bab ii.docx

34
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Interaktif dengan tujuan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, analisis, pengalaman dan wawasan manajer untuk mengambil keputusan yang lebih baik. (Kusumadewi, 2010) SPK adalah sistem yang dibangun untuk menyelesaikan berbagai masalah yang bersifat manajerial atau organisasi perusahaan yang dirancang untuk mengembangkan efektivitas dan produktivitas para manajer untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan teknologi komputer. Hal lainnya yang perlu dipahami adalah bahwa SPK bukan untuk menggantikan tugas manajer akan tetapi hanya sebagai 9

Upload: ma-man

Post on 14-Apr-2016

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BAB II.docx

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem

Informasi Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga

bersifat interaktif dengan pemakainya. Interaktif dengan tujuan untuk memudahkan

integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti

prosedur, kebijakan, analisis, pengalaman dan wawasan manajer untuk mengambil

keputusan yang lebih baik. (Kusumadewi, 2010)

SPK adalah sistem yang dibangun untuk menyelesaikan berbagai masalah yang

bersifat manajerial atau organisasi perusahaan yang dirancang untuk mengembangkan

efektivitas dan produktivitas para manajer untuk menyelesaikan masalah dengan

bantuan teknologi komputer. Hal lainnya yang perlu dipahami adalah bahwa SPK

bukan untuk menggantikan tugas manajer akan tetapi hanya sebagai bahan

pertimbangan bagi manajer untuk menentukan keputusan akhir.

Kegiatan merancang sistem pendukung keputusan merupakan sebuah kegiatan

untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan

yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini meliputi pengembangan

dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif yang digunakan. Sedangkan

kegiatan memilih dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan

tertentu dari beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap tindakan yang

telah dipilih. (Umar Daihani, 2010)

9

Page 2: BAB II.docx

10

2.1.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Konsep SPK pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Scott

Morton. Dalam bukunya Turban (2008) Scott Morton mendefenisikan SPK sebagai

”sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan

untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah

tidak terstruktur”.

Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk menunjang seluruh tahapan

pembuatan keputusan yang dimulai dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih

data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan

keputusan, sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.

Pada sisi lain, pembuat keputusan seringkali dihadapkan pada kerumitan dan

lingkup pengambilan keputusan dengan data yang begitu banyak. Untuk kepentingan

itu, sebagian besar pembuat keputusan dengan mempertimbangkan rasio manfaat atau

biaya, dihadapkan pada suatu keharusan untuk mengandalkan seperangkat sistem

yang mampu memecahkan masalah secara efisien dan efektif yang kemudian disebut

sistem pendukung keputusan.

Gambar 2.1 Model Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Page 3: BAB II.docx

11

2.1.2 Konfigurasi Sistem Pendukung Keputusan

Dukungan keputusan dapat diberikan dalam banyak konfigurasi yang

berbeda-beda. Konfigurasi tersebut tergantung pada sifat situasi keputusan

manajemen dan teknologi spesifik yang digunakan untuk dukungan. Teknologi ini

dirakit dari empat komponen dasar (masing-masing dengan beberapa variasi): data,

model, antarmuka pengguna, dan (opsional) pengetahuan.

Masing-masing komponen dikelola dengan perangkat lunak yang tersedia

secara komersil atau harus diprogram untuk tugas spesifik. Cara komponen tersebut

dirakit menentukan kapabilitas utamanya dan sifat dukungan yang disediakan.

Sistem pendukung keputusan secara garis besar seorang pengambil keputusan

dalam melakukan pengambilan keputusan melewati beberapa alur/ proses seperti

ditunjukkan pada gambar di bawah ini untuk mendapatkan keputusan yang terbaik

Gambar 2.2 Tahapan Konfigurasi Sistem Pendukung Keputusan

Page 4: BAB II.docx

12

2.1.3. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Pada awalnya Turban & Aronson (2008), mendefenisikan sistem pendukung

keputusan ( Decision Support System – DSS ) sebagai sistem yang digunakan untuk

mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pembuatan keputusan pada

kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah

sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan pembuatan keputusan dan

tidak melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.

Little (2007) mendefinisikan SPK sebagai sekumpulan prosedur berbasis

model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer mengambil

keputusan. Dia menyatakan bahwa untuk sukses, sistem tersebut haruslah sederhana,

cepat, mudah dikontrol, adaptif, lengkap dengan isu-isu penting, dan mudah

berkomunikasi.

Bonczek, dkk., (2008) mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer

yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa (mekanisme

untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen DSS lain), sistem

pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada SPK apakah

sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan

antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi

masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan).

2.1.4. Karakterisktik Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan pada dasarnya merupakan pengembangan lebih

lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi (computerized management

Page 5: BAB II.docx

13

information systems), yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif

dengan pemakainya.

Sifat interaktif ini diperlukan untuk memudahkan integrasi antara berbagai

komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur, kebijakan, teknik

analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka

keputusan yang bersifat fleksibel (Suryadi dan Ramdhani, 2008)

Sudirman dan Widjajani (2006), mengemukakan karakteristik SPK yang

dirumuskan oleh Alters Keen sebagai berikut:

1. SPK ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur

dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada di tingkat puncak.

2. SPK merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan data.

3. SPK memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara

manusia dengan komputer.

4. SPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan

yang terjadi.

2.1.5. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Bagaimanapun juga harus diingat bahwa Sistem Pendukung Keputusan tidak

ditekankan untuk membuat keputusan. Dengan sekumpulan kemampuan untuk

mengolah informasi atau data yang akan diperlukan dalam proses pengambilan

keputusan, sistem hanya berfungsi sebagai alat bantu manajemen. Jadi sistem ini

tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi pengambil keputusan dalam membuat

keputusan dalam melaksanakan tugasnya (Daihani, 2010).

Page 6: BAB II.docx

14

Secara luas, dapat dikatakan bahwa SPK dirancang untuk menghasilkan

berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam

melaksanakan tugasnya. Karena sebagian besar proses pengambilan keputusan yaitu

perumusan masalah dan pencarian alternatif telah dikerjakan oleh sistem, maka

diharapkan para manajer akan lebih cepat dan akurat dalam menangani masalah yang

dihadapinya

Sistem pendukung keputusan pada hakekatnya memiliki beberapa tujuan

(Turban, 2008) yaitu:

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi-

terstruktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukan untuk

menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada

perbaikan efisiensinya.

4. Kecepatan komputasi. komputer memungkinkan para pengambil keputusan

untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Dukungan kualitas. komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang

dibuat, misalnya: semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga

alternatif yang bisa dievaluasi.

6. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

Menurut Simon (2007) menggambarkan otak manusia memiliki kemampuan

yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit

mengingat sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan.

Page 7: BAB II.docx

15

2.1.6. Komponen-komponen SPK

Dengan adanya Sistem Pendukung keputusan ini maka akan sangat membantu

pekerjaan dalam hal pengambilan keputusan dan orang yang sangat terbantu adalah

seorang manajer. Karena seorang manajer dituntut untuk menyampaikan gagasan

untuk memecahkan suatu masalah dan memberikan solusi agar hasil yang diperoleh

memuaskan dan menguntungkan. SPK dapat menjadi stimulan bagi pengambil

keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai

alternatif pemecahan

SPK dapat terdiri dari tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas

teknis SPK (Suryadi dan Ramdhani, 2008), yaitu:

1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem)

2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem)

3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and

Management Software)

Komponen-komponen SPK dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.3 Model Konseptual SPK (Turban, 2008)

Page 8: BAB II.docx

16

2.1.6.1 Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem)

Subsistem data merupakan bagian yang menyelediakan data yang

dibutuhkan oleh Data Base Management Subsystem (DBMS). DBMS sendiri

merupakan susbsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang

merupakan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan dapat berasal dari luar

lingkungan. Keputusan pada manajemen level atas seringkali harus memanfaatkan

data dan informasi yang bersumber dari luar perusahaan.

Kemampuan subsistem data yang diperlukan dalam suatu Sistem Pendukung

Keputusan, antara lain :

a. Mampu mengkombinasikan sumber – sumber data yang relevan melalui proses

ekstraksi data.

b. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logical sesuai dengan

pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa saja yang tersedia dan

dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.

c. Mampu menambah dan menghapus secara cepat dan mudah.

d. Mampu menangani data personal dan non personal, sehingga user dapat

bereksperimen dengan berbagai alternatif keputusan.

e. Mampu mengolah data yang bervariasi dengan fungsi manajemen data yang luas.

2.1.6.2 Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem)

Subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan memungkinkan

pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan

membandingkan alternatf solusi. Intergrasi model-model dalam sistem informasi

manajemen yang berdasarkan integrasi data dari lapangan menjadi suatu sistem

Page 9: BAB II.docx

17

pendukung keputusan. Kemampuan subsistem model dalam Sistem Pendukung

Keputusan antara lain :

1. Mampu menciptakan model – model baru dengan cepat dan mudah.

2. Mampu mengkatalogkan dan mengelola model untuk mendukung semua tingkat

pemakai.

3. Mampu menghubungkan model – model dengan basis data melalui hubungan

yang sesuai.

4. Mampu mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dengan

database manajemen.

2.1.6.3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog

Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan

interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Bennet

mendefenisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen –

komponen dari sistem dialog. Ia membagi subsistem dialog menjadi 3 bagian yaitu :

1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam

berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan seperti papan ketik

(key board), panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya.

2. Bahasa tampilan dan presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai.

Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, layar tampilan, grafik,

warna, plotter, keluaran suara, dan sebagainya.

3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar

pemakaian sistem bisa efektif. Basis pengetahuan bisa berada dalam pikiran

pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual

Page 10: BAB II.docx

18

Kombinasi dari kemampuan-kemampuan tersebut terdiri dari apa yang disebut

gaya dialog, misalnya, pendekatan tanya jawab, bahasa perintah, menu - menu, dan

mengisi tempat kosong. Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk

mendukung dialog pemakai atau sistem meliputi:

1. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi dialog, bahkan jika mungkin

untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.

2. Kemampuan untuk mengakomodasikan tindakan pemakai dengan berbagai

peralatan masukan.

3. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan

peralatan masukan.

4. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui

basis pengetahuan pemakai.

2.2 Model Pengambilan Keputusan

Model pengambilan keputusan dibagi dua. Yaitu :

1. Model Single Criteria

Model ini menjadi dasar yang baik untuk mulai memahami bagaimana individu

membuat keputusan yang rasional di bawah kondisi ketidakpastian. Model ini

memungkinkan untuk mengapresiasikan konsep informasi yang memudahkan

pembuat keputusan untuk menajamkan kepercayaan subjektifnya tentang

pengambilan di masa depan atas keputusannya.

2. Model Multi Criteria

Menurut Kusumadewi (2007) “model multi criteria adalah suatu metode

pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah

Page 11: BAB II.docx

19

alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu”. Kriteria biasanya berupa ukuran-

ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan tujuannya. multi criteria dapat dibagi menjadi 2 model

(Zimmermann, 2001): 

a. Multi Attribute Decision Making (MADM); dan Multi Objective Decision

Making (MODM). Seringkali MCDM dan MADM digunakan untuk

menerangkan kelas atau kategori yang sama. MADM digunakan untuk

menyelesaikan masalah-masalah dalam ruang diskret. Oleh karena itu, pada

MADM biasanya digunakan untuk melakukan penilaian atau seleksi terhadap

beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas.

b. Sedangkan MODM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pada

ruang kontinyu (seperti permasalahan pada pemrograman matematis).

2.3 Pengertian Tower

Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi

empat atau segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk

menempatkan antenna dan radio pemancar maupun penerima gelombang

telekomunikasi dan informasi.

Tower BTS (Base Transceiver System) sebagai sarana komunikasi dan

informasi, berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi)

Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk di

bawahnya. Tower BTS memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan

mahluk hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga

Page 12: BAB II.docx

20

sangat aman bagi masyarakat di bawah maupun disekitarnya. Tipe Tower jenis ini

pada umumnya 3 macam, yaitu :

1) Tower dengan 4 kaki, atau tower pipa besar (diameter pipa 30 cm keatas) (tanpa

kawat spanner).

2) Tower segitiga yang dikokohkan dengan tali pancang/spanner.

3) Pipa besi yang dikuatkan dengan tali spanner.

Tower dengan 4 kaki sangat jarang dijumpai roboh, karena memiliki kekuatan

tiang pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tipe ini mahal biayanya,

namun kuat dan mampu menampung banyak antenna dan radio. Tipe tower ini

banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan bisnis komunikasi dan informatika yang

bonafid. (Indosat, Telkom, Xl,dan lain-lain)

Tower Segitiga disarankan untuk memakai besi dengan diameter 2 cm ke atas.

Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di

bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60

meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter.

Tower jenis ketiga lebih cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi

tower pipa ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan

melengkung). Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu

pada spanner.

2.4 Sistem Pendirian Tower

Pembangunan tower harus memiliki Izin Mendirikan Tower dari instansi yang

berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian Izin

Page 13: BAB II.docx

21

Mendirikan tower wajib memperhatikan ketentuan tentang penataan ruang sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Hasil-hasil penelitian yang ada hingga kini belum dapat disimpulkan dengan

mantap karena ada yang kontroversial bila menyangkut kesehatan masyarakat yang

tingkat pancarannya relatif tidak begitu tinggi dibandingkan dengan pancaran

terhadap tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan sumber medan

elektromagnetik (Soesanto, 1996).

Semula gangguan kesehatan sebagai dampak radiasi medan elektromagnetik

diketahui tahun 1972, ketika para peneliti Uni Soviet melaporkan bahwa mereka yang

bekerja dibawah transmisi listrik tegangan tinggi menderita sakit dengan gejala yang

berhubungan dengan sistem saraf seperti sakit kepala, kelelahan dan gangguan pola

tidur. Namun, studi di lingkungan kerja memberikan hasil yang lebih konsisten antara

pemaparan medan elektromagnetik dengan efek kesehatan tertentu seperti kanker,

leukimia, tumor otak dan melanoma (Anies, 2003).

Penyelenggara Telekomunikasi, Penyedia Menara, dan atau Kontraktor

Menara dalam mengajukan Izin Mendirikan tower wajib menyampaikan informasi

rencana penggunaan tower Bersama. Informasi harus dilakukan dengan perjanjian

tertulis antara Penyelenggara Telekomunikasi.

Penyelenggara Telekomunikasi yang towernya dikelola pihak ketiga harus

menjamin bahwa pihak ketiga tersebut memenuhi kriteria sebagai Pengelola tower

atau Penyedia Menara. Sedangkan untuk Penyelenggara Telekomunikasi yang

pembangunan Menaranya juga dilakukan oleh pihak ketiga, juga harus menjamin

bahwa pihak ketiga tersebut memenuhi kriteria Kontraktor tower. Pembangunan

Page 14: BAB II.docx

22

Menara harus sesuai dengan standar baku tertentu untuk menjamin keamanan

lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan kekuatan dan

kestabilan konstruksi Menara, antara lain: Tempat/ space penempatan antena dan

perangkat telekomunikasi untuk penggunaan bersama, Ketinggian Menara, Struktur

Menara, Rangka struktur Menara, Pondasi Menara dan Kekuatan angin.

Tower harus dilengkapi dengan sarana pendukung dan identitas hukum yang

jelas. Sarana pendukung harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku, antara lain : Pentanahan (grounding), Penangkal petir, Catu daya, Lampu

Halangan Penerbangan (Aviation Obstruction Light) dan Marka Halangan

Penerbangan (Aviation Obstruction Marking). Sedangkan Identitas hukum terhadap

menara antara lain:

a. Nama pemilik menara;

b. Lokasi menara;

c. Tinggi menara;

d. Tahun pembuatan/ pemasangan menara;

e. Kontraktor menara; dan

f. Beban maksimum menara.

2.5 Metode Topsis

Metode  TOPSIS  (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal

Solution) adalah  salah  satu  metode  pengambilan  keputusan multikriteria yang

pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang  pada tahun 1981.  Metode  ini 

Page 15: BAB II.docx

23

merupakan  salah  satu  metode  yang  banyak  digunakan  untuk menyelesaikan

pengambilan  keputusan  secara  praktis.  TOPSIS  memiliki  konsep dimana

alternatif  yang terpilih merupakan alternatif terbaik  yang memiliki jarak terpendek

dari solusi ideal positif dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif. Semakin 

banyaknya  faktor  yang  harus  dipertimbangkan  dalam  proses pengambilan 

keputusan,  maka  semakin  relatif  sulit  juga  untuk  mengambil

keputusan  terhadap  suatu  permasalahan.  Apalagi  jika  upaya  pengambilan

keputusan  dari  suatu  permasalahan  tertentu,  selain  mempertimbangkan  berbagai

faktor/kriteria  yang  beragam,  juga  melibatkan  beberapa  orang  pengambil

keputusan.  Permasalahan  yang  demikian  dikenal  dengan  permasalahan  multiple

criteria decision making  (MCDM).  Dengan kata lain, MCDM juga dapat disebut

sebagai  suatu  pengambilan  keputusan  untuk  memilih  alternatif  terbaik  dari

sejumlah  alternatif  berdasarkan  beberapa  kriteria  tertentu.  Metode  TOPSIS

digunakan  sebagai  suatu  upaya  untuk  menyelesaikan  permasalahan  multiple

criteria  decision  making.  Hal  ini  disebabkan  konsepnya  sederhana  dan  mudah

dipahami, komputasinya  efisien  dan  memiliki  kemampuan  untuk  mengukur

kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan suatu permasalahan

menggunakan metode TOPSIS adalah sebagai berikut :

1. Menggambarkan  alternatif  (m)  dan  kriteria  (n)  ke  dalam  sebuah  matriks,

dimana  Xij adalah  pengukuran  pilihan  dari  alternatif  ke-i  dan  kriteria  ke-j.

Matriks ini dapat dilihat pada persamaan satu.

Page 16: BAB II.docx

24

…….(1)

2. Membuat matriks R yaitu matriks keputusan ternormalisasi Setiap  normalisasi 

dari  nilai  rij dapat  dilakukan  dengan  perhitungan menggunakan persamaan (2).

……..(2)

3. Membuat pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi Setelah

dinormalisasi, setiap kolom pada matriks R dikalikan dengan bobot (wj) untuk

menghasilkan matriks pada persamaan tiga.

……………(3)

4. Menentukan nilai solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Solusi ideal

dinotasikan A+, sedangkan solusi ideal negatif dinotasikan A-. Persamaan untuk

menentukan solusi ideal dapat dilihat pada persamaan empat.

………………..(4)Dimana :

Page 17: BAB II.docx

25

5. Menghitung separation measure. Separation measure ini merupakan

pengukuran jarak dari suatu alternatif ke solusi ideal positif dan solusi ideal

negatif.

–  Perhitungan solusi ideal positif dapat dilihat pada persamaan lima :

–  Perhitungan solusi ideal negatif dapat dilihat pada persamaan enam :

6. Menghitung  nilai  preferensi  untuk  setiap  alternatif. Untuk  menentukan

ranking tiap-tiap alternatif yang ada maka perlu dihitung terlebih dahulu nilai

preferensi  dari  tiap  alternatif.  Perhitungan  nilai  preferensi  dapat  dilihat

melalui persamaan tujuh.

Setelah  didapat  nilai  Ci+,  maka  alternatif  dapat  diranking  berdasarkan

urutan i Ci+.  Dari  hasil  perankingan  ini  dapat  dilihat  alternatif  terbaik  yaitu

alternatif yang memiliki jarak terpendek dari solusi ideal dan berjarak terjauh dari

solusi ideal negatif.

2.4. MySQL

MySQL adalah database server relasional yang gratis di bawah lisensi GNU

Page 18: BAB II.docx

26

General Public License. MySQL dikembangkan oleh MySQL AB, sebuah

perusahaan komersial yang membangn layanan bisnisnya melalui basis data MySQL.

Awal mula pengembangan MySQL adalah pengguanaan mSQL untuk koneksi ke

tabel mempergunakan rutin level rendah (ISAM). Setelah beberapa pengujian

diperoleh kesimpulan mSQL tidak cukup cepat dan fleksibel untuk memenuhi

kebutuhan. Sehingga dihasilkan suatu antarmuka SQL baru pada basis data tetapi

dengan Application Programming Interface (API) yang mirip SQL. API ini dipilih

sedemikian sehingga memudahkan porting kode (Utdirartatmo, 2002).

MySQL juga disebut sebagai suatu sistem manajemen basis data. Suatu basis

data adalah sebuah kumpulan data yang terstruktur. Untuk menambahkan,

mengakses, dan memproses data yang tersimpan pada suatu basis data komputer

diperlukan sistem manajemen basis data seperti MySQL. MySQL mampu menangani

basis data berukuran besar yaitu bisa memuat 60 ribu tabel dan 50 juta record. Karena

komputer sangat unggul dalam menangani sejumlah besar data, sistem manajemen

basis data memainkan suatu peranan yang penting dalam komputasi, baik sebagai

utility stand-alone maupun bagian dari aplikasi lainnya.

Perintah-perintah dasar Structured Query Language (SQL) yang dipergunakan

pada MySQL adalah sebagai berikut (Utdirartatmo, 2002).

a. CREATE DATABASE

Perintah ini berfungsi untuk membuat database baru

b. DROP DATABASE

Berfungsi untuk menghapus database.

c. CREATE TABLE

Page 19: BAB II.docx

27

Perintah ini berfungsi untuk membat table baru.

d. DESCRIBE

Perintah ini berguna untuk menampilkan deskripsi dari sebua tabel.

e. ALTER TABLE

Perintah ini berfungsi untuk melakukan modifikasi tabel.

f. DROP TABLE

Perintah ini digunakan untuk menghapus tabel.

g. DELETE

Perintah ini digunakan untuk menghapus record dari sebuah tabel.

h. GRANT

Perintah ini berfungsi untuk memberikan privilege akses kepada pengguna

terhadap tabel dan dapat juga digunakan untuk membuat pengguna baru.

i. LOCK TABLES

Perintah ini berfungsi untuk menutup akses pengguna terhadap tabel.

j. UNLOCK TABLES

Perintah ini berfungsi untuk membuka akses yang sebelumnya dikunci.

k. INSERT INTO

Perintah ini berfungsi untuk memasukkan data ke dalam tabel.

l. LOAD DATA INFILE

Perintah ini gunakan untuk membaca data dari file teks.

m. SELECT

Perintah ini berfungsi untuk menampilkan record dari suatu tabel.

Page 20: BAB II.docx

28

n. UPDATE

Perintah ini berfungsi untuk melakukan update data field dari sebuah tabel.

2.5 Data Flow Diagram

Diagram aliran data merupakan model dari system untuk menggambarkan

pembagian system ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan

diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai

bidang computer untuk mengerti system yang akan dikerjakan (AL-Bahra,2005). Dan

berikut ini ada beberapa gambar /simbol dari Data Flow Diagram (DFD).

ee

Gambar 2.4 Simbol Data Flow Diagram

Diagram ini adalah diagram yang menggambarkan proses dari dataflow

diagram. Diagram ini memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem

Entitas Eksternal

Entitas Eksternal

Entitas eksternal dapat berupa orang /unit terkait yang berinteraksi dengan sistem tetapi diluar sistem

ProsesProses

Orang, unit yang mempergunakan atau melakukan transformasi data. Komponen fisik tidak didentifikasi.

Aliran data Eksternal

Aliran data Eksternal Aliran data dengan arah khusus dari

sumber ketujuan

Data store Data storePenyimpanan data atau tempat data direfer oleh proses

Page 21: BAB II.docx

29

yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada,

aliran data, dan eksternal entity. Dalam setiap proses yang dilakukan oleh sistem yang

sehingga dapat memeberikan informasi atau ouput yang jelas dan akurat.

2.6 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah komponen-komponen Himpunan

Entitas dan Himpunan Relasi yang dilengkapi atribut- atribut yang mempresentasikan

sebuah fakta Model ini dipilih karena mempunyai kelebihan yaitu.

1. Dapat menggambarkan hubungan antara entity dengan jelas.

2. Dapat menggambarkan batasan jumlah entity dan partisipasi antar entity.

3. Mudah dimengerti oleh perancang database.

Ada tiga macam komponen- komponen ERD yang digunakan yaitu :

1. Entity/objek data

Entity adalah kumpulan objek atau suatu yang dapat dibedakan atau dapat

diidentifikasi secara unik, kumpulan entitas yang sejenis disebut entityset

penggambaran entitas pada ERD menggunakan simbol persegi panjang.

Gambar 2.5 Simbol Entity

2. Relationship

Relationship adalah Hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih,

kumpulan relationship yang sejenis disebut Relationship set.Hubungan digambarkan

dengan bentuk belah ketupat, tiap belah ketupat diberi label kata kerja.

Page 22: BAB II.docx

30

Gambar 2.6 Simbol Relationship

3. Atribut

Atribut merupakan sifat atau karakteristik suatu entitas yang menyediakan

penjelasan detail tentang entitas tersebut.

Gambar 2.7 Simbol Atribut

4. Line

Line merupakan sifat atau karakteristik suatu entitas yang menyediakan

penghubungan relasi database

Gambar 2.8 Simbol Line