bab iii icha

Upload: mroshita

Post on 11-Jul-2015

479 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB III PELAKSANAAN RENCANA KEGIATAN 3.1. Gambaran Umum Obyek KKN-P

3.1.1. Nama, Lokasi dan Gambaran Umum Instansi Pemerintahan1. Nama 2. Alamat 3. Telp 4. Website

: KEPOLISIAN RESOR MALANG KOTA : Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 19 Malang : (0341) 325 555 : http://www.satlantasresmalang.com/

Kepolisian Resor Malang Kota merupakan instansi pemerintah yang bertugas sebagai badan pelaksana utama kewilayahan Polda Jawa Timur yang berkedudukan di bawah Polwil Malang dalam penyelenggaraan komando, pengawasan dan pengendalian bidang operasional dan pembinaan mengimplementasikan visi, misi dan tujuan dalam pelaksanaan tugas. 3.1.2. Sejarah Kota Malang dengan kondisi udara pegunungan yang sejuk dikenal sebagai Kota Pendidikan, Kota Industri, dan Pariwisata menjadi daerah tujuan para calon pelajar / mahasiswa dari seluruh penjuru negeri, investor asing maupun lokal serta wisatawan dari manca negara, memiliki karakteristik yang khas dan komplek dengan potensi kerawanan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Luas Daerah Jajaran Polresta Malang seluas 11.445,30 Ha terletak di bagian Selatan Timur Wilayah Polwil Malang, memiliki lima Polsek yaitu Polsek Klojen, Polsek Blimbing, Polsek Kedung Kandang, Polsek Lowokwaru dan Polsek Sukun.

Kondisi kekuatan personel Polresta Malang saat ini secara kuantitas mencapai 790 orang Polri dan 51 orang PNS sebagai asset Polresta Malang dalam menghadapi tantangan tugas yang tidak semakin ringan, namun bila dihadapkan pada pertambahan penduduk rata-rata per tahun 1 % maka pada awal tahun 2010 dengan jumlah penduduk 825.291 jiwa, ratio Polri mencapai 1 : 1.045. Polresta Malang sebelum berkedudukan di lokasi saat ini, menempati kantor di Jl. Brigjen Slamet Riadi No. 1-3 Malang. Mako Polresta Malang tersebut memiliki latar belakang sejarah yang cukup panjang, bedasarkan buku sejarah Peran Polri Dalam Perjuangan Kemerdekaan di Jawa Timur Tahun 1945-1949 yang diterbitkan Polda Jatim, Kepolisian Karesidenan Malang pernah menempati kantor di Jl. Brigjen Slamet Riadi tersebut bahkan kegiatan perlawanan bersenjata di masa penjajahan dahulu komando dilakukan dari gedung tersebut. Sejak ditempati Polresta Malang, gedung tersebut telah mengalami beberapa kali renovasi, terutama pada bagian depan disesuaikan

perkembangan zaman namun secara keseluruhan tidak merubah konstruksi bangunan maupun interior ruangan diupayakan tetap mempertahankan bentuk asli, sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah Kepolisian dan sejarah perjuangan RI pada umumnya.

Selanjutnya, berdasarkan Sprin Panglima ABRI kepada Kapolda Jatim Nomor : Sprin / 1482 / VI / 1997 tanggal 13 Juni 1997 yang ditindaklanjuti dengan Sprin Kapolri No.Pol. : Sprin / 816 / III / 1998 tanggal 24-3-1998 tentang Perintah Pelaksanaan Ruilslag Polresta Malang dan diteruskan dengan dilakukannya MoU antara Kapolda Jatim dengan PT. Karya Utama Sarana Indah No.Pol. : SPB / 19 / IV / 98 tanggal 8 April 1998 tentang Ruilslag Tanah/bangunan Polresta Malang, terjadi tukar menukar tanah dan bangunan Polresta Malang Jl. Brigjen Slamet Riadi No.13 Malang seluas 7.020 M2, dengan tanah dan bangunan yang dibangun PT Karya Utama Sarana Indah, di lokasi Desa Banjararum Kec. Singosari Malang berupa Aspol Jl. Mondoroko Singosari seluas 12.230 M2 dan bangunan kantor Polresta 2 lantai seluas 2.696 M2 serta beberapa fasilitas gedung lainnya berupa ruang tahanan (360 M2), Gedung Pertemuan (313 M2), kantor SIM (400 M2), Gudang Senpi Amunisi (60 M2), Musholla (100 M2), Gudang Bekum (100 M2) dan Garasi (72 M2). Keputusan penempatan lokasi tanah dan bangunan pengganti tersebut tidak sesuai dengan wilayah yurisdiksi Polresta Malang yang hanya di wilayah Kota Malang, sedangkan aset pengganti berada di luar kota. Pada tahun 2001 pada masa kepemimpinan Letkol Pol Drs. Syahrul Mamma, Mapolresta Malang pindah ke lokasi Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 19 Malang yang sebelumnya lebih dikenal sebagai Asrama Polisi Celaket dan Poliklinik Polwil Malang, walaupun secara administrasi belum ditemukan surat penyerahan atau berita acara penempatan Mako tersebut namun dalam kenyataan Mako telah pindah lokasi dan Mako lama telah beralih fungsi menjadi areal pertokoan.

Polresta Malang saat ini memiliki gedung induk 2 lantai seluas + 4.139 M2 dan beberapa bangunan tambahan meliputi ruang tahanan, Gedung Pertemuan, kantor SIM, Gudang Senpi Amunisi, Musholla, Gudang Bekum dan Garasi diatas tanah Polri seluas 8.466 M2. Kondisi interior dan eksterior gedung Mapolresta Malang telah jauh berbeda dengan pada awal ditempati, setiap pejabat Kapolresta Malang selalu melakukan pembenahan-pembenahan agar suasana ruangan maupun lingkungan kantor menjadi lebih sejuk, nyaman dan asri. Upaya Polresta Malang dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dilakukan dengan memaksimalkan fasilitas yang ada, lahan yang relatif sempit benar-benar dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat yang memerlukan pelayanan Polri seperti pelayanan SIM, SKCK, perijinan, dll. Demikian pula sentra-sentra pelayanan lainnya, ditata sedemikian rupa sehingga menghilangkan kesan seram bagi masyarakat yang datang. 3.1.3. Lokasi

Kepolisian Resor Malang Kota berlokasi di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 19 Malang. Wilayah Kepolisian Resor Malang Kota terletak diantara 112 s/d 113 38 14 BT dan 7 s/d 8 27 37 LS dengan ketinggian 400 m diatas permukaan air laut di Kota Malang. Luas Daerah Jajaran Kepolisian Resor Malang Kota yaitu seluas 110.056,00 km2. 3.1.5. Visi dan Misi Instansi Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Polresta Malang tersebut diatas, dengan dipengaruhi aspek perkembangan kehidupan masyarakat Kota Malang serta faktor lingkungan baik internal maupun eksternal, maka visi dan misi tahun 2009 dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan adalah : 1. Visi. Terwujudnya Postur Kepolisian Resor Kota Malang yang profesional, bermoral dan modern sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang terpercaya dalam memelihara Kamtibmas dan penegakan hukum. 2. Misi. a. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat secara proporsional, tanggap / responsif dan tidak diskriminatif sehingga masyarakat merasa aman, tentram, nyaman dan damai.b. Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam

mematuhi hukum (law abiding citizen) melalui perpolisian masyarakat (community policing) melalui pemberdayaan Babinkamtibmas.

c. Menegakkan hukum secara profesional, obyektif, proporsional, transparan dan akuntabel dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia untuk mewujudkan kepastian hukum dan rasa keadilan. d. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. e. Mengelola secara profesional, transparan, akuntabel dan modern seluruh sumber daya Polresta Malang, guna mendukung operasional tugas Polresta Malang. f. Mencegah dan menanggulangi setiap bentuk kejahatan baik kejahatan konvensional, kejahatan trans Nasional, kejahatan terhadap kekayaan Negara maupun kejahatan berimplikasi kontijensi dengan bentukbentuk umumnya. g. Memelihara Kamtibcar Lantas untuk menjamin keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang. h. Meningkatkan harmonisasi hubungan dengan pemerintah Kota Malang, DPRD, TNI, Instansi swasta serta tokoh adat, tokoh etnis, tokoh agama dan tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan media. i. Mendukung pemerintah Kota Malang dalam upaya menyelenggarakan otonomi daerah sehingga dapat berlangsung dengan lancar dan kondusif.j.

Menjamin kehidupan masyarakat agar terbebas dari rasa takut dengan meningkatkan kehadiran Polisi ditengah masyarakat melalui patroli di

perbankan,

pertokoan,

pemukiman,

proyek vital serta giat

masyarakat lainnya atau peningkatan pengamanan dan pengaturan lalu lintas pada jam-jam sibuk aktifitas masyarakat Kota Malang. k. Menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran kegiatan sosial kemasyarakatan dan pertumbuhan perekonomian serta pergeseran barang-barang komoditi kebutuhan masyarakat Kota Malang. l. Mencegah perilaku petugas yang dapat mengurangi simpati, partisipasi dan kepercayaan masyarakat, terutama terhadap terjadinya penyimpangan dengan penegakan hukum dan pelaksanaan Kode Etik Profesi Kepolisian secara obyektif dan bertanggung jawab menuju terciptanya supremasi hukum.m. Mempertahankan tetap terselenggaranya penghargaan dan hukuman

(reward and punishment) yang diberikan secara seimbang sesuai dengan penilaian yang transparan terhadap apa yang dilakukan oleh setiap anggota dengan tidak membedakan pangkat dan jabatannya. n. Meningkatkan kemampuan penyelidikan dan penyidikan perkara secara profesional dalam upaya penegakan hukum dengan

memperhatikan hak asasi manusia. 3. Tujuan. a. Menurunnya angka pelanggaran hukum dan indeks kriminalitas serta meningkatnya penuntasan kasus kriminalitas untuk menciptakan rasa aman masyarakat mencakup Empat golongan jenis kejahatan yaitu

kejahatan konvensional, transnasional, terhadap kekayaan negara dan yang berimplikasi kontinjensi dengan sasaran : 1) Terungkapnya jaringan kejahatan internasional terutama narkotika, perdagangan manusia dan pencucian uang. 2) Menurunnya jumlah pecandu narkoba dan mengungkap kasus serta dapat diberantasnya jaringan utama supply dan prekursor.3) Terungkapnya jaringan utama pencurian sumber daya alam

serta membaiknya praktek penegakan hukum dalam mengelola sumber daya alam dalam memberantas illegal logging, over cutting dan illegal trading.b.

Diterapkannya good governance dengan mengembangkan

perencanaan dan pengembangan Polresta Malang yang independen. c. Lebih meningkatkan keamanan dan ketertiban umum, untuk

memungkinkan masyarakat mempunyai kepercayaan dan kemampuan turut mengambil bagian dalam mendukung operasi kepolisian Polresta Malang.d.

Membangun kepercayaan (trust) dari masyarakat sebagai

organisasi yang peduli dan kredibel, mampu membangun kerja sama (partnership & Networking) dengan stakeholders untuk menciptakan rasa aman dan mulai membangun kesempurnaan (strive for excellence) agar semakin tangguh menghadapi kompleksitas kejahatan. e. Terwujudnya restrukturisasi organisasi Polresta Malang

dengan penguatan Polresta Malang sesuai tipelogi ideal Polres (A-2)

serta makin efisien dan efektif pada pemberdayaan pelayanan masyarakat sampai tingkat Polsek.f.

Mendukung

terlaksananya

implementasi

best

practices

manajemen kepolisian profesional di Polresta Malang melalui : 1) Manajemen administrasi, keuangan dan anggaran yang akuntabel, efisien dan lancar. 2) Manajemen sumber daya manusia Polri yang mahir, terpuji dan patuh hukum. 3) Meningkatkan kapabilitas dan mutu pelayanan pada semua dimensi misi Polresta Malang. g. Terciptanya proses penegakan hukum yang konsisten,

berkeadilan dan profesional, bebas KKN dan menjunjung tinggi HAM, guna meningkatkan kepercayaan masyarakat Kota Malang terhadap Polresta Malang. h. Meningkatnya kinerja Polresta Malang yang lebih profesional

dan produktif yang menyentuh kepentingan masyarakat dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. i. Terjalinnya hubungan dan kerjasama yang harmonis antara

Polresta Malang dengan TNI, instansi terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat dan berbagai komponen masyarakat yang ada di wilayah Kota Malang.

j.

Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai bagi

terselenggaranya visi & misi Polresta Malang. 3.1.8. Struktur Organisasi Struktur organisasi tingkat POLRES mengalami restrukturisasi organisasi yaitu melalui Keputusan Kapolri Nomor : Kep / 366 / VI / 2010 tanggal 14 Juni 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor (POLRES). Struktur Organisasi Kepolisian Resor Malang Kota

Sumber: Data Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor (POLRES) Tahun 2011.

Struktur organisasi di Kepolisian Resor Malang Kota dibagi menjadi lima unsur yang terdiri dari: unsur pimpinan, unsur pengawas dan pambantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung, dan unsur pelaksana tugas kewilayahan. a. Unsur Pimpinan1. Kapolresta Malang

Kapolresta Malang adalah pimpinan Kepolisian Resor Malang Kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kapolda Jawa Timur. Kapolresta Malang bertugas memimpin, membina dan mengawasi atau mengendalikan satuan-satuan organisasi dalam lingkungan Kepolisian Resor Malang Kota serta memberikan saran pertimbangan dan melaksanakan tugas lain sesuai perintah Kapolda Jawa Timur. 2. Waka Polresta Malang. Wakapolresta Malang adalah pembantu utama Kapolresta yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kapolresta Malang. Wakapolresta Malang bertugas membantu Kapolres dalam melaksanakan tugasnya dengan mengendalikan pelaksanaan tugas-tugas staf seluruh satuan organisasi dalam jajaran Kepolisian Resor Malang Kota dan dalam batas kewenangannya memimpin Kepolisian Resor Malang Kota dalam hal Kapolresta berhalangan serta melaksanakan tugas lain sesuai perintah

Kapolresta Malang. (Sumber: Hubungan Tata Cara Kerja Kepolisian Resor Malang Kota Tahun 2008). b. Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan1. Si Was: melakukan pengawasan. 2. Si Propam: menyelenggarakan pelayanan pengaduan masyarakat tentang

penyimpangan perilaku dan tindakan anggota POLRI dan pembinaan disiplin dan tata tertib, termasuk pengamanan internal, dalam rangka penegakan hukum dan pemuliaan profesi.3. Sikeu: menerima, menyimpan, membayar atau menyerahkan, menatausahakan

dan mempertanggungjawabkan uang dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya.4. Sium: bertugas melaksanakan ketatausahaan dan urusan dalam meliputi

korespondensi,

ketatausahaan

perkantoran,

kearsipan,

dokumentasi,

penyelenggaraan rapat, apel atau upacara, kebersihan dan ketertiban serta urusan perbengkelan atau pemeliharaan kendaraan roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat) dan urusan persenjataan5. Bagops: bertugas merencanakan, mengendalikan dan menyelenggarakan

administrasi operasi kepolisian, termasuk latihan pra operasi, melaksanakan koordinasi baik dalam rangka keterpaduan fungsi maupun dengan instansi dan lembaga terkait. Bagops membawahi tiga Sub Bag yaitu:

a). Subbag Binops b). Subbag Dalops c). Subbag Humas6. Bagren : semula hanya Subbag, karena beban tugasnya sekarang dibesarkan

menjadi bagian tersendiri. Bag Ren bertugas menyusun rencana kerja dan anggaran serta analisa dan evaluasi atas pelaksanaannya, termasuk rencana program pengembangan satuan kewilayahan. a). Subbag ProGar (Sub Bagian Program dan Anggaran). b). Subbag Dalgar (Sub Bagian Pengendalian Anggaran).7. Bagsumda: bertugas menyelenggarakan pembinaan dan administrasi personel,

pelatihan serta pembinaan dan administrasi logistik. a). Subbag Pers b). Subbag Sarpras c). Subbagkum c. Unsur Pelaksana Tugas Pokok1. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu: SPK bertugas memberikan pelayanan

kepolisian kepada warga masyarakat yang membutuhkan

2. Sat Intelkam: bertugas menyelenggarakan atau membina fungsi Intelijen

bidang keamanan, termasuk persandian, dan pemberian pelayanan dalam bentuk surat izin atau keterangan yang menyangkut orang asing, senjata api dan bahan peledak, kegiatan sosial politik masyarakat dan Surat Keterangan Rekaman Kejahatan (SKRK atau Criminal Record) kepada warga yang membutuhkan pelaksanaannya.3. Sat Reskrim: bertugas menyelenggarakan atau membina fungsi penyelidikan

serta

melakukan

pengawasan

dan

pengamanan

atas

dan penyidikan tindak pidana.4. Sat Narkoba: menyelenggarakan dan membina fungsi penyelidikan dan

penyidikan tindak pidana narkotika, psikotropika dan obat berbahaya (Narkoba). 5. Sat Binmas 6. Sat Sabhara 7. Sat Lantas 8. Sat Pamobvit 9. Sat Polair10. Sat Tahti: mengelola tahanan dan barang bukti untuk mengakomodasi

tuntutan HAM.

d. Unsur Pendukung Sitipol: seksi teknologi informasi kepolisian, untuk menyiapkan dan mengelola sarana prasarana TI dalam pelaksanaan tugas POLRES.e. Unsur Pelaksana Tugas Kewilayahan adalah POLSEK.

3.2 Kegiatan yang ditekuni Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Profesi (KKN-P) di Kepolisian Resor Malang Kota, saya ditempatkan pada salah satu bagian pro-gar (program kerja dan anggaran), sesuai dengan topik yang akan saya teliti yaitu mengenai proses penyusunan anggaran di epolisian Resor Malng Kota. Adapun kegiatan sehari-hari saya selama KKN-P tertera dalam tabel di bawah ini: Tabel: Aktivitas Yang Dilakukan Selama KKN-P No 1 2 Aktivitas Orientasi di lingkungan keuangan (bagian perencanaan). Orientasi di lingkungan Polres Malang Kota: 3 Ka/waka 3 bagian 7 fungsi Hari/Tanggal Selasa/23-8-2011 Rabu/24-8-2011

4 seksi Membandingkan struktur organisasi Polres yang ada setelah melakukan orientasi lingkungan Polres Malang Kota

Kamis/25-8-2011

4

sebelumnya. Mempelajari piranti lunak bidang perencanaan dalam UU No.

Jumat/26-8-2011

5 6 7 8 9 10 11 12

17 th. 2003 tentang keuangan negara. Libur Lebaran. Mempelajari piranti lunak bidang perencanaan dalam UU No. 15 th. 2004 tentang pemeriksaan dan pertanggungjawaban. Mempelajari kembali pedoman kerja yang ada di bagian perencanaan secara bertahap. Mengikuti olah raga bersama (aerobik) dan bersosialisasi dengan warga polres Malang Kota. Mempelajari PP No. 20 th. 2004 tentang rencana kerja pemerintah. Mempelajari PP RI No. 90 th. 2010 tentang rencana kerja dan anggaran kementrian negara/lembaga. Mempelajari kembali PP yang berlaku umum untuk seluruh instansi pemerintah/departemen. Mempelajari sistem perencanaan strategis Polri dalam

Sabtu-Rabu/ 27 s/d 31-8-2011 Kamis/1-9-2011 Jumat/2-9-2011 Sabtu/3-9-2011 Senin/5-9-2011 Selasa/6-9-2011 Rabu/7-9-2011 Kamis/8-9-2011

keputusan kapolri No. Pol. Kep/44/XII/2005 tgl 5 Desember 13 2005. Mempelajari kembali keputusan Kapolri diatas tersebut sebagai pedoman penyusunan produk-produk perencanaan polri (jangka 14 15 panjang, menengah, dan pendek) Mengikuti olah raga bersama (aerobik) dan bersosialisasi dengan warga polres Malang Kota. Mempelajari pedoman penyusunan rencana kerja di lingkungan Polri dalam surat keputusan Kapolri No. Pol. Skep/572/XI/2009 16 17 tgl 2 November 2009. Mempelajari kembali surat keputusan tersebut dalam mengatur penyusunan naskah rencana kerja tahunan Polri. Mempelajari pedoman penyusunan penetapan kinerja dan Selasa/13-9-2011 Rabu/14-9-2011 Sabtu/10-9-2011 Senin/12-9-2011 Jumat/9-9-2011

pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam 18 19 Permen PAN dan RB No. 29 th. 2010. Mempelajari kembali Permen PAN sebagai pedoman revisi yang berlaku mulai TA. 2011 Mempelajari SOP mekanisme pengajuan dan pendistribusian anggaran di lingkungan Polri sesuai keputusan Kapolri Malang 20 21 22 23 24 Kota dalam Kep/52/VII/2011 tgl 10 Agustus 2011. Mengikuti olah raga bersama (aerobik) dan bersosialisasi dengan warga polres Malang Kota. Mempelajari kembali mekanisme SOP yang telah dipelajari sebelumnya. Mempelajari produk Polres yaitu usulan pagu ideal TA. 2011. Mempelajari RAB/TOR yang berkaitan dengan pagu ideal TA. 2011. Diskusi tentang pagu ideal sebagai usulan riil dari tiap-tiap sub satker jajaran satker Polres Malang Kota (20 sub satker) pada 25 26 27 28 29 30 th. 2011. Mempelajari produk Polres yang kedua yaitu pagu indikatif TA. 2011. Mengikuti olah raga bersama (aerobik) dan bersosialisasi dengan warga polres Malang Kota. Mempelajari RAB/TOR yang berkaita dengan pagu indikatif TA. 2011. Diskusi tentang pagu indikatif yang diterima dari Departemen keuangan melalui Polda Jatim. Mempelajari produk Polres yang ketiga yaitu pagu sementara dengan segala mekanismenya. Diskusi tentang pagu sementara yang nilainya bisa tambah maupun kurang sesuai dengan perkembangan kemampuan Jumat/23-9-2011 Sabtu/24-9-2011 Senin/26-9-2011 Selasa/27-9-2011 Rabu/28-9-2011 Kamis/29-9-2011 Sabtu/17-9-2011 Senin/19-9-2011 Selasa/20-9-2011 Rabu/21-9-2011 Kamis/22-9-2011 Kamis/15-9-2011 Jumat/16-9-2011

31 32 33 34

anggaran negara. Mempelajari produk

polres

selanjutnya

yaitu

pagu

Jumat/30-9-2011 Sabtu/1-10-2011 Senin/3-10-2011 Selasa/4-10-2011

definitif/DIPA TA. 2011 Mengikuti olah raga bersama (aerobik) dan bersosialisasi dengan warga polres Malang Kota. Diskusi tentang DIPA Polres 2011 yang diterima pada akhir th. 2010 (Desember 2010). Membandingkan antara: Pagu Ideal Pagu Indikatif Pagu Sementara

35 36 37 38 39 40 41 42 43

Pagu Definitif Membandingkan perbedaan antara kebutuhan riil dengan realisasi di pagu definitif. Diskusi tentang realisasi anggaran TA. 2011 s/d semester I 2011. Diskusi tentang kendala di lapangan bila anggaran tidak memadai. Mengikuti olah raga bersama (aerobik) dan bersosialisasi dengan warga polres Malang Kota. Melanjutkan diskusi sebelumnya dengan membahas potensi terjadinya penyalahgunaan wewenang. Diskusi tentang upaya yang dilakukan Polres dalam menyikapi kekurangan anggaran. Melanjutkan diskusi sebelumnya dengan membahas

Rabu/5-10-2011 Kamis/6-10-2011 Jumat/7-10-2011 Sabtu/8-10-2011 Senin/10-10-2011 Selasa/11-10-2011 Rabu/12-10-2011 Kamis/13-10-2011 Jumat/14-10-2011

pemberdayaan anggaran yang tersedia. Diskusi tentang efisiensi anggaran Polres Malang Kota. Diskusi tentang peluang untuk mendapatkan tambahan

44 45 46 47 48 49

anggaran dari sumber lain. Mengikuti olah raga bersama (aerobik) dan bersosialisasi dengan warga polres Malang Kota. Melanjutkan diskusi sebelumnya dengan membahas koodinasi dengan pemda setempat. Diskusi tentang transparansi anggaran di lingkungann Polres Malang Kota. Melanjutkan diskusi sebelumnya, evaluasi atas transparasi anggarann di Lingkungan Polres Malang Kota. Diskusi tentang distribusi anggaran kepada sub satker di jajaran Polres. Melanjutkan diskusi sebelumnya, evaluasi dengan fungsi dan bagian dari pendistribusian aggaran kepada sub satker di jajaran

Sabtu/15-10-2011 Senin/17-10-2011 Selasa/18-10-2011 Rabu/19-10-2011 Kamis/20-10-2011 Jumat/21-10-2011

50

Polres. Mengikuti olah raga bersama (aerobik) dan berpamitan dengan warga polres Malang Kota.

Sabtu/22-10-2011

Sumber : Lampiran, 2011

3.3 Evaluasi Hasil Kegiatan KKN-P Siklus penyusunan Anggaran di Kepolisian Resor Malang Kota Tahun Anggaran 2011

LAKIP LAKIPANEV Blnan Sub Satker Rancangan Satker Pagu Ideal Jan TP-2 Renja TP+1 TP-2 Pagu Pagu

Keterangan: TP : Tahun Proyek Pagu DIPA/ Des RKA-KL

TP-1 Renja TP+1 Pembahasan TK Mabes, DepKeu, DPR Jun Indikatif Sementara Definitif

LAKIP 2009 Sebagaimana amanat Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), merupakan bentuk evaluasi dalam pelaksanaan program, kegiatan, sasaran,

tujuan dan indikator keberhasilan dalam mencapai sasaran yang selaras sebagai pertanggungjawaban atas kinerja yang dihasilkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Sebagai Satuan Kerja, Polresta Malang dalam tahun 2009 telah

menyelenggarakan tugas-tugas Kepolisian mempedomani Penetapan Kinerja dan Rencana Kegiatan tahunan Polresta Malang sebagai penjabaran dari Rencana Strategik tahun 2005-2009 dengan mengoptimalkan dukungan anggaran yang dialokasikan untuk Polresta Malang. Tahun 2009 merupakan tahun terakhir penentuan pencapaian sasaran Renstra Polresta Malang tahun 2005-2009 Trust Building ( membangun kepercayaan kepada masyarakat ) dari Grand Strategi Polri 2005 2025 sebagai modal dasar memasuki Renstra tahap II (2010 2014) Partnership Building. Upaya membangun

kepercayaan melalui program akselerasi transformasi kultural dan reformasi birokrasi Polri yaitu Program Quick Wins, hasil yang dicapai sudah mulai dapat dirasakan oleh masyarakat namun belum seluruh tingkat managerial memahami esensi program reformasi Birokrasi Polri sehingga masih perlu terus diupayakan pemahaman dan komitmen moral seluruh komponen Polri. Guna merespon kepercayaan / mandat yang telah diberikan kepada Polri, maka tugas dan fungsi Polresta Malang disamping harus dapat memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, menjujung tinggi supermasi hukum dan Hak Azasi Manusia dalam tatanan kehidupan masyarakat yang

demokratis, juga harus mampu melaksanakan penegakan hukum secara profesional, proporsional dan konsisten serta bebas dari KKN, dengan tetap memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Secara umum tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun 2009 tersebut dapat tercapai sesuai rencana, kecuali tujuan yang pencapaiannya memerlukan penetapan / tindak lanjut dari kesatuan atas (Polda Jatim dan Mabes Polri) maupun sebab adanya keterbatasan sarana dan prasarana termasuk anggaran. Langkah-langkah yang telah dilakukan antara lain mengoptimalkan anggaran yang ada untuk mendukung operasional fungsi-fungsi Kepolisian Polresta Malang dan Polsek jajaran namun tidak mengabaikan kegiatan pembinaan kemampuan melalui pelatihan-pelatihan fungsi sesuai dengan tantangan tugas yang dihadapi. Ditinjau dari bobot tugas pada tahun-tahun mendatang yang semakin berat, langkah antisipatif yang perlu dilakukan adalah meningkatkan dukungan untuk menunjang kegiatan fungsi deteksi dini, preemtif, preventif dan penegakan hukum secara proporsional agar sasaran jangka menengah yang ingin dicapai dapat diwujudkan, oleh karena itu penyusunan LAKIP tahun 2009 harus disusun secara obyektif dan proporsional sehingga menjadi acuan konkrit dalam penentuan target dan kegiatan pada tahun-tahun mendatang. PENGAJUAN ANGGARAN A. Pagu Ideal.

Pagu atau Plafon adalah batas tertinggi suatu jumlah alokasi anggaran yang diperbolehkan untuk digunakan dan tidak boleh dilampaui. Pagu ideal adalah jumlah alokasi anggaran sesuai dengan kebutuhan riil/nyata. 1. Pengemban fungsi perencanaan Subsatker (Urmin, Sium, Urmintu, Bamin, Banum) menyiapkan rencana kebutuhan anggaran ideal Subsatker berkoordinasi dengan pejabat terkait di lingkungan Subsatker masing-masing; 2. Penyusunan rencana kebutuhan anggaran ideal disusun sesuai uruturutan program Polri, yaitu: a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Polri; b. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Polri; c. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Kepoli-sian d. Program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kepoli-sian; e. Program Pengembangan Strategi Keamanan dan Keter-tiban; f. Program Kerjasama Keamanan dan Ketertiban; g. Program Pemberdayaan Potensi Keamanan; h. Program Pemeliharaan Kamtibmas; i. Program Penyelidikan dan Penyidikan.

Program-program tersebut diatas tidak selalu ditampilkan seluruhnya, namun disesuaikan dengan kebutuhan pengajuan anggaran DIPA setiap tahun dari masing-masing Subsatker. 3. Rencana kebutuhan ideal Subsatker tidak dibatasi dengan sumber anggaran namun pada tahap usulan tingkat Satker harus disusun sesuai sumbernya (Rupiah Murni (RM) atau PNBP) berdasarkan sifat dan jenis kegiatan yang dilaksanakan tiap-tiap fungsi / bidang. 4. Ketentuan umum pengajuan anggaran: a. Pengajuan anggaran gaji dan tunjangan pegawai Polri/PNS dilakukan cukup ditingkat Satker (Subsatker tidak perlu mengajukan) oleh pengemban fungsi perencanaan Satker, didasarkan pada DPP gaji bulan tertentu dari Sikeu, jumlah riil dan perubahan data/status personel dari Subbag Pers Bag Sumda; b. Uang lembur merupakan kompensasi bagi PNS yang melakukan lembur berdasarkan Sprin dari pejabat berwenang, kerja lembur adalah bekerja di luar jam kerja/waktu kerja normal yang telah ditetapkan, pengajuannya disesuaikan dengan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya;

c. Pengajuan anggaran honorarium (SSB, SIMAK BMN, SKCK), dihitung jumlah petugas riil yang dikukuhkan dengan Sprin pejabat berwenang kali 12 bulan kali indeks; d. Pengajuan anggaran perjalanan dinas rutin dalam propinsi dan kegiatan supervisi mengacu pada ketentuan perjalanan dinas yang berlaku (Permenkeu Nomor 45/PMK.05/2007 s/d ada perubahan); e. Pengajuan dukungan anggaran biaya listrik dan telepon Satpas, dihitung sesuai tagihan rata-rata tahun sebelumnya kali 12 bulan, sedangkan pengajuan biaya listrik, telepon dan air untuk kebutuhan dinas dilaksanakan pengemban fungsi logistik / sarana prasarana Satker kepada Karo Sarpras/Kabid TI Pol Polda Jatim (pembayaran secara terpusat); f. Pengajuan kebutuhan Keperluan Sehari-hari Perkantoran (berupa barang habis pakai) yang secara langsung menunjang kegiatan dan untuk memenuhi kebutuhan minimal agar suatu kantor dapat memberikan pelayanan, terdiri dari ATK, barang cetak, alat-alat rumah tangga, langganan surat

kabar/berita/majalah dan air minum pegawai, diajukan berdasarkan jumlah personel kali indeks (Rp.920.000,-);

g. Pengajuan anggaran makan jaga/kawal, didasarkan pada jumlah petugas jaga di tiap-tiap fungsi 1 x 24 jam dengan indeks Rp.15.000,- 2 kali makan per hari; h. Pengajuan anggaran kegiatan pelatihan, sosialisasi, rapat kerja, dan sejenisnya, didukung biaya konsumsi, ATK, honor instruktur, dihitung sesuai jumlah peserta kali indeks; i. Pengajuan anggaran kegiatan fungsi seperti Lidik, Pam, Gal (Intelkam), Turjawali (Sabhara / Lantas), Pembinaan dan penyuluhan (Binmas), Gaktibplin, supervisi, jaga/ piket, dihitung berdasarkan jumlah riil personel kali jumlah kegiatan kali jumlah hari efektif dalam satu tahun kali indeks; j. Pengajuan anggaran penyelidikan / penyidikan tindak pidana dan makan/rawat tahanan (Reskrim / Resnarkoba / Sabhara) dihitung perkiraan jumlah perkara berdasarkan analisis perkara yang masuk tahun sebelumnya di kali indeks (kegiatan sulit Rp.14.925.000,-/ kegiatan sedang Rp.9.300.000,- / kegiatan ringan Rp.690.000,-, Tipiring Rp.175.000,-); k. Pengajuan anggaran makan/rawat tahanan (Tahti) dihitung perkiraan jumlah tahanan berdasarkan analisis tahanan di Rutan Polres Malang Kota dan Polsek jajaran tahun sebelumnya di kali indeks (Makan tahanan Rp.15.000,-, perawatan Tahanan Rp.2.500,-);

l. Pengajuan anggaran pemeliharaan materiil seperti komputer, printer, AC, kendaraan bermotor, dll sesuai data materiil yang telah tercatat dalam SIMAK BMN kali indeks masing-masing; m. Pengajuan rencana pengadaan materiil harus dilengkapi dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB), spesifikasi teknis (Spektek), dan daftar harga yang diterbitkan penyedia barang (Rekanan) yang memenuhi syarat; n. Pengajuan rencana pembangunan fasilitas harus dilengkapi dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB) dan Term of Reference (TOR); o. Pengajuan anggaran lain yang belum tercantum diatas, penentuan indeks anggaran berpedoman kepada standar biaya umum (produk Depkeu) dan standar biaya khusus di lingkungan Polri yang diterbitkan setiap tahun. 5. Pengajuan rencana kebutuhan anggaran ideal oleh Kasub

Satker disampaikan kepada Kapolres Malang Kota selaku Kasatker dengan surat pengantar resmi (ND/Surat Biasa), ditembuskan kepada Kabag Ren dan Kasi Was; 6. Pengemban fungsi perencanaan Satker (Bagren) menghimpun

dan mengolah ajuan anggaran ideal dari tiap-tiap Subsatker menjadi

Rencana Kebutuhan Anggaran Ideal Satker dengan melengkapi administrasi pendukung sesuai ketentuan; 7. Rencana kebutuhan anggaran ideal Satker selain diajukan

tersendiri kepada Kapolda Jatim u.p. Karorena, dituangkan pula dalam naskah Rancangan Rencana Kerja Satker dan dikirimkan pula ke Polda Jatim sesuai jadwal; 8. Penyusunan rencana kebutuhan anggaran ideal Satker dalam

format aplikasi Bappenas/Depkeu; 9. 10. Waktu : Bulan Januari Tahun Proyeksi minus Satu (TP-1); Format pengajuan rencana kebutuhan anggaran ideal

Subsatker. B. Pagu Indikatif. Pagu indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada kementrian Negara/Lembaga untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja Kementrian Negara/Lembaga. 1. Pengemban fungsi perencanaan Satker (Bagren) menyiapkan data terbaru (perubahan) personel, materiil, fasilitas berkoordinasi dengan fungsi terkait; 2. Kegiatan penyusunan pagu indikatif adalah menyusun dan melengkapi dokumen administrasi maupun data pendukung lainnya, disesuaikan

dengan nilai anggaran yang tercantum pada pagu indikatif termasuk penyusunan RAB dan TOR; 3. proses penyusunan dokumen administrasi dilaksanakan setelah besaran nilai pagu indikatif diterima dari Depkeu secara berjenjang melalui Mabes Polri dan Polda Jatim; 4. Pagu indikatif Satker selain diajukan tersendiri kepada Kapolda Jatim u.p. Karorena, dituangkan pula dalam naskah Rencana Kerja Satker dan dikirimkan pula ke Polda Jatim sesuai jadwal; 5. Penyusunan pagu indikatif Satker dalam format aplikasi

Bappenas/Depkeu; 6. Waktu : Bulan Juni Tahun Proyeksi minus Satu (TP-1); 7. Format RAB dan TOR. C. Pagu Sementara. Pagu sementara adalah hasil pembahasan pagu indikatif disesuaikan dengan kemampuan sementara pemerintah dibidang anggaran. 1. Pengemban fungsi perencanaan Satker (Bagren) menyiapkan data terbaru (perubahan) personel, materiil, fasilitas sesuai periode yang ditentukan berkoordinasi dengan pejabat terkait; 2. Kegiatan penyusunan pagu sementara adalah menyusun dan melengkapi dokumen administrasi maupun data pendukung lainnya,

disesuaikan dengan nilai anggaran yang tercantum pada pagu sementara termasuk penyusunan RAB dan TOR; 3. proses penyusunan dokumen administrasi dilaksanakan setelah besaran nilai pagu sementara diterima dari Depkeu secara berjenjang melalui Mabes Polri dan Polda Jatim; 4. Kelengkapan administrasi pagu sementara Satker diajukan kepada Kapolda Jatim u.p. Karorena; 5. Penyusunan pagu sementara Satker dalam format aplikasi

Bappenas/Depkeu; 6. Waktu : Bulan Juli-Agustus Tahun Proyeksi minus Satu (TP-1); 7. Format RAB dan TOR. D. Pagu Definitif. Pagu definitif adalah pagu anggaran yang disetujui oleh pemerintah untuk dialokasikan kepada masing-masing Kementrian Negara/Lembaga 1. Pengemban fungsi perencanaan Satker (Bagren) menyiapkan data terbaru (perubahan) personel, materiil, fasilitas sesuai periode yang ditentukan berkoordinasi dengan pejabat terkait; 2. Kegiatan penyusunan pagu definitif adalah menyusun dan melengkapi dokumen administrasi maupun data pendukung lainnya, disesuaikan

dengan nilai anggaran yang tercantum pada pagu definitif termasuk penyusunan RAB dan TOR; 3. proses penyusunan dokumen administrasi dilaksanakan setelah besaran nilai pagu definitif diterima dari Depkeu secara berjenjang melalui Mabes Polri dan Polda Jatim; 4. Kelengkapan administrasi pagu definitif Satker diajukan tersendiri kepada Kapolda Jatim u.p. Karorena; 5. Penyusunan pagu definitif Satker dalam format aplikasi

Bappenas/Depkeu; 6. Waktu : Bulan Nopember-Desember Tahun Proyeksi minus Satu (TP1); 7. Format RAB dan TOR. DIPA/RKA-KL Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Dirjen Perbendaharaan atau Kakanwil Ditjen Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku bendahara Umum Negara. Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga (RKA-KL) adalah dokumen rencana keuangan tahunan Kementrian Negara/Lembaga. PENYUSUNAN RKA-KL 2011

1. Alokasi anggaran K/L ditetapkan berdasarkan program sesuai hasil restrukturisasi 2. Kegiatan 0001 (gaji dan tunjangan) & kegiatan 0002 (operasional perkantoran) yang selama ini berdiri sebagai sebuah kegiatan, mulai tahun 2011 statusnya berubah menjadi komponen input dari sebuah output kegiatan 3. Struktur pengalokasian anggaran dirinci menurut program, kegiatan, dan output 4. Dalam rangka penerapan KPJM, perhitungan prakiraan maju untuk sebuah kegiatan dilakukan pada tingkat output 5. Penyusunan RKA-KL dan DIPA TA 2011 dilakukan malalui sistem yang terintegrasi 6. Hasil perhitungan anggaran yang dibuthkan untuk menghasilkan sebuah output dapat ditetapkan menjadi SBK pada tahun berikutnya

3.3.1. Keunggulan Pelaksanaan Kegiatan Instansi1. Pejabat satu tingkat dibawah Kasub Satker dan para Kasub Satker masing-

masing (Kabag, Kasat, Kasi, KSPKT dan Kapolsek) bertanggungjawab atas pelaksanaan pengajuan usulan anggaran Subsatker di Polres Malang Kota yang dilaksanakan para pengemban fungsi perencanaan Subsatker.

2. Pengawasan dan pengendalian atas pengajuan usulan anggaran Satker oleh pengemban fungsi perencanaan Satker (Bagren) dilaksanakan Kapolres Malang Kota selaku Kasatker dan dalam pelaksanaannya dibawah koordinasi Waka Polres Malang Kota; 3. Aktivitas pengawasan setiap tahapan manajemen perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengajuan dan distribusi anggaran di lingkungan Polres Malang Kota diemban Kasiwas, hasilnya dilaporkan kepada Kapolres Malang Kota;4. Adanya pengendalian atas pelaksanaan anggaran setiap tahun proyeksi yang

dilakukan para pengguna anggaran (Kasub Satker) menjadi tanggungjawab Subbag Dalgar Bagren, sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas anggaran serta keseimbangan antara kinerja dengan realisasi anggaran. 5. Proses pengusulan anggaran mulai pagu ideal, pagu indikatif, pagu sementara dan pagu ideal kepada seluruh Subsatker jajaran mutlak didasarkan pada input data personel, sarana prasarana dan data pendukung lain yang akurat / mutakhir setiap periode waktu tertentu yang disiapkan pengemban fungsi perencanaan Subsatker dan Satker; 6. Dokumen usulan anggaran Subsatker dan Satker setiap tahun diarsipkan secara tertib karena akan menjadi bukti pendukung dalam pengusulan anggaran tahun berikutnya apabila belum terealisir pada tahun proyeksi; 7. Perubahan sasaran program dan kegiatan pada pertengahan tahun yang berdampak pada perubahan anggaran dapat dilaksanakan, dengan terlebih dahulu merevisi POK/DIPA sesuai kebutuhan.

3.3.2. Kelemahan Pelaksanaan Kegiatan Instansi 1. Kegiatan yang membutuhkan dukungan anggaran APBN namun tidak terencana sejak awal tahun (kegiatan mendadak di pertengahan tahun proyeksi), tidak dapat direalisasikan kecuali masih tersedia alokasi anggaran yang sesuai dengan jenis kegiatan pada Subsatker bersangkutan, dengan catatan kegiatan tersebut harus dicantumkan dalam rencana kegiatan Bulanan / Mingguan / Harian dan laporan hasil yang dituangkan dalam dokumen LAKIP Subsatker; 1.3.3 Pengalaman Belajar Selama menjalani proses Kuliah Kerja Nyata-Profesi (KKN-P) di Kepolisian Resor Malang Kota, saya mendapatkan cukup banyak pengalaman belajar yang berguna bagi diri saya. Selama di Kepolisian Resor Malang Kota saya belajar untuk menghargai waktu dengan datang ke kantor tepat waktu. Saya juga belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan baik terhadap atasan maupun terhadap karyawankaryawan lainnya. Saya belajar bagaimana saya dapat membawakan diri dengan baik, memiliki sopan santun, baik dalam tutur kata maupun perbuatan. Adapun pengalaman dalam hal menangani pekerjaan adalah saya dapat mengetahui secara langsung bagaimana sebuah anggaran itu digunakan dan dialokasikan untuk mendukung kinerja POLRI di kesatuan Polres Malang Kota dan mengetahui permasalahan permasalahan serta kendala yang dihadapi oleh bagian ProGar dan berusaha untuk mencari alternatif penyelesaiannya.

Pengalaman-pengalaman belajar tersebut sangat berguna bagi saya dalam mengenal lingkungan kerja yang sesungguhnya serta bermanfaat bagi pengembangan diri saya di kemudian hari. BAB IV PENUTUP Berdasarkan analisa pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis akan mencoba mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Kepolisian Resor Malang Kota. 4.1. Kesimpulan Dari proses kegiatan KKN-P ini, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, antara lain:1. Pelaksanaan pengajuan usulan anggaran Subsatker di Polres Malang Kota

yang dilaksanakan para pengemban fungsi perencanaan Subsatker menjadi tanggungjawab pejabat satu tingkat dibawah Kasub Satker dan para Kasub Satker masing-masing (Kabag, Kasat, Kasi, KSPKT dan Kapolsek);2. Pengajuan usulan anggaran Satker oleh pengemban fungsi perencanaan Satker

(Bagren) dilaksanakan Kapolres Malang Kota selaku Kasatker dan dalam pelaksanaannya dibawah koordinasi Waka Polres Malang Kota;3. Anggaran setiap tahun proyeksi yang dilakukan para pengguna anggaran

(Kasub Satker) menjadi tanggungjawab Subbag Dalgar Bagren, sehingga

tercapai efisiensi dan efektivitas anggaran serta keseimbangan antara kinerja dengan realisasi anggaran. 4. Proses pengusulan anggaran mulai pagu ideal, pagu indikatif, pagu sementara dan pagu ideal kepada seluruh Subsatker jajaran mutlak didasarkan pada input data personel, sarana prasarana dan data pendukung lain yang akurat / mutakhir setiap periode waktu tertentu yang disiapkan pengemban fungsi perencanaan Subsatker dan Satker; 5. Kegiatan yang membutuhkan dukungan anggaran APBN namun tidak terencana sejak awal tahun (kegiatan mendadak di pertengahan tahun proyeksi), tidak dapat direalisasikan kecuali masih tersedia alokasi anggaran yang sesuai dengan jenis kegiatan pada Subsatker bersangkutan, dengan catatan kegiatan tersebut harus dicantumkan dalam rencana kegiatan Bulanan / Mingguan / Harian dan laporan hasil yang dituangkan dalam dokumen LAKIP Subsatker; 6. Perubahan sasaran program dan kegiatan pada pertengahan tahun yang berdampak pada perubahan anggaran dapat dilaksanakan, dengan terlebih dahulu merevisi POK/DIPA sesuai kebutuhan. 4.2. Saran Penulis menyarankan hal-hal berikut mengenai anggaran di Kepolisian Resor Malang Kota, antara lain:

1. Anggaran APBN harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai

tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan. Sehingga anggota masyarakat berhak mengetahui proses anggaran dalam menyalurkan aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Selain itu, masyarakat juga berhak menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut. 2. Pendapatan yang direncanakan harus dapat terukur secara rasional dan dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja dan didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan anggarannya.3. Pengalokasian penggunaan anggaran dilakukan secara adil tanpa diskriminasi

melaksanakan

kegiatan/proyek

yang

belum/tidak

tersedia

sehingga dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat dalam pemberian pelayanan. 4. Setiap kegiatan yang direncanakan harus efektif dalam pencapaian kinerjanya dan efisien dalam pengalokasian dananya.5. Anggaran disusun dengan mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja

(output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input yang telah

ditetapkan. Hasil kerjanya harus sebanding atau lebih besar dari biaya atau input yang telah ditetapkan.