bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakterisrik Subjek penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga, yang beralamat
di jalan imam bonjol gang menur no 24 ,kelurahan salatiga, kecamatan sidorejo
kota salatiga. SD Negeri sidorejo Lor 06 berdiri sejak tahun 1981. Sejumlah
prestasi yang pernah diraih sejak tahun 1981 sampai sekarang yakni menjadi juara
1 rebana, juara 1 lomba drumben tingkat kecamatan 2013.
Dalam penelitian ini menggunakan salah satu kelas di SD Negeri Sidorejo
Lor 06, yaitu kelas 5 semester II, pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah Seluruh
siswa SD Negeri Sidorejo Lor 06 salatiga ini sebanyak 147 siswa dengan siswa
kelas 5 sebanyak 14 siswa, yang terdiri dari 9 laki-laki dan 5 perempuan.
Karakteristik siswa kelas V ini dapat dikatagorikan baik, namun karena
lingkungan belajar siswa kurang kondusif sehingga menyebabkan siswa kurang
dapt berkonsentrasi dalam menerima penjelasan. Rata-rata usia siswa kelas V SD
Negeri Sidorejo Lor 06 adalah berumur 9 tahun sampai 12 tahun yang merupakan
menuju tahap berfikir konkrit/ nyata. Dari informasi buku biodata siswa yang
dimiliki oleh guru dan wawancara dari beberapa siswa kelas V, sebagian besar
orang tua siswa bekerja sebagai pekerja pabrik dan petani, ada pula sebagian yang
orang tuanya bekerja ditempat yang jauh sehingga komunikasi dengan orang tua
sangat jarang. Dengan kondisi orang tua yang sibuk, maka pemahaman orang tua
kurang, sehingga banyak siswa yang kurang mendapatkan perhatian dalam hal
belajar. Dari informasi beberapa guru, siswa kelas V dikatakan sebagai kelas yang
paling ramai, terbukti saat jam pembelajaran kelas 5 terdengar paling gaduh.
38
3.2. Variable Penelitian
Menurut Slameto, (2012:138) variable penelitian didefinisikan sebagai
faktor yang apa bila di ukur memberikan nilai yang bervariasi. Ada pula yang
mendefinisikan variable sebagai suatu karakteristik dari orang objek atau gejala
yang memiliki nilai yang berbeda-beda. Secara teoritis variable dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi”
antara orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain (Sugiyono,
2011:3). Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian ,
maka yang menjadi variable dalam penelitian tindakan kelas di kelas V SDN
Sidorejo Lor 06 Salatiga ini adalah:
3.2.1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang diduga
sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi,
diamati, dan di ukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain
(Slameto, 2012:140). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah Model
Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition)
Model Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) terdiri dari
tiga tahapan sesuai dengan namanya, yaitu tahap Auditory berarti berkenaan
dengan indra telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara,
presentasi, argumentasi atau mengemukakan pendapat, dan menanggapi.
Intellectually berarti kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar,
mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan. Repetition
berarti pengulangan yang diperlukan dalam pembelajarn agar pemahaman lebih
mendalam dan luas, siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas
dan kuis.
3.2.2. Variabel Terikat (Y)
Variabel Terikat atau dependent variable adalah variabel yang tumbul
sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam
penelitian, variabel terikat diamati dan dikur untuk mengetahui pengaruh dari
39
variabel bebas (Slameto, 2012:140). Dalam Penelitian ini, variabel terikatnya
adalah hasil belajar.
Hasil belajar pada dasarnya merupakan kemampuan sebagai hasil akhir
yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Pengalaman belajar
yang memberikan perubahan tingkah laku pada seseorang dapat diukur dan
ditentukan sebagai hasil belajar. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
tidak hanya pada bertambahnya suatu pengetahuan saja, namun juga berpengaruh
pada perubahan tingkah laku dalam bidang sikap dan ketrampilan.
Hasil belajar adalah skor yang didapatkan oleh siswa kelas V Sd negeri
Sidorejo Lor 06 semester II pada tahun pe;ajaran 2013/ 2014 dari tes yang
diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda dan soal uraian terbatas setelah proses
pelaksanaan pembelajaran IPA ber;langsung yang sesuai dengan standar proses
pembe;ajaran IPA.
3.3. Rencana dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini, akan dilaksanakan minimal dalam dua siklus, yang setiap
siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan. Arikunto (2010:3) mengungkapkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan
dari guru yang dilakukan oleh siswa. Arikunto (2010:16) ada beberapa ahli yang
mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun
secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan atau observasi, (4) refleksi. Adapun model
dan penjelasan untuk masing-masing tahapan penulis jabarkan dalam bagan
berikut:
40
Gambar 3.1
Gambar skema siklus penelitian
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (Planing)
Dalam hal ini, penulis menjelaskan kepada pihak yang melakukan tindakan
mengenai bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran yang ditentukan.
Dalam hal ini, tindakan dilakukan agar pihak pelaksana mengerti dengan benar
tahapan pelaksanaan model pembelajarn dan bagaimana penerapannya. Penelitian
tindakan dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan
pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah
kolaborasi. Adapun penelitian tindakan kelas ini ditujukan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SD N Sidorejo Lor 06 Salatiga pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam, yang akan dilakukan oleh guru kelas sebagai pelaksana
dan penulis sebagai pengamat kedua. Rancangan tindakan susun dengan dua
siklus yang terdiri dari Standar Kompetensi 7 memahami perubahan yang terjadi
di dalam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Adapun
Kompetensi Dasar pada siklus I yakni pada KD 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis
tanah, sedangkan KD pada siklus II yakni 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan ini rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal
yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksanaan guru harus
Perencanaan Pelaksanaan & Pengamatan
Refleksi
Perencanaan Pelaksanaan & Pengamatan Refleksi
SIKLUS I
SIKLUS II
41
ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi
harus pula wajar, tidak di buat-buat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan
dua siklus. Pada siklus I pelaksaan tindakan dilakukan dalam tiga kali pertemuan.
Pada pertemuan ketiga dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil dari tindakan
pada siklus I dengan KD 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Pada Siklus II,
tindakan yang dilakukan masih sama pada siklus I, yakni terdiri dari tiga kali
pertemuan, dan dipertemuan yang ketiga dilakukan evaluasi, dengan Kompetensi
Dasar 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat, jika pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatn dilakukan pada waktu
tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Kegitan pengamatan ini dilakukan oleh guru lain atau teman sejawat dalam setiap
pertemuan pada siklus I dan Siklus II, untuk kemudian di analisis pada setiap
akhir pertemuan pada kegiatan Refleksi.
Tahap 4: Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan
peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Pada tahap ini
peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan PTK setelah kegiatan
belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi. Selanjutnya peneliti
mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan serta
hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui Model pembelajaran
AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) tingkat pemahaman siswa masih belum
meningkat dalam mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06
tahun pelajaran 2013/2014, yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian indikator
kinerjanya, maka sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk
tindakan pengulangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar
42
mengajar selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan
berhasil.
3.3.1 Tindakan Pada Siklus I (3 kali pertemuan)
1. Perencanaan (Planing)
Dalam perencanaan terdapat empat tahap, yaitu:
a. Menetapkan lokasi objek serta lamanya waktu pengamatan/ observasi di
SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga tepatnya di kelas V.
b. Persiapan meminta ijin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Sidorejo Lor
06 Salatiga dan guru kelas V untuk ijin melaksanakan observsi dan
wawancara untuk Mngidentifikasi masalah apa saja yg menjadi
pengaruh rendahny hasil belajar ipa di kelas V.
c. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition
sesuai dengan SK dan KD yang telah ditentukan dengan berpedoman
kepada Standar Proses, yang terangkum dalam kegiatan inti meliputi
kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi.
d. Mengembangkan tujuan pembelajaran yang difokuskan untuk perbaikan
hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectually, Repetition).
e. Merancang pembagian kelompok secara heterogen yang tidak ada
perbedaan dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
f. Membuat media pembelajaran Auditory yang akan digunakan dalam
pembelajaran IPA sebagai perlengkapan belajar ipa.
g. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana suasana
pembelajaran IPA di Kelas V ketika menggunakan model pembelajaran
AIR (Auditory, Intellectually, Repetition).
h. Menyusun assesmen untuk mengetahui seberapa besar tujuan
pembelajaran itu dicapai, maka assesmen pembelajaran dilakukan.
Bentuk assesmen diberikan dalam bentuk soal evaluasi. Evaluasi yang
43
diberikan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa
setelah proses belajar mengajar berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pertemuan I
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan mengkondisikan siswa untuk siap
belajar.
b. Guru melakukan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajarai.
c. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran sesuai SK
dan KD yang telah ditentukan
d. Guru memberikan contoh permasalahan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari agar siswa
dapat lebih termotivasi.
e. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai dengan silabus.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik atau tema materi yag akan dipelajari dari aneka sumber,
dengan melakukan tanya jawab bersama siswa tentang
pengetahuan awal yang diketahui siswa yang berhubungan dengan
materi pembelajaran.
b. Siswa menanggapi permasalahan- permasalahan sederhana yang
diberikan guru.*
c. Siswa menyimak penjelasan guru tentang cakupan materi yang
akan dipelajari.*
44
d. Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan guru tentang
langkah- langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.*
e. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
Elaborasi
a. Siswa membentuk kelompok dimana masing kelompok
beranggotakan 3- 4 orang yang heterogen.
b. Lembar kerja siswa (LKS) tentang “jenis batuan penyusun tanah”
dibagikan kepada masing-masing kelompok.
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang harus
dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Dalam hal ini guru
mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian tugas yang
ada di LKS dengan cara eksplorasi media pembelajaran.*
d. Siswa difasilitasi untuk berdiskusi dan mendemonstrasikan tugas
sehingga memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tulisan secara bertanggung jawab. *
e. Siswa berdiskusi dan bekerja sama di dalam kelompok untuk
mengerjakan tugas yang diberikan guru.*
f. Siswa bertanya pada guru tentang permasalahan yang ditemui
dalam kegiatan diskusi kelompok.*
g. Siswa yang telah menyelesaikan tugasnya mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas.*
h. Siswa lain menyimak dan memperhatikan presentasi kelompok lain
untuk menambahkan gagasan dan mendapatkan informasi.
i. Kelompok lain menanggapi presentasi dari kelompok yang telah
menyampaikan hasil diskusinya.*
Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik positif dan penghargaan kepada
kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya batuan
penyusun tanah.
b. Guru memberikan penguatan terhadap hasil kegiatan pembelajaran
45
c. Guru menguji keberhasilan siswa melalui pemberian kuis
atau soal (Repetition) di akhir kegiatan.*
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa membuat ringkasan atau rangkuma dari materi yang telah
dipelajari bersama.
b. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan
memberikan refleksi kepada siswa dari materi yang telah dipelajari
bersama.
Keterangan:
Tanda (*) merupakan langkah dalam pembelajaran yang termasuk dalam
model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR).
3. Pengamatan (observing)
Observasi dilakukan oleh teman sejawat atau guru lain untuk
mengamati kegiatan pembelajaran terhadap siswa dan guru dengan
menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition) dalam mata pelajaran IPA. Observasi menggunakan lembar
observasi untuk mencatat penerapan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectually, Repetitioan) dalam proses pembelajaran. Pengamatan
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.
4. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk
memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses
dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada pertemuan I
di siklus I. Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap temuan-temuan
yang berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama
proses pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I dalam penggunaan
model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, repetition). Sedangkan
46
kelebihan yang ada di pertemuan I tetap dipertahankan, sedangkan
kekurangan akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan II
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan mengkondisikan siswa untuk siap
belajar.
b. Guru melakukan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajarai.
c. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran sesuai SK
dan KD yang telah ditentukan
d. Guru memberikan contoh permasalahan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari agar siswa
dapat lebih termotivasi.
e. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai dengan silabus.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik atau tema materi yag akan dipelajari dari aneka sumber,
dengan melakukan tanya jawab bersama siswa tentang
pengetahuan awal yang diketahui siswa yang berhubungan dengan
materi pembelajaran.
b. Siswa menanggapi permasalahan- permasalahan sederhana yang
diberikan guru.
c. Siswa menyimak penjelasan guru tentang cakupan materi yang
akan dipelajari.*
d. Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan guru tentang
langkah- langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.*
47
e. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
Elaborasi
a. Siswa membentuk kelompok dimana masing kelompok
beranggotakan 3- 4 orang yang heterogen.
b. Lembar kerja siswa (LKS) “tentang jenis tanah dan tempat
ditemukanya” dibagikan kepada masing-masing kelompok.
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang harus
dikerjakan oleh masing-masing kelompok.dalam hal ini guru
mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian tugas yang
ada di LKS dengan cara eksplorasi media pembelajaran.*
d. Siswa difasilitasi untuk berdiskusi dan mendemonstrasikan tugas
sehingga memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tulisan secara bertanggung jawab.*
e. Siswa berdiskusi dan bekerja sama di dalam kelompok untuk
mengerjakan tugas yang diberikan guru.*
f. Siswa bertanya pada guru tentang permasalahan yang ditemui
dalam kegiatan diskusi kelompok.*
g. Siswa yang telah menyelesaikan tugasnya mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas.*
h. Siswa lain menyimak dan memperhatikan presentasi kelompok lain
untuk menambahkan gagasan dan mendapatkan informasi.*
i. Kelompok lain menanggapi presentasi dari kelompok yang telah
menyampaikan hasil diskusinya.
Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik positif dan penghargaan kepada
kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya.
b. Guru memberikan penguatan terhadap hasil kegiatan pembelajaran
c. Guru menguji keberhasilan siswa melalui pemberian kuis
atau soal (Repetition) di akhir kegiatan.*
48
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa membuat ringkasan atau rangkuma dari materi yang telah
dipelajari bersama.
b. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan
memberikan refleksi kepada siswa dari materi yang telah dipelajari
bersama.
Keterangan:
Tanda (*) merupakan langkah dalam pembelajaran yang termasuk dalam
model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR).
3. Pengamatan (observing)
Observasi dilakukan oleh teman sejawat atau guru lain untuk
mengamati kegiatan pembelajaran terhadap siswa dan guru dengan
menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)
dalam mata pelajaran IPA. Observasi masih dilakukan sama seperti pada
pertemuan pertama, menggunakan lembar observasi untuk mencatat
penerapan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetitioan)
dalam proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan pembelajaran.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, kegiatan refleksi Penelitian Tindakan Kelas yang
dilakukan masih sama pada seperti yang dilakukan pada tahap 1, yakni
dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan
dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada
siklus I. Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang
berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama siklus I
dalam penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,
repetition). Dalam hal ini, kegiatan refleksi dilakukan oleh guru pelaksana,
49
guru pengamat dan penulis untuk menganalisis kekurangan yang ada pada
pertemuan kedua di siklus I.
Pertemuan III
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses evaluasi pembelajaran dengan mengkondisikan siswa untuk
siap melakukan evaluasi pembelajaran.
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya
jawab seputar materi pada pertemuan sebelumnya.
c. Memberikan waktu kepada siswa untuk mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik atau tema materi yang akan dipelajarai dari
aneka sumber.
d. Guru menyampaikan aturan dalam evaluasi pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan evaluasi berupa butir soal pilihan ganda dan
uraian tentang materi proses pembentukan tanah kepada siswa untuk
mengetahui hasil belajar siswa dari pertemuan pertama dan kedua
yang dilakukan dengan model pembelajaran Auditory Intellectually
Repetition.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi
c. Siswa mengumpulkan soal evaluasi
3. Kegiatan Penutup
a. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
b. Guru menutup kegiatan pada pertemuan ketiga dengan
mengucapkan salam.
3. Pengamatan (observing)
Pada tahap ini, observasi dilakukan pada proses kegiatan
pembelajaran di pertemuan ketiga. Observasi masih dilakukan oleh teman
sejawat atau guru lain untuk mengamati kegiatan pembelajaran terhadap
50
siswa dan guru dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectually, Repetition) dalam mata pelajaran IPA. Observasi masih
dilakukan sama seperti pada pertemuan kedua, menggunakan lembar
observasi untuk mencatat penerapan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectually, Repetitioan) dalam proses pembelajaran. Pengamatan
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, kegiatan refleksi Penelitian Tindakan Kelas yang
dilakukan dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang
dilakukan pada siklus I. Kegiatan refleksi dilakukan setelah kegiatan
pembelajaran selesai dan hasil evaluasi telah dihitung. Pada tahap ini,
dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan
hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama siklus I dalam penggunaan
model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, repetition). Dalam hal
ini, kegiatan refleksi dilakukan oleh guru pelaksana, guru pengamat dan
penulis untuk menganalisis kekurangan yang ada pada pertemuan kedua di
siklus I. Berdasarkan analisis pada siklus I, maka pada siklus II kegiatan
pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada kegiatan pembelajaran di
siklus I, hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian. Siklus II
merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus I.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik
tes dan non tes. Pengumpulan data untuk variabel bebas dengan model
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition, dilakukan dengan observasi
terhadapan penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition
dalam proses pembelajaran dengan mengamati tindakan guru dan siswa sesuai
dengan kisi-kisi model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition.
51
Sedangkan Untuk variabel terikat, yakni hasil belajar dapat dilakukan dengan
pengamatan dengan teknik tes.
3.4.1 Teknik Tes
Sudjana (2011:35) tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk
lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (
tes tindakan). Teknik tes ini digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk
pilihan ganda yang akan diselenggarakan setelah siklus I selesai.
Tabel 1
Kisi-Kisi Soal Objektif dan Soal Uraian Terbatas untuk Siswa di Kelas V SD
Negeri Sidorejo Lor 06 Setelah Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Dengan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition
Siklus I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor Item Soal
Ganda Uraian
Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
Menunjuk fungsi dari lapisan tanah dalam kehidupan
1,2,3,4,5
6,7
1
Menggolongkan batuan berdasarkan warna, kekerasan permukaan (kasar dan halus)
8.9,10,
11,12,
13,14
15
2
Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
16,17, 18, 19,20,
21,22
3,
52
Mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis tanah, salnya berpasir, tanah liat dan humus
23,24,25,
26,27,28
29,30
4, 5
Jumlah soal 30 5
Tabel 2
Kisi-Kisi Soal Objektif dan Soal Uraian Terbatas untuk Siswa di Kelas V SD
Negeri Sidorejo Lor 06 Setelah Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Dengan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition
Siklus II
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor Item Soal
Ganda Uraian
Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Mendiskripsikan struktur bumi
Menyebutkan lapisan – lapisan penyusun pada bumi
1,2,3,4,
5,6,7
1, 2
Mengidentifikasi bentuk bumi dan bentuk permukaan bumi
8,9,10,
11,12,
13,14,15
3
Menjelaskan penampakan alam pada bagian permukaan bumi
16,17,18
19,20,21,
22,23,24
4
Menjelaskan fungsi dari lapisan atmosfer bumi
25,26,27
28,29,30
5
53
Jumlah Soal 30 5
3.4.2 Teknik Non Tes
1. Observasi
Sudjana (2011:84) Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian yang
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan instrumen
observasi/ evaluasi yang telah disusun. Termasuk juga pengamatn secara cermat
pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap
hasil belajar siswa.
Tabel 3 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru di Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06
Auditory Intellectually Repetition No Indikator No Item
Kegiatan Pendahuluan
1 Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam 1
2 Memimpin doa dan mengabsensi siswa sebelum masuk dalam materi
2
3 Siswa duduk secara tertib ditempat duduk masing-masing 3
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4
5 Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,Repetition) yang akan diterapkan
5
6 Membentuk suatu kelompok pembelajaran yang heterogen 6
Eksplorasi
7 Memperlihatkan suatu gambar dengan penjelasan rinci terkait materi
7
8 Menceritakan suatu cerita dan peristiwa yang berhubungan dengan 8
54
materi
9 Mengajak siswa terlibat dalam aktivitas memecahkan masalah, menganalisis pengalaman, mencari dan menyaring informasi, merumuskan pertanyaan.
9
10 Melakukan tanya jawab seputar penjelasan dan rancangan kegiatan 10
11 Memberi penjelasan ringan terkait media dan materi 11
Elaborasi
12 Membimbing siswa melakukan suatu percobaan atau tugas 12
13 Memberi lembar kerja kelompok kepada siswa 13
14 Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dalam kelompok 14
15 Memberi kesempatan kepada siswa dalam bertanya persoalan diskusi
15, 16
16 Membantu siswa menemukan gagasan baru 17,18
17 Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan tugas 19
18 Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi 20
Konfirmasi
19 Memberikan penguatan terhadap hasil presenatasi siswa 21
20 Memberi umpan balik positif atau penghargaan kepada siswa yang telah presentasi
22
21 Memberikan quis dalam bentuk tanya jawab untuk memancing pencapaian siswa
23
Kegitan Penutup
22 Membantu siswa membuat rangkuman pembelajaran 24
23 Menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya 25
24
55
25 Menutup pelajaran dengan memberi motivasi dan mengucapkan salam
26
Tabel 4
Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa di Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Model Pembelajaran
Auditory Intellectually Repetition
Aspek Indikator No Item
Kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran
1. Mendengarkan perintah guru. 2. Mendengarkan penjelsan guru tentang alur
pembelajaran dan penjelasan tentang materi
1 2
3 4
Keaktifan siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran
1. Bertukar pikiran dengan teman atau bertanya kepada guru (Auditory)
2. Mendengarkan penielasanguru(auditory) 3. Mengerjakan lembar persoalan secara
berdiskusi (Intellectually) 4. Mengajukan pertanyaan dari permasalan
berdasarkan gagasan yang ditemukan ( inttellectually)
5. Menanggapi kelompok lain yang tampil didepan kelas (Intellectually)
5 6
7 8
9 10
11
12
Kerjasama siswa dalam
tugas kelompok
1. Menyusun dan memberi penjelasan tentang diskusi yang akan dilaksanakan
2. Memberikan pendapat, berdiskusi, sharing, menanggapi gagasan (Inttellectually)
3. Menyusun hasil kerja kelompok dengan menulis pada lembar kerja (Intellectually)
13
14
15,16
Penampilan hasil dari kerja
kelompok siswa
4. Menampilkan hasil kerja diskusi dengan penjelasan didepan kelas (Auditory)
5. Menyampaikan hasil kesimpulan terhadap
17
56
tugas dengan analisis yang dibacakan (Auditory)
6. Melakukan tanya jawab dalam penyampaian hasil presentasi ( Auditory)
7. Menanggapi penyampaian hasil kerja kelompok lain dengan analisis berdasarkan pengamatan individual (intellectually).
8. Antusias dalam menganalisis dan fokus pada pengerjaan Quis dari hasil pembelajaran (Repetition)
18
19
20
22
23
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat
tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya atau validitasnya
dan ketetapan atau keajegannya atau reliabilitasnya (Sudjana, 2011:12). Sejalan
dengan itu, Sugiyono (2007:348) mengatakan bahwa perlu dibedakan antara hasil
penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel.
Adapun uji validitas dan reliabilitas instrumen penulis jabarkan sebagai berikut:
3.5.1. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak di ukur (Sugiyono, 2007:348).
Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara
mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah
dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation).
r < 0,20 : Tidak ada validitas
57
0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah
0,40≤ r < 0,60 : Validitas sedang
0,60≤ r <0,80 : Validitas tinggi
0,80≤ r < 1,00 : Validitas sempurna
Pada uji validitas kali ini penulis menggunakan tingkat validitas rendah
dengan rentang 0, 20 ≤ r < 0, 40. Adapun hasil dari uji validitas penulis
kelompokkan sebagai berikut:
Tabel 6
Instrumen Evaluasi Siklus I Setelah Di Uji Validitas
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor Item
Valid Tidak Valid
Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
Menunjuk fungsi dari lapisan tanah dalam kehidupan
1,2,3,4,5
7
6
Menggolongkan batuan berdasarkan warna, kekerasan permukaan (kasar dan halus)
10,11,12,
13,14
8,9,15
Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
17,20,22 16,18,
19,21
58
Mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis tanah, salnya berpasir, tanah liat dan humus
23,27,29,
30
24,25,
26,28,
Jumlah Soal 18 12
Tabel 7
Instrumen Evaluasi Siklus II Setelah Di Uji Validitas
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor Item
Valid Tidak Valid
Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya dengan
Mendiskripsikan struktur bumi
Menyebutkan lapisan – lapisan penyusun pada bumi
4,5 1,2,3,6,
7
Mengidentifikasi bentuk bumi dan bentuk permukaan
8,9,11,
13,15
10,12,14
59
penggunaan sumber daya alam
bumi
Menjelaskan penampakan alam pada bagian permukaan bumi
16,17,
19,20,
21,23
18,22,24
Menjelaskan fungsi dari lapisan atmosfer bumi
25,26,
28,30
27,29
Jumlah Soal 17 13
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen menggunakan SPSS versi 20,0
yang telah di ujikan pada kelas VI SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga dengan jumlah
siswa sebanyak 25, diperoleh beberapa butir soal yang tidak valid dan berada
dikriteria sangat rendah yaitu < 0,21. Soal yang tidak valid dan berada pada
kriteria sangat rendah untuk siklus I berjumlah 12 soal (6, 8, 9, 15, 16, 18, 19, 21,
24, 25, 26, 28) akan dihilangkan sehingga menyisakan 18 soal valid yang akan
digunakan. Sedangkan Soal yang tidak valid dan berada pada kriteria rendah pada
siklus II sebanyak 13 soal (1, 2, 3, 6, 7, 10, 12, 14, 18, 22, 24, 27, 29) akan
dihilangkan sehingga menyisakan 17 sial valid yang akan digunakan. Setelah
menghilangkan soal yang tidak valid dan dibawah kriteria, amak nantinya akan
mempengaruhi hasil reliabilitasnya pula.
3.5.2. Uji Reliabilitas
Selain valid, instrumen yang digunakan untuk menguji juga harus reliabel.
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2011:348).
Untuk menguji reliabilitas instrument dilakukan analisis factorial dengan
konstruk satu faktor untuk setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien
60
reliabilitas alpha dari Cronbach. Menurut priyatno (2010:98) kriteria untuk
menentukan reliabilitas instrumen sebagai berikut:
a ≤ 0,7 :Tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8 < a ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus
a > 0,9 : Reliabilitas memuaskan
Pada uji reliabilitas, penulis menggunakan kriteria reliabilitas bagus yakni
dengan rentang alfa tidak kurang dari sama dengan 0,9 dan alfa lebih besar dari
0,8 (0,8 < a ≤ 0,9). Apabila alpha hitung lebih besar dari r tabel dan alpha hitung
bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel. Adapun
hasil reliabilitas instrument tes siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas
(α) Katagori
Pilihan Ganda 0,882 Reliabilitas Bagus
Tabel 8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas
(α) Katagori
Pilihan Ganda 0,800 Reliabilitas Bagus
3.6 Taraf Kesukaran
Sudjana (2011:135) menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-
soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang
termasuk mudah, sedang, dan sukar. Cara melakukan analisis untuk menentukan
tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
I= ۰ۼ
61
Keterangan:
I =Indeks kesulitan untuk setiap butir soal.
B =Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal.
N =Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yangdimaksudkan.
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka
semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:
0,0 – 0,30 = Soal katagori sukar.
0,31 – 0,70 = Soal katagori sedang.
0,71 – 0,100 = Soal katagori mudah.
Adapun hasil uji taraf kesukaran untuk butur soal evaluasi pada siklus I dan
siklus II yang telah di uji validitas di kelas atas, penulis tuliskan pada tabel berikut
Tabel 1.4
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Soal Siklus I
No Taraf Kesukaran Soal Item soal
1 Sukar 8, 19
2 Sedang 1,3,13,19,21,25,28,30
3 Mudah 2,4,5,6,7,9,10,11,12,14,15,16
,17,18,20,22,23,24,26,2729
Jumlah 30
Tabel 1.5
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Soal Siklus II
No Taraf Kesukaran Soal Item soal
62
1 Sukar 6,18,27
2 Sedang 2,4,7,8,11,12,13,16,20,25
3 Mudah 1,3,5,9,10,14,15,17,19,21,22,23,24,26,28,29,30
Jumlah 20
3.7 Teknik Analisis data
Pada penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui
penerapan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) di kelas
V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2013/2014
menggunakan teknik analis data deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian
yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai data yang diproleh
dengan tujuan untuk mngetahui hasil belajar yang dicapai siswa. Untuk
menganalisi data observasi terhadap keberhasilan penerapan variabel bebas, yakni
model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dilakukan dengan rentang
skor 1 sampai 4 dengan total 80 % sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition. Sedangkan untuk menganalisis
tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar
mengajar menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition
pada setiap siklus dilakukan dengan cara pemberian evaluasi. Analisis ini dihitung
dengan statistik sederhana sebagai berikut:
1. Nilai ulang atau tes formatif sesuai dengan perolehan siswa kemudian
ditinjau apakah prolehan nilai masing-masing siswa sudah memenuhi
KKM pada pembelajaran IPA yakni 70 atau belum memenuhi KKM IPA
yang ditetap kan sekolah.
2. Ketuntasan belajar ada 2 katogori, yaitu secara perorangan atau secara
klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar
depdikbud tahun 1994 ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85% dari
siswa memperoleh nilai 6,5 atau 65%, artinya siswa baru dapat dikatakan
63
tuntas bila siswa telah mendapat nilai minimal 6,5. Bila siswa memperoleh
nilai kurang dari 6,5 dianggap belum tuntas belajar, selanjutnya bagi siswa
yang bersangkutan dimasukkan kedalam satu atau dua kelompok
tergantung dari jumlah siswa yang belum tuntas bekajar. Siswa inilah yang
mendapatkan perhatian (fokus) dari guru saat pelaksanaan tindakan pada
siklus-siklus berikutnya.
3.8. Indikator Kerja
3.8.1. Indikator Proses
Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan penulis dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06
semester 2 tahun ajaran 2013/ 2014 menggunakan model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectually, Repetition). Penelitian tindakan kelas ini dapat
dikatakan berhasil jika 80% kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan
menerapkan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition).
3.8.2. Indikator Hasil
Dari 15 siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga, menjadi berhasil
jika ketercapaian nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dengan menerapkan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition) mencapai nilai KKM sebanyak 80%. Dalam penelitian tindakan kelas
ini, akan berhasil jika sebanyak 12 siswa mencapai nilai KKM. Adapun Nilai
KKM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri Sidorejo Lor 06
salatiga adalah 70.