bab iii metode penelitianrepository.upi.edu/29952/6/s_sej_1307598_chapter3.pdf · mengkomunikasikan...

27
47 Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metode dan teknik yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Kontribusi Pondok Pesantren Ulumuddin Terhadap Perkembangan Pendidikan Formal di Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon (2000-2016)”. Untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi tersebut maka diperlukan data-data dan informasi yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah metode historis dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan teknik penelitian berupa studi literatur, yaitu dengan cara menelusuri berbagai sumber kepustakaan berupa buku, skripsi, jurnal, tesis dan sumber dokumen. Selain studi literatur, peneliti juga menggunakan teknik lainnya yaitu studi wawancara dan studi dokumentasi. Untuk membahas berbagai aspek yang menunjang penelitian maka diperlukan data-data dan informasi yang benar dan sesuai, data yang diperoleh harus tepat dan dapat dipercaya ke asliannya terhadap kajian yang akan dilakukan penulis yag berkaitan dengan skripsi yang berjudul 3.1 Metode Penelitian Salah satu ciri dari ilmu yaitu mempunyai metode, merupakan syarat agar pengetahuan tersebut dapat dipertangungjawabkan secara ilmiah. Menurut Sjamsuddin (2007, hlm. 13) mengatakan metode merupakan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam melakukan penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti. Metode sebagai cara yang digunakan dalam mendapatkan informasi dan data saat berlangsungnya penelitian yang akan dilakukan khususnya penelitian sejarah maka menggunakan metode dan kajian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

47 Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metode dan teknik yang

digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Kontribusi Pondok Pesantren

Ulumuddin Terhadap Perkembangan Pendidikan Formal di Kecamatan Susukan

Kabupaten Cirebon (2000-2016)”. Untuk mengkaji permasalahan yang

berhubungan dengan judul skripsi tersebut maka diperlukan data-data dan

informasi yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang

digunakan dalam melakukan penelitian adalah metode historis dengan

menggunakan pendekatan interdisipliner dan teknik penelitian berupa studi

literatur, yaitu dengan cara menelusuri berbagai sumber kepustakaan berupa buku,

skripsi, jurnal, tesis dan sumber dokumen. Selain studi literatur, peneliti juga

menggunakan teknik lainnya yaitu studi wawancara dan studi dokumentasi.

Untuk membahas berbagai aspek yang menunjang penelitian maka

diperlukan data-data dan informasi yang benar dan sesuai, data yang diperoleh

harus tepat dan dapat dipercaya ke asliannya terhadap kajian yang akan dilakukan

penulis yag berkaitan dengan skripsi yang berjudul

3.1 Metode Penelitian

Salah satu ciri dari ilmu yaitu mempunyai metode, merupakan syarat agar

pengetahuan tersebut dapat dipertangungjawabkan secara ilmiah. Menurut

Sjamsuddin (2007, hlm. 13) mengatakan metode merupakan suatu prosedur,

proses, atau teknik yang sistematis dalam melakukan penyidikan suatu disiplin

ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti. Metode

sebagai cara yang digunakan dalam mendapatkan informasi dan data saat

berlangsungnya penelitian yang akan dilakukan khususnya penelitian sejarah

maka menggunakan metode dan kajian yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan.

Page 2: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

48

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggunaan metode dan metodelogi harus dikuasai sebagai suatu

keterampilan yang utama bagi seorang sejarawan, karena dalam metode dan

metodelogi ini merupakan kerangka utama dalam melakukan penelitian historis

yang akan dilakukan. Penggabungan antara teori, fakta sejarah, sumber sejarah

dan hasil penelitian lainnya kemudian dirangkai menjadi suatu karya sejarah yang

dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan. Penguasaan terhadap metode dan metodelogi merupakan suatu

kesinambungan secara sederhana metode adalah jalan, cara, prosedur untuk

melakukan penelitian sedangkan metodologi adalah ilmu tentang metode yang

menaungi lebih luas dari metode yang ada. Jadi seorang sejarawan profesional

dituntut untuk dapat menguasai metode dan metodologi sebagai suatu disiplin

ilmu.

Langkah-langkah metodologi penelitian sejarah menurut Sjamsuddin

(2007, hlm 17) sebagai berikut :

1. Heuristik

Pengumpulan sumber merupakan tahap awal yang dilakukan dalam

penelitian sejarah, tahap ini banyak menyita waktu, biaya, tenaga, pikiran dan

juga perasaan. Diperlukan strategi yang matang dalam melakukan tahapan ini agar

mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan dalam melakukan penelitian

(Sjamsuddin, 2007, hlm. 86).

Tahap pengumpulan sumber-sumber sejarah yang dianggap sesuai dan

relevan degan topik penelitian yang dilakukan, mencari dan mengumpulkan

sumber dalam bentuk apapun yang dapat mendukung penelitian seperti sumber

buku, artikel, jurnal, dokumen dan informasi yang dibutuhkan. Sumber sejarah

dapat berupa sumber benda yang merupakan hasil peninggalan dari peristiwa

sejarah atau benda yang mengandung nilai sejarah pada masanya, sumber tertulis

merupakan sumber sejarah yang berupa tulisan termuat dalam buku-buku sumber

sejarah pada masanya, buku yang ditulis sebagai karya sejarah oleh sejarawan dan

lainnya. Sumber lainnya yaitu sumber lisan atau biasa disebut oral history sumber

ini berdasarkan pada lisan atau keterangan dari pelaku, saksi dan pengetahuan

terhadap peristiwa sejarah.

Page 3: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

49

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melakukan penelitian sejarah diharuskan seorang sejarawan memiliki

kemampuan yang profesional, mempunyai latar belakang, kemampuan, sikap atau

itikad yang menjadi kelengkapan utuh bagi seorang sejarawan ideal (istilah Max

Weber) diantaranya :

a. Mempunyai kemampuan dalam mengartikulasi dan mengekspresikan secara

menarik pengetahuannya baik secara lisan/tulisan;

b. Mempunyai kecakapan dan atau berbicara dalam satu atau dua bahasa asing

atau daerah;

c. Menguasai satu atau dua disiplin kedua terutama ilmu-ilmu sosial lain

sebagai ilmu bantu;

d. Mempunyai kelengkapan dalam penggunaan pemahaman psikologis,

kemampuan imajinasi dan empati;

e. Mempunyai kemampuan dalam membedakan antara profesi sejarah dengan

hanya sekedar kolektor barang-barang antik;

f. Pendidikan yang luas (broad culture);

g. Memiliki rasa dedikasi pada profesi dan integritas pribadi baik sebagai

sejarawan peneliti maupun sebagai pendidik (Sjamsuddin, 2007, hlm. 86-

89).

2. Kritik sumber

Tahapan selanjutnya ketika sudah mengumpulkan dan mendapatkan sumber

sejarah yang dianggap relevan dengan topik penelitian, maka tahapan selanjutnya

adalah melakukan kritik terhadap sumber tersebut. Suatu kegiatan-kegiatan

analitis yang ditampilkan oleh para sejarawan terhadap dokumen-dokumen setelah

mereka mengumpulkan dari arsip-arsip, tujuan dari kegiatan itu ialah bahwa

setelah berhasil mendapatkan dan mengumpulkan sumber-sumber untuk

melakukan penelitiannya. Langkah selanjutnya harus menyaringnya secara kritis

tahap ini disebut kritik sumber baik terhadap bahan materi yang disebut kritik

ekternal maupun sumber terhadap substansi isi sumber yang disebut kritik internal

(Sjamsuddin, 2007, hlm. 130-131).

Proses analisa sumber yang telah diperoleh, apakah sumber yang telah

didapatkan sesuai dengan topik penelitian dan dengan masalah penelitian, pada

Page 4: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

50

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahapan kritik sumber peneliti juga melakukan seleksi sumber intrenal dan

eksternal sehingga memperoleh fakta sejarah yang berkaitan dengan tema

penelitian. Kritik sumber dibagi menjadi dua jenis yaitu kritik sumber eksternal

dan internal.

a. Kritik Sumber Eksternal

Kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap

aspek-aspek yang terdapat di luar dari sumber sejarah yang telah didapatkan,

sebelum semua sumber dikumpulkan untuk merekontruksi masa lalu maka

terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan secara ketat (Sjamsuddin, 2007, hlm. 132).

Menurut Dasuki (dalam Ismaun, 2005, hlm. 51) kritik eksterrnal

mempersoalkan mengenai hal-hal, pertama dari bahan apa dokumen tersebut

dibuat: apakah dari batu, logam, kayu, bambu, papyrus, perkamen, kain sutera,

kertas dsb, kedua dengan alat apa tulisan itu dibuat: apakah dengan pahat, benda

runcing, apa bahan untuk menulisnya: tinta macam apa,serta bagaimana

menulisnya: dengan tangan atau dicetak, ketiga aksara apa yang digunakan dan

bentuk huruf-hurufnya, keempat bahasa apa yang digunakan dan dalam bentuk

apa beritanya disajikan.

b. Kritik Sumber Internal

Kebalikan dari kritik eksternal, kritik internal sebagaimana menekankan

pada aspek bagian “dalam” yaitu isi yang terdapat pada sumber sejarah berupa

kesaksian (testimoni). Untuk dapat memutuskan bahwa kesaksian yang telah

didapatkan bisa diandalkan (reliable) atau tidak, perlu dilakukan penyidikan

(inkuiri) yaitu pertama berdasarkan kepada arti sebenarnya dari kesaksian itu

harus dipahami, kedua setelah fakta kesaksian dibuktikan dan setelah arti

sebenarnya dari isi telah dibuat sejelas mungkin selanjutnya kredibilitas saksi

harus ditegakkan (Sjamsuddin, 2007, hlm. 143-144).

Setelah sumber penelitian historis yang sudah didapatkan memenuhi syarat

tahapan kritik ekternal, maka sumber tersebut akan masuk ke dalam tahap kritik

internal yang merupakan tahap kelanjutan yang berkesinambungan dalam

melakukan kritik dan analisa sumber. Hal utama dalam tahap kritik internal

bertujuan untuk mengungkapkan informasi dari informan mengenai kemampuan

Page 5: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

51

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menuliskan secara akurat dan kesediaan informan untuk merespon dengan

baik dan benar.

3. Historiografi

Tahapan terakhir penulisan sejarah adalah historiografi yang terdiri dari

penafsiran, penjelasan dan penyajian, dalam melakukan penulisan maka sejarawan

mulai penafsirkan fakta-fakta dan sumber yang sudah didapatkan menjadi suatu

rangkaian hasil penelitian. Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka akan

mengerahkan seluruh daya pikirannya dan menggunakan keterampilan penulisan

baik secara teknis ataupun nonteknis tetapi utamanya penggunaan pikiran-pikiran

kritis dan analisisnya karena pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari

seluruh penelitiannya atau penemuannya dalam suatu penulisan utuh yang disebut

historiografi (Sjamsuddin, 2007, hlm. 156).

Penafsiran dan penyusunan fakta sejarah diperoleh selama penelitian

berlangsung dengan cara menghubungkan suatu fakta dan sumber yang

didapatkan menjadi suatu gambaran yang jelas mengenai fakta sejarah, sejarawan

dituntut harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menulis agar dapat

mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak

umum agar dapat bermanfaat dan berguna bagi ilmu pengetahuan masyarakat

khususnya dalam ilmu sosial.

Lebih jelas Luccy menjelaskan mengenai metode sejarah / historis dalam

Ismaun (2005, hlm. 39-40) sebagai berikut :

Metode sejarah adalah seperangkat sarana/ sistem yang berisi asas-asas

atau norma-norma, aturan-aturan, prosedur, metode dan teknik yang harus diikuti

untuk mengumpulkan segala kemungkinan saksi mata (witness) tentang suatu

masa atau peristiwa, untuk mengevaluasi kesaksian (testimony) tentang saksi-

saksi tersebut, untuk menyusun fakta-fakta yang telah diuji dalam hubungan-

hubungan kausalnya dan akhirnya menyajikan pengetahun yang tersusun

mengenai peristiwa-peristiwa tersebut.

Metode sejarah melakukan rangkaian rekontruksi imajinatif tentang

gambaran masa lampau mengenai peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis analisis

berdasarkan bukti-bukti dan data peninggalan atau sumber sejarah masa lampau.

Page 6: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

52

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Ismaun (2005, hlm. 45) menyatakan mengenai metode sejarah dalam

bentuk bagan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Metodologi Sejarah

Berdasarkan bagan diatas dapat disimpulkan mengenai metode sejarah

yaitu kajian sejarah bersumber pada peristiwa masa lampau, terdapat kurun waktu

tertentu sebagai suatau batasan penelitian, rekontruksi didapatkan dari sumber-

sumber dan fakta dari peninggalan peristiwa sejarah semuanya akan disusun

menjadi suatu karya sejarah berdasarkan tema atau topik tertentu. Sumber sejarah

merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam mengumpulkan informasi tentang

peristiwa yang terjadi pada masa lampau, peristiwa yang terjadi pada masa

lampau ada yang meningkalkan jejak peninggalan berupa bukti-bukti yang

menyangkut kehidupan manusia. Bukti peninggalan tersebut dijadikan sebagai

objek yang diteliti, dikaji dan ditulis oleh sejarawan.

Langkah-langkah metode penelitian sejarah menurut Ismaun (2005, hlm. 125-131)

sebagai berikut:

1. Heuristik, yaitu proses pengumpulan sumber-sumber sejarah yang dianggap

relevan dengan topik yang dipilih. Cara yang dilakukan adalah mencari dan

mengumpulkan sumber, buku dan arikel-artikel yang berkaitan dengan

permasalahan yang dikaji. Sumber penelitian sejarah terbagi menjadi tiga

yaitu sumber benda, sumber tertulis dan sumber lisan.

Peristiwa-peristiwa mengenai masyarakat manusia pada masa

lampau

Kesenjangan waktu : peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada

masa yang lampau tidak dapat diamati (observasi) lagi

Catatan atau rekaman serta peninggalan-peninggalan sejarah tentang

peristiwa-peristiwa dalam masyarakat manusia

Ilmu sejarah disusun berdasarkan Tema/topik tertentu menurut :

Kurun Waktu – Tempat – Tema/Topik (Area of Living)

Page 7: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

53

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kritik sumber adalah proses menganalisa sumber yang telah diperoleh,

apakah sumber tersebut sesuai dengan masalah penelitian. Pada tahap ini,

peneliti melakukan seleksi sumber baik dengan kritik eksternal maupun

internal sehingga memperoleh fakta sejarah yang berkaitan dengan tema

penelitian yang dikaji. Ismaun (2005, hlm. 50) mengemukakan bahwa kritik

eksternal fungsinya untuk menilai otentisitas sumber sejarah.

Sumber tersebut tidak harus sama dengan isi dari sumber aslinya, akan

tetapi sumber otentik itu merupakan salinan atau turunan dari sumber asli.

Dalam kritik eksternal lebih menekankan kepada bahan dan bentuk sumber,

umur dan asal dokumen, kapan sumber tersebut dibuat, dibuat oleh siapa,

instansi apa, atau atas nama siapa.

3. Interpretasi adalah proses penafsiran dan penyusunan fakta sejarah yang

diperoleh selama penelitian berlangsung dengan cara menghubungkan satu

fakta yang lainnya sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai fakta

sejarah.

4. Historiografi merupakan proses penyusunan dan penulisan fakta sejarah

yang telah diperoleh melalui berbagai macam proses baik interpretasi dan

eksplanasi yang telah dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan

penemuannya yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan sejarah yang

utuh sehingga terbentuknya suatu skripsi.

Berdasarkan pengertian metode historis di atas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa metode historis ialah suatu dasar prosedur atau cara yang

digunakan untuk dapat menjawab permasalahan sejarah berdasarkan analisis

terhadap fakta-fakta dan informasi yang diperoleh kemudian melalui tahapan-

tahapan tertentu dan dituangkan dalam bentuk tulisan sejarah. Dari berbagai

metode dan metodologi penelitian sejarah yang telah dipaparkan oleh ahli, penulis

menunggunakan metode dan metodelogi yang dipaparkan oleh Helius Sjamsuddin

dalam bukunya yang berjudul Metodologi Sejarah tahun 2007.

3.2 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan agar pelaksanaan penelitian dapat

berlangsung dengan lancar, mempersiapkan segala apa yang dibutuhkan dalam

proses berlangsungnya penelitian. Persiapan penelitian harus dipikirkan dengan

matang karena sebagai pedoman penelitian dan dapat mempengaruhi hasil

penelitian yang akan didapatkan. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan

yaitu, penentuan dan pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan

penelitian, dan proses bimbingan.

Page 8: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

54

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan penulis untuk memulai

suatu kegiatan penelitian, penentuan tema penelitian ini dipengaruhi oleh

ketertarikan penulis ketika mengikuti mata kuliah Sejarah Pendidikan dan Sejarah

Lokal yang diikuti penulis pada semester lima.

Penulis menggabungkan ketertarikannya pada mata kuliah tersebut dalam sebuah

judul penelitian yang mencakup sejarah pendidikan dan sejarah lokal didalamnya,

khususnya sebagai seorang anak daerah penulis berkeinginan agar dapat

menimbulkan rasa bangga dan lebih mencintai daerahnya untuk mewujudkan rasa

cinta kepada tanah air Indonesia dengan menimbulkan wawasan pengetahuan

yang bernuansa sejarah lokal kepada generasi muda. Untuk mempermudah dalam

menentukan judul penelitian, penulis berupaya dengan mempelajari literatur yang

ada di daerah tempat tinggal dan menghubungkannya dengan peristiwa sejarah

yang dapat diangkat sebagai suatu penelitian sejarah, berkonsultasi dengan dosen-

dosen yang ada di Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan

Indonesia. Hingga akhirnya penulis menentukan untuk melakukan penelitian

dengan judul “Kontribusi Pesantren Ulumuddin Terhadap Perkembangan

Pendidikan Formal di Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon Tahun 2000-

2016” yang akan diangkat menjadi sebuah skripsi yang bertemakan sejarah

pendidikan dan sejarah lokal khususnya pada peranan suatu yayasan yang berasal

dari masyarakat pada perkembangan pendidikan formal pada wilayah Kecamatan

Susukan Kabupaten Cirebon.

Setelah mengamati wilayah sekitar tempat tinggal penulis tertuju pada satu

lembaga yaitu Pesantren Ulumuddin, bermula dari pesantren tradisional

Ulumuddin berubah menjadi suatu yayasan dengan menggabungkan antara

pesantren dan pendidikan formal di dalamnya. Penulis sangat tertarik dengan

perkembangan lembaga pendidikan yang dilakukan oleh Yayasan Ulumuddin

tanpa meninggalkan identitas asli yayasan ini dengan pesantren dan pengajaran

agama Islam, hal ini mmerupakan keunikan yang dimiliki Pesantren Ulumuddin

dengan pesantren lainnya. Dimulai dari berdirinya pesantren tradisional pada

tahun 1965 hingga sekarang zaman modern Ulumuddin dapat mempertahankan

Page 9: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

55

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beradaaannya sebagai sebuah lembaga pendidikan yang memiliki tempat dalam

masyarakat.

Proses selanjutnya yang dilakukan penulis melakukan kunjungan ke

Pondok Pesantren Ulumuddin, Kabupaten Cirebon. Pada kunjungan ini penulis

berkesempatan bertemu dengan ketua yayasan untuk langsung meminta izin

penelitian dan melakukan perbincangan untuk mengatur jadwal wawancara

selanjutnya, kemudian penulis mengunjungi lembaga-lembaga pendidikan yang

ada di Yayasan Ulumuddin dan bertemu dengan kepala sekolah dimulai dari

kepala sekolah SMP, SD, SMK, SMA kemudian di hari selanjutnya bertemu

dengan kepala sekolah MTS dan MA. Berdarakan hasil oberservasi ini penulis

mendapatkan benyak informasi dapat membantu penulis dalam memilih dan

menentukan tema penelitian, penulis jua mencari sumber literatur yang dapat

dijadikan referensi dengan tema penelitian yang terkait.

Berawal dari ketertarikan ini penulis kemudian mengajukan judul

penelitian yaitu Pondok Pesantren dan Pendidikan Formal, kepada tim

pertimbangan skripsi (TPPS) Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI. Setelah

judul tersebut diajukan dan mendapatkan arahan oleh dosen-dosen, kemudian

penulis menyusun rancangan penelitian dalam bentuk proposal. Rancangan dibuat

dalam bentuk proposal skripsi yang kemudian dilakukan seminar pada mata

kuliah seminar penilisan karya tulis ilmiah yang diikuti penulis pada semester

enam, pada mata kuliah tersebut penulis melakukan presentasi seminar dengan

membawa judul penelitian yang akan dilakukan yaitu kontribusi pesantren kepada

perkembangan pendidikan formal, penulis mendapatkan banyak saran dan kritik

yang disampaikan dosen pembimbing.

Berdasarkan saran dan kritik yang telah diterima penulis, kemudian

melakukan perbaikan dengan sedikit mengubah judul agar penelitian yang

dilakukan lebih luas cakupannnya dan mudah dimengeti maksud dari penelitian

ketika membaca judulnya dan juga perbaikan tahun kajian yang akan diteliti. Pada

awalnya judul penelitian yang akan dilakukan yaitu Kontribusi Pondok Pesantren

Ulumuddin Terhadap Perkembangan Pendidikan Formal di Desa Susukan

Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon (2000-2016) setalah mendapatkan saran

Page 10: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

56

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari pembimbing judul diganti menjadi Kontribusi Pondok Pesantren Ulumuddin

Terhadap Perkembangan Pendidikan Formal di Kecamatan Susukan Kabupaten

Cirebon (2000-2016). Proposal kemudian diserahkan kepada pembimbing

kemudian dikoreksi terutama bagian judul, latar belakang, rumusan masalah dan

teknik penulisan yang harus sesuai dengan kaidah penulisan karya tulis ilmiah

yang resmi berlaku di UPI.

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan salah satu tahapan yang harus dibentuk

oleh penulis sebelum melakukan penelitian. Setelah pengajuan tema disetujui,

penulis menyusun rancangan penelitian untuk mengkaji masalah yang diangkat

oleh penulis. Rancangan penelitian merupakan landasan berpikir yang dibuat

penulis ketika akan merealisasikan pelaksanaan penelitian, rancangan tersebut

kemudian diserahkan kepada dosen ketika mengikuti mata kuliah Seminar

Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang kemudian judul ini dipresentasikan kepada

seminar yang sangat menentukan kelanjutan dari penelitian yang akan dilakukan

penulis. Rancangan penelitian berisikan sebagai berikut :

a. Judul penelitian

b. Latar belakang masalah

c. Rumusan masalah

d. Tujuan penelitian

e. Tinjauan pustaka

f. Metode dan teknik penelitian

g. Sistematika penulisan

Seminar ini dilakasanakan pada hari Rabu, tanggal 31 Agustus 2016.

Setalah seminar dilakukan banyak sekali mendapatkan kritik dan saran yang

diberikan oleh dosen pembimbing, terjadi perubahan yang semula Kontribusi

Pondok Pesantren Ulumuddin Terhadap Perkembangan Pendidikan Formal di

Desa Susukan Kec. Susukan Kab. Cirebon tahun 2000-2016. Diganti dengan judul

yang lebih luas cakupan pembahasannya yaitu Kontribusi Pondok Pesantren

Ulumuddin Terhadap Perkembangan Pendidikan Formal di Kec.Susukan

Kab.Cirebon tahun 2000-2016, terjadi perubahan cakupan wilayah penelitian yang

Page 11: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

57

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semula wilayah penelitian hanya bertempat pada desa menjadi wilayah kecamatan

dengan cakupan wilayah penelitian yang lebih luas karena melihat pengaruh

perkembangan pendidikan formal yang ada dalam masyarakat.

Surat pengesahan penelitian dikeluarkan melalui surat keputusan dari Tim

Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Departemen Pendidikan Sejarah No:

02/TPPS/DPS/PEM/2016. Setelah disetujui, pengesahan penulisan skripsi

dikeluarkan melalui Surat Keputusan Ketua Departemen Pendidikan Sejarah

FPIPS UPI, dan penentuan pembimbing skripsi yaitu pembimbing I Bapak Drs. H.

Ayi Budi Santosa dan pembimbing II Bapak Drs. Syarif Moeis.

3.2.3 Proses Bimbingan

Proses bimbingan bersifat konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan dosen pembimbing I dan

pembimbing II, pada proses kegiatan bimbingan ini memiliki arti sangat penting

dalam keberlangsungan penelitian yang akan dilakukan. Dosen pembimbing

memberikan arahan bagi penulis dalam melakukan kegiatan dan tahapan

penelitian yang akan dilakukan, penulis mengalami keresahan dalam melakukan

fokus kajian yang akan dijadikan sebagai garis besar penelitian dengan adanya

proses bimbingan ini penulis mendapatkan pemikiran baru dalam menghadapi

keresahan penelitian yang dilakukan. Proses bimbingan ini sangat berpengaruh

dalam penyusunan skripsi, karena melalui bimbingan dengan teratur dapat

menghindari kesalahan-kesalahan yang dilakukan penulis dalam melakukan

penelitian.

Penulis dibimbing oleh dua dosen yaitu pembimbing I dan pembimbing II,

selaku pembimbing I Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa dan pembimbing II Bapak

Drs. Syarif Moeis. Dalam proses melakukan bimbingan penulis menyerahkan

laporan yang kemudian akan dikoreksi oleh dosen pembimbing dan kemudian

Page 12: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

58

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan diberikan masukan berupa kritik dan saran mengenai laporan yang sudah

dibuat.

Setiap hasil penelitian yang dilakukan kemudian dituangkan dalam bentuk

tulisan-tulisan berbabnya dalam menyusun skripsi ini selalu dilaporkan kepada

pembimbing untuk berkonsultasi dan penulis dapat memahami kekurangan yang

terdapat pada hasil tulisan tersebut. Proses bimbingan tiap bab tidak hanya

dilangsungkan dalam sekali pertemuan, karena masih banyak kekurangan yang

harus diperbaiki penulis. Waktu bimbingan bersifat fleksibel sesuai dengan

kesepakatan yang dibuat oleh penulis dengan pembimbing yang dilakukan

sebelum proses bimbingan. Bimbingan dilakukan melalui tahapan setiap

penulisan, penulis melakukan bimbingan dimulai dari proposal yang sudah

diseminarkan dan melakukan konsultasi langsung dengan pembimbing yang

sudah ditunjuk oleh pihak Departemen Pendidikan Sejarah UPI. Proposal yang

sudah dibuat kemudian mendapatkan saran dan kritik agar diperbaiki, setalah itu

penulis dapat melanjutkannya dengan menulis bab I sebagai tahapan selanjutnya

dan melakukan bimbingan yang kemudian adanya revisi begitu seterusnya penulis

melakukan proses bimbingan.

3.2.4 Mengurus perzinan

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian agar proses tersebut dapat berjalan

dengan lancar dan penulis mendapatkan sumber-sumber yang benar dan dapat

dipercaya, diperlukan adanya surat pengatar penelitian atau surat izin melakukan

penelitian yang ditandatangani pembantu dekan I FPIPS. Adapun surat-surat

tersebut ditujukan kepada :

a. Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ulumuddin Kecamatan Susukan

Kabupaten Cirebon.

b. Kepala sekolah yang ada dilembaga pendidikan Yayasan Ulumuddin.

c. Badan pusat statistik (BPS) Kabupaten Cirebon

d. Dinas pendidikan tingkat Kecamatan Susukan

e. Kantor Kecamatan Susukan

f. Kantor kepala Desa Susukan

Page 13: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

59

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.5 Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian

Proses kegiatan penelitian untuk mendapatkan sumber data yang diperlukan

penulis, maka terlebih dahulu membawa perlengkapan penelitian sebagai berikut :

a. Surat izin penelitian

b. Instrumen wawancara

c. Alat perekam (Smart Phone)

d. Alat tulis

e. Kendaraan bermotor

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian merupakan tahapan selanjutnya yang dilakukan

oleh penulis setelah mempersiapkan dan merancang penelitian yang akan

dilakukan, pada tahapan ini penulis melakukan langkah-langkah penelitian

sejarah. Dengan berdasarkan kepada metodologi historis yang dikemukakan

Sjamsuddin (2007, hlm. 17) melalui bagan sebagai berikut :

Bagan 3.2 Metodologi Penelitian Sejarah

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan memilih judul dan mengumpulkan

sumber berupa data dan informasi yang dapat menunjang penelitian, dengan

melakukan tahapan-tahapan penelitian sejarah secara baik dan benar dalam

HE

UR

IST

IK

K

RIT

IK

HIS

TO

RIO

GR

AF

I

INTERNAL

EKSTERNAL

PENAFSIRAN

(INTERPERTASI)

PENJELASAN

(EKSPLANASI)

PENYAJIAN (EKSPOSE)

Page 14: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

60

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian yang sudah

direncanakan sebelumnya.

3.3.1 Heuristik

Berdasarkan kepada langkah-langkah penelitian sejarah yang akan dilakukan

penulis langkah awal yang adalah heuristik, pada tahap ini meliputi mencari

sumber dan mengumpulkan dan menemukan sumber-sumber dan fakta serta

informasi yang berhubungan dengan penelitian. Menurut Sjamsuddin (2007, hlm.

73) mengatakan “...Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang langsung

maupun tidak langsung menceritakan dan memberikan gambaran kepada kita

tentang suatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lampau”.

Sumber sejarah bisa berbentuk benda, sumber tertulis, sumber lisan sebagai

sumber penunjang terhadap penelitian yang dilakukan.

Sumber sejarah dapat diklarifikasikan menjadi sumber primer dan sumber

sekunder, sumber primer adalah sumber yang berasal dari dalam pondok

pesantren yang didapatkan oleh penulis sedangkan sumber sekunder terdapat dari

luar pihak yayasan dan pesantren tetapi mendukung penelitian yang akan

dilakakan. Sumber-sumber yang dikumpulkan penulis melalui buku-buku, skripsi,

jurnal, tesis, yang terdapat di perpustakaan ataupun toko buku. Penulis juga

melakukan pencarian sumber data dan informasi ke instansi-instansi terkait

penelitian dan melalui Browsing di internet untuk menambah wawasan dan

pengetahun yang dimiliki penulis dalam melakukan penelitian.

Pengumpulan data sebagai sumber penelitian dilakukan juga dengan cara studi

literatur yang banyak digunakan penulis seperti buku-buku yang bertema

pesantren dan pendidikan, jurnal, skripsi-skripsi yang terdapat diperpustakaan

atapun dengan mengunduh di internet, jurnal, koran dan artikel lainnya. Penulis

melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan seperti perpustakaan Universitas

Pendidikan Indonesia, Perpustakaan MTS Ulumuddin, Perpustakaan Badan Pusat

Statistik Kabupaten Cirebon, Perpustakaan Daerah Jawa Barat, Perpustakaan

Universitas Indonesia melalui online.

Page 15: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

61

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setalah semua sumber yang didapatkan oleh penulis kemudian dibaca dan

dipahami dalam merancang bahan yang penulis butuhkan dalam pelaksanaan

penelitian, dari sumber-sumber tertulis diatas penulis melakukan kajian terhadap

isi kajiannya dan kesesuaian dengan permasalahan penelitian. Penulis melakukan

pencatatan kutipan dalam sebuah buku pribadi hal ini digunakan agar

memudahkan dalam penulisan sumber daftar pustaka secara benar. Adapun dalam

memudahkan pengumpulan sumber penulis membedakannya menjadi dua jenis

sumber tertulis dan sumber lisan.

3.3.2 Pengumpulan Sumber Tertulis

Pada tahap ini penulis melalukan pencarian sumber berupa dokumen-

dokumen, buku-buku, skripsi, jurnal, tesis, artikel, koran, majalah yang terdapat

bahasan tentang pesantren dan pendidikan di Indonesia. Penulis melakukan teknik

studi literatur dengan mencari berbagai sumber yang dapat menunjang kegiatan

penelitian, pemilihan juga dilakukan penulis terhadap sumber-sumber tertulis

yang didapatkan agar relevan dengan permasalahan yang akan dikaji.

Proses pencarian sumber tertulis dilakukan dengan melakukan kunjungan ke

perpustakaan UPI, perpustakaan daerah Jawa Barat, perpustakaan Universitas

Indonesia melaui online, perpustakaan MTS Ulumuddin, perpustakaan Badan

Pusat Statistik Kabupaten Cirebon, toko buku dan juga internet. Dari tempat-

tempat tersebut, penulis memperoleh data yang diberkaitan dengan kajian dalam

penelitian.

Sumber primer penulis dapatkan dari dokumen-dokumen pondok pesantren

Ulumuddin, data-data yang diperoleh yaitu : daftar siswa, daftar guru pengajar,

profil pesantren. Selain sumber yang berasal dari pihak Yayasan Ulumuddin

sumber primer lain didapatkan juga dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Cirebon, data-data yang penulis peroleh yaitu : data geografis Kabupaten Cirebon,

Page 16: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

62

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data jumlah penduduk Kabupetan Cirebon dari tahun 2000-2016, data jumlah

dalam bidang pendidikan dari tingkat SD, SMP, SMA dari tahun 2000-2016, buku

mengenai Kecamatan Susukan.

Selain itu juga penulis menggunakan sumber sekunder berupa buku, jurnal,

skripsi, tesis dan artikel yang di dapatkan dari beberapa perpustakaan diantaranya

sebagai berikut:

a. Perpustakaan Univeristas Pendidikan Indonesia (UPI). berhubungan dengan

letak perpustakaan ini dekat dengan penulis membuat sering mengunjungi

perpustakaan ini, jika penulis membutuhkan sumber tertulis lainnya hal

yang pertama dilakukan adalah mencari sumber buku tersebut pada

perpustakaan ini. Pencarian sumber buku-buku dimulai sejak mata kuliah

seminar penulisan karya tulis ilmiah dalam menentukan judul penelitian

penulis sering melakukan pencarian sumber dan mengunjing perpustakaan.

b. Perpustakaan MTS Ulumuddin, ketika penulis melakukan kunjungan ke

perpustakaan MTS Ulumuddin dan mendapatkan berbagai buku, skripsi dan

data lainnya yang menunjang penelitian. Penulis dapat meminjam sumber

tersebut dengan ketentuan syarat yang berlaku karena penulis berasal dari

lembaga lain, data yang diperoleh dari perpustakaan ini juga terdapat

sumber dan dokumen yang dijadikan sebagai sumber primer.

c. Perpustakaan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cirebon, pada

perpustakaan ini penulis mendapatkan buku-buku, data dan informasi

mengenai Kecamatan Susukan dan Kabupaten Cirebon dengan disertai

keterangan berbentuk angka.

d. Perpustakaan Univeristas Indonesia, dalam mendapatkan sumber dari

perpustakaan Univeristas Indonesia penulis melakukan melalui online yaitu

memasuki alamat web perpustakaan UI dan mengundul sumber berupa

skripsi dan tesis yang didapatkan oleh penulis.

e. Koleksi pribadi yang penulis dapatkan dari toko buku yang didapatkan dari

toko buku.

Page 17: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

63

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.3 Pengumpulan Sumber Lisan

Sumber lisan yang dijadikan sebagai sumber penelitian yaitu sejarah lisan

(oral history) hasil yang didapatkan dari wawancara dengan narasumber, dalam

melakukan pencarian sumber lisan penulis harus dapat dengan teliti dapat

membedakan oral history dan oral tradition. Pada tahap ini, penulis mencari

narasumber yang dianggap tepat dan dapat dipercaya memberikan informasi yang

benar dan sesuai untuk menjawab permasalahan yang dibutuhkan penulis.

Peneliti membagi kategori narasumber yang akan diwawancara sesuai dengan

peran orang tersebut didalam masyarakat dan pengetahuannya mengenai kajian

yang akan dilakukan peneliti, sumber diperoleh dari beberapa tokoh atau saksi

sejarah yang berperan di Pondok Pesantren Ulumuddin dan dalam proses

perkembangannya. Pertanyaan penelitian disesuaikan dengan latar belakang

pendidikan narasumber sebagai penyesuaian atas bahasa yang digunakan, peneliti

mengelompokkan sumber-sumber hasil wawancara pelaku sejarah dengan saksi

sejarah.

Proses wawancara yang dilakukan penulis langsung dengan mendatangi

tempat tinggal narasumber dan mengatur jadwal sesuai dengan waktu yang

dimiliki narasumber, penulis melakukan wawancara dengan menggunakan

pedoman wawancara yang sudah dibuat dalam intrumen penelitian. Instrumen

wawancara dibedakan antara tokoh pendiri yang mendukung, saksi sejarah dan

masyarakat.

Memandang jenis wawancara dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1985, hlm.

139) sebagai berikut :

Wawancara berstruktur seperti wawancara psikoterapi, yakni wawancara

untuk mengumpulkan data pengalaman hidup responden. Sementara wawancara

tidak terstruktur juga dapat dibedakan secara lebih khusus lagi dalam dua

golongan ialah 1) wawancara yang berfokus atau focused interview 2) wawancara

bebas atau free interview. Wawancara yang berfokus biasanya terdiri dari

pertanyaan yang tidak mempunyai struktur tertentu, tetapi selalu berpusat kepada

satu pokok tertentu. Adapun wawancara bebas tidak mempunyai pusat, tetapi

pertanyaan dapat beralih-alih dari satu pokok ke pokok yang lain, sedangkan data

yang terkumpul dari suatu wawancara bebas itu dapat bersifat beraneka ragam.

Wawancara dilangsungkan dengan cara penggabungan teknik terstruktur dan

tidak berstruktur menggabungkan kedua teknik tersebut, wawancara dilakukan

Page 18: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

64

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara individu dengan pelaku atau saksi sebagai narasumber. Proses wawancara

berjalan dengan teratur mengutamakan pertanyaan wawancara yang sudah

dirumuskan dengan mengajukan pertanyaan yang timbul ketika mendapatkan

informasi baru yang dikemukakan narasumber, fokus utama pertanyaan yang

diajukan adalah bagian garis besar instrumen yang sudah dirancang penulis.

Penentuan narasumber yang akan dilakukan wawancara terlebih dahulu

penulis mempertimbangkan latar belakang individu dan peranannya terhadap

perkembangan Pesantren Ulumuddin dan pendidikan formal dalam masyarakat

yang akan dilakukan wawancara. Hal tersebut dilakukan agar sumber yang

didapatkan relevan dengan kajian penelitian, beberapa hal yang dipertimbangkan

seperti : faktor mental, fisik (kesehatan), perilaku (Kejujuran), usia, pendidikan,

tempat tinggal, peranan, status sosial. Karena penentuan narasumber dan

informasi yang didapat dari wawancara sebagai cara mencari sumber lisan sangat

penting dalam melalukan penemuan sumber penelitian. Kegiatan wawancara yang

penulis lakukan diantaranya sebagai berikut :

a. Mengunjungi Yayasan Pondok Pesantren Ulumuddin Kabupaten Cirebon.

Pertama kali datang ke Yayasan Ulumuddin penulis datang ke kantor

sekertariat yayasan dan memberikan surat izin melakukan penelitian, lalu pada

keesokan harinya penulis datang menemui ketua yayasan untuk meminta izin

secara langsung dan melalukan perbincangan mengenai penelitian yang akan

dilakukan. Penulis melakukan wawancara beberapa kali dengan ketua yayasan

sebagai sumber lisan primer yang bersifat sebagai pelaku sejarah, kemudian

penulis diberi rujukan sumber dokumen dan mengenai narasumber yang cocok

untuk diwawancarai sesuai dengan kajian dalam penelitian.

b. Mencari narasumber

Ketika melakukan pencarian narasumber penulis mengalami kendala, seperti

pelaku sudah wafat, tempat tinggal narasumber yang sudah berpindah bahkan

terdapat narasumber yang tidak diketahui alamatnya. Oleh karena itu dalam

melakukan kegiatan wawancara penulis melakukan pemilahan responden,

narasumber yang diwawancarai diantaranya :

Page 19: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

45 Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. KH Ali Murtadho, MA

2. Junedi, S.Pd

3. Muhammad Dawud, S.Pd

4. Dodo Mustakid, S.Pd, SH,

M.Pd.i

5. Drs H. Mastura, M.M

6. Dahlan Hamim

7. Amirin

8. Mubiroh

9. Apriyantika

10. Tursinah

11. Uripah

12. Fakrul

13. Selawati Dewi

14. Maulani

15. Mutmainah

16. Aliyah

17. Muniroh

18. Bahjataus Salsa

Narasumber tersebut merupakan tokoh-tokoh yang terkait dengan yayasan

Pondok Pesantren Ulumuddin, Kabupaten Cirebon. Langkah selanjutnya penulis

mencari narsumber dan melakukan wawancara dengan menggunakan persiapan

yang sudah direncanakan sebelumnya, penulis mencatat hal yang dianggap fokus

utama dan merekam kegiatan wawancara menggunakan smart phone.

Narasumber pertama yang penulis datangi ialah ketua yayasan Ulumuddin

KH. Ali Mutadho, MA beliau merupakan keturunan langsung dari KH. Bunyamin

yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Ulumuddin, sekarang beliau

meneruskan pembinaan pesantren Ulumuddin yang lebih modern. Pertanyaan

yang penulis ajukan kepada narasumber mengenai sejarah berdirinya pesantren,

perkembangan dan usaha yang telah beliau lakukan dalam mengembangkan

pesantren diiringi dengan pendidikan formal yang dilaksanakan. Penulis

selanjutnya yang penulis kunjungi masih dari keturunan keluarga pendiri

Pesantren Ulumuddin.

Narasumber selanjutnya yang dikunjungi penulis adalah orang-orang yang

memiliki peranan dalam mengembangkan Pesantren Ulumuddin diiringi dengan

pelasakaan pendidikan formal didalamnya, seperti beberapa pengajar pada masa

awal berdirinya sekolah formal di yayasan Ulumuddin, kepala sekolah yang ada

dalam lembaga pendidikan formal Ulumuddin, staf pengajar. Narasumber

selanjutnya adalah dari intasi pendidikan yang terkait dengan penelitian yang akan

Page 20: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

65

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan yaitu dari pihak UPT. Pendidikan Kecamatan Susukan, penulis

melakukan wawancara dengan kepala UPT. Pendidikan yang sedang menjabat

dan kepala UPT. Pendidikan periode 2014-2015, pengawas pendidikan tingkat

sekolah dasar di Kecamatan Susukan.

Pertanyaan yang penulis ajukan adalah tentang perkembangan pendidikan

formal di Kecamatan Susukan dan bagaimana peranan yang dilakukan Yayasan

Ulumuddin dalam pendidikan formal dilihat dari sudut pandang lembaga

pendidikan. Narasumber selanjutnya adalah masyarakat Kecamatan Susukan

Kabupaten Cirebon dan juga siswa yang bersekolah di sekolah formal YAKPI,

masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Pesantren Ulumuddin khususnya

yang merasakan dan berperan dalam perkembangan Pesantren Ulumuddin dan

keberadaan pendidikan formal. pertanyaan yang diajukan penulis mengenai

pengaruh yang telah dirasakan masyarakat atas keberadaan Pesantren Ulumuddin

dan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh yayasan.

3.3.4 Kritik Sumber

Langkah selanjutnya dalam melakukan penelitian sejarah setelah melakukan

heuristik sumber yaitu penulis melakukan kritik terhadap sumber yang telah

didapatkan, pada tahapan ini penulis melakukan proses penyelidikan secara

mendalam mengenai sumber yang telah diperoleh dengan kesesuaian

permasalahan dalam penelitian. Penulis melakukan penilaian secara kritis

terhadap fakta dan informasi yang telah didapatkan baik secara tertulis maupun

lisan tentang kebenaran dan kesesuaian sumber tersebut.

Pada tahapan ini seorang sejarawan akan dihadapkan pada kesulitan yang

sangat besar dalam proses melakukan penelitian sejarah, karena kebenaran sejarah

sendiri tidak dapat didekati secara langsung dan karena sifat sumber sejarah juga

tidak lengkap serta kesulitan menemukan sumber-sumber yang diperlukan dan

dapat dipercaya (Ismaun, 2005, hlm. 48).

Page 21: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

66

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh dapat digunakan dengan aman,

jika memenuhi pertanyaan yang dikemukakan oleh Lucey dikutip dari Sjamsuddin

(2007, hlm. 133) sebagai berikut :

1. Siapa yang mengatakan itu?

2. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu telah diubah?

3. Apakah sebenarnya yang dimakud oleh orang itu dengan kesaksiannya itu?

4. Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata (witness)

yang kompeten-apakah ia mengetahui fakta itu?

5. Apakah saksi itu mengatakan yang sebenarnya (truth) dan memberikan

kepada kita fakta yang diketahui itu?

Kritik sumber pada umumnya dilakukan pada sumber primer yang menyangkut

verifikasi sumber tersebut menganai kebanaran dan ketepatan data yang dapat

diperoleh dari sumber yang berupa benda, tulisan, informasi dan kesaksian yang

sudah didapatkan, didalam tahapan ini penulis mengerahkan segala kemampuan

berpikir dengan menggabungkan pengatuan yang dimiliki dan sikap ragu tidak

percaya dengan mudah sebelum mengetahui lebih mendalam terhadap kebenaran

dari sumber yang sudah diperoleh. Dalam metode sejarah dikenal dengan cara

melakukan kritik eksternal dan kritik internal.

3.3.4.1 Kritik Eksternal

Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu

pemeriksaan atas catatan atau peninggalan dan informasi yang didapatkan, dan

untuk mengetahui keotentikan sumber yang diperoleh dengan keadaan yang

sebenarnya sudah terjadi. Sumber tersebut apakah sudah mengalami campur

tangan sehingga dapat merubah informasi yang sudah ada (Sjamsuddin, 2007,

hlm. 133). Fungsi dilakukannya kritik eksternal untuk memeriksa sumber sejarah

tentang keotentikan dan integritas dari sumber tersebut, terutama terhadap sumber

tertulis menelusuri asal usul sumber.

Penulis juga melakukan pemilihan terhadap sumber rujukan buku-buku,

jurnal, artikel, penelitian, skripsi, tesis yang relevan dengan kajian penelitian.

Melakukan uji kelayakan terhdap sumber rujukan yang digunakan, seperti tahun

Page 22: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

67

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terbit apakah sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh penulis

semakin muda tahun penelitian menunjukkan informasi kekinian yang ada,

pengarang buku, penerbit. Selanjutnya kenampakan fisik dari buku tersbut seperti

bahan kertas yang digunakan, keindahan cover bagian depan buku, gaya huruf

dalam penulisan, tingkat kepopuluran penulis dan penerbit semakin populer maka

semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap buku tersebut.

Kritik eksternal merupakan langkah pengujian terhadap sumber sejarah yang

terfokus kepada aspek “luar” sumber tersebut. Helius Sjamsuddin (2007,hlm. 133-

134) menuturkan pengertian dari kritik eksternal ialah :

Suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan

atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin,

dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu

telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak. Kritik eksternal harus

menegakkan fakta dari kesaksian bahwa : kesaksian itu benar-benar diberikan

oleh orang ini atau pada waktu itu (authenticity), kesaksian yang telah diberikan

itu telah bertahan tanpa ada perubahan (uncorupted), tanpa ada suatu tambahan-

tambahan atau penghilangan-penghilangan yang substansial (integrity).

Pelaksanaan kritik eksternal dilakukan secara umum terutama pada dokumen

yang diperoleh dari pihak Yayasan Pesantren Ulumuddin, tindakan ini dilakukan

dengan pertimbangan dokumen tersebut sebagai sumber primer yang penting

dalam penelitian dan berasal dari dalam lembaga. Dokumen tersebut dapat

dijamin keasliaannya karena tidak mengalami perubahan dari sejak pertama

sekolah formal didirikan, mengenai jumlah siswa dan alumni yang sudah

mengenyam pendidikan pada lembaga sekolah formal Ulumuddin fokus utama

melihat awal berdirinya sekolah formal yaitu SMP dan SD, semua dokumen yang

didapatkan dari pihak Yayasan Ulumuddin dilihat dari segi fisik tulisan yang

terdapat pada dokumen masih dapat terbaca dengan baik.

Pelaksanaan kritik eksternal juga dilakukan penulis secara ketat terhadap

sumber dokumen yang diperoleh dari BPS Kabupaten Cirebon. Hal ini dilakukan

dengan pertimbangan BPS adalah suatu lembaga secara nasional diakui sebagai

lembaga yang kompeten dalam melakukan pendataan dan dapat

dipertanggungjawabkan, dari proses tersebut penulis mendapatkan data-data dan

informasi yang berkaitan dengan penelitian. Dokumen yang didapatkan dari BPS

Page 23: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

68

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih dapat terbaca dengan baik karena tercetak pada sebuah buku dan terdapat

data berupa file elektronik, data yang diperoleh penulis dari BPS diantaranya data

jumlah penduduk, data dalam bidang sosial yang meliputi bidang pendidikan,

dokumen Kecamatan Susukan dan lain-lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan KH. Ali Murtadho, MA (ketua Yayasan

Pesantren Ulumuddin), secara fisik beliau masih dalam usia yang produktif dalam

usia 53 tahun. Sehingga dalam menyampaikan materi wawancara penulis

berusaha menjaga dengan menggunakan bahasa yang sopan dan diselingi oleh

bahasa daerah yang digunakan dalam keseharian, narasumber menjawab dengan

suara yang jelas dan bersemangat. Hingga menggunakan istilah-istilah keilmuan

yang bersifat empiris melihat latar belakang pendidikan beliau yang merupakan

lulusan dari Universitas Al-azhar Mesir dan Universitas Islamabad.

3.3.4.2 Kritik Internal

Pada tahapan kritik internal seluruh sumber sejarah yang digunakan dalam

penelitian sumber tertulis ataupun lisan dilakukan pengamatan secara mendalam

secara teliti, berbeda dengan kritik ekternal yang tidak dilakukan secara

mendalam. Kritik internal penulis melakukan secara mendalam dan menyeluruh

hal ini bertujuan agar fakta yang diperoleh benar-benar sesuai dengan kajian

dalam penelitian. Kritik internal sebagaimana yang diistilahkan menekankan

aspek “dalam” yaitu isi dari sumber sebagai data dan informasi penelitian, setelah

fakta kesaksian (fact of testimony) dituangkan melalui kritik eksternal setalah itu

tahapan evaluasi terhadap kesaksisan tersebut dan dapat memutuskan kesaksian

yang diberikan bersifat reliable dapat dipercaya. Keputusan yang diambil

didasarkan atas penemuan dari penyidikan yang dilakukan peneliti (Sjamsuddin,

2007, hlm. 143).

Penulis melakukan kritik internal terhadap sumber buku, jurnal, artikel,

penelitian, skripsi, tesis yang relevan dengan kajian yang digunakan sebagai

rujukan dalam penelitian. Melakukan uji kelayakan yang lebih mendalam

menganai isi kajian yang terdapat didalam sumber tersebut, gaya penulisan dan

gaya bahasa yang digunakan penulis dalam menyampaikan penelitiannya juga

Page 24: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

69

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempengaruhi paham atau filsafat yang dianut oleh penulis dalam melakukan

penulisan buku ini dan penentuan tujuan dari dibuatnya buku ini terdapat didalam

setiap isinya.

Penulis mencoba membandingkan beberapa buku-buku tersebut seperti yang

diungkapakan oleh Lucey (dalam Sjamsuddin, 2007, hlm. 148) yang menyebutkan

bahwa :

Dalam membandingkan satu sumber dengan sumber-sumber lain untuk

kredibilitas, terdapat tiga kemungkinan:

1. Sumber-sumber lain dapat cocok dengan sumber A, sumber yang

dibandingkan

2. Sumber-sumber lain berbeda dengan sumber A

3. Sumber-sumber lain itu “diam” saja, artinya tidak meneyebutkan apa-apa.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis melakukan analisis untuk

membandingkan fakta antar buku, tulisan secara teliti dan mendalam pada sumber

dokumen yang didapatkan penulis dari pihak Yayasan Pesantren Ulumuddin dan

lembaga pendidikan formal yang ada didalamnya dengan sumber yang didapatkan

dari dinas pendidikan tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten yang merupakan

badan resmi milik pemerintah sebagai sumber utama maka penulis melakukan

penyidikan sumber dokumen secara teliti. Dilihat dari isi yang relevan, bahasan

yang sesuai dan isi yang dapat dipertanggungjawabkan dari dokumen tersebut,

kesesuaian dokumen dengan keterangan pelaku dan saksi sejarah, keaslian tulisan,

gaya penulisan dan kesesuaian dengan bidang isi dokumen. Pelaksanaan kritik

internal terhadap sumber dokumen yang didapatkan dari BPS dilakukan kritik

lebih teliti karena menyangkut angka, penulis melakukan pencocokan antara data

yang termuat dalam buku tingkat Kabupaten dan tingkat Kecamatan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis juga melakukan kritik internal dengan

melihat aspek materi yang disampaikan narasumber, kesesuaian pertanyaan

dengan jawaban, melihat latar belakang narasumber seperti adanya hubungan

keluarga akan mempengaruhi perbedaaan pernyataan dengan narasumber yang

bersifat masyarakat biasa. Wawancara yang penulis lakukan dengan KH. Ali

Murtadho, MA tentang materi yang disampaikan sangat luas dan menyeluruh

karena beliau pelaku sekaligus saksi sejarah selebihnya dengan pihak yang

terdapat didalam lembaga pendidikan formal dan masyarakat Desa Susukan.

Page 25: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

70

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis juga melakukan wawancara dengan masyarakat untuk mengetahu lebih

lanjut mengenai pengaruh pendidikan formal yang dibentuk oleh yayasan

terhadap tingkat pendidikan yang ada di masyarakat.

3.4.5 Interpretasi

Sejarawan yang berorientasi pada sumber-sumber sejarah akan menggunakan

porsi deskripsi dan narasi yang lebih banyak, sedangkan sejarawan yang

berorientasi kepada problema, selain menggunakan deskripsi dan narasi lebih

lanjut menggunakan analisis. tetapi apapun sistem dan proses yang digunakan

narasi, deskripsi dan analisis semua berawal dari sintesis (Sjamsuddin, 2007, hlm.

158).

Interpretasi merupakan proses pemberian penafsiran yang dilakukan oleh

sejarawan terhadap fakta dan informasi yang ditemukan dalam penelitian,

berdasarkan fakta-fakta dan informasi yang didapatkan kemudian dihubungkan

menjadi sebuah gambaran untuk menjawab permasalahan yang sedang dikaji.

Pemahaman sejarawan dalam penafsirkan terhadap sumber yang didapatkan

berbeda-beda tergantung pada individu dalam melihat sudut panang bagian mana

terhadap sumber tersebut.

Menurut Gottschalk dalam Ismaun (2005, hlm. 56) menyatakan bahwa

sebagai berikut:

Interpretasi atau penafsiran sejarah itu memiliki tiga aspek penting, antara

lain: pertama, analisis-kritis yaitu menganalisis struktur intern dan pola-pola

hubungan antar fakta-fakta. kedua, historis-substantif yaitu menyajikan suatu

uraian prosesual dengan dukungan fakta-fakta yang cukup sebagai ilustrasi suatu

perkembangan. sedangkan ketiga adalah sosial-budaya yaitu memperhatikan

manifestasi insani dalam interaksi dan interelasi sosial-budaya.

Interpertasi bertujuan agar sumber-sumber yang telah diperoleh penulis

terutama sumber primer memiliki kredibilitas yang tinggi, sehingga sumber-

sumber yang diperoleh dapat dibangun menjadi sebuah rangkaian yang relevan

dengan permasalahan penelitian yang kemudian dituangkan oleh penulis pada

tahapan selanjutnya. Data-data dan informasi mengenai Pesantren Ulumuddin

yang telah didapatkan penulis kemudian dirangkai menjadi sebuah susunan yang

kemudian ditafsirkan menjadi rekontruksi imajinatif, rekontruksi ini dibentuk dari

Page 26: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

71

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber yang ada, fakta, informasi, pengetahuan, pemikiran penulis. Penyusunan

fakta-fakta disesuaikan dengan fokus kajian penelitian dengan melihat pada

permasalahan yang diangkat mengenai “Kontribusi Pondok Pesantren Ulumuddin

Terhadap Perkembangan Pendidikan Formal di Kecamatan Susukan Kabupaten

Cirebon tahun 2000-2016”.

Fakta yang diperoleh dirangkai untuk dilakukan penafsiran penulis melalui

rekontruksi imajinatif mengenai penjelasan-penjelasan terhadap kajian penelitian,

pengetahuan, sumber rujukan dapat mempengaruhi dalam proses rekontruksi.

Pada tahapan interpretasi dalam merangkai fakta-fakta menjadi sebuah penafsiran

rekontruksi, penulis menggunakan pendekatan ilmu multidisipliner yakni

pendekatan dalam ilmu sejarah yang melakukan analisis dengan menggunakan

dukungan dari sudut pandang ilmu sosial lainnya. Rumpun ilmu sosial yang

digunakan seperti, sosiologi dan ekonomi serta menggunakan ilmu statistik.

3.3.6 Historiografi

Historiografi adalah tahap akhir dari prosedur penelitian sejarah yang

dilakukan, hasil pencaraian data, informasi dan fakta yang didapatkan kemudian

disusun menjadi sebuah laporan berbentuk tulisan skripsi. Penulis berusaha untuk

menyusun skripsi dengan utuh melakukan analisis dan sintesis secara menyeluruh

terhadap berbagai aspek tentang “Pesantren dan Pendidikan Formal”. Pada

tahapan ini berisikan paparan tentang isi kajian dari penelitian yang dilakukan

untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara

empiris.

Menurut Ismaun (2005, hlm. 28) menyatakan secara harfiah historiografi

berarti pelukisan sejarah, yaitu gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi

pada waktu yang lalu yang disebut sebagai sejarah. Historiografi merupakan hasil

rekontruksi melalui proses pengujian dan penelitian secara kritis terhadap sumber-

sumber sejarah. Tahapan penyusunan dari hasil pencaraian sumber penelitian

yang kemudian dituangkan kedalam satu rangkaian keutuhan menjadi bentuk

tulisan yang sistematis, penulis menggunakan kemampuan daya pikir secara

Page 27: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/29952/6/S_SEJ_1307598_Chapter3.pdf · mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada khalayak umum agar dapat bermanfaat

72

Milkha Aniroh, 2017 KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN ULUMUDDIN TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maksimal dalam melakukan suatu rangkaian penulisan sumber sejarah menjadi

penulisan yang menjawab permasalahan penelitian.

Pada tahapan ini penulis menuangkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan

menjadi sebuah tulisan, fakta-fakta dan informasi yang merupakan sumber

penelitian kembali dituangkan dalam bentuk laporan yang melalui proses tahapan

penelitian sebelumnya. Laporan penelitian yang dibuat menjadi satu kesatuan

tulisan utuh sebagai skripsi yang bersifat empiris dan dapat

dipertanggungjawabkan, menggabungkan hasil pencarian sumber yang telah

dilakukan menjadi sebuah wawasan yang dapat memberikan kontribusi ilmu dan

pengetahun bagi masyarakat luas. Dalam melakukan penulisan ini berdasarkan

peraturan penulisan karya tulis ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia yang

berlaku bagi seluruh penelitian yang bernaung dibawah intstasi ini.