bab iii biografi dan tuntunan doa haji sulong al...

19
BAB III BIOGRAFI DAN TUNTUNAN DOA HAJI SULONG AL-FATANI Dalam bab ini penulis berusaha menjelaskan doa-doa Haji Sulong dengan membagi doa yang telah dia susun menjadi beberapa kategori. Namun, sebelumnya akan diuraikan terlebih dahulu latar belakang dari pendidikan dan aktifitasnya. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mengapresiasikan sepenuhnya karisma Haji Sulong, serta sumbangannya kepada perjuangan Patani. Selain itu, juga dengan pertimbangan bahwa hasil pemikirannya pada dasarnya tidak terlepas dari ruang dan waktu yang sedang berlangsung pada kehidupan tokoh legendaris ini. A. Riwayat Hidup Haji Sulong Al-Fatani. 1. Sekilas tentang Al-Fatani Al-Fatani adalah sebuah nama panggilan yang berasal dari bahasa Arab yang ditujukan kepada negara Patani, ia menjadi tempat kelahiran Haji Sulong. Letaknya di antara garis lintang 6 dan 7 derajat ke utara dan garis bujur 101 dan 102 ke timur. Luasnya 2.102 kilomiter persegi. Wilayah Patani perbatasan dengan lautan China selatan di sebelah utara dan timurnya, wilayah Yala dan Narathiwat di sebelah selatan dan wilayah Songkhla di sebelah baratnya. 1 Para ahli telah sepakat menyatakan bahwa, bangsa yang pertama bermustautin (menetap) di tanah Melayu di Asia Tenggara adalah suku "Javanese-Malay" yang kemudian menurunkan keturunan masyarakat Melayu Patani di selatan Thailand sekarang. 2 Sebelum dipaksa bergabung dengan Thailand, Patani adalah kerajaan Islam yang otonom dan berdaulat penuh. Sebagai identititas keagamaan, masyarakatnya akrab dengan masjid, mushalla, dan pondok pesantren. Di tiga 1 Ayah Bannara, Patani Duhulu dan Sekarang, (Pattani: Panel Penyelidikan Angkatan al- Fathani, 1977), hal. 1 2 Ahmad Fathy al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani, (Alor Setar : Pustaka Darussalam, 1994), hal. 2 46

Upload: doandiep

Post on 04-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

BIOGRAFI DAN TUNTUNAN DOA HAJI SULONG AL-FATANI

Dalam bab ini penulis berusaha menjelaskan doa-doa Haji Sulong dengan

membagi doa yang telah dia susun menjadi beberapa kategori. Namun, sebelumnya

akan diuraikan terlebih dahulu latar belakang dari pendidikan dan aktifitasnya. Hal ini

perlu dilakukan agar dapat mengapresiasikan sepenuhnya karisma Haji Sulong, serta

sumbangannya kepada perjuangan Patani. Selain itu, juga dengan pertimbangan bahwa

hasil pemikirannya pada dasarnya tidak terlepas dari ruang dan waktu yang sedang

berlangsung pada kehidupan tokoh legendaris ini.

A. Riwayat Hidup Haji Sulong Al-Fatani. 1. Sekilas tentang Al-Fatani

Al-Fatani adalah sebuah nama panggilan yang berasal dari bahasa Arab

yang ditujukan kepada negara Patani, ia menjadi tempat kelahiran Haji Sulong.

Letaknya di antara garis lintang 6 dan 7 derajat ke utara dan garis bujur 101 dan

102 ke timur. Luasnya 2.102 kilomiter persegi. Wilayah Patani perbatasan dengan

lautan China selatan di sebelah utara dan timurnya, wilayah Yala dan Narathiwat

di sebelah selatan dan wilayah Songkhla di sebelah baratnya.1

Para ahli telah sepakat menyatakan bahwa, bangsa yang pertama

bermustautin (menetap) di tanah Melayu di Asia Tenggara adalah suku

"Javanese-Malay" yang kemudian menurunkan keturunan masyarakat Melayu

Patani di selatan Thailand sekarang.2

Sebelum dipaksa bergabung dengan Thailand, Patani adalah kerajaan

Islam yang otonom dan berdaulat penuh. Sebagai identititas keagamaan,

masyarakatnya akrab dengan masjid, mushalla, dan pondok pesantren. Di tiga

1 Ayah Bannara, Patani Duhulu dan Sekarang, (Pattani: Panel Penyelidikan Angkatan al-

Fathani, 1977), hal. 1 2 Ahmad Fathy al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani, (Alor Setar : Pustaka Darussalam, 1994),

hal. 2 46

47

tempat inilah pendidikan tradisional berlangsung. Sedangkan orang yang

berpengaruh dikalangan masyarakat Muslim itu adalah tok guru dan ustaz 3 (orang

alim dibidang agama).4

Meski termasuk kalangan elite, tok guru maupun ustaz tidak memiliki

peran aktif dalam pemerintahan dan perekonomian seperti halnya bangsawan.

Peranan mereka yang utama adalah mengembangkan, memelihara misi, dan

dakwah Islam. Dari sinilah agama Islam bisa menjadi identitas masyarakat yang

mapan dan berkesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Setelah ditaklukkan oleh Siam (Thailand) pada tahun 1785 M, dan dibagi-

bagi menjadi beberapa daerah pada tahun 1816 M. Negeri Patani perlahan-lahan

kehilangan identitasnya sebagai sebuah negeri Melayu yang merdeka. Pemerintah

Siam berusaha dengan berbagai cara untuk mensiamkan penduduk Patani.5

Sehingga, Patani menjadi sebuah negeri yang dilupakan orang, sepi dan tidak

terkenal. Namanya hanya ada dalam dokumen lama saja. Demikian juga orang-

orang Patani, hilang dan tidak dikenal.

Dari beberapa waktu, lahirlah seorang ulama yang memiliki sikap sebagai

sosok pemimpin yang bernama Haji Sulong Al-Fatani. Seorang pejuang keadilan

yang menuntut kemerdekaan ini ditakdirkan tidak terkenal karena kitab-kitab

karangannya atau karena muridnya yang banyak, akan tetapi lebih terkenal karena

keterlibatannya dalam perjuangan memperbaiki nasib dan kedudukan rakyat

Patani pada tahun-tahun sebelum dan sesudah perang dunia kedua. Hilangnya

secara misterius, justru menambahkan lagi keharuman nama baik beliau

dikalangan masyarakat Patani khususnya dan umat Islam semenanjung tanah

Melayu pada umumnya.6

2. Biografi Haji Sulong Al-Fatani

3 Tok guru adalah sebutan bagi para ulama yang lebih senior (dari segi umur dan karisma),

Sedangkan ustaz adalah sebutan yang ditujukan kepada pengajar atau ulama yang lebih muda. Baik tok guru maupun ustaz pernah nyantri di pesantren lokal atau luar negeri seperti Arab Saudi, Aljaza`ir, Pakistan, Mesir, dan Indonesia. Lihat, Emi Budiwati, “Patani, Konflik Tiada Henti” Hidayatullah, Edisi 07/18, Nopember 2005, hlm. 57

4 Ibid, hlm. 56 5 Ahmad Fathy al-Fathani, op. cit., hal. 67 6 Ahmad Fathy al-Fatani,op.cit., hlm 81

48

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Haji Abdul Qadir bin

Muhammad bin Tuan Minal. Beliau dilahirkan di Kampung Anak Ru di kota

Patani pada awal tahun 1895 M. Beliau merupakan anak tunggal dari Haji Abdul

Qadir dengan istrinya yang pertama, Syarifah (dipanggil Che Pah). Ibunya

meninggal dunia dalam tahun 1907 M, ketika Haji Sulong baru berusia 12 tahun.

Ayahnya menikah lagi dan dikaruniai sembilan orang anak dari dua orang istri.

Haji Abdul Rahim dan Sofiah adalah dua orang adiknya dari istri ayahnya yang

kedua dan tujuh orang lagi dari istri ayahnya yang ketiga. Sedangkan gelar sulong

disebabkan karena beliau adalah anak sulung dalam keluarganya. 7

Sedangkan ayahnya, Haji Abdul Qadir bin Muhammad ialah cucu dari

ulama Patani yang termasyhur yaitu Toh Mena (Tuan Minal) penulis kitab

Kashful Litham, Akidah Al-Najim dan lain-lain. Nama sebenarnya Haji Abdul

Qadir bin Muhammad bin Toh Mena ialah Haji Zainal Abidin bin Ahmad. 8

Ketika Haji Sulong masih kecil, beliau dikirim untuk menuntut ilmu

bersama sanak saudaranya Tuan Guru Haji Wan Ahmad di Mekah. Namun, pada

tahun 1908 M. gurunya meninggal dunia, beliau terpaksa mencari tempat

perlindungan yang lain. Salah seorang saudara Tuan Minal adalah Pak Da Omar

(nama panggilan), Ia membawa Haji Sulong tinggal bersamanya di Kampung

Jiad, Mekah. Kemudian, Haji Sulong dinikahkan dengan anaknya yang bernama

Cik Safiah binti Omar. Baru setahun menikah, istrinya meninggal dunia sebelum

mendapat keturunan. Dua tahun kemudian, Haji Sulong menikah lagi dengan

Hajjah Khadijah binti Haji Ibrahim Tok Raja, yaitu adik dari Haji Mohammad

Nor Ibrahim yang kemudian menjadi Mufti 9, kerajaan Kelantan, Malaysia.

3. Pendidikan dan Guru-guru Haji Sulong Al-Fatani.

Sejak kecil, Haji Sulong mempelajari ilmu al-Qur`an dari ayahnya sendiri.

Beliau dikenal sebagai anak yang pintar dan cerdas. Pada usia delapan tahun

beliau sudah khatam al-Qur`an. Kemudian dikirim belajar agama di Pondok Haji

7 Muhammad Kamal K. Zaman, Fatani 13 Ogos, (Kelantan : tp., 1996), hal, 1 8 Ibid., hlm. 1 9 Mufti adalah sebutan bagi orang yang memberi fatwa untuk memutuskan masalah yang

berhubungan dengan hukum Islam, sebagaimana pejabat dalam pemerintahan dibidang syari`at Islam.

49

Abdul Rasyid di Kampung Bandar, Sungai Pandan yang terletak kira-kira lima

kilometer dari kota Patani. Empat tahun kemudian, ketika berusia 12 tahun, beliau

berangkat menuju ke Mekah dan berguru kepada saudara sepupunya yang

bernama, Tuan Guru Haji Wan Ahmad bin Wan Zain bin Mustapha al-Fatani,

salah seorang ulama Fatani di Mekah.10

Adapun guru-guru Haji Sulong sewaktu di Mekah, selain dari ulama-

ulama yang berasal dari Patani, terdapat dari kalangan ulama terkenal dari Mesir,

Maghribi dan Arab. Beliau cenderung menyukai bidang politik, bergaul dengan

tokoh-tokoh politik. Beliau gemar membaca sastra Arab dan belajar terakhir

bersama orang Tunisia yang bernama Habibullah, seorang ulama yang terkenal.11

Haji Sulong tekun mempelajari kitab-kitab dan bergabung dengan

lingkungan-lingkungan skolastik (haalqah) yang berbahasa Melayu di Masjidil-

Haram, dimana beliau menjadi seorang lektor yunior mengenai hukum Islam

mazhab Imam Syafi`i.12 Beliau alim dalam dua bidang ilmu, yaitu ilmu

ushuluddin dan tafsir serta fasih dalam bahasa Arab dan menguasai sastra Arab,

dimana kebolehannya diakui oleh para ahli dikalangan masyarakat Arab sendiri.

beliau menimba ilmu di Mekah selama 20 tahun.13

4. Aktifitas Haji Sulong Al-Fatani

Haji Sulong tergolong cendikiawan Muslim yang memimpin pembaharuan

agama Islam dan gerakan nasionalis di Malaya (Melayu Patani dan Malaysia) dan

Indonesia dalam dasawarsa pertama abad ke-20.14

Sewaktu terjadi perang dunia pertama (1914-1915), kehidupan di Mekah

sangat susah, beliau musafir ke tanah Jawi dalam rangka berdakwah dan mencari

rizki. Setelah 45 hari perjalanan melalui darat, maka sampailah di negeri

Kamboja. Disana beliau tinggal di Kampung Cham dimana mayoritas

10 Muhammad Kamal K. Zaman, op. cit, hlm. 1 11 Haji Zainal Abidin Haji Sulong, Mulnithi Haji Sulong “Buku Kenangan Berdiri Yayasan Haji

Sulong, (Pattani : Yayasan Haji Sulong, 1990), hal. 74 12 Surin Pitsuwan, Islam di Muangthai, Nasionalisme Melayu Masyarakat Patani, (Jakarta,

LP3ES, 1989), hlm. 114 13 Muhammad Kamal K. Zaman, op cit., hlm. 1 14 Surin Pitsuwan, op. cit, hlm. 114

50

penduduknya beragama Islam. Dari situlah aktifitas dakwahnya dijalankan.

Namun, tidak lama beliau ditangkap oleh tentara Perancis karena diduga sebagai

mata-mata (spionase) Turki, dan dibebaskan dalam beberapa hari kemudian.15

Selama tiga bulan beliau mengajar ilmu agama di Kamboja, Haji Sulong

terus ke Bangkok dan tinggal di Bangkrua, sebulan kemudian beliau menuju ke

Aceh, Sumatera, Singapore dan Malaysia. Semuanya dalam rangka dakwah Islami

dan mencari rizki. Kemudian Haji Sulong meneruskan perjalanannya ke Mekah

untuk yang kedua kalinya.16

Haji Sulong bersama istrinya pulang ke Patani pada akhir tahun 1927 M17

dengan niat tinggal selama dua tahun saja untuk menghibur istrinya yang sangat

sedih atas kehilangan anak sulungnya yang bernama Mahmud, yang baru berusia

dua tahun. Ketika itu negeri Patani telah menjadi wilayah Pattani (Cangwad

Pattani) diperintah oleh Phraya Udum Pong Phing Sawat sebagai penguasa

pemerintahan pusat. Haji Sulong hampir tidak percaya bahwa masyarakat Patani

kebanyakan masih terbelakang dan buta huruf. orang-orang awam masih percaya

kepada hantu, setan dan tempat-tempat karamat, dan lain sebagainya. Dimana

ketika itu, Patani mempunyai penduduk sekitar 600.000 orang, sedangkan

masyarakat terpelajar hanya 1% saja dan di pesantren hanya mengajar masalah

amalan ibadah semata-mata. 18

Kedatangan Haji Sulong cukup mewarnai kehidupan masyarakat. Karena,

beliau merupakan pemimpin kerohanian yang sebenar-benarnya dari umat Islam

di negeri Thai, beliau adalah Syikh al-Islam de facto bagi kaum Melayu-Muslim.19

Tidak seperti ulama-ulama sezaman dengannya yang kebanyakan mengajar dalam

bentuk halaqah di pondok pesantren sepenuh masa. Corak pengajaran Haji Sulong

lebih berupa kuliah mingguan dan kuliah antara shalat maghrib-isya. Pada

umumnya beliau mengajar dua bidang ilmu, yaitu tafsir dan ushuluddin. Cara

pendekatan dalam menyampaikan pengajaran dan ide-idenya juga berbeda dengan

15 Ibid, hlm. 2-4 16 Ibid, hlm. 2-4 17 Ahmad Fathy al-Fatani, op cit., hal. 85 18 Muhammad Kamal K. Zaman, op cit., hlm. 4 19 Surin Pitsuwan, op. cit., hlm. 113

51

para ulama tradisional lainnya, bagi masyarakat Patani yang biasa mengenal tafsir

melalui kitab “Bidhori dan Jalalin”. Maka, uraian dan tafsiran ayat-ayat al-Qur`an

dari Haji Sulong terasa baru dengan konsep tauhid dan semangat jihad. Sehingga,

dalam menyampaikan kuliahnya sangat menarik, progresif dan berani.20

Dalam aktifitas politik, beliau semata-mata memikirkan untuk kepentingan

masyarakat Muslim. Beliau mengadakan tuntutan kepada pemerintah pusat, yang

meliputi; otonomi hukum bagi pengadilan Islam, pembentukan dewan

keagamaan, penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi di samping bahasa

Thai untuk di Selatan, masyarakat Muslim dapat ikut serta dalam mengkontrol

terhadap pemerintahan dan keuangan di daerahnya. Tuntutan ini sebagai

kegigihan Haji Sulong. Sedangkan bagi pemerintah pusat dianggap sebagai

pemberontakan terhadap negara merdeka yang sah. Akhirnya Haji Sulong

dihukum dengan tahanan penjara.21 Setelah tiga setengah tahun dalam penjara,

beliau dibebaskan dan pulang ke rumah untuk melanjutkan aktifitasnya.

Setelah kembali ke Patani, Haji Sulong melanjutkan mengajar seperti

semula di Madrasah Al-Maarif Al-Wataniah. Tidak lama kemudian, beliau

bersama anaknya yang bernama Ahmad dan rekannya Wan Utsman bin Wan

Ahmad, Che Ishak Abbas dipanggil untuk menghadiri pertemuan di Sanggora.

Beliau terpaksa hadir memenuhi panggilan Bunlert Pichai untuk mengadakan

pertemuan tertutup pada hari jum`at tepatnya pada 13 Agustus 1954.

Sejak pertemuan itu berlangsung, rombongan Haji Sulong dinyatakan

hilang, tidak lagi pulang ke rumahnya. Sehingga, tiga hari kemudian Istrinya

Hajjah Khadijah menemui polisi di Sanggora, jawaban yang diterima adalah Haji

Sulong sudah diizinkan pulang. Merasa tidak puas dengan jawaban itu, Hajjah

Khadijah menuju ke Bangkok untuk menemui Menteri Dalam Negeri, dan

berikutnya Perdana Menteri Phibul Songkram, jawaban yang diperoleh dari

keduanya adalah Haji Sulong telah pergi keluar negeri. 22

20 Ahmad Fathy al-Fatani, op. cit, hal. 84 21 Ismail Che Daud, Tokoh-Tokoh Ulama Semenanjung Melayu (I), (Kota Baru Kelantan :

Majelis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan, 1992), hal. 444 22 Muhammad Kamal K. Zaman, op cit., hlm. 32-33

52

Tiga tahun kemudian, Haji Mohammad Amin anak dari Haji Sulong,

memenangkan pemilihan umum, kemudian menjabat sebagai Sekretaris Menteri

Dalam Negeri. Pelantikan ini dilakukan agar dapat meredakan kemarahan

masyarakat Patani terhadap kerajaan. Haji Mohammad Amin menggunakan

jabatannya untuk membongkar misteri hilangnya sang ayah. Dan akhirnya

membuahkan hasil, ia diberi tahu oleh isteri Menteri Dalam Negeri yang bernama

Kunying Udom Lak bahwa, Haji Sulong di bunuh di pantai Semila, Sanggora.

Atas perintah Bunlert Prichai, dan mayat Haji Sulong bersama rumbungannya

dibuang ke laut yang berdekatan dengan pulau Tikus dan pulau Kucing.23

Namun sayangnya, Haji Mohammad Amin tidak mempunyai saksi-saksi

yang kuat untuk membela perkara dalam pengadilan negeri Thai. Sehingga ia

terpaksa merelakan kehilangan ayahnya secara misterius sampai sekarang.

5. Karya-karya Haji Sulong Al-Fatani

Karya-karya Haji Sulong yang dapat diketahui dalam bentuk karangan

ilmiah hanya tiga buah saja yang telah diterbitkan (tidak termasuk yang belum di

cetak). Tiga buah ini ialah:

a. Khulazah al-Jawahir, yang berisi masalah-masalah mengenai ushuluddin.

b. Cahaya Islam, Kitab mengenai maulid Nabi (tentang hukum mengingat hari

kelahiran Nabi Muhammad Saw.)

c. Gugasan Cahaya Keselamatan. Buku yang paling terkenal dan sangat dicari-

cari, buku ini menjadi masyhur karena nilai-nilai sejarah yang dikandungnya:

pertama karena ditulis dalam tahanan di Legor sewaktu menunggu keputusan

Mahkamah Besar Bangkok (San U`thon) untuk kasus penahanan. Kedua,

karena buku ini yang diterbitkan oleh anaknya, Haji Muhammad Amin pada

tahun 1958 M. yang kemudian dilarang beredar oleh kerajaan Thailand. Buku-

buku yang telah beredar di pasaran telah ditarik kembali, sementara sisanya

yang sedang dalam proses cetak di Saudara Press, Patani telah dimusnahkan.

Tetapi, tidak semua buku ini yang sudah dicetak dapat ditarik, oleh Ibnu Al-

23 Ibid., hlm. 33-36

53

Fatani(M. Kamal K. Zaman) disusun kembali dan dicetak ulang dengan judul

“Fatani 17 Ogus”. Buku ini mengandungi doa-doa dan ayat-ayat al-Qur`an.

Menurut keterangan para guru di Patani yang menguasai dibidang tafsir

adalah mereka yang pernah menjadi murid-murid Haji Sulong. Antara lain adalah;

Haji Mustafa bin Haji Abdul Rasyid (kampung Bandar), Haji Abdulkadir Wamud

(Nad Tanjung, Dala), Haji Hasan Mak Enggol, Haji Muhammad Nor Chenak,

Haji Muhammad Pauh (Bendang Jelapang), Haji Abdul Rahman Padang Ru

(Jala), dan lain-lain.

B. Tuntunan Doa dan Macam-macamnya

1. Tinjauan Tentang Doa Haji Sulong

Setiap manusia senantiasa mengalami suka dan duka, mengalami senang

dan susah, sehat dan sakit, kemajuan dan kemunduran, dan lain sebagainya yang

datang silih berganti. Untuk itu manusia membutuhkan doa, karena doa adalah

suatu fitrah di dalam diri manusia, doa bukanlah permohonan ala kadar tetapi ia

adalah teks-teks pelajaran aqidah dan tasawuf yang tersusun dalam bentuk amalan

dan dialog dengan Tuhan. Isi tulisan akan menjadi undang-undang etika, kehidupan

sosial serta memberi kesadaran kepada manusia kearah pemahaman tentang arti

kelemahan dan kehinaan. Sehingga, doa merupakan kata kunci untuk mengenal

kebahagiaan dan kesengsaraan dimana orang yang melakukannya berada.

Sebagaimana doa-doa Islami lainnya, doa Haji Sulong diambil dari al-

Qur`an, al-Hadist dan berbagai kisah para shalihin. Yakni, kisah orang-orang shaleh

yang pernah mengamalkannya serta bukti kemujarabannya. Selain itu, menurut

catatan sejarah doa yang ditulis beliau menunjukkan bahwa semua isi diperoleh dari

kekuatan daya ingat yang hebat dan diakui sebagai amalan selama hidupnya. Hal ini

dapat diyakinkan bahwa dengan berdoa membuat beliau berani dan tabah dalam

menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya.

Dalam penulisan doa serta penjelasannya, menunjukkan adanya sisi

mujarab, dan betul-betul dapat memberikan manfaat di dunia maupun di akhirat

54

kepada siapa saja yang mengamalkannya,24 sehingga doa dan amalan-amalan

tersebut dapat dipercayai oleh masyarakat luas. Dengan berdoa merupakan suatu

jalan menuju rahasia Auliya`Allah, dimana mereka telah mengajar kepada orang

yang berduka cita dalam menghadapi sesuatu pekerjaan atau ditimpa musibah.25

Semangat spiritual serta tegar dalam menghadapi problematika kehidupan,

merupakan hal yang sangat penting dari doa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat ketika

Haji Sulong disuruh oleh orang lain agar segera melarikan diri dari ancaman polisi,

kamudian beliau menegaskan bahwa "saya tidak hirau (peduli), ini tugas saya".

selanjutnya, beliau membaca:

عمي البصراذا انزل القضاء "Apabila tiba taqdir Allah atas seseorang, maka beratlah mata dan fikirannya". 26

Ketegasan tersebut menunjukkan bahwa, kondisi kejiwaaan Haji Sulong

tidak ada sama sekali rasa takut, yang ada hanya tenang walaupun ancaman di atas

berkaitan dengan keselamatan jiwa raganya. Bila dilihat lebih jauh berdasarkan

suatu teori yang menyatakan bahwa, tidak mungkin seseorang dapat menyelami

terhadap batinnya (dengan berdoa), apabila kesadaran kalbu terganggu oleh

berbagai perangkat duniawi, seperti ancaman, serangan dan sebagainya. Karena,

mata batin sangat membutuhkan konsentrasi untuk menunjukkan kesungguhan.27

Maka dari sini dapat dibuktikan bahwa Haji Sulong benar-benar tidak takut kepada

yang lain selain Allah SWT. 2. Macam-macam Tata Cara Ritual Doa

Mengingat doa merupakan bagian dari zikir, sedangkan buah dari zikir

adalah keyakinan yang mendalam bahwa; manusia selalu dilihat oleh Tuhannya,

maka dalam melakukan segala aktifitas harus didasari dengan doa, berdoa tersebut

bukan semata-mata meminta atau mengeluarkan seperangkat ayat (teks doa) lalu

menguntaikannya dengan berkeyakinan akan diterimanya. Akan tetapi, masih

banyak amalan yang lain yang pada hakikatnya juga termasuk berdoa. Seperti

24 Muhammad Kamal K. Zaman, op cit., hal. 45 25 Ibid. hal. 87 26 Ibid. hal. 25 27 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhani, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 21

55

berzikir, bertaubat (berhenti dari perbuatan yang jahat), dan lain-lain. Karena, Allah

SWT sangat mengerti apa yang dibutuhkan hambanya.

Oleh karena itu, berdoa dipandang sebagai suatu kegiatan utama dalam

kehidupan beragama, dan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara untuk

menyatakan permohonan kepada Allah SWT diantaranya adalah:

a). Berdoa dengan membaca ayat-ayat tertentu dalam al-Qur`an.

Doa dalam bentuk membaca al-Qur`an ini bukan berarti membaca teks-

teks al-Qur`an yang berupa doa. Tetapi, terdapat beberapa ayat al-Qur`an yang

dipercayai bahwa, apabila dibacakan sama artinya dengan berdoa. Dalam hal

ini, terdapat beberapa ayat yang dibacakan untuk menjadi pelindung diri dalam

rangka melepaskan dari seteru, bala, kezaliman dan pencuri sebagaimana

pernyataan Haji Sulong yang berbunyi:

Barang siapa yang merasa takut akan sesuatu kejahatan pada dirinya, seperti; pencuri, penyamun dan sebagainya, ketika sedang dalam musafir (orang yang berpergian) atau tidak, hendaklah membaca ayat yang amat besar (segi manfaat) untuk mengelilingi tubuh dalam setiap keadaan.28

Adapun ayat-ayatnya sebagai berikut:

1). Berdiri menghadap kearah kiblat

أعوذ باهللا السميع العليم من الشيطان الرجيم صم بكم عمي فهم ال ال ال

"Aku berlindung dengan Allah yang Maha Mendengar dan Maha Mengtahui daripada Setan yang terhina, mereka tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak, tidak, tidak (akan kembali ke jalan yang benar)".

2). Berpaling ke sebelah kanan

أفحسبتم أنما خلقناكم عبثا وأنكم إلينا ال ال ال"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak, tidak, tidak" (akan dikembalikan) kepada Kami.

3). Berpaling ke belakang

غشيناهم فهم ال ال ال وجعلنا من بين أيديهم سدا ومن خلفهم سدا فأ

28 Muhammad Kamal K. Zaman, op cit., hlm. 58

56

"Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak tidak tidak. (tidak dapat melihat)"

4). Berpaling ke kiri

إنس إن استطعتم أن تنفذوا من أقطار السماوات والأرض يا معشر الجن وال فانفذوا ال ال ال

"Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasan kamu tidak, tidak, tidak" (dapat menembusnya).

Ayat yang pertama menunjukkan bahwa, walaupun pancaindra mereka

(orang-orang zalim) sehat mereka dipandang tuli, bisu dan buta, karena tidak

dapat menerima kebenaran. Bagi orang yang berada dalam ketakutan atau

mengahadapi sesuatu yang menakutkan, apabila membacanya akan

memberikan pengertian bahwa orang tersebut dalam keadaan membutuhkan.

Dan pada ayat yang kedua, memberi ketegasan bahwa manusia diciptakan

dengan sesungguhnya dan akan kembali kepada Allah apabila di kehendaki-

Nya. Dan ayat yang ketiga memaparkan kata "sadda" berarti dinding, penutup

dan sebagainya yang akan melindungi pembacanya dari kecelakaan oleh musuh

atau orang yang zalim, sedangkan pada ayat yang terakhir merupakan seruan

kepada manusia maupun jin yang dianggap makhluk yang pandai. Tetapi,

tidaklah setara dengan kekuatan Allah SWT.

Dari sini dapat dipahami bahwa, suatu permohonan hamba kepada Allah

agar mendapat kekuatan yang dapat mengatasi segala sesuatu ciptaan-Nya

melalui membaca ayat suci al-Qur`an.

b. Berdoa dengan melakukan amalan khusus.

Maksud dari amalan khusus disini adalah serangkaian shalat sunat dan

berdoa menurut kaifiat (tata cara) yang telah dianjurkan oleh Haji Sulong untuk

diamalankan agar terpelihara iman ketika hampir meninggal dunia, hal ini

menurut beliau diambil dari tingkah laku para shalihin. Lebih lanjut, amalan-

57

amalan tersebut memperlihatkan kesetiaan dan kesungguhan seorang hamba

kepada Tuhannya. Sebagaimana pernyataan beliau yang berbunyi:

“Barangsiapa yang melakukukan amalan shalat serta wiridnya setelah

menunaikan shalat magrib pada setiap malamnya, niscaya akan dipelihara

imannya pada saat ia hampir meninggal dunia”.29

Adapun tata caranya adalah sebagai berkut :

1). Mendirikan shalat sunat dua rakaat, masing-masing raka’at, hendaklah

membaca tiga surat yaitu surat al-Ikhlas satu kali, surat an-Nas satu kali dan

surat al-Falaq satu kali setelah memebaca surat al-Fatihah

2). Setelah memberi salam, bershalawat atas Nabi Saw sepuluh kali di ikuti

dengan membaca doa dibawah ini tiga kali. Inilah doanya :

اتى ويفى ح ليع فظهنى فاحدي كتعدوتى اسان ماللهفاتى عنو دعباتى ومم دنالميالع با رة ياتموء الخس ا منؤمنم ى القاكتح.

"Ya Allah, aku titipkan kepada-Mu agama-ku, maka jagalah agar tetap padaku dalam hidupku, matiku dan setelah wafatku sehingga menemui-Mu dalam keadaan beriman, jauhkanlah dari su`ul khatimah wahai Tuhan semesta alam."

c. Berdoa dengan membaca istighfar.

Istighfar adalah permohonan ampun dari dosa-dosa yang telah di perbuat

oleh hamba Allah agar selalu mengingati-Nya. Maka, orang yang membacanya

harus menunjukan sikap yang tulus, serta mengharapkan bantuan dan

pertolongan. Dalam hal ini, Haji Sulong telah mengajari tentang bagaimana cara

yang semestinya dilakukan dalam rangka beristghfar kepada Allah. Menurutnya:

“Seharusnya istighfar dibaca sebanyak lima sampai tujuh kali setelah

melakukan ibadah shalat, karena besar manfaatnya. Sebab, di dalamnya

terkandung permohonan ampun kepada kedua orang tua, guru dan lain-lain.30

Adapun bacaan istighfar disini adalah:

29 Ibid, hal. 105 30 Ibid, hlm. 111

58

ولمشا يخى ولجميععلي الحقوق استغفر اهللا العظيم لى ولوالدي وال صحا ب .منات والمسلمني والمسلمات األحياء منهم واالموات ؤمنني والمؤلما

"Aku minta ampunan kepada Allah yang Maha Agung untukku, kepada kedua orang tuaku, dan untuk orang-oarng yang punya hak atas-ku, untuk nenek moyang-ku, untuk semua orang-orang Mukmin dan Mukminat, orang-orang Muslim dan Muslimat baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal."

Maksud dari pernyataan ayat di atas menunjukan bahwa, untuk

memohon sesuatu diharapkan memperbanyak amalan kepada Allah, karena

Sang Khalik yang memiliki segala-galanya akan memenuhi permintaan bila

hamba-Nya melakukan dengan sungguh-sungguh serta betul-betul taat. Allah

SWT menjadikan segala sesuatu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan

penuh hikmah. Maka layaknya sang hamba memohon atas segala sesuatu

kepada-Nya, untuk diri sendiri, keluarga maupun untuk orang lain. Istighfar ini

diharapkan membaca secara rutin setiap kali setelah melakukan shalat.

d. Berdoa dengan melakukan shalat hajat.

Shalat hajat adalah amalan yang lazim dilakukan oleh kaum Muslimin

pada umumnya, terutama ketika mereka merasa butuh sesuatu. Maka mereka

akan mendirikan shalat hajat dua rakaat, sambil berdoa kepada Allah SWT,

berupa memohon perlindungan, memohon keselamatan, dilimpahkan rizki dan

lain sebagainya. Maka, shalat hajat termasuk doa karena ia menunjukan sikap

tidak berdaya terhadap Tuhannya, serta dilakukan karena ada suatu keperluan.

Dalam hal ini, Haji Sulong meriwayatkan dari Muhammad bin

Darastaweh bahwa; telah melihat dalam kitab Imam Syafi`i dengan khatnya

(tulisannya) sendiri tentang tata cara shalat hajat yang diajarkan oleh Nabi

Khaidir kepada sebagian hambanya.31 Adapun tata cara tersebut adalah:

1). Mendirikan shalat hajat dua rakaat, pada rakaat pertama setelah membaca

surat al-Fatihah, hendaklah membaca surat al-Kafirun sebanyak sepuluh

31 Muhammad Kamal K. Zaman, op cit., hal. 84

59

kali. Pada rakaat kedua, setelah membaca surat al-Fatihah, diikuti surat al-

Ikhlas sebanyak sebelas kali.

2). Setelah memberi salam, hendaklah sujud serta membaca shalawat atas Nabi

saw sebanyak sepuluh kali, diikuti dengan membaca ayat di bawah ini

sepuluh kali, yaitu:

لية اال باهللا العال قول ووال حو راكب اللهو اال الله ال إلهلله و دمالحان الله وحبس اللهم ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار ,العظيم

"Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas izin Allah yang maha tinggi dan maha Agung. Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat serta jauhkan kami dari siksa neraka".

Setelah itu mulai menyatakan hajatnya (berdoa). Dengan izin Allah akan

dipenuhi segala hajatnya.32 Para ahli mengatakan, Inilah bacaan doa yang

sebaik-baiknya bagi seorang Muslim.

e. Berdoa dengan melakukan istikharah.

Kata “Istikharah” dapat diartikan sebagai shalat sunah yang dilakukan

seseorang agar mendapat petunjuk kejalan yang benar.33 Akan tetapi, disini

istikharah dapat dilakukan melalui shalat dan dapat juga dilakukan tanpa

mendirikan shalat.34 sebagaimana Haji Sulong membagi istikharah kepada

beberapa macamnya, yang termasuk dalam kategori berdoa, karena dilakukan

dalam rangka memohon bantuan atau meminta petunjuk kepada Allah SWT

oleh pemohon. Adapun istikharah menurut Haji Sulong adalah sebagai berikut:

1. Istikharah melalui mendirikan Shalat

Barang siapa yang ingin mengetahui suatu pekerjaannya yang akan

dilakukannya, baik atau tidaknya (hasil dari akhir pekerjaannya) hendaklah

32 Ibid. hal. 84 33 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2001), Edisi III, hlm. 446 34 Muhammad Kamal K. Zaman, op cit., hlm. 98

60

ia shalat istikharah dua rakaat, setelah shalat isya dan sebelum melakukan

shalat witir, dalam keadaan suci. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

a). Shalat dua rakaat, masing-masing rakaat, membaca surat al-Fatihah

diikuti membaca ayat kursi satu kali.

b). Setelah memberi salam hendaklah membaca ayat Kursyi dua puluh satu

kali, surat al-Qadr satu kali, surat al-Ikhlas tiga kali, surat al-Falaq satu

kali dan surat an-Nas satu kali, kamudian membaca doa :

اللهم إنى تفاءلت بكالمك القديم فأرنى ما هو المكنون والمخبأ فى ليلتى ا لممو هنع ألتا سذه ممر الذى هذا األمه من جورلى الخ نيبأل وأس

أخافه وأحذره اللهم إن كان خيرا فأرنى بياضا او خضرة وإن كان شرا .ةفأرنى سوادا او حمرة وأ رسل لى خادما من خدام هذه األية الشريف

"Ya Allah, sesungguhnya aku merasa optimis dengan Kalam-Mu yang qadim, maka tunjukan padaku apa yang yang tersumbunyi dan tertutup dimalam hariku, ini baik yang aku minta maupun yang tidak aku minta, dan terangkanlah jalan keluar bagiku atas perkara yang aku takutkan dan khawatirkan. Ya Allah jika perkara ini baik, maka tunjukkan padaku putih atau hijau, jika perkara ini buruk maka tunjukkanlah bagiku hitam atau merah dan utuslah untuk ku pelayan dari pelayan-pelayan yang mulia ini".

Apabila telah mengerjakan hal tersebut, maka akan datang Khadam

ayat kursyi memberitahukan hajat baik maupun tidak baik di saat tidur. Jika

tidak melihat pada malam pertama, hendaklah diulangi shalatnya pada

malam kedua dan hendaklah disertai dengan niat yang bersih, karena niat itu

mendahului amal perbuatan. 35

2. Istikharah tanpa shalat.

Istikharah ini dilakukan setelah menunaikan shalat isya dalam

keadaan berwudhu`. melalui duduk di tempat yang suci dan membaca:

Shalawat atas Nabi saw. : Tiga kali. Membaca surat al-Fatihah : Sepuluh kali. Membaca surat al-Ikhlas : Sebelas kali Shalawat atas Nabi saw. : Tiga kali.

35 Ibid, hlm, 95

61

Setelah itu tidur miring ke sebelah kanan dengan menghadap kiblat.

Dengan melakukan amalan seperti di atas, akan diperlihatkan oleh

Allah SWT mengenai pekerjaan yang ingin diketahui. Jika terdapat

keraguan (dalam mimpi tidak jelas akan sesuatu yang diperlihatkan), maka

hendaklah bertanyalah kepada orang yang arif (mengenai ta`bir mimpi).36

Dalam hal ini, ketulusan dan bersungguh-sungguh dalam

melakukannya merupakan nilai tersendiri. Yakni, akan mendapat manfaat

secara langsung, berupa ketenangan yang menyejukan hati bagi orang yang

yakin akan keagungan Allah SWT. Apalagi bila diperlihatkan apa yang

diinginkan oleh pemohon, maka kebahagiaan semakin bertambah.

f. Berdoa dengan menggunakan "Tulisan Khatam" (azimat).

Dalam kajian tentang tulisan khatam atau azimat sampai saat ini masih

ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama, sebagaimana telah penulis

jelaskan dalam bab-bab sebelumnya. Adapun menurut Haji Sulong dibolehkan,

asalkan niatnya semata-mata karena Allah SWT. Sebagaimana penyataan beliau

berikut ini:

Barang siapa yang ingin melihat seseorang di dalam mimpinya atau ingin memohon sesuatu kepada Allah, hendaklah ia shalat dua rakaat. Pada rakaat pertama, membaca surat al-Fatihah diikuti surat asy-Syams, sebanyak tujuh kali. Dan pada rakaat kedua, membaca surat al-Fatihah diikuti surat al-Lail satu kali. Kamudian, bershalawat atas Nabi saw sebanyak-banyaknya. Kamudian tuliskan khatam berikut ini dan letakkan di bawah kepala, serta tidur dalam keadaan miring kekanan. Dengan ijin Allah akan diperlihatkan apapun yang diniatkan.37

Inilah khatamnya:

36 Ibid, hlm. 98 37 Ibid, hlm. 96-97

ا ل م ص

ل م ص ا

م ص ا ل

ص ا ل م

62

Arti dari penulisan "المص" adalah rahasia Ilahi yang ditulis dalam

rangka pendekatan diri dengan-Nya. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari doa

melalui penulisan tentang suatu rahasia. Agar diberi pengtahuan tentang

seseorang dalam mimpi. Dengan demikian, hanya Allah yang Maha mengtahui

apa yang dibutuhkan hambanya.

g. Berdoa dengan membaca doa-doa pilihan.

Sejalan dengan keberadaan doa-doa Islami lainnya dimana dengan

membaca ayat-ayat atas nama Allah SWT dalam aktifitas keseharian atau

menyebut nama Allah sebelum maupun sesudah beraktifitas merupakan anjuran

junjungan Nabi besar Muhammd saw. Hal ini oleh kaum Muslimin dimanapun

berada, sudah tentu lazim dilakukannya. Demikian juga Haji Sulong, dengan

membaca ayat-ayat Allah, akan memberi barakah bagi orang yang membacanya

di dunia maupun di akhirat, serta dilindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan

oleh orang yang berdoa.

Dalam hal ini, terdapat doa-doa yang dicontoh oleh Haji Sulong dalam

tuntunan berdoa, tetapi penulis sengaja tidak memuatkan semuanya, mengingat

doa-doa tersebut tidaklah jauh berbeda dengan doa-doa Islami lainnya. Adapun

contoh dari amalan ini adalah:

1. Doa menghilangkan kesusahan

Barang siapa yang berdukacita kamudian membaca doa ini, maka

Allah SWT. akan menghilangkan dukacitanya serta menggantikan dengan

kegembiraan. 38 Inilah doanya.

اللهم إنى عبدك وابن عبدك ابن امتك ناصيتى بيدك ماض في حكمك عدل فى تيمس لك وم هبكل اس ألكأسو ائكاو قض ابكفى كت هلتزأن او كفسبه ن

علمته احدا من خلقك إذ استأثرت به فى علم الغيب عندك ان تجعل القرأن .العظيم ربيع قلبى ونور بصرى وجالء حزنى وذهاب همى

38 Ibid, hlm. 107

63

"Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, putra dari hamba-Mu, ubun-ubun ku dalam kekuasaan-Mu, hukum-Mu telah berlaku padaku, luruskanlah kepadaku keputusan-Mu, aku meminta dengan tiap-tiap nama-Mu yang engkau namakan Zat-Mu, yang telah engkau turunkan didalam kitab-Mu, atau yang engkau ajarkan kepada ku salah satu ciptaan-Mu. Dengan itu, Engkau berikan bekas (kesan) dalam ilmu ghaib disisi-Mu, Engkau jadikan al-Qur`an sebagai bagian dari belahan jiwaku, dan cahya mataku dan obatan hati serta menghilangkan kesusahanku."

2. Doa keluar dari rumah

Barang siapa yang membaca doa ini ketika keluar dari rumah karena

berpergian atau lain-lain, tidak akan melihat sesuatu kejahatan di dalam

perjalanannya. Inilah doanya :

.اللهم سلمنى وسلم ما معى واحفظنى واحفظ ما معى وبلغنى وبلغ ما معى"Ya Allah selamatkanlah aku dan apa yang ada disisiku, jagalah aku dan apa yang ada disisiku, sampaikan aku (pada cita-citaku) dan sampaikan apa yang ada disisiku ". ‘

Tata cara berdoa, pertama membaca surat al-Fatihah tiga kali dan

berdoa, kedua, surat al-Qadr tiga kali dan berdoa lagi, ketiga, membaca ayat

Kursyi tiga dan berdoa lagi tiga kali.39

3. Doa melembut hati.

Barang siapa yang hendak melembutkan hati seseorang, maka

hendaklah ia berdoa pada waktu tengah malam (setelah jam 12 malam dan

sebelum tiba waktu subuh) pada malam jumat, dengan memabca ayat serta

doa ini tiga puluh kali40. Inilah doanya :

اهللا ال إله بيسلوا فقل حومفإن تظيش العرالع بر وهو كلتوه تليع وإال ه .اللهم يا رب انت حسبى على فالن ابن فالنة عطف قلبه علي وذلله لى

Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki “Arsy yang agung.”

39 Ibid, hlm. 108 40 Ibid, hlm. 110

64

Ya Allah Tuhanku, engkau cukup bagiku atas diri Fulan anak Fulan, condongkan hatinya untukku dan jadikanlah dia rendah di hadapanku.

Doa ini berdasarkan al-Qur`an surat At-Taubat ayat 129, agar

memperkuatkan posisi doa Haji Sulong untuk meyakinkan bagi orang-orang

yang membacanya. Ketika membacanya hendaklah menyebutkan nama

seseorang yang ingin hatinya lembut, serta nama ibunya pada kata “Fulan”.

Maka, Allah SWT. akan melembutkan hatinya serta akan menengahkan

(menempatkan keadilan) hatinya.

Keberadaan doa-doa diatas, bukanlah secara kebetulan karena

adanya problematika kehidupan. Tetapi berdoa dalam rangka ini adalah

memberi garis dasar yang jelas tentang maksud penciptaan manusia, dimana

manusia diciptakan untuk menyembah Tuhannya serta mengadu nasibnya.

Selain doa-doa diatas, masih banyak doa-doa Haji Sulong yang

sengaja tidak dimuatkan, mengingat dalam penulisan ini hanya dalam ruang

lingkup untuk mendapat keterangan akan kecenderungan beliau serta

hubungannya dengan masyarakat Patani.