bab iii gambaran umum seni pernapasan mahatma...
TRANSCRIPT
BAB III
GAMBARAN UMUM SENI PERNAPASAN MAHATMA
A. Gambaran Umum Masyarakat Desa Jrakah Kecamatan Tugu, Kota
Semarang
1. Keadaan Geografi
Desa Jrakah merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
kecamatan Tugu yang berada di bawah pemerintahan Kota Semarang.
Wilayah desa Jrakah terbagi atas 03 Rw dan 13 Rt serta memiliki 02
dukuh. Dengan kepadatan penduduk mencapai 2. 583 0rang dan memiliki
luas wilayah 153. 425 Ha.
2. Keadaan Demografi
Wilayah desa Jrakah yang luasnya 153.425 Ha tersebut
berpenduduk 2.582 jiwa yang terdiri dari 1.351 penduduk laki-laki dan
1.231 penduduk perempuan. Tabel berikut ini akan disajikan tentang
jumlah pendududuk desa Jrakah kecamatan Tugu Kota Semarang menurut
umur, jenis kelamin pada bulan januari 2005.
Tabel
Jumlah penduduk desa Jrakah menurut umur dan jenis kelamin.1
Kel. umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 2 3 5
0-4 188 155 343 5 - 9 114 95 209
10 -14 109 99 108 15 -19 120 106 226 20 - 24 109 129 238 25 -29 140 102 243 30 – 34 95 93 195 35 - 39 102 108 210 40 - 44 111 101 212 45 – 49 79 77 156 50 – 54 95 77 172 55 -59 74 75 149 60 – 64 11 2 13
1Data Statistik Isian Monografi Desa Jrakah tahun 2005, Tanggal 15 Januari 2005
65 + 2 5 7 Jumlah 1. 350 1. 230 2. 580
Rincian keadaan geografis penduduk Desa Jrakah adalah sebagai berikut:
a. Jumlah pendudukmenurut mata pencaharian bahwasannya sebagian
besar penduduk desa jrakah adalah buruh industri di samping itu ada
sejumlah penduduk yang mata pencahariannya sebagai pedagang,
petani, pegawai negeri. Lebih jelasnya dapat lihat dalam tabel di
bawah ini:
Tabel II
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian tahun 2005.2
No Jumlah Pekerjaan Jumlah Penduduk 1 Petani sendiri 12 2 Buruh tani 20 3 Nelayan - 4 Pengusaha 10 5 Buruh industri 653 6 Buruh bangunan 27 7 Pedagang 132 8 Pengangkutan 111 9 PNS. (sipil / ABRI) 180 10 Pensiunan 40 11 Lain-lain (jasa) 211 Jumlah 1.296
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk desa
Jrakah memiliki mata pencaharian sebagai buruh industri.
b. Penduduk menurut pendidikan
Untuk mengetahui jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
yang ada di desa Jrakah, maka akan penulis kemukakan dalam bentuk
tabel:
2Ibid.
Tabel III
Tingkat pendidikan di desa Jrakah tahun 2005.3
No Jenis Pendidikan Banyaknya orang 1 Perguruan tinggi 39 2 Tamat akademika 44 3 Tamat SLTA 282 4 Tamat SLTP 576 5 Tamat SD 524 6 Tidak tamat SD 304 7 Belum tamat SD 471 8 Tidak sekolah 334 Jumlah 2.580
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk desa
Jrakah memiliki tingkat pendidikan sampai pada taraf SLTP.
c. Agama
Penduduk Desa Jrakah yang berjumlah 2.582 jiwa tersebut, mayoritas
beragama Islam, untuk mengetahui lebih jelas penganut agama pada
masyarakat Desa Jrakah dapat dilihat tabel berikut:
Tabel IV
Penduduk Desa Jrakah menurut Penganut Agama tahun 2005.4
No Agama Jumlah 1 Islam 2.513 2 Kristen Katolik 35 3 Kristen Protestan 25 4 Budha - 5 Hindu 4 6 Lain-lain -
Jumlah 2.580 Sumber data: Data statistic isian monografi Desa Jrakah 2005
B. Sejarah lahirnya Seni Pernapasan Mahatma
Mahatma adalah salah satu nama dari olah raga pernapasan (olah
napas) yaitu melatih dan mengatur irama pernapasan secara baik dan benar,
juga melatih alat-alat bagian dalam tubuh atau organ tubuh agar dapat
3Ibid. 4Ibid.
berfungsi dengan baik. Olah napas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk
melatih pemusatan pikiran dalam rangka merealisasikan badan.
Mahatma didirikan dengan niatan yang luhur, yaitu ingin menciptakan
kehidupan seseorang menjadi lebih berarti bagi sesamanya. Sebagaimana
dalam hadis, Rasulullah bersabda “Sebaik-baik manusia yaitu yang paling
bermanfaat untuk orang lain”. Untuk itu Mahatma didirikan dengan tujuan
sehat dan silaturrahmi. Sehat adalah seuatu yang sangat berharga bagi
kehidupan seseorang, banyak orang menghabiskan puluhan juta rupiah,
bahkan ratusan juta rupiah agar dapat hidup sehat dan terbebas dari sakit.
Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan kesehatan merupakan harta
manusia yang tidak ternilai harganya. Dengan tubuh yang sehat seseorang
dapat bekerja lebih semangat, beribadah lebih khusyu’ dan hidup
bermasyarakat dengan lebih baik, sedang silaturrahmi adalah hubungan kasih
sayang terhadap sesama.5
Lembaga Seni Pernapasan (LSP) Mahatma didirikan pada tanggal 28
oktober 1995 di Jakarta oleh DR.H.Avhmad Riva’i, MBA. Dipilihnya tanggal
tersebut sengaja bertepatan dengan hari sumpah pemuda yaitu agar semangat
sumpah pemuda mewarnai Lembaga Seni Pernapasan Mahatma.
Untuk memenuhi ketentuan pemerintah bahwa setiap organisasi
kemasyarakatan harus terdaftar dan mendapat izin dari pemerintah, maka
dibentuk Yayasan mahatma Indonesia yang berfungsi sebagai induk organisasi
Mahatma. Pembuatan akte notaries yayasan Mahatma Indonesia ini dilakukan
di kantor Notaris Adam Kasdarmadji AH. Yang berdomisili di Jakarta Timur
dengan Akte Notaris Nomor 126 tangga 25 Nopember 1997, yang kemudian
disyahkan menjadi Badan Hukum dengan Nomor 33/Y/2000/PN. Bks oleh
pengadilan Negeri Bekasi pada tanggal 22 maret.6
Disamping itu Yayasan Mahatma juga terdaftar pada Direktorat
Jenderal pajak, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Tepatnya pada
kantor pelayanan pajak Kotamadya Bekasi, dengan NPWP (Nomor pokok
5Wawancara dengan Bapak Satyo, Pelatih Mahatma, 20 Agustus 2005 6Yayasan Mahatma Indonesia, Pedoman Organisasi dan Pelatih Mahatma (Maju sehat
Bersama), Jakarta, 2004-2005, hlm. 2-3.
Wajib Pajak) 01.968.900.9-407.000 dan kartu Nomor Pokok Wajib Register
816785-4077.
Nama”Lembaga Seni Pernapasan Mahatma” besrta “lambing
mahatma” telah mendapat “hak cipta” dari Departemen Kehakiman dan Hak
Asasi manusia sehingga orang lain, baik perusahaan, organisasi, perguruan,
maupun olah raga lain dilarang menggunakan nama atau logo yang sama.
Penggunaan nama atau logo yang sama dapat dituntut di pengadilan.
Nama Mahatma (Maju Sehat Bersama) telah mendapat Hak cipta dari
Direktorat Jenderal (Ditjen) Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan nomor HGNOJOO-02-16778
pada tanggal 7 agustus 2003. Sedangkan perlindungan Hak Cipta atas
mahatma ini berlaku sejak terdaftar dengan nomor pendaftaran 546123 pada
tanggal 1 Agustus sampai dengan 10 tahun kedepan
Demikian juga lambing Mahatma yang berupa nama Mahatma yang
diapit oleh dua garis dan dikelilingi oleh lingkaran dengan tulisan Lembaga
Seni Pernafasan dan Maju Sehat Bersama, telah mendapat Hak cipta dari
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan nomor 023197 pada
tanggal 18 Februari 2003. Perlindungan Hak Cipta atas logo Mahatma ini
berlaku selama 50 tahun, terhitung tanggal 28 oktober 1995.
Semboyan Mahatma (Motto) Mahatma yaitu” Amalkan ilmu Mahatma,
ajak orang lain ikut Mahatma”.
Lambang mahatma berbentuk nama Mahatama yan diapit oleh dua
garis disebelah atas dan bawahserta lingkaran bertuliskan: Lembaga Seni
Pernafasan” dan “Maju Sehat Bersama” kedua garis tersebut menunjukkan
tujuan Mahatma yaitu untuk Sehat dan Silaturrahmi.
Sedangkan Mahatma Unit Jrakah didirikan oleh beberapa tokoh senior
Mahatma yaitu bapak Satyo, bapak diyono dan bapak Suyanto, pada akhir
tahun 2002, dan sebagai tempat latihan digunakan lahan didepanbalai desa
Jrakah. Pertama kali berdiri, Mahatma Unit Jrakah baru berjumlah 50 orang
tetapi kemudian terus berkembang dan mengalami banyak peningkatan dan
hingga sekarang jumlahnya sudah mencapai 500 orang. 7
C. Struktur Oraganisasi Mahatma
Untuk menjalankan roda organisasinya, Yayasan Mahatma Indonesia
mempunyai strukutur organisasi yang terdiri dari:8
a. Yayasan
b. Ketua cabang
c. Cabang
d. Unit
Yayasan : merupakan wadah dari organisasi Mahatma yang
mengepalai ketua jaringan. Yayasan ini terdiri dari
Badan Pendiri dan pengurus yayasan. Badan
pendiri merupakan pendiri yayasan dan
mempunyai wewenang tertinggi dalam
mennetukan haluan organisasi Mahatma. Badan
pendiri adalah yang mendirikan yayasan Mahatma
Indonesia. Sedangkan penguru yayasan atau juga
disebut badan pengurus merupakan badan
pelaksana di tingkat pusat. Ketua yayasan
memimpin para ketua jaringan.
Ketua jaringan : yaitu para pemilik jaringan, ketua jaringan ini
dapat mengepalai beberapa cabang.
Cabang : merupakan badan pelaksana yang mengepalai
beberapa Unit cabang berada dibawah ketua
jaringan, dan anggota mahatma di cabang
tersebut.
Unit : merupakan badan pelaksana yang menangani
anggota Mahatma di Unit masing-masing.
7Wawancara dengan Bapak satyo, Pelatih Mahatma, 21 Agustus 2005 8Ibid.
Tugas dan wewenang (JOB DESCRIPTION)
1. Badan Pendiri
a. Menetapkan kebijaksanaan organisasi
b. Memilih dan mengangkat ketua Yayasan dan staf Pengurunya
c. Menerima laporan pertanggungjawaban Ketua yayasan
2. Pembina
a. Memberikan pembinaan dan petunjuk kepada pengurus Yayasan atau
ketua jaringan atau cabang atau unit
b. Mengangkat dan memberhenikan pelatih
c. Menentukan lulus atau tidaknya seseorang menjadi anggota Mahatma
saat ujian pendadaran.
d. Mengangkat dan memberhentikan anggota
e. Memberikan keterangan secara ilmiah mengenai keilmuan
f. Memberikan persetujuan dalam pengangkatan Ketua jaringan
g. Menerima laporan pelatih yang aktif dan tidak aktif dari ketua jaringan
setiap akhir tahun
3. Ketua Yayasan
a. Memimpin para ketua jaringan
b. Melaksanakan anggaran dasar dan anaggaran rumah tangga
c. Melaksanakan system jaringan
d. Mengangkat ketua jaringan, setelah mendapat persetujuan dari
Pembina
e. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap Ketua Jaringan
f. Membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh ketua
jaringan.
g. Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada badan Pendiri pada
akhir periode kepengurusannya.
4. Sekretaris Yayasan
a. Mengatur kelancaran atau ketertiban surat keluar dan surat masuk
b. Mempersiapkan acara atau keperluan rapat pengurus yayasan
5. Bendahara Yayasan
a. Mengadakan pencatatan penerimaan/pengeluaran uang serta bukti-
buktinya
b. Mengelola uang jaringan yang dikirim Unit/Cabang
c. Melaporkan posisi keuangan pada setiap awal bulan kepada ketua
yayasan
6. Bagian Pengadaan Yayasan
a. Menirimkan pengadaan kepada distributor Mahatma (disma)
b. Melaporkan posisi pengadaan pada setiap awal bulan
7. Bagian Humas Yayasan
Menyebarkan informasi mengenai Mahatma kepada masyarakat
8. Distributor Mahatma : Menyediakan segala perlengkapan untuk keperluan
latihan.9
Struktur Oragnisasi Mahatma Unit Jrakah
Ketua Unit : Bapak Yanto
Sekretaris : Bapak Solihin
Bendahara : Bapak Kodiri
Bagian Pengadaan : Bapak Sutarno
Bagian Humas : Bapak Satyo
D. POKOK-POKOK AJARAN MAHATMA
Untuk mencapai kemajuan kesehatan, Mahatma mengajarkan tiga (3)
prinsip atau tiga kekuatan dasar, yaitu:
1. Kekuatan Jurus
Kekuatan jurus dilakukan dengan cara mengolah 10 jurus dasar
yang bermanfaat untuk mengaktifkan antibody. Secara khusus jurus
masing-masing praktisi dalam setiap latihan selalu dilakukan evaluasi atau
perbaikan, misalnya dalam suatu latihan praktisi di buat beberapa
kelompok dan setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang pelatih
untuk memberikan contoh jurus-jurus yang benar. Karena beda sedikit saja
9Ibid., hlm. 26
arah tangan anggota, maka hasil dari pada jurus-jurus tersebut sudah
berbeda. Saat perbaikan jurus ada lima hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Rendahnya kuda-kuda
b. Tegaknya badan
c. Arah tangan
d. Kekuatan gesekan kaki
e. Kecepatan pukulan
2. Kekuatan Napas
Napas yang baik untuk meningkatkan kesehatan sekurang-
kurangnya adalah 15 langkah (kurang lebih 1 menit) dalam satu napas.
Bila tidak mampu melakukannya selama 15 langkah dalam satu napas,
maka pada waktu napas bocor diusahakan ditarik kembali. Hal ini
dilakukan agar dapat mencapai 15 langkah. Adapun untuk mendapatkan
napas yang bagus dan tidak bocor ada beberapa metode yang dapat
dipergunakan
Yang pertama : yaitu ketika aba-aba siap, maka kosongkan napas sampai
benar-benar kosong, hal ini dilakukan agar dapat
menghirup napas sebanyak-banyaknya.
Yang Kedua : yaitu tarik napas sebanyak-banyaknya, hal ini diperlukan
agar dapat bertahan sampai 15 langkah, ibarat orang mau
berangkat dari Jakarta ke Surabaya naik kereta api hanya
membawa bekal RP. 10.000, tentu tidak sampai ke tempat
tujuan karena bekalnya kurang. Demikian juga ketika
seseorang ingin memiliki napas yang panjang maka ia harus
menarik napas yang dalam.
Yang Ketiga : Yaitu niat yang kuangat ingin membuat 15 langkah tanpa
bocor, Niat yang kuat merupakan satu kekuatan untuk dapat
sampai tujuan yaitu memiliki napas yang panjang.
Sebagaimana seorang yang berpuasa seni-kamis, bila
niatnya kurang kuat maka pada siang hari kemungkinan
besar puasanya batal. Namun bila dalam hati sudah di
niatkan yang kuat, maka walaupun siang hari disodori
makanan yang enak sekalipun, puasanya tetap jalan sampai
selesai. Untuk mendapatkan system pernapasan yang baik,
maka pada saat membuang napas tidak dilakukan sekaligus,
namun perlahan-lahan. Napas merupakan inti dari latihan
Mahatma, sehingga napas harus baik dan tepat, yaitu
pernapasan perut, 2 jari di bawah pusar.10
Salah satu kesalahan paling umum dilakukan orang dalam bernapas
yaitu bernapas secara dangkal. Padahal manusia dilahirkan untuk bernapas
secara dalam, sebuah proses yang sering di sebut dengan pernapasan perut.
Apabila kita mengamati seorang bayi yang sedang tidur, maka akan
didapatkan perutnya naik turun seiring dengan pernapasannya. Dengan
bertambahnya usia, banyak diantara orang keholangan kemampuan awal
ini untuk bernapas secara dalam atau [panjang dan akhirnya orang hanya
bernapas dengan bagian atas paru-paru saja.
Bernapas secara dalam adalah menarik napas dalam-dalam, berarti
ia bernapas ke dalam selurh paru-paru. Pernapasan dangkal adalah
menarik udara hanya kebagian atas paru-paru saja. Manakala seseorang
bernapas dangkal berarti ia membiarka bagian bawah paru-paru tidak
terpakai dank arena iu membatasi potensi penuh paru-paru.
Istilah pernapasan perut biasanya dipakai untuk menggambarkan
pernapasan dalam, tetapi hal ini tidak berarti bahwa udara yang dihirup
sesungguhnya mengalir turun ke perut, melainkan hanya sekedar
menunjukkan bahwa ia mengikutsertakan perutnya ketika bernapas dengan
dalam, seseorang mendapatkan kesan bahwa udara mengisi bagian perut
bawah. Yang sebenarnya seseorang lakukan adalah menggunakan perut
untukm menurunkan difragma agar kapasitas paru-paru dapat di perluas.
10Ibid., hlm. 102-103
Sedangkan pernapasan dangkal merupakan salah satu penyebab sering
sekali terjadinya kesulitan dalam bernapas.11
Adapun tanda-tanda seseorang bernapas secara dangkal adalah:
a. Menggembungkan perut secara salah pada waktu menghembuskan
napas dan menarik perut ke dalam ketika menarik napas.
b. Menghirup udara sampai terdengar ketika sedang menarik napas
c. Mengangkat bahu yang tidak perlu ketika menarik napas.
Lebih jelasnya perincian metode pernapasan Mahatma adalah sebagai
berikut:
a. Napas buka sekitar 5 menit dengan perincian
- Napas segitiga 1 kali dengan interval 5 detik
- Napas segitiga 1 kali dengan interval 10 detik
- Napas segitiga 3 kali dengan interval 20 detik
- Napas segitiga 1 kali dengan interval 10 detik
- Napas segitiga 1 kali dengan interval 5 detik
b. Napas tutup sekitar 2,5 menit dengan perincian
- Napas segitiga 1 kali dengan interval 5 detik
- Napas segitiga 1 kali dengan interval 10 detik
- Napas segitiga 3 kali dengan interval 20 detik
- Napas segitiga 1 kali dengan interval 5 detik.12
Sebelum melakukan olah pernapasan maka terlebih dahulu
dilakukan senam pemanasan. Senam pemanasan berfungsi untuk
menaikkan suhu tubuh dan mempersiapkan sendi serta otot tubuh untuk
melakukan aktivitas selanjutnya. Gerakan-gerakan pada senam pemanasan
rata-rata dilakukan dengan cepat dan diulang-ulang, secara sistematis dari
bagian atas badan ke bawah. Hitungannya patah-patah, misalnya, tunduk
1-2, lalu tengadah 3-4, tunduk 1-2, tengadah 3-4, diulang-ulang 3 atau 4
kali.
11Wawancara dengan Bapak Satyo, Pelatih Mahatma, tanggal 24 Agustus 2005 12Yayasan Mahatma Indonesia, op. cit., hlm. 82
3. Kekuatan semangat
Semamgat merupakan dasar dalam Mahatma dan juga modal dasar
dalam hidup seseorang. Untuk itu semangat perlu selalu digelorakan terus
dalam hidup seseorang. Dalam Mahatma (pada saat latihan pernapasan)
seorang praktisi harus memiliki semangat untuk menjaga napasnya agar
tidak bocor sehingga diperoleh napas yang panjang dan yang juga tidak
boleh dilalaikan adalah semangat untuk terus berdzikir (ingat kepada
Allah), dengan membaca tasbih, tahlil, dan asma Allah di dalam hati
setiap latihan. Sedangkan ketika berada di luar Mahatma seorang praktisi
harus terus bersemangat untuk bekerja lebih giat dan beribadah lebih
khusyu’.13
E. Metode Dzikir dan Pernapasan Mahatma
1. Metode Pernapasan Mahatma
Di dalam Lembaga Seni Pernapasan Mahatma metode pernapasan
yang digunakan adalah metode pernapasan perut. Yaitu metode
pernapasan yang dilakukan dengan cara menggelembungkan atau
mengendurkan perut pada saat menarik napas dan mengecilkan perut pada
saat menghembuskan napas. Pada saat menarrik napas dengan mengendur,
perut menggelembung, tulang dada terdorong ke depan akibatnya:
a. Rongga perut yang tertutup membesar, tekanan dalam perut mengecil,
diafragma (sekat rongga badan terdorong ke bawah)
b. Oleh karena tulang dada terdorong ke depan, diafragma terdorong ke
bawah akibatnya rongga dada membesar ke segala jurusan yaitu, ke
samping dan depan. Dengan demikian paru-paru ikut mengembang ke
segala jurusan, akibatnya tekanan udara dalam paru-paru mengecil,
udara dalam alam bebas tersedot kedalam paru-paru.
c. Makin kuat menarik napas, maka kondisi perut semakin
menggembung dan diafragma makin terdorong ke bawah, O2 tau
oksigen yang masuk kedalam paru-paru menjadi lebih banyak.
13Ibid.
Demikian sebaliknya, pada saat menghembuskan napas, semua
gerakan yang terjadi adalah berlawanan, yaitu:
a. Rongga perut mengecil, tekanan dalam perut membesar, diafragma
terdorong ke atas.
b. Rongga dada mengecil, paru-paru ikut mengecil, tekanan udara dalam
paru-paru membesar, akibatnya udara yang kaya CO2 atau karbon
ioksida terdorong kea lam bebas.14
Jadi hal yang sangat menonjol pada metode pernapasan perut ini
adalah gerakan diafragma yang sedemikian bebas kea rah atas dan bawah.
Gerakan diafragma yang naik turun secara bebas, teratur dan dalam,
bertujuan untuk pertukaran udara yang lancar, karena diafragma adalah
alat penggerak pernapasan yang utama. Dengan gerakan diafragma ke atas
dan ke bawah sesuai irama pernapasan mempunyai efek seperti memijat
organ dalam perut dan dada, seperti hati, limpa, lambung, usus, ginjal dan
organ dalam rongga dada paru-paru dan jantung.
Kakuatan napas dilakukan dengan cara mengolah napas segitiga
(pernapasan perut) yaitu menghirup atau menarik, napas tekan atau
menekan napas dan membuang napas, yang seluruhnya di pusatkan
dibawah pusar (2 jari dibawah pusar). Bila arah napas ini benar, maka hal
ini akan membangkitkan energi listrik tubuh (bio energi)
Di dalam LSP Mahatma pada waktu menarik napas kemudian
dilanjutkan dengan menekan napas atau napas di tahan selama beberapa
menit. Dan pada saat buang napas dan tahan napas, seluruh tubuh
dikeraskan atau dikejangkan. Pengejangan tersebut dimaksudkan untuk
memperlancar sirkulasi darah dalam tubuh. Napas yang ditahan akan
menghimpun segala bahan ampas, dan apabila dihembuskan, maka bahan-
bahan yang sudah tidak terpakai lagi oleh organ-organ tubuh akan
terembuskan keluar.
14Wawancara dengan Bapak Yanto, Pelatih Mahatma, tanggal 29 Agustus 2005
Dengan mengolah napas tersebut menjadikan kadar oksigen yang
kita hirup melalui paru-paru lebih banyak, sehingga menjadikan peredaran
darah makin lancar dan membuat:
1. Kerja jantung semakin ringan, fungsi ginjal di normalkan
2. Zat antibody tubuh diaktifkan
3. Fungsi hormone dinormalkan
4. Kelima indera bekerja lebih baik.
5. Tubuh menjadi segar
6. Hidup lebih bersemangat
7. Kerja lebih giat dan produktif
8. Emosi lebih terkendali, sehingga hubungan dengan sesama akanlebih
baik.15
Sedangkan gerakan olah raga (gerakan jurus) yang dilakukan
adalah untuk melenturkan otot-otot yang kaku, sehingga kelelahan fisik
dapat dipulihkan dengan segera dan tentunya ketahanan tubuh yang lebih
baik, bisa dicapai.16
Lebih lanjut Bapak satyo menjelaskan, setiap akan memulai
latihan, diawali dengan doa pembuka. Doa mohon pertolongan Tuhan
Yang Maha Esa sebelum memulai latihan. Inti dari doa adalah kepasrahan
kepada yang Maha Kuasa. Dengan kepasrahan tersebut diyakini dapat
memberikan manfaat dari apa yang akan dilakukan dalam latihan.
Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan senam pemanasan, senam
pemanasan ini berfungsi untuk menaikkan suhu tubu dan mempersiapkan
sendi serta otot tubuh untuk latihan berikutnya. Gerakan-gerakan senam
pemanasan rata-rata dilakukan dengan cepatdan diulang-ulang secara
sistematis dari bagian atas badan ke bawah. Setelah senam pemanasan
selesai dilanjutkan dengan latihan inti yaitu gerakan olah napas yang
terdiri dari epuluh jurus Mahatma. Setelah selesai latihan ditutup dengan
doa penutup. Do’a penutup merupakan ungkapan rasa syukut kepada Allah
15Yayasan Mahatma Indonesia, op. cit.,hlm. 4 16Wawancara dengan Bapak satyo, Pelatih Mahatma, tanggal 2 September 2005.
atas semua karunia-Nya, semoga latihan yang dilakukan membawa
kebaikan bagi jiwa dan raga.
Masih menurut penuturan bapak Satyo, Untuk memperoleh
manfaat maksimum dari pernapasan, seseorang harus mempelajari teknik-
teknik pernapasan yang tepat, teknik-teknik itu antara lain meditasi,
konsentrasi, biofeddback, serta relaksasi yang menekankan pada
pernapasan untuk mecapai keefektifan. Dengan proses meditasi otak,
pikiran, sistim imun dan hormonal berada dalam keadaan seimbang.
Dalam kondisi seimbang dan ideal system imun akan menjaga tubuh dari
serangan berbagai penyakit. Tidak seimbangnya kondisi tubuh
menyebabkan seseorang jatuh sakit. Penelitian membuktikan bahwa ada
keterkaitan antara otak, pikiran, system imun, dan hormonal. Oleh karena
itu pikiran mampu mempengaruhi proses biokimiawi dalam tubuh, dan
selanjutnya proses biokimia dapat mempengaruhi kesehatan, misalnya
stress yang menekan pikiran yang dapat terjadi kapan dan dimana saja.
Suasana marah, pikiran negative depresi merupakan factor yang
menurunkan system imun dan turunya system kekebalan akan
memperberat stre yang dialami. Oleh karena iu seseorang harus cekatan
memutus rantai ini, yaitu dengan melindungi system imun yang melalui
meditasi dan hal ini dapat dilakukan dengan memusatkan konsentrasi pada
irama pernapasan.17
Keterkaitannya napas dengan jiwa dapat dipahami, misalnya pada
saat seseorang dikejutkan, maka orang tersebut akan kaget/panic dan saat
itu pulalah orang tersebut akan menarik napas panjang untuk mendapatkan
kembali tenaga atau energinya, atau ambil contoh lain ketika seseorang
berada dalam ruangan yang terkunci dan stabilnya pernapasan seseorang,
sehingga dengan pengaturan napas yang baik maka segala kepanikan
tersebut akan hilang sehingga akan mudah berpikir mencari jalan
keluarnya.18 Dengan kata lain perhatian yang dilakukan terhadap irama
17Wawancara dengan Bapak Satyo, Pelatih Mahatma, tanggal 3 maret 18Wawancara dengan bapak Yanto, Pelatih Mahatma, tanggal 4 maret
pernapasan akan membawa seseorang pada ketenangan jiwa yang juga
dapat memusatkan konsentrasi. Selain perubahan-perubahan fisik, proses
meditasi yang dilakukan dalam pernapasan juga mempengaruhi kondisi
psikologis seseorang, misalnya adaanya perubahan control terhadap
perhatian, perubahan persepsi baik terhadap waktu, diri sendiri maupun
tubuh, perubahan kondisi perasaan meliputi timbulnya perasaan tenang,
emosi positif, timbulnya perasaan cinta dan bahagia. Perubahan-perubahan
tersebut dikaitkan dengan perubahan kesadaran.
2. Metode Dzikir dalam Mahatma
Dzikir adalah upaya yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang
beriman dalam mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT. Dzikir dapat
berupa lantunan kalimat, kalimat-kalimat , seperti tasbih, doa dan lain-lain
Dalam seni pernapasan Mahatma dzikir sangat dianjurkan untuk
selalu dilakukan. Adapun lafadz dzikir yang di baca saat melakukan olah
napas adalah sebagai berikut:
a. Tasbih (subhanallah)
Bacaan ini dilafadzkan dalam hati pada saat mengosongkan napas
yang diserta dengan pemusatan pikiran pada bacaan dan aliran napas
b. Tahlil (Laa illaha illallah)
Bacaan ini diucapkan dalam hati ketika membuang napas dengan tidak
lupa selalu dalam kondisi konsentrasi
c. Allah
Lafadz Allah di ucapkan dalam qalbu ketika menahan nafas dengan
kondisi masih tetap konsentrasi terhadap bacaan dan merasakan aliran
napas.
Ketika melakukan dzikir harus disertai niat yang kuat, karena
niat dapat memberikan dampak atau pengaruh positif, yaitu dari segi
sugesti, sehingga menumbuhkan keyakinan dalam diri.
Bacaan dzikir di atas di lafadzkan di dalam hati, Jadi pada waktu
melakukan olah napas, dzikir yang dilakukan yaitu dzikir khofi (dzikir
dalam hati). Dzikir khofi didasarkan pada ritme napas, yaitu penarikan,
penahanan nafas, dan penghembusan napas. Praktek dzikir ini cukup
efektif, karena adanya suara-suara lembut dalam hati berupa bacaan-
bacaan dzikir yang dapat menggetarkan hati. Selain itu napas ditekan dan
diperdalam sedemikian rupa sehingga mengerakkan deradjat panas tinggi
dalam tubuh.19
Dzikir ini dilakukan dalam hati sehingga ada yang menyebutnya
bahwa dzikir ini terlintas dalam pikiran, dan tidak terdengar oleh telinga.
Dalam hal ini diharapkan hati selalu mengingat dan menyebut nama Allah.
Gerakan tubuh maupun hati diarahkan sepenuhnya kepada Allah yang
Maha Kuasa, ini berarti pula aspek pikiran (kognitif) serta gerakan-
gerakan tubuh (afektif), aspek kemauan berbuat (konatif) dipadukan dalam
arahan yang satu yaitu hati nurani (qalbu). Efek dari dzikir ini dirasakan
oleh praktisi sebagai suatu gejala kejiwaan, yaitu diantaranya:
- Berkurangnya perasaan gelisah, khawatir
- Tumbuhnya keteguhan hati, beramni menghadapi segala tantangan
hidup, karena memiliki anggapan kecil terhadap hal-hal keduniawian,
yang besar hanya Allah dzt yang Maha Kuasa.
- Gerakan jantung juga olah raga jantung
- Dzikir khofi menjadi pengawas batin agar tidak tergoda oleh perbuatan
dosa.
Sebagaimana firman Allah
Dan sebutlah (nama)Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut, dan dengan tidak meneraskan suara, di waktu pagi dan petang,
19 Wawancara dengan Bapak Kodiri, Pelatih Mahatma, tanggal 3 September 2005
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai (QS. Al-A’araf: 205).20
Menurut kedokteran 70 % penyakit sebenarnya berasal dari dalam
diri sendiri, penyakit tersebut muncul dari hati yang gundah, stres, sering
marah, banyak salah asngka, iri hati, sakit hati, kesal. Untuk itu hati harus
mendapat prioritas lebih awal untuk diperhatukan.
Dzikir di dalam hati yang dilakukan harus diusahakan mencapai
tingkat ihsan, inilah tingkat yang sangat tinggi. Menurut nabi Besar,
Baginda Rasulullah Saw. Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim “ihsan
yaitu menyembah kepada Allah, seolah-olah engkau melihat Allah, da jika
kamu tidak dapat melihanNya, maka Allah tetap melihat kamu”.
Jadi sewaktu membuat jurus, niatkan bahwa kita sedang
menghadap atau melihat Allah, namun bila tidak dapat kita lihat, tidak
perlu khawatir, Allah tetap melihat kita.21 Secara esensial dzikir adalah
solusi kejiwaan dan merupakan ketentraman bagi hati yang galau karena
pada waktu berdzikir seseorang berada dalam kondisi meditative, dan pada
saat yang demikian gelombang otak berada diantara reta (4-8 herzt) dan
delta (dibawah 4 hertz). Frekuensi gelombang otak yang berada dalam
irama delta itu sama seperti saat seseorang sedang tidur, Dalam kondisi
yang demikian yang bekerja adalah spirit, sdangkan otak (tubuh)
beristirahat.Oleh karena itu dalam keadaan meditatif orang merasakan
kenyamanan dan menghapus memori-memori kita yang bersifat negative
di masa lalu dan menggantikannya dengan program positif dengan
meniatkannya.
Dzikir yang tulus kepada Allah SWT, adalah salah satu cara terapi
jiwa, sebab ia dapat mengkilapkan hati. Dzikir yang tulus dapat mengubah
ketakutan menjadi keamanan dan permusuhan menjadi kecintaan. Dzikir
20 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Depag RI, CV. Gema Risalah Press, Bandung, 1993, hlm. 256. 21 Yayasan Mahatma Indonesia, op. cit., hlm. 84.
yang tulus dapat mengalihkan guncangan, kerisauan dan kebimbangan
kepada ketenangan.
Aktifitas Pelaksanaan Dzikir dan Pernafasan Mahatma
Untuk melengkapi data tersebut di atas maka penulis
mencantumkan data tentang pelaksanaan dzikir dan pernapasan Mahatma,
penulis menggunakan angket yang berjumlah 10 item untuk variable
aktivitas dziir dan pernafasan Mahatma dimana masing-masing alternative
jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:
- Alternatif A mempunyai skor 3 (tinggi)
- Alternatif B mepunyai skor 2 (sedang)
- Alternatif C mempunyai skor 1 (rendah)
- Alternatif D mempunyai skor 0 (sangat rendah).
Dibawah ini penulsi cantumkan jawaban hasil angket tengtang dzikir dan
pernapasan mahatma, yaitu sebagai berikut
Tabel V
Deskripsi jawaban dzikir dan pernapasan Mahatma
Jawaban Jumlah a b c d
No a b c d
3 2 1 0
jlm
1 7 2 1 21 4 1 26 2 6 2 2 18 4 2 24 3 5 3 2 15 6 2 23 4 7 3 21 6 27 5 7 1 1 1 21 2 1 0 24 6 7 2 1 21 4 1 26 7 8 1 1 24 2 1 27 8 7 2 1 21 4 1 26 9 6 3 1 18 6 1 25 10 7 2 1 21 4 1 26 11 8 1 1 24 2 1 27 12 8 2 24 4 28 13 8 1 1 24 2 1 27 14 7 1 2 21 2 1 24 15 6 2 1 1 18 4 1 23 16 7 2 1 21 4 2 27 17 6 3 1 18 6 1 25 18 6 3 1 18 6 1 25
19 7 2 1 24 4 28 20 7 2 1 21 4 1 26 21 7 2 1 21 4 1 26 22 6 3 1 18 6 1 25 23 6 3 1 18 6 1 25 24 7 2 1 21 4 1 26 25 7 2 1 21 4 1 26 26 7 2 1 21 4 1 26 27 7 3 1 21 6 1 27
28 7 2 1 21 4 1 26 29 6 2 2 18 4 2 24 30 6 3 1 18 6 1 27 31 7 2 1 21 4 1 26 32 5 3 2 15 6 2 23 33 6 3 1 18 6 1 25 34 6 3 1 18 6 1 25 35 5 3 2 15 6 2 23 36 8 1 1 24 2 1 27 37 6 3 1 18 6 1 25 38 8 2 24 4 28 39 6 2 2 18 4 2 24 40 8 1 1 24 2 1 27 41 5 4 1 15 8 1 24 42 8 1 1 24 2 1 27 43 7 2 1 21 4 1 26 44 6 3 1 18 6 1 25 45 8 1 1 24 2 1 27 46 7 3 21 6 27 47 7 2 1 21 4 1 26 48 6 3 1 18 6 1 25 49 8 1 1 24 2 1 27 50 9 1 27 2 29
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang dzikir dan
pernapasan, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
I = Jumlah tertinggi – Jumlah terendah 3 = 30 – 23 3 = 2, 33
Jadi variabel ini mempunyai interval 3,33 dan dapat dikategorikan
sebagai berikut:
27 – 30 merupakan kategori tinggi
24 – 26 merupakan kategori sedang
20 – 23 merupakan kategori rendah
Interva Pelaksanaan Dzikir dan Pernapasan Mahatma
Interval Kelas Kategori Frekuensi Prosentase 27 – 30 Tinggi 17 34 % 24 – 26 Sedang 29 58 % 20 – 23 Rendah 4 8 %
Sehingga dari interval pelaksanaan dzikir dan pernapasan Mahatma
dapat diketahui ternyata aktivitas pelaksanaan dzikir dan pernapasan para
anggota Mahatma dalam kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari 17
responden pelaksanaan dzikir dan pernapasan Mahatma yang berada dalam
kategori tinggi dengan prosentase 34%. Dan 29 responden 58% dalam
kategori, sedangkan responden pelaksanaan dzikir dan pernapasan
Mahatma rendah 4 dengan prosentase 8%. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa aktifitas pelaksanaann dzikir dan pernapasan (olah napas) Mahatma
baik, dengan memperbanyak dzikir dan pernapasan secara rutin dapat
bermanfaat bagi diri sendiri yaitu berupa ketenangan, kestabilan emosi,
ketentraman jiwa, kelancaran sirkulasi darah, sebagaimana yang dijelaskan
oleh bapak Satyo
Selanjutnya penulis cantumkan pula nilai hasil angket tentang
kesehatan Praktisi Mahatma yang di tuangkan dalam sebuah tabel di
bawah in
Tabel Vi
Jawaban Hasil nagket Tentang Kesehatan praktisi Mahatma
Jawaban Nilai a b c d
No a b c d
3 2 1 0
Jml
1 6 4 18 8 26 2 5 3 1 15 6 1 23 3 8 2 24 4 28
4 5 2 3 15 4 3 22 5 7 3 21 6 27 6 8 2 24 4 28 7 6 4 18 8 24 8 7 2 1 21 4 1 26 9 9 1 27 2 29 10 6 2 2 18 4 2 24 11 7 2 1 21 4 1 26 12 6 2 2 18 4 2 24 13 6 3 1 18 6 1 25 14 6 3 1 18 6 1 25 15 7 3 21 6 27 16 5 5 15 10 25 17 6 4 18 8 26 18 6 3 1 18 6 1 25 19 5 2 3 15 4 3 22 20 4 5 1 12 10 1 23 21 6 2 2 18 4 2 24 22 5 3 2 15 6 2 23 23 8 2 24 4 28 24 7 2 1 21 4 1 26 25 7 2 1 21 4 1 26 26 8 2 24 4 28 27 7 2 1 21 4 1 26 28 7 2 1 21 4 1 26 29 6 2 2 18 4 2 24 30 6 1 3 18 3 3 24 31 6 4 18 8 24 32 5 4 1 15 8 1 24 33 8 2 24 4 28 34 6 5 18 10 28 35 10 30 30 36 10 30 30 37 8 2 24 2 28
38 6 3 1 18 6 1 25 39 5 4 1 15 6 1 24 40 8 1 1 24 2 1 27 41 8 2 24 4 28 42 6 3 1 18 6 1 25 43 7 3 21 6 27 44 8 1 1 24 2 1 27 45 7 3 21 6 27 46 6 3 1 18 6 1 25
47 6 3 1 18 6 1 25 48 6 2 2 18 4 1 26 49 7 3 21 6 27 50 7 2 1 21 4 25
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang kesehatan
praktisi Mahatma, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
I = Jumlah tertinggi – Jumlah terendah 3
= 30 -22 3
= 2, 66
Jadi variabel ini mempunyai nilai interval 3,33 dan dapat
dikategorikan sebagai berikut:
27 – 30 merupakan kategori tinggi
24 – 26 merupakan kategori sedang
20 – 23 merupakan kategori rendah
Interval Kesehatan Praktisi Mahatma
Interval Kelas Kategori Frekuensi Prosentase 27 – 30 Tinggi 18 36 % 24 – 26 Sedang 27 54 % 20 - 23 Rendah 5 10 %
Sehingga dari interval kesehatan praktisi Mahatma dapat dilihat
dari 18 responden praktisi Mahatma tinggi dengan prosentase 36%, 27
responden praktisi Mahatma sedang dengan prosentase 54%, dan 5
responden praktisi Mahatma rendah dengan prosentase 10 %.
Kesehatan Praktisi Mahatma
Dalam hal ini penulis memaparkan hasil penelitian yang telah
dilakukan terhadap respoden berdasarkan wawancara langsung yang berisikan
keadaan fisik dan psikologis para praktisi Mahatma, baik dari sebelum
maupun sesudah masuk menjadi anggota Mahatma.
Dalam Mahatma, banyak para praktisi yang mendapatkan pengalaman-
pengalaman psikologis dan juga fisik setelah ikut serta dalam Lembaga Seni
Pernapasan Mahatma yaitu dengan melakukan olah napas yang dibarengi
dengan dzikir. Diantara mereka ada praktisi yang merasakan kondisi emosinya
lebih stabil, terasa sejuk hatinya, berkurang sifat pendendamnya, kemudian
ada juga yang semakin fit kondisi fisiknya. Di bawah ini akan di paparkan
beberapa pengalaman yang dialami praktisi atau anggota Mahatma.
a. Pengalaman Bapak Wahyudin
Dia adalah seorang praktisi Mahatma yang berasal dari Jrakah,
Semarang, sudah masuk menjadi praktisi Mahatma sejak perengahan
tahun 2004. Dimana dia pernah mengalami sakit paru-paru selama
beberapa tahun dan sudah bolak-balik berobat ke rumah sakit. Kemudian
pihak keluarganya di perkemalkan dengan LSP Mahatma oleh temannya
yang sudah terlebih dahulu menjadi praktisi Mahatma. Akhirnya pihak
keluarganya pun menyetujui dan berkenan untuk masuk menjadi praktisi.
Metode yang dipergunakan adalah dimana bapak Wahtudin mengikuti
latihan oleh pernapasan secara rutin dan mengikuti metode yang diajarkan
oleh pelatih, yaitu dengan mengolah napas perut. Setelah melakukan
latihan beberapa bulan dia merasakan kondisi kesehatannya semakin
membaik. Pada hari-hari berikutnya dia merasakan semakin membaik
kondisi tubuhnya.22
b. Pengalaman Bapak Edi
Pad Edi (45 th) adalah praktisi Mahatma yang sudah cukup lama
aktif mengikuti olah pernapasan dan dzikir di LSP Mahatma. Sebelum
mengikuti latihan pernapasan, ia sering merasakan dalam hatinya sering
muncul perasaan risau, was-was dan suka berang. Tetapi sekarang
pikirannya hati dan pikirannya terasa lebih tenang dan merasa lebih
nyaman setelah secara rutin mengikuti penduan pelatih melakukan olah
pernapasan yang di kombinasikan dengan dzikir khofi di Lembaga Seni
Pernapasan Mahatma.23
c. Pengalaman Ibu Fitri
22 Wawancara dengan Bapak Wahyudin, Praktisi Mahatma, tanggal 4 September 2005 23 Wawancara dengan Bapak Edi, Praktisi Mahatma, tanggal 4 September 2005
Hampir setiap saat napasnya terasa tidak nyaman, bagian
tenggorokannya tersumbat lender yang cukup banyak. Ia mengakui
napasnya menjadi sesak, lebih tersiksa lagi saat bangun tidur. Untuk
mengatasi sakitnya, Ibu Fitri berobat ke dokter. Atas saran dokter ia
mengkonsumsi obat tertentu. Namun keadaan dirinya tidak mengalami
banyak perubahan. Sakit yang dideritanya tidak mengalami banyak
perubahan. Sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.
Kemudian ia mencoba mencari pengobatan alternative selain
medis, dari seorang sahabatnya. Ibu Fitri berkenalan dengan salah seorang
pelatih Mahatma, kemudian ia memperoleh penjelasan mengenai olah
pernapasan, yaitu mempotensikan energi tubuh sendiri dalam mengatasi
penyakit. Sebenarnya awalnya ia belum begitu yakin dengan olah napas
tersebut. Sekedar untuk membuktikan, ia melakoninya. Setiap satu minggu
dua kali ia berlatih olah napas dan dzikir sesuai dengan metode yang
diajarkan pelatih
Setelah beberapa minggu berlatih olah napas Mahatma, Fitri
merasakan ada perubahan yang signifikan pada dirinya, Napasnya terasa
lega, penyumbatan yang ada di tenggorokannya mulai berkurang. Sejak
saat itu ia terus mengikuti latihan pernapasan yang di kombinasikan
dengan dziir di LSP Mahatma.24
d. Pengalaman Nurhikmah
Sedangkan menurut Nurhikmah (26 th) aktif mengikuti latihan
pernapasan sekitar bulan september 2005. Sebelum menjadi praktisi
Mahatma ia pernah mengalami depresi, dia mudah sekali mengalami
depresi, gugup, kadang suasana batinnya begitu tidak enak, tidak karuan
dan tidak tahu ujung pangkalnya. Dalam pergaulan ia gugup, kikuk dan
canggung meski hanya melakukan hal yang wajar, hingga ia sering
menyendiri meski hal itu tidak ia sukai. Ia juga punya perasaan rendah diri
yang besar, belum apa-apa sudah merasa tidak yakin dapat mengatasi
24 Wawancara dengan Ibu Fitri, Praktisi Mahatma, tanggal 5 September 2005.
kesukaran, terutama untuk menerima dan mengatasi tantangan pekerjaan
dan ia merasa makin terpuruk dalam perasaan rendah diri dan
kesendiriannya.
Sampai akhirnya ia mengetahui Seni Pernapasan Mahatma, yang
mengkombinasikan dzikir dengan olah napas. Kemudian dia ajak untuk
bergabung mengikuti latihan. Dalam setiap latihan ia melakukan relaksasi,
yang dilakukan pada posisi dududk, dengan kedua tangan diletakkan diatas
kedua lutut kaki, tubuh dalam keadaan rileks sementara pikiran di
pusatkan pada irama pernapasan dengan membaca lafadz Allah di dalam
hati, setelah iu diakhiri dengan doa sebagai ucapan rasa syukur atas nikmat
yang telah diberikan olehNya. Setelah mengikuti latihan beberapa bulan
secara rutin dia merasa lebih percaya diri dengan membiasakan bernapas
secara dalam.25
e. Pengalaman Sucipto
Sejak kecil Sucipto (24 tahun) sering sakit-sakitan, penyakit yang
paling berat ia alami adalah asma. Sejak SMA, bila ia terkena hawa
dingin, menghisap debu atau bahkan berdekatan dengan binatang seperti
kucing, asmanya langsung kambuh, dengan gejala napas sesak dan
bersuara paruh. Atas saran dokter ia telah mengkonsumsi berbagai obat.
Memang penyakitnya terasa berkurang, tetapi jika pemakaian obat
dihentikan penyakitnya kambuh kembali. Atas anjuran tetangganya yang
telah menjadi praktisi Mahatma, ia mendatangi tempat latihan Mahatma
untuk beberapa saat. Sampai kemudian ia tertarik untuk mengikuti latihan
pernapasan di sana. Selama dua setengah bulan, ia berlaih dengan tekun.
Lambat laun gejala penyakitnya mulai berkurang. Terbersit keinginan
untuk mencoba, mandi di malam hari, suatu hal yang sebelumnya pantang
bagi yang menderita asma. Hasilnya, ia sanggup melakukannya tanpa
kembali didera gejala penyakit tersebut, hingga kini Sucipto rutin berlatih.
25 Wawancara dengan Nurhikmah, Praktisi Mahatma, tanggal 5 September 2005
Alhamdulillah, menurut penuturannya, tidak hanya penyakitnya
yang sembuh. Kesehatan, kekuatan dan kebugaran tubuhnya semakin
meningkat.26
f. Pengalaman Rusdiyanto
Menurut Rusdiyanto, yang baru mengikuti olah pernapasan di LSP
Mahatma tahun 2005. Dimana sebelumnya ia sering merasakan
ketegangan mental, hal ini sering terjadi terutama ketika terjebak dalam
kemacetan. Ia sering menjadi jengkel lalu dadanya menjadi terasa sesak.
Hal itu pertama terjadi ketika ia terlambat untuk sebuah janji, tetapi
kemudian ia merasakannya setiap kali terjebak dalam kemacetan, keadaan
ini menyebabkannya hilang ketentraman dan menjadi tidak nyaman,
sehingga dia berusaha untuk dapat keluar dari problemnya. Melalui
kerabatnya, Rusdiyanto diperkenalkan dengan praktisi Mahatma.
Semenjak itu dia mulai berlatih melalui bimbingan bimbingan pelatih
Mahatma Unit Jrakah. Setelah beberapa bulan aktif melakukan latihan
olah pernapasan yang dikombinasikan dengan dzikir, perlahan-lahan
terjadi perubahankearah yang positif dan ia lebih dapat megendalikan diri
dan merasa lebih santai.27
g. Pengalaman Bapak Harsono
Ia berlatih olah pernapasan di LSP Mahatma baru dua bulan dan
hasilnya sudah dapat dirasakan. Kesehatan cenderung meningkat,
semangat kerja bertambah dan keluhan-keluhan yang selama ini sering
terasa tidak lagi muncul (terutama keluhan pada organ jantung, perutnya
menjadi kencang, tekanan darah yang semula 168/95 mm Hg (agak sedikit
tinggi) sekarang menjadi 130/90 mm Hg.28
h. Pengalaman Bapak Burhan
Bapak Burhan (49 (tahun) adalah seorang praktisi Mahatma, sudah
menjadi anggota Mahatma sejak pertengahan 2004. Dimana dia pernah
mengidap insomnia, sering mengalami sulit tidur nyenyak. Sehingga jika
26 Wawancara dengan Sucipto, Praktisi Mahatma, tanggal 7 September 2005 27 Wawancara dengan Rusdiyanto, Praktisi Mahatma, tanggal 9 September 2005 28 Wawancara dengan Bapak Harsono, Praktisi Mahatma, 9 September 2005
acap kali mengalami insomnia sampai waktu yang lama, kekuatan serta
daya tahan tubuhnya menjadi menurun, tidak itu saja, lama kelamaan
kesehatanpun menjadi terganggu. Dengan menurunnya kesehatan tersebut,
daya ingatnyapun menurun dan berbagai aktifitas sehari-hari menjadi
terganggu dan tidak dapat bekerja sesuai rencana yang diagendakan.
Kemudian ia mencoba mengikuti latihan olah napas Mahatma yang
dipadukan dengan dzikir selama beberapa bulan, setiap satu minggu dua
kali yaitu pagi dan malam selama 60 menit, dibimbing oleh seorang
pelatih.29
Berdasarkan pengalaman kesehatan baik fisik maupun psikis yang
dialami oleh para praktisi Mahatma tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengalaman-pengalaman tersebut pada hakikatnya merupakan efek positif dari
latihan olah pernapasan yang dikombinasikan dengan dzikir. Jika dalam
latihan dilakukan dengan ihklas dan benar, maka seseorang akan mendapatkan
perubahan-perubahan kearah yang lebih baik.
Oleh karena itu sebagai praktisi Mahatma baik yang sudah lama
maupun yang masih baru menjadi praktisi Mahatma , diharapkan agar terus
bersungguh-sungguh dalam melakukan latihan pernapasandan dzikir yang
didasari lillah billah, sehingga akan menimbulkan efek positif yaitu menjadi
tentram, tidak merasa takut, serta mendapatkan kondisi tubuh yang selalu
dalam keadaan prima.
Demikian hasil wawancara secara global terhadap para praktisi
Mahatma Unit jrakah. Mereka merasa yakin bahwa dengan berdzikir secara
ikhlas dan berusahan melatih napas secara baik dapat memberikan nilai positif
terhadap kesehatan, baik fisik maupun psikis dari kondisi sebelumnya.
29 Wawancara dengan Bapak Burhan, Paraktisi Mahatma, tanggal 10 September 2005