bab iii metode penelitian 3.1 metode penelitian yang digunakanrepository.unpas.ac.id/32829/4/bab...

14
85 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran dan memecahkan masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu dilakukan metode yang tepat dan relevan. Menurut Sugiyono (2014:2), “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba membandingkan dua metode yg berbeda. Menurut Sugiyono (2014:22), “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk mengetahui bagaimana kebijakan pengendalian persediaan khususnya dalam bahan baku kain woven untuk pembuatan produk blouse & dress di PT. Big Golden Bell. Sedangkan, metode penelitian komparatif menurut Sugiyono (2012:92) adalah “penelitian yg membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua sample yang berbeda atau pada waktu yang berbeda”. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode komparatif yang bertujuan untuk membandingkan metode pengendalian persediaan yang digunakan oleh PT. Big Golden Bell dengan metode pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ, re-order

Upload: lylien

Post on 03-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

85

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan

Penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran dan memecahkan

masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu

dilakukan metode yang tepat dan relevan. Menurut Sugiyono (2014:2), “Metode

penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu”. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode

penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam

penelitian ini peneliti mencoba membandingkan dua metode yg berbeda.

Menurut Sugiyono (2014:22), “Metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Metode penelitian

deskriptif digunakan untuk mengetahui bagaimana kebijakan pengendalian

persediaan khususnya dalam bahan baku kain woven untuk pembuatan produk

blouse & dress di PT. Big Golden Bell.

Sedangkan, metode penelitian komparatif menurut Sugiyono (2012:92)

adalah “penelitian yg membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada

dua sample yang berbeda atau pada waktu yang berbeda”. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan metode komparatif yang bertujuan untuk membandingkan

metode pengendalian persediaan yang digunakan oleh PT. Big Golden Bell

dengan metode pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ, re-order

86

point dan safety stock. Perbandingan tersebut nantinya digunakan oleh peneliti

untuk dapat menyimpulkan seberapa besar perbedaan biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk menyediakan persediaan dengan metode yang digunakan oleh

PT. Big Golden Bell dengan metode EOQ, re-order point dan safety stock.

3.2 Definisi Variable Penelitian

Variable merupakan suatu objek yang ditetapkan oleh peneliti yang nantinya

akan dipelajari dan diteliti sehingga menghasilkan data atau informasi. Menurut

Sugiyono (2014:58), “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada

penelitian ini peneliti melakukan penelitian mengenai kebijakan bahan baku

dengan metode EOQ untuk menentukan jumlah pemesanan ekonomis guna

meminimumkan biaya persediaan pada PT. Big Golden Bell. Adapun definisi dari

setiap variable dalam penelitian ini yaitu persediaan dan biaya persediaan. Dimana

definisi dari setiap variable adalah sebagai berikut :

1. Persediaan (inventory) adalah stock atau simpanan barang-barang yang

disimpan perusahaan dalam persediaan yang berhubungan dengan bisnis yang

dilakukan (Stevenson dan Chuong, 2014:180). Persediaan dapat berupa bahan

mentah, bahan setengah jadi, bahan pembantu, komponen dan barang jadi. Didalam

persediaan ini, selanjutnya menghitung jumlah pemesanan yang paling ekonomis

(EOQ), persediaan pengaman (safety stock), dan jumlah pemesanan kembali

(reorder point).

87

2. Biaya Persediaan adalah biaya-biaya yang timbul untuk keperluan persediaan,

Menurut Stevenson dan Choung (2014:87) biaya persediaan meliputi biaya

pemesanan (ordering cost), biaya penyimpanan (holding cost) dan biaya kekurangan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan

data primer maupun sekunder adalah menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Studi lapangan (Field Reseach)

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data primer dalam penelitian ini

yang dilakukan melalui teknik :

a. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian secara

cermat dengan melakukan tinjauan langsung ketempat produksi untuk

memperoleh data yang asli terkait dengan masalah pengendalian

persediaan yang berada di perusahaan.

b. Interview (Wawancara)

Teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab kepada pihak informan

yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian.

Adapun wawancara itu sendiri berisi tentang bagaimana proses produksi

yang dilakukan PT. Big Golden Bell, bagaimana pengendalian persediaan

yang digunakan di perusahaan tersebut dan seluruh aspek yang berkaitan

dengan proses produksi dan pengendalian persediaan.

88

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data berupa data sekunder yang

berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan, teknik pengumpulan

data sekunder tersebut melalui studi kepustakaan diantaranya dengan

mempelajari buku-buku pedoman, literatur-literatur, catatan-catatan kuliah,

dokumen-dokumen perusahaan dan data-data umum yang ada di perusahaan

seperti struktur organisasi serta data perusahaan yang berhubungan dengan

masalah yang sedang diteliti mengenai pengendalian persediaan guna

meminimumkan biaya persediaan. Studi kepustakaan digunakan sebagai

landasan untuk menganalisis masalah-masalah serta sebagai pedoman untuk

melakukan studi lapangan peenelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah selesai

melakukan pengumpulan data-data dengan berbagai teknik yang dilakukan

sebelumnya. Adapun langkah-langkah dalam mencari data-data perusahaan

tersebut dimulai dengan mencari tahu data jumlah pesanan yang dipesan oleh

konsumen pada subkontrak yang telah disepakati, setelah diketahui jumlah

pesanan yang diminta, kemudian langkah selanjutnya menentukan jumlah

kebutuhan permintaan tahunan, berapa kali perusahaan melakukan pembelian

bahan baku, berapa jumlah barang yang dipesan setiap kali pembelian bahan

baku, berapa lama leadtime yang dibutuhkan dari mulai barang dipesan hingga

barang datang ke perusahaan, berapa biaya pemesanan (ordering cost) yang

89

dikeluarkan perusahaan untuk setiap kali pesan bahan baku dari mulai biaya

telepon/email, biaya administrasi, ongkos kirim, biaya bongkar muat, biaya

penerimaan dan pemeriksaan, serta berapa biaya penyimpanan (carraying cost)

yang dibutuhkan perusahaan untuk setiap unit bahan baku per tahun adapun biaya

tersebut meliputi biaya listrik, biaya gaji pegawai gudang, biaya asuransi, biaya

kerusakan/kehilangan persediaan. Setelah semua data tersebut diperoleh maka

langkah yang dilakukan selanjutnya memasukkan kedalam rumus metode analisis

yang digunakan yaitu model pengendalian persediaan dengan metode Economic

Order Quantity (EOQ). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam

perhitungan analisis ini adalah sebagai berikut :

1. Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Langkah pertama untuk mengetahui bagaimana menentukan jumlah

pemesanan atau pembelian bahan baku yang optimal serta kapan pemesanan itu

dilakukan. Jumlah atau besarnya pesanan hendaknya dapat meminimumkan

biaya-biaya yang timbul seperti biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya

penyimpanan (carrying cost), dengan memasukkan data-data seperti permintaan

pertahun, biaya pemesanan setiap kali pesan dan biaya penyimpanan per unit per

tahun kedalam rumus perhitungan EOQ maka diperoleh jumlah pesanan dengan

kuantitas yang optimal. Dimana persamaan dalam model EOQ dapat dihitung

sebagai berikut menurut Heizer & Render (2015):

𝐸𝑂𝑄 𝑎𝑡𝑎𝑢 Q ∗= 2𝐷𝑆

𝐻

90

Dimana:

Q* : kuantitas optimal (quantity optimal)

D : permintaan per-tahun (demand)

S : biaya pemesanan (cost of ordering)

H : biaya penyimpanan (cost of holding)

Mencari EOQ yaitu dengan mengkalikan nilai permintaan per tahun (D) dan

biaya pemesanan (S) setelah itu dikalikan 2. Kemudian membagi dengan nilai

biaya penyimpanan (H). Dari hasil perolehan pembagian tersebut dilakukan

pengakaran sehingga diperoleh nilai dari EOQ.

Langkah selanjutnya setelah mencari EOQ dan didapat nilai kuantitas

pesanan yang optimal, dilakukan perhitungan nilai total biaya (total cost) dari

biaya pemesanan (cost of ordering) dan biaya penyimpanan (cost of holding) per

satuan bahan baku. Dari perhitungan TC maka dapat diketahui berapa biaya total

yang harus dikeluarkan untuk persediaan bahan baku dengan rumus sebagai

berikut (Heizer dan Render, 2015):

Dimana:

Q : Jumlah unit per pesanan

D : Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan

S : Biaya pemesanan untuk setiap pesanan

H : Biaya penyimpanan persediaan per unit per tahun

𝑇𝐼𝐶/𝑇𝐶 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛

𝑇𝐼𝐶/𝑇𝐶 = 𝐷

𝑄𝑆 +

𝑄

2𝐻

91

Menghitung rumus TC sebelumnya dicari berapa nilai biaya pemesanan dari

jumlah permintaan tahunan (D) dibagi dengan jumlah unit per pesanan (Q) setelah

itu dikalikan dengan biaya pemesanan untuk setiap kali pesan (S). Kemudian

mencari nilai dari biaya penyimpanan yaitu dengan membagi 2 jumlah unit per

pesanan (Q) lalu kalikan dengan biaya penyimpanan (H). Apabila biaya

penyimpanan diketahui berapa persen dari nilai persediaan maka cara

perhitungannya yaitu dengan mengkalikan biaya penyimpanan dalam % (h)

dengan harga barang per unit (c) sehingga diperoleh nilai biaya penyimpanan.

Setelah itu perhitungan selanjutnya yaitu dengan menjumlahkan nilai yang

diperoleh dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan tersebut agar nilai TC

(total cost) diketahui.

2. Analisis Frekuensi Pemesanan

Langkah kedua menganalisis frekuensi pemesanan (N) untuk mengetahui

berapa frekuensi pemesanan selama satu tahun. Dari hasil perhitungan nilai EOQ

sebelumnya dapat diperoleh acuan sebagai dasar perhitungan dalam menentukan

berapa kali frekuensi pemesanan untuk satu periode. Untuk menghitung berapa

kali frekuensi pemesanan dilakukan yaitu membagi jumlah permintaan per tahun

(D) dengan kuantitas pesanan yang sebelumnya diperoleh dari hasil perhitungan

EOQ (Q*). Rumus persamaan yang dapat kita hitung adalah sebagai berikut

(Heizer & Render, 2015) :

𝑁 = 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 (𝐷)

𝐾𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝑄 ∗)

92

Kemudian setelah dilakukan perhitungan frekuensi pemesanan maka

langkah selanjutnya yaitu menghitung waktu antara pesanan (T). Perhitungan

waktu antar pesanan dilakukan dengan membagi jumlah hari kerja per tahun

dengan frekuensi pemesanan (N) yang sebelumnya telah dihitung. Persamaan dari

Waktu antara pesanan (T) adalah sebagai berikut (Heizer & Render, 2015):

3. Analisis Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Langkah ketiga menganalisis nilai safety stock. Dari hasil wawancara yang

telah dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa ternyata perusahaan yang sedang

diteliti tidak melakukan safety stock didalam pengendalian persediaannya.

Adapun kebijakan yang dilakukan perusahaan dengan melebihkan jumlah

pembelian persediaan tersebut tetap disesuaikan dengan subkontrak dengan

konsumen. Safety stock berguna untuk menjaga kemungkinan keterlambatan

datangnya bahan baku yang dibeli serta mengantisipasi ketidakpastian pemesanan

konsumen agar perusahaan tidak mengalami gangguan kelancaran proses produksi

yang disebabkan oleh habisnya persediaan, maka dari itu peneliti tertarik untuk

mengusulkan kepada perusahaan melakukan safety stock. Cara menghitung nilai

Safety stock yaitu pertama, dilihat dari data historis aktual demand atau

permintaan dari tingkat kebutuhan. Data actual demand tersebut kemudian dicari

standar deviasinya setelah diperoleh standar deviasinya (𝛼) dikalikan dengan

𝑇 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝑁)

93

safety factor (Z) sehingga diperoleh berapa nilai safety stock. Selain dengan

menggunakan rumus, cara lain menghitung nilai safety stock yaitu dengan

menggunakan perhitungan excel 2007 yang akan peneliti lakukan. Langkah yang

dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Adapun pencarian nilai Z diperoleh dari tabel service factor. Kemudian langkah

selanjutnya dengan mencari nilai standar deviasi dari 𝛼 yaitu dengan rumus

sebagai berikut:

Dimana:

SS : Persediaan pengaman (safety stock)

Z : Standar normal deviasi (standar level)

𝛼 : Standar deviasi permintaan dari tingkat kebutuhan

X : Tingkat Persediaan

�̅� : Rata – rata permintaan bahan baku

n : Periode pemakaian bahan baku

4. Analisis Pemesanan Kembali atau Re-order Point (ROP)

Re-order Point (ROP) dilakukan setelah melakukan perhitungan safety stock

maka perusahaan dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian

bahan baku kembali. Untuk dapat melakukan perhitungan ROP sebelumnya perlu

mengetahui lamanya waktu tunggu (leadtime). Leadtime merupakan perbedaan

𝑆𝑆 = 𝑍 × 𝛼

𝛼 = (𝑋 − 𝑋)²̅̅ ̅̅̅

𝑛

94

waktu antara barang saat dipesan sampai barang itu datang. Cara menghitung Re-

order Point (ROP) yaitu dengan mengkalikan tingkat kebutuhan per unit waktu

dengan lead time, setelah diketahui nilai dari perkalian tersebut kemudian

menjumlahkan dengan nilai safety stock yang telah diketahui sebelumnya. Adapun

rumus yang digunakan adalah:

Dimana:

ROP : titik pemesanan ulang (reorder point)

d : tingkat kebutuhan per-unit waktu

L : waktu tenggang (lead time)

SS : persediaan pengaman (safety stock)

Pada langkah analisis ini, setelah dilakukan perhitungan nilai EOQ, TC,

frekuensi pemesanan, waktu antar pesanan, safety stock dan reorder point maka

langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis kebijakan yang

digunakan oleh perusahaan apakah kebijakan yang mengutamakan stabilitas

tingkat produksi atau kebijakan yang mengutamakan stabilitas tingkat persediaan

barang ataukah kebijakan kombinasi dari kedua kebijakan tersebut. Kemudian

langkah selanjutnya melakukan perbandingan nilai dari biaya persediaan antara

perhitungan metode yang dilakukan oleh PT. Big Golden Bell dengan metode

Economic Order Quantity (EOQ) guna meminimumkan biaya persediaan bahan

baku kain woven. Seberapa besar perbandingan yang diperoleh dari kedua metode

yang dilakukan serta metode mana yang lebih dapat meminimumkan biaya

𝑅𝑂𝑃 = (𝑑 × 𝐿) + 𝑆𝑆

95

persediaan bahan baku, apakah dengan metode Economic Order Quantity (EOQ)

ataukah metode yang selama ini digunakan oleh perusahaan.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian skripsi ini adalah PT. Big Golden Bell

Garment Manufacture, adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai

tanggal 18 April 2017 hingga 15 Agustus 2017.

3.6 Flow Process Chart

Bagan alur proses memberikan petunjuk-petunjuk yang lengkap tentang

cara pelaksanaan suatu proses sebagaimana ynag dikemukakan oleh William J

Stevenson dan Choung (2015:369), “bahwa bagan alur proses (Flow Process

Chart) yaitu bagan yang digunakan untuk memeriksa keseluruhan rangkaian

sebuah operasi dengan memfokuskan pada perpindahan operator atau alur bahan

material. Bagan-bagan ini membantu dalam mengidentifikasi bagian yang tidak

produktif dari proses (misalnya penundaan, penyimpanan sementara, jarak yang

ditempuh)”. Metode Flow Process Chart merinci proses ke dalam unsur-unsur

dan simbol-simbol, seperti:

Operasi (Suatu tugas atau kegiatan kerja)

Transportasi (Pemindahan bahan dari satu tempat ke tempat laim)

Inspeksi (Pemeriksaan kuntitas atau kualitas produk)

Penundaan atau Delay (Penundaan dalam urutan-urutan operasi)

Penyimpanan atau Storage (Persediaan atau oenyimpanan bahan-

bahan menunggu operasi selanjutnya)

96

Dengan menggunakan simbol-simbol tersebut dapat disusun kegiatan yang

mencakup bagian-bagian proses, perpindahan barang, waktu inspeksi dan

pengoperasian, serta kegiatan-kegiatan penundaan dan penyimpanan. Dalam Flow

Process Chart terdapat informasi-informasi yang diperlukan untuk bahan analisis

perbaikan sistem kerja. Informasi yang dapat diperoleh adalah: Waktu yang

dibutuhkan dalam satu proses (jam) dan jarak perpindahan dalam suatu proses

(meter).

97

Tabel 3.1

Flow Process Chart Pembuatan Produk Blouse No Uraian Kegiatan Lambang Jarak

(meter)

TK

(orang)

Waktu

(menit)

Mesin/ Alat

1 Dilakukan inspeksi bahan baku kain dan

aksesoris pelengkap di warehouse

2 1.320 Fabric Inspection Table

2 Membawa kain dan aksesoris pelengkap yang

telah diinspeksi ke Laboratorium

15 m 3 5 Stroller

3 Kain dan aksesoris pelengkap dilakukan

pengecekan Laboratorium (hanya sampling)

2 30 Crock Master

PH tester Shaker machine

Button pulling tester

4 Pemindahan bahan baku kain dan aksesoris pelengkap ke Relaxing Fabric Area

3 m 3 1 Stroller

5 Penyimpanan bahan baku kain dan aksesoris

pelengkap ke rak kain di Relaxing Fabric

Area

3 1440

6 Membawa bahan yang sudah di relaxing ke

tempat cutting pemotongan / pola

10 m 3 3 Stroller

7 Pemotongan kain /Pola 45 15 Alat potong bahan

8 Dilakukan inspeksi cutting panel 3 3

9 Membawa hasil pola cutting ke Numbering&press area

5 m 2 1 Numering machine

10 Melakukan penomoran dan pengepresan hasil cutting

4 6

11 Membawa hasil pola yang telah di dilakukan

penomoran ke tempat jahit sewing

5 m 3 2 Stroller

12 Penjahitan (sewing) 505 30 Mesin jahit

13 Dilakukan inspeksi (in-line) hasil penjahitan (sewing)

10 3

14 Membawa blouse hasil inspeksi ke

pemasangan label hantag

1 m 3 4 Stroller

15 Melakukan pemasangan label hantag 10 10

16 Membawa hasil penjahitan untuk di inspeksi

QC (end-line)

2 m 15 3 Stroller

17 Dilakukan Inspeksi QC (end-line) 10 5

18 Membawa blouse hasil inspeksi QC ke washing area dan Ironing area

12 m 5 3

19 Dilakukan washing dan Ironing pada blouse 20 4 Whirlpool-washing-machine

Steam press

20 Membawa blouse hasil washing dan Ironing

ke inspeksi Final QC

4 m 3 1 Stroller

21 Dilakukan Final QC pada blouse 15 3

22

Membawa hasil Final QC ke pacing area

10 m 3 3 Stroller

23 Dilakukan packing 18 5

24 Dilakukan QA pre-final 7 3

25 Pemindahan ketempat Penyimpanan (storage) 4 m 3 3 Stroller

26 Disimpan di (storage) 5 5

Jumlah 6 11 7 1 1 71 m 705 2911

98