bab iii metode penelitian 3.1. jenis dan lokasi penelitian...

14
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran Students Team Achievemen Division (STAD). Menurut Sugiyono (2010: 107) penelitian ekperimental (experimental research) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen sebagai bagian dari model kuantitatif yang mempunyai ciri khas dengan adanya kelompok kontrol. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat berapa besar hubungan tersebut dengan cara memberikan perlakuan- perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu: 1) Memberikan soal pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum treatment atau perlakuan dilakukan. 2) Memberikan perlakuan eksperimen kepada para subyek yaitu berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Salatiga 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. 3) Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi Experimental (Eksperimen Semu) yaitu desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen Sugiyono (2010: 114).

Upload: phungnguyet

Post on 10-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk

mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja

menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan

dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. Dalam penelitian ini

perlakuan yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran Students Team

Achievemen Division (STAD). Menurut Sugiyono (2010: 107) penelitian

ekperimental (experimental research) merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen sebagai bagian dari model

kuantitatif yang mempunyai ciri khas dengan adanya kelompok kontrol. Tujuan

dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan

sebab akibat berapa besar hubungan tersebut dengan cara memberikan perlakuan-

perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol

untuk perbandingan. Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:

1) Memberikan soal pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum treatment

atau perlakuan dilakukan.

2) Memberikan perlakuan eksperimen kepada para subyek yaitu berupa model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas V SD

Negeri Salatiga 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

3) Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan.

Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi Experimental

(Eksperimen Semu) yaitu desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol,

tetapi tidak dapat berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen Sugiyono (2010: 114).

24

Berdasarkan pengertian di atas, penelitian eksperimen merupakan

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan cara

memberikan perlakuan terhadap obyek penelitian dan ada kontrol terhadap

variabel tertentu. Penelitian eksperimen dilakukan dengan menciptakan fenomena

pada kondisi terkendali, untuk menemukan hubungan sebab akibat dan pengaruh

faktor-faktor pada kondisi tertentu.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penlitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas V SD Negeri Salatiga 06 semester II

tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berlokasi di Jalan Kartini No. 26 Salatiga.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai April

bertempat di SD Negeri Salatiga 06, pada kelas VA dan VB semester II tahun

pelajaran 2011/2012 dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahapan-tahapannya

meliputi:

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan mencakup pemilihan judul, pembuatan proposal skripsi,

pembuatan instrument, permohonan izin kepada pihak sekolah serta observasi

di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang

meliputi uji coba instrument dan pengambilan data sebagai hasil dari

penelitian yang telah dilakukan.

c. Tahap Penyusunan

Tahap penyusunan merupakan tahapan penulis untuk pengelolaan data adapun

konsultasi dengan dosen pembimbing yang diikuti penyusunan laporan serta

persiapan ujian skripsi.

25

3.3. Variabel Penelitian

Menurut (Sugiyono,2011: 2) variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

simpulan. Dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik simpulannya.

3.3.1. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen sering disebut dengan variabel bebas. Variabel

independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,2011: 4).

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3.3.2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel

dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel independen (Sugiyono,2011: 4). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen adalah hasil belajar IPA.

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1. Populasi

Populasi penelitian adalah subjek penelitian menurut Saharsini Arikunto

(1998). Populasi penelitian menurut Sugiono (2011: 61) adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah sesuai data tahun

2011, banyak siswa kelas V dalam SDN Salatiga 06.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas VA yang berjumlah 20

siswa dan kelas VB yang berjumlah 22, SD Negeri Salatiga 06 yang dipilih secara

random dimana kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen

dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol

26

Tabel. 3.1.

Data Siswa

No. Kelas Jumlah siswa kelas V Keterangan 1. Kelas V A 20 Putra : 13

Putri : 7 2. Kelas V B 22 Putra : 10

Putri : 12

3.4.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2006:

130). Sedangkan menurut Sugiono (2011: 62) bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini sampelnya adalah siswa kelas VA

dan kelas VB dimana kedua kelas ini akan diuji dengan menggunakan pre-test

untuk mendapatkan data yang bisa menjadikan kedua kelas ini sebagai kelas

eksperimen dan kelas control. Kelas kontrol yang tidak akan diberikan suatu

treatment atau perlakuan apapun. Model pembelajarannya menggunakan

pembelajaran konvensional. Kelas eksperimen yang akan diberikan treatment atau

perlakuan yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3.5. Desain penelitian dan Prosedur Penelitian

3.5.1. Desain Penelitian

Bentuk desain eksperimen yang digunakan adalah Quasi exsperimental

design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design, dimana kedua

kelompok diberi Pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai

kelompok eksperimen idak berbeda jauh secara signifikan.

27

Tabel 3.2.

Desain Eksperimen

Nonequivalent Control Group Design

Keterangan :

O1 = Pretest untuk kelompok eksperimen untuk mengetahui keadaan awal

adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

O3 = Pretest untuk kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal adakah

perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

O2 = Postest untuk kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Students Team Achievement

Division.

O4 = Postest untuk kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran

konvensional.

X = Perlakuan untuk kelompok eksperimen yaitu pada SD Negeri Salatiga

06, dengan menggunakan model pembelajaran Students Team Achiement

Divisions.

3.5.2. Prosedur Penilaian

Berdasarkan desain penelitian di atas, maka dapat disusun prosedur

pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

O1 X O2

O3 O4

Siswa Kelas

Kontrol

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Siswa Kelas

Eksperimen

Post-test

Pre-test

Pembelajaran Konvensional Pre-test

Dibandingkan

Post-test

28

Berdasarkan prosedur penelitian peneliti akan membandingkan hasil

belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelas

eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan pada kelompok

kontrol pembelajaran seperti biasa yaitu dengan pembelajaran konvensional.

Untuk mengukur perbedaan varian pada kedua kelompok diadakan pre-test yang

diambil dari kelas uji coba. Hasil dari pre-test kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan varian kedua

kelompok. Apabila kedua kelompok adalah homogeny atau tidak ada perbedaan

varian yang signifikan maka dapat dilakukan pembelajaran yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok

kontrol.

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dilakukan

post-test. Pos-test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol pada kelas V, post-test digunakan juga untuk mengetahui

normalitas dan homogenitasnya. Dimana peneliti akan membandingkan hasil

belajar IPA pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran

Student Team Achievement Division (STAD) den pembelajaran konvensional pada

kelompok kontrol, kemudian dapat diketahui keefektifan model pembelajaran

yang diteliti.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah observasi/

pengamatan yang dilakukan pada saat pembelajaran. Selain itu, pengumpulan data

dapat diperoleh dari hasil tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran dilakukan.

Lanngkah yang digunakan peneliti untuk melakukan observasi dan tes selama

pembelajaran sekaligus pemberian tindakan sebagai berikut:

29

a. Menyusun kisi-kisi yang akan di ujikan.

Tabel 3.3.

Kisi Kisi Instrument Test Hasil Belajar

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Item Soal

Menerapkan

sifat-sifat

cahaya

melalui

kegiatan

membuat

suatu

karya/model.

Mendeskripsikan

sifat-sifat

cahaya.

1.Menunjukkan

sifat cahaya yang

mengenai berbagai

benda (bening,

berwarna

dan gelap).

2.Mendeskripsikan

sifatsifat

cahaya yang

mengenai cermin

datar dan cermin

lengkung (cembung

atau cekung ).

3.Menunjukkan

contoh peristiwa

pembiasan cahaya

dalam kehidupan

sehari-hari melalui

percobaan.

1, 3, 5,

6, 11, 13,

24, 19,

dan 30.

4, 7, 8, 9,

10, 12,

14, 15,

17, 20,

21, 22,

23, 25,

dan 26.

2, 16, 18,

19, 27,

dan 28

b. Item tes disusun berdasarkan pada kisi-kisi tes yang telah dibuat.

c. Pengolahan instrumen soal tes.

30

3.6.1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2010: 173) bahwa instrument yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Sugiyono (2010: 455) bahwa N= 30 (N= jumlah siswa dalam kelompok uji

validitas) batas koefisiennya > 0,355. Validitas tes dapat dihitung menggunakan

bantuan Software SPSS 16 dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis

atau dapat menggunakan Analyze – Correlate – Bevariate kemudian untuk

melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil

penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,355 maka item soal tersebut

tidak valid dan tidak boleh digunakan.

Instrumen pretest dan postest yang akan diberikan pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Dilakukan uji coba

instrumen pretest pada siswa kelas VA SD Negeri Sidorejolor 1 dengan

responden kelas V dengan jumlah 31 siswa. Maka db dalam penelitian ini adalah

n – 2 yaitu 31 siswa – 2 =.29 dengan taraf kesukaran 5%. Bila dilihat dari nilai

tabel r maka batas koefisiennya 0,355. Setelah selesai uji coba instrumen pretest

dan didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan

uji validitas. Dari 40 item soal (pilihan ganda) pretest setelah dilakukan

penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 16, diperoleh hasil akhir uji

validitas seperti yang ada pada tabel berikut:

31

Tabel 3.4.

Hasil Validitas Instrumen Pretest

Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13,14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 32,

33, 34, 35, 36, 37,

38,39, dan 40

1, 2 ,4, 6, 7, 8, 9,

12, 13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21,

22, 24, 25, 26, 27,

29, 32, 34, 35, 36,

37, 38, 39, dan 40

3, 5 , 10, 11, 23,

28, 30, dan 31

3.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu

menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf

ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu

koefisien yang disebut koefisien reliabilitas ( rtt ). Metode pengambilan keputusan

pada uji reliabilitas menurut Sekaran (dalam Duwi Priyatno, 2010: 32), reliabilitas

kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8

adalah baik. Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,6.

Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS

16 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis.

Menguji reliabilitas instrumen seperti halnya menguji validitas. Penulis

menggunakan hasil nilai yang telah diperoleh dari hasil pekerjaan siswa pada

kelas uji coba yaitu pada SD N Sidorejolor 1 Salatiga. Uji reliabilitas instrument

dapat diperoleh hasil akhir adalah sebagai berikut:

Setelah uji reliabilitas pada instrument pretest, maka pretest dapat

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.

32

3.6.3. Uji Taraf Kesukaran Soal

Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat

kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Secara tentatif dapat

dikatakan bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak

terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan dites.

Tingkat kesukaran suatu butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa

yang menjawab dengan betul butir soal yang bersangkutan, maka dikatakan makin

mudahlah butir soal tersebut dan sebaliknya. Rumus yang digunakan adalah:

����������������� � �������������� �������������

������������

Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang

besarnya berkisar 0,00 – 1, 00. Untuk menetukan tingkat kesukaran butir soal

dapat dilihat tabel berikut :

Tabel 3.5.

Kriteria Indeks Kesukaran Soal

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal

0 – 0,30 Soal kategori sukar

0,31 – 0,70 Soal kategori sedang

0,71 – 1,00 Soal kategori mudah

3.7. Teknik Pengumpulan Data

3.7.1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber

pada barang-barang tertulis (Arikunto, 2002: 28). Metode dokumentasi digunakan

untuk memperoleh data tentang populasi penelitian dan informasi mengenai

prestasi belajar siswa. Dalam hal ini prestasi belajar diambil dari nilai hasil belajar

IPA kelas V semester I.

33

3.7.2. Metode Observasi

Menurut Sudjana (2011: 84-85) observasi sebagai alat penilaian banyak

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu

kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

situasi buatan. Observasi dapat digunakan untuk mengukur atau menilai hasil dan

proses belajar. Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan

sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti.

Dalam hal ini, observasi yang digunakan adalah lembar observasi untuk

mengetahui bagaimana sikap periaku siswa, kegiatan yang dilakukan, tingkat

partisispasi dalan suatu kegiatan, proses kegiatan dan hasil kegiatan yang

diperoleh setelah pembelajaran. Observasi dilakukan oleh guru melihat langsung

proses pembelajaran dikelas dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan pembelajaran konvensional

yang dipraktikan langsung oleh peneliti pada kelas V.

3.7.3. Metode Tes

Menurut Sudjana (2009: 100) tes adalah alat ukur yang diberikan kepada

individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara

tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan. Metode tes digunakan untuk

mengumpulkan data yang digunakan untuk mengevaluasi yaitu membedakan

antara kondisi awal dengan kondisi sesudahnya. Dalam hal ini, metode tes

digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil belajar IPA pada pokok

bahasan cahaya dan sifat-sifatnya kelas V semester genap SD Negeri Salatiga 06

siswa yang diajarkan dengan metode Students Team Achievement Division

(STAD).

3.8. Teknik Analisis Data

3.8.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang

berasal dari kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

bertujuan untuk menentukan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi

normal dan berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis

data Parametrik, jika data berdistribusi tidak normal maka dapat digunakan teknik

34

analisis data Non Parametrik.

Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov Z. Uji

normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS (Statistical product and

service solutions) yaitu Analyse–Discriptive Statistics–Explore-Masukkan

Variabel Pada Dependent List–Plots–Normality Plots With Tests–Continue–

Ok atau menggunakan Analyze–non parametric test–One Sampel KS–

masukkan variabel pada jendela variabel– klik normal pada tes distribution.

Metode pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Duwi Priyatno

(2010: 40) yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data yang diuji adalah

berdistribusi nomal. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data yang di uji

tidak beristribusi normal.

3.8.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua

kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau

berbeda. Jika kedua kelompok siswa mempunyai varian yang sama maka dapat

dilakukan pemberian tindakan pada siswa kelompok Eksperimen yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD).

Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS (statistical

product and service solution) yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Analyze–Comperemean– Oneway Anova. Metode pengambilan keputusan pada

Uji Homogenitas menurut Duwi Priyatno (2010: 114) yaitu jika signifikansi >

0,05 maka data yang diuji adalah Homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka data

yang di uji adalah tidak homogen.

3.8.3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai tes/kuis

dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis dilakukan setelah

data dari nilai tes/kuis terkumpul pada masing-masing kelompok dan setelah

dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) antara kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen secara signifikan setelah dilakukan tindakan berupa

35

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) pada kelompok eksperimen, adapun hipotesis yang akan diuji.

Dengan hipotesis statistika adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis Nol

Ho : X1=X2 yaitu rata – rata hasil belajar matematika kelas eksperimen siswa

kelas VA SD Negeri Salatiga 06 sama dengan rata – rata hasil belajar IPA

kelas kontrol siswa kelas VB SD Negeri Salatiga 06. Artinya model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

tidak efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas

V Sekolah Dasar.

b. Hipotesis Alternatif

Ha : X1> X2 yaitu rata – rata hasil belajar matematika kelas eksperimen siswa

kelas VA SD Negeri Salatiga 06 lebih tinggi dibandingkan rata – rata hasil

belajar IPA kelas kontrol siswa kelas VB SD Negeri Salatiga 06. Artinya

model pembelajaran kooperatif tipe Student team Achievement Division

(STAD) efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar IPA pada siswa

kelas IV Sekolah Dasar.

Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka

pengujian menggunakan uji statistik parametrik yaitu menggunakan uji t-test

independent. Perlu dilakukan uji t-test dalam statistik parametrik digunakan untuk

menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan data yang digunakan adalah

interval atau rasio. Pengujian hipotesis dapat menggunakan bantuan SPSS for

windows version 16 yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : Analyze–

Compare Means– Independent Sample T-Test, selanjutnya akan terbuka kotak

dialog Independent Sample T-Test pilih pada Define Groups kemudian isikan

angka- Continue- OK. Menurut Duwi Priyatno (2010:99) cara menganalisa hasil

output pada Independent Samples Test adalah sebagai berikut:

1) Pengujian dilakukan sebelum analisis Independent Samples Test yaitu uji

asumsi varian (uji Levene’s) yaitu untuk mengetahui apakah varian sama atau

berbeda, jika varian sama maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed

(diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal

36

Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Jika signifikansi > 0,05,

maka memiliki varian yang sama. Jika signifikansi < 0,05 maka memiliki

varians yang berbeda.

2) Melihat tabel Independent Samples Test pada t-test for Equality of Means pada

sig (2-tailed), jika signifikansi > 0,05, maka tidak ada perbedaan. Jika

signifikansi < 0,05 maka terdapat perbedaan.