bab iii metode penelitian 3.1 pendekatan dan jenis penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/bab...

18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni true experimental research. 3.2 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah The Posttest Only Control Group Design. The Posttest Only Control Group Design yaitu terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara acak. Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain tidak. Adapun perlakuan yang diberikan dalam penelitian dalam penelitian ini yaitu berbagai kosentrasi ekstrak buah bit (Beta vulgaris L.). Gambar 3.1 Rancangan Penelitian R A B C D E F G H Ob A Ob B Ob C Ob D Ob E Ob F Ob G Ob H

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni

true experimental research.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah The

Posttest Only Control Group Design. The Posttest Only Control Group Design

yaitu terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara acak. Kelompok

pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain tidak. Adapun perlakuan yang

diberikan dalam penelitian dalam penelitian ini yaitu berbagai kosentrasi ekstrak

buah bit (Beta vulgaris L.).

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

R

A

B

C

D

E

F

G

H

Ob A

Ob B

Ob C

Ob D

Ob E

Ob F

Ob G

Ob H

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

25

Keterangan :

R = Randomisasi

A = Kelompok eksperimen dengan perlakuan dengan kontrol (0%)

B = Kelompok eksperimen dengan perlakuan pemberian ekstrak (15%)

C = Kelompok eksperimen dengan perlakuan pemberian ekstrak (30%)

D = Kelompok eksperimen dengan perlakuan pemberian ekstrak (45%)

E = Kelompok eksperimen dengan perlakuan pemberian ekstrak (60%)

F = Kelompok eksperimen dengan perlakuan pemberian ekstrak (75%)

G = Kelompok eksperimen dengan perlakuan pemberian ekstrak (90%)

H = Kelompok eksperimen dengan perlakuan safranin

Ob = Observasi

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas

Muhammadiyah Malang yang beralamat di Jalan Raya Tlogomas No. 246 Malang

dan Lab Fitokimia Materia Medica Batu yang beralamat di Jalan Lahor No.27

Pesanggrahan Batu.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Juli -21 Agustus 2019.

3.4 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah preparat batang tumbuhan krokot

(Portulaca oleraceae L.).

3.4.2 Teknik Sampling

Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Teknik pengambilan sampel

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

26

dengan simple random sampling dilakukan dengan cara acak tanpa

memperhatikan tingkatan dalam populasi .

Penentuan jumlah sampel dan ulangan dalam penelitian ini ditentukan

berdasarkan rumus berikut:

Rumus : n = t.r ,

= (t-1)( r-1) ≥ 15

Keterangan : t = banyaknya kelompok perlakuan

r = jumlah replika

n= besar sampel

n = t.r

= (t-1)( r-1) ≥ 15

= (8-1)(r-1) ≥ 15

= (r-1) ≥ 15

7

r = 2,14 + 1 = 3,14 (dibulatkan menjadi 3)

ulangan yang digunakan adalah 3 kali

n = t.r

= 8. 3

= 24 (banyak sampel yang digunakan)

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

27

3.4.3 Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian dari populasi. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu 24 preparat batang tumbuhan krokot

(Portulaca oleraceae L.).

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kosentrasi ekstrak umbi bit (Beta

vulgaris L.), yaitu 15%, 30%, 45%, 60%, 75% dan 90%

3.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas pewarnaan preparat

dilihat tiga indikator yaitu kejelasan preparat, kekontrasan preparat dan

keawetan preparat

3.5.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah pH ekstrak umbi bit (Beta

vulgaris L.).

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Kosentrasi ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) merupakan angka banding

volume ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) terhadap zat pelarut (DMSO) yang

diperoleh dengan cara mengekstrak buah bit (Beta vulgaris L.) dengan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

28

kosentrasi yang diberikan 15%, 30%, 45%, 60%, 75% dan 90%.

2. Kekontrasan preparat merupakan warna yang ditimbulkan dari berbagai

kosentrasi yang diberikan pada preparat. Warna yang timbul sangat jelas, jelas

dan tidak jelas pada bagian-bagian jaringan epidermis, korteks, floem, xylem

dan empelur pada batang tumbuhan krokot (Portulaca oleraceae L.)

3. Kejelasan preparat merupakan jelasnya bagian-bagian jaringan pada preparat,

hal ini bertujuan agar dapat dibedakan bagian jaringan epidermis, korteks,

xylem dan empelur pada batang tumbuhan krokot (Portulaca oleraceae L.)

dengan sangat jelas, jelas, dan tidak jelas

4. Keawetan preparat merupakan awetnya bagian-bagian jaringan dan warna

yang terdapat pada preparat.

5. pH ekstrak yang digunakan yaitu 3,5-5 (bersifat asam)

3.7 Rancangan Percobaan

Rancangan Penelitian yang digunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap)

dengan tiga kali pengulangan dimana kondisi lingkungan, alat dan bahan yang

homogen. Denah RAL menggunakan enam kelompok perlakuan dan dua kelompok

kontrol dengan pengulangan sebanyak tiga kali disajikan dalam tabel 3.1

A3B3 A3B2 A4B2 A3B1 A7B3 A5B1 A8B1 A6B1

A8B2 A0B3 A1B2 A4B3 A8B3 A7B1 A6B2 A1B1

A0B1 A1B1 A4B1 A7B2 A0B2 A6B3 A5B2 A5B3

Tabel 3.1 Rancangan Percobaan

Keterangan :

A0 : Perlakuan kontrol positif dengan safranin

A1 : Perlakuan kontrol negatif dengan kosentrasi 0 %

A2 : Perlakuan eksperimen dengan perlakuan pemberian kosentrasi 15 %

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

29

A3 : Perlakuan eksperimen dengan perlakuan pemberian kosentrasi 30 %

A4 : Perlakuan eksperimen dengan perlakuan pemberian kosentrasi 45 %

A5 : Perlakuan eksperimen dengan perlakuan pemberian kosentrasi 60 %

A6 : Perlakuan eksperimen dengan perlakuan pemberian kosentrasi 75 %

A7 : Perlakuan eksperimen dengan perlakuan pemberian kosentrasi 90 %

B1 : Ulangan 1

B2 : Ulangan 2

B3 : Ulangan 3

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan kegiatan dalam mempersiapkan bahan dan

adminitrasi. Kegiatan persiapan bahan ditunjukan untuk mencari bahan-bahan

yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. Kegiatan adminitrasi ditunjukan

untuk mempersiapkan proposal pemijaman laboratorium mikroteknik FKIP

Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Tahapan yang perlu dilakukan

adalah persiapan alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang perlu

dipersiapakan adalah sebagai berikut:

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

30

3.8.1.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.

No Alat Jumlah No Bahan Junlah

1 Botol flakon 10 buah 1 Ekstrak Umbi bit (Beta

vulgaris L.)

100 ml

2 Kaca Benda 21 buah 2 Krokot

(Portulaca oleraceae L).

500 gr

3 Kaca Penutup 21 buah 3 Larutan FAA 120 ml

4 Mikroskop 1 buah 4 Alkohol bertingkat 30%,

50%, 70%, 80%, dan 100%

450 ml

5 Pipet Tetes 10 buah 5 Xylol 500 ml

6 Oven 1 buah 6 Aquades 300 ml

7 Gelas Arloji 21 buah 7 Asam sitrat 14% 50 ml

8 Silet atau Cutter 5 buah 8 DMSO 60 ml

9 Erlenmeyer 2 buah 9 Parafin 1 kg

10 Kertas label 21 buah 10 Entelen

11 Alumunium foil 1 buah 11 Safranin 15 ml

12

13

Tissue Kering

Spuit

1 buah

5 buah

Tabel 3.2 Alat dan Bahan

3.8.2 Tahap Pelaksanaan

3.8.2.1 Pembuatan Ekstrak Umbi Bit (Beta vulgaris L.)

Langkah-langkah dalam pembuatan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Anam, 2016):

1. Menimbang bahan umbi bit (Beta vulgaris L.) 3,5 kg.

2. Mencuci umbi bit (Beta vulgaris L.) dan di potong kecil-kecil.

3. Mengkeringkan umbi bit (Beta vulgaris L.)

4. Menghancurkan umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan cara ditumbuk atau

diblender

5. Mengayak umbi bit (Beta vulgaris L.) yang sudah kering

6. Melakukan proses maserasi selama 24 jam yaitu merendam, mencampurkan

dan melarutkan umbi bit (Beta vulgaris L.) yang telah di hancurkan ke dalam

pelarut, yaitu Asam Sitrat 14%

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

31

7. Melakukan supernatan yaitu proses pengambilan pelarut bening setelah

melakukan maserasi

8. Melakukan evaporasi yaitu proses untuk memisahkan pelarut dan hasil ekstrak

dengan menggunakan rotary vacum evaporator. Hasil evaporasi ini didapatkan

pelarut dan ektrak pekat

9. Memasukan hasil evaporasi di dalam waterbath. Langkah ini bertujuan untuk

mengupkan atau menghilangkan sisa-sisa pelarut yang ada

10. Melakukan pengenceran menggunakan larutan DMSO terhadap hasil ekstrak

pekat umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan kosentrasi 0%, 15%, 30%, 45%, 60%,

75% dan 90%.

Rumus membuat berbagai konsentrasi:

Keterangan :

V1 = Volume larutan yang akan diencerkan (ml)

N1 = Konsentraasi ekstrak umbi bit yang tersedia (%)

V2 = Volume larutan yang diinginkan (ml)

N2 = Konsentrasi ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) yang akan dibuat (%)

Pengenceran ektrak umbi bit (Beta vulgaris L.) sebagai berikut:

a. Pengenceran kosentrasi 0%

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 % = 15 ml x 0 %

V1 = 0 ml

(0 ml ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.), 15 ml DMSO)

V1 M1= V2 M2.

Rumus ulangan:

1 ulangan = 5 ml

Karena dalam penelitian ini terdiri dari 3

kali ulangan, maka:

Ulangan = 3 x 5 ml

= 15 ml

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

32

b. Pengenceran kosentrasi 15%

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 % = 15 ml x 15 %

V1 = 2,2 ml

(2,2 ml ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.), 12,8 ml DMSO)

c. Pengenceran kosentrasi 30%

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 % = 15 ml x 30 %

V1 = 4,5 ml

(4,5 ml ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.), 10,5 ml DMSO)

d. Pengenceran kosentrasi 45%

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 % = 15 ml x 45 %

V1 = 6,75 ml (dibulatkan menjadi 6,8 ml)

(6,8 ml ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.), 8,2 ml DMSO)

e. Pengenceran kosentrasi 60%

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 % = 15 ml x 60 %

V1 = 9 ml

(9 ml ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.), 6 ml DMSO)

f. Pengenceran kosentrasi 75%

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 % = 15 ml x 75 %

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

33

V1 = 11,25 ml (dibulatkan menjadi 11,2 ml)

(11,2 ml ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.), 3,8 ml DMSO)

g. Pengenceran kosentrasi 90%

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 % = 15 ml x 30 %

V1 = 13,5 ml

(13,5 ml ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.), 1,5 ml DMSO)

Berdasarkan hasil dari beberapa kosentrasi pengenceran tersebut, diperoleh:

Jumlah ekstrak = 0 + 2,2 + 4,5 + 6,8 + 9 + 11,2 + 13,5 = 47,2 ml

Jumlah DMSO = 15 + 12,8 + 10,2 + 8,2 + 6 + 3,8 + 1,5 = 57,5 ml

3.8.2.2 Pembuatan Preparat Section Tumbuhan Krokot (Portulaca oleraceae L.)

Langkah-langkah dalam pembuatan preparat section tumbuhan krokot

(Portulaca oleraceae L.) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut (Wahyuni, 2017):

1. Memotong batang 0,5 cm dimasukkan pada botol flakon

2. Memfiksasi dengan FAA selama 24 jam

3. Membuang FAA

4. Mendehidrasi dengan alkohol 50%, 70%, 80%, 100%, 100% masing-masing

30 menit

5. Menetesi dengan alkohol:xylol 3:1, 1:1, 1:3, masing-masing 30 menit

6. Menetesi dengan xylol murni 1 dan xylol murni 2 selama 1 jam

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

34

7. Menetesi dengan xylol:parafin 1:9 selama 24 jam (diletakkan dalam oven

suhu 60˚C)

8. Mengganti dengan parafin murni selama 2 jam dalam oven

9. Membuat kotak cetakan parafin dengan aluminium foil

10. Mengeblock dan dibiarkan sampai mengeras

11. Mengiris parafin dan perekatan

12. Menetesi dengan xylol 1 selama 3 menit

13. Menetesi dengan xylol 2 selama 3 menit

14. Menetesi dengan campuran alkohol:xylol 1:3, 1:1, 3:1, masing-masing 3

menit

15. Mendehidrasi dengan alkohol 100%, 100%, 80%, 70%, 50%, 30%, masing-

maing 3 menit

16. Mencuci dengan aquades

17. Memberikan hasil ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) dan safranin pada

masing-masing sediaan section batang tumbuhan krokot (Portulaca

oleraceae L.) setelah menghasilkan irisan yang tipis.

18. Membiarkan selama 12 jam agar ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) dan

safranin tersebut dapat diserap masuk oleh batang tumbuhan krokot

(Portulaca oleraceae L.). Sehingga dapat menyerap warna dari ekstrak umbi

bit (Beta vulgaris L.) dan pewarna safranin. Penggunaan pewarna alami umbi

bit (Beta vulgaris L.) dengan beberapa konsentrasi, yaitu:

a. Perlakuan pewarnaan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan

mengguakan safranin

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

35

b. Perlakuan pewarnaan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan

kosentrasi 0 %

c. Perlakuan pewarnaan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan

kosentrasi 15 %

d. Perlakuan pewarnaan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan

kosentrasi 30 %

e. Perlakuan pewarnaan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan

kosentrasi 45 %

f. Perlakuan pewarnaan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan

kosentrasi 60 %

g. Perlakuan pewarnaan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan

kosentrasi 75 %

h. Perlakuan pewarnaan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan

kosentrasi 90 %

19. Menetesi dengan larutan pewarna pada gelas arloji 1 ditetesi dengan safranin,

gelas arloji 2 dengan ektrak umbi bit (Beta vulgaris L.) masing-masing selama

12 jam

20. Mencuci dengan aquades

21. Mendehidrasi dengan alkohol 30%, 50%, 70%, 80%, 100%, 100%, masing-

masing 3 menit

22. Menetesi dengan campuran alkohol:xylol, 3:1, 1:1, 1:3, masing-masing 3

menit

23. Menetesi dengan xylol 1 selama 3 menit

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

36

24. Menetesi xylol 2 sebelum kering ditambahkan enthelen langsung ditutup

dengan kaca penutup

25. Mengamati hasil preparat dengan menggunakan mikroskop dari perbesaran

kecil hingga besar

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

37

3.9 Kerangka Kerja Penelitian

Adapun kerangka kerja penelitian ini yaitu:

Gambar 3.2 Kerangka Kerja Penelitian

Pengambilan

Sampel

Pembuatan Ekstrak

Umbi Bit (Beta

vulgaris L.)

Pembuatan Preparat Section

Batang Tumbuhan Krokot

(Portulaca oleraceae L.)

Melakukan pewarnaan

dengan pewarna alami dari

ekstrak buah bit (Beta

vulgaris L.)

15% 30% 45% 60% 75% 90%

Dapat mewarnai

seluruh jaringan

Melakukan pengamatan dan

dokumentasi

Kejelasan Preparat Keawetan Preparat Kekontrasan Preparat

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

38

3.10 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

observasi secara langsung, dokumentasi dan angket.

1. Metode Observasi

Metode Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi

langsung dilakukan dengan cara melihat kejelasan preparat yang bertujuan

untuk membedakannya bagian-bagian jaringan epidermis, korteks, xylem dan

empelur pada batang tumbuhan krokot (Portulaca oleraceae L.). Kekontrasan

warna yang yang bertujuan untuk melihat warna yang terikat pada preparat

section batang tumbuhan krokot (Portulaca oleraceae L) dan Keawetan

preparat yang bertujuan untuk melihat awetnya bagian-bagian jaringan dan

warna yang terdapat pada preparat

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan untuk mendokumentasikan hasil yang diambil

pada saat preparat sudah memenuhi syarat yang telah ditentukan terdiri dari

kejelasan preparat, kekontrasan preparat dan keawetan preparat. Pengambilan

foto dalam metode dokumentasi menggunakan kamera. Kemudian foto dicetak

dan dialbumkan untuk di validasi melalui angket oleh tim validasi yang dipilih

berdasarkan keahlian dalam bidang mikroteknik.

3. Metode Angket

Metode angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa check list. Angket

ini diberikan kepada orang yang ahli dalam bidang preparat (mikroteknik) yaitu

instruktur laboratorium Biologi berjumlah 6 orang. Terdapat dua indikator

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

39

yang akan dinilai yaitu kekontrasan pada preparat dan kejelasan pada preparat.

Kekontrasan ditunjukan dengan hasil warna yang terikat pada preparat section

batang tumbuhan krokot (Portulaca oleraceae L) yang pewarnaan

menggunakan pewarna alami buah bit (Beta vulgaris) sedangkan kejelasan

preparat dilihat dari kejelasan bagian-bagian jaringan epidermis, korteks,

xylem dan empelur pada batang tumbuhan krokot (Portulaca oleraceae L.).

Tabel 3.3 Kualitas Preparat Section Batang Tumbuhan krokot (Portulaca oleraceae L.)

No

Perlakuan

Ekstrak Buah

bit (Beta

vulgaris L.)

Preparat

Ke-

Kejelasan Preparat Kekontrasan Preparat Keawetan Preparat

Sangat

Jelas Jelas

Sangat

Jelas Jelas

Tidak

Jelas

Tidak

Jelas

Sangat

Jelas Jelas

Tidak

Jelas

1 Kosentrasi 0%

1

2

3

2 Kosentrasi

15%

1

2

3

3 Kosentrasi

30%

1

2

3

4 Kosentrasi

45%

1

2

3

5 Kosentrasi

60%

1

2

3

6 Kosentrasi

75%

1

2

3

7 Kosentrasi

90%

1

2

3

Total Jumlah Preparat

Presentasi Jumlah

Sumber : (Wahyuni, 2015)

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

40

Tabel 3.4 Kualitas Preparat Section Batang Tumbuhan krokot (Portulaca oleraceae L.)

No Safranin Preparat

Ke-

Kejelasan Preparat Kekontrasan Preparat Keawetan Preparat

Sangat

Jelas Jelas

Sanga

t

Jelas

Jelas Tidak

Jelas

Tidak

Jelas

Sangat

Jelas Jelas

Tidak

Jelas

1 Safranin 1

2

3

Total Jumlah Preparat

Presentasi Jumlah

Sumber : (Wahyuni, 2015)

Tabel 3.5 Indikator Kejelasan Preparat, dan Kekontrasan Warna

Keterangan Indikator Deskriptif

Kejelasan preparat

Sangat Jelas Apabila bagian-bagian jaringan epidermis, floem,

xylem dan empelur pada batang tumbuhan krokot

(Portulaca oleraceae L.) dapat dibedakan dengan

sangat jelas

Jelas Apabila bagian-bagian jaringan epidermis, korteks,

floem, xylem dan empelur pada batang tumbuhan

krokot (Portulaca oleraceae L.) dapat dibedakan

dengan jelas

Tidak jelas Apabila bagian-bagian jaringan epidermis, korteks,

floem, xylem dan empelur pada batang tumbuhan

krokot (Portulaca oleraceae L.) tidak dapat dibedakan

dengan jelas

Kekontrasan

Warna

Sangat Jelas Apabila pewarna terikat sangat kuat pada jaringan

(mewarnai jaringan dengan sangat jelas)

Jelas Apabila pewarna terikat kuat pada jaringan (mewarnai

jaringan dengan jelas)

Tidak Jelas Apabila pewarna tidak terikat kuat pada jaringan

(tidak mewarna jaringan)

Keawetan preparat

Sangat Jelas Apabila bagian-bagian jaringan dan warna yang

terdapat pada preparat masih terlihat sangat jelas

Jelas Apabila bagian-bagian jaringan dan warna yang

terdapat pada preparat masih sangat jelas

Tidak Jelas Apabila bagian-bagian jaringan dan warna yang

terdapat pada preparat masih terlihat tidak jelas

Sumber : (Wahyuni, 2015)

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/56047/4/BAB III.pdf · memperhatikan tingkatan dalam populasi . ... 4 : Perlakuan eksperimen dengan

41

3.11 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik terkait

hasil rerata kualitas preparat batang tumbuhan krokot (Protulaca oleraceae L.)

yang telah diwarnai dengan ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) berbagai kosentrasi

(15%, 30%, 45%, 60%, 75%, dan 95%). Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji Kruskal Wallis merupakan uji yang digunakan untuk

menguji perbedaan kosentrasi ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) terhadap kualitas

warna pada preparat batang tumbuhan krokot (Protulaca oleraceae L.) yang

kemudian dilanjutkan uji Mann-Withney merupakan uji yang digunakan menguji

kosentrasi terbaik dari ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.) terhadap kualitas warna

pada preparat batang tumbuhan krokot (Protulaca oleraceae L.) untuk dan Uji

Friedman merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui kualitas pewarnaan

dalam indikator keawetan preparat dalam ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L.)

terhadap kualitas warna pada preparat batang tumbuhan krokot (Protulaca

oleraceae L.).