bab ii.docx

Upload: selli-andria

Post on 10-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1Landasan Teori2.1.1Pengertian BiayaSecara luas biaya didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Menurut Mulyadi (2005). Biaya (cost) merupakan sumber daya yang telah atau akan dikorbankan untuk mewujudkan tujuan tertentu. Dari pendapat-pendapat di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa biaya adalah pengorbanan ekonomis atau pengeluaran-pengeluaran ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang, untuk mencapai tujuan tertentu.Sedangkan menurut Sinaga (2011) mengutip pengertian biaya menurut AICPA yaitu :Biaya adalah pengurangan pada aktiva netto sebagai akibat digunakannya jasa-jasa ekonomi untuk menciptakan penghasilan. Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan member manfaat saat sekarang atau di masa yang akan datang. 2.1.2Klasifikasi BiayaMenurut Mulyadi (2005:14), biaya dapat digolongkan menurut berikut : 1. Penggolongan Biaya Menurut Obyek PengeluaranDalam cara ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yg berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam PerusahaanDalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok: a. Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut obyek pengeluarannya, biaya produksi dapat dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.b. Biaya Pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.c. Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. 3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan: a. Biaya Langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.b. Biaya Tidak Langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya Dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan Menurut cara penggolongan ini, biaya dapat digolongkan menjadi empat, diantaranya: a. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.b. Biaya semi variabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Dalam biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.c. Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya tetap, adalah biaya yang tetap jumlah totalnya dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya: biaya gaji direktur produksi.5. Penggolongan Biaya Menurut Jangka Waktu ManfaatnyaMenurut jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Contohnya: pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva, biaya depresiasi, biaya amortisasi.b. Pengeluaran pendapatan, adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Contohnya: biaya iklan, biaya tenaga kerja.

2.1.3 Mengidentifikasi Biaya dan ManfaatSecara umum dalam memperhitungkan manfaat terdapat dua komponen yaitu (i) manfaat langsung dan (ii) manfaat tidak langsung. Manfaat langsung adalah nilai kepuasan yang dirasakan oleh penerima manfaat terkait baik dalam bentuk nyata (barang) atau tidak nyata (intangible) seperti jasa. Pengukuran manfaat langsung atas sebuah produk pada umumnya dilakukan dengan harga pasar untuk proyek swasta dan harga bayangan untuk proyek pemerintah dengan ukuran surplus konsumen pada kurva permintaan barangnya. Manfaat tidak langsung secara teoretis dikenal dengan istilah eksternalitas, yaitu manfaat yang dirasakan oleh pihak lain yang bukan penerima manfaat utama dari aktivitas atau produk atau proyek publik tersebut. Misalnya jika diproduksi alat atau teknologi penanganan kemacetan lalu lintas, maka dengan berkurangnya polusi udara akibat penurunan kemacetan sebenarnya penduduk kota sebagai pihak lain mendapatkan benefit berupa peningkatan kualitas hidup. Persoalan yang muncul kemudian adalah seberapa jauh hal-hal yang kaitannya akan ikut diperhitungkan dalam manfaat maupun biaya. Secara umum, untuk biaya dikenal beberapa konsep biaya yaitu (i) biaya akuntansi dan (ii) biaya ekonomi. Biaya akuntansi adalah biaya yang melekat pada pengadaan input yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya bergerak atau marjinal (variable/marginal cost). Biaya biaya ini adalah komponen biaya yang tercatat dalam laporan keuangan setiap aktivitas. Sedangkan biaya ekonomi sering dikenal sebagai opportunity cost atau sumber daya yang terkorbankan jika inputnya dipergunakan untuk aktivitas sebuah proyek atau produksi barang/jasa. Menurut Kadariah (1999), biaya dalam proyek digolongkan menjadi empat macam, yaitu Biaya Persiapan, Biaya Investasi, Biaya Operasional, dan Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan.

a. Biaya PersiapanBiaya persiapan adalah biaya yang dikeluarkan sebelum proyek yang bersangkutan benar-benar dilaksanakan, misalnya biaya studi kelayakan. Biaya ini biasanya dimasukkan pada biaya investasi (biaya modal). b. Biaya Investasi atau ModalBiaya investasi biasanya didapat dari pinjaman suatu badan atau lembaga keuangan baik dari dalam negeri atau luar negeri, yang termasuk biaya investasi seperti biaya tanah, biaya pembangunan termasuk instalasi, biaya perabotan, biaya peralatan (modal kerja). c. Biaya OperasionalBiaya operasional dapat dibagi lagi menjadi biaya gaji untuk karyawan, biayalistrik, air dan telekomunikasi, biaya habis pakai, biaya kebersihan, dan sebagainya.d. Biaya Pemeliharaan atau PenggantianPada awal umur suatu aktivitas, biaya ini belum muncul tetapi setelah memasuki usia tertentu, biasanya pada bangunan mulai terjadi kerusakan-kerusakan yang memerlukan perbaikan. Sedangkan manfaat yang akan terjadi pada suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga yaitu manfaat langsung, manfaat tidak langsung dan manfaat terkait (Kadariah, 1999).1. Manfaat LangsungManfaat langsung dapat berupa peningkatan output secara kualitatif dan kuantitatif akibat penggunaan alat-alat produksi yang lebihcanggih, keterampilan yang lebih baik dan sebagainya.

2. Manfaat Tidak LangsungManfaat tidak langsung adalah manfaat yang muncul di luar proyek, namun sebagai dampak adanya proyek. Manfaat ini dapat berupa meningkatnya pendapatan masyarakat disekitar lokasi proyek.3. Manfaat TerkaitManfaat terkait yaitu keuntungan-keuntungan yang sulit dinyatakan dengan sejumlah uang, namun benar-benar dapat dirasakan, seperti keamanan dan kenyamanan. Dalam penelitian ini untuk penghitungan hanya didapat dari manfaat langsung dan sifatnya terbatas, karena tingkat kesulitan menilainya secara ekonomi.2.2Pengertian Cost Benefit AnalysisCost Benefit Analysis atau Benefit-Cost Analysis merupakan metode yang umum digunakan pada proses evaluasi manajemen. Tidak menutup kemungkinan juga analisis ini digunakan dalam tahap perencanaan. Analisis ini digunakan untuk menilai beberapa alternatif sumber daya maupun program yang memiliki manfaat lebih besar atau lebih baik dari alternatif lainnya.Cost Benefit Analysis adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Tipe analisis ini sangat cocok untuk alokasi beberapa bahan jika keuntungan ditinjau dari perspektif masyarakat. Analisis ini sangat bermanfaat pada kondisi antara manfaat dan biaya mudah dikonversi ke dalam bentuk rupiah (Orion, 1997).

Pengertian Cost Benefit Analysis menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. Menurut Siegel (1994), Cost Benefit Analysis merupakan cara untuk menemukan alasan dalam menentukan biaya pengambilan alternatif dari pengukuran hasil yang menguntungkan dari alternatif tersebut.b. Vogenberg (2001) mendefinisikan Cost Benefit Analysis sebagai tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter.c. Menurut Schniedrjans, et.al. (2004), Cost Benefit Analysis adalah suatu teknik untuk menganalisis biaya dan manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif tindakan yang akan dilakukan.d. Menurut Keen (2003), Cost benefit Analysis merupakan analisis bisnis untuk memberikan gambaran kenapa harus memilih atau tidak memilih spesifikasi dari suatu investasi.Analisis biaya manfaat ini merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu program atau proyek. Dalam perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program atau proyek. Dalam analisis cost-benefit, perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. 2.2.1 Tujuan Cost Benefit AnalysisTujuan Cost Benefit Analysis yaitu menentukan atau mengukur apakah manfaat dari suatu program atau kegiatan yang merupakan sebuah investasi baik atau tidak. Cost Benefit Analysis bertujuan untuk memberikan dasar untuk membandingkan suatu kegiatan. Termasuk membandingkan biaya total yang diharapkan dan total keuntungan yang diharapkan.

2.2.2 Prinsip Dasar Cost Benefit AnalysisCost Benefit Analysis (CBA) digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber ekonomi secara efisien. Penyedia pelayanan kesehatan (Health Provider) harus mempunyai banyak program atau kegiatan yang harus dilaksanakan, sedangkan biaya yang tersedia sangat terbatas. Dengan analisis CBA ini pelayanan kesehatan seharusnya menjamin penggunaan sumber ekonomi yang efisien dengan memilih program-program yang memenuhi kriteria efisiensi. Sehingga Cost Benefit Analisis (CBA) merupakan alat bantu membuat keputusan public dengan mempertimbangkan kesejahteraan pasien atau konsumen seperti penambahan fasilitas penunjang kesehatan dan pengembangan program.Keterbatasan anggaran merupakan hal yang umum ditemui. Disisi lain, penyedia pelayanan kesehatan dihadapkan pada berbagai alternative program yang akan dilaksanakan. Hal tersebut mengakibatkan penyedia pelayanan kesehatan harus jeli dalam menentukan program atau aktivitas yang dijalankan. Penyedia pelayanan kesehatan juga dihadapkan permasalahan dan pertimbangan yaitu kepentingan pasien. Terkait dengan proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan suatu kegiatan atau program, penyedia pelayanan kesehatan memerlukan suatu alat analisis yang mampu digunakan dalam meminimalkan suatu pemilihan keputusan. Salah satu analisis yang dapat digunakan adalah dengan Cost Benefit Analysis. Adapun prinsip dasar CBA :1. Mencapai keuntungan yang maksimal termasuk kesejahteraan sosial dan biaya yang minimal.2. Meningkatkan keuntungan dari serangkaian tindakan dan mengurangi biaya yang terkait dengan serangkaian tindakan tersebut dalam periode tertentu.3. Pareto Improvement. Merupakan kegiatan yang berguna meningkatkan kualitas hidup dengan menolong orang lain. Dengan arti lain, pareto improvement merupakan kegiatan kebijakan yang lebih menguntungkan banyak orang daripada merugikan.2.2.3Kelebihan Cost Benefit AnalysisKelebihan Cost Benefit Analysis diantara lain :1. Dapat mengukur efisiensi ekonomi.2. Tidak hanya membantu mengambil kebijakan untuk memilih akternatif terbaik dari pilihan yang ada, dalam hal ini pemilihan terbaik dilakukan berdasarkan alasan perbandingan antara life cycle benefit dengan biaya yang dikeluarkan.3. Dapat mengontrol perkembangan kegiatan yang bersangkutan dari tahun ke tahun.4. Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat.5. Merupakan analisis sebagai pengambil keputusan. Hal ini berguna karena memberikan titik awal dari mana untuk mengevaluasi kegiatan.2.2.4Kekurangan Cost Benefit AnalysisBerikut merupakan kelemahan Cost Benefit Analysis antara lain :1. Perhitungan ekonomi untuk Public Good dengan menggunakan Cost Benefit Analysis sulit dilakukan.2. Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti keberlangsungan, etika, partisipasi public, dalam pembuatan keputusan dan nilai sosial yang lain.3. Cost Benefit Analysis lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambilan keputusan, tapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan.4. Potensi ketidakakuratan dalam mengidentifikasi dan mengukur biaya dan manfaat.5. Fokus pada efisiensi sehingga sering melupakan equity. Keduanya adalah dua kriteria yang berdiri sendiri dalam ekonomi kesejahteraan. 6. Efisiensi tergantung oleh beberapa pandangan, seperti pemerintah, masyarakat, generasi muda, tua, muda, pria, atau bahkan wanita. 2.2.5Langkah Pengukuran Cost Benefit AnalysisUntuk dapat melakukan Cost Benefit Analysis (CBA) ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut :1. Identifikasi Alternatif dan Intervensi yang Akan Dianalisis Intervensi yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua. Semakin banyak intervensi yang akan dianalisis semakin baik hasilnya karena akan memberikan pilihan yang bervariasi dan analisis yang lebih lengkap. Definisi operasional dari masing- masing alternatif atau intervensi harus dijabarkan agar tampak perbedaan dari masing-masing intervensi yang akan dianalisis. Identifikasi Biaya dari Masing-Masing Alternatif atau Intervensi Dalam melakukan identifikasi biaya terlebih dahulu dilakukan pengklasifikasian komponen-komponen seluruh biaya dari masing-masing program. Semua komponen biaya harus teridentifikasi baik yang bersumber dari anggaran proyek maupun dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa dilakukan menurut beberapa cara lain meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemelliharaan, biaya risiko kehilangan dan kerusakan.2. Menghitung Total Biaya dari Masing-Masing Alternatif atau Intervensi Setelah seluruh komponen biaya teridentifikasi dan diklasifikasikan kemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya setiap intervensi. Cara penghitungan biaya total sama seperti dalam penghitungan unit cost. Perhitungan biaya investasi membutuhkan perhitungan AIC (Annual Investment Cost) yaitu membandingkan biaya investasi barang sesuai masa pakai dengan masa hidup barang tersebut yaitu dengan :AIC = IIC (1+n)k l Keterangan : AIC: Annual Investment Cost IIC: Initial Investment Cost N: inflasi K: masa pakai L: masa hidupPerhitungan biaya non investasi hanya dengan menjumlahkan seluruh biaya pertahun. Hasil akhir penjumlahan seluruh biaya adalah Present Value Cost (PV cost) atau total biaya.3. Mentransformasi Manfaat dalam Bentuk Uang Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya alternatif terdapat dua komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. 4. Menghitung Total Benefit Mentransformasi manfaat dalam bentuk uang, untuk manfaat langsung kita dapat menghitung dengan menguangkan biaya keuntungannya. Sedangkan manfaat tidak langsung dapat menguangkan biaya akibat kerugian yang ditimbulkan. Hasil dari tahap ini adalah jumlah dari benefit langsung dan tidak langsung yang berupa PV Benefit atau Present Value Benefit.5. Menghitung Rasio Benefit (Discounting) Penjumlahan antara benefit langsung dan tidak langsung dari masing-masing alternatif atau intervensi dengan mengkonversikannya dalam bentuk uang. Dalam menghitung manfaat tentunya harus mempertimbangkan discount rate bila manfaatnya akan diperoleh untuk periode waktu kedepan. Discount factor = 1 (1+i) ket: i = Annual Interest Ratio6. Melakukan Analisis Untuk Menentukan Pilihan dari Alternatif atau Intervensi yang Paling Menguntungkan Setelah data tentang total biaya dan manfaat sudah tersedia maka dilakukan perhitungan NPV (Nett Present Value) = PV Benefit - PV CostKemudian dihitung Rasio Biaya Manfaat (Cost Benefit Ratio) untuk setiap intervensi. Bila intervensi yang dianalisa lebih dari 2 maka dapat dibuat tabel untuk memudahkan dilakukannya analisis setiap intervensi. Ratio B/C= PV Benefit PV CostPrinsip benefit cost ratio yaitu mempunyai penekanan dalam perhitungan tingkat keuntungan atau kerugian suatu program atau rencana dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Penerapakan analisis ini banyak digunakan oleh penyedia pelayanan kesehatan dalam upaya mengembangkan bisnisnya. 2.3 Cost Effectiveness AnalysisCost Effectiveness Analysis merupakan salah satu dari analisis ekonomi secara menyeluruh (fully economic analysis) yaitu menganalisis suatu program yang merangkum sekaligus input dan output program tersebut. Analisis efektifitas biaya membandingkan berbagai cara untuk mencapai tujuan yang sama, dalam upaya untuk mengidentifikasi cara yang paling mudah untuk mendapatkan tujuan tersebut.Menurut Cellini (2010) Cost Effectiveness Analysis atau biaya analisis efektifitas berusaha untuk mengidentifikasi dan menempatkan suatu biaya dari sebuah program. CEA berkaitan dengan langkah spesifik dari efektifitas program tersebut. Sehingga Biaya Analisis Efektifitas ini dapat menganalisa atas biaya suatu program untuk melihat hasil atau manfaat. Kemudian menurut Patrick (2012) yang mengatakan bahwaCost-efectiveness analysis is a tool comparing the costs and outcomes of educational alternatives. If properly conducted and describe what that may entail-CEA allows us to choose the most efficient alternatives for accomplishing particular objectives.Sedangkan menurut Probandari (2007) Cost Effectiveness Analysis adalah salah satu bentuk evaluasi ekonomi yang membandingkan biaya dan efektifitas dari beberapa program.intervensi. Ukuran yang dapat dijabarkan dengan moneter, sedangkan ukuran keefektifan langsung pada program tersebut.2.2.3 Prinsip Dasar Cost Effectiveness AnalysisTerdapat beberapa metode analisis biaya yakni Cost Benefit Analysis (CBA) dan Cost Effectiveness Analysis (CEA). Keduanya mengevaluasi unsur ekonomi dengan melihat input dan output. Unsur masukan dalam CEA dan CBA dinyatakan dalam bentuk besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan program, misalnya Rp 1.000.000,-, Rp 2.000.000,- dan seterusnya. Unsur keluaran CEA berupa ketepatan (effectiveness) dalam menyelesaikan masalah, dinyatakan dalam ukuran tertentu untuk bidang kesehatan adalah berupa parameter kesehatan (Jacobs, 1987). Beberapa ciri pokok CEA menurut Azwar (1989) adalah sebagai berikut :a. Bermanfaat untuk mengambil keputusan.CEA berguna untuk membantu pengambilan keputusan dalam menetapkan program terbaik yang akan dilaksanakan. Dengan ciri ini jelaslah bahwa CEA terutama diterapkan pada suatu program sehingga masuk dalam tahap perencanaan.b. Berlaku jika tersedia dua atau lebih program.CEA tidak dapat dipergunakan jika berhadapan dengan satu program saja. Perlu ada program lain sebagai perbandingan.c. Mengutamakan unsur input (masukan) dan unsur output (keluaran). Pada CEA yang diutamakan hanya unsur masukan yang dibutuhkan oleh program serta unsur keluaran yang dihasilkan oleh program. Unsur lainnya, seperti proses, umpan balik dan lingkungan agak diabaikan.Prinsip dasar dari Cost-effectiveness analysis (CEA) menurut Shepard adalah cara untuk merangkum health benefits dan sumber daya yang digunakan dalam program-program kesehatan sehingga para pembuat kebijakan dapat memilih diantara itu. CEA merangkum semua biaya program ke dalam satu nomor, semua manfaat program (efektivitas) menjadi nomor kedua, dan menetapkan aturan untuk membuat keputusan berdasarkan hubungan diantara keduanya. Metode ini sangat berguna dalam analisis program kesehatan preventif, karena metode ini menyediakan mekanisme untuk membandingkan upaya yang ditujukan kepada populasi dan penyakit yang berbeda. CEA membutuhkan langkah yang sedikit merepotkan dibandingkan cost-benefit analysis, karena CEA tidak berusaha untuk menetapkan nilai moneter untuk health outcomes dan benefits. Sebaliknya, CEA mengungkapkan manfaat kesehatan yang lebih sederhana, lebih deskriptif, seperti years of life yang diperoleh. Untuk melaksanakan CEA, harus ada satu atau beberapa kondisi di bawah ini:a. Ada satu tujuan intervensi yang tidak ambigu, sehingga ada ukuran yang jelas dimana efektifitas dapat diukur.b. Ada banyak tujuan, tetapi intervensi alternatif diperkirakan memberikan hasil yang sama.Dalam evaluasi ekonomi, pengertian efektivitas berbeda dengan penghematan biaya, dimana penghematan biaya mengacu pada persaingan alternatif program yang memberikan biaya yang lebih murah, sedangkan efektivitas biaya tidak semata-mata mempertimbangkan aspek biaya yang lebih rendah (Grosse, 2000). CEA membantu memberikan alternatif yang optimal yang tidak selalu berarti biayanya lebih murah. CEA membantu mengidentifikasi dan mempromosikan pengobatan dan pelayanan yang paling efisie.CEA sangat berguna bila membandingkan alternatif program atau alternatif intervensi dimana aspek yang berbeda tidak hanya program atau intervensinya, tetapi juga outcome klinisnya. Ada 2 macam analisis efektivitas biaya, yaitu :a. Analisis jangka pendekMerupakan analisis yang dilakukan untuk jangka waktu kurang dari 1 tahun. Analisis jangka pendek ini merupakan analisis yang paling banyak dan sering dilakukan. Dalam analisis jangka pendek ini biaya satuan (unit cost) dihitung dari biaya depresiasi.b. Analisis jangka panjangMerupakan analisis yang dilakukan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun. Dalam analisis jangka panjang ini biaya satuan (unit cost) yang digunakan adalah berupa nilai discounted unit cost, dimana dalam perhitungannya tanpa mempertimbangkan biaya depresiasi. 2.2.4 Kegunaan Cost Effectiveness AnalysisAnalisis efektivitas biaya merupakan alat utama untuk membandingkan biaya intervensi kesehatan dengan keuntungan kesehatan yang diharapkan. Intervensi dapat dipahami sebagai aktivitas apapun, dengan menggunakan berbagai input, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. CEA sering digunakan untuk mengukur efisiensi dari macam-macam program dengan tujuan yang sama.ProgramTujuanABXCGambar 2.2.4 Different programs in the same objectiveKadang-kadang CEA juga digunakan untuk mengukur efisiensi dari sumber daya (masukan) satu atau lebih dari satu program dengan derajat tujuan (hierachy of objectives). Keuntungan CEA dibandingkan CBA adalah perhitungan unsur biaya lebih sederhana, dan cukup peka sebagai salah satu alat pengambil keputusan. Kerugiannya adalah hasil keluaran yang berupa efek program tidak diperhitungkan.2.2.5 Kelebihan Cost Effectiveness AnalysisBerikut beberapa kelebihan dari Cost Effectiveness Analysis1. Mengatasi kekurangan dalam Cost Benefit Analysis saat benefit sulit ditransformasikan dalam bentuk uang sebab dalam CEA dilakukan perhitungan perbandingan outcome kesehatan dan biaya yang digunakan jadi tetap dapat memilih program yang lebih efektif untuk dilaksanakan meskipun benefitnya sulit untuk diukur.2. Hemat waktu dan sumber daya intensif. CEA memiliki tahap perhitungan yang lebih sederhana sehingga lebih dapat menghemat waktu dan tidak memerlukan banyak sumber daya untuk melakukan analisis.3. Lebih mudah untuk memahami perhitungan unsur biaya dalam CEA lebih sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami. Meskipun demikian CEA masih cukup peka sebagai salah satu alat pengambil keputusan.4. Cocok untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan program. CEA merupakan cara memilih program yang terbaik bila beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Sebab, CEA memberikan penilaian alternatif program mana yang paling tepat dan murah dalam menghasilkan output tertentu. Dalam hal ini CEA membantu penentuan prioritas dari sumber daya yang terbatas.5. Membantu penentuan prioritas dari sumber daya.2.2.6 Kelemahan Cost Effectiveness AnalysisAdapun yang menjadi kelemahan dalam Cost Effectiveneness Analysis adalah sebagai berikut :1. Alternatif tidak dapat dibandingkan dengan tepatHal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sulitnya ditemui CEA yang ideal, dimana tiap-tiap alternatif identik pada semua kriteria, sehingga analisis dalam mendesain suatu CEA, harus sedapat mungkin membandingkan alternatif- alternatif tersebut.2. Belum adanya pembobotan terhadap tujuan dari setiap program.3. Cost Effectiveness Analysis terkadang terlalu disederhanakanSeharusnya ada pembobotan terhadap tujuan dari setiap proyek karena beberapa tujuan harus diprioritaskan.2.2.7 Tahap Perhitungan Cost Effectiveness AnalysisTahapan dalam menghitung Cost Effectiveness Analysis (CEA) yaitu sebagai berikut:a. Mengidentifikasi unsur biaya dari alternatif program yang ada.b. Menghitung total cost atau present value cost dengan rumus:c. atau d. Dimana merupakan nilai discount factore. Menghiitung objective atau output yang berhasil.f. Menghitung cost effectiveness ratio (CER):g. h. Membandingkan CER dari masing-masing alternatif program.i. Memilih CER yang terkecil dari program untuk direkomendasi.2.3 Perbedaan Cost Benefit Analysis dengan Cost Effectiveness AnalysisKedua analisis biaya manfaat (Cost Benenfit Analysis) dan analisis biaya efektivitas (Cost Effectiveness Analysis) adalah alat yang berguna untuk evaluasi sebuah program. Biaya Analisis Efektivitas (CEA) adalah teknik yang berhubungan dengan biaya program untuk hasil atau manfaat. Sedangkan Analisis Biaya Manfaat (CBA) butuh proses yang satu langkah lebih jauh, yaitu mencoba untuk membandingkan biaya dengan nilai dari semua (atau sebagian besar) program yang dilakukan untuk mendapatkan banyak manfaat.CBA dan CEA tampaknya merupakan analisis sederhana yang dapat diterapkan kapan saja sebelum, sesudah, atau selama sebuah pelaksanaan program, dan mereka dapat sangat membantu para pengambil keputusan dan menilai efisiensi suatu program. Namun, proses melakukan CBA atau CEA jauh lebih rumit daripada deskripsi ringkasan. Menurut Cellini (2010) Biaya Analisis Efektivitas (CEA) berusaha untuk mengidentifikasi dan menempatkan nilai uang dari program. Kemudian berkaitan dengan biaya untuk langkah spesifik dari efektivitas program. Analis (CEA) dapat memperoleh biaya program efektivitas (CE) rasio dengan membagi biaya dengan apa yang kita sebut unit efektivitas:Rasio biaya keuntungan = total biaya/unit efektivitas.Sebuah CEA sosial atau CBA memperhitungkan biaya dan keuntungan (apakah moneter atau non moneter) yang diperoleh.Dampak negatif dari sebuah program diperlakukan sebagai biaya dan ditambahkan ke pengeluaran anggaran yang sebenarnya dalam menilai biaya keseluruhan program, sedangkan dampak positif dihitung sebagai keuntungan.Sebaliknya sebuah CEA keuangan atau CBA hanya mempertimbangkan biaya moneter dan keuntungan yang diperoleh untuk suatu organisasi tertentu dan hanya mengabaikan sisanya.Meskipun pendekatan seperti ini kadang-kadang berguna untuk tujuan akuntansi dan penganggaran, namun kurang berguna dalam menilai efektivitas suatu program.Meskipun demikian, proses yang digaris bawahi di sini dapat dengan mudah diterapkan pada CBA atau CEA.

Secara sederhana perbedaan mendasar dari CBA dan CEA adalah sebagai berikut:Cost Benefit AnalysisCost Effectiveness Analysis

Kegunaan Mencari alternatif yang paling menguntungkan Mencari alternatif yang murah

Tujuan a. Memilih diantara beberapa alternatif yang tujuannya berbeda. b. Memutuskan apakah suatu rencana dilaksanakan atau tidak

Memilih diantara beberapa alternatif yang tujuannya sama.

Perhitungan effectiveness Tidak ada a. Dalam satuan output. b. Membandingkan biaya satuan.

Perhitungan benefit a. Dalam nilai uang. b. Membandingkan B/C ratio.

Tidak ada

Perhitungan cost Dalam nilai uang Dalam nilai uang

2.4 Review Penelitian TerdahuluBerikut beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan Cost Benefit Analysis diantaranya yaitu dalam penelitian Yuliani (2004) meneliti tentang "Cost and benefit analysis pada perencanaan perancangan sistem informasi akuntansi terkomputerisasi di PT.Alnan. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode studi kasus yaitu dengan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian diketahui bahwa system akuntasi terkomputerisasi memberikan manfaat pada tahun ke-2 bulan ke-9 sebesar Rp 196.667.636 dan Return On Investment informasi akuntansi terkomputerisasi sebesar Rp 196.677.636. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Triswardhani (2013) yang melakukan penelitian Cost Benefit Analysis antara saran CT-Scan perangkat pembelian atau saran dari Laser diode photocoagulator di RSD Balung Jember dengan metode Analisis Deskriptif dan hasil penelitiannya berupa Present value yang dalam perhitungan rasio benefit-cost dimana dihasilkan bahwa usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator memiliki nilai BCR yang lebih besar, yaitu sebesar 0,858 daripada usulan pembelian alat CT-Scan yang memiliki nilai BCR sebesar 0,078, sehingga usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator-lah yang paling bermanfaat bagi pihak RSD Balung.Kemudian penelitian yang dilakukan Yusirwan (2013) mengenai cost benefit analysis terhadap kelayakan investasi alat laboratorium Cobas C111 Analyzer di RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan penelitian kualitatif didapatkan hasil yaitu Biaya satuan (unit cost) pemeriksaan kimia klinik dengan menggunakan alat Cobas C111 Analyzer di RS Dr. M. Djamil Padang untuk pemeriksaan ALTL sebesar Rp 9.926, ASTL sebesar Rp 9.926, ALB2 sebesar Rp 9.665, BILD sebesar Rp 13.203, BILTS sebesar Rp 9.541, CA sebesar 10.696, CRE2 sebesar 11.301, GLU2 sebesar 9.404, TP2M sebesar 9.582, dan UREAL sebesar 10.077. Penerimaan kas pemeriksaan kimia klinik sebesar Rp 11.685.825.500. Pengeluaran kas pemeriksaan kimia klinik adalah Rp 5.235.981.864. Selanjutnya jurnal penelitian McKinnel et.al mengenai Biaya Manfaat dari Rumah Sakit dalam Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus Carriers (MRSA) didapatkan hasil MRSA dengan strategi non nares screaning dan polymerase chain. Dalam kondisi awal, biaya skrining MRSA dan kontak tindakan pencegahan melebihi manfaat yang diproyeksikan, sehingga biaya ekonomi dari $ 104.000 per 10.000 penerimaan (95% CI, $ 83,000- $ 126.000).NoNama PenelitiJudulPenelitianTahunTujuanMetodeHasil

1Yuliani"Cost and benefit analysis" pada perencanaan perancangan sistem informasi akuntansi terkomputerisasi di PT. Alnan.20041. Untuk mengumpulkan data biaya manfaat.2. Mengidentifikasi serta mengukur data biaya dan manfaat setelah adanya system akuntansi terinformasiKualitatif Deskriptif1. Net Present Value diketahui bahwa system akuntasi terkomputerisasi memberikan manfaat pada tahun ke-2 bulan ke-9 sebesar Rp 196.667.6362. Return On Investment informasi akuntansi terkomputerisasi sebesar Rp 196.677.636

2TriswardhaniCost Benefit Analysis Antara Pembelian Alat CT-Scan dengan Alat Laser Dioda Photocoagulator di RSD Balung Jember2013Melakukan perhitungan analisis manfaat biayaantara saran CT-Scan perangkat pembelian atau saran dari Laser diodaphotocoagulator di RSD Balung Jember.Kualitatif Deskriptif1. Present value yang didapat digunakan dalam perhitungan rasio benefit-cost dimana dihasilkan bahwa usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator memiliki nilai BCR yang lebih besar, yaitu sebesar 0,858 daripada usulan pembelian alat CT-Scan yang memiliki nilai BCR sebesar 0,078, sehingga usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator-lah yang paling bermanfaat bagi pihak RSD Balung.

3YusirwanAnalisis Biaya Manfaat (Cost Benefit Analysis) Terhadap Kelayakan Investasi Alat Laboraturium Cobas C111 Analyzer di RSUP M. Djamil Padang2013Analisis biaya manfaat (cost benefit analysis) terhadap kelayakan investasi alat laboratorium Cobas C111 Analyzer di RSUP Dr. M. Djamil PadangKualitatif DeskriptifBiaya satuan (unit cost) pemeriksaan kimia klinik dengan menggunakan alat Cobas C111 Analyzer di RS Dr. M. Djamil Padang untuk pemeriksaan ALTL sebesar Rp 9.926, ASTL sebesar Rp 9.926, ALB2 sebesar Rp 9.665, BILD sebesar Rp 13.203, BILTS sebesar Rp 9.541, CA sebesar 10.696, CRE2 sebesar 11.301, GLU2 sebesar 9.404, TP2M sebesar 9.582, dan UREAL sebesar 10.077. Penerimaan kas pemeriksaan kimia klinik sebesar Rp 11.685.825.500. Pengeluaran kas pemeriksaan kimia klinik adalah Rp 5.235.981.864.

4McKinnel, et.alCost-Benefit Analysis from the Hospital Perspective of Universal Active Screening Followed by Contact Precautions for Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus Carriers.2015Menganalisis Biaya Manfaat dari Rumah Sakit dalam Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus Carriers (MRSA)Kualitatif DeskriptifPemeriksaan MRSA dengan strategi non nares screaning dan polymerase chain. Dalam kondisi awal, biaya skrining MRSA dan kontak tindakan pencegahan melebihi manfaat yang diproyeksikan, sehingga biaya ekonomi dari $ 104.000 per 10.000 penerimaan (95% CI,