bab iii metode penelitian a. metode dan desain...

22
48 Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode factorial design dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan perlakuan (treatment) dengan penerapan pola small side games pada metode interval dan metode repetisi dengan kemampuan tingkat kebugaran masing-masing sample terhadap kelompok eksperimen. Sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan hanya berdasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu sesuai dengan metode factorial design di jelaskan Sugiyono (2009:113), yaitu : “Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi prestest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik bila setiap kelompok nilai pretestnya sama”. Walaupun demikian, apabila penelitian ini dirancang dengan cermat dan tepat akan memberikan hasil yang bermanfaat. Pengambilan subjek pada penelitian ini populasi terjangkau (accessible population, source population) suatu penelitian dimana bagian dari populasi target dapat dijangkau oleh peneliti, maka sampel dilihat dari tingkat kebugaran jasmani sampel dengan tingkat kebugaran sampel yang memiliki rata-rata tinggi dan tingkat kebugaran sample yang memiliki rata- rata rendah sebagai kelompok eksperimen. Penerapan pola Small Side Games dengan dua metode latihan yaitu metode interval dan metode repetisi ini akan digunakan dalam pelatihan sepak bola. Jadi didalam penelitian ini nantinya kelompok eksperimen diberikan perlakuan Small Side Games dengan menggunakan metode interval dan metode repetisi. Pada desain penelitian menggunakan desain factorial 2 x 2 Darmadi (2011,207) menerangkan : Desain factorial 2 x 2 adalah desain yang paling sederhana. Kedua variable dapat dimanipulasi, tetapi desain 2 x 2 biasanya

Upload: truongkhuong

Post on 24-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

48 Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode factorial design dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan

kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Didalam penelitian ini

peneliti menggunakan perlakuan (treatment) dengan penerapan pola small side

games pada metode interval dan metode repetisi dengan kemampuan tingkat

kebugaran masing-masing sample terhadap kelompok eksperimen. Sampel

dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan hanya berdasarkan atas strata,

random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu sesuai dengan

metode factorial design di jelaskan Sugiyono (2009:113), yaitu : “Pada desain ini

semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi prestest.

Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik bila setiap kelompok nilai pretestnya

sama”.

Walaupun demikian, apabila penelitian ini dirancang dengan cermat dan tepat

akan memberikan hasil yang bermanfaat. Pengambilan subjek pada penelitian ini

populasi terjangkau (accessible population, source population) suatu penelitian

dimana bagian dari populasi target dapat dijangkau oleh peneliti, maka sampel

dilihat dari tingkat kebugaran jasmani sampel dengan tingkat kebugaran sampel

yang memiliki rata-rata tinggi dan tingkat kebugaran sample yang memiliki rata-

rata rendah sebagai kelompok eksperimen.

Penerapan pola Small Side Games dengan dua metode latihan yaitu metode

interval dan metode repetisi ini akan digunakan dalam pelatihan sepak bola. Jadi

didalam penelitian ini nantinya kelompok eksperimen diberikan perlakuan Small

Side Games dengan menggunakan metode interval dan metode repetisi.

Pada desain penelitian menggunakan desain factorial 2 x 2 Darmadi

(2011,207) menerangkan : Desain factorial 2 x 2 adalah desain yang paling

sederhana. Kedua variable dapat dimanipulasi, tetapi desain 2 x 2 biasanya

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

49

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melibatkan satu variable yang dimanipulasi, variable yang tidak dimanipulasi

sering disebut sering disebut variable kontrol. Variable kontrol biasanya adalah

ciri fisik atau mental dari subjek, misalnya seks, IQ, bakat dalam bidang

matematika, dan sebagainya.

Table 3.1.

Desain Penelitian Faktorial 2 x 2

Keterangan :

A1 = Metode Interval

A2 = Metode Repetisi

B1 = Nilai tinggi

B2 = Nilai rendah

X1 = Treatment (Small Sided Games)

µ A1B1 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side

Games pada Metode Interval dan memiliki nilai tinggi tingkat

kebugaran jasmani.

µ A1B2 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side

Games pada Metode Interval dan memiliki nilai rendahtingkat

kebugaran jasmani..

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

50

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

µ A2B1 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side

Games pada Metode Repetisi dan memiliki nilai tinggi tingkat

kebugaran jasmani.

µ A2B2 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side

Games pada Metode Repetisi dan memiliki nilai rendahtingkat

kebugaran jasmani.

Tabel 3.2.

Desain Penelitian

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

51

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Validitas Internal

Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel–variabel

luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel–variabel yang dikontrol

meliputi :

a. Pengaruh Sejarah

b. Pengaruh Maturasi

c. Pengaruh Testing

d. Pengaruh instrumen

e. Pengaruh seleksi

f. Pengaruh Mortalitas

g. Pengaruh Perlakuan

Didalam penelitian ini pengaruh yang mempengaruhi validitas internal yang

paling besar adalah pengaruh moralitas karena saat penelitian berlangsung ada

beberapa pemain yang tidak mengikuti proses penelitian secara penuh

dikarenakan ada pemain yang bolos, pemain yang sakit, dan ada juga pemain yang

mengalami cedera.

2. Validitas Eksternal

Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa

faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut

meliputi :

a. Validitas Populasi

b. Validitas ekologi

B. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada SAINT PRIMA ACADEMY BANDUNG.

Penelitian ini, dilaksanakan di lapangan sepak bola tempat latihan SAINT PRIMA

ACADEMY BANDUNG yaitu di komplek lapangan Batu Nunggal Bandung.

Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

November 2013.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

52

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Populasi

Populasi adalah sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti. Objek

penelitian ini perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan

diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan

kebenaran daripada hipotesis.

Populasi menurut Sugiyono (209:117): ”Populasi bukan sekedar jumlah yang

ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subjek atau objek itu”. Definisi populasi menurut Arikunto

(2006:130) “ Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh atlet SSB (Sekolah Sepak

Bola) kelompok usia junior (usia 18-19 tahun) di Kota Bandung. Oleh karena

waktu dan sumber daya penulis yang terbatas, dan juga karakteristik dari populasi

pada dasarnya sama, maka yang dipilih menjadi populasi yang terjangkau dalam

penelitian ini adalah atlet Saint Prima Academy Bandung Kelompok usia 18-19

tahun sejumlah 46 siswa.

3. Sampel

Sampel adalah jumlah kecil dari populasi. Sampel menurut Sugiyono

(2009:118) “Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah 24 atlet anggota

Academy Saint Prima Bandung, yang dipilih dari tes kebugaran yang kemudian

hasilnya disusun mulai dari skor tingkat kebugaran tinggi sampai dengan atlet

yang memiliki tingkat kebugaran rendah dengan prosentasi 27% batas atas yang

mewakili nilai tinggi dan 27% batas bawah untuk mewakili batas bawah (Frank

M. Veducci 1980:176-177). Jadi jumlah sampelnya masing-masing 12 atlet untuk

kelompok kebugaran tinggi dan 12 orang untuk kelompok kebugaran rendah.

Arikunto (2006:133) mengemukakan bahwa ada beberapa keuntungan jika

menggunakan sampel yang relatif kecil, yaitu:

1. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi

maka kerepotannya berkurang

2. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

53

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efesien (dalam arti uang,

waktu dan tenaga)

4. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti desktruktif (merusak)

5. Ada kalanya bias dari orang yang mengumpulkan data

6. Ada kalanya memang tidak memungkinkan melakukan penelitian populasi

Menurut Fraenkel dan Welen (1993:225) yang menjelaskan tentang

pengambilan sampel dalam metode eksperimen desain factorial, bahwa :

factorial design extend the number of relationship that may be examined in an

experimental study. they are essentially modifications of either the posttest-

only control group or pretest-posttest control group design (with or without

random assigment)

Maka dari itu, dalam desain factorial penentuan sampel ditentukan dengan

atau tanpa random assigment. Maka pada penelitian ini, dalam pengambilan

sampel, peneliti merapkan random assignment. Dalam penentuan kelompok

sampel pada masing-masing metode latihan maka peneliti menggunakan Desain

Blok Lengkap Acak Sudjana (1995:62) menjelaskan tentang desain blok lengkap

acak (DBLA) bahwa:

Secara Umum, desain blok lengkap acak adalah sebuah desain dengan.

1) Unit-unit eksperimen dikelompokan ke dalam blok sedemikian sehingga

unit-unit eksperimen di dalam blok relatif bersifat homogen dan banyak

unit eksperimen di dalam sebuah blok sama dengan banyak perlakuan

yang sedang diteliti.

2) Perlakuan dikenakan secara caak kepada unit-unit ekperimen di dalam tiap

blok.

Sesuai dengan kebutuhan dari penelitian maka jumlah sampel dipilih sebanyak

24 orang yang akan dibagi menjadi dua kelompok atas dasar tingkat kebugaran

tinggi dan rendah setelah dilakukan Preetest tingkat kebugaran dari seluruh

populasi, jadi atlet dengan memiliki tingkat kebugaran tinggi dan tingkat

kebugaran rendah. Maka 12 orang kelompok sampel dengan kebugaran tinggi

dan 12 orang kelompok sampel dengan kebugaran rendah. Dan masing-masing

pola Small Sided Games metode latihan interval tinggi sebanyak 6 atlet, pola

Small Sided Games metode latihan repetisi tinggi sebanyak 6 orang, kemudian

kelompok pola Small Sided Games metode latihan interval rendah sebanyak 6

atlet, pola Small Sided Games metode latihan repetisi rendah sebanyak 6 orang,

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

54

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan dipilihnya jumlah sampel sebanyak seperti dijelaskan di atas dilandasi

oleh kebutuhan penelitian tentang Small Sided Games pada metode latihan

interval dan metode latihan repetisi yang hanya melibatkan jumlah orang yang

sedikit diantaranya 5 vs 5, 4 vs 4, 3 vs 3, 2 vs 2, 1 vs 1 seperti yang dijelaskan

oleh Verheijen (2010) dalam FFA National Coaching Conference bahwa :

Untuk meraih komponen fisik sepak bola diantaranya adalah melalui :

1. Sprint sepak bola dengan banyak istirahat

2. Small Sided Games 4 vs 4, 3 vs 3

3. Sprint sepak bola dengan sedikit istirahat

4. Large Sided Games 11 vs 11-8 vs 8, Medium Sided Games 7 vs 7-5 vs 5

Tabel. 3.3.

Tabel Kelompok Penelitian

Metode

Latihan

Tingkat

Kebugaran

Metode Latihan

Interval

A1

Metode Latihan

Repetisi

A2

Total

Tinggi B1 6 6 12

Rendah B2 6 6 12

Total 12 12 24

C. Definisi Operasional

Variabel merupakan ciri dari individu, objek, gejala dan peristiwa yang akan

diteliti. Menurut Sugiyono (2009:61)variabel penelitian adalah “Suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel yang bisa menyebabkan

perubahan (mempengaruhi)terhadap variabel terikat.sedangkan variabel terikat itu

sendiri adalah variabel yangmenjadi akibat (dipengaruhi), disebabkan oleh

variabel bebas.

Dalam penelitian ini penulis menetapkanvariabel-variabel yang akan dikaji

sebagai pembatas terhadap kemungkinan terjadinyapenafsiran suatu istilah yang

menyebabkan kekeliruan pendapat dan mengaburkan pengertian yang sebenarnya.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

55

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pola game situasi pada

sebuah metode latihan interval dan metode repetisi. Untuk variabel terikatnya

adalah peningkatan kapasitas kemampuan Anaerobic. Berikut definisi dari

variable dalam penelitian :

A. Menurut Dikdik (2006:10) menjelaskan tentang pengertian kemampuan

fisik yaitu Pengertian kondisi fisik dalam olahraga adalah semua

kemampuan jasmani yang menentukan prestasi yang realisasinya melalui

kesanggupan pribadi (kemampuan & motivasi). Dengan semua

kemampuan jasmani, tentu saja terdiri dari elemen-elemen fisik yang

perananya berbeda-beda dari satu kesiapan kondisi fisik cabang ke cabang

olahraga yang lain untuk berprestasi lebih baik. Dalam penelitian ini yaitu

merupakan penerapan small sided games dengan tujuan peningkatan

kapasitas anaerobic.

B. Menurut Hardjana bahwa Metode adalah cara yang sudah dipikirkan

masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu

guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dalam kaitan penelitian ini

metode yang diterapkan merupakan metode pelatihan dalam peningkatan

kondisi fisik.

C. Latihan menurut Harsono (1988:..) adalah : Suatu proses yang sistematis

dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan delam waktu relatif

lama dan berulang-ulang, ditingkatkan secara progresif (bertahap) dan

individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis

manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

D. Djamarah & Aswan (2006:95) mengemukakan bahwa metode latihan

(drill) merupakan suatu cara mengajar yang dapat menanamkan kebiasaan-

kebiasaan tertentu. Metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh

suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Olej

karenanya pada penelitian exsperimen ini menerapkan pola small sided

games pada metode latihan interval dan metode repetisi

E. Small Side Games menurut Malcolm (2006:58) bahwa Small Side

Gamesdiartikan bahwa permainan ini dapat dilakukan berkisar dari 1 vs 1

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

56

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampai 7 vs 7 pemain dan bahkan dapat melibatkan pemain dengan jumlah

ganjil. Awal mula permainan ini, pertama kalinya dimulai dari anak-anak

yang sedang bermaindalam permainan kecil di jalanan. Dalam fokus

penelitian small sided games tujuan utamanya merupakan peningkatan

kemampuan kapasitas anaerobik

F. Interval Training menurut Raphael Brandon menjelaskan bahwa: Interval

training is a well-known method for improving fitness. Technically, it is

defined as high-intensity intermittent exercise. In an interval session, high-

intensity periods of work are interspersed with rest intervals. Dapat

diartikan bahwa Pelatihan interval adalah metode untuk meningkatkan

kebugaran. Secara teknis, itu didefinisikan sebagai latihan intensitas tinggi

intermiten. Dalam sesi interval, periode intensitas tinggi kerja yang

diselingi dengan interval istirahat. Dari karakter metode latihan interval

diatas maka penelitian small sided games diterapkan cirri dari metode

latihan interval diatas.

G. Syafruddin (2010) menerangkan bahwa Latihan dengan metode repetisi

(Repetition Methods) merupakan metode yang harus memberikan istirahat

yang memungkinkan terjadinya regenerasi organisme secara sempurna,

sehingga kegiatan selanjutnya dapat dilakukan dengan intensitas beban

yang sama. Dari karakter metode latihan interval diatas maka penelitian

small sided games diterapkan cirri dari metode latihan repetisi diatas.

H. Santosa dan Dikdik (2012:21) menerangkan tentang pengertian kebugaran

jasmani, yaitu : Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani

yang dapat menyesusaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas

jasmani tertentu dan/atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi

dengan cara yang efesien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih

sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya. Oleh karena

perlunya pemain sepak bola memilikii kebugaran jasmani untuk dapat

bermain selama 90 menit.

I. Santosa dan Dikdik (2012:16) menjelaskan bahwa :Kemampuan

anaerobik alaktasid adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ledak

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

57

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(gerak eksplosif) maksimal maupun sub-maksimal, kemampuan anaerobik

laktasid adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ketahanan anaerobik

(anaerobic endurance/stamina/daya tahan anaerobik). Dalam 90 menit,

pemain sepak bola diperlukan kemampuan anaerbik yang baik untuk

melakukan akselerasi, baik ketika penyerangan atau pertanahan, oleh

karena kemampuan anaerobic sangat penting dimiliki pemain sepak bola.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data.Instrumen penelitian sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penyusunan instrumen penelitian

harus dirancang dengan baik agar diperoleh hasil sesuai dengan kegunaannya.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan aerobik

untuk mengukur tingkat kebugaran sampel dan tes kemampuan kapasitas

Anaerobik.

Tabel 3.4.

Instrumen Penelitian

No Bentuk Tes Tujuan Tes Sumber

1 Balke Test 15 Menit Mengukur Kebugaran Jasmani

(aerobic) Brian

Mackenzie.

2005. 101

Performance

Evaluation Test

2 Tes lari 20 meter Mengukur kemampuan

Kecepatan (Speed)

3 Illinois Agility Run Test Mengukur kemampuan

Kelincahan (Agility)

4 30 Metre Sprint Fatique Mengukur Kemampuan Speed

Endurance

E. Proses Pengembangan Instrumen

1. Balke VO2Max Test (15 menit lari)

a. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur perkembangan daya tahan

umum atlet ( VO2Max).

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

58

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah :

track 400m

Stopwatch

Pencatat Waktu.

c. Cara melakukan tes. Tes Balke dilakukan sebagai berikut :

Tester berlari di trek selama 15 menit dengan tujuannya adalah berlari

sejauh mungkin selama 15 menit dengan usaha yang semaksimal

mungkin.

Pencatat waktu mencatat total jarak yang dicapai dalam 15 menit ke.

d. Analisa

Analisis hasil tes dengan membandingkannya dengan hasil tes

sebelumnya.Diharapkan dengan pelatihan yang tepat analisis setiap hasil tes

akanmenunjukkan perbaikan atau peningkatan dalam hal komponen daya tahan

umum.

e. Penilaian Hasil Tes

Rumus yang digunakan untuk menghitung VO2max adalah :

𝑉𝑂2𝑀𝑎𝑥 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ

15 − 133 𝑥0.172 + 33.3

f. Tes ini cocok untuk atlet dengan olahraga yang membutuhkan daya

tahan(misalnya sepak bola, rugby ) tetapi tidak untuk individu dimana tes

akan

2. Tes Sprint 20 Meter

a. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kemampuan kecepatan

maksimal sejauh 20 meter.

b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah:

Track atau lapangan

Stopwatch

Bendera start

Pencatat Waktu

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

59

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Cara melakukan tes adalah sebagai berikut :

Tester melakukan sprint dengan usaha maksimal dengan jarak 20

meter

Pencatat waktu mencatat waktu terbaik tester yang melakukan

sprint sejauh 20 meter

Setiap tester diberikan sebanyak dua kali kesempatan tes.

d. Analisa

Analisis hasil tes dengan membandingkannya dengan hasil tes

sebelumnya.Diharapkan dengan pelatihan yang tepat analisis setiap hasil tes

akanmenunjukkan perbaikan atau peningkatan dalam hal komponen kecepatan.

3. Illinois Agility Run Test

a. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kecepatan dan kelincahan atlet.

b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah:

Lapangan

Stopwatch

Bendera Start

8 Cones Kerucut atau tiang

Pencatat Waktu

c. Prosedur pelaksanaan tse adalah sebagai berikut :

Tester melakukan test dengan dimulai start terlungkup dibawah tanah

Ketika aba-aba “Ya” tester berlari secara maksimal dengan arah seperti

dalam gambar “Illinois Test” dibawah mulai dari start sampai dengan

garis finish..

Pencatat waktu mencatat waktu tester

Analisa

Analisis hasil tes dengan membandingkannya dengan hasil tes

sebelumnya.Diharapkan dengan pelatihan yang tepat analisis setiap hasil tes

akanmenunjukkan perbaikan atau peningkatan dalam hal komponen kelincahan.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

60

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1.

Illinois Agility Run Test

(Sumber : Brian Mackenzie)

4. 30 metre Sprint Fatique – Power Maintenance Test

a. Dalam dunia olahraga seperti basket, hoki, rugby dan sepak bola, pemain

dituntut untuk memiliki kemampuan sprint secara berulang-ulang. Setiap

melakukan ulangan sprint maka pemain harus menghasilkan tingkatan

yang sama, maka pemain harus memiliki kemampuan untuk pulih

antarasprint sehingga dapat melakukan sprint dengan kecepatan yang sama

setiap pengulangannya. Oleh Karen aitu tes ini bertujuan untuk mengukur

tingkat kelelahan sprint pemain.

b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah:

Lapangan

Stopwatch

Bendera Start

12 Cones Kerucut atau tiang

Pencatat Waktu

c. Prosedur pelsanaan Tes adalah sebagai beikut :

Tester berlari sprint secara maksimal dengan arah seperti gambar

dibawah, mulai dari titik A sampai dengan titik B.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

61

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah finish dititik B, tester kembali ketitik A secara perlahan dengan

berjalan atau jogging (tidak lebih dari 30 detik).

Tester melakukan hal yang sama sebanyak 10 kali.

Pencatat waktu mencatat waktu tester setiap kali melakukan sprint

Gambar 3.2.

30 Metre Fatique Test (Sumber : Brian Mackenzie)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan

data yang paling tepat, sehingga benar-benar di dapat data valid dan relevan.

Teknik yang diterapkan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan

cara-cara sebagai berikut:

a. Pembuatan rancangan penelitian.

Langkah- langkah dalam tahap ini yaitu memilih masalah, pendahuluan,

perumusan masalah, perumusan anggapan dasar, pemilihan metode

pendekatan, dan menentukan variabel dan sumber data.

b. Pelaksanaan penelitian

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

62

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tahap ini yaitu menentukan dan menyusun instrumen, pengumpulan

data, analisis data dan menarik kesimpulan

c. Pembuatan laporan penelitian

Pada tahap ini peneliti menulis laporan sesuai dengan data yang telah

didapatkan selama proses penelitian.

1. Teknik Analisis Data

a. Teknik Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kuantitatif melalui

perhitungan statistik. Namun untuk menambah pemahaman maka penelitian ini

dilengkapi dengan paparan data secara kualitatif, yaitu data bentuk pemaparan

atau uraian deskriptif analisis.Langkah-langkah dalam menganalisis data

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Menjumlahkan hasil penskoran pretest terhadap subjek penelitian yang

dilakukan di awal penelitian.

2) Menjumlahkan hasil penskoran posttest terhadap subjek penelitian yang

dilakukan setelah selesai diberikan treatment.

3) Membuat tabel untuk membandingkan skor yang telah diperoleh dari

penjumlahan hasil pretest dan posttest.

4) Membuat perhitungan statistik dari data yang telah diperoleh pada pretest

dan posttest.

b. Analisis Data

1) Pengolahan data hasil penelitian

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data tersebut akan

diuraikan sebagai berikut :

a) Mencari nilai rata-rata dari masing-masing variabel penelitian dengan

rumus:

𝑋 = Σ𝑋𝑖

𝑛

Keterangan :

𝑋 = Skor rata-rata yang dicari/ mean

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

63

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Σ = Jumlah dari Xi

Xi = Skor mentah

n = Jumlah sampel

b) Mencari Simpangan baku dari masing-masing tes variabel penelitian dengan

rumus:

𝑠Ʃ (𝑋𝑖 − 𝑋)²

𝑛 − 1

keterangan :

S = Simpangan baku yang dicari

Xi = Skor mentah

X = Rata-rata dari skor mentah

n

= Jumlah sampel

c) Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data

tersebut berdistribusi normal atau baik. Rumus yang digunakan adalah

dengan uji statitiska non parametik yang dikenal dengan Uji Liliefors. Untuk

menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

i. Pengamatan Xi X2………………… Xn dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,

……………………….Zn dengan mengunakan rumus : 𝑍 =Xi−X

𝑆

ii. (X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku)

ii. Untuk setiap bilangan baku ini digunakna daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)

iii. Menghitung proporsi Z1, Z2, …………………Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus:

𝑆(𝑠) =Banyaknya 𝑍1 − 𝑍2… . .𝑍𝑛 < 𝑍1

𝑛

iv. Menghitung selisih F(Zi)=P(Z<Zi)

v. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,

sebutlah harga selisih itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka

Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari Uji Liliefors dengan

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

64

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila populasi

berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari

L tabel, dalam hal ini hipotesis diterima.

d) Menguji homogenitas. Rumus yang digunakanadalah sebagai berikut:

F = Variansi Terbesar

Variansi Terkecil

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari F-

tabel distribusi dengan derajat kebebasan df1= k-1 dan df2 = n – kdengan

taraf nyata (α) = 0,05.

e) Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians

factorial (ANAVA) dua arah pada taraf signifikansi α= 0,05 dan jika

terdapat interaksi maka dilanjutkan dengan Uji Tukey dikarenakan sampel

sama. Dengan demikian hipotesis statistic yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

i. Ho : µA1 = µA2

Hi : µA1 > µA2

ii. Ho : Interaksi A x B = µA2

Hi : Interaksi A x B ≠ µA2

iii. Ho : µA1B1 = µA2B1

Hi : µA1B1 > µA2B1

iv. Ho : µA1B2 = µA2B2

Hi : µA1B2 > µA2B2

G. Program Latihan

Untuk meningkatkan prestasi yang maksimal diperlukan suatu perencanaan

bagi pelatih untuk atlet. Perencanaan pelatihan ini dituangkan dalam sebuah

program latihan, dimana program latihan ini harus disusun secara bertahap dan

sistematis sehingga atlet akan mempunyai perkembangan yang maksimal. Agar

program latihan tersebut menjadi fungsi yang maksimal bagi atlet dan pelatih itu

sendiri, maka program latihan harus didasarkan pada prinsip-prinsip latihan dan

sesuai konsep dari penyusunan periodisasi latihan. Seperti yang dijelaskan oleh

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

65

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Harsono (1988:233) “Program latihan harus disusun secara teliti dan teratur sesuai

dengan prinsip-prinsip latihan”. Dalam penyusunan program latihan penulis

menerapkan prinsip over load training dengan the step type approach atau sistem

tangga, hal ini dijelaskan oleh Bompa (1983) dalam Harsono (1988:105).

6

3

5 7

2 4 PERFORMANCE

1

Gambar 3.4.

Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap (Harsono 1988:105)

Setiap garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedangkan

setiap garis horizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang baru. Beban

latihan pada 3 tangga (atau cycle) pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada

cycle ke 4 beban diturunkan, hal ini yang disebut unloading phase. Artinya adalah

untuk memberikan kesempatan kepada organism tubuh untuk melakukan

regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat mengumpulkan tenaga atau

mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis dan psikologis untuk persiapan

beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga ke 5 – 6. Untuk

meningkatkan penampilan pemain atau tim sepak bola harus dipersiapkan dengan

baik dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan , staf pelatih harus

mengikuti serangkaian langkah-langkah yangtelah dijadwalkan sebagai bagian

dari rencana keseluruhan dalam proses pelatihan. Oleh karena itu, perencanaan

pelatihan merupakan tugas penting bagi setiap pelatih untuk memastikan bahwa

para pemain yang dilatih akan terjadi kemajuan, bahwa kemampuan kinerja

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

66

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mereka berkembang, dan bahwa mereka siap baik secara individu maupun sebagai

tim dalam menghadapi sebuah kompetisi.

Dalam sebuah perencanaan program latihan setiap sesi terdiri dari rincian unit

latihan yang terdiri dari pemanasan, inti dan pendingan.Berikut ini merupakan

rincian umum dari setiap unit latihan.

A. Pemanasan

Pemanasan merupakan kegiatan yang mempersiapkan tubuh untuk kegiatan

yang lebih berat pada latihan inti, sehingga tubuh akan siap untuk menerimanya.

Oleh karenanya bentuk pemanasan harus mengarah pada gerakan latihan

inti.Selain itu juga pemanasan dilakukan untuk meminimalisir dari cedera.

Beberapa bentuk pemanasan adalah sebagai berikut :

Streching Statis

Streching Dinamis

Streching PNF

Streching Dinamis

Jogging

Lari Dinamis

Lari Koordinasi ABC (Akseleration, Balance and Coordination)

Gerakan Teknik Dasar sepak bola

B. Inti

Latihan inti merupakan latihan yang berisikan materi latihan yang hendak untuk

dicapai dari tujuan latihan yang sudah ditetapkan. Pada penelitian ini program

latihan inti adalah metode latihan pola Small Side Games, dimana Small Side

Games tersebut diberlakukan dua metode latihan yaitu metode latihan interval dan

metode latihan repetisi. Berikut adalah beberapa bentuk latihan umum dari

penelitian yang akan dilakukan diantaranya :

Pola game situasi yang terdiri dari :

-2 vs 2 -1 vs 2

-3 vs 3 -2 vs 3

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

67

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

-4 vs 4 -3 vs 4

Pola Small Side Games dengan metode interval

Dalam metode latihan interval yang perlu diperhatikan adalah intensitas atau

usaha yang ditunjukan oleh denyut nadi latihan yang dilakukan, jumlah

pengulangan interval kerja, waktu pemulihan yang tetap baik antar pengulangan

ataupun antar set)

Pola Small Side Games dengan metode repetisi

Metode latihan repetisi yang perlu diperhatikan adalah masa istirahat, denyut nadi

haruslah kembali pada denyut nadi awal latihan. Dalam hal ini adalah denyut nadi

harus berada pada 120x/menit. Setelah pemulihan senyut nadi pada 120x/menit

maka repetisi berikutnya atau set berikutnya dapat dilaksanakan.

C. Pendinginan

Pada pendingan gerakan dilakukan dengan relax, low activity dan dapat

dilakukan secara berpasangan atau masing-masing. Sama halnya dengan

pemanasan dan inti pada gerakan pendingan harus dilakukan dengan maksimal.

Beberapa Gerakan pendingan diantaranya :

Aktivitas aerobic (seperti fungame)

Jogging

Streching Statis berpasangan atau individual.

D. Tabel Rencana Program Latihan

Dibawah ini merupakan rincian rencana program latihan untuk penelitian ini,

sesuai dengan yang dijelaskan diatas bahwa program latihan dibuat harus

menerapkan prinsip overload, dimana materi latihan kian hari kian meningkat,

dengan diselingi penurunan beban latihan untuk memberikan tubuh beregenerasi

sehinggatubuh akan siap menerima beban lebih pada materi latihan

berikutnya.Program latihan yang dibuat diharapkan dapat mencapai tujuan latihan

yang sudah ditetapkan secara maksimal.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

68

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5.

Jadwal Penelitian

No Deskripsi Hari/Tanggal Waktu Tempat

1 Tes Awal (Pretest)

Kebugaran Jum’at, 12 Oktober 2013 14.00 WIB

Track Lodaya

Bandung

2

Tes Awal (Pretest)

Kemampuan Kapasitas

Anaerobic

Rabu, 10 Oktober 2013 16.00 WIB

Lapangan

Sepak Bola

Saint Prima

Academy

Bandung

3

Treatment (Pola Latihan

Small Side Gamesdengan

Metode Interval dan Metode

Repetisi)

Selasa, 19 November 2013 15.30 WIB

Lapangan

Sepak Bola

Saint Prima

Academy

Bandung

Rabu, 20 November 2013 15.30 WIB

Kamis, 21 November 2013 15.30 WIB

Jum’at, 22 November 2013 15.30 WIB

Selasa, 26 November 2013 15.30 WIB

Rabu, 27 November 2013 15.30 WIB

Kamis, 28 November 2013 15.30 WIB

Jum’at, 29 November 2013 15.30 WIB

Selasa, 3 December 2013 14.00 WIB

Rabu, 4 December 2013 14.00 WIB

Jum’at, 6 December 2013 14.00 WIB

Sabtu 7 December 2013 14.00 WIB

Senin, 9 December 2013 14.00 WIB

Rabu, 11 December 2013 14.00 WIB

Jum’at, 13 December 2013 14.00 WIB

Sabtu, 14 December 2013 14.00 WIB

4

Tes Akhir (Possttest)

Kemampuan Anaerobik Senin, 15 December 2013 14.00 WIB

Lapangan

Sepak Bola

Saint Prima

Accademy

Bandung

Tes Akhir (Possttest)

Kebugaran Selasa, 16 December 2013 14.30 WIB

Track Lodaya

Bandung

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/6979/6/T_POR_1104060_Chapter3.pdf · oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah

69

Kartono Pramdhan, 2014 “PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu