bab ii.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072113/5695d3581a28ab9b029d9a7f/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Sampel
2.2.1 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki
gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Fenol memiliki karakteristik kelarutan yang terbatas dalam air yakni 8,3
gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat
melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut
menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir
Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan
komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai
TCP (trichlorophenol). Fenol juga berfungsi dalam pembuatan obat-obatan
(bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya) (Lutfiah,
dkk., 2013).
2.2.2 Asam Sulfat
Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan yang bersifat korosif, tidak
berwarna, tidak berbau, sangat reaktif dan mampu melarutkan berbagai logam.
Bahan kimia ini dapat larut dengan air dengan segala perbandingan,
mempunyai titik lebur 10,31 °C dan titik didih pada 336,8 °C tergantung
kepekatan serta pada temperatur 300 °C atau lebih terdekomposisi
menghasilkan sulfur trioksida.
Asam sulfat (H2SO4) dapat dibuat dari belerang (S), pyrite (FeS) dan
juga beberapa sulfid logam (CuS, ZnS, NiS). Pada umumnya asam sulfat
diproduksi dengan kadar 78%-100% serta bermacam-macam konsentrasi oleum
(Lutfiati, 2008).
![Page 2: BAB II.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072113/5695d3581a28ab9b029d9a7f/html5/thumbnails/2.jpg)
2.2.3 Asam Nitrat
Asam nitrat termasuk asam inorganik kuat jika dalam volume yang besar.
Penggunaan terbesar dari asam nitrat adalah dalam produksi pupuk.
Penggunaan ini menyumbang 75% dari semua asam nitrat yang dihasilkan.
Sekitar 15% dari produksi yang digunakan dalam pembuatan bahan peledak
dan 10% didistribusikan di antara berbagai toko. Ini termasuk pembuatan serat
sintetis, pewarna, dan plastic (Taylor and Francis, 2012).
Asam nitrat dapat terbentuk dari senyawa radikal dan nitrat dengan
adanya air dan ini adalah sebagian penyebab terjadinya korosi pada beton.
Asam nitrat yang ada di pabrik kimia memproduksi bahan peledak, pupuk
buatan dan produk sejenis lainnya. Meskipun asam nitrat tidak sekuat asam
sulfat, efeknya pada beton lebih merusak karena dapat mengubah kalsium
hidroksida beton menjadi garam kalsium nitrat yang memiliki kelarutan yang
tinggi (Olusola and Opeyemi, 2012).
2.2 Asam Pikrat
Asam pikrat adalah senyawa kimia yang bersifat eksplosif, terbentuk karena
reaksi antara Fenol dan asam nitrat hingga menghasilkan 2,4,6-trinitrofenol.
Asam pikrat larut baik dalam pelarut organik terutama aseton (43 gram dalam
100 g pada 25 ° C), metanol (21 gram dalam 100 g pada 25 ° C), sedikit larut dalam
asam sulfat dan asam nitrat pada suhu kamar, kelarutan meningkat seiring dengan
temperatur. Ketika dipanaskan di atas titik leleh (122.5 ° C) asam pikrat akan
menyublim. Asam pikrat terdapat di alam dan relatif stabil. Asam pikrat juga dapat
menghasilkan ester, misalnya Trinitroanisol dan trinitrofenetol.
Asam pikrat sangat beracum. Dosis mematikan tunggal untuk kelinci adalah
sekitar 0,5 gram/ 1 kg berat makhluk hidup. Racun yang dihasilkan menumpuk di
dalam tubuh, menembus kulit, kulit, rambut, kuku, gigi dan air liur. Larutan encer
asam pikrat (0,05%) dapat digunakan untuk membunuh banyak bakteri (seperti
bakteri dan tifus) (Lutfiah, dkk., 2013).
![Page 3: BAB II.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072113/5695d3581a28ab9b029d9a7f/html5/thumbnails/3.jpg)
2.3 Nitrasi
Nitrasi adalah proses memasukan satu atau lebih gugus nitro atau nitril ion ke
dalam senyawa organic atau bahan baku yang digunakan, biasanya adalah senyawa
hidrokarbon. Nitrasi merupakan salahsatu proses yang paling penting di industri
sintesa senyawa organic. Produk-produk nitrasi dipakai secara luas sebagai solvent
(nitroparafin), pewarna tekstil (α nitronaftalena), farmasi, bahan vernis atau coating
(nitro selullosa) dan bahan peledak (TNT) dan untuk meningkatkan bilangan cetane
pada bahan bakar diesel (tetranitromethane). Selain itu produk nitrasi digunakan juga
sebagai senyawa intermediet untuk membuat produk lain.
Pada proses nitrasi, gugus nitro (NO2+) dapat terikat pada atom C sehingga
membentuk senyawa nitroaromatik atau nitroparafinik. Gugus nitro yang terikat pada
atom O membentuk senyawa nitrat ester sedangkan gugus nitro yang terikat pada
atom N membentuk senyawa nitroamina atau nitroamida. Reagen yang dapat
digunakan sebagai nitrating agents reaksi nitrasi adalah asam nitrat dalam bentuk
larutan encer, campuran asam (mixed acid) asam nitrat dan asam sulfat, asam nitrat
dan asam fosfat, asam nitrat dan asam asetat anhidrid, asam nitrat dan chloroform,
nitrogen pentaoksida (N2O5) dan nitrogen tetraoksida (N2O4) digunakan untuk nitrasi
pada fasa gas (Fathatun, dkk., 2013).
2.4 Kristalisasi
Kristalisasi adalah teknik sederhana dan efektif untuk pemurnian padatan
senyawa organik. Kristal dapat diperoleh melalui satu dari tiga cara, yakni
pendinginan lelehan suatu padatan, dari sublimasi, atau dari sebuah larutan super
jenuh. Metode pembentukan kristal larutan super jenuh paling umum digunakan
dalam laboratorium kimia organik.
Masalah utama dalam kristalisasi adalah pemilihan pelarut yang sesuai untuk
melarutkan zat-zat pengotor. Pelarut ideal untuk kristalisasi adalah harus tidak
bereaksi dengan senyawa yang akan dikristalisasi, dan seharusnya volatil sehingga
mudah dipindahkan dari kristal, harus mempunyai titik didih yang lebih rendah dari
pada titik leleh senyawa yang dikristalkan dan paling penting senyawa yang
dikristalkan sangat larut dalam pelarut panas dan tidak larut dalam pelarut dingin.
Untuk kristalisasi senyawa non polar seperti heksana atau petroleum eter. Senyawa
![Page 4: BAB II.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072113/5695d3581a28ab9b029d9a7f/html5/thumbnails/4.jpg)
yang mengandung gugus polar seperti OH, paling baik dikristalkan dari pelarut polar
yang mengandung OH seperti etanol (Firdaus, 2011).