bab iii metode penelitian a. metode untuk menganalisis
TRANSCRIPT
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode
Untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah
dasar dengan indikator komunikasi sesuai dengan butir rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.
Metode ini digunakan karena masalah yang diteliti sangat kompleks
danspeneliti bermaksud memahami situasi sosial lebih mendalam dan terarah
yaitu ingin menganalisis lebih jauh kemampuan komunikasi matematis siswa.
Karena itu situasi tersebut tidak mungkin dijaring dengan mengunakan metode
penelitian kuantitatif.
Hal ini sejalan dengan pendapat Strauss dan Corbin (Creswell, J 1998: 24)
bahwa penelitian kualitatif adalah “Jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)”.
Pada bagian lain Judith Preissle (Creswell, J. 1998: 24) menyatakan
tentang pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:
“Qualitative research is a loosely defined category of research designs or
models, all of which elicit verbal, visual, tactile, olfactory, and gesture
data in the form of descriptive narratives like field notes, recordings, or
orther transcriptions from audio-and vidiotapes and other written records
and pictures or films”
Bogdan & Biklen, S (1992: 21-22) menjelaskan bahwa: “Penelitian
kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati”.
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kualitatif adalah suatu proses penelitian untuk menyelidiki suatu fenomena sosial
dan masalah manusia secara deskriptif dalam bentuk narasi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah
grounded theory, dengan penekanan terhadap kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas IV sekolah dasar. Pemilihan metode ini didasarkan atas keingintahuan
peneliti untuk melakukan analisis lebih dalam tentang kemampuan komunikasi
matematik siswa kelas IV sekolah dasar. Sehingga pada akhirnya dapat disusun
suatu teori baru yang didasari oleh teori yang sudah ada yang dapat memberi
gambaran yang jelas tentang kemampuan komunikasi matematis siswa.
Penelitian grounded menawarkan pendekatan yang berbeda dari jenis
penelitian kualitatif yang lain, seperti fenomenologi, etnografi, etnometodologi,
dan studi kasus.
Dalam penelitian kualitatif, grounded theory tidak berangkat dari teori untuk
menghasilkan teori baru (from a theory to generate a new theory), melainkan
berupaya menemukan teori berdasar data empirik, bukan membangun teori secara
deduktif logis.
Karena itu, grounded theory melepaskan teori dan peneliti langsung terjun
ke lapangan untuk mengumpulkan data. Dengan kata lain, penelitian model
grounded bergerak dari data menuju konsep. Data yang telah diperoleh dianalisis
menjadi fakta, dan dari fakta diinterpretasi menjadi konsep. Jadi prosesnya adalah
data menjadi fakta, dan fakta menjadi konsep.
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
Grounded theory adalah teori yang dikembangkan secara induktif selama
penelitian berlangsung, dan melalui interaksi yang terus menerus dengan data di
lapangan (Alwasilah, 2011: 76).
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Laboratorium UPI kampus Cibiru. Adapun
yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 23
orang, terdiri atas 9 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswi perempuan pada
tahun pelajaran 2011/2012.
Peneliti tertarik untuk melalukan penelitian di SD Laboratorium UPI
Kampus Cibiru dengan beberapa alasan:
Pertama, Sekolah tersebut merupakan sekolah yang berada di bawah naungan
UPI yang telah menerapkan berbagai model pembelajaran yang menekankan
pada siswa sebagai pembelajar atau subjek dalam pembelajaran sehingga
memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis
siswa. Hal ini dilihat dari visi, misi dan tujuan sekolah yang mengarah pada
pengembangan program pembelajaran yang mampu membina kecerdasan
spiritual, intelektual dan emosional sesuai dengan kebutuhan perkembangan
individu peserta didik dan menciptakan lingkungan kondusif dan demokratis
untuk membantu perkembangan bakat, minat, nilai dan kompetensi peserta didik
secara optimal demi terwujudnya generasi yang unggul, kompetitif dan
berbudaya.
Kedua, latar belakang guru/pendidik yang memiliki kualifikasi
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33
pendidikan S1.
Ketiga, latar belakang peserta didik yang hampir 100% dari TK dan telah
diuji.
C. Jenis Data Penelitian
Jenis data yang diungkap dalam penelitian ini bersifat naratif dan uraian.
Juga data penjelasan dari informan baik lisan maupun data dokumen yang tertulis,
perilaku subjek yang diamati di lapangan juga menjadi data dalam proses
pengumpulan data hasil penelitian ini. Jenis data dalam penelitian ini
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Catatan Lapangan.
Dalam membuat catatan lapangan, peneliti melakukan prosedur dengan
mencatat seluruh peristiwa yang benar-benar terjadi di lapangan sebagai hasil
observasi partisipatif yang dilakukan peneliti.
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang dilihat,
didengar, dialami dan dipikirkankan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data. Catatan lapangan berfungsi sebagai jantungnya penelitian, karena
tanpa catatan lapangan tidak akan diperoleh data yang lengkap dan terpercaya
untuk disusun dalam laporan penelitian (Satori, 2011: 194).
Adapun proses catatan lapangan dalam penelitian ini dideskripsikan
sebagai berikut:
Pada waktu berada di lapangan peneliti membuat catatan-catatan sebagai
hasil dari pengamatan, observasi dan wawancara, atau studi dokumentasi.
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
Selesai melakukan kegiatan tersebut (pulang ke rumah) barulah peneliti menyusun
catatan lapangan secara utuh.
Catatan lapangan ini berbeda dengan catatan di lapangan. Ketika di
lapangan saat pengumpulan data catatan yang dibuat berupa coretan seperlunya
pada buku catatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Joukowsky (Satori, 2011: 194)
bahwa, “Catatan di lapangan atau field notes, sesuai dengan namanya, merupakan
catatan yang dibuat langsung pada buku catatan ketika peneliti berada di
lapangan”. Catatan di lapangan ini diubah ke dalam catatan yang lengkap dan
dinamakan catatan lapangan.
Proses penyusunan catatan lapangan terus berlanjut selama ada catatan
dari lapangan sebagai hasil observasi, pengamatan dan studi dokumentasi.
Penulisan catatan lapangan ini bertujuan untuk mencatat segala yang terjadi di
lapangan dengan rinci dan menghindari kemungkinan lupa yang disebabkan
keterbatasan peneliti.
2. Rekaman Audio Video
Peneliti merekam wawancara dengan beberapa pihak terkait, yaitu guru,
siswa dan kepala sekolah. Dari data hasil rekaman tersebut peneliti deskripsikan
dalam bentuk transkrip wawancara. Peneliti juga melakukan rekaman video
terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
3. Dokumentasi
Data ini dikumpulkan melalui berbagai sumber data tertulis, baik yang
berhubungan dengan masalah kondisi objektif, juga silsilah dan pendukung data
lainnya.
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35
4. Foto.
Foto merupakan bukti yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata
namun sangat mendukung kondisi objektif penelitian berlangsung.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif maka yang menjadi
instrumennya adalah peneliti sendiri. Pendekatan kualitatif menuntut kehadiran
peneliti di lapangan karena peneliti sebagai instrumen utama penelitian, sekaligus
sebagai perencana tindakan, pengumpul data, penganalisa data, dan pelapor hasil
penelitian. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Moleong
(2011: 53) bahwa: “Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia
sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis,
penafsir, dan akhirnya sebagai pelapor penelitian yang dilaksanakan”.
E. Sampel Sumber Data
Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Sugiyono (2008: 218) mengemukakan bahwa purposive sampling
adalah “teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”.
Pertimbanga dimaksudkan untuk memperoleh data atau informasi yang luas, rinci,
dan mendalam tentang kemampuan komunikasi siswa sehingga didapat suatu
kebenaran yang bermakna dan menyeluruh. Sampel diambil dari tiga katagori
siswa yang memiliki kemampuan matematika level tinggi, sedang dan rendah.
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
Sumber data penelitian terdiri dari unsur manusia sebagai instrumen kunci
yaitu peneliti yang terlibat dalam observasi partisipasi, serta guru dan siswa
sebagai unsur informan. Unsur non manusia digunakan sebagai data pendukung.
F. Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif, di
mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata dan gambar, bukan angka-
angka. Data tersebut berasal dari catatan observasi, naskah transkif wawancara,
dokumen, foto, dan rekaman audio video, yang dikumpulkan melalui teknik
observasi partisipasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012: 63) bahwa “Ada
empat macam tekhnik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, angket,
dokumentasi dan gabungan keempatnya”.
1. Observasi
Observasi menjadi teknik utama pengumpulan data penelitian ini, karena
peneliti ingin melihat langsung gerak-gerik, sikap, suasana dan kesan secara
menyeluruh dalam penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Alwasilah (2011:
165) bahwa “Observasi penelitian adalah pengamatan sistematis dan terencana
yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya”. Hal
senada dikemukakan Asmami (2011: 123) bahwa “Observasi adalah pengamatan
dan pencatatan sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”.
Peneliti meyakini bahwa suatu objek hanya dapat diungkap datanya apabila
peneliti menyaksikan langsung melalui observasi.
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37
Bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipasi (participant observation) yaitu metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan di mana observer atau peneliti terlibat dalam keseharian responden.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012: 65) bahwa, “Dalam
observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas
mereka”. Adapun data yang ingin diungkap melalui observasi ini adalah seluruh
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, terutama yang
berhubungan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari guru dan
siswa sebagai sumber data penelitian, maksudnya sambil observasi peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan sumber data dan ikut merasakan suka dukanya.
Melalui observasi partisipasi ini peneliti berharap data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam dan menyeluruh.
Tujuan peneliti melakukan observasi partisipasi adalah untuk memperoleh
data yang lebih lengkap, tajam, sampai mengetahui tingkat makna dari perilaku
yang nampak, yang tidak terungkapkan oleh responden dalam wawancara,
sehingga dapat menepis kesenjangan antara apa yang dikatakan partisipan dengan
kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Maleong
(Satori, 2011: 117), bahwa “Observasi partisipasi pada dasarnya berarti
mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara secermat mungkin sampai
pada yang sekecil-kecilnya sekalipun”.
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
2. Wawancara
“Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu” (Sugiyono, 2012: 72).
Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal mendalam yang
tidak ditemukan melalui observasi. Adapun data yang ingin diungkap peneliti
melalui wawancara ini meliputi: masalah yang dihadapi siswa dan guru dalam
mengembangkan kemampuan komunikasi matematis serta upaya guru dalam
mengembangkan kemampuan tersebut.
Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam. Menurut
Asmani (2011: 122-123) wawancara mendalam (in–depth interview) adalah:
Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama.
Dalam pelaksanaan wawancara peneliti menggunakan instrumen sebagai
pedoman wawancara disertai alat bantu lain yaitu: buku catatan untuk mencatat
semua percakapan dengan sumber data,serta audio video untuk merekam semua
percakapan dan memotret aktivitas pembicaraan peneliti dengan sumber data.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan sebagai pelengkap dari
observasi dan wawancara, sehingga hasil wawancara dan observasi akan lebih
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39
kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumen yang terkait dengan
fokus penelitian. Adapun dokumen yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:
propil sekolah, Administrasi guru termasuk di dalamnya RPP dan data tentang
perkembangan kemajuan dan nilai siswa.
Menurut Satori (2011: 149) studi dokumentasi adalah “Mengumpulkan dokumen
dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara
intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian
suatu kejadian”. Lebih lanjut Satori (2011: 147) menegaskan bahwa “Dokumen
merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa
catatan anecdotal, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen”.
Melalui studi dokumentasi ini, peneliti berharap memperoleh informasi
bukan hanya dari orang sebagai nara sumber, tetapi memperoleh informasi dari
macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan.
G. Analisis Data.
“Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan
refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis,
dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian” (Creswell, 2010: 274).
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan mulai dari sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Nasution (Sugiyono, 2012: 18), “Analisis telah dimulai sejak
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan
berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian”.
Sebelum peneliti memasuki lapangan, analisis dilakukan terhadap data
hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk
menentukan fokus penelitian, namun masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti masuk lapangan dan selama di lapangan.
Selama di lapangan analisis dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Jika
setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti melanjutkan lagi
sampai data yang dianggap kredibel.
Hal ini sesuai dengan pendapat Miles and Huberman (Sugiyono, 2011: 91)
bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.
Aktivitas dalam analisis data ini meliputi data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification, seperti tampak pada halaman berikut ini:
Gb. 3.1 Komponen dalam analisis data
Data Collection
Data Reduction
Data Display
Conclusions: Drawing/Verifying
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa langkah yang dilakukan dalam
analisis data pada penelitian ini adalah dari data yang sudah terkumpul, peneliti
segera mereduksi data tersebut, dalam hal ini peneliti merangkum, memilih data
yang pokok dan penting, dan membuat katagorisasi berdasarkan huruf besar,
huruf kecil dan angka.
Setelah data direduksi langkah selanjutnya mendisplay data (menyajikan
data) dalam bentuk teks yang bersifat naratif, berupa grafik dan chart. Dalam
mendisplay data, huruf besar, huruf kecil dan angka pada saat reduksi data
disusun ke dalam urutan sehingga strukturnya dapat dipahami.
Langkah ketiga yang dilakukan oleh peneliti dalam analisis data adalah
verification atau membuat kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan
peneliti masil bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-
bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
H. Pengecekan Keabsahan Temuan.
Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dinyatakan valid apabila tidak
ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti. (Sugiyono, 2008: 268)
Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui uji
kredibilitas yang meliputi triangulasi (triangulation), dan penggunaan referensi.
1. Triangulasi.
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. (Sugiyono,
2012: 125) .
Berpijak dari pendapat di atas maka triangulasi yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi : triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,
dan triangulasi waktu.
a. Triangulasi sumber.
Triangulasi sumber dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek
data yang diperoleh melalui beberapa sumber yaitu, guru, kepala sekolah dan
siswa.
Data dari ketiga sumber tersebut dideskripsikan, dikatagorisasikan, mana
pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data
tersebut. Setelah data dianalisis dan menghasilkan suatu kesimpulan
selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga sumber data tersebut. Secara
rinci gambaran triangulasi dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 3.2. Triangulasi Sumber Data.
Kepala
Sekolah
Guru
Siswa
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
b. Triangulasi Teknik.
Triangulasi teknik dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data yang
diperoleh dengan wawancara di cek dengan observasi, dokumentasi atau catatan
lapangan. Gambaran triangulasi teknik ini dapat dilihat dari gambar di halaman
berikut:
Gambar 3.3. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data.
c. Triangulasi Waktu.
Karena waktu sering mempengaruhi kredibilitas data, maka peneliti
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, dan teknik yang lainnya
dalam waktu atau situasi yang berbeda.
Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara
berulang sehingga sampai ditemukan kepastian gambar datanya. Gambaran
triangulasi waktu yang dilakukan peneliti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3.4. Triangulasi Waktu Pengumpulan Data.
Observasi Wawancara
Catatan Lapangan
Sore Siang
Pagi
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44
I. Tahap-tahap Penelitian.
Penelitian ini dilakukan secara sistematis dengan tahapan penelitian
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan:
a. Observasi Awal
Peneliti melakukan observasi awal ke lokasi penelitian dengan tujuan
memotret profil sekolah mulai dari gambaran lokasi penelitian, mengetahui
sejarah singkat SD Laboratorium UPI Cibiru, mengenal guru, siswa, latar
belakang pendidikan subjek penelitian dan mengetahui sekilas tentang
pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah tersebut.
b. Merumuskan Masalah.
Rumusan masalah sangat penting dalam sebuah penelitian. Oleh
karena itu peneliti harus merumuskan masalah setelah melakukan beberapa studi
pendahuluan. Dengan adanya rumusan masalah, peneliti lebih terfokus dan mudah
membuat laporan hasil penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke
lapangan (observasi) sesuai dengan acuan pada metode penelitian, wawancara
dengan informan, serta mempelajari sumber-sumber tertulis melalui instrumen
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
45
penelitian, dan mempelajari dokumen yang berhubungan dengan objek
penelitian.
b. Analisis Data
Setelah melakukan persiapan, peneliti mengumpulkan data yang diperoleh
dari lapangan kemudian menganalisis data tersebut untuk dijadikan laporan pada
akhir penelitian dan disusun secara sistematis untuk memudahkan tahap penulisan
laporan penelitian. Analisis data dilakukan setiap saat terutama setelah
memperoleh data baru.
Seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa
kelas IV SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru, maka langkah konkrit yang
dilakukan peneliti dalam menganalis tentang kemampuan komunikasi matematis
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan indikator komunikasi matematis yang akan dianalisis.
2) Mengumpulkan data mentah (transkrip wawancara, transkrip audio video,
catatan lapangan, tranksrip observasi, dokumentasi, gambar/foto-foto,
sebagai hasil dari kegiatan observasi, wawancara, rekaman audio video,
dan studi dokumentasi yang peneliti lakukan selama proses penelitian
berlangsung, terhadap aktivitas guru dan siswa yang berhubungan dengan
kemampuan komunikasi matematis.
3) Mengolah dan mempersiapkan data tentang kemampuan komunikasi
matematis siswa untuk di analisis.
Juliah, 2012 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
46
4) Membaca keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan selama
melakukan penelitian.
5) Mengcoding data untuk memudahkan analisis.
6) Menyajikan data dengan teks naratif, gambar dan diagram batang.
7) Menarik kesimpulan tentang analisis kemampuan komunikasi matematis
siswa berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian.
3. Tahap Penyusunan Laporan.
Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, peneliti membuat laporan
penelitian berupa hasil yang sebenarnya yang diperoleh dari lapangan seperti
catatan-catatan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi dan rekaman audio
video yang kemudian digambarkan atau dideskripsikan ke dalam tulisan.