bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik...
TRANSCRIPT
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan
penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran
yaitu hasil tes evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Sumber data
utama dalam penelitian ini siswa kelas 5 hasil observasi selama pelaksanaan
tindakan kelas dan hasil tes.
Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Salatiga 12 yang dilaksanakan
pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksankan pada 21
Maret 2016 sampai dengan 7 April 2016 mulai dari Siklus I dan Siklus II. Jumlah
siswa Sebanyak 38 siswa yang terdiri dari 15 perempuan dan 23 laki-laki. Kondisi
fisik siswa terutama siswa kelas 5 seimbang antara berat badan dan tinggi
badannya. Semua siswa normal dalam arti tidak ada siswa yang mempunyai
kebutuhan khusus.
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas yakni
model pembelajaran group investigation sedangkan variabel terikat hasil belajar
siswa kelas 5.
Pembelajaran dengan mengunakan model grup investigation yang
digunakan dalam pembelajaran matematika dengan dua Kompetensi Dasar yaitu
KD 6.2 Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Rang dan KD 6.3 Menentukan
Jaring-jaring Berbagai bangun Ruang Sederhana, dengan langkah-langkah model
pembelajaran group investigation yakni membentuk kelompok secara heterogen,
menentukan ketua kelompok, memilih sub topik, mengambil LKS didepan,
menginvestigasi sub topik yang dipilih bersama kelompok, mencatat hasil
investigasi, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi, member
tanggapan, mengklarifikasi dan evaluasi.
21
3.3 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom
Action Reserach). PTK ini menggunakan model spiral yang dikemukan oleh C.
Kemmis dan Mc. Taggart dalam Arikunto, (2013). Prosedur penelitian ini terdiri
dari 2 siklus. Setiap siklus memiliki 3 tahap yaitu: Planning (Perencanaan
tindakan), Acting (tindakan) dan Observasing (observasi), serta Reflecting
(refleksi). Prosedur penelitian ini dapat dijelasakan pada gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 3.1
PTK Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart
Rincian penjelasan dari gambar PTK model spiral dari C. Kemmis dan Mc.
Taggart adalah sebagai berikut:
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I berdasarkan hasil yang diperoleh dari
nilai tes matematika siswa kelas 5 SD Negeri Salatiga 12. Desain pembelajaran
group investigation, kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini
menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) matematika dengan KD 6.2
Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Ruang untuk siklus I, indikator, tujuan
pembelajaran, menyiapkan alat peraga, lembar observasi, materi pembelajaran,
22
skenario pembelajaran, metode, pendekatan, sumber belajar, jenis penilaian,
membuat lembar kerja siswa dan instrumen penilaian. peneliti melakukan
kolaborasi dengan teman, guru untuk mengetahui hasil belajar siswa
2. Tahap Tindakan dan Observasi
Tahap ini merupakan implementasi RPP yang telah disusun sesuai dengan
perencanaan awal menggunakan model group investigation. Pelaksanaan tindakan
siklus I ini dilaksanakan 2 kali pertemuan, kegiatan observasi ini dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung sebagai pemantauan aktivitas guru dan
siswa berdasarkan model group investigation yang diamati oleh observer dengan
mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
a) Kegiatan awal
1) Guru mengajak siswa berdoa bersama berdoa.
2) Guru menyapa dan menanyakan kabar siswa
3) Mengecek kehadiran siswa.
4) Guru Memberikan apersepsi kepada siswa (sesuai dengan materi).
5) Menyampaikan tujuan Pembelajaran
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menunjukkan beberapa contoh bangun ruang sederhana
2) Guru meminta siswa untuk menyebutkan macam-macam contoh
bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung.
3) Guru meminta siswa untuk menunjukan dan membedakan anatara sisi,
rusuk dan titik sudut pada bangun
4) Guru menjelaskan materi tentang sifaf-sifat bangun ruang
5) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi” sifaf-sifat
bangun ruang “ kubus, balok, prisma, limas.
Elaborasi
1) Guru membagikan jumlah siswa menjadi 9 kelompok heterogen yang
terdiri dari 4-5 orang.
2) Guru meminta untuk setiap kelompok menunjukkan ketua
kelompoknya
23
3) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk memilih
topik yang sudah disiapkan
4) Ketua kelompok maju kedepan untuk mengambil tugas LKS yang akan
dikerjakan bersama kelompok.
5) Setiap kelompok membahas materi tugas berdasarkan topik yang dipilih
secara kooperatif.
6) Siswa mengerjakan LKS, bertukar ide dan pendapat dengan teman
kelompoknya.
7) Siswa membuat laporan tertulis mengenai hasil kerjanya, menentukan
siapa yang akan menyajikan laporan hasil diskusi.
8) Masing-masing perwakilan kelompok secara bergantian
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.
9) Kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan terhadap
presentasi kelompok.
Konfirmasi
1) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) jika ada terjadi
kesalahan konsep.
2) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang belum
diketahui siswa.
3) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan mengenai materi yang
sudah disampaikan
c. Kegiatan Penutup
1) Guru menanyakan pengalaman siswa selama pembelajaran
berlangsung
2) Guru memberikan refleksi mengenai materi yang telah disampaikan.
3) Guru menutup pembelajaran
4) Salam penutup
24
Pertemuan Kedua Siklus I
a) Kegiatan Awal
1) Guru mengajak siswa berdoa bersama berdoa.
2) Guru menyapa dan menanyakan kabar siswa
3) Mengecek kehadiran siswa.
4) Apersepsi : Guru bertanya jawab tentang materi pada pertemuan
pertama
5) Menyampaikan tujuan Pembelajaran
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menunjukkan bangun ruang
2) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat bangun ruang
3) Guru menjelasakan materi
Elaborasi
1) Guru membagi jumlah Siswa menjadi 9 kelompok heterogen, masing-
masing kelompok terdiri dari 4-5 orang.
2) Guru meminta untuk setiap kelompok menunjukan ketua
kelompoknya.
3) Guru memberikan kesempatan untuk setiap kelompok memilih topik
yang sudah disiapkan.
4) Ketua kelompok maju kedepan untuk mengambil tugas (LKS) yang
akan dikerjakn bersama-sama kelompok.
5) Siswa mendengarkan prosedur guru mengenai tugas yang akan
dikerjakan bersama kelompok.
6) Masing-masing kelompok membagi tugas kerja untuk setiap anggota
kelompok.
7) Siswa membuat laporan tertulis mengenai hasil kerjanya, menentukan
siapa yang akan menyajikan laporan hasil diskusi.
8) Siswa mengerjakan LKS, bertukar ide dan pendapat dengan teman
kelompoknya untuk menemukan sifat-sifat bangun ruang.
25
9) Masing-masing perwakilan kelompok secara bergantian
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
10) kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan terhadap
presentasi kelompok.
Konfirmasi
1) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifiksi) jika ada kesalan
konsep.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum dipahami
3) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran
berlangsung.
Penutup
1) Guru memberikan evaluasi dengan membagikan lembar tes formatif
untuk dikerjakan secara individu
2) Guru berpesan kepada siswa untuk lebih giat lagi belajar
3) Guru menutup pembelajaran
4) Salam penutup
Tahap Refleksi
Setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran group investigation maka, akan dilakukan refleksi. Terhadap proses
pembelajaran yang telah berlangsung untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan pelaksanaan model group investigation. yaitu dengan mengkaji,
melihat, mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah
dilakukan, data-data yang terkumpul baik dari hasil tes. Berdasarkan hasil dari
refleksi maka perlu diperbaiki guna persiapan untuk rencana tindakan selanjutnya.
Deskripsi Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Tahap dalam kegiatan siklus II ini adalah sama dengan siklus I, yaitu
diawali dengan menyusun RRP dua kali pertemuan dengan “KD 6.3 Menentukan
26
jaring-jaring bangun ruang”, dan alat peraga yaitu gambar jaring-jaring bangun
ruang yang terbuat dari kertas karton, menyiapkan lembar observasi aktivitas guru
dan siswa, menyiapkan soal tes evaluasi.
2. Tahap Tindakan dan Observasi
Tahap tindakan siklus II ini merupakan implementasi RPP yang telah
disusun berdasarkan perencanaan dengan menggunakan model group
investigation pelaksanaan tindakan siklus II ini dilaksanakan 2 kali pertemuan.
Kegiatan observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sebagai
pemantauan aktivitas guru dan siswa berdasarkan model group investigation yang
diamati oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
Pertemuan Pertama siklus II
1) Kegiatan awal
1) Guru mengajak siswa berdoa bersama berdoa.
2) Guru menyapa dan menanyakan kabar siswa
3) Mengecek kehadiran siswa.
4) Guru Memberikan apersepsi kepada siswa (sesuai dengan materi).
5) Menyampaikan tujuan Pembelajaran
c) Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang pengertian jariing-
jaring bangun ruang
2) Guru menjelasakan pengertian jaring-jaring bangun ruang
3) Guru meminta dua orang siswa untuk maju kedepan kelas, dan
memintanya untuk membuka kota sabun dan kotak kapur
4) Guru menanyakan dua perbedaan dari jaring-jaring balok dan kubus
Elaborasi
1) Guru membagikan jumlah siswa menjadi 9 kelompok heterogen yang
terdiri dari 4-5 orang.
2) Guru meminta untuk setiap kelompok menunjukkan ketua
kelompoknya
27
3) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memilih topik yang sudah disiapkan
4) Ketua kelompok maju kedepan untuk mengambil tugas LKS yang
akan dikerjakan bersama kelompok.
5) Siswa mendengarkan prosedur mengenai tugas yang akan dikerjakan
bersama kelompok.
6) Setiap kelompok membahas materi tugas berdasarkan topik yang
dipilih secara kooperatif.
7) Siswa membuat laporan tertulis mengenai hasil kerjanya, menentukan
siapa yang akan menyajikan laporan hasil diskusi.
8) Siswa mengerjakan LKS, bertukar ide dan pendapat dengan teman
kelompoknya.
9) Masing-masing perwakilan kelompok secara bergantian
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.
10) Kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan terhadap
presentasi kelompok.
Konfirmasi
1) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) jika ada terjadi
kesalahan konsep.
2) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang belum
diketahui yang belum diketahui siswa
3) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa.
d. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama-sama Siswa menyimpulkan pembelajaran
2) Guru menanyakan pengalaman siswa selama pembelajaran
berlangsung
3) Guru memberikan refleksi mengenai materi yang telah disampaikan.
4) Guru menutup pembelajaran
5) Salam penutup
Pertemuan dua siklus II
28
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengajak siswa berdoa bersama berdoa.
2) Guru menyapa dan menanyakan kabar siswa
3) Mengecek kehadiran siswa.
4) Guru Memberikan apersepsi :
5) Guru bertanya jawab tentang kesulitan materi pada pertemuan pertama
6) Menyampaikan tujuan Pembelajaran
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menunjukkan beberapa contoh gambar jaring-jaring bangun
ruang
2) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai jaring-jaring bangun
ruang
3) Guru menjelasakan materi
Elaborasi
1) Guru membagi jumlah Siswa menjadi 9 kelompok heterogen, masing-
masing kelompok terdiri dari 4-5 orang.
2) Guru meminta untuk Setiap kelompok menunjukan ketua
kelompoknya.
3) Guru memberikan kesempatan untuk setiap kelompok memilih topik
yang sudah disiapkan.
4) Ketua kelompok maju kedepan untuk mengambil tugas (LKS) yang
akan dikerjakn bersama-sama kelompok.
5) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tugas yang akan
dikerjakan bersama kelompok.
6) Masing-masing kelompok membagi tugas kerja untuk setiap anggota
kelompok.\Siswa mengerjakan LKS, bertukar ide dan pendapat
dengan teman kelompoknya untuk menemukan sifat-sifat bangun
ruang,guru berperan sebagai fasilitator.
7) Siswa membuat laporan tertulis mengenai hasil kerjanya, menentukan
siapa yang akan menyajikan laporan hasil diskusi.
29
8) Masing-masing perwakilan kelompok secara bergantian
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
9) kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan terhadap
presentasi kelompok.
Konfirmasi
1) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifiksi) jika ada kesalanhan
konsep.
2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok maupun individu
yang aktif selama mengikuti pembelajaran
3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum dipahami
4) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran
berlangsung.
Penutup
1) Guru melasanakan evaluasi dengan membagikan lembar tes formatif
untuk dikerjakan secara individu
2) Guru berpesan kepada siswa untuk lebih giat lagi belajar
3) Guru menutup pembelajaran
4) Salam penutup
Tahap Refleksi
Siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil
refleksi siklus I. Tindakan pada siklus I dan siklus II dibandingkan serta membuat
kesimpulan berdasarkan hasil observasi yang terkumpul, dianalisis dan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa
3.4. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Alat Pengumpulan Data
Jenis data penelitian mengunakan data yang berupa data primer yaitu data
yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
Teknik Pengumpulan data yag digunakan berupa teknik tes dan non tes
(lembar observasi).
30
Instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi. Adapun Kisi-kisi
instrumen penilaian hasil belajar terdapat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3. 1
Kisi-Kisi Instrumen Butir Soal Penilaian Siklus I
Sumber: Olahan Data Primer
Standar
Kompetensi
Kompotensi
Dasar
Indikator Item Tes
No
Item
Jumlah
soal
6.Memahami sifat-
sifat bangun dan
hubungan antar
bangun
6.2Mengide
ntifikasi
sifat-sifat
bangun
ruang
6.2. 1.Menyebutkan macam-macam
bangun ruang sisi datar dan sisi
lengkung
1,3
2
6.2.2 Membedakan sisi, rusuk, dan
titik sudut bangun ruang
4
1
6.2.3Mengidentifikasi sifat-sifat balok
dan kubus
8,2
2
6.2.4Mengidentifikasi sifat-sifat
prisma dan limas
6,9
2
6.2.5Mengidentifikasi sifat-sifat
tabung dan kerucut dan bola.
5,7,1
0
3
Jumlah soal 10
31
Tabel 3. 2
Kisi-Kisi Instrumen Butir Soal Penilaian Siklus II
Sumber: Olahan Data Primer
3.5 Syarat Soal yang Baik
Instrument soal test diberikan terlebih dulu diuji cobakan pada siswa yang
bukan merupakan subjek penelitian. Instrument diuji cobakan pada siswa kelas 5
SD Negeri Kutowinangun 04 dengan jumlah siswa 24 siswa. Tujuan dari
pelaksanaan uji coba instrument adalah mengetahui kelayakan item soal yang
nantinya akan dipergunakan untuk pengukuran variabel penelitian.
Uji Validitas Instrumen Penelitian
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen pada tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual
untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas 5 SD
Negeri Kutowinangun 04. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian
terhadap konsep yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya
dinilai, untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected
Standar
Kompetensi
Kompotensi
Dasar
Indikator Item Soal
No soal Jumlah
soal
6.Memahami
sifat-sifat bangun
dan hubungan
antar bangun
6.3Menentuka
n jaring-jaring
berbagai
bangun ruang
sederhana
6.3.1 Menjelasakan pengertian
jaring-jaring bangun ruang.
2
1
6.3.2 Mengetahui jaring-jaring
bangun ruang sederhana.
1,
4,6,3,9
5
6.3.3Membedakan jaring-jaring
bangun ruang sederhana
5,7,10 8
4
Jumlah Soal 10
32
Item To Total Correlation).Validitas menurut Sudijono,A., (2001) dalam Wardani
Naniek Sulistya, dkk (2012:342), adalah “ketepatan mengukur yang dimiliki oleh
sebutir soal untuk mengukur apa yang seharusnya”. Sebutir soal dapat dikatakan
telah validitas yang tinggi atau valid, apabila skor pada butir soal yang
bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran dengan skor totalnya, atau ada
korelasi pasif yang signifikan antara skor soal dengan skor totalnya.
Hasil uji validitas siklus I dan siklus II yang diolah melalui SPSS 20,0
Kriteria untuk koofesien validitas instrument Wardani Naniek Sulistya, dkk
(2012:344), memberikan rentang indeks validitas, secara rinci disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 3.3
Kriteria Indeks Validitas
No Indeks Kriteria
1 0,81 – 1,00 Sangat tinggi
2 0,61 – 0,80 Tinggi
3 0,41 – 0,60 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 0,00 – 0,20 Sangat rendah
Sumber : Wardani Naniek dan Slameto (2012: 89)
33
Tabel 3.4
Distribusi Validitas Butir Soal Siklus I dan Siklus II
Indeks
Kriteria
Siklus I Siklus II
No Butir
Soal
F % No Butir
Soal
F %
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
- - - 7,8,16 3 15
0,61 – 0,80
Tinggi 1,3,6,8,10
,11,12,13,
15,18
10 50 1,4,5,6,11
,14,18
7
35
0,41 – 0,60 Cukup 2 1 5 2,3,9,10 4 20
0,21 – 0,40
Rendah 4,5,7,9,14
,16,17,19,
20
9 45 13 1 5
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
- - - 12,15,17,
19,20 5 25
Jumlah 20 20 100 20 20 100
Sumber: Olahan Data Primer
Hasil uji validitas siklus I dari 20 butir soal diperoleh butir soal yang valid
sebanyak 14 butir soal (1,2,3,6,8,9,10,11,12,13,15,17,18,20) sedangkan 6 butir
soal yang tidak valid (4,5,7,14,16,19) memiliki Correlated item-total correlation
dengan kriteria sangat rendah atau tidak digunakan. 10 butir soal yang dipilih
yang akan digunakan pada Siklus I.
Hasil uji validitas siklus II dari 20 soal diperoleh hasil butir soal yang
valid sebanyak (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,14,16,18) sedangkan 6 butir soal tidak
valid (12,13,15,17,19,20) dengan Correlated item-total correlation diatas 0,30
dengan kriteria valid. Sedangkan 1 butir soal yang tidak valid (6) memiliki
Correlated item-total correlation dibawah 20,0 tidak akan digunakan atau
dibuang, 10 soal yang telah dipilih akan digunakan untuk soal Siklus II.
34
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan
merupakan sebuah instrumen yang handal, konsisten, dan stabil, sehingga bila
digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat
reliabilitas digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama.
Pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan Ilpha Croncbrach. Besarnya KoefisienAlpha merupakan tolak ukur
dari tingkat reliabitas. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan
menggunakan SPSS versi 20,0. Menurut Azwar Saifudin (2012:346) menyatakan
bahwa realibilitas merupakan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana hasil suatu konsep dapat dipercaya keajegan, kestabilan, dan
konsistensinya.
Kriteria pengukuran koefisien reliabilitas instrument dalam penelitian ini
menurut Wardani Naniek Sulistya dkk (2012:346), dapat dilihat pada tabel
dibawah ini, sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kriteria Indeks Reliabilitas
Rentang Kriteria
0,80 – 1, 00 Sangat Reliabel
Reliabel
Cukup Reliabel
Agak Reliabel
Kurang Reliabel
Sumber : Wardani Naniek dan Slameto (2012: 92) dengan modifikasi
Hasil uji reliabilitas butir soal berbentuk pilihan ganda, terdiri dari 20 butir
soal dilakukan pada 38 siswa kelas 5 SD Negeri Salatiga 12. Distribusi reabilitas
butir soal siklus I dan siklus II secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.6
sebagai berikut :
35
Tabel 3.6
Distribusi Reliabititas Instrumen Butir Soal Siklus I dan Siklus II
No. Urut Siklus Jumlah Butir Soal Cronboach’s Alpha Kriteria
1 I 20 0,826 Sangat Reliabel
2 II 20 0,839 Sangat Reliabel
Sumber: Olahan Data Primer
Berdasarkan tabel 3.6 Cronboach’s Alpha yang diperoleh dari siklus I
sebesar 0,826 dan siklus II sebesar 0,839. Kedua angka tersebut berada dinterval
indeks antara 0,81 – 1,00 , dengan demikian reliabilitas instrumen soal untuk
siklus I dan II, dapat digunakan dalam penelitian.
Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Slameto dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 82)
menyatakan bahwa, tingkat kesukaran butir soal adalah angka yang menunjukkan
proporsi peserta didik yang menjawab benar. Semakin besar tingkat kesukaran
butir soal, berarti butir soal semakin mudah, demikian juga sebaiknya semakin
rendah tingkat kesukaran butir soal, berarti butir soal itu semakin sukar. Indeks
tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar
B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar
N = Jumlah peserta didik
Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang
dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran burir soal yang
dikemukakan oleh Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 83) dapat
disajikan dalam tabel 3.7 berikut ini:
36
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal
Skor Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0, 75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
Sumber : Wardani Naniek dan Slameto (2012: 92)
Distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus I dan siklus II secara rinci
dapat disajikan melalui tabel 3.8 distribusi tingkat kesukaran butir soal berikut ini:
Tabel 3.8
Distribusi Evaluasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus I dan II
Skor
Tingkat
Kesukaran
Siklus I Siklus II
No Soal F % No Soal F %
0,00 – 0,25 Sukar 4,5,7,14,
16,19
6 30 13,12,15,17,19,
20
6 30
0,26 – 0, 75 Sedang 1,2,3,6,8,9,
11,13,15,1
7,18,20
12 60 1,2,3,5,6,9,
10,11,14,18
10 50
0,76 – 1,00 Mudah 10,12 2 10 4,7,8,16 4 20
Jumlah 20 100 100
Sumber : Olahan Data Primer
Hasil uji tingkat kesukaran pada siklus 1 dari 20 soal, menunjukkan 6
soal yang memiliki tingkat kesukaran (4,5,7,14,16,19), 12 soal menunjukkan
tingkat kesukaran sedang (1,2,3,6,8,9,11,13,15,17,18,20) dan 2 soal menunjukkan
tingkat kesukaran mudah (10,12). Sedangkan hasil uji tingkat kesukaran siklus II
37
menunjukkan 6 soal sukaran (13,12,15,17,19,20), 10 soal menunjukkan tingkat
kesukaran sedang (13,12,15,17,19,20) dan 4 soal menunjukkan tingkat kesukaran
mudah ( 4,7,8,16).
Dari beberapa butir soal yang memiliki kesukaran sedang hanya 10 yang akan
dipilih untuk tes siklus I dan II sedangkan butir soal yang masih tersisa akan
dipilih untuk tugas kelompok.
3.6 Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila jumlah siswa yang
mencapai KKM ≥ 70 tuntas sebanyak 80% dari jumlah keseluruahan siswa
kelas 5 SD Negeri Salatiga 12 tahun pelajaran 2015/2016.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif komperatif dengan menggunkan persentase yaitu
membandingkan hasil belajar matematika berdasarkan ketuntasan antar siklus.
Adapun rumus yang digunakan adalah:
1. Menghitung ketuntasan belajar
Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan
belajar menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
Ketuntasan =
x 100
2. Menghitung ketuntasan indikator kinerja
Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan
indikator kinerja menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
Ketuntasan =
x 100
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau
mencapai minimal dari nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70 .