bab ii uraian teoritis 2.1. teori new mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/chapter...

14
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Media 2.1.1. Pengertian New Media Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua pandangan, pertama yaitu pendangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat (http://en.wikipedia.org). New Media atau media online didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital (Creeber dan Martin, 2009). Definisi lain media online adalah media yang di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu (Lievrouw, 2011). New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara public (Mondry, 2008: 13). Definisi lain mengemukakan, media baru merupakan digitalisasi yang mana sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode yang complex dan fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia. Digital ini juga selalu berhubungan dengan media Universitas Sumatera Utara

Upload: truongminh

Post on 29-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1. Teori New Media

2.1.1. Pengertian New Media

Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan

oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori

yang membahas mengenai perkembangan media. Dalam teori media baru,

terdapat dua pandangan, pertama yaitu pendangan interaksi sosial, yang

membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka.

Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai sebuah

lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel dan dinamis, yang

memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru

dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan

pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat

(http://en.wikipedia.org).

New Media atau media online didefinisikan sebagai produk dari

komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan

komputer digital (Creeber dan Martin, 2009). Definisi lain media online

adalah media yang di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu

artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media

dijadikan satu (Lievrouw, 2011). New Media merupakan media yang

menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel,

berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara public

(Mondry, 2008: 13).

Definisi lain mengemukakan, media baru merupakan digitalisasi yang

mana sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai

teknologi dan sains, dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis dan

dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode

yang complex dan fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang pokok

dalam kehidupan manusia. Digital ini juga selalu berhubungan dengan media

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

karena media ini adalah sesuatu yang terus selalu berkembang dari media

zaman dahulu (old media) sampai sekarang yang sudah menggunakan digital

(modern media/new media).

Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web

2.0. (web two point-oh), dimana semua menjadi lebih interaktif dan telah

menjadi area untuk semua orang, tidak hanya milik beberapa pihak saja.

Semua orang saat ini dapat langsung mengambil peran dan menaruh apapun

kedalam internet. Perkembangan web 2.0 sebagai platform telah mengubah

sifat interaktivitas di web dan membuka alam semesta bagi pengguna media.

Sedangkan metafora halaman web 1.0 hanya diperbolehkan untuk

mengunduh informasi sejalan dan karena itu tidak berbeda dengan konsumsi

media penyiaran, aplikasi web 2.0 memungkinkan pengguna untuk menjadi

produsen otonom. Blog, Youtube, Wikipedia, Ebay, Flickr, Second Life dan

situs jaringan sosial online lainnya seperti memungkinkan pengguna media

untuk memiliki pengalaman siaran. Pentingnya Web 2.0 adalah media siar

menghasilkan sebuah konteks hubungan sosial instan nasional atau

internasional, ada beberapa cara di mana individu mendapatkan interaksi

berharga untuk membuat koneksi global secara nyata. Faktanya bahwa

pengguna sekarang dapat bekerja dengan materi media siar sebagai sebuah

cara mengembangkan ide pada ruang publik (Littlejohn,2009:686).

Salah satu bagian dari new media adalah “Network Society”.

“Network society” adalah formasi sosial yang berinfrastuktur dari kelompok,

organisasi dan komunitas massa yang menegaskan bentuk awal dari

organisasi dari segala segi (individu, grup, organisasi, dan kelompok sosial).

Dengan kata lain, aspek mendasar dari formasi teori ini adalah semua yang

memiliki hubungan yang luas secara kolektivitas (Van Dijk, 2006:20).

Menurut R Cahyo Prabowo mengenai media baru/new media/media

online adalah suatu alat sebagai sarana komunikasi yang dimana saling

berinteraksi, berpendapat, tukar informasi, mengetahui berita yang melalui

saluran jaringan internet serta informasinya selalu terbaru secara kilat dan

juga lebih efisien ringkas memberikan informasi kepada

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

pembaca/khalayaknya. Media baru/new media/ media online sangat berbeda

jauh dengan media konvesional seperti radio, televisi, media cetak, media

massa dan lain-lain. Jangan di sama ratakan dengan media konvensional

(http://media.kompasiana.com).

Internet adalah salah satu bentuk dari media baru (new media).

Internet dinilai sebagai alat informasi paling penting untuk dikembangkan

kedepannya. Internet memiliki kemampuan untuk mengkode, menyimpan,

memanipulasi dan menerima pesan (Ruben, 1998:110). Internet merupakan

sebuah media dengan segala karakteristiknya. Internet memiliki teknologi,

cara penggunaan, lingkup layanan, isi dan image sendiri. Internet tidak

dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan tunggal tetapi

merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara intensional dan

beroperasi berdasarkan protokol yang disepakati bersama. Sejumlah

organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan dalam

operasi internet (McQuail, 2009: 28-29).

Menurut Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya Jurnalisme

Kontemporer, internet adalah sebuah medium terbaru yang

mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari bentuk-bentuk yang

terdahulu. Apa yang membuat bentuk-bentuk komunikasi berbeda satu sama

lain bukanlah penerapan aktualnya, namun perubahan dalam proses

komunikasi seperti kecepatan komunikasi, harga komunikasi, persepsi pihak-

pihak yang berkomunikasi, kapasitas storage dan fasilitas mengakses

informasi, densitas (kepekatan atau kepadatan) dan kekayaan arus-arus

informasi, jumlah fungsionalitas atau intelijen yang dapat ditransfer. Jadi

menurut Santana, titik esensinya adalah bahwa keunikan internet terletak

pada esensinya sebagai sebuah medium (Setyani, 2013:5).

Untuk mengakses Internet, seseorang membutuhkan koneksi Internet

dan piranti keras seperti komputer, PDA, Blackberry dan lain sebagainya.

Internet yang dianggap sebagai gabungan dari beberapa bentuk media dan

fasilitas email, website, newsgroup, e-commerce dan sebagainya (Lievrouw,

2006:221).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

Peneliti komunikasi Carrie Heeter pada tahun 1983 memaparkan

dimensi-dimensi interaktivitas yang digunakan untuk mengklarifikasi media,

yaitu:

1. Dimensi kompleksitas dari pilihan yang tersedia. Maksudnya adalah berapa

banyak pilihan yang dimiliki khalayak dalam segi isi informasi dan waktu

yang bias digunakan untuk mengaksesnya.

2. Dimensi besaran usaha yang harus dikeluarkan oleh khalayak untuk dapat

menerima pesan dari media yang bersangkutan. Dengan kata lain,

bagaimana perbandingan aktivitas yang dilakukan khalayak dengan

aktivitas yang dibuat media.

3. Dimensi tingkat respon media terhadap khalayaknya. Maksudnya adalah

seberapa aktif sebuah media dapat merespon umpan balik yang diberikan

khalayaknya. Media dengan tingkat interaktivitas yang tinggi menanggapi

umpan balik yang diberikan oleh khalayaknya dengan cepat. Dalam

kondisi tertentu, media dengan tingkat interaktivitas yang tingi dapat

melakukan interaksi dengan khalayaknya seakan-akan melakukan

percakapan langsung.

4. Dimensi kemampuan untuk mengawasi pengguna informasi oleh

khalayaknya. Media dengan tingkat interaktivitas yang tinggi dapat

memantau perilaku khalayak dalam menerima pesannya, kemudian

menyesuaikan sistemnya berdasarkan umpan balik yang dihasilkan dari

analisis perilaku tersebut.

5. Dimensi kemudahan dalam menambah informasi baru. Maksudnya adalah

seberapa mudah khalayak dapat turut menyediakan dan menyebarkan

pesan kepada khalayak lain. Berdasarkan kriteria in, siaran televisi

memiliki interaktivitas rendah, sedangkan media online memiliki tingkat

interaktivitas yang sangat tinggi.

6. Dimensi kemampuan memfasilitasi komunikasi internet. Maksudnya

adalah seberapa mudah interaksi terjadi antar khalayak dapat terjadi

(Heeter, 1988:25).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

2.1.2. Kelebihan dan Manfaat New Media

Jelas new media (media baru/media online) memiliki kecepatan untuk

melakukan sebuah interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk

mendapatkan sebuah informasi terbaru dan ter-update informasinya.

Kelemahannya pada jaringan koneksi internet saja jika jaringan internet

lancar dan cepat maka informasi yang disampaikan kepada pembacanya

dengan cepat serta harus ada juga koneksi internet dimana pun berada

bersama media baru (new media/media online). Media online/media baru

(New Media) masuk ke dalam kategori komunikasi massa, karena pesan yang

disampaikan kepada khalayak luas lewat media online / Media Baru (New

Media).

Internet merupakan salah satu teknologi komunikasi baru juga

memiliki kemampuan untuk membantu kita memilih dan mengatur informasi

yang kita inginkan atau perlukan dengan lebih efisien. Secara garis besar,

internet jauh leih luwes dalam menjembatani waktu dan jarak dibandingkan

media-media yang sudah ada terlebih dahulu.

Sebagai media komunikasi, internet mempunyai peranan penting

sebagai alat (channel) untuk menyampaikan pesan (message) dari

komunikator/penyalur pesan (source) kepada komunikan/penerima pesan

(receiver). Sifat dari internet sebagai media komunikasi adalah transaksional,

dalam artian terdapat interaksi antar individu secara intensif (terus-menerus)

dan ada umpan balik (feedback) dari antar individu dalam setiap interaksi

tersebut. Selain itu, terdapat partisipasi antar individu dengan

mempertimbangkan untung/rugi dalam setiap interaksi.

Internet juga dianggap memiliki kapasitas besar sebagai media baru.

Tidak hanya memperkecil jarak dalam mengkomunikasikan pesan, teknologi

komputer dan internet juga telah berkembang dan mengeliminasi penggunaan

koneksi kabel, namun tetap bias memfasilitasi taransmisi informasi yang

snagat cepat ke seluruh dunia (Bagdakian, 2004:114). Menurut Bagdakian,

duplikasi dan penyebaran matri dari Internet ini bisa mencapai jangkauan

yang sangat luas. Satu orang khalayak bisa mengunduh kemudian

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

menyebarkannya pada orang-orang dalam jaringan pertemanan atau jaringan

kerjanya. Kemudian pihak yang mendapatkan sebaran itu bisa

menyebarkannya lagi pada orang-orang dalam jaringannya, dan seterusnya.

2.2. Media Sosial

2.2.1. Pengertian Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya

bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi

meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring

sosial dan Wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan

oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut Antony Mayfield dari iCrossing,

media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang

saling membagi ide, bekerjasama dan berkolaborasi untuk menciptakan

kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik,

menemukan pasangan dan membangun sebuahkomunitas. Intinya,

menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain

kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri

sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang

pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan

menciptakan personal branding.

Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk

membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post

di Blog, tweet, atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh

jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak

uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang

pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat

banyak orang (Zarrella, 2010: 2).

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial

sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas

dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan

dan pertukaran user-generated content".

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

2.2.2. Sejarah Media Sosial

Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dengan adanya inisiatif

untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia. Situs jejaring

sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997. Situs ini

memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman dan mengirim

pesan. Tahun 1999 dan 2000 muncul situs sosial Lunarstorm, Live Journal,

Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001,

muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun

2002, muncul Friendster sebagai situs anak muda untuk saling berkenalan

dengan pengguna lain. Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain

menyusul kemunculan Friendster, Flick R, Youtube, Myspace. Hingga akhir

tahun 2005, Friendster dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang

paling diminati. Lalu para pengguna sosial media beralih ke facebook yang

sebenarnya telah dibuat pada tahun 2004, tetapi baru saja booming pada tahun

2006. Tahun 2006, kemunculan twitter ternyata menambah jumlah pemakai

media sosial, Twitter merupakan microblog yang memiliki batasan karakter

tulisan bagi penggunanya, yaitu 140 karakter. Lalu setelah lahirnya Twitter

muncul jejaring sosial lain seperti Path, Instagram yang hanya bisa diakses

melalui perangkat iOs atau Android.

2.2.3. Ciri-ciri dan Jenis-jenis Media Sosial

2.2.3.1. Ciri-ciri Media Sosial.

Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:

a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa

keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun

internet.

b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.

c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media

lainnya.

d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

2.2.3.2. Jenis-jenis Media Sosial

Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah,

forum internet, webblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau

gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Dengan menerapkan satu set

teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

dan proses sosial (self-presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein

menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam

artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010.

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial:

1. Proyek Kolaborasi

Website mengizinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun

me-remove konten – konten yang ada di website ini.Contohnya wikipedia.

2. Blog dan microblog

User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat

ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya Twitter, Blogspot,

Tumblr, Path dan lain-lain.

3. Konten

Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten – konten

media, baik seperti video, ebook, gambar dan lain-lain.

Contohnya Youtube.

4. Situs jejaring sosial

Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara

membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain.

Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto. Contoh Facebook, Path,

Instagram dan lain-lain.

5. Virtual game world

Dunia virtual dimana mereplikasikan lingkungan 3D, di mana user bisa

muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi

dengan orang lain selayaknya di dunia nyata, contohnya game online.

6. Virtual social world. Dunia virtual yang di mana penggunanya merasa

hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke

arah kehidupan, contohnya second life.

Berikut penelitian mengenai jejaring sosial yang paling banyak

digunakan bahkan pemakai semakin dan terus bertambah, antara lain:

Tabel 2.1.

NO Jejaring Sosial Jumlah Member Keterangan

1 Facebook 845.000.000 Pengguna > 13 Tahun

2 Qzone 480.000.000 Pengguna China daratan (berbahasa mandarin)

3 Twitter 300.000.000 Microblogging terpopuler di dunia

4 Habbo 200.000.000 Pengguna > 13 tahun

5 Renren 160.000.000 Situs utama di China

6 Badoo 133.000.000 Situs umum untuk pecarian jodoh, populer di Amerika dan Eropa

7 LinkedIn 120.000.000 Untuk pembisnis, pengguna > 18 tahun

8 Bebo 117.000.000 Pengguna > 13 tahun

9 VKontakte 111.578.500 Berbahasa rusia, untuk umum

10 Tagged 100.000.000 Untuk segala usia

Sumber: https://sites.google.com

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

2.3. Cyberbullying

2.3.1. Pengertian Cyberbullying

Cyberbullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau

remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet.

Cyberbullying adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek,

dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui

media internet, teknologi digital atau telepon seluler. Dalam buku Patchin dan

Hinduja yang berjudul Bullies Move Beyond theSchoolyard: A Preliminary

Look at Cyberbullying, mengatakan bahwa cyberbullying secara

singkatdidefinisikan sebagai perbuatan yang berbahaya yang dilakukan secara

berulang-ulang melalui media elektronik (Patchin, 2008:131).

Cyberbullying dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah

18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak

yang terlibat (atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang

terjadi akan dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber stalking (sering

juga disebut cyber harassment).

Kowalski, Limber, Agatston, dalam buku mereka yang berjudul

Cyberbullying: Bullying in the digital age, mengatakan bahwa Cyberbullying

adalah bentuk intimidasi yang terjadi melalui sarana teknologi, seperti

jejaring sosial dan pesan instan, para ilmuwan berpendapat bahwa efek

hampir selalu bencana (Pandori, 2013:ii).

Anak-anak atau remaja pelaku cyberbullying biasanya memilih untuk

mengganggu anak lain yang dianggap lebih lemah, tak suka melawan dan tak

bisa membela diri. Pelakunya sendiri biasanya adalah anak-anak yang ingin

berkuasa atau senang mendominasi. Anak-anak ini biasanya merasa lebih

hebat, berstatus sosial lebih tinggi dan lebih populer di kalangan teman-teman

sebayanya. Sedangkan korbannya biasanya anak-anak atau remaja yang

sering diejek dan dipermalukan karena penampilan mereka, warna kulit,

keluarga mereka atau cara mereka bertingkah laku di sekolah. Namun bisa

juga si korban cyberbullying justru adalah anak yang populer, pintar dan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

menonjol di sekolah sehingga membuat iri teman sebayanya yang menjadi

pelaku.

Cyberbullying pada umumnya dilakukan melalui media situs jejaring

sosial seperti Facebook dan Twitter. Ada kalanya dilakukan juga melalui

SMS maupun pesan percakapan di layanan Instant Messaging seperti Yahoo

Messenger atau MSN Messenger. Anak-anak yang penguasaan komputer

serta internetnya lebih canggih melakukan cyberbullying dengan cara lain.

Mereka membuat situs atau blog untuk menjelek-jelekkan korban atau

membuat masalah dengan orang lain dengan berpura-pura menjadi korban.

Ada pula pelaku yang mencuri password akun e-mail atau situs jejaring sosial

korban dan mengirim pesan-pesan mengancam atau tak senonoh

menggunakan akun milik korban.

Cyberbullying lebih mudah dilakukan daripada kekerasan

konvensional karena si pelaku tidak perlu berhadapan muka dengan orang

lain yang menjadi targetnya. Mereka bisa mengatakan hal-hal yang buruk dan

dengan mudah mengintimidasi korbannya karena mereka berada di belakang

layar komputer atau menatap layar telelpon seluler tanpa harus melihat akibat

yang ditimbulkan pada diri korban. Peristiwa cyberbullying juga tidak mudah

diidentifikasikan orang lain, seperti orang tua atau guru karena tidak jarang

anak-anak remaja ini juga mempunyai kode-kode berupa singkatan kata atau

emoticon internet yang tidak dapat dimengerti selain oleh mereka sendiri.

Harus diwaspadai bahwa kasus cyberbullying ini seperti gunung es. Korban

sendiri lebih sering malas mengaku. Ini karena bila mereka mengaku biasanya

akses mereka akan internet (maupun handphone) akan dibatasi. Korban juga

terkadang malas mengaku karena sulitnya mencari pelaku cyberbullying atau

membuktikan bahwa si pelaku benar-benar bersalah. Ini menyebabkan

munculnya kondisi gunung es tadi. Tujuannya adalah untuk mengganggu,

mengancam, mempermalukan, menghina, mengucilkan secara sosial atau

merusak reputasi orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

2.3.2. Metode dan Bentuk Perbuatan Cyberbullying

2.3.2.1. Metode Cyberbullying

Ada 3 macam metode cyberbullying, yakni direct attacks (pesan-

pesan dikirimkan secara langsung ke anak), posted and public attacks yang

dirancang untuk mempermalukan target dengan me-posting atau

menyebarkan informasi atau gambar-gambar yang memalukan ke publik, dan

cyberbullying by proxy (memanfaatkan orang lain untuk membantu

mengganggu korban, baik dengan sepengetahuan orang lain tersebut atau

tidak) (www.aftab.com).

Beberapa bentuk praktek cyberbullying adalah:

1. Mengirimkan pesan berisi hinaan atau ancaman.

2. Menyebarkan gosip atau berita burung yang tidak menyenangkan lewat

Email, status updates, atau komentar di jejaring sosial (Facebook,

Twitter, Google+ dan lain-lain).

3. Pencuri Identitas Online. Membuat akun (account) dan profil palsu

tentang seseorang/target dan melakukan aktivitas (update status,

komentar, mengirim pesan dan lain-lain) yang merusak nama baik dan

hubungan sosialnya.

4. Berbagi Gambar. Meneruskan (forward) atau membagikan (share)

foto/gambar pribadi target tanpa izin.

5. Mengunggah, membeberkan informasi pribadi target ke internet tanpa

izin.

6. Membuat blog yang berisi kebencian pada seorang target, atau membuat

kampanye di jejaring sosial untuk membuat orang-orang ikut

membenci/mem-bully target.

7. Mengunggah video yang memalukan atau memojokkan target sehingga

bisa diakses/ditonton semua orang.

(Sumber: infopsikologi.com)

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

2.4. Opini

Menurut Cutlip dan Center, opini merupakan suatu ekspresi tentang

sikap mengenai masalah yang bersifat Kontroversial (Sastropoetro, 1990:41).

Dalam Effective Public Relations, opini publik adalah sebuah ekspresi energi

sosial yang mengintegrasikan aktor individual ke dalam pengelompokan

sosial dengan cara mempengaruhi politik. Gagasan umum tentang opini

publik menyatakan bahwa opini publik adalah sekumpulan pandangan

individu terhadap isu yang sama. Suatu isu menjadi isu sosial apabila

menyebabkan orang lain akan membentuk pendapatnya dan menyatakan atau

memberikan tanggapannya atau persoalan yang dibahas oleh pendapat/opini

semula.

Opini/pendapat yang dikemukakan manusia, terdiri dari berbagai jenis

(Sastropoetro, 1990:1-3), diantaranya adalah:

1. Opini Perorangan: Opini yang dikemukakan oleh orang secara terbuka di

muka orang lain yang sedang dalam kelompok baik formal/informal.

2. Opini Pribadi: Opini yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang lain

yang mempunyai hubungan yang dekat dengannya atau dipercayainya.

Pendapat/opini pribadi mengandung unsur intimitas/keakraban.

3. Opini Publik: Kesatuan pendapat yang timbul dari sekelompok orang yang

berkumpul secara spontan dan membicarakan isu yang kontroversial.

4. Opini/Pendapat Umum: Opini yang dihasilkan oleh suatu lembaga

pengumpulan pendapat umum tentang suatu isu.

5. Opini Khalayak: Pendapat yang sudah menetap/mengendap dalam

masyarakat, telah dipengaruhi oleh berbagai norma budaya dan bersifat

statis.

Ciri-ciri opini publik, antara lain:

a. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataannya.

b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat.

c. Mempunyai pendukung dengan jumlah besar.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Mediarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/4/Chapter II.pdfteori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)

  

  

Pendidikan, kebudayaan, agama, ekonomi, pengalaman dan

sebagainya merupakan latar belakang yang mempengaruhi besar terhadap

opini seseorang mengenai sesuatu hal. Pembentukan opini sendiri

berdasarkan fakta, emosi, sentimen, harapan, keyakinan, background

kebudayaan, agama dan pengalaman. Maka opini tidak selalu rasional dan

sering kali bersifat subjektif (Sumber: www.studyingcommunication.

blogspot.com).

Universitas Sumatera Utara