bab iii metode penelitian 3.1. jenis dan lokasi penelitian...
TRANSCRIPT
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan
dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. Dalam penelitian ini
perlakuan yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran Students Team
Achievemen Division (STAD). Menurut Sugiyono (2010: 107) penelitian
ekperimental (experimental research) merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen sebagai bagian dari model
kuantitatif yang mempunyai ciri khas dengan adanya kelompok kontrol. Tujuan
dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan
sebab akibat berapa besar hubungan tersebut dengan cara memberikan perlakuan-
perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol
untuk perbandingan. Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:
1) Memberikan soal pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum treatment
atau perlakuan dilakukan.
2) Memberikan perlakuan eksperimen kepada para subyek yaitu berupa model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas V SD
Negeri Salatiga 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
3) Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan.
Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi Experimental
(Eksperimen Semu) yaitu desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen Sugiyono (2010: 114).
24
Berdasarkan pengertian di atas, penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan cara
memberikan perlakuan terhadap obyek penelitian dan ada kontrol terhadap
variabel tertentu. Penelitian eksperimen dilakukan dengan menciptakan fenomena
pada kondisi terkendali, untuk menemukan hubungan sebab akibat dan pengaruh
faktor-faktor pada kondisi tertentu.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penlitian
Penelitian ini dilakukan pada kelas V SD Negeri Salatiga 06 semester II
tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berlokasi di Jalan Kartini No. 26 Salatiga.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai April
bertempat di SD Negeri Salatiga 06, pada kelas VA dan VB semester II tahun
pelajaran 2011/2012 dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahapan-tahapannya
meliputi:
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan mencakup pemilihan judul, pembuatan proposal skripsi,
pembuatan instrument, permohonan izin kepada pihak sekolah serta observasi
di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang
meliputi uji coba instrument dan pengambilan data sebagai hasil dari
penelitian yang telah dilakukan.
c. Tahap Penyusunan
Tahap penyusunan merupakan tahapan penulis untuk pengelolaan data adapun
konsultasi dengan dosen pembimbing yang diikuti penyusunan laporan serta
persiapan ujian skripsi.
25
3.3. Variabel Penelitian
Menurut (Sugiyono,2011: 2) variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
simpulan. Dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik simpulannya.
3.3.1. Variabel Independen (bebas)
Variabel independen sering disebut dengan variabel bebas. Variabel
independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,2011: 4).
Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3.3.2. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel independen (Sugiyono,2011: 4). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel dependen adalah hasil belajar IPA.
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1. Populasi
Populasi penelitian adalah subjek penelitian menurut Saharsini Arikunto
(1998). Populasi penelitian menurut Sugiono (2011: 61) adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah sesuai data tahun
2011, banyak siswa kelas V dalam SDN Salatiga 06.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas VA yang berjumlah 20
siswa dan kelas VB yang berjumlah 22, SD Negeri Salatiga 06 yang dipilih secara
random dimana kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen
dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol
26
Tabel. 3.1.
Data Siswa
No. Kelas Jumlah siswa kelas V Keterangan 1. Kelas V A 20 Putra : 13
Putri : 7 2. Kelas V B 22 Putra : 10
Putri : 12
3.4.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2006:
130). Sedangkan menurut Sugiono (2011: 62) bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini sampelnya adalah siswa kelas VA
dan kelas VB dimana kedua kelas ini akan diuji dengan menggunakan pre-test
untuk mendapatkan data yang bisa menjadikan kedua kelas ini sebagai kelas
eksperimen dan kelas control. Kelas kontrol yang tidak akan diberikan suatu
treatment atau perlakuan apapun. Model pembelajarannya menggunakan
pembelajaran konvensional. Kelas eksperimen yang akan diberikan treatment atau
perlakuan yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3.5. Desain penelitian dan Prosedur Penelitian
3.5.1. Desain Penelitian
Bentuk desain eksperimen yang digunakan adalah Quasi exsperimental
design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design, dimana kedua
kelompok diberi Pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen idak berbeda jauh secara signifikan.
27
Tabel 3.2.
Desain Eksperimen
Nonequivalent Control Group Design
Keterangan :
O1 = Pretest untuk kelompok eksperimen untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
O3 = Pretest untuk kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal adakah
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
O2 = Postest untuk kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Students Team Achievement
Division.
O4 = Postest untuk kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran
konvensional.
X = Perlakuan untuk kelompok eksperimen yaitu pada SD Negeri Salatiga
06, dengan menggunakan model pembelajaran Students Team Achiement
Divisions.
3.5.2. Prosedur Penilaian
Berdasarkan desain penelitian di atas, maka dapat disusun prosedur
pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
O1 X O2
O3 O4
Siswa Kelas
Kontrol
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Siswa Kelas
Eksperimen
Post-test
Pre-test
Pembelajaran Konvensional Pre-test
Dibandingkan
Post-test
28
Berdasarkan prosedur penelitian peneliti akan membandingkan hasil
belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelas
eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan pada kelompok
kontrol pembelajaran seperti biasa yaitu dengan pembelajaran konvensional.
Untuk mengukur perbedaan varian pada kedua kelompok diadakan pre-test yang
diambil dari kelas uji coba. Hasil dari pre-test kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan varian kedua
kelompok. Apabila kedua kelompok adalah homogeny atau tidak ada perbedaan
varian yang signifikan maka dapat dilakukan pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok
kontrol.
Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dilakukan
post-test. Pos-test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol pada kelas V, post-test digunakan juga untuk mengetahui
normalitas dan homogenitasnya. Dimana peneliti akan membandingkan hasil
belajar IPA pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) den pembelajaran konvensional pada
kelompok kontrol, kemudian dapat diketahui keefektifan model pembelajaran
yang diteliti.
3.6. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah observasi/
pengamatan yang dilakukan pada saat pembelajaran. Selain itu, pengumpulan data
dapat diperoleh dari hasil tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran dilakukan.
Lanngkah yang digunakan peneliti untuk melakukan observasi dan tes selama
pembelajaran sekaligus pemberian tindakan sebagai berikut:
29
a. Menyusun kisi-kisi yang akan di ujikan.
Tabel 3.3.
Kisi Kisi Instrument Test Hasil Belajar
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Item Soal
Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model.
Mendeskripsikan
sifat-sifat
cahaya.
1.Menunjukkan
sifat cahaya yang
mengenai berbagai
benda (bening,
berwarna
dan gelap).
2.Mendeskripsikan
sifatsifat
cahaya yang
mengenai cermin
datar dan cermin
lengkung (cembung
atau cekung ).
3.Menunjukkan
contoh peristiwa
pembiasan cahaya
dalam kehidupan
sehari-hari melalui
percobaan.
1, 3, 5,
6, 11, 13,
24, 19,
dan 30.
4, 7, 8, 9,
10, 12,
14, 15,
17, 20,
21, 22,
23, 25,
dan 26.
2, 16, 18,
19, 27,
dan 28
b. Item tes disusun berdasarkan pada kisi-kisi tes yang telah dibuat.
c. Pengolahan instrumen soal tes.
30
3.6.1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2010: 173) bahwa instrument yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Sugiyono (2010: 455) bahwa N= 30 (N= jumlah siswa dalam kelompok uji
validitas) batas koefisiennya > 0,355. Validitas tes dapat dihitung menggunakan
bantuan Software SPSS 16 dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis
atau dapat menggunakan Analyze – Correlate – Bevariate kemudian untuk
melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil
penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,355 maka item soal tersebut
tidak valid dan tidak boleh digunakan.
Instrumen pretest dan postest yang akan diberikan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Dilakukan uji coba
instrumen pretest pada siswa kelas VA SD Negeri Sidorejolor 1 dengan
responden kelas V dengan jumlah 31 siswa. Maka db dalam penelitian ini adalah
n – 2 yaitu 31 siswa – 2 =.29 dengan taraf kesukaran 5%. Bila dilihat dari nilai
tabel r maka batas koefisiennya 0,355. Setelah selesai uji coba instrumen pretest
dan didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan
uji validitas. Dari 40 item soal (pilihan ganda) pretest setelah dilakukan
penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 16, diperoleh hasil akhir uji
validitas seperti yang ada pada tabel berikut:
31
Tabel 3.4.
Hasil Validitas Instrumen Pretest
Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13,14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 32,
33, 34, 35, 36, 37,
38,39, dan 40
1, 2 ,4, 6, 7, 8, 9,
12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21,
22, 24, 25, 26, 27,
29, 32, 34, 35, 36,
37, 38, 39, dan 40
3, 5 , 10, 11, 23,
28, 30, dan 31
3.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu
koefisien yang disebut koefisien reliabilitas ( rtt ). Metode pengambilan keputusan
pada uji reliabilitas menurut Sekaran (dalam Duwi Priyatno, 2010: 32), reliabilitas
kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8
adalah baik. Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,6.
Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS
16 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis.
Menguji reliabilitas instrumen seperti halnya menguji validitas. Penulis
menggunakan hasil nilai yang telah diperoleh dari hasil pekerjaan siswa pada
kelas uji coba yaitu pada SD N Sidorejolor 1 Salatiga. Uji reliabilitas instrument
dapat diperoleh hasil akhir adalah sebagai berikut:
Setelah uji reliabilitas pada instrument pretest, maka pretest dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
32
3.6.3. Uji Taraf Kesukaran Soal
Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat
kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Secara tentatif dapat
dikatakan bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak
terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan dites.
Tingkat kesukaran suatu butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa
yang menjawab dengan betul butir soal yang bersangkutan, maka dikatakan makin
mudahlah butir soal tersebut dan sebaliknya. Rumus yang digunakan adalah:
����������������� � �������������� �������������
������������
Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang
besarnya berkisar 0,00 – 1, 00. Untuk menetukan tingkat kesukaran butir soal
dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 3.5.
Kriteria Indeks Kesukaran Soal
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal
0 – 0,30 Soal kategori sukar
0,31 – 0,70 Soal kategori sedang
0,71 – 1,00 Soal kategori mudah
3.7. Teknik Pengumpulan Data
3.7.1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber
pada barang-barang tertulis (Arikunto, 2002: 28). Metode dokumentasi digunakan
untuk memperoleh data tentang populasi penelitian dan informasi mengenai
prestasi belajar siswa. Dalam hal ini prestasi belajar diambil dari nilai hasil belajar
IPA kelas V semester I.
33
3.7.2. Metode Observasi
Menurut Sudjana (2011: 84-85) observasi sebagai alat penilaian banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan. Observasi dapat digunakan untuk mengukur atau menilai hasil dan
proses belajar. Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan
sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti.
Dalam hal ini, observasi yang digunakan adalah lembar observasi untuk
mengetahui bagaimana sikap periaku siswa, kegiatan yang dilakukan, tingkat
partisispasi dalan suatu kegiatan, proses kegiatan dan hasil kegiatan yang
diperoleh setelah pembelajaran. Observasi dilakukan oleh guru melihat langsung
proses pembelajaran dikelas dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan pembelajaran konvensional
yang dipraktikan langsung oleh peneliti pada kelas V.
3.7.3. Metode Tes
Menurut Sudjana (2009: 100) tes adalah alat ukur yang diberikan kepada
individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara
tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan. Metode tes digunakan untuk
mengumpulkan data yang digunakan untuk mengevaluasi yaitu membedakan
antara kondisi awal dengan kondisi sesudahnya. Dalam hal ini, metode tes
digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil belajar IPA pada pokok
bahasan cahaya dan sifat-sifatnya kelas V semester genap SD Negeri Salatiga 06
siswa yang diajarkan dengan metode Students Team Achievement Division
(STAD).
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang
berasal dari kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
bertujuan untuk menentukan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi
normal dan berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis
data Parametrik, jika data berdistribusi tidak normal maka dapat digunakan teknik
34
analisis data Non Parametrik.
Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov Z. Uji
normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS (Statistical product and
service solutions) yaitu Analyse–Discriptive Statistics–Explore-Masukkan
Variabel Pada Dependent List–Plots–Normality Plots With Tests–Continue–
Ok atau menggunakan Analyze–non parametric test–One Sampel KS–
masukkan variabel pada jendela variabel– klik normal pada tes distribution.
Metode pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Duwi Priyatno
(2010: 40) yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data yang diuji adalah
berdistribusi nomal. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data yang di uji
tidak beristribusi normal.
3.8.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua
kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau
berbeda. Jika kedua kelompok siswa mempunyai varian yang sama maka dapat
dilakukan pemberian tindakan pada siswa kelompok Eksperimen yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD).
Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS (statistical
product and service solution) yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Analyze–Comperemean– Oneway Anova. Metode pengambilan keputusan pada
Uji Homogenitas menurut Duwi Priyatno (2010: 114) yaitu jika signifikansi >
0,05 maka data yang diuji adalah Homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka data
yang di uji adalah tidak homogen.
3.8.3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai tes/kuis
dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis dilakukan setelah
data dari nilai tes/kuis terkumpul pada masing-masing kelompok dan setelah
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen secara signifikan setelah dilakukan tindakan berupa
35
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) pada kelompok eksperimen, adapun hipotesis yang akan diuji.
Dengan hipotesis statistika adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis Nol
Ho : X1=X2 yaitu rata – rata hasil belajar matematika kelas eksperimen siswa
kelas VA SD Negeri Salatiga 06 sama dengan rata – rata hasil belajar IPA
kelas kontrol siswa kelas VB SD Negeri Salatiga 06. Artinya model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
tidak efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas
V Sekolah Dasar.
b. Hipotesis Alternatif
Ha : X1> X2 yaitu rata – rata hasil belajar matematika kelas eksperimen siswa
kelas VA SD Negeri Salatiga 06 lebih tinggi dibandingkan rata – rata hasil
belajar IPA kelas kontrol siswa kelas VB SD Negeri Salatiga 06. Artinya
model pembelajaran kooperatif tipe Student team Achievement Division
(STAD) efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar IPA pada siswa
kelas IV Sekolah Dasar.
Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka
pengujian menggunakan uji statistik parametrik yaitu menggunakan uji t-test
independent. Perlu dilakukan uji t-test dalam statistik parametrik digunakan untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan data yang digunakan adalah
interval atau rasio. Pengujian hipotesis dapat menggunakan bantuan SPSS for
windows version 16 yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : Analyze–
Compare Means– Independent Sample T-Test, selanjutnya akan terbuka kotak
dialog Independent Sample T-Test pilih pada Define Groups kemudian isikan
angka- Continue- OK. Menurut Duwi Priyatno (2010:99) cara menganalisa hasil
output pada Independent Samples Test adalah sebagai berikut:
1) Pengujian dilakukan sebelum analisis Independent Samples Test yaitu uji
asumsi varian (uji Levene’s) yaitu untuk mengetahui apakah varian sama atau
berbeda, jika varian sama maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed
(diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal
36
Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Jika signifikansi > 0,05,
maka memiliki varian yang sama. Jika signifikansi < 0,05 maka memiliki
varians yang berbeda.
2) Melihat tabel Independent Samples Test pada t-test for Equality of Means pada
sig (2-tailed), jika signifikansi > 0,05, maka tidak ada perbedaan. Jika
signifikansi < 0,05 maka terdapat perbedaan.