bab iii gambaran umum kota...

26
35 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, telah ditetapkan provinsi Banten sebagai provinsi baru di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada saat pembentukan dan penetapannya, provinsi ini memiliki 2 (dua) kota yaitu Kota Tangerang dan Kota Cilegon, serta 4 (empat) Kabupaten yaitu Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak. Provinsi Banten memiliki keuntungan fisik-geografis yang berupa akses langsung ke Pulau Sumatera dan perairan internasional (Samudera Indonesia). Mengingat letaknya yang sangat strategis di ujung barat Pulau Jawa, maka Provinsi Banten merupakan pintu gerbang mobilitas manusia, barang dan jasa antar pulau. Selain itu berbatasan dengan Ibukota Negara (DKI Jakarta) dan wilayah pertumbuhan nasional yang sangat maju (provinsi Jawa Barat). Perkembangan kawasan di provinsi Banten pada periode tahun 1998-2004 pada umumnya terkonsentrasi di wilayah perbatasan, seperti kawasan andalan permukiman yang banyak mengkonversi lahan pertanian seperti di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kabupaten Serang. Sedangkan yang termasuk sebagai kawasan andalan pariwisata Banten adalah Pantai Barat (Anyer dan Tanjung Lesung). Untuk kawasan yang memiliki potensi sebagai Kawasan Pertanian adalah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, yang sampai saat ini cenderung dikhawatirkan terjadi konversi lahan yang meningkat, seperti halnya kota Tangerang yang sebelumnya masih status kabupaten Tangerang yang memiliki luas lahan pertanian yang mendukung produksi pertanian.

Upload: duongquynh

Post on 27-Aug-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

35

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, telah ditetapkan provinsi Banten

sebagai provinsi baru di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada saat

pembentukan dan penetapannya, provinsi ini memiliki 2 (dua) kota yaitu Kota

Tangerang dan Kota Cilegon, serta 4 (empat) Kabupaten yaitu Kabupaten Tangerang,

Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak.

Provinsi Banten memiliki keuntungan fisik-geografis yang berupa akses langsung ke

Pulau Sumatera dan perairan internasional (Samudera Indonesia). Mengingat letaknya

yang sangat strategis di ujung barat Pulau Jawa, maka Provinsi Banten merupakan pintu

gerbang mobilitas manusia, barang dan jasa antar pulau. Selain itu berbatasan dengan

Ibukota Negara (DKI Jakarta) dan wilayah pertumbuhan nasional yang sangat maju

(provinsi Jawa Barat).

Perkembangan kawasan di provinsi Banten pada periode tahun 1998-2004 pada

umumnya terkonsentrasi di wilayah perbatasan, seperti kawasan andalan permukiman

yang banyak mengkonversi lahan pertanian seperti di wilayah Kabupaten Tangerang,

Kota Tangerang, dan Kabupaten Serang. Sedangkan yang termasuk sebagai kawasan

andalan pariwisata Banten adalah Pantai Barat (Anyer dan Tanjung Lesung). Untuk

kawasan yang memiliki potensi sebagai Kawasan Pertanian adalah Kabupaten

Pandeglang dan Kabupaten Lebak, yang sampai saat ini cenderung dikhawatirkan

terjadi konversi lahan yang meningkat, seperti halnya kota Tangerang yang sebelumnya

masih status kabupaten Tangerang yang memiliki luas lahan pertanian yang mendukung

produksi pertanian.

Page 2: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

36

III.1 Geografi Kota Tangerang

Kota Tangerang secara resmi berdiri pada tanggal 28 Pebruari 1993 melalui penetapan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah

Tingkat II Tangerang. Luas wilayah Kota Tangerang tercatat 183,78 km2 (termasuk

luas Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69 km2)..

Kota Tangerang secara geografis terletak antara 6O6' Lintang Selatan sampai dengan

6O13’ Lintang Selatan dan 106O36' Bujur Timur sampai dengan 106O42' Bujur Timur.

Batas wilayahnya adalah :

Sebelah utara, berbatasan dengan Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang.

Sebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang.

Sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta.

Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.

Gambar III.1 Peta lokasi kota Tangerang dan sekitarnya Sumber : hasil modifikasi sendiri berdasarkan data Bagian Elektronik Puspen kota Tangerang

KONVERSI LAHAN PERTANIAN UNTUK

RENCANA PERLUASAN

BANDARA SOETTA

KABUPATEN TANGERANG

KABUPATEN TANGERANG

DKI JAKARTA KOTA

TANGERANG

TIMUR BARAT

S

U

Page 3: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

37

Letak geografis yang sedemikian itu sangat menguntungkan bagi daerah Kota

Tangerang, terutama dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Luas wilayah Kota Tangerang tercatat 183,78 Km2 (termasuk luas Bandara

Soekarno - Hatta sebesar 19,69 Km2) yang berjarak sekitar 60 Km dari Ibukota

Propinsi Banten dan sekitar 27 Km dari DKI Jakarta.

Wilayah Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Ciledug (8.769 Km2),

2. Larangan (9.397 km2),

3. Karang Tengah (10.474 km2),

4. Cipondoh (17.91 Km2),

5. Pinang (21.59km2),

6. Tangerang (15.785 Km2),

7. Karawaci (13.475 km2),

8. Jatiuwung (14.406 Km2),

9. Cibodas (9.611 km2),

10. Periuk (9.543 km2),

11. Batuceper (11.583 Km2),

12. Neglasari (16.077 km2), dan

13. Kecamatan Benda (5.919 Km2).

Secara topografi, Kota Tangerang sebagian besar berada pada ketinggian 10-30 m dpl,

sedangkan bagian utaranya (meliputi sebagian besar Kecamatan Benda) ketinggiannya

berkisar antara 0-10 m dpl. Di Kota Tangerang juga terdapat daerah-daerah yang

mempunyai ketinggian > 30 m dpl yaitu pada bagian selatan Kecamatan Ciledug.

Dilihat dari kemiringan tanahnya, sebagian besar Kota Tangerang mempunyai tingkat

kemiringan tanah 0-30% dan sebagian kecil (yaitu di bagian selatan kota) kemiringan

tanahnya antara 3-8% berada di Kelurahan Parung Serab, Kelurahan Paninggilan

Selatan dan Kelurahan Cipadu Jaya.

Page 4: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

38

Kondisi hidrologis, Kota Tangerang sangat dipengaruhi oleh sungai Cisadane yang

membagi Kota Tangerang menjadi 2 bagian yaitu bagian timur sungai dan bagian barat

sungai. Kecamatan yang terletak di bagian barat sungai Cisadane meliputi Kecamatan

Jatiuwung dan sebagian Kecamatan Tangerang. Selain Sungai Cisadane, di Kota

Tangerang juga terdapat sungai-sungai lain seperti Sungai Cirarab yang merupakan

batas sebelah barat Kecamatan Jatiuwung dengan Kecamatan Pasar Kemis di

Kabupaten Tangerang, Kali Ledug yang merupakan anak sungai Cirarab, Kali Sabi dan

Kali Cimode, sungai-sungai tersebut berada disebelah sungai Cisadane. Sedangkan pada

bagian timur Sungai Cisadane terdapat pula sungai/kali yang meliputi; Kali

pembuangan Cipondoh, Kali Angke, Kali Wetan, Kali Pesanggarahan, Kali Cantige,

Kali Pondok Bahar. Selain sungai/kali, di Kota Tangerang terdapat pula saluran air yang

meliputi Saluran Mokevart, saluran Irigasi Induk Tanah Tinggi, Saluran Induk Cisadane

Barat, Saluran Induk Cisadane Timur dan Saluran Induk Cisadane Utara.

Gambar III.2 Lokasi penelitian di kawasan bandara Soekarno Hatta di kecamatan Benda, kota Tangerang (Salah satu lokasi yang terdapat lahan pertanian produktif) Sumber : hasil modifikasi sendiri berdasarkan data Bagian Elektronik Puspen kota Tangerang

Kel. BELENDUNGKEC. BENDAKOTA TANGERANG

PERBATASANKAB. TANGERANG

AREA SAWAH PRODUKTIF

KPTS WALIKOTA TNGNO.460-38-2002

KelurahanNeglasari

KelJurumudi

Kota Tangerang

Page 5: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

39

Gambar III.2 merupakan daerah penelitian di wilayah Bandara Soekarno Hatta berada

di Kecamatan Benda (luas area 5,92 km2, jumlah penduduk 66.896 jiwa) dan

kecamatan Batuceper (luas wilayah 11,58 km2, jumlah penduduk 76.874 jiwa) dengan

tingkat kepadatan penduduk masing-masing adalah 6.238 jiwa/km2 dan

11.300jiwa/km2, merupakan daerah yang memilik luas lahan pertanian sawah yang

masih produktif dibandingkan dengan kecamatan yang lain, yang rata-rata luas

lahannya terdiri dari lahan kering dan lahan bangunan.

Di lingkungan Pemerintahan Kota Tangerang, terdapat 27 instansi pemerintah yang

terdiri dari, empat sekretariat, empat badan, enam kantor dan 13 instansi kedinasan. Di

Kota Tangerang ini, Walikota menjalankan pemerintahannya. Luas wilayah lahan

pertanian potensial berupa lahan sawah beririgasi teknis masih terdapat di kecamatan

Benda dan wilayah kecamatan Batuceper di sekitar wilayah Bandara Soekarno Hatta.

III.2 Kependudukan dan Tenaga Kerja

Perkembangan penduduk kota Tangerang masih akan dipengaruhi oleh laju arus migrasi

masuk ke kota Tangerang. Adapun perkembangan penduduk kota Tangerang sebagai

berikut :

Tabel III.1. Perkembangan penduduk

No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

1. 2000 1.311.746 2. 2001 1.354.236 3. 2002 1.416.842 4. 2003 1.466.577 5. 2004 1.488.666 6. 2005 1.507.084

Sumber / Source : BPS Kota Tangerang & Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

Hingga Tahun 2005, populasi penduduk di Kota Tangerang adalah 1.507.084 jiwa yang

terdiri dari 754.307 jiwa (50,15%) penduduk laki-laki dan 752.777 jiwa (49,85%)

penduduk perempuan, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 359.384 rumah tangga

Page 6: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

40

dan sex rasio sebesar 100,22 artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 100,22

penduduk laki- laki. Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Tangerang cukup tinggi rata-

rata sebesar 4% selama tahun 2002 sampai dengan 2005. Kota Tangerang sampai saat

ini dapat dikatakan daerah cukup padat di mana tiap kilometer persegi dihuni rata-rata

8.551,62 jiwa.

Pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang tidak hanya disebabkan oleh pertumbuhan

secara alamiah, tetapi tidak lepas karena pengaruh migran yang masuk yang

disebabkan daya tarik Kota Tangerang dengan berkembangnya potensi Industri,

perdagangan dan jasa sehingga mengakibatkan tersedianya lapangan kerja dan

kondusifnya kesempatan berusaha. Dari jumlah penduduk tahun 2000 tersebut 35%

merupakan penduduk usia produktif, tercatat jumlah tenaga kerja total sekitar 463.856

jiwa terdiri dari tenaga kerja sektor non pertanian 463.193 jiwa dan di sektor pertanian

663 jiwa. Pada sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting

pembangunan ekonomi khususnya dalam upaya pemerintah untuk menanggulangi

kemiskinan. Hal ini karena tenaga kerja adalah modal bagi geraknya pembangunan

Sebagai daerah yang berbatasan dengan Ibukota Negara Kota Tangerang mau tidak

mau harus menampung pula penduduk yang aktifitas ekonomi kesehariannya di

wilayah DKI Jakarta. Persebaran atau distribusi penduduk pada dasarnya merupakan

komposisi penduduk berdasarkan geografis, akan lebih bermakna apabila dikaitkan

dengan kepadatan. Dari data persebaran penduduk dapat dilihat diwilayah mana terjadi

pemusatan penduduk.

Page 7: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

41

Tabel III.2 Ratio penduduk menurut jenis kelamin

Kecamatan District

Penduduk Population Jumlah

Total

Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio

(%)

Laki-laki Male

Perempuan Female

01. Ciledug 59.300 56.371 95.671 106,32

02. Larangan 60.241 59.725 119.966 100,86

03 Karang Tengah 43.951 47.648 91.599 92,24

04. Cipondoh 85.381 83.069 148.450 103,16

05. Pinang 60.417 60.027 120.444 100,65

06. Tangerang 51.458 53.480 104.938 96,22

07. Karawaci 69.828 72.004 141.832 96,98

08. Cibodas 75.725 68.953 144.678 109,82

09. Jatiuwung 59.934 64.205 124.139 93,35

10. Periuk 45.924 49.894 95.818 92,04

11. Neglasari 48.756 47.023 75.779 104,68

12. Batuceper 49.201 47.673 76.874 104,06

13. B e n d a 44.191 42.705 66.896 104,54

Kota Tangerang 2005 754.307 752.777 1.507.084 100,22

2004 759.996 728.670 1.488.666 104,30

2003 747.757 718.820 1.466.577 104,03

2002 707.007 709.835 1.416.842 99,60

2001 674.566 679.495 1.354.226 99,30

2000 653.566 658.180 1.311.746 99,30

Sumber / Source : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang.

Kota Tangerang dikatakan daerah cukup padat, tiap kilometer persegi rata-rata dihuni

8.551,62 jiwa. Dimana Kecamatan Cibodas merupakan Kecamatan dengan kepadatan

tertinggi (15.054,94 jiwa/ km2), sementara Kecamatan Neglasari masih banyak terdapat

lahan kosong dan tegalan sehingga kepadatan penduduknya terendah (4.712,62

jiwa/Km2).

Sedangkan perbandingan untuk luas wilayah kecamatan dan kepadatan penduduk di

kota Tangerang Tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 sebagai berikut.

Page 8: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

42

Tabel III.3 Luas wilayah kecamatan dan kepadatan penduduk

Kecamatan District

Luas Area (Ha)

Jumlah Penduduk Population

Kepadatan Penduduk/Ha

Population / Ha

01. Ciledug 877 115.671 10.908,89

02. Larangan 940 119.966 12.762,34

03. Karang Tengah 1.047 91.599 8.748,71

04. Cipondoh 1.745 168.450 8.293,30

05. Pinang 2.159 120.444 5.578,69

06. Tangerang 1.579 104.938 6.645,85

07. Karawaci 13,48 141.832 10.521,66

08. Cibodas 961 144.678 15.054,94

09. Jatiuwung 1.441 124.139 8.614,78

10. Periuk 954 95.818 10.043,82

11. Neglasari 1.608 95.779 4.712,62

12. Batuceper 1.158 96.874 6.638,51

13. B e n d a 592 86.896 11.300,00

Kota Tangerang 2005 16.409 1.507.084 8.552

2004 16.409 1.488.666 9.047

2003 16.409 1.446.577 8.913

2002 16.409 1.416.842 8.611

2001 16.409 1.354.226 8.230

2000 16.409 1.311.746 7.972

Sumber / Source : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang *) Tidak termasuk luas Bandara Soekarno-Hatta = 1969 Ha

Rata-rata satu jiwa penduduk yang mendiami lahan urban adalah 0,0045 ha/jiwa. Rata-

rata laju pertumbuhan penduduk per tahun dalam lima tahun terakhir (2000-2005)

adalah 3,6%, dimana capaian tersebut masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan

provinsi Banten yang hanya 2,20%, DKI Jakarta 1,20%, maupun Nasional 1,30%. Bila

diidentifikasi berdasarkan kelahiran bayi hidup pada tahun 2005 yang hanya

memberikan peran 14,82% terhadap pertambahan jumlah penduduk sebesar 39.068

Page 9: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

43

jiwa, maka 85,18% merupakan migrasi masuk yang sekaligus penyebab utama

tingginya laju pertumbuhan penduduk Kota Tangerang.

Pertumbuhan kegiatan industri, perdagangan dan jasa di Kota Tangerang merupakan

faktor penarik bagi para migran. Sedangkan yang menjadi faktor pendorong, adalah

semakin terbatasnya daya tampung penduduk di Jakarta, yang pada akhirnya

menyebabkan kota Tangerang menjadi pilihan bagi para migran sebagai tempat

bermukim, meskipun mereka bekerja di wilayah Jakarta. Selain itu, belum optimalnya

pengelolaan administrasi kependudukan Kota Tangerang, khususnya terkait dengan

upaya pengendalian pertumbuhan penduduk turut menjadi faktor pendorong.

Berdasarkan pertumbuhan tersebut, kepadatan penduduk di Kota Tangerang telah

mengalami peningkatan dari 5.788 jiwa/km2 pada tahun 1995, menjadi 8.552 jiwa/km2

hingga tahun 2005. Konsentrasi kepadatan penduduk terutama terjadi di Kecamatan

Cibodas (15.005 jiwa/km2), Kecamatan Larangan (12.762 jiwa/km2), Kecamatan

Benda (11.300 jiwa/km2), Kecamatan Ciledug (10.909 jiwa/km2), Kecamatan

Karawaci (10.522 jiwa/km2), dan Kecamatan Periuk (10.043 jiwa/km2).

Berdasarkan komposisi tenaga kerja, 36% dari jumlah penduduk tahun 2005 merupakan

penduduk usia produktif. Sedangkan presentase penduduk usia belum/tidak produktif

adalah sebesar 64%. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa setiap 1 orang

penduduk produktif menanggung 2 orang penduduk tidak/belum produktif.

Komposisi tenaga kerja dikelompokan dalam 2 kategori, yaitu bekerja disektor

pertanian (2%), dan sektor non pertanian yaitu pertambangan/penggalian (0%),

industri dan kerajinan (25%), Listrik gas dan air (1%), konstruksi bangunan (2%),

perdagangan (26%). Transportasi (6%), lembaga keuangan (2%), jasa (27%), dan lain-

lain (9%). Tenaga kerja di sektor pertanian pada tahun 2000 sebanyak 663 orang,

sedangkan di sektor non pertanian adalah 463.193 orang pada tahun yang sama. Pada

tahun berikutnya hingga tahun 2005 tenaga kerja di sektor pertanian mengalami

penurunan jumlah tenaga kerja karena lahan pertanian yang juga makin berkurang

Page 10: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

44

luasnya, harga bahan pertanian yang kian meningkat, maupun oleh akibat daya tarik di

sektor non pertanian yang lebih berpeluang untuk menaikkan pendapatan.

III.3 Tata Guna Lahan

Luas wilayah kota Tangerang tercatat 18.378 Ha (termasuk luas Bandara Soekarno

Hatta seebsar 1969 ha) yang berjarak sekitar 60 km dari ibukota provinsi Banten dan

sekitar 27 km dari Jakarta. Wilayah Kota Tangerang meliputi 13 kecamatan yaitu :

Tabel III.4 Penggunaan lahan per wilayah kecamatan

Kecamatan District

Luas Area (Ha)

01. Ciledug 877

02. Larangan 940

03. Karang Tengah 1.047

04. Cipondoh 1.745

05. Pinang 2.159

06. Tangerang 1.579

07. Karawaci 13,48

08. Cibodas 961

09. Jatiuwung 1.441

10. Periuk 954

11. Neglasari 1.608

12. Batuceper 1.158

13. B e n d a 592

Kota Tangerang 2005 16.409

2004 16.409

2003 16.409

2002 16.409

2001 16.409

2000 16.409 Sumber / Source : Puspen Kota Tangerang

Page 11: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

45

Intensitas penggunaan lahan di kota Tangerang seluas 18.378 Ha tercatat antara lain

untuk penggunaan aktivitas ekonomi non pertanian seperti kegiatan industri

besar/sedang, perdagangan dan jasa, transportasi, permukiman, dan lain-lain seluas

10.431,22 Ha, sedangkan seluas 4.318,50 merupakan lahan pertanian (ekonomi

pertanian). Untuk kegiatan Bandara Soekarno Hatta seluas 1.969 Ha dan sisanya lahan

belum terpakai sekitar 1.659,28 Ha. Secara historis dapat diperoleh data penggunaan

lahan sebagai berikut :

Tabel III.5 Tata guna lahan kota Tangerang

(Ha)

Penggunaan Lahan

Tahun

2000 2001 2002 2003 2004 2005

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

Pertanian 4.468,00 4.459,00 4.319,52 4.318,50 4.318,50 4.318,50

Urban Industri 9.234,00 9.234,55 9.522,36 9.787,50 10.100,78 10.431,22 - Urban

(Permukiman 5.886,00 5.971,55 6.126,36 6.288,50 6.534,78 6.813,22

- Industri (Lahan Aktivitas Non Pertanian

3.348,00 3.353,00 3.396,00 3.499,00 3.566,00 3.618,00

Belum Terpakai 2.860,00 2.778,45 2.567,12 2.303 1.989,72 1.659,28 Bandara Soekarno Hatta

1.816,00 1.816,00 1.969,00 1.969,00 1.969,00 1.969,00

Total Lahan 18.378,00 18.378,00 18.378,00 18.378,00 18.378,00 18.378,00

Sumber / Source : BPS Kota Tangerang & Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

Untuk standar lahan urban awal tahun 2000 untuk penggunaan lahan urban per jiwa

penduduk tercatat sekitar 0,0045 ha/jiwa berdasarkan data luas lahan urban

(permukiman) 5886 ha dengan penduduk 1.311.746 jiwa pada tahun 2000. Sedangkan

untuk standar lahan industri awal (lahan aktivitas ekonomi non pertanian) sekitar 0,0062

Ha/jiwa sesuai standar lahan industri awal.

Page 12: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

46

III.4 Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi kota Tangerang pada tahun 2005 semakin membaik

dibandingkan tahun 2004 dan 2003. Berdasarkan perhitungan Produk Domestik

Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan 1993, laju pertumbuhan ekonomi kota

Tangerang tahun 2005 adalah 7%, nilai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

Harga Konstan 1993 pada tahun 2003 adalah 7,067 trilyun rupiah dan tahun 2004

menjadi meningkat sebesar 7,130 trilyun rupiah. Pada tahun 2005 mencapai 7,515

trilyun rupiah. Pada tahun berikutbnya diperkirakan akan terus meningkat. Dengan

demikian kinerja perekonomian kota Tangerang sudah mulai recovery dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, PDRB atas dasar harga Berlaku pada periode yang sama menunjukkan

perkembangan nilai dari Rp. 18,238 trilyun (2001) menjadi Rp. 21,069 trilyun (2002),

sebesar 23,856 trilyun rupiah (2003) hingga tahun 2005 akan terus tumbuh, atau

bertumbuh sebesar 34,00% selama periode tersebut dengan rata-rata pertumbuhan per

tahun sebesar 6,04%.

Peranan ekonomi dapat dilihat dari angka distribusi Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Berlaku, sektor industri pengolahan ternyata masih mendominasi

struktur ekonomi Kota Tangerang dengan konstribusi sebesar 56%-57% pada tahun

2003, menurun dari pada tahun sebelumnya sebesar 58% (tahun 2002). Demikian pula

pada tahun 2005 mengalami penurunan dari tahun 2004. Dengan demikian, sektor

industri pengolahan masih menjadi leading sector, baik kelompok industri besar/sedang

maupun industri kecil dan rumah tangga.

Page 13: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

47

Tabel III.6 Produk domestik regional bruto kota Tangerang atas dasar harga konstan tahun 1993

(Hitungan per juta)

No. Lapangan

Usaha/Field of Effort

2000 2001 2002 2003 2004 2005

1. Pertanian 20.190 20.820 21.550 21.550 21.550 21.550

2. Non Pertanian 6.273.810 6.232.453 6.595.637 7.045.515 7.109.390 7.493.780

Total PDRB 6.294.000 6.294.000 6.616.457 7.067.065 7.130.940 7.515.330

Catatan :

- PDRB non pertanian terdiri dari lapangan usaha : Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Minum, Bangunan dan Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Angkutan dan Komunikasi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jasa-Jasa.

- Untuk Nilai PDRB pertanian dan non pertanian Tahun 2000, 2004 dan 2005 merupakan asumsi dengan pertumbuhan diperkirakan 6% berdasarkan PDRB tahun sebelumnya, karena data tidak ada.

Sumber / Source : Hasil olahan sendiri berdasarkan data dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

Tabel III.7 Produk domestik Regional Bruto kota Tangerang atas dasar harga berlaku tahun 1993

(Hitungan per juta)

No. Lapangan

Usaha/Field of Effort

2000 2001 2002 2003 2004 2005

1. Pertanian 37.903 37.903 42.886 44.951 44.951 44.951

2. Non Pertanian

18.201.063 18.201.063 21.026.258 23.810.566 23.810.566 23.810.566

Total PDRB 18.238.966 18.238.966 21.069.144 23.855.517 23.855.517 23.855.517

Catatan :

- PDRB Non Pertanian terdiri dari lapangan usaha : Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Minum, Bangunan dan Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Angkutan dan Komunikasi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jasa-Jasa.

- Untuk Nilai PDRB Pertanian dan Non Pertanian Tahun 2000, 2004 dan 2005 merupakan asumsi dengan pertumbuhan diperkirakan 12% berdasarkan PDRB tahun sebelumnya, karena data tidak ada.

Sumber / Source : Hasil olahan sendiri berdasarkan data dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

Page 14: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

48

Secara umum gambaran pendapatan setiap penduduk kota Tangerang dicerminkan oleh

pendapatan Kota Tangerang per kapita atas dasar harga berlaku. Pada tahun 2003

besarnya pendapatan kota Tangerang atas harga berlaku meningkat dari 15 juta rupiah

pada tahun 2002 menjadi sekitar 16 juta rupiah pada tahun 2003. Sedangkan Gambaran

pendapatan setiap penduduk kota Tangerang dicerminkan oleh pendapatan Kota

Tangerang per kapita atas Dasar Harga Konstan yaitu pada tahun 2003 besarnya

pendapatan kota Tangerang meningkat dari 4,67 juta rupiah tahun 2002 menjadi 4,82

juta rupiah tahun 2003, kemudian menurun pada tahun 2004 menjadi 4,79 juta rupiah

dan meningkat kembali pada tahun 2005 menjadi 5 juta rupiah.

a. Perindustrian

Kegiatan industri sebagai motor utama perekonomian di Kota Tangerang sebagian besar

terdapat di wilayah Kecamatan Jatiuwung, Batuceper, Tangerang, dan sebagian kecil

Kecamatan Cipondoh. Luas lahan untuk kegiatan industri sekitar 1.367,1 ha. Hingga

tahun 2005, jumlah industri di Kota Tangerang sebesar 1.334 industri, yang terdistribusi

dalam industri besar 223 unit (16,72%), industri menengah 198 unit (14,84%), dan

industri kecil 913 unit (68,44%).

b. Perdagangan

Pengembangan sektor perdagangan di Kota Tangerang tumbuh beriringan dengan

pesatnya pengembangan perindustrian dan perumahan yang ada. Sektor ini memang

tumbuh pada saat terjadinya keramaian aktivitas manusia yang akhirnya menuntut

tersedianya kebutuhan primer maupun sekunder manusia itu.

Berdasarkan SIUP yang diterbitkan di Kota Tangerang menunjukkan pertumbuhan

usaha perdagangan yang semakin pesat sebagaimana peningkatan yang terjadi dari

1.431 usaha perdagangan pada tahun 2004 menjadi 1.781 usaha perdagangan pada

tahun 2005 atau bertumbuh sebesar 24,46%. Perusahaan perdagangan besar bahkan

mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 34,48%, dimana

dari 87 perusahaan menjadi 117 perusahaan. Perusahaan Dagang Menengah meningkat

dari 244 menjadi 278 perusahaan atau bertumbuh 13,93%. Sementara perusahaan

Page 15: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

49

dagang kecil mengalami pertumbuhan 25,91% yaitu dari 1.100 perusahaan menjadi

1.385 perusahaan.

Di Kota Tangerang, pusat-pusat perdagangan pada skala lokal tersebar di beberapa

lokasi dekat kawasan permukiman, seperti di Kecamatan Ciledug dan Karawaci bahkan

di Kecamatan Tangerang. Pada skala regional, perdagangan dan jasa ditandai dengan

berdirinya pasar-pasar modern raksasa (hypermarket), yang sudah menjangkau target

pasar di luar atau antar kota.

Salah satu karakteristik dari pasar modern raksasa ini adalah secara fisik merupakan

sebuah toko yang besar dengan luas minimal 4.000 m2 dan item barang yang dijual

sangat banyak dan bervariasi. (Sumber : Visidata Riset Indonesia, 2005). Di Kota

Tangerang, pusat-pusat perdagangan seperti Carefour, Giant, Hypermarket, dan

sebagainya, terletak di Kecamatan Larangan (Giant), Kecamatan Tangerang (Carefour,

Hypermarket).

c. Pertanian

Pengusahaan pertanian di Kota Tangerang berorientasi pada tanaman semusim, meliputi

tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Tanaman jenis bahan

makanan terdiri dari jenis padi-padian, jagung dan umbi-umbian, dan kacang-kacangan.

Data tanaman bahan makanan dirinci menurut luas panen, rata-rata hasil per Ha dan

produksi.

Secara umum luas area persawahan di Kota Tangerang selama empat tahun terakhir

tidak ada perubahan, yaitu sebesar 1.476 Ha dari total luas lahan pertanian 4.468 ha.

Luas lahan beririgasi teknis terletak di Daerah Irigasi Cipondoh seluas 21 Ha dan di

Daerah Irigasi Cisadane seluas 1455 Ha. Pada tahun 2005 telah terjadi perubahan luas

lahan sawah menurut jenis pengairan dibanding tahun sebelumnya tahun 2003. Berikut

dapat dilihat dalam tabel Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan di Kota

Tangerang Tahun 2005 (Sumber : Dinas PU Kota Tangerang).

Page 16: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

50

Tabel III.8 Luas potensial lahan sawah beririgasi teknis di kota Tangerang

(dalam hektar)

No.

Daerah Irigasi

Luas Potensial (Ha) Keterangan <1000

Ha 1000-

3000 Ha>3000

Ha 1. Cipondoh 21

2. Cisadane 1455 -

T o t a l 21 1455 -

Sumber : Dinas PU Kota Tangerang

Untuk luas lahan kering, kolam/empang menurut penggunaan di Kota Tangerang dapat

dilihat pada Tabel III.9 berikut.

Tabel III.9

Luas lahan kering, kolam/tebet/empang di kota Tangerang tahun 2005 (dalam hektar)

No. Kecamatan Tegal/Kebon/ Ladang/Huma Rawa-Rawa Kolam/Tebet/

Empang 1. Ciledug - - 23,60 2. Larangan - - 7,20 3. Karang Tengah 91,30 - 11,80 4. Cipondoh 50,00 - 11,80 5. Pinang 88,96 126,18 14,04 6. Tangerang 81,00 - 13,17 7. Karawaci 49,71 - 29,29 8. Cibodas 4,80 - 4,80 9. Jatiuwung 12,80 - 13,80 10 Periuk 15,90 - 9,60 11. Neglasari 172,00 - 38,20 12. Batuceper 53,30 - 15,50 13. Benda 91,00 - 26,70 Jumlah(2005) 710,77 126,18 221,50 2004 710,77 126,18 221,50 2003 710,77 126,18 221,50 2002 710,77 126,18 221,50 2001 710,77 126,18 221,50 2000 1.220,00 70,00 78,38

Sumber / Source : Dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

Page 17: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

51

Jumlah alat-alat pertanian pasca panen di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat

pada Tabel III.10 berikut.

Tabel III.10 Jumlah alat-alat pertanian pasca panen di kota Tangerang tahun 2005

No. Kecamatan Hand Traktor

Hand Spayer

Emposan Tikus

Pompa Air 2”

Pompa Air 3”

1. Ciledug 2 10 2 1 - 2. Larangan - - - - - 3. Karang Tengah 7 68 - 19 - 4. Cipondoh 12 618 - - - 5. Pinang 1 - - - - 6. Tangerang 1 17 - 15 - 7. Karawaci 2 - - - - 8. Cibodas - 25 - - - 9. Jatiuwung - - - - - 10 Periuk - - - - - 11. Neglasari 12 105 - 10 316,00 12. Batuceper 3 15 8 - - 13. Benda 3 15 - 10 - Jumlah (2005) 50 893 10 55 - 2004 50 893 10 55 - 2003 50 893 10 55 - 2002 76 233 49 43 20 2001 76 233 49 - - 2000 30 750 150 13 -

Sumber / Source : Dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

Sedangkan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Sawah di Kota Tangerang

Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel III.11 (Sumber : Dinas Pertanian Kota Tangerang)

berikut.

Tabel III.11 Luas panen, hasil per hektar dan produksi padi sawah di kota Tangerang tahun 2005

No. Kecamatan Luas Panen (Ha)

Hasil Per Hektar (Ton) Produksi (Ton)

1. Ciledug 37,00 6,68 247,00 2. Larangan - - - 3. Karang Tengah 35,00 6,57 230,00 4. Cipondoh 760,00 6,66 5.062,00 5. Pinang 602,00 6,70 4.033,00 6. Tangerang 18,00 6,67 120,00

Page 18: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

52

7. Karawaci 6,00 6,67 40,00 8. Cibodas - - - 9. Jatiuwung - - - 10 Periuk 181,00 6,61 1.196 11. Neglasari 490,00 6,62 3.244 12. Batuceper 56,00 6,70 375,00 13. Benda 277,00 6,69 1.853,00 Jumlah (2005) 2.462,00 6,66 16.400,00

2004 2.462,00 6,66 16.400,00 2003 2.506,00 6,66 16.400,00 2002 2.506,00 6,68 16.746,50 2001 2.125,00 5,35 11.367,90 2000 1.281,00 6,09 7.805,40

Sumber / Source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Sedangkan Luas Tambah Tanam Padi Sawah dan Pola Tanam di Kota Tangerang Tahun

2005 dapat dilihat pada Tabel III.12 (Sumber: Dinas Pertanian Kota Tangerang) berikut.

Tabel III.12 Luas tambah tanam padi sawah dan pola tanam di kota Tangerang tahun 2005 (dalam hektar)

No. Kecamatan Insus Inmum Jumlah

1. Ciledug - 25,00 25,00 2. Larangan - - - 3. Karang Tengah - 27,00 27,00 4. Cipondoh 662,00 - 662,00 5. Pinang 753,00 - 753,00 6. Tangerang 7,00 - 7,00 7. Karawaci - 9,00 9,00 8. Cibodas - - - 9. Jatiuwung - - - 10 Periuk 152,00 - 152,00 11. Neglasari 640,00 - 640,00 12. Batuceper 27,00 - 27,00 13. Benda 198,00 - 198,00 Jumlah (2005) 2.439,00 61,00 2.500,00

2004 2.439,00 61,00 2.500,00 2003 2.439,00 61,00 2.500,00 2002 1.151,00 1.422,00 2.573,00 2001 1.125,00 1.530,00 2.655,00 2000 1.637,00 434,00 2.071,00

Sumber / Source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Page 19: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

53

Untuk Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Jagung (Wujud produksi : Pipilan

Kering) di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel III.13 (Sumber: Dinas

Pertanian Kota Tangerang).

Tabel III.13 Luas panen, hasil per hektar dan produksi jagung (wujud produksi :

pipilan kering) di kota Tangerang tahun 2005

No. Kecamatan Luas Panen (Ha)

Hasil Per Hektar (Ton) Produksi (Ton)

1. Ciledug 1,00 2,20 2,20 2. Larangan - - - 3. Karang Tengah 3,00 2,20 6,60 4. Cipondoh 1,00 2,20 2,20 5. Pinang 5,00 2,30 11,50 6. Tangerang - - - 7. Karawaci - - - 8. Cibodas - - - 9. Jatiuwung 3,50 2,20 7,70 10 Periuk 1,00 2,30 2,30 11. Neglasari - - - 12. Batuceper - - - 13. Benda - - - Jumlah (2005) 14,50 2,24 32,50

2004 14,50 2,24 32,50 2003 14,50 2,24 32,50 2002 55,00 2,23 122,40 2001 64,00 2,27 145,00 2000 18,00 2,28 95,00

Sumber / Source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Untuk Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Ubi Kayu (Umbi Basah) di Kota

Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel III.14 (Sumber : Dinas Pertanian Kota

Tangerang) berikut.

Tabel III.14 Luas panen, hasil per hektar dan produksi ubi kayu (umbi basah) di

kota Tangerang Tahun 2005

No. Kecamatan Luas Panen

(Ha)

Hasil Per Hektar (Ton) Produksi (Ton)

1. Ciledug 11,00 11,22 123,42 2. Larangan - - - 3. Karang Tengah - - - 4. Cipondoh - - -

Page 20: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

54

5. Pinang 1,00 11,32 11,32 6. Tangerang 8,00 10,92 87,36 7. Karawaci 2,00 11,12 22,23 8. Cibodas - - - 9. Jatiuwung 4,00 10,97 43,88 10 Periuk 4,00 11,32 45,28 11. Neglasari 14,00 11,22 157,08 12. Batuceper 12,00 11,12 133,44 13. Benda 11,00 11,15 122,65 Jumlah (2005) 67,00 11,14 746,66

2004 67,00 11,14 746,66 2003 67,00 11,14 746,66 2002 119,00 10,80 1.285,20 2001 67,00 11,09 743,00 2000 81,00 9,38 760,10

Sumber / Source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Untuk Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Ubi Jalar (Umbi Basah) di Kota

Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel III.15 (Sumber : Dinas Pertanian Kota

Tangerang) berikut.

Tabel III.15 Luas panen, hasil per hektar dan produksi ubi jalar (umbi basah) di

kota Tangerang Tahun 2005

No. Kecamatan Luas Panen

(Ha)

Hasil Per Hektar (Ton) Produksi (Ton)

1. Ciledug - - - 2. Larangan - - - 3. Karang Tengah - - - 4. Cipondoh - - - 5. Pinang - - - 6. Tangerang 7,00 6,65 46,55 7. Karawaci 3,00 6,55 19,65 8. Cibodas - - - 9. Jatiuwung 2,00 - 13,34 10 Periuk - - - 11. Neglasari 1,00 6,65 6,65 12. Batuceper - - - 13. Benda - - - Jumlah (2005) 13,00 6,63 86,19

2004 13,00 6,63 86,19 2003 13,00 6,63 86,19 2002 34,00 8,85 300,90 2001 19,00 8,85 164,40 2000 29,00 8,77 254,40

Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Page 21: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

55

Luas Tambah Tanam Palawija di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel

III.16 berikut.

Tabel III.16 Luas tambah tanam palawija di kota Tangerang tahun 2005

(dalam hektar)

No. Kecamatan Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kedelai

1. Ciledug 1,00 5,00 4,00 - - 2. Larangan - 5,00 - - - 3. Karang Tengah 5,00 5,00 - - - 4. Cipondoh 24,00 5,00 - - - 5. Pinang 6,00 5,00 - - - 6. Tangerang 6,00 5,00 - - - 7. Karawaci - 5,00 - - - 8. Cibodas - 5,00 - - - 9. Jatiuwung 9,00 5,00 - - - 10 Periuk 2,00 5,00 - - - 11. Neglasari 2,00 5,00 - - - 12. Batuceper - 5,00 8 - - 13. Benda 3,00 5,00 - - - Jumlah (2005) 58,00 65,00 21,00 - - 2004 58,00 65,00 21,00 - - 2003 58,00 65,00 21,00 - - 2002 128,00 97,00 33,00 27,00 - 2001 64,00 60,00 19,00 16,00 2,00 2000 111,00 6,00 41,00 42,00 -

Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Untuk luas tambah Tanam Sayur-sayuran di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat

pada table III.17 sebagai berikut.

Tabel III.17 Luas tambah tanam sayur-sayuran di kota Tangerang tahun 2005

(dalam hektar)

No. Kecamatan Petsai/Sawi Bawang Merah

Kacang Panjang

Cabe Bawang Daun

Terung Ketimun Kangkung Bayam

1. Ciledug 15 - 4 - - - - 29 21 2. Larangan - - - - - - - - - 3. Karang

Tengah 27 - 2 - - - 21 120 130

4. Cipondoh 174 - 7 2 - 1 12 217 232 5. Pinang 36 - 1 1 - 3 4 34 42 6. Tangerang 219 - 10 10 - 9 14 129 173 7. Karawaci 96 - - - - 6 2 70 70

Page 22: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

56

8. Cibodas 2 - - - - - 1 - 4 9. Jatiuwung - - 1 - - - 33 9 11 10 Periuk 3 - - - - 2 2 3 5 11. Neglasari 15 - 1 1 - - - 16 13 12. Batuceper 19 - - - - - - 15 18 13. Benda 16 - 1 - - 2 - 18 15 Jumlah

(2005) 622 - 27 14 - 21 91 660 734

2004 622 - 27 14 - 21 91 660 942 2003 622 - 27 14 - 21 91 660 286 2002 435 4 40 8 12 16 70 962 196 2001 295 Data tdk

ada 63 7 Data tdk

ada 27 52 287 147

2000 159 Data tdk ada

75 27 Data tdk ada

19 77 144 -

Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Untuk luas tambah Tanam Buah-Buahan di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat

III.18 sebagai berikut.

Tabel III.18 Luas tambah tanam buah-buahan di kota Tangerang tahun 2005

(dalam pohon)

No. Kecamatan Mangga Rambutan Durian Jambu Biji

Jambu Air

Pepaya Pisang Jeruk Belimbing

1. Ciledug 110 - - - 125 450 327 75 150

2. Larangan - - - - - - - - -

3. Karang

Tengah

20 - - - 60 90 - - -

4. Cipondoh 32 140 - - 400 175 - - -

5. Pinang - - - - 10 - - - -

6. Tangerang - - - 20 35 20 120 - 70

7. Karawaci - - - - - - - - -

8. Cibodas 20 95 50 125 81 - - - 72

9. Jatiuwung - - - - 85 - - - -

10 Periuk 354 114 10 110 - 250 125 - 165

11. Neglasari 435 55 30 170 107 41 743 25 63

12. Batuceper 47 - - - 489 459 181 - 61

13. Benda 185 25 - 113 75 2.471 1.155 70 75

Jumlah

(2005)

1.203 429 90 538 1.467 3.956 2.651 170 656

2004 1.203 429 90 538 1.467 3.956 2.651 170 656

Page 23: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

57

2003 1.203 429 90 538 1.467 3.956 2.651 170 656

2002 565 54 10 46 1.031 797 12.359 35 814

2001 909 337 13 23 835 3.861 5.724 49 Data tdk ada

2000 340 - - 87 692 5.054 6.223 162 Data tdk ada

Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Untuk Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran hingga sampai dengan tahun 2005 dapat

dilihat tabel III.19 sebagai berikut.

Tabel III.19 Produksi tanaman sayur-sayuran menurut Jenisnya

di kota Tangerang tahun 2005

(Kw)

No. Kecamatan Petsai/

Sawi Kacang Panjang Cabe

Bawang Daun Terung Ketimun Kangkung Bayam

1. Ciledug 958,75 - - - - - 4.750,00 2.220,00 2. Larangan - - - - - - - - 3. Karang

Tengah 2.173,20 1.515,00 - - - 3.000,00 12.960,00 7.605,00

4. Cipondoh 15.212,40 1.611,00 30,55 - 150,00 1.750,00 18.980,00 9.891,00 5. Pinang 3.593,10 271,65 - 9,00 350,00 - 5.940,00 3.015,00 6. Tangerang 19.628,80 - 556,05 216,00 875,00 2.145,00 18.250,00 9.360,00 7. Karawaci 9.172,80 1.721,65 - - 900,00 390,00 7.875,00 3.465,00 8. Cibodas 147,50 390,60 - - - 180,00 - 220,00 9. Jatiuwung - - - - - 2.590,00 720,00 399,00 10 Periuk 242,25 726,00 - - 300,00 - - 180,00 11. Neglasari 1.452,00 - 52,25 - - - 1.890,00 756,00 12. Batuceper 1.720,45 - - - - - 1.690,00 756,00 13. Benda 1.528,80 95,25 - - - 380,00 2.080,00 910,00

Jumlah (2005)

55.830,05 6.331,15 638,85 225,00 2.575,00 10.435,00 75.135,00 38.777,00

2004 55.830,05 6.331,15 638,85 225,00 2.575,00 10.435,00 75.135,00 38.777,00

2003 55.830,05 6.331,15 638,85 225,00 2.575,00 10.435,00 75.135,00 38.777,00

2002 19.082,00 2.202,20 483,00 225,00 527,00 3.221,00 47.451,00 46.635,00

2001 14.619,00 1.416,00 257,00 Data tdk ada

769,30 1.990,00 11.279,00 11.646,00

2000 9.567,35 1.457,93

211,82 Data tdk ada 714,00

247,00 6.757,00 9.907,00

Page 24: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

58

Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Jumlah produksi tanaman hias menurut jenisnya (Anthurium, Helicona, Anggrek,

Palem, Mawar, di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel III.20 Jumlah produksi tanaman hias menurut jenisnya (Anthurium, Helicona, Anggrek, Palem, Mawar) di kota Tangerang

tahun 2005

No. Kecamatan Anthurium (tangkai)

Helicon a (tangkai)

Anggrek (tangkai)

Palem (pohon)

Mawar (kg)

1. Ciledug 224 735 - - -

2. Larangan 405 681 - - 1

3. Karang Tengah - 1.000 - - -

4. Cipondoh - 15.640 - - 174

5. Pinang 55.800 - - 8.995 -

6. Tangerang - - 110 - -

7. Karawaci - - - - 19.050

8. Cibodas - - - - -

9. Jatiuwung - - - - -

10 Periuk - - - - 61

11. Neglasari - - 1.125 31.000 -

12. Batuceper - - 900 - -

13. Benda - - 100 - -

Jumlah (2005) 56.429,00 6,63 86,19 39.995 19.286

Page 25: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

59

Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Namun pada satu sisi, semakin meningkatnya jumlah penduduk beserta aktivitas sosial

ekonominya akan menyebabkan semakin terbatasnya lahan pertanian, sehingga dengan

sendirinya aktivitas pertanian akan semakin menyusut, jika tidak dilakukan

pengendalian terhadap pengalihfungsian lahan tersebut. Di masa mendatang, lahan

kosong atau lahan tidur yang pada saat ini dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan

pertanian lambat laun akan beralih fungsi kepada penggunaan lahan yang dianggap

lebih produktif dan lebih bernilai dalam hitungan waktu jangka pendek, namun dalam

hitungan jangka panjang akan terjadi degradasi lingkungan yang berakibat pada

pengurangan produksi pertanian, bencana alam lingkungan, seperti banjir, berkurangnya

untuk resapan air, dll.

d. Perumahan

Penggunaan lahan seluas 6.813,22 Ha tahun 2005 untuk kegiatan perumahan dan

permukiman termasuk yang paling dominan dan meningkat pesat pertumbuhannya dari

sebelumnya sejak tahun 2000 (5.886 Ha), meningkat tahun 2001 (5971,55), tahun 2002

(6.126,36 ha), tahun 2003 (6.288,50 Ha), dan tahun 2004 (6.534,78 Ha). Kondisi

geografis yang strategis, yaitu sebagai daerah penyanggah ibukota, telah menyebabkan

usaha property tumbuh subur di Kota Tangerang, yang tergambar dari peningkatan

konversi lahan pertanian ke penggunaan perumahan/permukiman dan akibat keberadaan

jumlah Pengembang (Developer) yang meningkat, dari 118 pengembang pada tahun

2001 menjadi 123 pengembang hingga tahun 2005. Rata-rata kemampuan penyediaan

rumah oleh pengembang per tahun selama periode 2001-2005 sebesar 461

unit/pengembang atau secara keseluruhan rata-rata terbangun 55.473 unit rumah per

tahun. Kondisi ini pun berdampak menurunnya luas area lahan terbuka atau kawasan

hijau dan pertanian yang beralih fungsi ke penggunaan non pertanian maupun lahan

yang belum terpakai.

Sedangkan pola penggunaan lahan kota Tangerang juga dicirikan dengan masih

eksisnya lahan pertanian serta lahan yang dimanfaatkan untuk perluasan Bandara

Soekarno-Hatta dengan luasan sekitar 1.969 ha (10,71%). Dengan demikian untuk lahan

Page 26: BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk

60

kawasan terbangun tersebut sekitar 68%, sisanya adalah lahan belum terpakai dan lahan

pertanian (32%) yang terdiri dari lahan pertanian 20% dan lahan belum terpakai 12%.

Tabel III.21 Kondisi lahan dalam prosentase

No Kondisi Lahan Prosentase

(%)

1. Kawasan Terbangun (Lahan Urban Industri dan Lahan Bandara Soekarno Hatta)

68

2. Belum Terpakai 12

3. Pertanian 20

Sumber / Source : Diolah sendiri data dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

e. Petani dan Pendapatan

Jumlah tenaga kerja pertanian (petani) terjadi penurunan dari tahun 2000 sampai dengan

dilakukan penelitian. Berdasarkan hasil wawancara dengan para eks petani (penggarap)

bahwa pendapatan yang diperoleh pada saat masih bekerja mengelola lahan pertanian

masih lebih baik dan perolehan pendapatan tetap, dapat memenuhi kehidupan meski

berkecukupan. Berbeda pada saat harus bekerja di sektor lain yang belum ada kepastian

dan kejelasan akan memperoleh pendapatan yang tetap dan dapat diharapkan, seperti

berdagang, menjadi tukang ojek, maupun kuli. Beralihfungsinya lahan pertanian sangat

mempengaruhi kondisi para petani maupun eks petani pada saat lalu. Pemenuhan

kehidupan hari-harinya pada masa kini tidak lebih baik dibanding pada waktu masih

melakukan kegiatan bertani. Melakukan pekerjaan di sektor lain dianggap belum ada

kepastian pendapatan untuk memenuhi kehidupannya.