bab iii brantakan

38
BAB III METODE PENELITIAN Strategi Riset Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey yang menggunakan data primer dari kuesioner. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada penggunaan pertanyaan dengan standar formal dan sebelumnya telah ditetapkan pilihan jawaban dalam kuesioner maupun survey yang dibagikan pada responden (Hair et al, 2006). Pendekatan kuantitatif ini dilakukan karena peneliti ingin menguji teori dan model untuk menjelaskan perilaku pasar maupun hubungan antara variable-variable pembentuk model. Dalam penelitian kuantitatif ini, metode yang digunakan adalah metode survey. Metode survey adalah prosedur penelitian untuk mengumpulkan sejumlah besar data menggunakan format tanya-jawab (Hair et al, 2006). Metode survey fokus pada pengumpulan data yang memungkinkan peneliti untuk mengerti dan menyelesaikan permasalahan. Metode survey dalam

Upload: rendi-rivaldi

Post on 29-Jun-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III brantakan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Strategi Riset

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

survey yang menggunakan data primer dari kuesioner. Penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang menekankan pada penggunaan pertanyaan dengan

standar formal dan sebelumnya telah ditetapkan pilihan jawaban dalam

kuesioner maupun survey yang dibagikan pada responden (Hair et al, 2006).

Pendekatan kuantitatif ini dilakukan karena peneliti ingin menguji teori dan

model untuk menjelaskan perilaku pasar maupun hubungan antara variable-

variable pembentuk model. Dalam penelitian kuantitatif ini, metode yang

digunakan adalah metode survey. Metode survey adalah prosedur penelitian

untuk mengumpulkan sejumlah besar data menggunakan format tanya-jawab

(Hair et al, 2006). Metode survey fokus pada pengumpulan data yang

memungkinkan peneliti untuk mengerti dan menyelesaikan permasalahan.

Metode survey dalam penelitian ini digunakan karena kemampuannya untuk

mengakomodasi sejumlah besar ukuran sampel dengan biaya yang rendah.

Selain itu, data dapat dianalisis dalam berbagai cara berdasarkan perbedaan-

perbedaan dari variabelnya. Metode ini juga mengumpulkan data kuantitatif

yang dapat digunakan dengan analisis statistik untuk mengidentifikasi pola

maupun tren dalam data.

Page 2: BAB III brantakan

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran

1) Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen adalah suatu komitmen yang dipegang untuk

membeli kembali atau berlangganan sebuah produk atau jasa dimasa yang

akan datang walaupun terdapat pengaruh lingkungan dan usaha

pemasaran yang berpotensi menyebabkan konsumen untuk berpindah

(Oliver dalam Kotler dan Keller, 2006, h. 135). Item-item yang

digunakan dalam mengukur loyalitas adalah : pernyataan hal positif

tentang perusahaan, merekomendasikan perusahaan tersebut, mendorong

relasi untuk menggunakan perusahaan tersebut, memposting hal baik di

internet, dan berniat menggunakan perusahaan tersebut dalam bisnis-

bisnisnya. Analisis terhadap variabel-variabel tersebut menggunakan five

- point Likert- Scale dari 5 (sangat setuju) ke 1 (sangat tidak setuju).

2) Persepsi Nilai Konsumen

Persepsi nilai konsumen (consumer perceived value) didefinisikan

sebagai rasio antara keuntungan yang dipersepsikan konsumen baik dari

segi ekonomi, fungsi maupun psikologi dengan sumber daya yang mereka

keluarkan seperti waktu, uang, usaha dan psikologi (Schiffman & Kanuk,

2007, h. 9). Item-item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur nilai

konsumen adalah : perbandingan daya tarik biaya sebuah produk/jasa,

perbandingan penetapan harga yang fair, perbandingan pemberian

layanan gratis, perbandingan biaya dengan nilai yang diperoleh, dan

perbandingan terhadap kompetitor. Analisis terhadap variabel-variabel

tersebut menggunakan five -point Likert- Scale dari 5 (sangat setuju) ke 1

(sangat tidak setuju).

Page 3: BAB III brantakan

3) Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai perasaan puas konsumen

yang timbul ketika konsumen membandingkan persepsi mereka mengenai

kinerja produk atau jasa dengan harapan mereka (Spreng et al., 1996).

Item-item yang digunakan dalam mengukur kepuasan ini diadopsi dari

penelitian Oliver (1980). Analisis terhadap variabel-variabel tersebut

menggunakan five -point Likert- Scale dari 5 (sangat setuju) ke 1 (sangat

tidak setuju).

3.3 Desain Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok dari orang, even maupun sesuatu

yang menarik dimana peneliti ingin melakukan penelitian (Sekaran,

2003). Populasi adalah sebuah kelompok dari berbegai elemen (baik

orang, produk mapun organisasi) yang dapat diidentifikasikan berdasar

minat peneliti dan berhubungan dengan informasi dari masalah yang

diteliti (Hair, 2006). Setiap anggota populasi disebut dengan elemen.

Elemen adalah orang maupun objek dari informasi yang dicari (Hair,

2006). Elemen harus unik, dapat dihitung dan ketika ditambah

jumlahnya dapat membentuk seluruh target populasinya. Sedangkan

unit sampel adalah elemen dari target populasi yang tersedia untuk

dipilih selama proses sampling (Hair, 2006). Dalam pengambilan

sampel satu tahap, unit sampel dan elemen populasi boleh jadi sama.

Page 4: BAB III brantakan

Pada penelitian ini elemen yang digunakan adalah pengguna

(konsumen) yang menggunakan jasa laundry di Yogyakarta.

3.3.2 Metode Sampling yang digunakan

Sampel adalah bagian dari populasi (Sekaran, 2003). Proses dari

pemilihan beberapa elemen dari populasi sehingga dengan

mempelajari sampel dan memahami karakteristik dari subjek sampel

dapat merepresentasikan populasi pada umumnya disebut dengan

proses sampling. Sampling dilakukan karena adanya keterbatasan

penulis baik dari segi waktu dan biaya untuk meneliti seluruh populasi

yang ada. Selain itu sampling digunakan agar penelitian lebih efisien

serta menghindari adanya bias dalam pengumpulan data. Sampel yang

baik harus mengandung dua kriteria yaitu cermat (accuracy) dan tepat

(precision) (Sekaran, 2003). Cermat yang dimaksud adalah bahwa

sampel tersebut tidak bias dan tidak memberikan reaksi berlebih

maupun kurang. Sedangkan tepat mengandung arti sampel yang

diambil dapat mewakili dengan wajar keseluruhan populasi tersebut.

Dalam menentukan sampel ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan, antara lain adalah seberapa besar keberagaman

populasi, seberapa besar tingkat keyakinan yang diperlukan, seberapa

besar toleransi kesalahan yang dapat diterima, tujuan penelitian yang

akan dilakukan serta keterbatasan yang dimiliki.

Pada penelitian ini metode pengambilan sampel (sampling) yang

digunakan adalah non-probability sampling dengan teknik purposive

sampling yang menggunakan judgment sampling. Non-probability

sampling adalah desain pengambilan sampel dimana elemen dalam

populasi tidak dapat diketahui atau diantisipasi kesempatannya untuk

Page 5: BAB III brantakan

dipilih sebagai subjek sampel (Sekaran, 2003). Dalam Hair (2006),

non-probability sampling diartikan sebagai proses pengambilan

sampel dimana probabilitas dari setiap unit sampel yang dipilih tidak

dapat diketahui. Pemilihan dari unit sampel berdasarkan beberapa tipe

dari keputusan yang intuitif atau pengetahuan peneliti (Hair, 2006).

Tingkat dimana sampel dapat atau tidak merepresentasikan populasi

yang ditargetkan bergantung pada pendekatan pengambilan sampel

dan bagaimana peneliti melaksanakan dan mengontrol aktivitas

pengambilan sampel dengan baik. Judgment sampling adalah salah

satu metode non-probability sampling dimana responden diseleksi

berdasarkan pengalamannya yang dipercaya bahwa mereka dapat

memenuhi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian (Hair, 2006).

Judgment sampling berkaitan dengan pemilihan subjek yang

menempati posisi terbaik untuk menyediakan informasi yang

dibutuhkan. Tetapi terdapat beberapa kelemahan dalam metode ini,

karena judgment sampling membatasi generalisasi dari hasil

penelitian, jika dibandingkan dengan menggunakan convenience

sampling.

Dari berbagai pertimbangan dan pemilihan pengambilan sampel

yang telah diuraikan tersebut. Sampel yang digunakan pada penelitian

ini adalah konsumen (pengguna) yang menggunakan jasa laundry di

Yogyakarta selama kurang lebih 2 bulan

3.3.3 Ukuran Sampel

Ukuran sampel adalah jumlah total dari unit sampel yang

ditentukan dimana dibutuhkan untuk merepresentasikan populasi yang

ditentukan. Banyaknya elemen yang termasuk kedalam sampel yang

Page 6: BAB III brantakan

telah ditentukan digunakan untuk meyakinkan gambaran yang tepat

dari target populasi yang ditentukan (Hair, 2006). Ada beberapa faktor

yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah sampel yang

tepat. Waktu serta biaya yang tersedia biasanya mempengaruhi

penentuan jumlah. Secara umum, semakin besar sampel, semakin

besar sumberdaya yang digunakan untuk mengumpulkan data. Tiga

faktor yang menjadi poin penting dalam menentukan jumlah sampel

adalah pertama, keanekaragaman dari karakteristik populasi; kedua,

tingkat kepercayaan yang diinginkan dalam mengestimasi; dan

terakhir, tingkat ketepatan yang diinginkan dalam mengestimasi

karakteristik populasi. Semakin besar keanekaragaman dari

karakteristik populasi maka semakin tinggi tingkat kepercayaan yang

dibutuhkan. Sama halnya dengan semakin tinggi ketepatan yang

dibutuhkan maaka semakin besar jumlah sampel yang harus diambil.

Menurut Roscoe (1975) dalam Sekaran (2003), jumlah sampel

yang terdiri lebih dari 30 dan kurang dari 500 merupakan jumlah yang

tepat untuk berbagai tipe penelitian. Sedangkan menurut Hair (2006),

dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda),

jumlah sampel sebaiknya beberapa kali (lebih baik 10 kali atau lebih)

dari variabel dalam penelitian tersebut. Berdasarkan rule of thumb

diatas, peneliti menggunakan jumlah sampel sebanyak 160 responden.

Hal ini sesuai dengan pendapat Roscoe (1975) dalam Sekaran (2003).

3.3.4 Lokasi Riset

Dalam penelitian ini, lokasi penelitian yang akan digunakan adalah

wilayah Propinsi DIY di sekitar lingkungan kampus UGM tetapi tidak

Page 7: BAB III brantakan

menutup kemungkinan responden juga berasal dari luar kampus UGM

mengingat terdapat mahasiswa dari universitas lain disekitar kampus

UGM yang juga menggunakan jasa laundry. Lokasi tersebut dipilih

atas pertimbangan bahwa sebagian besar konsumen laundry adalah

mahasiswa. Lokasi tersebut dijelaskan dalam peta dibawah ini :

Gambar 3.3.4.1

Peta Area Lokasi Riset

Sumber: Google maps, data diolah (URL: http://maps.google.com)

3.4 Obyek Riset

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah persepsi nilai konsumen

(perceived value) dan kepuasan (Satisfaction) yang dirasakan oleh pengguna

jasa laumdry di Jogjakarta. Para konsumen yang menggunakan jasa laundry

di Yogyakarta yang telah berlangganan pada suatu penyedia jasa laundry

Page 8: BAB III brantakan

selama kurang lebih 3 bulan. Peneliti berkeinginan untuk menguji persepsi

nilai-loyalitas dan hubungan kepuasan loyalitas serta efek mediasi persepsi

nilai – kepuasan yang terdapat pada industri laundry. Alasan dari pemilihan

industri laundry sebagai objek dalam penelitian ini disebabkan karena

menjamurnya laundry-laundry baru yang bermunculan akhir-akhir ini.

Dengan banyaknya laundry-laundry yang bermunculan menyebabkan adanya

persaingan dalam industry tersebut, untuk itu produsen sebaiknya dapat

menjadi kan konsumen sebagai konsumen yang loyal yang dan dapat

menyampaikan persepsi atau nilai baik jasa laundry yang mereka gunakan

kepada konsumen lain. Pemain – pemain besar di industry laundry di

Yogyakarta seperti Laundry Zone dan Simply Fresh Laundry pun tak lagi

bisa tinggal diam dalam menyambut penetrasi yang di lakukan oleh pemain

– pemain baru karena dengan semakin banyak nya pilihan yang di tawarkan

kepada konsumen makan persaingan akan semakin ketat. Oleh karena itu

hal- hal yang menyangkut untuk meningkatkan kepuasan serta loyalitas

konsumen sangant penting dilakukan mengingat sulitnya mencari konsumen

baru dalam industri yang mempunyai banyak pesaing.

Page 9: BAB III brantakan

Gambar 3.4.1

Tampilan Simply Fresh Laundry

.

Sumber: Website Simply Fresh Laundry (URL:

www.simplyfreshlaundry.com)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan data primer yang dikumpulkan

secara langsung dari responden melalui pengisian kuesioner. Data primer

adalah data yang dikumpulkan tangan pertama dalam analisis untuk

menemukan solusi dari problem dalam penelitian (Sekaran, 2003).

Pengumpulan data dilakukan secara cross section di berbagai tempat sesuai

dengan lokasi penelitian, yaitu di sekitar lingkungan kampus UGM. Data

cross section adalah data yang dikumpulkan hanya satu kali (bisa selama satu

minggu atau satu bulan atau lebih) untuk menjawab pertanyaan penelitian

(Sekaran, 2003). Responden yang berhak mengisi kuesioner adalah

Page 10: BAB III brantakan

responden yang memenuhi kriteria. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 150

buah.

3.6 Instrumen Riset

Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini, setiap variabel diukur

menggunkan instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner yang berupa

closed-ended questioner, dimana responden menjawab pertanyaan dengan

memilih alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai dengan pendapatnya.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian.

Pada bagian pertama akan diisi profil responden yang meliputi jenis kelamin,

usia, pekerjaan, pendapatan perbulan, frekuensi penggunaan jasa laundry, dan

pernah atau tidak menggunaka jasa laundry lain. Kemudian bagian kedua,

berisi tentang pertanyaan-pertanyaan tiap variabel yang akan diuji dalam

penelitian yaitu pertanyaan mengenai hal yang berkaitan dengan persepsi

nilai, kepuasan, serta loyalitas konsumen pada sebuah jasa laundry.

Kuesioner akan mengukur tiga variabel yang berisi beberapa item akan

diteliti yaitu :

(1.) Persepsi nilai konsumen yang mengukur rasio antara keuntungan

yang dipersepsikan konsumen baik dari segi ekonomi, fungsi

maupun psikologi dengan sumber daya yang mereka

keluarkan yang diukur melalui lima pertanyaan.

(2.)Kepuasan konsumen yang mengukur perasaan puas konsumen

yang timbul ketika konsumen menggunakan produk atau

jasa yang diukur melalui lima item.

Page 11: BAB III brantakan

(3.) Loyalitas yang mengukur komitmen yang dipegang konsumen

untuk membeli kembali yang diukur melalui lima item

pertanyaan.

Sehingga secara keseluruhan akan terdapat 15 item pertanyaan pada

kuesioner.

Pada Kuesioner yang peneliti gunakan memakai skala likert 1 sampai 5,

yaitu:

SS = Sangat Setuju ( 5 point)

S = Setuju (4 point)

N = Netral (3 point)

TS = Tidak Setuju (2 point)

STS = Sangat Tidak Setuju. (1 point)

3.7 Pengujian Instrumen

3.7.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan seberapa jauh suatu tes dari item-item

mengukur apa yang seharusnya diukur (Ghiselli et al., 1981). Validitas

adalah bukti bahwa sebuah instrumen, teknik, atau proses yang biasa

digunakan untuk mengukur sebuah konsep benar-benar mengukur

konsep yang dimaksud (Sekaran, 2003). Sebuah alat ukur dinyatakan

valid apabila alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang hendak

diukur.

Page 12: BAB III brantakan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan:

a) Content Validity

Content validity memastikan bahwa pengukuran yang

dilakukan sudah memasukkan item-item yang sesuai dengan

konsep (Sekaran, 2000). Face validity merupakan content validity

yang mempunyai indeks dasar dan sangat minimum. Face validity

mengidikasikan bahwa item yang dimaksud untuk mengukur

konsep, secara sepintas terlihat mengukur konsep tersebut

(Sekaran, 2003). Pengujian pada penelitian ini akan dilakukan oleh

pakar, Kidder dan Judd (1986) dalam sekaran (2000) menyatakan

bahwa contoh dimana suatu tes di desain dapat memiliki validitas

isi jika dievaluasi oleh penilaian oleh sekelompok pakar, dalam hal

ini dapat berupa para professional maupun dosen.

b) Convergent Validity

Construct validity secara sederhana dilihat sebagai tingkat

dimana variabel dalam penelitian secara lengkap dan akurat

diidentifikasi sebelum menghipotesiskan berbagai hubungan

fungsional (Hair, 2006). Construct validity yang digunakan untuk

memastikan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan

alat ukur sesuai dengan teori disebut convergent validity.

Convergent validity didapatkan apabila nilai-nilai yang dihasilkan

oleh dua instrument yang berbeda dalam mengukur konsep yang

sama adalah sangat behubungan atau highly correlated (Sekaran,

2003).

Page 13: BAB III brantakan

Untuk menguji validitas dalam penelitian digunakan analisis

faktor. Analisis faktor adalah teknik multivariate yang

mengkonfirmasi dimensi dari konsep yang didefinisikan secara

operasional, sebaik mengindikasikan item mana yang paling tepat

untuk setiap dimensi (membangun construct validity). Analisis

faktor adalah teknik statistika multivariate yang digunakan untuk

menjumlahkan informasi berupa sejumlah besar dari variabel

menjadi lebih kecil atau faktor (Hair, 2006). Dengan adanya faktor

analisis, tidak ada lagi perbedaan antara variabel dependen dan

independen, semua variabel dalam penelitian dianalisis secara

bersama untuk mengidentifikasi faktor yang mendasari.

Langkah awal menginterpretasikan analisis faktor adalah faktor

loading. Faktor loading menunjukkan korelasi antara variabel dan

faktornya (Hair, 2006). Setiap faktor loading adalah sebuah ukuran

dari pentingnya variabel tersebut dalam mengukur setiap faktor.

Seperti korelasi, faktor loading benilai antar + 1 sampai – 1 (Hair,

2006). Dasar – dasar penentuan item – item pernyataan dikatakan

valid adalah dengan menggunakan rule of thumb:

• Besarnya faktor loading adalah lebih besar atau sama

dengan 0.4

• Faktor-faktor atau item-item yang ada tidak saling

berhubungan atau tidak menjadi bagian atau angora faktor

lain.

Page 14: BAB III brantakan

3.7.2 Uji Realibilitas

Reliabilitas mencerminkan apakah suatu pengukuran terbebas

dari kesalahan (error) sehingga memberikan hasil pengukuran yang

konsisten pada kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing butir

dalam instrument (Sekaran, 2003). Reliabilitas adalah tingkat dimana

pengukuran yang diambil dengan instrument tertentu dapat diulang

(Hair, 2006). Reliabel maksudnya adalah dengan alat ukur dan

fenomena yang sama walaupun diterapkan dalam kondisi dan situasi

yang berbeda maka akan menunjukkan hasil yang sama (Cooper &

Schindler, 2003).

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas yang dilakukan

menggunakan alpha cornbach. Koefisien reliabilitas dapat langsung

diketahui dalam output pengujian validitas dengan melihat koefisien

alphanya. Nilai yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah >

0,7, meskipun banyak sumber yang menyatakan > 0.6 (Hair et. al.,

1998; Sekaran, 2003). Dalam Sekaran (2003), nilai alpha cornbach

dikategorikan menjadi:

• α < 0.60 → reliabilitasnya dinilai lemah

• 0.6 < α < 0.79 → reliabilitasnya dapat diterima

• α > 0.80 → reliabilitasnya dinilai baik

Penelitian yang baik adalah penelitian yang alpha cornbachnya

mendekati angka 1. Semakin besar nilai alpha cornbach, maka

instrumen penelitian dan data yang diperoleh memiliki konsistensi

yang baik, handal dan dapat dipercaya.

Page 15: BAB III brantakan

3.8 Analisis Data

3.8.1 Metode Analisis

Untuk menguji hubungan antara persepsi nilai konsumen,

kepuasan dan loyalitas akan digunakan multiple regression analysis

digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel

atau lebih, juga menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan

variabel tergantung (Ghozali, 2006, h. 86 ). Sedangkan efek moderasi

akan diuji dengan moderated regression analysis, yaitu aplikasi

khusus regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya

mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel

independen) (Ghozali, 2006, h. 164). Hubungan persepsi nilai

konsumen pada kepuasan akan diuji dengan simple regression

analysis.

3.8.2 Asumsi Dasar dan Pengujian Secara Teknis

3.8.2.1 Asumsi Dasar

Agar diperoleh model taksiran yang tidak bias dan

terbaik maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih

dahulu diuji asumsi-asumsi yang mendasari analisis regresi

linier. Asumsi – asumsi tersebut menurut Gujarati (2003)

adalah :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah

data yang ada mengikuti atau mendekati distribusi normal

Page 16: BAB III brantakan

yaitu distribusi dengan bentuk lonceng (bell shaped) atau

tidak. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola

distribusi normal, yang terlihat dari selebaran data yang

bergerombol di sekitar garis uji dan tidak ada data yang

terletak jauh dari sebaran data (Santoso, 2004).

Asumsi normalitas dapat diperiksa dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan sisaan sebagai variabel yang akan dilihat,

berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis dari pengujian ini

adalah :

Ho : sisaan berdistribusi normal

H1 : sisaan tidak berdistribusi normal

Asumsi normalitas terpenuhi jika uji Kolmogorov-

Smirnov berada pada tingkat signifikansi > α yang

ditetapkan (Singgih, 2003).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat

apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar

variabel independen. Multikolinearitas adalah

terjadinya hubungan linier yang sempurna atau pasti

antara variabel-variabel independen. Model regresi

harus bebas dari multikolinearitas, yang dilihat dari:

Page 17: BAB III brantakan

• Besarnya nilai VIF (Variable Inflation Faktor)

< 10 (sebaiknya <5)

• Besarnya nilai Tolerance > 0.1

• Nilai R2 tinggi tapi tidak satupun atau sangat

sedikit yang diduga signifikan secara statistik

(Supranto, 1995)

Konsekuaensi dari terjadinya multikolinearitas

adalah koefisien regresi tidak dapat ditentukan dan

standar eror yang ada tidak dapat didefinisikan dengan

jelas (Gujarati, 2003). Bila terjadi multikolinearitas,

maka salah satu cara yang dilakukan adalah membuang

salah satu variabel independen (Nachrowi, 2006).’

3.8.2.2 Pengujian Secara Teknis

Selain pengujian asumsi regresi, pengujian ketepatan

(goodness of fit) juga dilakukan dalam penelitian ini. Goodness

of fit yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui arti dari masing-

masing parameter penduga secara parsial, apakah koefisien

parsial yang diperoleh tersebut mempunyai pengaruh atau

tidak dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya

konstan. Hipotesisnya adalah:

Ho : βi = 0 (tidak ada pengaruh dari variabel X terhadap

Y)

H1 : βi ≠ 0 (ada pengaruh dari variabel X terhadap Y)

Page 18: BAB III brantakan

Keputusan yang diambil adalah:

thit ≤ tα/2(n-k-1) , maka Ho diterima

thit ≤ tα/2(n-k-1) , maka Ho ditolak

Nilai thit didapat dari output hasil regresi. Keputusan

yang diharapkan adalah Ho ditolak yang berarti ada

pengaruh dari setiap variabel independen secara individu

terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan (1-α)

%.

2. Uji F

Uji F merupakan uji kelayakan model, apakah model

regresi linier berganda yang diajukan adalah model yang

layak untuk menguji pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara besama-sama

(simultan). Pengujian hipotesisnya :

Ho : β1 = β2 = …. = βk = 0, dengan k adalah banyaknya

variabel independen

H1 : β1 ≠ β2 ≠ ….. ≠ βk ≠ 0

Keputusan yang diambil adalah:

Fhit ≤ Fα(k)(n-k-1) , maka Ho diterima

Fhit > Fα(k)(n-k-1) , maka Ho ditolak

Nilai Fhit diperoleh dari output hasil regresi. Keputusan

yang diharapkan adalah Ho ditolak yang berarti setiap

variabel independen yang dimasukkan ke dalam model

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen

pada tingkat kepercayaan (1 - α) %. Pengambilan

keputusan dalam output SPSS juga dapat dilihat dari

Page 19: BAB III brantakan

tingkat signifikansinya < α yang ditetapkan maka

keputusannya adalah Ho ditolak.’

3. Uji Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menjelaskan seberapa jauh

presentase variabel-variabel independen mepengaruhi

variabel dependen. Koefisien determinasi ini dikenal

dengan besaran R2. Koefisien determinasi digunakan untuk

mengetahui proporsi varians variabel dependen yang

dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama

atau secara verbal R2 mengukur proporsi (bagian) atau

presentase total variasi dalam variabel dependen yang

dijelaskan oleh model regresi (Gujarati, 1999).

Nilai R2 diperoleh dari output hasil regresi. Jika R2 = 1,

berarti suatu kecocokan yang sempurna. Jika R2 = 0, berarti

tidak ada hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen. Semakin besar nilai R2 maka semakin

baik model untuk digunakan.

3.8.3 Formulasi Dasar Sesuai Model Riset

Berdasarkan model riset yang dikembangkan, secara matematis

formulasi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Model Simple regression analysis :

Y = α + β1X1 + ε

Page 20: BAB III brantakan

Y = α + β1X2 + ε

X2 = α + βX1 + ε

Dimana :

Y = Loyalitas

X1 = Persepsi Nilai Konsumen

X2 = Kepuasan

ε = Estimasi standar eror

3.9 Pretest

Sebelum kuesioner disebarkan kepada 150 responden, peneliti mengadakan

pengujian pendahuluan (pre-test) agar data yang digunakan berkualitas. Data yang

berkualitas yang dimaksud adalah data yang dihasilkan dari instrumen penelitian

yang mempunyai validitas serta reliabilitas yang tinggi. Untuk itu, pre-test dilakukan

untuk mengetahui kualitas item-item dalam setiap pertanyaan kuesioner yang dapat

diketahui melalui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Pengujian pendahuluan ini

akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 50 responden dimana masing-

masing responden mengisi item-item pertanyaan dalam kuesioner yang meliputi

variabel persepsi nilai, kepuasan, dan loyalitas konsumen. Item-item pertanyaan

dalam setiap variabel yang akan diuji mengacu pada penelitian sebelumnya yang

dialih bahasakan menjadi bahasa Indonesia.

Page 21: BAB III brantakan

Pada tahap pre-test ini, kualitas item akan diukur melalui uji validitas dan

reliabilitas. Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen yang dibuat mengukur

konsep tertentu yang ingin di ukur. Tujuan dilakukannya Uji Validitas adalah untuk

melakukan pengujian apakah item-item pertanyaan di dalam kuesioner mempunyai

ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi pengukurannya. Suatu skala

pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya diukur. Apabila

skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak

mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Sekaran, 2000).

Dalam rangka pengujian validitas butir-butir instrumen penelitian, terlebih

dahulu dilakukan pengujian face validity oleh dosen pembimbing pada penelitian ini.

Item-item penelitian dikatakan lolos uji face validity apabila pihak pihak yang

ditunjuk menyetujui item-item instrumen yang diusulkan.

Butir-butir pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini direplikasi dari

beberapa kuesioner yang telah digunakan peneliti sebelumnya dengan topik sejenis

dan dipadukan dengan penjabaran atas definisi konseptual (sesuai dengan konsep

teoritis) dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini memberikan

dukungan bahwa butir-butir pengukuran yang dijadikan indikator konstruk terbukti

memiliki validitas isi (content validity). Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa

indikator-indikator pengukuran dalam penelitian ini telah divalidasi oleh beberapa

peneliti sebelumnya. Akan tetapi dikarenakan perbedaan latar belakang penelitian,

waktu penelitian, dan objek penelitian, maka dirasa perlu mengadakan pengujian

ulang atas validitas instrumen penelitian ini. apabila koefisien yang tinggi dapat

Page 22: BAB III brantakan

menunjukkan reliabilitas yang tinggi (Gay and Diehl, 1996). Pada pre-test ini untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas akan di bagikan kuesioner sebanyak 50 buah

yang sudah dianggap cukup untuk mewakili.

Hasil validitas dan reliabilitasnya adalah sebagai berikut.

3.9.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dalam pretest ini menggunakan confirmatory factor

analysis (CFA) untuk mengkonfirmasi apakah semua item dalam penelitian ini

mencerminkan keempat variabel dalam penelitian. Hasil dari confirmatory factor

analysis yang diolah dengan software SPSS 17.0 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

KMO and Barlett’s Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

.719

Bartlett's Test of

Sphericity

Approx. Chi-Square 375.861

df 105

Sig. .000

Pada Tabel 3.1 nilai KMO menunjukan nilai diatas 0,50 yaitu 0.719 sehingga

analisis faktor dapat dilakukan. Sedangkan nilai Bartlett test dengan Chi-squares

Page 23: BAB III brantakan

sebesar 375.861 dan signifikan pada 0.000, dapat disimpulkan bahwa uji analisis

faktor dapat dilanjutkan.

Tabel 3.2

Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3

PV1 .086 .342 .591

PV2 .332 -.183 .733

PV3 -.041 .103 .730

PV4 .433 .284 .507

PV5 .260 -.005 .761

S1 .126 .604 .195

S2 .096 .775 -.006

S3 -.109 .807 -.072

S4 .103 .879 .086

S5 .282 .782 .139

L1 .751 .071 .202

L2 .753 .174 .112

L3 .854 .164 .087

L4 .834 .116 .034

L5 .615 -.079 .267

Page 24: BAB III brantakan

Dari hasil pengujian validitas menggunakan confirmatory factor

analysis, dinyatakan bahwa item-item tersebuttelah mencerminkan variabel

penelitian. Hal ini mengindikasikan bahwa semua item penelitian valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha.

Nilai yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah > 0,7, meskipun

banyak sumber yang menyatakan > 0.6 (Hair et. al., 1998; Sekaran, 2003).

Dalam Sekaran (2003), nilai alpha cornbach dikategorikan menjadi:

• α <0.60 reliabilitasnya dinilai lemah

• 0.6< α<0.79 reliabilitasnya dapat diterima

• α >0.80 reliabilitasnya dinilai baik

Hasil pengujian reliabilitas pada pre - test adalah sebagai berikut

Tabel 3.3

Kesimpulan Uji Statistik Cronbach Alpha

Variabel Nilai Cronbach Alpha

Persepsi Nilai Konsumen 0.847

Kepuasan Konsumen 0.842

Loyalitas Konsumen 0.847

Page 25: BAB III brantakan

Dari hasil pengujian reliabilitas pada Tabel 3.3. tersebut, semua item dalam

penelitian ini dinyatakan reliabel, karena nilai Alpha Cornbach yang dihasilkan

menunjukkan angka lebih dari 0.6.