bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau
lebih memiliki hubungan atau tidak. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah
untuk memperoleh data guna mengetahui hubungan antara variabel bebas
kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan variabel terikat
hasil belajar matematika.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Tengaran yang beralamat di Jl.
Masjid Besar Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penelitian
ini berlangsung dari bulan Januari sampai April 2013. Jumlah kelas VII SMP
Negeri 1 Tengaran adalah 8 kelas dengan jumlah 262 siswa, penelitian
dilakukan di kelas VII A, VII B, dan VII C.
C. Variabel Penelitian
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kecemasan dalam menghadapi tes matematika sebagai variabel bebas atau
independent variable (x) dan hasil belajar matematika sebagai variabel terikat
atau dependent variable (y).
D. Definisi Operasional
Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dan hasil belajar
matematika. Kecemasan dalam menghadapi tes matematika adalah keadaan
atau kondisi emosional pada diri siswa yang ditandai dengan perasaan tegang
dan khawatir bahkan kadang-kadang lepas kendali dan sangat mengganggu
pikiran yang dialami pada saat menghadapi tes yang ditujukan untuk menilai
hasil mata pelajaran matematika yang telah diberikan guru matematika kepada
siswa untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar matematika dapat
dicapai. Adapun indikator dari kecemasan terdapat dalam angket kecemasan
22
siswa dalam menghadapi tes matematika, yang diekspresikan secara langsung
melalui perubahan fisiologis dan perilaku. Skala pengukuran kecemasan adalah
skala interval yang kemudian diubah menjadi skala ordinal dengan empat
kategori tingkatan yaitu kecemasan ringan, sedang, berat dan panik.
Hasil belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa sebagai
tanda atau simbol keberhasilan dari usaha belajar (hasil aktivitas belajar) yang
menghasilkan perubahan, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mata pelajaran
matematika. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Adapun
klasifikasi hasil belajar adalah ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris.
Indikator hasil belajar matematika adalah nilai tes hasil belajar matematika,
dan skala pengukuran adalah skala interval.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah atau generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran yang terdiri atas 8
kelas, dari Tabel 1 dapat diketahui perincian jumlah Populasi Penelitian:
Tabel 1
Populasi Penelitian
No. Kelas Jumlah siswa
1. VII A 32 2. VII B 31 3. VII C 32 4. VII D 34 5. VII E 33 6. VII F 32 7. VII G 34 8. VII H 34 Jumlah 262
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yang
23
berarti teknik pengambilan sampel yang memberi peluang sama kepada
seluruh anggota populasi untuk dapat dipilih sebagai anggota sampel.
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A, VII B dan VII C
dengan melihat rata-rata hasil belajar matematika.
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan metode angket dan metode dokumentasi. Penggunaan
metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi tes
matematika, sedangkan metode dokumentasi untuk mengetahui hasil
belajar matematika.
a. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Angket dapat
berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka. Angket
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu
responden memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap
pernyataan yang telah tersedia. Angket dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes
matematika, yang disusun berdasarkan model skala Likert.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang (Sugiyono, 2012). Pemilihan metode ini
dikarenakan keterbatasan peneliti untuk memperoleh data hasil belajar
matematika dan merupakan metode yang paling tepat. Metode
dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti dengan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen
harus mempunyai skala. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket
kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika. Skala yang digunakan
untuk mengukur instrumen angket kecemasan siswa dalam menghadapi
24
tes matematika dengan menggunakan skala Likert. Variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi sub indikator, lalu sub indikator tersebut terdiri
dari beberapa indikator empiris yang kemudian menjadi titik tolak untuk
menyusun item pernyataan.
Angket yang dibuat menggunakan skala Likert dimana
menggunakan empat kategori jawaban, yaitu (SS) Sangat Sesuai, (S) Sesuai,
(TS) Tidak Sesuai, dan (STS) Sangat Tidak Sesuai. Tiap indikator dibuat dari
pernyatan-pernyataan dalam dua bentuk yaitu bentuk favourable dan
unfavourable. Item pernyataan yang favourable adalah item yang
mendukung dan pernyataannya berbentuk positif. Item pernyataan yang
unfavourable adalah pernyataan yang tidak mendukung dan
pernyataannya berbentuk negatif. Penyusunan dari tiap item pernyataan
dibuat acak guna menghindari pengaruh jawaban tersembunyi, karena ini
merupakan kecenderungan responden untuk memberikan penilaian satu
posisi saja dalam angket (Azwar, 2006). Berikut ini adalah Tabel 2 mengenai
pola penskoran alat pengumpul data:
Tabel 2
Pola Penskoran Alat Pengumpul Data
Pilihan Favourabel Unfavourable
Sangat Sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika, yang
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang tingkat kecemasan siswa
dalam menghadapi tes matematika. Tingkat kecemasan dalam penelitian
ini dapat diketahui dari skor yang diperoleh sehingga bila skor yang
diperoleh tinggi, maka tingkat kecemasan dalam menghadapi tes
matematika pada siswa mengalami tingkatan panik, sebaliknya jika skor
yang diperoleh rendah maka tingkat kecemasan dalam menghadapi tes
matematika pada siswa mengalami tingkatan kecemasan ringan.
Angket kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika
disusun berdasarkan gejala-gejala kecemasan menurut Stuart (2006), yang
mencakup dua aspek yaitu perubahan fisik dan perilaku. Berikut ini Tabel 3
mengenai Blue Print kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika:
25
Tabel 3
Blue Print Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Tes Matematika
Konsep Indikator Sub Indikator Indikator Empiris Item
F U
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku.
Gejala kecemasan fisiologis yang meliputi kardiovaskular, pernafasan, neuromuskular, gastrointestinal, saluran perkemihan, dan kulit
Kardiovaskular diantaranya adalah jantung berdebar dan rasa ingin pingsan.
Saat guru memberikan tes matematika secara tiba-tiba, jantung saya berdebar-debar dengan keras.
√
Saya merasa ingin pingsan ketika mendapatkan hasil tes matematika saya lebih jelek dari teman saya.
√
Detak jantung saya tidak berdebar dengan keras ketika menanti pembagian hasil tes matematika.
√
Saat mengikuti tes matematika kepala saya terasa pusing atau berat.
√
Saya merasa ingin pingsan ketika menghadapi tes matematika.
√
Pernafasan diantaranya adalah sesak nafas, tekanan pada dada, dan sensasi tercekik.
Saya merasa ada tekanan pada dada ketika mengerjakan soal tes matematika yang sulit.
√
Saya merasa sesak nafas ketika mengerjakan tes matematika yang sulit.
√
Saya tidak merasakan ada tekanan pada dada ketika menerima hasil tes matematika buruk.
√
Saya merasa ada sensasi tercekik ketika guru memberikan tes matematika secara tiba-tiba.
√
Nafas saya terasa sesak ketika guru membagikan hasil tes matematika.
√
Neuromuskular diantaranya adalah insomnia,
Saya tidak dapat tidur dengan nyenyak apabila keesokan harinya ada tes matematika.
√
26
mondar-mandir, dan wajah tegang.
Saya sering mondar-mandir saat guru membagikan hasil tes matematika.
√
Pada saat akan menghadapi tes matematika, saya tetap dapat beristirahat dengan teratur.
√
Saat akan menghadapi tes matematika saya sering mondar-mandir dikelas.
√
Wajah saya terlihat tegang jika waktu untuk mengerjakan tes matematika akan selesai.
√
Gastrointestinal diantaranya adalah nafsu makan hilang, mual, dan diare.
Nafsu makan saya berkurang bahkan menjadi hilang saat akan menghadapi tes matematika.
√
Saya tidak pernah mulas atau sakit perut saat mengerjakan tes matematika yang sulit.
√
Pola makan saya tidak terganggu saat akan menghadapi tes matematika.
√
Nafsu makan saya hilang ketika mengetahui hasil tes matematika saya buruk.
√
Saya merasa mual ketika melihat hasil tes matematika saya lebih buruk dari teman-teman saya.
√
Saluran perkemihan yaitu tidak dapat menahan kencing.
Saya sering bolak-balik ke kamar kecil untuk buang air kecil saat mengikuti tes matematika.
√
Saya tidak merasa ingin buang air kecil ketika mengerjakan tes matematika yang sulit.
√
27
Saya sering minta ijin ke kamar kecil untuk buang air kecil saat saya kesulitan mengerjakan tes matematika.
√
Saya tidak pernah bolak-balik ke kamar kecil untuk buang air kecil ketika tes matematika sedang berlangsung.
√
Saya tidak dapat menahan buang air kecil ketika mengetahui hasil tes matematika saya buruk.
√
Kulit diantaranya adalah berkeringat, wajah memerah, dan rasa panas dingin pada kulit.
Keringat dingin saya selalu keluar setiap akan mengikuti tes matematika di kelas.
√
Telapak tangan saya tidak berkeringat saat mengerjakan tes matematika.
√
Saya merasa panas-dingin ketika waktu untuk mengerjakan tes matematika akan selesai.
√
Setiap guru mengadakan tes matematika secara tiba-tiba telapak tangan saya berkeringat.
√
Wajah saya memerah saat menanti pembagian tes matematika.
√
Jumlah 22 8
Gejala kecemasan perilaku yang meliputi kognitif dan afektif.
Perilaku kognitif diantaranya adalah perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah memberikan penilaian, hambatan berfikir, kehilangan
Saya menjadi pelupa ketika waktu untuk mengerjakan tes matematika akan selesai.
√
Saya tidak mengalami kesulitan berkonsentrasi saat mengikuti tes matematika di kelas.
√
Saya merasa kebingungan saat akan memulai mengerjakan tes matematika.
√
28
objektivitas, bingung, takut, dan mimpi buruk.
Saya sering salah memberikan penilaian terhadap soal tes matematika ketika mengerjakan tes matematika.
√
Saya selalu mimpi buruk, jika keesokan harinya akan ada tes matematika.
√
Saya takut menghadapi tes matematika jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.
√
Perhatian saya tetap fokus ketika waktu untuk mengerjakan tes matematika akan selesai.
√
Saya merasa kehilangan objektivitas saat mengerjakan soal tes matematika yang sulit.
√
Saya sering mengalami gangguan berfikir ketika menghadapi tes matematika yang sulit.
√
Perilaku afektif diantaranya adalah mudah terganggu, gelisah, tegang, gugup, ngeri, khawatir, rasa bersalah, dan malu.
Saya merasa terganggu jika kondisi kelas tidak tenang saat mengerjakan tes matematika.
√
Saya merasa tegang setiap mengikuti tes matematika.
√
Saya tidak mengkhawatirkan kegagalan dalam mengerjakan tes matematika.
√
Saya malu jika mendapatkan hasil tes matematika yang kurang baik.
√
Saya mengkhawatirkan hal buruk dalam mengerjakan tes matematika.
√
Saya tidak merasa ngeri ketika membayangkan akan mengerjakan tes matematika yang sulit.
√
29
Saya gelisah saat guru membagi hasil tes matematika.
√
Saya merasa serba salah ketika memberikan jawaban pada tes matematika secara asal-asalan.
√
Saya tidak merasa gugup akan adanya tes matematika yang diadakan secara mendadak.
√
Jumlah 13 5
Jumlah keseluruhan 35 13
G. Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan apabila dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Kriteria penentuan validitas instrumen yang dipakai dalam
penelitian ini mengacu pendapat Arikunto (2009), dari Tabel 4 dapat
diketahui mengenai Kriteria Validitas Butir Instrumen:
Tabel 4
Kriteria Validitas Butir Instrumen
Koefisien Validitas Kriteria
0.800≤rxy<1.00 Sangat Tinggi 0.600≤rxy<0.800 Tinggi 0.400≤rxy<0.600 Cukup 0.200≤rxy<0.400 Rendah
rxy<0.200 Sangat Rendah (Tidak Valid)
Pengujian validitas angket menggunakan Corrected Item-Total
Correlation dengan menggunakan Statistical Product Service Solution (SPSS)
versi 16.0 for Windows. Dasar perhitungan validitas menggunakan
ketentuan Arikunto (2002) yaitu untuk setiap item dikatakan valid apabila
𝑟 ≥ 0,200. Apabila Corrected Item-Total Correlation bernilai positif dan
lebih besar dari 0,200 maka item tersebut dikatakan valid. Sedangkan jika
30
Corrected Item-Total Correlation bernilai negatif dan lebih kecil dari 0,200
maka item tersebut dikatakan tidak valid.
Hasil perhitungan dari 48 item tersebut diperoleh 43 item yang
valid dan 5 item yang tidak valid. 5 item yang tidak valid tersebut yaitu item
nomor 5, 14, 22, 24, dan 35. Ke-5 item yang tidak valid tersebut
mempunyai koefisien validitas mulai dari -0,160 sampai dengan 0,155.
Sedangkan item yang valid mempunyai koefisien validitas mulai dari 0,213
sampai dengan 0,668. Item yang tidak valid selanjutnya dinyatakan gugur,
berikut ini Tabel 5 yang menunjukkan Indikator dan Nomor Item yang Valid
dan Gugur Angket Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Tes Matematika:
Tabel 5
Indikator dan Nomor Item yang Valid dan Gugur
Angket Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Tes Matematika
No. Indikator No Butir Item Jumlah
Item Valid
1. Fisiologis 1, 2, 3, 4, 5*, 6, 11, 12, 13, 14*, 15, 16, 21, 22*, 23, 24*, 25, 26, 31, 32, 33, 34, 35*, 36, 41, 42, 43, 44, 45, 46
25
2. Perilaku 7, 8, 9, 10, 17, 18, 19, 20, 27, 28, 29, 30, 37, 38, 39, 40, 47, 48
18
Jumlah 43
Tanda (*) menunjukkan nomor item yang tidak valid.
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa item gugur pada aspek
fisiologis berjumlah 5 item, dan pada aspek perilaku tidak ada item yang
gugur.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan
(Sukardi, 2011). Hasil penelitian yang diberikan oleh instrumen harus
konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat
dipercaya. Cara untuk mendapatkan reliabilitas dengan bantuan Statistical
Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows menggunakan teknik
uji reliabilitas Alpha Cronbanch. Berikut ini adalah Tabel 6 menunjukkan
Kriteria Guildford-Futcher (Azwar, 2003):
31
Tabel 6
Kriteria Reliabilitas
Interval Kriteria 𝑟 ≤ 0,7 Tidak reliabel
0,7 < 𝑟 ≤ 0,8 Cukup reliabel 0,8 < 𝑟 ≤ 0,9 Reliabel 0,9 < 𝑟 ≤ 1,0 Sangat Reliabel
Pengujian reliabilitas angket kecemasan siswa dalam menghadapi
tes matematika dengan teknik yang digunakan untuk mendapatkan
konsistensi dari alat ukur yaitu teknik Alpha Cronbach yang diolah
menggunakan Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for
Windows. Hasil uji reliabilitas untuk kecemasan siswa dalam menghadapi
tes matematika setelah item pernyataan yang tidak valid dihilangkan yang
terdiri dari 43 item pernyataan valid memiliki koefisien reliabilitas α = 0,905
dengan kriteria sangat reliabel. Berikut ini adalah Tabel 7 menunjukkan
Hasil Uji Reliabilitas:
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas Angket
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.905 43
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini terdiri dari teknik analisis
deskriptif dan teknik analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan hasil pengukuran variabel hasil belajar matematika siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran. Pendeskripsian hasil pengukuran meliputi
mean, median, standar deviasi, serta nilai maksimum dan minimum.
Analisis inferensial digunakan untuk menguji hubungan antara tingkat
kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar
matematika siswa SMP Negeri 1 Tengaran. Sebelum diuji korelasi, terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dan uji linearitas.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui datanya berdistribusi normal atau
tidak, yaitu dengan menggunakan uji t. Sedangkan uji linieritas digunakan untuk
mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
32
menggunakan teknik Correlate Pearson Product Moment yang terdapat dalam
program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows Release
16.0. Sebelum melakukan analisis dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas
dan uji linieritas.
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sampel penelitian
yang diambil dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas data angket
kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dan hasil belajar
matematika. Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov
melalui Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for
Windows.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk menguji hubungan antara tingkat
kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika linier atau tidak.
Uji linieritas dilihat dari tabel Anova dengan bantuan Statistical Product
Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkat
kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran. Analisis hipotesis
penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil akhir penelitian, apakah
hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : 𝜌 = 0 (tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan siswa
dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran)
H1 : 𝜌 0 (Ada hubungan antara tingkat kecemasan siswa dalam
menghadapi tes matematika dengan hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran)
Teknik korelasi Product Moment (Karl Pearson) dipilih untuk
menunjukkan hubungan variabel kecemasan siswa menghadapi tes
matematika dengan hasil belajar matematika. Rumus dari korelasi product
moment adalah:
33
Keterangan:
= Koefisien korelasi Product Moment variabel X dan Y
= Jumlah perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y
= Jumlah skor variabel X
= Jumlah skor variabel Y
= Jumlah seluruh subjek
Untuk menentukan kuatnya hubungan diantara dua variabel
tersebut, digunakan pedoman koefisien korelasi nilai r (Riduwan dan
Akdon, 2009) yang dapat dilihat pada Tabel 8 mengenai Tingkatan Kuatnya
Korelasi berikut ini:
Tabel 8
Tingkatan Kuatnya Korelasi
Interval Tingkat
0,80 ≤ 𝑟 ≤ 1,000 Korelasi sangat kuat 0,60 ≤ 𝑟 ≤ 0,799 Korelasi kuat 0,40 ≤ 𝑟 ≤ 0,599 Korelasi cukup 0,20 ≤ 𝑟 ≤ 0,399 Korelasi rendah 0,00 ≤ 𝑟 ≤ 0,199 Korelasi sangat rendah
Dengan bantuan pembagian tingkat kekuatan hubungan antar variabel
dapat memudahkan untuk mendefinisikan bagaimana tingkat kekuatan
hubungan antara tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes
matematika dengan hasil belajar matematika.
34