bab iii metode penelitian a. metode...
TRANSCRIPT
75
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Dalam
pelaksanaannya digunakan siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok
kontrol. Pada kelompok eksperimen, peneliti memberlakukan pembelajaran
matematika realistik berbasis budaya, yang bertujuan untuk melihat gejala atau
dampak yang ditimbulkan pada diri siswa terkait dengan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif matematis. Selanjutnya, untuk melihat gejala yang muncul pada
subjek yang diberi perlakuan, diperlukan kelompok subjek pembanding yang
disebut kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan atau
membandingkan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Selain menghadirkan
kelompok pembanding, peneliti berupaya semaksimal mungkin melakukan
pengontrolan terhadap variabel-variabel luar yang tidak menjadi fokus kajian
dalam penelitian.
B. Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP se-Kota Ambon
yang didasarkan atas pertimbangan: (1) tingkat perkembangan kognitif siswa
SMP masih berada pada tahap operasi konkrit, sehingga penerapan pendekatan
matematika realistik berbasis budaya akan sangat membantu siswa untuk
memahami materi matematika yang diberikan dan pengembangan keterampilan
yang diinginkan; (2) penerapan pendekatan matematika realistik (PMR) berbasis
76
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
budaya di SLTP memberikan dampak positif terhadap kekritisan, kreativitas,
karakter dan hasil belajar siswa.
Dalam penelitian ini dipilih sekolah dengan level menengah dan bawah.
Karena, pada level ini kemampuan akademik siswanya heterogen, mulai dari yang
terendah sampai dengan yang tertinggi terwakili. Sampel penelitian adalah SMP
Negeri di Kota Ambon dengan level sekolah level sekolah sedang (berakreditasi
B) dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 63, dan level sekolah
rendah (berakreditasi B) dengan kriteria ketuntasan minimal 60. Subyek penelitan
ditentukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling (sampel acak
strata).
Sekolah yang terpilih sebagai sampel penelitian untuk sekolah
berakreditasi B adalah SMPN 10 Ambon dan sekolah berakreditasi B adalah
SMP Xaverius Ambon. Pada setiap sekolah dilakukan pemilihan sampel kelas
dengan teknik sampel acak kelompok kelas. Pada SMPN 10 Ambon terpilih
sebagai sampel adalah kelas VII.1 (kelas eksperimen) dan kelas VII.2 (kelas
kontrol). Sedangkan, pada SMP Xaverius Ambon terpilih sebagai sampel adalah
kelas VII.b (kelas eksperimen) dan kelas VII.c (kelas kontrol).
Tabel 3.1 Berikut disajikan sebaran sampel penelitian tersebut.
Tabel 3.1
Sebaran Sampel Penelitian
Kelompok Siswa Sekolah
Berakreditasi
Kelompok
Eksperimen(PMR)
Kelompok
Kontrol (PMB) Jumlah
SMP Level Sedang 30 29 59
SMP Level Rendah 22 25 47
Total 52 54 106
77
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan data sebaran sampel penelitian kedua sekolah beragreditasi B,
namun untuk menentukan level sekolah dengan kategori rendah dan katagori
sedang peneliti menentukan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
untuk mata pelajaran matematika. Pada SMPN 10 dengan KKM adalah 65 untuk
level sekolah sedang dan pada SMP Xaverius KKM adalah 62 untu level sekolah
randah.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan desain kelas
kontrol pre tes-post tes. Pengelompokan siswa ditentukan berdasarkan kategori
tingkat kemampuan matematis (tinggi, sedang, rendah), dengan pembelajaran
menggunakan pendekatan matematika realistik (PMR) berbasis budaya dan
pendekatan matematika biasa (PMB). Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis dengan menggunakan
pembelajaran matematika realistik (PMR) dan menggunakan pembelajaran
matematika biasa (PMB).
A O X O
A O O
Keterangan:
A : Pengambilan sampel secara acak kelas
X : Penerapan pembelajaran matematika realistik
O : Pre tes dan post tes pembelajaran matematika realistik (PMR) untuk
kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
78
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada desain ini, pengelompokkan subjek penelitian dilakukan secara acak
kelas (A), kelompok eksprimen diberi perlakukan pembelajaran dengan
pendekatan PMR (X), dan kelompok kontrol pembelajaran dengan pendekatan
pembela konvensional atau biasa, kemudian masing-masing kelompok diberi pre
tes dan post tes (O). Tidak ada perlakuan khusus yang diberikan pada kelompok
kontrol artinya pembelajaran yang dilakukan bersifat klasikal atau konvensional.
Selanjutnya, untuk melihat pengaruh penggunaan kedua pendekatan tersebut
terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, karakter siswa dan
kemampuan PMR, maka dalam penelitian ini melibatkan tingkat kemampuan
matematika siswa (tinggi, sedang, rendah). Keterkaitan antar variabel bebas,
terikat, dan kontrol disajikan dalam model yang disajikan pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis, Karakter Siswa,
Pembelajaran, Level Sekolah, dan Keseluruhan Siswa
Level
Sekolah
KAM
Siswa
Kelas Eksperimen (E)
Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR)
Kelas Kontrol (K)
Pembelajaran Matematika
Biasa (PMB)
Kemampuan Berpikir
Kritis dan Kreatif
Matematis, Karakter
siswa
Kemampuan Berpikir
Kritis dan kreatif
Matematis, Karakter
siswa
Pre Post Gain Pre Post Gain
Menengah
(M)
Tinggi(T) (MTE) (MTE) (MTE) (MTK) (MTK) (MTK)
Sedang (S) ( MSE) ( MSE) (MSE) (MSK) (MSK) (MSK)
Rendah R) (MRE) (MRE) (MRE) (MRK) (MRK) (MRK)
Sub Total
Bawah
(R)
Tinggi(T) (BTE) (BTE) (BTE) (BTK) (BTK) (BTK)
Sedang (S) (BSE) (BSE) (BSE) (BSK) (BSK) (BSK)
Rendah R) (BRE) (BRE) (BRE) (BRK) (BRK) (BRK)
Sub Total
Keseluruhan KSE KSK
79
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Salah satu komponen penting dalam sebuah penelitian adalah tersedianya
instrumen yang baik serta dapat diandalkan untuk menjaring dan mengumpulkan
data penelitian sesuai dengan kebutuhan penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam kegiatan penelitian ini adalah: tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif
matematis, sakala sikap siswa, skala karakter siswa dan skala PMR. Agar
instrumen-instrumen tersebut memenuhi kriteria baik dan dapat diandalkan, maka
sebelum digunakan terlebih dahulu dikembangkan. Secara terperinci
pengembangan instrumen penelitian tersebut beserta hasil-hasilnya diuraikan
sebagai berikut.
1. Tes Kemampuan Awal Matematis (KAM)
Kemampuan awal matematis adalah pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelum pembelajaran berlangsung. Pengetahuan awal matematika siswa diukur
melalui seperangkat soal tes dengan materi yang sudah dipelajari di kelas VII.
Pemberian tes kemampuan awal matematika, selain bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan siswa sebelum pembelajaran, juga dimaksudkan untuk memperoleh
data untuk mengetahui kesetaraan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Ini dilakukan agar sebelum diberikan perlakukan kedua kelompok pada
masing-masing sampel penelitian dalam kondisi awal yang sama dan pembagian
kemampuan awal matematis (KAM) juga digunakan untuk penempatan siswa
berdasarkan kelompok rendah, sedang dan tinggi. Kriteria pengelompokan
berdasarkan skor kemampuan matematis siswa (KAM) berdasarkan penilaian
acuan patokan (PAP) pada Tabel 3.3.
80
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.3
Kriteria Kategori Kemampuan Awal Matematis (KAM)
Kemampuan Awal Mahasiswa Kategori
KAM ≥ 75% skor ideal = 75 Tinggi
55% skor ideal =55 < KAM < 75% skor ideal = 74 Sedang
KAM ≤ 55% skor ideal = 54 Rendah
Keterangan: Skor Ideal KAM adalah 100
2. Tes Berpikir Kritis Matematis
Tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa ini
disusun tes kemampuan yang dikembangkan berbentuk tes uraian. Sebelum tes
tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi isi oleh pembimbing,
dosen/pakar pendidikan matematika realistik, dan guru SMP sebagai penimbang.
Validasi muka, meliputi: kejelasan dari segi bahasa, kejelasan dari sisi format
penyajian, kejelasan dari segi gambar/representasi dan disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Hasil Validitas Muka Soal Tes Berpikir Kritis Matematis
Penim
bang
Uraian Nomor soal Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kejelasan bahasa L L L L L L L L
Kejelasan format penyajian L L L L L L L L
Kejelasan gambar L L L L L L L L
2 Kejelasan bahasa L TL L L L L L TL R
Kejelasan format penyajian L L L L L L L L
Kejelasan gambar L L L L L L L L
3 Kejelasan bahasa L L TL TL L L L TL R
Kejelasan format penyajian L L L L L L L L
Kejelasan gambar L L L L L L L L
Ket : L = Layak , TL = Tidak Layak dan R = Revisi
81
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Item yang direvisi untuk penimbang ke-2 soal nomar 2 dan nomor 8 dan
penimbang ke 3 soal nomor 3, nomor 4 dan nomor 8 yaitu kejelasan bahasa.
Validasi isi, meliputi: kesesuaian dengan materi pokok, kesesuaian
dengan indikator pencapaian hasil belajar, kesesuaian dengan karakteristik
kemampuan berpikir kritis matematis, kesesuaian PMR dan dengan tingkat
kesukaran siswa SLTP pada Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5.
Hasil Validitas Isi Soal Tes Berpikir Kritis Matematis
Penim
Bang
Uraian Nomor soal Ket
. 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kesesuaian materi
L L L L L L L L
Kesesuaian Indikator hasil belajar
L L L L L L L L
Kesesuaian Karakter berpikir kritis
L L TL L L L TL L R
Kesesuaian PMR dengan
L L L L L L L L
2 Kesesuaian materi
L L L L L L L L
Kesesuaian Indikator hasil belajar
L L L L L L L L
Kesesuaian Karakter berpikir kritis
L L L L L L L TL R
Kesesuaian PMR dengan
L L L L L L L L
3 Kesesuaian materi
L L T L L L L
Kesesuaian Indikator hasil belajar
\
L L L L L L L L
Kesesuaian Karakter berpikir kritis
L L TL L TL L L TL R
Kesesuaian PMR dengan
L L L L L L L L
Ket : L = Layak , TL = Tidak Layak dan R = Revisi
Item yang direvisi untuk penimbang-1 soal nomor 3 dan soal no 7,
penimbang ke-2 soal nomar 2 dan nomor 8 dan penimbang ke 3 soal nomor 3,
nomor 5 dan nomor 8 yaitu kesesuaian karakter berpikir kritis. setelah di revisi
dilakukan uji coba tes berpikir kritis kepada siswa SMP berjumlah 27 siswa.
82
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil perhitungan uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas butir soal,
reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal menggunakan program
Excel 2007. Setelah dilakukan uji coba, menunjukkan bahwa soal yang ada layak
untuk dilakukan penelitian karena memenuhi validitas, daya pembeda, tingkat
kesukaran dan reliabilitas seperti tertera pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Hasil Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas
Tes Berpikir Kritis Matematis
No
Keofisien Kolelasi
Validitas
Indeks Daya
Pembeda
Indeks Kesukaran
1 0.891 Valid 0.274 Cukup 0.447 Sedang
2 0.894 Valid 0.251 Cukup 0.472 Sedang
3 0.878 Valid 0.309 Cukup 0.432 Sedang
4 0.759 Valid 0.227 Cukup 0.614 Sedang
5 0.451 Valid 0.078 Cukup 0.429 Sedang
6 0.451 Valid 0.097 Cukup 0.318 Sedang
7 0.451 Valid 0.155 Jelek 0.566 Sedang
8 0.451 Valid 0.192 Jelek 0.351 Sedang
Keofisien
Reabelitas
0.989
Setelah dianalisis untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis
matematis, dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal.
Kriteria penskoran menggunakan skor rublik yang dimodifikasi dari Facione
(Ratnaningsih, 2007 ) pada Tabe 3.7.
83
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.7.
Pedoman Penskoran Respon Siswa pada Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis
Aspek yang
Diukur Respos Siswa terhadap Soal atau Masalah Skor
Mengidentifikasi
Tidak menjawab, atau memberikan jawaban salah 0
Hanya menjelaskan konsep-konsep yang digunakan tetapi benar. 1
Menjelaskan konsep-konsep yang digunakan kurang lengkap tetapi
benar dengan alasan yang salah. 2
Menjelaskan konsep-konsep yang digunakan kurang lengkap tetapi
benar dengan alasan yang benar. 3
Menjelaskan konsep-konsep yang digunakan dengan lengkap tetapi
benar dan memberikan alasan yang benar. 4
Menghubungkan
Tidak menjawab, atau memberikan jawaban salah 0
Hanya melengkapi data pendukung dengan lengkap dan benar. 1
Melengkapi data pendukung dengan lengkap dan benar, tetapi salah
dalam menentukan aturan 2
Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan dengan lengkap
dan benar tetapi penjelasan cara memperolehnya kurang lengkap. 3
Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan serta
memberikan penjelasan cara memperolehnya, semuanya lengkap
dan benar.
4
Menganalisis
Tidak menjawab, atau memberikan jawaban yang salah. 0
Hany.a memeriksa masalah saja tetapi benar. 1
Memeriksa masalah dengan benar tetapi memberikan penjelasan
yang tidak dapat dipahami dan tidak memperbaiki kekeliruan.
2
Memeriksa masalah dengan benar dan memberikan penjelasan yang
benar tetapi tidak memperbaiki kekeliruan
3
Memeriksa, memperbaiki, dan memberikan penjelasan setiap
langkah masalah dengan lengkap dan benar
4
Memecahkan
masalah
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah. 0
Mengidentifikasi soal dengan benar tetapi model matematika dan
penyelesaiannya salah. 1
Mengidentifikasi soal dengan benar tetapi terdapat kesalahan dalam
model matematika sehingga penyelesaian dan hasilnya salah. 2
Mengidentifikasi soal dan model matematika dengan benar, tetapi
penyelesaiannya terdapat kesalahan dalam proses perhitungan
sehingga hasilnya menjadi salah.
3
Mengidentifikasi dan membuat model matematika dengan benar,
kemudian penyelesaiannya dengan benar. 4
1. Tes Berpikir Kreatif Matematis
84
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tes untuk mengukur kemampuan siswa ini disusun dan dikembangkan
oleh peneliti berdasarkan prosedur penyusunan instrumen yang baik dan benar.
Indikator yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan berpikir kreatif matematis
yang disusun berbentuk tes uraian. Sebelum tes tersebut digunakan, terlebih
dahulu dilakukan validasi muka dan konten (isi) oleh pembimbing, dosen/pakar
pendidikan matematika realistik, dan guru SLTP sebagai penimbang. Validasi
muka, meliputi: kejelasan dari segi bahasa, kejelasan dari sisi format penyajian,
kejelasan dari segi gambar/representasi pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Hasil Validitas Muka Soal Tes Berpikir Kreatif Matematis
Penim
Bang
Uraian Nomor soal
Ket.
1 2 3 4 5 6 7
1 Kejelasan bahasa L L L L L L L
Kejelasan format penyajian L L L L L L L
Kejelasan gambar L L TL L TL L TL R
2 Kejelasan bahasa L L L L L L L
Kejelasan format penyajian L L L L L L L
Kejelasan gambar L L L L TL L L R
3 Kejelasan bahasa TL L L L L L L R
Kejelasan format penyajian L L L L L L L
Kejelasan gambar L L L L L L L
Ket : L = Layak , TL = Tidak Layak dan R = Revisi
Item yang direvisi untuk penimbang ke-1 soal nomar 3, nomor 5 dan nomor 8 dan
penimbang ke-2 soal nomor 5, nomor 4 dan nomor 8 yaitu kejelasan gambar.
Untuk penimbang ke-3 soal no 1 kejelasan bahasa.
Validasi isi, meliputi: kesesuaian dengan materi pokok, kesesuaian
85
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan indikator pencapaian hasil belajar, kesesuaian dengan karakteristik
kemampuan berpikir kritis matematis, kesesuaian PMR dan dengan tingkat
kesukaran siswa SLTP pada Tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9
Hasil Validitas Isi Soal Tes Berpikir Kreatif Matematis
Penim
Bang
Uraian Nomor soal Ket.
1 2 3 4 5 6 7
1 Kesesuaian materi L L L L L L L
Kesesuaian Indikator hasil belajar L L L L L L L
Kesesuaian Karakter berpikir kritis L L TL L TL L L R
Kesesuaian PMR dengan L L L L L L L
2 Kesesuaian materi
L L L L L L L
Kesesuaian Indikator hasil belajar
L L L L L L L
Kesesuaian Karakter berpikir kritis
L L L TL TL L L R
Kesesuaian PMR dengan
L L L L L L L
3 Kesesuaian materi
L L T L L L
Kesesuaian Indikator hasil belajar
L L L L L L L
Kesesuaian Karakter berpikir kritis
L L TL L TL L L R
Kesesuaian PMR dengan
L L L L L L L
Ket : L = Layak , TL = Tidak Layak dan R = Revisi
Item yang direvisi untuk penimbang-1 soal nomor 3 dan soal no 5, penimbang
ke-2 soal nomar 4 dan nomor 5 dan penimbang ke-3 soal nomor 3, nomor yaitu
kesesuaian karakter berpikir kritis. setelah di revisi kemudian dilakukan uji coba
tes berpikir kritis kepada siswa SMP berjumlah 27 siswa.
Hasil Perhitungan uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas butir
soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal menggunakan program
86
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Excel 2007. Setelah dilakukan ujicoba menunjukkan bahwa soal yang ada layak
untuk dilakukan penelitian karena memenuhi validitas, daya pembeda, tingkat
kesukaran dan reliabilitas seperti tertera pada tabel 3.10.
Tabel 3.10.
Hasil Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas
Tes Berpikir Kreatif Matematis
No Keofisien Kolelasi
Validitas
Indeks Daya Pembeda Indeks Kesukaran
1
0.753 Valid 0.427 Baik 0.571 Sedang
2
0.853 Valid 0.337 Cukup 0.487 Sedang
3
0.825 Valid 0.217 Cukup 0.392 Sedang
4
0.574 Valid 0.317 Cukup 0.356 Sedang
5 0.408 Valid 0.400 Baik 0.422 Sedang
6 0.483 Valid 0.275 Cukup 0.297 Sukar
7 0.662 Valid 0.200 Cukup 0.283 Sukar
Keofisien
Reabelitas
0.7033
Setelah dianalisis untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif
matematis, dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal.
dimodifikasi dari Evans (1991) bahwa komponen berpikir divergen terdiri atas
komponen sensitivity, fluency, flexibility, originality dan elaboration.
Tabel 3.11
Pedoman Penskoran Soal Berpikir Kreatif Matematis
Indikator Reaksi terhadap soal/masalah
Skor
Fluency
(kefasihan atau
kelancaran)
Tidak memberi jawaban 0
Mengembangkan gagasan dan memberi jawaban yang tidak rinci
dan salah
1
Mengembangkan gagasan dan memberi jawaban yang tidak rinci
tetapi hasil benar
2
Mengembangkan gagasan dan memberi jawaban yang rinci
tetapi hasil salah
3
87
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mengembangkan gagasan dan memberi jawaban yang rinci dan
hasil benar
4
Flexibility
(keluwesan atau
kelenturan)
Tidak memberi jawaban 0
Tidak menggambarkan kepekaan dalam memberikan jawaban
dan mengarah pada jawaban salah
1
Menggambarkan kepekaan dalam memberikan jawaban, tetapi
mengarah pada jawaban salah
2
Menggambarkan kepekaan dalam memberikan jawaban dan
mengarah pada jawaban benar
3
Menggambarkan kepekaan dalam memberikan jawaban dan
jawaban benar
4
Originality
(keaslian)
Tidak memberi jawaban 0
Memberi gagasan/jawaban yang tidak beragam dan salah 1
Memberi gagasan/jawaban yang tidak beragam tetapi benar 2
Memberi gagasan/jawaban yang beragam tetapi salah 3
Memberi gagasan/jawaban yang beragam dan benar 4
Elaboration
(elaborasi)
Tidak memberi jawaban 0
Memberi gagasan/jawaban yang tidak beragam dan salah 1
Memberi gagasan/jawaban yang tidak beragam tetapi benar 2
Memberi gagasan/jawaban yang beragam tetapi salah 3
Memberi gagasan/jawaban yang beragam dan benar 4
4. Skala Pendapat Terhadap Karakter Siswa.
Karakter siswa dijaring melalui angket tertutup yang disusun berdasarkan
nilai-nilai karakter (Hasan, dkk: 2010) meliputi: Religius, Jujur, Toleransi,
Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat
Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Mengenghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif,
Cinta Damai, Sikap, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan
Tanggung-jawab.
Skala karakter siswa terdiri dari item-item kegiatan dan pendapat dalam
bentuk pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan lima pilihan yaitu SS
(Sangat Setuju), S (Setuju), N (netral), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat
88
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tidak Setuju). Instrumen ini akan diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan tes
kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis yang dikembangkan dari
Sumarmo (2010). Sebelum instumen ini digunakan, dilaksanakan uji coba empiris
dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan uji coba terbatas kepada siswa pada
kelas uji coba di luar sampel tapi setara. Tujuan dari uji coba ini untuk mengetahui
tingkat keterbacaan bahasa dan untuk meperoleh gambaran apakah kegiatan dan
pendapat dapat dipahami oleh siswa
Tujuan uji coba ini untuk mengetahui tingkat validitas setiap item kegiatan
dan pendapat sekaligus untuk menghitung skor setiap pilihan (SS, S, N, TS, STS)
dari setiap kegiatan dan pendapat dengan menggunakan program Excel 2007.
Dengan demikian, pemberian skor dari setiap kegiatan atau pendapat siswa
ditentukan secara aposteriori yaitu berdasarkan jawaban responden dengan
menentukan skala deviasi normal (Azwar 1995:125).
Hasil uji coba skala pendapat terhadap karakter dan budaya siswa tertera
pada tabel 3.12.
Tabel 3.12
Hasil Uji Coba Skala Pendapat Terhadap Karakter Siswa
No
T table T hitung
Kriteria
No T table T hitung Kriteria
1 0.38 0.42 Valid
28 0.38 0.79 Valid
2 0.38 0.55 Valid
29 0.38 0.48 Valid
3 0.38 0.44 Valid
30 0.38 0.43 Valid
4 0.38 0.53 Valid
31 0.38 0.39 Valid
5 0.38 0.49 Valid
32 0.38 0.49 Valid
6 0.38 0.59 Valid
33 0.38 0.64 Valid
7 0.38 0.46 Valid
34 0.38 0.39 Valid
8 0.38 0.42 Valid
35 0.38 0.49 Valid
9 0.38 0.42 Valid
36 0.38 0.40 Valid
10 0.38 0.42 Valid
37 0.38 0.41 Valid
89
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11 0.38 0.55 Valid
38 0.38 0.41 Valid
12 0.38 0.44 Valid
39 0.38 0.40 Valid
13 0.38 0.50 Valid
40 0.38 0.57 Valid
14 0.38 0.62 Valid
41 0.38 0.70 Valid
15 0.38 0.46 Valid
42 0.38 0.54 Valid
16 0.38 0.52 Valid
43 0.38 0.48 Valid
17 0.38 0.50 Valid
44 0.38 0.43 Valid
18 0.38 0.44 Valid
45 0.38 0.68 Valid
19 0.38 0.54 Valid
46 0.38 0.79 Valid
20 0.38 0.54 Valid
47 0.38 0.54 Valid
21 0.38 0.75 Valid
48 0.38 0.61 Valid
22 0.38 0.76 Valid
49 0.38 0.54 Valid
23 0.38 0.79 Valid
50 0.38 0.43 Valid
24 0.38 0.47 Valid
51 0.38 0.41 Valid
25 0.38 0.53 Valid
52 0.38 0.46 Valid
26 0.38 0.51 Valid
53 0.38 0.50 Valid
27 0.38 0.45 Valid
Berdasarkan hasi uji coba menunjukkan bahwa skala karakter dan budaya
dan karakter menunjukkan setiap item soal valid dan hasil jawaban siswa
bervariasi yaitu SS, S, N, TS dan STS untuk jawaban pernyataan positif dan STS,
TS, N, S dan SS untuk jawaban pernyataan negatif, menunjukkan bahwa skala
pembinaan karakter dan budaya dapat di gunakan dalam penelitian ini.
5. Skala Pendapat terhadap Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Skala pendapat terhadap PMR dapat dijaring melalui angket tertutup yang
disusun berdasarkan aspek-aspek PMR yaitu pengalaman langsung (Performance
Experience), pengalaman dari orang lain (Vicarious Experience), aspek
Sosial/Verbal (Verbal Persuasion) dan aspek Psikologis (Physiological and
Affective State).
Skala pendapat terhadap PMR terdiri dari item-item kegiatan dan pendapat
dalam bentuk pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan lima pilihan
90
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (tidak setuju), dan STS
(Sangat Tidak Setuju). Instrumen ini dikembangkan dari sumarmo (2010) dan
akan diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan tes kemampuan berpikir kritis
dan kreatif matematis . Sebelum instumen ini digunakan, dilaksanakan ujicoba
empiris dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan uji coba terbatas kepada siswa
kelas uji coba di luar sampel tapi setara. Tujuan dari uji coba ini untuk mengetahui
tingkat keterbacaan bahasa dan untuk memperoleh gambaran apakah kegiatan dan
pendapat dapat dipahami oleh siswa dengan baik.
Tujuan uji coba ini untuk mengetahui tingkat validitas setiap item kegiatan
dan pendapat sekaligus untuk menghitung skor setiap pilihan (SS, S, K, J, JS) dari
setiap kegiatan dan pendapat dengan menggunakan progam Excle 2007. Dengan
demikian, pemberian skor dari setiap kegiatan atau pendapat siswa ditentukan
secara aposteriori yaitu berdasarkan jawaban responden dengan menentukan skala
deviasi normal (Azwar 1995:125).
Hasil uji coba skala pendapat terhadap RME tertera pada Table 3.13
Tabel 3.13
Hasil Uji Coba Skala Pendapat terhadap RME
No
T table T hitung
Kriteria
No
T table T hitung
Kriteria
1 0.38 0.40 Valid
23 0.38 0.64 Valid
2 0.38 0.38 Valid
24 0.38 0.56 Valid
3 0.38 0.54 Valid
25 0.38 0.77 Valid
4 0.38 0.84 Valid
26 0.38 0.57 Valid
5 0.38 0.54 Valid
27 0.38 0.41 Valid
6 0.38 0.41 Valid
28 0.38 0.69 Valid
7 0.38 0.69 Valid
29 0.38 0.59 Valid
8 0.38 0.58 Valid
30 0.38 0.39 Valid
9 0.38 0.39 Valid
31 0.38 0.54 Valid
10 0.38 0.38 Valid
32 0.38 0.75 Valid
11 0.38 0.93 Valid
33 0.38 0.45 Valid
91
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12 0.38 0.44 Valid
34 0.38 0.41 Valid
13 0.38 0.40 Valid
35 0.38 0.69 Valid
14 0.38 0.70 Valid
36 0.38 0.53 Valid
15 0.38 0.45 Valid
37 0.38 0.47 Valid
16 0.38 0.78 Valid
38 0.38 0.40 Valid
17 0.38 0.54 Valid
39 0.38 0.42 Valid
18 0.38 0.73 Valid
40 0.38 0.44 Valid
19 0.38 0.58 Valid
41 0.38 0.40 Valid
20 0.38 0.45 Valid
42 0.38 0.39 Valid
21 0.38 0.69 Valid
43 0.38 0.44 Valid
22 0.38 0.69 Valid
44 0.38 0.97 Valid
Berdasarkan hasi uji coba skala pendapat terhadap PMR, menunjukkan
untuk setiap item soal valid dan jawaban siswa bervariasi yaitu SS, S, N, TS dan
STS untuk jawaban pernyataan positif dan STS, TS, N, S dan SS untuk jawaban
pernyataan negative. Dengan demikian, skala pendapat terhadap PMR dapat
digunakan dalam penelitian ini.
6. Skala Pendapat Terhadap Sikap Siswa
Skala sikap siswa dapat dijaring melalui angket tertutup yang disusun
berdasarkan sikap siswa dalam pemebelajaran matematika yaitu pengalaman
langsung (Performance Experience), pengalaman dari orang lain (Vicarious
Experience), aspek Sosial/Verbal (Verbal Persuasion) dan aspek Psikologis
(Physiological and Affective State).
Skala sikap siswa terdiri dari item-item kegiatan dan pendapat dalam
bentuk pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan lima pilihan yaitu SS
(Sangat Sekali), S (Sering), N (Neral), TS (tidak setuju), dan STS (Sangat Tidak
Setuju ) . Instrument ini dikembangkan dari Sumarmo (2010) dan akan diberikan
kepada siswa setelah pelaksanaan tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif
92
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
matematis . Sebelum instumen ini di gunakan, dilaksanankan ujicoba empiris
dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan uji coba terbatas kepada siswa kelas
uji coba di luar sampel tapi setara. Tujuan dari uji coba ini untuk mengetahui
tingkat keterbacaan bahasa dan untuk meperoleh gambaran apakah kegiatan dan
pendapat dapat dipahami oleh siswa dengan baik.
Tujuan uji coba ini untuk mengetahui tingkat validitas setiap item kegiatan
dan pendapat sekaligus untuk menghitung skor setiap pilihan (SS, S, N, TS, STS)
dari setiap kegiatan dan pendapat dengan menggunakan program Excel 2007.
Dengan demikian, pemberian skor dari setiap kegiatan atau pendapat siswa
ditentukan secara aposteriori yaitu berdasarkan jawaban responden dengan
menentukan skala deviasi normal (Azwar 1995:125).
Hasil uji coba skala sikap tertera pada Table 3.14.
Tebel 3.14.
Hasil Uji Coba Skala Sikap Siswa.
No
T tabel T hitung Kriteria
No T tabel T hitung Kriteria
1 0.38 0.40 Valid
19 0.38 0.48 Valid
2 0.38 0.40 Valid
20 0.38 0.45 Valid
3 0.38 0.47 Valid
21 0.38 0.69 Valid
4 0.38 0.41 Valid
22 0.38 0.84 Valid
5 0.38 0.54 Valid
23 0.38 0.61 Valid
6 0.38 0.43 Valid
24 0.38 0.50 Valid
7 0.38 0.40 Valid
15 0.38 0.40 Valid
8 0.38 0.49 Valid
16 0.38 0.49 Valid
9 0.38 0.61 Valid
27 0.38 0.42 Valid
10 0.38 0.42 Valid
28 0.38 0.46 Valid
11 0.38 0.46 Valid
29 0.38 0.51 Valid
12 0.38 0.40 Valid
30 0.38 0.47 Valid
13 0.38 0.40 Valid
31 0.38 0.40 Valid
14 0.38 0.54 Valid
32 0.38 0.50 Valid
15 0.38 0.52 Valid
33 0.38 0.74 Valid
93
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
16 0.38 0.42 Valid
34 0.38 0.67 Valid
17 0.38 0.52 Valid
35 0.38 0.74 Valid
18 0.38 0.46 Valid
Berdasarkan hasi uji coba, skala sikap siswa menunjukkan untuk setiap
item soal valid dan jawaban siswa bervariasi yaitu SS, S, N, TS dan STS untuk
jawaban pernyataan positif dan STS, TS, N, S dan SS untuk jawaban pernyataan
negative. Dengan demikian, skala sikap siswa dapat di\gunakan dalam penelitian
ini.
7. Lembar Observasi
Penelitian ini menggunakan dua jenis pedoman observasi yaitu pedoman
observasi pelaksanaan pembelajaran yang berfungsi untuk melihat keefektifan
kegiatan guru dalam menerapkan kedua model pembelajaran di kelas. Khusus
untuk PMR, dikembangkan berdasarkan lima karakteristik PMR, dan pedoman
observasi keaktifan siswa berfungsi untuk melihat keaktifan siswa dalam
pembelajaran di kelas atau kelompok, keaktifan siswa meresponi arahan guru
dalam pembelajaran dan kemampuan guru mengelola pembelajaran.
Pedoman observasi pembelajar berupa item pernyataan yang tertera pada
angket untuk menilai aktivitas guru dan siswa dengan skala penilaian sebagai
berikut:
1) kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran dengan skala penilaian
yaitu : 2 : Ya, 1: Tidak Jelas dan 0 : Tidak
2) keaktifan siswa dalam diskusi kelas atau kelompok dengan skala penilaian
yaitu : 2: Aktif, 1: Kurang Aktif dan 0: Aktif
3) keaktifan siswa dalam meresponi arahan guru dalam pembelajaran dengan
94
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
skala penilaian yaitu : 2: Sering, 1: Kadang-kadang dan 0: Jarang
Lembar observasi berupa cek list yang digunakan oleh observer pada saat
proses pembelajaran untuk menilai aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Observer dilakukan oleh dua orang yang diberikan arahan tentang
PMR.
8. Pedoman Wawancara
Wawancara berfungsi untuk mempertegas dan melengkapi data
yang dirasakan kurang lengkap atau belum terjaring melalui observasi dan tes.
Selain itu, wawancara juga dapat digunakan untuk mengetahui strategi, cara
berpikir (kritis dan kreatif), langkah-langkah, serta kesulitan-kesulitan yang
dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada tes berpikir kirtis dan kreatif
matematis.
E. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Bahan Ajar PMR berbasis budaya
khususnya budaya Maluku yang berisi materi dan lembaran mengikuti materi
pelajaran matematika SLTP sesuai dengan KTSP 2006 dan mengacu pada
karakteristik dan alur pembelajaran PMR .
Bahan Ajar dibuat untuk 10 tatap muka yang berisi (1) deskripsi situasi
atau permasalahan yang pemecahannya harus dipikirkan dan diselesaikan siswa;
(2) tugas-tugas terbimbing (terstruktur) yang berangsur-angsur menuju
tugas-tugas yang tidak terbimbing; (3) soal-soal yang mengukur kemampuan
berpikir kirtis matematis meliputi mengidentifikasi, menghubungkan,
95
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menganalisis dan memecahkan masalah. Sedangkan, untuk kreatif matematis
meliputi kelancaran, keaslian, kelenturan dan elaborasi; (4) soal-soal yang
mengukur kemampuan PMR; dan (5) permasalahan yang mengukur kemampuan
siswa dalam intertwinment dan pemodelan matematik. Semua komponen ini
disusun berdasarkan karakteristik dan alur pembelajaran dalam PMR.
Permasalahan yang disajikan dalam bahan ajar ini berupa permasalahan
kontekstual yang berkaitan dengan karakter dan budaya klususnya berkaitan
dengan budaya Maluku yang nantinya dikerjakan oleh seluruh kelompok.
Selanjutnya, dari hasil pekerjaan masing-masing kelompok itu didiskusikan
bersama untuk mendapatkan pemecahan masalah yang tepat.
Dengan menggunakan bahan ajar dalam proses pembelajaran sangat
diharapkan keaktifan seluruh siswa dalam kelompoknya masing-masing. Di sini
peran guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa. Siswa harus
dipandang sebagai individu yang mempunyai potensi untuk mengembangkan
pengetahuan dalam dirinya. Siswa diharapkan aktif mengkonstruksi
pengetahuannya. Bahkan diharapkan siswa tidak sekedar aktif sendiri, tetapi ada
aktivitas bersama di antara mereka (interaktivitas). Selanjutnya di akhir
pembelajaran, diharapkan siswa dapat menyimpulkan atau merangkum tentang
pengetahuan matematika yang ia peroleh selama pembelajaran berlangsung, baik
secara individu maupun kelompok. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam
merumuskan kesimpulan, maka guru dapat memberikan bimbingan seperlunya.
Hal ini dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh siswa dapat merata dan
sesuai dengan harapan.
96
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebelum bahan ajar tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi
muka dan isi oleh pembimbing, dosen/pakar pendidikan matematika realistik, dan
guru SMP sebagai penimbang. Pertimbangan validasi muka dan isi bahan ajar
dengan pendekatan matematika realistik untuk siswa SMP yang dimaksudkan
adalah berkenaan dengan hal-hal berikut:
1. Format; berkaitan dengan sistematika penyajian, kejelasan bahasa yang
digunakan, kejelasan ilustrasi/gambar.
2. Isi; berkaitan dengan kesesuaian terhadap standar kompetensi dan kompetensi
dasar, kesesuaian terhadap tingkat perkembangan mental siswa, keruntutan
penyajian, kesesuaian dengan alokasi waktu.
3. Proses; berkaitan dengan unsur kontekstual, unsur matematisasi (in
formal/formal, model of, model for, formal mathematics), unsur kontribusi
siswa, unsur keterjalinan (intertwine).
Hasil validitas bahan ajar ditampilkan pada tabel 3.15
Tabel 3.15.
Hasil Validitas Muka Bahan Ajar
Penim
Bang
Uraian
10 Pertemuan Ket
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kejelasan bahasa L L TL L L L L TL L L R
Kejelasan
format penyajian
L TL L L L L L L L L R
Kejelasan
gambar
L L TL L L L TL L L L R
2 Kejelasan
bahasa
L L L L L L L L L L
Kejelasan
format penyajian
L L L L L L TL L L TL R
Kejelasan
gambar
L L L L L L L L L L
3 Kejelasan bahasa TL L TL L L L TL L L L R
Kejelasan L L L L L L L L L L
97
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
format penyajian
Kejelasan
gambar
L L TL L L L L L L L R
Ket : L = Layak , TL = Tidak Layak dan R = Revisi
Item yang direvisi untuk kejelasan bahasa penimbang ke-1 bahan ajar
dan bahan ajar 8 ,dan penimbang -3 bahan ajar 1, bahan ajar 3 dan bahan 7.
Untuk jelasan format penyajian penimbang-1 bahan ajar 2, penimbang -2 bahan
ajar 7 dan bahan ajar 10. Kejelasan gambar penimbang-1 bahan ajar 3 dan bahan
ajar 7, penimbang-2 bahan ajar 5 dan untuk penimbang ke-3 bahan ajar 3.
Validasi isi, meliputi: kesesuaian dengan materi pokok, kesesuaian dengan
indikator pencapaian hasil belajar, kesesuaian dengan karakteristik kemampuan
berpikir kritis matematis, kesesuaian PMR dan dengan tingkat kesukaran siswa
SLTP pada Tabel 3.16.
Tabel 3.16.
Hasil Validitas Muka Bahan Ajar
Penim
bang
Uraian
10 Pertemuan Ket
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kesesuaian materi L L L L L L L L L L
Kesesuaian Indikator hasil
belajar
L L L L L L L L L L
Kesesuaian Karakter
berpikir kritis dan kreatif
L TL TL L L TL L L L L R
Kesesuaian PMR dengan L L TL L L L L L L L
2 Kesesuaian materi L L L L L L L L L L
Kesesuaian Indikator hasil
belajar
L L L L L L L L L L R
Kesesuaian Karakter
berpikir kritis dan kreatif
L L TL L T
L
L L L T
L
L R
Kesesuaian PMR dengan L L TL L L L TL L L L
3 Kesesuaian materi L L L L L L L L L L R
Kesesuaian Indikator hasil
belajar
L L L L L L L L L L
Kesesuaian Karakter
berpikir kritis dan kreatif
L L L L T
L
L L L T
L
L
Kesesuaian PMR dengan L TL L L L L TL L L L R
Ket : L = Layat , TL = Tidak Layak dan R = Revisi
Item yang direvisi untuk karakter berpikir kirtis dan kreatifitas penimbang ke-1
98
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bahan ajar 3 dan bahan ajar 6, penimbang ke-2 bahan ajar 3, bahan ajar 5 dan
bahan ajar 9 dan penimbang -3 bahan ajar 5 dan bahan ajar 9. Untuk kesesuaian
dengan PMR penimbang-1 bahan ajar 2 dan bahan ajar 3 , penimbang -2 bahan
ajar 3, bahan ajar 5 dan bahan ajar 19 dan penimbang-3 bahan ajar 2 dan bahan
ajar 7.
F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan proses pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dengan
Pendekatan Matematika Realistik (PMR) berbasis budaya sebagai perlakuan pada
kelompok eksprimen dan Pendekatan Matematika Konvensional/ Biasa (PMB)
pada kelompok kontrol. Dengan demikian, pada tiap sekolah yang menjadi sampel
penelitian terdapat dua kelas yang diteliti yaitu satu kelas sebagai kelompok
eksprimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol. Tabel 3.17, menunjukkan
gambaran model pedagogi yang dilakukan pada kelas eksprimen dan kelas
kontrol.
Tabel 3.17
Model Pedagogi pada Kelas Eksprimen dan Kelompok Kontrol
No.
Pendekatan Matematika Realistik Pendekatan Matematika Biasa
1
Bahan Ajar dirancang dalam bentuk
masalah kontekstual yang harus
diselesaikan oleh siswa. Konsep
matematika dibangun sendiri oleh siswa
melalui proses matematisasi
Bahan ajar yang digunakan adalah buku
ajar yang biasa dipakai oleh guru.
Kegiatan pembelajaran biasanya
dilakukan dengan membahas contoh
soal dan dilanjutkan dengan latihan.
2
Guru berperan sebagai fasilitator,
mediator, dan partner dengan menyajikan
berbagai masalah kontekstual, serta
melakukan negosiasi secara eksplisit,
intervensi, kooperatif, penjelasan,
pembenaran setuju dan tidak setuju,
pertanyaan atau refleksi dan evaluasi.
Guru berperan sebagai sumber belajar,
menjelaskan konsep, menjelaskan
contoh soal, memberikan soal-soal
latihan yang harus dikerjakan siswa, dan
mengevaluasi hasil belajar siswa.
99
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
Siswa berperan sebagai peserta yang aktif.
Kontribusi dalam proses pembelajaran
diharapkan datang dari siswa sendiri
dengan memproduksi dan mengkonstruksi
sendiri model secara bebas.
Siswa berperan sebagai penerima
informasi yang diberikan oleh guru dan
berlatih menyelesaikan soal-soal latihan.
4 Interaksi dalam kegiatan pembelajaran
bersifat multi arah Interaksi dalam kegiatan pembelajaran
bersifat satu atau dua arah
G. Analisis Data
Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini, diperoleh/dijaring dari tes
kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa, tes dilakukan pada awal
pembelajaran (sebelum perlakuan), yang disebut sebagai pre tes dan pada akhir
pembelajaran (setelah perlakuan), yang disebut post tes. Dari skor pre tes dan post
tes kedua kemampuan tersebut, dihitung N-Gain (gain ternormalisasi).
Selanjutnya, nilai N-Gain inilah yang diolah sesuai permasalahan dan hipotesis
yang diajukan.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan seperti berikut:
1. Uji prasyarat, menguji persyaratan statistik yang diperlukan sebagai dasar
dalam pengujian hipotesis yaitu menggunakan uji normalitas dan
homogenitas baik terhadap bagian-bagiannya maupun secara keseluruhan.
2. Dari hasil pengujian diketahui data berdistibusi normal dan bervariasi normal
maka digunakan uji-t untuk uji perbedaan dua rata-rata dan uji Anova untuk
uji perbedaan lebih dari dua rata-rata.
3. Jika data diketahui tidak berdistribusi normal digunakan kaidah-kaidah
statistik non parametrik digunakan uji wilcoyon atau uji Mann-Whitney
untuk uji perbedaan dua sampel dan uji krurskal walls untuk uji perbedaan
lebih dari dua jalur.
100
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Seluruh perhitungan statistik menggunakan bantuan komputer program
Exel 2007 dan SPSS 17. Selain dilakukan analisis secara kuantitatif, peneliti
juga akan melakukan analisis secara kualitatif terhadap jawaban setiap butir
soal, data hasil observasi, data hasil wawancara, dan data respon siswa. Hal ini
bertujuan untuk mengkaji lebih jauh tentang kemampuan berpikir kritis dan
kreatif matematis, serta untuk mengetahui apakah pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembelajaran yang ditetapkan pada kedua
pembelajaran.
Tabel 3.18.
Keterkaitan antara Masalah, Hipotesis, Kelompok Data
Dan Jenis Uji Statistik yang digunakan dalam Analisa Data
Masalah Nomor
Hipotesis
Kelompok Data Jenis Uji
Statistik
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang
menggunakan PMR lebih tinggi
jika dibandingkan dengan PMB
di tinjau dari keseluruhan siswa
1a
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
Uji-t
atau
Mann Withney
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang
menggunakan PMR lebih tinggi
jika dibandingkan dengan PMB
di tinjau dari KAM siswa
1b
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
One Way Anova
atau
Kurskal Wallis
Kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa yang
menggunakan PMR lebih tinggi
jika dibandingkan dengan PMB
di tinjau dari keseluruhan siswa
2a
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
Uji-t
atau
Mann Withney
Kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa yang
menggunakan PMR lebih tinggi
jika dibandingkan dengan PMB
di tinjau dari KAM siswa
2b
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
One Way Anova
atau
Kurscal Wallis
101
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa
yang menggunakan PMR lebih
tinggi jika dibandingkan
dengan PMB ditinjau dari
keseluruhan siswa
3a
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
Uji-t
atau
Mann Withney
Peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa
yang menggunakan PMR lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
PMB ditinjau KAM siswa
3b
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
One Way Anova
atau
Kurscal Wallis
Peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa
yang menggunakan PMR lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
PMB ditinjau dari keseluruhan
siswa
4a
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
Uji-t
atau
Mann Withney
Peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa
yang menggunakan PMR lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
PMB ditinjau dari KAM siswa
4b
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
One Way Anova
atau
Kurskal Wallis
Terdapat pengaruh interaksi
antara faktor pembelajaran dan
KAM siswa, terhadap
pencapaian kemampuan
beripikir kritis matematis siswa
5a
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
Anova Dua Jalur
Terdapat pengaruh interaksi
antara faktor pembelajaran dan
KAM siswa, terhadap
pencapaian kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa
5b
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
Anava Dua Jalur
Terdapat pengaruh interaksi
antara faktor pembelajaran dan
KAM siswa, terhadap sikap
siswa
5c
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
Anava Dua Jalur
102
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Terdapat perbedaan Karakter
dan budaya siswa yang
menggunakan PMR dan PMB di
tinjau dari keseluruhan siswa
6a
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
Uji-t
atau
Mann Withney
Terdapat perbedaan Karakter
dan budaya siswa yang
menggunakan PMR dan PMB di
tinjau dari KAM siswa
6b
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
One Way Anova
atau
Kurskal Wallis
Terdapat asosiasi antara
peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis dan
kemampuan kreatif matematis
7
AT/S/RE
MT/S/RE
BT/S/RE
AT/S/RK
MT/S/RK
BT/S/RK
KSE/KSK
Chi Kuadrat
H. Prosedur Penelitian
Penelitian eksprimen ini dilakukan dengan prosedur yang melalui tahapan
alur kerja. Penelitian dimulai dari merumuskan identifikasi masalah, rumusan
masalah dan studi literatur yang pada akhirnya diperoleh perangkat penelitian
berupa RPP, bahan ajar dan instrumen penelitian. Perangkat penelitian ini
sebelum diujicobakan terlebih dahulu dilakukan validasi muka dan validasi isi
oleh para ahli (pakar pendidikan yang berkompetensi) dan selanjutnya dilakukan
perbaikan seperlunya sesuai hasil validasi muka dan isi. Setelah perbaikan
berdasarkan hasil validasi muka dan isi, kemudian diujicobakan. Data hasil uji
coba, selanjutnya dianalisis untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda
dan tingkat kesukaran. Pemilihan subyek penelitian sebagai kelompok eksprimen
dan kelompok kontrol dilakukan secara acak. Selanjutnya, dilakukan uji beda
terhadap kedua kelompok tersebut untuk melihat kesetaraan kemampuan awal
103
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mereka dengan menggunakan tes kemampuan awal matematika (KAM) siswa.
Pelaksanaan penelitian diawali dengan pemberian pre tes pada kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. Selama pelaksanaan penelitian, kelompok
eksperimen diberi perlakuan berupa pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan
matematika realistik (PMR). Sedangkan, kelompok kontrol tetap menggunakan
pendekatan konvensional/biasa (PMB). Selama pembelajaran, dilakukan pula
observasi pada kelompok eksperimen, yang bertujuan untuk melihat aktivitas
siswa dan kemajuan yang terjadi selama eksperimen berlangsung. Selanjutnya,
pada akhir penelitian dilakukan post tes, pengisian lembar respon siswa, dan
wawancara. Post tes bertujuan untuk melihat kemampuan berpikir kritis dan
kreatif matematis dan kemampuan PMR yang diperoleh siswa selama pelaksanaan
penelitian. Pengisian lembar respon siswa, bertujuan untuk melihat bagaimana
respon siswa terhadap penerapan PMR, pendapat atau pandangan terhadap
karakter siswa dan sikap siswa, pelaksanaan pembelajaran, perangkat
pembelajaran yang digunakan, cara pendampingan guru, dan bahan ajar yang
digunakan. Sedangkan wawancara, bertujuan untuk mengetahui strategi, cara
berpikir (kritis dan kreatif), langkah-langkah, serta kesulitan-kesulitan yang
dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada tes yang diberikan pada akhir
penelitian. Data yang diperoleh dari hasil observasi, lembar respon siswa, dan
wawancara ini, selanjutnya digunakan untuk kebutuhan analisis data secara
kualitatif. Sedangkan, analisis secara kuantitatif dilakukan terhadap data N-Gain
yang diperoleh dari post tes dan pre tes untuk setiap kemampuan (berpikir kritis
dan kreatif matematis), percapaian kemampuan (berpikir kritis dan kereatif
104
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
matematis), interaksi kemampuan (berpikir kirtis dan kreatif matematis), interaksi
sikap siswa, pendapat karakter siswa (berpikir kritis dan kreatif matematis) dan
Asosiasi antara pembelajaran dan KAM siswa (kemampuan berpikir kritis dan
kreatif matematis). Analisis secara kuantitatif yang dilengkapi secara kualitatif
didasarkan pada pendapat Glaser dan Strauss (dalam Moleong, 1999) yang
mengatakan bahwa dalam banyak hal kedua data kuantitatif dan kualitatif
diperlukan, bukan kuantitatif menguji kualitatif, melainkan kedua bentuk data
tersebut digunakan bersama dan apabila dibandingkan, masing-masing dapat
digunakan untuk keperluan menyusun teori. Selanjutnya, dari hasil analisis data,
dilakukan pula pembahasan guna menghasilkan temuan dari penelitian ini. Secara
ringkas, alur kerja penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut:
105
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar. 3.1 Bagan Alur Penelitian
TEMUAN-TEMUAN
STUDI PENDAHULUAN
IDENYIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH,
STUDI LITERATUR DLL.
PENGEMABANGAN NSTRUMEN PENELITIAN
DAN UJI COBA
PENETAPAN SUBJEK PENELITIAN
PRE TES
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA REALISTIK
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA BIASA
OBSERVASI KEAKTIFAN DAN
KEEFEKTIFAN TERHADAP PMR
ANGKET RESPON SISWA
(Pendapat terhadap PMR,
Karakter Siswa, Sikap Siswa POST TES
PENGOLAHAN DATA
ANALISIS DATA
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
ANGKET RESPON SISWA
( Karakter siswa, sikap siswa)
106
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2. Bagan Alur Pengujian Data
DATA PENELITIAN
KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMEN
UJI
NOMALITA
UJI NON
PARAME-
UJI
NOMALITA
UJI
HOMOGEN
UJI
PARAMERTIK
KESIMPULAN
107
Anderson L. Palinussa, 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis, Serta Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011 sampai dengan Febuari 2012.
Uraian disajikan pada tabel 3.19 berikut:
No Waktu Penelitian Kegiatan
1 Agustus – September
2011
Tahap Persiapan
2 Oktober 2011 – Febuari
2012
a. Tes Pengetahuan Awal
b. Pelaksanaan Pembelajaran
c. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis
d. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis
e. pendapat karakter siswa
f. Pengisian Angket
3 Maret-April 2012 a. Pengolahan dan Analisis Data
b. Penyusunan Laporan Penelitian