bab iii metode penelitian a. metode...

18
Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada sebuah penelitian, metode penelitian merupakan suatu cara dalam penelitian yang berguna dalam proses kegiatan untuk memecahkan permasalahan di dalam penelitian. Metode penelitian tidak dapat di pisahkan dengan tata cara dalam penelitian atau yang disebut dengan prosedur penelitian. Metode penelitian merupakan tata cara kerja atau susunan pelaksanaan dalam penelitian, sedangkan prosedur penelitian merupakan urutan proses penelitian yang telah dibuat secara runtut, tersusun dan sistematis dalam proses tahapan penenlitian. Dalam penenlitian ini penulis menggunakan metode penelitian quasi experimen dengan pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm. 14) bahwa: Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode quasi experimental design dipilih karena desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi kelompok ini tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian ekperimen ini. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 72) mengatakan bahwa “metode penelitian ekperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang dapat digunakan untuk mencari pengaruh dari perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Penelitian eksperimen harus dapat memberikan kepastian untuk mendapatkan informasi dari variabel mana yang mempengaruhi sesuatu yang terjadi dan juga variabel mana yang mendapatkan akibat dari terjadinya perubahan dalam penelitian eksperimen. Penelitian ekperimen digunakan

Upload: hakhue

Post on 31-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada sebuah penelitian, metode penelitian merupakan suatu cara dalam

penelitian yang berguna dalam proses kegiatan untuk memecahkan

permasalahan di dalam penelitian. Metode penelitian tidak dapat di pisahkan

dengan tata cara dalam penelitian atau yang disebut dengan prosedur

penelitian. Metode penelitian merupakan tata cara kerja atau susunan

pelaksanaan dalam penelitian, sedangkan prosedur penelitian merupakan

urutan proses penelitian yang telah dibuat secara runtut, tersusun dan

sistematis dalam proses tahapan penenlitian.

Dalam penenlitian ini penulis menggunakan metode penelitian quasi

experimen dengan pendekatan penelitian menggunakan pendekatan

kuantitatif. Sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm. 14) bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode quasi experimental design dipilih karena desain ini mempunyai

kelompok kontrol tetapi kelompok ini tidak dapat berfungsi sepenuhnya

untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

penelitian ekperimen ini. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 72) mengatakan

bahwa “metode penelitian ekperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang

dapat digunakan untuk mencari pengaruh dari perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Penelitian eksperimen harus dapat memberikan kepastian untuk

mendapatkan informasi dari variabel mana yang mempengaruhi sesuatu yang

terjadi dan juga variabel mana yang mendapatkan akibat dari terjadinya

perubahan dalam penelitian eksperimen. Penelitian ekperimen digunakan

49

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengetahui apakah terdapat efektivitas perlakuan yang diberikan dalam

melakukan ekperimen sehingga dapat melihat signifikan dari perbedaan antar

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3.1

Hubungan antar Variabel

X

Y

Efektivitas program

pendidikan pemustaka

Kemandirian pemustaka

tunanetra dalam

pemanfaatan perpustakaan

XY

B. Desain Penelitian

Setelah memilih metode penelitian, penulis selanjutnya penulis memilih

desain penelitian yang sesuai dengan permaslahan yang akan diteliti. Desain

penelitian merupakan sebuah rancangan atau gambaran dalam tahap awal

penelitian yang akan dijadikan dasar, pedoman, pegangan atau acuan bagi

penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini. Menurut Silalahi (2012,

hlm. 180) menjelaskan bahwa “desain penelitian adalah rencana dan struktur

penyelidikan yang telah disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat

memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rencana

itu merupakan suatu skema yang menyeluruh dan mencakup program

penelitiannya.”

Rancangan atau desain penelitian merupakan gambaran secara jelas

tentang hubungan antar variabel penelitian yang digunakan oleh penulis

dalam peelitian ini. Berdasarkan penelitian yang akan dilaksanakan oleh

penulis, maka desain untuk penelitian ini menggunakan Postest-Only Group

50

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Control Design. Penulis menggunakan desain penelitian ini yaitu untuk

mengukur dan menilai apakah terdapat perbedaan signifikan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan dari

eksperimen. Setelah menilai apakah terdapat perbedaan yang signifikan antar

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut, maka akan terlihat

seberapa pengaruhnya perlakuan terhadap pecapaian skor hasil dari

pemberian perlakuan.

Desain ini dipilih untuk dapat mengontrol secara statistk atau secara

matematika agar hasilnya akan terlihat berupa angka-angka secara jelas yang

mampu menggambarkan hasil penelitian yang diinginkan. Penulis memilih

desain ini juga karena penulis akan membandingkan hasil intervensi

kelompok yang diberikan perlakuan yaitu kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol yang diberikan perlakuan yang berbeda. Desain penelitian

ini juga dipilih karena dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah

pelaksanaan program pendidikan pemustaka efektif untuk meningkatkan

kemandirian pemustaka dalam pemanfaatan perpustakaan. Jika digambarkan,

maka desain penelitiannya sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pola Desain Penelitian

Keterangan:

O1 : Posttest (tes akhir) yang diberikan kepada kelompok Eksperimen.

O2 : Posttest (tes akhir) yang diberikan kepada kelompok kontrol.

X 1 : Treatment (perlakuan) yang diberikan kepada kelompok

eksperimen dengan menggunakan program pendidikan

pemustaka.

X2 : Treatment (perlakuan) yang diberikan kepada kelompok kontrol

dengan menggunakan pemberian informasi perpustakaan.

Kelompok Treatment Posttest

Eksperimen X1 O1

Kontrol X2 O2

51

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Wilayah penelitian subjek yang akan diteliti oleh penulis dalam

penelitian ini yaitu pemustaka, maka penulis akan menentukan populasi

dalam penelitian ini . Populasi merupakan jumlah keseluruhan dan

sekumpulan data yang memiliki karakteristik yang sama pada bidang

masing-masing yang akan dikaji atau diteliti oleh penulis untuk menjadi

objek penelitian. Populasi merupakan keseluruhan objek yang secara umum

diambil untuk diteliti. Menurut Sugiyono (2014:61) “populasi merupakan

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian akan ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pendapat yang dijelaskan diatas maka yang akan menjadi

objek populasi yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah siswa

dari Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna. Para siswa tersebut

merupakan pemustaka yang ada di Perpustakaan Braille BPBI Abiyoso yang

terdapat di sekitar lingkungan komplek Panti Sosial Bina Netra (PSBN)

Wyata Guna Bandung. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu

siswa penerima manfaat yang baru dan penerima manfaat yang sudah

berada di PSBN Wyata Guna Bandung Tahun Anggaran 2015.

Populasi yang dipilih oleh penulis yaitu sisiwa baru, karena para siswa

tersebut masih masuk dalam tahap Masa Orientasi Pengenalan Program

(MOPP) PSBN Wyata Guna Bandung dan tahap perkenalan atau orientasi di

lingkungan panti tersebut yaitu salah satunya adalah perpustakaan.

Selanjutnya perpustakaan sebagai sarana sumber belajar sangat perlu

diperkenalkan atau di informasikan kepada siswa baru agar para sisiwa

tersebut akan dapat meningkatkan minat kunjung ke perpustakaan dan dapat

memanfaatkan perpustakaan dengan baik guna memenuhi informasi yang

mereka butuhkan dalam menunjang proses belajar. Jumlah populasi yang

akan diteliti dalam penelitian ini berjumlah 150 orang yang terbagi dalam

52

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas Massage Lanjutan, Massage Dasar, Shiatsu, Observasi, Dasar A,

Kesetaraan, BMP dan Musik yang masuk dalam siswa baru PSBN Wyata

Guna Bandung Tahun Anggaran 2015.

2. Sampel

Dalam penelitian dengan julmlah populasi yang sangat besar akan sangat

sulit dilakukan oleh penulis. Untuk mempermudah dalam penelitian, maka

penulis dalam penelitian ini mengambil beberapa populasi yang akan

dijadikan sampel penelitian. Tujuannya diambilnya sampel yaitu agar

mudah bagi penulis untuk melaksankan penelitian. Sampel merupakan

bagian dari populasi dimana sampel adalah bagian kecil dari populasi yang

digunakan penulis untuk memudahkan meneliti pada jumah populasi yang

sangat besar. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 62) “sampel merupakan

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”

Cara menetukan ukuran sampel harus menggunakan teknik yang tepat

dan jelas. Teknik sampling adalah cara yang digunakan oleh penulis untuk

pengambilan sampel dari populasi yang ada. Teknik sampling yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini tergolong dalam teknik

sampling probability sampling. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 63)

menjelaskan bahwa “probability sampling merupakan teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang / kesempatan yang sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”

Dalam sebuah penelitian tentu tidak terlepas dari beberapa kendala dan

keterbatasan, karena itu peneliti tidak dapat menggunakan semua populasi

dalam penelitian ini. Dalam memilih teknik penarikan sampel, penulis

dalam penelitian ini menggunakan probability sampling yang secara

sepesifik menggunakan teknik simple random sampling. Menurut Silalahi

(2012, hlm. 261) menjelaskan bahwa simple random sampling atau

“pemilihan sampel acak sederhana merupakan proses pemilihan sampel

dengan cara tertentu yang didalamnya semua elemen dalam populasi yang

didefinisikan mempunyai kesempatan yang sama, bebas, dan seimbang

dipilih menjadi anggota sampel.” Berdasarkan pengertian yang dijelaskan

53

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut, penulis akan mengambil sampel dengan teknik mengundi nama

seluruh populasi. Nama yang keluar pertama akan menjadi subejek pada

kelompok eksperimen dan yang keluar pada posisi kedua akan masuk

kedalam kelompok kontrol dan seterusnya hingga mencapai ukuran sampel

yang telah dientukan dan diinginkan.

Metode dalam penelitian ini menggunakan eksperimen dengan posttest-

only control group yang akan diberikan kepada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Berdasarkan pendapat Silalahi (2012, hlm. 276)

mengatakan bahwa “untuk studi eksperimental dengan kontrol

eksperimental yang ketat, mungkin valid sebanyak 15 subjek per

kelompok.” Kemudian demi keefektifan dan keefesienan dalam penelitian,

karena dalam penelitian ini penulis akan membacakan angket kepada

pemustaka yang akan menjadi sampel, maka penulis akan mengambil

sampel sebanyak 30 orang dan membagi sampel tersebut menjadi 2

kelompok yaitu 15 sampel kelompok kontrol dan 15 sampel kelompok

eksperimen demi mempermudah pengumpulan data.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

NO NAMA KELOMPOK JUMLAH

1 Kelompok Eksperimen 15

2 Kelompok Kontrol 15

JUMLAH 30

D. Definisi Operasional

1. Efektivitas

Efektivitas dalam penelitian ini adalah suatu ukuran yang telah

ditentukan dalam upaya untuk mampu menyelesaikan tugas secara baik dan

mencapai keberhasilan yang diinginkan. Efektivitas ini digunakan untuk

melihat kesesuaian antara pendidikan pemustaka dengan tujuan

54

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perpustakaan yaitu memberikan bimbingan dan latihan kepada pemustaka

untuk meningkatkan kemandirian dalam pemanfaatan perpustakaan.

Keefektivitasan pendidikan pemustaka dilihat dari perbedaan kemandirian

antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sehingga akan

terlihat sejauh mana perbedaan kemandirian antara kelompok yang

diberikan perlakuan dengan kelompok yang diberikan perlakuan yang lain

atau perlakuan yang berbeda. Perbedaan yang terlihat akan dijadikan tolak

ukur dalam menghitung nilai keefektivitasan pendidikan pemustaka

terhadap peningkatan kemandirian pemustaka tunantera dalam pemanfaatan

perpustakaan.

2. Pemustaka Tunanetra

Pemustaka tunanetra dalam penelitian ini adalah seseorang atau

sekelompok orang yang memiliki keterbatasan pada indera penglihatan yang

dapat memanfaatkan semua fasilitas dan pelayanan yang telah disediakan

oleh perpustakaan.Tunanetra adalah individu yang idera penglihatannya

(kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam

kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas. Pemustaka tunantera yang

memiliki keterbatasan pada penglihatan dapat memanfaatkan perpustakaan

yang disediakan oleh lembaga-lembaga perpustakaan yang telah memiliki

koleksi braille serta fasilitas penunjang lainnya seperti buku bicara agar

pemustaka lebih mudah mengkases informasi yang disediakan.

3. Pendidikan Pemustaka

Pendidikan pemustaka dalam penelitian ini adalah usaha dalam

memberikan bimbingan atau penunjang serta latihan kepada pemustaka

tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka, fasilitas, serta sarana dan

prasarana yang disediakan secara efektif dan efesien. Pendidikan pemustaka

dengan cara memberikan bimbingan kepada pemustaka ini dapat berupa

bimbingan individu ataupun secara kelompok. Pendidikan pemustaka

merupakan suatu pengajaran kepada pemustaka dalam pemberian informasi

tentang perpustakaan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan pemustaka

55

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan bimbingan pemustaka yang dilakukan oleh pustakawan dalam

mengenalkan perpustakaan, mengajarkan cara penggunaan fasilitas

perpustakaan serta mendidik pemustaka untuk taat akan aturan yang

terdapat di dalam perpustakaan. Pendidikan pemustaka adalah kegiatan

memberikan pengetahuan dan informasi serta latihan mengenai layanan

perpustakaan, mulai dari peraturan yang ada diperpustakaan hingga

bagaimana cara meminjam koleksi bahan perpustakaan yang tersedia di

perpustakaan. Latihan atau praktek dipergunakan agar dalam kegiatan

pendidikan pemustaka setelah pemustaka diberi materi, pemustaka akan

langsung mempraktekannya. Pendidikan pemustaka yang dibuat ini

merupakan pendidikan pemustaka untuk para pemustaka tunanetra, dengan

memberikan materi dengan metode ceramah di awal dan selanjutnya

diberikan latihan langsung untuk menggunakan perpustakaan. pemberian

latihan sangat penting diberikan kepada pemustaka tunanetra karena

mengacu pada prinsip proses pembelajaran yang dilakukan oleh kaum

tunanetra.

4. Kemandirian Pemustaka Tunanetra dalam Pemanfaatan Perpustakaan

Kemandirian merupakan sikap atau perilaku yang terdapat pada

seseorang yang berpengaruh untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas

dorongan dari diri sendiri dan mampu mengatur keadaan yang terjadi pada

diri sendiri. Kemandirian pada perilaku yang berupa adanya kesesuaian

antara hak dan kewajibannya sehingga individu dapat menyelesaikan sendiri

masalah-masalah yang dihadapi tanpa perlu harus meminta bantuan atau

tergantung dari orang lain.

Pemanfaatan perpustakaan akan sangat optimal apabila pemustaka yang

datang ke perpustakaan telah memahami perpustakaan dan mengerti

bagaimana cara menggunakan semua fasilitas yang telah disediakan oleh

perpustakaan. Kemandirian pemustaka dalam memanfaatkan fasilitas yang

ada diperpustakaan akan sangat efektif, karena pemustaka dengan cepat

akan dapat menggunakan layanan yang ada secara sendiri sehingga dapat

menghemat waktu tanpa harus selalu meminta bantuan kepada pustakawan.

56

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemandirian dalam pemanfaatan perpustakaan dalam penelitian ini adalah

tindakan pemustaka untuk memanfaatkan fasilitas, sarana prasarana dan

koleksi yang terdapat dalam perpustakaan secara maksimal dan optimal agar

mampu meggunakan sumberdaya yang ada di perpustakaan secara sendiri

tanpa bantuan dari orang lain

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian, setelah penulis menentukan metedo penelitian dan

merancang desain penelitian langkah berikutnya adalah merancang instrumen

penelitian. Intrumen penlitian merupakan alat untuk mengukur keberhasilan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini. “Instrumen penelitian digunakan

untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Dengan demikian jumlah

instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah

variabel yang akan diteliti” (Sugiyono, 2012, hlm. 92).

Teknik atau cara dalam pengumpulan data dilakukan untuk upaya

memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kusioner

berbentuk angket skala sikap. Kuisioner dengan menggunakan angket yang

dibuat oleh penulis dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan

pencapaian kemandirian, sehingga penulis akan mengetahui apakah terdapat

perubahan atau perbedaan setelah diberikan perlakuan. Kuisoner ini juga dapat

menggambarkan tingkat penguasaan pemustaka terhadap materi yang telah

diberikan dan dipelajari sehingga dapat melihat kemampuan pemustaka dalam

menyerap materi dan praktek serta sejauh mana pengetahuannya terhadap

materi dan praktek tersebut.

Bentuk kuisioner yang digunakan berupa angket sakla sikap karena berisi

pernyataan yang dapat memberikan gambaran terhadap kemandirian

pemustaka tunantera dalam pemanfaatan perpustakaan. Jumlah pernyataan

yang tersedia ditentukan berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas. Adapun

langkah-langkah penyusunan instrument adalah sebagai berikut:

57

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Menetapkan materi yang akan disampaikan dalam pelaksanaan program

pendidikan pemustaka.

2. Menentukan standar kompetensi dasar dan indikator dalam pelaksanaan

program pendidikan pemustaka.

3. Menyusun rencana pelaksanaan program pendidikan pemustaka.

4. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dengan pokok bahasan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

5. Melakukan ujicoba instrumen kepada siswa di luar sampel.

6. Menganalisis instrumen hasil ujicoba.

7. Menggunakan pernyataan yang valid kepada sampel penelitian yang telah

dipilih.

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan kuisioner berbentuk angket skala sikap untuk mengukur

tingkatan kemandirian pemustaka.Instrumen untuk mengukur kemandirian

yang terdiri atas kisi-kisi intrumen dan pernyataan dibuat oleh penulis mengacu

kepada teori kemandirian perilaku yang sering digunakan oleh beberapa

peneliti untuk mengukur kemandirian yng lebih khusunya kemandirian

perilaku. Dalam mengukur hasil program pendidikan pemustaka, instrumen

penelitian menggunakan angket brupa evalusi diri yang diberikan setelah

program pendidikan pemustaka dilaksankan yaitu mengenai pemahaman isi

materi dan pelaksanaan kegiatan program pendidikan pemustaka.

Pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan

alternatif jawaban yang bersangkutan. Skala penilaian jawaban angket yang

digunakan adalah skala ordinal dengan menggunakan lima kategori yaitu

model likert. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 93) “skala likert dapat digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial”. Dengan menggunakan skala likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Setelah itu

setiap indikator variabel ini dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Skala

58

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

likert yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima kategori, dan diberi

bobot nilai satu sampai lima:

1. Sakala mengukur kemandirian

Bobot nilai 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

Bobot Nilai 2 : Tidak Setuju (TS)

Bobot Nilai 3 : Kurang Setuju (KS

Bobot Nilai 4 : Setuju (S)

Bobot Nilai 5 : Sangat Setuju (SS)

2. Skala mengukur pemahaman isi materi pendidikan pemustaka

Bobot nilai 1 : Sangat Tidak Memahami (STM)

Bobot Nilai 2 : Tidak Memahami (TM)

Bobot Nilai 3 : Kurang Memahami (KM)

Bobot Nilai 4 : Memahami (M)

Bobot Nilai 5 : Sangat Memahami (SM)

3. Skala mengukur kegiatan pelaksaan pendidikan pemustaka

Bobot nilai 1 : Sangat Tidak Memadai (STM)

Bobot Nilai 2 : Tidak Memadai (TM)

Bobot Nilai 3 : Kurang Memadai (KM)

Bobot Nilai 4 : Memadai (M)

Bobot Nilai 5 : Sangat Memadai (SM)

Penulis menggunakan skala likert adalah untuk mempermudah dalam proses

pengolahan data dan agar mendapatkan jawaban yang variatif dari responden

sehingga responden lebih mudah dalam mendapatkan jawaban pada kuesioner

sesuai dengan apa yang mereka rasakan.

59

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Prosedur Penelitian

Bagan 3.1

Prosedur Penelitan

Populasi

Sampel

Observasi Awal

Menetapkan pokok bahasan

Menyusun dan membuat

program pendidikan pemustaka

Pembuatan Kisi-

Kisi dan

Penyususnan

Instrumen

Uji coba Instrumen

Analisis Instrumen

Instrumen Penelitian

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Kesimpulan

Analisi Data Penelitian

Postest

Postest Perlakuan

Perlakuan

60

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Urutan dan tahapan dalam penelitian yang disusun secara runtut yang

digunakan sebagai dasar, pedoman, rujukan dan acuan merupakan prosedur

penelitian. Prosedur penelitian adalah angkah-langkah kegiatan yang ditempuh

oleh peneliti secara runtut di dalam penelitian. Prosedur yang digunakan dalam

penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1) Tahap Persiapan

a. Mengobservasi perpustakaan yang akan dijadikan lokasi penelitian.

b. Studi literatur mengenai materi yang akan diajarkan dalam pendidikan

pemustaka.

c. Menyusun rencana pelaksanaan pendidikan pemustaka.

d. Membuat kisi-kisi instrumen.

e. Membuat instrumen penelitian berupa kuisioner yang berbentuk

angket.

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelas sampel.

g. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas dan

reliabilitas untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik.

2) Tahap Pelaksanaan

a. Mengambil sampel penelitian.

b. Memberikan informasi perpustakaan kepada seluruh sampel

c. Memberikan program pendidikan pemustaka kepada kelompok

eksperimen.

d. Memberikan post-test kepada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

3) Tahap Pelaporan

a. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian.

b. Pelaporan hasil penelitian.

G. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

Setelah membuat intrumen penelitian, kegiatan selanjutnya yaitu proses

pengembangan instrumen yang merupakan tahapan lebih lanjut dalam

61

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengolah instrumen. Tahapan dalam penyususnan instrumen yang akan

disebarkan kepada responden meliputi: menyusunan kisi-kisi instrumen

berdasarkan variabel yang diteliti, penyusunan instrumen, ujicoba instrumen,

uji validitas, uji reliabilitas, serta ketahapan penyebaran istrumen kepada

responden yaitu sampel yang telah penulis tentukan ukuran dan jumlah

sampelnya.

Instrumen penelitian yang dibuat oleh penulis sangat mempengaruhi hasil

penelitian, maka instrument penelitian harus di rancang dengan sangat benar,

tepat, jelas dan baik karena akan dijadikan sebagai alat pengumpulan data

untuk mengukur keberhasilan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang

dipilih oleh penulis dalam penelitian ini yaitu berupa kuisioner, sehingga

dengan menggunakan angket yang berupa posttest ini diharapkan penulis dapat

melihat perbedaan dengan jelas kelompok yang setelah diberikan perlakuan.

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran dimana suatu instrumen penelitian

yang dibuat menunjukkan kebenaran yang tepat dan jelas berdasarkan apa

yang diharapkan oleh penulis. Dengan menggunakan intrumen penelitian

kuisioner, penulis akan menggunakan uji validitas untuk menunjukkan hasil

dari suatu pengukuran yang dapat menjelaskan segi yang sedang peneliti

ukur sehingga kemudian dapat dikatakan istrumen itu valid apabila

validitasnya tinggi.

Tingkat kevalidan instrumen dihitung dengan menggunakan korelasi

Product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Adapun rumus korelasi

Product Moment adalah sebagai berikut:

2222 )()()()(

))(()(

YYnXXn

YXXYnrxy

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi suatu butir/item

N = jumlah subyek

62

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = skor suatu butir/item

Y = skor total (Sugiyono, 2012: 356)

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari

rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan

sebaliknya. Untuk uji validitas instrumen, peneliti menggunakan uji

korelasi Product moment dengan bantuan Microsoft Office Excel 2013 dan

SPSS versi 22.0. Berdasarkan hasil uji coba instrumen diperoleh bahwa

dari 30 pernyataan yang di uji coba teradapat 8 item butir pernyataan pada

angket yang tidak valid yaitu nomor 3, 13, 15, 17, 23, 24, 25, 28

pernyataan. Pernyataan yang tidak valid direvisi di karenakan soal-soal

yang valid tidak mewakili semua indikator.

2. Uji Realibilitas

Dalam melakukan sebuah penelitian hal yang penting lainnya adalah

reliabilitas. Reliabilitas merupakan keandalan, keterpercayaan atau

konsisten suatu intrumen pengukur. Apabila hasil test penelitian konsisten,

maka instrument penelitian dapat dikatakan mempunyai nilai reliabilitas

yang tinggi. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui ketepatan nilai

angket, artinya instrumen reliabel bila diujikan pada kelompok yang sama

walaupun dalam waktu yang berbeda dan hasil yang didapatkan sama.

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan

reliabel terhadap objek yang diamati dan akan meningkatkan kemampuan

dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti. Rumus

yang digunakan untuk menguji reliabilitas pada insrumen adalah,

Croncbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut:

𝑟 = [ 𝑘

(𝑘 − 1)] [1 −

Σ𝜎𝑏2

𝜎2𝑡]

Keterangan:

r = reliabilitas instrumen

63

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σσb² = jumlah varians butir

σt² = varians total.

(Arikunto, 2010, hlm.239)

Untuk uji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan uji Cronbanch’s

Alpha dengan bantuan Microsoft Office Excel 2013 dan SPSS versi 22.0.

Berdasarkan hasil uji coba instrumen diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3. 4

Hasil Uji Reliabilitas

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah

menggunakan statstik deskriptif. Statistik deskriptif yaitu menganalisis data

dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

dalam penelitian. Analisis data terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai

berikut:

1. Prosedur Pengolahan Data

Setelah diperoleh data dari hasil penyebaran angket, selanjutnya langkah-

langkah dalam prosedur pengolahan data menurut Nazir (2003, hlm. 346)

“...pengolahan data terbagi menjadi tiga yaitu editing, mengkodekan data

dan membuat tabulasi”. Penjelasan lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:

1) Editing, sebelum data diolah data tersebut perlu diedit lebih dahulu.

Data yang telah terkumpul di record book, daftar pertanyaan ataupun

pada interview guide perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki jika di

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.690 30

64

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sana sini masih terapat hal-hal yang salah atau masih meragukan.

Kerja memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keraguan data

dinamakan mengedit data.

2) Mengkodekan data, data yang dikumpulkan dapat berupa angka,

kalimat pendek atau panjang. Untuk memudahkan analisis, maka

jawaban – jawaban tersebut perlu diberikan kode karena sangat

penting jika pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode

jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban.

3) Membuat tabulasi, termasuk dalam kerja memproses data. Membuat

tabulasi tidak lain adalah memasukkan data ke dalam tabel – tabel, dan

mengatur angka – angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam

berbagai kategori.

2. Analisis Data

a. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, penulis adalah

menggunakan uji hipotesis Mann-Whitney U-Test atau Uji-u. Uji ini

digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan antara dua populasi,

dengan menggunakan sampel random yang ditarik dari populasi

yang sama. Uji ini berfungsi sebagai alternatif yang digunakan apabila

uji-t dalam persyaratan-persyaratan parametriknya tidak terpenuhi,

dan bila datanya juga berskala ordinal. Sugiyono (2008, hlm. 60)

menyatakan bahwa” U-Test ini merupakan test yang terbaik untuk

menguji signifikasi hipotesis komparatif dua sampel idependen bila

datanya berbentuk ordinal.”

Penulis menggunakan uji-u ini dikarenakan jumlah sampel yang

sangat kecil sehingga diketahui bahwa data penelitian ini tidak normal

dan sifatnya tidak homogen. Pada penelitian ini, penulis ingin melihat

perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok

ekperimen yang dimana pada setiap kelompok telah diberikan perlakuan

yang berbeda-beda. Hasil yang didapatkan dari uji signfikan ini akan

digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah ditentukan oleh penulis.

65

Harti Annisa, 2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian u-tes dalam

perhitungan, karena kedua rumus tersebut akan digunakan untuk

mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Rumus untuk menguji Uji-u

ini adalah sebgai berikut:

Sugiyono (2008, hlm. 61)

Keterangan :

n1 : Jumlah sampel 1

n2 : Jumlah sampel 2

U1 : Jumlah peringkat 1

U2 : Jumlah peringkat 1

R1 : Jumlah rangking pada sampel n1

R2 : Jumlah rangking pada sampel n2

Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan Mann-Whitney U-Test atau

Uji-u dengan bantuan Microsoft Office Excel 2013 dan SPSS versi 22.0.