bab iii metode penelitian -...

20
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilksanakan pada bulan Maret 2013 di SDN Noborejo 01 Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Noborejo 01 berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan dengan karakteristik yang heterogen. 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SDN Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. SDN Noborejo 01 terletak di pinggir kota Salatiga dekat dengan pemukiman penduduk dan berhadapan langsung dengan pabrik. Sarana prasarana di SDN Noborejo sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini, yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 perpustakaan dengan buku penunjang yang cukup lengkap, 1 rumah dinas penjaga sekolah, tempat parkir dan halaman sekolah yang cukup luas. Penelitian dilakukan di SDN Noborejo 01 dikarenakan SD tersebut mudah dijangkau karena letaknya cukup strategis. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2012/2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu juga disesuaikan dengan KD yang akan di ajarkan yaitu mendeskripsikan sifat-sifat bangun datar dan mendeskripsikan sifat-sifat bangun ruang.

Upload: phungdat

Post on 12-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian dilksanakan pada bulan Maret 2013 di SDN Noborejo 01

Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5

SDN Noborejo 01 berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14

siswa perempuan dengan karakteristik yang heterogen.

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota

Salatiga. SDN Noborejo 01 terletak di pinggir kota Salatiga dekat dengan

pemukiman penduduk dan berhadapan langsung dengan pabrik. Sarana prasarana

di SDN Noborejo sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini,

yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 perpustakaan

dengan buku penunjang yang cukup lengkap, 1 rumah dinas penjaga sekolah,

tempat parkir dan halaman sekolah yang cukup luas. Penelitian dilakukan di SDN

Noborejo 01 dikarenakan SD tersebut mudah dijangkau karena letaknya cukup

strategis.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran

2012/2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah

karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang

membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu juga

disesuaikan dengan KD yang akan di ajarkan yaitu mendeskripsikan sifat-sifat

bangun datar dan mendeskripsikan sifat-sifat bangun ruang.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

25

Tabel 3.1. Alokasi Waktu Penelitian

No Pelaksanaan penelitian

Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Proposal PTK

2

SIKLUS I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi

3

SIKLUS II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi

4 Pelaporan

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai

dengan bulan Mei 2013. Pada bulan Februari dipergunakan peneliti untuk

mengadakan persiapan, yaitu menyusun prosposal penelitian dan instrument yang

diperlukan. Setelah itu pada bulan Maret minggu ke-3 setelah kegiatan UTS

semester II dan kegiatan jeda, peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan

kelas siklus I. Pada minggu ke-4 peneliti melanjutkan penelitian tindakan kelas

pada siklus II. Pada bulan April sampai bulan Mei peneliti melakukan

pengolahan data hasil penelitian, membuat laporan hasil penelitian dan konsultasi

laporan serta persiapan ujian.

3.1.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas 5 SDN Noborejo 01

pada semseter II tahun pelajaran 2012/2013. Siswa kelas 5 SDN Noborejo 01

berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan

dengan karakteristik yang heterogen. Tingkat kemampuan para siswa bervariasi

ada yang kurang, ada yang sedang dan ada pula beberapa siswa di atas rata-rata.

Mereka berasal dari latar belakang orang tua yang berbeda pula. Sebagian besar

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

26

pekerjaan orang tua mereka adalah buruh sehingga siswa kurang mendapat

perhatian dari orang tua.

Penelitian ini dilakukan di kelas 5 karena hasil belajar siswa di kelas 5

tehadap mata pelajaran Matematika masih rendah. Dari data ulangan Matematika

pada tes semester I tahun 2012 yang baru saja dilaksanakan tercatat masih banyak

siswa di SD tersebut yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Matematika.

Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya nilai hasil belajar mata pelajaran

Matematika. KKM untuk mata pelajaran Matematika di SD tersebut adalah 65,

tetapi pada kenyataannya rata-rata nilai siswa adalah 58,76, jauh dari nilai KKM

yang ditetapkan oleh guru yaitu KKM 65. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa

tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran STAD.

3.2. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah PTK (Penelitian

Tindakan Kelas) dengan menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc

Taggart yang terdiri dari tiga tahapan pelaksanaan.

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif

(Classroom Action Research) yang biasanya disingkat PTK. “PTK adalah

penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/

meningkatkan mutu praktik pembelajaran” (Arikunto, 2009:58). Sedangkan

Subiyantoro (dalam Moh. Amin 2011:2) mendefinisikan PTK sebagai berikut:

Suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap

berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusun suatu perencanaaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Siswarsih Madya (2006:51) menyatakan” penelitian tindakan sejati adalah

penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh sekelompok peneliti

melalui kerjasama dan kerja bersama. Kolaborasi yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah kolaborasi antara guru dengan peneliti”.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

27

3.2.2 Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi. Kemmis dan Mc Taggart menyatukan

komponen tindakan dan pengamatan sebagai satu kesatuan. Hasil dari pengamatan

ini dijadikan dasar langkah berikutnya yaitu refleksi. Dari refleksi disusun sebuah

modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan

pengamatan lagi, begitu seterusnya. (gambar)

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK

Rancangan dalam penelitian ini mengacu pada model spiral atau siklus

menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137). Tujuan menggunakan

model ini adalah apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya

kekurangan, maka tindakan perbaikan dapat dilakukan pada tindakan berikutnya

sampai target yang diinginkan tercapai. Pada masing-masing siklus terdiri dari

tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi , refleksi.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

28

a) Tahap (1): Menyusun Rancangan Tindakan

Penyusunan rancangan mempunyai kesepakatan bersama antara guru yang

melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya

tindakan. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas

pengamat serta mutu kecematan pengamatan yang dilakukan. Rencana

penelitian tindakan merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana,

namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai

dengan situasi dan kondisi yang ada.

b) Tahap (2) dan (3): Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Tahap 2 dan 3 mempunyai sifat yang berbeda, tetapi tahap 2 dan 3 dilakukan

secara berasamaan karena pelaksana pembelajaran dan pengamat berbeda

yaitu terdiri dari 2 orang. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru harus

mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan tidak dibuat-buat.

Pada tahap ini, rancangan starategi dan skenario penerapan pembelajaran

akan dilaksanakan. Kemudian pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh guru

lain (observer). Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal

yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal-hal yang perlu

diamati oleh pengamat antara lain: proses tindakan, pengaruh tindakan,

keadaan dan kendala tindakan, serta persoalan lain yang timbul. Untuk

mempermudah observasi peneliti menggunakan lembar observasi sebagai

panduan.

c) Tahap (4): Refleksi

Pada tahap ini menerapakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,

berdasarkan data dari lembar observasi dan dapat pula bertanya jawab dengan

subjek tentang apa yang dialami, kemudian dilakukan evaluasi guna

menyempurnakan tindakan berikutnya.

Keempat tahapan tersebut adalah unsur untuk membuat siklus. Siklus adalah

putaran kegiatan berurutan yang kembali kelangkah semula. Satu siklus terdiri

dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

29

Bentuk penelitian tindakan kelas tidak pernah berupa kegiatan tunggal, tapi selalu

harus berupa rangkaian kegitan yang kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus

(Suharsimi Arikunto, 2007:20)

Penelitian tindakan kelas dengan model spiral tersebut, jika guru dan

peneliti mendapati letak keberhasilan dan hambatan maka selanjutnya adalah

merancang untuk siklus kedua. Apabila pada pelaksanaan siklus kedua yang

dilaksanakan guru dan peneliti belum sesuai dengan indikator keberhasilan maka

dapat dilanjutkan ke siklus ketiga, dimana tahapan kegiatannya sama dengan

siklus sebelumnya.

3.3.Variabel yang akan Diteliti

Menurut Sugiyono (2011: 2) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2 variabel yang digunakan, yaitu:

a. Variable Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini

variabel bebasnya adalah model pembelajaran Student Teams-Achievment

Divisions (STAD). Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dibagi

dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Kemudian guru

memberikan presentasi/menyajikan materi kepada siswa. Siswa bekerja

dalam kelompok, siswa dalam kelompok memastikan agar semua anggotanya

dapat menguasai pelajaran dengan baik. Pada akhir pembelajaran guru

memberikan kuis individu untuk siswa. Skor dari kuis individu siswa akan

dikumpulkan menjadi skor kelompok, kelompok dengan nilai tertinggi akan

mendapat penghargaan. Dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi

seperti itu akan menumbuhkan keaktifan dan kerja sama siswa sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

30

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

terikat adalah peningkatan hasil belajar siswa terhadap pemahaman konsep

mata pelajaran Matematika. Dalam hal ini hasil belajar merupakan nilai yang

diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setelah dilakukan proses

pembelajaran sehingga akan diketahui keberhasilan siswadalam mengikuti

pelajaran yang telah disajikan oleh guru.

Tabel 3.2

Kisi-kisi variabel x

No Langkah STAD Indikator Item 1 Guru

menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik

Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran dan memotivasi peserta didik belajar

1. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai?

2. Apakah guru memotivasi peserta didik?

2 Guru menyampaikan materi pelajaran

Menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik dengan media yang tepat

Apakah guru menyampaikan materi dengan media yang tepat?

3 Guru mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil

Membentuk kelompok kecil

1. Apakah guru membagi siswa ke dalam kelompok?

2. Apakah guru membagi kelompok berdasarkan heterogenitas?

4 Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas kelompok

Apakah guru membimbing kelompok-kelompok saat mengerjakan tugas?

5 Guru memberikan kuis

Kuis Apakah guru memberikan kuis individu kepada siswa?

6 Guru memberikan penghargaan

Penghargaan Apakah guru memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh skor tertinggi?

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

31

3.4.Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus setiap

siklus terdiri dari 3 pertemuan. Kemmis dan Mc Taggart menyatakan bahwa ada

tiga tahap rencana tindakan yang utama dalam penelitian tindakan diantaranya

adalah: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing),

serta refleksi (reflecting) (Arikunto, 2010:137). Berikut ini rincian dari ketiga

tahapan penelitian tindakan kelas:

Siklus I meliputi:

A. Perencanaan

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan

tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Langkah-langkah

perencanaan untuk siklus I sebagai berikut:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

materi.

b) Membuat materi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

c) Mempersiapkan sumber, media pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajaran dan fasilitas yang diperlukan.

d) Menyiapkan LKS untuk siswa.

e) Menyiapkan lembar observasi.

f) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

B. Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang

sesuai dengan perencanaan, berikut ini rincian pelaksanaan tindakan:

a) Apersepsi, siswa diingatkan kembali tentang kompetensi dasar berkaitan

dengan materi yang dipelajari sebelumnya.

b) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pelajaran

c) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

d) Guru membagi siswa dalam 4 atau 5 kelompok.

e) Guru menyampaikan materi pelajaran Matematika.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

32

f) Guru mengenalkan alat peraga.

g) Siswa diberi LKS dan melakukan diskusi kelompok.

h) Guru membimbing kegiatan disukusi kelompok.

i) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan diskusi kelompok.

j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal

yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.

k) Guru mengadakan kuis secara individu

l) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

m) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai

yang paling tinggi.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati keaktifan siswa

di dalam kelas. Pengamat mencatat aktivitas siswa dengan menggunakan lembar

observasi terstruktur. Selain itu, dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan

oleh guru diamati oleh observer. Observer mengamati jalannya kegiatan

pembelajaran untuk mengamati dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang

terjadi saat penerapan model pembelajaran STAD.

C. Refleksi

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran STAD.

c) Membuat daftar permasalahaan yang terjadi pada siklus I.

d) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat

memperbaiki pendekatan yang dilakukan pada siklus I.

Siklus II meliputi :

A. Perencanaan ulang.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I selanjutnya diadakan perencanaan

ulang seperti pada perencanaan di siklus I. Setelah itu peneliti mencatat

permasalahan dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung dan

merencanakan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

33

B. Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang

diprogramkan, yaitu:

a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil refleksi pada

siklus I.

b) Mengawasi siswa yang kurang aktif dengan bimbingan khusus.

c) Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan dan

kesulitan yang dihadapi siswa.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati aktivitas siswa

di dalam kelas. Pengamat mencatat aktivitas siswa dengan menggunakan lembar

observasi terstruktur dan membandingkan dengan siklus sebelumnya. Selain itu,

dalam proses belajar mengajar diamati oleh observer. Observer mengamati

jalannya kegiatan pembelajaran dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang

terjadi saat penerapan model pembelajaran STAD.

C. Refleksi

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran STAD.

c) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah pemberian

tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan.

3.5.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa

teknik yaitu dengan teknik tes dan non tes yang disertai dengan kisi-kisi instrumen

pengumpulan data.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini antara lain:

a. Teknis tes

“Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui

atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

34

sudah ditentukan” Arikunto (2012:67). Tes dalam penilitian ini dilaksanakan

pada akhir pembelajaran pada siklus I dan II. Bentuk instrumen tes ini berupa

lembar evaluasi pada akhir pembelajaran dalam lembar kerja siswa (LKS).

b. Teknis nontes

a) Observasi

“Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai” (Yonny, 2010:

58). “Observasi sebagai alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah

laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati,

baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan” (Sudjana,

2009: 84). Dalam observasi penelitian ini digunakan untuk mengamati

aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan

menerapkan model STAD.

b) Dokumentasi

“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat, surat

kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya” (Arikunto, 2012: 206).

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar

nama siswa dan nilai awal Matematika sebelum dilakukan penelitian. Dari

data tersebut dapat diketahui kemampuan awal siswa, sehingga dapat

digunakan sebagai perbandingan setelah penelitian dilakukan.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui hasil belajar di kelas 5 dalam mata pelajaran Matematika di SDN

Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga setelah menggunakan model

pembelajaran STAD adalah:

1) Tes

Test yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes pilihan ganda. Tes

pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah

kognitif. “Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

35

jawaban yang benar atau paling tepat” (Sudjana, 2009: 48). Tes ini berfungsi

untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang

dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus dengan memberikan sejumlah

soal tes kepada subjek penelitian.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi instrumen soal evaluasi siklus I

Kompeten-si Dasar Indikator

Tingkat Kesukaran Soal

Teknik Penilai-

an

Bentuk Instru-

men Mudah Sedang Sukar 6.1 Mengidenti-fikasi sifat-sifat bangun datar

1. Menye-butkan sifat-sifat bangun datar.

4 soal 9 soal 5 soal Teknik tes: Pilihan ganda , uraian

Pilihan ganda

2. Menye-butkan contoh benda berbentuk bangun datar.

1 soal 1soal Teknik tes: Pilihan ganda

Pilihan ganda

Tabel 3.4

Kisi-Kisi instrumen soal evaluasi siklus 2

Kompeten-si Dasar Indikator

Tingkat Kesukaran Soal

Teknik Penilai-

an

Bentuk Instru-

men Mudah Sedang Sukar 6.2 Mengidenti-fikasi sifat-sifat bangun ruang

1. Menye-butkan sifat-sifat bangun ruang.

3 soal 9 soal 5 soal Teknik tes: Pilihan ganda.

Pilihan ganda.

2. Menye-butkan contoh benda berbentuk bangun ruang.

2 soal 1 soal Teknik tes: Pilihan ganda

Pilihan ganda

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

36

2) Lembar Observasi

Kegiatan observasi harus dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran.

Dalam lembar observasi berisi tentang hal-hal yang dapat mengukur aktivitas

siswa dan dan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran STAD. Lembar observasi diisi oleh observer dengan cara

memberikan tanda centang pada kolom skor. Jawaban dibuat dalam bentuk

skala (skala Likert) yaitu skor 4-1, skor yang menunjukkan sikap positif, skor

4 baik sekali, 3 baik, 2 cukup dan 1 kurang.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru

Langkah

pembelajar-an

Langkah-langkah pembelajaran

STAD Indikator No

Pra Pembelajaran

Guru mengecek kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 1

Guru membimbing siswa berdoa 2 Guru mengecek kehadiran siswa (presensi) 3

Guru memeriksa kesiapan siswa 4 Kegiatan Awal

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar 5

Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab 6

Guru menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 7

Kegiatan Inti 2. Menyajikan/ menyampaikan materi

Membimbing dengan pembelajaran model STAD

8

Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 9

Guru menyajikan materi dengan menggunakan media pembelajaran 10

Guru menjelaskan tentang materi pembelajaran secara runtut 11

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

12

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

37

3. Mengorganisa-sikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok

13

Guru menjelaskan aturan diskusi kelompok sebelum memulai kegiatan diskusi

14

4. Membimbing kelompok dan belajar

Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok. 15

Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

16

Guru menanyakan pendapat kelompok lain tentang hasil pekerjaan kelompok yang presentasi di depan kelas

17

5. Kuis Guru memberikan soal kuis kepada siswa

18

Guru dan siswa dan bersama-sama mengoreksi soal kuis 19

Guru melakukan penghitungan nilai kelompok berdasarkan hasil diskusi kelompok dan nilai kuis individu.

20

6. Penghargaan kelompok

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan poin tertinggi.

21

Guru memberi penguatan kepada kelompok yang nilainya kurang. 22

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami

23

Kegiatan Akhir

Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.

24

Guru menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

25

Guru menutup pelajaran dengan salam penutup

26

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

38

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswael 3.5

Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Siswa

Langkah pembelajaran Indikator No

Pra Pembelajaran

Mempersiapkan perlengkapan belajar 1

Kegiatan Awal Menjawab apersepsi dari guru 2 Memperhatikan secara seksama ketika guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai 3

Kegiatan Inti Memperhatikan materi yang disampaikan guru 4 Menjawab pertanyaan dari guru 5 Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 6 Adanya interaksi positif diantara siswa 7 Ketertarikan siswa terhadap materi yang disajikan saat menggunakan alat peraga 8

Merasa senang dalam pembelajaran. 9 Mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru 10 Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok 11 Keseriusan dalam diskusi 12 Bekerja sama dengan teman satu kelompok 13 Mempresentasikan jawaban di depan kelas 14 Memberikan tanggapan dari hasil presentasi teman yang maju 15

Mengerjakan kuis dengan baik 16 Kegiatan Akhir Mampu membuat kesimpulan dari materi

pembelajaran. 17

Merefleksi pelajaran 18

3.6. Validitas dan Reliabilitas

Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat

penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum

digunakan oleh peneliti. Suatu alat penilaian yang baik adalah jika alat penilaian

tersebut memenuhi ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

3.6.1 Uji Validitas

“Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang

dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai” (Sudjana, 2009:

12). Untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak dapat menggunakan

SPSS versi 17.0, suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

39

koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,388. Penetapan koefisien korelasi

(r) terdapat dalam tabel nilai-nilai r product moment berdasarkan jumlah siswa.

Dari tabel nilai-nilai r product moment diperoleh nilai r untuk responden (N) = 26

dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,388 (Sugiyono, 2010:373). Berikut ini

nomer item soal yg dinyatakan valid dan tidak valid:

Tabel 3.7 Hasil Validitas Item Soal Siklus I

No. Item

Valid Tidak valid 1, 4, 5, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 26, 27, 28, 29, 30

2, 3, 6, 7, 8, 9,14, 23, 24, 25

20 10

Tabel 3.8 Hasil Validitas Item Soal Siklus II

No. Item

Valid Tidak valid 1, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 30

2, 6, 8, 10, 16, 17, 25, 26, 29

21 9

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut

digunakan akan memberi hasil yang relatif sama (Sudjana, 2009:16). Analisis

reliabilitas suatu tes atau alat ukur lain pada umumnya menggunakan teknik

korelasi seperti pada analisi validitas.

Cronbach dalam Mardapi (2007:42) menjelaskan bahwa keajegan

instrumen dapat dinyatakan dengan menentukan koefisien alpha (). Tes dapat

diterima jika nilai koefisien alpha () > 0,7, berikut ini penggolongan nilai

koefisien alpha:

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

40

≤ 0,7 : tidak dapat diterima

0,7 < ≤ 0,8 : dapat diterima

0,8 < ≤ 0,9 : reliabilitas bagus

> 0,9 : reliabilitas memuaskan

Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan SPSS 17 for Windows.

Tabel 3.9 Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori

Pilihan ganda 0.876 Reliabilitas Bagus

Tabel 3.10 Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori

Pilihan ganda 0.896 Reliabilitas Bagus

Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan dari program SPSS 17,0 for Windows

di atas dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,876

dan siklus II 0,896 Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan

adalah sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,8.

3.7 Taraf Kesukaran

Peneliti harus membuat soal tes sebelum mengadakan evaluasi pada tiap

siklus. Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kualitas soal

dari lembar tes harus harus membuhi validitas (ketepatan) dan reliabilitas

(keajegan). Selain itu yang terpenting dalam menentukan kualitas soal adalah

tingkat kesukaran soal. Dalam lembar tes yang dibuat harus ada keseimbangan

tingkat kesukaran dari butir soal sedang, mudah dan sukar. “Karakteristik butir

soal dapat diuji dengan rumus tertentu berdasarkan data hasil uji coba butir soal

pada siswa” (Sudjana, 2011 : 137).

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

41

“Tingkat kesukaran (difficulty index) adalah peluang siswa untuk menjawab

benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan

dengan indeks” (Arifin, 2012:134). Analisis untuk menentukan kesukaran soal

dapat menggunakan rumus berikut:

I =

Keterangan :

I : indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B : banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N : banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soala yang dimaksudkan

Kriteria tersebut yang digunakan adalah makin kecil indeks yang

diperoleh, maka makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang

diperoleh, makin mudah soal tersebut.

Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut :

I = 0 – 0,30 = soal kategori sukar

I = 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang

I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah

Berikut ini tabel hasil analisia tingkat kesukaran soal pada soal pilihan

ganda yang berjumlah 20 yang telah di ujikan pada siswa uji coba:

Tabel 3.11

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No. Indeks Interpretasi Nomor Item Jumlah 1. < 0,30 Sukar 13, 17, 28, 29, 30 5 2. 0,30 – 0,70 Sedang 1, 4, 12, 16, 18, 19, 21, 22, 26,

27 10

3. > 0,70 Mudah 5, 10, 11, 15, 20 5 Total 20

Dari data pada tabel 3.11 dapat dijabarkan bahwa untuk tingkat kesukaran

soal pilihan ganda kategori mudah sebanyak 5 soal, sedang 10 soal, sukar 5 soal.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

42

Tabel 3.12 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

No. Indeks Interpretasi Nomor Item Jumlah 1. < 0,30 Sukar 9, 13, 19,20, 23 5 2. 0,30 – 0,70 Sedang 3, 4, 12, 18, 21, 22, 24, 27, 28,

30 10

3. > 0,70 Mudah 1, 5,7,11,14,15 6 Total 21

Dari data pada tabel 3.12 dapat dijabarkan bahwa untuk tingkat kesukaran

soal pilihan ganda kategori mudah sebanyak 6 soal, sedang 10 soal, sukar 5 soal.

3.8.Analisis Data

Data yang dioperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan menggunakan

teknik analisis data deskriptif kalitatif. Sedangkan tes hasil belajar dianalisis

dengan menggunakan analisis rata-rata, persentase ketuntasan belajar secara

klasikal. Berikut ini rumus untuk mengukur ratra-rata, persentase ketuntasan

secara klasikal dan daya serap klasikal:

a. Mengukur rata-rata:

푋 = ∑

Keterangan: X : nilai rata-rata Ex : jumlah nilai yang diperoleh N : jumlah siswa

b. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal

퐾퐵 = 푁푆푁 × 100%

Keterangan: KB : ketuntasan belajar NS : jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 65) N : jumlah siswa

Sedangkan untuk aktivitas siswa dan keterampilan guru dibagi menjadi lima

kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah, kurang, sangat rendah. Sebelum itu

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8115/3/T1_292009080_BAB III...membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan ... kelas

43

dilakukan penilaian terhadap perolehan skor pada lembar observasi dengan rumus

persentase.

Rumus persentase:

Persentase = skor yang diperolehskor maksimum x 100%

Selanjutnya hasil persentase lembar observasi dikonversikan pada tabel

kualifikasi. Berikut ini disajikan tabel kualifikasi hasil persentase skor observasi

aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran di kelas menurut

pendapat Arikunto (2007:245)

Tabel 3.13 Tabel Kualifikasi Persentase Skor Observasi

Persentase skor yang diperoleh Kategori

80% ≤ µ ≤100% Tinggi 60% ≤ µ ≤79% Sedang 40% ≤ µ ≤ 59% Rendah 20% ≤ µ ≤ 39% Kurang 0% ≤ µ ≤ 19% Sangat rendah

3.9. Indikator Keberhasilan

Model pembelajaran STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

pada siswa kelas 5 SDN Noborejo 01 dengan Indikator yaitu: siswa kelas 5 SDN

Noborejo 01 mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai ≥ 65 atau

mengalami ketuntasan klasikal sebesar 80% dari 30 siswa dalam pembelajaran

Matematika dengan model STAD.