bab iii analisa program pendekatan …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 distya pradita...55...

117
55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.6 Studi Aktivitas Pengelompokan Kegiatan Dalam projek Tempat Wisata Olahraga Rekreasi terdapat pengelompokan kegiatan yang terbagi menjadi, kegiatan penerimaan, kegiatan utama, kegiatan pendukung, kegiatan penunjang, kegiatan pengelola, dan kegiatan servis. Tabel 3.1. Pengelompokan Kegiatan Kegiatan Pelaku Ruang Kapasitas (Orang) Parkir Kendaraan Pengunjung, Komunitas Parkir Kendaraan (Motor, Mobil, Bus) 1500 Pengelola Parkir Kendaraan (Mobil dan Motor) 75 Tamu Parkir Kendaraan (Motor, Mobil, Bus) 25 Memberikan Informasi Staff Informasi Ruang Informasi Dan Penitipan Barang 50 Menerima Penitipan Barang Staff Penitipan Barang Menanyakan Informasi dan Menitipkan Barang Pengunjung, Tamu, Komunitas Membeli Tiket Pengunjung, Tamu, Komunitas Loket 10 org/ 15 menit Menjual Tiket Staff Loket Menerima Kunjungan dan Menunggu Pengunjung, Tamu, Komunitas Lobby 300 Berolahraga Jogging Pengunjung, Komunitas Jogging Track 100

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

29 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

55

BAB III

ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR

3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

3.1.6 Studi Aktivitas

Pengelompokan Kegiatan

Dalam projek Tempat Wisata Olahraga Rekreasi

terdapat pengelompokan kegiatan yang terbagi menjadi,

kegiatan penerimaan, kegiatan utama, kegiatan pendukung,

kegiatan penunjang, kegiatan pengelola, dan kegiatan servis.

Tabel 3.1. Pengelompokan Kegiatan

Kegiatan Pelaku Ruang Kapasitas

(Orang)

Parkir Kendaraan

Pengunjung,

Komunitas

Parkir Kendaraan

(Motor, Mobil, Bus) 1500

Pengelola Parkir Kendaraan

(Mobil dan Motor) 75

Tamu Parkir Kendaraan

(Motor, Mobil, Bus) 25

Memberikan

Informasi Staff Informasi

Ruang Informasi

Dan Penitipan

Barang

50 Menerima Penitipan

Barang

Staff Penitipan

Barang

Menanyakan

Informasi dan

Menitipkan Barang

Pengunjung,

Tamu, Komunitas

Membeli Tiket Pengunjung,

Tamu, Komunitas Loket 10 org/ 15

menit Menjual Tiket Staff Loket

Menerima

Kunjungan dan

Menunggu

Pengunjung,

Tamu, Komunitas Lobby 300

Berolahraga

Jogging

Pengunjung,

Komunitas Jogging Track 100

Page 2: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

56

Bermain Futsal /

Basket

Pengunjung,

Komunitas

Lapangan Futsal /

Basket 30

Bermain Tenis Meja Pengunjung,

Komunitas

Lapangan Tenis

Meja 10

Bermain

Bulutangkis

Pengunjung,

Komunitas

Lapangan

Bulutangkis 8

Berenang untuk

Dewasa

Pengunjung,

Komunitas

Area Kolam

Renang Dewasa 50

Berenang untuk

Anak-anak

Pengunjung,

Komunitas

Area Kolam

Renang Anak 50

Brolahraga / Latihan

Fitnes

Pengunjung,

Komunitas

Area Fitnes 40 Memberi Arahan

Pengguna-an Alat

Fitnes

Instruktur Fitnes

Bermain Sepatu

Roda

Pengunjung,

Komunitas Area Sepatu Roda 50

Bermain Biliard Pengunjung,

Komunitas Area Biliard 12

Mendengar Seminar

Seputar Olahraga Tamu Undangan

Ruang Seminar 140 Memberikan

Seminar /

Penyuluhan

Tamu (Nara-

sumber)

Melihat Pameran

Jenis-Jenis

Olahraga Rekreasi

Pengunjung,

Tamu, Komunitas Ruang Display 50

Mengadakan Acara

Komunitas (Senam,

Yoga, Tae Kwon

Do)

Pengunjung,

Komunitas

Ruang Serbaguna 200 Mengikuti Acara

Komunitas (Senam,

Yoga, Tae Kwon

Do)

Pengunjung,

Komunitas

Membeli Makanan

dan Minuman

Pengunjung,

Tamu

Foodcourt 300 Memasak Makanan Staff Foodcourt

Menjual Makanan

dan Minuman Staff Foodcourt

Menangani dan Staff Klinik Klinik 10

Page 3: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

57

Mengatasi

Kecelakaan

Meminta

Pertolongan

Pertama

Pengunjung,

Tamu, Komunitas 30

Membeli Peralatan

Olahraga

Pengunjung,

Tamu, Komunitas Toko Peralatan

Olahraga /

Souvenir

100 Menjual Peralatan

Olahraga Staff Outlet

Menyewa-kan

Sepatu Khusus

Staff Persewaan

Sepatu

R. Persewaan

Sepatu 30

Mengambil Uang Pengunjung,

Tamu, Komunitas ATM Center 30

Melakukan Ibadah Pengunjung,

Tamu, Komunitas Musholla 50

Mengelola dan

Mengawasi Seluruh

Kegiatan

Kepala Pengelola Ruang Kepala

Pengelola 10

Membantu Kepala

Pengelola

Wakil Kepala

Pengelola

Ruang Wakil

Kepala Pengelola 10

Mengelola

Keuangan Staff Keuangan

Ruang Staff

Administrasi 8 Mengelola dan

Mengawasi

Administrasi

Staff Administrasi

Mengelola Publikasi

dan Dokumen-tasi

Staff Publikasi

dan Informasi

Ruang Staff

Publikasi dan

Informasi

5

Menyimpan Arsip

dan Dokumen Staff Arsip Ruang Staff Arsip 10

Mengatur Adanya

Event / Acara Staff Event Ruang Staff Event 8

Melakukan Rapat /

Briefing Pengelola Ruang Rapat 40

Menjaga Keamanan

Staff Keamanan

Pos Keamanan 2

Memantau CCTV Ruang Keamanan

& CCTV 4

Memberikan

Tindakan

Penyelamatan

Rescue Team

Pos Pemantauan 2

Ruang Pusat

Pemantauan 4

Page 4: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

58

Membersih-kan

Seluruh Area

Cleaning Service

Seluruh Area

25

Mengecek

Kebutuhan Isi Ulang Seluruh Area

Membuang Sampah

Pusat

Pembuangan

Sampah

Menyiapkan

Minuman Pantry

Menyimpan Barang

dan Peralatan

Gudang

Penyimpanan

Istirahat dan

Menyimpan Barang

Ruang Cleaning

Service

Mempersiapkan /

Membersihkan

Lapangan

Staff

Maintenance

Lapangan

Ruang Staff

Maintenance 18

BAB / BAK Pengunjung,

Tamu, Komunitas Toilet 8 Unit

Mandi / Bilas Pengunjung,

Tamu, Komunitas Ruang Bilas 3 Unit

Mengecek dan

Mengopera-sikan

MEE

Staff

Maintenance

Ruang Panel,

Ruang Genset,

Ruang Staff MEE

3

(Sumber : Analisa Pribadi)

Klasifikasi Pelaku Kegiatan

a) Pengunjung

Pengunjung pada Tempat Wisata Olahraga Rekreasi

diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2. Penggolongan Pengunjung

Penggolongan

Pengunjung

Jenis Pelaku

Kegiatan

Range Usia

(Tahun)

Umum Anak-Anak 5-12

Page 5: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

59

Muda 13-17

Dewasa >18

Lansia >60

VIP Tamu (Narasumber) ~

Tamu (Undangan) ~

Komunitas Muda 13-17

Dewasa >18

Kelompok

Pendidikan

Tingkat

Sekolah Dasar 6-12

Tingkat Sekolah

Menengah Pertama 12-15

Tingkat Sekolah

Menengah Atas 15-18

(Sumber : Analisa Pribadi)

Pendekatan jumlah pengunjung merupakan salah satu cara

untuk mengeatahui perkiraan jumlah pengunjung yang akan

berkunjung pada projek Tempat Wisata Olahraga Rekreasi.

Pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada data jumlah

wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Semarang dari

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Semarang.

Tabel 3.3. Statistik Wisatawan di Kabupaten Semarang

Tahun

Jumlah

Total

Domestik Asing

2013 1.362.777 3.683 1.366.460

2014 1.532.921 2.694 1.535.615

2015 1.668.273 3.533 1.671.806

(Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Semarang)

Page 6: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

60

Berdasarkan dari data diatas, maka dapat diketahui jumlah

pengunjung yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Melalui pendekatan jumlah pengunjung digunakan

untuk mengetahui perkiraan jumlah pengunjung dalam 10

tahun yang akan dating dengan perhitungan sebagai berikut :

2013 s/d 2014 =

2014 s/d 2015 =

Maka, presentase jumlah pengunjung rata-rata per

tahunnya (x), yaitu :

x =

= 0,07131

Jadi, perkiraan peningkatan jumlah pengunjung yang

berkunjung ke Kabupaten Semarang adalah 7,13%.

Selanjutnya dapat diperkirakan jumlah pengunjung

dalam 10 tahun mendatang dengan persamaan sebagai

berikut :

Pt = Po (1 + x)t

Dimana,

Pt : Jumlah pengunjung yg diproyeksikan tahun 2015

Po : Jumlah pengunjung terbanyak

t : tahun yg diproyeksikan

Page 7: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

61

x : presentase pengunjung rata-rata

Maka,

Pt = 1.671.806 (1 + 0,07131)10

Pt = 1.671.806 (1,07131)10

Pt = 1.671.806 x 1,991

Pt = 3.328.565,746 = 3.328.565 orang

Jadi, dapat diperkirakan jumlah pengunjung pada tahun

2025 adalah 3.328.565 wisatawan yang berkunjung ke

Kabupaten Semarang. Jika pada tahun 2025, sejumlah

5% wisatawan tersebut berkunjung ke Tempat Wisata

Olahraga Rekreasi, maka perkiraan pengunjunngnya

adalah 166.428 orang.

b) Pengelola

Pengunjung pada Tempat Wisata Olahraga Rekreasi

diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.4. Penggolongan Pengelola

Bidang Pelaku Kegiatan Jumlah (Orang)

Kepala Pengelola 1

Wakil Kepala Pengelola 1

Bidang Keuangan

Kabid Keuangan 1

Staff Keuangan 4

Staff Administrasi 4

Bidang Publikasi dan

Informasi

Kabid Publikasi dan Informasi 1

Staff Publikasi 2

Page 8: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

62

Staff Dokumentasi 2

Staff Event 2

Bidang Arsip Staff Arsip 2

Staff Dokumen 2

Bidang

Pelayanan

Umum

Koordinator Pemeliharaan 1

Cleaning Service 20

Maintenance Area Olahraga 10

Staff Teknisi 4

Koordinator Keamanan 1

Petugas Keamanan 4

Pengawas CCTV 2

Rescue Team 10

Koordinator Servis 1

Staff Loket 4

Staff Informasi & Penitipan Barang

2

Staff Foodcourt 10

Staff Outlet 4

Total Jumlah Staff 76

(Sumber : Analisa Pribadi)

Pola Kegiatan Pelaku

a) Pola Kegiatan Pengelola

Diagram 3.1. Pola Kegiatan Pengelola

Page 9: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

63

(Sumber : Analisa Pribadi)

b) Pola Kegiatan Pengunjung

Diagram 3.2. Pola Kegiatan Pengunjung

(Sumber : Analisa Pribadi)

c) Pola Kegiatan Tamu

Diagram 3.3. Pola Kegiatan VIP (Tamu)

Page 10: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

64

(Sumber : Analisa Pribadi)

d) Pola Kegiatan Penunjang

Diagram 3.4. Pola Kegiatan Penunjang

(Sumber : Analisa Pribadi)

e) Pola Kegiatan Servis

Diagram 3.5. Pola Kegiatan Servis

Page 11: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

65

(Sumber : Analisa Pribadi)

3.1.7 Studi Fasilitas

Fasilitas Berdasarkan Pengelompokan Ruang dan Sifat

Tabel 3.5. Penggolongan Ruang

Fasilitas Penerimaan

Ruang Sifat Indoor / Outdoor

Parkir Kendaraan

Pengunjung Publik Outdoor

Parkir Kendaraan

Pengelola Semi Publik Outdoor

Parkir Kendaraan

Tamu Semi Publik Outdoor

Area Drop Off Publik Outdoor

Ruang Informasi

Dan Penitipan

Barang

Publik Indoor

Loket Publik Indoor

Lobby Publik Indoor

Fasilitas Utama

Ruang Sifat Indoor / Outdoor

Jogging Track Publik Outdoor / Indoor

Page 12: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

66

Taman Bunga Publik Outdoor

Taman

(Aktif/Pasif) Publik Outdoor

Lapangan Futsal /

Basket Publik Indoor

Area Piknik dan

Gazebo Publik Outdoor

Children

Playground Publik Indoor / Outdoor

Area Tenis Meja Publik Indoor

Landscaped

Terrace Publik Outdoor

Lapangan

Bulutangkis Publik Indoor

Area Kolam

Renang Dewasa Publik Outdoor

Area Kolam

Renang Anak Publik Outdoor

Sun-bathing Deck Publik Outdoor

Jacuzzi Publik Outdoor

Kolam Ikan Terapi Publik Outdoor

Area Fitnes Publik Indoor

Area Biliard Publik Indoor

Area Sepatu Roda Publik Indoor

Tribun Kecil Publik Indoor

Area Seating

Group Publik Indoor

Fasilitas Pendukung

Ruang Sifat Indoor / Outdoor

Seminar Semi Publik Indoor

Display Publik Indoor

Serbaguna Semi Publik Indoor

Page 13: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

67

R. Persewaan

Sepatu Khusus Publik Indoor

Fasilitas Penunjang

Ruang Sifat Indoor / Outdoor

Foodcourt Publik Indoor

Dapur Foodcourt Semi Publik Indoor

Klinik Publik Indoor

Pos Pemantauan

(Rescue Team) Privat Indoor / Outdoor

Pusat

Pemantauan

(Rescue Team)

Privat Indoor

Toko Peralatan

Olahraga /

Souvenir

Publik Indoor

ATM Center Publik Indoor

Musholla Publik Indoor

Fasilitas Pengelola

Ruang Sifat Indoor / Outdoor

Ruang Kepala

Pengelola Privat Indoor

Ruang Wakil

Kepala Pengelola Privat Indoor

Ruang Staff

Administrasi Semi Privat Indoor

Ruang Staff

Publikasi dan

Informasi

Semi Privat Indoor

Ruang Staff Arsip Privat Indoor

Ruang Staff Event Semi Privat Indoor

Ruang Rapat Privat Indoor

Fasilitas Servis

Page 14: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

68

Ruang Rapat Sifat Indoor / Outdoor

Pos Keamanan Servis Indoor

Ruang Keamanan

& CCTV Servis Indoor

Pusat

Pembuangan

Sampah

Servis Indoor

Pantry Servis Indoor

Gudang

Penyimpanan Servis Indoor

Ruang Cleaning

Service Servis Indoor

Ruang

Maintenance

Lapangan

Servis Indoor

Toilet Servis Indoor

Ruang Bilas Servis Indoor

Ruang Mesin MEE Servis Indoor

(Sumber : Analisa Pribadi)

Pola Fasilitas

Diagram 3.6. Pola Fasilitas Makro

Page 15: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

69

(Sumber : Analisa Pribadi)

3.1.8 Studi Ruang Khusus

Ruang khusus yang ada didalam Tempat Wisata Olahraga

Rekreasi merupakan ruang dimana kegiatan utama akan

dilakukan, yaitu ruang-ruang dengan fungsi sebagai tempat

untuk melakukan olahraga rekreasi. Ruang-ruang yang diambil

sebagai studi khusus adalah ruang dengan jenis olahraga

rekreasi yang membutuhkan penataan khusus pada

Page 16: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

70

perlengkapannya, seperti area fitnes, area tenis meja, dan area

billiard.

a) Area Fitnes

Untuk 40-45 orang harus berlandaskan pada besarnya

ruangan dengan luas minimal 200 m2. Tinggi lampu untuk

semua ruangan yaitu 3 m. Mengingat susunan alat

mempunyai 2 baris optimal, maka pada dasarnya kondisi

ruang fitnes harus mempunyai luas 6 m. Ukuran panjang

ruangan ≤ 15 m. Ruangan ukuran terkecil yang luasnya 40

m2 cocok untuk 12 pengguna.

Gambar 3.1. Ruang Fitnes Luas 200 m2

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Page 17: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

71

Tabel 3.6. Daftar Peralatan Fitnes

Page 18: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

72

Page 19: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

73

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

b) Area Tenis Meja

Olahraga jenis ini biasanya dilakukan didalam ruangan

dengan meja datar berwarna hijau dengan garis-garis putih

sebagai batasnya.

Page 20: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

74

Gambar 3.2. Meja Tenis Meja

(Sumber : https://i11211501976.files.wordpress.com/)

Tinggi meja 76 cm dengan ketebalan plat meja ≥ 2,5 cm,

sedangkan kekerasan meja disesuaikan agar bola normal

dapat terpantul setinggi ± 23 cm. Dilengkapi dengan panjang

net 183 cm dan tingginya 15,25 cm. Ukuran ruang untuk

mewadahinya adalah 6 x 12m.

Gambar 3.3. Ruang Tenis Meja

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

c) Area Biliard

Area biliard biasanya terletak di lantai atas atau lantai

bawah yang cukup terang. Dilengkapi dengan tempat

tongkat yang menempel pada bidang dinding dengan ukuran

Page 21: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

75

150 x 75 cm untuk 12 tongkat. Tinggi normal untuk sumber

cahaya diatas meja biliard adalah 80 cm dengan cahaya

yang terbagi merata pada bagian bidang permainan.

Gambar 3.4. Area Billiard

(Sumber : http://4.bp.blogspot.com/)

Terdapat beberapa ukuran meja billiard yang

disesuaikan dengan fungsi bangunannya, yaitu sebagai

berikut :

Gambar 3.5. Ukuran Meja Billiard

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Berdasarkan tabel diatas, dapat ditentukan ukuran meja

billiard untuk penggunaan pribadi adalah no IV, V, dan VI.

Sedangkan penggunaan untuk cafe dan klub adalah no IV

dan V. Jarak meja billiard no I dan II adalah ≥ 1,70 cm,

Page 22: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

76

sedangkan jarak meja billiard no III, IV, dan V adalah ≥ 1,60

cm.

Gambar 3.6. Ruang Billiard

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Page 23: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

77

3.1.4 Studi Kebutuhan Luas Lahan dan Bangunan

Studi Besaran Ruang

Tabel 3.7. Studi Besaran Ruang

Pelaku Kegiatan Gambar Ukuran Perabot

Ruang Penitipan Barang & Informasi

Staf

Penitipan

Barang &

Informasi

Mencatat

Menyimpan

barang

Menerima

penitipan barang

Memberikan

informasi

R. Penitipan

Barang :

4 x 2 m = 8

m2

R. Antrian

Pengunjung

:

4 x 1,875 m

= 7,5 m2 x 5

antrian =

16,5 m2

Meja (1)

Kursi (4)

Loker

barang

Pengunjung Menitipkan

barang

Mengantri

Menanyakan

informasi

Page 24: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

78

(Sumber : Neufert Data Arsitek 1)

(Sumber : Analisa Pribadi)

Page 25: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

79

Loket

Staff Loket Menjual tiket

Mencatat

Memberi-kan

informasi seputar

tiket

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

R. Loket :

2 x 4m = 8

m2

R. Antrian

Pengunjung

:

8 x 2,125 m

= 17 m2

Meja (1)

Kursi (4)

Loker

barang

Pengunjung Mengantri

Membeli tiket

Page 26: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

80

(Sumber : Analisa Pribadi)

Jogging Track

Pengunjung Berjalan Cepat

Berlari

Menikmati

pemandangan

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Luas area

Jogging

Track :

20 x 20 m =

400 m2

-

Cleaning

Service

Membersihkan

area jogging

track

Page 27: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

81

Lapangan Futsal / Basket

Pengunjung Bermain futsal

Bermain Basket

Beristirahat

sejenak

Duduk

menyaksikan

permainan

(Sumber : http://perpustakaan.id/wp-

content/uploads/2016/08/Ukuran-Lapangan-Basket.jpg.gif)

Lapangan

Futsal /

Basket:

28 x 15 m =

420 m2

- Ring

Basket

- Gawang

Futsal

- Kursi

panjang

Lapangan Tenis Meja

Page 28: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

82

Pengunjung Bermain tenis

meja

Beristirahat

sejenak

Duduk menyaksi-

kan permainan

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Lapangan

Tenis Meja :

12 x 6 m =

72 m2

- Meja

tenis

- Kursi

Panjang

Lapangan Bulutangkis

Page 29: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

83

Pengunjung Bermain

bulutangkis

Beristirahat

sejenak

Duduk menyaksi-

kan permainan

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Lapangan

Bulu Tangkis

:

13,4 x 6,1 m

= 81,74 m2

- Kursi

Panjang

Kolam Renang Dewasa & Anak

Page 30: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

84

Pengunjung Berolahraga

renang

Mengganti

pakaian

Bilas / mandi

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Kolam

Renang

Dewasa :

12 x 25 m =

300 m2

Kolam

Renang

Anak :

12 x 14 m =

168 m2

- Papan

Lompat

- Papan

Seluncur

- Ember

Tumpah

Area Fitnes

Pengunjung Berolahraga

sesuai dengan

fungsi alat

Meminta

panduan

instruktur

Beristirahat

Area Fitnes :

40 m2/12 org

Jika

kapasitas 60

orang, maka

60 : 12 = 5

- Berbagai

Peralata

n Fitnes

Page 31: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

85

sejenak

Bilas / mandi

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

6 x 40 m2 =

240 m2

Instruktur Mendampingi

pengunjung

pemula

Bilas / mandi

Menyimpan

peralatan

Area Ice Skating

Pengunjung Menyewa sepatu

khusus ice

skating

Meminta

panduan

instruktur

Bilas / mandi

Area Ice

Skating :

40 x 20 m =

800 m2

-

Instruktur Mendampingi

pengunjung

pemula

Bilas / mandi

Page 32: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

86

Menyimpan

peralatan

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Area Sepatu Roda

Pengunjung Menyewa sepatu

khusus sekaligus

perlengkapan

keamanan

Meminta

panduan

instruktur

Bilas / mandi

Area Sepatu

Roda :

20 x 20 m =

400 m2

-

Instruktur Mendampingi

pengunjung

pemula

Bilas / mandi

Page 33: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

87

Menyimpan

peralatan

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Area Bowling

Pengunjung Menyewa sepatu

khusus bowling

Meminta

panduan

instruktur

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Area

Bowling :

19,5x1,5m/

unit

Jika, 5 unit

maka

totalnya

146,25 m2

-

Instruktur Mendampingi

pengunjung

pemula

Bilas / mandi

Menyimpan

peralatan

Page 34: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

88

Area Biliard

Pengunjung Meminjam

tongkat

Menata bola

Bermain biliard

Area Biliard :

2,25x1,25m /

unit

jadi, 5 unit

maka

totalnya

14,06 m2

- Meja

Biliard

Page 35: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

89

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Page 36: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

90

Ruang Seminar

Pengunjung - Mendengarkan

seminar

- Bertanya jawab

dengan

narasumber

(Sumber : Analisa Pribadi)

R. Seminar :

20 x 10 m =

200 m2

dengan luas

panggung :

4 x 10 m =

40 m2

- Kursi

VIP - Menghadiri acara

seminar

- Memberi materi

seminar

Page 37: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

91

Ruang Display

Pengunjung - Melihat-lihat

pameran

- Berfoto

(Sumber

: Analisa

Pribadi)

R. Display :

10 x 6 m =

60 m2

- Lemari

Display

Cleaning

Service

- Membersihkan

ruangan

- Membersihkan

kaca display

Ruang Serbaguna

Pengunjung - Mengikuti

kegiatan yang

diadakan, seperti

senam, yoga,

dsb

R.

Serbaguna :

Standar 1,3

m2 / orang

(Sumber :

Neufert Data

Arsitek)

Jika dapat

Instruktur - Memberikan

arahan gerakan

untuk senam,

Page 38: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

92

yoga, maupun

olahraga lainnya

(Sumber : Analisa Pribadi)

mewadahi

200 orang

maka

200 x 1,3 m2

= 260 m2

Cleaning

Service

- Membersihkan

area ruang

serbaguna

Foodcourt

Pengunjung - Membeli

makanan dan

minuman

- Beristirahat

Area

Foodcourt :

24 x 20 m =

480 m2

- Meja

Bulat

@6 kursi

- Meja

Page 39: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

93

sejenak

(Sumber : Analisa Pribadi)

persegi

@4 kursi

Page 40: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

94

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Toko Peralatan Olahraga & Souvenir

Pengunjung - Membeli

keperluan dan

perlengkapan

berolahraga

- Membeli oleh-

oleh berupa

souvenir

Toko

Peralatan

Olahraga &

Souvenir :

10 x 16 m =

160 m2

- Rak

Besar

- Rak

Sedang

- Meja

- Kursi

- Mesin

Kasir Staff Outlet - Melakukan

transaksi jual beli

- Melayani calon

pembeli

- Menata produk

Page 41: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

95

(Sumber : Analisa Pribadi)

Klinik

Dokter - Memeriksa

kondisi pasien

- Mempersiapkan

peralatan

kedokteran

- Memberikan

resep obat

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Klinik :

4 x 6 m = 24

m2

- Meja

- Kursi

- Bangsal

- Meja

peralata

n

kedokter

-an Perawat - Membantu dokter

mempersiapkan

peralatan

kedokteran

- Membantu

pasien yang

terluka

- Memberi

perawatan pada

pasien

Pasien - Diperiksa oleh

dokter

- Konsultasi

dengan dokter

Page 42: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

96

- Meminta obat

Ruang Kepala Pengelola

Kepala

Pengelola

- Mengelola

operasional

- Mengawasi

jalannya kegiatan

- Menerima tamu

- Mencatat

(Sumber : Analisa Pribadi)

Ruang

Kepala

Pengelola :

5 x 8m = 40

m2

- Meja

kerja

- Kursi

kepala

- Sofa

- Meja

tamu

Ruang Wakil Pengelola

Wakil

Kepala

Pengelola

- Membantu

mengelola

operasional

- Mengawasi

jalannya kegiatan

- Menerima tamu

(Sumber : Analisa Pribadi)

Ruang Wakil

Kepala

Pengelola :

5 x 5 m = 25

m2

- Lemari

- Kursi

- Meja

kerja

Page 43: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

97

Ruang Staff Administrasi

Kepala

Administrasi

- Mengelola

administrasi

- Mengawasi

jalannya kegiatan

administrasi

(Sumber : Analisa Pribadi)

Ruang

Kepala

Administrasi

:

5 x 5 m = 25

m2

- Lemari

- Kursi

kerja

- Kursi

tamu

- Meja

kerja

Staff

Administrasi

- Melakukan

pekerjaan

administrasi

(Sumber : Analisa Pribadi)

Ruang Staff

Administrasi

:

8 x 6 m = 48

m2

- Meja

kerja

- Kursi

kerja

Page 44: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

98

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Ruang Staff Publikasi dan Informasi

Kepala

Publikasi

dan

Informasi

- Mengelola

publikasi dan

informasi

- Mengawasi

jalannya kegiatan

terkait publikasi

dan infromasi

(Sumber : Analisa Pribadi)

Ruang

Kepala

Administrasi

:

5 x 5 m = 25

m2

- Lemari

- Kursi

kerja

- Kursi

tamu

- Meja

kerja

Page 45: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

99

Staff

Publikasi

dan

Informasi

- Melakukan

rekam kegiatan

dan

mempublikasikan

(Pemasaran)

- Memberikan

informasi yang

diperlukan

masyarakat

(Sumber : Analisa Pribadi)

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Ruang Staff

Publikasi

dan

Informasi :

8 x 5 m = 40

m2

- Meja

kerja

- Kursi

kerja

Staff Event - Mangatur jadwal

event

- Mengelola

keperluan untuk

event

500

Page 46: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

100

Ruang Staff Arsip

Staff Arsip &

dokumen

- Mengatur data-

data yang perlu

disimpan

- Menata dokumen

–dokumen dalam

lemari arsip

(Sumber : Analisa Pribadi)

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

Ruang Staff

Arsip :

9,5 x 5 m =

47,5 m2

- Meja

kerja

- Kursi

kerja

- Lemari

- Lemari

arsip

Page 47: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

101

Ruang Rapat

Pengelola - Melakukan rapat,

berdiskusi,

bertanya jawab

(Sumber : Analisa Pribadi)

Ruang

Rapat :

7 x 5 m = 35

m2

- Meja

Rapat

- Kursi

rapat

Ruang Pantry

Pengelola - Membuat minum

- Beristirahat

sejenak

(Sumber : Analisa Pribadi)

Ruang

Pantry :

5,5 x 6 m =

33 m2

- Kitchen

set

- Meja

makan

- Kursi

makan

Cleaning

Srevice

- Menyiapkan

minum

- Membersihkan

pantry

- Mencuci gelas

Page 48: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

102

Musholla

Pengelola /

pengunjung

/ tamu

- Melakukan

wudhu

- Melaksanakan

ibadah

(Sumber : Neufert Data Arsitek)

(Sumber : Analisa Pribadi)

Musholla :

6 x 6 m = 36

m2

- Tempat

wudhu

Page 49: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

103

Ruang bilas

Pengunjung - Mengganti

pakaian

- Mandi

- Membilas badan

(Sumber : Analisa Pribadi)

Ruang Bilas

:

8 x 5 m = 40

m2

- Kloset

- Urinoir

- Wastafel

Toilet

Pengunjung

/ Pengelola /

Tamu

- BAB

- BAK

- Mencuci tangan

(Sumber : Analisa Pribadi)

Toilet :

3 x 4,5 m =

13,5 m2

- Kloset

- Wastafel

- Urinoir

Page 50: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

104

Ruang Genset

Staff MEE - Mengoperasikan

genset

- Mengisi bahan

bakar

(Sumber : Analisa Pribadi)

R. Genset :

3 x 4,5 m =

13,5 m2

- Genset

Page 51: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

105

Luasan Ruang

Tabel 3.8. Luasan Ruang

Nama Ruang Kapasitas

(Orang) Sumber Satuan

Sirkulasi

Ruang

Dalam

(%)

Total

(m2)

Penerimaan

Ruang Informasi

Dan Penitipan

Barang

4 SBR 2 m2 / org 20 19,2

Ruang Antrian

Penitpan Barang 20 DA

1,875 m2/ 4

org 15 16,5

Loket 4 SBR 2 m2 / org 20 9,6

Ruang Antrian

Loket 30 DA

2,125 m2 / 4

org 20 19,2

Lobby 100 AS 1,3 m2 100 260

Luas Area Penerimaan 324,5

Luas Area Penerimaan + Sirkulasi 20% = 389,4 m2

Utama

Jogging Track 100 SBR 20 x 20m 50 600

Taman Bunga 50 AS 20 x 10m 50 300

Taman (Aktif/Pasif) 20 AS 20 x 15m 50 450

Lapangan Futsal /

Basket 10 DA 24 x 13m - 312

Area Piknik dan

Gazebo 50 AS 10 x 15m 70 255

Children

Playground 30 AS 10 x 10m 70 170

Lapangan Tenis

Meja 5 Unit DA

2,74 x 1,52m

/ Unit - 27

Landscaped

Terrace 30 AS 15 x 3m 30 60

Lapangan

Bulutangkis 4 DA 13,4 x 6,1m - 81,74

Page 52: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

106

Area Kolam

Renang Dewasa 100 AP 12 x 25m - 300

Area Kolam

Renang Anak 50 AP 12 x 14m - 168

Sun-bathing Deck 20 AP 3 x 10m 30 33

Jacuzzi 3 Unit SBR

2,1 x 2,75m/

unit @8-10

orang

20 21

Kolam Ikan Terapi 20 AP 6 x 8m 20 57,6

Area Fitnes 60 DA 40 m2/12 org - 200

Area Biliard 5 Unit DA 2,25x1,25m/

unit 30 18,27

Area Sepatu Roda 50 DA 20 x 20m - 400

Tribun Kecil 200 SBR 2,4 x 15m 50 54

Area Seating

Group 125 AP 5 x 20m 30 130

Luas Area Utama 3.637,61

Luas Area Utama + Sirkulasi 10% = 4.001,37 m2

Pendukung

Seminar 200 SBR 180 m2 50 270

Display 50 SBR 60 m2 50 90

Serbaguna 200 DA 1,3 m2/org 50 390

R. Persewaan

Sepatu Khusus 40 SBR 20 m2 20 24

Luas Area Pendukung 774

Luas Area Pendukung + Sirkulasi 10% = 851,4 m2

Penunjang

Foodcourt 200 DA 1,6 m2 / org 50 480

Dapur Foodcourt 25 DA 25% ruang

makan 20 120

Klinik 1 unit DA 32 m2 20 32

Page 53: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

107

Pos Pemantauan

(Rescue Team)

2 org/

unit AP 3 x 3m 20 27

Ruang Pusat

Pemantauan 6 AP 5 x 5m 20 35

Toko Peralatan

Olahraga dan

Souvenir

1 Unit AP 160 m2 50 160

ATM Center 8 Unit AP 1,8 m2/Unit 20 138,24

Musholla 30 AP 1,1 m2 / org 20 39,6

Luas Area Penunjang 1.031,84

Luas Area Penunjang + Sirkulasi 10% = 1.135,02 m2

Pengelola

Ruang Kepala

Pengelola 6 SBR 40 m2 50

40

Ruang Wakil

Kepala Pengelola 6 SBR 35 m2 50

35

Ruang Staff

Administrasi 9 SBR 48 m2 50

48

Ruang Staff

Publikasi dan

Informasi

7 SBR 40 m2 50 40

Ruang Staff Arsip 4 SBR 30 m2 50 30

Ruang Rapat 40 SBR 2 m2/org 50 120

Luas Area Pengelola 313

Luas Area Pengelola + Sirkulasi 10% = 344,3 m2

Servis

Pos Keamanan 2 Unit AP 9 m2 / unit 20 21,6

Ruang Keamanan

dan CCTV 6 AP 16 m2 20 19,2

Pusat

Pembuangan

Sampah

2 AP 3 m2 20 7,2

Pantry 4 AP 5 m2 /org 20 24

Page 54: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

108

Gudang

Penyimpanan 15 SNI 68 m2 20 68

Ruang Cleaning

Service 25 AP 30 m2 20 36

Ruang

Maintenance

Lapangan

4 Unit

@2 org AP 9 m2 20 11,8

Toilet 8 Unit

@5 org AP 1,5 m2/org 20 72

Ruang Loker 10 AP 20 m2 20 24

Ruang Bilas /

Ganti

4 Unit

@5 org AP 1,8 m2/org 20 43,2

Ruang Staff MEE 2 AP 12 m2 20 12

Ruang Genset 2 AP 13,5 m2 20 13,5

Ruang Pompa 2 AP 8 m2 20 8

Ruang Panel 2 AP 6 m2 20 6

Luas Area Servis 349,9

Luas Area Servis + Sirkulasi 10% = 384,89 m2

(Sumber : Analisa Pribadi)

Tabel 3.9. Luas Total Bangunan

Luas Area Keseluruhan 7.106,38 m2

Sirkulasi 30% 2.131,91 m2

Total Luas 9.238,29 m2

(Sumber : Analisa Pribadi)

KETERANGAN

AP Asumsi Pribadi

SBR Studi Besaran Ruang

DA Data Arsitek (Neufert)

SNI Standar Nasional Indonesia

Page 55: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

109

Tabel 3.10. Presentase Sirkulasi

Presentase

(%) Keterangan

5-10 Standar Minimum

20 Kebutuhan Keluasan Sirkulasi

30 Kebutuhan Kenyamanan Fisik

40 Tuntutan Kenyamanan Psikologis

50 Tuntutan Spesifik Kegiatan

70-100 Keterkaitan dengan Banyak

Kegiatan

(Sumber : Time Saver Standart of Building Type, 2nd Edition)

Luasan Parkir

a) Parkir Pengunjung & VIP

Diperkirakan jumlah pengunjung setiap harinya maksimal

adalah 1500 orang dengan asumsi lama waktu kunjungan

adalah 6 jam/kunjungan sehingga akan terjadi pergantian

parkir sebanyak 2 kali. Maka, dapat diketahui asumsi jumlah

kendaraan yang parkir dengan cara sebagai berikut :

Parkir Pengunjung = 1500 : 2 = 750 pengunjung

Jadi,

Pengguna Mobil

Diasumsikan 1 mobil terdiri dari 5 penumpang dengan

jumlah presentase 50%, maka dapat diketahui jumlah

pengunjung yang menggunakan mobil adalah 375

pengunjung = 75 mobil.

Page 56: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

110

Pengguna Motor

Diasumsikan 1 motor terdiri dari 2 penumpang

dengan jumlah presentase 35%, maka dapat

diketahui jumlah pengunjung yang menggunakan

mobil adalah 262,5 dibulatkan menjadi 263

pengunjung = 131,5 dibulatkan menjadi 132 motor.

Pengguna Bus

Diasumsikan 1 bus terdiri dari 43 penumpang dengan

jumlah presentase 15%, maka dapat diketahui jumlah

pengunjung yang menggunakan mobil adalah 112,5

dibulatkan menjadi 113 pengunjung = 3 bus.

Tabel 3.11. Jumlah Parkir Pengunjung

Kendaraan Kapasitas Standar

(m2) Sumber Luas (m2)

Mobil 75 15 DA 1125

Motor 132 2 DA 264

Bus 3 30 DA 90

Luas Area Parkir Pengunjung & VIP 1479

Luas Area Parkir Pengunjung & VIP + Sirkulasi 100% = 2958 m2

(Sumber : Analisa Pribadi)

b) Parkir Pengelola

Terdapat 76 pengelola dalam sistem pengelolaan Tempat

Wisata Olahraga Rekreasi dengan asumsi penggunaan

kendaraan adalah sebagai berikut :

Penggunaan mobil 40% = 30 mobil

Penggunaan motor 60% = 46 motor

Page 57: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

111

Tabel 3.12. Jumlah Parkir Pengelola

Kendaraan Kapasitas Standar

(m2) Sumber Luas (m2)

Mobil 30 15 DA 450

Motor 46 2 DA 92

Luas Area Parkir Pengelola 542

Luas Area Parkir Pengelola + Sirkulasi 100% = 1084 m2

(Sumber : Analisa Pribadi)

Studi Kebutuhan Luas Lahan

Jadi, total kebutuhan luas lahan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.13. Perda Kabupaten Semarang

KDB KLB GSB KDH RTH

40% 4 Lantai 5,5 m dari

as jalan 30%

25% dari

KDH

(Sumber : Perda Kabupaten Semarang no. 2 thn 2015)

Tempat Wisata Olahraga Rekreasi direncanakan memiliki 3 lantai,

maka :

Luas Total Bangunan = 8.090,75 : 3 = 2.696,16 m2

Luas Lahan = Luas Bangunan : KDB

= 2.696,16 : 60%

= 4.493,6 m2

KDH = Luas Lahan : 30%

= 4.493,6 : 30%

= 1.4978,6 m2

RTH = 25% dari KDH

= 1.4978,6 x 25%

= 3744,67 m2

Page 58: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

112

Total Kebutuhan Luas Lahan = Luas Lantai Dasar Bangunan + Fasilitas

Outdoor + Luas Kebutuhan Parkir + RTH

= 4.493,6 + 1.319,4 + 4.068 + 3.744,67 m2

= 13.625,67 m2

3.1.9 Studi Citra Arsitektural

Tempat Wisata Olahraga Rekreasi ini merupakan salah satu

bangunan dengan fungsi wisata di Kabupaten Semarang. Dalam segi

citra guna, desainnya bertumpu pada kenyamanan pengguna

bangunan khususnya dalam melakukan aktivitas olahraga rekreasi,

serta dapat menciptakan sebuah desain yang dapat menjadikan

kegiatan yang diadakan di Tempat Wisata Olahraga Rekreasi ini lebih

menyenangkan dan menarik minta pengunjung.

Dalam segi citra visual, Tempat Wisata Olahraga Rekreasi akan

memadukan antara bangunan yang peka terhadap iklim dengan desain

arsitektur modern sehingga akan menciptakan desain yang menyatu

dengan lingkungan namun tetap memiliki nilai estetika tersendiri.

Misalnya penggunaan material kayu

Gambar 3.7. Sun-shading Kayu Pada Bangunan

(Sumber : http://mblogthumb3.phinf.naver.net/20160218_150/)

Page 59: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

113

sebagai sun-shading, menerapkan adanya rooftop garden, serta

menggunakan warna cerah untuk warna cat dindingnya.

Gambar 3.8. Rooftop Garden

(Sumber : http://cdn.freshome.com/wp-content/rooftop-gardens-30.jpg)

3.5 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.4 Studi Sistem Struktur dan Enclosure

Studi Sistem Struktur

Menurut Heinz Frick dan LMF. Purwanto (1998) 6 , struktur

adalah susunan atau pengaturan pada bagian dari gedung yang

menerima beban atau konstruksi utama tanpa peduli konstruksi

yang ada nampak atau tidak. Struktur dari bangunan dasar tidak

menerima beban secara langsung namun menentukan prinsip dari

pembentukan ruangan dengan menyusun bagian dari bangunan

yang menerima beban. Setiap bangunan terdiri atas elemen

struktural dan elemen non struktural. Elemen – elemen struktural

yang disatukan akan membentuk suatu sistem yang disebut sistem

6 Heinz Frick dan LMF Purwanto. 1998. Sistem Bentuk Struktur Bangunan.Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Page 60: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

114

struktur. Heinz Frick dan LMF. Purwanto (1998)7 mengungkapkan,

prinsip dasar bangunan dengan struktur vertikal sebagai gaya tekan

adalah seperti seseorang yang memikul beban di atas kepala.

Sistem struktur memiliki peran untuk menerima beban dalam

bentuk beban sendiri dan beban hidup yang kemudian disalurkan.

Beban sendiri merupakan beban statik atau beban tidak bergerak

sedangkan beban hidup adalah beban yang bersifat semi

permanen atau sementara. Dalam menentukan sistem struktur

yang baik, terdapat 5 kriteria yang harus diperhatikan yaitu :

1. Kekokohan - Strength

2. Kestabilan - Stability

3. Kemampuan melayani – Service Ability

4. Keawetan - Durability

5. Keamanan – Safety

Sistem Struktur itu sendiri memiliki 3 bagian utama, antara lain

struktur bawah, tengah, dan atas. Yang pertama, adalah struktur

bawah dimana struktur ini merupakan sub-struktur yang terletak

pada bagian bawah bangunan atau dibawah permukaan tanah.

Struktur bawah terdiri dari sloof dan juga pondasi. Pondasi

merupakan bagian dari bangunan yang menghubungkan bangunan

dengan tanah. Pondasi harus dapat menjamin kestabilan pada

bangunan terhadap berat dari gedung itu sendiri, beban berguna,

7 Heinz Frick dan LMF Purwanto. 1998. Sistem Bentuk Struktur Bangunan.Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Page 61: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

115

dan gaya tekanan dari luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan

lain-lain8.

Struktur bagian bawah (pondasi) yang akan digunakan pada

projek Tempat Wisata Olahraga Rekreasi, antara lain sebagai

berikut :

Pondasi Batu Belah

Gambar 3.9. Pondasi Batu Belah

(Sumber : http://rhkarya.com)

Pondasi batu belah merupakan jenis pondasi yang umum

digunakan sebagai konstruksi rumah tinggal. Selain

kekuatannya yang sudah teruji, bahan-bahannya pun mudah

untuk dicari. Pondasi jenis ini biasanya dibuat untuk menahan

beban dinding diatanya. Apabila rumah tinggal akan dibangun

dengan 2 lantai lebih, maka pondasi jenis ini perlu

dikombinasikan dengan pondasi jenis lainnya. Untuk ukuran

dari pondasi batu kali adalah seperti terlihat pada gambar

berikut :

8 Heinz Frick dan LMF Purwanto. 1998. Sistem Bentuk Struktur Bangunan.Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Hal 148

Page 62: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

116

Gambar 3.10. Pondasi Batu Belah1

(Sumber : http://www.arsindo.com/artikel/pondasi-batu-kali/)

Bentuk pondasi batu kali seperti gambar diatas merupakan

jenis pondasi yang digunakan di dalam lahan atau di tengah

area tapak. Sedangkan untuk bentuk pondasi yang digunakan

disisi-sisi tapak atau berdampingan dengan tetangga adalah

sebagai berikut :

Gambar 3.11. Pondasi Batu Belah 2

(Sumber : http://www.arsindo.com/artikel/pondasi-batu-kali/)

Page 63: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

117

Gambar 3.12. Denah Pondasi Batu Belah

(Sumber : http://www.arsindo.com/artikel/pondasi-batu-kali/)

Seperti dilihat pada gambar 3.. merupakan gambar denah dari

pondasi batu kali. Pada huruf A merupakan jenis pondasi batu

kali untuk bentuk yang pertama, sedangkan pada huruf B

merupakan jenis pondasi untuk bentuk yang kedua.

Pondasi Footplat

Pondasi footplat digunakan pada kondisi tanah dengan daya

dukung tanah 1,5-2,00 kg/cm2. Pondasi jenis ini biasanya

digunakan untuk membangun bangunan dengan 2-4 lantai

(kondisi tanah yang baik dan stabil). Pondasi ini terbuat dari

beton bertulang dengan beton yang merupakan campuran

antara Portland Cement (PC) dengan bahan pengisi (pasir dan

kerikil) dalam perbandingan tertentu.

Page 64: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

118

Gambar 3.13. Pondasi Foot Plat

(Sumber : http://4.bp.blogspot.com)

Page 65: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

119

Gambar 3.14. Potongan Pondasi Foot Plat

(Sumber : http://architectaria.com)

Tabel 3.14. Struktur Bagian Bawah

Sub Structure

Jenis Spesifikasi Keterangan

Pondasi Batu

Belah

Termasuk dalam kategori

pondasi dangkal

Berbahan dasar batu belah

Ukuran standar minimal :

Konstruksi awal berupa

peralatan tanah dasar

dengan pemberian lapisan

pasir

Pemasangan batu kosong

(aanstamping) dengan

posisi berdiri

Pasangan batu kosong

berfungsi sebagai drainase

(pengaliran air) sehingga

pondasi tidak terkena air

tanah yang ada disekitar

pondasi

Agar pondasi tidak mudah

rusak akibat dari adanya air

tanah, maka pada bagian

badan pondasi diplester

kasar setebal ± 1,5 cm

dengan adukan spesi.

Kelebihan :

Pelaksanaan mudah

Waktu pengerjaan relatif

cepat

Material mudah diperoleh

Biaya pelaksanaan relatif

murah

Kekurangan :

Tidak diperkenankan

untuk membangun

bangunan bertingkat 2

atau lebih

Pondasi Termasuk kategori pondasi Kelebihan :

Page 66: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

120

Footplat dangkal

Berbahan dasar beton

bertulang dengan bentuk

dasar persegi atau persegi

panjang

Campuran beton :

1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil

1 PC : 3 Pasir : 5 Kerikil

(tebal 6 mm)

Campuran beton rapat air :

1 PC : 1½ Pasir : 2½ Kerikil

Dapat menyesuaikan

dengan bentuk tanah

Ukuran dapat

disesuaikan dengan hasil

perhitungan beban

Bahan dasarnya

merupakan bahan yang

mudah pengadaannya

Dapat digunakan untuk

membangun bangunan

bertingkat 2

Mampu menahan gaya

vertikal dan horisontal

karena memiliki daya

tekan yang besar

Kekurangan :

Membutuhkan biaya yang

cukup tinggi

Pengerjaannya

membutuhkan waktu

yang cukup lama

(Sumber : Berbagai Sumber)

Struktur bagian tengah yang akan digunakan pada projek Tempat

Wisata Olahraga Rekreasi, antara lain sebagai berikut :

Struktur Rangka

Struktur rangka yang akan digunakan terdiri atas komposisi

kolom dan balok, dimana kolom menjadi unsur vertikal yang

berfungsi untuk menyalurkan beban dari struktur bagian atas ke

Page 67: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

121

bagian bawah, serta balok menjadi unsur horisontal yang

berfungsi sebagai pemegang atau media pembagi beban dan

gaya menuju ke kolom-kolom. Kedua bagian struktur rangka

tersebut harus kaku (tahan terhadap tekuk dan lentur).

Gambar 3.17. Struktur Rangka

(Sumber : http://rumahwaskita.com/artikel/wp-

content/uploads/2015/05/elemen-struktur.jpg)

Dari gambar diatas, dapat diketahui bahwa system rangka yang

dibentuk dengan elemen vertikal dan horizontal akan membentuk

pola satuan ukuran yang disebut grid. Grid adalah kisi-ksisi yang

bersilangan tegak lurus satu dengan lainnya membentuk pola yang

teratur.

Page 68: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

122

Gambar 3.18. Struktur Rangka Membentuk Grid

(Sumber : http://ronny.blog.upi.edu/sistem-struktur-pada-bangunan-

gedung-bertingkat/)

Struktur Plat Lantai

Plat lantai merupakan bagian struktur bangunan yang berfunsi

sebagai tempat berpijak. Dalam perencanaan elemen plat lantai

tidak kalah pentingnya dengan perencanaan balok, kolom, dan

pondasi. Plat lantai yang tidak direncanakan dengan matang

akan mengakibatkan adanya lendutan dan getaran saat ada

beban yang bekerja pada plat tersebut.

Gambar 3.19. Tulangan Struktur Plat Lantai

Page 69: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

123

(Sumber :

http://www.perencanaanstruktur.com/2014/05/perhitungan-

struktur-pelat-lantai.html)

Ketebalan dari plat lantai bergantung pada jarak antar balok,

bentangan, bahan yang digunakan, serta tingkat kelendutan.

Plat lantai yang digunakan adalah plat lantai beton dengan

kelebihannya, yaitu dapat menahan beban yang cukup besar,

lebih tahan lama, dan dapat dilapisi dengan penutup lantai.

Jenis plat yang akan digunakan adalah plat 2 arah, dimana

akan terdapat 2 tulangan pokok yang berfungsi untuk menahan

beban momen lentur pada bentang 2 arah yang akan

memunculkan adanya balok induk dan balok anak.

Gambar 3.20. Struktur Plat Lantai

(Sumber : http://oneeightytwocivil.blogspot.co.id/2011/03/sistem-pelat-lantai-

struktur-beton-ii.html)

Tabel 3.15. Struktur Bagian Tengah

Middle Structure

Jenis Spesifikasi Keterangan

Struktur Rangka Merupakan struktur utama Kelebihan :

Page 70: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

124

karena dinilai lebih kuat,

rigid (kaku)

Struktur rangka merupakan

konstruksi beton yang

diperkuat dengan rangka

baja

Mudah dibentuk dengan

menggunakan bekisting

sesuai dengan

kebutuhan

Tahan terhadap suhu

tinggi

Biaya pemiliharaan yang

relatif rendah

Bahan dasarnya yang

mudah didapat

Kekurangan :

Memerlukan ketelitian

yang cukup tinggi dalam

pengerjaannya

Kuat tarik lebih kecil

daripada kuat tekan

Struktur Plat

Lantai

Pada plat lantai beton

dipasang sebuah tulangan

baja di kedua arah dan

tulangan silang guna

menahan momen tarik dan

lenturan

Kelebihan :

Memiliki daya dukung

besar

Dapat mengisolasi suara

dengan baik

Tidak mudah terbakar

Dapat dilapisi dengan

lapisan kedap air

Merupakan material yang

tahan lama

(Sumber : Berbagai Sumber)

Struktur bagian atas yang akan digunakan pada projek Tempat

Wisata Olahraga Rekreasi adalah green roof atau roof garden,

Page 71: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

125

Gambar 3.21. Roof Garden

(Sumber : http://www.londonroofgarden.com/wp-

content/uploads/2015/08/rooftop-garden.jpg)

dimana strukturnya terdiri dari beberapa lapisan. Untuk

membuat roof garden, maka diperlukan adanya atap beton sebagai

konstruksi utamanya. Setiap lapisan memiliki fungsi dan tujuan

tertentu sebagai pendukung pertumbuhan vegetasi serta untuk

mematiskan bahwa green roof dapat bekerja secara optimal.

Lapisan Roof garden terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :

a) Lapisan Sub-struktur

Merupakan lapisan utama atap, misalnya dak beton. Faktor

paling penting dari lapisan sub-struktur adalah kekuatannya,

mengingat lapisan ini akan menjadi dasar bagi green roof

ataupun roof garden. Sebagai gambaran, lapisan tanah

untuk green roof memiliki berat rata-rata 14,5 kg sampai 16,5

kg per meter persegi dalam kondisi kering. Dalam kondisi

basah, beratnya dapat bertambah menjadi 18,5 kg hingga

Page 72: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

126

20,5 kg per meter persegi. Berat ini belum termasuk berat

tanaman dan aksesoris di green roof.

b) Lapisan Vapour Barrier

Merupakan lapisan yang menjaga supaya uap dari sub-

struktur atap tidak merusak lapisan-lapisan diatasnya,

biasanya terbuat dari plastik polyethylene.

c) Lapisan Insulasi Panas

Merupakan lapisan yang menjaga supaya panas dari green

roof tidak masuk ke bangunan. Bahan yang kami gunakan

adalah polyurethane foam sheet yang memiliki karakter

insulasi panas yang baik.

d) Lapisan Waterproofing dan Root Barrier

Merupakan lapisan anti air untuk melindung sub-struktur atap

juga berfungsi sebagai root barrier, atau penahaman akar

tanaman, supaya akar tanaman yang tumbuh tidak merusak

struktur atap.

e) Lapisan Draincomposite dan Filtrasi

Draincomposite berfungsi untuk memberikan ruang gerak

bagi air yang turun dari tanah. Ruang gerak ini penting

supaya air yang berlebihan dapat langsung

disalurkan menuju drainase atau pipa pembuangan.

Sementara itu filtrasi berfungsi untuk menahan supaya tanah

yang basah terkena air tidak mengalami erosi dan larut

ke saluran drainase.

Page 73: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

127

f) Lapisan Substract / Tanah

Merupakan lapisan tempat vegetasi tumbuh. Jenis dan

ketebalan tanah yang digunakan bervariasi, tergantung dari

jenis green roof (ekstensif, semi-intesif, atau intensif). Faktor

daya dukung beban lapisan atap juga menjadi pertimbangan

dalam memilih lapisan tanah yang digunakan.

g) Vegetasi / Batuan

Jenis tanaman yang digunakan tergantung dari jenis green

roof (ekstensif, semi-intensif, atau intensif).

Gambar 3.22. Lapisan Roof Garden

(Sumber :

http://assets.ideaonline.co.id/media_idea/article_image/cover

/original/4499-poin-penting-membuat-roof-garden.jpg)

Page 74: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

128

Salah satu satu contoh bangunan dengan atap hijau di

Indonesia adalah Bandar Udara Blimbingsari, Kabupaten

Banyuwangi, Jawa Timur. Bangunan tersebut memenuhi

kriteria ramah lingkungan, yaitu penggunaan lahan tepat

guna, efisiensi energi, konservasi air, kenyamanan udara,

dan manajemen lingkungan. Dalam perancangannya,

bangunan ini menerapkan konsep desain ramah lingkungan

pasif yang mengandalkan penataan ruang daripada

penggunaan teknologi canggih untuk mengurangi konsumsi

energi.

Gambar 3.23. Green Roof Bandara Blimbingsari

(Sumber : https://phinemo.com/wujud-bandara-blimbingsari-

green-airport-pertama-di-indonesia/)

Sedangkan pada bagian atapnya mengadaptasi bentuk

penutup kepala pria Suku Osing. Desainnya pun tidak hanya

sebagai representasi budaya lokal, namun juga dapat

memanfaatkan cahaya matahari agar masuk ke dalam

bangunan melalui wuwungannya. Sebagai penahan panas

Page 75: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

129

sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan, maka

bagian luarnya dilapisi rumput gajah mini yang selaras

dengan taman yang menghampar di sekitar bangunan.

Tabel 3.16. Struktur Bagian Atas

Upper Structure

Jenis Spesifikasi Keterangan

Struktur Atap

Beton

Merupakan jenis atap yang

terbuat dari kombinasi cor

beton dan tulangan besi

Tahan terhadap cuaca,

namun dalam pengerjaan-

nya harus sesuai dengan

standar yang berlaku

Kelebihan :

Lebih tahan terhadap

panas apabila terjadi

kebakaran

Tahan terhadap

perubahan iklim dan

cuaca

Bahan dasar yang relatif

murah dan mudah

didapat

Memiliki ruang dapat

dimanfaatkan

Kekurangan :

Memerlukan waktu yang

cukup lama dalam

pengerjaannya

Beban yang lebih berat

sehingga dalam

konstruksi dibawahnya

harus lebih kuat

Roof Garden Merupakan pemanfaatan Kelebihan :

Page 76: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

130

bagian atap bangunan

sebagai area penanaman

vegetasi

Memiliki manfaat ekologis

yang baik, dimana dapat

meningkatkan kesehatan

lingkungan

Dapat mereduksi

kebisingan

Dapat menciptakan iklim

mikro dalam bangunan

Dapat dimanfaatkan

sebagai ruang untuk

bersosialisasi dan

berkumpul

Kekurangan :

Beban bangunan menjadi

lebih berat

Ada kemungkinan bocor

sehingga dalam

perancangan drainase

harus direncanakan

dengan baik

(Sumber : Berbagai Sumber)

Studi Sistem Enclosure

a) Dinding Pelingkup

Dinding Bata

Dinding pelingkup projek Tempat Wisata Olahraga Rekreasi

adalah bata merah yang akan difinishing dengan

menggunakan cat berwarna dan juga wallpaper untuk

memberikan kesan yang sesuai dengan fungsi ruang dalam

bangunan.

Page 77: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

131

Gambar 3.24. Pasangan Dinding ½ Bata

(Sumber : http://2.bp.blogspot.com/)

Gambar 3.25. Wallpaper Playground

(Sumber : http://wallpaperbagus.co.id/)

Dinding yang sudah difinishing tersebut akan

dikombinasikan dengan adanya cladding kayu pada bagian

eksterior bangunan seperti gambar berikut :

Page 78: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

132

Gambar 3.26. Penggunaan Cladding Kayu

(Sumber : http://www.zarayef.com/decoration-and-architecture)

Dinding Penahan Tanah (Tipe Gravitasi)

Bertujuan untuk memperoleh ketahanan terhadap tekanan

tanah dengan beratnya sendiri dan tidak ada gaya tarik di

setiap bagian dari dinding. Biasanya terbuat dari batu

belah, blok batuan, bata, atau beton polos. Karena

bentuknya yang cukup sederhana dan juga

pelaksanaannya yang mudah, dinding jenis ini sering

digunakan jika dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak

terlalu tinggi dan kondisi tanah yang baik.

Page 79: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

133

Gambar 3.27. Dinding Penahan Tanah

(Sumber : http://1.bp.blogspot.com/)

Gambar 3.28. Tampak Samping

Dinding Penahan Tanah

(Sumber : http://1.bp.blogspot.com/)

b) Penutup Lantai

Material penutup lantai yang akan digunakan dalam projek

terdiri dari :

Bahan Penutup Lantai untuk Lapangan

Vinyl Laminated Floor

Page 80: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

134

Gambar 3.29. Lantai Vinyl

(Sumber : http://rumahidolaku.com/apa-beda-parket-dan-vinyl-dan-

bagaimana-cara-pemasangannya/)

Material lantai jenis vinyl ini akan digunakan sebagai

dasar atau lapisan pertama untuk lapangan bulutangkis,

tenis meja, dan area fitnes. Namun dilengkapi dengan

adanya karpet dan juga lantai rubber disesuaikan

dengan jenis olahraganya. Lantai vinyl atau yang lebih

dikenal dengan flooring vinyl terbuat dari PVC yang

dicetak dan dibentuk dari beberapa layer (compact layer,

glass fiber, printing layer, dan UV coated wear layer)

dalam bentuk lembaran / roll dengan ukuran 20 x 1,8-2

m dan tebal 3mm. Namun, ada juga jenis lantai vinyl

yang sudah dipotong dalam berbagai ukuran, seperti

ukuran parket (90 x 18 cm). Lantai vinyl termasuk

fleksibel dalam motif yang disediakan, mulai dari bahan-

bahan alami, kayu, batu, dan sebagainya.

Page 81: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

135

Gambar 3.30. Pengaplikasian Lantai Vinyl

(Sumber : https://3.bp.blogspot.com/)

Karpet Lapangan

Material lantai ini juga merupakan jenis material lantai

vinyl, namun terdapat perbedaan pada lapisan

pembentuk serta teksturnya. Jenis penutup lantai ini

akan digunakan pada lapangan bulutangkis dan area

tenis meja yang masing-masing memiliki jenis karpet

yang berbeda, seperti pada gambar berikut :

Gambar 3.31. Karpet Lapangan Bulutangkis

(Sumber : http://enlio.co.id/)

Page 82: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

136

Gambar 3.32. Karpet Lapangan Tenis Meja

(Sumber : http://enlio.co.id/)

Lantai Rubber (Gym Mat)

Gambar 3.33. Lantai Rubber

(Sumber : http://id-live-02.slatic.net/)

Material lantai jenis ini biasanya digunakan untuk

melindungi lantai keramik atau beton dari benturan alat

fitnes dan juga dapat memberikan kenyamanan bagi

penggunanya. Keunggulan dari gym mat ini antara lain,

tahan lama, mudah dibersihkan, praktis, fleksibel, anti

slip, meredam benturan dan dapat menambah kesan

Page 83: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

137

estetika. Selain itu, material ini juga meredam suara

yang bising akibat benturan peralatan fitnes ke lantai.

Memiliki bentuk hampir mirip dengan keramik atau ada

juga bentuk roll, hanya saja berbeda pada proses

pemasangannya. Gym mat yang biasanya digunakan

adalah Rubber Sheet NR (Natural Rubber) atau Rubber

Mat.

Gambar 3.34. Pengaplikasian Lantai Rubber

(Sumber : https://sc01.alicdn.com/)

Lantai Interlocking

Gambar 3.35. Lantai Interlocking

(Sumber : http://manna-flooring.com/informasi-lantai-

lapangan-futsal/)

Page 84: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

138

Material lantai jenis interlocking ini, akan digunakan

untuk lapangan futsal atau basket dan juga pada area

playground. Lantai interlocking atau yang dikenal dengan

interlock flooring merupakan salah satu jenis lantai yang

digunakan sebagai material lantai dalam bidang olahraga

dengan sistem bongkar pasang. Bahan penyusun lantai

jenis ini adalah Poly Propylene (PP) Copolymer.

Kelebihan dari lantai jenis ini adalah kuat & tahan lama,

anti slip, cocok untuk pemantulan bola, serta bersifat

shock absorber atau dapat menahan getaran pada kaki

pemain. Bentuknya hampir mirip dengan keramik pada

umumnya dengan dimensi 25 x 25 cm dengan ketebalan

13mm dan tersedia dalam beberapa warna yang

menarik. Lantai interlocking dapat langsung dipasang

pada permukaan seperti beton, keramik, maupun parket.

Gambar 3.36. Pengaplikasian Lantai Interlocking

pada Lapangan

(Sumber : http://futsal-flooring.com/)

Page 85: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

139

Gambar 3.37. Pengaplikasian Lantai Interlocking

pada Playground

(Sumber : http://indonesian.runningtrack-flooring.com/)

Bahan Penutup Lantai untuk Ruang Selain Lapangan

Keramik

Manfaat utama dari keramik adalah bahwa mudahnya

pemeliharaan, kokoh, dan pilihan produk tentu selalu

ada dan terus berinovasi. Penutup lantai keramik juga

dapat digunakan sebagai finishing dinding. Keramik lebih

tahan lama, dan mudah dibersihkan dengan cara mudah

bisa menggunakan handuk basah atau spons. Selain itu,

warna dan bentuk dapat disesuaikan dengan desain

interior ruangan sehingga mendukung estetikanya.

(Sumber : http://www.centroceramic.com/manfaat-dan-

kelemahan-dari-keramik/)

Page 86: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

140

Gambar 3.38. Keramik Motif

(Sumber : http://www.romanceramics.com/)

Karpet

Penutup lantai jenis ini memiliki 2 bentuk, yaitu carpet roll

atau carpet tile. Biasanya digunakan sebagai penutup

lantai keseluruhan ruang ataupun hanya sebagai aksen

ruang saja. Berdasarkan bahan penyusunnya, jenis

penutup lantai ini dapat dibagi menjadi 3, yaitu bahan

wool, bahan nilon, dan bahan polyester. Pemilihan

karpet dapat disesuaikan dengan kebutuhan karena

terdiri dari berbagai macam motif, warna, dan tekstur

yang menarik. Keunggulannya antara lain, menyerap

suara, dapat langsung dipasang di permukaan beton,

dan dapat menambah nilai estetika. Namun, ada juga

kekurangannya, antara lain, mudah kotor, mudah

terbakar, mudah terserang jamur apabila terjadi

kelembaban yang terlalu lama.

Page 87: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

141

Gambar 3.39. Pengaplikasian Karpet (Carpet Tile)

(Sumber : http://www.luisacosta.co/)

c) Plafond

Sebagai plafond akan digunakan firbersemen / GRC Board,

dimana ukuran yang disediakan di pasaran adalah 60 cm x 120

cm, 122 cm x 244 cm, dan 100 cm x 100 cm dengan ketebalan

4 mm.

Gambar

3.40. Plafond GRC Board

(Sumber : http://www.sakaniagasuksesabadi.com/wp-

content/uploads/GRCBoard.jpg)

Page 88: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

142

3.2.5 Studi Sistem Utilitas

Jaringan Listrik

Sumber energi listrik yang akan digunakan dalam projek bersumber

dari PLN dengan alternatif penggunaan genset sebagai energi

listrik cadangan. Sistem distribusi jaringan listrik dari sumber listrik

ke ruang dalam bangunan adalah sebagai berikut :

Diagram 3.7. Jaringan Listrik

(Sumber : Analisa Pribadi)

Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih yang akan digunakan dalam projek bersumber

dari PDAM dengan alternatif adanya teknologi rainwater harvesting

sebagai sumber air. Jaringan air bersih yang bersumber dari PDAM

akan ditampung dalam bak penampung kemudian disalurkan

melalui pipa-pipa saluran air yang kemudian disalurkan untuk

memenuhi kebutuhan air bersih dalam bangunan. Sistem

penyaluran air yang digunakan dalam projek adalah sistem down

feed dengan cara memompa air dari ground tank langsung ke

upper tank, lalu air akan didistribusikan ke setiap lantai bangunan

Page 89: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

143

atau dapat juga langsung ke setiap unit, seperti pada gambar

berikut :

Diagram 3.8. Jaringan Air Bersih PDAM

(Sumber : Analisa Pribadi)

Diagram 3.9. Jaringan Air Bersih dari Air Hujan

(Sumber : Analisa Pribadi)

Jaringan Limbah Cair dan Padat

Limbah cair berasal dari wastafel dapur, urinoir, dan pantry akan

disalurkan ke dalam sumur resapan untuk kemudian dapat difilter.

Dilanjutkan dengan penyaluran ke jaringan selokan lingkungan.

Sedangkan untuk limbah padat yang berasal dari toilet akan

disalurkan ke septictank, dengan tujuan untuk menguraikan limbah

padat tersebut kemudian dapat disalurkan ke jaringan selokan

lingkungan.

Sistem Pembuangan Sampah

Page 90: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

144

Sistem pembuangan sampah dilakukan secara manual dengan

bantuan cleaning service yang kemudian akan dikumpulkan dan

dibuang ke bak penampungan sampah.

Jaringan Telekomunikasi

Sistem telekomunikasi eksternal untuk bangunan akan

memanfaatkan jaringan telepon dan internet yang disalurkan oleh

Telkom. Sedangkan untuk sistem telekomunikasi internal akan

menggunakan pengeras suara (sound system).

Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan alami dan pencahayaan buatan akan

digunakan didalam bangunan, namun penataan dan pemilihaannya

tidak boleh menyilaukan. Untuk pencahayaan alami akan

dioptimalkan dengan membuat bukaan-bukaan dimana

pencahayaan alami tersebut akan dibutuhkan. Namun, sebagai

pencegah sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan

membawa terlalu banyak panas maka terdapat sun-shading di

beberapa bagian bangunan. Sedangkan sebagai pencahayaan

buatan akan ada beberapa jenis lampu yang akan digunakan dalam

bangunan, antara lain :

a. Lampu Sorot, digunakan sebagai pencahayaan buatan di

area olahraga rekreasi yang memerlukan pencahayaan

khusus dalam aktivitasnya.

Page 91: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

145

Gambar 3.41. Lampu Sorot

(Sumber : http://dentrangtriachay.com)

b. Lampu LED Underwater, digunakan didalam air sebagai

pencahayaan buatan pada saat malam hari di kolam renang.

Gambar 3.42. Lampu LED Underwater

(Sumber : http://www.poolstore.ro/)

c. Hidden Lamp, digunakan sebagai unsur estetis dalam

ruangan serta untuk membentuk suasana dalam ruang.

Page 92: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

146

Gambar 3.43. Hidden Lamp

(Sumber : http://www.lushome.com/)

d. General Lighting, digunakan di seluruh ruangan yang bukan

lapangan atau area khusus olahraga rekreasi dan bersifat

umum.

Gambar 3.44. General Lighting

(Sumber : http://www.premierltg.com/)

e. Decorative Lamp, digunakan sebagai pencahayaan pada

taman / outdoor.

Page 93: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

147

Gambar 3.45. Decorative Lamp

(Sumber : https://image1ws.indotrading.com/)

Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan alami dan buatan akan diterapkan pada

bangunan. Penghawaan alami dapat dikombinasikan dengan

bukaan-bukaan sebagai pencahayaan alami, hanya saja

disesuaikan dengan kebutuhan setiap ruangan. Selain itu, dengan

adanya penghawaan alami akan menciptakan sirkulasi udara dalam

ruangan menjadi lebih sejuk dan tidak pengap. Namun,

penghawaan buatan juga diperlukan sebagai bantuan terciptanya

kenyamanan termal. Berikut beberapa perangkat yang digunakan

sebagai penghawaan buatan, yaitu :

AC Split

Memiliki 2 unit perangkat yang diletakkan secara terpisah, unit

pendingin akan diletakkan di dalam ruangan sedangkan unit

kompresor dan kipas akan diletakkan di luar ruangan. AC split

akan digunakan pada ruang-ruang pengelola.

AC Central

Page 94: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

148

Perangkat Mesin AC Central akan diletakkan pada ruangan

khusus yang telah disediakan sehingga tidak menimbulkan

kebisingan. Ruang-ruang yang memerlukan pendinginan

berasal dari AC Central akan diberikan corong yang berfungsi

sebagai alat pengolah sirkulasi udara pada ruangan.

Exhaust Fan

Akan berfungsi sebagai penghisap udara yang ada di dalam

ruangan untuk dibuang keluar dan menarik udara segar dari

luar ruangan agar masuk ke dalam ruangan sehingga terjadi

pertukaran udara.

Sistem Sirkulasi Vertikal

Sistem sirkulasi vertikal yang akan digunakan dalam bangunan

adalah tangga umum dan tangga darurat, dimana tangga umum

akan digunakan sebagai sirkulasi pengguna bangunan, sedangkan

untuk tangga darurat merupakan jalur evakuasi apabila terjadi

kebakaran.

Sistem Keamanan

Sistem kemanan yang akan digunakan adalah pemantauan dengan

CCTV, kunci pintu otomatis kartu, dan alat metal detector gate.

Kamera CCTV akan ditempatkan pada seluruh bangunan (kecuali

toilet) dengan jarak pandang disesuaikan dengan kebutuhan dan

akan dioperasikan oleh operator CCTV yang berada di ruang

khusus pengawasan CCTV untuk memantau segala aktivitas yang

sedang berjalan. Untuk kunci pintu otomatis kartu merupakan

Page 95: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

149

fasilitas yang disediakan bagi pengelola dengan tujuan untuk

membatasi akses ke dalam ruangan yang tidak dapat dijangkau

oleh pengunjung / pengguna bangunan lainnya. Sedangkan alat

metal detector diletakkan pada bagian pintu masuk bangunan untuk

mengecek barang bawaan pengunjung sehingga barang yang

berbahaya atau berpotensi membahayakan tidak sampai masuk ke

dalam bangunan.

Sistem Penanggulangan Kebakaran

Sistem penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan 2 cara,

yaitu aktif maupun pasif. Pencegahan secara pasif / preventif dapat

dilakukan dengan memilih material bangunan yang tahan api (atau

dapat juga dengan melapisi struktur bangunan dengan lapisan

tahan panas) serta menyediakan tangga darurat dan penerangan

darurat sebagai sarana evakuasi kebakaran yang dilengkapi

dengan exhaust fan. Dalam SNI 03-1746-2000 butir 5.2 dijelaskan

mengenai kriteria tangga darurat yaitu :

a) Konstruksi

b) Bordes Tangga

c) Permukaan Anak Tangga

d) Kemiringan Anak Tangga

e) Ketinggian dan Kedalaman Anak Tangga

f) Pagar Pengaman dan Rel Pegangan

Page 96: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

150

Sedangkan untuk pencegahan secara aktif dapat dilakukan dengan

menyediakan hydrant, smoke detector, heat detector, gas detector,

tabung APAR, dan Sprinkler.

A. Hydrant Pillar & Hydrant Box

Merupakan perangkat yang mengeluarkan air dalam instalasi

fire hydrant yang terpasang pada bagian luar bangunan. Jarak

pemasangan hydrant pillar ±35-38 m dikarenakan panjang

selang pemadam kebakaran biasanya 30 m dan air

bertekanan dari nozzle dapat mencapai jarak 5 m. Hydrant

pillar dan hydrant box diletakkan pada area yang mudah

terlihat dan mudah dijangkau tanpa halangan apapun

sehingga apabila terjadi kebakaran petugas pemadam akan

mudah mengakses tempat tersebut.

Gambar 3.46. Hydrant Pillar & Hydrant Box

(Sumber : https://www.safetyindonesia.com/)

B. Smoke Detector

Merupakan alat pendeteksi kepekatan asap (smoke desity)

yang dipicu oleh masuknya asap ke dalam smoke detector.

Saat kepekatan asap sudah memenuhi ambang batas,

kemudian rangkaian elektronik yang terdapat didalam smoke

Page 97: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

151

detector akan aktif. Smoke detector memiliki area proteksi 150

m2 dengan ketinggian plafond 4 m.

Gambar 3.47. Smoke Detector

(Sumber : https://www.bromindo.com/)

C. Heat Detector

Merupakan alat pendeteksi kenaikan suhu panas yang

memiliki area deteksi sensor 50 m2 dengan ketinggian plafond

4 m. Biasanya pada suhu 550C sampai dengan 630C sensor

heat detector sudah dapat bekerja dan mengaktifkan alarm.

Gambar 3.48. Heat Detector

(Sumber : http://www.safelincs.co.uk/)

D. Gas Detector

Page 98: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

152

Merupakan sebuah perangkat yang dapat mendeteksi

kehadiran berbagai gas dalam suatu ruang. Jenis peralatan ini

digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas dengan sistem

kontrol yang otomatis sehingga memudahkan dalam

menangani kebocoran gas. Dalam hal ini (pencegahan), gas

detector dapat berfungsi melalui 2 cara. Pertama, gas detector

dipasang terhubung dengan control system sehingga mesin

atau alat tertentu langsung berhenti berfungsi secara otomatis

sesaat setelah gas detector mendeteksi terjadinya kebocoran

gas. Kedua, gas detector dapat pula memberikan tanda

peringatan berupa bunyi alarm atau lampu yang menyala

pada saat kebocoran gas terjadi sehingga orang yang berada

di area tersebut mendapatkan peringatan untuk segera

menyelamatkan diri.

Gambar 3.49. Gas Detector

(Sumber : https://www.snapdeal.com/)

E. Tabung APAR (Fire Extinguisher)

Page 99: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

153

Merupakan perangkat yang digunakan untuk memadamkan

atau mengendalikan api sebagai pertolongan pertama dalam

kondisi darurat. Tabung APAR bersifat portable sehingga

hanya bisa digunakan untuk memadamkan api kecil atau

untuk mengendalikan kondisi darurat kebakaran. Peletakan

tabung APAR disesuaikan dengan fire hazard (tempat resiko

kebakaran) yang diproteksi. Selain itu, peletakannya juga

harus mudah dilihat, diakses, dan diambil serta dilengkapi

dengan tanda pemasangan tabung pemadam kebakaran

(tanda dipasang 125 cm dari dasar lantai). Diletakan minimal

15 cm dari lantai dan jarak tabung APAR yang satu dengan

yang lainnya adalah 15 m.

Gambar 3.50. Tanda Pemadam Kebakaran

dan Tabung APAR

(Sumber : https://www.bromindo.com/)

F. Sprinkler

Merupakan perangkat instalasi pemadam kebakaran yang

terpasang secara permanen di dalam bangunan untuk

memadamkan kebakaran secara otomatis dengan

Page 100: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

154

menyemprotkan air di lokasi terjadinya kebakaran. Kepadatan

pancaran air dari sistem sprinkler idealnya adalah jumlah debit

air (dalam satuan liter / menit) yang dikeluarkan oleh 4 mata

sprinkler yang berdekatan dan terletak dalam empat bujur

sangkar ataupun persegi panjang.

Gambar 3.51. Penyaluran Air Sprinkler

(Sumber : https://patigeni.com/)

3.2.6 Studi Pemanfaatan Teknologi

Pemanfaat teknologi yang akan digunakan dalam projek adalah

sebagai berikut :

Teknologi Rainwater Harvesting

Rainwater harvesting merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan dan menyimpan air hujan yang mengalir dari atap

rumah, atap gedung, atau dipermukaan tanah pada saat hujan. Dan

kemudian dapat dimanfaatkan kembali sebagai air bersih dalam

pemenuhan kebutuhan air dalam bangunan. Dengan adanya

rainwater harvesting diharapkan menjadi alternatif solusi ketika

Page 101: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

155

konservasi air yang semakin menurun yang diakibatkan oleh

peralihan fungsi lahan menjadi area permukiman, perkantoran,

maupun komersial akan memicu terjadinya kelangkaan air tanah.

High Performance Glazing

Merupakan pemasangan kaca yang dapat mengurangi panas dari

pancaran sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan. Kaca ini

akan bekerja secara lebih optimal dibandingkan glazing biasa

dalam hal insulasi panas dan reduksi panas matahari. Jenis dari

kaca ini juga dapat memberikan performa termal dan visual yang

baik dengan tujuan menurunkan beban pendinginan serta

mengurangi tingkat ketergantungan akan cahaya buatan yang

akhirnya dapat mengurangi konsumsi energi bangunan.

3.6 Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan

3.3.3 Analisis Pemilihan Lokasi

A. Deskripsi Lokasi

Terdapat 2 pilihan alternatif lokasi untuk Projek Tempat Wisata

Olahraga Rekreasi, yaitu :

Alternatif 1 : Kecamatan Ambarawa

Page 102: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

156

Gambar 3.52. Peta Wilayah Kabupaten Semarang

(Sumber : http://www.semarangkab.go.id/)

Batas Wilayah Kecamatan Ambarawa :

Batas Barat : Kecamatan Bandungan

Batas Timur : Kecamatan Bawen

Batas Utara : Kecamatan Bandungan

Batas Selatan: Kecamatan Banyubiru Rawa Pening

Merupakan daerah yang didominasi dengan topografi yang

relative datar, walaupun ada beberapa daerah yang

merupakan lerengan/puncak.

Potensi Kecamatan Ambarawa :

Page 103: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

157

1. Merupakan kawasan dengan lingkungan yang masih

asri dan sejuk

2. Infrastruktur sarana dan prasarana sudah tersedia

3. Berdekatan dengan beberapa objek wisata yang ada di

Kecamatan Ambarawa

Kendala Kecamatan Ambarawa :

1. Aksesibilitas tidak terlalu lebar sehingga akan

menimbulkan kemacetan

2. Merupakan daerah dengan kondisi lahan berkontur

Alternatif 2 : Kecamatan Bawen

Gambar 3.53. Peta Wilayah Kabupaten Semarang

(Sumber : http://www.semarangkab.go.id/)

Page 104: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

158

Batas Wilayah Kecamatan Bawen :

Batas Barat : Kecamatan Bandungan

Batas Timur : Kecamatan Pringapus & Tuntang

Batas Utara : Kecamatan Bergas

Batas Selatan : Kecamatan Tuntang

Merupakan daerah yang didominasi dengan topografi yang

relative datar, walaupun ada beberapa daerah yang merupakan

lerengan/puncak.

Potensi Kecamatan Bawen :

1. Merupakan kawasan dengan lingkungan yang masih asri

dan sejuk

2. Infrastruktur sarana dan prasarana sudah tersedia

3. Merupakan daerah penghubung antara Kota Semarang

– Kota Yogyakarta sehingga ramai dilalui kendaraan

Kendala Kecamatan Bawen :

1. Merupakan daerah dengan kondisi lahan berkontur

B. Kriteria Pemilihan Lokasi

Merupakan daerah dengan lingkungan yang masih asri dan

memiliki iklim mikro yang sejuk

Memiliki aksesibilitas yang mudah dijangkau dan dilalui

transportasi umum

Tidak merupakan daerah banjir maupun longsor

Page 105: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

159

Tersedianya sarana dan prasarana utilitas

Sesuai dengan tata guna lahan dan peraturan daerah

setempat

Merupakan daerah dengan lahan yang cukup luas

Memiliki potensi view yang cukup baik

Berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, maka dapat dilakukan

penilaian dengan nilai 1 sebagai nilai terendah dan nilai 5 sebagai

nilai tertinggi.

Tabel 3.17. Kriteria Penilaian Lokasi

Kriteria Kecamatan

Ambarawa

Kecamatan

Bawen

Lingkungan yang Asri dan Sejuk 5 5

Aksesibilitas yang

mudah dijangkau

4 4

Bebas Banjir

dan Tanah Longsor

3 4

Jaringan Utilitas Lengkap 3 4

TOTAL 15 17

(Sumber : Analisa Pribadi)

C. Pemilihan Lokasi

Berdasarkan pada pertimbangan mengenai kriteria lokasi diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa lokasi projek Tempat Wisata Olahraga

Page 106: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

160

Rekreasi ini terletak di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang lebih

tepatnya di Kelurahan Bawen. Berikut adalah peta pembagian wilayah

di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang :

Gambar 3.54. Peta Wilayah Kecamatan Bawen

(Sumber : http://www.semarangkab.go.id/)

Batas – batas Kecamatan Bawen :

Batas Barat : Kecamatan Bandungan

Batas Timur : Kecamatan Pringapus dan Tuntang

Batas Utara : Kecamatan Bergas

Batas Selatan : Kecamatan Tuntang

Kondisi Kelurahan Bawen, sebagai berikut :

Memiliki luas wilayah 581,91 ha dengan penggunaan lahan

untuk pertanian 313, 89 ha sedangkan yang bukan pertanian

268,02 ha (penggunaan lahan didominasi oleh pertanian).

Page 107: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

161

Memiliki jumlah penduduk 14.362 jiwa dengan jumlah

penduduk laki-laki 6.985 dan perempuan 7.377 orang.

Merupakan daerah yang memiliki kemiringan lahan yang

berbeda-beda.

Memiliki kondisi lingkungan yang masih asri dan sejuk.

Memiliki sarana perbankan, yaitu bank umum pemerintah dan

bank umum swasta.

Memiliki sarana perekonomian, yaitu pasar, mini market, toko /

warung klontong, warung / kedai makan / restoran.

Memiliki sarana peribadatan, yaitu masjid, musholla, gereja

kristen, dan kapel.

Memiliki sarana olahraga, yaitu lapangan sepak bola, lapangan

bulutangkis, dan lapangan voli.

Memiliki sarana transportasi, yaitu angkutan umum, bus, ojek,

angkutan pribadi.

Memiliki sarana kesehatan, yaitu puskesmas, balai pengobatan

/ poliklinik, praktek dokter / bidan, poskesdes, posyandu, dan

apotek.

Memiliki sarana pendidikan, yaitu TK (Swasta), SD

(Negri/Swasta), SMP (Swasta), SLTA/Sederajat (Swasta/Negri).

Sumber penerangan berasal dari listrik PLN.

Sumber air bersih berasal dari PDAM melalui ledeng maupun

pompa, sumur, dan mata air.

Page 108: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

162

Sistem drainase, yaitu saluran drainase perumahan,

pembuangan air hujan, dan pembuangan air limbah dari

perumahan.

Kondisi aksesibilitas menggunakan perkerasan aspal dan

cukup baik.

Studi Kekuatan Alam, sebagai berikut :

Iklim :

Cukup sejuk karena berada di daerah perbukitan dan

Vieterletak di daerah yang masih asri

Ekologi :

Didominasi oleh lahan pertanian

Lingkungan :

Merupakan wilayah yang cukup padat penduduknya

Studi Kekuatan Buatan :

Tabel 3.18. Studi Kekuatan Buatan

KDB KLB GSB KDH RTH

40% 4 Lantai 5,5 m dari

as jalan 30%

25% dari

KDH

(Sumber : Perda Kabupaten Semarang no. 2 thn 2015)

Studi Amenitas Alami :

View :

Pepohanan, persawahan, rawa pening, pegunungan

Topografi :

Page 109: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

163

Merupakan daerah perbukitan dengan presentasi kemiringan

yang berbeda-beda

Air :

Menggunakan sumur galia, dikelola oleh pemerintah setempat

Studi Amenitas Buatan :

Aksesibilitas termasuk dalam kelas jalan lokal

Utilitas dan sarana prasarana sudah tersedia

Kesimpulan

Tabel 3.19. Potensi – Kendala Kelurahan Bawen

Potensi Kendala

Memiliki jaringan utilitas serta

sarana dan prasarana yang

cukup baik

Aksesibiltas tidak terlalu lebar

sehingga perlu perlakuan

khusus agar tidak menimbulkan

kemacetan

Dilalui jalur transportasi umum

Memiliki kondisi lingkungan

yang masih asri dan sejuk

Berdekatan dengan beberapa

sarana pendidikan

Berdekatan dengan beberapa

sarana pariwisata

(Sumber : Analaisa Pribadi)

Page 110: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

164

Dalam menentukan lokasi yang akan digunakan dalam

perancangan projek terkait terdapat beberapa kriteria lokasi yang harus

dipenuhi, yaitu sebagai berikut :

Memiliki lokasi dengan kondisi iklim mikro yang masih asri dan

sejuk sehingga cocok untuk olahraga outdoor.

Mudah dikenali dan dicapai oleh berbagai lapisan masyarakat.

Berada di kawasan yang memiliki potensi sebagai daerah rekreasi

dan olahraga.

Sudah terdapat jaringan utilitas, antara lain saluran air, jaringan

listrik, dan jaringan komunikasi.

Lokasi yang dipiilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

adalah di Kabupaten Semarang, tepatnya di Kecamatan Bawen,

dimana lokasi tersebut sudah memiliki kriteria yang ditentukan dan

didukung dengan view yang menarik sebagai daya tarik wisata.

Terdapat 2 alternatif lokasi dari projek Tempat Wisata Olahraga

Rekreasi yang terletak di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten

Semarang, yaitu sebagai berikut :

1) Terletak di Jl. Sarjono

Page 111: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

165

Gambar 3.55. Lokasi Alternatif Tapak 1

(Sumber : https://maps.google.com/)

Merupakan lahan di lerengan dengan keimiringan tanah cukup

curam. Akses menuju lokasi tapak tidak terlalu lebar, yaitu 3,5 m

untuk 2 jalur kendaraan dan terdapat rumah tinggal di sepanjang

Jalan Sarjono. Memiliki batas tapak, antara lain sebagai berikut :

Utara : Permukiman warga

Timur : Lahan kosong berupa hutan

Barat : Permukiman warga

Selatan : Akses menuju Eling Bening

Luas lahan 1,5 hektar, namun dapat dilakukan penambahan

luas lahan karena lahan eksisting masih cukup luas. Sudah

memiliki jaringan utilitas kota, seperti drainase, jaringan listrik, dan

U

Page 112: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

166

juga telekomunikasi. Tidak memiliki view yang dapat dimanfaatkan

karena lahan di dominasi oleh pohon-pohon yang cukup tinggi

sehingga menghalangi pandangan.

2) Terletak di Jl. Kartini Bawen

Gambar 3.56. Lokasi Alternatif Tapak 2

(Sumber : https://maps.google.com/)

Merupakan lahan kosong yang ditumbuhi dengan tanaman liar.

Akses menuju lokasi tapak cukup lebar, yaitu 5 m untuk 2 jalur

kendaraan. Luas lahan 1,5 hektar dan masih dapat dilakukan

penambahan luas lahan karena lahan eksisting masih cukup luas.

Terletak Sudah terdapat jaringan utilitas kota, seperti jaringan listrik

dan telekomunikasi. Memiliki batas tapak sebagai berikut :

Utara : SMK Negri 1 Bawen

Timur : Permukiman Warga

U

Page 113: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

167

Barat : Lahan Kosong dan Makam Ling. Ngrawan Lor

Selatan : Permukiman Warga

3.3.4 Analisis Pemilihan Tapak

Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka dapat dilakukan analisi

tapak demikian :

1) Alternatif 1

Gambar 3.55. Tapak Alternatif 1

(Sumber : Dokumen Pribadi dan google street view)

Lokasi : Jalan Sarjono, Kecamatan Bawen,

Kabupaten Semarang

Luas Tapak : 1,5 Ha atau dapat lebih

Batas Tapak :

Utara : Permukiman warga

Page 114: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

168

Timur : Lahan kosong berupa hutan

Barat : Permukiman warga

Selatan : Akses menuju Eling Bening

Potensi Tapak :

Berdekatan dengan Rekreasi Eling Bening

Lahan yang dapat digunakan cukup luas

Berseberangan dengan SMA Virgo

Memiliki jaringan utilitas kota

Berdekatan dengan wisata Eling Bening

Kendala Tapak :

Akses menuju lokasi tapak tidak memadai untuk dilalui bus

pariwisata karena terletak di kelas jalan umum

Jarak yang cukup jauh dari fasilitas umum

Memiliki kemiringan tanah yang curam

Lingkungan sekitar merupakan lahan kosong dan ditumbuhi

pohon-pohon yang cukup tinggi

2) Alternatif 2

Page 115: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

169

Gambar 3.55. Tapak Alternatif 2

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Lokasi : Jalan Kartini Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten

Semarang

Luas Tapak : 1,5 Ha atau dapat lebih

Batas Tapak :

Utara : SMK Negri 1 Bawen

Timur : Permukiman Warga

Barat : Lahan Kosong dan Makam Ling. Ngrawan Lor

Selatan : Permukiman Warga

Potensi Tapak :

Lahan yang dapat digunakan cukup luas

Terletak di kelas jalan lokal, namun cukup ramai

Sudah memiliki jaringan utilitas

Akses menuju lokasi tapak mudah dijangkau dan dilalui

transportasi umum

Tidak jauh dari fasilitas umum

Memiliki kemiringan tanah yang relatif datar

Page 116: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

170

Kendala Tapak :

Potensi view yang kurang terekspos

Dekat dengan permukiman warga

Berikut adalah penilaian pemilihan lokasi tapak berdasarkan kriteria

penilaian lokasi tapak :

Tabel 3.19. Kriteria Penilaian Lokasi Tapak

Kriteria Penilaian

Lokasi

Jalan Sarjono

(1-5)

Jalan Kartini Bawen

(1-5)

Pencapaian 3 4

Luas Tapak 5 5

Kondisi Lingkungan

Sekitar 3 5

Utilitas 3 4

Tingkat Keasrian dan

Vegetasi 4 4

Jarak dengan

Permukiman Penduduk 3 4

Potensi View 4 3

Kepadatan Jalan 3 5

Topografi Tapak Datar 2 4

TOTAL Penilaian 31 38

)* Kriteria poin : 1 = sangat buruk, 5 = sangat baik

(Sumber : Analisa Pribadi)

Berdasarkan hasil dari penilaian diatas, dapat disimpulkan bahwa

tapak terpilih adalah di Jalan Kartini Bawen yang memiliki potensi

Page 117: BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN …repository.unika.ac.id/16212/4/13.11.0015 Distya Pradita...55 BAB III ANALISA PROGRAM PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.4 Analisa Pendekatan Arsitektur

171

cukup tinggi untuk direncanakan Projek Tempat Wisata Olahraga

Rekreasi.

Gambar 3.57. Tapak Terpilih

(Sumber : https://maps.google.com/)