bab iii kepemimpinan dan ideologi dalam gerakan … file53 gemilang dan memberikan keuntungan...

30
50 BAB III KEPEMIMPINAN DAN IDEOLOGI DALAM GERAKAN PROTES BURUH DI PURWOREJO TAHUN 1919-1926 Sebelum membicarakan mengenai protes buruh di Purworejo tahun 1919- 1926, terlebih dulu harus diketahui ideologi dari gerakan buruh tersebut. Setiap gerakan sosial pasti memiliki ideologi, yaitu sesuatu yang dijadikan pedoman yang ditanamkan dalam diri setiap individu maupun kelompok yang melakukan suatu gerakan atau yang disebut dengan ideologi. Ideologi gerakan merupakan keyakinan terhadap suatu paham yang akan mengarahkan kepada tujuan dari gerakan itu sendiri. Selain ideologi, hal yang sangat penting dalam suatu gerakan adalah seorang pemimpin gerakan. Pemimpin memiliki andil besar dalam sebuah gerakan, yang akan membawa kemana arah gerakan itu dan menjamin tercapainya tujuan dari gerakan tersebut. Penjelasan mengenai ideologi dan kepemimpinan gerakan buruh di Purworejo akan dijelaskan sebagai berikut: A. Organisasi Politik dan Kepeminpinan dalam Gerakan Protes Buruh 1. Munculnya Organisasi Politik dan Pengaruhnya terhadap Gerakan Buruh Akhir abad XIX sampai awal abad XX terjadi perubahan besar terhadap sistem ekonomi di Indonesia. Berlakunya sistem ekonomi liberal mengubah kehidupan masyarakat Indonesia saat itu, dari berlakunya Cultuurstelsel yang dianggap memberatkan rakyat kemudian beralih ke sistem ekonomi pintu terbuka. Bukan hanya kehidupan di bidang ekonomi rakyat saja yang berubah melainkan juga

Upload: hoangquynh

Post on 30-May-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

50

BAB III

KEPEMIMPINAN DAN IDEOLOGI DALAM GERAKAN

PROTES BURUH DI PURWOREJO TAHUN 1919-1926

Sebelum membicarakan mengenai protes buruh di Purworejo tahun 1919-

1926, terlebih dulu harus diketahui ideologi dari gerakan buruh tersebut. Setiap

gerakan sosial pasti memiliki ideologi, yaitu sesuatu yang dijadikan pedoman yang

ditanamkan dalam diri setiap individu maupun kelompok yang melakukan suatu

gerakan atau yang disebut dengan ideologi. Ideologi gerakan merupakan keyakinan

terhadap suatu paham yang akan mengarahkan kepada tujuan dari gerakan itu sendiri.

Selain ideologi, hal yang sangat penting dalam suatu gerakan adalah seorang

pemimpin gerakan. Pemimpin memiliki andil besar dalam sebuah gerakan, yang akan

membawa kemana arah gerakan itu dan menjamin tercapainya tujuan dari gerakan

tersebut. Penjelasan mengenai ideologi dan kepemimpinan gerakan buruh di

Purworejo akan dijelaskan sebagai berikut:

A. Organisasi Politik dan Kepeminpinan dalam Gerakan Protes Buruh

1. Munculnya Organisasi Politik dan Pengaruhnya terhadap Gerakan Buruh

Akhir abad XIX sampai awal abad XX terjadi perubahan besar terhadap

sistem ekonomi di Indonesia. Berlakunya sistem ekonomi liberal mengubah

kehidupan masyarakat Indonesia saat itu, dari berlakunya Cultuurstelsel yang

dianggap memberatkan rakyat kemudian beralih ke sistem ekonomi pintu terbuka.

Bukan hanya kehidupan di bidang ekonomi rakyat saja yang berubah melainkan juga

51

pendidikan. Setelah diterapkannya politik etis atau politik balas jasa pada tahun

1900an, banyak dari rakyat Indonesia yang telah mengenyam pendidikan. Munculnya

kaum-kaum terpelajar ini yang menjadi awal dari kesadaran masyarakat Indonesia

untuk melakukan gerakan.

Munculnya kaum-kaum terpelajar memang menjadi salah satu dampak dari

politik etis, kemunculannya membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk

memerdekakan diri dan haknya. Kaum terpelajar membentuk organisasi-organisasi

baik itu politik maupun sosial untuk mewujudkan hal itu, yang diantaranya ada

Boedi Oetomo yang dipandang sebagai tonggak awal berdirinya organisasi di

Indonesia, anggotanya merupakan kaum-kaum moderat dan berasal dari kalangan

kerajaan. Kemudian diikuti oleh Sarekat Islam, kemudian muncul juga PKI yang

sebagian besar tokohnya merupakan pecahan dari Sarekat Islam dengan ideologi yang

berbeda. Setelah itu organisasi-organisasi politik mulai bermunculan.

Boedi Oetomo muncul pada bulan Mei 1908 yang berupa Sarekat Prijaji.

Tujuan dibentuknya adalah untuk memajukan kaum bumiputera. Atas persetujuan

dari Guberbur Jendral Idenburg dan laporan dari Douwes Dekker yang dimuat dalam

Bataviansch Nieuswsblad, BO menikmati kedudukan sebagai ungkapan kebangkitan

Nasional yang pertama dalam bentuk organisasi yang didirikan oleh Dokter Wahidin

Soedirohusodo. Meskipun pendiri yang sebenarnya adalah pelajar dari Stovia.50

50 Takashi Siraishi, Zaman Bergerak “Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926”, (Jakarta: Grafiti Press, 1997), hlm.46.

52

Sarekat Islam tumbuh dan berkembang dari Rekso Roemekso pada awal 1912

yang didirikan oleh Haji Samanhoedi Wahid bersama saudara, teman dan

pengikutnya.51 Pada masa itu perkumpulan tanpa status hukum dibubarkan setiap saat

dengan perintah Residen. Pergolakan masyarakat sebagai bentuk perubahan sosial

yang cepat membangkitkan kesadaran kaum pribumi, semula secara perorangan

kemudian kelompok-kelompok kemudian meluas ke seluruh masyarakat. Sarekat

Islam di periode awal merupakan suatu banjir besar di mana rakyat dimobilisasi

secara besar-besaran, baik di kota maupun pedesaan. Gerakan massa seperti ini

dianggap ancaman langsung bagi pemerintah Belanda.52 Sarekat Islam muncul

sebagai organisasi yang tidak memandang ras dan kedudukan, inilah yang kemudian

menjadikan Sarekat Islam menjadi organisasi dengan massa yang sangat besar.

Sarekat Islam juga melakukan gerakan reaktif yang berupa protes-protes

dalam pers pribumi kemudian disusul oleh usaha-usaha aktif untuk memperbaiki

nasib dan martabat rakyat. SI berurusan dengan berbagai kelompok dan golongan dari

berbagai lapisan sosial dan subkultur. SI sering dipandang sebagai revivalisme

religius.53

Situasi yang memburuk di kalangan kaum buruh dan pegawai rendah setelah

Perang Dunia I namun di sisi lain, di bidang pertanian tengah mengalami masa

51 Ibid., hlm.55.

52 Sartono Kartodirdjo, Gerakan-gerakan Protes di Pedesaan Jawa,(Yogyakarta: Buku Tidak Dipublikasi, 2007), hlm.106-107.

53 Ibid., hlm.109.

53

gemilang dan memberikan keuntungan ekonomi yang cukup besar bagi kaum

pemodal asing. Kepemimpinannya jatuh ke tangan kaum komunis yang terampil

sekali mendalangi aksi-aksi kaum buruh.54 Sarekat Islam merupakan jalan pembuka

bagi semua golongan untuk ikut dalam organisasi tanpa memandang status dan

jabatan. Anggota Sarekat Islam semakin membesar dan muncul dari berbagai daerah,

hal ini yang kemudian membuat Sarekat Islam mampu untuk secara radikal melawan

Kolonialisme. Meskipun dalam keanggotaannya tidak memandang jabatan dan status

namun Sarekat Islam yang bergerak dengan ideologi Islam sangat menentang

komunisme.

Pecahnya Sarekat Islam menjadi dua kubu ini yaitu SI putih dan SI merah, SI

merah yang berhalauan komunis sedangkan SI putih merupakan yang murni atau

ideologi religius. Perbedaan ideologi menjadi alasan perpecahan CSI. Misbach

muncul sebagai propagandis PKI dan SI merah karena menganggap bahwa prinsip

dasar komunisme adalah “sama rasa sama rata” tidak cocok dengan Islam.55 Pada

pertengahan 1924, PKI muncul sebagai kekuatan yang pengaruhnya melampaui

PSI/CSIdan satu-satunya partai dengan jujur mampu menyatakan memiliki pengikut

massa. Suatu pertarungan ideologi komunisme PKI dan Islamisme PSI/CSI semakin

terbuka.56

54 Ibid., hlm.125.

55 Takashi Siraishi., op.cit., hlm.329.

56 Ibid., hlm.337.

54

Kedua Partai muncul dengan basis massa yang besar dan menjadi organisasi

rakyat yang cukup radikal. Terutama PKI yang secara terus-menerus melakukan aksi

mogok di berbagai daerah. PKI yang merupakan organisasi penggerak dari sebagian

besar aksi mogok buruh di berbagai daerah untuk menuntut hak. Gerakan dilakukan

dengan tujuan untuk menghapus kapitalisme dan imperialisme dari tanah Indonesia.

Sarekat Islam dan PKI merupakan sebuah organisasi politik yang secara nyata

melawan pemerintah Kolonial Belanda. Melalui aksi-aksi propaganda dalam bentuk

media massa, seperti yang dilakukan oleh Marco Kartodikromo atau melalui gerakan

mogok seperti yang telah terjadi di berbagai daerah. Keduanya juga merupakan

pelopor gerakan protes yang dilakukan oleh kaum buruh. Gerakan-gerakan tersebut

mampu untuk mengguncang dan mengancam kedudukan pemerintah Kolonial

Belanda di Indonesia.

Boedi Oetomo juga muncul sebagai sebagai organisasi yang bergerak untuk

mencapai kemerdekaan. Hanya saja anggotanya yang moderat sangat menentang

radikalisme yang dilakukan oleh PKI dan PSI. Namun gerakan yang secara politis itu

nyatanya tidak membuahkan hasil yang nyata bagi masyarakat. Meskipun dianggap

sebagai organisasi pelopor namun dalam gerakannya BO tidak memberikan

perubahan yang nyata bagi kehidupan masyarakat.

2. Gerakan Sarekat Sekerja

Gerakan Sarekat Sekerja dimulai sejak terjadi Perang Dunia I berlangsung,

kemudian tahun 1919 dibangun sebuah perkumpulan pusat bagi buruh, yang diberi

nama Persatuan Pergerakan Kaum Buruh. Pasca dimulai yaitu tahun 1919, tahun

55

berikutnya terjadilah beberapa protes dan percobaan mogok. Penyebab terjadinya

pemogokan dan protes tentu saja adalah karena tidak adanya kenaikan upah,

meskipun perusahaan ditempat para buruh bekerja telah mendapatkan keuntungan

yang besar dari hasil mengekspor barang.57

Percobaan pemogokan pertama dilakukan oleh P.F.B atau Personeel Fabriek

Bond. Tujuan diadakannya perkumpulan ini pertama kali adalah untuk menolong

buruh pabrik di Yogyakarta dalam mendapatkan hak, namun kemudian segera

menyebar ke seluruh Jawa. PFB dipimpin oleh Suryopranoto yang juga menjabat

sebagai sekertaris C.S.I. dan di tahun 1920, para buruh meminta para pengusaha

untuk menyetujui PFB sebagai perwakilan dari para buruh. Usaha kaum buruh untuk

menjadikan PFB sebagai wakil menyuarakan keinginan buruh ini tidak disetujui oleh

para pengusaha/pemilik perkebunan dan pabrik. Akibat permintaan yang tidak

terpenuhi, maka pada tanggal 9 Agustus 1920 kaum buruh mengajukan ultimatum

untuk melalukan pemogokan sebagai bentuk protes. 58

Pemerintah tentu saja tidak mendukung gerakan buruh dan mencoba untuk

melindungi kaum modal perusahaan gula dengan mengeluarkan sejumlah peraturan

yang melarang dilakukannya gerakan protes dan mogok. Pemerintah menyatakan

bahwa larangan tersebut dikeluarkan atas dasar bahwa aksi tersebut sebenarnya bukan

57 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT DianRakyat, 1978), hlm.83.

58 Ibid., hlm.84.

56

memperjuangkan nasib buruh, melainkan sebagai bentuk dari aksi politik. Pemerintah

menyarankan kepada perusahaan gula untuk menambah upah buruh.59

Petjahnja kabar jang V.S.T.P akan mengadakan pemogokan oemoemdalem boelan October kata Spreker itoe hanja asoetanja soerat-soerat kabarkaoem reaksi soepaja terdjadi pemogokan ketjil-ketjil dan gampang ditindesmenjadi kalah. Kalau akan terdjadi pemogokan oemoem bagi kaoem boeroeh,kata Spreker, pemerintah toeroet-toeroet mentjegah katanja sebab mendjagakeamanan oemoem, tetapi pemogokan politiek jang diboeat oleh tuan Colijnradja minjak pemerintah tiada terlihat pengawalannja.60

Pemerintah Belanda mengatakan bahwa pemogokan umum dilarang karena

akan mengganggu keamanan, dan sebenarnya tujuan pemogokan umum bukanlah

untuk memperbaiki kehidupan buruh melainkan untuk keperluan politik. Alasan

tersebut yang kemudian menyebabkan pemerintah mengeluarkan peraturan yang

melarang aksi mogok buruh dan melakukan pengawalan terhadap pengusaha-

pengusaha/pemilik perkebunan dan pabrik. Kaum buruh berpendapat bahwa hal itu

hanyalah alasan pemerintah untuk melarang para buruh untuk melakukan pemogokan

umum hanya untuk melindungi kaum modal atau pengusaha.

Pegawai-pegawai perusahaan yaitu kaum buruh dengan profesinya masing-

masing mulai mendirikan perserikatan atas usaha dari propaganda P.F.B. Kaum

buruh di Purworejo menjadi salah satu yang tergabung dalam P.F.B yang pusat

propagandanya berada di Purwokerto (Karesidenan Banyumas). Kaum buruh dalam

P.F.B bukan menjadi satu-satunya yang berada di bawah pengaruh SI, masih ada

59 Ibid.

60 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 November 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.

57

perserikatan buruh kereta api (VSTP) dan buruh pegadaian (PPPB). V.S.T.P

(komunis) sedang memikirkan untuk memberikan modal kepada pemogok-pemogok.

V.S.T.P menganjurkan kepada kaum buruh untuk terus melakukan pemogokan,

dengan alasan bahwa dengan melakukan pemogokan maka pengusaha-pengusaha

akan takut terhadap kaum buruh dan memenuhi keinginannya.61

Memang kaoem madjikan takoet sekali akan pemogokan tetapi boekantakoet kepada perkata’an melainkan takoet pada perboeatan mogok. Meskipoenbegitoe kaoem madjikan bisa berpoera-poera menertawai kaoem boeroehnja,katanja:,, Kalau kamoe mogok apa jang kamoe makan sehari-hari? Dan anak-binimoe djoega mendjadi kelaparan”. Perkataan ini jang biasanja boeatmenoetoepi ketakutannja kaoem madjikan, sebab ia soedah tahoe jang ia bakalmenanggoeng roegi besar djika terjadi pemogokan kaeom boeroehnja. Kaoemmadjikan tentoe sadja mengeloearkan tipoe dajanjasoepaja djangan terdjadikaoem boeorehnja mogok bersama-sama.62

Propaganda terus dilakukan oleh pemimpin-pemimpin gerakan dengan tujuan

untuk lebih meyakinkan kaum buruh untuk tetap melakukan pemogokan umum dan

jangan pernah takut atas ancaman yang diberikan oleh kaum majikan. Propaganda

yang dilakukan ini membawa harapan kepada kaum buruh untuk tidak goyah dengan

tindakan yang dilakukan oleh kaum majikan. Keyakinan bahwa tanpa kaum buruh,

kaum majikan akan mengalami kerugian yang besar sehingga mau tidak mau akan

memenuhi tuntutan para buruh. Harapan besar ini diberikan agar tuntutan yang

selama ini diperjuangkan oleh kaum buruh dapat segera terwujud yaitu tuntutan

kenaikan upah dan pengurangan jam kerja untuk kaum buruh.

61 Pringgodigdo., op.cit., hlm.84-85.

62 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 Oktober 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.

58

Surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh menyebutkan bahwa Suryopranoto

membangkitkan keberanian kaum buruh untuk melakukan pemogokan serentak.

Tujuan didirikannya P.F.B menurut Suryopranoto bukan hanya bertujuan untuk

menaikkan upah buruh, namun juga untuk menjujung harkat martabat bangsa yang

selama ini telah terjajah. Suryopranoto membakar semangat rakyat dengan cara

memberikan gambaran mengenai kekejaman dan melimpah ruahnya keuntungan

pemerintah Belanda serta kaum majikan dari kaum buruh. Pemogokan yang terjadi di

berbagai kota itu kemudian mendapat reaksi dari pemerintah, pemerintah Belanda

mulai mendirikan panitia perbaikan nasib.63

Pergerakan kaum buruh yang selama ini merupakan gerakan sosial, mulai

memperlihatkan perubahannya ke arah gerakan nasional, seperti yang telah

dinyatakan dalam surat kabar sebagai berikut:

Disini tertariklah kami akan toeroet mempertimbangkan dari hal kaoemboeroeh hati bergerak nationalisch dan tidak poen perhimpoenan bergerakbersama-sama dengan perhimpoenan kaoem boeroeh jang lain. Ketahoeilah,kaoem boeroeh bergerak mentjari perbaikan nasiblah dimana antero kaoemboeroeh menghendaki kepada keperloean itoe, dan dimana djoega bergerakkaoem boeroeh tentoe tentangan madjikan. Mengingat keperloean jang samaitoe dalem mentjapai tentoe tiada haroes memandang dan olih bangsa. Ingetkeperloean kaoem boeroeh. Lagi poela kaoem madjikan disini kita bisa lihatjang bergeraknja bersama-sama.64

63 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Perlawanan TerhadapImperialisme dan Kolonialisme di Daerah Yogyakarta, (Jakarta: Tumaritis, 1990),hlm.144.

64 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 November 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.

59

Pergerakan kaum buruh bukan hanya sekedar mengarah kepada perbaikan

nasib, namun pergerakannya telah diarahkan kepada pergerakan nasional. Kaum

buruh menyetujui, dan menyatakan bahwa pergerakannya akan mengarah kepada

bentuk gerakan nasional dan akan bergerak bersama dengan sarekat buruh lainnya.

Pergerakan bersama ini kemudian yang menyebabkan aksi protes dan mogok besar-

besaran di segala tempat. Tujuan protes kaum buruh yang utama tetap fokus dalam

perbaikan nasib buruh, meskipun sebelumnya telah disetujui bahwa gerakan kaum

buruh akan bersifat nasionalis.

Pemogokan besar-besaran terjadi pada tahun 1923, sebuah aksi yang

mengerahkan kaum buruh di berbagai daerah (Semarang, Banyumas dan Yogyakarta)

dan secara bersamaan untuk melakukan mogok hingga mendapatkan reaksi keras dari

pemerintah Belanda. Pemogokan yang terjadi di berbagai tempat telah

membangkitkan kesadaran masyarakat dan sekaligus mengancam kedudukan

pemerintah Belanda serta pengusaha-pengusaha Eropa yang menanam modal di

Indonesia. Pemogokan membawa banyak korban dan sebagian besar adalah kaum

buruh Indonesia. Suryopranoto berjuang lebih keras lagi untuk membela kaum buruh

yang dilepas dengan alasan dicari-cari oleh pemerintah Belanda akibat melakukan

protes dan pemogokan.65

Pemecatan atau pemutusan hubungan kerja bukan merupakan satu-satunya

cara yang ditempuh oleh pengusaha untuk menangani protes dan pemogokan buruh,

65 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan., op.cit., hlm.149.

60

namun pemerintah Kolonial juga mengeluarkan peraturan yang dicantumkan dalam

besluit artikel 161 bis pada tanggal 10 Mei 1923, kemudian terbit arikel tambahan

yang mendukungnya dan berlaku pada tahun 1926 berisi mengenai larangan segala

bentuk aktivitas dalam bentuk propaganda yang akan membuat protes dan

pemogokan kembali terjadi. Pemimpin pemogokan buruh yaitu Semaoen juga

dibuang ke luar negeri. Penangkapan dan pembuangan pemimpin pergerakan di tahun

1923 belum menghentikan aksi protes dan mogok yang dilakukan buruh.

Suryopranoto sebagai pemimpin dari PPKB berjuang lebih keras untuk

menuntut hak buruh yang telah mengalami ketidakadilan dapat dikembalikan.

Pelepasan buruh akibat ikut dalam protes juga dianggap tidak adil dan diperjuangkan

nasibnya agar dapat bekerja kembali. Aksi-aksi buruh ini mendapat pengawasan ketat

oleh pemerintah Belanda. Dampaknya bukan hanya dirasakan oleh kaum buruh

pribumi namun juga dirasakan oleh golongan kaum kiri dan kaum buruh dari

golongan Belanda tidak luput dari pembersihan oleh pemerintah Belanda.66

Sedangkan konsekuensi yang harus dihadapi oleh buruh apabila tertangkap atau

sedang dalam pencarian adalah pemecatan.

Aksi-aksi mogok pada tahun 1925 merupakan aksi mogok besar, sehingga

pemerintah Belanda mengambil tindakan keras untuk para pemogok dengan

melakukan penangkapan besar-besaran. Pemimpin-pemimpin gerakan ditangkap dan

dibuang, kemudian untuk kaum buruh konsekuensi yang di dapat adalah pemecatan

66 Sartono Kartodirdjo, Pengamtar Sejarah Indonesia Baru: SejarahPergerakan Nasional, (Jakarta: Gramedia, 1993), hlm.148.

61

dari perusahaan dan dimasukkan ke dalam daftar merah, sehingga sulit mendapatkan

pekerjaan di perusahaan lain. Dikeluarkannya Besluit artikel 161 bis mengenai

pelarangan mogok ini menjadi efektif. Hal ini dikarenakan kaum buruh tidak dapat

berkomunikasi dengan pemimpin gerakan, akibat dari pembuangan pemimpin-

pemimpin gerakan ke luar negeri atau ke luar pulau. Gerakan-gerakan buruh yang

tidak dikoordinasi oleh pemimpin-pemimpinnya ini kemudian berakhir pada tahun

1926.

3. Kepemimpinan dan Ideologi

Kemunculan organisasi politik sangat berpengaruh dalam gerakan protes

buruh saat itu, salah satunya adalah CSI. Seiring berjalannya waktu dan pengaruh

ideologi, CSI berkembang dan terpecah menjadi dua aliran yaitu SI putih yang masih

berpegang terhadap ideologi Islam dan SI merah di bawah kepemimpinan Semaoen

dan Darsono yang berideologi komunis (sosialis kiri). Semaoen dan Darsono

membawa SI Merah kepada gerakan revolusioner PKI. Keduanya memiliki hubungan

yang erat, keyakinannya terhadap ideologi komunis membawa mereka kepada

gerakan yang lebih frontal. Keutamaan gerakan bagi Semaoen (sosialis kiri menjadi

komunis) adalah perubahan kehidupan masyarakat, yaitu merubah kapitalis menjadi

sosialis dengan berbagai cara. Suryopranoto dalam kongres di Surabaya

mengungkapkan bahwa memenangkan perjuangan kelas dan menjadikan alat-alat

62

produksi menjadi milik kaum buruh tidak harus melalui aksi bersenjata, namun dapat

dilakukan melalui paksaan moral (protes).67

Langkah SI sejalan dengan keinginan kaum komunis, bulan Desember 1919

berdiri sebuah perpusatan serikat sekerja yang diberi nama “Persatuan Pergerakan

Kaum Buruh” (PPKB). Kaum komunis menginginkan nama “Revolutionnair Vak-

centrale” dapat disebut dengan VSTP.68

Pertama-tama soedara Darsono membikin kritiek atas Dagelijkschbestuur C.S.I. jaitoe soedara Tjokroaminoto dan Brotosoehardjo, soedaraDarsono ada seorang Komunist. Soedara Semaoen itoe waktoe menjadivoorzitter dari vakcentrale: ,,Persatoean Perkoempoelan Koem Boeroeh’’, iaadalah seorang komunist juga. Soedara Soerjapranoto mejadi voorzitter C.S.I.dan voorzitter Hoofd Bestuur P.F.B. dan Dan Secretarisnja soedaraH.A.Salim.69

Pengaruh sosialis kiri atau yang telah menjadi komunis ini memberikan

perubahan besar bagi keadaan masyarakat Indonesia awal abad XX, fakta bahwa

selain mempunyai kedudukan penting dalam C.S.I, Semaoen juga menempati salah

satu bagian penting dalam perkumpulan kaum buruh. Ideologi yang dianut oleh

Semaoen dan Darsono tentang kesama rataan membuatnya terkenal seringkali

mengkritik pemerintah. Memang layak dan pada tempatnya, pemimpin sosialis kiri

(kemudian komunis) merubah gerakan menjadi aksi nomor satu dalam melakukan

67 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT DianRakyat, 1978), hlm.17.

68 Ibid., hlm.18.

69 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Agustus 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.

63

perlawanan terhadap kaum pemodal dengan menggunakan kekuatan kaum buruh,

serta ikut mencampuri gerakan sarekat sekerja untuk memperkuat pengaruh anti-

kapitalis.70

Perlawanan terjadi atas dorongan besar terhadap keinginan untuk

mendapatkan haknya sebagai buruh yang telah bekerja kepada majikan selama ini dan

demi mempertahankan kehidupannya. Kaum buruh dengan dukungan dari pemimpin-

pemimpin yang berpengaruh akhirnya berani untuk melakukan perlawanan-

perlawanan atau protes terhadap kaum pemodal. Perlawanan atau protes ini muncul

dalam berbagai bentuk, ada yang dalam bentuk perusakan, sindiran melalui surat

kabar, pemogokan kerja atau bahkan dalam bentuk protes melalui surat yang dikirim

kepada Gubernur Jendral.

Namun semua perlawanan itu tidak akan berjalan baik tanpa kehadiran

seorang pemimpin. Pemimpin merupakan agen dari Mobilization into Action, atau

agen yang memobilisasi kaum buruh untuk bergerak melakukan perlawanan terhadap

ketidakadilan yang para buruh dapatkan selama ini. Perlakuan semena-mena dan

merugikan buruh ini harus segera dihentikan. Maka pemimpin adalah orang yang

berperan mengorganisir gerakan buruh dan diharapkan dapat memastikan agar

tuntutan-tuntutan buruh dalam gerakan protes ini dapat dipenuhi. Menurut Smeleser,

pemimpin memobilisasi massa dengan menekankan interaksi antara dirinya dengan

pengikut. Interaksi intensif ini dilakukan untuk membentuk keyakinan terhadap

70 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT DianRakyat, 1978), hlm.17.

64

pemimpin sehingga massa bersedia untuk mengikuti setiap perintah dan tindakan

yang dilakukan oleh pemimpin. Keyakinan ini disampaikan melalui pertemuan, surat

kabar atau dengan menyebarkan rumor, yang tujuannuya sendiri adalah untuk

memupuk ideologi dan keyakinan massa terhadap pemimpin.71 Seperti yang

diungkapkan melalui surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh berikut:

Pemimpin atau toentoenan itoe haroes beroepa membangoenkan pikiranatau memberi ilmoe berichtiar dan mengadjak bersama-sama berichtiarmenjampaikan maksoed jang moeliadi atas kaoem boeroeh. Sebab kalaoe tidakbegitoe nanti kaloe mereka diadjak apa-apa merasa dipeksa, hal ini pemimpinlaloe bernama melanggar kemerdika’an pikiran….

Akan tetapi pemimpin atau penoentoen selaloe haroes mendjagai soepajabergeraknja kaoem boeroeh itoe djangan sia-sia, tetapi mereka itoe bisamendapet faedah karena bergeraknja itoe djangan sia-sia, tetapi mereka itoekarena itoe wadjiblah pemimpin dan penoentoen menoendjoekan djalan,memilih waktoe jang baik, menandingi kekoeatan dan mengatoer bagaimanakaoem boeroeh itoe misti bergerak.72

Keyakinan terhadap pemimpin itu kemudian digunakan untuk menyebar

kepanikan terhadap kondisi yang ada. Keadaan di Purworejo menjadi contoh dari

salah satu bentuk reaksi atas kepanikan yang terjadi akibat krisis ekonomi, yang

dimulai pasca perang dunia pertama yaitu pada tahun 1919. Kepanikan akibat tekanan

yang terjadi menyebabkan gerakan-gerakan yang mengancam keberadaan pengusaha

71 Neil J. Smelser, Collective Behaviour, (New York: Free Press, 1965),hlm.11.

72 Surat Kabar Soeara Kaoem Boereh, 1 Agustus 1921, Koleksi PerpustakaanNasional Republik Indonesia.

65

atau pemilik modal. Pertumbuhan dan penyebaran keyakinan tersebut sangat

diperlukan untuk menciptakan potensi ledakan massa.73

Kaum buruh di Purworejo tidak melakukan tindakan frontal seperti yang

dilakukan di daerah lainnya, misalnya di Semarang. Para buruh hanya melakukan

protes dengan menyampaikan langsung kepada majikan melalui perwakilannya,

maupun melakukan tindakan mogok. Namun gerakan buruh ini memiliki fokus yang

sama, yaitu menyampaikan keluhan dan tuntutan buruh atas tindakan dari para

majikan. Melalui P.F.B (Personeel Fabriek Bond) cabang Purwokerto yang kemudian

kemudian diganti Serikat Boeroeh Pabrik (S.B.P) menyampaikan kepada anggotanya

(buruh-buruh pabrik) melalui propaganda Soeara Kaoem Boeroeh untuk

mempersatukan diri ke dalam gerakan.

Soedara-soedara kaoem pabrikan!Dalam pergerakannja kaoem boeroeh pabrikan dan oentoek keperloean itoe

djoega, maka pada ini waktoe kami ada merasa wajib berichitiar:a. Memilih dengan kejakinan kami, dasar-dasar jang mana jang setoedjoe

dan haroes dipakai dalam gerakan kaoem boeroeh dan membawakejakinan akan berpaedah.

b. Memilih pemimpin siapa dan jang bisa setoedjoe dengan keada’an dankeperloean kaoem boeroeh dalam bergeraknja mentjahari perbaikanhidoep.74

Gerakan buruh ini membawa misi untuk memenuhi tuntutan-tuntuan buruh

yang tidak kunjung mendapat tanggapan serius, baik dari Pemerintah maupun kaum

majikan. Kaum Buruh berharap agar perkumpulan ini akan membawa kaum buruh

73 Ibid., hlm.16.

74 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 Agustus 1921, KoleksiPerpusatakaan Nasional Republik Indonesia.

66

kepada kehidupan yang lebih baik. Demi menciptakan sebuah perkumpulan yang

sesuai dengan tujuan, maka kaum buruh memilih pemimpin yang dipercaya untuk

merubah kehidupan yang buruh saat ini. Perkumpulan ini juga berharap bahwa

gerakan ini akan bermanfaat dan menghasilkan perubahan daripada menunggu

balasan surat-surat yang dikirimkan.

Semua hal yang terjadi dilatarbelakangi oleh keadaan perekonomian sulit serta

tekanan kerja. Keadaan itu yang membawa kaum buruh kepada gerakan nyata

menuntut perubahan. Hanya saja tuntutan yang dilakukan sendiri, dan tidak melalui

sebuah perkumpulan tidak selalu direspon baik oleh para majikan. Perkumpulan

menjadi penting bagi kaum buruh,sebagai wadah untuk menyampaikan keluhan-

keluhan kaum buruh yang kemudian disampaikan kepada Pemerintah. Harapan

buruh, pemerintah dapat merespon baik dan melakukan perubahan dengan

mengeluarkan peraturan yang akan membantu para buruh mendapatkan hak-haknya.

Peraturan yang kemudian harus dipatuhi oleh para majikan, sehingga tuntutan-

tuntutan buruh dapat segera terlaksana. Oleh sebab itu, untuk mewujudkannya

keberadaan organisasi dan pemimpin merupakan hal yang penting bagi pergerakan

kaum buruh. Hal ini diungkapkan kaum buruh melalui Soeara Kaoem Boeroeh

sebagai berikut:

Akan tetapi pemimpin atau penoentoen selaloe haroes mendjagai soepajabergeraknja kaoem boeroeh itoe djangan sia-sia tetapi mereka itoe bisamendapat faedah karena bergeraknja itoe. Karena itoe wadjiblah pemimpinatau penoentoen menoendjokan djalan, memilih waktoe jang baik menandingikekoeatan dan mengatoer bagaimana kaoem boeroeh itoe misti bergerak. Dalamhal ini tentoelah kejakinan pemimpin itoe mendjadi kekoeasaan di atas kaoemboeroeh, tetapi kaoem boeroeh ada hak membantah penoendjoekannja

67

pemimpinnja itoe djika dirasa ada bersalahan, sehingga dateng kemoefakatankedoea belah pihak.75

Seorang pemimpin tidak dapat begitu saja menjadi seorang pemimpin bagi

kaum buruh. Kaum buruh harus memastikan terlebih dahulu orang seperti apa yang

akan memimpinnya. Kaum buruh juga harus memastikan bahwa pemimpin ini tidak

memiliki kesalahan dan dapat membimbing gerakan buruh agar mendapatkan hasil

seperti yang diinginkan. Pemimpin juga harus dapat mengarahkan kemana dan

gerakan seperti apa yang akan dilakukan oleh para buruh. Keyakinan pemimpin juga

harus dapat mempengaruhi kaum buruh, artinya adalah pemikiran pemimpin harus

sampai kepada buruh sehingga dapat bergerak bersama karena memiliki satu tujuan.

Namun dari sisi agama, terutama Islam, pasti akan mempertanyakan mengenai

hukum dari gerakan buruh ini.

a. Penerapan Gerakan Komunis dalam Ideologi Islam

Ideologi menjadi sangat penting dalam suatu gerakan sosial, karena dengan

adanya ideologi akan menentukan arah gerakan dan gerakan seperti apa yang akan

dilakukan. Dalam pergerakannya, buruh di Purworejo masih menganut millenarian

yaitu kepercayaan akan datangnya Ratu Adil yang akan mengeluarkan para buruh ini

dari permasalahannya. Gerakan millenarian sendiri masih mendasarkan ideologinya

kepada Islam, oleh karena itu banyak gerakan millenarian yang menjadikan seorang

75 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Agustus 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.

68

kyai atau ulama sebagai pemimpin gerakan. Perubahan sosok pemimpin terjadi dalam

protes buruh di Purworejo.

Penjelasan mengenai seperti apa gerakan yang akan dilakukan oleh para buruh

ini dan sesuai atau tidaknya dengan syariat Islam dijawab oleh perwakilan P.F.B

melalui surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh sebagai berikut:

Adapoen setengah oerang jang memandang bahwa gerakan kaoemboeroeh ada satoe begalan (penjamoen) dari hidoepnja manoesia, itoepemandangan tjoema inget sedikit ilmoe sadja, boekankah hal hoekoem kataagama Islam ada tiga: Sjara, agal, adat.

Ertinja: syara’ itoe mengandoeng tiga djoega: sebab sjarat dan mani’(halangan) orang jang belom faham minta diterangkan, apa jang dikata sebabmenoeroet agama-agama didjawab, seompama oerang solat sebabnja solatkarena mandjing waktoe, sjaratnja: sesoetji, halangannja: gila atawa kena cheld.

Ini keterangan hal wajib. Dan kaloe charam ada sebaliknja. Soenahlawannja makroeh. Charam itoe larangan (on echt) tidak chalal.

Tetapi kaloe ada halangan, diwenangkan makan larangan, seperti laroeratseorang jang kelaparan, kalau tiada makan, charam tadi tentoe mati. Ada lagiilmoe aqal, tawekal, qoeat tida ada astor-moenaster melainkan Allah. Tetapimisti djangan loepa ilmu adat memake lantaran.76

Bagaimana sebenarnya gerakan ini di mata agama Islam, adalah pertanyaan

yang muncul dalam benak para buruh selama ini. Penulis surat kabar Soeara Kaoem

Boeroeh mencoba untuk menggambarkan sebuah ajaran agama Islam yang

diimplikasikan dalam gerakan buruh, dimana sebuah ibadah memiliki sebab dan

syarat, begitu pula dengan gerakan buruh selama ini. Gerakan buruh yang dianggap

buruk karena menyebabkan kerusakan dan ada pula yang melakukan pencurian ini

memiliki sebab. Agama Islam mengijinkan manusia untuk memakan sesuatu yang

76 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 November 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.

69

tidak halal untuk bertahan hidup daripada mati karena kelaparan. Pencurian,

pemogokan dan pembakaran sebagai bentuk protes ini juga dianggap sebagai cara

kaum buruh untuk mendapatkan haknya dan dapat bertahan hidup.

Pemikiran seperti itulah yang didoktrinkan kepada para buruh dalam

melakukan aksinya. Semua bentuk protes yang dilakukannya adalah cara bagi para

buruh untuk bertahan hidup, dan menganggap bahwa hal itu tidaklah bertentangan

dengan agama Islam. Para buruh masih menjalankan syariat Islam dengan baik,

seperti itulah penerapannya. Hal ini menunjukkan bahwa komunisme yang

menerapkan sistem “sama rata sama rasa” dan ideologi Islam mencoba untuk berjalan

bersamaan atau dapat juga disebut sebagai Islam abangan. Dasar-dasar Islam menjadi

salah satu pedoman bagi buruh untuk melakukan protes meskipun dengan penafsiran

yang lebih sederhana. Bergerak untuk menuntut hak dan melawan imperialisme serta

kaptalisme meskipun dengan cara-cara yang dianggap buruk sekalipun. Kemiskinan

dan tekanan hidup menjadi sebab para buruh melakukan gerakan, seperti halnya

baligh menjadi sebab seorang muslim melalukan sholat.

Fenomena sinkretisme sangat kuat dalam gerakan ini, mencampurkan antara

agam Islam dengan ajaran pra Islam atau sekedar menanamkan bentuk-bentuk Islam

ke dalam gerakan. Penekanan mengenai Islam sangat berpengaruh untuk menarik

massa agar gerakan dapat terwujud. Meskipun tindakan kelompok-kelompok protes

70

sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Kelompok gerakan ini menunjukkan

kecenderungan Islam abangan.77

Seorang pemimpin Islam abangan yang berpusat di Surakarta menyuarakan

pemikirannya mengenai ajakan untuk menyingkirkan Belanda dari tanah Jawa.

Pemogokan harus dilancarkan terhadap perkebunan dan pabrik untuk menuntut upah

tinggi. Masyarakat didorong untuk tidak membayar pajak dan tidak melakukan

pekerjaan wajib.78

Gerakan-gerakan sosial tradisional di Jawa hampir seluruhnya memiliki kaitan

dengan peran agama. Menurut masyarakat tradisional, agama merupakan salah satu

reaksi terhadap penyakit masyarakat dan status rendah. Seringkali menjadi reaksi

terhadap status politik ekonomi masyarakat yang rendah, namun alasan ekonomi dan

politik tidak selalu menjadi alasannya.79

Agama Islam menjadi landasan yang diyakini para buruh untuk membenarkan

gerakannya, dan keyakinan itu menguatkan keinginan buruh pabrik untuk bergerak

bersama melakukan protes. Hal yang paling penting dalam gerakan bersama ini

adalah dapat mewujudkan keinginan bersama, dan gerakan ini tidak akan kehilangan

maknanya. Pemimpin menjadi faktor penting dalam gerakan buruh ini.80 Pemimpin

77 Sartono Kartodirdjo, Gerakan-gerakan Protes di Pedesaan Jawa,(Yogyakarta: Buku Tidak Dipublikasi, 2007), hlm.109.

78 Ibid., hlm.123.

79 Ibid., hlm.18.

80 Ibid., hlm.30.

71

akan mengarahkan ke mana arah gerakan dan bagaimana gerakan yang akan

dilakukan untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah Kolonial Belanda.

Jumlah buruh pabrik di Purworejo memang tidak sebesar yang berada di

Semarang karena hanya berdiri sebuah pabrik gula, oleh karena itu buruh di

Purworejo diorganisir oleh pemimpin-pemimpin buruh untuk melakukan protes.

Apabila melakukan protes secara demonstrasi, pemimpin buruh akan mengorganisir

(mengelompokkan) buruh dari daerah Purworejo dan daerah sekitar (Yogyakarta,

Banyumas) untuk melakan aksi di titik-titik terdekat Kantor Pemerintah Belanda.

Tujuannya adalah agar tuntutan para buruh dapat tersampaikan dan hak buruh dapat

segera terpenuhi. Buruh di Purworejo bergabung dengan gerakan protes di

Yogyakarta maupun gerakan protes di daerah Banyumas. Daerah Yogyakarta dan

Banyumas memiliki hubungan erat di bidang ekonomi dengan Purworejo, letak

daerah yang berdampingan menjadi salah satu faktor hubungan tersebut.

Hubungan erat itu juga termasuk dengan kesamaan kepercayaan tentang

munculnya Ratu Adil yang akan membantu permasalahan akibat krisis yang terjadi.

Ide-ide gerakan ditanamkan dan direncanakan oleh para pemimpin gerakan. Gerakan

yang dilakukan tergantung lingkungan buruh dan pemimpinnya. Protes seringkali

disusun berdasarkan tradisi millenarian lokal. Ideologi dan keyakinan kaum buruh

yang berdasarkan tradisi millenarian ini yang kemudian sengaja digunakan oleh

72

partai/organisasi politik untuk kepentingan politik yang kemudian dengan sengaja

membuat keresahan di kalangan masyarakat hingga menyebabkan protes lokal.81

Pada abad XX setelah ide-ide modern mulai masuk ke dalam masyarakat,

gerakan protes massa memperoleh dimensi baru dan cenderung mengharapkan

kandungan sosial melalui ideologi modern yang kurang dimiliki sebelumnya, bahkan

basisnya bukan lagi gerakan lokal, namun telah merujuk kepada gerakan nasional.

Keberadaan SI menjadi hal yang sangat penting, karena di dalam gerakan-gerakan SI

mengandung ide tradisional yang masih bertahan. Keyakinan tradisional itu kemudian

ditransformasikan ke dalam bentuk yang baru dan modern, seperti halnya protes

buruh.82

Tujuan utama dari protes buruh ini adalah untuk menuntut hak para buruh

yang selama ini belum terpenuhi. Para pemimpin gerakan ini kemudian memodifikasi

gerakan, dari gerakan menuntut perbaikan nasib menjadi gerakan untuk kepentingan

politik. Kegelisahan spontan merupakan gejala yang sangat penting yang

dimanfaatkan oleh SI dan PKI untuk mengorganisir massa dan melakukan suatu

gerakan. Darsono dan Semaoen merupakan tokoh penting dalam mengubah

kegelisahan yang terjadi di masyarakat menjadi alasan untuk melakukan gerakan

sosial. Gerakan yang dilakukan juga bukan lagi gerakan tradisional namun sudah

81 Ibid., hlm.58.

82 Ibid., hlm.59.

73

diorganisir menjadi lebih modern yaitu yang memiliki pemimpin, taktik dan

strategi.83

Organisasi PKI melakukan aksi massa dalam bentuk yang nyata. Aksi-aksi ini

merupakan bentuk perlawanan terhadap kaum kapitalis yang dianggap menindas

kaum tani dan kaum buruh. Penguasaan dalam bentuk proletar yang berkembang

sejak masuknya modal asing ke Indonesia ini semakin memperkeruh suasana

perjuangan antara kaum kapitalis dan kaum proletar.84 Perjuangan untuk melawan

kaum kapitalis ini telah dimulai sejak berakhirnya perang dunia pertama. Gerakan

buruh ini merupakan bentuk pengaruh dari gerakan buruh yang terjadi di Uni Sovyet.

b. Kepemimpinan dalam Gerakan Buruh Pabrik Gula di Purworejo

Ketika membicarakan mengenai persoalan kepemimpinan aksi protes, maka

jelas akan membawanya kepada kepemimpinan Semaun dan Darosno. Namun

banyaknya serikat buruh yang berdiri dan tersebar di berbagai daerah menjadikan

pentingnya keberadaan kepemimpinan daerah. Tugas dari seorang pemimpin di

daerah adalah meneruskan perintah dari pimpinan pusat dan mengkoordinasi kaum

buruh di daerah untuk melakukan gerakan. Gerakan buruh di Purworejo sendiri

dikoordinasi oleh P.F.B cabang Purwokerto.

Kepemimpinan untuk cabang Purwokerto sendiri diatur dalam rapat “Komite

Penggoegah” pada taanggal 20 November 1921 , sebuah pertemuan (Combinatie-

83 Ibid.

84 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT DianRakyat, 1978), hlm.30.

74

vergadering) yang dihadiri oleh 20 orang, yang diantaranya adalah wakil SI dan

wakil Fakbond P.F.B. Dalam pertemuan itu membahas mengenai:

1) Mengadakan Comite dinamakan Comite “Penggoegah” dengan lid 12orang dan mereka bersanggoep memabajar constributie saben boelan f0,25 moelai boelan December 1921.

2) Diantara 12 lid itoe ditetepken sebagai Bestuur: 1. Voorzitter soedaraDaris Poerworedjo 2. Secretaris soedara Sastromihardjo 3. ThesourierSoedara Pardikin Bandjarnegara.

3) 12 lid itoe akan brichtiar mentjederma boeat kasnja: “Penggoegah”.4) Goena dan maksud comite , membangoenkan segala perhimpoenan, bavak

maupun politiek, jang mindjalani dibikin koeat, jang lagi tidak dibikinbangoen. Tjara bagaimana lakoekannja, teroetama djalan propaganda.85

PFB cabang Purwokerto bersama dengan perwakilan SI, sesuai dengan

pertemuan yang di adakan pada tanggal 20 November 1921 membentuk sebuah

komite yang bertugas untuk melakukan propaganda. Komite ini dinamai komite

“Penggoegah” yang tugasnya menguatkan para buruh yang tengah melakukan protes

dan membangkitkan keinginan para buruh yang belum terlibat untuk melakukan

protes. Komite “Penggoegah” sesuai dengan keputusan dalam pertemuan dikepalai

oleh Daris Purworejo dan sekertarisnya adalah Sastromiharjo.

Pembentukan kepemimpinan bagian ini selain bertugas untuk melakukan

propaganda juga bertugas untuk bertanggung jawab membayar iuran atau

berkontribusi untuk membayar sebesar f 0,25 kepada kas komite “Penggoegah”. Serta

memastikan 12 anggota komite “Penggoegah” membayar konstribusi setiap

bulannya, dimulai sejak bulan Desember 1921.

85 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 Nopember 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.

75

B. Komunisme dalam Gerakan Buruh

Partai Komunis Indonesia atau mulanya adalah Partai Komunis Hindia

merupakan sebuah organisasi politik yang berideologi Sosialis Kiri (Komunis).

Pecahnya Revolusi Sosialis/Komunis di Rusia pada bulan Oktober 1917 memberikan

dampak yang besar terhadap aktivitas politik kaum pergerakan di Indonesia. Revolusi

itu telah membangkitkan kesadaran komunisme Indonesia, bahwa imperialisme

Belanda yang selama ini berlangsung dapat digulingkan. Keinginan yang besar untuk

mewujudkan sebuah negara yang bebas dari penjajahan merupakan tujuan dari PKI.86

Sneevliet dengan ISDV sudah mulai mendekati rakyat umum dengan melalui

perantara-perantara agar ideologi sosialis komunis dapat tersebar dan masuk ke dalam

organisasi-organisasi politik di Indonesia. Semaoen sejak tahun 1915 mulai

mengikuti jejak Sneevliet, kemudian diikuti oleh Darsono, Tan Malaka dan Alimin

Prawiradirdjo.87 Pada tahun 1918 Semaoen merupakan pengurus SI yaitu sebagai

komisaris SI untuk Semarang. Semaoen yang mencoba untuk mempropagandakan

ideologi komunis ditentang oleh pengurus-pengurus SI yang lain karena bertentangan

dengan ideologi Islam. Akibat perbedaan ideologi yang diilhami oleh anggota SI

maka kemudian terbentuklah CSI merah yang berhalauan sosialis komunis dan CSI

putih yang berhalauan Islam.

86 Edi Cahyono, Gerakan Sarekat Buruh Jaman Kolonial Hindia BelandaHingga Orde Baru, (Jakarta: Hasta Mitra, 2003), hlm.15.

87 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT DianRakyat, 1978), hlm.24.

76

Selama ini SI memberi kesempatan bagi tokoh-tokoh komunis untuk

menempati jabatan-jabatan penting di CSI. Semaoen berpendapat bahwa selama ini

organiasi pergerakan hanyamemberikan dukungan untuk kaum kapitalis. Kaum

Komunis menganggap bahwa komunisme yang mengubah SI menjadi organisasi

pergerakan yang membela rakyat.88 Anggota SI sebagian besar telah berhasil

mendapat pengaruh komunis dan setelah PKI mulai berdiri sendiri, aksi komunis

dapat dilakukan secara bebas.

Meskipun PKI telah berdiri sendiri namun Semaoen tidak menyerah untuk

tetap menjadi anggota CSI, karena dengan tetap tinggal di SI maka pengaruh komunis

akan semakin kuat ditanamkan pada anggota-anggota SI. Hingga pada akhirnya

muncul rencana pendisiplinan partai, Semaoen mengerahkan gabungan kaum buruh

untuk memperlihatkan aksinya dengan tujuan menujukkan bahwa dirinya masih layak

menjadi anggota SI. Pada akhirnya, aksinya tidak berhasil membawa dirinya tetap

menjadi anggota SI akibat kongres bulan Februari 1923, yang telah menetapkan

pendisiplinan partai.89

Kongres SI tersebut disambut dengan kongres PKI di Bandung, yang dihadiri

16 cabang PKI dan 14 cabang SI Merah dan perkumpulan sekerja komunis. Darsono

menerangkan bahwa PKI tidak akan mengadakan pertumpahan darah dan hanya akan

melakukan usaha-usaha yang jujur untuk memperjuangkan nasib rakyat terutama

88 Ibid., hlm.26.

89 Ibid., hlm.27.

77

kaum buruh demi kesama rataan. Tokoh-tokoh komunis-keagamaan juga tidak luput

disampaikan oleh Darsono sebagai contoh, misalnya: H.Misbach dan Alirachman.

Darsono menanamkan paham-paham komunis mengenai “sama rasa sama rata” yang

dibungkus dalam bentuk ajaran Islam yaitu dengan mengenai saling menghormati hak

dan saling menghargai sesama manusia.

Kutipan pidato mengenai himbauan untuk tidak percaya begitu saja apabila

ada yang mengatakan mengenai buruknya komunisme ditulis dalam surat kabar

Soeara Kaoem Boeroeh sebagai berikut:

Tereakan sematjam itoe selaloe diseroekan oleh kaoem atau partijkomunist. Akan tetapi gerakannja komunist atau ilmoe kommunisme beloemlahbisa diketahoei dengan terang oleh sekalian kaoem boeroeh-kaoem boeroeh diHindia. Sedangkan begitoe kaoem boeroeh anti-kommunist atau kaumreaktionair selaloe berboeat jang bisa bikin gelap pada pikiran dan matanjakaoem boeroeh. Kaoem-kaoem reaktie tadi boekan sadja kaoem kapitalistenjang memang dia punja kemaoean kapitalisme ada bertentangan dengankemaoean kaoem kommunisme. Tetapi bekakas-bekakas kaoem kapitalistentadi toeroet-toeroet djoega, sedangpoen soerat kabar jang mengakoe pehak-sinisepertinja Darmo-kondo dan Boedi Oetomo soedah toeroet menaboerkanpenjetala’annja. Roepa-roepa penjela’an jang dikeluarkan kaoem reaktie boeatbikin noda kepada gerakan komunisme atau kepada kaoem communist. Akantetapi semoea itoe tiada beralesan jang sah dan tidak membawa kebenaran.Sebab itoe kaoem boeroeh seharoesnja memikir sabar dan ati-ati politiek manajang kaoem boeroeh akan pakai dan tjara bagaimana kaoem boeroeh itoe mestibergerak. Dalem kommunisme hal-hal ini soedah ditoendjoek.90

Kaum buruh dihimbau supaya tidak percaya begitu saja mengenai kabar buruk

yang dikeluarkan mengenai kaum komunis dan partai komunis. Banyak kabar yang

dikeluarkan oleh organisasi maupun partai politik mengenai keburukan kaum

90 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 September 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.

78

komunis baik itu ajarannya maupun gerakan yang dilakukan. Kabar buruk yang

dikeluarkan mengenai kaum komunis atau komunisme ini dikarenakan sebagian besar

kaum reaksi dianggap sebagai kaum kapitalis atau orang-orang yang dianggap

mendukung kapitalisme. Kaum buruh dan kaum komunis diminta agar lebih

bijaksana dan berhati-hati dalam memilih partai politik atau organisasi mana yang

akan membawanya kepada perbaikan nasib, serta bagaimana partai atau organisasi itu

melakukan pergerakan.

Pengaruh komunisme terhadap gerakan buruh sudah cukup besar, hal ini

dikarenakan tokoh-tokoh komunis seperti Semaoen dan Darsono menyampaikan

pikiran-pikirannya dengan baik. Berbagai bentuk propaganda telah dikeluarkan oleh

Semaoen dan Darsono untuk menggerakkan keinginan rakyat dengan menyampaikan

krisis-krisis yang selama ini telah dialami oleh para buruh. Kehidupan yang sulit dan

ketidakadilan yang didapatkan dari para majikan selalu menjadi topik utama dalam

setiap pidatonya, sehingga para buruh tetap ingat tentang kesengsaraan hidupnya dan

memancing kemarahan kaum buruh. Pemimpin gerakan juga menebarkan keyakikan

mengenai perubahan nasib yang akan terjadi setelah gerakan buruh dilakukan.

Oesaha membikin merdekanja kelas boeroeh itoe ada menoentoetperhoeboengannja kekoeatan jang teratoer dari kaoem proletariat. Kita perloemempoenjai semoea pertjampoeran, oentoek melawan kapitaal dengan berhasil.Communistische Internationale wadjiblah terpakai boeat lapangankemerdeka’annja international proletariat; sebab itoe ia menoedjoe padaperhoeboengan jang koeat dengan perhimpoenan-perhimpoenan boeroeh,wadjiblah mana pada tempo sekarang ini telah mendjadi njata.91

91 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Oktober 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.

79

Usaha untuk memerdekakan kelas buruh atas segala bentuk penindasan atau

tekanan oleh kaum majikan akan didukung oleh komunis Internasional. Demi

mencapai kemerdekaan untuk kelas buruh dan terpenuhinya tuntutan buruh selama ini

maka diperlukan sebuah hubungan yang baik dan teratur di kalangan kaum

proletariat. Komunisme Internasional akan menjadi wadah untuk kaum buruh

mendapatkan haknya sebagai buruh dan merdeka dari segala tekanan yang dihadapi

selama ini. Persatuan yang kuat di antara buruh menjadi penting agar keinginan buruh

untuk mendapatkan kemerdekaannya dapat terwujud.

Communistische Internationale tidak tjoema menghendaki perserikatanpolitiek dari kaoem boeroeh sadja, tetapi selain itoepoen mempersatoekandjoega perserikatan-perserikatan boereoh jang mengakoei perlawananrevolutionair tidak tjoema di moeloet sadja tetapi djoega perboeatan, dan jangmenghendaki dictatuur di kelas boeroeh.92

Komunis Internasional menghendaki partai politik bukan hanya

memperjuangkan kaum buruh tanpa mengambil tindakan apapun untuk merubah

nasib buruh. Perserikatan-perserikatan juga diharapkan untuk melakukan perlawan

Revolusioner. Perlawanan revolusioner diperlukan untuk memberikan guncangan

besar terhadap pemerintah maupun kaum modal atau kaum kapitalis dengan harapan

tuntutannya akan terpenuhi.

92 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Oktober 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.