini rincian dari ketiga
tahapan penelitian tindakan kelas:
Siklus I meliputi:
A. Perencanaan
Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan
tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Langkah-langkah
perencanaan untuk siklus I sebagai berikut:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
materi.
b) Membuat materi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
c) Mempersiapkan sumber, media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran dan fasilitas yang diperlukan.
d) Menyiapkan LKS untuk siswa.
e) Menyiapkan lembar observasi.
f) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.
B. Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan perencanaan, berikut ini rincian pelaksanaan tindakan:
a) Apersepsi, siswa diingatkan kembali tentang kompetensi dasar berkaitan
dengan materi yang dipelajari sebelumnya.
b) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pelajaran
c) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru membagi siswa dalam 4 atau 5 kelompok.
e) Guru menyampaikan materi pelajaran Matematika.
32
f) Guru mengenalkan alat peraga.
g) Siswa diberi LKS dan melakukan diskusi kelompok.
h) Guru membimbing kegiatan disukusi kelompok.
i) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan diskusi kelompok.
j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.
k) Guru mengadakan kuis secara individu
l) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
m) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai
yang paling tinggi.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati keaktifan siswa
di dalam kelas. Pengamat mencatat aktivitas siswa dengan menggunakan lembar
observasi terstruktur. Selain itu, dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh guru diamati oleh observer. Observer mengamati jalannya kegiatan
pembelajaran untuk mengamati dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang
terjadi saat penerapan model pembelajaran STAD.
C. Refleksi
a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.
b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model
pembelajaran STAD.
c) Membuat daftar permasalahaan yang terjadi pada siklus I.
d) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat
memperbaiki pendekatan yang dilakukan pada siklus I.
Siklus II meliputi :
A. Perencanaan ulang.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I selanjutnya diadakan perencanaan
ulang seperti pada perencanaan di siklus I. Setelah itu peneliti mencatat
permasalahan dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung dan
merencanakan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.
33
B. Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang
diprogramkan, yaitu:
a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil refleksi pada
siklus I.
b) Mengawasi siswa yang kurang aktif dengan bimbingan khusus.
c) Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan dan
kesulitan yang dihadapi siswa.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati aktivitas siswa
di dalam kelas. Pengamat mencatat aktivitas siswa dengan menggunakan lembar
observasi terstruktur dan membandingkan dengan siklus sebelumnya. Selain itu,
dalam proses belajar mengajar diamati oleh observer. Observer mengamati
jalannya kegiatan pembelajaran dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang
terjadi saat penerapan model pembelajaran STAD.
C. Refleksi
a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.
b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model
pembelajaran STAD.
c) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah pemberian
tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan.
3.5.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa
teknik yaitu dengan teknik tes dan non tes yang disertai dengan kisi-kisi instrumen
pengumpulan data.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini antara lain:
a. Teknis tes
“Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang
34
sudah ditentukan” Arikunto (2012:67). Tes dalam penilitian ini dilaksanakan
pada akhir pembelajaran pada siklus I dan II. Bentuk instrumen tes ini berupa
lembar evaluasi pada akhir pembelajaran dalam lembar kerja siswa (LKS).
b. Teknis nontes
a) Observasi
“Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai” (Yonny, 2010:
58). “Observasi sebagai alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah
laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati,
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan” (Sudjana,
2009: 84). Dalam observasi penelitian ini digunakan untuk mengamati
aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan
menerapkan model STAD.
b) Dokumentasi
“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat, surat
kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya” (Arikunto, 2012: 206).
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar
nama siswa dan nilai awal Matematika sebelum dilakukan penelitian. Dari
data tersebut dapat diketahui kemampuan awal siswa, sehingga dapat
digunakan sebagai perbandingan setelah penelitian dilakukan.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui hasil belajar di kelas 5 dalam mata pelajaran Matematika di SDN
Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga setelah menggunakan model
pembelajaran STAD adalah:
1) Tes
Test yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes pilihan ganda. Tes
pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah
kognitif. “Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu
35
jawaban yang benar atau paling tepat” (Sudjana, 2009: 48). Tes ini berfungsi
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang
dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus dengan memberikan sejumlah
soal tes kepada subjek penelitian.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi instrumen soal evaluasi siklus I
Kompeten-si Dasar Indikator
Tingkat Kesukaran Soal
Teknik Penilai-
an
Bentuk Instru-
men Mudah Sedang Sukar 6.1 Mengidenti-fikasi sifat-sifat bangun datar
1. Menye-butkan sifat-sifat bangun datar.
4 soal 9 soal 5 soal Teknik tes: Pilihan ganda , uraian
Pilihan ganda
2. Menye-butkan contoh benda berbentuk bangun datar.
1 soal 1soal Teknik tes: Pilihan ganda
Pilihan ganda
Tabel 3.4
Kisi-Kisi instrumen soal evaluasi siklus 2
Kompeten-si Dasar Indikator
Tingkat Kesukaran Soal
Teknik Penilai-
an
Bentuk Instru-
men Mudah Sedang Sukar 6.2 Mengidenti-fikasi sifat-sifat bangun ruang
1. Menye-butkan sifat-sifat bangun ruang.
3 soal 9 soal 5 soal Teknik tes: Pilihan ganda.
Pilihan ganda.
2. Menye-butkan contoh benda berbentuk bangun ruang.
2 soal 1 soal Teknik tes: Pilihan ganda
Pilihan ganda
36
2) Lembar Observasi
Kegiatan observasi harus dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran.
Dalam lembar observasi berisi tentang hal-hal yang dapat mengukur aktivitas
siswa dan dan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran STAD. Lembar observasi diisi oleh observer dengan cara
memberikan tanda centang pada kolom skor. Jawaban dibuat dalam bentuk
skala (skala Likert) yaitu skor 4-1, skor yang menunjukkan sikap positif, skor
4 baik sekali, 3 baik, 2 cukup dan 1 kurang.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Langkah
pembelajar-an
Langkah-langkah pembelajaran
STAD Indikator No
Pra Pembelajaran
Guru mengecek kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 1
Guru membimbing siswa berdoa 2 Guru mengecek kehadiran siswa (presensi) 3
Guru memeriksa kesiapan siswa 4 Kegiatan Awal
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar 5
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab 6
Guru menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 7
Kegiatan Inti 2. Menyajikan/ menyampaikan materi
Membimbing dengan pembelajaran model STAD
8
Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 9
Guru menyajikan materi dengan menggunakan media pembelajaran 10
Guru menjelaskan tentang materi pembelajaran secara runtut 11
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
12
37
3. Mengorganisa-sikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
13
Guru menjelaskan aturan diskusi kelompok sebelum memulai kegiatan diskusi
14
4. Membimbing kelompok dan belajar
Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok. 15
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
16
Guru menanyakan pendapat kelompok lain tentang hasil pekerjaan kelompok yang presentasi di depan kelas
17
5. Kuis Guru memberikan soal kuis kepada siswa
18
Guru dan siswa dan bersama-sama mengoreksi soal kuis 19
Guru melakukan penghitungan nilai kelompok berdasarkan hasil diskusi kelompok dan nilai kuis individu.
20
6. Penghargaan kelompok
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan poin tertinggi.
21
Guru memberi penguatan kepada kelompok yang nilainya kurang. 22
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami
23
Kegiatan Akhir
Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.
24
Guru menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
25
Guru menutup pelajaran dengan salam penutup
26
38
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswael 3.5
Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Siswa
Langkah pembelajaran Indikator No
Pra Pembelajaran
Mempersiapkan perlengkapan belajar 1
Kegiatan Awal Menjawab apersepsi dari guru 2 Memperhatikan secara seksama ketika guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai 3
Kegiatan Inti Memperhatikan materi yang disampaikan guru 4 Menjawab pertanyaan dari guru 5 Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 6 Adanya interaksi positif diantara siswa 7 Ketertarikan siswa terhadap materi yang disajikan saat menggunakan alat peraga 8
Merasa senang dalam pembelajaran. 9 Mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru 10 Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok 11 Keseriusan dalam diskusi 12 Bekerja sama dengan teman satu kelompok 13 Mempresentasikan jawaban di depan kelas 14 Memberikan tanggapan dari hasil presentasi teman yang maju 15
Mengerjakan kuis dengan baik 16 Kegiatan Akhir Mampu membuat kesimpulan dari materi
pembelajaran. 17
Merefleksi pelajaran 18
3.6. Validitas dan Reliabilitas
Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat
penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum
digunakan oleh peneliti. Suatu alat penilaian yang baik adalah jika alat penilaian
tersebut memenuhi ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).
3.6.1 Uji Validitas
“Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai” (Sudjana, 2009:
12). Untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak dapat menggunakan
SPSS versi 17.0, suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki
39
koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,388. Penetapan koefisien korelasi
(r) terdapat dalam tabel nilai-nilai r product moment berdasarkan jumlah siswa.
Dari tabel nilai-nilai r product moment diperoleh nilai r untuk responden (N) = 26
dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,388 (Sugiyono, 2010:373). Berikut ini
nomer item soal yg dinyatakan valid dan tidak valid:
Tabel 3.7 Hasil Validitas Item Soal Siklus I
No. Item
Valid Tidak valid 1, 4, 5, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 26, 27, 28, 29, 30
2, 3, 6, 7, 8, 9,14, 23, 24, 25
20 10
Tabel 3.8 Hasil Validitas Item Soal Siklus II
No. Item
Valid Tidak valid 1, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 30
2, 6, 8, 10, 16, 17, 25, 26, 29
21 9
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberi hasil yang relatif sama (Sudjana, 2009:16). Analisis
reliabilitas suatu tes atau alat ukur lain pada umumnya menggunakan teknik
korelasi seperti pada analisi validitas.
Cronbach dalam Mardapi (2007:42) menjelaskan bahwa keajegan
instrumen dapat dinyatakan dengan menentukan koefisien alpha (). Tes dapat
diterima jika nilai koefisien alpha () > 0,7, berikut ini penggolongan nilai
koefisien alpha:
40
≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
> 0,9 : reliabilitas memuaskan
Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan SPSS 17 for Windows.
Tabel 3.9 Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori
Pilihan ganda 0.876 Reliabilitas Bagus
Tabel 3.10 Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori
Pilihan ganda 0.896 Reliabilitas Bagus
Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan dari program SPSS 17,0 for Windows
di atas dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,876
dan siklus II 0,896 Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan
adalah sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,8.
3.7 Taraf Kesukaran
Peneliti harus membuat soal tes sebelum mengadakan evaluasi pada tiap
siklus. Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kualitas soal
dari lembar tes harus harus membuhi validitas (ketepatan) dan reliabilitas
(keajegan). Selain itu yang terpenting dalam menentukan kualitas soal adalah
tingkat kesukaran soal. Dalam lembar tes yang dibuat harus ada keseimbangan
tingkat kesukaran dari butir soal sedang, mudah dan sukar. “Karakteristik butir
soal dapat diuji dengan rumus tertentu berdasarkan data hasil uji coba butir soal
pada siswa” (Sudjana, 2011 : 137).
41
“Tingkat kesukaran (difficulty index) adalah peluang siswa untuk menjawab
benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan
dengan indeks” (Arifin, 2012:134). Analisis untuk menentukan kesukaran soal
dapat menggunakan rumus berikut:
I =
Keterangan :
I : indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B : banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N : banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soala yang dimaksudkan
Kriteria tersebut yang digunakan adalah makin kecil indeks yang
diperoleh, maka makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang
diperoleh, makin mudah soal tersebut.
Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut :
I = 0 – 0,30 = soal kategori sukar
I = 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Berikut ini tabel hasil analisia tingkat kesukaran soal pada soal pilihan
ganda yang berjumlah 20 yang telah di ujikan pada siswa uji coba:
Tabel 3.11
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No. Indeks Interpretasi Nomor Item Jumlah 1. < 0,30 Sukar 13, 17, 28, 29, 30 5 2. 0,30 – 0,70 Sedang 1, 4, 12, 16, 18, 19, 21, 22, 26,
27 10
3. > 0,70 Mudah 5, 10, 11, 15, 20 5 Total 20
Dari data pada tabel 3.11 dapat dijabarkan bahwa untuk tingkat kesukaran
soal pilihan ganda kategori mudah sebanyak 5 soal, sedang 10 soal, sukar 5 soal.
42
Tabel 3.12 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
No. Indeks Interpretasi Nomor Item Jumlah 1. < 0,30 Sukar 9, 13, 19,20, 23 5 2. 0,30 – 0,70 Sedang 3, 4, 12, 18, 21, 22, 24, 27, 28,
30 10
3. > 0,70 Mudah 1, 5,7,11,14,15 6 Total 21
Dari data pada tabel 3.12 dapat dijabarkan bahwa untuk tingkat kesukaran
soal pilihan ganda kategori mudah sebanyak 6 soal, sedang 10 soal, sukar 5 soal.
3.8.Analisis Data
Data yang dioperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis data deskriptif kalitatif. Sedangkan tes hasil belajar dianalisis
dengan menggunakan analisis rata-rata, persentase ketuntasan belajar secara
klasikal. Berikut ini rumus untuk mengukur ratra-rata, persentase ketuntasan
secara klasikal dan daya serap klasikal:
a. Mengukur rata-rata:
푋 = ∑
Keterangan: X : nilai rata-rata Ex : jumlah nilai yang diperoleh N : jumlah siswa
b. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal
퐾퐵 = 푁푆푁 × 100%
Keterangan: KB : ketuntasan belajar NS : jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 65) N : jumlah siswa
Sedangkan untuk aktivitas siswa dan keterampilan guru dibagi menjadi lima
kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah, kurang, sangat rendah. Sebelum itu
43
dilakukan penilaian terhadap perolehan skor pada lembar observasi dengan rumus
persentase.
Rumus persentase:
Persentase = skor yang diperolehskor maksimum x 100%
Selanjutnya hasil persentase lembar observasi dikonversikan pada tabel
kualifikasi. Berikut ini disajikan tabel kualifikasi hasil persentase skor observasi
aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran di kelas menurut
pendapat Arikunto (2007:245)
Tabel 3.13 Tabel Kualifikasi Persentase Skor Observasi
Persentase skor yang diperoleh Kategori
80% ≤ µ ≤100% Tinggi 60% ≤ µ ≤79% Sedang 40% ≤ µ ≤ 59% Rendah 20% ≤ µ ≤ 39% Kurang 0% ≤ µ ≤ 19% Sangat rendah
3.9. Indikator Keberhasilan
Model pembelajaran STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
pada siswa kelas 5 SDN Noborejo 01 dengan Indikator yaitu: siswa kelas 5 SDN
Noborejo 01 mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai ≥ 65 atau
mengalami ketuntasan klasikal sebesar 80% dari 30 siswa dalam pembelajaran
Matematika dengan model STAD.