bab iii gambaran umum lokasi penelitianeprints.umm.ac.id/59780/4/bab iii perpus.pdf(20,35%) dan...
TRANSCRIPT
42
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Probolinggo
Kabupaten probolinggo merupakan sebutan dari “Prabu Linggih” yang
artinya tempat persinggahan sang prabu sebagai tamu agung. Dimana pada waktu
kekuasaan kerajaan Majapahit, Raja Hayam Wuruk berkenan berkeliling negara
dan terpesona dengan tempat yang disinggahi ini. Taman dan darma pasogatan yang
elok permai menyebabkan sang Raja terlena dan kerasan.
Sejak Tahun 2011 pusat Pemerintahan Probolinggo sudah pindah ke
Kecamatan Kraksaan seperti Gedung DPRD, Gedung Polres Probolinggo,
Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, KPU, Sekretariat Daerah, dan instansi
kedinasan. Sehingga melalui Peraturan Pemerintah Nomor 02 tahun 2010 tepat
pada tanggal 5 Januari 2010 kecamatan Kraksaan sudah menjadi ibukota Kabupaten
Probolinggo dan merupakan salah satu kabupaten provinsi Jawa Timur yang
terletak dibagian utara.
3.1.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Probolinggo terlatak pada posisi 112’50’ – 113’30’ Bujur Timur
(BT) dan 7’40’ – 8’10’ Lintang Selatan (LS) yang mempunyai luas wilayah
mencapai 1.696,16 km2.
43
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Probolinggo
Sumber : Bappeda Kabupaten Probolinggo
Sementara itu kabupaten Probolinggo mempunyai kondisi geografis yang
terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng gunung pada bagian tengah dan
dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan
lahan yang berbeda. yang terdiri dari 24 kecamatan 325 desa dan 5 kelurahan. Batas
kabupaten Probolinggo di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Selat Madura,
sebelah Timur berbatasan dengan kabupaten Situbondo, sebelah Selatan kabupaten
Lumajang dan kabupaten Jember dan sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten
Pasuruan.
3.1.2 Kondisi Topografi
Kabupaten probolinggo merupakan suatu wilayah yang memiliki
keragaman toprogafi. Dilihat dari topografinya Kabupaten Probolinggo terletak
diantara lereng gunung-gunung yang membujur dari Barat ke Timur, yaitu Gunung
Semeru, Gunung Argopuro, Gunung Tengger dan Gunung Lamongan.. Kabupaten
44
Probolinggo terletak pada ketinggian 0 hingga > 2500 m di atas permukaan laut
(dpl. Berikut adalah peta topografi Kabupaten Probolinggo.
Tabel 3.1 Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah
No Kemiringan Luas Kawasan (Ha) Persen (%)
1 0-2 % 40.070,55 28,34
2 2-5 % 41.721,36 24,59
3 15-40 % 20.968,52 12,36
4 >40 % 58.856,22 34,69
Jumlah 169.616,65 100
Table 3.1 Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah
Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 3.1 terlihat bahwa Kabupaten Probolinggo dibagi menjadi 4
wilayah lereng. Daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih dari 40 %
cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha (34,69%) dari seluruh luas daerah
Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan tanah >
40 % tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha
(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah
Kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0-2500 m di atas permukaan laut,
tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal
dari ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah
liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750- 2500 m di atas
permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150-
750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan
yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-
buahan seperti durian, alpukat dan buah lainnya. Contoh di Kecamatan Tiris dan
Kecamatan Krucil.
45
3.1.3 Kondisi Demografi
Sebuah Parameter jumlah penduduk digunakan bahwa semakin tinggi
jumlah penduduk maka semakin rentan terhadap bencana. Serta, parameter tingkat
pendidikan digunakan dengan asumsi bahwa semakin tinggi jumlah penduduk yang
memiliki pendidikan SD maka semakin rentan terhadap bencana.
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2016
No Kecamatan Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah
Penduduk (jiwa)
1 Sukapura 10.176 10.412 20.588
2 Sumber 12.996 13.348 26.344
3 Kuripan 15.385 16.259 31.644
4 Bantaran 21.486 22.711 44.197
5 Leces 29.894 30.389 60.283
6 Tegalsiwalan 18.152 19.204 37.356
7 Banyuanyar 27.914 29.000 56.914
8 Tiris 36.617 36.335 72.952
9 Krucil 30.502 29.763 60.265
10 Gading 27.167 27.456 54.623
11 Pakuniran 22.664 23.346 46.010
12 Kotaanyar 18.776 19.521 38.297
13 Paiton 34.343 34.236 68.579
14 Besuk 24.533 25.801 50.334
15 Kraksaan 34.692 35.233 69.925
16 Krejengan 20.467 20.987 47.454
17 Pajarakan 17.151 17.494 34.645
18 Maron 33.403 34.314 67.717
19 Gending 21.306 21.707 43.013
20 Dringu 27.340 27.311 54.651
21 Wonomerto 22.551 23.255 45.806
22 Lumbang 15.920 16.581 32.501
23 Tongas 33.967 35.047 69.014
46
No Kecamatan Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah
Penduduk (jiwa)
24 Sumberasih 32.154 32.518 64.672
Jumlah 589.556 602.228 1.191.784
Sumber : BPS Kabupaten Probolinggo, 2016
Hasil dari tabel 3.3 registrasi penduduk Kabupaten Probolinggo, jumlah
penduduk tahun 2016 tercatat 1.191.784 jiwa. Jumlah penduduk yang paling
banyak terdapat di Kecamatan Tiris yaitu 72.952 jiwa, sedangkan yang paling
sedikit yaitu Kecamatan Sukapura sebanyak 20.588 jiwa. Laju pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Probolinggo sebesar 0,73 persen. Pertumbuhan terbesar di
Kecamatan Kraksaan 0,95 persen, dan Pertumbuhan terlecil di Kecamatan
Sokapura 0,43 persen. Kepadatan penduduk Kabupaten Probolinggo 665 jiwa/km2.
Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Sumberasih mencapai 2.032 jiwa/km2,
disusul Kecamatan Kraksaan 1.802 jiwa/km2, Kecamatan Dringu 1.678 jiwa/km2,
sedangkan kecamatan lainnya kepadatan penduduknya < 450 jiwa/km2.
3.1.4 Kondisi Geologi
Kabupaten Probolinggo terdiri dari dataran rendah pada bagian utara,
lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan di dataran tinggi pada bagian selatan,
dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda. Yang
merupakan wilayah formasi volkan atau batuan gunungapi batuan sedimen, dan
batuan intrusif. (Vulkanik/ ekstrusif) yang tersusun dari aliran lava dan material
piroklastik.
47
Gambar 3.3 Peta Geologi Kabupaten Probolinggo
Sumber: ESDM, 1998 lembar Jawa Timur
Kabupaten Probolinggo juga memiliki wilayah zona terendah hingga
tertinggi. Zona tersebut pengaruh dari 3 lempeng di Indonesia (pertemuan simpang
tiga (triple junction)) membentuk dataran-dataran tersebut. Terdapat di wilayah
TNBTS (Bromo-Tengger Semeru) pengaruh lipatan lempeng sangat tinggi,
terbentuk jejeran gunung dan bukit-bukit yang mengikutinya. Salah satunya ialah
Gunung Bromo merupakan dari jajaran gunungapi aktif tersebut yang terletak di
dalam kaldera Tengger, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Lokasi antara
Gunung Bromo dan Semeru terdapat bukit-bukit kecil, sama seperti Gunung
Argopuro yang memanjang. Dataran tinggi yang wilayah Probolinggo terbentuk
dari lipatan.
48
3.1.5 Kondisi Klimatologi
Kabupaten Probolinggo berada di sekitar garis khatulistiwa. daerah ini
mempunyai perubahan musim dua jenis setiap tahun, yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Musim kemarau terjadi sekitar bulan Juli hingga bulan Oktober
dengan rata-rata curah hujan + 29,5 mm per hari hujan. Sedangkan pada musim
penghujan, terjadi antara bulan November hingga bulan Juli dengan rata-rata curah
hujan + 229 mm per hari hujan.1 Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan
Desember sampai dengan bulan Maret dengan rata-rata curah hujan + 360 mm per
hari hujan. Diantara dua musim tersebut terdapat musim pancaroba yang biasanya
ditandai dengan tiupan angin kering yang cukup kencang yang berhembus dari arah
tenggara ke barat laut biasa disebut Angin Gending.
3.2 Sejarah Kejadian Bencana Kabupaten Probolinggo
Bencana yang terjadi di Kabupaten Probolinggo sangat dipengaruhi oleh
kondisi geografis dan fisiologi wilayah, serta oleh aspek pemanfaatan ruang,
jaringan infratruktur, sumber daya manusia, masyarakat, dan tatanan pemerintahan.
Berdasarkan data DIBI-BNPB tahun 2018, pada periode 10 tahun terakhir (tahun
2008-2017) Kejadian bencana di Kabupaten Probolinggo disajikan pada Tabel
berikut.
1 BPS Dinas Pengairan Kabupaten Probolinggo tahun 2017
49
Tabel 3.3 Kejadian Bencana Alam di Kabupaten Probolinggo dan Dampak
Kerugiannya (Periode 2008-2017)
Jenis bencana Jumlah
Korban (jiwa)
Meninggal
& Hilang
Luka-
luka
Menderita &
Mengungsi
Banjir 27 5 4 5.430
Tanah Longsor 7 2 4 20
Angin Puting Beliung 20 1 1 360
Kekeringan 1 - - 104.344
Kebakaran Hutan &
Lahan 2 - - -
Letusan Gunungapi 1 - - -
Jumlah 58 8 9 110.154
Sumber : DIBI – BNPB, 2018
Berdasarkan Tabel 3.2 diatas tersebut diketahui bahwa terdapat 6 jenis bencana
yang pernah terjadi di Kabupaten Probolinggo, dengan total 58 kejadian. Dari jumlah
kejadian bencana tersebut, bencana alam Kabupaten Probolinggo sangat berpotensi
terhadap bencana letusan gunungapi, banjir, kekeringan, gelombang pasang dan abrasi,
gempabumi dan tanah longsor. Daerah yang berpotensi bencana di Kabupaten
Probolinggo ialah daerah yang nyaman untuk bermukim dan beraktifitas. sedangkan
daerah berpotensi erupsi gunungapi di sekitar gunungapi biasanya berhawa sejuk, subur,
dan memiliki pemandangan indah. Daerah berpotensi tanah longsor biasanya dekat
dengan gunungapi yang berhawa sejuk dan memiliki pemandangan indah. Daerah
berpotensi gelombang pasang dan abrasi yaitu wilayah pesisir biasanya memiliki
pemandangan indah dan menawarkan pekerjaan (nelayan). Kondisi tersebut yang
menyebabkan masyarakat beraktifitas dan bermukim di daerah yang berpotensi bencana
50
tersebut. Agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan bencana perlu dilakukan
upaya pengurangan risiko bencana.
Gambar 3.4 Grafik Trend Kejadian Bencana Alam 10 tahun terakhir Kabupaten
Probolinggo
Sumber : Diolah dari DIBI – BNPB, 2018
3.2.1 Visi dan Misi Kabupaten Probolinggo
Visi Kabupaten Probolinggo
Visi dari Kabupaten Probolinggo dalam periode 2013-2018 yaitu
“Terwujudnya Kabupaten Probolinggo Yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri,
Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia.” Sehingga seluruh OPD di
Kabupaten Probolinggo wajib melaksanakan dengan optimal Bersama-sama demi
mewujudkan masyarakat Kabupaten Probolinggo Yang Sejahtera, Berkeadilan,
Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia.
Misi Kabupaten Probolinggo
Sesuai dengan visi dari Kabupaten Probolinggo yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa upaya dalam mewujudkan visi, terdapat beberapa misi
Kabupaten Probolinggo sebagai berikut:
1) Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan Daya Saing
2) Daerah, Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Kerakyatan, dan Optimalisasi
3) Pengelolaan Sumber Daya Yang Berkelanjutan
51
4) Mewujudkan Masyarakat Yang Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan
5) Kualitas Pelaksanaan Otonomi Daerah Dalam Penyelenggaraan
6) Kepemerintahan Yang Baik dan Bersih
3.3 Gambaran Umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Probolinggo
3.3.1 Tugas Pokok Dan Fungsi
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 09 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten
Probolinggo mempunyai Tugas Pokok dan Tugas Fungsi sebagai berikut:
Tugas Pokok: Membantu Kepala Daerah dalam merumuskan dan
menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien serta pengkoordinasian
pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan
menyeluruh
Tugas BPBD, antara lain:
1) Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi
serta rekonstruksi secara adil dan setara ;
2) Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan
bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan ;
3) Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana ;
4) Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana ;
52
5) Melaporkan penyelenggaraan, penanggulangan bencana kepada Kepala
Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana ;
6) Mengendalikan pengumpulan serta penyaluran uang dan barang yang terkait
dengan bencana;
7) Mempertanggungjawabkan terhadap penggunaan anggaran yang diterima
sesuai dengan ketentuan ;
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Fungsi BPBD :
1) Perumusan serta penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien ;
2) Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.
3.3.2 Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Probolinggo
Personel
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo baru
dibentuk setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Bromo pada tanggal 23
November 2010, terjadinya bencana tersebut menyebabkan dampak berupa
kerugian materi khususnya masyarakat di sekitar Lereng Gunung Bromo. Sejalan
dengan itu mengacu berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2010 tentang
tugas dan fungsi BPBD Kabupaten Probolinggo Susunan Organisasi BPBD.
Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri dari :
53
1) Kepala Pelaksana
2) Sekretaris
3) Bidang Penjegahan dan Kesiapsiagaan
4) Bidang Kedaruratan dan Logistik
a) Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB)
b) Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB)
5) Bidang Rehabilitasi dan Rekuntruks
Gambar 3.5 Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Probolinggo
Sumber: BPBD Kabupaten Probolinggo
Jumlah Personal pada BPBD Kabupaten Probolinggo terdapat 64 jumlah
pegawai dengan rincian 26 ASN, 8 Non ASN, 1 Tenaga Akuntansi, 14 Personil
Pusdalops PB dan 15 Personil TRC PB. Berikut Jumlah pegawai Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo:
54
Tabel 3.4 Jumlah Pegawai Badan Penanggulan Bencana Daerah Kabupaten
Probolinggo
No. Jenjang Pendidikan 2018
1. Pegawai Negeri Sipil
- SMA
- D3
- S1
- S2
4
2
14
6
2. Tenaga Honorer
- SMA
- D3
- S1
-
-
8
3. Tenaga Akuntansi
- D4
1
4. Personil Pusdalops dan TRC PB
- SMA
- D3
- S1
24
-
5
Jumlah 64
Sumber: Data Kepegawaian BPBD, 2018
3.3.2.1 Logistik dan Perlengkapan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Probolinggo yang
beralokasi di Jl. Raya Soekarno – Hatta No.27 Kota Probolinggo mempunyai
Peralatan Mobilisasi,Peralatan Teknologi dan Informasi dan Logistik.
a) Peralatan mobilisasi merupakan peralatan yang dapat dimanfaatkan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana terutama dalam proses akomodasi
dan transportasi. Berikut peralatan mobilisasi yang mendukung:
55
Tabel 3.5 Peralatan Mobilisasi
Jenis Peralatan Jumlah
Ranger 1
Trail 4
Truck Dapur Lapangan 1
Truck Tangki Air 5
Truck Serbaguna 1
Mobil APV 1
Mobil Pick Up 1
Perahu Karet Bermesin 2
Perahu Karet Tanpa Mesin 5
Perahu Fibreglass 5
Sumber: BPBD Kabupaten Probolinggo, 2018
b) Peralatan Teknologi dan Informasi merupakan peralatan pendukung sistem
komunikasi, himpun data dan publikasi informasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana. Berikut rincian peralatan informasi yang
dimanfaatkan dalam kelancaran penyelenggaraan penanggulangan bencana
yaitu:
Tabel 3.6 Peralatan Teknologi dan Informasi
Jenis Peralatan Jumlah
Server 3
PC 9
Printer 3
Kamera 5
Monopod 1
Global Positioning System/ GPS 5
56
Layar Pantau 4
HT 15
Modem Internet 3
Papan Data 2
Telpon/HP 2
Fax 2
Radio HV Complet 1
Radio VHF Complete 7
Megaphone 3
Soundsystem 1
LCD 3
TV Wall 1
Handycam 2
Sumber: BPBD Kabupaten Probolinggo, 2018
c) Logistik merupakan persedian perlengkapan yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Tabel 3.7 Logistik
Jenis Peralatan Jumlah
Tenda Regu 50
Tenda Keluarga 100
Tenda Pengungsi 3
Selimut 450
Kidsware 80
Masker 13.487
Velbed 10
Sumber: BPBD Kabupaten Probolinggo, 2018
57
3.3.3 Visi dan Misi BPBD
Dalam hal pencapaian wujud cita dan citra oleh instansi pemerintahan,
BPBD mempunyai visi dan misi yang merupakan suatu gambaran tentang kondisi
pada masa yang akan datang. Kehidupan setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh karena itu visi dan misi dari
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo.
VISI: “Menuju Kabupaten Probolinggo Tanggguh Bencana”.
Yang mempunyai makna yang terkandung di dalamnya, yaitu merupakan
makna upaya dan peran BPBD dalam mewujudkan Penanggulangan Bencana
mengambil langkah secara cepat, tepat, efisien dan efektif, terpadu dan akuntabel
dalam mengatasi bencana daerah dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan
perlindungan kepada korban bencana.
MISI:
Misi adalah upaya yang dilakukan untuk mewujudkan dari visi yang
berfungsi sebagai tindakan nyata bagi komponen penyelenggara. Adapu misi dari
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo sebagai berikut:
1) Meningkatkan peran aktif Masyarakat dan Terbentuknya Forum Pengurangan
Risiko Bencana (FPRB)
2) Meningkatkan Kesiapsiagaan terhadap Peringatan Dini dan Pengurangan Risiko
Bencana (Mitigasi)
3) Meningkatkan Profesionalisme Tim Reaksi Cepat/TRC Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dan Penguatan Kelembagaan Pusdalops Badan
Penanggulangan Bencana Daerah.
58
4) Meningkatkan Kesiapsiagaan terhadap Peringatan Dini dan Pengurangan Risiko
Bencana (Mitigasi).
3.3.4 Tujuan dan Sasaran
Tujuan adalah penjabaran dari misi dan yang merupakan hasil akhir dalam
kurun waktu 5 tahun ke depan. Sedangkan sasaran adalah penjabaran dari tujuan
yang ingin dicapai setiap tahunnya dam kurun waktu 5 tahun. Tujuan dan sasaran
yang ditetapkan pada misi BPBD Kabupaten Probolinggo yaitu:
1) Meningkatkan kesiapsiagaan terhadap peringatan dini dan Pengurangan Risiko
Bencana (Mitigasi). Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat
diukur dengan indikator sebaagi berikut:
a) Prosentase papan posko bencana dalam lima tahunnya
b) Prosentase penyebaran informasi daerah risiko bencana
c) Prosentasi rapat Koordinasi terkait antisipasi bencana
d) Prosentasi bintek peringatan dini dan pengurangan risiko bencana
e) Prosentasi pemetaan kawasan risiko bencana
2) Meningkatkan peran aktif masyarakat dan terbentuknya forum pengurangan
risiko bencana (FPRB). Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat
diukur dengan indikator sebaagi berikut:
a) Prosentasi kualifikasi desa tangguh bencana dibanding Desa Rawan Bencana
dalam lima tahunnya
b) Prosentasi aktivasi masyarakat dalam Rehabilitasi dan Rekontruksi berbasis
masyarakat (Bakti Desa dan Swadaya Masyarakat)
c) Terbentuknya SK Bupati forum pengurangan Risiko Bencana (FPRB) pada
Kabupaten Probolinggo
59
3) Meningkatnya profesionalisme tim reaksi cepat/ TRC PB dan penguatan
kelembagaan Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana
a) Penanganan fast respon oleh TRC PB ketika terjadi bencana di Kabupaten
Probolinggo.
b) Prosentasi pengadaan peralatan TRC yang dibutuhkan dalam lima tahunnya.
c) Terbentuknya peraturan Bupati terkait Pusat pengendalian operasi
penanggulangan Bencana (PUSDALOPS-PB)
4) Penanganan Rehabilitasi dan Rekontruksi Pasca Bencana
a) Prosentasi kembalinya fungsi sarana dan prasarana yang terdampak bencana
b) Prosentasi peningkatan pemulihan social ekonomi masyarakat pasca bencana
3.3.5 Strategi dan Kebijakan
Strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang mau
dicapai,, dirancang secara konseptual, analitis, realitis, rasional, dan komprehensip.
Kebijakan adalah arah/tindakan yang ditetapkan oleh instansi pemerintah untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Kebijakan oleh BPBD Kabupaten Probolinggo
yaitu:
1) Kebijakan untuk mencapai tujuan meningkatnya partisipasi SKPD terkait dalam
Proses perencanaan penanggulangan bencana adalah:
a. Melaksanakan tahapan perencanaan penanggulangan bencana sesuai dengan
aturan yang berlaku
b. Melibatkan seluruh dinas instansi terkait dalam penanggulangan bencana
dalam melaksanakan tahapan perencanaan penanggulangan bencana secara
terpadu
60
c. Meningkatkan koordinasi dengan seluruh SKPD dalam menyusun perencanaan
dan evaluasi atas hasil pelaksanaannya
d. Mengembangkan sistem informasi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi penanggulangan bencana
2) Kebijakan untuk mencapai tujuan meningkatnya kualitas dokumen perencanaan
penanggulangan bencana:
a. Melakukan pengkajian yang mendalam pada seluruh bidang kewenangan,
terutama bidang penanggulangan Bencana yang terdapat dalam RPJMD
Kabupaten Probolinggo
b. Melibatkan semua pihak dalam penyusunan dokumen perencanaan
penanggulangan Bencana.
c. Melakukan kerjasama dengan pemerintahan, pemerintahan propinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota serta Lembaga non pemerintahan baik luar
maupun dalam.
3) Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
meningkatnya profesionalitas SDM perencana BPBD:
a. Meningkatkan Profesionalitas SDM perencana BPBD dengan meningkatkan
ketrampilan dan kesejahteraan apparat.
b. Meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian dan keuangan bagi seluruh
staf BPBD.