bab iii metode penelitian a. desain...
TRANSCRIPT
34 Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Tujuan dari penggunaan metode dalam penelitian ini
adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau pelukisan secara sistematis,
aktual dan akurat mengenai faktor internal dan faktor eksternal yang ada di
Desa Pajagan untuk selanjutnya disusun beberapa strategi untuk
pengembangan Desa Pajagan sebagai kawasan agrowisata.
Dari hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi.Jadi penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi secara narasi
dan ditunjang dengan data-data yang di dapat dari subyek penelitian. Dengan
menggunakan metode kualitatif ini tujuannya adalah untuk menjelaskan secara
mendalam tentang bagaimana kondisi dan partisipasi masyarakat untuk
menjadikan Desa Pajagan sebagai kawasan agrowisata.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Dalam menentukan partisipan, peneliti menggunakan non probability
sampling dengan teknik purposive sampling sebagaimana disebutkan pada
Ibrahim (2015, hlm. 72) bahwa purposive sampling signifikan digunakan
dalam 3 situasi sebagai berikut :
a. Peneliti menggunakan purposive sampling guna memilih responden unik
yang akan memberi informasi penting.
b. Peneliti menggunakan purposive sampling untuk memilih responden
yang sulit dicapai, untuk itu peneliti cenderung subyektif (misalnya
menentukan sampel berdasarkan kategorisasi atau karakteristik umum
yang diterimakan sendiri oleh peneliti).
c. Tatkala peneliti ingin mengidentifikasi jenis responden tertentu untuk
diadakan wawancara mendalam.
35
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Partisipan dalam penelitian ini adalah perwakilan dari :
a. Satuan Kerja (SATKER) Jatigede (Bapak Yuyu)
b. Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Sumedang
(Bapak Agus –Bidang Ekonomi, Bapak Ato –Bidang Fisik Badan
Perencanaan Daerah Kabupaten Sumedang)
c. Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
(Disparpora) Kabupaten Sumedang (Ibu H.J Dedeh Rodia
Rohayati, S,Ap.,M.Si)
d. Kepala Desa Pajagan (Bapak Ir. Cecep Mulyadi).
2. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pajagan Kecamatan Cisitu
Kabupaten Sumedang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi dan
wawancara dikawasan desa pajagan. Observasi dan wawancara ini
dilakukan untuk mengetahui kondisi desa pajagan sekarang secara langsung.
Sumber : Arsip Desa Pajagan
Gambar 3.1 Denah Desa Pajagan
C. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan
pengumpulan data primer dan sekunder, yaitu sebagai berikut :
1. Data Primer
SMP
Sawah
GOR Cikaso Baru
Pos Yandu
Desa Cilopang Huler
Dusun Cicau
Kehutanan Tomo
Makam
SDNKantorDesa
Makam Makam
SD
Lap. Sepak Bola
SungaiCimanuk
Masjid
Masjid
Masjid
Masjid
Masjid
KeteranganBatas Desa
Waduk Jatigede
Batas Kehutanan
Jalan
Masjid
Dusun Cisasak
Dusun Pajagan
Dusun Sudapati
36
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini data primer didapat dari wawancara dan observasi
pada informan yang mengetahui tentang kondisi Desa Pajagan.
a. Wawancara
Data diperoleh dengan melakukan wawancara semi-terstruktur yaitu jenis
wawancara yang termasuk in-depth interview yang pelaksanaannya lebih
bebas dan terbuka dalam mengungkap ide dan pendapat dibandingkan
wawancara terstruktur (Sugiyono, 2011). Wawancara ini dilakukan
kepada narasumber yang mengetahui informasi Desa Pajagan berbagai
sudut. Wawancara ini menjadi teknik yang sangat penting untuk
menggali informasi secara mendalam mengenai potensi agrowisata yang
ada di Desa Pajagan sekarang ini. Informan dipilih dengan menggunakan
metode purposivesampling, dimana informan tersebut sengaja dipilih
dengan tujuan dan pertimbangan tertentu. Narasumber yang dipilih untuk
wawancara yaitu Kepala Desa Pajagan dan Staff, masyarakat Desa
Pajagan, Dinas Pariwisata Kabupaten Sumedang, Badan Perencanaan
Daerah Kabupaten Sumedang dan Dinas Kehutanan Kabupaten
Sumedang.
b. Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi dengan mengamati
kondisi Desa Pajagan dan dilakukan observasi secara pasif, yaitu peneliti
datang ke tempat yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan yang ada di tempat tersebut, yaitu Desa Pajagan. Peneliti
mengamati keadaan desayang akan dijadikan kawasan agrowisata serta
perkebunan dan fasilitas yang ada di Desa Pajagan.
2. Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder yang akan digunakan dalam
penelitian ini antara lain :
a. Studi Literatur
Menurut Nazir (1988) studi kepustakaan adlaah teknik pengumpulan data
dengan menadikan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-
37
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
literatur, catatan-catatan, dan laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan, yaitu faktor internal dan eksternal dari Desa
Pajagan serta strategi yang harus di terapkan di Desa Pajagan untuk
menjadikan nya sebagai Kawasan Agrowisata.
b. Studi Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2011) dokumen meruapakan catatan peristiwa yang
telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
dari sesorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan studi dokumentasi untuk meninjau data-data yang dimiliki
oleh pihak pengelola Waduk Jatigede ataupun pihak lain yang
berhubungan dengan penelitiaan. Contohnya penulis mendapatkan peta
kawasan jati gede dari Satuan Kerja Jatigede.
c. Pencarian Data di Internet
Dilakukan untuk mempermudah penyusun memperoleh data yang
dibutuhkan. Data diambil dari website dan blog yang berhubungan denga
penelitian ini.
D. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat bantu untuk mempermudah dan
melancarkan kegiatan penelitian dan dapat secara sistematis dalam data yang
dihasilkan. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 148) “instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati”. Dalam penelitian ini selain observasi di lapangan, penulis juga
menggunakan wawancara sebagai instrument dalam penelitiannya.
38
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1Instrumen Wawancara
Faktor Aspek Indikator
INTERNAL
1. Sumber daya lahan a. Luas lahan
b. Penggunaan lahan
2. Prasarana dan
infrastruktur
a. Sarana
pengairan/irigasi
sumber air
b. Pusat informasi
c. Sarana pengolahan
hasil tani
3. Sumber daya
manusia a. Usia
b. Latar belakang
Pendidikan
c. Pengalaman kerja
4. Pengembangan
agrowisata
a. Konservasi (air,
tanah)
b. Etos kerja
c. Ekosistem (alam)
EKSTERNAL
1. Prasarana dan
infrastruktur
a. Jalan
b. Pasar
c. Terminal
d. Jaringan
telekomunikasi
e. Fasilitas umum
f. Fasilitas sosial
2. Kebijakan
pemerintah
a. Kebijakan wisata
di Kabupaten
Sumedang
3. Tren wisata a. Tren wisata yang
berkembang
b. Persaingan antar
lokasi
4. Kondisi alam a. Kondisi alam
(kondisi geografis)
5. Wisatawan a. segmentasi
wisatawan
39
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Preferensi dari
pengunjung
Sumber : Hasil Olahan Data (2016)
E. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah menggunakan
teknik analisis SWOT, analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi
dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Menurut Fredy R.
David (2009) analisis strength, weakness, opportunities, threats (SWOT)
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada hubungan taau interaksi antara unsur-
unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal,
yaitu peluang dan ancaman.
Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gamaran). Analisis ini menempatkan situasi dan
kondisii sebgaai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing.
1. Matriks IFE (Internal Factors Evaluation)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal Desa
Pajagan berkitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.
Data dan informasi aspek internal Desa Pajagan dapat digali dari beberapa
fungsional Desa Pajagan. Berikut ini tahapan kerja matriks IFE:
a. Buatlah daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting
pada kesuksesan atau kegagalan usaha untuk aspek internal yang
mencakup kekuatan dan kelemahan bagi Desa Pajagan.
b. Pembobotan didapat oleh para ahli (expert judgement) dari faktor-faktor
tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan
begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1. Nilai bobot
dinilai dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.
c. Beri (rating nilai) 1 sampai 4 masing-masing faktor yang memiliki nilai:
4 = sangat penting
40
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 = penting
2 = kurang penting
1 = tidak penting
d. Kalikan antara bobot dengan rating dari masing-masing faktor untuk
menentuka nilai skornya.
e. Jumlahkan skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang
dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan
bahwa secara internal Desa Pajagan adalah lemah, sedangkan apabila
nilainya diatas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya
pada matriks EFE , matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah
faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu
berjumlah 1,0.
Tabel 3.2 Matriks IFE
Key Internal Factors Bobot Rating Skor
Kekuatan
-
-
Kelemahan
-
-
Total 1,00
Sumber: Fred R. david (2009)
2. Matriks EFE ( Exstenal Factors Evaluation )
Matriks EFE dibuat untuk menilai respon Desa Pajagan terhadap kondisi
eksternalnya. Nilai matriks ini kemudian akan dimasukkan kedalam matriks
interal-eksternal untuk mengetahui posisi Desa Pajagan. Terdapat lima
langkah dlaam mengembangkan matriks EFE:
a. Buat daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit
eksternal yang mencakup peluang dna ancaman bagi Desa Pajagan.
41
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Beri bobot pada setia faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat
penting). Pembobotan didapatkan dari para ahli/narasumber (expert
judgement). Bobot menunjukan kepentingan relatif dari faktor tersebut
agar berhasil dalam industri tersebut. Peluang sering mendapat bobot
lebih besar ketimbang ancaman, tetapi ancaman dapat juga menerima
bobot tinggi bila berat atau mengancam. Jumlah seluruh bobot yang
diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1,0.
c. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk
menunjukan seberapa efektif strategi Desa Pajagan saat ini untuk
menjawab faktor ini, dengan catatan :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = rata rata
1 = kurang
Peringkat/rating didasarkan pada efektifitas strategi Kawasan Desa
Pajagan. Peringkat didasarkan pada keadaan Kawasan Desa Pajagan,
sedangkan bobot dalam langkah 2 didasarkan pada industri.
d. Kalikan setiap bobot dengan peringkat/rating untuk menentukan nilai
yang dibobot.
e. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan
nilai yang dibobot total bagi Kawasan Desa Pajagan.
Tabel 3.3 Matriks EFE
Key External Factors Bobot Rating Skor
Peluang
-
-
Ancaman
-
42
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
-
Total 1,00
Sumber : Fred R. David (2009)
Tanpa memperdulikan jumlah peluang dan ancaman kunci yang dimasukan
dalam Matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi
adalah 4,0 dan yang terendah adalah 1,0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah
2,5. Jumlah nilai yang dibobot sama dengan 4,0 menunjukan bahwa
Kawasan Desa Pajagan memberi jawaban dengan cara yang luar biasa pada
peluang dan ancaman yang ada pada industrinya. Jumlah nilai sama dengan
1,0 menunjukan bahwa strategi Kawasan Desa Pajagan memanfaatkan
peluang atau menghindari ancaman eksternal.
3. Positioning Kuadran SWOT
Dari matriks IFE dapat diketahui posisi sumbu X dengan rumus
sebagai berikut :
X = Total Kekuatan – Total Kelemahan
Sedangkan dari matriks EFE dapat diketahui posisi sumbu Y dengan
rumus sebagai berikut :
Y = Total Peluang – Total Ancaman
Berdasarkan matriks IFE dan EFE tersebut dapat diketahui posisi sumbu X
dan posisi sumbu Y yang menentukan posisi di kuadran SWOT dapat dilihat
pada gambar 3.1 berikut :
43
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : Fred R. David (2009)
Gambar 3.2 Posisi dalam Kuadran SWOT
a. Kuadran I (positif , positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya
organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan
untuk terus melakukan ekspensi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
b. Kuadran II (positif , negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah diversifikasi strategi artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya
44
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi
disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c. Kuadran III (negatif , positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi,
artinya organisasi disarnkan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab,
strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang
yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
d. Kuadran IV (negatif , negatif)
Posisi ini menandakan sebuah oranisasi yang lemah dan
menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
strategi bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan
dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan
strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambal terus berupaya membenahi
diri.
4. Matriks SWOT / TOWS
Matriks SWOT atau TOWS adalah alat untuk menyusun faktor-faktor
strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini memiliki 4
strategi yaitu:
a. Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan
pikiran organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
internal untuk dapat menarik keuntungan dari peluang eksternal. Jika
sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan
berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan.
Tatkala sebuah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka
45
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perusahaan akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentarsi pada
peluang.
b. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi WO adalah strategi yang bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang
eksternal. Terkadang, peluang-peluang besar muncul,tetapi
perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya
memanfaatkan peluang.
c. Strategi ST (Strength-Threat)
Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan sebuah
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat
harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkaran
eksternal.
d. Strategi WT (Weakness-Threat)
Strategi WT adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan
yang bersifat defensif untuk mengurangi kelemahan internal serta
menghindari ancama eksternal. Untuk lebih jelas, berikut ini adalah
enam tahap bagaimana penentuan strategi dibangun melalui matriks
TOWS/SWOT. Tahapan yang dimaksud adalah :
1). Buat daftar peluang dan ancaman eksternal perusahaan, masukan
ke dalam tabel EFE (external Factors Evaluation)
2). Buat daftar kekuatan dan kelemahan kunci internal perusahaan,
masukan ke dalam tabel IFE (Internal Factors Evaluation)
3). Cocokan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang
eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi SO.
4). Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang
eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.
5). Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman
eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.
46
Lina Barokah, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PAJAGAN SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DI WADUK JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6). Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman
eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.
Tabel 3.4 Matriks Analisis SWOT
IFE
EFE Strength (kekuatan) Weakness (kelemahan)
Opportunities (peluang)
Threats (ancaman)