bab iii metode penelitian 3.1. seting dan karakteristik ... · motivasi belajar merupakan...
TRANSCRIPT
-
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan
Desember sampai bulan Maret tahun pelajaran 2011/2012. Bulan pertama
menyusun proposal, bulan kedua Penyusunan instrumen Penelitian dan bulan
ketiga pengumpulan data dan analisis data, dan bulan ke empat menyusun
laporan PTK. Agenda pelakasanaan tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Agenda Pelaksanaan Penelitian Bulan November - Pebruari Semester II
Tahun Pelajaran 2011/2012
No Uraian Kegiatan Des
2011
Jan
2011
Pebr
2011
Mar
2011
1 Penyusunan proposal penelitian
2 Penyusunan Instrumen penelitian
3 Pengumpulan data dengan
melakukan tindakan:
a. Kondisi awal b. Siklus 1 c. Siklus 2
4 Analisis data
5 Pembahasan dan diskusi
6 Penyusunan laporan hasil
penelitian
Penyusunan proposal penelitian dan instrumen penelitian dilakuan pada bulan
Desember 2011 – Maret 2012 untuk mempersiapkan perangkat penelitian
lebih awal sekaligius menyusun program pembelajaran.
3.1.2. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat dua variabel objek penelitian yaitu:
-
32
1. Variabel terikat atau variabel independen yaitu: hasil belajar siswa dan
motivasi belajar siswa.
Variabel independen atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa.
Setelah menerapkan pembelajaran melalui outdoor activities, dalam
mata pelajaran IPA di kelas IV, maka akan diperoleh hasil belajar. Hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan. Hasil belajar tersebut dapat
diketahui melalui tes tertulis uraian yang diberikan setelah proses
pembelajaran selesai. Pencapaian hasil belajar dapat diketahui dalam bentuk
nilai.
Sedangkan motivasi belajar disini diartikan sebagai sikap yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar melalui outdoor
activities. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak yang
timbul dari dalam batin seseorang untuk melakukan kegiatan belajar agar
tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi bisa berupa dorongan,
kemauan, dan perbuatan seseorang yang berperan pada kemajuan dan
perkembangan siswa melalui proses belajar. Pencapaian motivasi belajar
siswa diukur menggunakan angket.
2. Variabel bebas atau variabel dependen : penggunaan metode Outdoor
Activity
Variabel dependen atau bebas adalah penggunaan outdoor activity
yaitu menekankan pada konsep belajar yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dalam penggunaan metode
outdoor. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka
sendiri-sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha
siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia
-
33
belajar. Outdoor activities digunakan oleh peneliti pada mata pelajaran IPA
tentang Sumber daya alam di kelas IV SD.
3.1.3. Tempat / Lokasi penelitian
Alasan dipilihnya SD Negeri 4 Sembungharjo, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan adalah:
1. SD Negeri 4 Sembungharjo merupakan tempat yang strategis.
2. SD Negeri 4 Sembungharjo adalah sekolah desa yang terletak di tengah
pemukiman masyarakat, sehingga memiliki latar belakang kondisi siswa,
pendidikan Orang Tua siswa, kondisi sosial ekonomi yang sangat
heterogen.
3. Kemampuan akademik siswa kelas IV yang beragam ada yang pandai dan
cepat tanggap dalam menyelesaikan soal, ada yang sedang dan bahkan ada
yang lambat sekali.
4. Siswa kelas IV hasil belajar siswa pada mata palajaran IPA masih kurang.
3.1.4. Subyek penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon
Kabupaten Grobogan. Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
kelas IV SD Negeri 4 Sembungharjo semester II tahun pelajaran 2011/2012
Latar belakang siswa kebanyakan berasal dari keluarga dengan tingkat
ekonomi dari golongan menengah ke bawah dan pendidikan orang tua
mayoritas lulusan SD. Mata pencaharian orang tua siswa sebagian besar
adalah petani. Dengan latar belakang siswa seperti dikemukakan di atas juga
ikut mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran tertentu tidak mencapai KKM, sehingga hal ini mendorong peneliti
untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Sebelum penelitian dilakukan,
peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan permohonan tersebut
disetujui bahkan rekan-rekan guru menyatakan kesiapan untuk memberikan
dukungan dan bantuan kepada peneliti.
-
34
Karakteristik siswa kelas IV SD Negeri 4 Sembungharjo dapat dilihat
pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Karakteristik Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Sembungharjo Pelajaran
2011/2012
No Karakteristik L P Jumlah
1 Jumlah siswa kelas IV 20 20 40
2 Umur siswa kelas IV (dalam tahun)
9 – 10
10– 11
15
9
12
6
27
15
Sebagian besar anak–anak kelas IV masih senang bermain, sehingga
mereka menyukai pelajaran-pelajaran yang mengandung unsur permainan,
misalnya Pendidikan Jasmani. Sedangkan salah satu mata pelajaran yang tidak
disukai diantaranya adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini disebabkan
karena dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materinya terlalu luas
dan mereka mempunyai anggapan bahwa materi dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam harus dihafalkan di luar kepala.
3.2. Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK)
yang merupakan bentuk kajian yang sistematis dan reflektif dilakukan oleh
guru untuk memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan kualitas
siswa.
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus.
Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart
(Arikunto Suharsimi, 2002:97) terdapat empat tahap rencana tindakan,
meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting)
Berikut ini adalah gambar dari siklus I dan siklus II.
-
35
Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 3.1.
Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut:
Siklus 1
3.2.1. Perencanaan (planning).
Tahap perencanaan ini meliputi:
a. Merancang rencana pembelajaran siklus I pokok bahasan “Sumber Daya
Alam”.
b. Menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi.
c. Mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan.
d. Merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa.
e. Menetapkan lokasi objek serta lamanya waktu pengamatan/ observasi.
Berikut merupakan lokasi objek dan lamanya waktu yang direncanakan dalam
observasi:
1) Lokasi objek observasi: Lingkungan sekitar sekolah
Identifikasi masalah
Perencanaan
Pelaksanaan dan
observasi Refleksi
Perencanaan Ulang
Pelaksanaan dan
observasi
Refleksi
Siklus I
Siklus II
-
36
2) Alokasi waktu: 25 menit
3.2.2. Tindakan (acting).
Tahap pelaksanaan observasi di lapangan meliputi:
a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi.
b. Guru menyampaikan topik materi yang akan dipelajari.
c. Siswa mendengarkan penjelasan tentang teknik pembelajaran dengan
pengamatan di luar kelas tentang materi “Sumber Daya Alam”.
d. Guru menginformasikan lokasi dan lama pengamatan.
e. Guru membahas pembagian kelompok-kelompok siswa (setiap kelompok
5 siswa).
f. Guru mengajak siswa menuju lokasi pengamatan.
g. Siswa diminta melakukan penyusuran dan pengamatan/observasi pada
lokasi objek pengamatan.
h. Siswa bekerja sama mencari dan mencatat informasi yang ditemukan dari
hasil pengamatan.
Tindak lanjut dari pelaksanaan observasi, setelah guru mengajak siswa kembali
ke kelas, kegiatan ini terdiri:
a. Kelompok diminta untuk mendiskusikan laporan/hasil pengamatan
tentang “Sumber Daya Alam” sesuai dengan pengamatan.
b. Pembahasan hasil diskusi
1. Guru bertanya kepada siswa mengenai hasil pengamatan pada tiap
kelompok.
2. Tiap kelompok menjelaskan hasil pengamatanya.
3. Kelompok lain memberi tanggapan/pendapat.
4. Guru memberi tanggapan hasil diskusi dan mengkonfirmasi
pembahasan hasil diskusi.
5. Setiap kelompok diminta mengumpulkan laporan/hasil pengamatan
kepada guru.
-
37
c. Kesimpulan (siswa menyimpulkan dan membuat rangkuman hasil
pembelajaran).
d. Pemantapan
Siswa didorong untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan
ketrampilan yang baru sajadiperoleh dalam kegiatan sehari-hari dengan
menyampaikan penerapan pembelajaran dalam kegiatan sehari-hari
e. Tindak lanjut (pemberian tugas untuk belajar dirumah).
f. Evaluasi
Guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu, sebagai
sarana pengukuran tingkat pemahaman dan evaluasi ini diberikan pada
akhir pertemuan siklus I.
3.2.3. Observasi (observing)
Observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati kegiatan
pembelajaran melalui outdoor activities dalam mata pelajaran IPA tentang
sumber daya alam. Observer menggunakan lembar observasi untuk mencatat
kegiatan pembelajaran.
3.2.4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan
PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi.
Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan
kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui
pengajaran outdoor activities tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa masih
belum meningkat dalam mata pelajaran IPA tentang materi “Sumber Daya
Alam” di Sekolah Dasar Negeri 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon
Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012, yang dapat dilihat dari kriteria
pencapaian indikator kinerjanya, maka sebagai tindakan dalam merefleksi
dilakukan dalam bentuk tindakan pengulangan (remidi), pemantapan
(pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil
dan tujuan yang telah dirumuskan berhasil.
-
38
Siklus II
Perencanaan (planning).
Tahap perencanaan ini meliputi:
1) Merancang rencana pembelajaran siklus II pokok bahasan “Sumber Daya
Alam”.
2) Menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi.
3) Mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan.
4) Merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa.
5) Menetapkan lokasi objek serta lamanya waktu pengamatan/ observasi.
Berikut merupakan lokasi objek dan lamanya waktu yang direncanakan dalam
observasi:
1. Lokasi objek observasi: Lingkungan sekitar sekolah
2. Alokasi waktu 25 menit
Tindakan (acting).
Tahap pelaksanaan observasi di lapangan meliputi:
a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi.
b. Guru menyampaikan sub topik yang akan dipelajari.
c. Siswa mendengarkan penjelasan tentang teknik pembelajaran dengan
pengamatan di luar kelas tentang materi “Sumber Daya Alam”.
d. Guru menginformasikan lokasi dan lama pengamatan.
e. Guru membahas pembagian kelompok-kelompok siswa (setiap kelompok
5 siswa).
f. Guru mengajak siswa menuju lokasi pengamatan.
g. Siswa diminta melakukan penyusuran dan pengamatan/observasi pada
lokasi objek pengamatan.
h. Siswa bekerja sama mencari dan mencatat informasi yang ditemukan.
Tindak lanjut dari pelaksanaan observasi, setelah guru mengajak siswa
kembali ke kelas, kegiatan ini terdiri:
-
39
1. Kelompok diminta untuk mendiskusikan laporan/hasil pengamatan
tentang “Sumber Daya Alam” sesuai dengan pengamatan saat
memperhatikan objek.
2. Pembahasan hasil diskusi
1) Guru bertanya kepada siswa mengenai hasil pengamatan dengan
kelompoknya.
2) Tiap kelompok menjelaskan hasil diskusi mengenai hasil
pengamatanya.
3) Kelompok lain memberi tanggapan/pendapat.
4) Guru memberi tanggapan hasil diskusi dan mengkonfirmasi
pembahasan hasil diskusi siswa
5) Setiap kelompok diminta mengumpulkan laporan/hasil pengamatan
kepada guru.
3. Kesimpulan (siswa menyimpulkan dan membuat rangkuman hasil
pembelajaran)
4. Pemantapan
Siswa didorong untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan
ketrampilan yang baru sajadiperoleh dalam kegiatan sehari-hari dengan
menyampaikan penerapan pembelajaran dalam kegiatan sehari-hari.
a) Tindak lanjut (pemberian tugas untuk belajar dirumah)
b) Evaluasi
Guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu, sebagai
sarana pengukuran tingkat pemahaman dan evaluasi ini diberikan pada akhir
pertemuan siklus II.
Observasi (observing)
Observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati kegiatan
pembelajaran melalui outdoor activities dalam mata pelajaran IPA tentang
sumber daya alam. Observer menggunakan lembar observasi untuk mencatat
kegiatan pembelajaran.
-
40
Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan
PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi.
Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran
dan kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila
melalui pengajaran outdoor activities tingkat pemahaman dan hasil belajar
siswa masih belum meningkat dalam mata pelajaran IPA tentang materi
“Sumber Daya Alam” di Sekolah Dasar Negeri 4 Sembungharjo Kecamatan
Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012, yang dapat
dilihat dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya, maka sebagai tindakan
dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan pengulangan (remidi),
pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai
pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan berhasil.
3.3. Teknik dan alat Pengumpulan data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
meningkatkan hasil belajar serta motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD
Negeri 4 Sembungharjo adalah:
a. Teknik tes
Instrumen tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah
menggunakan outdor activities dalam proses pembelajaran. Tes berbentuk
tertulis berupa ulangan harian. Untuk menggali data tentang hasil belajar IPA
siswa kelas IV SD Negeri 4 Sembungharjo semester II tahun pelajaran
2011/2012 baik nilai pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
1) Hasil belajar IPA pada kondisi awal diperoleh dari nilai ulangan harian
IPA semester II Tahun Pelajaran 2011-2012.
2) Hasil belajar IPA pada siklus I diperoleh dari nilai ulangan harian pada
komptensi dasar 11.1 menjelaskan hubungan antara sumber daya alam
dengan lingkungan yang digunakan dengan skor nilai 10 – 100.
-
41
3) Hasil belajar IPA pada siklus II diperoleh dari nilai ulangan harian pada
komptensi dasar 11.2 menjelaskan dampak pengambilan bahan alam
terhadap pelestarian lingkungan dengan skor nilai 10 – 100.
Pemberian tes, digunakan untuk memperoleh data kemampuan
kongkrit (hasil belajar) IPA, setelah mendapatkan kompetensi dasar 1)
Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan dan
kompetensi dasar 2) Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap
pelestarian lingkungan melalui outdoor activities. Jenis tes yang digunakan
adalah uraian sejumlah 15 item. Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.3
Kisi- kisi Soal Tertulis Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator No
Item
Jmh
Item
Memahami
hubungan
antara sumber
daya alam
dengan
lingkungan,
teknologi dan
masyarakat
11.1 Menjelaskan
hubungan antara
sumber daya alam
dengan lingkungan
Menjelaskan
pengertian sumber
daya alam
Menyebutkan
jenis-jenis umber
daya alam
1,2, 3
4, 5,
6
3
3
Menjelaskan sifat-
sifat sumber daya
alam
7, 8,
9,
3
Menjelaskan
kegunaan sumber
daya alam
1 1
Jumlah 10
Jumlah item 10
Skor per item 10
Rumus= jumlah item × skor per item
= 10×10
= 100
Rentang nilai
50-59 = Belum tuntas
60-69 = Belum tuntas
70-79 = Tuntas
80-89 = Tuntas
90-100= Tuntas
-
42
Tabel 3.4
Kisi- kisi Soal Tertulis Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator No
Item
Jmh
Item
Memahami
hubungan antara
sumber daya alam
dengan
lingkungan,
teknologi dan
masyarakat
11.2 Menjelaskn
dampak
pengambilan bahan
alam terhadap
pelestarian
lingkungan.
Menjelaskan
kegiatan manusia
yang dapat
mengatasi dampak
negatif
pengambilan bahan
alam
1,2, 3
4, 5
5
jumlah 5
Jumlah item 5
Skor per item 20
Rumus= jumlah item × skor per item
= 5×20
= 100
Rentang nilai
50-59 = Belum tuntas
60-69 = Belum tuntas
70-79 = Tuntas
80-89 = Tuntas
90-100= Tuntas
b. Teknik non tes
Adapun instrumen non tes, berupa lembar observasi dan angket.
Observasi digunakan dengan tujuan 1) Untuk mengetahui penerapan
penggunaan outdoor activities dalam pembelajaran. 2) Perkembangan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran dengan pemanfaatan outdoor
activities. Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang motivasi
belajar siswa setelah proses pembelajaran yang memanfaatkan outdoor
activities.
Teknik pengumpulan non tes digunakan dengan cara observasi dan angket.
1) Observasi
Dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapi dengan format atau blangko pengamat sebagai instrumen. Format
yang sesuai item – item tentang kejadian atau tinggkah laku yang yang
digambarkan akan terjadi, Arikunto (2008: 156). Teknik ini digunakan untuk
mengetahui proses pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan belajar
mengajar dengan penerapan outdoor activities.
-
43
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan
dengan observasi partisipan yaitu suatu proses pengamatan yang dilakukan
oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam domain objek yang
diamati. Data yang ingin diperoleh dari kegiatan observasi dalam penelitian
ini adalah 1) Untuk mengetahui penerapan outdoor activities dalam
pembelajaran yang dilakukan guru serta 2) Perkembangan motivasi siswa
dalam melaksanakan kegiatan belajarnya dengan penerapan outdoor activities.
Adapun kisi – kisi observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5
Kisi–Kisi Instrumen Penelitian Penerapan Outdoor Activities dalam pembelajaran.
Aspek Indikator No Item Jmlh Item
Pelaksanaan a. Menjelaskan teknik pembelajaran kepada siswa
b. Pembagian kelompok c. Guru mengajak siswa menuju
lokasi/pengamatn
d. Siswa melakukan pengamatan/ observasi
e. Menciptakan kerjasama dalam kelompok
f. Mengajak siswa masuk ke kelas g. Siswa mendiskusikan hasil
pengamatanya di kelas
h. Siswa dan guru melakukan pembahasan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok
1, 2, 3
1
2
1,3
1
1
2, 3
4, 5, 6, 7
3
1
1
2
1
1
2
4
Melakukan
kegiatan
penutup
a. Memberikan kesimpulan b. Memberikan evaluasi c. Melakukan pemantapan d. Melakukan tindak lanjut
1
1, 2
1
1
1
2
1
1
Jumlah 20
Poin-poin dalam observasi sesuai dengan kegiatan di RPP, mulai
kegiatan elaborasi.
2) Angket
Menurut Halimah (2007) Angket atau koesiner metode pengumpulan
data, instrumenya disebut sesuai dengan nama metodenya. Angket adalah
-
44
sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam hal ini siswa. Angket ini dengan menggunakan angket
tertutup dan langsung, artinya pertanyaan yang diberikan kepada responden
secara langsung dan disertai kemungkinan jawaban sehingga responden dan
menjawab dengan memilih dengan memberi tanda chek ( √ ) peda alternatif
jawaban yang tersedia.
Dalam penelitian ini digunakan jenis angket langsung yang berbentuk
pernyataan tertutup. Responden tinggal membubuhkan tanda check pada
kolom jawaban yang tersedia. Dimana angket diberikan langsung kepada
siswa sebagai responden untuk menjawab sendiri. Sejumlah pertanyaan
tersebut mencakup aspek-aspek motivasi belajar siswa seperti 1) Keinginan
atau inisiatif untuk belajar. 2) Adanya arahan belajar yang meliputi
keterlibatan dalam mengerjakan tugas. 3) Adanya konsisten atau keajegan.
Angket tersebut digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang sejauh
manamotivasi belajar siswa yang menerapkan outdoor activities .
Instrumen yang digunakan dalam peneliti ini yaitu menggunakan
angket yang berupa pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk
mengetahui hubungan antara variabel, pernyataan. Angket untuk variabel ini
berisi 10 pernyataan yang harus dijawab oleh siswa. Untuk setiap pertanyaan,
skor yang diberikan pada masing-masing item adalahsebagai berikut:
Jawaban “Ya” diberi skor 1
Jawaban “Tidak” diberi skor 0
Angket ini dimaksudkan untuk mengungkap data tentang motivasi
siswa dalam mengikuti pelajaran dengan aspek-aspek nya seperti keinginan
atau inisiatif untuk belajar, keterlibatan dalam mengerjakan tugas, adanya
konsisten atau keajegan, yang selanjutnya dijabarkan ke dalam item-item dan
kemudian menjadi instrumen. Semakin tinggi skor tingkat motivasi belajar
siswa, maka semakin tinggi pula hasil belajar yang diperoleh dan sebaliknya
jika semakin rendah tingkat motivasi belajar siswa, maka semakin rendah pula
-
45
tingkat hasil belajar siswa. Adapun kisi-kisi angket tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini
Tabel 3.6
Kisi – Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa
Aspek Indikator No.
Item
Jumlah
Item
1. Adanya keinginan atau
inisiatif untuk belajar
1. Kemauan untuk belajar
2. Kemauan bertanya terhadap
materi pelajaran
1,2,3
4
4
1
2. Adanya Arah dalam
belajar
1. Keinginan menyelesaikan
tugas dan masalah
2. Keinginan membantu teman,
kelompok belajar.
3. Keterlibatan dalam
menyimpulkan materi dan
membuat rangkuman
5
6
7
1
1
1
3. Adanya
konsistensi/keajegan
1. Keyakinan atau kepercayaan
2. Ketekunan, keuletan
8
9,10
2
2
Jumlah item 10
Skor per item 1
Rumus=jumlah item × skor
per item
= 10×1
= 10
Rentang nilai
0-2 = Sangat rendah
3-4 = Rendah
5-6 = Sedang
7-8 = Tinggi
9-10= Sangat tinggi
10
3.4. Indikator Kinerja
Berdasarkan melihat latar belakang permasalahan, hasil akhir dari
tindakan perbaikan diharapkan lebih meningkat dari hasil sebelum diadakan
perbaikan, maka digunakan indikator kinerja sebagai berikut:
1. 95% siswa mencapai nilai ≥ 70.
2. 70% siswa mencapai skor angket motivasi belajar ≥ 7 (minimal level
tinggi)
3.5. Analisis Data
Agar data yang dikumpulkan menjadi bermakna dan dapat digunkan
sebagai dasar penentu keberhasilan penelitian, data perlu diolah dan dianalisis.
-
46
Data-data yang berupa angka (data kuantitatif) diolah untuk mencari
rerata, nilai tertinggi, nilai terendah, jumlah anak yang tuntas dan belum
tuntas, dan prosentase ketuntasan pembelajaran.
Data kualitatif diolah dengan menghitung persentase dari data-data
yang sejenis. Setelah itu, hasil pengolahan datanya diuji beda (komparasi)
dengan membandingkan kondisi awal, kondisi pada/setelah siklus I dan
kondisi pada/setelah siklus II. Dari uji komparasi tadi bisa dilihat perubahan
atau kemajuan kualitas pembelajaran, hasil belajar, dan motivasi belajar pada
mata pelajaran IPA yang dilakukan oleh guru yang diperlihatkan oleh peserta
didik sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan.
3.6. Validasi Data
1. Validitas Instrumen
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan unuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui tingkat validitas soal pretest
dengan melihat angka pada kolom corrected item total correlation I yang
merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item nilai yang
kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel dengan taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan r tabel nilai korelasi moment-produk Pearson I dengan taraf
signifikansi 5% untuk jumlah item (N) 45 adalah 0,294. Sehingga Syarat
minimum untuk dianggap valid adalah jika R (nilai dalam kolom corrected
item total correlation)≥ 0,294 (Prayitno, 2010). Jadi jika nilai korelasi antara
butir dengan skor total, R < 0,294, maka butir soal dalam r tabel tersebut
dinyatakan tidak valid. Validitas dihitung menggunakan SPSS 16 for
Windows.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
keajegan instrumen dari variabel yang hendak diukur. Cronbach dalam
Merdapi (2007:42) menjelaskan bahwa keajeggan instrumen dapat dinyatakan
-
47
dengan menentukan koefisien alpha (α). Tes dapat diterima jika nilai koefisien
alpha (α)>0,7, penggolongannya sebagai berikut:
≤ 0,7 : Tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus
α > 0,9 : Reliabilitas memuaskan (Prayitno, 2010).
Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan SPSS 16 for windows.
3.7. Tingkat Kesukaran (TK)
a. Tingkat kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah
soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan
yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.
Tingkat kesukaran digunakan tolok ukur sebagai berikut
0,00 – 0,30 : sukar
0,31 – 0,70 : sedang
0,71 – 1,00 : mudah (Suharsimi, Arikunto 2003)
Adapun rumus untuk menghitung taraf kesukaran soal uraian adalah :
Mean =
Tingkat Kesukaran =
Soal-soal yang baik atau ideal adalah soal-soal yang tidak terlalu
mudah atau terlalu sukar atau dapat dikatakan sedang, yaitu mempunyai
indeks kesukaran antara 0,31 sampai 0,70 (Arikunto, 2010). Perlu diketahui
bahwa bukan berarti soal yang mudah dan sukar tidak digunakan. Soal yang
sukar akan menambah gairah bagi siswa yang pandai selain itu soal sukar bagi
siswa yang kurang pandai menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena berada di luar jangkauanya, sedangkan untuk soal
yang mudah akan membangkitkan gairah belajar siswa yang lemah atau
kurang pandai.