bab iii adalah penelitian yang mencoba -...

23
106 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian mengenai sekolah efektif dan peran pemimpin organisasi dalam Organisasi Pembelajar (OP) adalah penelitian yang mencoba mengungkapkan bagaimana peran-peran yang harus dilakukan oleh Kepala SMA melalui OP untuk mewujudkan sejumlah kriteria sekolah efektif. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, perlu dipikirkan mengenai metode penelitian yang paling tepat dilakukan dalam memecahkan masalah penelitian ini. Lebih jauh, penelitian ini mencoba memecahkan masalah optimalisasi peran kepala sekolah dalam mewujudkan sejumlah Standar Nasional Pendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti kata yang sesungguhnya metode (Yunani : methodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, metode menyangkut masalah cara kerja yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Metode penelitian sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit untuk dibedakan. Prosedur penelitian menggambarkan tentang urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Teknik penelitian mengatakan alat-alat ukur yang diperlukan, sedangkan metode penelitian memandu peneliti tentang urut-

Upload: trinhtuyen

Post on 07-Jul-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

106

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian mengenai sekolah efektif dan peran pemimpin organisasi

dalam Organisasi Pembelajar (OP) adalah penelitian yang mencoba

mengungkapkan bagaimana peran-peran yang harus dilakukan oleh Kepala

SMA melalui OP untuk mewujudkan sejumlah kriteria sekolah efektif. Untuk

memperoleh hasil penelitian yang baik, perlu dipikirkan mengenai metode

penelitian yang paling tepat dilakukan dalam memecahkan masalah penelitian

ini. Lebih jauh, penelitian ini mencoba memecahkan masalah optimalisasi

peran kepala sekolah dalam mewujudkan sejumlah Standar Nasional

Pendidikan di Kabupaten Indramayu.

A. Metode Penelitian

Dalam arti kata yang sesungguhnya metode (Yunani : methodos)

adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, metode menyangkut

masalah cara kerja yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang

menjadi sasaran penelitian. Metode penelitian sering dikacaukan dengan

prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga

hal tersebut saling berhubungan dan sulit untuk dibedakan. Prosedur

penelitian menggambarkan tentang urutan pekerjaan yang harus dilakukan

dalam suatu penelitian. Teknik penelitian mengatakan alat-alat ukur yang

diperlukan, sedangkan metode penelitian memandu peneliti tentang urut-

Page 2: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

107

urutan bagaimana penelitian dilakukan (Moh. Nazir, 1983:51). Dengan kata

lain metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan

penelitian. Dengan demikian metode penelitian ini melingkupi prosedur dan

teknik penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Dengan metode ini, hubungan antara variable akan diteliti dan

dijelaskan, mengingat penelitian ini ditujukan untuk mengetahui adanya

kontribusi antara masing-masing variabel Organisasi Pembelajar terhadap

mutu sekolah. Melalui metode ini, berbagai fakta dideskripsikan agar jelas

keadaan atau kondisinya. Sebagaimana dikemukakan oleh Nawawi (1998 :

63) bahwa metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

menggunakan statistik deskriptif dan korelasional. Pendekatan kuantitatif

ditujukan untuk mencari dan membuktikan kontribusi peran kepala sekolah

dalam Organisasi Pembelajar untuk mewujudkan sekolah efektif di

Kabupaten Indramayu. Sugiyono (2005:21) mengemukakan bahwa :

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Page 3: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

108

Adapun metoda pengumpulan data kuantitatif menurut Millan dan

Schumacher (1998 : 180) meliputi kuesioner, wawancara terstruktur, tes-tes,

observasi terstruktur, inventaris-inventaris, skala rating dan ukuran biasa.

Jujun Suriasumantri (Sugiyono, 2001: 12-13), mengemukakan bahwa

penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigma positivisme berdasarkan

asumsi mengenai objek empiris, asumsi tersebut adalah :

1. Objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur,

bentuk, warna dan sebagainya. Berdasarkan asumsi tersebut, maka

penelitian dapat memilih variabel tertentu sebagai objek penelitian

2. Determinisme (hubungan sebab akibat), asumsi ini menyatakan bahwa

setiap gejala ada penyebabnya, berdasarkan asumsi pertama dan kedua,

maka penelitian dapat memilih variabel yang diteliti dan menghubungkan

variabel satu dengan yang lainnya

3. Suatu gejala tidak mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau

gejala yang diteliti tersebut berubah terus maka akan sulit dipelajari

B. Definisi Operasional Penelitian

Agar tidak terdapat salah pengertian atau kekeliruan terhadap istilah-istilah

yang terdapat dalam penelitian ini, dipandang perlu untuk menjabarkan maksud

dari istilah-istilah tersebut. Moh. Nazir (2005: 126) menyatakan :

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.

Page 4: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

109

Berdasarkan pendapat di atas, definisi operasional merupakan definisi

yang dibuat oleh peneliti terhadap varibel yang akan diteliti yang bertujuan untuk

memberikan batasan yang tegas dan menjadi panduan atau kriteria untuk

mengukur variabel tersebut.

Dalam penelitian ini terdapat empat istilah yang perlu dijabarkan yakni (1)

Kepala Kekolah sebagai Desainer dalam Organisasi Pembelajar, (2) Kepala

Sekolah sebagai Guru dalam Organisasi Pembelajar, (3) Kepala Sekolah sebagai

Pelayan dalam Organisasi Pembelajar, dan (4) Sekolah efektif.

1. Kepala Sekolah sebagai Desainer dalam Organisasi Pembelajar

Kepala sekolah sebagai Desainer dalam Organisasi Pembelajar, merujuk

pada peran pemimpin organisasi yang dikemukakan oleh Senge (1990). Dalam

konteks Organisasi Pembelajar, peran pemimpin sebagai Desainer menurut Senge

(1990:274) adalah :

The essence of the new role, I believe, will be what we might call manager as researcher and designer. What does she or he research? Understanding the organization as a system and understanding the internal and external forces driving change. What does she or he design? The learning processes whereby managers throughout the organization come to understand these trends and forces.

Pandangan Senge di atas dapat dipahami bahwa esensi peran baru

(Designer) yang diyakini Senge adalah apa yang disebut manajer sebagai peneliti

dan desainer. Apa yang manajer teliti? Memahami organisasi sebagai suatu

system dan memahami pendorong perubahan baik internal maupun eksternal. Apa

yang manajer desain? Proses belajar melalui organisasi, dimana manajer menjadi

paham terhadap trend-trend dan kekuatan-kekuatan organisasi.

Page 5: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

110

Dalam penelitian ini, peran kepala sekolah sebagai designer/ desainer

organisasi pembelajar adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala SMA

untuk memahami sekolah sebagai suatu sistem dan berbagai faktor yang

mempengaruhinya serta proses-proses Kepala SMA memahami trend-trend

dan kekuatan-kekuatan sekolah.

2. Kepala Sekolah sebagai Guru dalam Organisasi Pembelajar

Pemimpin sebagai Guru dalam Organisasi Pembelajar diungkapkan

oleh Senge (1990:330) adalah orang yang tanggungjawabnya adalah

mendefinisikan realitas atau kenyataan dan secara terus-menerus memupuk

belajar dan berkomitmen untuk terus menjadi pembelajar sejati. Realitas

dimaknai sebagai kondisi-kondisi berikut: tekanan yang muncul dalam

organisasi baik karena persaingan internal maupun eksternal, krisis yang

harus direspon, dan keterbatasan-keterbatasan individu dan organisasi yang

harus diterima.

Pemimpin seperti membantu orang di semua lini organisasi

mengembangkan pemahaman sistemik. Senge (1990:331) menekankan: “But

leaders of learning organizations must do more than just formulate strategies

to exploit emerging trends. They must be able to help people understand the

systemic forces that shape change.”

Dalam penelitian ini, kepala sekolah sebagai Guru dalam Organisasi

Pembelajar adalah upaya Kepala SMA dalam memberikan pemahaman

mengenai berbagai tuntutan internal dan eksternal terhadap sekolah, krisis

Page 6: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

111

yang harus direspon oleh sekolah, dan keterbatasan-keterbatasan nyata

individu-individu sekolah dan sekolah itu sendiri kemudian mengembangkan

strategi untuk memecahkan masalah yang dihadapi tersebut.

3. Kepala Sekolah sebagai Pelayan dalam Organisasi Pembelajar

Kepala Sekolah sebagai Pelayanan dalam Organisasi Pembelajar

menurut Senge (1990:321) : “The best way to appreciate the ‘leader as

steward’ in the context of building learning organizations is to see the way

individuals committed to such work describe their own sense of purpose.”

Pandangan Senge ini dapat dipahami bahwa cara terbaik untuk mengapresiasi

‘pemimpin sebagai pelayan’ dalam konteks membangun organisasi

pembelajar adalah dengan melihat cara individu-individu berkomitmen

terhadap pekerjaannya yang menggambarkan tujuan mereka sendiri. Dalam

konteks ini maka teori Getzel dan Guba merupakan teori yang paling dasar

untuk melihat komitmen seseorang terhadap tujuan dirinya dengan tujuan

organisasinya. Seorang pelayan dari visi adalah seseorang yang terus-menerus

memberitahukan dan menceritakan kembali "cerita tujuan" organisasi.

Pemimpin ini memastikan bahwa lingkungan tetap "berbasis nilai dan

didorong oleh visi."

Dalam penelitian ini, Kepala Sekolah sebagai Pelayan dalam

Organisasi Pembelajar adalah upaya kepala sekolah dalam menceritakan

secara terus menerus mengenai tujuan organisasi yang harus dicapai bersama,

baik untuk menghidupi pikiran dan motivasi dirinya sendiri maupun untuk

Page 7: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

112

menghidupi para guru, staf, tenaga TU, para orang tua, dan pengurus komite

sekolah.

4. Sekolah Efektif

Sekolah efektif menurut Ronald Edmonds and Lawrence Lezotte (1985,1)

An effective school as one which demonstrates the following criteria: (1) 95 (or greater) percent of all students at each grade level demonstrate minimum academic mastery and are prepared to succeed in the next grade anywhere in the United States; (2) there shall be no significant difference in the proportion of students demonstrating minimum academic mastery as a function of socioeconomic class; and (3) the above two conditions have been obtained for a minimum of three consecutive years.

Definisi sekolah efektif dari Edmons dan Lezotte dapat dimaknai

bahwa sekolah efektif itu adalah sekolah yang mampu memiliki tiga kriteria,

yaitu: (1) 95% atau lebih siswa mampu menguasai akademik dan memiliki

kesiapan untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. (2) tidak ada beda antara

siswa yang kaya maupun yang miskin dilihat dari penguasaan akademiknya.

(3) dua kondisi di atas telah dicapai oleh sekolah minimal selama tiga tahun

berturut-turut.

Dalam penelitian ini, sekolah efektif adalah SMA-SMA yang mampu

memiliki kriteria (a) Instructional Leadership (kepemimpinan pengajaran),

(b) Clear and Focused Mission (misi yang jelas dan fokus), (c) Safe and

Orderly Environment (lingkungan yang aman dan tertib), (d) Climate of High

Expectations (iklim yang menunjukkan ekspektasi tinggi), (e) Frequent

Monitoring of Student Progress (monitoring kemajuan siswa secara rutin), (f)

Positive Home-School Relations (hubungan sekolah dan rumah yang positif),

Page 8: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

113

(g) Opportunity to Learn and Student Time on Task (kesempatan untuk

belajar dan waktu siswa pada tugas sekolah).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi berasal dari kata bahasa Inggris Population yang berarti jumlah

penduduk. Dalam metode penelitian populasi digunakan untuk menyebutkan

serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh

karenanya populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian

yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,

sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek tersebut bisa menjadi

sumber data (Burhan Bungin, 2005:141)

Data yang digunakan dalam penelitian dapat berupa populasi (universe)

atau sampel. Iqbal Hasan (2002:58) menjelaskan perbedaan antara populasi dan

sampel. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti, sedangkan sampel

adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga

memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili

populasi. Objek atau nilai yang diteliti dalam sampel merupakan unit sampel.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh SMA di Kabupaten

Indramayu. Untuk kepentingan penggalian data, akan digunakan teknik

sampling cluster stratified random sampling. Cluster akan dilakukan pada

sekolah-sekolah yang telah memiliki lulusan. Stratified dilakukan pada

masing-masing unsur responden. Random akan dilakukan pada pemilikan

responden yang ada di sekolah.

Page 9: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

114

Jumlah SMA Negeri yang ada di Kabupaten Indramayu sebanyak 52

sekolah. Rincian sekolah adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 SMA Negeri dan Swasta yang dijadikan populasi penelitian

No. Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah

Lama Menjabat

di Sekolah Tersebut

Jumlah Siswa Yang Sudah Diluluskan

Reko-mendasi Tahun

2006/2007 Tahun

2007/2008 Tahun

2008/2009

1 SMA N 1 Indramayu DR. H. Tajudin, M.Pd. 3 243 237 235 Sampel 2 SMA N 2 Indramayu Drs. H. Somana 3 240 226 223 Sampel

3 SMA N 1 Juntinyuat Drs. Muslich 2 0 0 0 Bukan sampel

4 SMA N 1 Sindang Dra. Hj. Sulastri Dj, M.Pd. 3 368 357 350 Sampel

5 SMA N 1 Lohbener Drs. H. Asama Suwaidi 3 0 0 100 Sampel 6 SMA N 1 Krangkeng Drs. H. Sadimo 2 226 221 273 Sampel

7 SMA N 1 Kedokanbunder Drs. Asep Ramli, M.Si. 1 0 0 0 Bukan sampel

8 SMA N 1 Jatibarang Drs. H. Sadimo (Pymt) 2 192 210 210 Sampel 9 SMA N 1 Sukagumiwang Drs. Junaedi, M.Pd. 3 210 220 244 Sampel

10 SMA N 1 Sliyeg Drs. Kasno Hasi Kusumo, M.Pd. 3 230 230 267 Sampel

11 SMA N 1 Tukdana Zaenal Arifin, S.Pd. 3 202 209 238 Sampel

12 SMA N 1 Losarang Dra. Hj. Hendhy M. Yarkasi 2 220 240 211 Sampel

13 SMA N 1 Terisi Drs. Syamsuri 3 106 155 181 Sampel 14 SMA N 1 Kandanghaur Drs. H. Budi Santoso 3 233 233 266 Sampel 15 SMA N 1 Kroya Taofik, S.Pd. 3 120 119 145 Sampel

16 SMA N 1 Haurgeulis Drs. H. Masduki Ahmad, M.Pd. 2 220 235 253 Sampel

17 SMA N 1 Gantar Drs. Ridwan 1 0 0 0 Bukan sampel

18 SMA N 1 Anjatan Drs. Wintomo, M.Pd. 4 175 224 220 Sampel

19 SMA Assalafiyah Indramayu Sudiarsih, S.Pd.I. 3 18 19 24 Sampel

20 SMA NU Indramayu Drs. Supari 2 14 20 20 Sampel

21 SMA Muh. Indramayu Drs. Edi Sunaedi 2 47 19 0 Bukan sampel

22 SMA PGRI 1 Sindang Drs. Carnoto, M.Pd. 1 120 110 62 Bukan sampel

23 SMA PGRI 2 Sindang Drs. Kuswaya SM. 5 323 355 302 Sampel 24 SMA Fatahillah Lohbener Sudarto, S.Pd. 3 32 32 30 Sampel 25 SMA Ma'arif Lohbener Drs. Munaji, MA. 3 0 14 20 Sampel 26 SMA Linggajati Arahan Lutfi Efendi, S.Pd. 3 0 0 30 Sampel 27 SMA Muh. Karangampel Drs. Taukhid 2 65 89 88 Sampel 28 SMA PGRI Karangampel Edi Wijatno, S.Pd. 2 125 102 146 Sampel 29 SMA NU Kaplongan Sholihin, M.Pd.I 2 59 71 84 Sampel

Page 10: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

115

No. Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah

Lama Menjabat

di Sekolah Tersebut

Jumlah Siswa Yang Sudah Diluluskan

Reko-mendasi Tahun

2006/2007 Tahun

2007/2008 Tahun

2008/2009

30 SMA NU Kedokanbunder Drs. H. Akyas Ridwan 2 15 18 21 Sampel 31 SMA NU Dukuhjati Mudasir HS, S.Pd. 3 21 23 19 Sampel

32 SMA Budi Utomo H. Kasmudi, SH. 2 0 0 0 Bukan sampel

33 SMA NU Juntinyuat Burhanudin, S.Pd.I, M.Pd.I 2 113 130 161 Sampel

34 SMA Muh. Jatibarang Drs. Sumeri 2 32 15 32 Sampel

35 SMA PUI Jatibarang Drs. Asmadi, M.Si. 1 36 27 29 Bukan sampel

36 SMA Yappin Kertasemaya

Drs. Kustam Eka Atmaja, M.Si. 2 59 47 59 Sampel

37 SMA P MKGR Kertasemaya

Drs. H. A. Masdullah Jalil 2 25 25 29 Sampel

38 SMA Perjuangan Dwi Warna

Abdul Azis, S.Ag. 1 0 17 20 Bukan sampel

39 SMA Al-Ishlah Boarding School

Muhammad Basuki Adnan, M.Pd. 3 21 25 26 Sampel

40 SMA Muh. Sliyeg Drs. Ponija, B.Sc. 2 0 0 0 Bukan sampel

41 SMA NU Widasari Drs. Usman Kolip 2 31 23 56 Sampel

42 SMA Unggulan Da'i An Nur

Bahrudin, M.Pd. 3 0 0 0 Bukan sampel

43 SMA PGRI Cikedung Hendrawan Iskandar, S.Pd, M.Si. 2 14 19 25 Sampel

44 SMA Plus BS Miftahul Ulum

Maliki, S.Pd.I 2 0 0 29 Sampel

45 SMA YSMP Candradimuka

Iman Adnan, S.Pd. 1 38 36 37 Bukan sampel

46 SMA At-Taqwa Kandanghaur

Drs. Masduki Duryat, M.Pd.I

2 53 66 49 Sampel

47 SMA Darussalam Kandanghaur

Drs. Bahruddin Sanusi, MM.

1 14 7 2 Sampel

48 SMA PGRI Gabuswetan Kasnali, S.Pd. 0 0 0 0 Bukan sampel

49 SMA Muh. Haurgeulis Mashudi, S.Pd.I 2 33 37 34 Sampel 50 SMA Darul Fikri Bugis Maman, S.Pd, M.Ed. 2 18 20 24 Sampel

51 SMA PGRI Patrol Mulyadi, S.Ag, S.Pd, MA. 1 85 93 84 Bukan sampel

52 SMA NU Sukra Aspuri, S.Ag. 2 19 36 20 Sampel

Tidak semua SMA secara otomatis menjadi sampel penelitian, tetapi

sekolah tersebut harus memenuhi dua kriteria berikut: (1) kepala sekolah yang

memimpin sekolah adalah mereka yang tidak dipindahkan dalam kurun dua tahun,

(2) sekolah yang dijadikan sampel harus sekolah baru tetapi sekolah yang sudah

Page 11: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

116

menghasilkan lulusan. Berdasarkan kondisi yang ada, sampel sekolah sebanyak 39

SMA sebagai berikut:

Tabel 3.2

Sampel SMA yang memenuhi kriteria penelitian

No. Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah

Lama Menjabat

di Sekolah Tersebut

Jumlah Siswa Yang Sudah Diluluskan

Reko-mendasi Tahun

2006/2007 Tahun

2007/2008 Tahun

2008/2009

1. SMA N 1 Indramayu DR. H. Tajudin, M.Pd. 3 243 237 235 Sampel 2. SMA N 2 Indramayu Drs. H. Somana 3 240 226 223 Sampel

3. SMA N 1 Sindang

Dra. Hj. Sulastri Dj, M.Pd.

3 368 357 350 Sampel

4. SMA N 1 Lohbener Drs. H. Asama Suwaidi 3 0 0 100 Sampel 5. SMA N 1 Krangkeng Drs. H. Sadimo 2 226 221 273 Sampel 6. SMA N 1 Jatibarang Drs. H. Sadimo (Pymt) 2 192 210 210 Sampel 7. SMA N 1 Sukagumiwang Drs. Junaedi, M.Pd. 3 210 220 244 Sampel

8. SMA N 1 Sliyeg

Drs. Kasno Hasi Kusumo, M.Pd.

3 230 230 267 Sampel

9. SMA N 1 Tukdana Zaenal Arifin, S.Pd. 3 202 209 238 Sampel

10. SMA N 1 Losarang

Dra. Hj. Hendhy M. Yarkasi

2 220 240 211 Sampel

11. SMA N 1 Terisi Drs. Syamsuri 3 106 155 181 Sampel 12. SMA N 1 Kandanghaur Drs. H. Budi Santoso 3 233 233 266 Sampel 13. SMA N 1 Kroya Taofik, S.Pd. 3 120 119 145 Sampel

14. SMA N 1 Haurgeulis

Drs. H. Masduki Ahmad, M.Pd.

2 220 235 253 Sampel

15. SMA N 1 Anjatan Drs. Wintomo, M.Pd. 4 175 224 220 Sampel

16. SMA Assalafiyah Indramayu

Sudiarsih, S.Pd.I. 3 18 19 24 Sampel

17. SMA NU Indramayu Drs. Supari 2 14 20 20 Sampel 18. SMA PGRI 2 Sindang Drs. Kuswaya SM. 5 323 355 302 Sampel 19. SMA Fatahillah Lohbener Sudarto, S.Pd. 3 32 32 30 Sampel 20. SMA Ma'arif Lohbener Drs. Munaji, MA. 3 0 14 20 Sampel 21. SMA Linggajati Arahan Lutfi Efendi, S.Pd. 3 0 0 30 Sampel 22. SMA Muh. Karangampel Drs. Taukhid 2 65 89 88 Sampel 23. SMA PGRI Karangampel Edi Wijatno, S.Pd. 2 125 102 146 Sampel 24. SMA NU Kaplongan Sholihin, M.Pd.I 2 59 71 84 Sampel 25. SMA NU Kedokanbunder Drs. H. Akyas Ridwan 2 15 18 21 Sampel 26. SMA NU Dukuhjati Mudasir HS, S.Pd. 3 21 23 19 Sampel

27. SMA NU Juntinyuat

Burhanudin, S.Pd.I, M.Pd.I

2 113 130 161 Sampel

28. SMA Muh. Jatibarang Drs. Sumeri 2 32 15 32 Sampel 29. SMA Yappin Drs. Kustam Eka Atmaja, 2 59 47 59 Sampel

Page 12: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

117

No. Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah

Lama Menjabat

di Sekolah Tersebut

Jumlah Siswa Yang Sudah Diluluskan

Reko-mendasi Tahun

2006/2007 Tahun

2007/2008 Tahun

2008/2009

Kertasemaya M.Si.

30. SMA P MKGR Kertasemaya

Drs. H. A. Masdullah Jalil 2 25 25 29 Sampel

31. SMA Al-Ishlah Boarding School

Muhammad Basuki Adnan, M.Pd.

3 21 25 26 Sampel

32. SMA NU Widasari Drs. Usman Kolip 2 31 23 56 Sampel

33. SMA PGRI Cikedung Hendrawan Iskandar, S.Pd, M.Si.

2 14 19 25 Sampel

34. SMA Plus BS Miftahul Ulum

Maliki, S.Pd.I 2 0 0 29 Sampel

35. SMA At-Taqwa Kandanghaur

Drs. Masduki Duryat, M.Pd.I

2 53 66 49 Sampel

36. SMA Darussalam Kandanghaur

Drs. Bahruddin Sanusi, MM.

1 14 7 2 Sampel

37. SMA Muh. Haurgeulis Mashudi, S.Pd.I 2 33 37 34 Sampel 38. SMA Darul Fikri Bugis Maman, S.Pd, M.Ed. 2 18 20 24 Sampel 39. SMA NU Sukra Aspuri, S.Ag. 2 19 36 20 Sampel

Setelah dilakukan cluster, langkah selanjutnya adalah membuat strata.

Berdasarkan strata responden penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut:

(1) guru (2) kepala sekolah, (3) komite sekolah, (4) tenaga administrasi

sekolah, dan (5) peserta didik. Dengan mempertimbangkan jumlah responden

yang menjadi populasi dan keabsahan dalam pengisian instrumen, maka tidak

semua orang yang berada pada strata tersebut menjadi responden penelitian,

tetapi harus memenuhi syarat minimal sudah 2 sampai 5 tahun di sekolah

yang bersangkutan. Khusus untuk siswa sudah 3 tahun di sekolah yang

bersangkutan. Kriteria ini ditujukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

valid. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat diketahui responden

penelitian berdasarkan strata sebagai berikut:

Page 13: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

118

Tabel 3.3 Strata Sampel Penelitian

No Kelompok Strata Kriteria Keterangan

1. Kepala Sekolah Sudah 2 tahun menjadi kepala sekolah pada sekolah terakhir

39 SMA (negeri dan swasta)

2. Guru Guru yang sudah bertugas pada sekolah yang bersangkutan minimal 5 tahun

Mewakili guru senior dan yunior

3. Tenaga Administrasi Sekolah

Minimal sudah bekerja 5 tahun pada sekolah yang dijadikan sampel

Mewakili TAS senior dan yunior

4. Komite Sekolah Ketua komite sekolah 39 SMA (negeri dan swasta)

5. Siswa Kelas 3 39 SMA (negeri dan swasta)

Penentuan sampel lebih lanjut akan menggunakan rumus sebagaimana

yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2002:92) sebagai berikut :

� � �1 � ���

Keterangan : n : Jumlah Sampel yang dicari N : Jumlah Populasi d : Penyimpangan terhadap populasi

Dengan menggunakan rumus dari Notoadmodjo di atas, hasil

penghitungan sampel penelitian adalah sebagai berikut :

Page 14: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

119

N : 39 KS + 780 Guru + 328 TU + 39 komite sekolah + 1560 siswa = 2746

d : 0,5

Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan rumus sebagaimana

dikemukakan oleh Notoatmodjo, didapat populasi sebesar 378 responden.

Sedangkan apabila menggunakan table Krejcie dengan tingkat kesalahan 5 %

didapat populasi sebesar 367 responden. Selanjutnya penghitungan populasi akan

menggunakan hasil penghitungan dengan rumus dari Notoatmodjo. Dari jumlah

367 responden tersebut kemudian dibagi kepada strata, sehingga didapat sejumlah

responden sebagai berikut :

Kepala Sekolah � �� �� �367 � 5

Guru � �� �� �367 � 104

Tenaga Administrasi Sekolah � �� �� �367 � 44

Komite Sekolah � �� �� �367 � 5

Siswa � ���� �� �367 � 209

D. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal yang dapat

berupa sesuatu yang dapat diketahui atau yang dianggap atau anggapan (Iqbal

Hasan, 2002:82). Data yang digunakan dalam penelitian ini umumnya adalah data

primer dan data sekunder sebagai pelengkap. Karena penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif, maka data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif.

Untuk memperoleh data penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan

Page 15: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

120

dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) dan Studi dokumentasi yang

menunjukkan kemampuan profesional guru dan motivasi berprestasi.

Angket yaitu merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun

secara sistematis kemudian dikirim untuk diisi oleh responden, bentuk umum :

pendahuluan berisi petunjuk mengisi angket, bagian identitas responden dan

bagian isi angket. Angket terbagi menjadi angket langsung tertutup dan terbuka.

Dalam penelitian ini cenderung menggunakan angket langsung tertutup yang

dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami

oleh responden sendiri dengan alternative jawaban telah tertera dalam angket.

Angket (kuesioner) digunakan dalam penelitian ini berdasarkan alasan bahwa

responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

oleh penulis, setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama

atas pertanyaan yang diajukan, responden memiliki kebebasan dalam memberikan

jawaban serta angket (kuesioner) ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data

atau keterangan dari banyak responden dalam waktu yang tepat. Selain itu

digunakan juga metode dokumenter yaitu metode yang digunakan untuk

menelusuri data histories seperti: capaian hasil UN, hasil UAS, prestasi non

akademik, dan lain sebagainya.

Melalui teknik ini akan dikumpulkan data berdasarkan jawaban tertulis

dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam angket tersebut.

Indikator-indikator merupakan penjabaran dari variabel kemampuan profesional

guru, motivasi berprestasi dan kinerja guru merupakan materi pokok yang diramu

menjadi sejumlah pertanyaan di dalam angket.

Page 16: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

121

E. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu proses dalam memperoleh data

ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus

tertentu. Pengolahan data pada penelitian ini meliputi berbagai kegiatan antara

lain :

1. Editing, adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data

terkumpul itu tidak logis dan meragukan. Tujuannya untuk menghilangkan

kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan

bersifat koreksi. Kekurangan data atau kesalahan data dapat dilengkapi

atau diperbaiki baik dengan pengumpulan data ulang ataupun dengan

interpolasi (penyisipan).

2. Coding, adalah pemberian / pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data

yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah syarat yang dibuat

dalam bentuk angka-angka / huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau

identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.

3. Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi

kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Untuk melakukan tabulasi

ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan,

khususnya dalam tabulasi silang.

F. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, oleh karena itu

harus ada alat ukur yang baik yang biasa dinamakan instrumen penelitian.

Page 17: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

122

Sugiyono (2002: 84) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrument yang

akan digunakan dalam pengukuran fenomena nyata adalah instrument tidak

langsung berupa angket. Hal ini terkait dengan data yang diharapkan didapat dari

lapangan berupa kondisi keseharian yang dilakukan oleh masing-masing

responden.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan

kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Validitas menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang akan diukur dalam

suatu penelitian (Singaribun, 1995 :124).

Uji validitas yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson untuk

menentukan dan mengetahui berapa besar koefisien korelasi dan kekuatan

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun

rumus Pearson yang digunakan sebagai berikut :

( )( )( ){ } ( ){ }2222

xy

NN

Nr

Υ∑−Υ∑Χ∑−Χ∑

Υ∑Χ∑−ΧΥ∑=

Keterangan :

Page 18: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

123

r = Koefisien Korelasi ∑X = Jumlah skor item ∑Y = Jumlah skor total/seluruh item

n = Jumlah responden

Di mana X dan Y merupakan variabel-variabel yang akan

dikorelasikan, rxy merupakan koefisien korelasi. Setelah nilai korelasi

(rxy) diperoleh, kemudian nilai rxy dibandingkan dengan nilai r tabel

dengan derajat kesalahan 5% atau 1%. Adapun kaidah keputusannya

adalah sebagai berikut ; Bila rxy > dari r tabel, maka alat ukur atau

instrumen penelitian yang digunakan adalah valid.

Rumus tersebut di atas, baik pengolahan, pengujian maupun

analisis data untuk membuktikan tingkat validitas, dilakukan dengan

menggunakan alat bantu Program SPSS.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

ukur atau instrumen penelitian dapat dipercaya atau diandalkan dalam

kegiatan pengumpulan data (Singarimbun, 1995:140). Pengujian

reliabilitas pada instrumen penelitian ini didasarkan atas pendapat

Sugiyono (2001: 109) yaitu dilakukan dengan internal consistency

melalui Teknik Belah Dua (Spit half). Butir-butir pada masing-masing

variabel data intrumen dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

ganjil dan kelompok genap, selanjutnya disusun skor data tiap kelompok.

Page 19: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

124

Masing-masing kelompok skornya dijumlahkan sehingga diperoleh skor

total dari tiap-tiap variabel. Skor total ini dicari korelasinya, setelah

didapat nilai koefisien korelasi dimasukkan ke dalam rumus Spearman

Brown sebagai berikut :

�� � 2. � 1 � �

Keterangan :

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen rb = korelasi product moment antara kelompok ganjil dan

kelompok genap

Setelah diperoleh nilai ri selanjutnya dibandingkan dengan harga tabel

rho, apabilailai ri lebih besar dari tabel rho maka intrumen dinyatakan

reliabel. Rumus tersebut di atas, baik pengolahan, pengujian maupun

analisis data untuk membuktikan tingkat reliabilitas, dilakukan dengan

menggunakan alat bantu Program SPSS.

Hasil uji validitas dan realibilitas secara keseluruhan dapat dilihat

dengan memperhatikan angka pada corrected item-total correlation, yang

merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item. misalnya

korelasi item no1 terhadap skor totalnya adalah sebesar 0,7637.

interpretasinya yaitu dengan cara mengkonsultasikan dengan r tabel.

Sebuah item dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari nilai r tabel.

Perhitungan keseluruhan hasil uji validitas semua variabel dapat dilihat

pada lampiran disertasi ini.

Page 20: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

125

3. Uji Normalitas Data

Untuk menguji apakah data hasil penelitian normal atau tidak, terlebih

dahulu data mentah yang sudah dijadikan skor dikonversi ke dalam data

baku. Proses ini dilakukan dengan menghitung skor mentah melalui rumus

Keterangan :

Ti = Skor simpangan baku Xi = Data skor dari masing-masing responden X = Rata-rata S = Simpangan baku

Hasil pengujian normalitas dapat diketahui berdasarkan nilai Asymp. Siq.

(2tailed). Bila nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,05 berarti variabel

yang diuji dapat dikatakan berdistribusi normal. (Test distribution is

Normal), dan sebaliknya.

G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah

pengolahan data. Dengan pengolahan data akan dapat diketahui tentang makna

dari data yang berhasil dikumpulkan, sehingga hasil penelitianpun akan segera

diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan

komputer dengan program SPSS (Statistical Pacakage for Social Science).

Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

S

XXiTi

)(1050

−+=

Page 21: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

126

1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa

jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap

item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah

ditentukan, kemudian menentukan skornya

3. Melakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan

data. Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata, median, standar deviasi

dan varians dari data masing-masing variabel. Untuk mengetahui

kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel penelitian

digunakan formula sebagai berikut :

! � "#"$% �100%

Keterangan : P = Prosentase skor rata-rata yang dicari X = Skor rata-rata setiap variabel X id = skor ideal setiap variabel

Setelah hasilnya diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan kriteria yang

telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan oleh Nugraha (1999:69), yaitu:

90% - 100 % = Sangat Tinggi 80% - 89% = Tinggi 70% - 79% = Cukup Tinggi 60% - 69% = Sedang 50% - 59% = Rendah 49% kebawah = Sangat Rendah

4. Untuk mengetahui hubungan antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, X3 dengan

Y digunakan teknik korelasi. Teknik korelasi yang digunakan adalah

Korelasi Pearson Product Moment, dengan rumus sebagai berikut:

Page 22: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

127

{ }{ }22xyrΥ∑Χ∑

ΧΥ∑=

5. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X1, X2, dan X3, secara

bersama-sama terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda

(multiple correlation)

'"��( � )�*"� � �*" � �*"� + 2. �*"�� *"� *"�� . �"��1 + �"�""�

6. Uji Regresi, digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara

variabel. Dalam uji ini digunakan regresi linier sederhana dan regresi linier

ganda.

Regresi linier sederhana berguna untuk menguji hipotesis 1 dan 2.

Pengujian ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara

variabel X1 dengan Y dan variabel X2 dengan Y. Persamaan regresi linier

sederhana dinyatakan dengan rumus

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b =Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka

terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Page 23: BAB III adalah penelitian yang mencoba - repository.upi.edurepository.upi.edu/8075/4/d_adpen_0706973_chapter3.pdfPendidikan di Kabupaten Indramayu. A. Metode Penelitian Dalam arti

128

(Sugiyono, 2000:244)

Sedangkan regresi linier ganda digunakan untuk mencari hubungan

fungsional antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel

Y. Persamaan regresi ganda yang digunakan adalah regresi ganda dua

prediktor, dengan rumus :

Y = a+b1X1 + b2X2+b3X3 + ε

Keterangan :

Y = Harga variabel Y yang diperkirakan

a = Koefisien intersep (harga konstan apabila X1 dan X2 sama dengan

nol)

b = Koefisien regresi untuk X1 , X2, dan X3, harga yang menunjukkan

perubahan akan terjadi pada Y

ε = Epsilon (bagian yang tidak diteliti)