bab iii analisa pendekatan program arsitektur galeri …repository.unika.ac.id/17025/4/13.11.0108...
TRANSCRIPT
81
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
GALERI DAN STUDIO SENI LUKIS DI SEMARANG
3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1 Studi Aktifitas- Pola Kegiatan –Sifat Kegiatan
A. Pengelompokan Aktifitas
Pengelompokkan aktivitas berdasarkan pengelompokan
kegiatan :
a. Aktivitas
a.1 Aktivitas Utama
Aktivitas utama yang terdapat pada Galeri dan Studio Seni
Lukis di Semarang adalah melihat dan menikmati karya seni
lukis dan juga kegiatan edukasi seni dimana menyediakan
sarana yang melatih/ memperdalam ketrampilan melukis
sebagai bentuk pengembangan potensi diri dan juga sebagai
ruang bekerja bagi para Seniman lukis.
Diagram 3. 1 Pengelompokan Aktivitas Sumber: Analisis Pribadi, 2017
Aktivitas Utama
Aktivitas Service
Aktivitas Pengelola
Aktivitas Penunjang
82
a.2 Aktivitas Pendukung
Aktivitas dalam bidang seni lukis yang mendukung
kegiatan utama, Aktivitas tersebut diantaranya meliputi :
Kegiatan live Sketching atau melukis bersama oleh
para seniman Sketchwalk bersama para pelajar SMP /
SMA sebagai kegiatan yang mencerdaskan generasi
muda melalui kreatifitas dan ketrampilan pada area
theatre outdoor ataupun kompleks bangunan.
Kegiatan diskusi bagi masyarakat umum penggiat Seni
lukis bersama dengan seniman dan komunitas Seni
lukis sebagai sarana bertukar ide dan pikiran agar
dapat meningkatkan kualitas kenenian, termasuk upaya
mempererat interaksi para seniman dan pengunjung
yang tidak sebatas melalui sosial media saja.
Kegiatan Open Studio, kegiatan pameran lukis yang
mengadopsi suasana studio pelukisnya. Sehingga
pengunjung mampu melihat secara langsung saat
seniman berproses didalam ruangan.
a.3 Aktivitas Servis
Kegiatan membersihkan seluruh area kompleks
bangunan Galeri dan Studio Seni agar tetap terjaga
kebersihan dan kenyamanan bangunana
Kegiatan keamanan terhadap area Galeri dan Studio
Seni agar kemanan didalam kompleks tetap terjaga yang
83
mencakup karya seni dan para pelaku didalam nya.
Dilakukan oleh petugas keamanan dengan bantuan
teknologi pendukung.
Kegiatan parkir kendaraan pada area yang telah
disediakan bagi para pelaku didalam kompleks
bangunan, hal ini mencakup pengunjung umum,
pengelola dan seniman.
b. Kategorisai Pelaku Utama
b.1 Pengunjung
Pengunjung dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:
Pengunjung Umum, mencakup masyarakat luas yang
datang ke area kompleks Galeri dan Studio Seni Lukis
di Semarang:
Pelaku Seni :
Mencakup para seniman yang memiliki kepentingan
tersendiri dalam bangunan, yaitu seniman lokal, pelatih
seniman, seniman dari komunitas seni lukis lain,
seniman lukis dari kota lain, dan para anak muda
kreatif.
Peserta Studio Lukis :
Mencakup para penggiat seni lukis yang memiliki
keminatan untuk memperdalam ketrampilan
84
menggambar, dengan mengikuti kelas melukis pada
hari tertentu. Peserta ini terbuka untuk segala umur.
Kolektor :
Mencakup para kolektor seni lukis yang ingin membeli
lukisan pada area Galeri dan Studio Seni.
b.2 Pengelola
Pengelola Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang
terdiri dari:
Pimpinan Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang
Merupakan pemilik utama Galeri dan Studio yang
bertanggung jawab mengenai segala hal dalam kompleks
bangunan.
Bagian Pengelolaan dan Admisitrasi
Orang-orang dengan jabatan sekretaris dan bendahara
yang bertanggung jawab pada administrasi.
Bagian Pelayanan dan Tata Pameran
Orang yang bertanggung jawab dalam mengelola dan
merawat karya seni lukis yang ada diarea Bangunan..
Bagian Konservasi dan Preparasi
Orang yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan ,
perawatan , pengawetan serta penyimpanan Karya seni
didalam kompleks bangunan
Bagian Kelompok Edukatif
85
Seniman dari dalam kota maupun Seniman lain yang
bekerja sama dengan pemilik sebagai pelaku yang
menangani pelatihan, mengajar dan kelas melukis pada
area Studio Seni
Karyawan Penunjang
Mencakup karyawan keamanan, kebersihan, cafeteria,
Art Shop, karyawan bagian penyiapan sarana Studio
melukis , dan teknisi
Pembagian Pelaku pada projek Galeri dan Studio Seni
Lukis di Semarang ditunjukan pada tabel
Pelaku
Pengunjung Umum
Peserta Pelaku Seni Kolektor
Domestik
Mancanegara
Peserta Workshop
Peserta Kelas
Melukis
Seniman Lukis
Anak Muda Kreatif
Komunitas Seni lukis
Mahasiswa
Anak muda yang Aktif dalam acara
Seni lukis
Diagram 3. 2 Kategori Kegiatan Pengunjung Sumber : Analisis Pribadi 2017 Sumber: Analisis Pribadi, 2017
86
B. Operasional Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang
1. Bagi Pengelola
Kegiatan Pengelola dilakukan sebagai berikut :
Senin-Jumat : 08.00-17.00 WIB
Sabtu-Minggu : 08.00-21.00 WIB
Jam Istirahat : 12.00-13.00 WIB
Rapat dilakukan saat jam kerja sedangkan mengenai
kegiatan terkait teknis dilakukan diluar jam kerja Galeri dan
Studio Seni
2. Bagi Seniman
Bagi Seniman lukis lainnya kegiatan Pameran dan
berinteraksi sebagai berikut:
Senin-Jumat : 09.00-16.00 WIB
Sabtu-Minggu : 09.00-20.00 WIB
Penggunaan Studio sebagai fasilitas melukis digunakan
pada waktu sebagai berikut :
Senin – Jumat : 09.00-19.00 WIB
Sabtu – Minggu : 09.00-19.00 WIB
3. Bagi Pengunjung Umum
Galeri Seni, Senin-Jumat : 09.00-16.00 WIB
Sabtu-Minggu : 09.00-20.00 WIB
Open Studio,Senin-Jumat : 09.00-16.00 WIB
Sabtu-Minggu : 09.00-16.00 WIB
Cafe, Senin-Jumat : 09.00-16.00 WIB
87
Sabtu-Minggu : 09.00-20.00 WIB
Artshop, Senin-Minggu : 09.00-16.00 WIB
4. Bagi Servis
Dilakukan pada jam operasional Galeri dan Studio Seni.
Keamanan seluruh kompleks bangunan dilakukan penuh
dengan shift pengawasan selama 24 jam.
5. Kegiatan Melukis Bersama/ On The Spot
Dilakukan di ruang luar, Theatre Outdoor dan Taman Seni
pada hari, Sabtu-Minggu : 09.00-16.00 WIB
6. Bagi Peserta Studio Workshop Lukis (Anak-anak,
Remaja,Dewasa)
Dalam 1 minggu dilakukan 3x pertemuan, 2 pertemuan
untuk pemberian materi dan berkarya, 1 pertemuan
digunakan untuk membahas karya Setiap minggunya
(bukan materi)
Tiap tingkatan dapat diselesaikan dengan 8x pemberian
materi, sehingga dalam 2 tingkat dapat diselesaikan dalam
waktu 2 Bulan
Durasi setiap pertemuan 3 jam, Dengan 1 jam pertama
digunakan untuk penyampaian materi
Tiap kategori kelas melukis memiliki kapasitas 33 peserta
Workshop Lukis
Pertemuan
8x Pemberian materi
16x pemberian materi
Waktu Tambahan (hingga 24 kali)
88
Tingkat Dasar
Anak- Anak
Tingkat Lanjutan 1
Anak-Anak
Remaja
Dewasa
Tingkat Lanjutan 2
Remaja
Dewasa
Pembagian Jadwal Studio Lukis setiap minggu :
Senin : Anak-anak (09.00 – 12.00), Staff
Membersihkan Ruangan (12.00 – 13.00), Remaja
(13.00-16.00)
Selasa : Remaja (09.00-12.00), Staff membersihkan
Ruangan (12.00-13.00), Dewasa (13.00-16.00)
Rabu : Dewasa (09.00-12.00), Staff membersihkan
Ruangan (12.00-13.00), Anak-anak (13.00-16.00)
Kamis : Remaja (09.00-12.00), Staff membersihkan
Ruangan (12.00-13.00), Anak-anak (13.00-16.00)
Jumat : Dewasa (09.00-12.00), Staff membersihkan
ruangan (12.00-13.00)
Tabel 3. 1 Pembagian waktu studio melukis Sumber: Analisis Pribadi, 2017
89
Pada Hari Senin hingga Rabu merupakan Hari Pemberian
Materi, pada Hari Kamis dan Jumat digunakan untuk
diskusi dan pembahasan Karya.
Kelompok Pengelola dan Jumlah :
No Pelaku Jumlah
1. Pimpinan 1
2. Wakil Pimpinan 1
3. Sekretaris 1
4. Bendahara 1
5. Kepala Bagian Pameran 1
6. Kepala Bagian koleksi dan perawatan Karya Seni 1
7. Staff Bagian Pameran 5
8. Staff Bagian koleksi dan Perawatan Karya 5
9. Koordinator Gudang 1
10. Kepala Keamanan 1
11. Staff Keamanan 5
12. Kepala Bagian Teknis dan Perawatan Gedung 1
13. Staff Bagian Teknis dan Perawatan Gedung 5
14. Kepala Perpustakaan 1
15. Staff Perpustakaan 5
16. Kepala Kebersihan 1
90
17. Staff Kebersihan 5
18. Kepala Publikasi 1
19. Staff Publikasi 4
20. Kepla Pengelola Cafe 1
21. Staff Pengelola Cafe 4
22. Staff Parkir 4
23. Kepala Kurator 2
24. Staff Kurator 2
Jumlah 59
Tabel 3. 2 Kelompok dan jumlah pengelola Sumber: Analisis Pribadi, 2017
91
C. Pola Kegiatan Galeri dan Studio Seni
Datang
Kantor Pengelola ( Administrasi)
Mengunjungi Pameran Lukis
Menonton Pertunjukan
Membaca buku
Berkeliling
Berdiskusi dengan seniman lukis
Mengunjungi Pameran Lukis
Mengikuti kelas lukis
Berkeliling
ArtShop
Pengunjung Umum Peserta Workshop lukis
Cafe Lavatory
Diagram 3. 4 Pola kedatangan dan kepergian pengunjung Sumber: Analisis Pribadi, 2017
Melihat Seniman berproses
Datang
Kantor Pengelola ( Administrasi)
Mengunjungi Pameran Lukis
Mengikuti Pameran
Melakukan Pertunjukan
Melakukan Workshop Lukis khusus
Berkarya
Saling Berdiskusi
Mengunjungi Pameran Lukis
Membeli Karya Lukis
Berkeliling
Saling Berdiskusi
ArtShop
Seniman, Komunitas Lukis, , Pemuda
kreatif
Kolektor Seni Lukis
Cafe Lavatory
Diagram 3. 3 Pola kegiatan pelaku seni Sumber: Analisis Pribadi, 2017
92
c.1 Pola Kegiatan pengelola
Pola kegiatan pengelola Galeri dan Studio Seni Lukis di
Semarang ditunjukan pada diagram 3.2:
Pimpinan Galeri Seni
Bendahara dan Sekretaris
Datang
Parkir
Absen Berkerja
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 5 Pola Aktivitas Bagian Pengelola Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Mengawasi
kegiatan
Galeri dan
Studio Seni Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 6 Pola Aktivitas Pimpinan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Menerima
laporan,
mengatur
jadwal dan
membuat
laporan
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 7 Pola Aktivitas Bendahara dan Sekretaris Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
93
Kepala Bagian Koleksi dan Perawatan Beserta Staff
Kepala Bagian Pameran Beserta Staff
Koordinator Gudang Galeri dan Studio Seni
Kepala Administrasi Galeri dan Studio Seni
Datang
Parkir
Absen Mendata,
menerima,
dan merawat
Karya Seni
Lukis
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 8 Pola Aktivitas Bagian Koleksi dan Perawatan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Menata karya
yang
dipamerkan
dan
mendekorasi
ruang pamer
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 9 Pola Kepala dan Staff Pameran Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Mendata
kelengkapan
alat dan juga
perawatan alat Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 10 Pola Koordinator Gudang Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
94
Kepala Bagian Teknis dan pemeliharaan Bangunan beserta
Staff
Kepala Bagian Keamanan beserta Staff
Kepala Bagian Perpustakaan beserta Staff
Datang
Parkir
Absen Membuat
laporan dan
kegiatan
Administrasi Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 11 Pola Aktivitas Kepala Administrasi Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Membuat
laporan,
mengecek
teknis dan
kondisi
bangunan
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 12 Pola Bagian Teknis dan Pemeliharaan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Berjaga di
pos,
mengecek
keamanan
diseluruh
area,
membuat
laporan
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 13 Pola Aktivitas Kepala Keamanan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
95
Kepala Bagian Pengelola Cafe beserta Staff
Kepala Bagian Publikasi beserta Staff
Datang
Parkir
Absen Membuat
laporan,
menata buku,
pengecekan
fasilitas
perpustakaan
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 14 Pola Aktivitas Kepala Perpustakaan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Membuat
laporan,
Mengecek
stok bahan,
merawat
fasilitas cafe
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 15 Pola Aktivitas Pengelola Cafe Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Membuat
laporan,
mempublikasi
kan jadwal
pameran
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 16 Pola Aktivitas Kepala Publikasi Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
96
Kepala Bagian Kurator beserta Staff
Kepala Bagian Maintenance beserta Staff
Kepala Bagian Kebersihan beserta Staff
Datang
Parkir
Absen Mengecek,
melakukan
pemilihan
karya seni,
dan
mendiskusika
n karya seni
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 2 Pola Aktivitas Kurator Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Melakukan
pengecekan
dan
perawatan
terhadap
utilitas
bangunan
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 3 Pola Aktivitas Bagian Maintenance Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Membersihkan
area Galeri
dan Studio,
melwaporkan
kekurangan
dan kerusakan
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 4 Pola Aktivitas Staff Kebersihan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
97
D. Pendekatan Jumlah Pengunjung
1. Pendekatan Pengunjung
Pendekatan pengunjung dilakukan dengan melakukan
perbandingan jumlah wisatawan di 2 tempat projek sejenis yang
penulis survei.
Tahun Museum Affandi Selasar Sunaryo Art Space
2015 40.320 24.960
2016 50.400 26.400
Presentasi Pengunjung Galeri Affandi 2 tahun terkahir :
(40.320 + 50.400) : 2 = 45.360 : 365 = 124/ Hari
Presentasi Pengunjung Selasar Sunaryo 2 tahun terakhir :
(24.960 + 26.400) : 2 = 25.680 : 365 = 72/ Hari
Presentasi pengunjung Selasar Sunaryo hanya berkisar antara
420-550 setiap minggunya. Hal ini dikarenakan lokasinya yang
jauh dari pusat kota (Dago), sehingga orang awam/ turis yang
tidak mengenal dengan baik kondisi area tersebut, akan
kebingungan untuk mencari lokasi tempat tersebut
Karena lokasi proyek sejenis hampir sama dengan area
Museum Affandi, dekat dengan jalan raya utama, dilalui banyak
pengendara, dan mudah dijangkau. Maka presentasi
pengunjung yang menjadi acuan adalah data pengunjung pada
Museum Affandi, yang berkisar antara 120-130 setiap harinya.
Tabel 3. 3 Perbandingan Pengunjung Proyek sejenis Sumber: Analisis Pribadi, 2017
98
3.1.2 Studi Fasilitas
B. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruangan yang ada didalam Galeri dan
Studio Seni Lukis di Semarang antara lain:
Kebutuhan Ruang
Kebutuhan Ruang Perabot Sifat
PE
NG
EL
OL
A
UT
AM
A
Ruang Pimpinan Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Tamu Meja,Kursi Publik
Ruang Rapat Meja, Kursi Komputer Privat
Ruang Bendahara Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Sekretaris Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Staff dan Administrasi
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang KaBag Koleksi dan Perawatan Karya Seni dan staff
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang KaBag Pameran dan staff
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang kaBag Publikasi dan Staff
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Kurator dan Staff Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
PE
NU
NJ
NA
G
Lobby Meja, Kursi Publik
Ruang Tunggu Meja ,Kursi Publik
Ruang Staff Keamanan Meja ,Kursi, Tv, Almari Semi Publik
Ruang Personalia Meja ,Kursi Semi Publik
SE
R
VIS
Loading Dock Area Loading Dock Semi publik
Tabel 3. 5 Pola Kebutuhan ruang, Sifat Ruang Sumber : Analisis Pribadi, 2017
99
Ruang Mekanikal Elektrikal Peralatan Mekanikal Elektrikal
Privat
Ruang Genset Genset Privat
Ruang AHU AHU privat
Ruang Pompa Pompa Privat
Dapur Perabot Memasak Semi Publik
Janitor Alat-alat Kebersihan Semi Publik
Lavatory Kolset,ember , gayung Semi Publik
UT
AM
A
Kantor KaBag Konservasi dan Preservasi
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Kurator dan Staff Meja , Almari,Rak Privat
Ruang Studi Koleksi Panel Display, Rak Display, Meja, Kursi
Privat
KO
NS
ER
VA
SI
DA
N P
RE
SE
RV
AS
I
PE
ND
UK
UN
G
Ruang Restorasi Perabot Perawatan Benda-benda Koleksi, Obat-obat khusus merawat benda-benda koleksi
Semi Publik
Stockroom Meja, Kursi, Rak Display Privat
Gudang Penyimpanan Karya
Meja ,Almari,Rak,Box Privat
Gudang Peralatan
Gudang Pameran
Ruang Pameran Utama Dinding, Etalase
Ruang Pameran Permanen Panel Display, Rak Display
Publik
Studio Seniman Meja, Kursi, Rak Penyimpanan
Publik
Studio workshop seni lukis / kelas mengajar
Meja, Kursi, Panel Kanvas, Rak Peralatan
Privat
Perpustakaan Meja, Rak Buku, Kursi, Lemari
Publik
PE
NU
NJA
NG
Hall / Lobby Meja, Kursi Publik
Ticketing Meja, Kursi, Ticket Box Publik
Penitipan Barang Meja, Kursi, Rak Publik
Resepsionist
Meja, Kursi, Komputer, Telepon
Publik
100
Ruang Tunggu Kursi, rak buku, meja Publik
Ruang Konsultasi Seni Meja, kursi, panel karya, lemari
Semi Publik
PE
LA
YA
NA
N P
UB
LIK
ArtShop Meja, Kursi, Lemari, Rak Display
Publik
Cafetaria Kursi, Meja, Rak Etalase, Dispenser, Kulkas, Pantry
Publik
Mushola Rak, Kursi Publik
ATM Center Mesin ATM Publik
Taman Seni (out door) Bangku Taman Publik
Theater Outdoor Kursi, Panggung Publik
Lavatory Kolset,Ember,Gayung Semi Publik
Wisma Seniman Peralatan Hunianan Privat
Smoking Area Meja ,Kursi Publik
Area Parkir Pos Jaga Parkir Semi
Pendopo Area Pendopo Publik
101
C. Pola Ruang
Pola Ruang Makro
Main Gate
Site
Taman Parkir Motor Parkir Mobil
Drop Off
Lobby
Taman Seni
Ruang Pamer
Permanen
Ruang Pamer
Temporer
Theater Outdoor
Open Studio
Studio Lukis Lavatory
Perpustakaan
Cafe Musholla
Artshop
Ruang Tunggu
Gudang
penyimpanan
Karya
Ruang
Perawatan
Ruang
Perawatan
Koleksi
Loading Dock
Site Gate
Ruang
MEE
Ruang Audio
dan Visual
Pameran
Kantor Pengelola
Wisma seniman
Pos Keamanan Pos Keamanan
Diagram 3. 20 Pola Hubungan ruang skala makro Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Keterangan : Alur Merah : Zona Pengelola Alur Biru : Zona service Alur Ungu : Zona Edukasi Seni Alur Hijau : Zona Istirahat Pengunjung Alur Coklat : Zona Pameran
102
Alur Hubungan Ruang Indoor dan Outdoor
Main Gate
Site
Taman Parkir Motor Parkir Mobil
Drop Off
Lobby
Taman Seni
Ruang Pamer
Permanen
Ruang Pamer
Temporer
Theater Outdoor
Open Studio
Studio Lukis Lavatory
Perpustakaan
Cafe Musholla
Artshop
Ruang Tunggu
Gudang
penyimpanan
Karya
Ruang
Perawatan
Ruang
Perawatan
Koleksi
Loading Dock
Site Gate
Ruang
MEE
Ruang Audio
dan Visual
Pameran
Kantor Pengelola
Wisma seniman
Pos Keamanan Pos Keamanan
Diagram 3. 21 Pola Hubungan ruang Indoor dan Outdoor Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Keterangan : Alur Orange : Indoor Alur - - - - : Outdoor
103
Pola Ruang Mikro
Lobby
Area
Parkir
Toilet
Ruang Kepala
R. Seniman R. Staff R. Rapat R. Kurator
Hubungan Erat
Hubungan Sedang
Area
Parkir
Kantor
Pengelola
Studio
Seniman
Studio &
Workshop
Lukis Cafetaria
Theater
Outdoor
Galeri
Seni
R. Staff R. Pompa R. Genset Gudang
Toilet
Hubungan Erat
Hubungan Sedang
Diagram 3. 22 Pola Hubungan ruang mikro pengelola Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Diagram 3. 23 Pola Hubungan ruang mikro staff MEE Sumber : Analisis Pribadi, 2017
104
Lobby
Kantor
Pengelola
Taman
Studio & Workshop
Lukis Cafetaria
Theater
Outdoor ArtShop
Ruang Galeri
Toilet
Area Parkir
Studio Seniman
Hubungan Erat
Hubungan Sedang
Lobby Taman
Studio & Workshop
Lukis Cafetaria ArtShop
Ruang Galeri
Area Parkir
Studio Seniman
Hubungan Erat
Hubungan Sedang
Theater
Outdoor
Diagram 3. 23 Pola Hubungan ruang mikro seniman Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Diagram 3. 23 Pola Hubungan ruang mikro pengunjung Sumber : Analisis Pribadi, 2017
105
D. Studi Ruang Khusus
Studi Ruang khusus pada Galeri dan Studio Seni Lukis di
Semarang dilakukan pada ruang Galeri Pameran dan juga Studio Seni,
yang mencakup studio workshop lukis dan Studio Seniman
Studi Pengamatan Karya Seni
Faktor utama yang mempengaruhi kemudahan dan kenyamanan
pengunjung dalam menikmati lukisan adalah peletakan dari karya
tersebut pada ruang pamer, selain itu Pengamat lukisan tidak hanya
sebatas orang normal, tidak menutup para difable datang ke area
Galeri Seni sebagai penikmat Seni (lukisan tersebut). Berikut Standar
peletakan karya di ruang pamer :
Manusia (Indonesia) memiliki tinggi rata-rata dengan jarak pandang
sebagai berikut :
Jenis Kelamin
Tinggi Rata-rata Pandangan Mata
Pria 165 cm 160
Wanita 155 cm 150
Anak-anak 115 cm 100
Gambar 3. 1 Jarak Pandang Lukisan Sumber : Data Arsitek
Tabel 3. 6 Tinggi Rata-rata Manusia Indonesia Sumber : Literatur Buku Galeri Seni
106
Bapak Heno Airlangga seorang pelukis dan juga kurator lukisan,
berpendapat bahwa dalam menikmati lukisan, terdapat beberapa
aspek yang perlu diperhatikan, yang mencakup :
Memperhatikan jarak lukisan dengan pandangan pengamat,
Lukisan kecil dengan ukuran berkisar 30 x 40cm – 50 x 70cm
memiliki jarak pengamatan ideal antara 0,5 meter – 1 meter.
Lukisan sedang dengan ukuran 60 x 90cm, 90 x 120cm, jarak
pandang ideal berada diantara 1 meter – 2 meter. Sementara
lukisan besar dengan standart 100 x 150cm – 150 x 300cm,
berkisar antara 2 meter – 4 meter.
Diperlukan adanya suasana tenang ataupun hening
Diperlukan posisi berdiri, duduk, maupun pandangan didepan
lukisan agar mendapat posisi ideal bagi pengamat
Pada beberapa kondisi, pemberian alunan musik ditunjukan
untuk memainkan suasana ataupun kesan tertentu yang ingin
ditonjolkan suatu karya
Kategori Karya yang dipamerkan
a. Karya Lukisan (2 Dimensi)
Ukuran Kecil, untuk karya lukis berukuran kecil dengan ukuran
karya 0,5 m x 1 m, dengan jarak tiap lukisan 0,19 m.
Perhitungan besaran ruang tiap karya dilakukan dengan total
lebar karya ditambah dengan jarak pandang yang nyaman bagi
pengunjung.
107
Ukuran Sedang, untuk karya lukis berukuran sedang mencakup
ukuran karya 1 m x 1 m, dengan jarak tiap lukisan 0,37 m.
Perhitungan besaran ruang tiap karya dilakukan dengan total
lebar karya ditambah dengan jarak pandang yang nyaman bagi
pengunjung yaitu 1,95 m x 1,37 m = 2,67 m² tiap karya
Ukuran Besar, pada karya ini, ukuran lukisan dibedakan menjadi
3. Mencakup :
2 m x 2 m, jarak tiap lukisan 0,74 m dengan besaran ruang
7,58 m²
3 m x 3m, jarak tiap lukisan 1,1 m dengan besaran ruang
14,76 m² dan
2 m x 4 m, jarak tiap lukisan 0,78 m dengan besaran ruang
19,55 m²
Panel Lukisan kecil, memiliki lebar 1,6 m yang digunakan untuk
menampung lukisan kecil dibawah luasan 0,5 m x 1 m dengan
ukuran minimal 0,4 m x 0,4 m sampai 0,6 m x 0,6 m.
Penggunaan panel dipilih untuk penataan ruang agar lebih
efinsien dan fleksibel, karena penempatan panel bisa
dipindahkan sesuai keinginan pemilik. Dengan besaran tiap
panel 3,75 x 1,6 = 6 m².
Panel Lukisan Sedang, dengan lebar 1,1 m dan digunakan
untuk menampung lukisan dengan bingkai khusus, dengan
luasan karya 0,9 m x 1,8 m, dan besaran tiap panel 5,9 x 1,1 =
5,6 m²
108
Dinding Mural, pada area Ruang pamer utama, digunakan
sebagai karya yang dipamerkan, bukan hanya sebagai dinding
penghias, sehingga dibutuhkan perhitungan khusus dengan
melibatkan jarak pandang yang nyaman dari pengamat.
Dengan ukuran dinding 2,5 m x 5 m dengan besaran tiap ruang
5 m x 4,78 m = 24 m² tiap karya.
b. Lukisan pada Bidang 3 Dimensi
Media yang dipamerkan adalah bidang bola yang dilukis penuh
dengan teknik fish-eye maupun melingkar, dengan diameter
bola 100 x 100 cm.
c. Ruang Pameran Utama, dengan kapasitas mampu menampung
150 Karya, yang digunakan untuk memamerkan karya lukis dari
Pemilik, Seniman lukis terkenal dan juga seniman yang belum
memiliki nama, yang diambil dari para peserta yang mengikuti
Studio Workshop Lukis pada kompleks bangunan.
d. Ruang Pamer Permanen, menampilkan karya lukis berupa
bangunan di Kota Semarang, Perkampungan, Gedung maupun
suasana oleh para Seniman terkenal maupun pemilik, karya pada
area ini bersifat permanen.. Tujuan dari pameran ini adalah
mengenalkan budaya lokal kota Semarang (Suasana, bangunan,
maupun kampung cagar budaya) kepada pengunjung dan
masyarakat luas, dalam bentuk karya lukisan. Sehingga, melalui
karya tersebut, diharapkan mampu memberi dan meningkatkan
nilai pada kearifan lokal di Kota Semarang. Ruang ini merupakan
109
perwujudan dari Visi dan Misi Pemilik yang berbunyi
“Memperjuangkan peradaban dengan memberi nilai pada kearifan
lokal” dan “Mengenalkan Budaya Setempat ke dunia luas. Selain
itu, pada ruang pamer permanen terdapat karya lukis yang hanya
mampu dilihat dengan jelas melalui sudut/ area pandangan mata
tertentu. Seperti seni lukis pointilis, Karya yang dilihat dengan
duduk, dan karya dengan persyaratan lainnya.
e.
110
111
112
113
114
115
Tabel 3. 7 Tabel Perhitungan Studi Ruang Khusus Sumber : Literatur Buku Galeri Seni
116
Besaran Ruang
Kebutuhan besaran ruang , kapasitas didasarkan pada:
NAD : Neufert Architect Data Jilid 1 dan 2
SB : Studi Banding
AS : Asumsi
SRK : Studi Ruang Khusus
SS : Survei
Penetuan sirkulasi untuk perhitungn kebutuhan ruang ditetapkan
berdasarkan pada Time Saver for Building for Building Types 2nd
Edition.
5%-10% : Sirkulasi minimum
20 % : Kebutuhan akan keleluasan sirkulasi
30 % : Kenyamanan fisik
40% : Kenyamanan Psikologis
50% : sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan
70%-100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan
Kantor Pengelola
Ruang Kapasitas Jumlah Standart Studi Besaran
Total Sumber
R. Pemimpin 1 Org 1 6 m²/ org 1 x 6 = 6 m²
+ sirkulasi 20 % = 1.2 m²
7.2 m² SS
R. Penasehat 1 Org 1 4 m²/ org 1 x 4 = 4 m²
4.8 m² SB
117
+ sirkulasi 20 % = 0.8 m²
R. Sekretaris 1 Org 1 4 m²/ unit 1 x 4 = 4 m²
+ sirkulasi 20 % = 0.8 m²
4.8 m² SS
R. Administrasi
1 Org 1 4 m²/ unit 1 x 4 = 4 m²
+ sirkulasi 20 % = 1.2 m²
4.8 m² SS
R. Rapat 20 Org 1 24 m²/ unit 1 x 24 = 24 m²
+ sirkulasi 20 % = 4.8 m²
28.8 m² AS
R. Bendahara 1 Org 1 4 m²/ unit 1 x 4 = 4 m²
+ sirkulasi 20 % = 0.8 m²
4.8 m² SS
R. Staff Keamanan
5 Org 1 4 m²/ unit 1 x 4 = 4 m²
+ sirkulasi 20 % = 0.8 m²
4.8 m² AS
R. Staff Teknisi
5 Org 1 2 m²/ org 5 x 2 = 10 m²
+ sirkulasi 20 % = 2 m²
12 m² AS
R. Staff Kebersihan
5 Org 1 2 m²/ org 5 x 2 = 10 m²
+ sirkulasi 20 % = 2
12 m² SB
118
m²
Gudang Arsip 2 Org 1 10 m²/ unit 1 x 10 = 10 m²
+ sirkulasi 20 % = 2 m²
12 m² SB
Gudang Barang
1 Org 1 20 m²/ unit 1 x 20 = 20 m²
+ sirkulasi 20 % = 4 m²
24 m² SS
Toilet 1 Org 4 2 m²/ unit 4 x 2 = 8 m²
+ sirkulasi 20 % = 1.6 m²
9.6 m² SB
R. Staff Publikasi
5 Org 1 15 m²/ unit 1 x 15 = 15 m²
+ sirkulasi 20 % = 3 m²
18 m² AS
R. Staff koleksi dan perawatan lukisan
5 Org 1 15 m²/ unit 1 x 15 = 15 m²
+ sirkulasi 20 % = 3 m²
18 m² AS
R. Kabag Pameran dan Staff
5 Org 1 15 m²/ unit 1 x 15 = 15 m²
+ sirkulasi 20 % = 3 m²
18 m² AS
R. Kurator dan Staff
2 Org 1 15 m²/ unit 1 x 15 = 15 m²
+ sirkulasi 20 % = 3 m²
18 m² SS
119
R. Seniman dan Pelatih Seni
10 org 1 2 m²/ unit 10 x 2 = 20 m² + sirkulasi 20 % = 4 m²
24 m² AS
Sub Total 225.6 m²
Sirkulasi 20 % x Sub Total 45.12 m²
Total Luas Kantor Pengelola 270 m²
120
Galeri dan Studio Seni
Ruang Kapasitas Jumlah
Ruang
Standart Studi
Besaran
Total Sumber
Ruang Pamer
Permanen
150
pengunjung
1 905,64
m²
905,64 m² 905,64
m²
SRK
Ruang Pamer
Temporer
100 org 1 624.6 m² 1 x 625 =
625 m²
625 m² SRK
Studio Seniman 10
Seniman
1 Area
melukis 3
m²/ org
383,38 m² 383,38
m²
SRK
Studio /
Workshop Lukis
33 org 1 Area
melukis
1,32m²/
org
211,2 m² 211,2
m²
SRK
Lobby 50 org 1 300 m² 1 x 300 m²
= 300
300 m² AS
Perpustakaan 50 org 1 2 m²/ org 50 x 2 =
100 m² +
sirkulasi
20 % = 20
m²
120 m² AS
Theatre
Outdoor
100 org 1 107,64
m²
107,64 m²
+ Sirkulasi
100 % =
215,28 m²
215,28
m²
SRK
Taman Seni 50 org 1 70,8 m² 70,8 m² +
Sirkulasi
20% =
84,96 m²
84,96
m²
SRK
Artshop 50 org 1 200 m² /
unit
1 x 200 =
200 m² +
Sirkulasi
20 % = 40
m²
240 m² AS
121
Ruang Tunggu 10 org 2 24 m² 3 x 10 =
30 m² +
Sirkulasi
20% = 36
m²
72 m² AS
Gudang
Barang
1 unit 1 50 m² /
unit
1 x 50 =
50 m² +
Sirkulasi
20 % = 10
m²
60 m² AS
Toilet 1 org 4 2 m² /
unit
2 x 4 = 8
m² +
Sirkulasi
20 % = 1.6
m²
9.6 m² AS
Toilet
Difable
1 org 1 12 m² /
unit
1 x 12 =
12 m² +
Sirkulasi
20 % = 2.4
m²
14.4
m²
AS
Ruang
Penyimpanan
2 org 2 16 m² /
unit
25 m²/
unit
4 x 5 = 20
m² +
Sirkulasi
20 % = 4
m²
5 x 5 = 25
m² +
Sirkulasi
20 % = 5
m²
24 m²
30 m²
AS
Ruang
Perawatan
Koleksi
2 org 2 150 m² /
unit
150 x 2 =
300 m² +
Sirkulasi
20 % = 60
m²
360 m² SB
R. Informasi 2 org 1 2 m² /
unit
2 x 2 = 4
m² +
4.8 m² AS
122
Sirkulasi
20 % = 0.8
m²
Loading Dock 3 org 1 5 x 10 m² 5 x 10 =
50 m² +
Sirkulasi
20 % = 10
m²
60 m² AS
Sub Total 3.443
m²
Sirkulasi 20% x Sub Total 688,6
m²
Total Luas Galeri dan Studio Seni 4.131
m²
FASILITAS PENUNJANG
Cafe 50 org 1 2 m²/ org 2 x 50 =
100 m² +
Sirkulasi
20 % = 20
m²
120 m² AS
Pantry 1 unit 1 5 m²/ unit 1 x 5 = 5
m² +
Sirkulasi
20 % = 1
m²
6 m² AS
Gazebo 5 org 10 6 m²/
unit
6 x 10 =
60 m² +
Sirkulasi
20 % = 12
m²
72 m² AS
Wisma Seniman 1 org 5 4 m² /
unit
5 x 4 = 20
m² +
Sirkulasi
20 % = 4
m²
24 m² AS
123
Toilet 1 org 4 2 m² /
unit
2 x 4 = 8
m² +
Sirkulasi
20 % = 1.6
m²
9.6 m² AS
Toilet
Difable
1 org 1 12 m² /
unit
1 x 12 =
12 m² +
Sirkulasi
20 % = 2.4
m²
14.4
m²
AS
R. Studi Koleksi 5 org 1 20 m² /
unit
1 x 20 =
20 m² +
sirkulasi
20% = 4
m²
24 m² AS
Tempat
Penitipan
Barang
5 org 1 20 m² /
unit
1 x 20 =
20 m² +
sirkulasi
20% = 4
m²
24 m² AS
Ruang
Konsultasi Seni
5 org 1 20 m² /
unit
1 x 20 =
20 m² +
sirkulasi
20% = 4
m²
24 m² SRK
Sub Total 318 m²
Sirkulasi 20 % x Sub Total 63.6
m²
Total Luas Fasilitas Penunjang Galeri dan Studio Seni 381.6
m²
124
Fasilitas Servis
Ruang Kapasitas Jumlah Standart Studi
Besaran
Total Sumber
R. CCTV 2 org 1 8 m²/ Unit 1 x 8 = 8
m² +
Sirkulasi
20 % = 1.6
m²
9.6 m² AS
Pos Jaga 1 org 1 3 m²/ Unit 1 x 3 = 3
m² +
Sirkulasi
20 % = 0.6
m²
3.6 m² AS
R. Peralatan 2 org 1 5 m²/ Unit 2 x 3 = 6
m² +
Sirkulasi
20 % = 1.2
m²
7.2 m² AS
R. Genset 1 org 1 20 m²/ Unit 1 x 20 = 20
m² +
Sirkulasi
20 % = 4
m²
24 m² AS
R. Pompa 1 org 1 8 m²/ Unit 1 x 8 = 8
m² +
Sirkulasi
20 % = 1.6
m²
9.6 m² AS
R. Panel 1 unit 3 9 m²/ Unit 3 x 9 = 27
m² +
Sirkulasi
20 % = 5.4
m²
32.4
m²
AS
Mushola 25 org 1 240 m²/
Unit
15 x 16 =
240 m² +
Sirkulasi
288 m² AS
125
20 % = 48
m²
Tempat Wudhu 10 org 1 12 m²/ Unit 3 x 4 = 12
m² +
Sirkulasi
20 % = 2.4
m²
14.4
m²
AS
ATM Box 1 org 1 1 m²/ Unit 0.625 x
0.66 x 5 =
2 m² +
Sirkulasi
20 % = 0.4
m²
2.4 m² AS
Ruang
Lightning
2 org 2 9 m²/ unit 9 x 2 = 18
m² +
sirkulasi
20% = 3.6
21.6
m²
AS
Ruang Audio 2 org 1 6 m²/ unit 6 x 1 = 6 +
sirkulasi
20% = 1.2
7.2 m² AS
Sub Total 420 m²
Sirkulasi 20 % x Sub Total 88 m²
Total Luas Fasilitas Servis 504 m²
Tabel 3. 8 Perhitungan Besaran Ruang Sumber : Analisis Pribadi , 2017
126
Dari perhitungan besaran ruang diatas, didapat total luasan “Galeri
dan Studio Seni Lukis di Semarang” sebagai berikut :
KELOMPOK RUANG TOTAL LUAS
Kantor Pengelola 300 m²
Galeri dan Studio Seni 4131 m²
Penunjang 381.6 m²
Service 508 m²
Total 5.320,60 m²
Flow 30 % 1.596,18 m²
Jumlah 6.916,78 m²
Kebutuhan Outdoor
Pos Penjaga dengan luasan 1,5 meter x 2 meter = 3,5 m²/ pos
jaga. 3,5 m² dikalikan jumlah Pos sebanyak 3 area sehingga
total Luasan menjadi 10,5 meter²
Theatre Outdoor dengan ukuran 12 meter x 8,97 meter = 107,64
m² + flow 100 % = 215,28 m², dapat menampung kapasitas 100
orang pengunjung
Kegiatan Pameran Outdoor pada taman seni 15 meter x 17
meter dapat menampung 20 karya lukisan pada bidang 3D
(Bola) dengan anggapan tinggi media bola termasuk alas yaitu
Tabel 3. 9 Luasan Total Fasilitas Galeri dan Studio Seni Sumber : Analisis Pribadi , 2017
127
1,33 meter dengan diameter bola 1 meter. 15 m x 17 m = 255
m².
Program Kebutuhan Parkir
Kebutuhan untuk lahan parkir Galeri dan Studio Seni sebagai
berikut:
Kebutuhan parkir pengguna bangunan diasumsikan, Pengelola
dan Staff 59 orang, Seniman 25 orang dan pengunjung 150
orang.
Pengunjung dengan kendaran mobil diasumsikan memiliki
kapasitas 40% dari target pengunjung
Pengunjung dengan kendaran bermotor diasumsikan 50% dari
target pengunjung
Sementara pengunjung dengan kendaraan umum diasumsikan
berkisar 3% dari total target pengunjung, dengan jumlah 1 unit
diisi oleh 4 orang
Yang memakai Bus berkisar antara 5% dari pengunjung
dengan asumsi 1 unit membawa 40 orang penumpang
Penggunaan Sepeda Pengunjung mencakup asumsi sebanyak
2% dari target pengunjung
Total waktu berkunjung pada kompleks Galeri dan Studio Seni
dimulai pukul 09.00-16.00 WIB. Dengan asumsi aktivitas
pengunjung paling lama berkisar hingga 4.5 jam, oleh karena
itu kebutuhan mengenai pembagian area parkir, dibagi menjadi
2 kloter :
128
Kebutuhan luas ruang parkir ditunjukan pada tabel 3.18 :
Besaran Ruang Fasilitas Parkir
Ruang Jumlah Satuan Total Standart
`Parkir Kantor
Staff = 50
(80 % motor)
40 orang 1.5 m² / unit 60 m² SS
Staff = 50
(10 % mobil)
5 orang 12 m² / unit 60 m² SS
Tamu Kantor
(motor)
10 orang 1.5 m² / unit 15 m² SS
Tamu Kantor
(mobil)
5 orang 12 m² / unit 60 m² SS
Parkir Pengunjung
Mobil (40%)
40 % x 150 =
60 org
15 mobil 12 m² / unit 180 m² SS
Motor (50%)
50 % x 150 =
75 org
33 motor 2.5 m² / unit 82.5 m² SS
Bus (5 %) 2 unit 40 m² / unit 80 m² SS
Taksi (3 %) 10 taksi 12 m² / unit 150 m² SS
Sepeda (2 %) 20 orang 1 m² / unit 20 m² SS
Parkir Khusus
Parkir Difable 5 unit 12 m² / unit 60 m² SS
Parkir Service
Loading Dock 3 unit 25 m² / unit 75 m² SS
Tabel 3. 10 Kebutuhan Ruang Parkir Sumber : Analisis Pribadi,2017
129
Sub Total 842.5 m²
Sirkulasi 100 % x Sub Total 842.5 m²
Total Luas Parkir : 2 Kloter 842.5 m²
Program Kebutuhan Luasan Tapak
Berdasarkan Perda Kota Semarang Nomor 13 tahun 2004
tentang Rencana Detail Tata Ruang ( RDTRK ), tentang BWK II
(Kecamatan Gajah Mungkur dan Candisari ),Tahun 2000-2010
yang menyangkut fasilitas rekreasi, pendidikan, serta peribadatan
di wilayah Kecamatan Gajah Mungkur dan Candisari yaitu:
KDB =60% , KLB = 1.3
Luas Kebutuhan Tapak = Total Luas Bangunan : KLB
= 6.916,78 m² : 1.3
= 5.320 m2
Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Kebutuhan Tapak
= 50 % x 5.320 m2
= 2.660 m2
Luas Ruang Terbuka = Luas Kebutuhan Tapak- Luas Lantai
Dasar
= 5.320 m2 – 2.660 m2
= 2.660 m²
Luas RTH = Luas Open Space x 40 %
= 2.660 m2 x 40%
= 1.064 m²
Luas Lahan Total = L. Keb. Tapak + L. RTH + L.Parkir &
Outdoor
= 5.320 m2 + 1.064 m2 + 1.400 m2
= 7.784 m2
130
E. Citra Arsitektural
1. Aspek Daya Guna
Kompleks “Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang”
merupakan bangunan dengan fungsi utama sebagai ruang
apresiasi karya lukis sekaligus tempat belajar dan berkarya bagi
para pegiat seni lukis.
Desain bangunan akan menggunakan Visi dan Misi “Semarang
Sketchwalk” sebagai aspek yang men citrakan bentuk dan
interprestasi bangunan sebagai wadah yang menduniakan seni
lukis.
2. Aspek Hasil Guna
Mampu menghasilkan bangunan yang menjaga keselamatan para
pelaku dan pengunjung didalamnya termasuk memberi
kenyamanan sirkulasi dan visual, juga memberi akses bagi para
pengunjung umum maupun penderita difable
3.2 Studi Sistem Struktur
3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure
Pondasi yang digunakan pada perancangan Galeri dan Studio Seni
Lukis di Semarang adalah :
Pondasi dalam dengan pengecoran ditempat dengan penggunaan
beton dan batu belah sebagai komponen pengisi
131
Batu kali sebagai pondasi setempat yang memiliki struktur dari
komponen batu kali yang dirapatkan sehingga mampu berdiri
dengan kokoh
Penggunaan Pondasi Footplat yang umum digunakan pada struktur
bangunan antara 2-3 lantai dan sesuai terhadap lahan berkontur
Gambar 3. 2 Pondasi Sumuran Sumber : http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-
pondasi.html / 02.09.17
Gambar 3. 3 Pondasi Batu Kali Setempat Sumber : http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-
pondasi.html / 02.09.17
132
Pada Area Dinding Bangunan akan menggunakan :
Penggunaan Bata Merah yang diekspose, Sehingga memberi
kesan yang hangat sekaligus menyatu dengan alam sekitarnya
Hebel Block, tahan terhadap perubahan cuaca, ringan, kedap
terhadap suara, tahan terhadap api dan juga panas, sifat insulasi
yang baik sehingga ramah lingkungan
Gambar 3. 4 Pondasi Footplat Sumber : http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-
pondasi.html / 02.09.17
Gambar 3. 5 Dinding Bata Merah Sumber : http://senyumdunia.blogspot.co.id/2009/08/foyer-
natural-pakai-bata-merah.html/ 02.09.17
133
Pada dinding menggunakan Batu Andesit sebagai penghadir
suasana yang teduh didalam bangunan
Wallpaper , Menggunakan karya tangan sebagai media langsung
dalam melukis di dinding. Hal ini sangat cocok bagi bangunan yang
ingin menghadirkan Seni lukis dalam media apapun
Kapur, penggunaan papan kapur sebagai dinding Studio Workshop
lukis sehingga para peserta, khususnya anak-anak mampu berani
dalam mengekspresikan karakter seni mereka.
Gambar 3. 6 Dinding Hebel Sumber : http://www.homeowners.hebel-
usa.com/en/content/hebel_blocks_2489.php/ 02.09.17
Gambar 3. 7 Dinding Adesit Sumber : http://www.batubintikcipanca.com / 02.09.17
Gambar 3. 8 Wallpaper Dinding dengan tangan Sumber : http://www.instagram.com/archisketcher / 01.09.17
134
Dinding dari Tanaman, agar memberikan kesan yang teduh juga
sejuk pada area Galeri dan Studio Seni, karena banyaknya aktivitas
yang dilakukan pada area Outdoor
Pencahayaan alami menggunakan roster, yang juga mampu
memberikan nilai estetika pada eksterior bangunan.
Gambar 3. 2 Dinding Tanaman Sumber : http://www.ambius.com/blog/ultimate-guide-to-living-green-
walls/ / 01.09.17
Gambar 3. 3 Dinding Roster Sumber : http://idea.grid.id/Inspirasi/Eksterior/Mau-Tampil-Beda-
Gunakan-Dinding-Roster-Sebagai-Pagar-Rumah/ 01.09.17
Gambar 3. 9 Wallpaper Dinding dengan Kapur Sumber : Sketsa Pribadi
135
Dinding Kaca, mampu memenuhi kebutuhan pencahyaan serta
menambah estetika bangunan, khususnya dalam memanfaatkan
view alam yang indah.
ACP (Alumunium Composit Panel)
Untuk memberikan nuansa yang alami maupun hangat,
penggunaan material kayu sebagai penutup dinding bangunan
Gambar 3. 4 Dinding KAca Sumber : https://www.winnetnews.com/post/mantappp-cafe-dinding-
kaca-lawangwangi/ 01.09.17
Gambar 3. 5 Dinding ACP Sumber : hhttp://arsitekturcompositepanel.blogspot.co.id/2013/09/acp-
digunakan-untuk-berbagai-kontruksi.html/ 01.09.17
Gambar 3. 6 Dinding Kayu Sumber : http://edupaint.com/pojok-unik/pojok-unik-eksterior/7571-
material-kayu-untuk-dinding-rumah.html/ 01.09.17
136
Penggunaan lantai kayu dan keramik bekas yang hemat terhadap biaya
dan juga memberi nilai estetis tersendiri, sedangkan pada ruang luar
menggunakan paving maupun grass block.
Pada area plafond menggunakan plafond kayu, bambu, yang
pemasangan nya mudah dan memberi kesan alami
Gambar 3. 15 Lantai Kayu Sumber :
http://www.blogrumahminimalis.web.id/2015/12/lantai-kayu.html/ 01.09.17
Gambar 3. 16 Lantai Keramik bekas Sumber : http://properti-
zone.blogspot.co.id/2012/03/tips-memasang-keramik-bekas.html/ 01.09.17
Gambar 3. 17 Lantai Grass block Sumber :
http://www.gohitz.com/article/rumah/4902/5_cara_ini_cegah_air_banjir_masuk_ke_rumah_andal/ 01.09.17
Gambar 3. 18 Plafond Kayu Sumber : http://jasapartisi.com/jasa-
pasang-list-gypsum/ 01.09.17
Gambar 3. 19 Plafond Bambu Sumber :
http://www.rumahkuunik.com/2017/07/desain-plafon-bambu-modern.html/
01.09.17
137
Struktur yang digunakan untuk menyesuaikan kontur pada lahan
bangunan adalah :
Split Level
Retaining Wall
Sengkedan
Pada Area Atap, menggunakan bahan :
Gambar 3. 20 Split Level Sumber : http://www.galeriarsitektur.com/a763/rumah-split-level/
01.09.17
Gambar 3. 21 Retaining Wall Sumber : https://www.landscapingnetwork.com/walls/ 01.09.17
Gambar 3. 7 Sengkedan Sumber : http://www.lihat.co.id/properti/rumah-dengan-kontur-
tanah-miring.html/ 01.09.17
138
Penggunaan space frame sebagai elemen linear yang berdampak
gaya yang diterima diteruskan menjadi bentuk 3 dimensi, yang
umumnya melengkung. Penggunaan struktur ini digunakan pada
area lengkung atap ataupun elemen pada plat
Pemakaian Green Roof sebagai media dalam mengisolasi panas
matahari agar menghasilkan udara yang nyaman dan sejuk.
Safety glass
Gambar 3. 8 Space Frame Sumber : http://www.alcox.in/blog/space-frame-manufacturer-in-india-experience-freedom-of-design-like-never-before/ 01.09.17
Gambar 3. 9 Green Roof Sumber : https://flynncompanies.com/portfolio/environmental-
systems/vancouver-green-roof/ 01.09.17
Gambar 3. 25 Safety Glass Sumber : http://sunrayglass.tradeindia.com/security-glasses.html/
01.09.17
139
Rangka Atap Baja Ringan, memiliki keunggulan lebih ringan dan
pemasangan lebih mudah dari rangka kayu, selain itu, harga Baja
ringan juga 30% lebih murah bila dibandignkan dengan atap kayu.
Atap Polycarbonate
3.2.2 Studi Sistem Utilitas
a. Sistem Pencahayaan
a.1 Sistem Pencahayaan Alami
Bersifat alami sehingga tersedia secara melimpah, dengan
manfaat mengandung daya panas yang menyehatkan dan
bermanfaat bagi tubuh manusia.
Letak jatuh bayangan maupun bukaan diperhatikan untuk
mendapatkan dimensi dan ukuran yang tepat.
a.2 Sistem Pencahayaan Buatan
Jenis Lampu dan Penerapannya :
Lampu Down Light
Tidak terdapat rasa silau karena pemasangan yang
bisa didalam langit-langit. Peletakannya yang juga fleksibel
Gambar 3. 26 Baja Ringan Sumber :
http://kontraktorbajaindonesia.com/mengenal-baja/baja-3/ 01.09.17
Gambar 3. 27 Polycarbonate Sumber :
https://www.distributorbahanbangunan.com/blog/atap-polycarbonate-bukan-pelindung-
ruang-utama/ 01.09.17
140
memberikan keuntungan tersendiri. Jenis lampu yang
digunakan antara lain adalah LED, lampu halogen , dan
metal halide
Spot Light
Jenis ini mampu diarahkan secara bebas pada objek
yang dituju, dengan pemasangan nya yang bisa
dipermukaan plafond ataupun menempel disekitarnya
Gambar 3. 28 Down Light Sumber: http://www.fajardesignme.com
Gambar 3. 29 SpotLight Sumber: http://feryabiel.blogspot.co.id
141
Lampu Bak atau Neon
Menghasilkan cahaya yang merata pada tiap-tiap
ruang karena jangkauan penyinaran yang relatif menyebar
b. Sistem Pengkondisian Udara
b.1 Sistem Penghawaan Alami
Agar mendapat penghawaan yang baik, sistem yang
digunakan adalah cross ventilation. Dimana terdapat ventilasi
secara vertikal maupun horizontal
b.2 Sistem Penghawaan Buatan
Mekanik menggunakan kipas angin, exhaus dan inhaust fan.
Sedangkan sistem non-mekanik menggunakan AC.
Gambar 3. 30 Lampu Neon / Bak Sumber: https://indonesian.alibaba.com
Gambar 3. 31 Penghawaan Alami Sumber: Dasar-dasar eko-arsitektur hal 59
142
c. Sistem Elektrikal
Berasal PLN, sementara penggunaan genset untuk
menghasilkan sumber energi listrik cadangan
d. Sistem Jaringan Air Bersih
Terdiri dari 2 sumber yaitu PDAM dan air dari sumur. Dimana
kebutuhan untuk air bersih berasal dari PDAM, sementara untuk toilet
menggunakan air dari sumur:
d.1 Sistem Downfeed Distribution
Diagram 3. 24 Sistem Downfeed Distribution Sumber : Analisis Pribadi, 2017
PDAM
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Distribusi
PLN Trafo
Automatic
Transfer
Switch
Main
Distribution
Panel
Sub Panel Sub Panel
Ruang Ruang
Diagram 3. 23 Skema Sistem Elektrikal Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Genset
143
d.1 Sistem Upfeed Distribution
e. Sistem Jaringan Air Kotor
e.1 Grey Water
Limbah cair yang masih dapat dimanfaatkan kembali, jika
melebihi kapasaitas penampung akan dibuang ke saluran kota.
e.2 Black water
Limbah padat yang dibuang langsung menuju Septic Tank
f. Sistem Pemadam Kebakaran
f.1 Fire Alarm System
Memberi tanda bila terjadi kebakaran atau kebocoran. Terdiri
dari :
Panel Kontrol
Toilet Septic Tank Sumur Resapan
Diagram 3. 5 Skema Sistem Pembuangan Black Water Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Gambar 3. 32 Main Control Panel http://www.alatpemadamkebakaran.co
Diagram 3. 25 Sistem Upfeed Distribution Sumber : Analisis Pribadi,2017
PDAM Ground
Reservoir
Pompa Distribusi
144
Fire Detector
Alarm, ditunjukkan dengan gambar 3.90
f.2 Fire Hydrant System
f.3 Hydrant Box
Gambar 3. 34 Heat Detector https://dir.indiamart.com
Gambar 3. 33 Falme Detector https://www.crowcon.com
Gambar 3. 35 Fire Hydrant System https://www.firefightingequipment.my
Gambar 3. 36 Hydrant Box http://janggatehnik.com
145
f.4 Portable Fire Extinguisher
f.1 Fire Automatic Sprinkle System
Setelah meninjau beberapa pilihan diatas, pada kompleks
bangunan akan menggunakan sistem pemadam kebakaran tipe
Suppesion FM200, yang memiliki respon cepat terhadap adanya api
sekaligus tidak menghasilkan warna ataupun bau.
g. Sistem Pembuangan Sampah
Gambar 3. 37 Apar http://janggatehnik.com
Gambar 3. 38 Sprinkle http://janggatehnik.com
146
g.1 Sampah organik
g.2 Sampah Anorganik
h. Telekomunikasi
i. Sistem Keamanan
Sampah
Organik Bak
Penampungan
Tempat Pembuangan Sampah Kota
Diolah menjadi
pupuk kompos
Kota
Diagram 3. 6 Skema Sistem Pembuangan Sampah Organik Sumber : Analisis Pribadi,2017
Sampah Anorganik Penampungan
sementara
Diagram 3. 7 kema Sistem Pembuangan Sampah Non-Organik Sumber : Analisis Pribadi,2017
Pengolahan TPA
Telkom PABX Operasional
Internet Modem
Telefon
Komputer
Diagram 3. 8 Skema Komunikasi Keluar Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Faksimili
147
Sistem keamanan bangunan yang dapat diterapkan , anatar lain:
Pengamanan oleh satuan pengamanan dalam shift kerja dengan
penjagaan selama 24 jam setiap hari
Pengamanan dengan sistem CCTV
j. Sistem Transportasi Vertikal
j.2 Tangga
300 merupakan sudut tanjakan ideal, Untuk tegak yang
ideal berkisar antara 15 cm - 18 cm, sementara area mendatar
berkisar 20 cm - 33 cm.
j.2 Ramp
Kemiringan ramp tidak boleh lebih dari 70 dan pada area
luar maksimum 60 . Lebar minimum ramp tanpa pengaman
adalah 95 cm, dengan menggunakan pengaman menjadi 120
cm.
(Kepuusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia
No.468/KPTS/1998)
148
3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi
a. Light Shelves
Sistem ini memiliki kelebihan dimana mampu merefleksikan
cahaya matahari saat kondisi diluar mendung atau intensitas cahaya
matahari rendah.
b. Solatube
Alat yang digunakan untuk memasukan cahaya matahari ke dalam
reflector yang kemudian dipantulkan kedalam ruangan. Cahaya yang
dihasilkan bukanlah cahaya buatan, namun cahaya matahari. Alat ini
tidak menghantarkan panas dan tidak menggunakan listrik, Cahaya
matahari dipantulkan dalam dome sehingga cahaya yang masuk
hanya berupa spectrum. Walaupun kondisi mendung, Cahaya yang
dihasilkan tetap cukup untuk beraktifitas didalam ruangan
Gambar 3. 39 Light Shelves https://culdesachdmks.wordpress.com
149
3.3 Analisa Konteks Lingkungan
3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi Galeri dan Studio Seni Lukis berada di Kota
Semarang , Jawa Tengah berdasarkan atas :
a. Kota Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah
b. Semarang sebagai salah satu tujuan wisata baik dari
pengunjung dalam negeri maupun wisatawan asing
c. Minat dan antusiasme warga Semarang dalam berkesenian
seni lukis tinggi
d. Mendukung visi Kota Semarang, yang merupakan
perwujudan dari 4 kunci pokok, Kota Perdagangan, Kota
Jasa, Kota Berbudaya dan juga masyarakat yang sejahtera
e. Belum adanya pusat rekreasi dan pelatihan Seni bagi
masyarkat umum mencakup anak-anak, remaja dan
dewasa, dimana mereka bisa memperdalam dan belajar
ketrampilan menggambar sebagai bentuk pengembangan
ketrampilan diri
Gambar 3. 40 Solar Tube http://www.warnerroofinginc.com/vancouver-wa-solar-
tube-installation/ 03.09.17
150
f. Belum adanya wadah yang mampu menampung aktivitas
bagi para penggiat Seni Lukis termasuk perkumpulan
(komunitas) didalamnya
Pemilihan Lokasi : BWK II ( Kecamatan Gajahmungkur &
Candisari )
Ruang lingkup makro rencana ini adalah Kotamadya
Semarang yang terletak pada posisi 6o50”-7o10” Lintang Selatan
dan 109o50”-110o35” Bujur Timur. Luas wilayah Kotamadya
Semarang adalah 37.360,947 Ha dengan batas-batas
administratif sebagai berikut:
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Demak
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Semarang
Sebelah Barat : Berbatasan denagn Kabupaten Kendal
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa
Gambar 3.41: Peta BWK II Kota Semarang
Sumber: Perda No.14 Tahun 2011
151
Ruang lingkup mikro rencana ini adalah BWK II Kota
Semarang, dengan luas wilayah Kecamatan Gajahmungkur
adalah 765,004 Ha, dan luas wilayah Candisari adalah 555,512
Ha, dengan batas-batas wilayah administrative sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kecamatan Tembalang
Sebelah Selatan : Kecamatan Semarang Barat dan Ngaliyan
Sebelah Barat : Kecamatan Banyumanik dan Gunungpati
Sebelah Utara : Kecamatan Semarang Selatan
Potensi BWK II :
Berada di Semarang bagian atas, kemungkinan terjadi banjir
sangat kecil dan memiliki view yang bagus.
Fasilitas Umum yang terdapat di BWK 2 sudah cukup memadai
Lokasi yang strategis berada dekat dengan pusat kota
Pada BWK 2 sudah banyak dilewati kendaraan umum
Kendala BWK II :
Pada jam-jam tertentu terdapat beberapa titik rawan kemacetan.
Alternatif Lokasi : BWK III ( Area Semarang Barat dan
Semarang Utara )
Gambar 3.42: Peta BWK III Kota Semarang
Sumber: Perda No.14 Tahun 2011
152
Ruang lingkup mikro rencana ini adalah BWK III Kota Semarang,
berada diarea Semarang Barat dan Semarang Utara dengan
luas wilayah 3.361,97 Ha. Kecamatan Semarang Utara memiliki
9 Kelurahan, sedangkan kecamatan Semarang Barat memiliki 16
kelurahan. Dengan batas-batas wilayah administrative sebagai
berikut:
Sebelah Timur : Semarang Timur
Sebelah Selatan : Kecamatan Gajahmungkur
Sebelah Barat : Kecamatan Tugu dan Kecamatan Ngaliyan
Sebelah Utara : Laut Jawa
BWK III memiliki jumlah penduduk sebesar 287.836 jiwa dan
sebagian penduduk bekerja pada sektor jawa. Secara topografi
wilayah BWK III cenderung datar, dengan kemiringan lereng
berkisar 0-2% hingga 25-40% (curam). Sehingga pemanfaatan
Lahan Beragam, diantaranya permukiman, perdagangan dan
industri, hingga pertambangan.
Dengan kondisi geografis nya yang beragam, BWK III sangat
produktif untuk dikembangkan. Namun, BWK III juga memiliki
ancaman bencana yaitu amblesan tanah dan banjir rob.
153
Potensi :
Memiliki empat mode transportasi
Terdapat pelabuhan berskala intenasional
Terdapat banyak sumber daya
Terdapat beberapa tempat wisata yang bisa dikembangkan
Dilewati jalur pantura
Penduduk usia kerja tinggi
Pasar Industri UMKM
Kendala :
Banjir rob disebabkan tinggi daratan dan permukaan laut sama
Pencemaran lingkungan oleh limbah rumah tangga dan limbah
industri lokal
Polusi udara yang disebabkan gas buang dari pabrik dan
kendaraan bermotor
Sistem drainase yang tidak berfungsi secara optimal
154
Kriteria Penilaian
Kriteria Bobot BWK II BWK III
Kawasan dekat dengan
pusat kota
30 25 27
Tidak sulit untuk
dijangkau
20 20 20
Terdapat View bagus
pada area tapak
20 20 15
Kawasan dilewati rute
transportasi umum
10 10 10
Lingkungan yang asri dan
nyaman disekitar tapak
10 10 8
Lokasi berada dikawasan
berbukit
10 8 5
Total 100 93 85
Setelah meninjau beberapa alternatif pemilihan lokasi tapak termasuk
menganalisis kendala didalamnya dan potensi yang dihasilkan, dapat
disimpulkan kriteria lokasi yang sesuai untuk lahan proyek Galeri dan
Studio Seni Lukis di Semarang adalah BWK II.
Tabel 3. 11 Kriteria Penilaian Tapak Sumber : Analisis Pribadi,2017
155
3.3.2 Analisa Pemilihan Tapak
Kriteria pemilihan lokasi Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang
antara lain;
Tapak dekat dengan pusat kota dan mmudah dijangkau
Mempunyai view yang tidak terhalang
Dapat diakses dengan transportasi umum
Jaringan utilitas sudah memadai
a. Tapak
a.1 Alternaif Tapak 1
Terletak di Jalan Singotoro Raya, Candisari dengan batas :
Utara : Jalan Singotoro Raya
Timur : Rumah Kosong
Selatan : Jalan Karanganyar Gn
Barat : Jalan Dr. Wahidin
Memiliki kemiringan Lahan
Terdapat view yang indah mengenai Semarang bawah
Dilewati transportasi umum
Terdapat sedikit kontur di dalam tapak
Area tapak berada dipinggir jalan, sehingga bagian tapak
yang menghadap jalan raya sering kali ramai terutama
pada sore hari.
156
Gambar 3.43 Tampak atas site
Sumber : google earth, peta cad semarang 2010
157
a.2 Alternaif Tapak 2
Terletak di Jalan Sisingamangaraja, Gajah Mungkur, dengan batas:
Utara : Perumahan Warga
Timur : Cafe dan Kantor Pos
Selatan : Jalan Sisingamangaraja
Barat : Restoran makan S2
Memiliki Kemiringan Lahan
Dekat dengan prasarana umum seperti hotel, kantor pos,
dan bank
Pada area tapak terdapat banyak kontur
Dikelilingi oleh permukiman warga dan area resto makan
Dilewati transportasi umum
158
Gambar 3.44 Tampak atas site
Sumber : google earth, peta cad semarang 2010
159
b. Kriteria Pemilihan Tapak
Analisa pemilihan tapak ditunjukkan dengan tabel 3.36 :
Kriteria Tapak 1 Tapak 2
View tidak
terhalang
Dekat dengan jalan raya
dan memiliki view indah
yang menampilkan area
semarang bawah
Terhalang oleh
bangunan
disekeliling
termasuk hotel
dan perkantoran
Dekat dengan
pusat kota
Jalan besar dr. Wahidin
sering dilalui transportasi
umum menuju kota / dari
arah kota
Mudah diakses
dari arah
manapun karena
kondisi jalan tidak
terlalu curam.
Mudah diakses
oleh kendaraan
umum
Tapak berada
diseberang jalan raya,
dan juga jalan singotoro
disekitar area, sehingga
pengunjung dan
kendaraan yang lewat
akan memiliki
aksesibilitas yang mudah
Jalan
Sisingamangaraja
banyak dilalui
oleh pengunjung
namun jalan
tersebut bukan
jalan utama
karena letak nya
yang tergolong
masuk pada area
permukiman
warga.
Lingkungan yang
asri dan nyaman di
sekitar tapak
Pada bagian belakang
lahan dan arah utara
dikelilingi oleh pe
pohonan
Kondisi lahan
tapak dikelilingi
oleh perumahan
warga dan
bangunan
perdaganan
berupa area
makan
Tabel 3. 12 Tabel Analisa Pemilihan Tapak Sumber: Analisis Pribadi , 2017
160
c. Pemilihan Tapak Analisa pemilihan tapak ditunjukkan dengan tabel 3.13:
Tapak terpilih
Berdasarkan hasil penilaian kriteria pemilihan diatas terpilih lah
tapak alternatif 1 jl. Singotoro, Candisari. Lokasi cukup tenang dengan
view area Semarang bawah menjadi potensi dan daya tarik tersendiri.
Kemudian akses yang sering dilalui dan mudah dijangkau kendaraan
umum, termasuk prasarana yang sudah memadai.
Analisis SWOT Tapak Terpilih
e.1 Strenght
Iklim mikro yang sejuk pada area tapak dikarenakan kondisinya
yang berada di area atas Kota.
Diarea sekitar utilitas sudah memadai termasuk transportasi
yang dapat mengakses.
Bagi kendaraan umum dan pribadi tidak ada kendala dalam
mencapai lokasi tapak
Kriteria Bobot Tapak 1 Tapak 2
View tidak terhalang
30 30 25
Dekat dengan pusat kota
20 15 15
Pencapaian transportasi umum
20 17 15
Lingkungan yang asri dan nyaman disekitar tapak
30
25 20
TOTAL 87 75
Tabel 3. 13 Tabel Pemilihan Tapak Sumber: Analisis Pribadi, 2017
161
Terdapat banyak vegetasi, hutan, dan lahan kosong yang
terjaga sehingga memberi kesan asri pada area sekitar tapak
e.2 Strenght
Jarak lokasi tapak dekat dengan pusat Kota Semarang
Dikelilingi oleh vegetasi yang bervariasi pada permukiman
warga sekitar dan beberapa area yang berupa lahan kosong
Berdasarkan peraturan daerah syarat membangun memiliki
ketentuan dengan KDB paling besar sebanyak 60 % dari luas
lahan.
e.3 Opportunity
Lokasi tapak sesuai dengan kriteria fungsi bangunan Galeri dan
Studio Seni Lukis di Semarang.
e.4 Threat
Banyaknya vegetasi yang ada , dan berfungsi sebagai area
resapan air hujan