bab ii.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071702/563db899550346aa9a952e2f/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IIPALEONTOLOGI UMUM
II.1 Dasar Teori
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau.
Dalam perkembangan ilmu paleontology merupakan bagian penting dari ilmu
geologi. Dalam hal ini membantu menyingkapkan beberapa misteri di alam yang
berkaitan dengan gejala geologi dan proses evaluasi kehidupan.
A. Fosil
Dalam mempelajari ilmu paleontologi, tertanya dibutuhkan suatu data yang
mendukung, sperti data-data fosil, fosil sendiri dapat diartikan sebagai sisa atau
jejak kehidupan masa lampau yang terawetkan. Fosil dapat ditemukan pada
lapisan batuan maupun lapisan tanah, maka sisa peninggalan semua manusia
purba baik berupa tubuhnya maupun sisa atau jejak kebudayaannya termasuk
fosil juga.
Fosil dalam paleontology terbagi 2 jenis, yaitu:
1. Fosil makro/besar:
Dapat dilihat dengan mata biasa.
2. Fosil mikro/kecil:
Hanya dapat dilihat dengan mikroskop atau alat bantu lain.
B. Tujuan dan Manfaat Fosil
1) Melakukan Kolerasi
Kolerasi yaitu menghubungkan lapisan-lapisan yang memiliki umur yang
sama. untuk mengetahui umur yang sama biasanya menggunakan fosil.
2) Menentukan Umur Relatif
3
![Page 2: BAB II.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071702/563db899550346aa9a952e2f/html5/thumbnails/2.jpg)
4
Spesies-spesies tertentu kadang memiliki masa hidup yang pendek. Fosil-fosil
tersebut dapat digunakan untuk menentukan umur batuan dengan
menggunakan fosil index, dengan syarat sebagai berikut:
1. Penyebaran lateral luas.
2. Penyebaran Vertikal.
3) Menentukan Lingkungan Pengendapan
Di masa hidupnya organisme hidup di lingkungan tertentu. berdasarkan
hal tersebut maka fosil dapat digunakan untuk menentukan paleonveronment
dan palegrafi.
4) Menentukan Paleokumatologi
Kehidupan suatu organism sangat dipengaruhi oleh ekologi dimana dia
hidup. Salah satu factor pengontrol ekologi adalah iklim sehingga keberadaan
fosil dapat digunakan untuk menentukan iklim dimasa lampau.
5) Menentukan Struktur Geologi dan Posisi Stratigrafi
Pada fosil yang mengalami transportasi biasanya menentukan orientasi
arah tertentu akibat dari factor sedimentasi. Dengan adanya orientasi tersebut
kita dapat menentukan.
6) Mengetahui Evolusi Kehidupan
Mengacu pada teori Darwin bahwa makhluk hidup akan mengalami suatu
proses evolusi, maka kehidupan dapat diketahui dari zaman ke zaman.
C. Lingkungan Kehidupan Organisme
Ada dua kehidupan, yaitu:
1) Lingkungan Darat
Organisme yang hidup pada lingkungan darat biasanya sangat sulit untuk
terawetkan. Hal ini disebabkan oleh mudahnya proses pembusukan.
Lingkungan darat terdiri atas:
1. Flood plain
2. Gurun
3. Pegunungan
![Page 3: BAB II.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071702/563db899550346aa9a952e2f/html5/thumbnails/3.jpg)
5
4. Dataran
5. Lingkungan Air
Berbeda dengan lingkungan darat, banyak organism dalam kehidupannya
membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Hal ini lah yang mengakibatkan
sebagian besar organisme ditemukan hidup dilingkungan air. Lingkungan air
terdiri atas:
1. Sungai
2. Danau
3. Laut
Secara umum, lingkungan air dibagi atas:
a. Literal
Merupakan zona gelombang dan dekat pantai.
b. Neritik
Merupakan lingkungan air laut.
c. Bathyal
Merupakan lingkungan air laut dengan kedalaman berkisar 200-2000 m.
d. Abysal
Merupakan lingkungan laut dengan kedalaman berkisar 2000 m.
e. Medal
Merupakan lingkungan laut dengan kedalaman berkisar 5000 m
Gambar 1. Zona Bathymitri Laut(www.siswapedia.com)
![Page 4: BAB II.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071702/563db899550346aa9a952e2f/html5/thumbnails/4.jpg)
6
Organisme sendiri dalam kehidupan diair mempunyai cara tersendiri yaitu:
a. Planktonik : Organisme ini hidup pada permukaan air laut.
b. Benthonik : Organisme ini merayap didasar laut
c. Mektonik : Organisme ini mampu berenang bebas dan bergerak
tergantung arus dari gelombang
II.2 Taksonomi dan Cara Penamaan
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Setiap makhluk hidup memiliki
ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan makhluk hidup yang lain, tetapi ada
beberapa makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih persamaan. Persamaan dan
perbedaan itulah yang dijadikan dasar klasifikasi makhluk hidup. Ilmu tentang
pengelompokkan makhluk hidup ini disebut taksonomi. dasar pengelompokkan
makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi,
anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain. Prinsip dan cara mengelompokkan
makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. takson
adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan
ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti
dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.
Taksonomi berasal dari bahasa yunani yaitu taxon (kehidupan) dan nomen
(nama). Jadi taksonomi adalah tata cara penggolongan penamaan kehidupan dari
tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang paling rendah. Dalam penyebutan organisme
sering dipergunakan istilah taksa apabila tingkatan taksonominya belum diketahui.
Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah
kingdom. Diantara unit-unit baku dapat ditambahkan super jika terletak di atas unit
baku, contoh: super kingdom, merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom.
![Page 5: BAB II.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071702/563db899550346aa9a952e2f/html5/thumbnails/5.jpg)
7
Gambar 2. Taksonomi(aryhani97.blogspot.com)
Tata Cara Penamaan
1. Penamaan Family : diikuti akhiran “idae”
Contoh, “MILIDIDAE” (ditulis dengan huruf tegak)
2. Penamaan Genus : Terdiri dari 1 suku kata dan diawali huruf besar.
3. Penamaan Spesies : Nama Genus + 1 kata (ada 2 suku kata)
4. Penamaan subspecies : Nama spesies + 1 suku kata (ada 2 suku kata)
Untuk nama spesie dan subspecies dapat diikuti nama tempat atau nama orang
yang pertama menemukannya.