bab iii analisis sistem informasi berjalan 3.1. …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-1-00671-si...
TRANSCRIPT
65
BAB III
ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN
3.1. Kerangka Pikir
Berikut ini merupakan bagan yang menggambarkan kerangka pemikiran dalam
menyusun skripsi ini :
Gambar 3. 1: Kerangka Pikir
GAP Analysis
Job Desk Karyawan
Kebutuhan Informasi
Sistem Informasi
Perusahaan
GAP
Rekomendasi usulan perbaikan
Proses bisnis baru Personalisasi
Oracle EBS
Kustomisasi Oracle EBS Reports
Proses Bisnis
I N P U T
P R O C E S S
O U T P U T
D E V E L O P I N G
E V A L U A T I N G
A N A L Y Z I N G
66
Hal pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data - data yang diperlukan dari
PT.S, yaitu proses bisnis, sistem informasi perusahaan, kebutuhan informasi, dan job
desk tiap karyawan.
Data – data yang diperoleh dijadikan sebagai landasan dalam melakukan analisis
proses bisnis. Di mana hasil analisis akan dievaluasi menggunakan metode Gap
Analysis untuk mengetahui ketidaksesuaian antara proses bisnis dengan kebutuhan
perusahaan khususnya bagian procurement.
Dari evaluasi tersebut akan didapatkan hasil atau output berupa gap antara proses
bisnis berjalan dengan kebutuhan PT.S. Kemudian dibuatlah usulan pengembangan
berupa perubahan proses bisnis maupun personalisasi dan kustomisasi sistem
informasi PT.S.
3.2. Sejarah Perusahaan
PT.S merupakan subsidiari dari PT Astra Honda Motor (AHM) yang
bergerak dalam bidang manufaktur. Sesuai dengan budaya Astra yang
menomorsatukan kualitas, PT.S berkomitmen menghadirkan ban yang berkualitas
bagi para konsumennya. PT.S didirikan pada tanggal 26 Agustus 1991 berdasarkan
pada akta notaris. Memulai produksi awalnya pada bulan Juli 1994. PT.S
memproduksi tire dan tube dengan nama merek FDR dan FEDERAL. Hasil produksi
didistribusikan ke PT. Astra Honda Motor dan FDR Authorized Dealer.
PT.S terletak di Kawasan Industri Menara Permai, Cileungsi, Bogor, daerah
Cibinong. PT.S memiliki lahan sebesar 64.612 m2 dengan luas bangunan sebesar
26.766 m2 yang total luas areanya adalah 91.378 m2. Berdasarkan survey pada bulan
April 2009, jumlah karyawan yang bekerja pada PT.S adalah 1.328 orang. Kapasitas
67
produksi yang dihasilkan yaitu produksi tire sebesar 7.250.000 per tahun dan
produksi tube sebesar 9.400.000 per tahun.
Melalui kerja sama teknis dengan Shinko Rubber, Yokohama Rubber Company,
dan Continental AG, PT.S menerapkan teknologi mutakhir dari Jepang dan Jerman
dalam menciptakan FDR tire, ban berkualitas yang menjadi ban resmi balap motor
Indonesia tahun 2006 - 2007 (Motorprix, Indoprix), serta Federal Tire, ban resmi
motor Honda. Ban - ban produksi PT.S telah digunakan oleh jutaan pengguna sepeda
motor di Indonesia. PT.S menghadirkan beragam pilihan terlengkap untuk beragam
kebutuhan. Mulai dari untuk motor sehari - hari untuk kerja, hingga motor racing
untuk memacu adrenalin.
Setiap ban PT.S dirancang dan diproduksi sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Bahkan lebih dari itu, ban PT.S juga memperoleh pengakuan mutu
internasional dengan sertifikasi ISO 9001:2000. ISO (International Standard
Organization) merupakan sertifikasi pengakuan bagi suatu
lembaga/organisasi/perusahaan yang telah menjalankan suatu sistem dan prosedur
sesuai dengan standar yang berlaku internasional.
3.2.1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari PT.S adalah “Menjadi produsen ban motor terbaik dan nomor satu
di Indonesia”. Hal tersebut akan dicapai dengan misi sebagai berikut:
Meningkatkan riset teknologi.
Kontrol ketat atas kualitas hasil produksi.
Peningkatan pelayanan kepada pelanggan.
Budaya mutu dalam segala bidang.
68
Peningkatan benefit bagi segenap stakeholders secara
berkesinambungan.
3.2.2. Falsafah Perusahaan
ASTRA memiliki falsafah yang berlaku bagi perusahaannya serta perusahaan
- perusahaan yang terletak di bawah naungannya yaitu “Suatu kristalisasi dari
nilai - nilai yang dimiliki sendiri yang diyakini kebenarannya dan
menimbulkan tekad untuk mewujudkannya”. Adapun Catur Darma Astra
yaitu:
Menjadi milik yang berguna bagi bangsa dan negara.
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
Saling menghargai dan membina kerja sama.
Berusaha mencapai yang terbaik.
69
3.3. Struktur Organisasi
Gambar 3. 2 Struktur Umum Organisasi PT. S
Sumber: HRD PT. S
BOARD OF DIRECTOR
MKT. & PCH. DIR.
MARKETING
SALES 1
SALES 2
MKT SERV.
PURCHASING
SUB. DEPT. 1
SUB. DEPT 2
MFG. & R&D DIR.
QA QC
QA
QC
PLANT
PPC
PROD 1
PROD 2
ENGINEERING
UTI. & BLD
ENG. 1
ENG. 2
R &D
RESEARCH
PROD. DEV.
PROC. DEV.
FIN. & ADM. DIR.
HRD & GA
HRD
GA
FIN. & ACC.
FINANCE
ACCOUNT.
GROUP FUNCTIONAL IT & BPRE
70
3.3.1. Struktur Organisasi Purchasing
Gambar 3. 3 Struktur Organisasi Purchasing
Sumber: PT.S
Purchasing Division Head
Material & General Goods
Purchasing Dept
Purchasing Analyst
PIC Master Item & Supplier
General Goods I Purchaser
General Goods Junior Purchaser
General Goods II Purchaser
Material Goods Purchaser
Material Goods I Junior Purchaser
Material Goods II Junior Purchaser
Engineering Purchasing Department
Engineering Goods I
Purchaser
Engineering Goods II
Purchaser
Engineering Goods I Junior
Purchaser
Engineering Goods II Junior
Purchaser
Engineering Goods
Administration
71
3.3.2. Struktur Organisasi Plant
Gambar 3. 4 Struktur Organisasi Plant
Sumber: PT.S
3.3.3. Struktur Organisasi Finance
Gambar 3. 5 Struktur Organisasi Finance
Sumber: PT.S
Plant Division
PPC
Material Planning
Production Planning
Material Warehouse
Wrapping & Setting
Production 1
Mixing SA & PS Tube
Production 2
Extruding & Assy Tire
Curing & Finishing
Finance & Accounting
Division Head
Accounting
General Accounting & Tax Analyst
Cost & Asset Analysis
Finance
AR/AP Control Treasury
Financial Planning
Financial Analyst Budget Analyst
72
3.3.4. Struktur Organisasi IT
Gambar 3. 6 Struktur Organisasi IT
Sumber: PT.S
Chief Information Officer
System Integration Staff
Human Resource System
Development
Senior Programmer
Manufracturing & EAM System Development
Manufacturing System Analyst
Manufacturing Development
EAM System Analyst
Enterprise Asset Management
Financial & Distribution System
Development
Financial & Accounting
System Analyst
Financial & Accounting
Development
Order to Cash System Analyst
Order to Cash Development
Procure to Pay System Analyst
Procure to Pay Development
Data Resource Management
Senior Database Administrator
Database Administrator
Data Application Administrator
System Support & Communication
IT Infrastructute Specialist
IT Operation & Communication
Specialist
Support & Operation Engineer
Industrial and Communication
Engineer
Operation Engineer
IT Care OfficerIT Security Specialist
73
3.4. Pembagian Tugas dan Wewenang
3.4.1. Tugas dan Wewenang Divisi Purchasing
Peran dan fungsi utama dari divisi Purchasing adalah melaksanakan
pembelian/pengadaan material dan jasa untuk kebutuhan produksi,
penunjang produksi, peralatan kantor, peralatan rumah tangga dan
melaksanakan proses pemasukan material dari luar negeri
(import)/pengeluaran material ke luar negeri (export).
Adapun sasaran dan tujuan dari divisi Purchasing adalah melakukan
pembelian dengan efisien dan efektif dengan memperhatikan faktor kualitas,
biaya, dan ketepatan pengiriman.
Berikut adalah tugas dan tanggung jawab per area seksi/sub seksi :
1. Purchasing Analyst
Menganalisa pengembangan berkelanjutan sistem pengadaan material
baik dalam prosedur kerja maupun perbaikan sistem EBS. Lingkup
tugas Purchasing Analyst adalah:
- Koordinator vendor audit dan follow up hasil audit.
- Menjadi PIC untuk pengembangan ISO.
- Menjadi PIC untuk internal audit.
- Meng-entry master item dan supplier ke dalam sistem EBS.
- Analisa permasalahan pada sistem EBS.
2. General Goods Purchaser
Melakukan pembelian dan pengadaan material - material penunjang
produksi, consumable goods, stationaries office dan komputer dan
74
jasa-jasa yang berkaitan dengan kegiatan Akunting, Qualtiy Control,
Marketing dan IT. Lingkup tugas General Goods Purchaser adalah:
- Negosiasi harga dengan supplier
- Perbandingan harga dari penawaran para supplier
- Melakukan pemesanan material
- Melakukan monitoring pada Delivery Schedule
- Mengisi dokumen yang dibutuhan dalam melakukan pemesanan
material
- Persiapan pembayaran tagihan
- Melakukan claim untuk material dari supplier yang rusak
- Administrasi Purchase Order internal pelanggan
3. Material Purchaser
Melakukan pembelian/pengadaan raw material dan chemical untuk
kebutuhan produksi Tire dan Tube, jasa-jasa yang berkaitan dengan
kegiatan Material Planning Control. Lingkup tugas material
purchaser adalah:
- Negosiasi harga dengan supplier
- Perbandingan harga dari penawaran para supplier
- Melakukan pemesanan material (standar dan intransit)
- Melakukan monitoring pada Delivery Schedule
- Mengisi dokumen yang dibutuhan dalam melakukan pemesanan
material
- Persiapan pembayaran tagihan
- Melakukan claim untuk material dari supplier yang rusak
75
- Administrasi Purchase Order internal pelanggan
4. Engineering Goods Purchaser
Melakukan pembelian/pengadaan tools, spare part, machineries jig,
mould dan fabrikasi, dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan
Engineering. Lingkup tugas Engineering Goods Purchaser adalah:
- Negosiasi harga dengan supplier
- Perbandingan harga dari penawaran para supplier
- Melakukan pemesanan material
- Melakukan monitoring pada Delivery Schedule
- Mengisi dokumen yang dibutuhan dalam melakukan pemesanan
material
- Persiapan pembayaran tagihan
- Melakukan claim untuk material dari supplier yang rusak
- Administrasi Purchase Order internal pelanggan
3.4.2. Tugas dan Wewenang Departemen Warehouse
Departemen Warehouse (material warehouse) berada dalam Plant Division,
yang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Menerima item dari Supplier yang dibeli oleh PT.S melalui Purchase
Order
2. Menyimpan item yang telah dikirim oleh Supplier ke dalam Warehouse
3. Mengeluarkan item yang diminta oleh departemen atau divisi lain
3.4.3. Tugas dan Wewenang Divisi Finance
Berikut adalah tugas dan tanggung jawab per area seksi/sub seksi :
1. General Accounting dan Tax Analyst
76
Bertanggung jawab untuk menyajikan laporan keuangan per periode atas
seluruh transaksi yang terjadi
2. Cost dan Asset Analyst
Bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas maintenance dan
depresiasi aset, serta melakukan analisis biaya tiap produk per periode
3. AR/AP Control
Bertanggung jawab atas pencatatan piutang dari customer dan utang
terhadap supplier
4. Collection
Bertanggung jawab atas pengumpulan piutang dari customer dan
pembayaran atas utang terhadap supplier
5. Financial Analyst
Bertanggung jawab melakukan analisis per pos atas laporan keuangan
yang dihasilkan accounting
6. Budget Analyst
Bertanggung jawab untuk melakukan maintain terhadap aktualisasi
budget yang terjadi per periode dan melakukan perbandingan serta
analisis budget vs aktual
3.4.4. Tugas dan Wewenang Divisi IT
Peran dan fungsi divisi IT adalah mendukung kebutuhan manajemen
atas informasi yang cepat, tanggap dan akurat dengan tujuan utama
mengintegrasikan seluruh sistem di perusahaan.
77
Berikut adalah tugas dan tanggung jawab per area seksi/sub seksi :
1. System Integration
Secara aktif memfasilitasi kegiatan rekayasa ulang proses bisnis dan
mengintegrasikan seluruh manajemen sistem berdasarkan blue print
pengembangan sistem perusahaan. Lingkup tugas system integration
adalah:
- Memfasilitasi pengembangan manajemen sistem
- Memberi usul prioritas pengembangan manajemen sistem
- Mengevaluasi dan mereview bisnis proses berjalan untuk menghasilkan
rekomendasi perbaikan
2. Human Resource System Development
Menghasilkan sistem terkomputerisasi yang terintegrasi, efektif, dan
aman serta melakukan fungsi sebagai “Trouble shooter” dan “Problem
Solver” pada sistem informasi. Lingkup tugas Human Resource System
Development adalah:
- Mengembangkan aplikasi di area Human Resource, Manufacturing,
Quality dan Product Development, Financial, Distribution dan
Procurement
- Melakukan koordinasi dan pengarahan terhadap pengembangan
- Melakukan analisa terhadap sistem manajemen yang akan
dikembangkan
- Melakukan analisa dan membuat desain sistem informasi
- Melakukan koordinasi aktif dalam tahap pengembangan sistem dan
dalam tahap implementasi
78
- Melakukan uji kelayakan implementasi sistem informasi
- Melakukan pencarian penyebab dan perbaikan terhadap kegagalan
sistem informasi
3. Manufacturing dan EAM System Development
Menjaga dan menjamin database aplikasi selalu siap pakai, melakukan
upgrade terhadap database jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi
perusahaan, serta berkomunikasi dengan Oracle World Wide dalam
rangka menyelesaikan error/bug pada aplikasi. Lingkup tugas
Manufacturing dan EAM System Development adalah:
- Mengatur, mengelola dan melakukan optimasi database server dan
application server
- Menjalankan dan mengelola data backup dan restore
- Mengawasi dan mengelola sinkronisasi database
- Terlibat dalam perancangan database dan implementasi
- Melakukan implementasi dan maintenance keamanan database
- Menjalankan tunning database dan me-monitoring performance
- Melakukan maintenance seluruh Service Request yang terdapat di
Metalink dan menjamin Service Request terselesaikan
4. Financial dan Distribution System Development
Melakukan monitoring, pengembangan, perawatan dan perbaikan seluruh
infrastruktur server dan jaringan komputer. Lingkup tugas Financial dan
Distribution System Development:
- Menjamin jalannya operasional server
- Menjamin jalannya operasional jaringan
79
- Menjamin jalannya operasional storage
- Melakukan pengembangan teknologi informasi
5. Data Resource Management
Melakukan monitoring, pengembangan, perawatan dan perbaikan seluruh
peralatan pendukung sistem informasi (komputer, printer, server,
perangkat komputer, mesin-mesin industri, perangkat komunikasi, audio
video dan lain - lain). Lingkup tugas Data Resource Management:
- Melakukan analisa atas kebutuhan investasi perangkat IT
- Menjamin jalannya sistem komputerisasi mesin - mesin industri,
telekomunikasi dan peralatan audio video
- Melakukan perbaikan atas informasi yang datang dari user
- Melakukan pendataan asset IT dan lisensi software
- Melakukan pengembangan teknologi informasi di sisi operasional
6. System Support dan Communication
Melakukan monitoring, pengembangan, perawatan dan perbaikan sistem
keamanan informasi (Active Directory, Antivirus, Firewall, Update dan
Patching, dll). Lingkup tugas System Support dan Communication :
- Menjamin jalannya operasional Active Directory, Antivirus, Software
Update, dan Pacthing
- Menjamin jalannya operasional UTM (Unified Threat Management)
- Menjamin keamanan data/informasi perusahaan
- Melakukan pengembangan teknologi informasi
80
3.5. Length of Effort
Tabel 3. 1 Length of Effort (LOE)
Tanggal Waktu
Kegiatan
Jumlah
Jam Kegiatan Peserta Materi Hasil Kegiatan
8
Juni
2010
13.00 –
16.00 3 Briefing Mentor Pembimbing Overvi ew Modules
1. Memperoleh pengertian mengenai
Overvi ew Modules pada PT.S
2. Menentukan Modules yang akan
dikerjakan selama praktik kerja
24
Juni
2010
14.00 - 17.00 3 Briefing 1. Mentor Pembimbing
2. Purchase Analyst Procure to Pay
Memperoleh pengenalan mengenai
Modules yang dipilih
26
Juli
2010
7.00 – 12.00 5 Introduction
Trainning HRD Manager
Company Profile
Introduction
Memperoleh pengetahuan mengenai
profile umum perusahaan
Basic Mentality
Mengubah mentalitas dasar setiap
peserta dari seorang pelajar menjadi
seorang pekerja yang siap bergabung
dengan PT.S
SOP, IK dan
Kualitas
Memperoleh pengetahuan mengenai
Standard Operation Procedure, Instruksi
Kerja, dan kualitas dari PT.S
Sistematika Produksi Mengenal proses produksi tire dan tube
Pengetahuan produk Mengetahui fungsi ban, produk yang
dihasilkan, ukuran, struktur, bagian, dan
81
tipe ban, beserta keuntungan, perawatan
dan istilah-istilah penting dalam proses
produksi.
ISO 9001:2000 Mengetahui serti fikasi pengakuan yang
digunakan oleh PT.S
5K 2S Mengetahui alat / sistem management
dalam bekerja
LK3 Material dan
mesin
Mengetahui jenis limbah dan bahan
kimia, serta karakteristik mesin
ATQC
(Astra Total Quality
Control)
Mengetahui manajemen sistem yang
mengikut sertakan seluruh karyawan dari
seluruh tingkatan organisasi dengan
penerapan konsep pengendalian kualitas
dan metode statistic untuk mencapai
kepuasan pelanggan dan yang
mengerjakannya
13.00 –
14.00 1 Preparation Mentor pembimbing
Proses produksi tire
dan tube
Memahami materi produksi yang
diberikan oleh PT.S dalam bentuk
softcopy
14.00 –
16.00 2 Plan tour Mentor pembimbing
Proses produksi tire
dan tube
Melakukan touring ke pabrik dan
melihat proses produksi yang
berlangsung
27
Juli
7.00 –
10.00 3 Briefing
1.Chief Information
Officer (CIO)
Procurement
overview
Memahami garis besar proses pembelian
dari Purchase Requisition sampai
82
2010
2.Manufacturingdan EAM
system development
manager
3.Financial dan
distribution system
development manager
4.Data resources
management manager
Payment
10.00 –
16.00 2 Daily reporting Mentor Pembimbing Production Process
Membuat laporan mengenai pembuatan
ban dalam dan bdan luar
28
Juli
2010
7.00 –
16.00
8 Oracle EBS
overview Audit Manager
Overvi ew Oracle
EBS modules
Memahami sub modules dalam Oracle
EBS modules
29
Juli
2010
7.00 – 16.00 8 Business
process
overview
1.Purchase Analyst
2.Mentor Pembimbing
3.Audit Manager
Overvi ew procure to
pay modules
Memahami modul procure to pay
beserta proses bisnisnya 30
Juli
2010
7.00 – 16.00 8
2
Agustus
2010
7.00 – 16.00 8 Consultation 1.Purchase Analyst
2.Audit Manager
Purchase
Requisition
Mengetahui proses dan inventori yang
ada dalam Purchase Requisition
3
Agustus 7.00 – 16.00 8 Consultation Purchase Analyst Purchase Order
Mengetahui proses dan jenis Purchase
Order
83
2010
4
Agustus
2010
7.00 – 16.00 8
Consultation Material Warehouse Staff Receipt, Inspect,
Deliver
Mengetahui proses dan macam dari
receipt dan deliver 5
Agustus
2010
7.00 – 16.00 8
6
Agustus
2010
7.00 – 16.00 8 Consultation
1.Financial Invoice
Verification Staff
2.Audit Manager
Invoice, Payment Mengetahui proses dalam melakukan
invoice dan payment
9
Agustus
2010
7.00 – 16.00 8 Business
Process
Documentation
Audit Manager
Documentation PR,
PO, Receipt, Invoice,
Payment
Dokumentasi dalam bentuk flowchart,
scenario, dan daily result 10
Agustus
2010
7.00 – 16.00 8
11
Agustus
2010
7.00 – 8.00 1 Preparation - PR, PO, Receipt,
Invoice, Payment Bahan presentasi
8.00 – 10.00 2 Presentation
1.Purchase Analyst
2.Mentor Pembimbing
3.Audit Manager
4.Material Planning
Control
PR, PO, Receipt,
Invoice, Payment
Revisi pada alur proses dan scenario
procurement
84
10.00 –
18.30 6 Revision Audit Manager PR, scenario
Revisi terhadap flowchart Purchase
Requisition dan scenario
12
Agustus
2010
7.00 –
16.00 8
Revision Audit Manager Purchase Order Revisi terhadap flowchart Purchase
Order
Accessing EBS System Support Oracle EBS First Access into Oracle EBS
13
Agustus
2010
7.00 –
9.00 2 Exploring EBS
1.IT Development
2.Purchase Analyst PO Prosedur pembuatan PO
9.00 – 10.30 1,5 Consultation Purchase Analyst Autocreate PO
Mengetahui jenis PO yang digunakan
SRI dan cara untuk membuat PO dalam
Oracle EBS
10.30 –
12.00 1,5
Interview Staff Engineering Support
- Utility
Engineering Support
Item
Mengetahui pembagian material
engineering dan overvi ew alur approval
PR 13.00 –
16.00 3
16
Agustus
2010
7.00 – 9.00 2 Daily Reporting Mentor Pembimbing Engineering PR
Process
Mengetahui proses pembuatan PR pada
bagian Engineering
9.00 – 11.00 2 Interview Staff Engineering Support
- Utility
Engineering Support
Item
Mengetahui masalah yang ada pada
pembuatan PR dan PO di bagian
Engineering
11.00 –
16.00 4 Consultation
Purchase Analyst
PR engineering
Mengetahui tingkatan approval dalam
PR dan masalah dalam PR
18
Agustus
2010
7.00 – 9.00 2 Consultation
1.Material Production
Control Manager
2.Staff Engineering
Engineering PR
Process
Mengetahui proses pembuatan PR pada
bagian Engineering
85
9.00 – 12.00 3 Consultation IT Developer Personalize EBS
Oracle
Mengetahui cara personalisasi PR dalam
EBS Oracle
13.00 –
16.00 3 Consultation Purchasing Staff Purchase Order
Mengetahui cara penentuan harga pada
PR
19
Agustus 2010
7.00-10.00 3 Consultation Audit Manager
Purchase
Requisition,
Purchase Order,
Receipt,
Invoice
Mengetahui Issue pengembangan sistem
informasi
10.00-11.00 1 Interview Staff Engineering Engineering PR Mengetahui kebutuhan user akan PR
11.00-
12.00 1 Interview Finance Staff (Budgeting) Purchase Budgeting
Mengetahui alur proses pada bagian
budgeting
13.00 –
16.00 3 Customizing IT Developer
Personalize EBS
Oracle
Personalisasi default option pada
purchase requisition engineering
20
Agustus
2010
07.00 –
09.00
2 Documentating - Personalizing
Documenting
Dokumentasi atas personalisasi PR
Engineering
09.00 –
16.00 3 Consultation Audit Manager Intransit Issue
Mengetahui Issue-issue akibat proses
bisnis berjalan
23
Agustus 2010
07.00 –
16.00 8
Consultation
and Analyze
IT Development Setting up EBS Mengetahui cara menambah
subinventory dan melihat jurnal
Purchase Analyst Intransit Issue Mengetahui akibat dari proses bisnis
Intransit yang berjalan dan kebutuhan
86
akan informasi dari Intransit purchasing
24
Agustus 2010
07.00 –
16.00 8
Consultation
and Analyze
1.Warehouse staff
2.Accounting staff
3.Quality manager
Intransit Issue
Mengetahui akibat dari proses bisnis
Intransit yang berjalan dan kebutuhan
akan informasi dari Intransit purchasing
25
Agustus 2010
07.00 –
16.00 8
Consultation
and Analyze
1. IT Development
2. Purchase Analys Intransit Issue Mengetahui report yang akan dihasilkan
26
Agustus
2010
07.00 –
16.00 8
Problem
Analyze - Intransit Purchasing
Analisa masalah-masalah yang timbul
dari proses bisnis berjalan
27
Agustus 2010
07.00 –
16.00 8 Evaluating -
Design new Intransit
Business Process
Evaluasi masalah dan merancang bisnis
proses usulan atas Intransit Purchasing
30
Agustus 2010
07.00 –
16.00 8 Evaluating -
Design new Intransit
Business Process
Evaluasi masalah dan merancang bisnis
proses usulan atas Intransit Purchasing
31
Agustus 2010
07.00 –
16.00 8 Checking
1. Warehouse staff
2.Quality manager
3.IT Development
4.Purchase Analyst
5.Audit Manager
Impact from new
Intransit Business
Process
Mengecek dampak dari proses bisnis
usulan terhadap divisi-divisi yang terkait
1 September
2010
07.00 –
16.00 8 Documentation -
Recent and New
Intransit Business
Process
Membuat dokumentasi dari proses bisnis
berjalan dan dari proses bisnis baru yang
diusulkan
2
September
07.00 –
12.00 5 Preparation - Intransit Purchasing
Persiapan Presentasi mengenai Intransit
Purchasing
87
2010
13.00 –
16.00 3 Presentation
1. Head Division of
Accounting dan Finance
2. Head Department of
Finance
3. Head Department of
Accounting
4. Chief Information
Officer
5. Purchase Analyst
6. Mentor Pembimbing
7. Head Section of
Production
8. Planning Control
Intransit Purchasing
1. Menjelaskan proses bisnis usulan dan
kelebihannya
2. Pemahaman lebih mendalam
mengenai konsep pembelian Intransit
dari berbagai sudut pandang
3. Usulan dan saran tambahan untuk
proses bisnis usulan
3
September
2010
07.00 –
16.00 8 Testing Personalize Personalisasi pada form Receipt
6
September
2010
07.00 –
16.00 8 Testing Financial staff Intransit journal
Mengetahui jurnal dari tiap transaksi
Intransit
7 September
2010
24
September
2010
88
1
Oktober 2010
07.00 –
16.00 8 Testing Financial staff Intransit jounal
Mengetahui dampak setiap transaksi
terhadap jurnal
8
Oktober 2010
07.00 –
16.00 8
Exploring and
Analyze IT Development Purchasing Report
Pemahaman tabel-tabel untuk
pembuatan report
13
Oktober 2010
07.00 –
15.00 7
Exploring and
Analyze IT Development Purchasing Report
Pemahaman tabel-tabel untuk
pembuatan report
15
Oktober 2010
07.00 –
15.00 7
Design and
Developing -
Intransit Report,
Purchasing Report
- Merancang Report untuk Intransit dan
Purchasing
- Implementasi Purchasing Report pada
server trial
22
Oktober 2010
07.00 –
16.00 8 Developing - Purchasing Report
- Merancang Report untuk Purchasing
- Implementasi Purchasing Report pada
server trial
25
Oktober 2010
07.00 –
16.00 8 Developing IT Development Purchasing Report
- Merancang Report untuk Intransit dan
Purchasing
- Implementasi Purchasing Report pada
server trial
29
Oktober 2010
07.00 –
12.00 5 Documentation - -
- Merancang Report untuk Intransit
- Menyerahkan hasil internship
89
3.6. Definisi dan Pengaturan Dasar
3.6.1. Inventory Organization (I/O)
Inventory Organization
WH-MAT
GSA
MAT
DRM IDRM EAM
PM CM INT
Gambar 3. 7 Inventory Organization Structure
Inventory pada modul procurement dikelompokkan menjadi beberapa
organisasi sesuai dengan kegunaannya masing - masing. Adapun organisasi
tersebut adalah :
1. MAT
Inventory yang mengelola material yang digunakan dalam proses
produksi. Terdiri atas 2 subinventory, yaitu: direct (DRM) dan indirect
(IDRM). Direct material merupakan bahan baku / bahan setengah jadi
untuk diolah kembali. Sedangkan indirect material merupakan material
pendukung proses produksi.
90
2. EAM
Inventory yang mengelola material - material yang diperlukan untuk
maintenance alat produksi (spareparts mesin - mesin produksi). Terdiri
atas 2 subinventory, yaitu: Preventive Maintenance (PM) dan Corrective
Maintenance (CM). Preventive Maintenance (PM) merupakan peralatan
yang digunakan untuk pemeliharaan secara berkala. Sedangkan
Corrective Maintenance (CM) adalah peralatan yang digunakan untuk
pemeliharaan jika terjadi kerusakan.
3. GSA
Inventory yang mengelola material/jasa yang tidak berhubungan
langsung dengan proses produksi, seperti perlengkapan kantor,
jasa/service dan kebutuhan harian lainnya.
4. INT
Inventory yang mengelola material - material yang bersumber dari
pembelian secara Intransit (material yang secara sistem/akunting sudah
menjadi milik PT.S tapi secara fisik masih berada di luar PT.S)
Berikut adalah tabel pengelompokan part number terkait dengan wilayah
purchasing:
Tabel 3. 2 Tabel Pengelompokan Material / Jasa Wilayah Purchasing
Inventory Org. Subinventory Part
Numb. Description
MAT
Direct MAT Material produksi
Indirect
ATK Alat tulis kantor PCG Packaging PKJ Perlengkapan kerja PRD Material/perlengkapan produksi PRT Perlengkapan rumah tangga
91
Inventory Org. Subinventory Part
Numb. Description
EAM
Preventive Maintenance
AUK Alat ukur BER Bearing
BGF Material bangunan/material fabrikasi
DFA Dinamika fluida air DFO Dinamika fluida oil DFS Dinamika fluida steam DFU Dinamika fluida udara EEC Electrical control
Corrective Maintenance
EIN Electrical industrial EMO Electric motor FLU Fluida FST Fastener
MAC
Material permesinan/ manufacturing untuk proses fabrikasi
MCH
Machine unit / part machine
TRN Material permesinan/ manufacturing untuk proses assembling
TUL Tools INT None INT Material Intransit
GSA None
ATK Alat tulis kantor BCT Material cetakan EXP Expense GRD Gardening ITE IT Equipment KND Kendaraan LAB Laboratorium MPR Material promosi OEQ Office equipment PKJ Perlengkapan kerja PRT Perlengkapan rumah tangga SFT Safety
3.6.2. Approval Hierarchy
Untuk menyelesaikan proses pembuatan Purchase Requisition (PR) dan
Purchase Order (PO), setiap PR dan PO harus melalui beberapa tingkat
92
proses persetujuan (approval) sebelum dapat menuju ke proses berikutnya.
Jumlah tingkatan proses persetujuan ditentukan dari total harga pada
transaksi permintaan/pembelian. Berikut adalah tabel jumlah Approval
hierarchy yang harus dilewati berdasarkan harga permintaan/pembelian.
Tabel 3. 3 Jumlah Approval Hierarchy yang Harus Diselesaikan
Transaction Amount Approval
Hierarchy
Di atas Rp. 1.000.000.000,- 4 atau 5
Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 1.000.000.000,- 3
Rp. 1.000.000,- Rp. 50.000.000,- 2
Rp. 0,- Rp. 1.000.000,- 1
Terdapat 6 jenis status pada dokumen transaksi yang melalui approval
hierarchy, yaitu:
- Incomplete
Ketika dokumen transaksi baru dibuat oleh requester dan belum melalui
approval hierarchy.
- In process
Ketika dokumen transaksi sudah berada dalam tahap approval hierarchy.
- Rejected
Ketika dokumen transaksi ditolak oleh approver.
- Approved
Ketika dokumen transaksi sudah melewati seluruh tahapan dalam
approval hierarchy (sudah mendapat persetujuan dari budget approver).
93
- Returned
Ketika dokumen transaksi yang sudah sampai pada buyer ditolak karena
adanya ketidaksesuaian antara part number.
94
Berikut adalah bagan yang menggambarkan tingkatan persetujuan (approval hierachy) tiap divisi:
Gambar 3. 8 Purchase Requisition Approval Hierarchy
Gambar 3. 9 Purchase Order Approval Hierarchy
95
3.6.3. Budgeting Control
Setiap subdivisi dan project di PT.S memiliki budget tersendiri untuk
mengakomodasi pembelian. Sebelum permintaan pembelian (Purchase
Requisition) terbentuk, sistem akan melakukan pengecekan budget (check
fund) untuk menentukan apakah harga barang/jasa yang diminta mencukupi
pada budget divisi/proyek terkait. Tiap jenis barang/jasa pada PT.S
dikategorikan ke dalam 2 jenis budget, yaitu:
Monitoring Budget
Merupakan kategori budget yang memiliki sifat tidak terbatas (unlimited).
Barang/jasa dengan monitoring budget tidak akan mempengaruhi budget
pada tiap divisi. Contoh: material produksi pada I/O MAT.
Mandatory Budget
Merupakan kategori budget yang memiliki sifat terbatas (limited).
Barang/jasa dengan Mandatory budget akan memberikan status
“reserved” sejumlah harga barang/jasa yang diminta pada budget tiap
divisi/proyek, sehingga budget dengan status “reserved” tersebut tidak
dapat digunakan untuk melakukan permintaan lain. Contoh: barang pada
I/O EAM dan I/O GSA. Divisi/proyek yang tidak memiliki budget
mencukupi untuk melakukan permintaan material, dapat melakukan
reclass untuk menambah budget. Permintaan reclass harus disetujui
melalui tingkatan hierarchy approval.
96
3.6.4. Pembelian Material Secara Intransit
Pembelian material produksi (MAT) dibedakan menjadi 2
berdasarkan kondisi penerimaan material di Warehouse, yaitu standard dan
Intransit. Proses pembelian standard merupakan pembelian di mana PT.S
akan membuat receipt ketika material sampai di Warehouse PT.S. Sedangkan
pembelian Intransit merupakan pembelian di mana PT.S dapat membuat
receipt ketika material telah sampai di tempat yang sudah ditentukan dalam
perjanjiannya dengan supplier. Pembelian Intransit biasa dilakukan apabila
PT.S melakukan transaksi pembelian dengan supplier di luar negeri dan di
luar pulau.
Permintaan, pembelian dan penerimaan dengan inventory
organization “SRI-MAT” merupakan transaksi standard atau dapat juga
disebut dengan transaksi MAT: Purchase Requisition MAT, Purchase Order
MAT dan Receipt MAT.
Sedangkan pembelian dan penerimaan dengan inventory organization
“SRI-INT” merupakan transaksi Intransit: Purchase Order INT dan Receipt
INT.
97
3.7. Tata Laksana Sistem Berjalan
Gambar 3. 10 Usecase Sistem Informasi Intransit Procurement PT. S
3.7.1. Proses Pembelian Intransit
Berikut adalah proses pembelian material yang dilakukan secara Intransit
yang berjalan:
98
$
Gambar 3. 11 Rich Picture Pembelian Intransit Berjalan
Keterangan:
1. MPC membuat Purchase Requisition (MAT) sesuai dengan
kebutuhan material.
2. Purchase Requisition (MAT) yang telah di-approve kemudian
diserahkan kepada Purchasing untuk dibuatkan Purchase Order
(MAT) yang kemudian akan di-cancel dan di-copy ke Purchase
Order (INT).
99
3. Purchase Order (INT) yang telah di-approve diberikan kepada
Supplier untuk disetujui pembeliannya.
4. Jika Purchase Order (INT) telah disetujui oleh Supplier, maka akan
dikirimkan ke bagian Finance (AP Control).
5. Bagian Purchasing akan membuatkan BPU (Bukti Pengeluaran
Uang) yang kemudian diberikan kepada Finance (AP Control).
6. Bagian Finance (AP Control) kemudian akan membuatkan Invoice
(Prepayment) berdasarkan BPU.
7. Invoice (Prepayment) tersebut kemudian diserahkan kepada bagian
Finance (Treasury)
8. Finance (Treasury) kemudian akan melakukan Payment
(Prepayment) berdasarkan Invoice (Prepayment) tersebut.
9. Jika sudah membayar maka bagian Finance (Treasury) akan
memberikan Bukti Pembayaran kepada Supplier agar Supplier dapat
mengirimkan materialnya.
10. a. Supplier mengirimkan packing list ke bagian Purchasing
10. b. Supplier mengirimkan material tersebut ke pelabuhan.
11. Purchasing menyerahkan Packing List dan Purchase Order (INT)
kepada bagian Accounting untuk dilakukan Receipt (INT).
12. a.Bagian Accounting setelah melakukan Receipt (INT) akan
memberikannya kepada Purchasing.
12. b.Bagian Accounting akan membuat Receipt Register (BPB).
100
13. Receipt (INT) dan Packing List tersebut kemudian diserahkan oleh
Purchasing ke bagian Warehouse untuk melakukan Receipt (MAT)
yang biasa disebut dengan inter organization.
14. a. Pada saat Receipt (MAT) akan dilakukan inspeksi oleh bagian
Quality Control Lab apakah material tersebut diterima atau tidak
berdasarkan Inspection List.
14. b. Bagian Warehouse akan menyerahkan Invoice, Purchase Order
(INT) dan Receipt (INT) akan diserahkan kepada bagian Finance (AP
Control) untuk mengecek apakah material tersebut telah sampai
sesuai dengan Purchase Order (INT).
15. Bagian Finance (AP Control) akan membuatkan Invoice (Settlement)
untuk melunaskan uang muka yang telah dibayar sebelumnya. Invoice
(Settlement) akan diberikan ke bagian Finance (Treasury).
16. Bagian Finance (Treasury) kemudian melakukan Payment
(Settlement).
Proses tersebut dapat digambarkan dengan flowchart sebagai berikut:
101
Gambar 3. 12 Pembelian Material Secara Intransit pada PT. S
102
3.7.2. Spesifikasi Prosedur
3.7.2.1. Prosedur Permintaan Material
Permintaan dilakukan oleh bagian MPC (Material Planning
Control) berdasarkan perhitungan MRP atas material yang dibutuhkan
untuk produksi. Requester diharuskan untuk mengisi kolom
organization pada Purchase Requisition (PR) di mana nilai “SRI-MAT”
diartikan sebagai permintaan pembelian standard dan nilai “SRI-INT”
sebagai permintaan pembelian Intransit. Kolom organization ini akan
selalu diisi dengan nilai “SRI-MAT” karena requester tidak tahu
metode pembelian yang akan dilakukan buyer (standard / Intransit
purchasing).
Setelah permintaan disimpan dan dicetak, PR akan melalui
proses persetujuan (Requisition Approval) sesuai dengan Approval
Hierarchy yang telah ditetapkan. PR yang tidak disetujui pada Approval
Hierarchy akan dikembalikan lagi ke Requester untuk dilakukan
koreksi. PR yang telah disetujui akan diterima oleh bagian Purchasing
(buyer).
Detil proses permintaan adalah sebagai berikut:
• 10-1 : Entry PR (Purchase requisition)
Bagian MPC (Material Controlling planning) akan mengisi form
PR berdasarkan perhitungan MRP (Material Requirement
Planning), MPC akan mengisi jenis material dan jumlah yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan produksi ke depan.
103
• 10-2: Cetak PR (Purchase requisition)
Setelah form PR terisi, MPC akan mencetak PR untuk dimintai
persetujuan atas permintaan material yang dibuat.
• 10-3: Requisition Approval
Setelah dicetak, PR harus melalui proses persetujuan yang telah
ditetapkan oleh PT.S. Jika PR lolos dari proses persetujuan, PR
akan diteruskan ke bagian purchasing. Tetapi jika PR tidak lolos
dari proses persetujuan, PR akan dikembalikan ke MPC untuk
dilakukan koreksi.
• 10-4: Cancel requisition
PR yang tidak lolos dari proses persetujuan, harus dibatalkan
sebelum membuat PR koreksi.
Data yang diperlukan : material type, part number, item
description, quantity, need by, organization, location, subinventory,
UOM dan price.
3.7.2.2. Prosedur Pembelian Material Intransit
Purchase Requisition yang telah disetujui akan diterima oleh
bagian Purchasing (buyer) sebagai referensi untuk membuat Purchase
Order (PO) kepada Supplier. Bila diketemukan bahwa pembelian harus
dilakukan secara Intransit, buyer tidak dapat membuat PO INT dengan
referensi dari Purchase Requisition (PR) MAT. Sehingga buyer akan
membuat PO INT baru tanpa referensi dari PR MAT.
104
Buyer akan membuat PO berdasarkan PR MAT (adopt PR) dan
kemudian mengubah organization dari MAT ke INT.
Detil dari proses pembelian adalah sebagai berikut:
• 20-1 : Create PO
Bagian purchasing akan menerima PR yang telah lolos dari proses
persetujuan. Dari PR yang sudah tersimpan di database, bagian
purchasing akan membuat PO.
• 20-2 : Edit PO
Umumnya PR memiliki nilai Organization SRI-MAT, yaitu nilai
dimana material tersebut merupakan material utama yang digunakan
dalam produksi , tetapi umumnya nilai organization SRI-MAT
digunakan hanya jika pembelian dilakukan secara lokal. Sedangkan
untuk pembelian material dari luar negeri menggunakan nilai
organization SRI-INT. Oleh karena itu, setelah memanggil nomor PR
dari database, bagian purchasing diharuskan mengubah nilai
organization dari SRI-MAT menjadi SRI-INT pada form PO.
• 20-3 : Cetak PO
PO yang sudah selesai diubah akan di cetak.
• 20-4 : Purchasing approval
PO yang telah selesai dibuat, sebelum diberikan kepada supplier
harus melewati proses persetujuan. Apabila PO lolos melewati proses
persetujuan, satu rangkap PO akan diberikan kepada supplier. Tetapi,
105
jika PO tidak lolos, PO akan dikembalikan kepada buyer untuk
dilakukan koreksi.
• 20-5 : Cancel PO
Sebelum dilakukan koreksi, PO yang tidak lolos dari proses
persetujuan harus dibatalkan.
Data yang diperlukan : Purchase Requisition Number,
Organization, Ship-To, quantity, UOM, Price, need by dan supplier.
3.7.2.3. Prosedur Penerimaan Material Intransit
Penerimaan material (pembuatan Receipt) dilakukan 2 kali untuk
pembelian material secara Intransit. Receiving pertama akan dilakukan
oleh bagian Finance (Fixed Assets) pada saat material sampai di tempat
perjanjian (di mana material sudah sah menjadi hak milik/tanggung
jawab PT.S). sedangkan Receiving kedua akan dilakukan oleh bagian
Warehouse. Setiap proses Receiving akan selalu diikuti dengan proses
inspection dan delivery.
Inspection merupakan proses pengecekan kesesuaian material
yang telah diterima PT.S, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Setelah dilakukan inspeksi pada material, bagian warehouse akan
melakukan update pada jumlah stok material di warehouse dengan
melakukan proses Delivery.
Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab tiap bagian, dokumen
inspection akan dibuat oleh bagian Quality Control Lab, sedangkan
dokumen Receipt dan Delivery dibuat oleh bagian warehouse. Tetapi
106
khusus untuk kasus pembelian secara Intransit, dokumen receipt,
Inspection, dan Delivery dapat dibuat oleh bagian Finance. Pencatatan
dokumen tersebut hanya berupa formalitas untuk melengkapi prosedur
penerimaan material, tanpa diikuti oleh kegiatan lapangan. Sedangkan
prosedur Receiving, Inspection, dan Delivery sesungguhnya dilakukan
oleh bagian warehouse.
Proses penerimaan standard akan menyimpan material ke dalam
warehouse MAT. Tetapi ketika penerimaan secara Intransit, material
disimpan oleh bagian finance ke dalam warehouse Intransit (Inventory
Organization INT). Material pada warehouse Intransit akan dipindahkan
ke warehouse MAT melalui proses Interorganization (Interorg.)
Detil dari proses penerimaan material yang tiba di pelabuhan
adalah sebagai berikut:
• 40-1 : Menyerahkan Packing List
Setelah material sampai di pelabuhan, supplier akan menghubungi
bagian purchasing dan mengirim fax ke bagian purchasing PT.S.
Bagian purchasing akan menyerahkan packing list dan PO terkait
kepada bagian accounting.
• 40-2 : Create receipt
Berdasarkan PO dan packing list, bagian accounting akan membuat
tanda terima (receipt).
• 40-3 : Cetak receipt
107
Setelah membuat receipt, bagian accounting akan mencetak receipt
dan memberikan dua rangkap receipt kepada bagian purchasing dan
satu rangkap receipt kepada supplier.
• 40-4 : Inspection
Setelah selesai mencetak receipt, bagian accounting akan melakukan
inspeksi secara sistem atas material yang sampai dipelabuhan.
Inspeksi yang dilakukan secara sistem berarti tidak dilakukan secara
actual, inspeksi dilakukan hanya untuk formalitas.
• 40-5 : Create delivery
Setelah selesai dilakukan inspeksi, bagian accounting akan melakukan
proses delivery untuk menambah jumlah stock material di inventory
organization INT.
Dan detil proses penerimaan material pada warehouse adalah
sebagai berikut:
• 50-1 : Menyerahkan receipt dan packing list
Setelah mendapat dua rangkap receipt dari bagian accounting, bagian
purchasing akan menyerahkan satu rangkap receipt dan satu rangkap
packing list kepada bagian warehouse material.
• 50-2 : Visual inspection
Saat material yang tadinya dipelabuhan sampai di gudang material
PT.S. Bagian warehouse akan melakukan visual inspection, yaitu
pengecekan secara kasar mengenai jumlah dan jenis material apakah
sesuai dengan PO dan packing list.
108
• 50-3 : Entry item untuk inter organization (inter-org)
Tidak seluruh jumlah material tiba di gudang pada saat yang
bersamaan, perlu beberapa kali angkutan sampai seluruh material tiba
di gudang. Tiap – tiap kedatangan berjarak satu minggu hingga satu
bulan. Setelah material sampai di gudang, bagian warehouse akan
melakukan proses inter organization, yaitu memindahkan jumlah
stock material dari I/O INT ke I/O MAT.
• 50-4 : Create receipt
Bagian warehouse akan membuat receipt atas material yang sampai
digudang tanpa berdasarkan dokumen apapun dari sistem, receipt
akan di entri secara manual dengan reference ke nomor receipt dan
nomor PO yang digabung.
• 50-5 : Cetak receipt
Setelah disimpan, receipt akan di cetak. Satu rangkap receipt akan
diberikan kepada bagian quality control dan satu rangkap ke bagian
finance ( invoice verification).
• 50-6 : Inspection
Bagian quality control akan melakukan inspeksi atas material yang
sudah dilakukan receipt. Inspeksi ini adalah untuk mengecek kualitas
dari material sebelum di simpan digudang dan digunakan untuk
produksi. Setelah melakukan inspeksi, bagian QC akan mengentri
hasil inspeksi ke dalam sistem. Jika material yang diinspeksi
berkualitas baik, bagian QC akan mengembalikan material ke bagian
109
warehouse dan memberitahukan bagian gudang mengenai hasil
inspeksi.
• 50-7 : Create delivery to stock
Setelah mengetahui hasil inspeksi material, bagian gudang akan
melakukan proses delivery atas material yang berkualitas baik ke
dalam sistem untuk menambah stock material di I/O MAT.
• 50-8 : Create delivery to defect
Jika dari hasil inspeksi didapati kualitas material tidak baik, bagian
QC akan melakukan proses delivery untuk menambah stock material
yang tidak baik kedalam stock defect.
Data yang diperlukan : Supplier Name, Shipment Number,
Packing List Number, Shipped Date, Purchase Order Number, Part
number, Item Description, Lot Number, Quantity dan Freight Carrier.
3.7.2.4. Prosedur Prepayment
Seluruh pembelian Intransit menggunakan pembayaran di muka
(prepayment). Jumlah dan metode pembayaran uang muka berdasarkan
atas perjanjian antara PT.S dengan supplier yang kemudian ditangani
oleh bagian Finance (Treasury), metode pembayaran dapat dilakukan
secara transfer maupun tunai. Dan sebelum uang muka dibayar, invoice
wajib dibuat terlebih dahulu.
110
Detil proses prepayment adalah sebagai berikut:
• 30-1 : Membuat BPU
Setelah PO yang dikirim kepada supplier mendapat respon dan di
setujui oleh supplier, bagian purchasing akan membuat Bukti
Pengeluaran Uang (BPU) sesuai dengan jumlah nominal yang tertera
pada PO.
• 30-2 : Menyetujui BPU
BPU yang dibuat harus mendapat persetujuan, BPU yang disetujui
akan diberikan kepada bagian finance(AP Control). Sedangkan, BPU
yang tidak disetujui akan dikoreksi.
• 30-3 : Entry invoice prepayment
Setelah BPU disetujui, bagian finance(AP Control) akan mengentri
jumlah nominal sesuai dengan jumlah yang tertera pada BPU.
• 30-4 : Validate
Setelah invoice di entri, harus dilakukan checklist pada checkbox
validate di form invoice.
• 30-5 : Create accounting
Setelah dilakukan validate, harus dilakukan checklist pada checkbox
create accounting di form invoice. Create accounting berfungsi untuk
posting journal di G/L dan secara otomatis payment akan tersimpan.
• 30-6 : Cetak invoice prepayment
Setelah disimpan, invoice untuk prepayment akan dicetak, satu
rangkap invoice diberikan ke bagian finance( treasury).
111
• 30-7 : Entry pembayaran prepayment
Berdasarkan invoice yang dibuat untuk prepayment, bagian
finance( treasury) akan membuat payment.
• 30-8 : Create accounting
Bagian finance(treasury) harus melakukan checklist pada checkbox
create accounting untuk melakukan posting journal ke G/L dan
secara otomatis payment akan tersimpan.
• 30-9 : Cetak pembayaran prepayment
Payment yang telah disimpan akan dicetak.
• 30-10 : Autorisasi pembayaran
Sebelum melakukan pembayaran uang dimuka, payment harus
melalui proses persejutuan seperti yang telah ditetapkan. Apabila
Payment tidak disetujui, payment akan dikembalikan kepada bagian
finance( treasury) untuk dilakukan koreksi.
• 30-11 : Cancel pembayaran prepayment
Sebelum dilakukan koreksi, payment yang tidak lolos dari persetujuan
harus dibatalkan.
• 30-12 : Membayar ke supplier
Setelah payment disetujui, kasir akan melakukan transfer kepada
supplier.
112
• 30-13 : Clearing
Setelah supplier memberikan konfirmasi bahwa pembayaran telah
diterima, bagian finance (treasury) akan melakukan checklist pada
checkbox clearing untuk membuat posting journal ke G/L.
Data yang diperlukan : invoice type, trading partner, supplier
number, supplier site, invoice date, invoice number, invoice currency dan
amount.
3.7.2.5. Prosedur Settlement
Setelah dilakukan pembayaran uang muka (prepayment) harus
dilakukan proses penyesuaian jurnal pembayaran yang disebut dengan
settlement. Ada 3 macam kondisi pada saat proses Settlement, yaitu:
- Pembayaran lunas
Kondisi di mana jumlah pembayaran uang muka sejumlah dengan
jumlah yang harus dibayar. (prepayment 100%)
- Pembayaran minus
Kondisi di mana jumlah pembayaran uang muka hanya sebagian dari
jumlah yang harus dibayar. Sehingga dilakukan reimburse pada pihak
bersangkutan yang membayar kekurangan tersebut. (prepayment <
100%)
- Pembayaran plus (refund)
kondisi di mana jumlah pembayaran uang muka berlebih dari jumlah
yang harus dibayar. Sehingga PT.S akan menerima kembali jumlah
pembayaran sisa. (prepayment > 100%)
113
Detil proses settlement adalah sebagai berikut:
• 60-1 : Entry standard invoice for settlement
Setelah supplier menerima salinan receipt atas material yang dikirim
kepada PT.S, supplier akan mengirim invoice kepada bagian finance
(AP Control). Dari invoice yang diterima, bagian finance (AP
Control) akan mengentri invoice ke dalam sistem. Selain mengentri
nominal pada invoice, finance (AP Control) juga akan mengentri
nomor PO dan nomor receipt.
• 60-2 : Three ways match (PO, receipt (INT), invoice (INT))
Setelah itu, sistem akan melakukan pengecekan. Dari nomor PO
(INT), sistem akan mengecek jumlah nominal yang tertera pada PO
(INT). Dari nomor receipt (INT), sistem akan mengecek jumlah
material yang diterima oleh PT.S. Dari invoice yang dientri, sistem
akan mengecek apakah jumlah nominal dan jumlah material yang
ditagih sesuai dengan data yang keluar dari PO (INT) dan receipt
(INT). Jika hasil pencocokan berhasil, invoice akan diproses lebih
lanjut.
• 60-3 : Return tagihan
Jika hasil pencocokan gagal, bagian finance (AP Control) akan
mengembalikan invoice kepada supplier untuk dilakukan koreksi.
• 60-4 : Validate invoice
Setelah invoice selesai dientri, harus dilakukan checklist pada
checkbox validate di form invoice.
114
• 60-5 : Apply standard Invoice to prepayment
Standard invoice akan di-apply ke invoice prepayment. Bagian
finance (AP Control) akan memasukkan nomor invoice prepayment,
untuk mengecek apakah ada kekurangan atau kelebihan pada jumlah
nominal pembayaran dimuka.
• 60-6 : Create accounting
Setelah di-apply, harus dilakukan checklist pada checkbox create
accounting di form invoice. Create accounting berfungsi untuk
posting journal di G/L dan secara otomatis payment akan tersimpan.
• 60-7 : Cetak invoice
Invoice untuk prepayment akan dicetak, satu rangkap invoice
diberikan ke bagian finance (treasury).
• 60-8 : Entry payment
Berdasarkan invoice yang dibuat untuk settlement, bagian finance
(treasury) akan membuat payment.
• 60-9 : Create accounting
Bagian finance (treasury) harus melakukan checklist pada checkbox
create accounting untuk melakukan posting journal ke G/L dan
secara otomatis payment akan tersimpan.
• 60-10 : Cetak payment
Payment yang telah disimpan akan dicetak.
115
• 60-11 : Clearing
Bagian finance (treasury) akan melakukan checklist pada checkbox
clearing untuk membuat posting journal ke G/L.
Data yang diperlukan : invoice type, trading partner, supplier
number, supplier site, invoice date, invoice number, invoice currency dan
amount.
3.7.3. User Interface
3.7.3.1. Menu Login
Gambar 3. 13 Menu Login
Form ini merupakan form Login. Login dilakukan sesuai dengan
username dan password user yang bersangkutan.
116
3.7.3.2.Menu Navigasi
Gambar 3. 14 Menu Navigasi
Pada tampilan menu navigasi terdapat pilihan menu yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pihak yang
bersangkutan.
117
3.7.3.3. Purchase Requisition
Gambar 3. 15 Purchase Requisition Interface
Form ini merupakan form Purchase Requisition yang berfungsi sebagai form untuk mengajukan permintaan
pembelian. Pada form Purchase Requisition, barang yang akan diminta akan dientry pada tab lines. Seluruh informasi
mengenai barang yang diminta harus dientry, seperti description, type, item, quantity, dan need by. Price, amount dan
total akan secara otomatis terisi. Organization dan location dipilih sesuai dengan kebutuhan.
118
Gambar 3. 16 Purchase Requisition Accounts Interface
Setelah melakukan save, akan muncul numbersebgai nomor Purchase Requisition. Pada Distributions, Charge
Account akan secara otomatis terisi.
119
Gambar 3. 17 Purchase Requisition Approve Document Interface
Form ini merupakan form Approve Document untuk meminta persetujuan kepada pihak yang bersangkutan.
Pada form Approve Document, wajib mencentang Submit for Approval dan mengisi note yang ada.
120
Gambar 3. 18 Caution Interface
Ini merupakan tampilan Caution yang biasa berupa peringatan atau pun pertanyaan. Setelah keluar dari aplikasi
Oracle, lakukan Logout.
121
3.7.3.3.1. Purchase Requistion Approval
3.7.3.3.1.1. Purchase Requisition Approval Level 1
Gambar 3. 19 Puchase Requisition Approval Level 1 Interface
Ini merupakan tampilan pada Purchase Requisition Approval Level 1 di mana pihak yang
bersangkutan menyetujui atau pun menolak permintaan pembelian tersebut. Pada interface ini akan
ditampilkan beberapa nomor Purchase Requisition yang telah dibuat dan belum dilakukan approval level
1. Untuk melakukan approval, pilih nomor Purchase Requisition yang baru saja dibuat, yang dapat
dilihat dari nomor Purchase Requisition atau tanggal pembuatannya.
122
Gambar 3. 20 Puchase Requisition Approval Level 1 Interface
Apabila Purchase Requisition telah sesuai maka dapat menekan tombol approve dan logout.
123
3.7.3.3.1.2. Purchase Requisition Approval Level 2
Gambar 3. 21 Puchase Requisition Approval Level 2 Interface
Ini merupakan tampilan pada Purchase Requisition Approval Level 2, di mana pihak yang
bersangkutan menyetujui atau pun menolak permintaan pembelian tersebut. Pada interface ini akan
ditampilkan beberapa nomor Purchase Requisition yang telah dibuat dan belum dilakukan approval level
2. Untuk melakukan approval, pilih nomor Purchase Requisition yang telah melewati approval level 1,
yang dapat dilihat dari nomor Purchase Requisition atau tanggal approval-nya.
124
Gambar 3. 22 Puchase Requisition Approval Level 2 Interface
Apabila Purchase Requisition telah sesuai maka dapat menekan tombol approve dan logout.
125
3.7.3.3.1.3. Purchase Requisition Approval Level 3
Gambar 3. 23 Puchase Requisition Approval Level 3 Interface
Ini merupakan tampilan pada Purchase Requisition Approval Level 3, di mana pihak yang
bersangkutan menyetujui atau pun menolak permintaan pembelian tersebut. Pada interface ini akan
ditampilkan beberapa nomor Purchase Requisition yang telah dibuat dan belum dilakukan approval level
3. Untuk melakukan approval, pilih nomor Purchase Requisition yang telah melewati approval level 2,
yang dapat dilihat dari nomor Purchase Requisition atau tanggal approval-nya.
126
Gambar 3. 24 Puchase Requisition Approval Level 3 Interface
Apabila Purchase Requisition telah sesuai maka dapat menekan tombol approve dan logout.
Approval level 3 merupakan tingkatan terakhir dari Purchase Requisition approval. Setelah semuanya
disetujui maka akan dibuatkan Purchase Order oleh Purchaser.
127
3.7.3.4.Purchase Order
Gambar 3. 25 Puchase Order Interface
Form ini merupakan form Purchase Order yang berguna untuk melakukan pembelian apabila
Purchase Requisition telah disetujui. Pada form Purchase Order akan diminta untuk memasukkan nomor
Purchase Requisition yang akan dibuatkan Purchase Order- nya. Setelah memasukkan nomor Purchase
Requisition, maka data mengenai barang yang akan dibeli tampil. Apabila sudah sesuai, wajib untuk
mencentang line-nya lalu pilih Automatic.
128
Gambar 3. 26 Puchase Order New Document Interface
Ini merupakan tampilan New Document untuk memasukkan data pembelian. Pada New
Document, wajib mengisi nama supplier yang sesuai dengan kebutuhan..
129
Gambar 3. 27 Puchase Order Interface
Apabila nama supplier telah terisi, harus mengganti kolom Ship to dari SRI-MAT menjadi SRI-
INT. Kemudian mengisi shipment.
130
Gambar 3. 28 Puchase Order Shipment Interface
Ini merupakan Form Shipment yang berisi data barang yang akan dibeli beserta tanggal
dibutuhkannya. Pada form Shipment, terdapat line mengenai barang yang akan dibeli. Copy line tersebut
ke line yang ada di bawahnya, kemudian hapus line pertama. Tanggal need by wajib diisi untuk
mengetahui kapan tanggal dibutuhkannya barang tersebut.
131
Gambar 3. 29 Puchase OrderApprove Document Interface
Form ini merupakan form Approve Document untuk meminta persetujuan kepada pihak yang
bersangkutan. Pada form Approve Document, wajib mencentang Submit to Approval agar dilanjutkan ke
approval level 1. Maka dengan demikian, dapat diketahui nomor Purchase Order yang telah dibuat
dengan organization SRI-INT.
132
3.7.3.4.1. Purchase Order Approval
3.7.3.4.1.1.Purchase Order Approval Level 1
Gambar 3. 30 Puchase Order Approval Level 1 Interface
Ini merupakan tampilan pada Purchase Order Approval Level 1 di mana pihak yang bersangkutan
menyetujui atau pun menolak pembelian tersebut. Pada interface ini akan ditampilkan beberapa nomor Purchase
Order yang telah dibuat dan belum dilakukan approval level 1. Untuk melakukan approval, pilih nomor
Purchase Order yang baru saja dibuat, yang dapat dilihat dari nomor Purchase Order atau tanggal
pembuatannya.
133
Gambar 3. 31 Puchase OrderApproval Level 1 Interface
Apabila Purchase Order telah sesuai maka dapat menekan tombol approve dan logout.
134
3.7.3.4.1.2.Purchase Order Approval Level 2
Gambar 3. 32 Puchase OrderApproval Level 2 Interface
Ini merupakan tampilan pada Purchase Order Approval Level 2 di mana pihak yang bersangkutan
menyetujui atau pun menolak pembelian tersebut. Pada interface ini akan ditampilkan beberapa nomor Purchase
Order yang telah dibuat dan belum dilakukan approval level 2. Untuk melakukan approval, pilih nomor
Purchase Order yang telah melewati approval level 1, yang dapat dilihat dari nomor Purchase Order atau
tanggal approval-nya.
135
Gambar 3. 33 Puchase OrderApproval Level 2 Interface
Apabila Purchase Order telah sesuai maka dapat menekan tombol approve dan logout. Purchase Order
memiliki beberapa level dalam tingkatan approval- nya tergantung dengan jumlah total dari harga yang akan
dibeli. Semakin besar jumlah totalnya maka akan semakin banyak tingkatan approval- nya.
136
3.7.3.5.Receipt Intransit
Gambar 3. 34 Organizations Interface
137
Pada Organizations interface terdapat 5 pilihan yaitu :
1. EAM, merupakan organizations untuk SRI- Maintenance.
2. GSA, merupakan organizations untuk SRI- General Service.
3. INT, merupakan organizations untuk SRI- Intransit.
4. MAT, merupakan organizations untuk SRI- Material.
5. SRI, merupakan organizations untuk PT.S.
Jika ingin melakukan receiving material secara standard, pilih organizations MAT, jika ingin melakukan
receiving material secara Intransit maka pilih organizations INT.
138
Gambar 3. 35 Find Expected Receipt Interface
Form ini merupakan form Find Expected Receipt Interface yang digunakan untuk mencari data – data barang
yang telah dibeli. Untuk melakukan receipt, dapat memasukkan nomor Purchase Order yang telah dibuat terlebih
dahulu.
139
Gambar 3. 36 Receipt (INT) Interface
Form ini merupakan form Receipt (INT) yang digunakan untuk menerima barang Intransit. Pada form Receipt
(INT) akan muncul barang material apa saja yang akan dilakukan receipt beserta keterangannya seperti quantity, item,
description, supplier, destination, due date dan nomor Purchase Order. Jika data material sudah sesuai maka wajib
mencentang line tersebut.
140
Gambar 3. 37 Receipt Header (INT) Interface
Form ini merupakan form Receipt Header (INT) untuk mengetahui tanggal terima dan tanggal pengiriman
barang. Pada form Receipt Header akan diketahui berapa nomor Receipt serta Receipt Date dan Shipped Date.
141
3.7.3.6. Inspect Intransit
Gambar 3. 38 Find Receiving Transactions (INT) Interface
Form ini merupakan form Find Receiving Transactions (INT) untuk mengetahui data barang pada receipt.
Untuk melakukan inspect, perlu mengetahui nomor receipt yang sudah ada. Baik receipt material secara standard
maupun Intransit akan melakukan inspect.
142
Gambar 3. 39 Receiving Transactions (INT) Interface
Form ini merupakan form Receiving Transactions (INT) untuk melakukan inspeksi terhadap material yang telah
diterima. Pada form ReceivingTransaction (INT) dapat dilihat data barang material yang telah di-receipt tetapi belum
dilakukan inspect. Untuk melakukan inspect, harus memasukkan quantity material, mengecek kelengkapan dokumen
yang ada dan mencentang line material yang akan di-inspect.
143
3.7.3.7.Deliver Intransit
Gambar 3. 40 Receiving Transactions (INT) Interface
Form ini merupakan form Receiving Transactions (INT) untuk melakukan pengiriman ke warehouse material.
Setelah melakukan inspect, maka harus melakukan deliver agar barang tersebut dapat diterima ileh bagian warehouse.
Pada form Receiving Transactions (INT) masukkan kembali nomor Receipt dan mencentang barang yang akan di-
deliver.
144
Gambar 3. 41 Receipt Transaction Summary (INT) Interface
Form ini merupakan form Receipt Transaction Summary (INT) yang digunakan untuk melihat jurnal apakah
material tersebut telah di-receipt, inspect, dan deliver pada organizations INT.
145
3.7.3.8.Interorganization
Gambar 3. 42 Organizations Interface
Form ini merupakan form Organizations. Untuk melakukan Receipt Material dari Intransit, maka pada
organizations wajib memilih organizations INT.
146
Gambar 3. 43 Interorganizations Transfer (INT) Interface
Form ini merupakan form Interorganization Transfer (INT) yang dilakukan untuk melakukan pemindahan
material antar organizations. Untuk melakukan receipt MAT dari receipt INT, maka kita harus melakukan
interorganization yaitu memindahkan material dengan organizations INT menjadi organizations MAT. Sesuaikan data
dan keterangan yang ada dengan receipt INT sebelumnya.
147
3.7.3.9. Receipt Material
Gambar 3. 44 Organizations Interface
Form ini merupakan form Organizations. Untuk melakukan receipt material maka wajib memilih organizations
MAT.
148
Gambar 3. 45 Find Expected Receipts (MAT) Interface
Form ini merupakan form Find Expected Receipts (MAT) untuk mengetahui data material yang telah diterima
secara Intransit sehingga dapat dipindahkan ke warehouse material. Pada form Find Expected Receipts (MAT), dapat
memasukkan nomor shipment yang telah dimasukkan pada saat proses interorganization.
149
Gambar 3. 46 Receipts (MAT) Interface
Pada form Receipts (MAT) dapat dilihat data dan keterangan mengenai material yang akan diterima. Sesuaikan
data yang ada dengan yang akan di-receipt. Ganti location dengan SRI MAT karena material tersebut akan dipindahkan
dari SRI-INT ke SRI-MAT. Wajib mencentang material yang akan di-receipt.
150
3.7.3.10. Inspect Material
Gambar 3. 47 Find Receiving Transactions (MAT) Interface
Form ini merupakan form Find Receiving Transactions (MAT) untuk mengetahui data material. Setelah di-
receipt maka akan dilakukan inspect terhadap material tersebut. Material tersebut dapat dicari dengan memasukkan
nomor shipment ke form Find Receiving Transactions (MAT).
151
Gambar 3. 48 Receiving Transactions (MAT) Interface
Pada form Receiving Transactions akan ditampilkan data dan keterangan mengenai material yang belum
dilakukan inspect. Jika data sudah sesuai, maka centang material yang akan di-inspect.
152
3.7.3.11. Deliver Material
Gambar 3. 49 Find Receiving Transactions (MAT) Interface
Form ini merupakan form Find Receiving Transactions (MAT) untuk mengetahui data material yang akan
dikirim ke warehouse material. Setelah di-inspect maka akan dilakukan deliver terhadap material tersebut. Material
tersebut dapat dicari dengan memasukkan nomor shipment ke form Find Receiving Transactions (MAT).
153
Gambar 3. 50 Lot Entry (MAT) Interface
Pada form Lot Entry (MAT) dilakukan penempatan terhadap material yang telah sampai di warehouse sesuai
dengan kategori material tersebut.
154
Gambar 3. 51 Receipt Transaction Summary (MAT) Interface
Pada Form Receipt Transaction Summary (INT) dapat dilihat jurnal apakah material sudah di-receipt, inspect,
dan deliver pada organizations MAT.
155
3.7.3.12. Invoice (prepayment)
Gambar 3. 52 Invoice Interface
Form ini merupakan form invoice yang digunakan untuk membuat tagihan terhadap pembelian. Pada form
Invoice data yang ada disesuaikan dengan data yang ada pada Purchase Order, tetapi nomor Purchase Order tidak
boleh dimasukkan. Ganti type payment dengan prepayment.
156
Gambar 3. 53 Invoice Interface
Sesuaikan data yang ada pada tab ke 2 lines, masukkan amount dengan jumlah invoice yang sesuai. Jumlah
amount dan total harus sama.
157
Gambar 3. 54 Invoice Actions Interface
Form ini merupakan form Invoice Actions untuk memvalidasikan accounting yang akan dibuat. Pada form
Invoice Actions harus mencentang validate. Begitu status sudah validate, centanglah create accounting dan pilih final.
Maka akan muncul note bahwa sudah berhasil membuat invoice prepayment dengan mata uang IDR.
158
3.7.3.13. Invoice (settlement)
Gambar 3. 55 Invoice Interface
Form ini merupakan form Invoice Settlement yang digunakan untuk melunaskan tagihan pada Invoice
Prepayment. Invoice Settlement dibuat dengan type standard dan memasukkan nomor invoice dengan awalan set untuk
menunjukkan bahwa invoice tersebut merupakan invoice settlement. Sesuaikan data yang ada terutama besar amount
dan total.
159
Gambar 3. 56 Invoice Actions Interface
Form ini merupakan form Invoice Actions untuk memvalidasikan accounting yang akan dibuat. Jika seluruh data
sudah sesuai maka centang validate untuk memvalidasikan invoice tersebut.
160
3.7.3.14. Payment (prepayment)
Gambar 3. 57 Payment (Prepayment) Interface
Form ini merupakan form Payment (Prepayment) untuk melakukan pembayaran terhadap Invoice Prepayment.
Masukkan data – data yang sesuai dengan tabel - tabel yang sudah tersedia pada form Payment. Serta masukkan nomor
invoice sehingga payment amount akan terisi secara otomatis.
161
Gambar 3. 58 Payment Actions Interface
Form ini merupakan form Payment Actions untuk memvalidasikan accounting yang akan dibuat.Pada form
Payment Actions pilih create accounting final sehingga akan muncul jurnal.
162
Gambar 3. 59 Invoice Overview Interface
Form ini merupakan form Invoice Overview untuk mengecek apakah invoice sudah terbayar atau belum. Payment dapat
dilihat dengan voucher number.
163
3.7.3.15. Payment (settlement)
Gambar 3. 60 Payment (Settlement) Interface
Form ini merupakan form Payment (Settlement) untuk melakukan pembayaran terhadap Invoice (Settlement).
Masukkan data – data yang sesuai dengan tabel - tabel yang sudah tersedia pada form Payment. Serta masukkan nomor
invoice sehingga payment amount akan terisi secara otomatis.
164
Gambar 3. 61 Invoice Overview Interface
Form ini merupakan form Invoice Overview untuk mengecek apakah invoice sudah terbayar atau belum. Untuk
mengecek apakah invoice sudah terbayar dapat dilihat melalui form Invoice Overview. Payment dapat dilihat dengan
voucher number.
165
3.8. Struktur Database
3.8.1. Entity Relationship Diagram pada Modul Procurement
Gambar 3. 62 Purchase Order Integration ERD
166
3.8.2. Deskripsi ERD
Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari tiap tabel pada struktur
database purchase order untuk siklus Procure to pay. Penjelasan detil
mengenai isi field tiap tabel akan dilampirkan.
- AP_INVOICE_ALL
Berisi seluruh informasi mengenai tagihan yang dicatat dari supplier
- AP_INVOICES_DISTRIBUTIONS_ALL
Berisikan informasi distribusi yang secara manual dimasukkan atau
secara otomatis diproses oleh sistem
- AP_HOLDS_ALL
Berisikan informasi mengenai tagihan yang masih tertahan baik oleh
pengguna maupun oleh aplikasi Oracle Payables
- PO_VENDORS
Berisi seluruh informasi mengenai supplier/vendor
- PO_VENDORS_SITES_ALL
Berisi informasi mengenai cabang dan alamat dari supplier/vendor
- PO_HEADERS_ALL
Berisi informasi header mengenai pembelian item kepada supplier
- PO_LINES_ALL
Berisi detil tiap item pada header PO
- PO_LINE_LOCATIONS_ALL
Berisikan informasi jadwal pengiriman PO dan tempo dari perjanjian
pembelian (PO Blanket)
- PO_DISTRIBUTIONS_ALL
167
Berisikan informasi akuntansi mengenai distribusi dari alur
pengiriman sebuah PO
- PO_RELEASES_ALL
Berisikan informasi mengenai Blanket PO yang sudah terealisasi
- RCV_TRANSACTIONS
Berisikan informasi mengenai penerimaan item yang telah dilakukan
3.9. Jurnal Transaksi
3.9.1. Chart of Account (COA)
Tabel 3. 4 Daftar Chart of Account pada Siklus Procure to Pay
Account Description Accounting Class Accounted
01.11071131.000.0000.0000.000.000 Advanced Payments - Supplier Prepaid Expense DR
01.21011121.000.0000.0000.000.000 Trade Payable Liability CR
01.92011212.000.0000.0000.000.000 Cash Clearing Cash Clearing CR
- Bank Cash CR 01.91011113.000.0000.0000.000.000 Receiving Inspection Receiving Inspection DR
01.92011213.000.0000.0000.000.000 Inventory A/P Accrual Accrual CR
01.11051111.000.0000.0000.000.000 Material Intransit (INT) Inventory Valuation DR
01.11051111.000.0000.0000.000.000 Material Intransit (MAT) Intransit Inventory DR
01.11051121.000.0000.0000.000.000 Raw Material Inventory DR
01.21011121.000.0000.0000.000.000 Trade Payable Liability DR
01.92011212.000.0000.0000.000.000 Cash Clearing Cash Clearing CR
Berikut adalah penjelasan mengenai tiap-tiap account:
- Advanced Payment – Supplier
Merupakan Account yang menampung beban penagihan pembayaran
di bayar di muka.
168
- Trade Payable
Merupakan Account yang menampung jumlah kewajiban yang
seharusnya sudah dibayar tetapi belum dibayar (hutang).
- Bank Clearing
Merupakan Account sementara yang menampung jumlah pembayaran
yang telah dibayar sebelum mendapatkan konfirmasi pelunasan dari
supplier.
- Bank
Merupakan Account yang menampung jumlah pembayaran yang telah
dilakukan.
- Receiving Inspection
Merupakan Account yang menampung jumlah material yang telah
sampai.
- Inventory A/P Accrual
Merupakan Account sementara yang menampung jumlah utang usaha.
- Material Intransit (INT)
Merupakan Account yang menampung jumlah material Intransit
sebelum dilakukan Inter Organization.
- Material Intransit (MAT)
Merupakan Account yang menampung jumlah material MAT
sementara pada saat Inter Organization.
169
- Raw Material
Merupakan Account yang menampung jumlah material yang diterima
pada Inventory Organization MAT (material fisik yang ada di
warehouse)
3.9.2. Jurnal per Transaksi
No. Dr Cr 1. Invoice 1 (Invoice to prepayment) Advanced Payments Supplier Trade Payable
2. Payment 1 (Payment for prepayment) Trade Payable Cash Clearing
3. Clearing 1 (Clearing for prepayment) Cash Clearing Bank
4. Receipt 1 (INT) (Receiving INT refer to PO) Receiving Inspection Inv AP Accrual
5. Delivery 1 (INT) Delivery material to INT Material Intransit (INT) Receiving Inspection
6. Intransit Shipment (INT to MAT) (Interorganizations) Material Intransit (MAT) Material Intransit (INT)
7. Receipt 2 (MAT) (Receiving MAT refer to Receipt 1) Material Intransit (INT) Material Intransit (MAT)
170
No. Dr Cr 8. Delivery 2 (MAT) (Delivery Material to MAT) Raw Material Material Intransit (INT)
9. Invoice 2 (Standard invoice for settlement) Inventory A/P Accrual Advance Payments - Supplier
10. Payment 2 (Payment for invoice settement) Trade Payable Cash Clearing
11. Clearing 2 (Clearing for settlement) Cash Clearing Bank
3.10. Masalah
1. Kurangnya validasi pada form Purchase Requisition pada bagian Engineering
pada nilai organization, locator, dan sub-inventory ketika destination type
dipilih.
2. Tidak terintegrasinya pembelian secara Intransit
PO INT tidak terhubung dengan PR MAT.
Receipt di warehouse tidak terhubung dengan PR MAT, PO INT dan Receipt
di pelabuhan.
Ketidaksesuaian responsibility pada divisi accounting (Desegregation of
duty).
Sistem membuat invoice berdasarkan PO dan Receipt di pelabuhan, tetapi
tidak berdasarkan receipt aktual di warehouse PT.S.
171
3. Kebutuhan informasi yang tidak terpenuhi.
Sistem tidak dapat menampilkan 10 nama supplier dari akumulasi jumlah
nominal pembelian tertinggi per bulan.
Sistem tidak dapat memfasilitasi pengguna untuk melakukan update harga di
master item berdasarkan harga pada PO terakhir secara massal.
Sistem tidak dapat menampilkan laporan mengenai kenaikan harga per item
berdasarkan supplier, per-bulan.
Sistem tidak dapat menampilkan laporan atas detil waktu pemrosesan suatu
transaksi dari tahap permintaan, persetujuan, pembuatan PO sampai dengan
item dikirim oleh supplier ke warehouse PT. S.
3.11. Dampak
1. Menyebabkan kesalahan entry pada saat pembuatan PR.
2. Tidak terintegrasinya pembelian secara Intransit.
Requester kesulitan dalam monitoring material yang diminta.
MPC kesulitan dalam melakukan perencanaan produksi.
Purchaser kesulitan dalam mengotrol material yang sampai di warehouse.
Memungkinkan adanya penyelewengan ataupun kecurangan dalam
melakukan transaksi penerimaan material oleh bagian accounting.
Kemungkinan adanya perbedaan jumlah material yang diterima pada saat di
pelabuhan dengan jumlah aktual yang diterima di warehouse PT.S yang tidak
diketahui dan memungkinkan terjadinya kelebihan atau kekurangan nominal
pada jumlah invoice.
3. Kebutuhan Informasi tidak terpenuhi
172
Bagian purchasing kesulitan dalam mengetahui supplier yang harus
dikategorikan sebagai PKP (Pengusaha kena Pajak) berdasarkan jumlah
nominal transaksi.
Menambahkan leadtime pada requester dan buyer untuk mengetahui harga
material terkini.
Analyst kesulitan dalam melakukan analisa terhadap supplier yang paling
berkompeten berdasarkan persentase kenaikan harga material dari supplier
bersangkutan.
Bagian audit kesulitan untuk mengetahui titik penyebab lamanya proses
pembelian.
3.12. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Pengaturan pada interface Purchase Requisition bagian Engineering.
Masalah bisa diselesaikan dengan personalisasi pada interface PR (Purchase
Requisition) dengan memberikan fungsi default pada nilai organization,
locator, dan sub-inventory tiap pemilihan destination type.
2. Perubahan proses pembelian secara Intransit
Perubahan proses bisnis dapat dilakukan dengan mengaktifkan fitur Advanced
Shipment Notice (ASN) untuk menangani proses pembelian Intransit.
Dikarenakan PT.S masih belum siap untuk melakukan extend pada sistem ,
maka perubahan proses bisnis akan ditangani dengan melakukan personalisasi
pada Oracle EBS berupa penambahan informasi pada dokumen receipt.
173
3. Kustomisasi Report
Kurangnya informasi akan ditangani dengan kustomisasi report baru dengan
parameter input dan output yang sesuai dengan kebutuhan user. Empat report
yang akan dikustomisasi antara lain: Top 10 Supplier By PO Amount, Price
Update History, Price History Analysis dan Intansit Material Arriving Status.