bab iii inti penelitian 3.1.1 sejarah perkembangan ...thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-01099-mc...
TRANSCRIPT
35
BAB III
INTI PENELITIAN
3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.1.1 Sejarah Perkembangan Kompas TV
Proyek KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan
mendirikan PT GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA dengan brand name
KOMPAS TV.
KOMPAS TVsebuah perusahaan media yang menyajikan konten
tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. Sesuai
dengan visi misi yang diusung, KOMPAS TV mengemas program tayangan
news, adventure&knowledge, entertainment yang mengedepankan kualitas.
Konten program tayangan KOMPAS TV menekankan pada eksplorasi
Indonesia baik kekayaan alam, khasanah budaya, Indonesia kini, hingga
talenta berprestasi.
Tidak hanya berhenti pada program tayangan televisi, tersedia pula
produksi film layar lebar dengan jalan cerita menarik dan didukung talenta
seni berbakat Indonesia. Beberapa film layar lebar yang diproduksi adalah
“Lima Elang” dan “Garuda Di Dadaku” (2 karya Rudi Soedjarwo), serta
sebuah film animasi berjudul “Si Geboy”.
Sebagai content provider, KOMPAS TV tayang perdana pada tanggal
9 September 2011 di sepuluh kota di Indonesia: Medan, Palembang, Jakarta,
35
36
Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan
Makassar. Jumlah kota tersebut akan segera bertambah pada kuartal ketiga
tahun 2011 dan sepanjang tahun 2012.
Dengan kerjasama operasi dan manajemen, KOMPAS TV memasok
program tayangan hiburan dan berita pada stasiun televisi lokal di berbagai
kota di Indonesia yang telah terlibat dalam proses kerja sama. Stasiun
televisi lokal akan menayangkan 70% program tayangan produksi KOMPAS
TV dan 30% program tayangan lokal. Dengan demikian, stasiun televisi
lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dengan stasiun televisi nasional,
tentunya dengan keunggulan kearifan lokal daerah masing-
masing.KOMPAS TV juga menyediakan kanal televisi berbayar pertama di
Indonesia yang memiliki kualitas High Definition (HD). Kualitas High
Definition menyajikan gambar dengan resolusi tinggi sehingga pemirsa
dapat menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih
tajam. KOMPAS TV sebagai pionir kualitas High Definition juga tengah
mengarah pada sistem televisi digital sesuai standar yang lazim digunakan
secara internasional.
KOMPAS TV tentu memperhatikan kualitas program tayangan yang
ditampilkan. Tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan persaingan
yang sangat ketat, KOMPAS TV berusaha untuk tetap berada pada koridor
visi misi sehingga dapat selalu menyajikan pogram tayangan inspiratif dan
informatif dengan kemasan menarik bagi keluarga Indonesia. Karena
merupakan tanggung jawab besar bagi sebuah stasiun televisi untuk turut
37
membentuk moral bangsa. Menjawab tantangan dunia media di Indonesia,
sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA Group yang memiliki motto
“Enlightening People”, KOMPAS TV didukung dengan komposisi
karyawan berkualitas dan berdedikasi tinggi senantiasa berusaha
menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi Indonesia.
Gambar 3.1 Piala Citra Adipariwara 2011
Dengan meraih penghargaan di ajang CITRA PARIWARA 2011 untuk
STATION ID Kompas TV yang berjudul GONG INSPIRASI memenangkan
kategori Best Promo in Movie and Others, serta Promo Image yang berjudul
ENERGI untuk penghargaan dalam kategori Best Category Promo Media
TV. Maka Kompas TV dituntut untuk dapat membuat image yang kuat
dengan mempromosikan semua keunggulan program dan paket acara lainnya
di televisi yang disebut dengan promo On Air. Dalam menarik minat
38
masyarakat dan mengajak untuk terlibat didalamnya dan tentu saja untuk
menggaet masyarakat yang menjadikan Kompas TV sebagai televisi favorit
mereka, maka peranan departemen promo (on air) dan (off air) sangat
dibutuhkan dalam meningkatkan awareness masyarakat akan keberadaan
Kompas TV.
Visi dan Misi Kompas TV
“To be the most creative organization in southeast asia to enlight people's
live with programmes and services that inform, education and entertaint and
to engange our audiences with an independent, distinctive and appealing
mix of programming and content, delivered via multiplatform service.“
Profil Perusahaan
Gambar 3.2 Profil Perusahaan Kompas TV
Street Address Kompas TV Building Unit 1-6th Floor Palmerah Selatan No.1
City Jakarta Country Indonesia Postal/Zip Code ID-10270 Telephone +62 21 548 3008 Telefax +62 21 549 4051 Home Page http://kompas.tv
Satellites
Palapa D Palapa D Palapa D (Parabola Orange TV) Telkom 1 (TelkomVision) Measat 3a (Aora TV Satelit)
Streaming LyngSat Stream © LSC, information last updated 2012-03-30
39
3.1.2 Struktur Organisasi
Bagan 1 KOMPAS GRAMEDIA BUSINESS UNIT
Gambar 3.3 Struktur Kompas Gramedia Bussiness Unit
42
3.1.3 Logo Kompas TV
Gambar 3.6 Logo Kompas TV
Kompas TV yang sekarang adalah content provider, merupakan stasiun
televisi swasta terestrial berjaringan di Indonesia, Kompas TV dimiliki
oleh Kompas Gramedia. Stasiun televisi ini hadir menggantikan stasiun televisi
yang pernah dimiliki oleh Kompas Gramedia, yaitu TV7. Sejak seluruh saham
TV7 dibeli oleh pihak Trans Corpora yang berdiri dibawah
kepemimpinan Chairul Tanjung pada tahun 2006 dan nama TV7 diganti
menjadi Trans7, maka Kompas Gramedia tidak lagi memiliki perusahaan televisi.
Pada tanggal 11 September 2011 Kompas TV mengubah logonya yaitu dengan
menghilangkan kata TV pada logo tersebut.
43
THE DESIGN PHILOSOPY
About Our Logo
Logo Kompas TV diciptakan dengan semangat dari pencitraan brand parent yaitu
KOMPAS, sebuah image jurnalistik yang telah begitu kuat. Dasar visual adalah
jarum kompas yang disederhanakan menjadi bentuk geometrik segitiga. Untuk
menyesuaikan dengan semangat Inspirasi Indonesia maka riset logo menemukan
sebuah gagasan nan abadi tentang Indonesia, untuk menggambarkan beraneka
ragamnya Indonesia dalam bentuk dan warna berbeda dalam satu kesatuan.
Menginspirasi setiap orang untuk selalu percaya pada mimpi yang sama yaitu
Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan yang tetap selalu terintegrasi secara harmony
menjadi satu kesatuan. Terciptalah logogram dari inisial Kompas (huruf K) yang
terdiri dari 9 warna terpilih warna -warna yang mencitrakan Indonesia, mewakili
keaneka ragaman dalam filosofi, (secara fisikly dalam kehidupan nyata mungkin
ada jutaan warna di sekitar kita) Warna-warna tersebut diambil dari sample pixel,
ratusan materi fotografi Indonesia yang telah dikumpulkan. Mulai dari warna
bunga Angrek, laut, sawah yang menguning, sampai tonal pigmen kulit orang
Indonesia.
Terpilih 9 warna yang mewakili angka tunggal yang paling tinggi, dan
istimewa bagi masayarakat Indonesia. 9 kepingan segitiga yang saling terkait,
saling bahu membahu, menjadi perwujudan bentuk baru dari satu kesatuan
kepingan K. Integrasi keanekaragaman untuk citra yang kokoh dan bersatu,
sebuah inspirasi bersama untuk kekuatan yang lebih baik.
44
About Our Look And Feel
Menjembatani konsep dan visi Kompas TV maka pencitraan arsitektural navigasi
menu on air haruslah mempunyai korelasi yang sesuai. Berkomitmen untuk
berusaha menghindari pernggunaan menu, bumper dan strapline seperti
kebanyakan TV lain, demi mendapatkan sisi unik, simpel, clean but strong.
Untuk mendapatkan “sense” yang sesuai maka desain juga sangat
memperhatikan emphasize of dimension, color theory, dan sense of white space.
Komposisi dirancang dengan sedikit berbeda namun tetap menomor -satukan
kemudahan baca dan kejelasan informasi. Menyederhanakan informasi menjadi
lebih mudah secara visual. Menyelaraskan menu on air dengan konsep warna-
warni “united in diversity” pada logo sekaligus menambah nilai untuk sedikit
berbeda dengan competitor. Berani mengambil peluang pertama untuk
memasukan unsur ragam warna dalam menu on air tatkala industries masih
terpaku pada pemikiran-pemikiran lama mengenai konsep branding, mengenai
warna-warna tunggal yang pada akhirnya diperebutkan. Televisi pertama di
Indonesia yang literally dan figuratively benar-benar warna-warni. “Tottaly huge
different, hopefully catching to mind of viewers”
45
3.1.4 Jajaran Direksi
Managing Director Bimo Setiawan
Programming & Production Director Indra Yudhistira
Editor in Chief Taufik Hidayat Mihardja
46
3.2 Prosedur yang Berlaku
3.2.1 Penentuan Program Layak Tayang
Menentukan promo on air yang layak tayang dalam membuat sebuah
promosi program di Kompas TV dapat ditentukan ketika preview sebuah
konsep promo, maka posisikan kita sebagai pemirsa, apakah pesan yang
disampaikan ini sesuai dengan target penonton untuk menyaksikan atau
dapat menimbulkan rasa keinginan untuk menonton program tersebut.
Perhatikan juga look dari konsep penayangan promo tersebut, apakah
sesuai dengan look dari Kompas TV? kalau tidak, dapat disimpulkan
promo tersebut tidak layak tayang.
3.2.2 Penentuan Standar Operasional Prosedur
47
Penjelasan :
Mulai dari Programminglalu ke Promo Dept Head kemudian prosesnya
menjadi produksi promo. Jadi melalui programming itu melakukan planning
programming yang biasa disebut great program, melalui itu dapat diketahui
tim Promo Dept Head akan melakukan apa, kapan akan membuat promo
dan kapan akan ditayangkan promonya. Hasil diskusi itu kemudian
disebarkan internal ke produser yang bersangkutan, jadi melalui dept head,
lalu ke Group Head dengan melakukan brifing kreatif membicarakan brif
apa yang akan dilakukan, promonya akan seperti apa,looknya bagaimana,dll.
Kemudian oleh promo group head akan meramu brif dari dept head dan
melakukan proses Brainstorming yang terdiri dari produser, copy writer,
graphic design, video editor dan produser asisten. Melalui proses
brainstorming itu akan di diskusikan akan membuat promo apa,
komunikasinya bagaimana, kemudian Voice Over ingin seperti apa, apakah
memerlukan proses shooting atau tidak, kalau misalnya hanya editing,
ditentukan kembali gambarnya mau seperti apa dan grafisnya semua
dibicarakan dalam proses braistroming hingga hasil out put. Melalui hasi out
put ini masuk ke Post Production Internal dimana materi yang sudah di
produksi akan di digitalis atau capture, kemudian copy writer sudah
merancang VO dan grafiknya akan seperti apa, jadi semua produksi
dilakukan di post production, kemudian melalui post production itu hasilnya
sudah out put materi promo. Dengan melakukan Final Out Put,materi promo
sudah harus dengan persetujuan supervisor dan dept head kemudian
48
diberikan ke media planner. Media Planner disini fungsinya untuk mengatur
penempatan promo yang dibuat, dengan menempatkan di jam-jam mana saja,
dimana saja dan dihari apa aja sesuai dengan karakter programnya.
Kemudian dari media planner dia akan berikan susunan promonya ke bagian
Traffic , melalui bagian traffic akan diramu lagi dengan menempatkan
promonya akan diposisikan dimana saja. Jadi misalkan ada iklan ya
promonya akan dikurangi, tapi setiap 30 menit program itu harus ada promo
selama 1 menit, jadi itu yang tidak boleh dibuang selain itu bisa diisi dengan
iklan, tapi kalo misalnya slot untuk iklan kosong akan diisi dengan promo
semua dan semua itu akan tetap disesuaikan dengan media planner, dari
traffic sudah menjadi final lock seperti detik by detik, seperti misalnya
15:20:00 promo program lainnya menjadi 15:20:30. Kemudia dari traffic
diberikan ke Master Control, disini dia sudah menerima materi apa aja yang
sudah akan ditayangkan, terus master control akan menyiarkan ke seluruh
pemirsa Indonesia, jadi fungsinya untuk penayangan di traffic, jadi traffic itu
sudah mengatur semua materi yang akan tayang, mulai dari program, iklan,
promo, running teks, dan lain-lainya.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan sebagai bahan penyusunan
laporan, peneliti menggunakan metode-metode yang dianggap dapat mengetahui
mekanisme dan teknik yang digunakan untuk proses produksi. Metode yang
digunakan seperti :
49
1. Primer
a. Wawancara
Peneliti memilih metode wawancara mendalam sebagai salah satu cara
memperoleh data-data yang dibutuhkan. Wawancara mendalam atau in-
depth interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan narasumber yang bersangkutan, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman wawancara, alat perekam, dan dicatat dalam
bentuk transkrip pertanyaan, di mana pewawancara dan narasumber
terlibat dalam kehidupan social yang relativelama. Kekhasan wawancara
mendalam adalah keterlibatannya dalam dunia pekerjaan dengan
melakukan wawancara mendalam secara berskala (berkali-kali) dan
membutuhkan waktu yang lama bersama narasumber (Bungin,
2007:108).
Wawancara dilakukan dengan Promo Manager Kompas TV Roy
Rakhmatullah sebagai Manager Promo dan Erwin sebagai Producer
promo, kedua infroman ini dipilih karena dianggap mahir dalam bidang
proses produksi pembuatan Station ID Kompas TV, mulai dari tahapan
Pra-produksi, Produksi hingga Pasca-produksi dalam pembuatan Promo
Station ID.
50
b. Dokumentasi
Dokumentasi yang didapat untuk penelitian ini diperoleh melalui
perusahaan itu sendiri, berupa video rekaman asli dari Station ID Kompas
TV dan profil perusahaan serta dokumen-dokumen yang berfungsi untuk
memperkaya isi penelitian ini. Dalam hal ini peneliti melihat kembali
bahan atau materi promo Station ID yang sudah jadi, dan kembali
meneliti akan proses dari produksi spot Identitas dari Stasiun Televisi
Kompas TV yang telah dibuat.
2. Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder (Rachmat Kriyantono, 2006:44).
a. Observasi
Metode obeservasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu oleh
pancaindra lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti memilih observasi
partisipasi. Observasi partisipasi yang dimaksud adalah pengumpulan
data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung
terjun ke bidang pekerjaan yang bersangkutan dalam objek pengamatan
(Burhan Bungin,2007:115). Dengan demikian, peneliti betul-betul
menyelami kehidupan objek pengamatan dan tidak jarang peneliti
kemudian mengambil bagian dalam membantu penyelesaian pekerjaan
mereka. Hal yang perlu diperhatikan adalah membina hubungan baik
51
antara pengamat dengan objek pengamatan. Hal tersebut kadangkala
menjadi hambatan utama terhadap keberhasilan observasi ini. Peneliti
memilih metode ini dengan tujuan untuk merasakan langsung menjadi
objek yang diteliti hingga siap ditayangkan di televisi.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT GRAMEDIA MEDIA
NUSANTARA dengan brand name KOMPAS TV yang berlokasi di Jl.
Palmerah Selatan No.1 Jakarta Barat, pada bulan 6 Februari sampai
dengan 4 Mei 2012. Peneliti ditempatkan dibagian Promotions
Department Head (on air) sebagai asistan produser promo, pemilihan
objek penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), dengan
mempertimbangkan peminatan terhadap industri media yang ingin
digeluti oleh peneliti yaitu stasiun televisi swasta.
b. Studi kepustakaan
Peneliti mencari dan mempelajari sumber-sumber tulisan seperti buku-
buku yang terkait dengan peran divisi promo (On Air) terhadap stasiun
televisi yang bersangkutan.
c. Internet
Peneliti juga mencari data-data yang berkaitan dengan divisi promo (On
Air) di internet untuk membantu peneliti dalam membuat laporan ini.
52
3.4 Permasalahan Dalam Proses Produksi Spot Station ID Kompas TV
Dalam proses produksi pembuatan Spot Station ID Kompas TV, seluruh
crew yang bertugas cenderung menghadapi permasalahn dalam penggunaan alat-
alat penunjang proses produksi, alat-alat yang digunakan merupakan alat yang
baru dan masih jarang crew yang mahir menggunakan alat tersebut sehingga hal
tersebut menjadi penghambat dalam jalannya shooting, karena crew yang
bertugas harus sesegera mungkin mempelajari penggunaan alat tersebut.
Kurangnya sumber daya manusia pun kerap kali menjadi permasalahan dalam
proses produksi Station ID karena, minimnya sumber daya manusia yang
diperlukan sehingga memperlambat proses kerja, serta sebagai TV baru, banyak
proses pengadaan infratruktur yang belum lengkap dan semuanya masih dalam
on proses pembelian. Akibatnya akan ada masalah administrasi untuk
peminjaman peralatan atau penyewaan peralatan. Akibat infrasturktur pula,
quantity promo on air juga berpengaruh. Jumlahnya masih belum maksimal.
Masalah internal lainnya juga kadang bermasalah dengan creative brief yang
tidak lengkap sehingga sulit untuk membangun kreatifnya. Hal ini sering
diakibatkan karena tingginya mobilitas producer sehingga brief dibuat seadanya.
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam sebuah perusahaan cenderung menghadapi berbagai permasalahan
yang kadang dianggap penghambat jalannya sebuah produksi, namun
sebaiknyalah perusahaan atau departemen yang bersangkutan harus dengan
cermat dan teliti untuk menangani masalah atau kendala-kendala yang mereka
53
hadapi. Untuk itu tim produksi promo on air Kompas TV menemukan alternatif
dalam memecahkan berbagai masalah yang ada dalam proses produksi dalam
pembuatan Station ID. Solusinya dapat berupa menambahkan sumber daya
manusia yang professional dan berbakat di bidangnya, seperti menambahkan
editor yang dianggap kurang atau sedikit untuk menyelesaikan sebuah konsep
untuk di edit, dengan masing-masing dua editor dalam satu tim promo, sehingga
dua tim promo ini tidak keteteran atau tidak saling menunggu editor selesai
mengedit konsep promonya. Solusi berikutnya, jika dilihat dalam masalah
Infrastruktur yang belum lengkap penanganannya, akan diselesaikan dengan
segera membuat form-form atau surat-surat sebagai tanda bukti yang sah dalam
segala aktivitas pembuatan promo on air, sehingga segala bentuk proses
pembuatan promo ini dapat berjalan dengan teratur dan terorganisir. Begitupun
juga dalam permasalahan eksternal dimana terdapat persaingan yang sangat ketat
dalam dunia pertelevisian, maka tim departemen promo Kompas TV akan
dengan gencar-gencarnya membuat berbagai konsep promo yang berkarakter dan
beda dengan stasiun televisi lainnya.
3.6 Teknik Keabsahan Data
Dalam meneliti mengenai proses produksi spot Station ID di Kompas TV
ini, peneliti menggunakan analisis data kualitatif dimana data hasil wawancara
dikumpulkan, dan diinterpretasikan peneliti secara deskriptif sesuai tujuan
penelitian. Menurut Boghdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah ; “Upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsistensikan,
54
mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskannya apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Menurut Janice
McDrury tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut : (Moleong:
2006:248).
1. Membaca dan mempelajari data, menandai kata-kata dan gagasan yang ada
dalam kata.
2. Mempelajari kata-kata itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal
dari data.
3. Menuliskan “Model” yang ditemukan
4. Koding yang telah dilakukan
Pada penelitian ini, analisis data yang dilakukan peneliti adalah dengan cara
memilih dan menyusun data-data yang diperoleh baik dari data hasil
wawancara mendalam (indepth interview) dengan key informan dan
informan-informan, yang kemudian dianalisis secara deskriptif dalam bentuk
kata-kata dan membandingkan dengan teori yang digunakan. Setelah itu
peneliti menarik kesimpulan terhadapt hasil penelitian.
Keabsahan pada penelitian kualitatif mengacu kepada suatu halaman
yang masuk akal berdasarkan eksistensi ilmu pengetahuan dan kepercayaan
(credibility) terhadap suatu fenomena yang terjadi. Adapun kualitas
penelitian (goodness criteria) ini diantaranya akan dilihat dari
trustworthiness atau kepercayaan atas hasil penelitian yaitu terkait dengan :
(Moleong, 2006:324).
55
a. Credibility (kepercayaan)
Yaitu sejauh mana bahan dan hasil penelitian dapat dipercaya.
Diantaranya dilihat dari pengecekan berbagai metode dari satu informasi,
kecukupan sumber atau referensi untuk mengecek kebenaran informasi.
Untuk memenuhi standar credibility, peneliti telah menghubungi kembali
para narasumber penelitian untuk meminta justifikasi atau pembenaran
atas hasil penelitian.
b. Transferability (keteralihan)
Bergantung pada kesamaan antara konteks key informan dan informan
sebagai pengirim dan peneliti sebagai penerima. Untuk memenuhi kriteria
transferability dalam penelitian ini peneliti menganalisis, menyimpulkan,
dan menjelaskan hubungan yang ada dan bisa dijadikan acuan bagi
peneliti mengenai “Proses Produksi Spot Identitas Stasiun Televisi untuk
Memperkenalkan Kompas TV pada Penonton TV di Jakarta”.
c. Dependability (kebergantungan)
Yaitu sejauh mana peneliti mampu mengkonseptualisasikan secara benar
apa yang akan diteliti, dan konsistensi peneliti dalam keseluruhan proses
penelitian (pengumpulan data, analisa, interpretasi data). Untuk
memenuhi Dependability dilakukan dengan mengaudit seluruh proses
penelitiannya. Caranya dilakukan oleh auditor yang independent, atau
bimbingan untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah
atau focus memasuki lapangan ; menentukan sumber data, melakukan
56
analisis data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan
peneliti.
d. Confirmability (kepastian)
Dalam melakukan interpretasi atas berbagai data, sehingga dapat
dikonfirmasikan ulang dan memiliki konfirmasi dari orang lain. Untuk
memenuhi standar confirmability, peneliti melakukan proses coding yang
dimulai dari open coding, axial coding, dan selective coding dari seluruh
hasil wawancara dengan para narasumber. Coding digunakan untuk
membuat pembaca mengikuti tahapan analisis yang dilakukan peneliti
sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung
jawabkan dari hasil wawancara antara peneliti dengan Producer, Manager
Promo dan Media Planner.
3.7 Analisis Data Koding
Agus Salim mengemukakan mengenai analisis data yang berlangsung
selama riset berproses, mulai wawancara awal hingga berakhir pada pengamatan.
Analisis terdiri dari koding ( coding ) dan kategorisasi ( categorizing ). Koding
dilakukan terlebih dahulu pada permulaan riset. Koding memungkinkan peneliti
mengubah data, dan menguraikannya untuk membangun kategori seiring dengan
munculnya kategori utama, maka teori akan berkembang.
Koding dalam grounded theory adalah proses pengidentifikasian dan
penamaan tema atau konsep dalam tahapan analisis. Dalam hal ini, data
dikodekan menjadi kategori.Proses koding mencakup tiga langkah, yaitu:
57
a) Open coding atau koding terbuka peneliti membentuk kategori informasi
tentang peristiwa atau fenomena yang dipelajari.
b) Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki
kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-
kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut.
c) Selective coding, peneliti ( pemilihan kategori inti dan menghubungkannya
dengan kategori lain ).
Sepanjang kajian berlangsung, masing-masing bagian data dibandingkan
dengan bagian lain ketika peneliti mencari persamaan, perbedaan, dan koneksi
atau hubungan-hubungan. Hal inilah yang disebut dengan perbandingan konstan
( Salim, 2002:119-120).
3.8 Kelemahan Penelitian
Dalam setiap penelitian pasti ditemui kelemahan dan keterbatasan
penelitian, begitu pula dengan penelitian ini terdapat kelemahan dan keterbataan
penelitian, yaitu :
1. Minimnya waktu yang peneliti dapati dalam proses pencarian data,
keterbatasan waktu yang dimiliki key informan dan informan lainnya
mengingat jam kerja yang cukup padat sehingga peneliti menemui
kesulitan untuk melakukan wawancara yang secara mendalam.
2. Data-data yang didapatkan peneliti dari perusahaan tidak dapat diperoleh
semua karena terdapat beberapa data yang dirahasiakan oleh perusahaan
yang bersangkutan.