bab iii metode penelitian a. desain...
TRANSCRIPT
-
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimen dengan dua
kelas yang setara. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
pretest-postest control group design.
R O X O
R O - O
R : pemilihan sampel dilakukan secara random assigment
O : pemberian tes kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy
X : pembelajaran dengan model matematisasi berjenjang
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Metode kuantitatif digunakan dalam menganalisa kemampuan pemahaman,
komunikasi dan self-efficacy siswa dan melihat peningkatannya. Peneliti
menginterpretasikan atau menterjemahkan data yang diperoleh dari subyek
penelitian sebagai bahan dan wacana untuk kondisi yang terjadi.
Siswa di kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan
matematisasi berjenjang sedangkan siswa di kelas kontrol memperoleh
pembelajaran konvensional. Disini peneliti ingin mengetahui lebih dalam
bagaimana proses pembelajaran yang terjadi di kelas eksperimen, aktivitas
siswa dan bagaimana kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy
siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Dalam penelitian ini juga ingin
mengkaji peningkatan kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy
siswa.
B. Populasi dan Sampel
-
45
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Pagedangan.
Dalam penelitian ini akan digunakan sampel dua kelas dimana satu kelas
eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model
matematisasi berjenjang dan kelas yang lain sebagai kelas kontrol yang
diberikan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Untuk
selanjutnya kelas eksperimen disebut kelas Model Matematisasi Berjenjang
(MBB) dan kelas kontrol disebut kelas konvensional (KONV). Sampel akan
dipilih secara acak kelas. Sampel dipilih secara random assigment dalam
penempatan model si kedua kelas karena peneliti tidak dapat menggunakan
acak sampel, dikarenakan kelas sudah terbentuk sehingga peneliti tidak dapat
mengubah kelas yang sudah terbentuk. Peneliti mengikuti kelompok kelas
yang sudah ada. Sampel yang diambil merupakan bagian dari populasi dan
sampel yang diambil mewakili populasi yang ada. Pemilihan sampel
dilakukan dengan beberapa pertimbangan, salah satunya berdasarkan
pertimbangan dari guru matematika yang mengajar di kelas VII SMPN 1
Pagedangan. Pertimbangan tersebut berdasarkan data lapangan yang
menunjukkan bahwa rata-rata nilai ulangan harian di kedua kelas berada di
antara kelas-kelas yang lain. Selain itu nilai rata-rata dari kedua kelas dapat
mewakili nilai rata-rata dari seluruh kelas yang ada. Pertimbangan dari guru
telah disampaikan pada saat wawancara dengan peneliti sebelum penelitian
dimulai.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
1. observasi/ pengamatan
Pengamatan dilakukan sebelum penelitian dan selama penelitian
berlangsung. Pengamatan sebelum penelitian digunakan untuk melihat
bagaimana keadaan siswa di kelas, bagaimana kebiasaan-kebiasaan
siswa dan bagaimana kemampuan rata-rata siswa. Pengamatan selama
penelitian berlangsung digunakan untuk melihat proses pembelajaran
-
46
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang terjadi dalam kelas yang nantinya digunakan dalam analisis data.
Seluruh proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas akan
direkam dengan mengunakan handy-cam. Proses pengamatan ini yang
nantinya akan dianalisa sebagai bahan dalam tesis ini.
2. pemberian tes
Tes digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan pemahaman
dan komunikasi siswa setelah mendapatkan pembelajaran matematisasi
berjenjang. Tes ini dilakukan dua kali yaitu pre-test yang dilakukan
sebelum pembelajaran dan post-test yang dilakukan setelah
pembelajaran. Tes ini diberikan kepada siswa di kedua kelas yaitu
kelas MBB dan kelas KONV.
3. penyebaran angket
Angket digunakan untuk mengukur sejauh mana keyakinan diri dari
siswa terhadap pembelajaran matematika. Angket yang akan
digunakan ini juga akan divalidasi sebelum diberikan kepada subyek
penelitian. Validasi angket ini hampir sama dengan validasi tes
kemampuan pemahaman dan komunikasi.
4. wawancara
Wawancara dilakukan kepada beberapa siswa guna mendapatkan
informasi yang belum diperoleh dan mengecek informasi yang sudah
kita peroleh kepada subyek penelitian.
Semua proses pengumpulan data menggunakan dokumentasi audio-
visual untuk mempermudah proses analisa.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
variabel bebas yaitu pembelajaran dengan model matematisasi berjenjang dan
pembelajaran konvensional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy siswa.
-
47
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Instumen dalam penelitian ini ada dua jenis instrumen yaitu instrumen
tes dan non tes. Instrumen tes terdiri dari soal tes kemampuan pemahaman dan
komunikasi siswa. Instrumen non tes yang digunakan adalah angket self-
efficacy, lembar observasi dan pedoman wawancara.
1. Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa
Instrumen tes kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa
dikembangkan dari materi yang diajarkan. Tes kemampuan pemahaman
dan komunikasi matematis siswa akan diberikan pada saat awal dan akhir
pembelajaran. Tes ini memuat soal yang mengukur kemampuan
pemahaman dan komunikasi yang disesuaikan dengan indikator dari
masing-masing kemampuan. Indikator tes beserta kisi-kisi soal tes dapat
dilihat pada lampiran A.1 dan A.2. Penyusunan instrumen secara bertahap
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, dosen lain yang berkompeten
di bidangnya dan guru matematika yang mengajar di tempat penelitian.
Sebelum tes ini diberikan kepada subyek penelitian, tes ini akan
divalidasi terlebih dahulu. Validitas yang dilakukan adalah validitas muka
dan validitas isi. Proses validasi akan dilakukan oleh beberapa ahli yang
dianggap mampu memberikan pertimbangan dalam menyusun sebuah tes.
Instrumen tes yang telah disusun divalidasi lanjut oleh lima dosen yang
berkompeten di bidangnya, diantaranya Al Jupri, Ph.D., Dr. Stanley
Dewanto, M. Pd., Rully Charitas Indra Prahmana, S. Si., M. Pd., Bobi
Rahman, M. Pd., Joseph Hayon, M.Pd. Setelah dilakukan validasi,
instrumen tes direvisi sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan.
Peneliti melakukan revisi penyusunan tes sebelum diberikan kepada
subyek penelitian. Hasil validasi dari beberapa ahli dapat dilihat pada
lampiran A.5.
Setelah melalui proses validasi oleh beberapa ahli dan proses
revisi, instrumen tes di ujicobakan terlebih dahulu kepada siswa bukan
subyek (one class) yang telah mempelajari materi persamaan linear satu
-
48
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel. Ujicoba dilakukan pada hari Jumat, 27 Maret 2015 pukul 13.30-
14.50 di kelas VII-5 SMPN 2 Pagedangan. Ujicoba dilakukan kepada
siswa kelas VII, dimana siswa sudah memperoleh pembelajaran pada
materi persamaan linear satu variabel. Ujicoba soal tes yang dilakukan
terdiri dari 5 soal uraian dimana setiap soalnya ada 2 pertanyaan yang
diberikan. Setelah dilakukan ujicoba kepada siswa SMPN 2 Pagedangan,
peneliti memberikan penilaian berdasarkan rubrik penilaian yang telah
disusun sebelumnya. Rubrik penilaian dapat dilihat pada lampiran A.6.
Dari proses penilaian ini diperoleh skor siswa pada setiap butir soalnya.
2. angket selfefficacy
Angket diberikan kepada siswa setelah proses pengerjaan tes
kemampuan pemahaman dan komunikasi. Angket juga diberikan kepada
siswa di kedua kelas yaitu kelas MBB dan kelas KONV. Angket ini berisi
pernyataan dengan 4 pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS
(Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Kisi-kisi angket dapat
dilihat pada lampiran A.3 dan A.4. Angket ini juga akan divalidasi oleh
ahli seperti instrumen tes. Proses validasinya hampir sama dengan
instrumen tes.
Setelah melalui proses validasi oleh beberapa ahli, angket di
ujicobakan terlebih dahulu kepada siswa bukan subyek (one class) seperti
pada instrumen tes. Angket self-efficacy yang diujicobakan ada 20
pernyataan dengan 4 pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju),
TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Pernyataan yang
diberikan terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif.
Setelah siswa melakukan pengisian angket, peneliti mencatat
pengisian angket siswa dan menuliskan skor jawaban tiap pernyataan.
3. lembar observasi kegiatan pembelajaran
Lembar pengamatan ini akan diisi oleh observer untuk melihat
proses pembelajaran di kelas, aktivitas guru dan bagaimana aktivitas siswa
yang menunjukkan indikator kemampuan pemahaman dan komunikasi
-
49
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa pada saat pembelajaran di kelas. Lembar pengamatan dapat dilihat
pada lampiran A.7.
4. lembar wawancara
Lembar ini digunakan peneliti sebagai pedoman pengajuan
pertanyaan dalam melakukan proses wawancara dengan siswa. Pedoman
wawancara dapat dilihat pada lampiran A.8.
Selain instrumen penelitian, peneliti juga menyiapkan instrumen
pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan juga
Lembar Kerja Siswa (LKS). RPP yang dibuat digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan pembelajaran. RPP dibuat untuk kedua kelas yaitu kelas
MMB dan kelas KONV. RPP selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.9.
LKS yang dibuat hanya digunakan untuk kelas MBB saja. LKS digunakan
sebagai pedoman siswa dalam melakukan diskusi kelompok. LKS
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.10.
Instrumen tes diuji cobakan dan kemudian dilakukan analisis
instrumen tes yaitu analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis Validitas Soal Hasil Tes Kemampuan Pemahaman dan
Komunikasi Matematis Siswa
Validitas yang akan digunakan adalah validitas isi dan validitas
muka. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu mengukur apa yang hendak
diukur (Arikunto, 2002). Instrumen ini akan divalidasi oleh ahli, dalam
penelitian ini dosen pembimbing, dosen yang dianggap ahli dan guru
matematika di sekolah tempat penelitian. Peneliti mengkonsultasikan
semua instrumen pembelajaran kepada mereka yang dianggap ahli yaitu
dosen pembimbing dan guru. Setelah dilakukan penyusunan instrumen,
peneliti melakukan validitas empiris, dimana instrumen ini diujikan
-
50
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada siswa selain subyek yang memiliki kemampuan yang hampir sama
dengan subyek penelitian.
Dalam menghitung validitas item soal peneliti menggunakan
perhitungan dengan rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan
oleh Pearson yaitu sebagai berikut:
= ( )( )
{ 2 ( )2}{ 2 ( )2}
dimana:
: koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y , dua variabel yang dikorelasikan.
X : skor siswa tiap item soal
Y : skor total yang dicapai siswa
n : banyaknya subyek (ujicoba)
Setelah diperoleh hasil perhitungannya akan dilihat besar nilai
korelasi dan akan dilakukan penafsiran. Penafsiran koefisien korelasi
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Membandingkan nilai r hitung dan r tabel. Jika nilai r hitung lebih
kecil daripada r tabel maka soal tersebut tidak valid. Jika nilai r
hitung lebih besar daripada r tabel maka soal tersebut valid.
b. Menginterpretasikan nilai korelasi tersebut berdasarkan Tabel 3.1
berikut ini:
Tabel 3.1 Interpretasi Nilai Korelasi
No. Nilai r hitung Interpretasi
1. 0, 800 < r 1, 000 Sangat Tinggi
2. 0, 600 < r 0, 800 Tinggi
3. 0, 400 < r 0, 600 Cukup
4. 0, 200 < r 0, 400 Rendah
5. 0, 000 r 0, 200 Sangat Rendah
(Arikunto, 2002)
Dengan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil
perhitungan dan klasifikasi tingkat kevalidan dilihat dari = 0,361
dengan n = 30 dan = 0,05 sebagai berikut:
-
51
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Hasil Penghitungan Validitas Ujicoba Soal Tes
Kemampuan Nomor
Soal
Nilai
Korelasi
Valid/tidak dan
interpretasi
Keterangan
Pemahaman 1a 0,338 Tidak Valid dan
interpretasi rendah
Diperbaiki
2a 0,557 Valid dan interpretasi
cukup
Digunakan
2b 0,567 Valid dan interpretasi
cukup
Digunakan
3a 0,553 Valid dan interpretasi
cukup
Digunakan
3b 0,701 Valid dan interpretasi
tinggi
Digunakan
Kemampuan Nomor
Soal
Nilai
Korelasi
Valid/tidak dan
interpretasi
Keterangan
Komunikasi 1b 0,467 Valid dan interpretasi
cukup
Digunakan
4a 0,628 Valid dan interpretasi
tinggi
Digunakan
4b 0,523 Valid dan interpretasi
cukup
Digunakan
5a 0,655 Valid dan interpretasi
tinggi
Digunakan
5b 0,614 Valid dan interpretasi
tinggi
Digunakan
Berdasarkan Tabel 3.2 diperoleh hasil bahwa terdapat satu soal
pemahaman matematis yang memiliki nilai korelasi yang lebih kecil dari
yaitu nomor 1a dengan nilai korelasi 0,338. Soal nomor 1a dapat
dikatakan tidak valid karena nilai korelasinya lebih kecil dari dan
tingkat interpretasinya rendah. Meskipun demikian, soal tersebut akan
tetap dipakai dalam penelitian, tetapi soal harus diperbaiki baik dari segi
isi/materi maupun dari segi muka/redaksi-nya. Dari hasil perhitungan
juga diperoleh lima soal yang valid dengan kriteria kevalidan cukup
yaitu nomor 1b, 2a, 2b, 3a dan 4b. Selain itu terdapat empat soal yang
valid dengan kriteria kevalidan tinggi, yaitu nomor 3b, 4a, 5a dan 5b.
Hasil Output SPSS validitas butir soal secara lengkap dapat dilihat di
-
52
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lampiran B.1. Perubahan soal yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada lampiran B.2.
Selain soal tes yang dihitung validitasnya, instrumen angket juga
akan dilihat validitasnya. Hasil output SPSS dapat dilihat pada lampiran
B.3. Hasil penghitungannya sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Penghitungan Validitas Angket Self-Efficacy
Pernya
taan
Nilai korelasi Valid/tidak dan interpretasi Keterangan
1 0,445 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
2 0,414 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
3 0,476 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
4 0,412 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
5 0,680 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan
6 0,436 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
7 0,482 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
8 0,124 Tidak valid dan interpretasi sangat
rendah
Tidak
Digunakan
9 0,527 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
10 0,590 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
Pernya
taan
Nilai korelasi Valid/tidak dan interpretasi Keterangan
11 0,365 Valid dan interpretasi rendah Digunakan
12 0,552 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
-
53
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13 0,678 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan
14 0,529 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan
15 0,086 Tidak valid dan interpretasi sangat
rendah
Tidak
Digunakan
16 0,412 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
17 0,483 Valid dan interpretasi cukup Digunakan
18 0,618 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan
19 0,702 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan
20 0,369 Valid dan interpretasi rendah Digunakan
Dari hasil perhitungan terdapat dua pernyataan yang tidak valid yaitu
nomor 8 dan nomor 15, sehingga kedua pernyataan tidak digunakan
dalam penelitian ini.
2. Analisis Reliabilitas Soal Hasil Tes Prestasi
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut
menunjukkan ketetapan (Arikunto, 2002). Artinya apabila tes tersebut
diberikan lagi kepada orang yang sama dalam waktu yang berlainan,
maka akan menunjukkan hasil yang hampir sama atau bila terjadi
perubahan dapat dikatakan tidak berarti. Perhitungan reliabilitas dengan
rumus Alpha Cronbach:
11 =
1 {1
2
2}
dimana:
11 : reliabilitas tes yang dicari
2 : jumlah varian dari skor tes tiap item
2 : varian total dari skor tes
i : 1, 2, 3,..
n : banyak item (butir soal)
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
No. Nilai r hitung Interpretasi
1. 0, 900 11 1, 000 Sangat Tinggi 2. 0,700 11
-
54
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. 0,200 11
-
55
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daya pembeda soal merupakan suatu kemampuan soal untuk
membedakan siswa dengan kemampuan tinggi dan rendah (Arikunto:
2002). Dalam menghitung daya pembeda akan digunakan rumus berikut:
=
dimana:
= indeks daya pembeda suatu butir soal = jumlah skor yang dicapai siswa pada kelompok atas = jumlah skor yang dicapai siswa pada kelompok bawah = jumlah skor ideal salah satu kelompok
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda
No. Nilai r hitung Interpretasi
1. DP 0,000 Sangat Kurang Baik
2. 0,000
-
56
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa
derajad kesukaran suatu soal (Arikunto: 2002). Suatu tes yang baik
hendaknya tidak terlalu sukar maupun tidak terlalu mudah. Untuk
menganalisis tingkat kesukaran soal digunakan rumus berikut:
= +
dimana:
= Tingkat kesukaran = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok atas = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah = jumlah siswa pada kelompok atas dan bawah
Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
No. Nilai r hitung Interpretasi
1. 0,000
-
57
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembeda Kesukaran
1a Tidak Valid dan
interpretasi rendah
Reliabel,
kategori
tinggi
Kurang baik Sukar
1b Valid dan
interpretasi cukup Kurang baik Sukar
2a Valid dan
interpretasi cukup Cukup Sedang
2b Valid dan
interpretasi cukup Cukup Sukar
3a Valid dan
interpretasi cukup Cukup Sedang
3b Valid dan
interpretasi tinggi Cukup Sedang
4a Valid dan
interpretasi tinggi Cukup Sedang
4b Valid dan
interpretasi cukup Kurang baik Sedang
5a Valid dan
interpretasi tinggi Baik Sedang
5b Valid dan
interpretasi tinggi Cukup Sukar
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Uji coba Angket
No.
Pernyataan
Validitas Reliabilitas
1 Valid dan interpretasi cukup Reliabel dengan
kategori tinggi 2 Valid dan interpretasi cukup
3 Valid dan interpretasi cukup
4 Valid dan interpretasi cukup
5 Valid dan interpretasi tinggi
6 Valid dan interpretasi cukup
7 Valid dan interpretasi cukup
9 Valid dan interpretasi cukup
10 Valid dan interpretasi cukup
11 Valid dan interpretasi rendah
12 Valid dan interpretasi cukup
13 Valid dan interpretasi tinggi
14 Valid dan interpretasi tinggi
16 Valid dan interpretasi cukup
17 Valid dan interpretasi cukup
18 Valid dan interpretasi tinggi
19 Valid dan interpretasi tinggi
20 Valid dan interpretasi rendah
-
58
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Analisa Data
Metode analisa yang akan digunakan adalah analisa kuantitatif untuk
menganalisa penerapan model pembelajaran sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy. Analisa
kuantitatif yang digunakan adalah perhitungan statistik manual dengan
Microsoft Excel dan perhitungan dengan menggunakan SPSS 15. Selain
penghitungan statistik yang dilakukan, peneliti juga akan melihat hasil
observasi aktivitas siswa dan hasil wawancara siswa mengenai penerapan
model pembelajaran matematisasi berjenjang.
1. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi
Matematis Siswa
Data hasil tes yang diperoleh meliputi data hasil pre-test, post-
test dan N-gain. Analisa data didahului dengan memeriksa hasil
pengerjaan siswa. Di sini peneliti melakukan pemeriksaan jawaban
berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat dan menghitung skor tes
kemampuan pemahaman dan komunikasi. Setiap siswa memperoleh dua
nilai yaitu skor sebelum dan sesudah diadakan pembelajaran. Selain itu
juga diperoleh data N-gain ternormalisasi dengan rumus:
=
dimana:
: Skor pre-test
: Skor post-test
: Skor Maksimal Ideal Kategori skor N-gain menurut Hake (1999) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.11 Kriteria N-gain
N-Gain Interpretasi
0,7 Tinggi
0,3 < 0,7 Sedang
< 0,3 Rendah
-
59
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari data tersebut akan dilihat apakah ada peningkatan nilai siswa.
Sebelumnya harus diperiksa dulu apakah data berdistribusi normal dan
homogen. Pengujian normalitas dilakuan dengan uji Shapiro-Wilk.
Langkah-langkah pengujian:
a. Menentukan hipotesis yang akan diuji
0= data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
1= data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
b. Menentukan
c. Signifikansi : Apabila . < maka 0 diterima, 1ditolak dan
dan apabila . > maka 0 ditolak, 1diterima.
Pengujian homogenitas dengan menggunakan uji Levene.
Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
0= 12 = 2
2
1= 12 2
2
b. Menentukan
c. Signifikansi: Apabila . < maka 0 diterima, 1ditolak dan
apabila . > maka 0 ditolak, 1diterima.
Setelah pengujian normalitas dan homogenitas, dilanjutkan
dengan uji kesamaan rerata dengan menggunakan uji t, yaitu
Independent Sample Test. Apabila data normal dan tidak homogen
maka akan dilakukan uji t. Namun, apabila data diketahui tidak normal
maka digunakan uji nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney. Pengujian
data di atas dapat digambarkan dalam diagram alur berikut:
Data post-test Data pre-test
Uji Normalitas
Data
Data Tidak Normal
Non Parametrik Mann -Whitney
Data Normal dilanjutkan
Uji Homogenitas
Selisih pre-test dan post-test
-
60
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Diagram Alur Pengujian Data Kuantitatif
2. Analisa Data Angket Self-Efficacy
Untuk menganalisa self-efficacy siswa, peneliti menggunakan
lembar pengamatan dan angket self-efficacy. Lembar pengamatan ini
akan diisi oleh observer selama pembelajaran berlangsung dan angket
akan diisi oleh siswa sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan. Dari
jawaban yang diberikan siswa dalam angket tersebut diberi skor
berdasarkan jawaban siswa. Untuk pernyataan positif bila jawaban siswa
Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju
(TS) diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
Pernyataan negatif bila jawaban siswa Sangat Setuju (SS) diberi skor 1,
Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 3 dan Sangat
Tidak Setuju (STS) diberi skor 4. Dari jawaban siswa peneliti mencatat
dan memberikan skor sesuai dengan ketentuan sebelumnya. Data yang
-
61
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperoleh merupakan data ordinal sehingga pengujian dilakukan dengan
Uji Mann-Whitney. (Siegel, 1985). Peneliti menghitung banyaknya
pernyataan yang diisi dengan respon yang positif oleh siswa. Dalam
angket ini pernyataan yang bernilai 3 dan 4 merupakan respon yang
positif. Dari proses ini, peneliti memperoleh data frekuensi siswa yang
memberikan respon positif. Data inilah yang akan diolah dengan
pengujian statistik Mann-Whitney.
3. Analisa Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi siswa.
Selain itu juga diperoleh data hasil wawancara dengan siswa. Data ini
akan diolah secara deskriptif. Untuk memudahkan analisa deskriptif
secara menyeluruh tentang pelaksanaan pembelajaran matematika,
peneliti dapat melihat lembar observasi dan rekaman hasil pembelajaran
maupun hasil wawancara. Dari video tersebut akan dilihat bagaimana
peneliti menerapkan model matematisasi berjenjang dan dapat dilihat
bagaimana situasi kelas saat pembelajaran berlangsung. Selain itu video
akan membantu dalam proses analisa hasil wawancara.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian memuat beberapa langkah yaitu:
1. Penyusunan Proposal Penelitian
Peneliti membuat proposal dengan judul Penerapan Matematisasi
Berjenjang Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman, Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa SMP.
2. Persiapan Pelaksanaan Penelitian
Setelah proposal diseminarkan dan disetujui, peneliti mulai membuat ijin
ke sekolah dan menyusun apa saja yang diperlukan dan hal-hal yang
harus dipersiapkan dalam penelitian yaitu instrumen pembelajaran.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan uji validitas soal tes
kemampuan pemahaman, komunikasi dan angket self-efficacy. Selain itu
-
62
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti juga melakukan observasi di sekolah dan membuat rancangan
skenario pembelajaran dengan model Matematisasi Berjenjang.
3. Pelaksanaan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian terdapat beberapa kegiatan yang
dilakukan:
a. Peneliti mengadakan pre-test bagi siswa untuk mengukur
kemampuan awal mereka sebelum mengikuti pembelajaran dengan
matematisasi berjenjang
b. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan model matematisasi
berjenjang di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di
kelas kontrol .
c. Peneliti mengadakan tes akhir bagi siswa untuk mengukur
kemampuan mereka setelah mengikuti pembelajaran dengan
matematisasi berjenjang.
d. Peneliti membagikan angket self-efficacy kepada siswa.
e. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa.
4. Analisis Data
Setelah memperoleh data, peneliti menganalisa data yang sudah
terkumpul. Peneliti mengumpulkan dan mempersiapkan data untuk
dianalisis. Langkah ini melibatkan analisa proses pembelajaran di kelas,
transkrip wawancara, men-scaning tes kemampuan pemahaman dan
komunikasi matematik, menyusun hasil angket siswa. Data yang sudah
terkumpul dipersiapkan dengan baik agar memudahkan proses analisa
data. Peneliti mentranskip data berupa video pembelajaran maupun data
skor siswa pada tes kemampuan pemahaman, komunikasi maupun self-
efficacy. Peneliti menganalisis lebih detail dan analisis secara statistik
seperti dilakukannya pengujian dari data yang diperoleh. Dalam analisa
data ini peneliti juga menarik kesimpulan, menginterpretasi atau
memaknai beberapa kesimpulan yang diperoleh dari data yang ada.
5. Penyusunan Hasil Penelitian
-
63
Klara Iswara Sukmawati, 2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah peneliti menganalisa data dan menarik kesimpulan, kegiatan
selanjutnya adalah menyusun hasil laporan penelitian.
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian:
Tabel 3.12 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Kegiatan Nov
14
Des
14
Jan
15
Feb
15
Mar
15
Apr
15
Mei
15
Jun
15
Jul
15
Agu
15
1. Penulisan
proposal
2. Sidang Proposal
dan Pencarian
Dosen
Pembimbing
Tesis
3. Penyusunan dan
Uji Validitas
Instrumen
3. Pelaksanaan
Penelitian
4. Penulisan Hasil
Penelitian
5. Ujian/Sidang
Tesis
6. Revisi dan
Pengesahan