bab iii metode penelitian -...

14
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki hubungan atau tidak. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk memperoleh data guna mengetahui hubungan antara variabel bebas kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan variabel terikat hasil belajar matematika. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Tengaran yang beralamat di Jl. Masjid Besar Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari sampai April 2013. Jumlah kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran adalah 8 kelas dengan jumlah 262 siswa, penelitian dilakukan di kelas VII A, VII B, dan VII C. C. Variabel Penelitian Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecemasan dalam menghadapi tes matematika sebagai variabel bebas atau independent variable (x) dan hasil belajar matematika sebagai variabel terikat atau dependent variable (y). D. Definisi Operasional Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dan hasil belajar matematika. Kecemasan dalam menghadapi tes matematika adalah keadaan atau kondisi emosional pada diri siswa yang ditandai dengan perasaan tegang dan khawatir bahkan kadang-kadang lepas kendali dan sangat mengganggu pikiran yang dialami pada saat menghadapi tes yang ditujukan untuk menilai hasil mata pelajaran matematika yang telah diberikan guru matematika kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar matematika dapat dicapai. Adapun indikator dari kecemasan terdapat dalam angket kecemasan

Upload: phunganh

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif

korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau

lebih memiliki hubungan atau tidak. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah

untuk memperoleh data guna mengetahui hubungan antara variabel bebas

kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan variabel terikat

hasil belajar matematika.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Tengaran yang beralamat di Jl.

Masjid Besar Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penelitian

ini berlangsung dari bulan Januari sampai April 2013. Jumlah kelas VII SMP

Negeri 1 Tengaran adalah 8 kelas dengan jumlah 262 siswa, penelitian

dilakukan di kelas VII A, VII B, dan VII C.

C. Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kecemasan dalam menghadapi tes matematika sebagai variabel bebas atau

independent variable (x) dan hasil belajar matematika sebagai variabel terikat

atau dependent variable (y).

D. Definisi Operasional

Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dan hasil belajar

matematika. Kecemasan dalam menghadapi tes matematika adalah keadaan

atau kondisi emosional pada diri siswa yang ditandai dengan perasaan tegang

dan khawatir bahkan kadang-kadang lepas kendali dan sangat mengganggu

pikiran yang dialami pada saat menghadapi tes yang ditujukan untuk menilai

hasil mata pelajaran matematika yang telah diberikan guru matematika kepada

siswa untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar matematika dapat

dicapai. Adapun indikator dari kecemasan terdapat dalam angket kecemasan

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

22

siswa dalam menghadapi tes matematika, yang diekspresikan secara langsung

melalui perubahan fisiologis dan perilaku. Skala pengukuran kecemasan adalah

skala interval yang kemudian diubah menjadi skala ordinal dengan empat

kategori tingkatan yaitu kecemasan ringan, sedang, berat dan panik.

Hasil belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa sebagai

tanda atau simbol keberhasilan dari usaha belajar (hasil aktivitas belajar) yang

menghasilkan perubahan, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mata pelajaran

matematika. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Adapun

klasifikasi hasil belajar adalah ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris.

Indikator hasil belajar matematika adalah nilai tes hasil belajar matematika,

dan skala pengukuran adalah skala interval.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah atau generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran yang terdiri atas 8

kelas, dari Tabel 1 dapat diketahui perincian jumlah Populasi Penelitian:

Tabel 1

Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah siswa

1. VII A 32 2. VII B 31 3. VII C 32 4. VII D 34 5. VII E 33 6. VII F 32 7. VII G 34 8. VII H 34 Jumlah 262

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yang

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

23

berarti teknik pengambilan sampel yang memberi peluang sama kepada

seluruh anggota populasi untuk dapat dipilih sebagai anggota sampel.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A, VII B dan VII C

dengan melihat rata-rata hasil belajar matematika.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan

menggunakan metode angket dan metode dokumentasi. Penggunaan

metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi tes

matematika, sedangkan metode dokumentasi untuk mengetahui hasil

belajar matematika.

a. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Angket dapat

berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka. Angket

yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu

responden memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap

pernyataan yang telah tersedia. Angket dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes

matematika, yang disusun berdasarkan model skala Likert.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2012). Pemilihan metode ini

dikarenakan keterbatasan peneliti untuk memperoleh data hasil belajar

matematika dan merupakan metode yang paling tepat. Metode

dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

diteliti dengan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen

harus mempunyai skala. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket

kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika. Skala yang digunakan

untuk mengukur instrumen angket kecemasan siswa dalam menghadapi

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

24

tes matematika dengan menggunakan skala Likert. Variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi sub indikator, lalu sub indikator tersebut terdiri

dari beberapa indikator empiris yang kemudian menjadi titik tolak untuk

menyusun item pernyataan.

Angket yang dibuat menggunakan skala Likert dimana

menggunakan empat kategori jawaban, yaitu (SS) Sangat Sesuai, (S) Sesuai,

(TS) Tidak Sesuai, dan (STS) Sangat Tidak Sesuai. Tiap indikator dibuat dari

pernyatan-pernyataan dalam dua bentuk yaitu bentuk favourable dan

unfavourable. Item pernyataan yang favourable adalah item yang

mendukung dan pernyataannya berbentuk positif. Item pernyataan yang

unfavourable adalah pernyataan yang tidak mendukung dan

pernyataannya berbentuk negatif. Penyusunan dari tiap item pernyataan

dibuat acak guna menghindari pengaruh jawaban tersembunyi, karena ini

merupakan kecenderungan responden untuk memberikan penilaian satu

posisi saja dalam angket (Azwar, 2006). Berikut ini adalah Tabel 2 mengenai

pola penskoran alat pengumpul data:

Tabel 2

Pola Penskoran Alat Pengumpul Data

Pilihan Favourabel Unfavourable

Sangat Sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk

mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika, yang

bertujuan untuk memperoleh informasi tentang tingkat kecemasan siswa

dalam menghadapi tes matematika. Tingkat kecemasan dalam penelitian

ini dapat diketahui dari skor yang diperoleh sehingga bila skor yang

diperoleh tinggi, maka tingkat kecemasan dalam menghadapi tes

matematika pada siswa mengalami tingkatan panik, sebaliknya jika skor

yang diperoleh rendah maka tingkat kecemasan dalam menghadapi tes

matematika pada siswa mengalami tingkatan kecemasan ringan.

Angket kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika

disusun berdasarkan gejala-gejala kecemasan menurut Stuart (2006), yang

mencakup dua aspek yaitu perubahan fisik dan perilaku. Berikut ini Tabel 3

mengenai Blue Print kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika:

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

25

Tabel 3

Blue Print Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Tes Matematika

Konsep Indikator Sub Indikator Indikator Empiris Item

F U

Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku.

Gejala kecemasan fisiologis yang meliputi kardiovaskular, pernafasan, neuromuskular, gastrointestinal, saluran perkemihan, dan kulit

Kardiovaskular diantaranya adalah jantung berdebar dan rasa ingin pingsan.

Saat guru memberikan tes matematika secara tiba-tiba, jantung saya berdebar-debar dengan keras.

Saya merasa ingin pingsan ketika mendapatkan hasil tes matematika saya lebih jelek dari teman saya.

Detak jantung saya tidak berdebar dengan keras ketika menanti pembagian hasil tes matematika.

Saat mengikuti tes matematika kepala saya terasa pusing atau berat.

Saya merasa ingin pingsan ketika menghadapi tes matematika.

Pernafasan diantaranya adalah sesak nafas, tekanan pada dada, dan sensasi tercekik.

Saya merasa ada tekanan pada dada ketika mengerjakan soal tes matematika yang sulit.

Saya merasa sesak nafas ketika mengerjakan tes matematika yang sulit.

Saya tidak merasakan ada tekanan pada dada ketika menerima hasil tes matematika buruk.

Saya merasa ada sensasi tercekik ketika guru memberikan tes matematika secara tiba-tiba.

Nafas saya terasa sesak ketika guru membagikan hasil tes matematika.

Neuromuskular diantaranya adalah insomnia,

Saya tidak dapat tidur dengan nyenyak apabila keesokan harinya ada tes matematika.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

26

mondar-mandir, dan wajah tegang.

Saya sering mondar-mandir saat guru membagikan hasil tes matematika.

Pada saat akan menghadapi tes matematika, saya tetap dapat beristirahat dengan teratur.

Saat akan menghadapi tes matematika saya sering mondar-mandir dikelas.

Wajah saya terlihat tegang jika waktu untuk mengerjakan tes matematika akan selesai.

Gastrointestinal diantaranya adalah nafsu makan hilang, mual, dan diare.

Nafsu makan saya berkurang bahkan menjadi hilang saat akan menghadapi tes matematika.

Saya tidak pernah mulas atau sakit perut saat mengerjakan tes matematika yang sulit.

Pola makan saya tidak terganggu saat akan menghadapi tes matematika.

Nafsu makan saya hilang ketika mengetahui hasil tes matematika saya buruk.

Saya merasa mual ketika melihat hasil tes matematika saya lebih buruk dari teman-teman saya.

Saluran perkemihan yaitu tidak dapat menahan kencing.

Saya sering bolak-balik ke kamar kecil untuk buang air kecil saat mengikuti tes matematika.

Saya tidak merasa ingin buang air kecil ketika mengerjakan tes matematika yang sulit.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

27

Saya sering minta ijin ke kamar kecil untuk buang air kecil saat saya kesulitan mengerjakan tes matematika.

Saya tidak pernah bolak-balik ke kamar kecil untuk buang air kecil ketika tes matematika sedang berlangsung.

Saya tidak dapat menahan buang air kecil ketika mengetahui hasil tes matematika saya buruk.

Kulit diantaranya adalah berkeringat, wajah memerah, dan rasa panas dingin pada kulit.

Keringat dingin saya selalu keluar setiap akan mengikuti tes matematika di kelas.

Telapak tangan saya tidak berkeringat saat mengerjakan tes matematika.

Saya merasa panas-dingin ketika waktu untuk mengerjakan tes matematika akan selesai.

Setiap guru mengadakan tes matematika secara tiba-tiba telapak tangan saya berkeringat.

Wajah saya memerah saat menanti pembagian tes matematika.

Jumlah 22 8

Gejala kecemasan perilaku yang meliputi kognitif dan afektif.

Perilaku kognitif diantaranya adalah perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah memberikan penilaian, hambatan berfikir, kehilangan

Saya menjadi pelupa ketika waktu untuk mengerjakan tes matematika akan selesai.

Saya tidak mengalami kesulitan berkonsentrasi saat mengikuti tes matematika di kelas.

Saya merasa kebingungan saat akan memulai mengerjakan tes matematika.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

28

objektivitas, bingung, takut, dan mimpi buruk.

Saya sering salah memberikan penilaian terhadap soal tes matematika ketika mengerjakan tes matematika.

Saya selalu mimpi buruk, jika keesokan harinya akan ada tes matematika.

Saya takut menghadapi tes matematika jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.

Perhatian saya tetap fokus ketika waktu untuk mengerjakan tes matematika akan selesai.

Saya merasa kehilangan objektivitas saat mengerjakan soal tes matematika yang sulit.

Saya sering mengalami gangguan berfikir ketika menghadapi tes matematika yang sulit.

Perilaku afektif diantaranya adalah mudah terganggu, gelisah, tegang, gugup, ngeri, khawatir, rasa bersalah, dan malu.

Saya merasa terganggu jika kondisi kelas tidak tenang saat mengerjakan tes matematika.

Saya merasa tegang setiap mengikuti tes matematika.

Saya tidak mengkhawatirkan kegagalan dalam mengerjakan tes matematika.

Saya malu jika mendapatkan hasil tes matematika yang kurang baik.

Saya mengkhawatirkan hal buruk dalam mengerjakan tes matematika.

Saya tidak merasa ngeri ketika membayangkan akan mengerjakan tes matematika yang sulit.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

29

Saya gelisah saat guru membagi hasil tes matematika.

Saya merasa serba salah ketika memberikan jawaban pada tes matematika secara asal-asalan.

Saya tidak merasa gugup akan adanya tes matematika yang diadakan secara mendadak.

Jumlah 13 5

Jumlah keseluruhan 35 13

G. Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan apabila dapat mengungkapkan

data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Kriteria penentuan validitas instrumen yang dipakai dalam

penelitian ini mengacu pendapat Arikunto (2009), dari Tabel 4 dapat

diketahui mengenai Kriteria Validitas Butir Instrumen:

Tabel 4

Kriteria Validitas Butir Instrumen

Koefisien Validitas Kriteria

0.800≤rxy<1.00 Sangat Tinggi 0.600≤rxy<0.800 Tinggi 0.400≤rxy<0.600 Cukup 0.200≤rxy<0.400 Rendah

rxy<0.200 Sangat Rendah (Tidak Valid)

Pengujian validitas angket menggunakan Corrected Item-Total

Correlation dengan menggunakan Statistical Product Service Solution (SPSS)

versi 16.0 for Windows. Dasar perhitungan validitas menggunakan

ketentuan Arikunto (2002) yaitu untuk setiap item dikatakan valid apabila

𝑟 ≥ 0,200. Apabila Corrected Item-Total Correlation bernilai positif dan

lebih besar dari 0,200 maka item tersebut dikatakan valid. Sedangkan jika

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

30

Corrected Item-Total Correlation bernilai negatif dan lebih kecil dari 0,200

maka item tersebut dikatakan tidak valid.

Hasil perhitungan dari 48 item tersebut diperoleh 43 item yang

valid dan 5 item yang tidak valid. 5 item yang tidak valid tersebut yaitu item

nomor 5, 14, 22, 24, dan 35. Ke-5 item yang tidak valid tersebut

mempunyai koefisien validitas mulai dari -0,160 sampai dengan 0,155.

Sedangkan item yang valid mempunyai koefisien validitas mulai dari 0,213

sampai dengan 0,668. Item yang tidak valid selanjutnya dinyatakan gugur,

berikut ini Tabel 5 yang menunjukkan Indikator dan Nomor Item yang Valid

dan Gugur Angket Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Tes Matematika:

Tabel 5

Indikator dan Nomor Item yang Valid dan Gugur

Angket Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Tes Matematika

No. Indikator No Butir Item Jumlah

Item Valid

1. Fisiologis 1, 2, 3, 4, 5*, 6, 11, 12, 13, 14*, 15, 16, 21, 22*, 23, 24*, 25, 26, 31, 32, 33, 34, 35*, 36, 41, 42, 43, 44, 45, 46

25

2. Perilaku 7, 8, 9, 10, 17, 18, 19, 20, 27, 28, 29, 30, 37, 38, 39, 40, 47, 48

18

Jumlah 43

Tanda (*) menunjukkan nomor item yang tidak valid.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa item gugur pada aspek

fisiologis berjumlah 5 item, dan pada aspek perilaku tidak ada item yang

gugur.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan

(Sukardi, 2011). Hasil penelitian yang diberikan oleh instrumen harus

konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat

dipercaya. Cara untuk mendapatkan reliabilitas dengan bantuan Statistical

Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows menggunakan teknik

uji reliabilitas Alpha Cronbanch. Berikut ini adalah Tabel 6 menunjukkan

Kriteria Guildford-Futcher (Azwar, 2003):

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

31

Tabel 6

Kriteria Reliabilitas

Interval Kriteria 𝑟 ≤ 0,7 Tidak reliabel

0,7 < 𝑟 ≤ 0,8 Cukup reliabel 0,8 < 𝑟 ≤ 0,9 Reliabel 0,9 < 𝑟 ≤ 1,0 Sangat Reliabel

Pengujian reliabilitas angket kecemasan siswa dalam menghadapi

tes matematika dengan teknik yang digunakan untuk mendapatkan

konsistensi dari alat ukur yaitu teknik Alpha Cronbach yang diolah

menggunakan Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for

Windows. Hasil uji reliabilitas untuk kecemasan siswa dalam menghadapi

tes matematika setelah item pernyataan yang tidak valid dihilangkan yang

terdiri dari 43 item pernyataan valid memiliki koefisien reliabilitas α = 0,905

dengan kriteria sangat reliabel. Berikut ini adalah Tabel 7 menunjukkan

Hasil Uji Reliabilitas:

Tabel 7

Hasil Uji Reliabilitas Angket

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.905 43

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini terdiri dari teknik analisis

deskriptif dan teknik analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan hasil pengukuran variabel hasil belajar matematika siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran. Pendeskripsian hasil pengukuran meliputi

mean, median, standar deviasi, serta nilai maksimum dan minimum.

Analisis inferensial digunakan untuk menguji hubungan antara tingkat

kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar

matematika siswa SMP Negeri 1 Tengaran. Sebelum diuji korelasi, terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dan uji linearitas.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui datanya berdistribusi normal atau

tidak, yaitu dengan menggunakan uji t. Sedangkan uji linieritas digunakan untuk

mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

32

menggunakan teknik Correlate Pearson Product Moment yang terdapat dalam

program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows Release

16.0. Sebelum melakukan analisis dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas

dan uji linieritas.

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sampel penelitian

yang diambil dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas data angket

kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dan hasil belajar

matematika. Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov

melalui Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for

Windows.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk menguji hubungan antara tingkat

kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika linier atau tidak.

Uji linieritas dilihat dari tabel Anova dengan bantuan Statistical Product

Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkat

kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran. Analisis hipotesis

penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil akhir penelitian, apakah

hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : 𝜌 = 0 (tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan siswa

dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran)

H1 : 𝜌 0 (Ada hubungan antara tingkat kecemasan siswa dalam

menghadapi tes matematika dengan hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran)

Teknik korelasi Product Moment (Karl Pearson) dipilih untuk

menunjukkan hubungan variabel kecemasan siswa menghadapi tes

matematika dengan hasil belajar matematika. Rumus dari korelasi product

moment adalah:

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

33

Keterangan:

= Koefisien korelasi Product Moment variabel X dan Y

= Jumlah perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y

= Jumlah skor variabel X

= Jumlah skor variabel Y

= Jumlah seluruh subjek

Untuk menentukan kuatnya hubungan diantara dua variabel

tersebut, digunakan pedoman koefisien korelasi nilai r (Riduwan dan

Akdon, 2009) yang dapat dilihat pada Tabel 8 mengenai Tingkatan Kuatnya

Korelasi berikut ini:

Tabel 8

Tingkatan Kuatnya Korelasi

Interval Tingkat

0,80 ≤ 𝑟 ≤ 1,000 Korelasi sangat kuat 0,60 ≤ 𝑟 ≤ 0,799 Korelasi kuat 0,40 ≤ 𝑟 ≤ 0,599 Korelasi cukup 0,20 ≤ 𝑟 ≤ 0,399 Korelasi rendah 0,00 ≤ 𝑟 ≤ 0,199 Korelasi sangat rendah

Dengan bantuan pembagian tingkat kekuatan hubungan antar variabel

dapat memudahkan untuk mendefinisikan bagaimana tingkat kekuatan

hubungan antara tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes

matematika dengan hasil belajar matematika.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3630/4/T1_202009064_BAB III... · metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi

34