bab iii (bru1)

Upload: rietman89

Post on 10-Jul-2015

333 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISA KELAYAKAN INDUSTRI

ANGGOTA KELOMPOK RIETMAN T. SIMBOLON (0809025012) WAWAN HERIANTO (0809025017) VIKY ARY ARDIANTO (0809025019) MUJI EKA HARYO SUSILO (0809025029)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2011

BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Pada bab ini akan dibahas aspek pasar, aspek pemasaran, jenis pasar dan strategi dalam pemasaran dari usaha terasi udang. Aspek pasar menyangkut hal permintaan dan penawaran dari terasi udang sedangkan aspek pemasaran meliputi masalah harga, rantai pemasaran, peluang pasar dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemasaran terasi udang.

3.1

Aspek Pasar

Aspek pasar yang dibahas adalah besarnya kuantitas permintaan konsumen atas produk atau jasa. Permintaan (demand) adalah jumlah barang yang bersedia dibeli para pembeli pada pasar tertentu dengan harga tertentu dan pada waktu tertentu. 3.1.1 Permintaan Di kota Bontang meskipun ada beberapa usaha pembuatan terasi udang, tetapi usaha industry terasi udang ini masih berpotensi untuk berkembang. Setiap rumah tangga pasti memerlukan bumbu dapur seperti terasi udang sebagai tambahan masakan tertentu. Pemasaran produk ini tidak hanya sebatas di kota bontang. Tetapi juga meliputi kota-kota yang ada di kalimantan Timur. Potensi pasar cenderung berkembang sejalan dengan perkembangan rumah-rumah makan yang identik dengan penggunaan bumbu dapur seperti terasi udang. Umumnya konsumen datang ke tempat produksi maupun memesan lewat internet. Konsumen terasi udang yang ada umumnya perorangan tetapi ada juga yang membeli atas nama rumah makan. Berikut data produksi terasi yang ada pada Kalimantan Timur yang tertera pada Tabel 3.1 berikut ini:Tabel 3.1 Perlakuan Produksi Perikanan Tangkap di Laut Menurut Cara Perlakuan 2010 (Ton)Pengawetan Dipasarkan segar Peragian Pengeringan/ Penggaraman Pembekuan Pemindangan Terasi 351,2 Peda 191,5 Kecap ikan Pengasapan Lainnya Pengalengan Tepung ikan

KABUPATEN/KOTA

Jumlah Kab. Nunukan Kab. Malinau

75 495,4 3 938,8 -

28 977,4 -

317,1 -

266,3 -

6 104,0 -

-

-

Sumber: Dinas Perikanan Samarinda

Lanjutan Tabel 3.1 Perlakuan Produksi Perikanan Tangkap di Laut Menurut Cara Perlakuan 2010 (Ton)Pengawetan Dipasarkan segar Peragian Pengeringan/ Penggaraman Pembekuan Pemindangan Terasi 255,0 32,0 12,7 46,4 5,1 46,5 24,4 Peda 20,6 Kecap ikan Pengasapan Lainnya Pengalengan Tepung ikan

KABUPATEN/KOTA

Kab. Tana Tidung Kota Tarakan Kab. Bulungan Kab. Berau Kab. Kutai Timur Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Kartanegara Kota Bontang Kota Samarinda Kota Balikpapan Kab. Penajam Paser Utara Kab. Paser

2 105,1 719,4 11 622,7 5 471,1 20 623,4 4 949,0 8 451,5 3 910,2 4 303,8 9 400,4

1 192,5 3 428,1 465,0 13 620,0 3 048,7 815,2 2 564,5 568,3 3275,1

105,9 211,2

227,7 10,6 28,0

810,7 5 293,3 -

-

-

Sumber: Dinas Perikanan Samarinda

Dengan jumlah hasil laut yang dimanfaatkan menjadi terasi, peluang untuk mendirikan usaha ini masih besar karena jumlah produksi yang masih kecil. Sedangkan hasil laut berupa udang yang menjadi bahan baku terasi udang yang ada di Kalimantan Timur masih besar yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Produksi Perikanan Tangkap di Laut 2010 (Ton)Binatang Kulit Keras KABUPATEN/KOTA Udang dogol 5 963,8 933,5 367,3 50,4 729,4 27,8 2 385,9 6,1 290,5 27,5 242,9 902,5 Udang putih/ Jerbung 5 239,3 163,2 327,8 61,4 710,7 130,7 1 816,1 7,4 211,2 16,3 105,5 1 689,0 Udang krosok 4 836,6 4 836,6 Udang ratu/ raja 57,7 57,7 Udang barong/Udang karang 228,1 0,3 46,3 68,4 48,4 40,7 1,0 12,4 10,6 Udang Rebon 1 862,0 3,3 366,6 109,5 1 068,2 13,5 242,9 4,9 13,7 39,4

Udang windu 3 203,2 6,3 307,7 58,0 95,3 175,0 1 225,5 2,7 111,8 1 220,9

Kepiting 4 255,6 99,0 84,2 72,0 326,3 271,8 1 977,4 44,8 443,9 936,2

Rajungan 711,8 170,3 45,0 148,1 325,4 23,0 -

Penyu -

Jumlah Kab. Nunukan Kab. Malinau Kab. Tana Tidung Kota Tarakan Kab. Bulungan Kab. Berau Kab. Kutai Timur Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Kartanegara Kota Bontang Kota Samarinda Kota Balikpapan Kab. Penajam Paser Utara Kab. Paser

Sumber: Dinas Perikanan Samarinda

Selain itu juga, jumlah produksi perikanan mengalami peningkatan dari tahun 2005 hingga 2010 yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1 Hasil Budidaya Laut/Pantai KALTIM Tahun 2005-2010

Hasil Budidaya Laut/Pantai KALTIM Tahun 2005-2010 (Ton)10000 Jumlah Produksi 8000 6000 4000 1,745.001,846.00 2000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun 153.5 8,098.70 7,556.00 5,965.70 Budidaya Laut/Pantai (Ton)

Sumber: Dinas Perikanan Samarinda

Berdasarkan data yang diperoleh yaitu hasil produksi budidaya yang terjadi dari tahun 2005 sampai 2010 terjadi peningkatan. Hal ini menjadi dasar perusahaan terasi udang dalam mentukan permintaan pasar yang cenderung naik tiap tahun.

Apresiasi masyarakat terhadap produk yang dihasilkan oleh usaha terasi udang relative bagus, konsumen tertarik dengan bahan baku udang yang merupakan kualitas pilihan terbaik. Kepuasan atas produk tersebut merupakan bentuk pemasaran yang efektif. Karena konsumen yang pernah membeli produk dari suatu perusahaan, akan menginformasikan kepada teman-teman atau jbrelasinya. Model promosi word

of mouth (mulut ke mulut) inilah yang memungkinkan adanya pesanan tidak hanya dari daerah sekitar toko, tetapi juga wilayah agak jauh.

3.1.2 Penawaran Kapasitas produksi optimim yang dapat dihasilkan usaha ini adalah 200 kg/bulan. Kapasitas produksi ini mengindikasikan kemampuan rata-rata penawaran usaha terasi udang diwilayah tersebut secara teknis

kemampuan penawaran ini masih bisa ditingkatkan mengingat tenaga kerja terampil relative dan bahan baku mudah diperoleh. ini dapat dilihat dari kebiasaan pengusaha setempat yang mampu menerima pesanan dalam jumlah yang relative besar dengan cara menambah jumlah tenaga kerja maupun pasokan bahan bakunya. Dengan demikian dari sisi penawaran berdasarkan informasi tersebut dapat mengikuti jumlah permintaan. Data nilai produksi perikanan tangkap di laut dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.3 Nilai Produksi Perikanan Tangkap di Laut Tahun 2010 (Ribuan)Binatang Kulit Keras KABUPATEN/KOTA Udang dogol Jumlah Kab. Nunukan Kab. Malinau Kab. Tana Tidung Kota Tarakan Kab. Bulungan Kab. Berau Kab. Kutai Timur Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Kartanegara Kota Bontang Kota Samarinda Kota Balikpapan Kab. Penajam Paser Utara Kab. Paser 154 582 200 16 803 000 5 509 500 453 600 12 399 800 556 000 71 577 000 196 500 11 172 800 767 500 8 071 500 27 075 000 Udang putih/ Jerbung 223 264 800 5 712 000 9 834 000 1 841 000 35 535 000 3 921 000 79 526 500 249 500 6 500 800 447 500 3 692 500 76 005 000 Udang ratu/ raja 519 600 519 600 Udang barong/Udang karang 24 592 000 60 000 5 556 000 6 840 000 4 847 500 5 143 000 166 500 1 184 000 795 000 Udang Rebon 46 923 000 66 000 3 666 000 2 737 500 32 046 000 377 000 6 423 000 211 500 411 000 985 000

Udang krosok 9 993 200 9 993 200 -

Udang windu 233 238 000 315 000 12 308 000 2 287 000 4 765 000 8 750 000 104 167 500 378 000 8 700 000 91 567 500

Kepiting 69 070 700 990 000 631 500 1 570 000 1 957 800 5 436 000 41 751 900 515 400 8 728 500 7 489 600

Rajungan 15 097 850 596 050 450 000 1 961 000 11 389 000 701 800 -

Penyu -

Sumber: Dinas Perikanan Samarinda

3.1.3 Persaingan Pasar Menurut pengalaman sejumlah usaha kecil penjualan terasi udang di lokasi penelitian, pesaing utama mereka adalah para pengusaha sejenis di kota Bontang. Bentuk pesaingan antara lain berupa persaingan harga jual produk. Penawaran harga jual yang lebih murah dapat dilakukan, antara lain dengan mengurangi kualitas produk. Dengan cara itu, ongkos produksi ditekan akan dapat menjual produk dengan harga yang lebih murah. Tentu saja cara ini hanya dapat dilakukan dalam batas-batas harga tertentu. Disisi lain, konsumen yang mengutamakan kualitas produk akan memilih terasi yang berkualitas tinggi dan baik. Biasanya konsumen ini adalah konsumen yang tergolong sangat mengutamakan cita rasa masakan terutama bagi rumah-rumah makan yang terkenal.

Persaingan pasar tidak hanya muncul dari adanya pengusaha sejenis di daerah yang bersangkutan, tetapi juga oleh kemudahan konsumen untu memperoleh produk dari pasar di luar kota bontang atau sentra produksi lainnya. Pesaing dipertajam, dengan membanjirnya produk terasi udang lainnya yang berasal dari pulau jawa dan Sulawesi. Produk tersebut harganya relatif murah dengan kualitas yang cukup baik. Luas pemeliharaan perikanan budidaya di Kalimantan Samarinda dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:Tabel 3.4 Luas Pemeliharaan Ikan Budidaya Menurut Jenis Budidaya Pada Kabupaten/Kota Tahun 2010 (Ha)JENIS BUDIDAYA KABUPATEN /KOTA TAMBAK LUAS KOTOR JUMLAH NUNUKAN MALINAU BULUNGAN TARAKAN BERAU KUTAI KARTANEGARA KUTAI TIMUR KUTAI BARAT BONTANG SAMARINDA BALIKPAPAN PASER TANA TIDUNG 264.648,59 19.025,00 78.354,00 857,00 3.710,70 94.138,80 4.214,00 148,70 662,20 13.909,20 8.529,99 LUAS BERSIH AIR 175.344,90 9.888,00 66.601,00 780,80 2.003,80 75.311,00 1.718,00 148,70 496,00 6.954,60 5.970,00 LUAS KOTOR 6.647,09 105,22 146,55 43,70 16,20 26,70 628,30 4.522,00 35,10 28,00 79,32 37,00 606,00 KOLAM LUAS BERSIH AIR 4.838,52 33,51 138,10 36,50 11,53 26,10 502,60 3.618,00 23,50 21,30 67,80 35,10 48,48 KARAMBA LUAS KOTOR 1.146,50 1.146,50 LUAS BERSIH AIR 35.571,67 0,02 1.766,60 917,20 3.537,00 27.200,00 7,80 2.142,00 1,05 BUDIDAYA LAUT/PANTAI LUAS KOTOR 13.867,00 13.807,00 60,00 LUAS BERSIH AIR 4.911,31 712,06 3.110,00 2,00 522,00 423,00 55,00 19,25 BUDIDAYA JARING APUNG LUAS KOTOR LUAS BERSIH AIR 350,00 BUDIDAYA DI SAWAH LUAS KOTOR LUAS BERSIH AIR 64,10 34,10 30,00 -

Sumber: Dinas Perikanan Samarinda

Luas usaha budidaya dibedakan kedalam luas bersih (luas permukaan air) dan luas kotor. Luas bersih (luas permukaan air) adalah luas air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan. Disini luas galengan/tanggul dan lain-lainnya tidak dimasukan kedalam luas budidaya. Sedangkan luas kotor adalah tidak hanya luas permukaan air yang digunakan untuk pemeliharaan saja, tetapi termasuk juga luas tanah/galengan/tanggi dan lain-lain. Berdasarkan data diatas budidaya laut/pantai di Bontang yaitu 423 Ha sedangkan luas perairan laut yang ada di sekitar Bontang seluas 34.977 Ha atau sebesar 70,30 % dari luas wilayah Bontang yaitu 49.757 Ha (Sumber: http://humas.bontangkota.go.id). Dengan demikian, potensi hasil laut yang masih tersimpan di laut Bontang masih besar. Dengan bahan baku yang masih banyak tersedia, usaha ini masih dapat bersaing dengan pengusaha-pengusaha yang ada. Produsen dan

pengecer (kompetitor) yang ada pada wilayah kota Bontang tahun 2010 berdasarkan pengumpulan data adalah satu perusahaan

Strategi yang dilakukan untuk bersaing di pasar umumnya dilakukan dengan promosi melalui iklan atau word of mouth (mulut ke mulut), dengan inisiatif sendiri. Upaya lain yang dilakukan pengusaha untuk meningkatkan pemasaran adalah dengan membuka cabang sendiri dan secara tidak langsung mengupayakan untuk tidak menggunakan jasa perantara yang dapat mengurangi marjin keuntungan.

3.2

Aspek Pemasaran

Pada aspek pemasaran usaha terasi udang ini membahas mengenai harga, jalur pemasaran dan kendalakendala yang timbul dalam memasarkan produk terasi udang ini.

3.2.1 Harga Secara rata-rata harga produsen untuk 500gr terasi udang adalah sebesar Rp 25.000, dan untuk pembelian dalam jumlah besar akan dikenakan potongan harga. Harga yang ditetapkan untuk setiap produk yang dihasilkan adalah harga di lokasi usaha dan masih ditambah dengan biaya pengiriman.

3.2.2 Jalur Pemasaran Produk Umumnya usaha terasi udang di kota bontang memasok untuk pasar lokal. Jalur pemasaran terasi udang dapat digambarkan pada Gambar 3.2 sebagai berikut:

Pengusaha

Toko

Konsumen

Gambar 3.2 Jalur Pemasaran Produk Terasi Udang Upaya untuk meningkatkan volume penjualan terasi udang dilakukan antara lain melalui iklan-iklan di internet atau menaruh produk di pertokoan agar produknya dapat lebih dikenal dan diminati konsumen yang lebih luas.

Dengan menggunakan fasilitas internet, transaksi jual beli akan dilakukan melalui website sehingga pembayaran yang memungkinkan adalah dengan menggunakan pembayaran payment online dan yang membeli langsung ke perusahaan dengan cara tunai. Dengan cara pembayaran ini, pengusaha kecil terasi udang masih mendapat pesanan dalam jumlah yang memadai dan berkesinambungan sehingga usaha terasi udang dapat bertahan dan berkembang.

3.2.3 Kendala Pemasaran Kendala pemasaran yang umum dialami oleh usaha terasi udang adalah harga jual yang relatif tinggi untuk produk terasi udang, sehingga memperkecil potensi daya beli konsumen. Akibatnya, sebagian potensial konsumen ini beralih kepada produk terasi udang yang harga jualnya rendah. Kendala ini dapat dimitigasi dengan mengedepankan nilai kualitas tinggi sehingga diharapkan mempunyai konsumen tersendiri (captive market) yang loyal.

3.3

Jenis Pasar

Berdasarkan jenis-jenis pasar yang ada, maka jenis usaha ini tergolong kedalam pasar persaingan tidak sempurna. Dimana pengertian pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar atau industri yang terdiri dari produsen-produsen yang mempunyai kekuatan pasar atau mampu mengendalikan harga output di pasar. Dalam kategori pasar persaingan tidak sempurna usaha terasi udang ini masuk kedalam pasar oligopoli yaitu suatu bentuk interaksi permintaan dengan penawaran dimana terdapat penjual/produsen yang menguasai permintaan pasar. Selain itu, dari ilustrasi jenis usaha dapat dikatakan jenis usaha ini berkategori usaha dalam jangka pendek (kurang dari lima tahun mencapai titik Break Even Point). 3.4 Strategi Marketing Mix Dan Analisa SWOT

Dimaksudkan dengan strategi pemasaran adalah berbagai usaha yang perlu dilakukan oleh calon investor dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian hasil produksinya. Dalam hal ini, perlu hendaknya dapat dibedakan antara usaha-usaha pemasaran yang dilakukan ketika pertama kali memasuki pasar dan usaha pemasaran lanjutan sesuai dengan kedudukan produk dalam persaingan dan kedudukan produk pada siklus usia produk. Dengan menggunakan analisis marketing mix (4P) maka dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Product (Produk) Usaha terasi udang yang akan didirikan akan menghasilkan produk unggulan dengan kualitas bahan baku udang rebon yang berkualitas tinggi dan produk yang dihasilkan akan dikemas dengan bersih dan higienis sehingga produk tidak mudah rusak oleh lingkungan sekitar dan bau terasi yang dihasilkan tidak mengganggu lingkungan sekitar. Dengan keunggulan produk yang dihasilkan, perusahaan dapat bersaing dengan pengusaha lainnya. 2. Price (Harga) Secara rata-rata harga produk untuk 500 gr terasi udang adalah sebesar Rp 25.000, dan untuk pembelian dalam jumlah besar akan dikenakan potongan harga. Harga yang ditetapkan untuk setiap produk yang dihasilkan adalah harga di lokasi usaha dan masih ditambah dengan biaya pengiriman serta adanya proses pengemasan. Dengan penetapan harga ini dapat diterima oleh pasar karena kualitas terasi yang dihasilkan dan adanya proses pengemasan terhadap produk yang siap dipasarkan. 3. Place (Tempat) Tempat usaha terasi udang berada di Jl. KS Tubun no. 2 RT. 17, Pasar Rawa Indah, Bontang. Berdasarkan pemilihan lokasi yang telah ditentukan, usaha ini berada dekat dengan lokasi pasar dan bahan baku sehingga biaya transportasi yang ditimbulkan karena pengiriman bahan baku ke lokasi pabrik. 4. Promotion (Promosi) Promosi yang dilakukan untuk memasarkan produk dari usaha terasi udang adalah dengan melakukan kerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bontang mengenai usaha promosi mengenai pengemasan produk. Promosi yang dilakukan selain itu adalah yang dilakukan melalui iklan atau word of mouth (mulut ke mulut), dengan inisiatif sendiri. Upaya lain yang dilakukan pengusaha untuk meningkatkan pemasaran adalah dengan membuka cabang sendiri dan secara tidak langsung mengupayakan untuk tidak menggunakan jasa perantara yang dapat mengurangi marjin keuntungan. Adapun analisis SWOT dari usaha santan murni Jumadi Coconut dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Analisis SWOT Usaha Terasi Udang

Strenghts Weaknesses 1. Letak lokasi perusahaan 1. Dengan SDM yang sedikit yang dekat dengan pasar. memungkinkan adanya 2. Adanya keterampilan yang keterhambatan produksi handal dalam melaksanakan apabila ada yang berhalangan tugasnya. hadir. 3. Jumlah sumber daya 2. Pembagian job description ANALISIS SWOT manusia yang tidak terlalu yang belum maksimal karena banyak. jumlah tenaga kerja yang 4. Adanya teknologi minim sehingga ada tugas pengemasan yang aman dan yang bercampur. higienis. 3. Penggunaan teknologi proses produksi yang masih sederhana. Opportunities Strategi SO Strategi WO 1. Adanya perhatian khusus Dengan letak lokasi yang dekat Perusahaan terasi udang ini oleh Pemerintah dengan pasar dan bahan baku, hendaknya meakukan Kalimantan Timur adanya keterampilan yang pengembangan-pengembangan khususnya Pemkot Bontang handal, teknologi pengemasan teknologi yang dapat terhadap perkembangan yang aman dan higienis, dengan mempermudah dan usaha kecil menengah. adanya perhatian khusus dari meningkatkan kualitas serta 2. Letak lokasi usaha yang pemerintah Kalimantan Timur kuantitas produk yang dihasilkan. dekat dengan sumber bahan terhadap usaha kecil menengah, Selain itu juga, perusahaan dapat baku yaitu di Bontang. serta perkembangan usaha melakukan perekrutan tenaga 3. Perkembangan usaha rumah rumah makan yang semakin kerja sehingga tenaga kerja yang makan yang semakin meningkat sehingga peluang tidak memadai dapat terpenuhi. berkembang di Bontang untuk mengembangkan usaha Dengan perusahaan melakukan sehingga permintaan pasar semakin besar. Dengan perekrutan ini, tenaga kerja semakin besar juga. kekuatan yang dimiliki dan pengangguran dapat diserap. peluang pasar, perkembangan usaha terasi udang besar dan mengembangkan pasar disekitar Bontang. Threats Strategi ST Strategi WT 1. Adanya usaha sejenis yang Perusahaan terasi udang ini Perusahaan terasi udang ini tanpa pengemasan dengan kekuatannya seperti sebaiknya melakukan berkembang di kota letak lokasi, sumber daya penambahan jumlah tenaga kerja Bontang. terampil dan teknologi melalui perekrutan, melakukan 2. Kemungkinan adanya pengemasan yang aman dan variasi bentuk dan kemasan yang follower terhadap produk higenis dapat mempertahankan menarik. Selain itu juga sejenis sangat besar ketika kualitas produk dari ancaman perusahaan melakukan survey produk ini akan pesaing yang muncul. Dengan terhadap produk pesaing dipasarkan. melakukan variasi terhadap sehingga dapat memposisikan 3. Adanya ancaman dari alam produk seperti bentuk dan produk terasi di pasaran. Dan berupa cuaca yang dapat kemasan sehingga produk yang perusahaan harus menjaga menghambat supply bahan dihasilkan dapat bersaing keharmonisan dan kepercayaan baku. dengan competitor yang ada. dengan supplier dan konsumen.

3.5

Analisa Markov

Dalam melakukan analsis rantai Markov, dilakukan pengambilan data dengan mempertimbangkan beberapa variabel seperti harga, kualitas, dan kemasan. Dalam hal ini dilibatkan beberapa kompetitor seperti terasi lainnya di Kota Bontang. Pada lokasi pendirian perusahaan, terdapat tiga kompetitor berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Samarinda. Sampel yang diambil adalah 86 sampel, dimana sampel yang diambil adalah rumah makan, rumah tangga dan toko-toko yang terdapat di Kota Bontang. Data mengenai perpindahan dan kehilangan pelanggan dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Merek j Merek i Terasi Hati Terasi A Terasi B Terasi C Total

Terasi Hati 15 5 3 2 25

Terasi A 1 10 3 3 21

Terasi B 2 5 12 5 25

Terasi C 1 4 2 13 21

Total 19 20 19 22 86

Sedangkan data jumlah kehilangan pelanggan dapat dilihat pada tabel berikut:Merek j Merek i Terasi Hati Terasi A Terasi B Terasi C Total Terasi Hati 15 1 2 1 19 Terasi A 5 10 5 4 20 Terasi B 3 3 12 2 19 Terasi C 2 3 5 13 22 Total 25 21 25 21 86

Angka-angka dari data kehilangan diambil untuk mendapatkan probabilitas transisi:

B =

B=

0,6 0,0476 0,08 0,0476

0,2 0,4762 0,2 0,1905

0,12 0,1429 0,48 0,0952

0,08 0,1429 0,2 0,619

Untuk mendapatkan nilai peluang awal dilakukan perhitungan sebagai berikut: Terasi Hati Terasi A Terasi B Terasi C = = = = = 0,29 = 0,244 = 0,29 = 0,244

Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat dilihat bahwa usaha Terasi Hati memiliki pangsa pasar yang cukup besar yaitu sekitar 29%. Hal ini diakibatkan karena terasi yang dihasilkan oleh usaha Terasi Hati memiliki keunggulan karena produk yang dihasilkan mengandung kualitas dan rasa udang yang baik dibanding produk yang lain. Selain itu, Produk terasi ini memiliki kemasan yang lebih menarik dan dapat menjaga kualitas terasi.

Lokasi dan Layout Tempat Usaha

Lokasi usaha adalah pemacu biaya yang begitu signifikan, lokasi usaha sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat (atau menghancurkan) strategi bisnis sebuah usaha. Disaat pemilik usaha telah memutuskan lokasi usahanya dan beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya akan menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Pemilihan lokasi usaha mempertimbangkan antara strategi pemasaran jasa dan preferensi pemilik.

Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa dekat dengan pasar mereka.

Biaya tanah dan pajak lokal kadang-kadang merupakan salah satu faktor pemilihan lokasi, meskipun pada umumnya kedua hal tersebut relatif tidak penting. Biaya tempat, termasuk pajak dan lansekap, mungkin hanya 3% dan biasanya kurang dari 10% dari total biaya fasilitas. Pada kenyataannya, kadangkadang seperti faktor kecil bahwa masyarakat industri menginginkan untuk menyumbangkan tanah (atau menawarkannya dengan harga spesial) untuk suatu organisasi yang mau mencari di daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya suatu usaha didaerah tersebut akan membawa keuntungan bagi masyarakat disekitarnya.

Penentuan lokasi berikut:

suatu usaha didasarkan atas beberapa pertimbangan diantaranya adalah sebagai

1. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum. 2. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan. 3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan,yaitu : Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan besar terjadinya impulse buying. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, dan ambulans. 4. Tempat parkir yang luas dan aman.

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari. 6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. Misalnya usaha fotocopy yang berdekatan dengan daerah kampus, sekolah, dan perkantoran.

Selain itu yang menjadi pertimbangan lainnya adalah sebaiknya lokasi ini tidak terlalu dekat dengan perumahan penduduk mengingat usaha ini merupakan usaha yang dapat mengganggu lingkungan sekitar yaitu dari bau terasi udang yang sedang dalam proses. Berdasarkan beberapa poin pertimbangan di atas, maka dipilih lokasi workshop milik Bapak Mulyadi yang terletak di Jln. KS. Tubun RT. 17 No. 2 Bontang.

Sedangkan untuk layout, perancangan tata letaknya dapat dilihat pada Gambar 5.1 sebagai berikut:

A B D

C

E

Gambar 5.1Keterangan:

Rancangan Layout Ruangan Produksi

A: Tempat penggilingan udang B: Tempat penjemuran terasi C: Tempat fermentasi terasi D: Tempat pencetakan terasi dan pengemasan terasi E: Tempat penjualan

Layout yang digunakan adalah layout proses (job shop) yang didasarkan pada urutan proses produksi. Karena mesin serta peralatan yang digunakan hanyalah mesin giling, maka pola layout yang digunakan juga sederhana serta luas lahan yang digunakan juga tidak perlu terlalu besar. Kebutuhan bahan baku udang untuk mesin penggiling tersebut adalah 200 Kg tiap bulan sehingga diperoleh 50 Kg per minggu. Dalam proses pembuatan terasi, terdapat proses fermentasi yang harus dilakukan selama 6-12 hari

sehingga terbentuk terasi dengan kualitas yang baik. Sehingga diperlukan tempat penyimpanan sekaligus tempat fermentasi terasi dengan panjang 5 m dan lebar 2 m. Untuk proses penjemuran dibutuhkan lahan yang luas agar diperoleh udang yang benar-benar kering. Lahan yang tersedia pada workshop adalah dengan panjang 5 m dan lebar 7 m. Lahan yang digunakan untuk penjemuran adalah ruangan terbuka dan pencahayaan matahari langsung sebagai sumber panas untuk mengeringkan udang. Hasil produk yang dihasilkan ditaruh pada tempat penjualan dalam rangka menjual sekaligus mempromosikan terasi udang. Oleh karena itu ruangan yang digunakan untuk penjualan produk adalah panjang 5 m dan lebar 10 m.