bab iii metode penelitian a. metode...
TRANSCRIPT
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada sebuah penelitian, metode penelitian merupakan suatu cara dalam
penelitian yang berguna dalam proses kegiatan untuk memecahkan
permasalahan di dalam penelitian. Metode penelitian tidak dapat di pisahkan
dengan tata cara dalam penelitian atau yang disebut dengan prosedur
penelitian. Metode penelitian merupakan tata cara kerja atau susunan
pelaksanaan dalam penelitian, sedangkan prosedur penelitian merupakan
urutan proses penelitian yang telah dibuat secara runtut, tersusun dan
sistematis dalam proses tahapan penenlitian.
Dalam penenlitian ini penulis menggunakan metode penelitian quasi
experimen dengan pendekatan penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif. Sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm. 14) bahwa:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode quasi experimental design dipilih karena desain ini mempunyai
kelompok kontrol tetapi kelompok ini tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
penelitian ekperimen ini. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 72) mengatakan
bahwa “metode penelitian ekperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang
dapat digunakan untuk mencari pengaruh dari perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Penelitian eksperimen harus dapat memberikan kepastian untuk
mendapatkan informasi dari variabel mana yang mempengaruhi sesuatu yang
terjadi dan juga variabel mana yang mendapatkan akibat dari terjadinya
perubahan dalam penelitian eksperimen. Penelitian ekperimen digunakan
49
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengetahui apakah terdapat efektivitas perlakuan yang diberikan dalam
melakukan ekperimen sehingga dapat melihat signifikan dari perbedaan antar
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 3.1
Hubungan antar Variabel
X
Y
Efektivitas program
pendidikan pemustaka
Kemandirian pemustaka
tunanetra dalam
pemanfaatan perpustakaan
XY
B. Desain Penelitian
Setelah memilih metode penelitian, penulis selanjutnya penulis memilih
desain penelitian yang sesuai dengan permaslahan yang akan diteliti. Desain
penelitian merupakan sebuah rancangan atau gambaran dalam tahap awal
penelitian yang akan dijadikan dasar, pedoman, pegangan atau acuan bagi
penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini. Menurut Silalahi (2012,
hlm. 180) menjelaskan bahwa “desain penelitian adalah rencana dan struktur
penyelidikan yang telah disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat
memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rencana
itu merupakan suatu skema yang menyeluruh dan mencakup program
penelitiannya.”
Rancangan atau desain penelitian merupakan gambaran secara jelas
tentang hubungan antar variabel penelitian yang digunakan oleh penulis
dalam peelitian ini. Berdasarkan penelitian yang akan dilaksanakan oleh
penulis, maka desain untuk penelitian ini menggunakan Postest-Only Group
50
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Control Design. Penulis menggunakan desain penelitian ini yaitu untuk
mengukur dan menilai apakah terdapat perbedaan signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan dari
eksperimen. Setelah menilai apakah terdapat perbedaan yang signifikan antar
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut, maka akan terlihat
seberapa pengaruhnya perlakuan terhadap pecapaian skor hasil dari
pemberian perlakuan.
Desain ini dipilih untuk dapat mengontrol secara statistk atau secara
matematika agar hasilnya akan terlihat berupa angka-angka secara jelas yang
mampu menggambarkan hasil penelitian yang diinginkan. Penulis memilih
desain ini juga karena penulis akan membandingkan hasil intervensi
kelompok yang diberikan perlakuan yaitu kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol yang diberikan perlakuan yang berbeda. Desain penelitian
ini juga dipilih karena dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah
pelaksanaan program pendidikan pemustaka efektif untuk meningkatkan
kemandirian pemustaka dalam pemanfaatan perpustakaan. Jika digambarkan,
maka desain penelitiannya sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pola Desain Penelitian
Keterangan:
O1 : Posttest (tes akhir) yang diberikan kepada kelompok Eksperimen.
O2 : Posttest (tes akhir) yang diberikan kepada kelompok kontrol.
X 1 : Treatment (perlakuan) yang diberikan kepada kelompok
eksperimen dengan menggunakan program pendidikan
pemustaka.
X2 : Treatment (perlakuan) yang diberikan kepada kelompok kontrol
dengan menggunakan pemberian informasi perpustakaan.
Kelompok Treatment Posttest
Eksperimen X1 O1
Kontrol X2 O2
51
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Wilayah penelitian subjek yang akan diteliti oleh penulis dalam
penelitian ini yaitu pemustaka, maka penulis akan menentukan populasi
dalam penelitian ini . Populasi merupakan jumlah keseluruhan dan
sekumpulan data yang memiliki karakteristik yang sama pada bidang
masing-masing yang akan dikaji atau diteliti oleh penulis untuk menjadi
objek penelitian. Populasi merupakan keseluruhan objek yang secara umum
diambil untuk diteliti. Menurut Sugiyono (2014:61) “populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian akan ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan pendapat yang dijelaskan diatas maka yang akan menjadi
objek populasi yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah siswa
dari Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna. Para siswa tersebut
merupakan pemustaka yang ada di Perpustakaan Braille BPBI Abiyoso yang
terdapat di sekitar lingkungan komplek Panti Sosial Bina Netra (PSBN)
Wyata Guna Bandung. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu
siswa penerima manfaat yang baru dan penerima manfaat yang sudah
berada di PSBN Wyata Guna Bandung Tahun Anggaran 2015.
Populasi yang dipilih oleh penulis yaitu sisiwa baru, karena para siswa
tersebut masih masuk dalam tahap Masa Orientasi Pengenalan Program
(MOPP) PSBN Wyata Guna Bandung dan tahap perkenalan atau orientasi di
lingkungan panti tersebut yaitu salah satunya adalah perpustakaan.
Selanjutnya perpustakaan sebagai sarana sumber belajar sangat perlu
diperkenalkan atau di informasikan kepada siswa baru agar para sisiwa
tersebut akan dapat meningkatkan minat kunjung ke perpustakaan dan dapat
memanfaatkan perpustakaan dengan baik guna memenuhi informasi yang
mereka butuhkan dalam menunjang proses belajar. Jumlah populasi yang
akan diteliti dalam penelitian ini berjumlah 150 orang yang terbagi dalam
52
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas Massage Lanjutan, Massage Dasar, Shiatsu, Observasi, Dasar A,
Kesetaraan, BMP dan Musik yang masuk dalam siswa baru PSBN Wyata
Guna Bandung Tahun Anggaran 2015.
2. Sampel
Dalam penelitian dengan julmlah populasi yang sangat besar akan sangat
sulit dilakukan oleh penulis. Untuk mempermudah dalam penelitian, maka
penulis dalam penelitian ini mengambil beberapa populasi yang akan
dijadikan sampel penelitian. Tujuannya diambilnya sampel yaitu agar
mudah bagi penulis untuk melaksankan penelitian. Sampel merupakan
bagian dari populasi dimana sampel adalah bagian kecil dari populasi yang
digunakan penulis untuk memudahkan meneliti pada jumah populasi yang
sangat besar. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 62) “sampel merupakan
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”
Cara menetukan ukuran sampel harus menggunakan teknik yang tepat
dan jelas. Teknik sampling adalah cara yang digunakan oleh penulis untuk
pengambilan sampel dari populasi yang ada. Teknik sampling yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini tergolong dalam teknik
sampling probability sampling. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 63)
menjelaskan bahwa “probability sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang / kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”
Dalam sebuah penelitian tentu tidak terlepas dari beberapa kendala dan
keterbatasan, karena itu peneliti tidak dapat menggunakan semua populasi
dalam penelitian ini. Dalam memilih teknik penarikan sampel, penulis
dalam penelitian ini menggunakan probability sampling yang secara
sepesifik menggunakan teknik simple random sampling. Menurut Silalahi
(2012, hlm. 261) menjelaskan bahwa simple random sampling atau
“pemilihan sampel acak sederhana merupakan proses pemilihan sampel
dengan cara tertentu yang didalamnya semua elemen dalam populasi yang
didefinisikan mempunyai kesempatan yang sama, bebas, dan seimbang
dipilih menjadi anggota sampel.” Berdasarkan pengertian yang dijelaskan
53
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut, penulis akan mengambil sampel dengan teknik mengundi nama
seluruh populasi. Nama yang keluar pertama akan menjadi subejek pada
kelompok eksperimen dan yang keluar pada posisi kedua akan masuk
kedalam kelompok kontrol dan seterusnya hingga mencapai ukuran sampel
yang telah dientukan dan diinginkan.
Metode dalam penelitian ini menggunakan eksperimen dengan posttest-
only control group yang akan diberikan kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Berdasarkan pendapat Silalahi (2012, hlm. 276)
mengatakan bahwa “untuk studi eksperimental dengan kontrol
eksperimental yang ketat, mungkin valid sebanyak 15 subjek per
kelompok.” Kemudian demi keefektifan dan keefesienan dalam penelitian,
karena dalam penelitian ini penulis akan membacakan angket kepada
pemustaka yang akan menjadi sampel, maka penulis akan mengambil
sampel sebanyak 30 orang dan membagi sampel tersebut menjadi 2
kelompok yaitu 15 sampel kelompok kontrol dan 15 sampel kelompok
eksperimen demi mempermudah pengumpulan data.
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
NO NAMA KELOMPOK JUMLAH
1 Kelompok Eksperimen 15
2 Kelompok Kontrol 15
JUMLAH 30
D. Definisi Operasional
1. Efektivitas
Efektivitas dalam penelitian ini adalah suatu ukuran yang telah
ditentukan dalam upaya untuk mampu menyelesaikan tugas secara baik dan
mencapai keberhasilan yang diinginkan. Efektivitas ini digunakan untuk
melihat kesesuaian antara pendidikan pemustaka dengan tujuan
54
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perpustakaan yaitu memberikan bimbingan dan latihan kepada pemustaka
untuk meningkatkan kemandirian dalam pemanfaatan perpustakaan.
Keefektivitasan pendidikan pemustaka dilihat dari perbedaan kemandirian
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sehingga akan
terlihat sejauh mana perbedaan kemandirian antara kelompok yang
diberikan perlakuan dengan kelompok yang diberikan perlakuan yang lain
atau perlakuan yang berbeda. Perbedaan yang terlihat akan dijadikan tolak
ukur dalam menghitung nilai keefektivitasan pendidikan pemustaka
terhadap peningkatan kemandirian pemustaka tunantera dalam pemanfaatan
perpustakaan.
2. Pemustaka Tunanetra
Pemustaka tunanetra dalam penelitian ini adalah seseorang atau
sekelompok orang yang memiliki keterbatasan pada indera penglihatan yang
dapat memanfaatkan semua fasilitas dan pelayanan yang telah disediakan
oleh perpustakaan.Tunanetra adalah individu yang idera penglihatannya
(kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam
kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas. Pemustaka tunantera yang
memiliki keterbatasan pada penglihatan dapat memanfaatkan perpustakaan
yang disediakan oleh lembaga-lembaga perpustakaan yang telah memiliki
koleksi braille serta fasilitas penunjang lainnya seperti buku bicara agar
pemustaka lebih mudah mengkases informasi yang disediakan.
3. Pendidikan Pemustaka
Pendidikan pemustaka dalam penelitian ini adalah usaha dalam
memberikan bimbingan atau penunjang serta latihan kepada pemustaka
tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka, fasilitas, serta sarana dan
prasarana yang disediakan secara efektif dan efesien. Pendidikan pemustaka
dengan cara memberikan bimbingan kepada pemustaka ini dapat berupa
bimbingan individu ataupun secara kelompok. Pendidikan pemustaka
merupakan suatu pengajaran kepada pemustaka dalam pemberian informasi
tentang perpustakaan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan pemustaka
55
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan bimbingan pemustaka yang dilakukan oleh pustakawan dalam
mengenalkan perpustakaan, mengajarkan cara penggunaan fasilitas
perpustakaan serta mendidik pemustaka untuk taat akan aturan yang
terdapat di dalam perpustakaan. Pendidikan pemustaka adalah kegiatan
memberikan pengetahuan dan informasi serta latihan mengenai layanan
perpustakaan, mulai dari peraturan yang ada diperpustakaan hingga
bagaimana cara meminjam koleksi bahan perpustakaan yang tersedia di
perpustakaan. Latihan atau praktek dipergunakan agar dalam kegiatan
pendidikan pemustaka setelah pemustaka diberi materi, pemustaka akan
langsung mempraktekannya. Pendidikan pemustaka yang dibuat ini
merupakan pendidikan pemustaka untuk para pemustaka tunanetra, dengan
memberikan materi dengan metode ceramah di awal dan selanjutnya
diberikan latihan langsung untuk menggunakan perpustakaan. pemberian
latihan sangat penting diberikan kepada pemustaka tunanetra karena
mengacu pada prinsip proses pembelajaran yang dilakukan oleh kaum
tunanetra.
4. Kemandirian Pemustaka Tunanetra dalam Pemanfaatan Perpustakaan
Kemandirian merupakan sikap atau perilaku yang terdapat pada
seseorang yang berpengaruh untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas
dorongan dari diri sendiri dan mampu mengatur keadaan yang terjadi pada
diri sendiri. Kemandirian pada perilaku yang berupa adanya kesesuaian
antara hak dan kewajibannya sehingga individu dapat menyelesaikan sendiri
masalah-masalah yang dihadapi tanpa perlu harus meminta bantuan atau
tergantung dari orang lain.
Pemanfaatan perpustakaan akan sangat optimal apabila pemustaka yang
datang ke perpustakaan telah memahami perpustakaan dan mengerti
bagaimana cara menggunakan semua fasilitas yang telah disediakan oleh
perpustakaan. Kemandirian pemustaka dalam memanfaatkan fasilitas yang
ada diperpustakaan akan sangat efektif, karena pemustaka dengan cepat
akan dapat menggunakan layanan yang ada secara sendiri sehingga dapat
menghemat waktu tanpa harus selalu meminta bantuan kepada pustakawan.
56
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemandirian dalam pemanfaatan perpustakaan dalam penelitian ini adalah
tindakan pemustaka untuk memanfaatkan fasilitas, sarana prasarana dan
koleksi yang terdapat dalam perpustakaan secara maksimal dan optimal agar
mampu meggunakan sumberdaya yang ada di perpustakaan secara sendiri
tanpa bantuan dari orang lain
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian, setelah penulis menentukan metedo penelitian dan
merancang desain penelitian langkah berikutnya adalah merancang instrumen
penelitian. Intrumen penlitian merupakan alat untuk mengukur keberhasilan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini. “Instrumen penelitian digunakan
untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Dengan demikian jumlah
instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah
variabel yang akan diteliti” (Sugiyono, 2012, hlm. 92).
Teknik atau cara dalam pengumpulan data dilakukan untuk upaya
memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kusioner
berbentuk angket skala sikap. Kuisioner dengan menggunakan angket yang
dibuat oleh penulis dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan
pencapaian kemandirian, sehingga penulis akan mengetahui apakah terdapat
perubahan atau perbedaan setelah diberikan perlakuan. Kuisoner ini juga dapat
menggambarkan tingkat penguasaan pemustaka terhadap materi yang telah
diberikan dan dipelajari sehingga dapat melihat kemampuan pemustaka dalam
menyerap materi dan praktek serta sejauh mana pengetahuannya terhadap
materi dan praktek tersebut.
Bentuk kuisioner yang digunakan berupa angket sakla sikap karena berisi
pernyataan yang dapat memberikan gambaran terhadap kemandirian
pemustaka tunantera dalam pemanfaatan perpustakaan. Jumlah pernyataan
yang tersedia ditentukan berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas. Adapun
langkah-langkah penyusunan instrument adalah sebagai berikut:
57
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Menetapkan materi yang akan disampaikan dalam pelaksanaan program
pendidikan pemustaka.
2. Menentukan standar kompetensi dasar dan indikator dalam pelaksanaan
program pendidikan pemustaka.
3. Menyusun rencana pelaksanaan program pendidikan pemustaka.
4. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dengan pokok bahasan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
5. Melakukan ujicoba instrumen kepada siswa di luar sampel.
6. Menganalisis instrumen hasil ujicoba.
7. Menggunakan pernyataan yang valid kepada sampel penelitian yang telah
dipilih.
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan kuisioner berbentuk angket skala sikap untuk mengukur
tingkatan kemandirian pemustaka.Instrumen untuk mengukur kemandirian
yang terdiri atas kisi-kisi intrumen dan pernyataan dibuat oleh penulis mengacu
kepada teori kemandirian perilaku yang sering digunakan oleh beberapa
peneliti untuk mengukur kemandirian yng lebih khusunya kemandirian
perilaku. Dalam mengukur hasil program pendidikan pemustaka, instrumen
penelitian menggunakan angket brupa evalusi diri yang diberikan setelah
program pendidikan pemustaka dilaksankan yaitu mengenai pemahaman isi
materi dan pelaksanaan kegiatan program pendidikan pemustaka.
Pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan
alternatif jawaban yang bersangkutan. Skala penilaian jawaban angket yang
digunakan adalah skala ordinal dengan menggunakan lima kategori yaitu
model likert. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 93) “skala likert dapat digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial”. Dengan menggunakan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Setelah itu
setiap indikator variabel ini dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Skala
58
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
likert yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima kategori, dan diberi
bobot nilai satu sampai lima:
1. Sakala mengukur kemandirian
Bobot nilai 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
Bobot Nilai 2 : Tidak Setuju (TS)
Bobot Nilai 3 : Kurang Setuju (KS
Bobot Nilai 4 : Setuju (S)
Bobot Nilai 5 : Sangat Setuju (SS)
2. Skala mengukur pemahaman isi materi pendidikan pemustaka
Bobot nilai 1 : Sangat Tidak Memahami (STM)
Bobot Nilai 2 : Tidak Memahami (TM)
Bobot Nilai 3 : Kurang Memahami (KM)
Bobot Nilai 4 : Memahami (M)
Bobot Nilai 5 : Sangat Memahami (SM)
3. Skala mengukur kegiatan pelaksaan pendidikan pemustaka
Bobot nilai 1 : Sangat Tidak Memadai (STM)
Bobot Nilai 2 : Tidak Memadai (TM)
Bobot Nilai 3 : Kurang Memadai (KM)
Bobot Nilai 4 : Memadai (M)
Bobot Nilai 5 : Sangat Memadai (SM)
Penulis menggunakan skala likert adalah untuk mempermudah dalam proses
pengolahan data dan agar mendapatkan jawaban yang variatif dari responden
sehingga responden lebih mudah dalam mendapatkan jawaban pada kuesioner
sesuai dengan apa yang mereka rasakan.
59
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Prosedur Penelitian
Bagan 3.1
Prosedur Penelitan
Populasi
Sampel
Observasi Awal
Menetapkan pokok bahasan
Menyusun dan membuat
program pendidikan pemustaka
Pembuatan Kisi-
Kisi dan
Penyususnan
Instrumen
Uji coba Instrumen
Analisis Instrumen
Instrumen Penelitian
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Kesimpulan
Analisi Data Penelitian
Postest
Postest Perlakuan
Perlakuan
60
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Urutan dan tahapan dalam penelitian yang disusun secara runtut yang
digunakan sebagai dasar, pedoman, rujukan dan acuan merupakan prosedur
penelitian. Prosedur penelitian adalah angkah-langkah kegiatan yang ditempuh
oleh peneliti secara runtut di dalam penelitian. Prosedur yang digunakan dalam
penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1) Tahap Persiapan
a. Mengobservasi perpustakaan yang akan dijadikan lokasi penelitian.
b. Studi literatur mengenai materi yang akan diajarkan dalam pendidikan
pemustaka.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pendidikan pemustaka.
d. Membuat kisi-kisi instrumen.
e. Membuat instrumen penelitian berupa kuisioner yang berbentuk
angket.
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelas sampel.
g. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas dan
reliabilitas untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik.
2) Tahap Pelaksanaan
a. Mengambil sampel penelitian.
b. Memberikan informasi perpustakaan kepada seluruh sampel
c. Memberikan program pendidikan pemustaka kepada kelompok
eksperimen.
d. Memberikan post-test kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
3) Tahap Pelaporan
a. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian.
b. Pelaporan hasil penelitian.
G. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
Setelah membuat intrumen penelitian, kegiatan selanjutnya yaitu proses
pengembangan instrumen yang merupakan tahapan lebih lanjut dalam
61
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengolah instrumen. Tahapan dalam penyususnan instrumen yang akan
disebarkan kepada responden meliputi: menyusunan kisi-kisi instrumen
berdasarkan variabel yang diteliti, penyusunan instrumen, ujicoba instrumen,
uji validitas, uji reliabilitas, serta ketahapan penyebaran istrumen kepada
responden yaitu sampel yang telah penulis tentukan ukuran dan jumlah
sampelnya.
Instrumen penelitian yang dibuat oleh penulis sangat mempengaruhi hasil
penelitian, maka instrument penelitian harus di rancang dengan sangat benar,
tepat, jelas dan baik karena akan dijadikan sebagai alat pengumpulan data
untuk mengukur keberhasilan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang
dipilih oleh penulis dalam penelitian ini yaitu berupa kuisioner, sehingga
dengan menggunakan angket yang berupa posttest ini diharapkan penulis dapat
melihat perbedaan dengan jelas kelompok yang setelah diberikan perlakuan.
1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran dimana suatu instrumen penelitian
yang dibuat menunjukkan kebenaran yang tepat dan jelas berdasarkan apa
yang diharapkan oleh penulis. Dengan menggunakan intrumen penelitian
kuisioner, penulis akan menggunakan uji validitas untuk menunjukkan hasil
dari suatu pengukuran yang dapat menjelaskan segi yang sedang peneliti
ukur sehingga kemudian dapat dikatakan istrumen itu valid apabila
validitasnya tinggi.
Tingkat kevalidan instrumen dihitung dengan menggunakan korelasi
Product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Adapun rumus korelasi
Product Moment adalah sebagai berikut:
2222 )()()()(
))(()(
YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi suatu butir/item
N = jumlah subyek
62
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = skor suatu butir/item
Y = skor total (Sugiyono, 2012: 356)
Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari
rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan
sebaliknya. Untuk uji validitas instrumen, peneliti menggunakan uji
korelasi Product moment dengan bantuan Microsoft Office Excel 2013 dan
SPSS versi 22.0. Berdasarkan hasil uji coba instrumen diperoleh bahwa
dari 30 pernyataan yang di uji coba teradapat 8 item butir pernyataan pada
angket yang tidak valid yaitu nomor 3, 13, 15, 17, 23, 24, 25, 28
pernyataan. Pernyataan yang tidak valid direvisi di karenakan soal-soal
yang valid tidak mewakili semua indikator.
2. Uji Realibilitas
Dalam melakukan sebuah penelitian hal yang penting lainnya adalah
reliabilitas. Reliabilitas merupakan keandalan, keterpercayaan atau
konsisten suatu intrumen pengukur. Apabila hasil test penelitian konsisten,
maka instrument penelitian dapat dikatakan mempunyai nilai reliabilitas
yang tinggi. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui ketepatan nilai
angket, artinya instrumen reliabel bila diujikan pada kelompok yang sama
walaupun dalam waktu yang berbeda dan hasil yang didapatkan sama.
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel terhadap objek yang diamati dan akan meningkatkan kemampuan
dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti. Rumus
yang digunakan untuk menguji reliabilitas pada insrumen adalah,
Croncbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut:
𝑟 = [ 𝑘
(𝑘 − 1)] [1 −
Σ𝜎𝑏2
𝜎2𝑡]
Keterangan:
r = reliabilitas instrumen
63
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσb² = jumlah varians butir
σt² = varians total.
(Arikunto, 2010, hlm.239)
Untuk uji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan uji Cronbanch’s
Alpha dengan bantuan Microsoft Office Excel 2013 dan SPSS versi 22.0.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3. 4
Hasil Uji Reliabilitas
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah
menggunakan statstik deskriptif. Statistik deskriptif yaitu menganalisis data
dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
dalam penelitian. Analisis data terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai
berikut:
1. Prosedur Pengolahan Data
Setelah diperoleh data dari hasil penyebaran angket, selanjutnya langkah-
langkah dalam prosedur pengolahan data menurut Nazir (2003, hlm. 346)
“...pengolahan data terbagi menjadi tiga yaitu editing, mengkodekan data
dan membuat tabulasi”. Penjelasan lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
1) Editing, sebelum data diolah data tersebut perlu diedit lebih dahulu.
Data yang telah terkumpul di record book, daftar pertanyaan ataupun
pada interview guide perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki jika di
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.690 30
64
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sana sini masih terapat hal-hal yang salah atau masih meragukan.
Kerja memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keraguan data
dinamakan mengedit data.
2) Mengkodekan data, data yang dikumpulkan dapat berupa angka,
kalimat pendek atau panjang. Untuk memudahkan analisis, maka
jawaban – jawaban tersebut perlu diberikan kode karena sangat
penting jika pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode
jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban.
3) Membuat tabulasi, termasuk dalam kerja memproses data. Membuat
tabulasi tidak lain adalah memasukkan data ke dalam tabel – tabel, dan
mengatur angka – angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam
berbagai kategori.
2. Analisis Data
a. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, penulis adalah
menggunakan uji hipotesis Mann-Whitney U-Test atau Uji-u. Uji ini
digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan antara dua populasi,
dengan menggunakan sampel random yang ditarik dari populasi
yang sama. Uji ini berfungsi sebagai alternatif yang digunakan apabila
uji-t dalam persyaratan-persyaratan parametriknya tidak terpenuhi,
dan bila datanya juga berskala ordinal. Sugiyono (2008, hlm. 60)
menyatakan bahwa” U-Test ini merupakan test yang terbaik untuk
menguji signifikasi hipotesis komparatif dua sampel idependen bila
datanya berbentuk ordinal.”
Penulis menggunakan uji-u ini dikarenakan jumlah sampel yang
sangat kecil sehingga diketahui bahwa data penelitian ini tidak normal
dan sifatnya tidak homogen. Pada penelitian ini, penulis ingin melihat
perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok
ekperimen yang dimana pada setiap kelompok telah diberikan perlakuan
yang berbeda-beda. Hasil yang didapatkan dari uji signfikan ini akan
digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah ditentukan oleh penulis.
65
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian u-tes dalam
perhitungan, karena kedua rumus tersebut akan digunakan untuk
mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Rumus untuk menguji Uji-u
ini adalah sebgai berikut:
Sugiyono (2008, hlm. 61)
Keterangan :
n1 : Jumlah sampel 1
n2 : Jumlah sampel 2
U1 : Jumlah peringkat 1
U2 : Jumlah peringkat 1
R1 : Jumlah rangking pada sampel n1
R2 : Jumlah rangking pada sampel n2
Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan Mann-Whitney U-Test atau
Uji-u dengan bantuan Microsoft Office Excel 2013 dan SPSS versi 22.0.