bab iii inti penelitian 3.1.1 sejarah perkembangan ...thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-01099-mc...

23
35 BAB III INTI PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perkembangan Kompas TV Proyek KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan mendirikan PT GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA dengan brand name KOMPAS TV. KOMPAS TVsebuah perusahaan media yang menyajikan konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi yang diusung, KOMPAS TV mengemas program tayangan news, adventure&knowledge, entertainment yang mengedepankan kualitas. Konten program tayangan KOMPAS TV menekankan pada eksplorasi Indonesia baik kekayaan alam, khasanah budaya, Indonesia kini, hingga talenta berprestasi. Tidak hanya berhenti pada program tayangan televisi, tersedia pula produksi film layar lebar dengan jalan cerita menarik dan didukung talenta seni berbakat Indonesia. Beberapa film layar lebar yang diproduksi adalah Lima Elang” dan “Garuda Di Dadaku” (2 karya Rudi Soedjarwo), serta sebuah film animasi berjudul “Si Geboy”. Sebagai content provider, KOMPAS TV tayang perdana pada tanggal 9 September 2011 di sepuluh kota di Indonesia: Medan, Palembang, Jakarta, 35

Upload: dangnga

Post on 05-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

35

BAB III

INTI PENELITIAN

3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perkembangan Kompas TV

Proyek KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan

mendirikan PT GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA dengan brand name

KOMPAS TV.

KOMPAS TVsebuah perusahaan media yang menyajikan konten

tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. Sesuai

dengan visi misi yang diusung, KOMPAS TV mengemas program tayangan

news, adventure&knowledge, entertainment yang mengedepankan kualitas.

Konten program tayangan KOMPAS TV menekankan pada eksplorasi

Indonesia baik kekayaan alam, khasanah budaya, Indonesia kini, hingga

talenta berprestasi.

Tidak hanya berhenti pada program tayangan televisi, tersedia pula

produksi film layar lebar dengan jalan cerita menarik dan didukung talenta

seni berbakat Indonesia. Beberapa film layar lebar yang diproduksi adalah

“Lima Elang” dan “Garuda Di Dadaku” (2 karya Rudi Soedjarwo), serta

sebuah film animasi berjudul “Si Geboy”.

Sebagai content provider, KOMPAS TV tayang perdana pada tanggal

9 September 2011 di sepuluh kota di Indonesia: Medan, Palembang, Jakarta,

35

36

Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan

Makassar. Jumlah kota tersebut akan segera bertambah pada kuartal ketiga

tahun 2011 dan sepanjang tahun 2012.

Dengan kerjasama operasi dan manajemen, KOMPAS TV memasok

program tayangan hiburan dan berita pada stasiun televisi lokal di berbagai

kota di Indonesia yang telah terlibat dalam proses kerja sama. Stasiun

televisi lokal akan menayangkan 70% program tayangan produksi KOMPAS

TV dan 30% program tayangan lokal. Dengan demikian, stasiun televisi

lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dengan stasiun televisi nasional,

tentunya dengan keunggulan kearifan lokal daerah masing-

masing.KOMPAS TV juga menyediakan kanal televisi berbayar pertama di

Indonesia yang memiliki kualitas High Definition (HD). Kualitas High

Definition menyajikan gambar dengan resolusi tinggi sehingga pemirsa

dapat menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih

tajam. KOMPAS TV sebagai pionir kualitas High Definition juga tengah

mengarah pada sistem televisi digital sesuai standar yang lazim digunakan

secara internasional.

KOMPAS TV tentu memperhatikan kualitas program tayangan yang

ditampilkan. Tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan persaingan

yang sangat ketat, KOMPAS TV berusaha untuk tetap berada pada koridor

visi misi sehingga dapat selalu menyajikan pogram tayangan inspiratif dan

informatif dengan kemasan menarik bagi keluarga Indonesia. Karena

merupakan tanggung jawab besar bagi sebuah stasiun televisi untuk turut

37

membentuk moral bangsa. Menjawab tantangan dunia media di Indonesia,

sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA Group yang memiliki motto

“Enlightening People”, KOMPAS TV didukung dengan komposisi

karyawan berkualitas dan berdedikasi tinggi senantiasa berusaha

menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi Indonesia.

Gambar 3.1 Piala Citra Adipariwara 2011

Dengan meraih penghargaan di ajang CITRA PARIWARA 2011 untuk

STATION ID Kompas TV yang berjudul GONG INSPIRASI memenangkan

kategori Best Promo in Movie and Others, serta Promo Image yang berjudul

ENERGI untuk penghargaan dalam kategori Best Category Promo Media

TV. Maka Kompas TV dituntut untuk dapat membuat image yang kuat

dengan mempromosikan semua keunggulan program dan paket acara lainnya

di televisi yang disebut dengan promo On Air. Dalam menarik minat

38

masyarakat dan mengajak untuk terlibat didalamnya dan tentu saja untuk

menggaet masyarakat yang menjadikan Kompas TV sebagai televisi favorit

mereka, maka peranan departemen promo (on air) dan (off air) sangat

dibutuhkan dalam meningkatkan awareness masyarakat akan keberadaan

Kompas TV.

Visi dan Misi Kompas TV

“To be the most creative organization in southeast asia to enlight people's

live with programmes and services that inform, education and entertaint and

to engange our audiences with an independent, distinctive and appealing

mix of programming and content, delivered via multiplatform service.“

Profil Perusahaan

Gambar 3.2 Profil Perusahaan Kompas TV

Street Address Kompas TV Building Unit 1-6th Floor Palmerah Selatan No.1

City Jakarta Country Indonesia Postal/Zip Code ID-10270 Telephone +62 21 548 3008 Telefax +62 21 549 4051 Home Page http://kompas.tv

Satellites

Palapa D Palapa D Palapa D (Parabola Orange TV) Telkom 1 (TelkomVision) Measat 3a (Aora TV Satelit)

Streaming LyngSat Stream © LSC, information last updated 2012-03-30

39

3.1.2 Struktur Organisasi

Bagan 1 KOMPAS GRAMEDIA BUSINESS UNIT

Gambar 3.3 Struktur Kompas Gramedia Bussiness Unit

40

Bagan 2

KOMPAS TV GROUP UNIT

Gambar 3.4 Struktur Kompas TV Grooup Unit

41

Bagan 3

KOMPAS TV NETWORK

Gambar 3.5 Struktur Kompas TV Network

42

3.1.3 Logo Kompas TV

Gambar 3.6 Logo Kompas TV

Kompas TV yang sekarang adalah content provider, merupakan stasiun

televisi swasta terestrial berjaringan di Indonesia, Kompas TV dimiliki

oleh Kompas Gramedia. Stasiun televisi ini hadir menggantikan stasiun televisi

yang pernah dimiliki oleh Kompas Gramedia, yaitu TV7. Sejak seluruh saham

TV7 dibeli oleh pihak Trans Corpora yang berdiri dibawah

kepemimpinan Chairul Tanjung pada tahun 2006 dan nama TV7 diganti

menjadi Trans7, maka Kompas Gramedia tidak lagi memiliki perusahaan televisi.

Pada tanggal 11 September 2011 Kompas TV mengubah logonya yaitu dengan

menghilangkan kata TV pada logo tersebut.

43

THE DESIGN PHILOSOPY

About Our Logo

Logo Kompas TV diciptakan dengan semangat dari pencitraan brand parent yaitu

KOMPAS, sebuah image jurnalistik yang telah begitu kuat. Dasar visual adalah

jarum kompas yang disederhanakan menjadi bentuk geometrik segitiga. Untuk

menyesuaikan dengan semangat Inspirasi Indonesia maka riset logo menemukan

sebuah gagasan nan abadi tentang Indonesia, untuk menggambarkan beraneka

ragamnya Indonesia dalam bentuk dan warna berbeda dalam satu kesatuan.

Menginspirasi setiap orang untuk selalu percaya pada mimpi yang sama yaitu

Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan yang tetap selalu terintegrasi secara harmony

menjadi satu kesatuan. Terciptalah logogram dari inisial Kompas (huruf K) yang

terdiri dari 9 warna terpilih warna -warna yang mencitrakan Indonesia, mewakili

keaneka ragaman dalam filosofi, (secara fisikly dalam kehidupan nyata mungkin

ada jutaan warna di sekitar kita) Warna-warna tersebut diambil dari sample pixel,

ratusan materi fotografi Indonesia yang telah dikumpulkan. Mulai dari warna

bunga Angrek, laut, sawah yang menguning, sampai tonal pigmen kulit orang

Indonesia.

Terpilih 9 warna yang mewakili angka tunggal yang paling tinggi, dan

istimewa bagi masayarakat Indonesia. 9 kepingan segitiga yang saling terkait,

saling bahu membahu, menjadi perwujudan bentuk baru dari satu kesatuan

kepingan K. Integrasi keanekaragaman untuk citra yang kokoh dan bersatu,

sebuah inspirasi bersama untuk kekuatan yang lebih baik.

44

About Our Look And Feel

Menjembatani konsep dan visi Kompas TV maka pencitraan arsitektural navigasi

menu on air haruslah mempunyai korelasi yang sesuai. Berkomitmen untuk

berusaha menghindari pernggunaan menu, bumper dan strapline seperti

kebanyakan TV lain, demi mendapatkan sisi unik, simpel, clean but strong.

Untuk mendapatkan “sense” yang sesuai maka desain juga sangat

memperhatikan emphasize of dimension, color theory, dan sense of white space.

Komposisi dirancang dengan sedikit berbeda namun tetap menomor -satukan

kemudahan baca dan kejelasan informasi. Menyederhanakan informasi menjadi

lebih mudah secara visual. Menyelaraskan menu on air dengan konsep warna-

warni “united in diversity” pada logo sekaligus menambah nilai untuk sedikit

berbeda dengan competitor. Berani mengambil peluang pertama untuk

memasukan unsur ragam warna dalam menu on air tatkala industries masih

terpaku pada pemikiran-pemikiran lama mengenai konsep branding, mengenai

warna-warna tunggal yang pada akhirnya diperebutkan. Televisi pertama di

Indonesia yang literally dan figuratively benar-benar warna-warni. “Tottaly huge

different, hopefully catching to mind of viewers”

45

3.1.4 Jajaran Direksi

Managing Director Bimo Setiawan

Programming & Production Director Indra Yudhistira

Editor in Chief Taufik Hidayat Mihardja

46

3.2 Prosedur yang Berlaku

3.2.1 Penentuan Program Layak Tayang

Menentukan promo on air yang layak tayang dalam membuat sebuah

promosi program di Kompas TV dapat ditentukan ketika preview sebuah

konsep promo, maka posisikan kita sebagai pemirsa, apakah pesan yang

disampaikan ini sesuai dengan target penonton untuk menyaksikan atau

dapat menimbulkan rasa keinginan untuk menonton program tersebut.

Perhatikan juga look dari konsep penayangan promo tersebut, apakah

sesuai dengan look dari Kompas TV? kalau tidak, dapat disimpulkan

promo tersebut tidak layak tayang.

3.2.2 Penentuan Standar Operasional Prosedur

47

Penjelasan :

Mulai dari Programminglalu ke Promo Dept Head kemudian prosesnya

menjadi produksi promo. Jadi melalui programming itu melakukan planning

programming yang biasa disebut great program, melalui itu dapat diketahui

tim Promo Dept Head akan melakukan apa, kapan akan membuat promo

dan kapan akan ditayangkan promonya. Hasil diskusi itu kemudian

disebarkan internal ke produser yang bersangkutan, jadi melalui dept head,

lalu ke Group Head dengan melakukan brifing kreatif membicarakan brif

apa yang akan dilakukan, promonya akan seperti apa,looknya bagaimana,dll.

Kemudian oleh promo group head akan meramu brif dari dept head dan

melakukan proses Brainstorming yang terdiri dari produser, copy writer,

graphic design, video editor dan produser asisten. Melalui proses

brainstorming itu akan di diskusikan akan membuat promo apa,

komunikasinya bagaimana, kemudian Voice Over ingin seperti apa, apakah

memerlukan proses shooting atau tidak, kalau misalnya hanya editing,

ditentukan kembali gambarnya mau seperti apa dan grafisnya semua

dibicarakan dalam proses braistroming hingga hasil out put. Melalui hasi out

put ini masuk ke Post Production Internal dimana materi yang sudah di

produksi akan di digitalis atau capture, kemudian copy writer sudah

merancang VO dan grafiknya akan seperti apa, jadi semua produksi

dilakukan di post production, kemudian melalui post production itu hasilnya

sudah out put materi promo. Dengan melakukan Final Out Put,materi promo

sudah harus dengan persetujuan supervisor dan dept head kemudian

48

diberikan ke media planner. Media Planner disini fungsinya untuk mengatur

penempatan promo yang dibuat, dengan menempatkan di jam-jam mana saja,

dimana saja dan dihari apa aja sesuai dengan karakter programnya.

Kemudian dari media planner dia akan berikan susunan promonya ke bagian

Traffic , melalui bagian traffic akan diramu lagi dengan menempatkan

promonya akan diposisikan dimana saja. Jadi misalkan ada iklan ya

promonya akan dikurangi, tapi setiap 30 menit program itu harus ada promo

selama 1 menit, jadi itu yang tidak boleh dibuang selain itu bisa diisi dengan

iklan, tapi kalo misalnya slot untuk iklan kosong akan diisi dengan promo

semua dan semua itu akan tetap disesuaikan dengan media planner, dari

traffic sudah menjadi final lock seperti detik by detik, seperti misalnya

15:20:00 promo program lainnya menjadi 15:20:30. Kemudia dari traffic

diberikan ke Master Control, disini dia sudah menerima materi apa aja yang

sudah akan ditayangkan, terus master control akan menyiarkan ke seluruh

pemirsa Indonesia, jadi fungsinya untuk penayangan di traffic, jadi traffic itu

sudah mengatur semua materi yang akan tayang, mulai dari program, iklan,

promo, running teks, dan lain-lainya.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan sebagai bahan penyusunan

laporan, peneliti menggunakan metode-metode yang dianggap dapat mengetahui

mekanisme dan teknik yang digunakan untuk proses produksi. Metode yang

digunakan seperti :

49

1. Primer

a. Wawancara

Peneliti memilih metode wawancara mendalam sebagai salah satu cara

memperoleh data-data yang dibutuhkan. Wawancara mendalam atau in-

depth interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan narasumber yang bersangkutan, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman wawancara, alat perekam, dan dicatat dalam

bentuk transkrip pertanyaan, di mana pewawancara dan narasumber

terlibat dalam kehidupan social yang relativelama. Kekhasan wawancara

mendalam adalah keterlibatannya dalam dunia pekerjaan dengan

melakukan wawancara mendalam secara berskala (berkali-kali) dan

membutuhkan waktu yang lama bersama narasumber (Bungin,

2007:108).

Wawancara dilakukan dengan Promo Manager Kompas TV Roy

Rakhmatullah sebagai Manager Promo dan Erwin sebagai Producer

promo, kedua infroman ini dipilih karena dianggap mahir dalam bidang

proses produksi pembuatan Station ID Kompas TV, mulai dari tahapan

Pra-produksi, Produksi hingga Pasca-produksi dalam pembuatan Promo

Station ID.

50

b. Dokumentasi

Dokumentasi yang didapat untuk penelitian ini diperoleh melalui

perusahaan itu sendiri, berupa video rekaman asli dari Station ID Kompas

TV dan profil perusahaan serta dokumen-dokumen yang berfungsi untuk

memperkaya isi penelitian ini. Dalam hal ini peneliti melihat kembali

bahan atau materi promo Station ID yang sudah jadi, dan kembali

meneliti akan proses dari produksi spot Identitas dari Stasiun Televisi

Kompas TV yang telah dibuat.

2. Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

sekunder (Rachmat Kriyantono, 2006:44).

a. Observasi

Metode obeservasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu oleh

pancaindra lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti memilih observasi

partisipasi. Observasi partisipasi yang dimaksud adalah pengumpulan

data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung

terjun ke bidang pekerjaan yang bersangkutan dalam objek pengamatan

(Burhan Bungin,2007:115). Dengan demikian, peneliti betul-betul

menyelami kehidupan objek pengamatan dan tidak jarang peneliti

kemudian mengambil bagian dalam membantu penyelesaian pekerjaan

mereka. Hal yang perlu diperhatikan adalah membina hubungan baik

51

antara pengamat dengan objek pengamatan. Hal tersebut kadangkala

menjadi hambatan utama terhadap keberhasilan observasi ini. Peneliti

memilih metode ini dengan tujuan untuk merasakan langsung menjadi

objek yang diteliti hingga siap ditayangkan di televisi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT GRAMEDIA MEDIA

NUSANTARA dengan brand name KOMPAS TV yang berlokasi di Jl.

Palmerah Selatan No.1 Jakarta Barat, pada bulan 6 Februari sampai

dengan 4 Mei 2012. Peneliti ditempatkan dibagian Promotions

Department Head (on air) sebagai asistan produser promo, pemilihan

objek penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), dengan

mempertimbangkan peminatan terhadap industri media yang ingin

digeluti oleh peneliti yaitu stasiun televisi swasta.

b. Studi kepustakaan

Peneliti mencari dan mempelajari sumber-sumber tulisan seperti buku-

buku yang terkait dengan peran divisi promo (On Air) terhadap stasiun

televisi yang bersangkutan.

c. Internet

Peneliti juga mencari data-data yang berkaitan dengan divisi promo (On

Air) di internet untuk membantu peneliti dalam membuat laporan ini.

52

3.4 Permasalahan Dalam Proses Produksi Spot Station ID Kompas TV

Dalam proses produksi pembuatan Spot Station ID Kompas TV, seluruh

crew yang bertugas cenderung menghadapi permasalahn dalam penggunaan alat-

alat penunjang proses produksi, alat-alat yang digunakan merupakan alat yang

baru dan masih jarang crew yang mahir menggunakan alat tersebut sehingga hal

tersebut menjadi penghambat dalam jalannya shooting, karena crew yang

bertugas harus sesegera mungkin mempelajari penggunaan alat tersebut.

Kurangnya sumber daya manusia pun kerap kali menjadi permasalahan dalam

proses produksi Station ID karena, minimnya sumber daya manusia yang

diperlukan sehingga memperlambat proses kerja, serta sebagai TV baru, banyak

proses pengadaan infratruktur yang belum lengkap dan semuanya masih dalam

on proses pembelian. Akibatnya akan ada masalah administrasi untuk

peminjaman peralatan atau penyewaan peralatan. Akibat infrasturktur pula,

quantity promo on air juga berpengaruh. Jumlahnya masih belum maksimal.

Masalah internal lainnya juga kadang bermasalah dengan creative brief yang

tidak lengkap sehingga sulit untuk membangun kreatifnya. Hal ini sering

diakibatkan karena tingginya mobilitas producer sehingga brief dibuat seadanya.

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam sebuah perusahaan cenderung menghadapi berbagai permasalahan

yang kadang dianggap penghambat jalannya sebuah produksi, namun

sebaiknyalah perusahaan atau departemen yang bersangkutan harus dengan

cermat dan teliti untuk menangani masalah atau kendala-kendala yang mereka

53

hadapi. Untuk itu tim produksi promo on air Kompas TV menemukan alternatif

dalam memecahkan berbagai masalah yang ada dalam proses produksi dalam

pembuatan Station ID. Solusinya dapat berupa menambahkan sumber daya

manusia yang professional dan berbakat di bidangnya, seperti menambahkan

editor yang dianggap kurang atau sedikit untuk menyelesaikan sebuah konsep

untuk di edit, dengan masing-masing dua editor dalam satu tim promo, sehingga

dua tim promo ini tidak keteteran atau tidak saling menunggu editor selesai

mengedit konsep promonya. Solusi berikutnya, jika dilihat dalam masalah

Infrastruktur yang belum lengkap penanganannya, akan diselesaikan dengan

segera membuat form-form atau surat-surat sebagai tanda bukti yang sah dalam

segala aktivitas pembuatan promo on air, sehingga segala bentuk proses

pembuatan promo ini dapat berjalan dengan teratur dan terorganisir. Begitupun

juga dalam permasalahan eksternal dimana terdapat persaingan yang sangat ketat

dalam dunia pertelevisian, maka tim departemen promo Kompas TV akan

dengan gencar-gencarnya membuat berbagai konsep promo yang berkarakter dan

beda dengan stasiun televisi lainnya.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Dalam meneliti mengenai proses produksi spot Station ID di Kompas TV

ini, peneliti menggunakan analisis data kualitatif dimana data hasil wawancara

dikumpulkan, dan diinterpretasikan peneliti secara deskriptif sesuai tujuan

penelitian. Menurut Boghdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah ; “Upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsistensikan,

54

mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskannya apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Menurut Janice

McDrury tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut : (Moleong:

2006:248).

1. Membaca dan mempelajari data, menandai kata-kata dan gagasan yang ada

dalam kata.

2. Mempelajari kata-kata itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal

dari data.

3. Menuliskan “Model” yang ditemukan

4. Koding yang telah dilakukan

Pada penelitian ini, analisis data yang dilakukan peneliti adalah dengan cara

memilih dan menyusun data-data yang diperoleh baik dari data hasil

wawancara mendalam (indepth interview) dengan key informan dan

informan-informan, yang kemudian dianalisis secara deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan membandingkan dengan teori yang digunakan. Setelah itu

peneliti menarik kesimpulan terhadapt hasil penelitian.

Keabsahan pada penelitian kualitatif mengacu kepada suatu halaman

yang masuk akal berdasarkan eksistensi ilmu pengetahuan dan kepercayaan

(credibility) terhadap suatu fenomena yang terjadi. Adapun kualitas

penelitian (goodness criteria) ini diantaranya akan dilihat dari

trustworthiness atau kepercayaan atas hasil penelitian yaitu terkait dengan :

(Moleong, 2006:324).

55

a. Credibility (kepercayaan)

Yaitu sejauh mana bahan dan hasil penelitian dapat dipercaya.

Diantaranya dilihat dari pengecekan berbagai metode dari satu informasi,

kecukupan sumber atau referensi untuk mengecek kebenaran informasi.

Untuk memenuhi standar credibility, peneliti telah menghubungi kembali

para narasumber penelitian untuk meminta justifikasi atau pembenaran

atas hasil penelitian.

b. Transferability (keteralihan)

Bergantung pada kesamaan antara konteks key informan dan informan

sebagai pengirim dan peneliti sebagai penerima. Untuk memenuhi kriteria

transferability dalam penelitian ini peneliti menganalisis, menyimpulkan,

dan menjelaskan hubungan yang ada dan bisa dijadikan acuan bagi

peneliti mengenai “Proses Produksi Spot Identitas Stasiun Televisi untuk

Memperkenalkan Kompas TV pada Penonton TV di Jakarta”.

c. Dependability (kebergantungan)

Yaitu sejauh mana peneliti mampu mengkonseptualisasikan secara benar

apa yang akan diteliti, dan konsistensi peneliti dalam keseluruhan proses

penelitian (pengumpulan data, analisa, interpretasi data). Untuk

memenuhi Dependability dilakukan dengan mengaudit seluruh proses

penelitiannya. Caranya dilakukan oleh auditor yang independent, atau

bimbingan untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam

melakukan penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah

atau focus memasuki lapangan ; menentukan sumber data, melakukan

56

analisis data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan

peneliti.

d. Confirmability (kepastian)

Dalam melakukan interpretasi atas berbagai data, sehingga dapat

dikonfirmasikan ulang dan memiliki konfirmasi dari orang lain. Untuk

memenuhi standar confirmability, peneliti melakukan proses coding yang

dimulai dari open coding, axial coding, dan selective coding dari seluruh

hasil wawancara dengan para narasumber. Coding digunakan untuk

membuat pembaca mengikuti tahapan analisis yang dilakukan peneliti

sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung

jawabkan dari hasil wawancara antara peneliti dengan Producer, Manager

Promo dan Media Planner.

3.7 Analisis Data Koding

Agus Salim mengemukakan mengenai analisis data yang berlangsung

selama riset berproses, mulai wawancara awal hingga berakhir pada pengamatan.

Analisis terdiri dari koding ( coding ) dan kategorisasi ( categorizing ). Koding

dilakukan terlebih dahulu pada permulaan riset. Koding memungkinkan peneliti

mengubah data, dan menguraikannya untuk membangun kategori seiring dengan

munculnya kategori utama, maka teori akan berkembang.

Koding dalam grounded theory adalah proses pengidentifikasian dan

penamaan tema atau konsep dalam tahapan analisis. Dalam hal ini, data

dikodekan menjadi kategori.Proses koding mencakup tiga langkah, yaitu:

57

a) Open coding atau koding terbuka peneliti membentuk kategori informasi

tentang peristiwa atau fenomena yang dipelajari.

b) Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki

kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-

kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut.

c) Selective coding, peneliti ( pemilihan kategori inti dan menghubungkannya

dengan kategori lain ).

Sepanjang kajian berlangsung, masing-masing bagian data dibandingkan

dengan bagian lain ketika peneliti mencari persamaan, perbedaan, dan koneksi

atau hubungan-hubungan. Hal inilah yang disebut dengan perbandingan konstan

( Salim, 2002:119-120).

3.8 Kelemahan Penelitian

Dalam setiap penelitian pasti ditemui kelemahan dan keterbatasan

penelitian, begitu pula dengan penelitian ini terdapat kelemahan dan keterbataan

penelitian, yaitu :

1. Minimnya waktu yang peneliti dapati dalam proses pencarian data,

keterbatasan waktu yang dimiliki key informan dan informan lainnya

mengingat jam kerja yang cukup padat sehingga peneliti menemui

kesulitan untuk melakukan wawancara yang secara mendalam.

2. Data-data yang didapatkan peneliti dari perusahaan tidak dapat diperoleh

semua karena terdapat beberapa data yang dirahasiakan oleh perusahaan

yang bersangkutan.