bab ii [unlocked by ].pdf

13
WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015 BAB II WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Mekanisme Perpindahan Panas Energi panas dapat ditransfer dari satu sistem ke sistem yang lain, sebagai hasil dari perbedaan temperatur. Sedangkan analisis termodinamika hanya mengangkat hasil dari perpindahan panas sebagai sistem yang mengalami proses dari satu keadaan setimbang yang lain. Jadi ilmu yang berhubungan dengan penentuan tingkat perpindahan energi adalah perindahan panas. Adapun transfer energi panas selalu terjadi dari medium suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah, dan perpindahan panas berhenti ketika dua medium mencapai suhu yang sama. Proses perpindahan panas dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Semua cara dari perpindahan panas memerlukan adanya perbedaan suhu, dan semua cara berasal dari medium suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Di bawah ini kita memberikan gambaran singkat dari setiap cara. 2.1.2 Konduksi Konduksi adalah perpindahan energi dari partikel yang lebih energik dari suatu zat dengan yang kurang energik yang berdekatan sebagai akibat dari interaksi antara partikel. Konduksi dapat terjadi pada zat padat, cair dan gas. Pada gas dan cair, konduksi ini disebabkan oleh tabrakan dan pembauran dari gerakan molekul selama gerakan acak mereka. Pada benda padat, gerakan ini disebabkan akibat kombinasi getaran dari molekul di dalam kisi dan berpindahnya energi yang disebabkan oleh elektron bebas. Laju konduksi panas melalui media tergantung pada geometri dari medium, ketebalan, dan bahan dari medium, serta beda suhu di medium terdebut. Contoh konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada besi yang salah satu ujungnya dipanaskan, maka panas tersebut akan merambat hingga ujung yang lain. Pada penjelasan berikut, dapat dilihat proses perpindahan panas melalui dinding yang tebalnya Δx=L dan luasnya A, seperti pada gambar berikut :

Upload: ganeshwicaksonomashudi

Post on 18-Nov-2015

261 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    BAB II WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    2.1 Dasar Teori

    2.1.1 Mekanisme Perpindahan Panas

    Energi panas dapat ditransfer dari satu sistem ke sistem yang lain, sebagai hasil

    dari perbedaan temperatur. Sedangkan analisis termodinamika hanya mengangkat hasil

    dari perpindahan panas sebagai sistem yang mengalami proses dari satu keadaan

    setimbang yang lain. Jadi ilmu yang berhubungan dengan penentuan tingkat perpindahan

    energi adalah perindahan panas. Adapun transfer energi panas selalu terjadi dari medium

    suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah, dan perpindahan panas berhenti ketika

    dua medium mencapai suhu yang sama.

    Proses perpindahan panas dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu konduksi,

    konveksi dan radiasi. Semua cara dari perpindahan panas memerlukan adanya perbedaan

    suhu, dan semua cara berasal dari medium suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih

    rendah. Di bawah ini kita memberikan gambaran singkat dari setiap cara.

    2.1.2 Konduksi

    Konduksi adalah perpindahan energi dari partikel yang lebih energik dari suatu

    zat dengan yang kurang energik yang berdekatan sebagai akibat dari interaksi antara

    partikel. Konduksi dapat terjadi pada zat padat, cair dan gas. Pada gas dan cair, konduksi

    ini disebabkan oleh tabrakan dan pembauran dari gerakan molekul selama gerakan acak

    mereka. Pada benda padat, gerakan ini disebabkan akibat kombinasi getaran dari molekul

    di dalam kisi dan berpindahnya energi yang disebabkan oleh elektron bebas. Laju

    konduksi panas melalui media tergantung pada geometri dari medium, ketebalan, dan

    bahan dari medium, serta beda suhu di medium terdebut. Contoh konduksi adalah

    perpindahan panas yang terjadi pada besi yang salah satu ujungnya dipanaskan, maka

    panas tersebut akan merambat hingga ujung yang lain.

    Pada penjelasan berikut, dapat dilihat proses perpindahan panas melalui dinding

    yang tebalnya x=L dan luasnya A, seperti pada gambar berikut :

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    Gambar 2.1: Perpindahan Panas Konduksi Melalui Dinding

    Sumber: Heat Transfer, Cengel (2003:21)

    Perbedaan temperatur pada dinding adalah T= T2-T1. Percobaan dapat

    menghasilkan laju dari perpindahan panas Q melalui dinding dua kali lipat ketika

    perbedaan suhu di seluruh dinding atau area A normal terhadap arah perpindahan

    panas dua kali lipat, tapi dibelah dua ketika ketebalan dinding L dua kali lipat.

    Dengan demikian kita menyimpulkan bahwa laju konduksi panas melalui lapisan

    dinding sebanding dengan perbedaan suhu di seluruh lapisan dan area perpindahan

    panas, namun berbanding terbalik dengan ketebalan lapisan, sehingga dapat

    dirumuskan dengan:

    Atau,

    Dimana konstanta k adalah konduktivitas termal material, yang

    merupakan

    ukuran kemampuan suatu material untuk menghantarkan panas. Jika x = 0,

    persamaan

    di atas tereduksi menjadi bentuk diferensial

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    Keterangan :

    Q = Laju perpindahan panas secara konduksi

    k = konduktivitas termal material

    A = Luas permukaan

    dT = Perubahan suhu

    dx = Jarak yang tegak lurus terhadap permukaan

    Tanda negatif di dalam rumus memastikan bahwa perpindahan panas dalam arah

    x positif adalah jumlah yang positif.

    2.1.3 Konveksi

    Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi

    panas, penyimpanan dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting sebagai

    mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat dan cairan atau gas.

    Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang suhunya

    di atas suhu fluida sekitarnya berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama, panas akan

    mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke partikel-partikel fluida yang

    berbatasan. Energi yang berpindah dengan cara demikian akan menaikkan suhu dan

    energi dalam partikel-partikel fluida ini. Kemudian partikel-partikel fluida

    tersebut akan bergerak ke daerah yang bersuhu rendah didalam fluida di mana mereka

    akan bercampur dengan, dan memindahkan sebagian energinya kepada, partikel-

    partikel fluida lainnya. Dalam hal ini alirannya adalah aliran fluida maupun energi.

    Energi sebenarnya disimpan di dalam partikel-partikel fluida dan diangkut sebagai

    akibat gerakan massa partikel-partikel tersebut. Mekanisme ini untuk operasinya tidak

    tergantung hanya pada beda suhu dan oleh karena itu tidak secara tepat memenuhi

    definisi perpindahan panas. Tetapi hasil bersihnya adalah angkutan energi, dan karena

    terjadinya dalam arah gradien suhu, maka juga digolongkan dalam suatu cara

    perpindahan panas dan ditunjuk dengan sebutan aliran panas dengan cara konveksi.

    Contoh konveksi adalah perputaran atau perpindahan panas yang terjadi pada

    pemanasan air.

    Laju perpindahan panas dengan cara konveksi antara suatu permukaan dan

    suatu fluida dapat dihitung dengan hubungan

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    Dimana :

    q = laju perpindahan panas dengan cara konveksi, (Watt)

    As = luas perpindahan panas, (m2)

    Ts = Temperatur permukaan benda padat, (0K)

    T = Temperatur fluida mengalir, (0K)

    H = koefisien perpindahan panas konveksi, (W/m2 0K)

    Perpindahan panas konveksi diklasifikasikan dalam konveksi bebas (free

    convection) dan konveksi paksa (forced convection) menurut cara menggerakkan

    alirannya. Konveksi alami adalah perpindahan panas yang disebabkan oleh beda

    suhu dan beda rapat saja dan tidak ada tenaga dari luar yang mendorongnya. Konveksi

    alamiah dapat terjadi karena ada arus yang mengalir akibat gaya apung,

    sedangkan gaya apung terjadi karena ada perbedaan densitas fluida tanpa dipengaruhi

    gaya dari luar sistem. Perbedaan densitas fluida terjadi karena adanya gradien suhu

    pada fluida.

    Konveksi paksa adalah perpindahan panas aliran gas atau cairan yang

    disebabkan adanya tenaga dari luar. Konveksi paksa dapat pula terjadi karena arus

    fluida yang terjadi digerakkan oleh suatu peralatan mekanik (contoh : pompa dan

    pengaduk), jadi arus fluida tidak hanya tergantung pada perbedaan densitas. Contoh

    perpindahan panas secara konveksi paksa adalah pelat panas dihembus udara dengan

    kipas/blower.

    Secara umum aliran fluida dapat diklasifikasikan sebagai aliran eksternal dan

    aliran internal. Aliran eksternal terjadi saat fluida mengenai suatu permukaan benda.

    Contohnya adalah aliran fluida melintasi plat atau melintang pipa. Aliran internal

    adalah aliran fluida yang dibatasi oleh permukaan zat padat, misalnya aliran dalam

    pipa/saluran. Perbedaan antara aliran eksternal dan aliran internal pada suatu

    pipa/saluran ditunjukkan pada Gambar 3.2

    Secara umum aliran fluida dapat diklasifikasikan sebagai aliran eksternal dan

    aliran internal. Aliran eksternal terjadi saat fluida mengenai suatu permukaan benda.

    Contohnya adalah aliran fluida melintasi plat atau melintang pipa. Aliran internal

    adalah aliran fluida yang dibatasi oleh permukaan zat padat, misalnya aliran dalam

    pipa/saluran. Perbedaan antara aliran eksternal dan aliran internal pada suatu

    pipa/saluran ditunjukkan pada Gambar 3.2

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    Gambar 2.2 Aliran eksternal udara dan aliran internal air pada suatu pipa/saluran

    Sumber: Heat Transfer, Cengel (2003:21)

    2.1.4 Radiasi

    Radiasi adalah energi yang dipancarkan oleh materi dalam bentuk gelombang

    elektromagnetik sebagai akibat dari perubahan konfigurasi elektronik dari atom atau

    molekul. Contoh radiasi adalah pancaran sinar matahari yang menyengat sampai ke

    bumi atau kulit manusia

    Tingkat maksimum radiasi yang dapat dipancarkan permukaan pada suhu

    Ts mutlak diberikan oleh hukum stefaan-Boltzmann yaitu

    Dimana = 5,67 x 10-8 W/m2 K4 merupakan konstanta Stefen-Boltzmann.

    Permukaan ideal yang memancarkan radiasi pada tingkat maksimum ini disebut benda

    hitam, dan radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam disebut Radiasi benda hitam.

    Radiasi yang dipancarkan oleh semua permukaan nyata lebih kecil dari radiasi yang

    dipancarkan oleh benda hitam pada suhu yang sama, dan dinyatakan sebagai

    Keterangan :

    Q : Laju perpindahan secara radiasi (Watt)

    : konstanta Stefen-Boltzmann (5,67 x 10-8 W/m2 K4)

    : emisivitas

    As : luas permukaan (m2)

    Ts : suhu mutlak permukaan benda yang mengemisikan panas secara radiasi. (0K)

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    Dimana adalah emisivitas permukaan yang besarnya adalah diantara 0 1.

    2.1.5 Konduktivitas Termal

    Konduktivitas termal adalah kemampuan suatu material untuk menghantarkan

    panas.Persamaan untuk laju perpindahan panas konduksi dalam kondisi stabil juga dapat

    dilihat sebagai persamaan penentu bagi konduktivitas termal. Sehingga konduktivitas

    termal dari material dapat didefinisikan sebagai laju perpindahan panas melalui ketebalan

    unit bahan per satuan luas per perbedaan suhu. Konduktivitas termal material adalah

    ukuran kemampuan bahan untuk menghantarkan panas. Harga tertinggi untuk

    konduktivitas termal menunjukkan bahwa material adalah konduktor panas yang baik,

    dan harga terendah untuk konduktivitas termal menunjukan bahwa material adalah bukan

    pengahantar panas yang baik atau disebut isolator.

    Suhu adalah ukuran energi kinetik dari partikel seperti molekul atau atom dari

    suatu zat. Pada cairan dan gas, energi kinetik dari partikel terjadi karena gerak translasi

    acak mereka serta gerakan getaran dan rotasi mereka. Ketika dua molekul yang memiliki

    energi kinetik yang berbeda berbenturan, bagian dari energi kinetik dari molekul lebih

    bertenaga ditransfer ke molekul kurang bertenaga, sama seperti ketika dua bola elastis

    dari massa yang sama dengan kecepatan yang berbeda berbenturan, bagian dari energi

    kinetik dengan bola kecepatan tinggi ditransfer ke bola yang kecepatanya lebih lambat.

    Makin tinggi suhu, semakin cepat molekul bergerak, semakin tinggi jumlah molekul

    tabrakan, dan semakin baik perpindahan panasnya.

    2.1.6 Difusivitas Termal

    Cp sering dijumpai dalam analisis perpindahan panas, disebut kapasitas panas

    material. Baik dari Cp panas spesifik dan kapasitas panas Cp mewakili kemampuan

    penyimpanan panas dari suatu material. Tapi Cp mengungkapkan itu per satuan massa

    sedangkan Cp mengungkapkan itu per satuan volume, dapat melihat dari satuan

    mereka masing-masing.

    Sifat bahan lain yang muncul dalam analisis konduksi panas transien adalah

    difusivitas termal, yang mewakili bagaimana cepat panas berdifusi melalui materi

    dan dirumuskan dengan

    (m2/s)

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    Harap diingat bahwa Konduktivitas termal k merupakan seberapa baik suatu

    bahan menghantarkan panas, dan kapasitas panas Cp mewakili berapa banyak

    menyimpan sebuah energi bahan per satuan volume. Oleh karena itu, difusivitas termal

    dari material dapat dipandang sebagai rasio panas yang dilakukan melalui bentuk material

    panas yang tersimpan per satuan volume. Bahan yang memiliki konduktivitas panas yang

    tinggi atau kapasitas panas yang rendah jelas akan memiliki difusivitas termal besar.

    Semakin besar difusivitas termal, semakin cepat penyebaran panas ke medium. Nilai

    diffusivitas termal yang kecil berarti panas yang sebagian besar diserap oleh material.

    2.1.7 Resistansi Termal

    Resistansi termal merupakan salah satu properti panas dan memiliki definisi

    ukuran perbedaan temperatur dari material yang tahan terhadap aliran panas. Resistansi

    termal sendiri berbanding terbalik dengan Konduktivitas termal. Resistansi termal

    memiliki satuan yaitu (m2K)/W. Aliran panas dapat dimodelkan dengan analogi

    rangkaian listrik di mana aliran panas diwakili oleh arus, suhu diwakili oleh tegangan,

    sumber panas yang diwakili oleh sumber arus konstan, resistensi termal mutlak diwakili

    oleh resistor dan kapasitansi termal dengan kapasitor.

    2.1.8 Heat Exchanger

    Heat exchanger adalah perangkat yang memfasilitasi pertukaran panas antara dua

    cairan pada temperatur yang berbeda, sekaligus menjaga mereka dari pencampuran satu

    sama lain. Dalam radiator mobil, misalnya , panas dipindahkan dari air panas yang

    mengalir melalui tabung radiator ke udara mengalir melalui pelat tipis berjarak dekat

    dinding luar yang melekat pada tabung . Perpindahan panas pada Heat exchanger

    biasanya melibatkan konveksi di setiap cairan dan konduksi melalui dinding yang

    memisahkan dua cairan . Dalam analisis penukar panas , akan lebih mudah untuk bekerja

    dengan koefisien perpindahan panas keseluruhan U yang menyumbang kontribusi dari

    semua efek transfer panas ini . Laju perpindahan panas antara dua cairan pada lokasi di

    penukar panas tergantung pada besarnya perbedaan suhu di bahwa lokasi , yang bervariasi

    sepanjang penukar panas . Jenis paling sederhana dari penukar panas terdiri dari dua pipa

    konsentris yang berbeda diameter , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 , yang

    disebut double pipa panas exchanger.

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    Gambar 2.3 Aliran sistem heat exchanger double pipa

    Sumber: Heat Transfer, Cengel (2003:21)

    Salah satu cairan dalam penukar panas double- pipa mengalir melalui pipa yang

    lebih kecil, sementara cairan lainnya mengalir melalui ruang annular antara dua pipa .

    Dua jenis pengaturan aliran yang mungkin dalam double- pipa penukar panas yaitu dalam

    aliran paralel , baik cairan panas dan dingin memasuki panas penukar pada akhir yang

    sama dan bergerak ke arah yang sama. Dalam aliran counter, di sisi lain , cairan panas

    dan dingin memasuki penukar panas di seberang berakhir dan aliran dalam arah yang

    berlawanan . Tipe lain dari penukar panas , yang dirancang khusus untuk mewujudkan

    besar luas permukaan perpindahan panas per satuan volume , adalah penukar panas

    kompak. panas Compact exchanger memungkinkan kita untuk mencapai kecepatan

    transfer panas tinggi antara dua cairan dalam volume kecil , dan mereka biasanya

    digunakan dalam aplikasi dengan keterbatasan yang ketat pada berat dan volume penukar

    panas.

    Sebuah penukar panas biasanya melibatkan dua cairan mengalir dipisahkan oleh

    dinding yang padat. Panas pertama ditransfer dari fluida panas ke dinding oleh konveksi,

    melalui dinding dengan konduksi, dan dari dinding ke fluida dingin lagi dengan konveksi.

    Jaringan tahan panas yang terkait dengan proses perpindahan panas ini melibatkan dua

    konveksi dan konduksi satu resistensi.

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    Gambar 2.4 perpindahan panas pada double pipa

    Sumber: Heat Transfer, Cengel (2003:21)

    Variabel i dan o mewakili permukaan dalam dan luar dari tabung bagian dalam.

    Untuk heat exchanger double pipa kita memiliki Ai = DiL dan A0 = D0L dan tahanan

    panas tabung dalam situasi ini adalah

    Dimana k adalah konduktivitas termal dari material dinding dan L adalah panjang

    tabung. Kemudian tahan panas keseluruhan menjadi

    Ai adalah luas permukaan dalam dari dinding yang memisahkan dua cairan, dan Ao

    adalah luas permukaan luar dinding. Dengan kata lain, Ai dan A0 adalah luas

    permukaan dinding yang memisahkan dan dibasahi oleh cairan dalam dan cairan luar,

    masing-masing.

    2.1.9 Counter-flow Heat Exchanger

    Variasi suhu cairan panas dan dingin dalam heat exchanger counter-flow

    diberikan pada Gambar 3.5. Perhatikan bahwa cairan panas dan dingin masukkan pada

    ujung-ujung pipa, dan suhu keluar dingin cairan pada keadaan ini dapat melebihi suhu

    keluar panas cairan. dalam kasus ini , cairan dingin akan dipanaskan sampai suhu inlet

    dari fluida panas . Namun, suhu outlet fluida dingin tidak pernah bisa melebihi inlet suhu

    dari fluida panas karena ini akan menjadi pelanggaran hukum kedua dari termodinamika.

    Hubungan di atas untuk log berarti perbedaan suhu dikembangkan

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    menggunakan penukar panas paralel - aliran, tetapi kita dapat menunjukkan dengan

    mengulangi analisis atas untuk counter-flow penukar panas yang juga berlaku untuk

    counterflow penukar panas. Untuk inlet dan outlet suhu yang ditentukan, log rata-rata

    suhu perbedaan bagi penukar panas counter-flow selalu lebih besar dari itu untuk

    parallel-flow. Artinya, T counter-flow lebih besar dari pada T parallel flow dan

    dengan demikian lebih kecil luas permukaan yang dibutuhkan untuk mencapai laju

    perpindahan panas tertentu dalam counter-flow.

    Gambar 2.5 aliran (a) parallelflow, (b) counter flow, dan grafik temperatur in, out

    Sumber : Heat Transfer, Cengel (2003:21)

    2.1.10 Metode NTU

    Untuk mendefinisikan effectivenes alat penukar panas, pertama kita harus

    menentukan kemungkinan laju perpindahan panas maksimum (maximum possible heat

    transfer rate), qmax pada alat penukar panas. Laju perpindahan panas ini secara prinsip

    dapat dicapai pada alat penukar panas counterflow, gambar 2.1, dengan panjang tak

    terhingga.

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    Gambar 2.6 Distribusi Temperatur pada Counter Flow Heat Exchanger

    Sumber : http://teknos78.blogspot.com/2014/03/alat-penukar-panas-heat-exchanger.html

    Alat penukar panas pada kondisi ini, kemungkinan perbedaan

    temperatur maksimum pada fluida adalah Th,i Tc,i. Untuk menggambarkan hal

    ini, perhatikan kondisi dimana Cc < Cn dari persamaan 2.1 dan 2.2, maka [dTc] >

    [dTh].

    = = (2.1)

    = = (2.2)

    Kemudian fluida dingin akan mengalami perubahan temperatur yang

    besar dan jika L , maka fluida dingin tersebut akan dipanaskan mencapai

    panas (Tc,o = Th,i). Berdasarkan persamaan maka akan didapat persamaan 2.3:

    Cc < Ch : qmax = Cc (Th,i-Tc,i) (2.3)

    Demikian pula jika Ch < Cc fluida panas akan mengalami perubahan

    temperatur terbesar dan akan menjadi dingin pada temperature masukan dari

    fluida yang dingin ( Th,o = Tc,i). Kemudian dari persamaan 2.4 maka didapatkan

    persamaan 2.5. [2]

    q = h Cp h (Th i Th o) (2.4)

    Ch < Cc : qmax = Ch (Th,I Tc,i) (2.5)

    Dari hasil tersebut kita dapatkan kondisi umum :

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

    qmax = Cmin (Th i Tc i) (2.6)

    Dimana Cmin sama dengan Cc atau Ch,mana yang lebih kecil.

    Untuk temperatur masuk fluida panas dan dingin yang telah diketahui, dari

    persamaan 2.6 diatas dapat digunakan untuk menghitung kemungkinan

    besarnya laju perpindahan panas maksimum yang dialami oleh alat penukar

    panas.

    Sekarang sangat logis untuk mendefinisikan effectivenes () sebagai

    perbandingan antara laju perpindahan panas aktual untuk sebuah alat penukar

    panas pada kemungkinan laju perpindahan panas maksimum, dan dinyatakan

    sebagai, [2]

    (2.7)

    Dari persamaan 2.3, 2.5 dan 2.7 di atas didapat bahwa :

    (2.8)

    Dari definisi effectiveness, yang tidak berdimensi harus pada range 0

    1. Jika , , dan , diketahui, laju perpindahan panas aktual untuk alat penukar

    panas dapat ditentukan dengan persamaan :

    = (, ,) (2.10)

    Untuk setiap alat penukar panas itu dapat ditunjukkan bahwa :

    = (,

    ) (2.11)

    dimana Cmin/Cmax adalah sama dengan Cc/Ch atau Ch/Cc, tergantung pada besaran

    relatif antara laju kapasitas fluida panas dan dingin. Satuan jumlah perpindahan

    NTU (Number of Thermal Unit) adalah parameter yang tidak berdimensi yang

    kegunaannya sangat luas pada analisis alat penukar pans dan didefinisikan sebagai,

    =

  • WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH

    LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

    Kemudian itu menyatakan laju perpindahan panas per derajat perbedaan

    temperatur rata-rata antara fluida, persamaan q = U . T terhadap laju perpindahan

    panas per derajat perubahan temperatur untuk fluida yang mempunyai laju kapasitas

    panas minimum.