bab ii tinjauan teori dan studi pustaka a. tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/bab 2.pdf ·...

16
8 BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang mengkaji tentang pengaruh tekanan stakeholder dan corporate governance terhadap sustainability report menunjukan hasil yang berbeda-beda, baik dari perbedaan hasil maupun variabel dari peneliti satu dan peneliti lainnya. Berikut tabel ringkasan yang menunjukan penelitian terhadap sustainability report dari para peneliti sebelumnya. Tabel 2.1 Ringkasa Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Metode Analisis Variabel Hasil Belen Fernandez- Feijoo, Silvia Romero dan Silvia Ruiz (2012) Effect of Stakeholders’ Pressure on Transparency of Sustainability Reports within the GRI Framework Analisis regresi linier berganda VI: Tekanan Stakeholder diproksikan dengan: industri sensitif lingkungan, industri dekat konsumen, industri berorientasi investor dan industri berorientasi pekerja Industri sensitif lingkungan berpengaruh paling rendah dalam pengungkapan transparansi di pelaporan CSR. industri dekat konsumen berpengaruh terhadap transparansi pelaporan CSR. Industri berorientasi investor dan industri berorientasi pekerja berpengaruh paling tinggi dalam mengungkapkan transparansi di pelaporan CSR

Upload: others

Post on 24-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

8

BAB II

TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang mengkaji tentang pengaruh tekanan stakeholder dan

corporate governance terhadap sustainability report menunjukan hasil yang

berbeda-beda, baik dari perbedaan hasil maupun variabel dari peneliti satu dan

peneliti lainnya. Berikut tabel ringkasan yang menunjukan penelitian terhadap

sustainability report dari para peneliti sebelumnya.

Tabel 2.1

Ringkasa Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Metode

Analisis

Variabel Hasil

Belen

Fernandez-

Feijoo, Silvia

Romero dan

Silvia Ruiz

(2012)

Effect of

Stakeholders’

Pressure on

Transparency

of

Sustainability

Reports within

the GRI

Framework

Analisis

regresi

linier

berganda

VI: Tekanan

Stakeholder

diproksikan

dengan:

industri sensitif

lingkungan,

industri dekat

konsumen,

industri

berorientasi

investor dan

industri

berorientasi

pekerja

Industri sensitif

lingkungan

berpengaruh

paling rendah

dalam

pengungkapan

transparansi di

pelaporan CSR.

industri dekat

konsumen

berpengaruh

terhadap

transparansi

pelaporan CSR.

Industri

berorientasi

investor dan

industri

berorientasi

pekerja

berpengaruh

paling tinggi

dalam

mengungkapkan

transparansi di

pelaporan CSR

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

9

Abdul Aziz

(2014)

Analisis

Pengaruh Good

Corporate

Governance

(GCG)

terhadap

Kualitas

Pengungkapan

Sustainability

Report

Regresi

linier

berganda

VI: Good

Corporate

Governance

yang

diproksikan

dengan:

Kepemilikan

manajerial,

dewan

komisaris,

komisaris

independen,

ukuran komite

audit,

kepemilikan

saham

institusional dan

kepemilikan

saham

terkonsentrasi.

VK;

Ukuran

perusahaan

(size)

Faktor

kepemilikan

saham

manajerial

berpengaruh

positif terhadap

kualitas

pengungkapan

sustainability

report.

Dewan

komisaris,

komisaris

independen,

ukuran komite

audit,

kepemilikan

saham

institusional dan

kepemilikan

saham

terkonsentrasi

berpengaruh

tidak signifikan

terhadap kualitas

pengungkapan

sustainability

report.

Ukuran

perusahaan

(size)

berpengaruh

tidak signifikan

terhadap kualitas

pengungkapan

sustainability

report.

Astrid

Rudyanto

dan Sylvia

Veronica

Siregar

(2018)

The Effect of

Stakeholder

Pressure and

Corporate

Governance on

the Quality of

Sustainability

Report

Analisis

regresi

berganda

VI: Tekanan

Stakeholder

diproksikan

dengan:

industri sensitif

lingkungan,

industri dekat

konsumen,

industri

berorientasi

investor, industri

berorientasi

pekerja

Industri sensitif

lingkungan

berpengaruh

paling tinggi

dalam kualitas

laporan

keberlanjutan.

industri dekat

konsumen

berpengaruh

dalam kualitas

laporan

keberlanjutan.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

10

Corporate

Governance

diproksikan

dengan:

Efektivitas

dewan komisaris

dan kepemilikan

keluarga

VK: Leverage,

Ukuran

Perusahaan dan

Profitabilitas

industri

berorientasi

pekerja

berpengaruh

negatif terhadap

kualitas laporan

keberlanjutan.

industri

berorientasi

investor tidak

berpengaruh

terhadap kualitas

laporan

keberlanjutan.

Efektivitas

dewan komisaris

berpengaruh

positif terhadap

kualitas laporan

keberlanjutan.

Kepemilikan

keluarga

berpengaruh

negatif terhadap

kualitas laporan

keberlanjutan.

Leverage

berpengaruh

negatif, ukuran

perusahaan

berpengaruh

positif dan

profitabilitas

berpengaruh

terhadap kualitas

laporan

keberlanjutan.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Teori Stakeholders

Freeman et al. (2010) dalam bukunya menyatakan bahwa suatu bisnis

memiliki pemangku kepentingan, teori stakeholder dilihat sebagai teori tentang

bagaimana sebenarnya bisnis dapat bekerja. Munculnya globalisasi, dominasi

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

11

teknologi informasi, kepemilikan industri, menjadikan meningkatnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya keterlibatan dalam bisnis dan usaha.

Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan selain adanya struktur

dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan untuk meningkatkan

keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholder, perusahaan bukanlah badan yang beroperasi hanya

untuk kepentingan sendiri, tetapi tujuan perusahaan adalah memenuhi

kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholder). Kelangsungan hidup

perusahaan dipengaruhi oleh para stakeholder, dan setiap perusahaan memiliki

stakeholder yang berbeda-beda (Fernandez-Feijoo et al., 2012). Teori

stakeholder merupakan konsep manajemen strategis yang nantinya dapat

membantu perusahaan atau badan usaha memperkuat hubungan dengan pihak

eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitif.

Dalam perkembangan stakeholder theory yang dikembangkan oleh

Freeman (1984) menilai adanya hubungan antara perusahaan dan kelompok

yang berbeda selain pemegang saham, bahwa para pemangku kepentingan

dapat atau hampir selalu mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan

perusahaan. Sutedi (2012: 39) teori stakeholder adalah ide tentang bagaimana

suatu bisnis benar-benar bekerja, untuk setiap bisnis yang akan sukses harus

menciptakan nilai bagi pelanggan, karyawan, masyarakat, dan pemilik modal.

Selanjutnya Carroll (1991) menyatakan bahwa adanya kaitan alami antara CSR

dan stakeholder perusahaan. Oleh karena itu erat kaitanya antara laporan

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

12

keberlanjutan dengan kekuatan atau komitmen dari stakeholder dalam suatu

industri (Hamudiana dan Achmad, 2017).

2. Sustainability Report

Sustainability report atau laporan keberlanjutan merupakan praktik

pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi

untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan (Aziz, 2014). Sustainability

report merupakan pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan yang bersifat

voluntary, karena sifatnya voluntary maka tidak semua perusahaan mau

melaporkan laporan keberlanjutannya. Sustainability report merupakan

sumbangasih perusahaan kepada masyarakat yang dilihat dari tiga aspek yaitu

ekonomi, sosial dan lingkungan yang menggambarkan kepedulian perusahaan

terhadap masyarakat mengenai aspek-aspek yang dilaporkannya dan sekaligus

menjembatani kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam

rangka pengambilan keputusan (Hasanah et al., 2015).

Saat ini organisasi yang masih aktif mengeluarkan pedoman atau standar

terkait kerangka kerja laporan keberlanjutan adalah Global Reporting Initiative

(GRI). Sustainability report mempunyai standar pengungkapan yang

mencerminkan keseluruhan aktivitas sosial perusahaan dengan adanya

sustainability report ini kinerja suatu perusahaan dapat dinilai langsung oleh

pemerintah, masyarakat, organisasi lingkungan, media masa, serta para

investor maupun kreditor. Dalam standar GRI-standards 2016 terdapat dua

jenis pengungkapan standar, yaitu pengungkapan umum dan pengungkapan

khusus. Pengungkapan umum memuat mengenai strategi dan analisis

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

13

perusahaan, profil perusahaan, identifikasi aspek material bagi perusahaan,

hubungan dengan pemangku kepentingan, profil laporan, dan tata kelola

perusahaan. Sedangkan pengungkapan khusus mencakup pengungkapan

mengenai kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial. Dimana saat

ini digunakan standar GRI-standards yang terbagi dalam tiga indikator yaitu

sosial, lingkungan dan ekonomi dengan total indikator sebanyak 77 item

dimana 13 untuk kategori ekonomi, 30 kategori lingkungan dan 34 kategori

sosial (GRI, 2016). Kualitas sustainability report dalam penelitian ini diukur

dengan strandar GRI-standards yaitu standar terbaru atas kelengkapan laporan

keberlanjutan yang dipublish oleh perusahaan, semakin lengkap informasi

yang diungkapkan oleh perusahaan menjadikan laporan keberlanjutan dinilai

lebih berkualitas. Suatu pengungkapan dikatakan berkualitas apabila

stakeholder telah dapat menerima manfaat dari pengungkapan tersebut, serta

suatu laporan dapat dikatakan berkualitas apabila dapat memudahkan para

pemangku kepentingan dalam memahami laporan sustainability report yang

nantinya untuk pengambilan keputusan jangka panjang yang berkelanjutan.

3. Tekanan Stakeholder

Stakeholder atau pemangku kepentingan merupakan individu, organisasi

atau kelompok yang berada diluar (pihak eksternal) perusahaan. Dalam

stakeholder theory, adanya hubungan antara perusahaan dengan kelompok

yang berbeda selain pemegang saham. Stakeholder merupakan bagian

terpenting dalam suatu bisnis, tanpa adanya stakeholder maka suatu

perusahaan tidak dapat mengoperasikan kegiatan usahannya.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

14

Karena pelaporan keberlanjutan yang sifatnya sukarela, maka tidak

semua perusahaan melaporkan laporan keberlanjutannya. Oleh sebab itu, dapat

diperkirakan bahwa adanya faktor-faktor yang mendorong suatu perusahaan

sehingga mempublikasikan laporan keberlanjutannya atau sustainability report

dalam hal ini faktor yang dimaksud adalah tekanan dari para pemangku

kepentingan atau stakeholder (Hamudiana dan Achmad, 2017).

Stakeholder dalam penelitian ini diukur menggunakan stakeholder utama

(primary stakeholder) yang terdiri atas Industri Sensitif Lingkungan

(Environmentally Sensitive Industry/ESI), Industri Dekat Konsumen

(Consumer-Proximity Industri/CPI), Industri Berorientasi Investor (Investor-

Oriented Industry/IOI) dan Industri Berorientasi Pekerja (Employee-Oriented

Industry/EOI). Industri sensitif lingkungan ditujukan untuk perusahaan-

perusahaan yang berpotensi mempunyai dampak yang besar terhadap

lingkungan, industri dekat konsumen ditujukan untuk perusahaan-perusahaan

yang produk dan jasanya dapat langsung dirasakan konsumen. Pengukuran

industri berorientasi lingkungan dan industri dekat konsumen berdasarkan

penelitian yang dikembangkan Fernandez-Feijoo et al. (2012), industri

berorientasi investor dilihat dari konsentrasi struktur kepemilikan yang diukur

dengan perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk

dengan jumlah saham keseluruhan berdasarkan pengukuran yang dilakukan

Thomsen et al. (2006) dan Rudyanto dan Siregar (2018), dan industri

berorientasi pekerja/karyawan berdasarkan aspek kategori sosial yang

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

15

diungkapkan dalam laporan keberlanjutan perusahaan yang terdiri dari 17

indikator mengenai karyawan/pekerja.

4. Corporate Governance

Corporate Governance adalah suatu sistem, proses, seperangkat

peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan

(stakeholder) demi tercapainya tujuan organisasi (IAI, 2015). Good Corporate

Governance merupakan suatu proses atau sistem yang tujuannya untuk

meningkatkan nilai dan keberlangsungan hidup jangka panjang perusahaan

dengan tetap memperhatikan seluruh kepentingan stakeholder. Setiap

perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek

bisnis dan diseluruh jajaran perusahaan. Asas GCG menurut KNKG (2006)

yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas independensi serta kewajaran

dan kesetaraan yang diperlukan demi mencapai kesinambungan usaha atau

keberlajutan perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan

(stakeholder).

Adapun struktur corporate governance dalam penelitian ini dapat

diproksikan dengan frekuensi jumlah rapat dewan direksi, dewan komisaris

dan komite audit, proporsi komisaris independen dan kepemilikan saham

manajerial. Penjelasan mengenai proksi yaitu sebagai berikut:

a. Dewan Direksi

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

16

Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung

jawab penuh atas urusan perseroan untuk kepentingan perseroan itu sendiri

sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Masing-masing dari anggota

Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai

dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Dewan direksi dapat

mempengaruhi keefektifan pengawasan. Kinerja dewan yang baik akan

mampu mewujudkan Good Corporate Governance bagi perusahaan.

Dalam pelaksanaannya Good Corporate Governance sangat bergantung

pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang

dapat mengurus perusahaan. Dewan direksi bertanggung jawab secara

penuh dalam pengelolaan perusahaan. Semakin tinggi frekuensi kehadiran

rapat anggota dewan direksi maka semakin tinggi koordinasi dan

komunikasi yang dilakukan antar anggota dan dapat mempermudah

penerapan praktik Good Corporate Governance dalam suatu perusahaan.

Perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance akan

dipandang bahwa perusahaan tersebut berupaya menyampaikan seluruh

informasi kepada para pemangku kepentingan (stakeholder) termasuk

laporan keberlanjutannya.

b. Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan

pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar

serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan komisaris sebagai organ

perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

17

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta

memastikan bahwa perusahaan telah malakukan GCG. Dewan komisaris

bertugas untuk memonitoring dan mengontrol manajemen operasional

perusahaan tetapi tidak diperkenankan ikut serta dalam pengambilan

keputusan operasional perusahaan. Semakin sering dewan komisaris

menghadiri rapat atau pertemuan yang dilaksanakan anggota dewan

komisaris maka semakin tinggi koordinasi dan pengkomunikasian yang

dilakukan maka semakin terwujudnya praktik Good Corporate

Governance dalam perusahaan yang nantinya akan berpengaruh terhadap

pelaporan dan pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan.

c. Komisaris Independen

Dengan adanya Dewan komisaris saja tidak dapat menjamin bahwa

akan terlaksananya prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Maka

dari itu dibutuhkan organ tambahan, seperti komisaris independen.

Adanya komisaris independen telah diatur dalam peraturan BAPEPAM

No: KEP-315/BEJ/06-2000 yang kemudian disempurnakan oleh

keputusan No: KEP-315/BEJ/07-2001 yang menyatakan bahwa setiap

perusahaan publik wajib memiliki komisaris independen untuk

mewujudkan tata kelola yang baik (good corporate governance).

Komisaris independen tidak hanya melindungi hak mayoritas, akan tetapi

membantu melindungi kepentingan hak minoritas yang memiliki

kepentingan dengan perusahaan, yang mana dalam hal pelaporan tanggung

jawab sosial perusahaan.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

18

d. Komite Audit

Perseroan publik membentuk komite audit sebagai bentuk kepatuhan

terhadap Peraturan Bapepam-LK No. AX.I.5 selain itu sesuai dengan

keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-29/PM/2004 jo No. Kep-

643/BL/2012 tentang Komite Audit dan keputusan Direksi Bursa Efek

Jakarta No. Kep-305/BEJ/07-2004. Komite audit merupakan salah satu

dewan pengawas dari sistem corporate governance. Komite audit

memiliki peran yang penting dalam mengkoordinasikan anggotanya dalam

hal pengawasan, pengendalian internal dan pelaksanaan Good Corporate

Governance perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan review

sistem pengendalian internal perusahaan, memastikan kualitas laporan,

dan meningkatkan efektivitas fungsi audit (IAI, 2015). Komite audit

dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu dalam pelaksanaan tugas

dan fungsinya dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan keuangan

dan informasi lainnya sesuai dengan prinsip-prinsi GCG. Semakin sering

komite audit menghadiri rapat maka koordinasi antar komite semakin baik

sehingga dapat melaksanakan pengawasan terhadap manajemen dengan

lebih efektif dan diharapkan sehingga nantinya dapat mendukung

peningkatan kualitas laporan bekelanjutan yang dilakukan perusahaan.

e. Kepemilikan Saham Manajerial

Di perusahaan tertentu untuk meningkatkan kinerja manajer dengan

mulai menerapkan kepemilikan saham perusahaan. Dalam mekanisme

GCG, pembentukan kepemilikan saham manajerial merupakan suatu

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

19

upaya untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan

pemilik, diperlukan upaya untuk menjamin perlindungan terhadap

kelompok pemegang saham non-pengendali dan asing dari tindakan

maupun keputusan manajemen atau kelompok pemegang saham

pengendali yang tidak adil dan tidak setara (IAI, 2015). Oleh sebab itu

maka diberlakukannya prinsip perlakuan setara antara manajemen dan

pemegang saham. Dalam kebijakan ini memberi peluang kepada manajer

untuk terlibat dalam kepemilikan saham yang nantinya secara tidak

langsung diharapkan dapat memotivasi para manajer untuk meningkatkan

kinerjanya.

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Tekanan Stakeholder terhadap Kualitas Sustainability Report.

Stakeholder merupakan bagian penting dari perusahaan, suatu perusahaan

tidak dapat beroperasi tanpa adanya stakeholder. Kelangsungan hidup

perusahaan sangat dipengaruhi oleh para pemangku kepentingan. Faktor-faktor

yang diperkirakan bahwa suatu perusahaan melaporkan laporan

keberlanjutannya yaitu akibat dari adanya tekanan dari stakeholder.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Fernandez-Feijoo et al. (2012),

Hamudiana dan Achmad (2017) dan Rudyanto dan Siregar (2018) diproksikan

dengan empat indikator berdasarkan primary stakeholder yaitu Industri

Sensitif Lingkungan (Environmentally Sensitive Industry/ESI), Industri Dekat

Konsumen (Consumer-Proximity Industry/CPI), Industri Berorientasi Investor

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

20

(Investor-Oriented Industry/IOI) dan Industri Berorientasi Pekerja/Karyawan

(Employee-Oriented Industry/EOI.

Fernandez-Feijoo et al. (2012) menyatakan bahwa industri berorientasi

investor dan pekerja berpengaruh paling tinggi dan industri sensitif lingkungan

berpengaruh paling rendah terhadap transparansi dan pengungkapan

sustainability report. Sejalan dengan hasil penelitian lainnya, bahwa industri

berorientasi investor dan pekerja/karyawan berpengaruh paling tinggi terhadap

transparansi sustainability report. Perusahaan dengan tekanan dari lingkungan

yang tinggi mendorong perusahaan untuk melaporkan laporan

keberlanjutannya secara lebih transparan. Tekanan dari karyawan yang tinggi

membuat perusahaan menghasilkan laporan keberlanjutannya yang lebih

transparan, semakin banyaknya jumlah pekerja/karyawan maka semakin

banyak jumlah pekerja maka semakin tinggi pula tingkat transparansi yang

mereka minta. Sama halnya dengan perusahaan yang memiliki tekanan

investor tinggi akan menghasilkan tingkat transparansi laporan keberlanjutan

yang tinggi pula karena mengindikasi adanya tekanan dari pasar modal untuk

menaikan tingkat kepercayaan dari para investor dengan cara meningkatkan

level transparansi pelaporan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rudyanto dan Siregar (2018) hasil

penelitiannya bertolak belakang dengan penelitian Fernandez-Feijoo et al.

(2012) bahwa industri berorientasi investor berpengaruh tidak signifikan

terhadap kualitas sustainability report dan industri berorientasi pekerja

berpengaruh negatif terhadap kualitas sustainability report. Namun,

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

21

mendukung penelitian Hamudiana dan Achmad (2017) bahwa industri sensitif

lingkungan berpengaruh tinggi terhadap kualitas sustainability report.

Kemudian, Kurniawan et al. (2018) menyatakan bahwa aspek kategori sosial

yang terdiri dari pekerja dan masyarakat tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengngkapan sustainability report. Dengan demikian dapat ditarik hipotesis:

H1 = Tekanan Stakeholder berpengaruh terhadap Kualitas Sustainability Report

2. Pengaruh Corporate Governance terhadap Kualitas Sustainability Report.

Corporate governance adalah suatu sistem, proses dan seperangkat

peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan

(stakeholder) demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate governance

merupakan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan untuk menentukan

kebijakan yang digunakan dalam meningkatkan keberhasilan usaha serta

akuntabilitas perseroan sesuai dengan prinsip GCG. Dengan diterapkannya

Good Corporate Governance dalam suatu perusahaan, maka perusahaan

tersebut dinilai telah berupaya menyampaikan seluruh informasi kepada para

pemangku kepentingan termasuk laporan keberlanjutannya (sustainability

report). Dalam penelitian ini corporate governance diproksikan dengan

menggunakan jumlah rapat atau pertemuan dewan direksi, jumlah rapat atau

pertemuan dewan komisaris, proporsi komisaris independen, jumlah rapat atau

pertemuan komite audit dan ada tidaknya kepemilikan saham manajerial yang

diungkapkan.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

22

Dewan direksi dalam corporate governance merupakan organ yang

memiliki tanggung jawab penuh atas pengelolaan perusahaan sedangkan

dewan komisaris melakukan pengawasan yaitu memonitoring dan mengontrol

manajemen operasioanal perusahaan serta memberi nasihat kepada Direksi.

Adanya komisaris independen diharapkan dapat bersikap netral karena

komisaris independen tidak dipengaruhi oleh manajemen dan cenderung untuk

mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas sesuai

prinsip GCG kepada para pemangku kepentingan (stakeholder). Oleh karena

itu semakin besar proporsi komisaris independen maka akan semakin

mendorong pengungkapan informasi laporan keberlanjutan yang berkualitas.

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

untuk membantu dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap kinerja

Direksi dan Tim Manajemen sesuai dengan prinsip GCG. Penelitian yang

dilakukan oleh Siregar (2017) menunjukan bahwa ukuran komite audit

berpengaruh positif dan sinifikan terhadap pengungkapan corporate social

responsibility bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Leksono

dan Butar (2018) menunjukan bahwa frekuensi pertemuan komite audit

berpengaruh negatif terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Semakin besar jumlah komite audit maka semakin luas pengungkapan CSR

yang dilakukan perusahaan.

Kepemilikan saham manajerial dibentuk agar dapat mengurangi konflik

antara manajemen dan pemilik, dengan adanya prinsip yang memberlakukan

bahwa adanya kesetaraan antara manajer dan pemegang saham dilakukan agar

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/46793/3/BAB 2.pdf · 2019-07-08 · 8 BAB II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

23

manajemen ikut serta secara aktif dalam pengambilan keputusan sekaligus

memotivasi manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Penelitian yang

dilakukan Aziz (2014) menunjukan bahwa kepemilikan saham manajerial

berpengaruh positif terhadap kualitas pengungkapan sustainability report

bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama et al. (2017)

yang menunjukan bahwa kepemilikan saham manajerial berpengaruh negatif

terhadap corporate social responsibility. Semakin tinggi proporsi kepemilikan

saham manajerial maka semakin tinggi kepedulian perusahaan terhadap

lingkungan dan sosial.

Dengan demikian dapat ditarik hipotesis:

H2 = Corporate Governance berpengaruh terhadap Kualitas Sustainability

Report

D. Kerangka Pikir

Tekanan Stakeholder

(X1)

Corporate

Governance

(X2)

Kualitas

Sustainability Report

(Y)

H1

H2

Gambar 2.1 Model Penelitian