bab iii analisa program pendekatan …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 distya pradita...55...
TRANSCRIPT
55
BAB III
ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR
3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.6 Studi Aktivitas
Pengelompokan Kegiatan
Dalam projek Tempat Wisata Olahraga Rekreasi
terdapat pengelompokan kegiatan yang terbagi menjadi,
kegiatan penerimaan, kegiatan utama, kegiatan pendukung,
kegiatan penunjang, kegiatan pengelola, dan kegiatan servis.
Tabel 3.1. Pengelompokan Kegiatan
Kegiatan Pelaku Ruang Kapasitas
(Orang)
Parkir Kendaraan
Pengunjung,
Komunitas
Parkir Kendaraan
(Motor, Mobil, Bus) 1500
Pengelola Parkir Kendaraan
(Mobil dan Motor) 75
Tamu Parkir Kendaraan
(Motor, Mobil, Bus) 25
Memberikan
Informasi Staff Informasi
Ruang Informasi
Dan Penitipan
Barang
50 Menerima Penitipan
Barang
Staff Penitipan
Barang
Menanyakan
Informasi dan
Menitipkan Barang
Pengunjung,
Tamu, Komunitas
Membeli Tiket Pengunjung,
Tamu, Komunitas Loket 10 org/ 15
menit Menjual Tiket Staff Loket
Menerima
Kunjungan dan
Menunggu
Pengunjung,
Tamu, Komunitas Lobby 300
Berolahraga
Jogging
Pengunjung,
Komunitas Jogging Track 100
56
Bermain Futsal /
Basket
Pengunjung,
Komunitas
Lapangan Futsal /
Basket 30
Bermain Tenis Meja Pengunjung,
Komunitas
Lapangan Tenis
Meja 10
Bermain
Bulutangkis
Pengunjung,
Komunitas
Lapangan
Bulutangkis 8
Berenang untuk
Dewasa
Pengunjung,
Komunitas
Area Kolam
Renang Dewasa 50
Berenang untuk
Anak-anak
Pengunjung,
Komunitas
Area Kolam
Renang Anak 50
Brolahraga / Latihan
Fitnes
Pengunjung,
Komunitas
Area Fitnes 40 Memberi Arahan
Pengguna-an Alat
Fitnes
Instruktur Fitnes
Bermain Sepatu
Roda
Pengunjung,
Komunitas Area Sepatu Roda 50
Bermain Biliard Pengunjung,
Komunitas Area Biliard 12
Mendengar Seminar
Seputar Olahraga Tamu Undangan
Ruang Seminar 140 Memberikan
Seminar /
Penyuluhan
Tamu (Nara-
sumber)
Melihat Pameran
Jenis-Jenis
Olahraga Rekreasi
Pengunjung,
Tamu, Komunitas Ruang Display 50
Mengadakan Acara
Komunitas (Senam,
Yoga, Tae Kwon
Do)
Pengunjung,
Komunitas
Ruang Serbaguna 200 Mengikuti Acara
Komunitas (Senam,
Yoga, Tae Kwon
Do)
Pengunjung,
Komunitas
Membeli Makanan
dan Minuman
Pengunjung,
Tamu
Foodcourt 300 Memasak Makanan Staff Foodcourt
Menjual Makanan
dan Minuman Staff Foodcourt
Menangani dan Staff Klinik Klinik 10
57
Mengatasi
Kecelakaan
Meminta
Pertolongan
Pertama
Pengunjung,
Tamu, Komunitas 30
Membeli Peralatan
Olahraga
Pengunjung,
Tamu, Komunitas Toko Peralatan
Olahraga /
Souvenir
100 Menjual Peralatan
Olahraga Staff Outlet
Menyewa-kan
Sepatu Khusus
Staff Persewaan
Sepatu
R. Persewaan
Sepatu 30
Mengambil Uang Pengunjung,
Tamu, Komunitas ATM Center 30
Melakukan Ibadah Pengunjung,
Tamu, Komunitas Musholla 50
Mengelola dan
Mengawasi Seluruh
Kegiatan
Kepala Pengelola Ruang Kepala
Pengelola 10
Membantu Kepala
Pengelola
Wakil Kepala
Pengelola
Ruang Wakil
Kepala Pengelola 10
Mengelola
Keuangan Staff Keuangan
Ruang Staff
Administrasi 8 Mengelola dan
Mengawasi
Administrasi
Staff Administrasi
Mengelola Publikasi
dan Dokumen-tasi
Staff Publikasi
dan Informasi
Ruang Staff
Publikasi dan
Informasi
5
Menyimpan Arsip
dan Dokumen Staff Arsip Ruang Staff Arsip 10
Mengatur Adanya
Event / Acara Staff Event Ruang Staff Event 8
Melakukan Rapat /
Briefing Pengelola Ruang Rapat 40
Menjaga Keamanan
Staff Keamanan
Pos Keamanan 2
Memantau CCTV Ruang Keamanan
& CCTV 4
Memberikan
Tindakan
Penyelamatan
Rescue Team
Pos Pemantauan 2
Ruang Pusat
Pemantauan 4
58
Membersih-kan
Seluruh Area
Cleaning Service
Seluruh Area
25
Mengecek
Kebutuhan Isi Ulang Seluruh Area
Membuang Sampah
Pusat
Pembuangan
Sampah
Menyiapkan
Minuman Pantry
Menyimpan Barang
dan Peralatan
Gudang
Penyimpanan
Istirahat dan
Menyimpan Barang
Ruang Cleaning
Service
Mempersiapkan /
Membersihkan
Lapangan
Staff
Maintenance
Lapangan
Ruang Staff
Maintenance 18
BAB / BAK Pengunjung,
Tamu, Komunitas Toilet 8 Unit
Mandi / Bilas Pengunjung,
Tamu, Komunitas Ruang Bilas 3 Unit
Mengecek dan
Mengopera-sikan
MEE
Staff
Maintenance
Ruang Panel,
Ruang Genset,
Ruang Staff MEE
3
(Sumber : Analisa Pribadi)
Klasifikasi Pelaku Kegiatan
a) Pengunjung
Pengunjung pada Tempat Wisata Olahraga Rekreasi
diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2. Penggolongan Pengunjung
Penggolongan
Pengunjung
Jenis Pelaku
Kegiatan
Range Usia
(Tahun)
Umum Anak-Anak 5-12
59
Muda 13-17
Dewasa >18
Lansia >60
VIP Tamu (Narasumber) ~
Tamu (Undangan) ~
Komunitas Muda 13-17
Dewasa >18
Kelompok
Pendidikan
Tingkat
Sekolah Dasar 6-12
Tingkat Sekolah
Menengah Pertama 12-15
Tingkat Sekolah
Menengah Atas 15-18
(Sumber : Analisa Pribadi)
Pendekatan jumlah pengunjung merupakan salah satu cara
untuk mengeatahui perkiraan jumlah pengunjung yang akan
berkunjung pada projek Tempat Wisata Olahraga Rekreasi.
Pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada data jumlah
wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Semarang dari
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Semarang.
Tabel 3.3. Statistik Wisatawan di Kabupaten Semarang
Tahun
Jumlah
Total
Domestik Asing
2013 1.362.777 3.683 1.366.460
2014 1.532.921 2.694 1.535.615
2015 1.668.273 3.533 1.671.806
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Semarang)
60
Berdasarkan dari data diatas, maka dapat diketahui jumlah
pengunjung yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Melalui pendekatan jumlah pengunjung digunakan
untuk mengetahui perkiraan jumlah pengunjung dalam 10
tahun yang akan dating dengan perhitungan sebagai berikut :
2013 s/d 2014 =
2014 s/d 2015 =
Maka, presentase jumlah pengunjung rata-rata per
tahunnya (x), yaitu :
x =
= 0,07131
Jadi, perkiraan peningkatan jumlah pengunjung yang
berkunjung ke Kabupaten Semarang adalah 7,13%.
Selanjutnya dapat diperkirakan jumlah pengunjung
dalam 10 tahun mendatang dengan persamaan sebagai
berikut :
Pt = Po (1 + x)t
Dimana,
Pt : Jumlah pengunjung yg diproyeksikan tahun 2015
Po : Jumlah pengunjung terbanyak
t : tahun yg diproyeksikan
61
x : presentase pengunjung rata-rata
Maka,
Pt = 1.671.806 (1 + 0,07131)10
Pt = 1.671.806 (1,07131)10
Pt = 1.671.806 x 1,991
Pt = 3.328.565,746 = 3.328.565 orang
Jadi, dapat diperkirakan jumlah pengunjung pada tahun
2025 adalah 3.328.565 wisatawan yang berkunjung ke
Kabupaten Semarang. Jika pada tahun 2025, sejumlah
5% wisatawan tersebut berkunjung ke Tempat Wisata
Olahraga Rekreasi, maka perkiraan pengunjunngnya
adalah 166.428 orang.
b) Pengelola
Pengunjung pada Tempat Wisata Olahraga Rekreasi
diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.4. Penggolongan Pengelola
Bidang Pelaku Kegiatan Jumlah (Orang)
Kepala Pengelola 1
Wakil Kepala Pengelola 1
Bidang Keuangan
Kabid Keuangan 1
Staff Keuangan 4
Staff Administrasi 4
Bidang Publikasi dan
Informasi
Kabid Publikasi dan Informasi 1
Staff Publikasi 2
62
Staff Dokumentasi 2
Staff Event 2
Bidang Arsip Staff Arsip 2
Staff Dokumen 2
Bidang
Pelayanan
Umum
Koordinator Pemeliharaan 1
Cleaning Service 20
Maintenance Area Olahraga 10
Staff Teknisi 4
Koordinator Keamanan 1
Petugas Keamanan 4
Pengawas CCTV 2
Rescue Team 10
Koordinator Servis 1
Staff Loket 4
Staff Informasi & Penitipan Barang
2
Staff Foodcourt 10
Staff Outlet 4
Total Jumlah Staff 76
(Sumber : Analisa Pribadi)
Pola Kegiatan Pelaku
a) Pola Kegiatan Pengelola
Diagram 3.1. Pola Kegiatan Pengelola
63
(Sumber : Analisa Pribadi)
b) Pola Kegiatan Pengunjung
Diagram 3.2. Pola Kegiatan Pengunjung
(Sumber : Analisa Pribadi)
c) Pola Kegiatan Tamu
Diagram 3.3. Pola Kegiatan VIP (Tamu)
64
(Sumber : Analisa Pribadi)
d) Pola Kegiatan Penunjang
Diagram 3.4. Pola Kegiatan Penunjang
(Sumber : Analisa Pribadi)
e) Pola Kegiatan Servis
Diagram 3.5. Pola Kegiatan Servis
65
(Sumber : Analisa Pribadi)
3.1.7 Studi Fasilitas
Fasilitas Berdasarkan Pengelompokan Ruang dan Sifat
Tabel 3.5. Penggolongan Ruang
Fasilitas Penerimaan
Ruang Sifat Indoor / Outdoor
Parkir Kendaraan
Pengunjung Publik Outdoor
Parkir Kendaraan
Pengelola Semi Publik Outdoor
Parkir Kendaraan
Tamu Semi Publik Outdoor
Area Drop Off Publik Outdoor
Ruang Informasi
Dan Penitipan
Barang
Publik Indoor
Loket Publik Indoor
Lobby Publik Indoor
Fasilitas Utama
Ruang Sifat Indoor / Outdoor
Jogging Track Publik Outdoor / Indoor
66
Taman Bunga Publik Outdoor
Taman
(Aktif/Pasif) Publik Outdoor
Lapangan Futsal /
Basket Publik Indoor
Area Piknik dan
Gazebo Publik Outdoor
Children
Playground Publik Indoor / Outdoor
Area Tenis Meja Publik Indoor
Landscaped
Terrace Publik Outdoor
Lapangan
Bulutangkis Publik Indoor
Area Kolam
Renang Dewasa Publik Outdoor
Area Kolam
Renang Anak Publik Outdoor
Sun-bathing Deck Publik Outdoor
Jacuzzi Publik Outdoor
Kolam Ikan Terapi Publik Outdoor
Area Fitnes Publik Indoor
Area Biliard Publik Indoor
Area Sepatu Roda Publik Indoor
Tribun Kecil Publik Indoor
Area Seating
Group Publik Indoor
Fasilitas Pendukung
Ruang Sifat Indoor / Outdoor
Seminar Semi Publik Indoor
Display Publik Indoor
Serbaguna Semi Publik Indoor
67
R. Persewaan
Sepatu Khusus Publik Indoor
Fasilitas Penunjang
Ruang Sifat Indoor / Outdoor
Foodcourt Publik Indoor
Dapur Foodcourt Semi Publik Indoor
Klinik Publik Indoor
Pos Pemantauan
(Rescue Team) Privat Indoor / Outdoor
Pusat
Pemantauan
(Rescue Team)
Privat Indoor
Toko Peralatan
Olahraga /
Souvenir
Publik Indoor
ATM Center Publik Indoor
Musholla Publik Indoor
Fasilitas Pengelola
Ruang Sifat Indoor / Outdoor
Ruang Kepala
Pengelola Privat Indoor
Ruang Wakil
Kepala Pengelola Privat Indoor
Ruang Staff
Administrasi Semi Privat Indoor
Ruang Staff
Publikasi dan
Informasi
Semi Privat Indoor
Ruang Staff Arsip Privat Indoor
Ruang Staff Event Semi Privat Indoor
Ruang Rapat Privat Indoor
Fasilitas Servis
68
Ruang Rapat Sifat Indoor / Outdoor
Pos Keamanan Servis Indoor
Ruang Keamanan
& CCTV Servis Indoor
Pusat
Pembuangan
Sampah
Servis Indoor
Pantry Servis Indoor
Gudang
Penyimpanan Servis Indoor
Ruang Cleaning
Service Servis Indoor
Ruang
Maintenance
Lapangan
Servis Indoor
Toilet Servis Indoor
Ruang Bilas Servis Indoor
Ruang Mesin MEE Servis Indoor
(Sumber : Analisa Pribadi)
Pola Fasilitas
Diagram 3.6. Pola Fasilitas Makro
69
(Sumber : Analisa Pribadi)
3.1.8 Studi Ruang Khusus
Ruang khusus yang ada didalam Tempat Wisata Olahraga
Rekreasi merupakan ruang dimana kegiatan utama akan
dilakukan, yaitu ruang-ruang dengan fungsi sebagai tempat
untuk melakukan olahraga rekreasi. Ruang-ruang yang diambil
sebagai studi khusus adalah ruang dengan jenis olahraga
rekreasi yang membutuhkan penataan khusus pada
70
perlengkapannya, seperti area fitnes, area tenis meja, dan area
billiard.
a) Area Fitnes
Untuk 40-45 orang harus berlandaskan pada besarnya
ruangan dengan luas minimal 200 m2. Tinggi lampu untuk
semua ruangan yaitu 3 m. Mengingat susunan alat
mempunyai 2 baris optimal, maka pada dasarnya kondisi
ruang fitnes harus mempunyai luas 6 m. Ukuran panjang
ruangan ≤ 15 m. Ruangan ukuran terkecil yang luasnya 40
m2 cocok untuk 12 pengguna.
Gambar 3.1. Ruang Fitnes Luas 200 m2
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
71
Tabel 3.6. Daftar Peralatan Fitnes
72
73
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
b) Area Tenis Meja
Olahraga jenis ini biasanya dilakukan didalam ruangan
dengan meja datar berwarna hijau dengan garis-garis putih
sebagai batasnya.
74
Gambar 3.2. Meja Tenis Meja
(Sumber : https://i11211501976.files.wordpress.com/)
Tinggi meja 76 cm dengan ketebalan plat meja ≥ 2,5 cm,
sedangkan kekerasan meja disesuaikan agar bola normal
dapat terpantul setinggi ± 23 cm. Dilengkapi dengan panjang
net 183 cm dan tingginya 15,25 cm. Ukuran ruang untuk
mewadahinya adalah 6 x 12m.
Gambar 3.3. Ruang Tenis Meja
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
c) Area Biliard
Area biliard biasanya terletak di lantai atas atau lantai
bawah yang cukup terang. Dilengkapi dengan tempat
tongkat yang menempel pada bidang dinding dengan ukuran
75
150 x 75 cm untuk 12 tongkat. Tinggi normal untuk sumber
cahaya diatas meja biliard adalah 80 cm dengan cahaya
yang terbagi merata pada bagian bidang permainan.
Gambar 3.4. Area Billiard
(Sumber : http://4.bp.blogspot.com/)
Terdapat beberapa ukuran meja billiard yang
disesuaikan dengan fungsi bangunannya, yaitu sebagai
berikut :
Gambar 3.5. Ukuran Meja Billiard
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Berdasarkan tabel diatas, dapat ditentukan ukuran meja
billiard untuk penggunaan pribadi adalah no IV, V, dan VI.
Sedangkan penggunaan untuk cafe dan klub adalah no IV
dan V. Jarak meja billiard no I dan II adalah ≥ 1,70 cm,
76
sedangkan jarak meja billiard no III, IV, dan V adalah ≥ 1,60
cm.
Gambar 3.6. Ruang Billiard
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
77
3.1.4 Studi Kebutuhan Luas Lahan dan Bangunan
Studi Besaran Ruang
Tabel 3.7. Studi Besaran Ruang
Pelaku Kegiatan Gambar Ukuran Perabot
Ruang Penitipan Barang & Informasi
Staf
Penitipan
Barang &
Informasi
Mencatat
Menyimpan
barang
Menerima
penitipan barang
Memberikan
informasi
R. Penitipan
Barang :
4 x 2 m = 8
m2
R. Antrian
Pengunjung
:
4 x 1,875 m
= 7,5 m2 x 5
antrian =
16,5 m2
Meja (1)
Kursi (4)
Loker
barang
Pengunjung Menitipkan
barang
Mengantri
Menanyakan
informasi
78
(Sumber : Neufert Data Arsitek 1)
(Sumber : Analisa Pribadi)
79
Loket
Staff Loket Menjual tiket
Mencatat
Memberi-kan
informasi seputar
tiket
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
R. Loket :
2 x 4m = 8
m2
R. Antrian
Pengunjung
:
8 x 2,125 m
= 17 m2
Meja (1)
Kursi (4)
Loker
barang
Pengunjung Mengantri
Membeli tiket
80
(Sumber : Analisa Pribadi)
Jogging Track
Pengunjung Berjalan Cepat
Berlari
Menikmati
pemandangan
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Luas area
Jogging
Track :
20 x 20 m =
400 m2
-
Cleaning
Service
Membersihkan
area jogging
track
81
Lapangan Futsal / Basket
Pengunjung Bermain futsal
Bermain Basket
Beristirahat
sejenak
Duduk
menyaksikan
permainan
(Sumber : http://perpustakaan.id/wp-
content/uploads/2016/08/Ukuran-Lapangan-Basket.jpg.gif)
Lapangan
Futsal /
Basket:
28 x 15 m =
420 m2
- Ring
Basket
- Gawang
Futsal
- Kursi
panjang
Lapangan Tenis Meja
82
Pengunjung Bermain tenis
meja
Beristirahat
sejenak
Duduk menyaksi-
kan permainan
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Lapangan
Tenis Meja :
12 x 6 m =
72 m2
- Meja
tenis
- Kursi
Panjang
Lapangan Bulutangkis
83
Pengunjung Bermain
bulutangkis
Beristirahat
sejenak
Duduk menyaksi-
kan permainan
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Lapangan
Bulu Tangkis
:
13,4 x 6,1 m
= 81,74 m2
- Kursi
Panjang
Kolam Renang Dewasa & Anak
84
Pengunjung Berolahraga
renang
Mengganti
pakaian
Bilas / mandi
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Kolam
Renang
Dewasa :
12 x 25 m =
300 m2
Kolam
Renang
Anak :
12 x 14 m =
168 m2
- Papan
Lompat
- Papan
Seluncur
- Ember
Tumpah
Area Fitnes
Pengunjung Berolahraga
sesuai dengan
fungsi alat
Meminta
panduan
instruktur
Beristirahat
Area Fitnes :
40 m2/12 org
Jika
kapasitas 60
orang, maka
60 : 12 = 5
- Berbagai
Peralata
n Fitnes
85
sejenak
Bilas / mandi
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
6 x 40 m2 =
240 m2
Instruktur Mendampingi
pengunjung
pemula
Bilas / mandi
Menyimpan
peralatan
Area Ice Skating
Pengunjung Menyewa sepatu
khusus ice
skating
Meminta
panduan
instruktur
Bilas / mandi
Area Ice
Skating :
40 x 20 m =
800 m2
-
Instruktur Mendampingi
pengunjung
pemula
Bilas / mandi
86
Menyimpan
peralatan
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Area Sepatu Roda
Pengunjung Menyewa sepatu
khusus sekaligus
perlengkapan
keamanan
Meminta
panduan
instruktur
Bilas / mandi
Area Sepatu
Roda :
20 x 20 m =
400 m2
-
Instruktur Mendampingi
pengunjung
pemula
Bilas / mandi
87
Menyimpan
peralatan
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Area Bowling
Pengunjung Menyewa sepatu
khusus bowling
Meminta
panduan
instruktur
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Area
Bowling :
19,5x1,5m/
unit
Jika, 5 unit
maka
totalnya
146,25 m2
-
Instruktur Mendampingi
pengunjung
pemula
Bilas / mandi
Menyimpan
peralatan
88
Area Biliard
Pengunjung Meminjam
tongkat
Menata bola
Bermain biliard
Area Biliard :
2,25x1,25m /
unit
jadi, 5 unit
maka
totalnya
14,06 m2
- Meja
Biliard
89
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
90
Ruang Seminar
Pengunjung - Mendengarkan
seminar
- Bertanya jawab
dengan
narasumber
(Sumber : Analisa Pribadi)
R. Seminar :
20 x 10 m =
200 m2
dengan luas
panggung :
4 x 10 m =
40 m2
- Kursi
VIP - Menghadiri acara
seminar
- Memberi materi
seminar
91
Ruang Display
Pengunjung - Melihat-lihat
pameran
- Berfoto
(Sumber
: Analisa
Pribadi)
R. Display :
10 x 6 m =
60 m2
- Lemari
Display
Cleaning
Service
- Membersihkan
ruangan
- Membersihkan
kaca display
Ruang Serbaguna
Pengunjung - Mengikuti
kegiatan yang
diadakan, seperti
senam, yoga,
dsb
R.
Serbaguna :
Standar 1,3
m2 / orang
(Sumber :
Neufert Data
Arsitek)
Jika dapat
Instruktur - Memberikan
arahan gerakan
untuk senam,
92
yoga, maupun
olahraga lainnya
(Sumber : Analisa Pribadi)
mewadahi
200 orang
maka
200 x 1,3 m2
= 260 m2
Cleaning
Service
- Membersihkan
area ruang
serbaguna
Foodcourt
Pengunjung - Membeli
makanan dan
minuman
- Beristirahat
Area
Foodcourt :
24 x 20 m =
480 m2
- Meja
Bulat
@6 kursi
- Meja
93
sejenak
(Sumber : Analisa Pribadi)
persegi
@4 kursi
94
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Toko Peralatan Olahraga & Souvenir
Pengunjung - Membeli
keperluan dan
perlengkapan
berolahraga
- Membeli oleh-
oleh berupa
souvenir
Toko
Peralatan
Olahraga &
Souvenir :
10 x 16 m =
160 m2
- Rak
Besar
- Rak
Sedang
- Meja
- Kursi
- Mesin
Kasir Staff Outlet - Melakukan
transaksi jual beli
- Melayani calon
pembeli
- Menata produk
95
(Sumber : Analisa Pribadi)
Klinik
Dokter - Memeriksa
kondisi pasien
- Mempersiapkan
peralatan
kedokteran
- Memberikan
resep obat
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Klinik :
4 x 6 m = 24
m2
- Meja
- Kursi
- Bangsal
- Meja
peralata
n
kedokter
-an Perawat - Membantu dokter
mempersiapkan
peralatan
kedokteran
- Membantu
pasien yang
terluka
- Memberi
perawatan pada
pasien
Pasien - Diperiksa oleh
dokter
- Konsultasi
dengan dokter
96
- Meminta obat
Ruang Kepala Pengelola
Kepala
Pengelola
- Mengelola
operasional
- Mengawasi
jalannya kegiatan
- Menerima tamu
- Mencatat
(Sumber : Analisa Pribadi)
Ruang
Kepala
Pengelola :
5 x 8m = 40
m2
- Meja
kerja
- Kursi
kepala
- Sofa
- Meja
tamu
Ruang Wakil Pengelola
Wakil
Kepala
Pengelola
- Membantu
mengelola
operasional
- Mengawasi
jalannya kegiatan
- Menerima tamu
(Sumber : Analisa Pribadi)
Ruang Wakil
Kepala
Pengelola :
5 x 5 m = 25
m2
- Lemari
- Kursi
- Meja
kerja
97
Ruang Staff Administrasi
Kepala
Administrasi
- Mengelola
administrasi
- Mengawasi
jalannya kegiatan
administrasi
(Sumber : Analisa Pribadi)
Ruang
Kepala
Administrasi
:
5 x 5 m = 25
m2
- Lemari
- Kursi
kerja
- Kursi
tamu
- Meja
kerja
Staff
Administrasi
- Melakukan
pekerjaan
administrasi
(Sumber : Analisa Pribadi)
Ruang Staff
Administrasi
:
8 x 6 m = 48
m2
- Meja
kerja
- Kursi
kerja
98
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Ruang Staff Publikasi dan Informasi
Kepala
Publikasi
dan
Informasi
- Mengelola
publikasi dan
informasi
- Mengawasi
jalannya kegiatan
terkait publikasi
dan infromasi
(Sumber : Analisa Pribadi)
Ruang
Kepala
Administrasi
:
5 x 5 m = 25
m2
- Lemari
- Kursi
kerja
- Kursi
tamu
- Meja
kerja
99
Staff
Publikasi
dan
Informasi
- Melakukan
rekam kegiatan
dan
mempublikasikan
(Pemasaran)
- Memberikan
informasi yang
diperlukan
masyarakat
(Sumber : Analisa Pribadi)
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Ruang Staff
Publikasi
dan
Informasi :
8 x 5 m = 40
m2
- Meja
kerja
- Kursi
kerja
Staff Event - Mangatur jadwal
event
- Mengelola
keperluan untuk
event
500
100
Ruang Staff Arsip
Staff Arsip &
dokumen
- Mengatur data-
data yang perlu
disimpan
- Menata dokumen
–dokumen dalam
lemari arsip
(Sumber : Analisa Pribadi)
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
Ruang Staff
Arsip :
9,5 x 5 m =
47,5 m2
- Meja
kerja
- Kursi
kerja
- Lemari
- Lemari
arsip
101
Ruang Rapat
Pengelola - Melakukan rapat,
berdiskusi,
bertanya jawab
(Sumber : Analisa Pribadi)
Ruang
Rapat :
7 x 5 m = 35
m2
- Meja
Rapat
- Kursi
rapat
Ruang Pantry
Pengelola - Membuat minum
- Beristirahat
sejenak
(Sumber : Analisa Pribadi)
Ruang
Pantry :
5,5 x 6 m =
33 m2
- Kitchen
set
- Meja
makan
- Kursi
makan
Cleaning
Srevice
- Menyiapkan
minum
- Membersihkan
pantry
- Mencuci gelas
102
Musholla
Pengelola /
pengunjung
/ tamu
- Melakukan
wudhu
- Melaksanakan
ibadah
(Sumber : Neufert Data Arsitek)
(Sumber : Analisa Pribadi)
Musholla :
6 x 6 m = 36
m2
- Tempat
wudhu
103
Ruang bilas
Pengunjung - Mengganti
pakaian
- Mandi
- Membilas badan
(Sumber : Analisa Pribadi)
Ruang Bilas
:
8 x 5 m = 40
m2
- Kloset
- Urinoir
- Wastafel
Toilet
Pengunjung
/ Pengelola /
Tamu
- BAB
- BAK
- Mencuci tangan
(Sumber : Analisa Pribadi)
Toilet :
3 x 4,5 m =
13,5 m2
- Kloset
- Wastafel
- Urinoir
104
Ruang Genset
Staff MEE - Mengoperasikan
genset
- Mengisi bahan
bakar
(Sumber : Analisa Pribadi)
R. Genset :
3 x 4,5 m =
13,5 m2
- Genset
105
Luasan Ruang
Tabel 3.8. Luasan Ruang
Nama Ruang Kapasitas
(Orang) Sumber Satuan
Sirkulasi
Ruang
Dalam
(%)
Total
(m2)
Penerimaan
Ruang Informasi
Dan Penitipan
Barang
4 SBR 2 m2 / org 20 19,2
Ruang Antrian
Penitpan Barang 20 DA
1,875 m2/ 4
org 15 16,5
Loket 4 SBR 2 m2 / org 20 9,6
Ruang Antrian
Loket 30 DA
2,125 m2 / 4
org 20 19,2
Lobby 100 AS 1,3 m2 100 260
Luas Area Penerimaan 324,5
Luas Area Penerimaan + Sirkulasi 20% = 389,4 m2
Utama
Jogging Track 100 SBR 20 x 20m 50 600
Taman Bunga 50 AS 20 x 10m 50 300
Taman (Aktif/Pasif) 20 AS 20 x 15m 50 450
Lapangan Futsal /
Basket 10 DA 24 x 13m - 312
Area Piknik dan
Gazebo 50 AS 10 x 15m 70 255
Children
Playground 30 AS 10 x 10m 70 170
Lapangan Tenis
Meja 5 Unit DA
2,74 x 1,52m
/ Unit - 27
Landscaped
Terrace 30 AS 15 x 3m 30 60
Lapangan
Bulutangkis 4 DA 13,4 x 6,1m - 81,74
106
Area Kolam
Renang Dewasa 100 AP 12 x 25m - 300
Area Kolam
Renang Anak 50 AP 12 x 14m - 168
Sun-bathing Deck 20 AP 3 x 10m 30 33
Jacuzzi 3 Unit SBR
2,1 x 2,75m/
unit @8-10
orang
20 21
Kolam Ikan Terapi 20 AP 6 x 8m 20 57,6
Area Fitnes 60 DA 40 m2/12 org - 200
Area Biliard 5 Unit DA 2,25x1,25m/
unit 30 18,27
Area Sepatu Roda 50 DA 20 x 20m - 400
Tribun Kecil 200 SBR 2,4 x 15m 50 54
Area Seating
Group 125 AP 5 x 20m 30 130
Luas Area Utama 3.637,61
Luas Area Utama + Sirkulasi 10% = 4.001,37 m2
Pendukung
Seminar 200 SBR 180 m2 50 270
Display 50 SBR 60 m2 50 90
Serbaguna 200 DA 1,3 m2/org 50 390
R. Persewaan
Sepatu Khusus 40 SBR 20 m2 20 24
Luas Area Pendukung 774
Luas Area Pendukung + Sirkulasi 10% = 851,4 m2
Penunjang
Foodcourt 200 DA 1,6 m2 / org 50 480
Dapur Foodcourt 25 DA 25% ruang
makan 20 120
Klinik 1 unit DA 32 m2 20 32
107
Pos Pemantauan
(Rescue Team)
2 org/
unit AP 3 x 3m 20 27
Ruang Pusat
Pemantauan 6 AP 5 x 5m 20 35
Toko Peralatan
Olahraga dan
Souvenir
1 Unit AP 160 m2 50 160
ATM Center 8 Unit AP 1,8 m2/Unit 20 138,24
Musholla 30 AP 1,1 m2 / org 20 39,6
Luas Area Penunjang 1.031,84
Luas Area Penunjang + Sirkulasi 10% = 1.135,02 m2
Pengelola
Ruang Kepala
Pengelola 6 SBR 40 m2 50
40
Ruang Wakil
Kepala Pengelola 6 SBR 35 m2 50
35
Ruang Staff
Administrasi 9 SBR 48 m2 50
48
Ruang Staff
Publikasi dan
Informasi
7 SBR 40 m2 50 40
Ruang Staff Arsip 4 SBR 30 m2 50 30
Ruang Rapat 40 SBR 2 m2/org 50 120
Luas Area Pengelola 313
Luas Area Pengelola + Sirkulasi 10% = 344,3 m2
Servis
Pos Keamanan 2 Unit AP 9 m2 / unit 20 21,6
Ruang Keamanan
dan CCTV 6 AP 16 m2 20 19,2
Pusat
Pembuangan
Sampah
2 AP 3 m2 20 7,2
Pantry 4 AP 5 m2 /org 20 24
108
Gudang
Penyimpanan 15 SNI 68 m2 20 68
Ruang Cleaning
Service 25 AP 30 m2 20 36
Ruang
Maintenance
Lapangan
4 Unit
@2 org AP 9 m2 20 11,8
Toilet 8 Unit
@5 org AP 1,5 m2/org 20 72
Ruang Loker 10 AP 20 m2 20 24
Ruang Bilas /
Ganti
4 Unit
@5 org AP 1,8 m2/org 20 43,2
Ruang Staff MEE 2 AP 12 m2 20 12
Ruang Genset 2 AP 13,5 m2 20 13,5
Ruang Pompa 2 AP 8 m2 20 8
Ruang Panel 2 AP 6 m2 20 6
Luas Area Servis 349,9
Luas Area Servis + Sirkulasi 10% = 384,89 m2
(Sumber : Analisa Pribadi)
Tabel 3.9. Luas Total Bangunan
Luas Area Keseluruhan 7.106,38 m2
Sirkulasi 30% 2.131,91 m2
Total Luas 9.238,29 m2
(Sumber : Analisa Pribadi)
KETERANGAN
AP Asumsi Pribadi
SBR Studi Besaran Ruang
DA Data Arsitek (Neufert)
SNI Standar Nasional Indonesia
109
Tabel 3.10. Presentase Sirkulasi
Presentase
(%) Keterangan
5-10 Standar Minimum
20 Kebutuhan Keluasan Sirkulasi
30 Kebutuhan Kenyamanan Fisik
40 Tuntutan Kenyamanan Psikologis
50 Tuntutan Spesifik Kegiatan
70-100 Keterkaitan dengan Banyak
Kegiatan
(Sumber : Time Saver Standart of Building Type, 2nd Edition)
Luasan Parkir
a) Parkir Pengunjung & VIP
Diperkirakan jumlah pengunjung setiap harinya maksimal
adalah 1500 orang dengan asumsi lama waktu kunjungan
adalah 6 jam/kunjungan sehingga akan terjadi pergantian
parkir sebanyak 2 kali. Maka, dapat diketahui asumsi jumlah
kendaraan yang parkir dengan cara sebagai berikut :
Parkir Pengunjung = 1500 : 2 = 750 pengunjung
Jadi,
Pengguna Mobil
Diasumsikan 1 mobil terdiri dari 5 penumpang dengan
jumlah presentase 50%, maka dapat diketahui jumlah
pengunjung yang menggunakan mobil adalah 375
pengunjung = 75 mobil.
110
Pengguna Motor
Diasumsikan 1 motor terdiri dari 2 penumpang
dengan jumlah presentase 35%, maka dapat
diketahui jumlah pengunjung yang menggunakan
mobil adalah 262,5 dibulatkan menjadi 263
pengunjung = 131,5 dibulatkan menjadi 132 motor.
Pengguna Bus
Diasumsikan 1 bus terdiri dari 43 penumpang dengan
jumlah presentase 15%, maka dapat diketahui jumlah
pengunjung yang menggunakan mobil adalah 112,5
dibulatkan menjadi 113 pengunjung = 3 bus.
Tabel 3.11. Jumlah Parkir Pengunjung
Kendaraan Kapasitas Standar
(m2) Sumber Luas (m2)
Mobil 75 15 DA 1125
Motor 132 2 DA 264
Bus 3 30 DA 90
Luas Area Parkir Pengunjung & VIP 1479
Luas Area Parkir Pengunjung & VIP + Sirkulasi 100% = 2958 m2
(Sumber : Analisa Pribadi)
b) Parkir Pengelola
Terdapat 76 pengelola dalam sistem pengelolaan Tempat
Wisata Olahraga Rekreasi dengan asumsi penggunaan
kendaraan adalah sebagai berikut :
Penggunaan mobil 40% = 30 mobil
Penggunaan motor 60% = 46 motor
111
Tabel 3.12. Jumlah Parkir Pengelola
Kendaraan Kapasitas Standar
(m2) Sumber Luas (m2)
Mobil 30 15 DA 450
Motor 46 2 DA 92
Luas Area Parkir Pengelola 542
Luas Area Parkir Pengelola + Sirkulasi 100% = 1084 m2
(Sumber : Analisa Pribadi)
Studi Kebutuhan Luas Lahan
Jadi, total kebutuhan luas lahan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.13. Perda Kabupaten Semarang
KDB KLB GSB KDH RTH
40% 4 Lantai 5,5 m dari
as jalan 30%
25% dari
KDH
(Sumber : Perda Kabupaten Semarang no. 2 thn 2015)
Tempat Wisata Olahraga Rekreasi direncanakan memiliki 3 lantai,
maka :
Luas Total Bangunan = 8.090,75 : 3 = 2.696,16 m2
Luas Lahan = Luas Bangunan : KDB
= 2.696,16 : 60%
= 4.493,6 m2
KDH = Luas Lahan : 30%
= 4.493,6 : 30%
= 1.4978,6 m2
RTH = 25% dari KDH
= 1.4978,6 x 25%
= 3744,67 m2
112
Total Kebutuhan Luas Lahan = Luas Lantai Dasar Bangunan + Fasilitas
Outdoor + Luas Kebutuhan Parkir + RTH
= 4.493,6 + 1.319,4 + 4.068 + 3.744,67 m2
= 13.625,67 m2
3.1.9 Studi Citra Arsitektural
Tempat Wisata Olahraga Rekreasi ini merupakan salah satu
bangunan dengan fungsi wisata di Kabupaten Semarang. Dalam segi
citra guna, desainnya bertumpu pada kenyamanan pengguna
bangunan khususnya dalam melakukan aktivitas olahraga rekreasi,
serta dapat menciptakan sebuah desain yang dapat menjadikan
kegiatan yang diadakan di Tempat Wisata Olahraga Rekreasi ini lebih
menyenangkan dan menarik minta pengunjung.
Dalam segi citra visual, Tempat Wisata Olahraga Rekreasi akan
memadukan antara bangunan yang peka terhadap iklim dengan desain
arsitektur modern sehingga akan menciptakan desain yang menyatu
dengan lingkungan namun tetap memiliki nilai estetika tersendiri.
Misalnya penggunaan material kayu
Gambar 3.7. Sun-shading Kayu Pada Bangunan
(Sumber : http://mblogthumb3.phinf.naver.net/20160218_150/)
113
sebagai sun-shading, menerapkan adanya rooftop garden, serta
menggunakan warna cerah untuk warna cat dindingnya.
Gambar 3.8. Rooftop Garden
(Sumber : http://cdn.freshome.com/wp-content/rooftop-gardens-30.jpg)
3.5 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.4 Studi Sistem Struktur dan Enclosure
Studi Sistem Struktur
Menurut Heinz Frick dan LMF. Purwanto (1998) 6 , struktur
adalah susunan atau pengaturan pada bagian dari gedung yang
menerima beban atau konstruksi utama tanpa peduli konstruksi
yang ada nampak atau tidak. Struktur dari bangunan dasar tidak
menerima beban secara langsung namun menentukan prinsip dari
pembentukan ruangan dengan menyusun bagian dari bangunan
yang menerima beban. Setiap bangunan terdiri atas elemen
struktural dan elemen non struktural. Elemen – elemen struktural
yang disatukan akan membentuk suatu sistem yang disebut sistem
6 Heinz Frick dan LMF Purwanto. 1998. Sistem Bentuk Struktur Bangunan.Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
114
struktur. Heinz Frick dan LMF. Purwanto (1998)7 mengungkapkan,
prinsip dasar bangunan dengan struktur vertikal sebagai gaya tekan
adalah seperti seseorang yang memikul beban di atas kepala.
Sistem struktur memiliki peran untuk menerima beban dalam
bentuk beban sendiri dan beban hidup yang kemudian disalurkan.
Beban sendiri merupakan beban statik atau beban tidak bergerak
sedangkan beban hidup adalah beban yang bersifat semi
permanen atau sementara. Dalam menentukan sistem struktur
yang baik, terdapat 5 kriteria yang harus diperhatikan yaitu :
1. Kekokohan - Strength
2. Kestabilan - Stability
3. Kemampuan melayani – Service Ability
4. Keawetan - Durability
5. Keamanan – Safety
Sistem Struktur itu sendiri memiliki 3 bagian utama, antara lain
struktur bawah, tengah, dan atas. Yang pertama, adalah struktur
bawah dimana struktur ini merupakan sub-struktur yang terletak
pada bagian bawah bangunan atau dibawah permukaan tanah.
Struktur bawah terdiri dari sloof dan juga pondasi. Pondasi
merupakan bagian dari bangunan yang menghubungkan bangunan
dengan tanah. Pondasi harus dapat menjamin kestabilan pada
bangunan terhadap berat dari gedung itu sendiri, beban berguna,
7 Heinz Frick dan LMF Purwanto. 1998. Sistem Bentuk Struktur Bangunan.Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
115
dan gaya tekanan dari luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan
lain-lain8.
Struktur bagian bawah (pondasi) yang akan digunakan pada
projek Tempat Wisata Olahraga Rekreasi, antara lain sebagai
berikut :
Pondasi Batu Belah
Gambar 3.9. Pondasi Batu Belah
(Sumber : http://rhkarya.com)
Pondasi batu belah merupakan jenis pondasi yang umum
digunakan sebagai konstruksi rumah tinggal. Selain
kekuatannya yang sudah teruji, bahan-bahannya pun mudah
untuk dicari. Pondasi jenis ini biasanya dibuat untuk menahan
beban dinding diatanya. Apabila rumah tinggal akan dibangun
dengan 2 lantai lebih, maka pondasi jenis ini perlu
dikombinasikan dengan pondasi jenis lainnya. Untuk ukuran
dari pondasi batu kali adalah seperti terlihat pada gambar
berikut :
8 Heinz Frick dan LMF Purwanto. 1998. Sistem Bentuk Struktur Bangunan.Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Hal 148
116
Gambar 3.10. Pondasi Batu Belah1
(Sumber : http://www.arsindo.com/artikel/pondasi-batu-kali/)
Bentuk pondasi batu kali seperti gambar diatas merupakan
jenis pondasi yang digunakan di dalam lahan atau di tengah
area tapak. Sedangkan untuk bentuk pondasi yang digunakan
disisi-sisi tapak atau berdampingan dengan tetangga adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.11. Pondasi Batu Belah 2
(Sumber : http://www.arsindo.com/artikel/pondasi-batu-kali/)
117
Gambar 3.12. Denah Pondasi Batu Belah
(Sumber : http://www.arsindo.com/artikel/pondasi-batu-kali/)
Seperti dilihat pada gambar 3.. merupakan gambar denah dari
pondasi batu kali. Pada huruf A merupakan jenis pondasi batu
kali untuk bentuk yang pertama, sedangkan pada huruf B
merupakan jenis pondasi untuk bentuk yang kedua.
Pondasi Footplat
Pondasi footplat digunakan pada kondisi tanah dengan daya
dukung tanah 1,5-2,00 kg/cm2. Pondasi jenis ini biasanya
digunakan untuk membangun bangunan dengan 2-4 lantai
(kondisi tanah yang baik dan stabil). Pondasi ini terbuat dari
beton bertulang dengan beton yang merupakan campuran
antara Portland Cement (PC) dengan bahan pengisi (pasir dan
kerikil) dalam perbandingan tertentu.
119
Gambar 3.14. Potongan Pondasi Foot Plat
(Sumber : http://architectaria.com)
Tabel 3.14. Struktur Bagian Bawah
Sub Structure
Jenis Spesifikasi Keterangan
Pondasi Batu
Belah
Termasuk dalam kategori
pondasi dangkal
Berbahan dasar batu belah
Ukuran standar minimal :
Konstruksi awal berupa
peralatan tanah dasar
dengan pemberian lapisan
pasir
Pemasangan batu kosong
(aanstamping) dengan
posisi berdiri
Pasangan batu kosong
berfungsi sebagai drainase
(pengaliran air) sehingga
pondasi tidak terkena air
tanah yang ada disekitar
pondasi
Agar pondasi tidak mudah
rusak akibat dari adanya air
tanah, maka pada bagian
badan pondasi diplester
kasar setebal ± 1,5 cm
dengan adukan spesi.
Kelebihan :
Pelaksanaan mudah
Waktu pengerjaan relatif
cepat
Material mudah diperoleh
Biaya pelaksanaan relatif
murah
Kekurangan :
Tidak diperkenankan
untuk membangun
bangunan bertingkat 2
atau lebih
Pondasi Termasuk kategori pondasi Kelebihan :
120
Footplat dangkal
Berbahan dasar beton
bertulang dengan bentuk
dasar persegi atau persegi
panjang
Campuran beton :
1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil
1 PC : 3 Pasir : 5 Kerikil
(tebal 6 mm)
Campuran beton rapat air :
1 PC : 1½ Pasir : 2½ Kerikil
Dapat menyesuaikan
dengan bentuk tanah
Ukuran dapat
disesuaikan dengan hasil
perhitungan beban
Bahan dasarnya
merupakan bahan yang
mudah pengadaannya
Dapat digunakan untuk
membangun bangunan
bertingkat 2
Mampu menahan gaya
vertikal dan horisontal
karena memiliki daya
tekan yang besar
Kekurangan :
Membutuhkan biaya yang
cukup tinggi
Pengerjaannya
membutuhkan waktu
yang cukup lama
(Sumber : Berbagai Sumber)
Struktur bagian tengah yang akan digunakan pada projek Tempat
Wisata Olahraga Rekreasi, antara lain sebagai berikut :
Struktur Rangka
Struktur rangka yang akan digunakan terdiri atas komposisi
kolom dan balok, dimana kolom menjadi unsur vertikal yang
berfungsi untuk menyalurkan beban dari struktur bagian atas ke
121
bagian bawah, serta balok menjadi unsur horisontal yang
berfungsi sebagai pemegang atau media pembagi beban dan
gaya menuju ke kolom-kolom. Kedua bagian struktur rangka
tersebut harus kaku (tahan terhadap tekuk dan lentur).
Gambar 3.17. Struktur Rangka
(Sumber : http://rumahwaskita.com/artikel/wp-
content/uploads/2015/05/elemen-struktur.jpg)
Dari gambar diatas, dapat diketahui bahwa system rangka yang
dibentuk dengan elemen vertikal dan horizontal akan membentuk
pola satuan ukuran yang disebut grid. Grid adalah kisi-ksisi yang
bersilangan tegak lurus satu dengan lainnya membentuk pola yang
teratur.
122
Gambar 3.18. Struktur Rangka Membentuk Grid
(Sumber : http://ronny.blog.upi.edu/sistem-struktur-pada-bangunan-
gedung-bertingkat/)
Struktur Plat Lantai
Plat lantai merupakan bagian struktur bangunan yang berfunsi
sebagai tempat berpijak. Dalam perencanaan elemen plat lantai
tidak kalah pentingnya dengan perencanaan balok, kolom, dan
pondasi. Plat lantai yang tidak direncanakan dengan matang
akan mengakibatkan adanya lendutan dan getaran saat ada
beban yang bekerja pada plat tersebut.
Gambar 3.19. Tulangan Struktur Plat Lantai
123
(Sumber :
http://www.perencanaanstruktur.com/2014/05/perhitungan-
struktur-pelat-lantai.html)
Ketebalan dari plat lantai bergantung pada jarak antar balok,
bentangan, bahan yang digunakan, serta tingkat kelendutan.
Plat lantai yang digunakan adalah plat lantai beton dengan
kelebihannya, yaitu dapat menahan beban yang cukup besar,
lebih tahan lama, dan dapat dilapisi dengan penutup lantai.
Jenis plat yang akan digunakan adalah plat 2 arah, dimana
akan terdapat 2 tulangan pokok yang berfungsi untuk menahan
beban momen lentur pada bentang 2 arah yang akan
memunculkan adanya balok induk dan balok anak.
Gambar 3.20. Struktur Plat Lantai
(Sumber : http://oneeightytwocivil.blogspot.co.id/2011/03/sistem-pelat-lantai-
struktur-beton-ii.html)
Tabel 3.15. Struktur Bagian Tengah
Middle Structure
Jenis Spesifikasi Keterangan
Struktur Rangka Merupakan struktur utama Kelebihan :
124
karena dinilai lebih kuat,
rigid (kaku)
Struktur rangka merupakan
konstruksi beton yang
diperkuat dengan rangka
baja
Mudah dibentuk dengan
menggunakan bekisting
sesuai dengan
kebutuhan
Tahan terhadap suhu
tinggi
Biaya pemiliharaan yang
relatif rendah
Bahan dasarnya yang
mudah didapat
Kekurangan :
Memerlukan ketelitian
yang cukup tinggi dalam
pengerjaannya
Kuat tarik lebih kecil
daripada kuat tekan
Struktur Plat
Lantai
Pada plat lantai beton
dipasang sebuah tulangan
baja di kedua arah dan
tulangan silang guna
menahan momen tarik dan
lenturan
Kelebihan :
Memiliki daya dukung
besar
Dapat mengisolasi suara
dengan baik
Tidak mudah terbakar
Dapat dilapisi dengan
lapisan kedap air
Merupakan material yang
tahan lama
(Sumber : Berbagai Sumber)
Struktur bagian atas yang akan digunakan pada projek Tempat
Wisata Olahraga Rekreasi adalah green roof atau roof garden,
125
Gambar 3.21. Roof Garden
(Sumber : http://www.londonroofgarden.com/wp-
content/uploads/2015/08/rooftop-garden.jpg)
dimana strukturnya terdiri dari beberapa lapisan. Untuk
membuat roof garden, maka diperlukan adanya atap beton sebagai
konstruksi utamanya. Setiap lapisan memiliki fungsi dan tujuan
tertentu sebagai pendukung pertumbuhan vegetasi serta untuk
mematiskan bahwa green roof dapat bekerja secara optimal.
Lapisan Roof garden terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :
a) Lapisan Sub-struktur
Merupakan lapisan utama atap, misalnya dak beton. Faktor
paling penting dari lapisan sub-struktur adalah kekuatannya,
mengingat lapisan ini akan menjadi dasar bagi green roof
ataupun roof garden. Sebagai gambaran, lapisan tanah
untuk green roof memiliki berat rata-rata 14,5 kg sampai 16,5
kg per meter persegi dalam kondisi kering. Dalam kondisi
basah, beratnya dapat bertambah menjadi 18,5 kg hingga
126
20,5 kg per meter persegi. Berat ini belum termasuk berat
tanaman dan aksesoris di green roof.
b) Lapisan Vapour Barrier
Merupakan lapisan yang menjaga supaya uap dari sub-
struktur atap tidak merusak lapisan-lapisan diatasnya,
biasanya terbuat dari plastik polyethylene.
c) Lapisan Insulasi Panas
Merupakan lapisan yang menjaga supaya panas dari green
roof tidak masuk ke bangunan. Bahan yang kami gunakan
adalah polyurethane foam sheet yang memiliki karakter
insulasi panas yang baik.
d) Lapisan Waterproofing dan Root Barrier
Merupakan lapisan anti air untuk melindung sub-struktur atap
juga berfungsi sebagai root barrier, atau penahaman akar
tanaman, supaya akar tanaman yang tumbuh tidak merusak
struktur atap.
e) Lapisan Draincomposite dan Filtrasi
Draincomposite berfungsi untuk memberikan ruang gerak
bagi air yang turun dari tanah. Ruang gerak ini penting
supaya air yang berlebihan dapat langsung
disalurkan menuju drainase atau pipa pembuangan.
Sementara itu filtrasi berfungsi untuk menahan supaya tanah
yang basah terkena air tidak mengalami erosi dan larut
ke saluran drainase.
127
f) Lapisan Substract / Tanah
Merupakan lapisan tempat vegetasi tumbuh. Jenis dan
ketebalan tanah yang digunakan bervariasi, tergantung dari
jenis green roof (ekstensif, semi-intesif, atau intensif). Faktor
daya dukung beban lapisan atap juga menjadi pertimbangan
dalam memilih lapisan tanah yang digunakan.
g) Vegetasi / Batuan
Jenis tanaman yang digunakan tergantung dari jenis green
roof (ekstensif, semi-intensif, atau intensif).
Gambar 3.22. Lapisan Roof Garden
(Sumber :
http://assets.ideaonline.co.id/media_idea/article_image/cover
/original/4499-poin-penting-membuat-roof-garden.jpg)
128
Salah satu satu contoh bangunan dengan atap hijau di
Indonesia adalah Bandar Udara Blimbingsari, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur. Bangunan tersebut memenuhi
kriteria ramah lingkungan, yaitu penggunaan lahan tepat
guna, efisiensi energi, konservasi air, kenyamanan udara,
dan manajemen lingkungan. Dalam perancangannya,
bangunan ini menerapkan konsep desain ramah lingkungan
pasif yang mengandalkan penataan ruang daripada
penggunaan teknologi canggih untuk mengurangi konsumsi
energi.
Gambar 3.23. Green Roof Bandara Blimbingsari
(Sumber : https://phinemo.com/wujud-bandara-blimbingsari-
green-airport-pertama-di-indonesia/)
Sedangkan pada bagian atapnya mengadaptasi bentuk
penutup kepala pria Suku Osing. Desainnya pun tidak hanya
sebagai representasi budaya lokal, namun juga dapat
memanfaatkan cahaya matahari agar masuk ke dalam
bangunan melalui wuwungannya. Sebagai penahan panas
129
sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan, maka
bagian luarnya dilapisi rumput gajah mini yang selaras
dengan taman yang menghampar di sekitar bangunan.
Tabel 3.16. Struktur Bagian Atas
Upper Structure
Jenis Spesifikasi Keterangan
Struktur Atap
Beton
Merupakan jenis atap yang
terbuat dari kombinasi cor
beton dan tulangan besi
Tahan terhadap cuaca,
namun dalam pengerjaan-
nya harus sesuai dengan
standar yang berlaku
Kelebihan :
Lebih tahan terhadap
panas apabila terjadi
kebakaran
Tahan terhadap
perubahan iklim dan
cuaca
Bahan dasar yang relatif
murah dan mudah
didapat
Memiliki ruang dapat
dimanfaatkan
Kekurangan :
Memerlukan waktu yang
cukup lama dalam
pengerjaannya
Beban yang lebih berat
sehingga dalam
konstruksi dibawahnya
harus lebih kuat
Roof Garden Merupakan pemanfaatan Kelebihan :
130
bagian atap bangunan
sebagai area penanaman
vegetasi
Memiliki manfaat ekologis
yang baik, dimana dapat
meningkatkan kesehatan
lingkungan
Dapat mereduksi
kebisingan
Dapat menciptakan iklim
mikro dalam bangunan
Dapat dimanfaatkan
sebagai ruang untuk
bersosialisasi dan
berkumpul
Kekurangan :
Beban bangunan menjadi
lebih berat
Ada kemungkinan bocor
sehingga dalam
perancangan drainase
harus direncanakan
dengan baik
(Sumber : Berbagai Sumber)
Studi Sistem Enclosure
a) Dinding Pelingkup
Dinding Bata
Dinding pelingkup projek Tempat Wisata Olahraga Rekreasi
adalah bata merah yang akan difinishing dengan
menggunakan cat berwarna dan juga wallpaper untuk
memberikan kesan yang sesuai dengan fungsi ruang dalam
bangunan.
131
Gambar 3.24. Pasangan Dinding ½ Bata
(Sumber : http://2.bp.blogspot.com/)
Gambar 3.25. Wallpaper Playground
(Sumber : http://wallpaperbagus.co.id/)
Dinding yang sudah difinishing tersebut akan
dikombinasikan dengan adanya cladding kayu pada bagian
eksterior bangunan seperti gambar berikut :
132
Gambar 3.26. Penggunaan Cladding Kayu
(Sumber : http://www.zarayef.com/decoration-and-architecture)
Dinding Penahan Tanah (Tipe Gravitasi)
Bertujuan untuk memperoleh ketahanan terhadap tekanan
tanah dengan beratnya sendiri dan tidak ada gaya tarik di
setiap bagian dari dinding. Biasanya terbuat dari batu
belah, blok batuan, bata, atau beton polos. Karena
bentuknya yang cukup sederhana dan juga
pelaksanaannya yang mudah, dinding jenis ini sering
digunakan jika dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak
terlalu tinggi dan kondisi tanah yang baik.
133
Gambar 3.27. Dinding Penahan Tanah
(Sumber : http://1.bp.blogspot.com/)
Gambar 3.28. Tampak Samping
Dinding Penahan Tanah
(Sumber : http://1.bp.blogspot.com/)
b) Penutup Lantai
Material penutup lantai yang akan digunakan dalam projek
terdiri dari :
Bahan Penutup Lantai untuk Lapangan
Vinyl Laminated Floor
134
Gambar 3.29. Lantai Vinyl
(Sumber : http://rumahidolaku.com/apa-beda-parket-dan-vinyl-dan-
bagaimana-cara-pemasangannya/)
Material lantai jenis vinyl ini akan digunakan sebagai
dasar atau lapisan pertama untuk lapangan bulutangkis,
tenis meja, dan area fitnes. Namun dilengkapi dengan
adanya karpet dan juga lantai rubber disesuaikan
dengan jenis olahraganya. Lantai vinyl atau yang lebih
dikenal dengan flooring vinyl terbuat dari PVC yang
dicetak dan dibentuk dari beberapa layer (compact layer,
glass fiber, printing layer, dan UV coated wear layer)
dalam bentuk lembaran / roll dengan ukuran 20 x 1,8-2
m dan tebal 3mm. Namun, ada juga jenis lantai vinyl
yang sudah dipotong dalam berbagai ukuran, seperti
ukuran parket (90 x 18 cm). Lantai vinyl termasuk
fleksibel dalam motif yang disediakan, mulai dari bahan-
bahan alami, kayu, batu, dan sebagainya.
135
Gambar 3.30. Pengaplikasian Lantai Vinyl
(Sumber : https://3.bp.blogspot.com/)
Karpet Lapangan
Material lantai ini juga merupakan jenis material lantai
vinyl, namun terdapat perbedaan pada lapisan
pembentuk serta teksturnya. Jenis penutup lantai ini
akan digunakan pada lapangan bulutangkis dan area
tenis meja yang masing-masing memiliki jenis karpet
yang berbeda, seperti pada gambar berikut :
Gambar 3.31. Karpet Lapangan Bulutangkis
(Sumber : http://enlio.co.id/)
136
Gambar 3.32. Karpet Lapangan Tenis Meja
(Sumber : http://enlio.co.id/)
Lantai Rubber (Gym Mat)
Gambar 3.33. Lantai Rubber
(Sumber : http://id-live-02.slatic.net/)
Material lantai jenis ini biasanya digunakan untuk
melindungi lantai keramik atau beton dari benturan alat
fitnes dan juga dapat memberikan kenyamanan bagi
penggunanya. Keunggulan dari gym mat ini antara lain,
tahan lama, mudah dibersihkan, praktis, fleksibel, anti
slip, meredam benturan dan dapat menambah kesan
137
estetika. Selain itu, material ini juga meredam suara
yang bising akibat benturan peralatan fitnes ke lantai.
Memiliki bentuk hampir mirip dengan keramik atau ada
juga bentuk roll, hanya saja berbeda pada proses
pemasangannya. Gym mat yang biasanya digunakan
adalah Rubber Sheet NR (Natural Rubber) atau Rubber
Mat.
Gambar 3.34. Pengaplikasian Lantai Rubber
(Sumber : https://sc01.alicdn.com/)
Lantai Interlocking
Gambar 3.35. Lantai Interlocking
(Sumber : http://manna-flooring.com/informasi-lantai-
lapangan-futsal/)
138
Material lantai jenis interlocking ini, akan digunakan
untuk lapangan futsal atau basket dan juga pada area
playground. Lantai interlocking atau yang dikenal dengan
interlock flooring merupakan salah satu jenis lantai yang
digunakan sebagai material lantai dalam bidang olahraga
dengan sistem bongkar pasang. Bahan penyusun lantai
jenis ini adalah Poly Propylene (PP) Copolymer.
Kelebihan dari lantai jenis ini adalah kuat & tahan lama,
anti slip, cocok untuk pemantulan bola, serta bersifat
shock absorber atau dapat menahan getaran pada kaki
pemain. Bentuknya hampir mirip dengan keramik pada
umumnya dengan dimensi 25 x 25 cm dengan ketebalan
13mm dan tersedia dalam beberapa warna yang
menarik. Lantai interlocking dapat langsung dipasang
pada permukaan seperti beton, keramik, maupun parket.
Gambar 3.36. Pengaplikasian Lantai Interlocking
pada Lapangan
(Sumber : http://futsal-flooring.com/)
139
Gambar 3.37. Pengaplikasian Lantai Interlocking
pada Playground
(Sumber : http://indonesian.runningtrack-flooring.com/)
Bahan Penutup Lantai untuk Ruang Selain Lapangan
Keramik
Manfaat utama dari keramik adalah bahwa mudahnya
pemeliharaan, kokoh, dan pilihan produk tentu selalu
ada dan terus berinovasi. Penutup lantai keramik juga
dapat digunakan sebagai finishing dinding. Keramik lebih
tahan lama, dan mudah dibersihkan dengan cara mudah
bisa menggunakan handuk basah atau spons. Selain itu,
warna dan bentuk dapat disesuaikan dengan desain
interior ruangan sehingga mendukung estetikanya.
(Sumber : http://www.centroceramic.com/manfaat-dan-
kelemahan-dari-keramik/)
140
Gambar 3.38. Keramik Motif
(Sumber : http://www.romanceramics.com/)
Karpet
Penutup lantai jenis ini memiliki 2 bentuk, yaitu carpet roll
atau carpet tile. Biasanya digunakan sebagai penutup
lantai keseluruhan ruang ataupun hanya sebagai aksen
ruang saja. Berdasarkan bahan penyusunnya, jenis
penutup lantai ini dapat dibagi menjadi 3, yaitu bahan
wool, bahan nilon, dan bahan polyester. Pemilihan
karpet dapat disesuaikan dengan kebutuhan karena
terdiri dari berbagai macam motif, warna, dan tekstur
yang menarik. Keunggulannya antara lain, menyerap
suara, dapat langsung dipasang di permukaan beton,
dan dapat menambah nilai estetika. Namun, ada juga
kekurangannya, antara lain, mudah kotor, mudah
terbakar, mudah terserang jamur apabila terjadi
kelembaban yang terlalu lama.
141
Gambar 3.39. Pengaplikasian Karpet (Carpet Tile)
(Sumber : http://www.luisacosta.co/)
c) Plafond
Sebagai plafond akan digunakan firbersemen / GRC Board,
dimana ukuran yang disediakan di pasaran adalah 60 cm x 120
cm, 122 cm x 244 cm, dan 100 cm x 100 cm dengan ketebalan
4 mm.
Gambar
3.40. Plafond GRC Board
(Sumber : http://www.sakaniagasuksesabadi.com/wp-
content/uploads/GRCBoard.jpg)
142
3.2.5 Studi Sistem Utilitas
Jaringan Listrik
Sumber energi listrik yang akan digunakan dalam projek bersumber
dari PLN dengan alternatif penggunaan genset sebagai energi
listrik cadangan. Sistem distribusi jaringan listrik dari sumber listrik
ke ruang dalam bangunan adalah sebagai berikut :
Diagram 3.7. Jaringan Listrik
(Sumber : Analisa Pribadi)
Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih yang akan digunakan dalam projek bersumber
dari PDAM dengan alternatif adanya teknologi rainwater harvesting
sebagai sumber air. Jaringan air bersih yang bersumber dari PDAM
akan ditampung dalam bak penampung kemudian disalurkan
melalui pipa-pipa saluran air yang kemudian disalurkan untuk
memenuhi kebutuhan air bersih dalam bangunan. Sistem
penyaluran air yang digunakan dalam projek adalah sistem down
feed dengan cara memompa air dari ground tank langsung ke
upper tank, lalu air akan didistribusikan ke setiap lantai bangunan
143
atau dapat juga langsung ke setiap unit, seperti pada gambar
berikut :
Diagram 3.8. Jaringan Air Bersih PDAM
(Sumber : Analisa Pribadi)
Diagram 3.9. Jaringan Air Bersih dari Air Hujan
(Sumber : Analisa Pribadi)
Jaringan Limbah Cair dan Padat
Limbah cair berasal dari wastafel dapur, urinoir, dan pantry akan
disalurkan ke dalam sumur resapan untuk kemudian dapat difilter.
Dilanjutkan dengan penyaluran ke jaringan selokan lingkungan.
Sedangkan untuk limbah padat yang berasal dari toilet akan
disalurkan ke septictank, dengan tujuan untuk menguraikan limbah
padat tersebut kemudian dapat disalurkan ke jaringan selokan
lingkungan.
Sistem Pembuangan Sampah
144
Sistem pembuangan sampah dilakukan secara manual dengan
bantuan cleaning service yang kemudian akan dikumpulkan dan
dibuang ke bak penampungan sampah.
Jaringan Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi eksternal untuk bangunan akan
memanfaatkan jaringan telepon dan internet yang disalurkan oleh
Telkom. Sedangkan untuk sistem telekomunikasi internal akan
menggunakan pengeras suara (sound system).
Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan alami dan pencahayaan buatan akan
digunakan didalam bangunan, namun penataan dan pemilihaannya
tidak boleh menyilaukan. Untuk pencahayaan alami akan
dioptimalkan dengan membuat bukaan-bukaan dimana
pencahayaan alami tersebut akan dibutuhkan. Namun, sebagai
pencegah sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan
membawa terlalu banyak panas maka terdapat sun-shading di
beberapa bagian bangunan. Sedangkan sebagai pencahayaan
buatan akan ada beberapa jenis lampu yang akan digunakan dalam
bangunan, antara lain :
a. Lampu Sorot, digunakan sebagai pencahayaan buatan di
area olahraga rekreasi yang memerlukan pencahayaan
khusus dalam aktivitasnya.
145
Gambar 3.41. Lampu Sorot
(Sumber : http://dentrangtriachay.com)
b. Lampu LED Underwater, digunakan didalam air sebagai
pencahayaan buatan pada saat malam hari di kolam renang.
Gambar 3.42. Lampu LED Underwater
(Sumber : http://www.poolstore.ro/)
c. Hidden Lamp, digunakan sebagai unsur estetis dalam
ruangan serta untuk membentuk suasana dalam ruang.
146
Gambar 3.43. Hidden Lamp
(Sumber : http://www.lushome.com/)
d. General Lighting, digunakan di seluruh ruangan yang bukan
lapangan atau area khusus olahraga rekreasi dan bersifat
umum.
Gambar 3.44. General Lighting
(Sumber : http://www.premierltg.com/)
e. Decorative Lamp, digunakan sebagai pencahayaan pada
taman / outdoor.
147
Gambar 3.45. Decorative Lamp
(Sumber : https://image1ws.indotrading.com/)
Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan alami dan buatan akan diterapkan pada
bangunan. Penghawaan alami dapat dikombinasikan dengan
bukaan-bukaan sebagai pencahayaan alami, hanya saja
disesuaikan dengan kebutuhan setiap ruangan. Selain itu, dengan
adanya penghawaan alami akan menciptakan sirkulasi udara dalam
ruangan menjadi lebih sejuk dan tidak pengap. Namun,
penghawaan buatan juga diperlukan sebagai bantuan terciptanya
kenyamanan termal. Berikut beberapa perangkat yang digunakan
sebagai penghawaan buatan, yaitu :
AC Split
Memiliki 2 unit perangkat yang diletakkan secara terpisah, unit
pendingin akan diletakkan di dalam ruangan sedangkan unit
kompresor dan kipas akan diletakkan di luar ruangan. AC split
akan digunakan pada ruang-ruang pengelola.
AC Central
148
Perangkat Mesin AC Central akan diletakkan pada ruangan
khusus yang telah disediakan sehingga tidak menimbulkan
kebisingan. Ruang-ruang yang memerlukan pendinginan
berasal dari AC Central akan diberikan corong yang berfungsi
sebagai alat pengolah sirkulasi udara pada ruangan.
Exhaust Fan
Akan berfungsi sebagai penghisap udara yang ada di dalam
ruangan untuk dibuang keluar dan menarik udara segar dari
luar ruangan agar masuk ke dalam ruangan sehingga terjadi
pertukaran udara.
Sistem Sirkulasi Vertikal
Sistem sirkulasi vertikal yang akan digunakan dalam bangunan
adalah tangga umum dan tangga darurat, dimana tangga umum
akan digunakan sebagai sirkulasi pengguna bangunan, sedangkan
untuk tangga darurat merupakan jalur evakuasi apabila terjadi
kebakaran.
Sistem Keamanan
Sistem kemanan yang akan digunakan adalah pemantauan dengan
CCTV, kunci pintu otomatis kartu, dan alat metal detector gate.
Kamera CCTV akan ditempatkan pada seluruh bangunan (kecuali
toilet) dengan jarak pandang disesuaikan dengan kebutuhan dan
akan dioperasikan oleh operator CCTV yang berada di ruang
khusus pengawasan CCTV untuk memantau segala aktivitas yang
sedang berjalan. Untuk kunci pintu otomatis kartu merupakan
149
fasilitas yang disediakan bagi pengelola dengan tujuan untuk
membatasi akses ke dalam ruangan yang tidak dapat dijangkau
oleh pengunjung / pengguna bangunan lainnya. Sedangkan alat
metal detector diletakkan pada bagian pintu masuk bangunan untuk
mengecek barang bawaan pengunjung sehingga barang yang
berbahaya atau berpotensi membahayakan tidak sampai masuk ke
dalam bangunan.
Sistem Penanggulangan Kebakaran
Sistem penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu aktif maupun pasif. Pencegahan secara pasif / preventif dapat
dilakukan dengan memilih material bangunan yang tahan api (atau
dapat juga dengan melapisi struktur bangunan dengan lapisan
tahan panas) serta menyediakan tangga darurat dan penerangan
darurat sebagai sarana evakuasi kebakaran yang dilengkapi
dengan exhaust fan. Dalam SNI 03-1746-2000 butir 5.2 dijelaskan
mengenai kriteria tangga darurat yaitu :
a) Konstruksi
b) Bordes Tangga
c) Permukaan Anak Tangga
d) Kemiringan Anak Tangga
e) Ketinggian dan Kedalaman Anak Tangga
f) Pagar Pengaman dan Rel Pegangan
150
Sedangkan untuk pencegahan secara aktif dapat dilakukan dengan
menyediakan hydrant, smoke detector, heat detector, gas detector,
tabung APAR, dan Sprinkler.
A. Hydrant Pillar & Hydrant Box
Merupakan perangkat yang mengeluarkan air dalam instalasi
fire hydrant yang terpasang pada bagian luar bangunan. Jarak
pemasangan hydrant pillar ±35-38 m dikarenakan panjang
selang pemadam kebakaran biasanya 30 m dan air
bertekanan dari nozzle dapat mencapai jarak 5 m. Hydrant
pillar dan hydrant box diletakkan pada area yang mudah
terlihat dan mudah dijangkau tanpa halangan apapun
sehingga apabila terjadi kebakaran petugas pemadam akan
mudah mengakses tempat tersebut.
Gambar 3.46. Hydrant Pillar & Hydrant Box
(Sumber : https://www.safetyindonesia.com/)
B. Smoke Detector
Merupakan alat pendeteksi kepekatan asap (smoke desity)
yang dipicu oleh masuknya asap ke dalam smoke detector.
Saat kepekatan asap sudah memenuhi ambang batas,
kemudian rangkaian elektronik yang terdapat didalam smoke
151
detector akan aktif. Smoke detector memiliki area proteksi 150
m2 dengan ketinggian plafond 4 m.
Gambar 3.47. Smoke Detector
(Sumber : https://www.bromindo.com/)
C. Heat Detector
Merupakan alat pendeteksi kenaikan suhu panas yang
memiliki area deteksi sensor 50 m2 dengan ketinggian plafond
4 m. Biasanya pada suhu 550C sampai dengan 630C sensor
heat detector sudah dapat bekerja dan mengaktifkan alarm.
Gambar 3.48. Heat Detector
(Sumber : http://www.safelincs.co.uk/)
D. Gas Detector
152
Merupakan sebuah perangkat yang dapat mendeteksi
kehadiran berbagai gas dalam suatu ruang. Jenis peralatan ini
digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas dengan sistem
kontrol yang otomatis sehingga memudahkan dalam
menangani kebocoran gas. Dalam hal ini (pencegahan), gas
detector dapat berfungsi melalui 2 cara. Pertama, gas detector
dipasang terhubung dengan control system sehingga mesin
atau alat tertentu langsung berhenti berfungsi secara otomatis
sesaat setelah gas detector mendeteksi terjadinya kebocoran
gas. Kedua, gas detector dapat pula memberikan tanda
peringatan berupa bunyi alarm atau lampu yang menyala
pada saat kebocoran gas terjadi sehingga orang yang berada
di area tersebut mendapatkan peringatan untuk segera
menyelamatkan diri.
Gambar 3.49. Gas Detector
(Sumber : https://www.snapdeal.com/)
E. Tabung APAR (Fire Extinguisher)
153
Merupakan perangkat yang digunakan untuk memadamkan
atau mengendalikan api sebagai pertolongan pertama dalam
kondisi darurat. Tabung APAR bersifat portable sehingga
hanya bisa digunakan untuk memadamkan api kecil atau
untuk mengendalikan kondisi darurat kebakaran. Peletakan
tabung APAR disesuaikan dengan fire hazard (tempat resiko
kebakaran) yang diproteksi. Selain itu, peletakannya juga
harus mudah dilihat, diakses, dan diambil serta dilengkapi
dengan tanda pemasangan tabung pemadam kebakaran
(tanda dipasang 125 cm dari dasar lantai). Diletakan minimal
15 cm dari lantai dan jarak tabung APAR yang satu dengan
yang lainnya adalah 15 m.
Gambar 3.50. Tanda Pemadam Kebakaran
dan Tabung APAR
(Sumber : https://www.bromindo.com/)
F. Sprinkler
Merupakan perangkat instalasi pemadam kebakaran yang
terpasang secara permanen di dalam bangunan untuk
memadamkan kebakaran secara otomatis dengan
154
menyemprotkan air di lokasi terjadinya kebakaran. Kepadatan
pancaran air dari sistem sprinkler idealnya adalah jumlah debit
air (dalam satuan liter / menit) yang dikeluarkan oleh 4 mata
sprinkler yang berdekatan dan terletak dalam empat bujur
sangkar ataupun persegi panjang.
Gambar 3.51. Penyaluran Air Sprinkler
(Sumber : https://patigeni.com/)
3.2.6 Studi Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaat teknologi yang akan digunakan dalam projek adalah
sebagai berikut :
Teknologi Rainwater Harvesting
Rainwater harvesting merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menyimpan air hujan yang mengalir dari atap
rumah, atap gedung, atau dipermukaan tanah pada saat hujan. Dan
kemudian dapat dimanfaatkan kembali sebagai air bersih dalam
pemenuhan kebutuhan air dalam bangunan. Dengan adanya
rainwater harvesting diharapkan menjadi alternatif solusi ketika
155
konservasi air yang semakin menurun yang diakibatkan oleh
peralihan fungsi lahan menjadi area permukiman, perkantoran,
maupun komersial akan memicu terjadinya kelangkaan air tanah.
High Performance Glazing
Merupakan pemasangan kaca yang dapat mengurangi panas dari
pancaran sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan. Kaca ini
akan bekerja secara lebih optimal dibandingkan glazing biasa
dalam hal insulasi panas dan reduksi panas matahari. Jenis dari
kaca ini juga dapat memberikan performa termal dan visual yang
baik dengan tujuan menurunkan beban pendinginan serta
mengurangi tingkat ketergantungan akan cahaya buatan yang
akhirnya dapat mengurangi konsumsi energi bangunan.
3.6 Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan
3.3.3 Analisis Pemilihan Lokasi
A. Deskripsi Lokasi
Terdapat 2 pilihan alternatif lokasi untuk Projek Tempat Wisata
Olahraga Rekreasi, yaitu :
Alternatif 1 : Kecamatan Ambarawa
156
Gambar 3.52. Peta Wilayah Kabupaten Semarang
(Sumber : http://www.semarangkab.go.id/)
Batas Wilayah Kecamatan Ambarawa :
Batas Barat : Kecamatan Bandungan
Batas Timur : Kecamatan Bawen
Batas Utara : Kecamatan Bandungan
Batas Selatan: Kecamatan Banyubiru Rawa Pening
Merupakan daerah yang didominasi dengan topografi yang
relative datar, walaupun ada beberapa daerah yang
merupakan lerengan/puncak.
Potensi Kecamatan Ambarawa :
157
1. Merupakan kawasan dengan lingkungan yang masih
asri dan sejuk
2. Infrastruktur sarana dan prasarana sudah tersedia
3. Berdekatan dengan beberapa objek wisata yang ada di
Kecamatan Ambarawa
Kendala Kecamatan Ambarawa :
1. Aksesibilitas tidak terlalu lebar sehingga akan
menimbulkan kemacetan
2. Merupakan daerah dengan kondisi lahan berkontur
Alternatif 2 : Kecamatan Bawen
Gambar 3.53. Peta Wilayah Kabupaten Semarang
(Sumber : http://www.semarangkab.go.id/)
158
Batas Wilayah Kecamatan Bawen :
Batas Barat : Kecamatan Bandungan
Batas Timur : Kecamatan Pringapus & Tuntang
Batas Utara : Kecamatan Bergas
Batas Selatan : Kecamatan Tuntang
Merupakan daerah yang didominasi dengan topografi yang
relative datar, walaupun ada beberapa daerah yang merupakan
lerengan/puncak.
Potensi Kecamatan Bawen :
1. Merupakan kawasan dengan lingkungan yang masih asri
dan sejuk
2. Infrastruktur sarana dan prasarana sudah tersedia
3. Merupakan daerah penghubung antara Kota Semarang
– Kota Yogyakarta sehingga ramai dilalui kendaraan
Kendala Kecamatan Bawen :
1. Merupakan daerah dengan kondisi lahan berkontur
B. Kriteria Pemilihan Lokasi
Merupakan daerah dengan lingkungan yang masih asri dan
memiliki iklim mikro yang sejuk
Memiliki aksesibilitas yang mudah dijangkau dan dilalui
transportasi umum
Tidak merupakan daerah banjir maupun longsor
159
Tersedianya sarana dan prasarana utilitas
Sesuai dengan tata guna lahan dan peraturan daerah
setempat
Merupakan daerah dengan lahan yang cukup luas
Memiliki potensi view yang cukup baik
Berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, maka dapat dilakukan
penilaian dengan nilai 1 sebagai nilai terendah dan nilai 5 sebagai
nilai tertinggi.
Tabel 3.17. Kriteria Penilaian Lokasi
Kriteria Kecamatan
Ambarawa
Kecamatan
Bawen
Lingkungan yang Asri dan Sejuk 5 5
Aksesibilitas yang
mudah dijangkau
4 4
Bebas Banjir
dan Tanah Longsor
3 4
Jaringan Utilitas Lengkap 3 4
TOTAL 15 17
(Sumber : Analisa Pribadi)
C. Pemilihan Lokasi
Berdasarkan pada pertimbangan mengenai kriteria lokasi diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa lokasi projek Tempat Wisata Olahraga
160
Rekreasi ini terletak di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang lebih
tepatnya di Kelurahan Bawen. Berikut adalah peta pembagian wilayah
di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang :
Gambar 3.54. Peta Wilayah Kecamatan Bawen
(Sumber : http://www.semarangkab.go.id/)
Batas – batas Kecamatan Bawen :
Batas Barat : Kecamatan Bandungan
Batas Timur : Kecamatan Pringapus dan Tuntang
Batas Utara : Kecamatan Bergas
Batas Selatan : Kecamatan Tuntang
Kondisi Kelurahan Bawen, sebagai berikut :
Memiliki luas wilayah 581,91 ha dengan penggunaan lahan
untuk pertanian 313, 89 ha sedangkan yang bukan pertanian
268,02 ha (penggunaan lahan didominasi oleh pertanian).
161
Memiliki jumlah penduduk 14.362 jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki 6.985 dan perempuan 7.377 orang.
Merupakan daerah yang memiliki kemiringan lahan yang
berbeda-beda.
Memiliki kondisi lingkungan yang masih asri dan sejuk.
Memiliki sarana perbankan, yaitu bank umum pemerintah dan
bank umum swasta.
Memiliki sarana perekonomian, yaitu pasar, mini market, toko /
warung klontong, warung / kedai makan / restoran.
Memiliki sarana peribadatan, yaitu masjid, musholla, gereja
kristen, dan kapel.
Memiliki sarana olahraga, yaitu lapangan sepak bola, lapangan
bulutangkis, dan lapangan voli.
Memiliki sarana transportasi, yaitu angkutan umum, bus, ojek,
angkutan pribadi.
Memiliki sarana kesehatan, yaitu puskesmas, balai pengobatan
/ poliklinik, praktek dokter / bidan, poskesdes, posyandu, dan
apotek.
Memiliki sarana pendidikan, yaitu TK (Swasta), SD
(Negri/Swasta), SMP (Swasta), SLTA/Sederajat (Swasta/Negri).
Sumber penerangan berasal dari listrik PLN.
Sumber air bersih berasal dari PDAM melalui ledeng maupun
pompa, sumur, dan mata air.
162
Sistem drainase, yaitu saluran drainase perumahan,
pembuangan air hujan, dan pembuangan air limbah dari
perumahan.
Kondisi aksesibilitas menggunakan perkerasan aspal dan
cukup baik.
Studi Kekuatan Alam, sebagai berikut :
Iklim :
Cukup sejuk karena berada di daerah perbukitan dan
Vieterletak di daerah yang masih asri
Ekologi :
Didominasi oleh lahan pertanian
Lingkungan :
Merupakan wilayah yang cukup padat penduduknya
Studi Kekuatan Buatan :
Tabel 3.18. Studi Kekuatan Buatan
KDB KLB GSB KDH RTH
40% 4 Lantai 5,5 m dari
as jalan 30%
25% dari
KDH
(Sumber : Perda Kabupaten Semarang no. 2 thn 2015)
Studi Amenitas Alami :
View :
Pepohanan, persawahan, rawa pening, pegunungan
Topografi :
163
Merupakan daerah perbukitan dengan presentasi kemiringan
yang berbeda-beda
Air :
Menggunakan sumur galia, dikelola oleh pemerintah setempat
Studi Amenitas Buatan :
Aksesibilitas termasuk dalam kelas jalan lokal
Utilitas dan sarana prasarana sudah tersedia
Kesimpulan
Tabel 3.19. Potensi – Kendala Kelurahan Bawen
Potensi Kendala
Memiliki jaringan utilitas serta
sarana dan prasarana yang
cukup baik
Aksesibiltas tidak terlalu lebar
sehingga perlu perlakuan
khusus agar tidak menimbulkan
kemacetan
Dilalui jalur transportasi umum
Memiliki kondisi lingkungan
yang masih asri dan sejuk
Berdekatan dengan beberapa
sarana pendidikan
Berdekatan dengan beberapa
sarana pariwisata
(Sumber : Analaisa Pribadi)
164
Dalam menentukan lokasi yang akan digunakan dalam
perancangan projek terkait terdapat beberapa kriteria lokasi yang harus
dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
Memiliki lokasi dengan kondisi iklim mikro yang masih asri dan
sejuk sehingga cocok untuk olahraga outdoor.
Mudah dikenali dan dicapai oleh berbagai lapisan masyarakat.
Berada di kawasan yang memiliki potensi sebagai daerah rekreasi
dan olahraga.
Sudah terdapat jaringan utilitas, antara lain saluran air, jaringan
listrik, dan jaringan komunikasi.
Lokasi yang dipiilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
adalah di Kabupaten Semarang, tepatnya di Kecamatan Bawen,
dimana lokasi tersebut sudah memiliki kriteria yang ditentukan dan
didukung dengan view yang menarik sebagai daya tarik wisata.
Terdapat 2 alternatif lokasi dari projek Tempat Wisata Olahraga
Rekreasi yang terletak di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten
Semarang, yaitu sebagai berikut :
1) Terletak di Jl. Sarjono
165
Gambar 3.55. Lokasi Alternatif Tapak 1
(Sumber : https://maps.google.com/)
Merupakan lahan di lerengan dengan keimiringan tanah cukup
curam. Akses menuju lokasi tapak tidak terlalu lebar, yaitu 3,5 m
untuk 2 jalur kendaraan dan terdapat rumah tinggal di sepanjang
Jalan Sarjono. Memiliki batas tapak, antara lain sebagai berikut :
Utara : Permukiman warga
Timur : Lahan kosong berupa hutan
Barat : Permukiman warga
Selatan : Akses menuju Eling Bening
Luas lahan 1,5 hektar, namun dapat dilakukan penambahan
luas lahan karena lahan eksisting masih cukup luas. Sudah
memiliki jaringan utilitas kota, seperti drainase, jaringan listrik, dan
U
166
juga telekomunikasi. Tidak memiliki view yang dapat dimanfaatkan
karena lahan di dominasi oleh pohon-pohon yang cukup tinggi
sehingga menghalangi pandangan.
2) Terletak di Jl. Kartini Bawen
Gambar 3.56. Lokasi Alternatif Tapak 2
(Sumber : https://maps.google.com/)
Merupakan lahan kosong yang ditumbuhi dengan tanaman liar.
Akses menuju lokasi tapak cukup lebar, yaitu 5 m untuk 2 jalur
kendaraan. Luas lahan 1,5 hektar dan masih dapat dilakukan
penambahan luas lahan karena lahan eksisting masih cukup luas.
Terletak Sudah terdapat jaringan utilitas kota, seperti jaringan listrik
dan telekomunikasi. Memiliki batas tapak sebagai berikut :
Utara : SMK Negri 1 Bawen
Timur : Permukiman Warga
U
167
Barat : Lahan Kosong dan Makam Ling. Ngrawan Lor
Selatan : Permukiman Warga
3.3.4 Analisis Pemilihan Tapak
Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka dapat dilakukan analisi
tapak demikian :
1) Alternatif 1
Gambar 3.55. Tapak Alternatif 1
(Sumber : Dokumen Pribadi dan google street view)
Lokasi : Jalan Sarjono, Kecamatan Bawen,
Kabupaten Semarang
Luas Tapak : 1,5 Ha atau dapat lebih
Batas Tapak :
Utara : Permukiman warga
168
Timur : Lahan kosong berupa hutan
Barat : Permukiman warga
Selatan : Akses menuju Eling Bening
Potensi Tapak :
Berdekatan dengan Rekreasi Eling Bening
Lahan yang dapat digunakan cukup luas
Berseberangan dengan SMA Virgo
Memiliki jaringan utilitas kota
Berdekatan dengan wisata Eling Bening
Kendala Tapak :
Akses menuju lokasi tapak tidak memadai untuk dilalui bus
pariwisata karena terletak di kelas jalan umum
Jarak yang cukup jauh dari fasilitas umum
Memiliki kemiringan tanah yang curam
Lingkungan sekitar merupakan lahan kosong dan ditumbuhi
pohon-pohon yang cukup tinggi
2) Alternatif 2
169
Gambar 3.55. Tapak Alternatif 2
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Lokasi : Jalan Kartini Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten
Semarang
Luas Tapak : 1,5 Ha atau dapat lebih
Batas Tapak :
Utara : SMK Negri 1 Bawen
Timur : Permukiman Warga
Barat : Lahan Kosong dan Makam Ling. Ngrawan Lor
Selatan : Permukiman Warga
Potensi Tapak :
Lahan yang dapat digunakan cukup luas
Terletak di kelas jalan lokal, namun cukup ramai
Sudah memiliki jaringan utilitas
Akses menuju lokasi tapak mudah dijangkau dan dilalui
transportasi umum
Tidak jauh dari fasilitas umum
Memiliki kemiringan tanah yang relatif datar
170
Kendala Tapak :
Potensi view yang kurang terekspos
Dekat dengan permukiman warga
Berikut adalah penilaian pemilihan lokasi tapak berdasarkan kriteria
penilaian lokasi tapak :
Tabel 3.19. Kriteria Penilaian Lokasi Tapak
Kriteria Penilaian
Lokasi
Jalan Sarjono
(1-5)
Jalan Kartini Bawen
(1-5)
Pencapaian 3 4
Luas Tapak 5 5
Kondisi Lingkungan
Sekitar 3 5
Utilitas 3 4
Tingkat Keasrian dan
Vegetasi 4 4
Jarak dengan
Permukiman Penduduk 3 4
Potensi View 4 3
Kepadatan Jalan 3 5
Topografi Tapak Datar 2 4
TOTAL Penilaian 31 38
)* Kriteria poin : 1 = sangat buruk, 5 = sangat baik
(Sumber : Analisa Pribadi)
Berdasarkan hasil dari penilaian diatas, dapat disimpulkan bahwa
tapak terpilih adalah di Jalan Kartini Bawen yang memiliki potensi
171
cukup tinggi untuk direncanakan Projek Tempat Wisata Olahraga
Rekreasi.
Gambar 3.57. Tapak Terpilih
(Sumber : https://maps.google.com/)