bab iii metode penelitian -...

27
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakterisrik Subjek penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga, yang beralamat di jalan imam bonjol gang menur no 24 ,kelurahan salatiga, kecamatan sidorejo kota salatiga. SD Negeri sidorejo Lor 06 berdiri sejak tahun 1981. Sejumlah prestasi yang pernah diraih sejak tahun 1981 sampai sekarang yakni menjadi juara 1 rebana, juara 1 lomba drumben tingkat kecamatan 2013. Dalam penelitian ini menggunakan salah satu kelas di SD Negeri Sidorejo Lor 06, yaitu kelas 5 semester II, pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah Seluruh siswa SD Negeri Sidorejo Lor 06 salatiga ini sebanyak 147 siswa dengan siswa kelas 5 sebanyak 14 siswa, yang terdiri dari 9 laki-laki dan 5 perempuan. Karakteristik siswa kelas V ini dapat dikatagorikan baik, namun karena lingkungan belajar siswa kurang kondusif sehingga menyebabkan siswa kurang dapt berkonsentrasi dalam menerima penjelasan. Rata-rata usia siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 adalah berumur 9 tahun sampai 12 tahun yang merupakan menuju tahap berfikir konkrit/ nyata. Dari informasi buku biodata siswa yang dimiliki oleh guru dan wawancara dari beberapa siswa kelas V, sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai pekerja pabrik dan petani, ada pula sebagian yang orang tuanya bekerja ditempat yang jauh sehingga komunikasi dengan orang tua sangat jarang. Dengan kondisi orang tua yang sibuk, maka pemahaman orang tua kurang, sehingga banyak siswa yang kurang mendapatkan perhatian dalam hal belajar. Dari informasi beberapa guru, siswa kelas V dikatakan sebagai kelas yang paling ramai, terbukti saat jam pembelajaran kelas 5 terdengar paling gaduh.

Upload: ngohanh

Post on 31-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Setting dan Karakterisrik Subjek penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga, yang beralamat

di jalan imam bonjol gang menur no 24 ,kelurahan salatiga, kecamatan sidorejo

kota salatiga. SD Negeri sidorejo Lor 06 berdiri sejak tahun 1981. Sejumlah

prestasi yang pernah diraih sejak tahun 1981 sampai sekarang yakni menjadi juara

1 rebana, juara 1 lomba drumben tingkat kecamatan 2013.

Dalam penelitian ini menggunakan salah satu kelas di SD Negeri Sidorejo

Lor 06, yaitu kelas 5 semester II, pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah Seluruh

siswa SD Negeri Sidorejo Lor 06 salatiga ini sebanyak 147 siswa dengan siswa

kelas 5 sebanyak 14 siswa, yang terdiri dari 9 laki-laki dan 5 perempuan.

Karakteristik siswa kelas V ini dapat dikatagorikan baik, namun karena

lingkungan belajar siswa kurang kondusif sehingga menyebabkan siswa kurang

dapt berkonsentrasi dalam menerima penjelasan. Rata-rata usia siswa kelas V SD

Negeri Sidorejo Lor 06 adalah berumur 9 tahun sampai 12 tahun yang merupakan

menuju tahap berfikir konkrit/ nyata. Dari informasi buku biodata siswa yang

dimiliki oleh guru dan wawancara dari beberapa siswa kelas V, sebagian besar

orang tua siswa bekerja sebagai pekerja pabrik dan petani, ada pula sebagian yang

orang tuanya bekerja ditempat yang jauh sehingga komunikasi dengan orang tua

sangat jarang. Dengan kondisi orang tua yang sibuk, maka pemahaman orang tua

kurang, sehingga banyak siswa yang kurang mendapatkan perhatian dalam hal

belajar. Dari informasi beberapa guru, siswa kelas V dikatakan sebagai kelas yang

paling ramai, terbukti saat jam pembelajaran kelas 5 terdengar paling gaduh.

38

3.2. Variable Penelitian

Menurut Slameto, (2012:138) variable penelitian didefinisikan sebagai

faktor yang apa bila di ukur memberikan nilai yang bervariasi. Ada pula yang

mendefinisikan variable sebagai suatu karakteristik dari orang objek atau gejala

yang memiliki nilai yang berbeda-beda. Secara teoritis variable dapat

didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi”

antara orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain (Sugiyono,

2011:3). Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian ,

maka yang menjadi variable dalam penelitian tindakan kelas di kelas V SDN

Sidorejo Lor 06 Salatiga ini adalah:

3.2.1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang diduga

sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi,

diamati, dan di ukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain

(Slameto, 2012:140). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah Model

Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition)

Model Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) terdiri dari

tiga tahapan sesuai dengan namanya, yaitu tahap Auditory berarti berkenaan

dengan indra telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara,

presentasi, argumentasi atau mengemukakan pendapat, dan menanggapi.

Intellectually berarti kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar,

mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan. Repetition

berarti pengulangan yang diperlukan dalam pembelajarn agar pemahaman lebih

mendalam dan luas, siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas

dan kuis.

3.2.2. Variabel Terikat (Y)

Variabel Terikat atau dependent variable adalah variabel yang tumbul

sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam

penelitian, variabel terikat diamati dan dikur untuk mengetahui pengaruh dari

39

variabel bebas (Slameto, 2012:140). Dalam Penelitian ini, variabel terikatnya

adalah hasil belajar.

Hasil belajar pada dasarnya merupakan kemampuan sebagai hasil akhir

yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Pengalaman belajar

yang memberikan perubahan tingkah laku pada seseorang dapat diukur dan

ditentukan sebagai hasil belajar. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

tidak hanya pada bertambahnya suatu pengetahuan saja, namun juga berpengaruh

pada perubahan tingkah laku dalam bidang sikap dan ketrampilan.

Hasil belajar adalah skor yang didapatkan oleh siswa kelas V Sd negeri

Sidorejo Lor 06 semester II pada tahun pe;ajaran 2013/ 2014 dari tes yang

diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda dan soal uraian terbatas setelah proses

pelaksanaan pembelajaran IPA ber;langsung yang sesuai dengan standar proses

pembe;ajaran IPA.

3.3. Rencana dan Prosedur Penelitian

Penelitian ini, akan dilaksanakan minimal dalam dua siklus, yang setiap

siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan. Arikunto (2010:3) mengungkapkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan

dari guru yang dilakukan oleh siswa. Arikunto (2010:16) ada beberapa ahli yang

mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun

secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan atau observasi, (4) refleksi. Adapun model

dan penjelasan untuk masing-masing tahapan penulis jabarkan dalam bagan

berikut:

40

Gambar 3.1

Gambar skema siklus penelitian

Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (Planing)

Dalam hal ini, penulis menjelaskan kepada pihak yang melakukan tindakan

mengenai bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran yang ditentukan.

Dalam hal ini, tindakan dilakukan agar pihak pelaksana mengerti dengan benar

tahapan pelaksanaan model pembelajarn dan bagaimana penerapannya. Penelitian

tindakan dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan

pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah

kolaborasi. Adapun penelitian tindakan kelas ini ditujukan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V SD N Sidorejo Lor 06 Salatiga pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam, yang akan dilakukan oleh guru kelas sebagai pelaksana

dan penulis sebagai pengamat kedua. Rancangan tindakan susun dengan dua

siklus yang terdiri dari Standar Kompetensi 7 memahami perubahan yang terjadi

di dalam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Adapun

Kompetensi Dasar pada siklus I yakni pada KD 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis

tanah, sedangkan KD pada siklus II yakni 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan ini rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal

yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksanaan guru harus

Perencanaan Pelaksanaan & Pengamatan

Refleksi

Perencanaan Pelaksanaan & Pengamatan Refleksi

SIKLUS I

SIKLUS II

41

ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi

harus pula wajar, tidak di buat-buat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan

dua siklus. Pada siklus I pelaksaan tindakan dilakukan dalam tiga kali pertemuan.

Pada pertemuan ketiga dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil dari tindakan

pada siklus I dengan KD 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Pada Siklus II,

tindakan yang dilakukan masih sama pada siklus I, yakni terdiri dari tiga kali

pertemuan, dan dipertemuan yang ketiga dilakukan evaluasi, dengan Kompetensi

Dasar 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.

Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Sebetulnya sedikit kurang tepat, jika pengamatan ini dipisahkan dengan

pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatn dilakukan pada waktu

tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Kegitan pengamatan ini dilakukan oleh guru lain atau teman sejawat dalam setiap

pertemuan pada siklus I dan Siklus II, untuk kemudian di analisis pada setiap

akhir pertemuan pada kegiatan Refleksi.

Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru

pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan

peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Pada tahap ini

peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan PTK setelah kegiatan

belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi. Selanjutnya peneliti

mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan serta

hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui Model pembelajaran

AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) tingkat pemahaman siswa masih belum

meningkat dalam mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06

tahun pelajaran 2013/2014, yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian indikator

kinerjanya, maka sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk

tindakan pengulangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar

42

mengajar selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan

berhasil.

3.3.1 Tindakan Pada Siklus I (3 kali pertemuan)

1. Perencanaan (Planing)

Dalam perencanaan terdapat empat tahap, yaitu:

a. Menetapkan lokasi objek serta lamanya waktu pengamatan/ observasi di

SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga tepatnya di kelas V.

b. Persiapan meminta ijin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Sidorejo Lor

06 Salatiga dan guru kelas V untuk ijin melaksanakan observsi dan

wawancara untuk Mngidentifikasi masalah apa saja yg menjadi

pengaruh rendahny hasil belajar ipa di kelas V.

c. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition

sesuai dengan SK dan KD yang telah ditentukan dengan berpedoman

kepada Standar Proses, yang terangkum dalam kegiatan inti meliputi

kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi.

d. Mengembangkan tujuan pembelajaran yang difokuskan untuk perbaikan

hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectually, Repetition).

e. Merancang pembagian kelompok secara heterogen yang tidak ada

perbedaan dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

f. Membuat media pembelajaran Auditory yang akan digunakan dalam

pembelajaran IPA sebagai perlengkapan belajar ipa.

g. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana suasana

pembelajaran IPA di Kelas V ketika menggunakan model pembelajaran

AIR (Auditory, Intellectually, Repetition).

h. Menyusun assesmen untuk mengetahui seberapa besar tujuan

pembelajaran itu dicapai, maka assesmen pembelajaran dilakukan.

Bentuk assesmen diberikan dalam bentuk soal evaluasi. Evaluasi yang

43

diberikan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa

setelah proses belajar mengajar berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pertemuan I

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran dengan mengkondisikan siswa untuk siap

belajar.

b. Guru melakukan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan

materi yang akan dipelajarai.

c. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran sesuai SK

dan KD yang telah ditentukan

d. Guru memberikan contoh permasalahan kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari agar siswa

dapat lebih termotivasi.

e. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai dengan silabus.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik atau tema materi yag akan dipelajari dari aneka sumber,

dengan melakukan tanya jawab bersama siswa tentang

pengetahuan awal yang diketahui siswa yang berhubungan dengan

materi pembelajaran.

b. Siswa menanggapi permasalahan- permasalahan sederhana yang

diberikan guru.*

c. Siswa menyimak penjelasan guru tentang cakupan materi yang

akan dipelajari.*

44

d. Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan guru tentang

langkah- langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.*

e. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

Elaborasi

a. Siswa membentuk kelompok dimana masing kelompok

beranggotakan 3- 4 orang yang heterogen.

b. Lembar kerja siswa (LKS) tentang “jenis batuan penyusun tanah”

dibagikan kepada masing-masing kelompok.

c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang harus

dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Dalam hal ini guru

mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian tugas yang

ada di LKS dengan cara eksplorasi media pembelajaran.*

d. Siswa difasilitasi untuk berdiskusi dan mendemonstrasikan tugas

sehingga memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun

tulisan secara bertanggung jawab. *

e. Siswa berdiskusi dan bekerja sama di dalam kelompok untuk

mengerjakan tugas yang diberikan guru.*

f. Siswa bertanya pada guru tentang permasalahan yang ditemui

dalam kegiatan diskusi kelompok.*

g. Siswa yang telah menyelesaikan tugasnya mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya di depan kelas.*

h. Siswa lain menyimak dan memperhatikan presentasi kelompok lain

untuk menambahkan gagasan dan mendapatkan informasi.

i. Kelompok lain menanggapi presentasi dari kelompok yang telah

menyampaikan hasil diskusinya.*

Konfirmasi

a. Guru memberikan umpan balik positif dan penghargaan kepada

kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya batuan

penyusun tanah.

b. Guru memberikan penguatan terhadap hasil kegiatan pembelajaran

45

c. Guru menguji keberhasilan siswa melalui pemberian kuis

atau soal (Repetition) di akhir kegiatan.*

3. Kegiatan Penutup

a. Siswa membuat ringkasan atau rangkuma dari materi yang telah

dipelajari bersama.

b. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya

c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan

memberikan refleksi kepada siswa dari materi yang telah dipelajari

bersama.

Keterangan:

Tanda (*) merupakan langkah dalam pembelajaran yang termasuk dalam

model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR).

3. Pengamatan (observing)

Observasi dilakukan oleh teman sejawat atau guru lain untuk

mengamati kegiatan pembelajaran terhadap siswa dan guru dengan

menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition) dalam mata pelajaran IPA. Observasi menggunakan lembar

observasi untuk mencatat penerapan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectually, Repetitioan) dalam proses pembelajaran. Pengamatan

dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi (Reflecting)

Kegiatan refleksi Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk

memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses

dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada pertemuan I

di siklus I. Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap temuan-temuan

yang berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama

proses pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I dalam penggunaan

model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, repetition). Sedangkan

46

kelebihan yang ada di pertemuan I tetap dipertahankan, sedangkan

kekurangan akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan II

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran dengan mengkondisikan siswa untuk siap

belajar.

b. Guru melakukan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan

materi yang akan dipelajarai.

c. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran sesuai SK

dan KD yang telah ditentukan

d. Guru memberikan contoh permasalahan kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari agar siswa

dapat lebih termotivasi.

e. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai dengan silabus.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik atau tema materi yag akan dipelajari dari aneka sumber,

dengan melakukan tanya jawab bersama siswa tentang

pengetahuan awal yang diketahui siswa yang berhubungan dengan

materi pembelajaran.

b. Siswa menanggapi permasalahan- permasalahan sederhana yang

diberikan guru.

c. Siswa menyimak penjelasan guru tentang cakupan materi yang

akan dipelajari.*

d. Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan guru tentang

langkah- langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.*

47

e. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

Elaborasi

a. Siswa membentuk kelompok dimana masing kelompok

beranggotakan 3- 4 orang yang heterogen.

b. Lembar kerja siswa (LKS) “tentang jenis tanah dan tempat

ditemukanya” dibagikan kepada masing-masing kelompok.

c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang harus

dikerjakan oleh masing-masing kelompok.dalam hal ini guru

mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian tugas yang

ada di LKS dengan cara eksplorasi media pembelajaran.*

d. Siswa difasilitasi untuk berdiskusi dan mendemonstrasikan tugas

sehingga memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun

tulisan secara bertanggung jawab.*

e. Siswa berdiskusi dan bekerja sama di dalam kelompok untuk

mengerjakan tugas yang diberikan guru.*

f. Siswa bertanya pada guru tentang permasalahan yang ditemui

dalam kegiatan diskusi kelompok.*

g. Siswa yang telah menyelesaikan tugasnya mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya di depan kelas.*

h. Siswa lain menyimak dan memperhatikan presentasi kelompok lain

untuk menambahkan gagasan dan mendapatkan informasi.*

i. Kelompok lain menanggapi presentasi dari kelompok yang telah

menyampaikan hasil diskusinya.

Konfirmasi

a. Guru memberikan umpan balik positif dan penghargaan kepada

kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya.

b. Guru memberikan penguatan terhadap hasil kegiatan pembelajaran

c. Guru menguji keberhasilan siswa melalui pemberian kuis

atau soal (Repetition) di akhir kegiatan.*

48

3. Kegiatan Penutup

a. Siswa membuat ringkasan atau rangkuma dari materi yang telah

dipelajari bersama.

b. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya

c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan

memberikan refleksi kepada siswa dari materi yang telah dipelajari

bersama.

Keterangan:

Tanda (*) merupakan langkah dalam pembelajaran yang termasuk dalam

model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR).

3. Pengamatan (observing)

Observasi dilakukan oleh teman sejawat atau guru lain untuk

mengamati kegiatan pembelajaran terhadap siswa dan guru dengan

menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)

dalam mata pelajaran IPA. Observasi masih dilakukan sama seperti pada

pertemuan pertama, menggunakan lembar observasi untuk mencatat

penerapan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetitioan)

dalam proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini, kegiatan refleksi Penelitian Tindakan Kelas yang

dilakukan masih sama pada seperti yang dilakukan pada tahap 1, yakni

dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan

dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada

siklus I. Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang

berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama siklus I

dalam penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,

repetition). Dalam hal ini, kegiatan refleksi dilakukan oleh guru pelaksana,

49

guru pengamat dan penulis untuk menganalisis kekurangan yang ada pada

pertemuan kedua di siklus I.

Pertemuan III

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses evaluasi pembelajaran dengan mengkondisikan siswa untuk

siap melakukan evaluasi pembelajaran.

b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya

jawab seputar materi pada pertemuan sebelumnya.

c. Memberikan waktu kepada siswa untuk mencari informasi yang luas

dan dalam tentang topik atau tema materi yang akan dipelajarai dari

aneka sumber.

d. Guru menyampaikan aturan dalam evaluasi pembelajaran

2. Kegiatan Inti

a. Guru memberikan evaluasi berupa butir soal pilihan ganda dan

uraian tentang materi proses pembentukan tanah kepada siswa untuk

mengetahui hasil belajar siswa dari pertemuan pertama dan kedua

yang dilakukan dengan model pembelajaran Auditory Intellectually

Repetition.

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi

c. Siswa mengumpulkan soal evaluasi

3. Kegiatan Penutup

a. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya

b. Guru menutup kegiatan pada pertemuan ketiga dengan

mengucapkan salam.

3. Pengamatan (observing)

Pada tahap ini, observasi dilakukan pada proses kegiatan

pembelajaran di pertemuan ketiga. Observasi masih dilakukan oleh teman

sejawat atau guru lain untuk mengamati kegiatan pembelajaran terhadap

50

siswa dan guru dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectually, Repetition) dalam mata pelajaran IPA. Observasi masih

dilakukan sama seperti pada pertemuan kedua, menggunakan lembar

observasi untuk mencatat penerapan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectually, Repetitioan) dalam proses pembelajaran. Pengamatan

dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini, kegiatan refleksi Penelitian Tindakan Kelas yang

dilakukan dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang

berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang

dilakukan pada siklus I. Kegiatan refleksi dilakukan setelah kegiatan

pembelajaran selesai dan hasil evaluasi telah dihitung. Pada tahap ini,

dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan

hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama siklus I dalam penggunaan

model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, repetition). Dalam hal

ini, kegiatan refleksi dilakukan oleh guru pelaksana, guru pengamat dan

penulis untuk menganalisis kekurangan yang ada pada pertemuan kedua di

siklus I. Berdasarkan analisis pada siklus I, maka pada siklus II kegiatan

pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada kegiatan pembelajaran di

siklus I, hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi

waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian. Siklus II

merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus I.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik

tes dan non tes. Pengumpulan data untuk variabel bebas dengan model

pembelajaran Auditory Intellectually Repetition, dilakukan dengan observasi

terhadapan penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition

dalam proses pembelajaran dengan mengamati tindakan guru dan siswa sesuai

dengan kisi-kisi model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition.

51

Sedangkan Untuk variabel terikat, yakni hasil belajar dapat dilakukan dengan

pengamatan dengan teknik tes.

3.4.1 Teknik Tes

Sudjana (2011:35) tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk

lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (

tes tindakan). Teknik tes ini digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar

siswa. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk

pilihan ganda yang akan diselenggarakan setelah siklus I selesai.

Tabel 1

Kisi-Kisi Soal Objektif dan Soal Uraian Terbatas untuk Siswa di Kelas V SD

Negeri Sidorejo Lor 06 Setelah Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam Dengan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition

Siklus I

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor Item Soal

Ganda Uraian

Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

Menunjuk fungsi dari lapisan tanah dalam kehidupan

1,2,3,4,5

6,7

1

Menggolongkan batuan berdasarkan warna, kekerasan permukaan (kasar dan halus)

8.9,10,

11,12,

13,14

15

2

Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan

16,17, 18, 19,20,

21,22

3,

52

Mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis tanah, salnya berpasir, tanah liat dan humus

23,24,25,

26,27,28

29,30

4, 5

Jumlah soal 30 5

Tabel 2

Kisi-Kisi Soal Objektif dan Soal Uraian Terbatas untuk Siswa di Kelas V SD

Negeri Sidorejo Lor 06 Setelah Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam Dengan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition

Siklus II

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor Item Soal

Ganda Uraian

Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

Mendiskripsikan struktur bumi

Menyebutkan lapisan – lapisan penyusun pada bumi

1,2,3,4,

5,6,7

1, 2

Mengidentifikasi bentuk bumi dan bentuk permukaan bumi

8,9,10,

11,12,

13,14,15

3

Menjelaskan penampakan alam pada bagian permukaan bumi

16,17,18

19,20,21,

22,23,24

4

Menjelaskan fungsi dari lapisan atmosfer bumi

25,26,27

28,29,30

5

53

Jumlah Soal 30 5

3.4.2 Teknik Non Tes

1. Observasi

Sudjana (2011:84) Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian yang

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu

kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

situasi buatan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan instrumen

observasi/ evaluasi yang telah disusun. Termasuk juga pengamatn secara cermat

pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap

hasil belajar siswa.

Tabel 3 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru di Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06

Auditory Intellectually Repetition No Indikator No Item

Kegiatan Pendahuluan

1 Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam 1

2 Memimpin doa dan mengabsensi siswa sebelum masuk dalam materi

2

3 Siswa duduk secara tertib ditempat duduk masing-masing 3

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4

5 Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,Repetition) yang akan diterapkan

5

6 Membentuk suatu kelompok pembelajaran yang heterogen 6

Eksplorasi

7 Memperlihatkan suatu gambar dengan penjelasan rinci terkait materi

7

8 Menceritakan suatu cerita dan peristiwa yang berhubungan dengan 8

54

materi

9 Mengajak siswa terlibat dalam aktivitas memecahkan masalah, menganalisis pengalaman, mencari dan menyaring informasi, merumuskan pertanyaan.

9

10 Melakukan tanya jawab seputar penjelasan dan rancangan kegiatan 10

11 Memberi penjelasan ringan terkait media dan materi 11

Elaborasi

12 Membimbing siswa melakukan suatu percobaan atau tugas 12

13 Memberi lembar kerja kelompok kepada siswa 13

14 Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dalam kelompok 14

15 Memberi kesempatan kepada siswa dalam bertanya persoalan diskusi

15, 16

16 Membantu siswa menemukan gagasan baru 17,18

17 Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan tugas 19

18 Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi 20

Konfirmasi

19 Memberikan penguatan terhadap hasil presenatasi siswa 21

20 Memberi umpan balik positif atau penghargaan kepada siswa yang telah presentasi

22

21 Memberikan quis dalam bentuk tanya jawab untuk memancing pencapaian siswa

23

Kegitan Penutup

22 Membantu siswa membuat rangkuman pembelajaran 24

23 Menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya 25

24

55

25 Menutup pelajaran dengan memberi motivasi dan mengucapkan salam

26

Tabel 4

Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa di Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Dalam

Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Model Pembelajaran

Auditory Intellectually Repetition

Aspek Indikator No Item

Kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran

1. Mendengarkan perintah guru. 2. Mendengarkan penjelsan guru tentang alur

pembelajaran dan penjelasan tentang materi

1 2

3 4

Keaktifan siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran

1. Bertukar pikiran dengan teman atau bertanya kepada guru (Auditory)

2. Mendengarkan penielasanguru(auditory) 3. Mengerjakan lembar persoalan secara

berdiskusi (Intellectually) 4. Mengajukan pertanyaan dari permasalan

berdasarkan gagasan yang ditemukan ( inttellectually)

5. Menanggapi kelompok lain yang tampil didepan kelas (Intellectually)

5 6

7 8

9 10

11

12

Kerjasama siswa dalam

tugas kelompok

1. Menyusun dan memberi penjelasan tentang diskusi yang akan dilaksanakan

2. Memberikan pendapat, berdiskusi, sharing, menanggapi gagasan (Inttellectually)

3. Menyusun hasil kerja kelompok dengan menulis pada lembar kerja (Intellectually)

13

14

15,16

Penampilan hasil dari kerja

kelompok siswa

4. Menampilkan hasil kerja diskusi dengan penjelasan didepan kelas (Auditory)

5. Menyampaikan hasil kesimpulan terhadap

17

56

tugas dengan analisis yang dibacakan (Auditory)

6. Melakukan tanya jawab dalam penyampaian hasil presentasi ( Auditory)

7. Menanggapi penyampaian hasil kerja kelompok lain dengan analisis berdasarkan pengamatan individual (intellectually).

8. Antusias dalam menganalisis dan fokus pada pengerjaan Quis dari hasil pembelajaran (Repetition)

18

19

20

22

23

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat

tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya atau validitasnya

dan ketetapan atau keajegannya atau reliabilitasnya (Sudjana, 2011:12). Sejalan

dengan itu, Sugiyono (2007:348) mengatakan bahwa perlu dibedakan antara hasil

penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel.

Adapun uji validitas dan reliabilitas instrumen penulis jabarkan sebagai berikut:

3.5.1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak di ukur (Sugiyono, 2007:348).

Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara

mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah

dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation).

r < 0,20 : Tidak ada validitas

57

0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah

0,40≤ r < 0,60 : Validitas sedang

0,60≤ r <0,80 : Validitas tinggi

0,80≤ r < 1,00 : Validitas sempurna

Pada uji validitas kali ini penulis menggunakan tingkat validitas rendah

dengan rentang 0, 20 ≤ r < 0, 40. Adapun hasil dari uji validitas penulis

kelompokkan sebagai berikut:

Tabel 6

Instrumen Evaluasi Siklus I Setelah Di Uji Validitas

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor Item

Valid Tidak Valid

Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

Menunjuk fungsi dari lapisan tanah dalam kehidupan

1,2,3,4,5

7

6

Menggolongkan batuan berdasarkan warna, kekerasan permukaan (kasar dan halus)

10,11,12,

13,14

8,9,15

Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan

17,20,22 16,18,

19,21

58

Mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis tanah, salnya berpasir, tanah liat dan humus

23,27,29,

30

24,25,

26,28,

Jumlah Soal 18 12

Tabel 7

Instrumen Evaluasi Siklus II Setelah Di Uji Validitas

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor Item

Valid Tidak Valid

Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya dengan

Mendiskripsikan struktur bumi

Menyebutkan lapisan – lapisan penyusun pada bumi

4,5 1,2,3,6,

7

Mengidentifikasi bentuk bumi dan bentuk permukaan

8,9,11,

13,15

10,12,14

59

penggunaan sumber daya alam

bumi

Menjelaskan penampakan alam pada bagian permukaan bumi

16,17,

19,20,

21,23

18,22,24

Menjelaskan fungsi dari lapisan atmosfer bumi

25,26,

28,30

27,29

Jumlah Soal 17 13

Berdasarkan hasil uji validitas instrumen menggunakan SPSS versi 20,0

yang telah di ujikan pada kelas VI SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga dengan jumlah

siswa sebanyak 25, diperoleh beberapa butir soal yang tidak valid dan berada

dikriteria sangat rendah yaitu < 0,21. Soal yang tidak valid dan berada pada

kriteria sangat rendah untuk siklus I berjumlah 12 soal (6, 8, 9, 15, 16, 18, 19, 21,

24, 25, 26, 28) akan dihilangkan sehingga menyisakan 18 soal valid yang akan

digunakan. Sedangkan Soal yang tidak valid dan berada pada kriteria rendah pada

siklus II sebanyak 13 soal (1, 2, 3, 6, 7, 10, 12, 14, 18, 22, 24, 27, 29) akan

dihilangkan sehingga menyisakan 17 sial valid yang akan digunakan. Setelah

menghilangkan soal yang tidak valid dan dibawah kriteria, amak nantinya akan

mempengaruhi hasil reliabilitasnya pula.

3.5.2. Uji Reliabilitas

Selain valid, instrumen yang digunakan untuk menguji juga harus reliabel.

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

2011:348).

Untuk menguji reliabilitas instrument dilakukan analisis factorial dengan

konstruk satu faktor untuk setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien

60

reliabilitas alpha dari Cronbach. Menurut priyatno (2010:98) kriteria untuk

menentukan reliabilitas instrumen sebagai berikut:

a ≤ 0,7 :Tidak dapat diterima

0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima

0,8 < a ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus

a > 0,9 : Reliabilitas memuaskan

Pada uji reliabilitas, penulis menggunakan kriteria reliabilitas bagus yakni

dengan rentang alfa tidak kurang dari sama dengan 0,9 dan alfa lebih besar dari

0,8 (0,8 < a ≤ 0,9). Apabila alpha hitung lebih besar dari r tabel dan alpha hitung

bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel. Adapun

hasil reliabilitas instrument tes siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas

(α) Katagori

Pilihan Ganda 0,882 Reliabilitas Bagus

Tabel 8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas

(α) Katagori

Pilihan Ganda 0,800 Reliabilitas Bagus

3.6 Taraf Kesukaran

Sudjana (2011:135) menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-

soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang

termasuk mudah, sedang, dan sukar. Cara melakukan analisis untuk menentukan

tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

I= ۰ۼ

61

Keterangan:

I =Indeks kesulitan untuk setiap butir soal.

B =Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal.

N =Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yangdimaksudkan.

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka

semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:

0,0 – 0,30 = Soal katagori sukar.

0,31 – 0,70 = Soal katagori sedang.

0,71 – 0,100 = Soal katagori mudah.

Adapun hasil uji taraf kesukaran untuk butur soal evaluasi pada siklus I dan

siklus II yang telah di uji validitas di kelas atas, penulis tuliskan pada tabel berikut

Tabel 1.4

Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Soal Siklus I

No Taraf Kesukaran Soal Item soal

1 Sukar 8, 19

2 Sedang 1,3,13,19,21,25,28,30

3 Mudah 2,4,5,6,7,9,10,11,12,14,15,16

,17,18,20,22,23,24,26,2729

Jumlah 30

Tabel 1.5

Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Soal Siklus II

No Taraf Kesukaran Soal Item soal

62

1 Sukar 6,18,27

2 Sedang 2,4,7,8,11,12,13,16,20,25

3 Mudah 1,3,5,9,10,14,15,17,19,21,22,23,24,26,28,29,30

Jumlah 20

3.7 Teknik Analisis data

Pada penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui

penerapan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) di kelas

V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2013/2014

menggunakan teknik analis data deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian

yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai data yang diproleh

dengan tujuan untuk mngetahui hasil belajar yang dicapai siswa. Untuk

menganalisi data observasi terhadap keberhasilan penerapan variabel bebas, yakni

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dilakukan dengan rentang

skor 1 sampai 4 dengan total 80 % sesuai dengan langkah-langkah model

pembelajaran Auditory Intellectually Repetition. Sedangkan untuk menganalisis

tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar

mengajar menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition

pada setiap siklus dilakukan dengan cara pemberian evaluasi. Analisis ini dihitung

dengan statistik sederhana sebagai berikut:

1. Nilai ulang atau tes formatif sesuai dengan perolehan siswa kemudian

ditinjau apakah prolehan nilai masing-masing siswa sudah memenuhi

KKM pada pembelajaran IPA yakni 70 atau belum memenuhi KKM IPA

yang ditetap kan sekolah.

2. Ketuntasan belajar ada 2 katogori, yaitu secara perorangan atau secara

klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar

depdikbud tahun 1994 ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85% dari

siswa memperoleh nilai 6,5 atau 65%, artinya siswa baru dapat dikatakan

63

tuntas bila siswa telah mendapat nilai minimal 6,5. Bila siswa memperoleh

nilai kurang dari 6,5 dianggap belum tuntas belajar, selanjutnya bagi siswa

yang bersangkutan dimasukkan kedalam satu atau dua kelompok

tergantung dari jumlah siswa yang belum tuntas bekajar. Siswa inilah yang

mendapatkan perhatian (fokus) dari guru saat pelaksanaan tindakan pada

siklus-siklus berikutnya.

3.8. Indikator Kerja

3.8.1. Indikator Proses

Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan penulis dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06

semester 2 tahun ajaran 2013/ 2014 menggunakan model pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectually, Repetition). Penelitian tindakan kelas ini dapat

dikatakan berhasil jika 80% kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan

menerapkan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition).

3.8.2. Indikator Hasil

Dari 15 siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga, menjadi berhasil

jika ketercapaian nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam dengan menerapkan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition) mencapai nilai KKM sebanyak 80%. Dalam penelitian tindakan kelas

ini, akan berhasil jika sebanyak 12 siswa mencapai nilai KKM. Adapun Nilai

KKM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri Sidorejo Lor 06

salatiga adalah 70.