bab iii angsa sebagai sumber ide dalam …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0611021_bab3.pdf ·...

41
37 BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya ini karena ketertarikan penulis terhadap kebiasaan- kebiasaan dalam kehidupan angsa yang dikaji berdasarkan gejala alam dan sosial secara biologis. Kemudian, hal lain yang berguna untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentang fauna burung khususnya angsa. Dalam penjelasan mengenai kehidupan angsa yang menarik secara biologis, angsa dapat terbang berkelompok dengan membentuk pola huruf “V”. Pola tersebut memiliki maksud tersendiri agar ada pemimpin terbang salah satu dari mereka yakni yang berada di paling depan. Pola “V” tersebut juga mempengaruhi proses jalannya terbang. Pada kehidupan angsa juga saling memanggil atau menyeru satu sama lain dengan suaranya yang seperti terompet sebagai penanda keberadaan anggota kelompok mereka. Hal lain dari kehidupan angsa yang menarik yakni termasuk hewan yang hanya memiliki satu pasangan seumur hidup. Oleh karena itu, hewan ini termasuk ke dalam hewan monogamy. Tema yang digunakan penulis untuk memvisualisasikan karya seni grafis dengan teknik cetak saring ini dilihat dari keindahan bentuk dan struktur angsa. Bentuk dan struktur yang digunakan dalam memvisualisasikan karya seni grafis ini difokuskan pada bagian kepala dan leher angsa. Penulis mengangkat kepala dan leher angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk dan struktur angsa adalah kepala sampai lehernya yang panjang.

Upload: nguyenngoc

Post on 18-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

37

BAB III

ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN

KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING

A. Implementasi Teoritis

Penulis mengangkat karya ini karena ketertarikan penulis terhadap kebiasaan-

kebiasaan dalam kehidupan angsa yang dikaji berdasarkan gejala alam dan sosial

secara biologis. Kemudian, hal lain yang berguna untuk memperdalam ilmu

pengetahuan tentang fauna burung khususnya angsa.

Dalam penjelasan mengenai kehidupan angsa yang menarik secara biologis,

angsa dapat terbang berkelompok dengan membentuk pola huruf “V”. Pola tersebut

memiliki maksud tersendiri agar ada pemimpin terbang salah satu dari mereka yakni

yang berada di paling depan. Pola “V” tersebut juga mempengaruhi proses jalannya

terbang. Pada kehidupan angsa juga saling memanggil atau menyeru satu sama lain

dengan suaranya yang seperti terompet sebagai penanda keberadaan anggota

kelompok mereka. Hal lain dari kehidupan angsa yang menarik yakni termasuk

hewan yang hanya memiliki satu pasangan seumur hidup. Oleh karena itu, hewan ini

termasuk ke dalam hewan monogamy.

Tema yang digunakan penulis untuk memvisualisasikan karya seni grafis

dengan teknik cetak saring ini dilihat dari keindahan bentuk dan struktur angsa.

Bentuk dan struktur yang digunakan dalam memvisualisasikan karya seni grafis ini

difokuskan pada bagian kepala dan leher angsa. Penulis mengangkat kepala dan leher

angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk dan struktur angsa

adalah kepala sampai lehernya yang panjang.

Page 2: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

38

Angsa memiliki nilai estetis yang terdapat pada kepala dan lehernya. Bagian

lehernya yang panjang terlihat ramping dengan tubuhnya yang besar. Angsa

merupakan hewan yang hampir sejenis dengan bebek, namun pada angsa memiliki

karakteristik bentuk dan struktur tubuh tersendiri yang unik dan berbeda dari burung-

burung sejenisnya, yakni pada bagian lehernya yang panjang dan itulah yang menjadi

salah satu keindahan fisik pada angsa. Dalam lingkungan kehidupan angsa secara

biologis, leher panjang dimiliki angsa berguna untuk mempermudah angsa mencari

makan di daerah perairan dengan menyelamkan kepalanya sampai leher.

Angsa adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki keindahan dan keunikan

tersendiri yang menguntungkan bagi makhluk hidup lainnya. Penulis merasa

mendapatkan inspirasi dan imajinasi dari keindahan fisik dan keanekaragaman jenis

angsa.

B. Implementasi Visual

Berdasarkan makna angsa secara harfiah dan biologisnya, penulis

memunculkan sebuah gagasan untuk menginterpretasikannya dan menggambarkan

bentuk dan struktur angsa ke dalam bentuk karya cetak saring dengan membuat

bagian kepala dan leher angsa untuk dijadikan sebuah karya ekspresif dua dimensi.

Penulis menginterpretasikan kepala dan leher angsa berdasarkan kajian tentang

gejala-gejala alam dan sosial yang ada dalam lingkungan kehidupan angsa secara

biologis. Gejala-gejala tersebut berkaitan dengan aktivitas dalam kehidupan makhluk

hidup. Penulis sangat tertarik menjadikan angsa sebagai sumber ide dalam visualisasi

karya seni grafis cetak saring guna memperdalam ilmu pengetahuan tentang fauna

burung khususnya angsa.

Page 3: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

39

1. Konsep Bentuk

Visualisasi karya seni grafis teknik cetak saring dalam pencapaiannya,

penulis menggunakan dua jenis garis untuk menghasilkan bentuk sesuai

visualisasi yang diinginkan penulis. Garis tersebut adalah garis nyata

digunakan untuk menggores, ekspresif dimunculkan karena spontan dan

lengkung. Garis pada karya penulis adalah garis lengkung dibuat untuk

menampilkan bentuk kepala dan leher angsa.

Penulis menggunakan warna dari hasil kreatifitas dan imajinasi

penulis (tidak menggunakan warna asli pada objek). Warna yang digunakan

dalam karya penulis menggunakan beragam warna-warna cerah dan gelap

seperti merah, merah muda, jingga, kuning, hijau muda, hijau tua, biru, ungu,

merah muda, dan coklat. Unsur bidang pada karya penulis yang sering

dimunculkan adalah bidang biomorphic, yang sengaja diterapkan penulis

untuk membentuk berbagai macam bidang.

Warna pada background menggunakan dimensi atau susunan warna

dari terang ke gelap dengan teknik dot dengan menyamakan keadaan alam

sekitar, sehingga menghasilkan kesan ruang dan dimensi pada karya tersebut.

Tekstur atau barik yang ditampilkan dalam karya penulis adalah

tekstur semu. Tekstur semu ini terjadi karena hasil gelap terang yang muncul

dalam karya, sehingga ada kesan yang berbeda antara penglihatan dan

perabaan.

Guna mencapai susunan yang dinamis termasuk tercapainya

keseimbangan yang indah dalam menciptakan karya seni, perlu ada

kombinasi berbagai elemen-elemen seni rupa menjadi sebuah komposisi.

Page 4: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

40

Komposisi pada sebagian besar karya penulis menggunakan macam

komposisi terbuka yang menghasilkan karya visual dengan objek gambar

yang meluas dan terkesan menyebar. Selain itu penulis juga menggunakan

macam komposisi tertutup dengan wujud objek gambar yang mengumpul dan

menyempit.

2. Medium dan Teknik

Dalam menciptakan karya tugas akhir, penulis memvisualisasikan

sumber ide ke dalam sebuah karya seni grafis dengan teknik cetak saring.

Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan karya seni grafis teknik cetak

saring, dalam proses pengaplikasiannya pada media kertas duplex berukuran

60cm x 40cm, penulis menggunakan bahan-bahan seperti cat pigmen,

medium NF (rubber), Pelarut GU (binder). Sedangkan dalam proses

pemfilman, bahan-bahan yang digunakan antara lain seperti Photoxol TS,

Ulano X, dan minyak tanah.

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan karya grafis teknik cetak

saring ini antara lain yang pertama adalah screen. Pada dasarnya screen dapat

dipakai secara berulang-ulang namun, screen terbuat dari bahan yang halus

dan peka, sehingga harus ditangani dengan hati-hati. Pada proses pembuatan

karya seni grafis teknik cetak saring ini, screen yang digunakan adalah yang

kerapatan anyaman benang-benang screen (Thick) berkisar T55 berukuran

50cm x 70cm.

Alat yang kedua yakni rakel. Rakel adalah alat yang terbuat dari

bahan karet yang keras kemudian diberi pegangan kayu. Rakel digunakan

untuk meratakan bahan penutup pada screen seperti obat afdruk. Rakel juga

Page 5: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

41

digunakan untuk menyablon dengan tinta. Rakel yang digunakan dalam

pembuatan karya grafis teknik cetak saring ini berukuran panjang 42cm.

3. Proses Penggarapan Karya

Adapun cara pengerjaan teknik cetak saring sebagai berikut:

a. Dalam penciptaan karya grafis teknik cetak saring, awalnya melakukan

proses pembuatan film atau klise. Film atau klise adalah gambar atau

desain yang di print di atas plastic transparan atau kertas kalkir

b. Tahap berikutnya yaitu proses afdruk yaitu sebuah proses pemindahan

gambar yang ada di film/klise ke screen sehingga screen siap digunakan

untuk mencetak gambar di puluhan bahkan ratusan kertas (Gunawan

Mahendra, 2013: 79). Dalam proses ini, langkah pertama yang harus

dilakukan terlebih dahulu adalah mengaplikasikan photoxol TS yang

sudah diaduk dan dicampur dengan larutan sensitizer (satu paket dengan

photoxol) ke seluruh lapisan screen, termasuk sisi dalam dan sisi luarnya

secara merata. Pada proses ini, mulai dari pencampuran sampai

pengeringan, baiknya dikerjakan di ruangan yang tidak terlalu terkena

cahaya matahari atau lampu yang kuat, karena cairan photoxol yang sudah

dicampur dengan larutan sensitizer mempunyai kepekaan terhadap

cahaya.

c. Tahap selanjutnya, setelah kering kemudian ambil film/klise, letakan di

atas screen dengan posisi terbalik lalu jepit dan tekan dengan kaca.

Setelah itu barulah dibawa keluar untuk menerima pencahayaan dari sinar

matahari langsung. Dalam proses penyinaran tidak memerlukan waktu

yang lama, hanya sekitar 20 – 30 detik.

Page 6: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

42

d. Kemudian setelah dirasa cukup penyinarannya, bawa screen kita kembali

ke tempat yang teduh, lalu lepaskan film/klise dan tumpukan kaca dan

penjepit dari screen. Kemudian siramlah screen dengan air untuk

memunculkan gambar yang telah tercetak di atas screen dari hasil

penyinaran tadi. Setelah itu, jika cetakan gambar di screen sudah terlihat

cukup jelas, keringkan dengan cara di jemur.. Setelah kering screen baru

siap digunakan.

e. Tahap berikutnya, menyiapkan cat dengan campuran rubber dan binder.

Pada setiap karya penulis hanya menggunakan 4 macam warna, yakni

cyan, magenta, kuning, dan hitam. Kemudian karya siap untuk disablon

di atas kertas duplex berukuran lebih dari 60cm x 40cm. Pada tahap ini,

langkah yang harus dilakukan untuk menyablon adalah tuangkan cat di

atas screen. Cat dituangkan di luar gambar yang akan kita sablon.

f. Kemudian berlanjut ke tahap penyapuan cat menggunakan rakel yang

telah dipersiapkan. Usahakan agar posisi screen tidak bergeser. Setelah

itu proses pembuatan karya pun selesai.

4. Penyajian

Penyajian pada suatu karya merupakan langkah terakhir yang

terpenting dalam melengkapi sebuah karya seni yang akan disajikan kepada

para penikmat seni. Penyajian karya penulis dibagi menjadi dua tampilan,

yaitu tampilan portrait (vertical) dan tampilan landscape (horizontal). Semua

karya disajikan dengan figura berwarna hitam dengan menggunakan kaca

doff, sehingga tidak memantulkan bayangan seperti cermin ketika terkena

pantulan cahaya.

Page 7: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

43

Gambar 23. Penyajian dengan Pigura HorizontalSumber: Ilustrasi penulis

Gambar 24. Penyajian dengan Pigura VerticalSumber: Ilustrasi Penulis

Page 8: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

44

5. Deskripsi Karya

Karya 1

Gambar 25. Karya 1

Judul : Interaksi Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/7 Tahun : 2015

Karya pertama ini berjudul “Interaksi” berukuran 60cm x 40cm. Karya

ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada

karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa yang datang segala

arah dan digambarkan secara ekspresif.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada

objek, penulis memilih warna hijau muda untuk semua angsa. Pewarnaan pada

background, penulis menggunakan warna kuning agar terlihat seirama dengan

Page 9: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

45

warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi

dalam mempertegas bentuk.

Kepala angsa dalam karya digambarkan mengalami distorsi, memiliki

totol-totol ditubuh dan memiliki paruh. Ciri-ciri angsa tersebut menguatkan

karakter visual sebagai penggambaran dari sebuah alam. Sedangkan totol pada

tubuh angsa menggambarkan bahwa dalam sebuah kehidupan, makhluk hidup

tidak ada yang sempurna, semua pasti tidak luput dari sebuah kesalahan, maka

makhluk hidup dikatakan tidak lepas dari noda dan dosa, sehingga tubuh angsa

diberikan totol-totol seakan-akan seperti sebuah noda.

Warna pada tubuh angsa berwarna hijau muda menggambarkan sebuah

alam kehidupan makhluk hidup. Warna jingga pada paruh angsa menggambarkan

sebuah kegiatan makhluk hidup dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan

lingkungan. Warna kuning pada background menggambarkan sebuah lingkungan

yang ceria, tentram, harmonis dan damai penuh dengan cahaya kehidupan.

Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi

terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada

karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke

renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Penulis sebagai manusia dengan karyanya ini seakan berkata tentang

bagaimana tindakan kita dalam menyeimbangkan kehidupan antar sesama

Page 10: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

46

makhluk hidup, beradaptasi dan saling membutuhkan demi melestarikan alam

yang kita singgahi ini. Manusia harus belajar bagaimana cara menyeimbangkan

hidup yang lebih bijak dan mandiri, sehingga kita dapat membawa ketentraman,

kedamaian disamping ilmu dan skill yang kita punya untuk menghadapi

persaingan hidup. Inilah yang tersirat dalam objek angsa-angsa tersebut.

Meskipun karya ini terkesan begitu sederhana dengan hanya

menggunakan delapan objek kepala angsa dan background titik-titik yang begitu

sederhana, namun karya ini terasa rumit dalam pengerjaannya. Tetapi dengan

pemilihan objek yang tepat, mengkaburkan kesan simple tersebut karena

kedalaman makna dan pesan yang terkandung di dalamnya.

Page 11: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

47

Karya 2

Gambar 26. Karya 2

Judul : Kejujuran Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/7 Tahun : 2015

Karya kedua ini berjudul “Kejujuran” berukuran 60cm x 40cm. Karya

ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada

karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa tidak digambarkan

memiliki totol-totol hitam seperti karya sebelumnya, karena memiiki makna

tersendiri, yakni dilihat ketika sekawanan angsa pada gambar menghadap ke arah

kanan. Maka, dari pernyataan tersebut, penulis memberikan judul “Kejujuran,”

artinya bahwa kejujuran merupakan sesuatu hal yang positif dan sifat yang baik,

sehingga bila dalam kehidupan nyata kita melakukan hal-hal baik pasti lah hati

Page 12: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

48

kita pun tenang seakan-akan suci dari dosa-dosa. Dalam karya, angsa juga

digambarkan menghadap ke arah kanan, maksudnya adalah kanan itu merupakan

simbol kebenaran, dari Bahasa inggris “Right” yang berarti “benar” atau “kanan.”

Warna merah pada objek menandakan keberanian yang dapat diartikan berani

mengambil keputusan yang benar. Jadi, pesan yang tersirat dalam karya ini yaitu

berani melakukan sesuatu hal yang positif itu dikatakan benar dan dapat

menentramkan jiwa dan hati kita.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada

objek, penulis memilih warna merah untuk semua angsa. Kemudian warna hitam

digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan sederajat dengan komposisi

terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada

karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke

renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Page 13: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

49

Karya 3

Gambar 27. Karya 3

Judul : Pusaran KebahagiaanTeknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/7 Tahun : 2015

Karya ketiga ini berjudul “Pusaran Kebahagiaan” berukuran 60cm x

40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam

karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa

dengan gambaran membentuk suatu pusaran yang melingkar dan memusat ke

tengah.

Dilihat dari judul karya ini, “Pusaran Kebahagiaan,” penulis memaknai

karya ini sebagai suatu kelompok yang sedang dalam perbincangan hal-hal yang

Page 14: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

50

positif dan bermanfaat, yaitu seperti perbincangan ilmu pengetahuan, berbicara

tentang kebaikan orang lain, dan lain-lain, sehingga hati menjadi tenang dan

pikiran pun positif. Warna kuning pada angsa menandakan keoptimisan dan

warna merah muda pada background menandakan kepolosan hati dan pikiran

yang positif. Dalam karya ini memberikan sebuah pesan membuat diri seseorang

menjadi optimis dalam menjalani kehidupan karena penuh dengan motivasi hidup

berkat perbincangan positif tersebut, sehingga hidup akan bahagia bila didasari

dengan sebuah pedoman yang baik.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada

objek, penulis memilih warna kuning untuk semua angsa. Pewarnaan pada

background, penulis menggunakan warna merah muda agar terlihat kontras

dengan warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang

berfungsi dalam mempertegas bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dan radial dengan

komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai

sisi pada karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari

padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Page 15: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

51

Karya 4

Gambar 28. Karya 4

Judul : Mengalir Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/7 Tahun : 2015

Karya keempat ini berjudul “Mengalir” berukuran 60cm x 40cm. Karya

ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada

karya ini angsa digambarkan dengan bentuk leher yang meliuk-liuk seperti

gelombang dan lebih tepatnya seperti aliran air. Karya ini diartikan sebagai

kehidupan yang berjalan mengikuti takdir tanpa melawan takdir tersebut. Maka,

bisa dikatakan bahwa hidup bagaikan air yang mengalir. Angsa sebagai

perwakilan dari hewan-hewan yang menjalani hidup tanpa ada keluhan.

Menjalani hidup dengan bersyukur dan menerima takdir dari Tuhan, karena yang

Page 16: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

52

kita (manusia) tahu bahwa hewan beda dengan hidup manusia yang banyak

mengeluh, tidak pernah puas, dan jarang bersyukur serta terkadang berusaha

keras untuk melawan takdir Tuhan. Warna magenta pada objek angsa

menandakan spiritual yakni hubungan makhluk hidup dengan Tuhan. Sedangkan

warna jingga pada paruh menandakan kegiatan makhluk hidup.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada

objek, penulis memilih warna ungu untuk semua angsa. Kemudian warna hitam

digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi

terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada

karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke

renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Page 17: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

53

Karya 5

Gambar 29. Karya 5

Judul : Berkembang BiakTeknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015

Karya kelima ini berjudul “Berkembang Biak” berukuran 60cm x 40cm.

Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini.

Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa yang saling

menempel satu sama lain seakan-akan tiada henti-hentinya tumbuh seperti akar

pohon. Pada karya ini kepala-kepala angsa saling menempel dengan kepala-

kepala angsa lainnya seakan-akan terlihat seperti kembar siam. Sehingga

Page 18: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

54

berdasarkan pernyataan tersebut penulis mengambil judul “Berkembang Biak,”

maksud pada karya ini adalah suatu cerita kehidupan tentang perkembangbiakan.

Karena dalam karya ini menggambarkan suatu kehidupan alam. Dari karya

tersebut, kepala-kepala angsa digambarkan seperti tumbuhan yang makin tumbuh

layaknya tanaman yang terus berbuah dan bercabang-cabang. Namun, artinya

disini tetaplah hewan yang berkembang biak dalam kondisi lingkungan

kehidupan alam. Warna biru pada objek menandakan ketenangan dalam jiwa.

Warna kuning pada background menandakan keoptimisan dalam hidup.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada

objek, penulis memilih warna biru muda untuk semua angsa. Pewarnaan pada

background, penulis menggunakan warna kuning agar terlihat kontras dengan

warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi

dalam mempertegas bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi

terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada

karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke

renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Page 19: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

55

Jadi, pesan yang disampaikan penulis melalui karya tersebut bahwa

manusia dapat memanfaatkan perkembangbiakan hewan di alam dan memelihara

dengan baik untuk menjaga keseimbangan alam tersebut dan tidak merusaknya.

Karya 6

Gambar 30. Karya 6

Judul : Gotong Royong Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015

Karya keenam ini berjudul “Gotong Royong” berukuran 60cm x 40cm.

Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini.

Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa yang datang

Page 20: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

56

dari segala arah. Pada karya ini terdapat objek kepala-kepala angsa berwarna

hijau lumut yang digambarkan sebagai perwakilan dari hewan yang ada di alam

botani. Warna biru dongker pada background diartikan sebagai lautan dan langit

yang mana alam botani dapat berinteraksi langsung dengan alam laut dan langit

yang perannya disana adalah hewan-hewan khususnya adalah hewan angsa.

Dalam pengetahuan yang telah kita ketahui bahwa angsa dapat hidup di tiga

alam, yakni darat, air, dan udara. Pada saat di darat angsa berinteraksi dengan

kelompoknya, begitu juga pada saat di laut angsa dapat berenang dan berinteraksi

dengan kelompoknya, dan juga pada saat di udara angsa dapat terbang dan

bermigrasi bersama kelompoknya. Dari pernyataan tersebut angsa memang

merupakan hewan yang hidup berkelompok dan pastinya sangat menyukai

gotong royong antar kelompok dan akan menjalin kerja sama satu sama lain

karena kehidupan di alam juga membutuhkan gotong royong dan kerja sama

antar makhluk hidup.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada

objek, penulis memilih warna hijau lumut untuk semua angsa. Pewarnaan pada

background, penulis menggunakan warna biru dongker agar terlihat kontras

dengan warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang

berfungsi dalam mempertegas bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi

terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada

karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke

renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang.

Page 21: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

57

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Jadi, dalam penilaian karya ini bila dinilai dari komposisinya lebih

memanfaatkan ruang yang ada namun tetap terlihat menarik dan simple. Karya

ini juga memiliki makna tersendiri akan kehidupan alam di luar sana khususnya

untuk hewan dan lingkungannya yang juga memiliki kegiatan yang menakjubkan

tak kalah dengan kehidupan manusia. Dan karya ini memberikan pesan bahwa

manusia pun juga membutuhkan interaksi dengan alam untuk bisa hidup.

Page 22: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

58

Karya 7

Gambar 31. Karya 7

Judul : Tumbuh Kembang Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015

Karya ketujuh ini berjudul “Tumbuh Kembang” berukuran 60cm x

40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam

karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dari

ukuran yang paling kecil hingga ukuran yang paling besar yang digambarkan dari

sudut kiri bawah sampai ke sudut kanan atas. Penulis memaknai karya ini sebagai

suatu pertumbuhan dan perkembangan pada suatu makhluk hidup, maka

Page 23: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

59

digambarkan seekor angsa mulai dari yang berukuran kecil hingga berukuran

besar. Sehingga dapat diartikan ketika pada saat kita kecil untuk

menumbuhkembangan diri sangat membutuhkan bantuan dan interaksi antar

makhluk hidup supaya berjalan dengan lancar. Jadi, pada saat kita sudah besar

kita bisa membimbing keturunan kita berikutnya dalam proses tumbuh kembang,

begitu juga pada saat kita masih kecil kita membutuhkan bimbingan dari yang

lebih tua dari kita dan hal tersebut seperti roda yang berputar yang akan terus

berputar hingga waktu terhenti. Warna coklat kekuningan pada objek

menandakan keoptimisan dalam hidup. Warna magenta pada paruh diartikan

sebagai hubungan kekerabatan antar sesame.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada

objek, penulis memilih warna coklat kekuningan untuk semua angsa. Pada bagian

paruh diberikan warna magenta karena melambangkan jiwa spiritual mereka.

Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam

mempertegas bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi

tertutup, dimana objeknya menyempit ke arah tengah saja. Motif pada

background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga

menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Page 24: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

60

Penilaian pada karya ini bila dilihat dari komposisi sangat

memanfaatkan ruang walaupun terlihat sedikit tidak seimbang sehingga yang

tidak terisi dengan objek tetap diisi dengan warna pada background sehingga

tidak terlihat kosong dan tidak juga memaksa serta tidak mengurangi keindahan

pada karya. Makna yang terkandung dalam karya ini juga cukup menarik, karena

dalam kehidupan, makhluk hidup pada hakekatnya pasti saling membutuhkan.

Layaknya seorang anak yang membutuhkan bimbingan dari orang tua untuk

dapat menjadi pribadi yang lebih baik.

Dalam karya ini penulis seakan-akan berpesan bahwa seharusnya kita

memandang seseorang dengan rendah hati, yaitu bila kita melihat yang lebih

muda dari kita, kita berfikir bahwa dia melakukan dosa lebih sedikit dari kita

karena hidupnya belum lama dari kita. Sedangkan bila kita melihat yang lebih tua

dari kita, kita berfikir bahwa dia lebih tua dan pasti lebih memiliki banyak

pengalaman, karena dia sudah hidup lebih lama dari kita.

Page 25: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

61

Karya 8

Gambar 32. Karya 8

Judul : Pusaran Neraka Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015

Karya kedelapan ini berjudul “Pusaran Neraka” berukuran 60cm x

40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam

karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan 4 kepala dan leher angsa

yang bergerombol membentuk suatu pusaran yang simetris dan memancar yang

Page 26: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

62

mana bagian kepala semua berada di tengah. Penulis memaknai karya ini sebagai

sebuah kehidupan yang berbahagia karena suatu dosa yang telah diperbuat, maka

diberikan judul “Pusaran Neraka,” maksudnya adalah apabila kita dalam suatu

kelompok atau suatu kumpulan orang-orang yang sering berbuat dosa, maka kita

pun akan tertular pula dosanya. Pada karya ini empat kepala angsa membentuk

pusaran seakan-akan diartikan sebagai suatu kelompok yang sedang bergosip dan

membicarakan keburukan orang lain sehingga mereka berdosa, dan jika mereka

bahagia akan dosa mereka, maka mata hati mereka telah buta akan kepekaan

dengan suatu perbuatan dosa, sehingga mereka tidak merasa bersalah dan berdosa

sama sekali, melainkan bahagia dengan perbuatan dosanya. Padahal dengan

seperti itu akan membawa mereka terjerumus ke dalam neraka dan dilaknat oleh

dzat yang membolak-balikan hati (Tuhan).

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada

objek, penulis memilih warna kuning untuk semua angsa sebagai lambing

kebanggaan. Pada bagian paruh diberikan warna merah karena melambangkan

keberanian, kemarahan emosional sehingga diartikan sebagai kumpulan makhluk

hidup yang sedang membicarakan keburukan makhluk hidup lainnya dengan cara

melepaskan emosionalnya. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan

warna hijau muda yang diartikan sebagai kehidupan. Kemudian warna hitam

digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dan memancar dengan

komposisi terbuka dan tertutup, dimana objeknya menyebar ke seleruh bagian

karya dan menyempit dan menyudut ke arah tengah. Motif pada background

Page 27: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

63

didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan

efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Jadi, pada karya ini penulis menyampaikan pesan bahwa kita sebagai

makhluk hidup jangan saling menyakitkan hati dan hendaklah menjaga lisan

baik-baik supaya tidak terjadi pertikaian yang menyebabkan hancurnya

peradaban dunia. Makna tersebut cukup menarik dibahas. Sedangkan penilaian

terhadap komposisi karya memang menggunakan komposisi terbuka dan

kemungkinan besar juga menggunakan komposisi tertutup.

Page 28: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

64

Karya 9

Gambar 33. Karya 9

Judul : Alam Juga Makhluk Hidup Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015

Karya kesembilan ini berjudul “Alam Juga M,akhluk Hidup” berukuran

60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung

dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher

angsa yang datang bergerombol di bawah dan menghadap ke arah atas. Penulis

memaknai yang terkandung dalam karya ini, kepala-kepala angsa bergerombol

dibawah, datang dari arah bawah dengan kepala dan paruh yang mengarah ke

atas seakan-akan seperti rumput yang sedang bergoyang-goyang yang sedang

Page 29: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

65

menginginkan makanan dan minuman dari atas, yaitu air dan matahari yang

berasal dari alam. Maka, dikatakan bahwa hewan pun sama dengan makhluk

hidup lainnya seperti tumbuhan yang membutuhkan nutrisi dari alam, begitu pula

tumbuhan sama seperti makhluk hidup lainnya, hewan dan manusia. Mereka

membutuhkan alam dan bergantung pada alam sekitar untuk tetap hidup, namun

terkadang manusia tak bertanggung jawab merusaknya demi kepuasan mereka

masing-masing. Warna hijau pada objek diartikan sebagai alam yang

menandakan keberadaan alam. Warna jingga pada paruh menandakan kegiatan

dan warna merah muda pada background diartikan sebagai interaksi antar

makhluk hidup dengan Tuhan.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada

objek, penulis memilih warna hijau untuk semua angsa karena melambangkan

ketenangan dalam alam botani. Pewarnaan pada background, penulis

menggunakan warna merah muda agar terlihat kontras dengan warna objek.

Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam

mempertegas bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan vertikal dengan komposisi

tertutup, dimana objeknya menyempit atau menumpuk pada satu bagian atau sisi

karya. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke

renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

Page 30: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

66

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Penilaian pada karya ini, meskipun karya ini terkesan begitu sederhana

dengan hanya menggunakan objek kepala angsa yang bergerombol di bagian

bawah dan background titik-titik yang begitu sederhana, namun karya ini terasa

rumit dalam pengerjaannya. Tetapi dengan pemilihan objek yang tepat,

mengkaburkan kesan simple tersebut karena kedalaman makna dan pesan yang

terkandung di dalamnya.

Page 31: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

67

Karya 10

Gambar 34. Karya 10

Judul : Kehancuran Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015

Karya ke-10 ini berjudul “Kehancuran” berukuran 60cm x 40cm. Karya

ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada

karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa yang datang

bergerombol dari arah kanan dan dari arah kiri. Penulis mengartikan karya ini

sebagai suatu peperangan antar sesama makhluk hidup yang mendatangkan

kehancuran yang luar biasa. Warna merah diartikan sebagai keberanian. Warna

Page 32: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

68

merah kecoklatan pada background menandakan suasana yang panas dan carut

marut.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada

objek, penulis memilih warna merah untuk semua angsa. Pewarnaan pada

background, penulis menggunakan warna merah kecoklatan agar terlihat senada

dengan warna objek dan sesuai dengan suasana dalam karya. Kemudian warna

hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi

terbuka, dimana objeknya menyebar di segala ruang pada karya. Motif pada

background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga

menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Page 33: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

69

Karya 11

Gambar 35. Karya 11

Judul : Ketergantungan Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015

Karya ke-11 ini berjudul “Ketergantungan” ukuran 60cm x 40cm dan

diberi judul sesuai dengan makna yang tersirat dalam karya tersebut. Pada karya

ini penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dengan saling terkaitkan

satu dengan yang lainnya. Sehingga pada karya digambarkan leher-leher angsa

saling bercengkerama dan saling melilit satu sama lain. Penulis mengartikan

karya ini sebagai suatu ketergantungan terhadap sesama makhluk hidup, sehingga

saling terikat satu sama lain dan terus berusaha supaya tidak akan ada ikatan

yang putus. Karya ini memberikan nilai kebersamaan antar sesama untuk

Page 34: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

70

menggapai satu tujuan. Warna biru pada objek diartikan sebagai ketenangan jiwa

dan salah satu objek dengan warna merah muda diartikan sebagai sebuah

perbedaan. Warna kuning pada background menandakan keoptimisan dalam

hidup.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Sedangkan warna yang

digunakan pada objek, penulis memilih warna biru untuk semua angsa kecuali

warna merah muda untuk salah satunya. Pewarnaan pada background, penulis

menggunakan warna kuning agar terlihat kontras dengan warna objek. Kemudian

warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas

bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi

terbuka, dimana objeknya menyebar di segala ruang pada karya. Objek yang

berwarna merah ditampilkan di sebelah kiri bawah pada karya. Hal ini

dimaksudkan penulis sebagai gambar pendukung objek utama, sehingga

karakteristik bentuk kepala dan leher angsa terlihat lebih jelas. Motif pada

background disominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga

menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Page 35: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

71

Karya 12

Gambar 36. Karya 12

Judul : Kasih Sayang Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/6 Tahun : 2015

Karya ke-12 ini berjudul “Kasih Sayang” berukuran 60cm x 40cm. Karya

ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada

karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dengan membentuk

suatu pola. Dua objek dibagian tengah dan masing-masing objek tersebut

dikelilingi objek-objek yang sama dengan ukuran yang lebih kecil, sehingga

membentuk suatu pola seperti angka 8. Penulis mengartikan karya ini sebagai

suatu wujud kasih sayang orang tua terhadap anaknya, yang mana dapat

Page 36: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

72

dikatakan bahwa orang tua dapat merawat seberapapun jumlah anaknya.

Berbahagialah anak-anak yang masih tinggal bersama orang tuanya karena masih

memiliki kesempatan berbuat baik terhadap orang tua dan masih mendapat kasih

sayangnya. Warna biru pada objek menandakan ketenangan jiwa yang

tersalurkan pada buah hati. Warna kuning pada salah satu objek lainnya diartikan

sebagai keoptimisan dan kesabaran orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Sedangkan warna yang

digunakan pada objek, penulis memilih warna biru untuk semua angsa kecuali

warna kuning untuk salah satunya. Kemudian warna hitam digunakan sebagai

outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dan radial dengan

komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di segala ruang pada karya.

Objek yang berwarna kuning ditampilkan pada bagian tengah dengan ukuran

yang besar. Hal ini dimaksudkan penulis sebagai gambar pendukung objek

utama, sehingga karakteristik bentuk kepala dan leher angsa terlihat lebih jelas.

Motif pada background disominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang,

sehingga menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Page 37: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

73

Karya 13

Gambar 37. Karya 13

Judul : Wrong Way Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 1/6 Tahun : 2015

Karya ke-13 ini berjudul “Wrong Way” berukuran 60cm x 40cm. Karya

ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada

karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dengan

menggambarkan objek dari dua sisi, yaitu pada sisi bagian atas dan bawah.

Page 38: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

74

Semua gambar kepala dan leher angsa pada karya ini dibuat menghadap ke arah

kiri. Penulis mengartikan karya ini sebagai suatu pilihan hidup yang salah.

Seperti pada karya kedua yang mana semua objek angsa menghadap ke arah

kanan yang berarti mengikuti jalan yang benar. Sedangkan pada karya ini,

sebaliknya menghadap ke arah kiri maka dikatakan mengikuti jalan yang salah.

Sehingga tindakan dan perilaku yang dilakukan pun ke arah yang negatif. Hal

tersebut dilihat dari gambar totol-totol pada objek yang diartikan sebagai noda

hitam (dosa) pada suatu makhluk hidup. Warna ungu pada objek diartikan

sebagai kecacatan dalam batin atau dalam arti memiliki hati yang sudah terkunci

mati. Warna merah pada salah satu objek lainnya diartikan sebagai keburukan

atau suatu pemimpin yang sesat. Warna kuning pada paruh diartikan sebagai

keoptimisan dalam hidup yang menandakan sudah terkunci mati hatinya.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Sedangkan warna yang

digunakan pada objek, penulis memilih warna ungu untuk semua angsa kecuali

warna merah untuk salah satunya. Pewarnaan pada background, penulis

menggunakan warna coklat agar terlihat berbeda dengan warna objek. Kemudian

warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas

bentuk.

Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi

tertutup, dimana objeknya menyempit hnya pada bagian atas dan bagian bawah

pada karya. Objek yang berwarna merah ditampilkan pada bagian tengah dengan

ukuran yang besar. Hal ini dimaksudkan penulis sebagai gambar pendukung

objek utama, sehingga karakteristik bentuk kepala dan leher angsa terlihat lebih

Page 39: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

75

jelas. Motif pada background disominasi dengan pola titik-titik dari padat ke

renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.

Page 40: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

76

Karya 14

Gambar 38. Karya 14

Judul : Kedamaian Jiwa Teknik : Silkscreen

Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 1/6 Tahun : 2015

Karya ke-14 ini berjudul “Kedamaian Jiwa” berukuran 60cm x 40cm.

Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini.

Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dengan

semuanya menunduk kebawah dan membentuk pola yang berselang seling.

Page 41: BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0611021_bab3.pdf · angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk ... memunculkan sebuah

77

Penulis mengartikan karya ini sebagai salah satu keharmonisan jiwa seseorang

dalam kumpulan orang-orang yang optimis. Karya ini memberikan pesan bahwa

bila kita bergaul dengan orang-orang optimis maka, jiwa kita pun akan merasa

tenteram dan damai. Keoptimisan pun akan tertanam dalam diri kita. Warna

kuning pada objek diartikan sebagai orang-orang yang optimis dan warna hijau

pada salah satu objek diartikan sebagai kedamaian jiwa.

Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher

angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Sedangkan warna yang

digunakan pada objek, penulis memilih warna kuning untuk semua angsa kecuali

warna hijau untuk salah satunya. Pewarnaan pada background, penulis

menggunakan warna merah agar terlihat berbeda dengan warna objek. Kemudian

warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas

bentuk.

Karya ini menggunakan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar

di seluruh bagian ruang pada karya. Objek yang berwarna hijau ditampilkan pada

bagian atas dan paling depan dengan ukuran yang besar. Hal ini dimaksudkan

penulis sebagai gambar pendukung objek utama, sehingga karakteristik bentuk

kepala dan leher angsa terlihat lebih jelas. Motif pada background disominasi

dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap

terang.

Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini

terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena

penyajian yang menggunakan kaca.