bab ii tinjuan pustaka 2.1 tanaman lada (piper nigrum l.)repository.ump.ac.id/7611/3/bab ii_laeli...

16
6 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.) Tanaman lada (Piper nigrum L.) berasal dari daerah barat Ghat, India. Penyebaran lada di Indonesia pertama kali dilakukan oleh para koloni Hindu yang sedang melakukan perjalanan dalam misi penyebaran agamanya, setelah itu lada di Indonesia menyebar ke berbagai pulau. Provinsi di Indonesia yang memproduksi lada selain Lampung dan Bangka diantaranya di daerah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat dan Jawa Barat yang umumnya merupakan usaha petani rakyat (Widyastuti, 2005). Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman lada perdu sebagai berikut: Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Ordo : Piperales Familia : Piperaceae Genus : Piper Species : Piper nigrum L. Lada merupakan tumbuh-tumbuhan memanjat, dengan panjang batang berkisar 5 15 m. Daun berseling dan tersebar, bertangkai dengan daun penumpu yang cepat rontok, dan meninggalkan bekas yang berbentuk cincin. Helaian daun bulat telur sampai memanjang dengan ujung meruncing Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Upload: lydung

Post on 16-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

6

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)

Tanaman lada (Piper nigrum L.) berasal dari daerah barat Ghat,

India. Penyebaran lada di Indonesia pertama kali dilakukan oleh para koloni

Hindu yang sedang melakukan perjalanan dalam misi penyebaran agamanya,

setelah itu lada di Indonesia menyebar ke berbagai pulau. Provinsi di

Indonesia yang memproduksi lada selain Lampung dan Bangka diantaranya

di daerah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi

Selatan, Aceh, Sumatera Barat dan Jawa Barat yang umumnya merupakan

usaha petani rakyat (Widyastuti, 2005).

Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman lada perdu sebagai berikut:

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Familia : Piperaceae

Genus : Piper

Species : Piper nigrum L.

Lada merupakan tumbuh-tumbuhan memanjat, dengan panjang

batang berkisar 5 – 15 m. Daun berseling dan tersebar, bertangkai dengan

daun penumpu yang cepat rontok, dan meninggalkan bekas yang berbentuk

cincin. Helaian daun bulat telur sampai memanjang dengan ujung meruncing

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 2: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

7

8 – 20 kali, 5 – 15 cm, bagian bawah terisi dengan kelenjar kecil, tenggelam

dan rapat. Bulir berdiri sendiri, diujung, berhadapan dengan daun

menggantung, Daun pelindung memanjang, panjang 4 – 5 mm.; tangkai 1 –

3,5 cm ; sumbu 3,5 – 22 cm. Tangkai sari panjang kurang lebih 1 mm, kepala

putik terdiri 2 – 5, kebanyakan 3 – 4. Buah buni berbentuk bola.(van Steenis

et al.,1987).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Lada Perdu (Piper nigrum L)

Tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian maupun

perkebunan. Sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu.

2.2.1 Kondisi Tanah

Lada dapat tumbuh disemua jenis tanah, terutama tanah gembur

berpasir dengan unsur hara yang cukup dan drainase yang baik. Lada dapat

tumbuh optimal pada tanah yang netral dengan pH 6,0-7,0. Suhu tanah

berkisara anatara 14-290C. Berikut sifat dan karakteristik yang dapat

dilihat dari sifat fisik fisika, kimiawi maupun biologisnya. Tanaman lada

menghendaki kondisi tanah yang memiliki aerasi dan drainase yang baik

serta kelembaban udara antara 60-80%.

a. Sifat fisika

tekstur tanah merupakan gambaran deskriptif komposisi ukuran butir

partikel-partikel, tanah tersusun atas partikel mineral dan organik

dalam berbagai ukuran. Partikel mineral dan organik menyusun kuran

lebih 50 % dari voleme tanah, sisanya adalah berupa pori yang terisi

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 3: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

8

oleh air dan udara (Sartohadi et al.2012). Komponen mineral dalam

tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu

berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral

dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: pasir (berukuran 50

mikron – 2 mm), debu (berukuran 2-50 mikron), liat berukuran dibawah

2 mikron

Tabel 2.1. Perbandingan hara yang terdapat dalam jenis tekstur tanah

Jenis tekstur Ca Fe2O3 MgO P K

Pasir 0,08 2,53 2,92 5,19 1,02

Debu 0,10 3,44 6,58 9,42 2,22

Liat 0,20 4,20 5,73 17,10 1,77

Warna tanah di alam tidak selalu dalam kondisi seragam pada setiap

horizon yang ada pada profil tanah. Ketidakseragaman warna tanah

disebabkan karena adanya bercak yang mempunyai warna berbeda dengan

warna matriks. Warna bercak tidak selalu dalam dalam kondisi berbeda

tegas dengan warna matrik. Biasanya perbedaan warna bercak di dalam

profil tanah dideskripsi menurut kejelasan, jumlah, dan ukuran permukaan

tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin

gelap warna semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah

dilapisan bawah yang kandungan bahan organik rendah lebih banyak

dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di

daerah yang mempunyai sistem darinase (serapan air) buruk, warna

tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat didalam tanah berbentuk

Fe 2+

(Sartohadi et al, 2012).

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 4: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

9

b. Sifat kimia

Tanah sebagai bagian dari tubuh alam mempunyai komposisi kimia

berbeda-beda. Tanah terdiri atas berbagai macam unsur kimia, senyawa-

senyawa kimia di dalam tanah merupakan hasil dari pelapukan bahan

induk tanah dan pelapukan sisa organisme tanah. Pelapukan bahan induk

tanah menghasilkan mineral-mineral primer dan sekunder (Sartohadi,

2012). Penentu sifat kimia tanah antara lain kandungan bahan organik,

unsur hara, dan pH tanah. Tanah yang kita lihat adalah suatu campuran

dari material-material batuan yang telah lapuk (sebagai bahan anorganik),

material organik, bentuk-bentuk kehidupan (jasad hidup tanah), udara, dan

air. Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa tanaman serta hewan dalam

tanah, termasuk juga kotoran dan lendir-lendir serangga, cacing, serta

binatang besar lainnya. Kandungan bahan organik dalam tanah

memengaruhi karakteristik tanah. Pada tanah dengan kandungan bahan

organik yang tinggi akan memberikan efek warna tanah cokelat hingga

hitam. Sehingga sifat kimia tanah berupa kandungan bahan organik dapat

dikenali dari warnanya. Sifat kimia tanah yang lain, yaitu berupa derajat

keasaman atau pH tanah. pH tanah dikatakan normal antara 6,5 sampai

dengan 7,5. Pada keadaan ini, semua unsur hara pada larutan tanah dalam

keadaan tersedia, seperti ketersediaan nitrogen serta unsur hara lainnya.

Unsur – unsur hara ini berasal dari udara, air, atau tanah. Jumlah unsur

hara esensial ada 17 yang dikelompokkan menjadi unsur hara makro dan

mikro. Unsur makro meliputi : C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S, sedangkan

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 5: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

10

unsur mikro meliputi : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl, dan Co. Unsur hara

makro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak,

sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam

jumlah yang sedikit. (Anonymous, 2015)

c. Sifat biologis

Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme

di dalamnya menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan

organisme lainnya. Menurut (Sartohadi et al, 2012) masa tanah tersusun

atas fase padat, cair, dan gas. Fase padat terdiri atas partikel – partikel

mineral dan bahan organik serta jazad hidup atau organisme tanah.

Organisme tanah dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu golongan

tumbuhan dan golongan hewan, dan berdasarkan ukurannya dikelompokan

ke dalam jasad makro (kasat mata) dan jasad mikro.

2.2.2 Ketinggian

Tinggi rendahnya tempat mempengaruhi pertumbuhan dan

produktivitas tanaman lada. Untuk mencapai produktivitas optimal jika lada

dibudidayakan di dataran rendah, yaitu di wilayah dengan ketinggian 3 -

1.000 m dari permukaan laut. Lada yang ditanam di dataran menengah atau

tinggi (lebih dari 1.000 m.d.p.l), pertumbuhan vegetatifnya yaitu akar,

batang, dan daun lebih dominan dibandingkan dengan kemampuannya

menghasilkan buah (Sutarno dan Andoko, 2005). Tingkat kemiringan lahan

yang ideal bagi tanaman lada adalah maksimal 15%. Berdasarkan

pemantauan dilapangan, dataran rendah merupakan tempat paling dominan

untuk menanam lada dengan ketinggian kurang dari 200 m dpl. Lada yang

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 6: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

11

ditanam di dataran rendah akan menghasilkan pertumbuhan vegetatif yang

terbaik dan berbuah sangat lebat.

2.2.3 Iklim

Untuk mencapai pertumbuhan yang baik dan hasil produksi yang

memuaskan, sebaiknya lada ditanam di daerah beriklim tropis dengan curah

hujan rata-rata 1000-3000 mm per tahun; sinar matahari 10 jam/hr; suhu

udara 20-34oC dan kelembaban udara optimal 60-80%. (Artanti.2007).

2.3 Stek Lada

Tanaman lada termasuk tanaman memanjat yang memiliki 2 sulur

yaitu sulur panjat dan sulur cabang buah. Apabila digunakan bibit sulur

panjat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat memanjat sedangkan sulur

cabang buah akan menghasilkan tanaman yang tidak memanjat disebut lada

perdu. Dalam usaha dan pengembangan tanaman, bibit merupakan salah satu

faktor penentu bagi keberhasilan pertanian di lapangan. Bibit yang unggul

dan berkualitas baik akan lebih menjamin keberhasilan usaha yang

dilakukan, tetapi perlu didukung juga oleh penguasaan dan penerapan teknik

budidaya yang tepat untuk mendapatkan hasil yang secara kuantitas dan

kualitas dapat dipertanggungjawabkan (Lawani, 1995). Perkembangbiakan

vegetatif (stek), bertujuan untuk mendapatkan bibit secara cepat tanpa ada

perubahan sifat atau tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan

tanaman induk.

Stek adalah perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari

tanaman (akar, batang, dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 7: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

12

tersebut membentuk akar. Pada irisan miring, stek akan mempunyai

permukaan yang lebih luas bila dibandingkan dengan berpangkal datar

sehingga jumlah akar yang tumbuh lebih banyak karena pada pangkal stek

ini terakumulasi zat tumbuh (Artanti, 2007). Perbanyakan tanaman dengan

stek pada lada dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu keberhasilan stek.

Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal yang

harus diperhatikan agar tingkat keberhasilan stek lada tinggi.

2.3.1 Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan

stek yaitu: media perakaran, suhu, kelembaban, dan cahaya (Hartman,

1983). Media perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama

pembentukan akar, memberi kelembaban pada stek, dan memudahkan

penetrasi udara pada pangkal stek. Media perakaran yang baik. Media

perakaran stek yang biasa dipergunakan adalah tanah dan pasir. Suhu

perakaran optimal untuk perakaran stek berkisar antara 21°C-27°C pada

pagi dan siang hari dan 15°C pada malam hari. Suhu yang terlampau

tinggi dapat mendorong perkembangan tunas melampaui perkembangan

perakaran dan meningkatkan laju transpirasi.

2.3.2 Faktor Bahan Stek

Kondisi fisiologis tanaman mempengaruhi penyetekan adalah

uraur bahan stek, jenis tanaman, adanya tunas dan daun muda pada stek,

persediaan bahan makanan, dan zat pengatur tumbuh.

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 8: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

13

a. Umur bahan stek

Menurut Hartman (2002). stek yang berasal dari tanaman muda akan

lebih mudah berakar dari pada yang berasal dari tanaman tua, hal ini

disebabkan apabila umur tanaman semakin tua maka terjadi

peningkatan produksi zat-zat penghambat perakaran dan penurunan

senyawa fenolik yang berperan sebagai auksin kofaktor yang

mendukung inisiasi akar pada stek.

b. Jenis tanaman

Keberhasilan dengan cara stek bergantung pada kesanggupan jenis

tersebut untuk berakar. Ada jenis yang mudah berakar dan ada yang

sulit. Kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran cincin sklerenkim

yang kontinyu merupakan penghambat anatomi pada jenis-jenis sulit

berakar, dengan cara menghalangi tempat munculnya adventif

(Kramer, 1960).

c. Tunas dan daun pada stek

Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting pada perakaran.

Bila seluruh tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi

sebab tunas berfungsi sebagai auksin. Selain itu, tunas menghasilkan

suatu zat berupa auksin yang berperan dalam mendorong

pembentukan akar yang dinamakan Rjhizokalin (Hartman, 1983).

d. Persediaan bahan makanan

Menurut Haber (1957) persediaan bahan makanan sering dinyatakan

dengan perbandingan antara persediaan karbohidrat dan nitrogen (C/N

ratio). Ratio C/N yang tinggi sangat diperlukan untuk pembentukan

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 9: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

14

akar stek yang diambil dari tanaman dengan C/N ratio yang tinggi

akan berakar lebih cepat dan banyak dari pada tanaman dengan C/N

ratio rendah.

2.4 Zat Pengatur Tumbuh

Hormon dari bahasa Yunani “hormoenin” artinya menggiatkan.

Hormon selain ditemukan pada hewan juga terdapat pada tanaman. Hormon

pada tanaman disebut fitohormon atau hormone tumbuhan didefinisikan

sebagai senyawa organik yang disintesis secara endogen dalam tanaman

yang dalam konsentrasi sangat kecil (mikromolar) dapat menginduksi

serangkaian reaksi fisiologis menuju kesuatu pola pertumbuhan yang

spesifik. Hormon bekerja dalam menginduksi pertumbuhan dalam

konsentrasi yang tepat, jika konsentrasi berlebih atau kurang maka hormon

akan menghambat pertumbuhan (Latunra et al., 2012).

Hormon akan mamacu pertumbuhan pada konsentrasi tertentu dan

akan menghambat pertumbuhan pada konsentrasi yang tinggi. Hormon

biasanya mengalir di dalam tanaman dari tempat dihasilkannya ke tempat

keaktifannya (Kusumo, 1984). Salah satu hormon tumbuh yang tidak lepas

dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah auksin,

sitokinin dan gibrelin. Zat pengatur tumbuh berfungsi mendorong

pertumbuhan, dimana dengan pemberian zat pengatur tumbuh terhadap

tanaman merangsang pemanjangan sel dan pembentukan akar sehingga dapat

merangsang penyerapan hara oleh tanaman. Ini sesuai dengan fungsi auksin

yaitu sebagai salah satu hormon pertumbuhan yang memacu terjadinya

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 10: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

15

pembelahan sel, dan pertumbuhan akar, sehingga tanaman tersebut dapat

tumbuh dengan baik. Pemberian zat pengatur tumbuh juga dapat merangsang

seluruh jaringan tumbuhan dan langsung meresap melalui akar, batang dan

daun (Trisna et al., 2013).

Zat pengatur tumbuh dalam tanaman terdiri dari 5 (lima) kelompok

yaitu Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etylen, dan Inhibitor dengan ciri khas dan

pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologi (Abidin,1994). Menurut

Rochiman dan Harjadi (1973) dalam Fanesa (2011) jumlah daun, jumlah

akar sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan makanan dan hormon yang

terdapat pada bahan setek, sehingga semakin panjang setek semakin mampu

membentuk akar tumbuh dan membentuk tunas cukup banyak. Pembentukan

akar terjadi karena adanya pergerakan kebawah auksin, karbohidrat dan zat-

zat yang berintegrasi dengan auksin. Zat-zat ini akan mengumpulkan di dasar

setek yang selanjutnya akan menstimulir pembentukan akar, tunas dan daun.

Istilah auksin berasal dari bahasa yunani yaitu auxien yang berarti

meningkatkan. Auksin ini pertama kali digunakan Frits Went, seorang

mahasiswa pascasarjana di negeri belanda pada tahun 1962, yang

menemukan bahwa suatu senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin

menyebabkan pembengkokan koleoptil oat kearah cahaya. Fenomena

pembengkokan ini dikenal dengan istilah fototropisme. Senyawa ini banyak

ditemukan Went didaerah koleoptil. Aktifitas auksin dilacak melalui

pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan pada

sisi yang tidak terkena cahaya matahari (Salisbury dan Ross, 1995).

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 11: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

16

Auksin yang ditemukan Went, yang kini diketahui sebagai Indol

Asetat Acid (IAA) atau Asam Indole Asetat dan beberapa ahli fisiologi masih

menyamakannya dengan auksin. Namun tumbuhan mengandung 3 senyawa

lain yang struktrurnya mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak respon

yang sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat dianggap sebagai

auksin. Senyawa-senyawa tersebut adalah asam 4-kloroindol asetat, asam

fenilasetat (PAA) dan asam Indolbutirat (IBA) (Dwidjoseputro, 1990).

Asam 4 kloroindol asetat ditemukan pada biji muda berbagai jenis

kacang-kacangan. Asam fenilasetat (PAA) ditemukan pada berbagai jenis

tumbuhan dan sering lebih banyak jumlahnya dari pada IAA, walaupun

kurang aktif dalam menimbulkan respon IAA. Asam indol butirat merupakan

senyawa yang ditemukan belakangan. Senyawa ini ditemukan pada daun

jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil, sehingga kemungkinan besar zat

tersebut tersebar luas pada dunia tumbuhan (Tjitrosoma, 1984).

Auksin merupakan hormon terhadap tumbuhan yang mempunyai

peranan luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Konsentrasi auksin tertinggi dijumpai pada meristem (akar, batang) yang

aktif tumbuh dan daun muda. Auksin diangkut dari daerah meristem

konsentrasinya semakin rendah, demikian juga pada jaringan yang telah

dewasa dan telah berhenti memanjang. Sifat penting auksin adalah

berdasarkan konsentrasinya, dapat merangsang dan menghambat

pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan dan pemanjangan

sel. Pada permukaan akar, auksin akan mempengaruhi jaringan meristem

primordial akar dalam jaringan batang (Latunra dkk., 2012).

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 12: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

17

2.5 Media Tanam

Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk tipe

pembibitan stek lada perlu diperhatikan untuk mutu bibit tanaman. Media

yang baik untuk perakaran tanaman harus mudah untuk dilalui oleh air,

Selain itu media perakaran yang berfungsi memegang tanaman pada

tempatnya selama pertumbuhan akar, harus cukup sarang, agar aliran udara

baik, mempunyai daya menahan air tinggi, mudah dilalui oleh air, bebas

hama dan penyakit, serta tidak mengandung zat yang meracuni tanaman.

Media tanam mampu menjaga kelembapan daerah akar, menyediakan udara,

dan bisa menahan keterdapatan unsur hara. Ardana (2009) menyatakan

bahwa tanaman akan tumbuh subur apabila nutrisi yang terkandung pada

media dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Media penyetekan yang baik

adalah media yang mempunyai porositas cukup, airase baik, drainase baik,

kapasitas mengikat air tinggi, dan bebas patogen. Media dalam penyetekan

ini berfungsi sebagai penahan stek selama masa pertumbuhan akar, menjaga

kelembaban, dan memudahkan penetrasi udara (Wuryaningsih, 1998). Pada

tahap pembibitan media tumbuh diutamakan untuk mendapatkan tanaman

muda yang sehat, dan mampu tumbuh baik setelah ditanam pada media

produksi. Media tanam yang berupa campuran tanah, dan bahan organik

memberikan dua keuntungan yaitu berperan sebagai media pertumbuhan akar

dan penyedia unsur hara dan air untuk pertumbuhan perakaran (Wasito dan

Nuryani, 2005).

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 13: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

18

Beberapa jenis bahan yang digunakan pada penelitain sebagai media tanam

diantaranya:

2.5.1 Tanah

Tanah merupakan campuran bahan padat (organik dan anorganik),

dan udara. Bahan organik berperan sangat penting di dalam menciptakan

struktur tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman, meningkatkan

kemampuan tanah menahan air, meningkatkan kapasitas infiltrasi, dan

stabilitas agregat tanah dan pada akhirnya akan menurunkan aliran

permukaan dan erosi. Unsur hara tanah yang diperlukan terdiri dari unsur

makro (yang diperlukan dalam jumlah banyak) meliputi N, P, K, Ca, Mg,

dan S, dan unsur mikro (yang diperlukan dalam jumlah sedikit) meliputi Fe,

Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl. Media tanam campuran dengan bahan utama

tanah yang baik adalah media tanam yang cukup kandungan unsur haranya,

teksturnya gembur atau tidak terlalu keras. Pertumbuhan tanaman tidak

hanya tergantung pada persediaan unsur hara yang cukup dan seimbang

tetapi juga harus ditunjang oleh keadaan fisik tanah yang baik. Sifat fisik

tanah berpengaruh langsung terhadap perakaran, air dan udara tanah, yang

kemudian mempengaruhi aspek-aspek biologi dan kimia tanah. Pentingnya

sifat fisik tanah dalam menunjang pertumbuhan tanaman sering tidak

disadari karena kesuburan tanah dititikberatkan pada segi kesuburan

kimianya. Disamping memberikan dukungan secara fisik pada tanaman,

tanah merupakan sumber mineral dan air bagi tanaman. Kondisi tanah dan

mineral dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Lingkungan atmosfer

harus tersedia pada kedalaman yang cukup dalam tanah sehingga akar

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 14: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

19

tanaman dapat memperoleh oksigen yang dibutuhkan untuk respirasi secara

langsung dari udara. Perkembangan akar yang sehat serta proses pernafasan

udara oleh akar menjadi tolak ukur dari baik atau tidaknya aerasi udara pada

struktur tanah tertentu.(Zulkarnain, 2010)

2.5.2 Pasir

Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk

menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai

jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit

tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sementara bobot pasir yang

cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu,

keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan

dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Oleh karena

memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi

mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan, pasir dianggap

memadai dan sesuai digunakan sebagai media penyemaian benih,

pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman

Kartasapoetra (2002)

2.5.3 Abu Sekam

Sekam padi adalah kulit biji padi (Oriza sativa) yang terlepas saat biji

digiling. Sekam padi yang biasa digunakan adalah sekam bakar dan sekam

mentah. Sekam sangat berperan dalam perbaikan struktur tanah sehingga

sistem drainase di media tanam menjadi lebih baik. Sekam mentah

mempunyai kelebihan sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak

mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 15: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

20

tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat

tumbuh dengan sempurna, abu sekam padi memiliki fungsi mengikat

logam. Selain itu, abu sekam padi berfungsi untuk menggemburkan tanah,

sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara.

Darmawijaya (1990).

2.5.4 Arang Sekam

Arang sekam merupakan hasil pembakaran dari sekam padi yang

banyak digunakan sebagai media secara komersial di Indonesia. Arang

sekam mengandung N 0,32 %, P 0,15%, K 0,51 %, Ca 0,95 %, dan Fe 180

ppm, Mn 80 ppm, Zn 14,1 %. pH arang sekam cukup tinggi, yaitu antara 8,5

sampai 9,0 sehingga sangat baik digunakan untuk meningkatkan pH pada

tanah asam. Sekam bakar atau arang sekam juga memiliki sifat porositas

yang baik dan kemampuan menyerap air rendah.(Shofiyah dan bambang,

2017). Karakteristik lain dari arang sekam adalah ringan (berat jenis 0,2

kg/l) sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi, berwarna

kehitaman sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif

(Wuryaningsih, dan Andyantoro 1998). Arang sekam bersifat porositas

yang baik, tidak dapat menggumpal/memadat, mudah mengikat air, steril

dan mempunyai porositas yang baik sehingga akar tanaman dapat tumbuh

dengan baik dan sempurna. (Prihmantoro dan Indriani, 2003)

2.6 Penelitian yang Relevan

Ulfa, dkk (2017) melakukan percobaan respon pertumbuhan stek

lada (Piper nigrum L.) akibat pemberian hormon auksin (ZPT atonik)

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018

Page 16: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.)repository.ump.ac.id/7611/3/BAB II_LAELI NUR KHOMSATUN_BIOLOGI'18.pdfDivisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida. Ordo

21

menunjukan bahwa hormon auksin (ZPT atonik) berpengaruh nyata

terhadap jumlah akar pada umur 40 dan 60 HSS. Hasil penelitian tersebut

rata-rata perlakuan terbaik dijumpai pada pemberian hormon auksin dengan

konsetrasi 1,5ml/ liter dan 2ml/ liter air.

Hasil penelitian Indrawati, dkk (2015) menunjukan bahwa media

tanam dari subsoil + pupuk + pasir dengan perbandingan (2:1:1)

memberikan pertumbuhan yang baik pada stek lada. Bahwa pemberian

pupuk kandang pada media akan menghasilkan nilai tinggi tunas yang tinggi

pada setek. Media tanpa pemberian pupuk kandang akan menghasilkan nilai

tinggi tunas yang rendah. Pada media tanah topsoil dan tanah subsoil yang

sama-sama diberikan pupuk kandang akan menghasilkan tinggi tunas yang

tidak berbeda nyata, mulai dari setek berumur 30 HST sampai 120 HST.

Pengaruh Lama Perendaman..., Laeli Nur Khomsatun, FKIP UMP, 2018