bab iii metode penelitian a. 1. - portal...

24
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian merupakan tempat untuk memperoleh data, informasi, keterangan dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian dilaksanakan di kelas V B SLB B YRTRW, yang beralamat di Jl. Gumunggung RT. 01 RW. II Kel. Gilingan Kec. Banjarsari Surakarta 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan untuk penelitian selama 6 bulan terhitung dari bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Penelitian ini diawali dengan pengajuan judul, penyusunan proposal, perijinan, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan. Adapun rincian waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pengajuan judul, dilakukan pada minggu terakhir bulan Desember sampai dengan bulan Januari b. Penyusunan proposal, dilakukan pada minggu terakhir bulan Januari sampai dengan minggu pertama bulan Maret c. Perijinan, dilakukan pada awal bulan Maret sampai dengan akhir Maret d. Penyusunan instrumen, dilakukan pada minggu ketiga bulan Maret e. Uji validitas, dilakukan setelah instrumen selesai dibuat yakni pada minggu pertama bulan April f. Pengumpulan data, dilakukan selama bulan Mei g. Analisis data, dilakukan pada bulan Mei h. Penyusunan laporan, dilakukan pada bulan Juni

Upload: duongcong

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian merupakan tempat untuk memperoleh data,

informasi, keterangan dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam penelitian.

Penelitian dilaksanakan di kelas V B SLB B YRTRW, yang beralamat di Jl.

Gumunggung RT. 01 RW. II Kel. Gilingan Kec. Banjarsari Surakarta

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian selama 6 bulan terhitung dari

bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Penelitian ini diawali dengan

pengajuan judul, penyusunan proposal, perijinan, pengumpulan data, analisis

data dan penyusunan laporan. Adapun rincian waktu yang dibutuhkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pengajuan judul, dilakukan pada minggu terakhir bulan Desember sampai

dengan bulan Januari

b. Penyusunan proposal, dilakukan pada minggu terakhir bulan Januari

sampai dengan minggu pertama bulan Maret

c. Perijinan, dilakukan pada awal bulan Maret sampai dengan akhir Maret

d. Penyusunan instrumen, dilakukan pada minggu ketiga bulan Maret

e. Uji validitas, dilakukan setelah instrumen selesai dibuat yakni pada

minggu pertama bulan April

f. Pengumpulan data, dilakukan selama bulan Mei

g. Analisis data, dilakukan pada bulan Mei

h. Penyusunan laporan, dilakukan pada bulan Juni

47

B. Desain Penelitian

1. Pengertian

Pada bab ini akan dibahas mengenai desain penelitian yang digunakan.

Menurut Sukmadinata (2013: 287) bahwa, “Desain penelitian merupakan

rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan”.Pendapat lain juga

dikemukakan oleh Alsa (2004: 18) bahwa, “Design atau rancangan penelitian

dipakai untuk menunjuk pada rencana peneliti tentang bagaimana ia akan

melaksanakan penelitian”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa desain penelitian merupakan suatu rancangan penelitian yang akan

dilaksanakan peneliti.

2. Jenis Desain Penelitian

Menurut Sukmadinata (2013: 287) bahwa, dalam penelitian

eksperimental dikenal banyak bentuk desain penelitian atau desain eksperimen.

Suryabrata (2010: 100) menjelaskan bahwa, “Penelitian eksperimental pada

umumnya dianggap sebagai penelitian yang memberikan informasi paling

mantap, baik dipandang dari segi internal validity maupun dari segi external

validity. Karena itu bobot sesuatu penelitian sering ditentukan berdasarkan

seberapa jauh penelitian tersebut mendekati syarat-syarat penelitian

eksperimen”.Adapun rancangan penelitian eksperimental menurut Suryabrata

(2010: 100) adalah sebagai berikut:

a. Rancangan Pra Eksperimental, yakni penelitian yang mengandung ciri

eksperimental, dalam jumlah yang kecil, karena itu penelitian yang demikian itu

tidak dapat dikatakan sebagai benar-benar eksperimental. Berikut bentuk

rancangan pre eksperimental :

1) The One Shot Case Study, dalam desain ini suatu kelompok subjek dikenakan

perlakuan tertentu, lalu setelah dilakukan pengukuran terhadap variabel

tergantung

48

2) One Group Pretest-Postest Design, dalam desain ini digunakan satu

kelompok subjek. Pertama-ta,a dilakukan pengukuran, lalu dikenakan

perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran

untuk kedua kalinya.

3) The Static Group Comparison Randomized Control Group Only Design,

dalam desain ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu

dikeompokkan secara rambang menjadi dua kelompok , yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

b. Rancangan Eksperimental yang Sebenarnya (Eksperimental Sungguhan)

bertujuan menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara

mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok

eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok

kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan itu.

1) Randomized Control-Group Pretest-Postest Design, adapun design

procedure dalam desain ini adalah sebagai berikut :

a) Pilih sejumlah sebjek secara rambang dari suatu populasi

b) Secara rambang, golongkan subjek menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok eksperimen yang dikenai variabel perlakuan, dan kelompok

kontrol yang tidak dikenai variabel perlakuan

c) Berikan pretest (T1),untuk mengukur variabel tergantung pada kedua

kelompok kemudian hitung mean masing-masing kelompok

d) Pertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok agar tetap sama

e) Berikan post test (T2), untuk dua kelompok kemudian hitung meannya

f) Hitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk masing-masing

kelompok (T2e-T1e) dan (T2c-T1c)

g) Bandingkan perbedaan-perbedaan tersebut, (T2e-T1e) - (T2c-T1c)

h) Kenakan tes statistik yang sesuai untuk rancangan

49

2) Randomized Solomon Four-Group Design

Rancangan Randomized Solomon Four-Group Design (RSFG) ini dapat

mengatasi kelemahan external validity yang ada pada rancangan randomized control

group pretest postest design. Apabila pretesting mungkin mempengaruhi subjek

sehingga mereka menjadi lebih sensitif terhadap X dan mereka ber-respon secara

berbeda dari subjek yang tidak mengalami pretesting maka external validity

terganggu, dan orang tidak dapat membuat generalisasi dari penelitian itu kepada

populasi. Demikian pula kalau ada interaksi antara pretesting dengan X. Rancangan

RSFG mengatasi problema ini dengan menambahkan dua unpretested group, yaitu

kelompok 3 dan 4, dalam penelitian.

3) Factorial Design

Rancangan factorial yang paling sederhana ialah yang menggunakan dua

faktor, dan masing-masing faktor menggunakan dua kategori.Rancangan yang

demikian itu biasa digambarkan sebagai ranvangan faktorial 2 x 2. Misalnya

eksperimen menegenai perbedaan pemahaman mengenai materi tertentu sebagai

fungsi cara menyajikan materi itu dan lama penyajian. Jadi dalam desain ini ada dua

variabel eksperimental yaitu cara penyajian (dilambangkan X1, atau A) dan lama

penyajian (dilambangkan dengan X2 atau B)

Pendapat lain mengenai jenis desain eksperimen juga dikemukakan oleh

Sugiyono (2013: 109), antara lain :

a. Pre experimental ,dikatakan pre-experimental design karena desain ini belum

merupakan eksperimen sungguh-sungguh yakni masih terdapat variabel luar

yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi, hasil

eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata

dipengaruhi oleh variabel independen. Adapun bentuk pre-experimental

design adalah sebagai beikut:

1) One- Shot Case Studi merupakan desain yang tidak terdapat pretest,

namun terdapat treatmen kemudian setelah diberi treatment (perlakuan)

diobservasi hasilnya

50

2) One Group Pretest-Posttestmerupakan desain yang terdapat pretest

sebelum diberi perlakuan dan terdapat posttest setelah diberi perlakuan.

3) Intec-Group Comparasion merupakan desain yang terdapat satu

kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu

setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan

setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan)

b. True experimental, dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-

betul), karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar

yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal

(kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi.

1) Posttest Only Control Design, dalam desain ini terdapat dua kelompok

yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama

diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang

diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak

diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan

(treatment) adalah (O1 : O2)

2) Pretest-Control Group Design, dalam desain ini terdapat dua kelompok

yang dipilih secara random, kemudian diberi pre test untuk mengetahui

keadaan awal adakah perbedaan perbedaan antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

c. Factorial Experimental, merupakan modifikasi dari design true experimental

yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang

mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel

dependen)

d. Quasi Experimental Design, merupakan pengembangan dari true

experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok

kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-

variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun

demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi-

51

experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan

kelompok control yang digunakan untuk penelitian.

1) Time-Series Design, dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk

penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan

kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk

mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi

perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya

berbeda-berbeda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak

menentu dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok

dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment.

2) Nonequivalent Control Design, desain ini hampir sama dengan pretest-

postest control group design hanya pada desain kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Berdasarkan literatur di atas dapat disimpulkan bahwa jenis desain

eksperimen yaknirancangan pra eksperimental (the one shot case study, one

group pretest-posttest design, the static group comparison randomized control

group only design, dan intec- group comparasion), rancangan eksperimental

yang sebenarnya (randomized control-group pretest-posttest design, posttest

only control design, pretest-control group design randomized solomon four-

group design, factorial design), factorial experimental, dan quasi experimental

design (time-series design dan nonequivalent control design)

3. Desain Penelitian yang Digunakan

Dalam penelitian ini jenis desain penelitianmenggunakan pre-

experimental design.Menurut Sugiyono (2013: 109), dikatakan pre-experimental

design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh selain

itu masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya

variabel dependen. Bentuk pre-experimental design dalam penelitian ini adalah

one-group pretest-posttest designyang merupakan perkembangan dari desain one

52

shot case study. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali

pengukuran di depan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan

setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Menurut Sugiyono (2009: 110-

111), “Penelitian eksperimen one group pretest-posttest yaitu desain yang

terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan terdapat posttest setelah diberi

perlakuan.Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena

dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan”.

Pendapat lain juga dikemukakan Suryabrata (2010: 101)yang

menjelaskan bahwa dalam one group pretest-posttest digunakan satu kelompok

subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk

jangka waktu tertentu, kemudian pengukuran untuk kedua kalinya.Adapun

desainnya sebagai berikut :

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Pre- Test Treatment Post- Test

O1 X O2

Keterangan :

Pada desain ini tidak ada group control

X : Penggunaan metode mind mapping (treatment/perlakuan)

O1 : Kemampuan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan

tempat hidup pada anak tunarungu sebelum menggunakan metode mind

mapping(pre test)

O2 : Kemampuan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan

tempat hidup pada anak tunarungu sesudah menggunakan metode mind

mapping (post test)

Adapun desain penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan Pretest

Pengaruh perlakuan (O2 – O1)

53

Pemberian pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan

kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu

kelas V B SLB B YRTRW Surakarta sebelum diberi perlakuan (trearment).

b. Proses Pemberian Perlakuan (Treatment)

Sebelum diberikan perlakuan (treatment), terlebih dahulu penelitu

menjelaskan dan memberikan pengarahan tentang cara membuat dan

menerapkan metode Mind Mapping. Pemberian perlakuan dilakukan pada saat

proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama 2 X 35 menit dalam 1 hari

dengan frekuensi 1 minggu 2 kali menggunakan metode Mind Mapping. Hal ini

dilakukan untuk menghindari supaya anak tidak mudah jenuh dengan

penggunaan metode Mind Mapping.

c. Mengadakan Posttest

Posttest diberikan kepada subyek yang telah diberikan perlakuan

(treatment) yakni pemebelajaran menggunakan metode Mind Mapping dengan

tujuan untuk mengetahui perubahan yang dialami oleh subyek sesudah

diberikan perlakuan (treatment) yakni penguasaan kosakata berbagai jenis

hewan pada anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta.

4. Alasan Menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design

Menurut Andriani (2013) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa

alasan menggunakan desain One-Group Pretest-Posttest karena desain satu

kelompok ini merupakan desain yang banyak digunakan.Selain itu seringkali

peneliti dalam kehidupan sehari-hari tidak mempunyai kuasa atau sangat sulit

untuk membentuk kelompok-kelompok penelitian dan melakukan randomisasi.

Dalam desain one group pretest-postest hasil percobaan dapat diketahui dengan

akurat karena dalam desain ini terdapat pre-test sebelum diberikan perlakuan

dan post-test setelah diberikan perlakuan, sehingga dapat membandingkan

keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Hal ini juga

sejalan dengan pendapat Suryabrata (2010: 103) yang menyatakan bahwa

54

pretest dapat memberi landasan untuk membuat komparasi prestasi subjek yang

sama sebelum dan sesudah dikenai X (experimental treatment).

C. Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2010: 115) menjelaskan bahwa “Populasi adalah

keseluruhan subjek yang akan diteliti”. Dalam penelitian populasi digunakan

untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi

sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Pendapat

lain juga dikemukakan Sugiyono (2013: 117) bahwa, “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut beberapa pendapat dapat

disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang

terdiri atas obyek/subyek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa tunarungu kelas V B SLB B YRTRW

Surakarta yang berjumlah 8 siswa.

Arikunto (2010: 115) menjelaskan bahwa “Sampel adalah sebagian atau

akil dari populasi yang diteliti”.Menurut Sugiyono (2013: 118) menjelaskan ,

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan

dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang

mewakili. Sampel yang diambil adalah seluruh populasi kelas V B SLB B

YRTRW Surakarta. Berikut daftar siswa yang menjadi sampel penelitian adalah

sebagai berikut:

55

Tabel 3.3 Daftar Siswa Tunarungu kelas V B

No. Inisial

Nama Siswa

Jenis

Kelamin

No. Inisial

Nama Siswa

Jenis

Kelamin

1 MA P 5 ZL P

2 FN P 6 MF P

3 JS P 7 SL P

4 LK P 8 YK L

D. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Riduwan (2010: 57) bahwa, “Teknik pengambilan sampel atau

teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representative dari

populasi”. Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian yaitu

probability samplingdan nonprababilty sampling. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Menurut

Sugiyono (2013: 53), “Nonprobability sampling merupakan teknik pengambilan

sampel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Menurut Riduwan (2010: 58)

bahwa yang dimaksud non-probability sampling adalah teknik sampling yang

tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk

dijadikan anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis,

kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball”.

Dalam penelitian ini jenis teknik sampel yang digunakan adalah

sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013: 124), “Sampling jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal

ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang”.

Pendapat yang sejalan juga dikemukakan Riduwan (2010: 64) bahwa sampling

jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan

sebagai sampel dan dikenal juga dengan dengan istilah sensus. Sampling jenuh

dilakukan bila populasinya kurang dari 30 orang. Sampel yang diambil dalam

56

penelitian ini adalah semua siswa tunarungu kelas V B SLB B YRTRW yang

berjumlah 8 siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam

penelitian, karena metode ini merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya

(Widoyoko, 2012: 33). Pendapat lain juga dikemukakan Riduwan (2010: 97)

yang menjelaskan bahwa metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara

yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Tujuan dari

pengumpulan data adalah untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan,

kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya. Untuk memperoleh

data tersebut, dalam penelitian dapat digunakan berbagai macam metode, di

antaranya adalah dengan angket, observasi, wawancara, tes, dan analisis

dokumen. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data peneliti menggunakan

jenis metode tes.

Menurut Widoyoko (2012: 50) bahwa, “Tes merupakan salah satu alat

untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi

karakteristik suatu objek”.Pendapat diatas sejalan dengan Mardapi (2012: 44)

bahwa “Tes merupakan salah satu bentuk instrumen yang digunakan untuk

melakukan pengukuran.Tes terdiri atas sejumlah pertanyaan yang memiliki

jawaban benar atau salah, atau semua benar atau sebagian benar”.Selain itu

menurut Riduwan (2010: 105) bahwa, “Tes sebagai instrumen pengumpul data

adalah serangkaian pertanyaan atau latihan digunakan untuk mengukur

keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok”.Ditinjau dari segi saran atau objek yang akan

diukur, maka dibedakan adanya beberapa macam tes (Widoyoko, 2012: 50-51) :

1. Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang digunakan untuk

mengukur kepribadian seseorang.

57

2. Tes bakat (aptitude test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau

mengetahui bakat seseorang.

3. Tes intelegensi (intelligence test), yaitu tes yang digunakan untuk

mengadakan estimasi dan perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang

dengan cara memberikan berbagai tugas kepada seseorang yang akan

diukur intelegensinya.

4. Tes sikap (attitude test), sering juga disebut dengan istilah skala sikap,

yaitu tes yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap seseorang.

5. Tes minat (interest test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur minat

seseorang terhadap sesuatu.

6. Tes prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur

pencapaian maupun kompetensi seseorang setelah mempelajari sesuatu.

Pendapat yang sejalan juga dikemukakan oleh Riduwan (2010: 105)

mengenai jenis tes instrumen pengumpul data antara lain:

1. Tes kepribadian, adalah tes yang digunakan untuk mengungkapkan

kepribadian seseorang.

2. Tes bakat (talent test), adalah tes yang digunakan untuk mengukur atau

mengetahui bakat seseorang.

3. Tes prestasi (achievement test), adalah tes yang digunakan untuk

mengukur pencapaian sesorang setelah mempelajari sesuatu.

4. Tes intelegensi, adalah tes yang digunakan untuk membuat penaksiran

atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara

memberikan berbagai tugas kepada orang yang diukur intelegensinya.

5. Tes sikap (attitude test), adalah tes yang digunakan untuk mengadakan

pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis tes

instrumen pengumpul data meliputi tes kepribadian (personality test), tes bakat

(talent test), tes minat (interest test),tes intelegensi (intelligence test), tes sikap

(attitude test), dan tes prestasi (achievement test). Dalam penelitian ini jenis tes

58

yang digunakan adalah tes prestasi, karena tes diberikan sesudah siswa

mempelajari materi yang akan diteskan. Adapun materi yang dipelajari siswa

adalah materi hewan berdasarkan tempat hidup. Tujuan melakukan tes pada

penelitian adalah untuk mengetahui pencapaian belajar dalam penguasaan

kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup yang telah dicapai

anak tunarungu kelas V B YRTRW Surakarta.

Dari tes yang dilaksanakan akan diperoleh hasil tes, yang merupakan

informasi tentang karakteristik seseorang atau sekelompok orang. Karakteristik

ini bisa berupa kemampuan kognitif atau keterampilan seseorang

(Mardapi,2012).Bentuk tes yang digunakan di satuan pendidikan dapat

dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes nonobjektif. Adapun

bentuk tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes uraian objektif. Karena

soal tes yang akan diujikan jawabannya sudah pasti. Untuk menjawab soal, anak

disediakan gambar untuk membuktikan bahwa anak memahami kosakata,

kemudian anak menjawab dengan menempel gambar dan menyebutkan kata

sesuai dengan gambar yang dianggap benar. Tes dilakukan sebanyak 2 kali. Tes

akan dilaksanakan sebelum (pre tes) diberi perlakuan dan sesudah (post tes)

diberi perlakuan. Penilaian dilakukan dengan tes tertulis yakni soal uraian

obyektif, terdiri dari 10 nomor. Setiap jawaban benar semua bernilai 10 dan

nilai jawaban yang lain tergantung jumlah jawaban yang telah dijawab siswa,

benar atau salah. Berikut ini rancangan materi, blue print, lembar soal, kunci

jawaban, dan pedoman penskoran:

1. Materi

Hewan berdasarkan tempat hidupnya dibedakan menjadi sebagai berikut :

a. Hewan yang hidup di darat meliputi; ayam, kambing, sapi, kelinci, kucing,

anjing, kuda, harimau, singa, gajah, jerapah.

b. Hewan yang hidup di air dibedakan menjadi :

1) air laut meliputi; cumi-cumi, gurita, lumba-lumba, paus, hiu, ikan pari,

ubur-ubur

59

2) air tawar meliputi; ikan lele, ikan mujaer, ikan nila, ikan gurame, ikan

mas, ikan koi, ikan cupang

c. Hewan yang hidup di udara dibedakan menjadi :

1) burung : elang, kutilang, merpati, kakak tua, beo

2) serangga : kupu-kupu, nyamuk, capung, lalat, lebah (tawon)

d. Hewan yang hidup di darat dan air meliputi; katak, buaya, ular, kura-kura,

kadal.

2. Blue print

Tabel 3.4 Blue Print Penguasaan Kosakata

3. Lembar Soal

Kerjakan soal di bawah ini dengan cara tempelkanlah gambar pada lembar

jawab yang tersedia sesuaikan dengan pernyaataan dan sebutkan nama kata !

1. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat !

2. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di air laut !

3. Sebutkan 5 nama hewan jenis serangga !

4. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat dan air !

Kompetensi Dasar Indikator No

Soal

Jumlah

Soal

4.1 Menerangkan dan

mempraktikkan teks

arahan /petunjuk tentang

perawatan hewan dan

tumbuhan serta daur

hidup hewan dan

pengembangbiakkan

tanaman secara mandiri

dalam Bahasa Indonesia

lisan dan tulis yang dapat

diisi dengan kosa kata

Bahasa daerah untuk

membantu penyajianisi

dengan kosakata bahasa

daerah untuk membantu

penyajian.

3.1.1 Menyebutkan

hewan yang hidup

di darat

3.1.2 Menyebutkan

hewan yang hidup

di air

3.1.3 Menyebutkan

hewan yang dapat

hidup di udara

3.1.4 Menyebutkan

hewan yang hidup

di darat dan air

1,5,7

2,6,8,9

3,10

4

3

4

2

1

Jumlah 10

60

5. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat yang dipelihara di sekitar

rumah !

6. Sebutkan 5 hewan yang hidup di air yang dipelihara di sekitar rumah !

7. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat yang bukan hewan

peliharaan!

8. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di air yang bukan hewan peliharaan!

9. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di air tawar !

10. Sebutkan 5 nama jenis burung !

4. Kunci jawaban

Tabel 3.5 Kunci Jawaban

1. Hewan yang hidup di darat 2. Hewan yang hidup di air

a. Ayam

b. Kambing

c. Sapi

d. Kerbau

e. Kelinci

a. Cumi-cumi

b. Gurita

c. Lumba-lumba

d. Paus

e. Hiu

3. Hewan jenis serangga 4. Hewan yang hidup di darat dan

di air

a. Kupu-kupu

b. Nyamuk

c. Capung

d. Lalat

e. Lebah

a. Katak

b. Buaya

c. Ular

d. Kura-kura

e. Kadal

5. Hewan yang hidup di darat

yang dipelihara

6. Hewan yang hidup di air yang

dipelihara

a. Ayam

b. Sapi

c. Kambing

d. Kuda

e. Kelinci

a. Ikan mas

b. Ikan lele

c. Ikan nila

d. Ikan cupang

e. Ikan koi

7. Hewan yang hidup di darat

yang bukan hewan

peliharaan

8. Hewan yang hidup di air yang

bukan hewan peliharaan

a. Harimau

b. Singa

c. Jerapah

d. Gajah

a. Hiu

b. Paus

c. Ikan pari

d. Ubur-ubur

61

e. Serigala e. Lumba-lumba

9. Hewan yang hidup di air

tawar

10. Hewan jenis burung

a. Ikan mas

b. Ikan lele

c. Ikan mujaer

d. Ikan nila

e. Ikan gurame

a. Elang

b. Kutilang

c. Merpati

d. Kakak tua

e. Beo

5. Penskoran

Soal terdiri dari 10 , jika setiap soal dijawab dengan benar dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Siswa dapat menyebutkan 5 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 10

b. Siswa dapat menyebutkan 4 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 8

c. Siswa dapat menyebutkan 3 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 6

d. Siswa dapat menyebutkan 2 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 4

e. Siswa dapat menyebutkan 1 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 2

f. Siswa tidak dapat menyebutkan jawaban dengan benar mendapat nilai 0

Setiap 1 jawaban uraian obyektif mendapat skor 2.Adapun rumus

penilaian adalah sebagai berikut :

Keterangan :

NA = Nilai Akhir

JB = Jawaban Benar

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam

NA = Seluruh JB X 2

10

62

penelitian ini berupa instrumen untuk mengukur penguasaan kosakata jenis

hewan berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B SLB B

YRTRW berupa kisi-kisi soal tes, soal tes, kunci jawaban, materi berbagai

macam hewan dan cara penilaian (skoring).

Dalam penelitian instrument yang digunakan harus diuji tingkat

kevalidan dan reliabilitasnya.Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur, sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumenyang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Menurut Mardapi (2012: 37) bahwa,

“Validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes

sesuai dengan tujuan penggunaan tes”. Instrumen dikatakan valid apabila

instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur

(Widoyoko,2012: 141). Pendapat yang sejalan juga dikemukakan Arikunto

(1995: 63-69) dalam Riduwan (2010: 109) bahwa, “Validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat

ukur.Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.

Validitas instrumen secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu

validitas internal (internal validity) dan validitas eksternal (external validity).

Jenis validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan validitas internal

internal validity), menurut Widoyoko (2012: 142) menyatakan validitas logis

atau validitas internal untuk sebuah instrumen menunjuk pada kondisi sebuah

instrumen yang memenuhi syarat valid berdasarkan penalaran atau

rasional.Validitas internal dibedakan menjadi dua, yaitu validitas isi (content

validity) dan validitas konstruk (construct validity).

Widoyoko (2012: 143) menyatakan bahwa :

Instrumen yang harus mempunyai validitas isi (content validity) adalah

instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar.Untuk

63

menyusun instrumen tes yang mempunyai validitas isi, maka

instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah

dipelajari siswa atau kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan

pembelajaran.

Dalam penelitian ini selain menggunakan validitas isi (content

validity) juga menggunakan validitas konstruk (construct validity).Menurut

Widoyoko (2012: 145) bahwa validitas konstruk mengacu pada sejauh mana

suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar

penyusunan instrumen.Validitas isi dan validitas konstrukdilakukan untuk

menguji instrumen penelitian. Berupa soal tes yang digunakan pada saat

pretest dan posttest. Peneliti menggunakan validasi isi dan konstruk

dikarenakan instrumen penelitian yang digunakan akan diukur oleh ahli yang

berkompeten dalam bidang tersebut.

Tabel 3.6 Daftar Validator Instrumen Tes Penguasaan Kosakata

No Nama Instansi

1 Priyono, S.Pd., M.Si Dosen Pend. Khusus

2 Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. Dosen PGSD

3 Dra. Diah Retnowati Guru Kelas

Menurut Mardapi (2012: 51) bahwa, “Reliabilitas atau keandalan

merupakan koefisien yang menunjukkan tingkat keajegan atau konsistensi

hasil pengukuran suatu tes”.Reliabilitas, pengujian hipotesis digunakan inter-

rater reliability yang bertujuan untuk menilai seberapa besar para

pengukur/penilai/pengawas memberikan hasil yang konsisten pada instrumen

pengukuran. Azwar (2014: 88) berpendapat bahwa dikatakan reliabilitas

interrater, bila rating dilakukan oleh beberapa orang rater maka makna

reliabilitas hasil rating lebih merupakan konsisten di antara para rater.

Inter-rater reliability melibatkan rater yang biasanya dinamakan

dengan kesepakatan antar rater.Dalam penelitian ini, untuk membuktikan

kevalidan data hasil penelitian, peneliti membutuhkan beberapa korektor

64

untuk mengecek hasil penelitian dengan berdasarkan kunci jawaban, pedoman

penilaian.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono,2013:

207). Peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi

sehingga teknik analisis yang digunakan adalah statistic inferensial ( statistic

induktif atau statistic probabilitas) yakni teknik statistik yang digunakan

untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi

(Sugiyono,2013: 209). Menurut Sugiyono (2013: 210), “Statistik inferensial

terdapat statistik parametris dan non parametris. Statistik parametris

digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji

ukuran populasi melalui data sampel”.Menurut Riduwan (2010: 39) bahwa,

“statistic non parametrik tidak menganut asumsi baha data populasi atau

sampel harus berdistribusi normal, dipilih secara acak, mempunyai hubungan

yang linier dan data bersifat homogen”. Dalam statistik, pengujian parameter

melalui statistik (data sampel) dinamakan uji hipotesis statistik.Oleh karena

itu, penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan

sampel.

Sugiyono (2013: 210) menjelaskan bahwa, “Penggunaan statistik

parametris dan non parametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang

akan dianalisis.Dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametrik,

sehingga tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan

dianalisis tidak harus berdistribusi normal”. Statistik nonparametris

kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal.Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik non parametrikyaitu analisis tes

ranking bertanda (Wilcoxon Sign Rank Test). Menurut Abdurahman M,

Muhidin S., & Somantri (2011: 281) bahwa, “Wilcoxon Sign Rank Test

65

merupakan pengganti uji t untuk menguji perbedaan dua rata-rata (paired t

test) pada statistika parametric. Alasan peneliti menggunakan analisis ini

antara lain:

1. Data yang diperoleh berwujud angka

2. Dengan analisis statistic hasil pengolahan data akan bersifat obyektif

3. Dengan metode statistik dapat memberi keputusan secara pasti tentang

efektivitas Mind Mapping dalam meningkatkan penguasaan kosakata

berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup anak tunarungu kelas V B

SLB B YRTRW Surakarta tahun 2015/2016.

4. Teknik ini cocok untuk menguji hipotesis tentang perbedaan dari dua

variabel yang datanya berhubungan dan tidak bebas. Dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui efektivitas Mind Mapping dalam

meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan

tempat hidup anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta tahun

2015/2016. Langkah – langkah analisis Test Wilcoxon:

1. Perumusan hipotesis

Rumusan hipotesis pihak :

Rumusan hipoteis dua pihak dirumuskan sebagai berikut :

Ho : Tx = Ty (Tidak terdapat pengaruh penerapan Mind Mapping

terhadap peningkatan kemampuan penguasaan kosakata berbagai

jenis hewan berdasarkann tempat hidup anak tunarungu kelas V B

SLB B YRTRW Surakarta Tahun 2015/2016

Ha : Tx ≠ Ty (Ada pengaruh penerapan Mind Mapping terhadap

peningkatan kemampuan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan

tempat hidup anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta

Tahun 2015/2016

Keterangan Uji Hipotesis:

Ho : Tx = Ty (Tidak ada perbedaan diantara dua perlakuan yang

berikan)

66

Ha : Tx ≠ Ty (Ada perbedan diantara dua perlakuan yang diberikan)

2. Menentukan taraf signifikansi

Sesuai dengan perumusan hipotesis tersebut diatas, maka

signifiksinya (α) adalah 5%.

3. Menentukan statistik uji

Statistik uji yang digunakan addalah sign ranks test Wilcoxon yang

diberi system Z.

a. Mencari Z hitung : Harga Uji Statistik Z = ( )

√ ( )( )

Keterangan :

T = jumlah yang lebih kecil antara jumlah jenjang positif dengan

jumlah jenjang negatif

n = jumlah sampel

b. Mencari Probabilitas (Asymp.Sig)

Angka kumuliatif = angka pada tabel z ditambah dengan 50 %

karena tabel z dibaca untuk separuh kurva.

Probabilitas = 1- Angka kumulatif

Probabilitas dalam uji dua sisi (Asymp.Sig (2-tailed) adalah

dikalikan dua.

4. Keputusan uji

Keputusan uji dalam penelitian ini adalah :

a. Jika Asymp.Sig Z < 5 % (α = 0,005) maka Ha ditolak dan Ha

diterima. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian yang

berbunyi : Ada pengaruh penerapan Mind Mapping dalam

meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan

berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B SLB

B YRTRW Surakarta Tahun 2015/2016 adalah signifikan

b. Jika Asymp.Sig Z > 5 % (α = 0,005) maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Maka dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini

67

berbunyi : Tidak ada pengaruh penerapan Mind Mapping dalam

meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan

berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B SLB

B YRTRW Surakarta Tahun 2015/2016 adalah tidak

signifikansi.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan

oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Langkah-langkah atau

prosedur dalam penelitian yang harus dilalui ada tiga hal, yaitu pembuatan

rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan laporan

penelitian (Asmani, 2011: 117). Prosedur penelitian efektivitas mind mapping

dalam meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan

tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B di SLB B YRTRW Surakarta

Tahun 2015/2016 antara lain:

a. Pretest

Tahap pretest merupakan tahapan awal dalam penelitian yang

berfungsi untuk mengukur kemampuan awal subjek yang diteliti.Subjek

diminta mengerjakan soal-soal uraian obyektif menyebutkan jenis hewan

secara individu tanpa ada bantuan media dan metode pembelajaran.

b. Treatment

Pelaksanaan treatment merupakan kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan metode pembelajaran yang telah direncanakan.Treatment

dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran dengan materi jenis

hewan dengan menerapkan Mind Mapping. Pelaksanaan treatment

dilakukan setelah pelaksanaan pretest dengan menggunakan Mind

Mapping. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menerapkan

treatment pada penelitian antara lain:

68

1) Kegiatan awal

a) Persiapan

b) Mengkodisikan kelas

c) Pemberian apersepsi

2) Kegiatan inti

a) Siswa memperhatikan materi jenis hewan yang diajarkan oleh

peneliti

b) Peneliti mengajarkan penggunaan Mind Mapping

c) Peneliti mengajak siswa membuat Mind Mapping

d) Peneliti memeriksa hasil pembuatan Mind Mapping siswa

e) Peneliti member nilai hasil pekerjaan subjek

3) Kegiatan penutup

Peneliti mengulang kembali materi jenis-jenis hewan yang telah

dipelajari.

c. Posttest

Tahap posttest merupakan kegiatan tes yang dilakukan setelah

pemberian treatment yang berfungsi untuk mengukur kembali kemampuan

subjek yang diteliti. Setelah tahap posttestakan diketahui pengaruh

pemberian treatment Mind Mapping dalam pembelajaran.

69

Berikut prosedur penelitian yang disajikan dalam bentuk bagan:

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

Pretest

Mengukur kondisi kemampuan awal siswa dalam penguasaan

kosakata jenis hewan anak tunarungu

Treatment

Menerapkan Mind Mapping dilakukan saat proses pembelajaran

Posttest

Mengukur kemampuan subjek setelah pemberian treatment dengan

mengerjakan soal-soal secara individu tanpa ada bantuan media dan

metode pembelajaran

Analisis Data

Hasil dari pretest dan posttest dianalisis menggunakan Wilcoxon Sign

Rank Test untuk mengukur hasil penelitian

Hasil Penelitian

Hasil penelitian dapat dilakukan berhasil apabila hasil penelitian

menunjukkan bahwa Mind Mapping efektif dalam meningkatkan

penguasaan kosakata berbagai macam hewan berdasarkan tempat

hidup pada anak tunarungu kelas V B di SLB B YRTRW