bab iii analisa pendekatan arsitekturrepository.unika.ac.id/15407/4/13.11.0031 ltp grace...
TRANSCRIPT
69
BAB III
ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR
3. v
3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1. Studi Aktivitas
3.1.1.1. Pengelompokkan Kegiatan
Pada kegiatan yang terdapat pada Pusat Pengembangan
Batik terbagi menjadi 3 kegiatan, yaitu kegiatan utama, kegiatan
pendukung, dan kegiatan pengelola. Pada kegiatan utama terdapat
kegiatan pelatihan membatik, pameran sejarah dan galeri batik.
Pada kegiatan pendukung terdapat kegiatan pusat perbelanjaan,
kuliner, dan live event. Sedangkan pada kegiatan penunjang
berupa kegiatan pengelola dan servis bangunan.
70
Studi Aktifitas Kegiatan Utama Kategorisasi
Kegiatan Pola Kegiatan Pelaku Fasilitas
Sifat Kegiatan
Riset dan Pengembangan
Motif Batik
Mengembangkan inovasi motif asli batik Lasem Karyawan
R. Riset Pengembangan Motif
Privat
Meneliti kadar pencampuran zat pewarna R. Riset Zat Pewarna Privat
Produksi dan Pelatihan Membatik
Mendaftar program pelatihan
Peserta pelatihan
R. Informasi Publik
Membayar program pelatihan Area loket Publik
Menyimpan barang bawaan R. Loker Semi Publik
Menunggu jadwal pelatihan Lounge Publik
Mendengarkan pengarahan R. Serbaguna Semi Publik
Meloyor kain R. Pencucian Semi Publik
Menjemur kain R. Penjemuran Semi Publik
Memberi kanji pada kain R. Pencucian Semi Publik
Mengemplong kain R. Penjemuran Semi Publik
Menggambar pola batik R. Gambar Semi Publik
Memola R. Canting Semi Publik
Nglrengkreng R. Canting Semi Publik
Isen - isen R. Canting Semi Publik
Nerusi R. Canting Semi Publik
Nembok R. Canting Semi Publik
Pencampuran dan pembuatan zat pewarna R. Pewarnaan Semi Publik
Pewarnaan pada kain R. Pewarnaan Semi Publik
Pelorodan kain R. Pelorodan Semi Publik
Mencuci kain R. Pencucian Semi Publik
Tabel 2. Studi Aktifitas Kegiatan Utama.
71
Kategorisasi Kegiatan
Pola Kegiatan Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Produksi dan Pelatihan Membatik
Mengeringkan kain Peserta
pelatihan
R. Pengeringan Semi Publik
Menyetrika kain R. Pengemasan Semi Publik
Mengemas kain R. Pengemasan Semi Publik
Melayani administrasi pendaftaran program
Karyawan
R. Informasi Publik
Melayani transaksi pendaftaran program Area loket Publik
Melakukan briefing R. Karyawan Privat
Memberi pengarahan pelatihan R. Serbaguna Semi Publik
Menerima pengiriman bahan baku Loading Dock Servis
Mengecek bahan baku Gudang Bahan Servis
Menyimpan bahan baku Gudang Bahan Servis
Mengecek bahan pewarna Gudang Pewarna Servis
Menyimpan bahan pewarna Gudang Pewarna Servis
Memotong kain Gudang Bahan Servis
Meloyor kain R. Pencucian Semi Publik
Menjemur kain R. Penjemuran Semi Publik
Memberi kanji pada kain R. Pencucian Semi Publik
Mengemplong kain R. Penjemuran Semi Publik
Menggambar pola batik R. Gambar Semi Publik
Memola R. Canting Semi Publik
Nglrengkreng R. Canting Semi Publik
Isen - isen R. Canting Semi Publik
Nerusi R. Canting Semi Publik
Nembok R. Canting Semi Publik
Kategorisasi Pola Kegiatan Pelaku Fasilitas Sifat
72
Kegiatan Kegiatan
Produksi dan Pelatihan Membatik
Pencampuran dan pembuatan zat pewarna
Karyawan
R. Pewarnaan Semi Publik
Pewarnaan pada kain R. Pewarnaan Semi Publik
Pelorodan kain R. Pelorodan Semi Publik
Mencuci kain R. Pencucian Semi Publik
Mengeringkan kain R. Pengeringan Semi Publik
Menyetrika kain R. Pengemasan Semi Publik
Mengemas kain R. Pengemasan Semi Publik
Menyimpan kain batik Gudang stok Servis
Mengirim kain Loading Dock Servis
Seminar
Menunggu jadwal seminar Peserta seminar
Lounge Publik
Daftar ulang seminar R. Informasi Publik
Mendengarkan seminar R. Serbaguna Semi Publik
Melayani daftar ulang seminar Karyawan
R. Informasi Publik
Mengecek sound system R. Kontrol suara Privat
Memberikan materi seminar Pembicara R. Serbaguna Semi Publik
Pameran galeri batik
Membeli tiket masuk Pengunjung (anak, remaja,
dewasa)
Area loket Publik
Melihat galeri batik Galeri Publik
Berfoto Galeri Publik
Melayani pembelian tiket masuk Karyawan
Area loket Publik
Menata display galeri Galeri Publik
Sumber : Analisis Pribadi, 2017.
73
Studi Aktifitas Kegiatan Pendukung Kategorisasi
Kegiatan Pola Kegiatan Pelaku Fasilitas
Sifat Kegiatan
Pusat perbelanjaan batik
Melihat-lihat display produk
Pengunjung (anak, remaja,
dewasa)
R. Display Publik
Mencoba pakaian R. Ganti Privat
Membeli pakaian Kasir Publik
Istirahat Lounge Publik
Mengambil uang ATM centre Publik
Menata display produk
Karyawan
R. Display Publik
Mengecek stok produk Gudang stok Servis
Melayani pembayaran Kasir Publik
Kuliner
Mengambil uang
Pengunjung (anak, remaja,
dewasa)
ATM centre Publik
Memesan makanan Counter Publik
Membayar makanan Kasir Publik
Mencuci tangan R. Cuci tangan Servis
Makan & minum R. makan Publik
Mencatat pesanan
Karyawan tenant
Counter Publik
Melayani pembayaran Kasir Publik
Mengantar makanan R. Makan Publik
Membersihkan meja R. Makan Publik
Tabel 3. Studi Aktifitas Kegiatan Pendukung.
74
Kategorisasi Kegiatan
Pola Kegiatan Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Kuliner
Mencuci piring Karyawan
tenant Dapur Servis
Mengecek stok bahan Gudang tenant Servis
Memasak Koki Dapur Servis
Menonton pertunjukkan
Ruang Luar
Duduk Pengunjung (anak, remaja,
dewasa)
Open space
Publik Berfoto R. Bermain outdoor
Bermain
Sumber : Analisis Pribadi, 2017.
75
Studi Aktifitas Kegiatan Pengelola Kategorisasi
Kegiatan Pola Kegiatan Pelaku Fasilitas
Sifat Kegiatan
Direksi & manajemen
Menerima tamu
Pemilik/ Direktur
R. Tamu Privat
Bekerja R. Direktur Privat
Mengatur manajer
Rapat besar R. Rapat Privat
Istirahat Foodcourt area Publik
Menerima tamu
Manajer
R. Tamu Privat
Bekerja R. Manajer Privat
Mengatur staf
Rapat R. Rapat Privat
Istirahat Foodcourt area Publik
Sekretariat
Menerima tamu
Sekretaris
R. Tamu Privat
Membuat laporan
R. Sekretaris Privat
Mengatur jadwal
Menyimpan berkas
Menerima & mengirim surat
Mengatur jadwal rapat
Rapat R. Rapat Privat
Istirahat Foodcourt area Publik
Tabel 4. Studi Aktifitas Kegiatan Pengelola.
76
Kategorisasi Kegiatan
Pola Kegiatan Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Keuangan
Membuat laporan keuangan
Staf keuangan
R. Bendahara Privat Menyimpan berkas
Mengolah data masuk dan keluar
Rapat R. Rapat Privat
Istirahat Foodcourt area Publik
Administrasi & personalia
Membuat data laporan
Staf administrasi
dan personalia
R. Admin Privat Menyimpan berkas
Mengolah data masuk dan keluar
Rapat R. Rapat Privat
Istirahat Foodcourt area Publik
Publikasi
Menerima tamu
Staff humas, staff publikasi
R. Tamu Privat
Mengatur hubungan kerjasama keluar R. Staf humas & publikasi
Privat Mengolah data masuk dan keluar
Menyimpan berkas
Istirahat Foodcourt area Publik
Sumber : Analisis Pribadi, 2017.
77
Studi Aktifitas Kegiatan Servis Kategorisasi
Kegiatan Pola Kegiatan Pelaku Fasilitas
Sifat Kegiatan
Operasional bangunan
Membersihkan seluruh area Staf kebersihan Janitor
Servis
Pengecekan kebersihan
Pengecekan, perawatan, dan perbaikan sarpras
Staf sarpras R. Staf sarpras
Pengecekan, perawatan, dan perbaikan saluran pemipaan
Teknisi plumbing R. Teknisi
Pengecekan, perawatan dan perbaikan ME Teknisi ME
Sistem keamanan
Pengecekan kendaraan masuk dan keluar
Security
Loket parkir
Servis Penjagaan pos Pos keamanan
Pengecekan keamanan area Seluruh area
Pengecekan kamera pengawas R. CCTV
Ibadah Wudhu Pengelola,
pengunjung
R. Wudhu Servis
Sholat R. Sholat
Sanitasi Cuci tangan Pengelola,
pengunjung
R. Cuci tangan Servis
BAB/BAK Toilet
Tabel 5. Studi Aktifitas Kegiatan Servis.
Sumber : Analisis Pribadi, 2017.
78
3.1.1.2. Pola Aktivitas
• Pola Aktivitas Pengelola
• Pola Aktivitas Pengunjung
Gambar 35. Diagram Pola Aktifitas Pengunjung. Sumber : Analisis Pribadi, 2017.
Gambar 34. Diagram Pola Aktifitas Pengelola. Sumber : Analisis Pribadi, 2017.
Datang
Parkir
Absensi
Absensi
Pulang
- Menerima tamu- Bekerja- Rapat - Produksi batik- Riset & Pengembangan- Pelatihan membatik
- Istirahat- Ibadah- BAB/BAK
79
3.1.1.3. Waktu Operasional Bangunan
Di bawah ini merupakan waktu operasional pada tiap
kategori kegiatan dalam jangka waktu 7 hari.
Fasilitas Kegiatan Waktu Operasional
R. Informasi Pelayanan informasi Senin - Minggu 09.00 - 21.00
Loket Melayani pembayaran tiket
Senin - Minggu 09.00 - 17.00
Lobby Area tunggu Senin - Minggu 09.00 - 21.00
R. Loker Penyimpanan barang bawaan peserta pelatihan
Senin - Minggu 09.00 - 18.00
Riset Penelitian & Pengembangan
Riset Pengembangan motif batik Lasem
Senin – Jumat 09.00 - 17.00
Riset Penelitian zat pewarna
Senin – Jumat 09.00 - 17.00
Produksi dan Pelatihan Membatik
Produksi dan pelatihan membatik
Senin - Minggu 10.00 - 17.00
R. Galeri Area pameran sejarah batik dan produk batik Lasem
Senin - Minggu 09.00 - 20.30
Toko Batik Penjualan produk batik Senin - Minggu 09.00 - 21.00
Foodcourt area Penjualan makanan dan minuman
Senin - Minggu 09.00 - 21.00
Kantor Pengelola
Direksi dan manajer Senin - Jumat 09.00 - 17.00
Karyawan Senin - Sabtu 08.00 - 17.00
Operator Senin - Minggu 08.00 - 15.00
15.00 - 22.00
Security Pengawasan keamanan dan ketertiban
Senin - Minggu
06.00 - 14.00
14.00 - 22.00
22.00 - 06.00
Area Parkir Memarkirkan kendaraan roda 2, roda 4, dan bus
Senin - Minggu 08.00 - 21.30
Sumber : Analisis pribadi, Januari 2017.
Tabel 6. Waktu Operasional Bangunan.
80
3.1.1.4. Jadwal Acara Tahunan
Waktu Nama Event
Januari - Mei Program pelatihan batik 4
periode
Juni Lasem Batik Carnival
Juli - September Program pelatihan batik 3
periode
Oktober Festival Lasem
November - Desember Program pelatihan batik 2
periode
Pada Pusat Pengembangan Batik terdapat beberapa jadwal
rutin yang diadakan dalam periode 1 tahun. Pelatihan membatik
selama 1 periode berlangsung selama 1 bulan. Kegiatan yang
dilakukan dalam pelatihan membatik yaitu 1 minggu penggambaran
motif, 3 minggu pencantingan, dan 1 minggu pewarnaan,
pengeringan, dan pengemasan. Selama kegiatan Lasem Batik
Carnival dan Festival Lasem yang diadakan pada bulan Juni dan
Oktober berlangsung, tidak ada kegiatan program pelatihan
membatik. Sedangkan untuk kegiatan produksi batik, pameran
galeri, pusat perbelanjaan, dan kuliner tetap berlangsung.
Tabel 7. Jadwal Acara Tahunan Pusat Pengembangan Batik Lasem.
Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
81
3.1.2. Studi Fasilitas
3.1.2.1. Pendekatan Kebutuhan Ruang
Pelaku Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Pengunjung pelatihan (anak, remaja, dewasa)
Datang Way in Publik Outdoor
Drop - off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Menunggu Area duduk Publik Indoor/outdoor
Mencari informasi R. Informasi Publik Indoor
Melihat jadwal pelatihan membatik Lobby Publik Indoor
Pendaftaran pelatihan membatik R. Informasi Publik Indoor
Membeli tiket Loket Publik Indoor
Menyimpan barang bawaan R. Loker Servis Indoor
Menerima pengarahan pelatihan R. Serbaguna Publik Indoor
Meloyor kain R. Pencucian Publik Indoor/outdoor
Menjemur kain R. Pengeringan Publik Outdoor
Memberi kanji pada kain R. Pencucian Semi Publik Indoor/outdoor
Mengmplong kain R. Pengeringan Semi Publik Indoor/outdoor
Menggambar pola batik R. Gambar Semi Publik Indoor
Memola R. Canting Semi Publik Indoor/outdoor
Nglengkreng R. Canting Semi Publik Indoor/outdoor
Isen - isen R. Canting Semi Publik Indoor/outdoor
Nerusi R. Canting Semi Publik Indoor/outdoor
Tabel 8. Studi Fasilitas Pendekatan Kebutuhan Ruang.
82
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Nembok R. Canting Semi Publik Indoor/outdoor
Pencampuran dan pembuatan zat pewarna
R. Pewarnaan Semi Publik Indoor/outdoor
Pewarnaan pada kain R. Pewarnaan Semi Publik Indoor/outdoor
Pelorodan kain R. Pelorodan Semi Publik Indoor/outdoor
Mencuci kain R. Pencucian Semi Publik Indoor/outdoor
Mengeringkan kain R. Pengeringan Semi Publik Indoor
Menyetrika kain R. Pengemasan Semi Publik Indoor
Mengemas kain R. Pengemasan Semi Publik Indoor
Melihat pameran batik Galeri Semi Publik Indoor
Melihat display produk batik R. Display Semi Publik Indoor
Mencoba pakaian/produk R. Ganti Servis Indoor
Membayar pakaian/produk Kasir Publik Indoor
Mendaftar ulang seminar R. Informasi Publik Indoor
Mengikuti seminar R. Serbaguna Semi Publik Indoor
Memesan makanan/minuman Counter foodcourt Publik Indoor
Mencuci tangan R. Cuci tangan Servis Indoor
Makan/minum Area makan Publik Indoor/outdoor
Duduk Lounge Publik Indoor/outdoor
Berfoto, bermain Area open space Publik Outdoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
83
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Pengunjung umum (anak, remaja,
dewasa)
Datang Way in Publik Outdoor
Drop - off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Menunggu Area duduk Publik Indoor/outdoor
Mencari informasi R. Informasi Publik Indoor
Melihat pameran batik R. Galeri Publik Indoor
Melihat display produk batik R. Display Publik Indoor
Mencoba pakaian/produk R. Ganti Servis Indoor
Membayar pakaian/produk Kasir Publik Indoor
Menonton pertunjukkan Area panggun hiburan Publik Indoor
Memesan makanan/minuman Counter foodcourt Publik Indoor
Mencuci tangan R. Cuci tangan Servis Indoor
Makan/minum Area makan Publik Indoor/outdoor
Duduk Lounge Publik Indoor/outdoor
Berfoto, bermain Area open space Publik Outdoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Direktur
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Menerima tamu R. Tamu Semi publik Indoor
Bekerja R. Direktur Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
84
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Makan/minum Foodcourt area Semi publik Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Sekretaris
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Bekerja R. Sekretaris Privat Indoor
Menyimpan arsip R. Arsip Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Manajer Accounting &
Admin
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Menerima tamu R. Tamu Publik Indoor
Bekerja R. Manajer Privat Indoor
Mengatur staff R. Staf accounting & admin Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Direktur Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
85
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Manajer Marketing
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Menerima tamu R. Tamu Publik Indoor
Bekerja R. Manajer Privat Indoor
Mengatur staff R. Staff humas & publikasi Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Direktur Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Manajer Kepegawaian &
Umum
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Menerima tamu R. Tamu Publik Indoor
Bekerja R. Manajer Privat Indoor
86
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Mengatur staff
Janitor Privat Indoor
R. Staff sarpras Privat Indoor
R. Teknisi Privat Indoor
R. Kepala Keamanan Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Direktur Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Manajer Produksi
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Menerima tamu R. Tamu Publik Indoor
Bekerja R. Manajer Privat Indoor
Mengecek produksi Area produksi Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Direktur Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Kepala Keamanan Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
87
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Menerima tamu R. Tamu Publik Indoor
Bekerja R. Kepala keamanan Privat Indoor
Mengatur staff Pos keamanan Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Manajer Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Staf Keuangan
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Bekerja R. Staf Keuangan Privat Indoor
Menyimpan arsip R. Arsip Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Manajer Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Staf Administrasi & Datang Way in Publik Outdoor
88
Personalia Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Bekerja R. Staf administrasi & personalia
Privat Indoor
Menyimpan arsip R. Arsip Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Manajer Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Staf Humas & Publikasi
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Bekerja R. Staf humas & personalia
Privat Indoor
Menyimpan arsip R. Arsip Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Manajer Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
89
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Pulang Way out Publik Outdoor
Staf Sarpras
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Bekerja R. Sarpras Privat Indoor
Menyimpan arsip R. Arsip Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Manajer Privat Indoor
Rapat R. Rapat Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Staf Kebersihan
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Menyimpan barang R. Loker karyawan Privat Indoor
Bekerja Seluruh area Privat Indoor/outdoor
Pembuangan sampah R. Limbah Privat Indoor
Menyimpan alat kebersihan Janitor Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Staf sarpras Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
90
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Teknisi Plumbing
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Bekerja R. Teknisi Privat Indoor
Pengecekan sistem pemipaan R. Pompa Privat Indoor
Pengecekan saluran IPAL R. Limbah Privat Indoor
Menyimpan peralatan teknisi Gudang peralatan Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Staf sarpras Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Teknisi MEE
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Bekerja R. Teknisi Privat Indoor
Pengecekan sistem Mekanikal R. MEE Privat Indoor
Pengecekan sistem generator R. Genset Privat Indoor
Pengecekan sistem pendinginan ruangan
R. Chiller Privat Indoor
R. AHU Privat Indoor
91
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Menyimpan peralatan teknisi Gudang peralatan Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Staf sarpras Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Staf Keamanan
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Pos keamanan Publik Indoor
Bekerja Pos keamanan Privat Indoor
Pengecekan keamanan area Seluruh area Privat Indoor
Pengecekan sistem kamera pengawas
R. CCTV Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Kepala keamanan Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Operator
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi R. Resepsionis Publik Indoor
Menyimpan barang R. Loker karyawan Privat Indoor
92
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Bekerja Seluruh area Privat Indoor
Pengecekan sistem kamera pengawas R. CCTV Privat Indoor
Memberikan laporan pekerjaan R. Staf administrasi & personalia
Privat Indoor
Mengecek sound system r. serbaguna R. Kontrol suara Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Foodcourt Tenant
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Memasak Dapur Publik Indoor
Melayani pemesanan Counter foodcourt Privat Indoor
Membersihkan piring Dapur Privat Indoor
Loading barang Loading dock Servis Indoor/outdoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Karyawan Penelitian &
Produksi
Datang Way in Publik Outdoor
Drop-off Area drop-off Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Menyimpan barang R. Loker Karyawan Servis Indoor
93
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Inovasi pengembangan motif batik R. Riset Penelitian Motif Privat Indoor
Riset penelitian zat pewarna R. Riset Zat Pewarna Privat Indoor
Memberi pengarahan pelatihan R. Serbaguna Semi Publik Indoor
Menerima pengiriman bahan baku Loading Dock Servis Indoor/outdoor
Mengecek bahan baku Gudang Bahan Servis Indoor
Menyimpan bahan baku Gudang Bahan Servis Indoor
Mengecek bahan pewarna Gudang Pewarna Servis Indoor
Menyimpan bahan pewarna Gudang Pewarna Servis Indoor
Memotong kain Gudang Bahan Servis Indoor
Meloyor kain R. Pencucian Semi Publik Indoor/outdoor
Menjemur kain R. Pengeringan Semi Publik Outdoor
Memberi kanji pada kain R. Pencucian Semi Publik Indoor/outdoor
Mengemplong kain R. Pengeringan Semi Publik Indoor/outdoor
Menggambar pola batik R. Gambar Semi Publik Indoor
Memola R. Canting Semi Publik Indoor/outdoor
Nglrengkreng R. Canting Semi Publik Indoor/outdoor
Isen - isen R. Canting Semi Publik Indoor/outdoor
Nerusi R. Canting Semi Publik Indoor/outdoor
Nembok R. Canting Semi Publik Indoor/outdoor
Pencampuran dan pembuatan zat pewarna
R. Pewarnaan Semi Publik Indoor/outdoor
Pewarnaan pada kain R. Pewarnaan Semi Publik Indoor/outdoor
Pelorodan kain R. Pelorodan Semi Publik Indoor/outdoor
Mencuci kain R. Pencucian Semi Publik Indoor/outdoor
94
Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang
Mengeringkan kain R. Pengeringan Semi Publik Indoor
Menyetrika kain R. Pengemasan Semi Publik Indoor
Mengemas kain R. Pengemasan Semi Publik Indoor
Menyimpan kain batik Gudang stok Servis Indoor
Mengirim kain Loading Dock Servis Indoor/outdoor
Mengembangkan motif batik R. Studio Pengembangan Privat Indoor
Istirahat R. Karyawan Privat Indoor
Makan/minum Foodcourt area Privat Indoor
Ibadah Mushola Servis Indoor
BAB/BAK Toilet Servis Indoor
Pulang Way out Publik Outdoor
Sumber : Analisis pribadi. Januari 2017.
95
Berdasarkan analisis pada tabel studi aktivitas dan studi fasilitas, dapat
disimpulkan bahwa bangunan Pusat Pengembangan Batik membutuhkan
ruang-ruang sebagai berikut :
1 Entrance gate 21 Gudang pewarna 41 R. Karyawan
2 Exit gate 22 Gudang stok 42 R. Teknisi
3 Area parkir 23 Galeri 43 R. Kepala Keamanan
4 Area drop-off 24 R. Display 44 Janitor
5 R. Informasi 25 R. Ganti 45 Pos keamanan
6 Lobby 26 Kasir 46 R. Loker karyawan
7 Lounge 27 Counter foodcourt 47 R. Pompa
8 Area loket 28 Area makan 48 R. Limbah
9 R. Loker 29 R. Cuci tangan 49 R. MEE
10 R. Serbaguna 30 R. Tamu 50 R. Genset
11 R. Kontrol suara 31 R. Direktur 51 R. Chiller
12 R. Riset Pengembangan Motif
32 R. Rapat 52 R. AHU
13 R. Riset Zat Pewarna
33 R. Resepsionis 53 R. CCTV
14 R. Gambar 34 R. Sekretaris 54 Gudang
15 R. Pencucian 35 R. Arsip 55 Dapur
16 R. Canting 36 R. Manajer 56 Mushola
17 R. Pewarnaan 37 R. Bendahara 57 Toilet
18 R. Pelorodan 38 R. Staf administrasi & personalia
58 Pantry
19 R. Pengeringan 39 R. Staf humas & publikasi
59 Area loading dock
20 Gudang bahan baku
40 R. Staf sarpras 60 Open space
61 ATM centre
Sumber : Analisis pribadi. Januari 2017.
Tabel 9. Jenis Ruang Pusat Pengembangan Batik.
96
3.1.2.2. Pola Hubungan Ruang
• Pola Hubungan Ruang Makro
• Pola Hubungan Ruang Mikro
Gambar 37. Diagram Pola Hubungan Ruang Pengembangan, Produksi dan
Pelatihan Batik. Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
Area loket
Lobby LoungeR. Informasi
Janitor
Toilet
R. Pencucian
R. PengeringanR. Pompa
R. Limbah
R. Gambar
R. Canting
R. Pewarnaan
R. Pelorodan
R. Pengemasan Gudang bahanbaku
Gudang
pewarnaanGudang stok
Area loading dock
R. Karyawan
R. Lokerkaryawan
Entrance
R. StudioPengembangan
Gambar 36. Diagram Pola Hubungan Ruang Makro.
Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
Exit Gate
Area Parkir Area drop-off
Area ruangluar
Lobby Area Pengelola
Area KegiatanPendukung
Area KegiatanPendukung
Area kegiatanutama
Area servis
Entrance Gate
97
Gambar 38. Diagram Pola Hubungan Ruang Galeri.
Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
Area loket
Lobby LoungeR. Informasi
GaleriGudang
Area loading dock
Janitor
Toilet
Mushola
R. MEE
R. AHU
R. Chiller
Entrance
Gambar 39. Diagram Pola Hubungan Ruang Seminar.
Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
R. Serbaguna
Lobby LoungeR. Informasi
R. Kontrol suara
Janitor
Toilet
Mushola
R. MEE
R. AHU
R. Chiller
Gudang
Entrance
98
Gambar 40. Diagram Pola Hubungan Ruang Pusat Perbelanjaan.
Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
R. Display
Lobby LoungeR. Informasi
GudangArea loading dockR. Ganti
KasirJanitor
Toilet
Mushola
R. MEE
R. AHU
R. Chiller
Entrance
Gambar 41. Diagram Pola Hubungan Ruang Foodcourt.
Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
Area Makan
Lobby LoungeR. Informasi
Counter Foodcourt
DapurArea loading dock
ATM center
Janitor
Toilet
Mushola
R. MEE
R. AHU
R. Chiller
Entrance
99
Gambar 43. Diagram Pola Hubungan Ruang Pengelola.
Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
Entrance
R. Resepsionis R. Tamu
R. Staf admin& personalia
R. Staf humas &publikasi
R. Staf sarpras
R. Rapat
R. Manajer R. Bendahara
R. Sekretaris
R. Direktur
R. Arsip
MEE
Gambar 42. Diagram Pola Hubungan Ruang Penelitian & Pengembangan.
Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
Lobby
Janitor
Toilet
R. Pencucian
R. PengeringanR. Pompa
R. Limbah
R. Gambar
R. Canting
R. Pewarnaan
R. Pelorodan
R. Pengemasan Gudang bahanbaku
Gudang
pewarnaanGudang stok
Area loading dock
R. Karyawan
R. Loker
karyawan
Entrance
R. RisetPengembangan
Batik
R. RisetZat Pewarna
100
Gambar 44. Diagram Pola Hubungan Ruang Penerimaan.
Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
Gambar 45. Diagram Pola Hubungan Ruang Luar.
Sumber : Analisis pribadi. Februari 2017.
Entrance GateExit Gate
Area Parkir Area drop-off
LobbyLounge
R. Informasi
Janitor
Toilet
Mushola
R. MEE
R. AHU
R. Chiller
R. CCTV
Area loading dockPos keamananR. Kepalakeamanan
Entrance
Area Parkir Area drop-off
Area loading dock
Open Space
101
3.1.2.3. Persyaratan Ruang
No. NAMA RUANG
ASPEK
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan Pernafasan Penglihatan Pergerakan
Sta
bil
Ten
an
g
Ala
mi
Bu
ata
n
Ala
mi
Bu
ata
n
Keb
aka
ran
Seku
rita
s
Rad
iasi
Kele
mb
ab
an
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
1 Entrance gate • • • • • • • • •
2 Exit gate • • • • • • • • •
3 Area parkir • • • • • • • • • 4 Area drop-off • • • • • • • •
5 R. Informasi • • • • • • • •
6 Lobby • • • • • • • •
7 Lounge • • • • • • • •
8 Area loket • • • • • • • •
9 R. Loker • • • • • • • •
10 R. Serbaguna • • • • • • • • •
Tabel 10. Persyaratan Bangunan.
102
No. NAMA RUANG
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan Pernafasan Penglihatan Pergerakan
Sta
bil
Ten
an
g
Ala
mi
Bu
ata
n
Ala
mi
Bu
ata
n
Keb
aka
ran
Seku
rita
s
Rad
iasi
Kele
mb
ab
an
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
11 R. Kontrol suara • • • • • • • •
12 R. Riset Pengembangan Batik
• • • • • • • • •
13 R. Riset Zat Pewarna • • • • • • • • •
14 R. Gambar • • • • • • • •
15 R. Pencucian • • • • • • • • 16 R. Canting • • • • • • • • • 17 R. Pewarnaan • • • • • • • • • • 18 R. Pelorodan • • • • • • • • • •
19 R. Pengeringan • • • • • • • •
20 Gudang bahan baku
• • • • • • •
103
No. NAMA RUANG
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan Pernafasan Penglihatan Pergerakan
Sta
bil
Ten
an
g
Ala
mi
Bu
ata
n
Ala
mi
Bu
ata
n
Keb
aka
ran
Seku
rita
s
Rad
iasi
Kele
mb
ab
an
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
21 Gudang pewarna
• • • • • • •
22 Gudang stok • • • • • • •
23 Galeri • • • • • • • • 24 R. Display • • • • • • • •
25 R. Ganti • • • • • •
26 Kasir • • • • • • • •
27 Counter foodcourt
• • • • • • •
28 Area makan • • • • • • • •
29 R. Cuci tangan • • • • • • • 30 R. Tamu • • • • • • •
31 R. Direktur • • • • • • • •
104
No. NAMA RUANG
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan Pernafasan Penglihatan Pergerakan
Sta
bil
Ten
an
g
Ala
mi
Bu
ata
n
Ala
mi
Bu
ata
n
Keb
aka
ran
Seku
rita
s
Rad
iasi
Kele
mb
ab
an
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
32 R. Rapat • • • • • • • •
33 R. Resepsionis • • • • • • • •
34 R. Sekretaris • • • • • • • •
35 R. Arsip • • • • • • •
36 R. Manajer • • • • • • • •
37 R. Bendahara • • • • • • • •
38 R. Staf administrasi & personalia
• • • • • • • •
39 R. Staf humas & publikasi • • • • • • • •
40 R. Staf sarpras • • • • • • • •
41 R. Karyawan • • • • • •
105
No. NAMA RUANG
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan Pernafasan Penglihatan Pergerakan
Sta
bil
Ten
an
g
Ala
mi
Bu
ata
n
Ala
mi
Bu
ata
n
Keb
aka
ran
Seku
rita
s
Rad
iasi
Kele
mb
ab
an
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
42 R. Teknisi • • • • • • • •
43 R. Kepala Keamanan • • • • • • • •
44 Janitor • • • • • •
45 Pos keamanan • • • • • • • •
46 R. Loker karyawan
• • • • • •
47 R. Pompa • • • • • • • • • 48 R. Limbah • • • • • • • • 49 R. MEE • • • • • • • • • 50 R. Genset • • • • • • • • • 51 R. Chiller • • • • • • • • • 52 R. AHU • • • • • • • • • 53 R. CCTV • • • • • • • •
106
No. NAMA RUANG
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan Pernafasan Penglihatan Pergerakan
Sta
bil
Ten
an
g
Ala
mi
Bu
ata
n
Ala
mi
Bu
ata
n
Keb
aka
ran
Seku
rita
s
Rad
iasi
Kele
mb
ab
an
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
Ren
dah
Sed
an
g
Tin
gg
i
54 Gudang • • • •
55 Dapur • • • • • • • • 56 Mushola • • • • • • •
57 Toilet • • • • • • •
58 Pantry • • • • • • • •
59 Area loading dock
• • • • • • •
60 Open space • • • • • • 61 ATM center • • • • • • • •
Sumber : Analisis pribadi, Februari 2017.
107
3.1.2.4. Pendekatan Jumlah Pelaku
a. Pendekatan analisis jumlah pelaku pengelola dan penyewa
dalam bangunan
No. PELAKU JUMLAH KETERANGAN
1 Direktur 1
2 Sekretaris 2
3 Manajer Accounting & Admin
1
4 Manajer Produksi 1
5 Manajer Marketing 1
6 Manajer Kepegawaian & Bagian Umum
1
7 Kepala Keamanan 1
8 Staf Keuangan 2
9 Staf Administrasi & Personalia
4
10 Staf Humas & Publikasi 4
11 Staf Sarpras 2
12 Staf Kebersihan 10 2 Shift @10 orang
13 Teknisi Plumbing 2
14 Teknisi MEE 2
15 Staf Keamanan 24 3 Shift @8 orang
16 Operator 30
2 Shift @30 orang ( 2 staf resepsionis, 2 staf informasi, 1 staf audio,3 staf loket, 3 staf kasir, 4 staf promosi, 4 staf galeri, 1 staf loket parkir, 10 staf foodcourt).
17 Karyawan Produksi 39
(2 staf gambar, 4 staf ahli grafis, 3 staf riset pewarnaan, 16 staf canting, 4 staf pewarnaan, 2 staf pelorodan, 2 staf pencucian dan perendaman, 2 staf pengemasan, 2 staf pengiriman).
18 Foodcourt tenant 15 5 Tenant @3 orang
Total 140
Tabel 11. Analisis Jumlah Pengelola dan Penyewa dalam Bangunan.
Sumber : Analisis pribadi. Januari 2017.
108
Pada analisis jumlah pelaku pengelola dan penyewa
merupakan asumsi dalam periode 1 hari. Dari tabel di atas
terdapat 193 orang yang berada dalam bangunan.
b. Pendekatan analisis jumlah pelaku pengunjung
Di bawah ini merupakan tabel data jumlah wisatawan
yang datang ke Kabupaten Rembang pada tahun 2016 :
Data sampel yang diambil yaitu data bulan Juni dan Juli
yang merupakan nilai terendah dan nilai tertinggi jumlah wisatawan
Sumber : BPS Kabupaten Rembang. Januari 2017.
Tabel 12. Data Jumlah Wisatawan di Rembang, menurut bulan, tahun 2016.
109
dalam setahun. Diasumsikan jumlah wisatawan yang datang ke
Lasem 70% dari total jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten
Rembang, dengan jumlah wisatawan tiap harinya sebagai berikut :
Jumlah minimum :
4351 orang x 70% = 3045.7
3045.7 : 30 hari = 101.5, dibulatkan 102 orang/hari.
Jumlah maksimum :
5990 orang x 70% = 4193
4193 : 30 hari = 139.8, dibulatkan 140 orang/hari.
Pengunjung yang datang tidak hanya merupakan
pengunjung perorangan saja, namun terdapat pengunjung dari tur
pariwisata yang datang secara berkelompok. Data yang didapat
dari tur paket wisata Lasem, jumlah wisatawan yang datang
berkisar minimal 30 orang dalam 1 grup tur wisata. Pada jumlah
peserta pelatihan hanya berkapasitas untuk maksimal 20
orang/periode agar kehadiran dari para peserta pelatihan tidak
mengganggu proses produksi batik. Selain itu pada kegiatan
pelatihan membatik menggunakan sistem bergilir, yaitu dimana
terdapat peserta yang melakukan praktek membatik dan peserta
yang mengamati proses pembatikan.
110
3.1.3. Studi Ruang Khusus
3.1.3.1. Ruang Riset Pengembangan Motif
Pada ruang ini merupakan area untuk kegiatan inovasi
pengembangan motif batik khas Lasem. Pada kegiatan
pengembangan ini dilakukan oleh ahli desain grafis. Selain itu ahli
desain grafis juga bertugas untuk menggambar pola desain motif
batik. Terdapat mesin untuk mencetak pola batik untuk
mempermudah proses penjiplakan motif pada kain. Ruang ini
berkapasitas untuk 4 orang ahli desain grafis dengan sifat ruang
yang privat.
Asumsi luas ruang yang digunakan yaitu 19.25 m2
Dimensi perabot :
Meja komputer : 0.9 x 0.6m x 4 buah = 2.16 m2
Kursi : 0.45 x 0.55m x 4 buah = 1 m2
Printer : 2.62 x 1.01m x 1 buah = 2.65 m2
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 4 orang = 5 m2
Kabinet : 0.45 x 0.7m x 2 buah = 0.63 m2 +
11.44 m2
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 7.81 m2
11.44 m2 x 100% = 68 %
111
3.1.3.2. Ruang Riset Zat Pewarna
Pada ruang riset zat pewarna digunakan untuk area
pencampuran warna untuk menentukan indikator warna yang tepat
dan sesuaidengan identik batik Lasem. Ruang ini berkapasitas 3
orang.
Asumsi luas perabot yang digunakan yaitu 12m2
Dimensi perabot :
Meja laboratorium : 0.6 x 0.8m x 2 buah = 0.96 m2
Meja : 0.6 x 0.8m x 3 buah = 1.44 m2
Kursi : 0.45 x 0.55m x 3 buah = 0.75 m2
Lemari : 0.45 x 0.7m x 2 buah = 0.63 m2
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 3 orang = 3.75 m2 +
= 7.53 m2
Gambar 46. Studi Besaran Ruang Riset Pengembangan Motif.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
112
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 4.47 m2
7.53 m2 x 100% = 59 %
3.1.3.3. Ruang Gambar
Pada ruang gambar digunakan untuk dapat menampung
kapasitas 2 orang staf gambar dan 8 orang peserta pelatihan. Pada
ruang gambar digunakan sebagai ruang menggambar pola dengan
komputer sekaligus sebagai ruang mengjiplak pola, sehingga
analisis besaran ruangnya sebagai berikut :
Asumsi luas ruang yang digunakan yaitu 34 m2.
Dimensi perabot :
Meja gambar : 1.2 x 0.6m x 10 buah = 7.2 m2
Kursi : 0.45 x 0.55m x 10 buah = 2.5 m2 +
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 10 orang = 12.5 m2 +
22.2 m2
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 11.8 m2
22.2 m2 x 100% = 53 %
Gambar 47. Studi Besaran Ruang Riset Zat Pewarna.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
113
3.1.3.4. Ruang Canting
Pada ruang canting merupakan area kegiatan untuk
membatik. Pada studi preseden kegiatan membatik di Lasem, letak
tempat duduk berkelompok masing - masing 4 orang dengan
besaran ruang 2.5 x 2.5m. Ruang canting ini digunakan untuk
kapasitas 16 orang staf canting dan 8 orang peserta pelatihan.
Gambar 49. Orang Membatik Duduk
Secara Berkelompok. Sumber : dokumen
pribadi, 2016.
Gambar 48. Studi Besaran Ruang Gambar.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
114
Asumsi luas ruangan yang digunakan yaitu 100 m2
Dimensi perabot :
Kursi dingklik : 0.25 x 0.25m x 24 buah = 1.5 m2
Gawangan : 0.3 x 1m x 24 buah = 7.2 m2
Kompor listrik : 1.65 x 1.65m x 6 buah = 16.34 m2
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 24 orang = 30 m2 +
= 55.04 m2
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 44.96 m2
55.04 m2 x 100% = 82 %
3.1.3.5. Ruang Pewarnaan
Ruang pewarnaan merupakan ruang yang digunakan untuk
kegiatan pencampuran warna, dan kegiatan pewarnaan kain.
Ruang pewarnaan ini digunakan untuk kapasitas 8 orang (4 orang
staf pewarnaan, 4 orang peserta pelatihan). Pada studi preseden
Gambar 50. Studi Besaran Ruang Canting.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
115
terdapat tangki untuk pencampuran zat pewarna dengan masing –
masing luasan 0.4 x 0.8 m. Terdapat bak untuk pewarnaan kain
dengan luas 0.6 x 1.2 m. Disediakan pula bak pencucian dengan
luas 1 x 2m untuk pencucian kain yang telah diberi zat pewarna.
Gambar 51. Bak
Pencampuran Zat Pewarna.
Sumber : dokumen pribadi,
2016.
Gambar 52. Bak
Pewarnaan.
Sumber : dokumen pribadi,
2016.
Gambar 53. Bak Pencucian.
Sumber : dokumen pribadi,
Desember 2016.
116
Asumsi luasan ruang yang digunakan yaitu 64 m2
Dimensi perabot :
Bak zat pewarna : 0.4 x 0.8m x 5 buah = 1.6 m2
Bak pewarnaan : 0.6 x 1.2m x 2 buah = 1.44 m2
Kolam perendaman : 1 x 2m x 2 buah = 4 m2
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 8 orang = 10 m2 +
17.04 m2
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 46.96 m2
17.04 m2 x 100% = 276 %
3.1.3.6. Ruang Pelorodan
Ruang pelorodan digunakan untuk kegiatan melorod kain
dan mengumpulkan kembali sisa limbah lilin untuk dapat digunakan
kembali. Pada studi preseden, tempat pelorodan kain berupa
Gambar 54. Studi Besaran Ruang Pewarnaan.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
RUANG PEWARNAAN
117
tempat untuk merebus kain dan tempat untuk mewadahi limbah lilin
yang diletakkan diatas tungku api. Pada samping tungku terdapat
bak pencucian dengan ukuran 0.8 x 0.8m. Ruang ini digunakan
untuk kapasitas 6 orang, yaitu 2 orang staf pelorodan dan 4 orang
peserta pelatihan.
Asumsi luas yang digunakan yaitu 22.5 m2
Dimensi perabot :
Tungku api : 0.9 x 2 m x 2 buah = 3.6 m2
Bak pencucian : 0.8 x 0.8m x 2 buah = 1.28 m2
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 6 orang = 7.5 m2 +
12.38 m2
Gambar 55. Tempat Pelorodan
Kain.
Sumber : dokumen pribadi, 2016.
Gambar 56. Tempat Limbah Lilin.
Sumber : dokumen pribadi, 2016.
118
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 10.12 m2
12.38 m2 x 100% = 82 %
3.1.3.7. Ruang Pencucian
Ruang pencucian merupakan ruang untuk kegiatan
peloyoran kain mori, pemberian kanji pada kain, dan pencucian
kain. Ruang ini dapat digunakan untuk kapasitas 6 orang, yang
terdiri dari 2 orang staf pencucian dan perendaman beserta 4 orang
peserta pelatihan. Pada ruang ini letaknya berdekatan dengan
ruang pelorodan dan ruang pengeringan. Pada studi preseden
ruang pencucian disediakan 2 jenis bak dengan ukuran yang
berbeda. Pada proses pencucian menggunakan bak pencucian
Gambar 57. Studi Besaran Ruang Pelorodan.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
RUANG PENCUCIAN
119
dengan ukuran 0.8 x 0.8m, sedangkan pada proses perendaman
dan peloyoran kain menggunakan bak dengan ukuran 1 x 2m.
Asumsi luas ruang yang digunakan yaitu 27.5 m2
Dimensi perabot :
Bak pencucian : 0.8 x 0.8m x 2 buah = 1.28 m2
Bak perendaman : 1 x 2m x 2 buah = 4 m2
Bak peloyoran : 1 x 2m x 2 buah = 4 m2 +
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 6 orang = 7.5 m2 +
16.78 m2
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 10.72 m2
16.78 m2 x 100% = 64%
Gambar 58. Bak Perendaman.
Sumber : dokumen pribadi, 2016.
Gambar 59. Bak Pencucian.
Sumber : dokumen pribadi, 2016.
120
3.1.3.8. Ruang Pengeringan
Pada ruang pengeringan digunakan untuk kegiatan
pengeringan kain putih dan kain yang telah diberi pewarna. Ruang
ini dibedakan menjadi 2 area, yaitu ruang pengeringan untuk kain
putih dan kain berwarna. Pada ruang pengeringan menggunakan
balok kayu sebagai tempat untuk menjemur kain. Pada studi
preseden, besaran ruang pengeringan 4 x 12m. Diasumsikan ruang
ini dapat menampung kapasitas 12 orang.
Gambar 61. Area Pengeringan Kain Batik.
Sumber : dokumen pribadi, 2016.
Gambar 62. Area Pengeringan Kain
Putih.
Sumber : dokumen pribadi, 2016.
Gambar 60. Besaran Studi Ruang Pencucian.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
RUANG PENCUCIAN
121
Asumsi luas ruang yang digunakan 48 m2
Dimensi perabot :
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 12 orang = 15 m2
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 33 m2
15 m2 x 100% = 220%
3.1.3.9. Gudang Bahan Baku
Gudang bahan baku digunakan untuk penyimpanan bahan
baku berupa kain, lilin, dan peralatan untuk mencanting. Pada
gudang ini terdapat area untuk proses pemotongan kain. Sistem
manajemen gudang menggunakan sistem FIFO (First In First Out)
pada bahan baku kain, sehingga sistem penyimpanan barang yang
digunakan yaitu selective pallet racking. Dimensi ukuran rak (p x l)
yang digunakan yaitu 6 x 1 m. Sedangkan pada penyimpanan
peralatan untuk membatik yang memiliki dimensi relatif kecil dan
beban yang ringan menggunakan sistem penyimpanan light duty
Gambar 63. Studi Besaran Ruang Pengeringan.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
RUANG PENGERINGAN
122
racking dengan dimensi ukuran 0.9 x 0.6 m Material handling yang
digunakan pada proses pemindahan barang dari area loading dock
menuju gudang bahan baku menggunakan hand pallet yang
memiliki dimensi ukuran 1.15 x 0.52 m.
Asumsi luas ruang yang digunakan yaitu 47.25 m2, dengan
kapasitas untuk 4 orang.
Dimensi perabot :
Rak kain : 6 x 1 m x 2 buah = 12 m2
Rak peralatan : 0.6 x 0.9 m x 4 buah = 2.16 m2
Hand pallet : 1.15 x 0.52 m x 2 buah = 1.2 m2
Meja pemotong kain: 3 x 1.7 m x 1 buah = 5.1 m2
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 4 orang = 5 m2 +
25.46 m2
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 21.79 m2
25.46 m2 x 100% = 86%
Gambar 64. Studi Besaran Gudang Bahan Baku.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
GUDANG BAHAN BAKU
123
3.1.3.10. Gudang Pewarna
Gudang pewarna difungsikan untuk menyimpan bahan –
bahan pewarna. Sistem penyimpanan barang menggunakan light
duty racking dengan dimensi ukuran 0.6 x 0.9 m. Sistem material
handling yang digunakan manual, menggunakan tenaga manusia.
Asumsi luas ruang yang digunakan yaitu 7.5 m2, dengan kapasitas
2 orang.
Dimensi perabot :
Rak bahan pewarna : 0.6 x 0.9 m x 6 buah = 3.24 m2
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 2 orang = 2.5 m2 +
5.74 m2
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 1.76 m2
5.74 m2 x 100% = 31 %
Gambar 65. Studi Besaran Gudang Pewarna.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
GUDANG PEWARNA
124
3.1.3.11. Ruang Serbaguna
Pada ruang serbaguna digunakan sebagai ruang untuk
kegiatan seminar. Diasumsikan ruang ini digunakan untuk dapat
menampung kapasitas 160 orang.
Asumsi luas ruang yang digunakan yaitu 217 m2
Dimensi perabot :
Kursi : 0.44 x 0.44 m x 160 buah = 30.98 m2
Dimensi manusia : 0.6 x 1.2m x 160 orang = 115.2 m2 +
146.18 m2
Sirkulasi ruang = Luas besaran ruang − Luas dimensi perabot
Jumlah keseluruhan dimensi perabot x 100%
= 70.82 m2
146.18 m2 x 100% = 48 %
Gambar 66. Studi Besaran Ruang Serbaguna.
Sumber : dokumen pribadi, 2017.
GUDANG PEWARNA
RUANG SERBAGUNA
125
3.1.4. Studi Besaran Ruang dan Lahan Parkir
3.1.4.1. Studi Luas Bangunan
Besaran kebutuhan luas ruang Pusat Pengembangan Batik
mengacu pada analisis sebagai berikut :
TSS = Time Saver Standards for Building Types, 2nd edition.
Chiara, Joseph De.
TSSI = Time Saver Standards for Interior Design and Space
Planning. Chiara, Joseph De.
NAD = Neufert Architects Data, 2nd edition. Neufert, Ernst.
AS = Analisis Pribadi
DA = Data Arsitek. Neufrt, Ernst.
SRK = Studi Ruang Khusus
Kebutuhan sirkulasi ruang mengacu pada buku Time Saver
Standards for Building Types.
5-20% standar minimum
20% kebutuhan keluasa sirkulasi
30% kebutuhan kenyamanan fisik
40% kebutuhan kenyamanan psikologis
50% tuntutan spesifik kegiatan
70-100% keterkaitan dengan banyak kegiatan
Tabel 13. Standar MInimum Kebutuhan Sirkulasi Ruang.
Sumber : Time Saver for Building Types, 2nd edition. 1983.
126
No Nama Ruang Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas
Ruang
1 Ruang Riset Pengembangan Motif
1 SRK 4
Meja komputer : 0.9 x 0.6m x 4 buah 2.16 m2
68% + 19.25 m2
Kursi : 0.45 x 0.55m x 4 buah 1 m2
2.52 x 1.01m x 1 buah 2.65 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang
5 m2
Kabinet : 0.45 x 0.7m x 2 buah 0.63 m2
2 Ruang Riset Zat Pewarna
1 SRK 3
Meja laboratorium : 0.6 x 0.8m x 2 buah 0.96 m2
59% + 12 m2
Meja : 0.6 x 0.8m x 3 buah 1.44 m2
Kursi : 0.45 x 0.55m x 3 buah 0.75 m2
Lemari : 0.45 x 0.7m x 2 buah 0.63 m2
Sirkulasi manusia : 1.25m2 x 3 orang 3.75 m2
3
Ruang Gambar 1 SRK 12
Meja gambar : 1.2 x 0.6m x 10 buah 7.2 m2
53% + 34 m2 Kursi : 0.45 x 0.55m x 10 buah 2.5 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 10 orang
12.5 m2
4
Ruang Canting 1 SRK 24
Kursi dingklik : 0.25 x 0.25m x 24 buah 1.5 m2
82% + 100 m2 Gawangan : 0.3 x 1m x 24 buah 7.2 m2
Kompor listrik : 1.65 x .65m x 6 buah 16.34 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 24 orang
30 m2
5 Ruang Pewarnaan 1 SRK 8
Bak zat pewarna : 0.4 x 0.8m x 5 buah 1.6 m2
276% + 64 m2 Bak pewarnaan : 0.6 x 1.2m x 2 buah 1.44 m2
Kolam perendaman : 1 x 2m x 2 buah 4 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 8 orang
10 m2
Tabel 14. Studi Besaran Ruang Utama.
127
No Nama Ruang Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas
Ruang
6 Ruang Pelorodan 1 SRK 6
Tungku api : 0.9 x 2m x 2 buah 3.6 m2
82% + 22.5 m2 Bak pencucian : 0.8 x 0.8 x 2 buah 1.28 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 6 orang
7.5 m2
7
Ruang Pencucian 1 SRK 6
Bak pencucian : 0.8 x 0.8m x 2 buah 1.28 m2
64% + 27.5 m2 Bak perendaman : 1 x 2m x 2 buah 4 m2
Bak peloyoran : 1 x 2m x 2 buah 4 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 6 orang
7.5 m2
8 Ruang pengeringan 1 SRK 12 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 12 orang
15 m2 220% + 48 m2
9
Gudang Bahan Baku 1 SRK 4
Rak kain : 6 x 1m x 2 buah 12 m2
86% + 47.25 m2
Rak peralatan : 0.6 x 0.9m x 4 buah 2.16 m2
Hand pallet : 1.15 x 0.52m x 2 buah 1.2 m2
Meja pemotong kain : 3 x 1.7m x 1 buah 5.1 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang
5 m2
10 Gudang pewarna 1 SRK 2
Rak bahan pewarna: 0.9 x 0.9m x 6 buah 3.24 m2
31% + 7.5 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang
2.5 m2
11 Ruang serbaguna 1 SRK 160
Kursi : 0.44 x 0.44m x 160 buah 30.98 m2
48% + 217 m2 Dimensi manusia duduk : 0.6 x 1.2m x 160 orang
115.2 m2
Total + 599 m2
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
128
No Nama Ruang
Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas
Ruang
1 Galeri 1 AS 100
Prism case : 1 x 0.75m x 6 buah 4.5 m2
33% + 204 m2
Wall mounted case : 1.5 x 0.75m x 18 buah
20.25 m2
Free standing case : 0.6 x 0.6m x 6 buah
2.16 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 100 orang
125 m2
Kursi panjang : 1.6 x 0.4m x 2 buah 1.28 m2
2 R. Informasi 1 AS 2
Meja : 1.5 x 0.6m x 1 buah 0.9 m2
5% + 3.7 m2 Kursi : 0.5 x 0.45 x 2 buah 0.45 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang
2.5 m2
3 R. Display 1 AS 100
Rak display : 0.9 x 0.45m x 12 buah 4.86 m2
26% +24 m2 Meja display : 0.9 x 0.45m x 4 buah 1.62 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 15 orang
12.5 m2
4 R. Ganti 6 TSS 1 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 6 orang
7.5 m2 5% + 7.88 m2
5 Kasir 2 TSS 4
Meja kasir : 1.2 x 0.7m x 2 1.68 m2
8% + 7.2 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang
5 m2
Sirkulasi gerak manusia duduk : 0.6 x 1.2m x 55 orang
39.6 m2
Tabel 15. Studi Besaran Ruang Pendukung.
129
No Nama Ruang
Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas
Ruang
6 Counter foodcourt
5 AS 1
Meja counter : 1.3 x 0.6m x 5 buah 3.9 m2
45% + 8.75 m2 Sirkulasi gerak manusia : 0.6 x 1.2m x 15 orang
9 m2
7 Area makan 1 DA 110
Meja (kapasitas 4 orang) : 1.2 x 0.8m x 25 buah
24 m2
39% + 144 m2
Meja (kapasitas 2 orang) : 0.6 x 0.8m x 5 buah
2.4 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 25 orang
31.25 m2
Kursi makan : 0.45 x 0.4m x 110 buah 19.8 m2
8 R. Cuci tangan
6 AS 4 Wastafel : 0.7 x 0.6m x 6 buah 2.52 m2
32% + 9 m2 Dimensi manusia berdiri : 0.6 x 1.2m x 6 orang
4.32 m2
Total + 408.53 m2
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
130
No Nama Ruang Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas
Ruang
1 R. Tamu 1 TSSI 3
Meja : 0.6 x 0.9m 0.54 m2
25% + 7.5 m2
Sofa loveseat : 1.5 x 0.8m 1.2 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 3 orang 3.75 m2
Sofa upholdstered seat : 0.66 x 0.74m 0.5 m2
2 R. Direktur 1 TSSI 3
Meja : 0.86 x 1.52m 1.3 m2
66% + 12 m2
Kursi : 0.6 x 0.5m x 3 buah 0.9 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 3 orang 3.75 m2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 4 buah 1.28 m2
3 R. Rapat 1 AS 9
Meja : 1 x 1.2m x 2 buah 2.24 m2
32% + 24 m2
Meja direktur : 0.6 x 1.2m x 1 buah 0.72 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 9 orang 11.25
m2
Kursi : 0.6 x 0.54m x 9 buah 2.92 m2
4 R. Resepsionis 1 AS 2
Meja : 1.5 x 0.6m 0.9 m2
5% + 4.2 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang 2.5 m2
Kursi : 0.6 x 0.5m x 2 buah 0.6 m2
Tabel 16. Studi Besaran Ruang Pengelola.
131
No Nama Ruang Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang
5 R. Sekretaris 1 TSS, AS
4
Meja : 0.86 x 1.52m x 2 buah 2.62 m2
59% + 16 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang 5 m2
Kursi : 0.6 x 0.5m x 4 buah 1.2 m2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 4 buah 1.26 m2
6 R. Arsip 1 TSSI,
AS 2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 8 buah 2.84 m2 12% + 6 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang 2.5 m2
7 R. Manajer 1 TSS, AS
8
Meja : 0.86 x 1.52m x 4 buah 5.23 m2
92% + 38.5 m2
Kursi : 0.6 x 0.5m x 12 buah 3.6 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 8 orang 10 m2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 4 buah 1.26 m2
8 R. Bendahara 1 TSS, AS
4
Meja : 0.86 x 1.52m x 2 buah 2.62 m2
81% + 16 m2 Kursi : 0.6 x 0.5m x 4 buah 1.2 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang 5 m2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 4 buah 1.26 m2
9 R. Staf admin & personalia
1 TSS, AS
4
Meja : 0.86 x 1.52m x 4 buah 5.23 m2 73% + 22 m2
Kursi : 0.6 x 0.5m x 4 buah 1.2 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang 5 m2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 4 buah 1.26 m2
132
No Nama Ruang Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas
Ruang
10 R. Staf humas & publikasi
1 TSS 4
Meja : 0.86 x 1.52m x 4 buah 5.23 m2
73% + 22 m2 Kursi : 0.6 x 0.5m x 4 buah 1.2 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang 5 m2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 4 buah 1.26 m2
11 R. Staf sarpras 1 TSS 4
Meja : 0.86 x 1.52m x 2 buah 2.62 m2
59% + 16 m2 Kursi : 0.6 x 0.5m x 4 buah 1.2 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang 5 m2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 4 buah 1.26 m2
12 R. Teknisi 1 TSS 4
Meja : 0.86 x 1.52m x 2 buah 2.62 m2
59% + 16 m2 Kursi : 0.6 x 0.5m x 4 buah 1.2 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang 5 m2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 4 buah 1.26 m2
13 R. Kepala Keamanan
1 TSS 2
Meja : 0.6 x 0.9m x 1 buah 0.54 m2
52% + 6 m2 Kursi : 0.6 x 0.5m x 2 buah 0.6 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang 2.5 m2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 1 buah 0.32 m2
14 Pos keamanan 2 AS 1
Meja : 0.6 x 0.9m x 2 buah 1.08 m2
66% + 8 m2 Kursi : 0.6 x 0.5m x 2 buah 0.6 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang 2.5 m2
Kabinet : 0.7 x 0.45m x 2 buah 0.63 m2
Total +216.83 m2
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
133
No Nama Ruang Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang
1 Entrance/exit gate
2 AS lebar 1
kendaraan besar
Dimensi bus (kendaraan terbesar) : 12 x 2.5m x 2 buah
60 m2 50% + 90 m2
2 Lounge 1 AS 25 Kursi : 0.5 x 0.45 x 25 buah 5.63 m2
35% + 32 m2 Dimensi manusia berdiri : 0.6 x 1.2 x 25 orang
18 m2
3 Area drop-off 1 TSS, AS
20
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 20 orang
25 m2 53% + 84 m2
Dimensi sirkulasi mobil : 3 x 5m x 2 buah
30 m2
4 Lobby 1 TSS, AS
150 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 150 orang
187.5 m2 100% + 375 m2
5 Area loket 4 TSS, AS
24 Meja : 1.5 x 0.6m x 4 buah 3.6 m2
53% + 32 m2 Sirkulasi manusia berdiri : 0.6 x 1.2m x 24 orang
17.28 m2
6 R. Loker 1 TSS, AS
Loker (@ 2 kabinet) : 0.3 x 0.3m x 10 buah
0.9 m2 10% + 3.75 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang
2.5 m2
7 R. Loker karyawan
1 TSS, AS
Loker (@2 kabinet) : 0.3 x 0.3m x 11 buah
0.99 m2
15% + 4 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang
2.5 m2
Tabel 17. Studi Besaran Ruang Servis.
134
No Nama Ruang Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang
8 R. Kontrol suara 1 AS 1
Mixing engine : 1.2 x 0.6m x 1 buah 0.72 m2
12% + 5 m2 Sound control : 0.5 x 0.5m x 1 buah 2.5 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 1 orang
1.25 m2
9 R. Pompa 1 AS 1 3 x 4m
+ 12 m2
10 R. Limbah 1 AS 1 2 x 3m
+ 6 m2
11 R. MEE 3 AS 1
Box Panel : 0.3 x 0.2m x 3 ruang 0.18 m2
5% + 6 m2 Shaft panel : 0.6 x 1m x 3 ruang 1.8 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 3 orang
3.75 m2
12 R. Genset 1 AS 1
Mesin genset : 4.5 x1.7m x 1 buah 7.65 m2
12% + 10 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 3 orang
1.25 m2
13 R. Chiller 1 AS 2 Mesin chiller 1.4 x 1m x 2 buah 2.8 m2
23% + 5 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 3 orang
1.25 m2
14 R. AHU 3 AS 1
Mesin AHU 1.4 x 1m x 1 buah x 3 ruang
4.2 m2
13% + 9 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 1 orang x 3 ruang
3.75 m2
15 R. CCTV 1 AS 2
Meja : 1.2 x 0.7m x 1 buah 0.84 m2
13% + 4 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang
2.25 m2
Kursi : 0.5 x 0.45 x 2 buah 0.45 m2
135
No Nama Ruang Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang
16 Gudang 3 AS 1
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 1 orang x 3 ruang
3.75 m2 7% + 7.5 m2
Rak : 0.6 x 0.9m x 2 buah x 3 ruang 3.24 m2
17 Dapur 1 TSS 2
Kulkas : 0.6 x 0.9m 0.54 m2
79% + 8 m2
Kompor : 1 x 0.6m 0.6 m2
Counter mix : 0.9 x 0.6m 0.54 m2
Kitchen sink : 0.89 x 0.6m 0.53 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang
2.25 m2
18 Janitor 3 AS 1 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 1 orang x 3 ruang
3.75 m2 5% + 3.9 m2
19 Mushola 1 AS 1 Area wudhu : 1.5 x 2m 3 m2
20% + 18 m2 Area sholat : 3 x 4m 12 m2
20 Toilet wanita 3 NAD, AS
6
Toilet : 1.65 x 0.9m x 4 buah x 3 ruang 17.82 m2
9% + 48 m2
Wastafel : 0.9 x 0.6m x 2 buah x 3 ruang
3.24 m2
Shaft : 0.6 x 1m 0.6 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 6 orang x 3 ruang
22.5 m2
136
No Nama Ruang Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang
21 Toilet pria 3 NAD, AS
6
Toilet : 1.65 x 0.9m x 3 buah x 3 ruang 15.75 m2
5% + 48 m2
Wastafel : 0.9 x 0.6m x 2 buah x 3 ruang
3.24 m2
Urinoir : 0.86 x 0.4m x 4 buah x 3 ruang 4.13 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 6 orang x 3 ruang
22.5 m2
22 Toilet difable 3 NAD, AS
1
Toilet : 1.65 x 0.9m x 1 buah 1.5 m2
100% + 6 m2 Wastafel : 0.9 x 0.6m x 1 buah 0.54 m2
Dimensi kursi roda : 1.1 x 0.75m x 1 orang
0.83 m2
23 Area loading dock 1 DA 2
Dimensi mobil : 3 x 5m x 2 buah 30 m2
37% + 48 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang
5 m2
24 ATM centre 1 AS 4 Mesin ATM : 0.6 x 0.6 x 4 buah 1.44 m2
16% + 7.5 m2 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 4 orang
5 m2
25 Pantry 1 TSS 2
Kompor : 1 x 0.6m 0.6 m2
8% + 4.5 m2 Kitchen sink : 0.89 x 0.6m 0.53 m2
Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 2 orang
2.5 m2
Counter top : 0.9 x 0.6m 0.54 m2
26 Open space 1 AS 150 Sirkulasi gerak manusia : 1.25 m2 x 150 orang
187.5 m2 50% + 281.25 m2
Total + 1667.55 m2
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
137
Total luas seluruh ruang :
L. total ruang utama + L. total ruang pendukung + L. total ruang
pengelola + L. total ruang servis =
599 m2 + 408.53 m2 + 216.83 m2 + 1667.55 m2 = 2891.91 m2
Total Luas Bangunan Keseluruhan :
2891.91 m2 + sirkulasi 20% = 2891.91 m2 + 578.38 m2
= 3470.29 m2
dibulatkan menjadi 3470 m2.
3.1.4.2. Studi Luas Lahan Parkir
• Pengelola
Jumlah pelaku : 140 orang
Mobil (20%) : 28 orang (80%) 23 mobil
Motor (10%) : 14 orang (80%) 11 motor
Kendaraan umum (70%) : 42 orang (10%) 4 orang
(1 kendaraan)
• Pengunjung
Jumah Pengunjung : 150 per hari
Mobil (40%) : 60 orang
2 penumpang (50%) : 16 mobil
4 penumpang (50%) : 7 mobil
Total jumlah mobil : 23 mobil
Motor (10%) : 15 orang (80%) 12 motor
Bus pariwisata (50%) : 75 orang (20%) 3 bus
138
• Total Kebutuhan Parkir Kendaraan
Mobil (AS) : 46 mobil x 15 m2 = 690 m2
Motor (DA) : 23 motor x 2.2m2 = 50.6 m2
Bus Pariwisata (DA) : 3 x 30m2 = 90 m2+
= 830.6 m2
• Total Luas Lahan Parkir
830.6 m2 + sirkulasi 100% = 1661.2 m2.
Jadi, total seluruh luas kebutuhan ruang : Total luas bangunan
keseluruhan + Total luas lahan parkir = 3470 m2 + 1661.2 m2 = 5131.2 m2.
3.1.5. Studi Citra Arsitektural
Citra arsitektural pada Pusat Pengembangan Batik harus dapat
mencerminkan citra sesuai fungsi dan kegunaannya sebagai bangunan
pusat pengembangan batik di Lasem. Citra fungsi utama pada bangunan
ini adalah penelitian dan pengembangan batik, produksi, pelatihan, dan
sarana wisata. Pada citra fisik bangunan harus menunjukkan fungsi
bangunan yang mencerminkan unsur Lasem. Dengan berdasarkan pada
citra tersebut diharapkan terciptanya arsitektural yang sesuai dengan
proyek ini.
Beberapa contoh studi yang dapat dipertimbangkan sebagai
penetapan citra arsitektural pada bangunan Pusat Pengembangan Batik
yaitu :
139
• Pemanfaatan cahaya dan penghawaan alami pada ruang dalam
bangunan.
• Pola tatanan dan hubungan ruang yang tepat bagi para penguna
bangunan.
• Tatanan interior, detail, dan estetika bangunan yang mencerminkan
bangunan pusat pengembangan batik.
• Penataan pola ruang luar sebagai landscape.
• Langgam bangunan yang mencerminkan fungsi dari bangunan.
• Tema bangunan yang ingin diciptakan.
3.2. Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1. Studi Sistem Struktur dan Enclosure
3.2.1.1. Studi Sistem Struktur
Sistem struktur pada banguanan terbagi menjadi 2 sistem,
yaitu sub structure dan upper structure. Pada sub structure
merupakan struktur yang pengerjaannya berada dibawah level
permukaan tanah, yaitu pondasi yang berfungsi sebagai penyalur
beban dari beban diatasnya yang kemudian disalurkan menuju ke
dalam tanah. Sedangkan upper structure merupakan struktur yang
berada diatas permukaan tanah, diantaranya yaitu kolom, balok,
shear wall, plat lantai, tangga, dan atap. Dibawah ini merupakan
beberapa alternatif sistem struktur bangunan untuk bangunan
Pusat Pengembangan Batik :
140
a. Sub Structure
• Pondasi Batu belah/batu kali
Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana atau low-
rise building pada kualitas tanah yang cukup baik. Pondasi ini
memiliki kedalaman 60-80 cm, dengan menggunakan bahan baku
batu belah atau batu kali dengan campuran semen dan pasir
pasang.
Kelebihan Kekurangan
Pengaplikasian yang mudah Hanya dapat digunakna pada tanah yang bersifat keras
Bahan baku batu yang mudah didapat di pulau Jawa
Penggunaanya terbatas hanya pada bangunan maksimal 2 lantai
Waktu pengerjaan cepat
Gambar 67. Pondasi Batu Belah. http://muse-
enterprise.blogspot.co.id/2012/04/panduan-
pondasi-batu-kali-serta.html. 2012.
Tabel 18. Analisa sistem struktur pondasi batu belah/batu kali.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
141
• Pondasi Foot Plate
Pondasi ini merupakan pondasi yang dapat digunakan pada
bangunan 1-3 lantai. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang yang
menyalurkan beban secara langsung dari kolom struktur yang
berada diatasnya menuju tanah.
Kelebihan Kekurangan
Dapat diaplikasikan pada tanah yang lembek
Memerlukan waktu yang cukup lama untuk masa pengeringan cor beton
Mampu menahan beban bangunan semi middle-rise
Galian pondasi harus mencapai tanah keras
Kekuatan struktur yang lebih kuat dibandingkan pondasi batu belah/batu kali
Gambar 68. Pondasi Foot Plate. Sumber :
https://proyeksipil.blogspot.co.id/2012/11/pondasi-tapak-biasa-disebut-juga.html.
2012.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
Tabel 19. Analisa sistem struktur pondasi foot plate.
142
• Pondasi Tiang Pancang
Pondasi ini biasanya digunakan pada bangunan middle
hingga high-rise building atau bangunan yang memiliki beban
bangunan yang berat. Pondasi tiang pancang ini terdiri dari 2
bagian, yaitu pile cap dan pile. Pile cap berfungsi sebagai pengikat
pile dan pondasi pada tanah dangkal. Sedangkan pile berfungsi
sebagai penyalur beban dari bangunan diatasnya yang disalurkan
menuju tanah keras.
Gambar 69. Pondasi Tiang Pancang. Anonim.
November 2012.
https://proyeksipil.blogspot.co.id/2012/11/pondasi-
tapak-biasa-disebut-juga.html.
143
Pada pile terdapat 2 jenis, yaitu mini pile dan maxi pile. Mini
pile merupakan tiang pancang ukuran kecil yang digunakan untuk
bangunan yang bertingkat rendah dan memiliki kualitas tanah yang
relatif baik. Sedangkan pada maxi pile merupakan tiang pancang
yang berukuran besar untuk penggunaan pada bangunan
bertingkat banyak. Kebutuhan jumlah pile yang dibutuhkan
bergantung pada perhitungan beban struktur pada bangunan
Gambar 70. Mini pile. Anonim. n.d.
https://beton.co.id/products/mini-pile.
Gambar 71. Maxi pile. Anonim. Desember 2016.
http://arafuru.com/sipil/pengertian-ukuran-dan-spesifikasi-
tiang-pancang.html.
144
tersebut. Sedangkan pada. Pelaksanaan pengerjaan pemancangan
dilakukan dengan bantuan alat hammer atau hidrolik.
Kelebihan Kekurangan
Pile yang memiliki beton mutu baik karena terfabrikasi
Pengerjaan pemancangan mengakibatkan kebisingan dan getaran yang mengganggu penduduk sekitar
Dapat mencapai daya dukung tanah yang keras
Mengakibatkan kerusakan tanah pada lahan tetangga sekitar
Dapat menahan beban ketinggian lantai hingga tak terhingga
Anti korosi pada daerah dekat pantai
• Pondasi Rakit
Pondasi rakit merupakan plat beton yang berbentuk rakit
yang melebar ke bagian dasar bangunan. Pondasi ini menyalurkan
Gambar 72. Pondasi rakit. Alo. September 2012. http://prima-
mangiri.blogspot.co.id.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
Tabel 20. Analisa sistem struktur pondasi tiang pancang.
145
beban dari atas menuju dasar tanah atau batu-batuan. Pondasi
rakit ini dapat dikombinasikan dengan tiang pancang untuk
memperkuat pondasi pada daya dukung tanah yang kurang baik.
Pondasi ini dapat difungsikan sekaligus sebagai ruang basement.
Kelebihan Kekurangan
Penyaluran beban yang merata pada pondasi
Beban maksimal 5 lantai
Ruang pada pondasi dapat digunakan sebagai ruang basement
Dapat digunakan pada lahan dengan daya dukung tanah rendah
• Retaining Wall
Retaining wall berfungsi sebagai dinding penahan tanah dari
gaya horizontal untuk mencegah tanah yang longsor. Retaining wall
ini digunakan pada ruang bawah tanah atau basement. Bahan
utama retaining wall terbuat dari batu atau beton. Terdapat
beberapa jenis retaining wall :
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
Tabel 21. Analisa sistem struktur pondasi rakit. 2017.
146
a) Gravity retaining wall
Dinding ini terbuat dari beton dan bergantung pada
beratnya sebagai stabilitas. Dasar dari dinding penahan
harus memiliki lebar yang cukup untuk dapat menahan gaya
horizontal tanah.
b) Pilling retaining wall
Gambar 74. Pilling retaining wall.
Sumber
:https://en.wikipedia.org/wiki/Retaini
ng_wall. 2016.
Gambar 73. Gravity retaining wall.
Wikipedia. Desember 2016.
https://en.wikipedia.org/wiki/Retain
ing_wall.
.
147
Pilling retaining wall digunakan pada tanah yang
bersifat lembek. Dinding terbuat dari susunan batu, baja,
vinyl, atau papan kayu. Pada pilling wall ini diperlukan
adanya saluran drainase yang baik agar dinding penahan
tidak mengalami keretakan.
c) Cantilever wall
Cantilever wall berbentuk seperti T terbalik. Dinding
penahan ini terbuat dari batang yang relatif tipis dan
biasanya diperkuat dengan semen batu atau baja. Cantilever
wall paling umum digunakan untuk menahan dinding yang
lebih tinggi.
Gambar 75. Cantilever retaining wall.
Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Retaining
_wall. 2016.
.
148
d) Anchored wall
Anchored wall merupakan dinding penahan yang
ditarik oleh kabel baja kedalam tanah dibelakangnya.
Selanjutnya dengan sistem jangkar yang disuntikkan cairan
beton kedalam tanah untuk memperkokoh tarikan kabel
baja tersebut.
Kelebihan Kekurangan
Dapat menahan beban lateral tanah
Galian harus mencapai tanah keras
Dapat digunakan pada tanah berkontur
Tidak dapat digunakan sebagai penerima beban vertikal
Gambar 76. Anchored retaining
wall. Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Retain
ing_wall. 2016.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
Tabel 22. Analisa sistem retaining wall.
149
b. Upper Structure
• Sistem struktur rangka
Struktur rangka terbentuk dari ikatan - ikatan kolom dan
balok. Pada kolom berperan sebagai penyalur beban menuju
tanah, sedangkan balok berperan untuk menyalurkan pembagian
beban dan gaya secara merata menuju kolom. Pada sistem struktur
sederhana biasanya kolom dan balok menggunakan bahan kayu,
namun untuk bangunan bertingkat penggunaanya dengan bahan
beton bertulang.
Kelebihan Kekurangan
Memiliki sifat tahan api yang cukup tinggi
Memiliki gaya lateral yang tinggi
Kekuatan struktur dapat disesuaikan dengan mutu betonnya.
Tidak dapat digunakan sebagai penerima beban vertikal
Gambar 77. Sistem struktur rangka bangunan.
Sumber : https://madoraarumkahani.wordpress.com.
April 2015.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
Tabel 23. Analisa sistem struktur rangka.
150
• Struktur truss (rangka batang)
Struktur truss merupakan struktur yang terbentuk dari
beberapa batang - batang yang terhubung satu sama lain
membentuk segitiga. Pada rangka batang ini terdiri dari 3 bagian,
yaitu top chord pada bagian atas, bottom chord pada bagian
bawah, dan web pada bagian tengahnya. Struktur truss pada
bangunan bertingkat penggunaanya dengan baja atau baja ringan.
Selain itu truss dapat digunakan pada bangunan bentang lebar.
Gambar 78. Bagian - bagian struktur truss (1).
Sumber :
http://tukangbata.blogspot.co.id/2014/09/rangka-
batang-atau-truss.html. 2014.
Gambar 79. Bagian - bagian struktur truss (2). Sumber :
http://saputra3092.blogspot.co.id/2013/10/v-
behaviorurldefaultvmlo.html. 2013.
.
151
Pada struktur antar truss diberi bracing yang terbuat dari kabel baja
yang berperan sebagai ikatan angin.
Kelebihan Kekurangan
Dapat digunakan pada bangunan bentang lebar
Terdapat batas maksimal antar jarak truss satu dengan yang lainnya
Mudah dalam pemasangan
Ukuran truss yang dapat disesuaikan dengan bentuk dan model bangunannya
3.2.1.2. Studi Sistem Enclosure
Sistem enclosure pada Pusat Pengembangan batik terdiri
dari berbagi aspek sebagai berikut :
a. Penutup lantai
• Material lantai pada ruang canting, ruang pelorodan dan
ruang pewarnaan menggunakan bahan yang tidak mudah
menyerap noda dan mudah dibersihkan ketika terkena noda
lilin dan pewarna kain.
• Penggunaan material penutup lantai yang tidak licin pada
ruang pengeringan dan ruang pewarnaan.
• Material lantai pada galeri menggunakan bahan yang tidak
banyak memantulkan cahaya lampu untuk menhindari efek
silau.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
Tabel 24. Analisa sistem struktur batang (truss).
152
b. Dinding
• Dinding menggunakan material yang memiliki ketahanan
terhadap kelembaban berkaitan dengan lokasi bangunan
yang dekat dengan laut.
• Penggunaan material dinding yang tidak mudah menyerap
suhu panas matahari.
c. Plafon
• Material plafon yang tahan terhadap tingkat kelembaban
yang cukup tinggi.
d. Penutup atap
• Material yang tahan korosi karena lokasi bangunan yang
dekat dengan pantai.
• Material yang tidak terlalu banyak memantulkan cahaya
untuk mengurangi efek silau pada tetangga sekitar
bangunan.
• Tidak menyerap panas
• Tidak mudah mengalami kebocoran dan memiliki masa
waktu perawatan jangka panjang
• Mudah dalam perawatan
153
Penutup Lantai
Batuan alam
Gambar 80. Batuan alam. Sumber : https://batualamoktajaya.wordpress.com. 2014.
• Berfungsi sebagai penutup
lantai pada ruang outdoor.
• Dapat diaplikasikan pada
dinding dan lantai.
• Memiliki berbagai variatif motif
dan jenis batuan alam.
Kelebihan Kekurangan
• Dapat digunakan pada area
yang sering terkena air.
• Penggunaan warna gelap
aman dari perubahan warna
akibat terkena zat pewarna.
• Anti licin.
• Perlu adanya perawatan
secara berkala untuk
mencegah munculnya lumut.
Keramik
Gambar 81. Penutup Lantai Keramik. Sumber : http://www.hargabangunan.xyz. 2017.
• Dapat digunakan pada area
ruang indoor maupun outdoor.
• Memiliki berbagai variasi
ukuran dan motif.
• Terbuat dari tanah liat yang
dilapisi oleh glazur.
Tabel 25. Analisa Bahan Penutup Lantai.
154
Kelebihan Kekurangan
• Tahan terhadap api.
• Tidak mudah menyerap noda
cair.
• Mudah dipotong.
• Pemasangan yang mudah.
• Pecah jika terkena beban yang
terlalu berat.
• Terlihat sambungan natnya.
Marmer
Gambar 82. Penutup Lantai Marmer. Sumber : http://www.sekawanpoles.com. 2015.
• Biasanya digunakan pada
lantai pada gedung dan ruang
tamu.
• Terbuat dari batuan marmer.
• Bersifat isolator terhadap suhu
panas.
• Dapat diaplikasikan pada
dinding dan lantai.
Kelebihan Kekurangan
• Ukurannya yang lebar dan
penggunaan nat yang tipis
menambah nilai estetis.
• Memiliki kesan yang elegan
dan cocok digunakan pada
area titik kumpul publik.
• Kuat terhadap beban yang
berat
• Tidak mudah pecah
• Biaya bahan baku dan
pemasangan yang mahal
• Sistem perawatan yang sulit
dan mahal
• Memerlukan alat pemotong
khusus untuk memotong
marmer.
155
Lantai Karpet
Gambar 83. Penutup Lantai Karpet. Sumber : https://chooseandbuild.wordpress.com. 2013.
• Memiliki berbagai variasi jenis
dan motif.
• Berfungsi untuk pelapis lantai
• Bersifat isolator terhadap
panas
• Terbuat dari 2 jenis bahan,
alam dan sintetis
Kelebihan Kekurangan
• Mudah dipotong.
• Tidak terdapat nat sambungan
(menambah nilai estetis).
• Mudah dalam pemasangan.
• Mudah terbakar.
• Mudah kotor.
• Mudah meresap noda yang
bersifat cair.
Dinding
Bata Ringan
Gambar 84. Bata Ringan. Sumber : https://bataringansemarang.wordpress.com. 2015.
• Terbuat dari pasir kwarsa,
semen, kapur, gypsum, air, dan
alumunium pasta.
• Pembuatannya terfabrikasi.
• Memiliki ketebalan yang variatif
(75mm - 200mm).
Kelebihan Kekurangan
• Ringan dan emiliki ketahanan
yang cukup tinggi jika terjadi
• Membutuhkan perekat khusus
Tabel 26. Analisa Bahan Dinding.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
156
gempa.
• Lebih ramah lingkungan jika
dibandingkan dengan bata
tanah liat.
• Tahan terhadap air dan api.
• Memiliki ukuran dan kualitas
mutu yang sama.
• Dalam pemasangan tidak
memerlukan siar yang tebal.
• Waktu pemasangan lebih cepat
dibandingkan
Partisi Kayu
Gambar 85. Dinding partisi kayu. Sumber : https://indonesian.alibaba.com. 2017.
• Digunakan pada area indoor
• Terbuat dari rangka kayu atau
besi yang kemudian dilapisi
oleh panel kayu atau vinyl.
• Berfungsi sebagai penyekat
ruangan yang bersifat
sementara.
Kelebihan Kekurangan
• Mudah dalam pemasangan dan
perawatan.
• Memiliki beban yang ringan.
• Tidak memiliki kedap suara
antar ruang.
157
Aluminium Composite Panel (ACP)
Gambar 86. Dinding ACP. Sumber : http://www.lightgroupindonesia.com. 2015.
• Merupakan pelapis dinding.
• Tebuat dari aluminium yang
dilapisi Polyester (untuk
indoor0 dan PVDF (untuk
outdoor).
• Memiliki ukuran yang
terfabrikasi.
• Dapat digunakan pada dinding
interior dan eksterior.
Kelebihan Kekurangan
• Memiliki nilai arsitektural yang
tinggi.
• Material ringan.
• Tahan terhadap api dan karat.
• Harga yang relatif mahal.
Plafond
Gypsum board
Gambar 87. Plafon Gypsum board. Sumber :
http://blisekenbali.com. 2012.
• Terbuat dari gypsum.
• Berfungsi sebagai bahan
penutup langit - langit agar
terlihat rapi.
• Gypsum board memiliki ukuran
dimensi : 1.2 x 2.4m
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
Tabel 27. Analisa Bahan Penutup Langit – langit.
158
Kelebihan Kekurangan
• Hasil pemasangan yang mulus
tanpa terlihat sambungannya
menjadi sebuahi nilai estetis.
• Pemasangan dan
perawatannya mudah.
• Tidak mudah terbakar.
• Anti rayap.
• Mudah rusak jika terkena air.
• Tidak kedap suara.
• Tidak kuat terhadap benturan.
• Dalam pengerjaan
pemasangan perlu adanya
proses finishing.
Plafon PVC
Gambar 88. Plafon PVC. Sumber : https://kjurumahindah.wordpress.com. 2014.
• Terbuat dari bahan PVC
• Berfungsi sebagai bahan
penutup langit - langit agar
terlihat rapi.
Kelebihan Kekurangan
• Pemasangan lebih mudah
dibandingkan dengan gypsum
board.
• Pengerjaannya tidak
memerlukan finishing.
• Anti rayap, cuaca lembab, dan
tahan dengan bahan kimia
rumah tangga.
• Tidak memerlukan perawatan
khusus.
• Kuat, ringan, dan tahan lama.
• Tidak gampang pecah.
• Membutuhkan keahlian khusus
dalam pemasangan.
• Harga relatif mahal.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
159
Penutup Atap
Dak Beton
Gambar 89. Dak beton. Sumber : http://www.carabuas.xyz. 2015.
• Berfungsi sebagai penutup
atap.
• Terbuat dari bahan cor beton
dengan penulangan.
Kelebihan Kekurangan
• Pada bagian atap dapat
digunakan menjadi sebuah
ruang.
• Tidak mudah terbakar.
• Mudah dibentuk.
• Anti rayap.
•
• Pengerjaan membutuhkan
waktu yang lama.
• Kurang dalam segi nilai estetis.
Kalzip
Gambar 90. Penutup atap kalzip. Sumber : http://www.mei-uae.com. 2016.
• Terbuat dari bahan lempengan
aluminium.
• Banyak digunakan pada
bangunan bertingkat dan
bangunan bentang lebar.
• Terdapat lapisan isolator
dibawah kalzip untuk
mencegah panas masuk
kedalam bangunan.
Tabel 28. Analisa Bahan Penutup Atap.
160
Kelebihan Kekurangan
• Mudah dibentuk.
• Tahan terhadap api dan korosi.
• Penggunaannya dapat
disesuikan dengan ukuran
yang dibutuhkan.
• Untuk bidang yang lebar
diperlukan pengerjaan
pelekukan lempeng kalzip
ditempat.
Roof Garden
Gambar 91. Roof garden. Sumber :
http://www.citragran.com. 2016.
• Sistem lahan terbuka hijau
pada atap bangunan.
• Ruang hijau yang dapat
digunakan oleh manusia.
Kelebihan Kekurangan
• Menambah nilai estetis.
• Memberikan lahan hijau yang
sejuk pada lahan yang sempit.
• Memberikan ruang luar baru
bagi pengguna bangunan.
• Menurunkan suhu lingkungan
sekitar.
• Perlu adanya perancangan dan
perhitungan.
• Adanya beban dari taman yang
membebani bangunan.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
161
3.2.2. Studi Sistem Utilitas
3.2.2.1. Sistem Saluran Air Bersih
Air bersih berasal dari saluran PDAM yang kemudian dengan
bantuan pompa air disedot hingga ke dalam bangunan. Sistem distribusi
air bersih pada bangunan memliki 2 sistem, yaitu sistem up feed dan
sistem down feed.
a. Sistem Up Feed
Pada sistem up feed, air bersih ditampung di ground tank.
Proses pendistribusian air bersih menggunakan tenaga pompa
listrik, pompa tersebut memompa air bersih dari ground tank
menuju saluran kran air.
Gambar 92. Skema sistem distribusi up
feed. Sumber :
http://utilitasbang.blogspot.co.id. 2008.
162
b. Sistem Down Feed
Pada sistem down feed, air disedot dengan pompa listrik
menuju tangki penyimpanan diatas bangunan (rooftop tank).
Kemudian selanjutnya dengan bantuan gaya gravitasi air bersih
didistribusikan ke saluran - saluran kran air.
3.2.2.2. Sistem Pengolahan Limbah
Terdapat beberapa jenis sistem pembuangan limbah,
diantaranya yaitu :
a. Sistem pembuangan air kotor (black water)
Sistem ini merupakan saluran yang berasal dari urinal,
bidet, kloset, dan saluran yang terdapat kotoran manusia.
Limbah air kotor yang berasal dari bangunan disalurkan melalui
pipa - pipa menuju IPAL komunal (Instalasi Pengolahan Air
Gambar 93. Skema sistem distribusi down
feed. Sumber :
http://utilitasbang.blogspot.co.id. 2008.
163
Limbah). Fungsi dari IPAL untuk menyaring limbah agar limbah
yang akan dialirkan menuju sungai tidak mengandung zat
berbahaya.
b. Sistem pembuangan air bekas (grey water)
Sistem pembuangan air bekas merupakan saluran air
yang berasal dari limbah wastafel, bathtub, kitchen sink, dan
lainnya. Pada sistem pembuangan grey water ini dapat
dijadikan satu dengan black water menuju IPAL komunal untuk
proses penyaringan air limbah.
Gambar 95. Potongan IPAL Komunal. Sumber :
https://lingkunganitats.wordpress.com. 2016.
Gambar 94. Bangunan IPAL Komunal. Sumber :
https://lingkunganitats.wordpress.com. 2016.
164
c. Sistem pengolahan air hujan
Limbah air hujan dialirkan menuju bak penyaringan air
hujan dengan penyaring berupa pasir dan kerikil. Selanjutnya air
yang telah disaring dialirkan menuju bak penampungan dan sisa
air yang berlebih dialirkan menuju saluran drainase. Air hasil
penyaringan ini dapat digunakan untuk penyiraman tanaman
sebagai upaya penghematan energi bangunan.
3.2.2.3. Pembuangan Limbah Sampah
Gambar 97. Skema Pengolahan Limbah Sampah. Sumber :
http://depokbebassampah.wordpress.com.
Gambar 96. Skema Pengolahan Limbah Air Hujan. Sumber :
http://kelair.bppt.go.id.
165
Pada limbah sampah dari tiap lantai bangunan dikumpulkan
melalui shaft sampah yang disalurkan menuju bak sampah yang
berada pada lantai dasar bangunan. Dari sampah yang terkumpul
di bak sampah dibawa menuju tempat pembuangan sementara
(TPS). Kemudian selanjutnya sampah - sampah tersebut akan
dibawa menuju TPA (tempat pembuangan akhir).
3.2.2.4. Fire Fighting System
Pada sistem penanggulangan kebakaran terdapat 3 sistem
utama, yaitu sistem pemadam kebakaran, sistem evakuasi, dan
sistem alarm kebakaran.
a. Sistem pemadam kebakaran
Gambar 98. Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Sumber :
http://bobybodor.blogspot.co.id. 2014.
166
Sistem pemadam kebakaran terdiri dari 2 macam, yaitu
sistem pemadaman manual dan sistem pemadaman otomatis.
Sistem pemadaman kebakaran biasanya diletakkan pada setiap
lantai bangunan dan dekat dengan jalur evakuasi. Sistem
pemadaman manual terdiri dari APAR, hydrant box, dan hydrant
pipe. APAR biasanya diletakkan dekat dengan lokasi tangga
darurat. Pada peletakkan hydrant box diletakkan pada jarak
maksimal 35 meter antar satu dengan yang lainnya. Sedangkan
pada pipa hydrant terletak pada ruang luar bangunan, yang
berfungsi sebagai saluran air petugas pemadam kebakaran.
Gambar 99. Hydrant Box.
Sumber :
http://www.kdcfire.com.
Gambar 100. Hydrant Pipe. Sumber :
http://www.duntopgroup.com.
167
Pada sistem pemadaman otomatis menggunakan sistem
sprinkler. Alat ini bersifat pasif yang diletakkan pada titik- titik
tertentu pada langit - langit bangunan yang rawan kebakaran. Alat
sprinkler ini mendeteksi adanya panas dari asap kebakaran yang
kemudian secara otomatis menyalakan sistem sprinkler tersebut.
b. Sistem evakuasi
Gambar 101. Sprinkler. Sumber :
http://www.firesprinklerinitiative.org.
Gambar 102. Tangga Darurat. Sumber :
http://bestananda.blogspot.co.id. 2015.
168
Pada bangunan yang bertingkat dan memiliki jumlah
pengguna bangunan yang banyak diharuskan untuk menyediakan
jalur evakuasi berupa tangga darurat. Tangga darurat harus
menggunakan dinding masif beton bertulang dan penempatannya
menerus dari lantai paling atas bangunan hingga lantai paling
bawah. PIntu yang digunakan untuk tangga darurat haruslah
menggunakan pintu yang tahan api.
c. Sistem alarm kebakaran
Sistem alarm kebakaran berfungsi sebagai tanda peringatan
bagi pengguna bangunan ketika terjadi kebakaran. Alat yang
digunakan berupa smoke detector. Smoke detector ini memiliki 2
macam, yakni smoke detector secara manual dan otomatis.
3.2.2.5. Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi merupakan jaringan
nirkabel/fiber optic yang ditanam didalam tanah yang kemudian
disalurkan hingga kedalam bangunan. Sistem telkomunikasi
terdapat 2 jalur, yaitu :
Gambar 103. Smoke Detector.
Sumber : https://openclipart.org.
169
a. Sistem telekomunikasi internal
Sistem telekomunikasi internal berupa jaringan interkom
yang berfungsi sebagai penyampaian informasi satu arah dalam
bangunan.
b. Sistem telekomunikasi eksternal
Sistem telekomunikasi eksternal berupa jaringan telepon dan
jaringan internet.
Gambar 104. Sistem Jaringan Interkom. Sumber : https://indonesian.alibaba.com.
Gambar 105. Sistem Jaringan Broadband. Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Power_Line_Communication.
170
3.2.2.6. Sistem Elektrikal
Sistem jaringan listrik bagi bangunan berasal dari suplai
jaringan PLN dan suplai darurat listrik melalui genset. Sumber listrik
dari PLN dialirkan menuju trafo yang selanjutnya dihubungkan
menuju MDP (Main Distribution Panel). MDP ini berperan sebagai
penghubung antara trafo dan sub panel tiap lantai. Melalui sub
panel tiap lantai listrik dialirkan menuju tiap ruang.
Sedangkan pada sistem kinerja genset, genset dihubungkan
dengan trafo. Genset ini akan otomatis menyala jika terjadi listrik
padam.
3.2.2.7. Sistem Transportasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal terdiri dari 3 jenis, yaitu sistem
transpotasi tangga, lift, dan ramp.
a. Tangga
Gambar 106. Tangga. Sumber :
http://jakarta.all.biz.
171
Tangga merupakan transportasi vertikal secara manual.
Tangga merupakan sebuah transportasi vertikal yang dapat
digunakan ketika terjadi pemadaman listrik. Tangga juga dapat
difungsikan sebagai jalur evakuasi disamping adanya tangga
darurat.
b. Travelator
Travelator atau ramp berjalan merupakan alat transportasi
vertical yang digunakan untuk memindah manusia atau barang dari
satu lantai ke lantai berikutnya. Travelator ini memudahkan
aksesibilitas bagi disable pada bangunan bertingkat rendah.
Gambar 107. Travelator.
Sumber : http://www.hi-rise.com.
172
c. Lift Barang
Lift ini merupakan lift sederhana yang digunakan untuk
memindahkan barang antar lantai. Lift ini biasanya diletakkan pada
area servis. Cara kerja dari lift barang ini sama dengan lift pada
umumnya.
d. Ramp
Ramp merupakan transportasi vertikal yang dikhususkan
bagi penyandang difable untuk memudahkan sirkulasi antar ruang
Gambar 109. Tangga Ramp. Sumber :
https://www.pinterest.com.
Gambar 108. Lift Barang.
Sumber :
http://alfathbajaringan.blogspot.co.id
173
yang memiliki perbedaan level ketinggian. Ramp memiliki
maksimal kemiringan < 12o.
3.2.2.8. Sistem Keamanan
Sistem keamanan terbagi menjadi 2, yaitu sistem keamanan
otomatis dan sistem keamanan manual.
a. Sistem Keamanan Aktif
Sistem keamanan ini berupa pos penjagaan dan
pengecekkan area yang dilakukan oleh petugas keamanan
secara berkala.
b. Sistem Keamanan Pasif
• Kamera Pengawas (CCTV)
Sistem penggunaan kamera pengawas dapat
disiagakan selama 24 jam. Kamera pengawas ini diletakkan
Gambar 110. Perlengkapan CCTV. Sumber :
http://fajrtechguys.com.
174
pada titik - titik efektif pada ruang dalam dan ruang luar
bangunan. Sistem ini memudahkan petugas keamanan
untuk mengawasi dan mengecek area kawasan bangunan.
• Barrier Gate System
Sistem barrier gate ini berfungsi dalam mengatur,
mengawasi dan mendata kendaraan yang keluar masuk
area lokasi tapak.
3.2.2.9. Sistem Penangkal Petir
Gambar 111. Barrier Gate. Sumber :
http://www.automaticturnstiles.com.
Gambar 112. Penangkal Petir ESE. Sumber :
https://penangkalpetirevofranklin.wordpress.com
.
175
Sistem penangkal petir berfungsi menangkap petir yang
menyambar area sekitar bangunan. Penangkal petir ini berguna
untuk menghindari adanya korsleting kerusakan jaringan
telekomunikasi dan elektrikal bangunan. Penangkal pertir yang
digunakan adalah penangkal petir elektrostatis E.S.E (Early
Steamer Emission). Cara kerja penangkal petir jenis ini dengan
melepaskan ion - ion yang menuntun petir untuk menyambar ujung
terminal yang kemudian akan disalurkan menuju terminal
grounding.
3.2.3. Studi Pemanfaatan Teknologi
a. Sistem Pengolahan Limbah Batik
Sistem pengolahan limbah batik menggunakan IPAL yang
dibedakan dari IPAL untuk saluran limbah air kotor. Pada sistem
IPAL limbah batik pada filtrasi bagian akhir mengalami proses
penyaringan dengan penggunaan bahan arang aktif dan zeolit.
Arang aktif memiliki fungsi sebagai filter, penghilang bau dan
warna, dan sekaligus bertindak sebagai katalisator untuk
memisahkan zat - zat kimia dari air limbah. Sedangkan pada zeolit
berfungsi sebagai filter, pertukaran ion, dan berperan juga sebagai
katalisator.
176
b. Penggunaan Sistem Atap Sun Louvre
Atap sun louvre merupakan atap yang terbuat dari
aluminium yang bisa dibuka dan ditutup. Keunggulan dari atap sun
louvre yaitu untuk mengendalikan intensitas sinar matahari, hujan,
dan angin yang masuk ke dalam bangunan. Selain itu atap ini
Gambar 113. Atap Sun Louvre yang
Terbuka. Sumber :
https://www.sunlouvre.com.
Gambar 114. Atap Sun Louvre yang
Tertutup. Sumber :
https://www.sunlouvre.com.
Gambar 115. Berbagai Macam Pengaplikasian Atap
Sun Louvre. Sumber : https://www.sunlouvre.com.
177
dapat berfungsi untuk memaksimalkan penghawaaan alami pada
ruang didalamnya.
3.3. Analisa Konteks Bangunan
3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi
Daerah Kecamatan Lasem memiliki jalur pantura yang merupakan
jalur lintas negara. Jalur ini merupakan jalur yang paling banyak dilewati
oleh kendaraan luar kotao di Lasem. Jika dilihat dari peta wilayah di
Kecamatan Lasem terdapat beberapa desa yang dilewati oleh jalur
pantura, diantaranya adalah :
• Dorokandang
• Babagan
• Ngemplak
• Dasun
Gambar 116. Peta Wilayah Kecamatan Lasem. Sumber :
https://lasemheritagecity.wordpress.com. 2015.
178
• Karangturi
• Sumbergirang
• Gedongmulyo
• Soditan
• Tasiksono
• Sendang asri
• Binangun
• Pohang
Pemilihan lokasi dikhususkan pada daerah Desa Babagan dan desa yang
dekat lokasinya dengan Desa Babagan, karena Desa Babagan
merupakan Kampung Desa wisata Batik.
• Desa Babagan
- Memiliki luas lahan 19.84 ha.
- Memiliki jumlah penduduk 2335 jiwa.
- Terdapat fasilitas peribadatan 1 masjid, 5 musholla, dan 1
gereja Kristen.
- Kelebihan :
a) Merupakan lokasi tempat kampung desa wisata batik
Lasem.
b) Lokasi dilewati oleh jalur pantura.
c) Merupakan akses terdekat menuju Kampung Wisata
Batik Desa Babagan.
- Kekurangan :
a) Arus kendaraan yang ramai pada jalur pantura
menyebabkan timbulnya kemacetan saat memasuki
lokasi tapak.
b) Lahan disepanjang jalur pantura didominasi oleh
bangunan sentra batik.
179
• Desa Gedongmulyo
- Memiliki luas lahan 19.84 ha.
- Jumlah penduduk 4380 jiwa.
- Terdapat fasilitas peribadatan yaitu 3 masjid, 9 musholla, 2
gereja Kristen, dan 1 gereja Katolik.
- Kelebihan :
a) Lokasi dekat dengan Desa Babagan (berada di seberang
Desa Babagan).
b) Dekat dengan fasilitas umum minimarket (menarik
pengendara yang melewati untuk berhenti).
c) Berada pada sisi kiri jalur pantura dari arah barat (jalur
yang lebih ramai dari jalur dari arah timur).
3.3.2. Analisis Pemilihan Tapak
3.3.2.1. Studi Luas Tapak
a. Regulasi di Kecamatan Lasem
Data mengacu berdasarkan regulasi jalan arteri primer di
Kabupaten Rembang.
• Koefisien dasar bangunan (KDB) 60%.
• Maksimal Koefisien Lantai Bangunan (KLB) = 3. Nilai
KLB yang digunakan yaitu 1.2 dengan ketinggian 2 lantai.
• Garis sepadan jalan arteri primer 20 meter dari as jalan.
180
b. Luas Kebutuhan Tapak
= Luas Total Bangunan : KLB
= 3470 m2 : 1.2
= 2891.7 m2.
c. Luas Lantai Dasar
= Luas Kebutuhan Tapak x KDB 60%
= 2891.7 x 0.6
= 1735 m2.
d. Luas Ruang Terbuka
= Luas kebutuhan tapak - Luas lantai dasar
= 2891.7 m2 – 1735 m2
= 1156.7 m2.
e. Luas Ruang terbuka hijau
= 40% x Luas ruang terbuka
= 40% x 1156.7 m2
= 462.68 m2.
181
3.3.2.2. Alternatif Tapak
a. Alternatif Tapak A
Lokasi : Jalan Sunan Bonang, Desa Babagan.
Luas Tapak 9148 m2
Ukuran tapak Utara : 127.45 m
Timur : 61.22 m
Selatan : 123.58 m
Barat : 31.07 m, 52.13 m
Batas Tapak Utara : Jalan Sunan Bonang
Timur : Jalan lingkungan
Selatan : Rumah penduduk
Barat : Jalan lingkungan
Orientasi Tapak Tapak menghadap ke arah utara
Tabel 29. Analisa Alternatif Tapak A.
Gambar 117. Peta Grafis Alternatif Tapak A. Sumber : dokumen pribadi, 2017.
182
ASPEK KEKUATAN ALAMI
Iklim Tropis lembab dengan suhu rata - rata 29OC -
30OC.
Topografi Memiliki kemiringan tanah 1.5% atau relatif
datar.
Vegetasi Terdapat vegetasi pada sisi jalan arteri primer.
Potensi Sumber air Sumber air bersih berasal dari PDAM.
Arah angin Timur laut Barat daya.
Kondisi eksisting
tapak
Tapak berupa rumah penduduk, pertokoan,
dan tanah kosong.
ASPEK KEKUATAN BUATAN
Peraturan
pemerintah
Peraturan Daerah Kabupaten Rembang
Nomor 14 Tahun 2011 Tentang RTRW
Kabupaten Rembang Tahun 2011 - 2031
Regulasi
KDB : maksimal 60%
KLB : 3
GSB Jl. Sunan Bonang : 20m dari as jalan
ASPEK AMENITAS ALAMI
View View from site : view berupa jalan raya, gereja,
dan rumah penduduk.
Topografi Berada pada ketinggian 9 - 10m diatas
permukaan laut.
ASPEK AMENITAS BUATAN
Jaringan
Kabupaten/Kawasan
• Berada di samping jalan arteri primer (Jl.
Sunan Bonang).
• Akses jalan utama melewati jalan Pantura
dari arah timur (Surabaya) dan dari arah
barat (Semarang).
• Terdapat jaringan telepon, jaringan listrik,
saluran drainase tertutup, dan sampah.
Citra arsitektural
Bangunan sekitar tapak didominasi adanya
bangunan variatif dengan style arsitektur
vernakular.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
183
Potensi Alternatif Tapak A :
• Aksesibilitas yang mudah karena lokasi tapak berada di
jalan arteri primer, merupakan akses jalur lintas utama
antar kota.
• Lokasi bersebelahan dengan akses masuk Kampung
Wisata Batik Desa Babagan, Lasem.
• Dekat dengan fasum berupa minimarket.
• Memiliki kemiringan tanah yang relatif datar.
Kendala Alternatif Tapak A :
• Dekat dengan jalan lingkungan dan permukiman
penduduk.
• Adanya jalur dari arah barat (Jakarta - Semarang) yang
lebih padat dari arah timur (Surabaya) menyebabkan
susahnya akses menuju tapak (menyebabkan
kemacetan).
• Kurang adanya vegetasi pada sisi jalan.
• Tapak eksisting merupakan area pertokoan usaha kecil
sehingga dapat merugikan masyarakat dalam sektor
perekonomian.
184
b. Alternatif Tapak B
Lokasi : Jalan Sunan Bonang, Desa Gedongmulyo.
Luas Tapak 5787 m2
Ukuran tapak Utara : 61.56 m
Timur : 102.76 m
Selatan : 62.89 m
Barat : 85.5 m
Batas Tapak Utara : Jalan lingkungan
Timur : Rumah penduduk, minimarket
Selatan : Jalan Sunan Bonang
Barat : Jalan lingkungan
Orientasi Tapak Tapak menghadap ke arah selatan.
Gambar 118. Peta Grafis Alternatif Tapak B. Sumber : dokumen pribadi, 2017.
U
Tabel 30. Analisa Alternatif Tapak B.
185
ASPEK KEKUATAN ALAMI
Iklim Tropis lembab dengan suhu rata - rata
29OC - 30OC.
Topografi Memiliki kemiringan tanah 1.0% atau relatif
datar.
Vegetasi Terdapat vegetasi pada sisi jalan arteri.
Potensi Sumber air Sumber air bersih berasal dari PDAM.
Arah angin Timur laut Barat daya.
Kondisi eksisting
tapak
Tapak berupa Gudang, rumah penduduk,
dan lahan kosong.
ASPEK KEKUATAN BUATAN
Peraturan
pemerintah
Peraturan Daerah Kabupaten Rembang
Nomor 14 Tahun 2011 Tentang RTRW
Kabupaten Rembang Tahun 2011 - 2031.
Regulasi KDB : maksimal 60%
KLB : 3
GSB Jl. Sunan Bonang : 20m dari as jalan
ASPEK AMENITAS ALAMI
View View from site : view berupa jalan raya,
rumah penduduk, showroom batik.
Topografi Berada pada ketinggian 10 - 11m diatas
permukaan laut.
ASPEK AMENITAS BUATAN
Jaringan
Kabupaten/Kawasan
c. Berada di samping jalan arteri primer (
Jl. Sunan Bonang).
d. Akses jalan utama melewati jalan
Pantura dari arah barat (Semarang)
dan dari arah timur (Surabaya).
e. Terdapat jaringan telepon, jaringan
listrik, saluran drainase tertutup, dan
sampah.
Citra arsitektural Bangunan sekitar tapak didominasi
adanya bangunan variatif dengan style
arsitektur vernakular.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
186
Potensi Alternatif Tapak B :
• Aksesibilitas yang mudah karena lokasi tapak berada di
kiri jalan arteri primer, merupakan akses jalur lintas
utama antar kota arah Jakarta dan Semarang (jalur lebih
padat) jika dibandingan dari arah Surabay.
• Lokasi dekat dengan Kampung Wisata Batik Desa
Babagan, Lasem.
• Dekat dengan fasum berupa minimarket.
• Memiliki kemiringan tanah yang relatif datar.
Kendala Alternatif Tapak B :
• Dekat dengan jalan lingkungan dan permukiman
penduduk.
• Akses jalan lingkungan pada sisi utara tapak tidak dapat
digunakan sebagai akses utama karena merupakan jalan
buntu.
Berdasarkan potensi dan kendala pada masing-masing
alternatif tapak A dan B, maka disimpulkan sebagai berikut :
187
Kriteria Bobot
Alternatif Tapak A Alternatif Tapak B
Skor Skor x bobot
Skor Skor x bobot
Jaringan infrastruktur dan utilitas lingkungan
20% 10 2 10 2
Aksesibilitas pada tapak dan luar tapak
25% 7 1.75 8 2
Ketersediaan fasum pada lingkungan sekitar tapak
15% 7 1.05 7 1.05
Tidak merugikan sektor perekonomian masyarakat sekitar.
40% 5 2 9 3.6
TOTAL 5.8 8.65
Dari data penilaian tapak diatas, kriteria tapak yang paling
memenuhi sebagai lokasi Pusat Pengembangan Batik
adalah Tapak B.
Sumber : Analisis pribadi. 2017.
Tabel 31. Pemilihan Tapak Berdasarkan Kriteria Alternatif Tapak.