bab ii tinjauan pustaka - sinta.unud.ac.id · pdf filestruktur organisasi rumah sakit ptn...

45
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan beberapa teori pendukung yang akan membantu pengerjaan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Layanan Studi Kasus Rumah Sakit PTN Universitas Udayana. State of the art Review Sistem Informasi Rumah Sakit Sistem Informasi Rumah Sakit Studi Kasus Dr. Ak. Gani Palembang yang dilakukan oleh Irfan Dwi Jaya pada Tahun 2011 menggunakan metodologi FAST (Framework For the Applications of System Techniques) yaitu sebuah metode yang memiliki tahapan kerja yang lengkap, dimulai dari perencanaan awal sampai dengan implementasi terhadap permasalahan. Permasalahan yang diangkat adalah mengenai sistem informasi administrasi yang berada pada Rumah Sakit Dr. Ak. Gani tersebut. Aplikasi pendukung yang digunakan berupa Visual Basic untuk pemodelan terhadap GUI yang akan divisualkan terhadap pengguna dan SQL server digunakan untuk pengolahan data. Perancangan Sistem Informasi Rumah Sakit Subsistem: Registrasi Pasien (Studi Kasus: RS. Budi Lestari Bekasi) yang dilakukan oleh Siti Elda Hiererra, Irmanudin, dan Arya Pratama (2011). Perancangan sistem informasi ini menggunakan metodologi pengembangan sistem aplikasi bisnis (tahap SDLC), Object Oriented Analysis and Design, Unified Modeling Language (UML). Tahap SDLC (System Development Life Cycle) terdiri dari, sistem investigasi (tahapan dimana mempelajari sistem yang sudah ada), sistem analisis (tahapan dimana akan dilakukan pengembangan terhadap kebutuhan sistem yang baru), sistem disain (tahapan dimana akan dilakukan pengembangan perwujudan fisik pada sistem), dan sistem implementasi (tahapan dimana melibatkan pengembangan aplikasi-aplikasi, pengujian sistem, pelatihan user, membuat perubahan yang diperlukan untuk proses bisnis, menginstall sistem, dan mengkonversi dari sistem lama ke sistem baru). Tahap Object Oriented Analysis and Design menggunakan objek dan kelas sebagai

Upload: vandung

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan beberapa teori pendukung yang akan membantu

pengerjaan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul

Layanan Studi Kasus Rumah Sakit PTN Universitas Udayana.

State of the art Review Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem Informasi Rumah Sakit Studi Kasus Dr. Ak. Gani Palembang yang

dilakukan oleh Irfan Dwi Jaya pada Tahun 2011 menggunakan metodologi FAST

(Framework For the Applications of System Techniques) yaitu sebuah metode yang

memiliki tahapan kerja yang lengkap, dimulai dari perencanaan awal sampai

dengan implementasi terhadap permasalahan. Permasalahan yang diangkat adalah

mengenai sistem informasi administrasi yang berada pada Rumah Sakit Dr. Ak.

Gani tersebut. Aplikasi pendukung yang digunakan berupa Visual Basic untuk

pemodelan terhadap GUI yang akan divisualkan terhadap pengguna dan SQL

server digunakan untuk pengolahan data.

Perancangan Sistem Informasi Rumah Sakit Subsistem: Registrasi Pasien

(Studi Kasus: RS. Budi Lestari Bekasi) yang dilakukan oleh Siti Elda Hiererra,

Irmanudin, dan Arya Pratama (2011). Perancangan sistem informasi ini

menggunakan metodologi pengembangan sistem aplikasi bisnis (tahap SDLC),

Object Oriented Analysis and Design, Unified Modeling Language (UML). Tahap

SDLC (System Development Life Cycle) terdiri dari, sistem investigasi (tahapan

dimana mempelajari sistem yang sudah ada), sistem analisis (tahapan dimana akan

dilakukan pengembangan terhadap kebutuhan sistem yang baru), sistem disain

(tahapan dimana akan dilakukan pengembangan perwujudan fisik pada sistem), dan

sistem implementasi (tahapan dimana melibatkan pengembangan aplikasi-aplikasi,

pengujian sistem, pelatihan user, membuat perubahan yang diperlukan untuk proses

bisnis, menginstall sistem, dan mengkonversi dari sistem lama ke sistem baru).

Tahap Object Oriented Analysis and Design menggunakan objek dan kelas sebagai

kunci untuk menghasilkan empat prinsip umum untuk analisis dan disain, seperti

memodelkan konteks sistem, menekankan pertimbangan atas arsitektur sistem, pola

penggunaan kembali ide disain yang sudah ada, dan menyesuaikan metode untuk

setiap kondisi pembangunan tertentu. Terakhir tahap UML (Unified Modeling

Language) yaitu tahap yang mengkombinasikan elemen yang terbaik dari

metodologi object oriented utama, sementara pada waktu yang sama, merefleksikan

pelatihan yang paling baik dalam industri.

Hospital Information Sharing Based on Social Network Web yang

dilakukan oleh Yudhistira Adi Nugraha Paturusi, I Made Sukarsa, dan I Gusti Made

Arya Sasmita (2012). Penelitian yang dilakukan terkait dengan pengaplikasian

social network website yang akan coba diimplementasikan ke dalam lingkungan

rumah sakit. Langkah awal untuk mewujudkan social network website adalah

dengan mendisain database agar sesuai dengan setiap rumah sakit yang ada. Hal

yang melatarbelakangi pembuatan social network website adalah electronic

medical record (EMR) atau disebut dengan rekam medis elektronik. Disain dari

social network database for hospital yang dibuat memiliki keunikan yaitu sudah

dapat menampung data medical record yang masing-masing dimiliki oleh existing

HMIS atau EMR. Fitur baru yang berhasil diciptakan adalah wiki dan hospital

information sharing di situs social network serta sistem dapat menampilkan EMR

dari berbagai rumah sakit yang ada.

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Rumah Sakit Berbasis

Komputer Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi pada Billing System

RSUD Dr.Saiful Anwar Malang) yang dilakukan oleh Tiara Khairani, Hera Susilo,

dan Riyadi (2013). Penelitian yang dilakukan memiliki dua sumber data, yaitu Data

Primer dan Data Sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara,

yaitu Observasi (Pengamatan), Interview (Wawancara), dan Dokumentasi. Metode

analisis penelitian dilakukan dengan empat tahapan, yaitu tahap pendeskripsian,

tahap reduksi data, tahap analisis, dan proposisi. Hasil pada penelitian ini adalah

berupa proposisi atau dugaan. Serupa dengan pendapat Miles dan Huberman dalam

Prastowo (2011:248) bahwa “Analisis data kualitatif mencakup tiga alur kegiatan

yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penarikan

kesimpulan dilakukan ketika peneliti mencatat keteraturan, penjelasan, dan

proposisi”. Proposisi dari penelitian ini adalah jika rumah sakit umum Dr. Saiful

Anwar Malang mengimplementasikan sistem informasi administrasi berbasis

komputer dan selalu melakukan pengembangan serta perbaikan, maka dapat

meningkatkan kinerja karyawan.

Pembangunan Sistem Informasi Billing Pada Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Kabupaten Pacitan Berbasis Web yang dilakukan oleh Hendik

Mulyanarko, Bambang Eka Purnama, dan Sukadi (2013). Perancangan sistem

informasi ini dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu ketiadaan software yang

digunakan untuk pencatatan kunjungan sampai pembayaran pasien dan sistem

pendataan yang digunakan masih menggunakan kertas. Metode pengumpulan data

yang dilakukan yaitu melalui proses survei lapangan (wawancara dan observasi).

Perancangan sistem dibagi menjadi empat tahapan, yaitu perancangan tabel untuk

basis data, perancangan input, perancangan output, dan alur proses sistem itu

sendiri. Hasil akhir dari pembangunan sistem informasi billing ini adalah sebuah

basis data untuk menampung data yang dibutuhkan dan tampilan website untuk

mengoperasikan sistem informasi tersebut. Hal yang dapat dilakukan antara lain

menu hak akses user, menu master tindakan, menu setting tindakan tempat layanan,

menu input data pasien, menu kunjungan pasien, menu input tindakan, menu

pembayaran, menu riwayat kunjungan pasien, menu keringanan pembayaran,

master data layanan, transaksi sewa ambulans, permintaan konsultasi, transaksi

rawat inap, dan nota pembayaran.

Pengertian Rumah Sakit Perguruan Tinggi

Pedoman Rumah Sakit Perguruan Tinggi (Dikti:2013) menerangkan

bahwa Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi

sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu

dalam bidang pendidikan dokter dan atau dokter gigi, pendidikan berkelanjutan,

dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi.

Pengertian Rumah Sakit Perguruan Tinggi dalam Pedoman Rumah Sakit

Perguruan Tinggi Negeri (Dikti:2013) adalah sebagai berikut:

1. Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disebut RS PTN

merupakan rumah sakit pendidikan baik milik pemerintah dalam hal ini

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun swasta, yang dikelola

Perguruan Tinggi Negeri.

2. RS PTN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menjadi

wahana pendidikan di bidang kedokteran dan kesehatan, penelitian, dan

pelayanan kesehatan secara terpadu.

Profil Rumah Sakit PTN Universitas Udayana

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Udayana merupakan rumah sakit

miliki oleh Universitas Udayana di Kawasan Jimbaran, Kuta Selatan Kabupaten

Badung Provinsi Bali. Rumah sakit pendidikan ini merupakan RS yang didanai oleh

negara karena setiap perguruan tinggi negeri wajib memiliki Rumah sakit

pendidikan untuk mendidik calon-calon tenaga medis dan tenaga kesehatannya.

Rumah sakit ini berdiri diatas lahan seluas 41.500 meter persegi dengan

luas bangunan 30.842 meter persegi. Rumah Sakit Pendidikan Universitas Udayana

dibangun sejak tahun 2009 dengan poliklinik umum yang dibuka pada Tanggal 30

Mei 2012. Peresmian pembukaan poliklinik spesialis dilakukan pada Tanggal 19

Oktober 2013. Rumah sakit ini dibangun dengan tujuan untuk memberikan

tempat/ruang penggalian ilmu pendidikan bagi calon dokter dan tenaga kesehatan

yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Rumah Sakit Pendidikan terdiri dari 4 lantai dan memiliki beberapa poli

di setiap lantainya. Layanan yang tersedia antara lain Poli Penyakit Dalam, Poli

Bedah, Travel Medicine, Poli Kebidanan dan Kandungan, Ruang Tindakan Obgyn,

Poli Orthopedic, Poli Geriatric, Poli Umum, Poli Anak, Poli Penyakit Tropis, Poli

Mata, Poli Gigi, Poli Kulit, dan Poli Psikiatri. Rumah sakit ini dibangun dengan

tujuan untuk memberikan tempat atau ruang penggalian ilmu pendidikan bagi calon

dokter dan tenaga kesehatan yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana (Torika:2014).

Visi Rumah Sakit PTN Universitas Udayana

Rumah Sakit PTN Universitas Udayana sebagai rumah sakit pendidikan

yang merupakan rumah sakit milik Kementrian Pendidikan Tinggi memiliki

kesamaan visi dengan Kementrian Kesehatan, sehingga goal yang telah ditetapkan

dapat diwujudkan. Visi RS PTN Universitas Udayana seperti yang tertera pada

Dokumen Internal Rumah Sakit PTN Universitas Udayana Tahun 2014 ialah

“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan utamanya Dokter dan Tenaga Kesehatan serta

Bidang Terkait yang Mampu Menjadi Pemuka dalam Pelayanan Kesehatan dengan

Unggulan Penyakit Tropik dan Travel Medicine, Pendidikan, dan Penelitian di

Indonesia dengan Sumber Daya Manusia yang Unggul, Mandiri, dan Berbudaya

untuk Mewujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.

Misi Rumah Sakit PTN Universitas Udayana

Rumah Sakit PTN Universitas Udayana memiliki 3 misi yang ingin

dicapai dalam penyelenggaraannya, yaitu

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan

berkeadilan untuk seluruh lapisan masyarakat dengan unggulan penyakit

tropik dan travel medicine.

2. Menyelenggarakan pendidikan dokter utamanya dan tenaga kesehatan

serta bidang terkait yang mampu menghasilkan dokter dan tenaga

kesehatan serta bidang terkait yang profesional dan nasionalis.

3. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan

serta bidang terkait yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Struktur Organisasi Rumah Sakit PTN Universitas Udayana

Seluruh corporate dan sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit

PTN Universitas Udayana diharapkan mampu melaksanakan kinerja yang mengacu

pada visi misi organisasinya.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit PTN Universitas Udayana

(Sumber: Dokumen internal manajemen Rumah Sakit PTN Universitas Udayana)

Rumah Sakit PTN Universitas Udayana dipimpin oleh seorang direktur

utama yang setara dengan Dekan Fakultas Kedokteran dan Satuan Pengawas

Internal (SPI). Direktur utama berada langsung di bawah Rektor Universitas

Udayana dan diawasi oleh dewan pengawas. Bidang yang ada dibagi 4 secara garis

besar dan dikepalai seorang direktur, meliputi Direktur Pelayanan Medik dan

Keperawatan, Direktur Umum SDM Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan, Direktur

Operasional dan Keuangan, serta Direktur Akademik Penelitian Pengembangan

dan Pengabdian. Tiap direktur bagian mengepalai beberapa sub bagian dan

bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama.

Landasan Hukum

Landasan hukum Pedoman RS PTN akan dijabarkan lebih lanjut sebagai

berikut:

1. UUD 1945 Pasal 28H

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan ingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan.

2. UUD 1945 Pasal 34

Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

3. Undang-Undang No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran Pasal

6

a. Pembentukan Fakultas Kedokteran dan/atau Fakultas Kedokteran

Gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus

memenuhi syarat dan ketentuan sebagai berikut:

b. Memiliki Dosen dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan

c. Memiliki gedung untuk penyelenggaraan pendidikan

d. Memiliki laboratorium biomedis, laboratorium kedokteran klinis,

laboratorium bioetika/humaniora kesehatan, serta laboratorium

kedokteran komunitas dan kesehatan masyarakat

e. Memiliki Rumah Sakit Pendidikan atau memiliki rumah sakit yang

bekerja sama dengan Rumah Sakit Pendidikan dan Wahana

Pendidikan Kedokteran.

4. Undang-Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

5. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

6. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 1

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

7. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 22

Rumah sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan setelah

memenuhi persyaratan dan standar Rumah Sakit Pendidikan. Rumah Sakit

Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah

berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan.

8. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 23

Rumah Sakit Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22

merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara

terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran

berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya. Dalam penyelenggaraan

Rumah Sakit Pendidikan dapat dibentuk jejaring RS PT. Ketentuan lebih lanjut

mengenai Rumah Sakit Pendidikan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

9. UU No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

10. Peraturan Pemerintah No.72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan

Nasional

11. PP No.74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum.

12. Permenkes No.512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Izin Praktik dan

Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

13. Permenkes No.147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah

Sakit.

14. Permenkes No.340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah

Sakit.

15. Kepmenkes No.1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Klasifikasi

dan Standar Rumah Sakit Pendidikan.

16. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri

Kesehatan nomor 2/V/PB/2013 No.38 tahun 2013 tentang Rumah Sakit

Pendidikan.

17. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No.10 tahun 2012 tentang Standar

Pendidikan Profesi Dokter Indonesia.

18. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No.11 tahun 2012 tentang Standar

Kompetensi Dokter Indonesia.

Pelayanan dan Klasifikasi

Sesuai dengan beban kerja dan fungsi maka rumah sakit diklasifikan

menjadi rumah sakit kelas A, B, C, dan D yang dikelompokkan menjadi berbagai

jenis pelayanan:

1. Pelayanan Umum

2. Pelayanan Gawat Darurat

3. Pelayanan Spesialis Dasar

4. Pelayanan Spesialistik Penunjang

5. Pelayanan Medik Spesialistik Lain

6. Pelayanan Spesialistik Gigi Mulut

7. Sub Spesialis

8. Pelayanan Penunjang Klinik

9. Pelayanan Penunjang Non Klinik

10. Pelayanan Administrasi

Konsep Dasar Sistem

Jogiyanto (2005, h. 1) mengemukakan bahwa terdapat dua kelompok

pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedur dan

menekankan pada komponen atau elemennya. Definisi sistem untuk penekanan

pada prosedur, maka sistem dapat diartikan sebagai suatu sistem adalah suatu

jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

sasaran yang tertentu. Definisi sistem yang menekankan pada komponen yaitu

sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai

tujuan tertentu.

Kedua pendekatan yang paling mudah dilakukan adalah pendekatan

sistem yang menekankan pada elemen atau komponennya karena pendekatan ini

akan mempermudah dalam mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan

perancangan suatu sistem dibandingkan dengan pendekatan sistem yang

menekankan pada prosedur.

Suatu sistem mempuyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang tidak

dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Karateristik sistem menurut

Jogyanto (1989) dalam buku yang berjudul Pengenalan Komputer, yaitu:

1. Kemampuan Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari beberapa atau sejumlah komponen yang saling

berhubungan atau berinteraksi antara komponen yang satu dengan

komponen yang lainnya atau bekerja sama untuk membentuk satu

kesatuan. Dalam komponen sistem ini atau elemen–elemen sistem ini

dapat berupa suatu subsistem yang lebih kecil.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Batasan sistem merupakan garis besar abstraksi yang memisahkan antara

sistem dan lingkungannya. Batas sistem ini juga menunjukkan ruang

lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apa saja yang ada di luar batas

dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem

dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem

tersebut.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan suatu media antara satu subsistem dengan

subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-

sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan atau input merupakan energi yang dimasukkan kedalam sistem.

Masukan sistem ini bervariasi bisa berupa energi manusia, data model,

bahan baku, layanan atau lainnya.

6. Keluaran sistem (Output)

Keluaran sistem merupakan hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat

merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada suara sistem.

Definisi lain adalah keluaran sistem (output) merupakan hasil dari proses

yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem.

7. Pengolahan Sistem (Process)

Pengolah atau proses merupakan perubahan dari masukan (input) menjadi

keluaran (output). Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin, orang (user)

atau komputer (computer).

8. Sasaran Sistem (Objective)

Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali masukan yang

dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem

dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuannya. Karena tujuan

ini merupakan target atau sasaran akhir yang akan dicapai oleh suatu

sistem.

Konsep Dasar Informasi

Informasi dapat diumpamakan seperti darah didalam tubuh manusia,

dikarenakan bahwa informasi merupakan elemen yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari. Sistem tidak akan baik bila tidak dilengkapi dengan

informasi yang cukup.

Jogyanto (2005, h. 1) mengemukakan bahwa definisi informasi adalah

sebagai berikut. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah

data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan

kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.

Pengolahan data yang menjadi informasi memiliki siklus. Siklus tersebut

disebut sebagai siklus informasi atau siklus pengolahan data. Gambaran dari siklus

tersebut yaitu:

Gambar 2.2 Siklus Informasi

(sumber gambar: Jogyanto HM.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi.Yogyakarta.)

Informasi yang baik merupakan informasi yang berpedoman terhadap

faktor-faktor penunjang, diantaranya yaitu akurat, tepat waktu, dan relevan. John

Burch dan Gary Grudnitski (2005, h. 10) berpendapat bahwa elemen kualitas

informasi digambarkan sebagai sebuah bentuk bangunan yang ditunjang dengan

tiga pilar, seperti berikut.

Gambar 2.3 Kualitas Informasi

(sumber gambar: Jogyanto HM.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi.Yogyakarta.)

Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan

maksudnya.

Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh

terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena

informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk dapat

digunakan pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda satu

dengan yang lainnya.

Konsep Sistem Informasi

Sistem Informasi didefinisikan oleh Robert A Leitch dan K.Roscoe Davis

(2005, h. 11) yaitu “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi

yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Pengimplementasian yang dilakukan adalah berupa sistem informasi

memiliki beberapa komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok

bangunan (building block). John Burch dan Gary Grudnitski (2005, h. 12)

mengatakan bahwa blok bangunan yang dimaksud digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.4 Blok Sistem Informasi

(sumber gambar: Jogyanto HM.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi.Yogyakarta.)

1. Komponen Input

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukkan yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Komponen Model

Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di

basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan

keluaran yang diinginkan.

3. Komponen Output

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai

sistem.

4. Komponen Teknologi

Teknologi merupakan “toolbox” dalam sistem informasi, Teknologi

digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan

mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan

membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5. Komponen Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan

dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras

komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket

yang disebut DBMS (Database Management System).

6. Komponen Kendali

Terdapat beberapa hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti

bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan,

kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan

lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan

untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat

dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung

cepat diatasi.

Merujuk pada Gambar 2.4 bahwa sistem informasi dibagi menjadi enam

blok yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu input, teknologi, model, dasar

data, output, dan kendali.

Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi

Sistem informasi berguna atau memiliki manfaat diberbagai tingkatan

organisasi, diantaranya:

1. Mengolah transaksi, mengurangi biaya, dan menghasilkan pendapatan.

2. Mengolah berbagai laporan penting dan transaksi

3. Mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten

dalam menjaga produk mereka.

Tujuan dari sistem informasi memiliki sedikit perbedaan dengan manfaat

sistem informasi itu sendiri yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Menyediakan informasi yang dipergunakan didalam perhitungan harga

pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,

pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna

lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui

bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat

membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah.

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems)

merupakan penerapan sistem informasi didalam organisasi untuk mendukung

informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. SIM

didefinisikan oleh George M. Scott (2005, h. 14) adalah sebagai berikut. “Suatu

SIM adalah kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang

menyediakan informasi baik kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi”.

Bagian dari SIM adalah sebagai berikut.

1. Sistem Informasi Akuntansi, menyediakan informasi dari transaksi

keuangan.

2. Sistem Informasi Pemasaran, menyediakan informasi untuk penjualan,

promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan

penelitian pasar dan lain sebagainya.

3. Sistem Informasi Manajemen Persediaan

4. Sistem Informasi Personalia

5. Sistem Informasi Distribusi

6. Sistem Informasi Pembelian

7. Sistem Informasi Kekayaan

8. Sistem Informasi Analisis Kredit

9. Sistem Informasi Penelitian dan Pengembangan

10. Sistem Informasi Teknik

Unsur Pengoperasian Sistem Informasi Manajemen

Unsur dalam pengoperasian SIM adalah suatu cara untuk menjelaskan

tentang SIM yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga aspek tinjauan:

1. Komponen Fisik

Terdapat beberapa bagian dari komponen fisik yang berada didalamnya,

yaitu:

a. Hardware

Perangkat dari suatu SIM yang terdiri dari komputer (terdiri dari pusat

pengolahan unit masukan dari keluaran, unit penyimpan, peralatan,

penyiapan data dan terminal masukan). Termasuk input, proses, dan

output.

b. Software

Dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Perangkat lunak sistem operasi

2. Perangkat lunak bahasa

3. Perangkat lunak sistem aplikasi

c. File

Berisikan program dan data yang merupakan komponen fisik (berupa

magnetic tape dan hard disk) yang disimpan dalam basis data file.

d. Prosedur

Merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan seperti buku

panduan petunjuk dan instruksi untuk pemakai (manual) penyiapan

masukan dan pengoperasian untuk karyawan yang memakai

komputer.

e. Brainware

Operator komputer, sistem analis, pembuat program,atau personalia.

2. Fungsi Pengolahan

Fungsi ini digunakan untuk dapat mengolah transaksi yang terjadi pada

SIM, adapun proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pengolahan transaksi

b. Memelihara file histori

c. Menghasilkan laporan (keluaran lain)

d. Interaksi dengan lainnya

3. Keluaran untuk Pemakai

Keluaran yang dihasilkan untuk pemakai atau pengguna dari Sistem

Informasi Manajemen tersebut, adapun keluaran yang dihasilkan adalah

sebagai berikut:

a. Dokumentasi transaksi

b. Laporan yang terencana

c. Jawaban atas pertanyaan terencana

d. Laporan

Manajemen Informasi Kesehatan

Manajemen rekam medis telah berkembang menjadi manajemen

informasi kesehatan dengan dukungan perkembangan teknologi. Rekam medis

bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan,

lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari laboratorium dan

farmasi, x-ray, fotografi, video, film, dan rekaman suara juga merupakan bagian

dari data klinis seorang pasien. Semua informasi yang dihasilkan tentang seorang

pasien dalam fasilitas kesehatan harus digolongkan sebagai bagian dari rekam

medis. Penggunaan rekam medis atau informasi kesehatan bervariasi mulai dari

pelayanan kesehatan pasien dasar hingga akreditasi RS, dari tren peningkatan

kualitas sampai riset medis dan pendidikan.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Berdasarkan UU No.44 Tahun 2009 Pasal 52 Ayat 1 menjelaskan bahwa

“Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua

kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit”. Melalui pernyataan tersebut, maka Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit merupakan hal yang mendasar untuk menjalankan sebuah Rumah

Sakit.

Menurut Andrazain (2013), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

adalah sebuah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh

alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan

dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan tepat.

sistem informasi rumah sakit umumnya mencakup masalah klinikas (media), pasien

dan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu sendiri.

Terdapat beberapa pendekatan-pendekatan dalam pengembangan sistem

informasi manajemen rumah sakit, seperti.

1. Systems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang

memperhatikan sistem informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh

terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan lain di dalam organisasi.

Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran

keseluruhan dari organisasi, tidak hanya memperhatikan sasaran dari

sistem informasi saja.

2. Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas

organisasi (strategic planning level), yaitu dimulai dengan

mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan

informasi dapat ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input

basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan dari atas ke

bawah ini sesuai dengan pendekatan sistem.

3. Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang

rumit menjadi bagian modul-modul yang lebih sederhana. Sebagai

akibatnya, tiap-tiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang tepat

sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami dan mudah dipelihara.

4. Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem

yang mampu beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan

organisasi di masa yang akan datang, sehingga didapatkan suatu sistem

yang mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah.

Secara garis besar menurut Andrazain (2013), sistem informasi

manajemen rumah sakit harus dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status

rumah sakit, yaitu.

1. Rumah sakit vertikal

2. Rumah sakt umum daerah

3. Rumah sakit umum swasta

4. Rumah sakit spesialist

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Menurut Kepmenkes No.129 tahun 2008 mengenai standar pelayanan

minimal sebuah rumah sakit meliputi jenis-jenis pelayanan indikator dan standar

pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit.

Jenis-jenis Pelayanan Rumah Sakit

Jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh

rumah sakit meliputi:

1. Pelayanan gawat darurat

2. Pelayanan rawat jalan

3. Pelayanan rawat inap

4. Pelayanan bedah

5. Pelayanan persalinan dan perinatologi

6. Pelayanan intensif

7. Pelayanan radiologi

8. Pelayanan laboratorium patologi klinik

9. Pelayanan rehabilitasi medik

10. Pelayanan farmasi

11. Pelayanan gizi

12. Pelayanan transfusi darah

13. Pelayanan keluarga miskin

14. Pelayanan rekam medis

15. Pengelolaan limbah

16. Pelayanan administrasi manajemen

17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah

18. Pelayanan pemulasaraan jenazah

19. Pelayanan laundry

20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit

21. Pencegah pengendalian infeksi

SPM Setiap Jenis Pelayanan, Indikator, dan Standar

Berikut ini merupakan standar pelayanan minimal setiap jenis pelayanan

beserta indikator dan standar untuk setiap poin, yaitu:

Tabel 2.1 SPM Setiap Jenis Pelayanan, Indikator, dan Standar

(sumber tabel: KMK RI, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Nomor 129/Menkes/SK/II/2008)

No Jenis

Pelayanan

Indikator Standar

1 Gawat

Darurat

1. Kemampuan menangani life

saving anak dan dewasa.

2. Jam buka Pelayanan Gawat

Darurat

3. Pemberi pelayanan gawat

darurat yang bersertifikat yang

masih berlaku

BLS/PPGD/GELS/ALS

4. Ketersediaan tim

penanggulangan bencana

5. Waktu tanggap pelayanan

Dokter di Gawat Darurat

6. Kepuasan Pelanggan

7. Kematian pasien< 24 Jam

1. 100%

2. 24 Jam

3. 100%

4. Satu tim

5. ≤ lima menit

terlayani

6. ≥ 70%

8. Khusus untuk RS Jiwa pasien

dapat ditenangkan dalam waktu

≤ 48 Jam

9. Tidak adanya pasien yang

diharuskan membayar uang

muka

7. ≤ 2/1000 (pindah ke

pelayanan rawat

inap setelah 8 jam)

8. 100%

9. 100%

2 Rawat Jalan 1. Dokter pemberi Pelayanan di

Poliklinik Spesialis

2. Ketersediaan Pelayanan

3. Ketersediaan Pelayanan di RS

Jiwa

4. Jam buka pelayanan

5. Waktu tunggu dirawat jalan

6. Kepuasan Pelanggan

1. 100% Dokter

Spesialis

2. a. Klinik Anak

b. Klinik Penyakit

Dalam

c. Klinik Kebidanan

d. Klinik Bedah

3. a. Anak Remaja

b. NAPZA

c. Gangguan

Psikotik

d. Gangguan

e. Neurotik

f. Mental Retardasi

g. Mental Organik

h. Usia Lanjut

4. 08.00 s/d 13.00

Setiap hari kerja

kecuali hari Jumat

08.00 – 11.00

5. ≤ 60 menit

6. ≥ 90%

7. a. ≥ 60%

7. a.Penegakan diagnosis TB

melalui pemeriksaan

mikroskop TB

b.Terlaksananya kegiatan

pencatatan dan pelaporan TB di

RS

b. ≤ 60%

3 Rawat Inap 1. Pemberi pelayanan di Rawat

Inap

2. Dokter penanggung jawab

pasien rawat inap

3. Ketersediaan Pelayanan Rawat

Inap

4. Jam Visite Dokter Spesialis

5. Kejadian infeksi pasca operasi

6. Kejadian Infeksi Nosokomial

7. Tidak adanya kejadian pasien

jatuh yang berakibat kecacatan

/ kematian

8. Kematian pasien > 48 jam

9. Kejadian pulang paksa

10. Kepuasan pelanggan

11. Rawat Inap TB

a. Penegakan diagnosis TB

melalui pemeriksaan

mikroskopis TB

1. a. Dr. Spesialis

b. Perawat minimal

pendidikan D3

2. 100%

3. a. Anak

b. Penyakit Dalam

c. Kebidan

d. Bedah

4. 08.00 s/d 14.00

setiap hari kerja

5. ≤ 1,5%

6. ≤ 1,5%

7. 100%

8. ≤ 0,24%

9. ≤ 5%

10. ≥ 90%

11. Kisaran Persentase

a. ≥ 60%

b. ≥ 60%

b. Terlaksanana kegiatan

pencatatan dan pelaporan TB

di Rumah Sakit

12. Ketersediaan pelayanan rawat

inap di rumah sakit yang

memberikan pelayanan jiwa

13. Tidak adanya kejadian

kematian pasien gangguan

jiwa karena bunuh diri

14. Kejadian re-admission pasien

gangguan jiwa dalam waktu ≤

1 bulan

15. Lama hari perawatan pasien

gangguan jiwa

12. NAPZA,

Gangguan

Psikotik,

Gangguan Nerotik,

dan Gangguan

Mental Organik

13. 100%

14. 100%

15. ≤ 6 minggu

4 Bedah

Sentral

(Bedah saja)

1. Waktu tunggu operasi elektif

2. Kejadian Kematian di meja

operasi

3. Tidak adanya kejadian operasi

salah sisi

4. Tidak adanya kejadian opersi

salah orang

5. Tidak adanya kejadian salah

tindakan pada operasi

6. Tidak adanya kejadian

tertinggalnya benda asing/lain

pada tubuh pasien setelah

operasi

1. ≤ 2 hari

2. ≤ 1 %

3. 100 %

4. 100 %

5. 100 %

6. 100 %

7. ≤ 6 %

7. Komplikasi anestesi karena

overdosis, reaksi anestesi, dan

salah penempatan anestesi

endotracheal tube

5

Persalinan,

perinatologi

1. Kejadian kematian ibu karena

persalinan

2. Pemberi pelayanan persalinan

normal

3. Pemberi pelayanan persalinan

dengan penyulit

4. Pemberi pelayanan persalinan

dengan tindakan operasi

5. Kemampuan menangani

BBLR 1500 gr – 2500 gr

6. Pertolongan persalinan

melalui seksio cesaria

7. Keluarga Berencana

a. Presentase KB (vasektomi

& tubektomi) yang

dilakukan oleh tenaga

Kompeten dr.Sp.Og,

dr.Sp.B, dr.Sp.U, dr.umum

terlatih

1. a. Perdarahan ≤ 1 %

b. Pre-eklampsia ≤

30 %

c. Sepsis ≤ 0,2 %

2. a. Dokter Sp.OG

b. Dokter umum

terlatih (Asuhan

Persalinan Normal)

c. Bidan

3. Tim PONEK yang

terlatih

4. a. Dokter Sp.OG

b. Dokter Sp.A

c. Dokter Sp.An

5. 100 %

6. ≤ 20 %

7. 100 %

6

Intensif

b. Presentse peserta KB

mantap yang mendapat

konseling KB mantap

bidan terlatih

8. Kepuasan Pelanggan

1. Rata rata pasien yang kembali

ke perawatan intensif dengan

kasus yang sama < 72 jam

2. Pemberi pelayanan Unit

Intensif

8. ≥ 80 %

1. ≤ 3 %

2. a. Dokter Sp.

Anestesi dan

dokter spesialis

sesuai dengan

kasus yang

ditangani

b.100 % Perawat

minimal D3

dengan sertifikat

Perawat mahir

ICU / setara (D4)

7 Radiologi 1. Waktu tunggu hasil pelayanan

thorax foto

2. Pelaksana ekspertisi

3. Kejadian kegagalan pelayanan

Rontgen

4. Kepuasan pelanggan

1. ≤ 3 jam

2. Dokter Sp.Rad

3. Kerusakan foto ≤ 2

%

4. ≥ 80 %

8 Lab.

Patologi

Klinik

1. Waktu tunggu hasil pelayanan

laboratorium.

2. Pelaksana ekspertisi

1. ≤ 140 menit

Kimia darah & darah

rutin

2. Dokter Sp.PK

3. 100 %

3. Tidak adanya kesalahan

pemberian hasil pemeriksa

laboratorium

4. Kepuasan pelanggan

4. ≥ 80 %

9 Rehabilitasi

Medik

1. Kejadian Drop Out pasien

terhadap pelayanan

Rehabilitasi Medik yang di

rencanakan

2. Tidak adanya kejadian

kesalahan tindakan rehabilitasi

medik

3. Kepuasan Pelanggan

1. ≤ 50 %

2. 100 %

3. ≥ 80 %

10 Farmasi 1. Waktu tunggu pelayanan

a. Obat Jadi

b. Racikan

2. Tidak adanya Kejadian

kesalahan pernberian obat

3. Kepuasan pelanggan

4. Penulisan resep sesuai

formularium

1. Kisaran Waktu

a. ≤ 30 menit

b. ≤ 60 menit

2. 100 %

3. ≥ 80 %

4. 100 %

11 Gizi 1. Ketepatan waktu pemberian

makanan kepada pasien

2. Sisa makanan yang tidak

termakan oleh pasien

3. Tidak adanya kejadian

kesalahan pemberian diet

1. ≥ 90 %

2. ≤ 20 %

3. 100 %

12 Tranfusi

Darah

1. Kebutuhan darah bagi setiap

pelayanan transfusi

2. Kejadian Reaksi transfusi

1. 100 % terpenuhi

2. ≤ 0,01 %

Rekam Medis

Rekam medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil

anamnesis, pemeriksaan, dan catatan segala kegiatan para tenaga kesehatan atas

merupakan pencatatan pasien dari waktu ke waktu. Catatan ini berupa tulisan atau

13 Pelayanan

GAKIN

Pelayanan terhadap pasien

GAKIN yang datang ke RS pada

setiap unit pelayanan

100% terlayani

14 Rekam

Medik

1. Kelengkapan pengisian rekam

medik 24 jam setelah selesai

pelayanan

2. Kelengkapan Informed

Concent setelah mendapatkan

informasi yang jelas

3. Waktu penyediaan dokumen

rekam medik pelayanan rawat

jalan

4. Waktu penyediaan dokumen

rekam medik pelayanan rawat

inap

1. 100 %

2. 100 %

3. ≤ 10 menit

4. ≤ 15 menit

15 Ambulance/

Kereta

Jenazah

1. Waktu pelayanan

ambulance/kereta jenazah

2. Kecepatan memberikan

pelayanan ambulance/kereta

jenazah di rumah sakit

3. Response time pelayanan

ambulance oleh masyarakat

yang membutuhkan

1. 24 jam

2. ≤ 230menit

3. (?) Sesuai ketentuan

daerah

gambar, dan belakangan ini dapat pula berupa rekaman elektronik, seperti

komputer, mikrofilm, dan rekaman suara. Definisi yang lebih jelas terdapat pada

UU Praktik Kedokteran dan Peraturan Menkes.

Menurut pasal 46 ayat (1) UU Praktik kedokteran, rekam medis adalah

berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Menurut peraturan Menkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989, rekam medis adalah

Berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan

kesehatan.

Isi Rekam Medis

Rumah sakit terdapat dua jenis rekam medis, yaitu rekam medis untuk

pasien rawat jalan dan rekam medis untuk pasien rawat inap.

1. RM untuk pasien rawat jalan

RM untuk pasien rawat jalan, termasuk pasien gawat darurat, memiliki

informasi pasien meliputi:

a. Identitas dan formulir perizinan (lembar hak kuasa).

b. Riwayat penyakit (anamnesis) tentang:

1) Keluhan utama;

2) Riwayat sekarang;

3) Riwayat penyakit yang pernah diderita;

4) Riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan.

c. Laporan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan laboratorium, foto

rontgen, scanning, MRI, dan lain-lain

d. Diagnosis dan/atau diagnosis banding

e. Instruksi diagnosis dan tarapeutik dengan tandatangan pejabat

kesehatan yang berwenang

2. RM untuk pasien rawat inap

RM untuk pasien rawat inap memuat informasi yang sama dengan yang

terdapat dalam RM untuk pasien rawat jalan, dengan tambahan antara

lain:

a. Persetujuan tindakan medik.

b. Catatan konsultasi.

c. Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

d. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan.

e. Resume akhir dan evaluasi pengobatan.

Khusus untuk resume harus diperhatikan khusus karena merupakan salah

satu dari kewajiban dokter. Resume ini dibuat segera setelah pasien dipulangkan.

Isi resume harus singkat, menjelaskan mengenai informasi penting tentang

penyakit, pemeriksaan yang dilakukan dan pengobatannya. Isi resume antara lain

menjelaskan:

1. Mengapa pasien masuk rumah sakit (anamnesis)

2. Hasil penting pemeriksaan fisik diagnostik, laboratorium, rontgen, dan

lain-lain.

3. Pengobatan dan tindakan operasi yang dilakukan.

4. Keadaan pasien waktu keluar (perlu berobat jalan, mampu untuk bekerja,

dan lain-lain).

5. Anjuran pengobatan dan perawatan (nama obat dan dosisnya, tindakan

pengobatan lain, dirujuk ke mana, perjanjian untuk datang lagi, dan lain-

lain).

Tujuan pembuatan resume, antara lain:

1) Menjamin kontinuitas pelayanan medik dengan kualitas yang tinggi

serta bahan yang berguna bagi dokter pada waktu menerima pasien

untuk dirawat kembali.

2) Bahan penilaian staf medik rumah sakit.

3) Memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perseorangan

tentang perawatan seorang pasien. Misalnya dari perusahaan asuransi

(setelah persetujuan direktur).

4) Bahan informasi bagi dokter yang bertugas, dokter yang mengirim,

dan dokter konsultan.

Kegunaan Rekam Medis

Rekam medis mempunyai aspek hukum kedisiplinan dan etik petugas

kesehatan, kerahasiaan, keuangan, mutu serta manajemen rumah sakit dan audit

medik. Kegunaan RM antara lain:

1) Alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya.

2) Dasar untuk perencanaan pengobatan atau perawatan yang harus

diberikan kepada pasien.

3) Bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan penyakit dan

pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat di rumah sakit.

4) Dasar analisis, studi, evaluasi terhadap mutu pelayanan yang diberikan

kepada pasien.

5) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, dokter, rumah sakit, dan

tenaga kesehatan lainnya.

6) Menyediakan data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian

dan pendidikan.

7) Dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.

8) Sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan

laporan dan pertanggungjawaban.

Penyimpanan Rekam Medis

Peraturan mengenai penyimpanan berkas rekam medis (RM) mengacu

pada Permenkes RI No.269/Menkes/Per/III/2008 Bab IV tentang Penyimpanan,

Pemusnahan, dan Kerahasiaan. Bab IV Pasal 8 berbunyi:

1. Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-

kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal

terakhir pasien berobat atau dipulangkan.

2. Setelah batas waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan

persetujuan tindakan medik.

3. Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik sebagai mana

dimaksud pada ayat (2) harus disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh)

tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.

4. Penyimpanan rekam medis dan ringkasan pulang sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan (3) dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh

pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

Bab IV Pasal 9 berbunyi:

1. Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan nonrumah sakit wajib

disimpan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal

terakhir pasien berobat.

2. Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui,

rekam medis dapat dimusnahkan.

Konsep Pemodelan Sistem

Pemodelan Sistem terdiri dari dua kata, yaitu “model” dan “sistem”.

Murty, et al (1990) menyatakan bahwa model adalah “Suatu representasi yang

memadai dari suatu sistem, dan dikatakan memadai jika telah sesuai dengan tujuan

dalam pikiran peneliti”. Gordon (1978) mendefinisikan model sebagai “Suatu

kerangka utama informasi sistem yang dikumpulkan untuk mempelajari sistem

tersebut”. Guna bertujuan untuk mempelajari suatu sistem, maka model yang

disusun tidaklah hanya satu model saja, sehingga satu sistem dapat dibentuk oleh

berbagai model berdasarkan analisis yang berbeda-beda. Terdapat empat jenis

pemodelan sistem yang secara umum digunakan, yaitu Diagram Konteks, Data

Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Standard Operating Procedure.

Diagram Konteks

Diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang melukiskan

hubungan antara entity luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks

direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

Diagram Konteks adalah kasus khusus DFD yang berfungsi memetakan model

lingkungan, yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili

keseluruhan sistem (Pohan 1997, h. 11). Lingkaran tersebut menggambarkan

keseluruhan proses dalam sistem, selain itu juga terdapat beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam menggambar diagram konteks yaitu:

1. Terminologi sistem

2. Batas Sistem adalah batas antara daerah kepentingan sistem.

3. Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau

mempengaruhi sistem tersebut.

4. Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan

linkungan sistem tersebut.

Contoh langsung diagram konteks dari sistem informasi rumah sakit

modul layanan adalah sebagai berikut:

Pasien

LAYANAN

2

HRD

Dokter

Administrator Ruangan

Kepala Bidang Layanan

Staff Rekam Medis

Front Office

Perawat

Apotek

Rin

cian

Lap

ora

n

Mordibitas Pasien R.Jalan, Mordibitas Pasien R.Inap, Indikator Rumah Sakit, 10

Rekap Penyakit, Grafik Baber Jhonson

Jadwal Operasi Pasien, Jadwal Dokter, Rincian Biaya Medis

Data Keluhan Pasien, Data Histori Berobat, KIB

Data Resep Dokter, Data Evaluasi Pengobatan

Data Tindakan Medis

Dat

a R

esep

Do

kter

Data B

arang M

edis

Data Pegawai

Data Persiapan Anamnesis, Data Kamar, Jadwal Operasi Pasien, Jadwal

Dokter

Data Penanganan Medis, Data Evaluasi Pengobatan, Data Resep Dokter

Data Rincian Tindakan Medis

Data Tindakan Medis, Data Klasifikasi Tindakan Medis

Data Rincian Tindakan Medis, Data Resep Dokter, Data Rekam Medis

Data Pasien, Data Kamar, Data Kontrak, Data Tanggungan, Data Registrasi Rawat Jalan Umum & Jaminan, Data Registrasi Rawat Inap Umum & Jaminan, Registrasi

Gawat Darurat Umum & Jaminan

Data Barang Medis, Data Penyakit, Data Hipotesis Diagnostik, Data Penanganan Medis, Data Layanan Penunjang, Data

Poliklinik

Gambar 2.5 Contoh Diagram Konteks

Diagram Konteks seperti contoh pada Gambar 2.5 menjelaskan tentang

konteks diagram Layanan yang terdiri dari 9 entitas, diantaranya Front Office,

Pasien, Perawat, Apotek, HRD, Dokter, Administrator Ruangan, Staff Rekam

Medis, dan Kepala Bidang Layanan. Masing-masing entitas memiliki peran

tersendiri, baik sebagai sumber data maupun sebagai pengolah data

Diagram Alir Data

Diagram Alir Data (Data Flow Diagram) dapat digunakan untuk

menggambarkan diagram fisik maupun diagram diagram logis, dimana diagram

Level n merupakan hasil pengembangan dari diagram konteks ke dalam komponen

yang lebih detail disebut dengan top-down partitioning. Jika dilakukan

pengembangan dengan benar, maka akan mendapatkan DFD yang seimbang.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah :

1. Pemberian Nomor pada diagram Level n

2. Pilih notasi sehingga proses yang didekomposisi atau tidak didekomposisi

dapat dibaca dengan mudah

3. Nama proses harus terdiri dari kata kerja dan kata benda

4. Nama yang dipakai untuk proses, data store, data flow harus konsisten

(identitas perlu)

5. Setiap level harus konsisten aliran datanya dengan level sebelumnya

6. Usahakan agar external entity pada setiap level konsisten peletakannya

7. Banyaknya proses yang disarankan pada setiap level tidak melebihi 7

proses

8. Dekomposisi berdasarkan kelompok data lebih disarankan (memudahkan

aliran data ke storage yang sama)

9. Nama proses yang umum hanya untuk proses yang masih akan

didekomposisi

10. Proses yang sudah tidak didekomposisi, nama proses dan nama data harus

sudah spesifik

11. Aliran ke storage harus melalui proses, tidak boleh langsung dari external

entity

12. Aliran data untuk Proses Report : harus ada aliran keluar. Akan ada aliran

masuk jika perlu parameter untuk mengaktifkan report

13. Aliran data yang tidak ada datastorenya harus diteliti, apakah memang

tidak mencerminkan persistent entity (perlu disimpan dalam file/tabel),

yaitu kelak hanya akan menjadi variabel dalam program.

Diagram level akan mempermudah untuk menggambarkan suatu proses

agar lebih terperinci. Berikut ini merupakan lambang yang digunakan untuk

membuat sebuah Diagram Alir Data (Data Flow Diagram):

Gambar 2.6 Lambang Penggambaran Diagram Alir Data

(sumber gambar: Kendall & Kendall 2006. Analisis dan Perancangan Sistem.)

Pembuatan diagram alir data tidak dapat dibuat dengan keinginan sendiri

tanpa mengindahkan peraturan yang ada. Gambar 2.7 merupakan kesalahan umum

dalam pembuatan Diagram Alir Data:

Gambar 2.7 Kesalahan Umum Penggambaran Diagram Alir Data

(sumber gambar: Kendall & Kendall 2006. Analisis dan Perancangan Sistem.)

Berikut ini merupakan keterangan untuk setiap gambar lengkap dengan

deskripsi kesalahan untuk setiap gambar

1. Proses mempunyai input tetapi tidak menghasilkan output. Kesalahan ini

disebut dengan black hole (lubang hitam), karena data masuk ke dalam

proses dan lenyap tidak berbekas seperti dimasukkan ke dalam lubang

hitam.

2. Proses menghasilkan output tetapi tidak pernah menerima input.

Kesalahan ini disebut dengan miracle (ajaib), karena ajaib dihasilkan

output tanpa pernah menerima input.

3. Input yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan proses

4. Data Store tidak memiliki keluaran

5. Data Store tidak memiliki masukan

6. Hubungan langsung antar entitas luar

7. Masukan langsung entitas data store

8. Keluaran langsung dari data store ke Entitas luar

9. Hubungan langsung antar data store

10. Data masukan dan keluaran yang tidak bersesuain dalam data store

Entity Relationship Diagram

ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data

dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan

antar relasi. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar

data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol.

Menurut salah satu ahli, Brady dan Loonam (2010), Entity Relationship

Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan

data dari suatu organisasi, biasanya dilakukan oleh System Analyst dalam tahap

analisis persyaratan proyek pengembangan sistem. ERD dengan detail pendukung

merupakan model data yang digunakan sebagai spesifikasi untuk database.

Gambar 2.8 Simbol ERD

(sumber gambar: Jogiyanto, Hartono, 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan)

Notasi-notasi simbolik yang digunakan dalam Entity Relationship

Diagram dijelaskan lebih terperinci sebagai berikut:

a. Entitas adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas

juga dapat diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata

(eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah,

1999). Ada dua macam entitas yaitu entitas kuat dan entitas lemah. Entitas

kuat merupakan entitas yang tidak memiliki ketergantungan dengan

entitas lainnya. Contohnya entitas anggota. Sedangkan entitas lemah

merupakan entitas yang kemunculannya tergantung pada keberadaaan

entitas lain dalam suatu relasi.

b. Atribut merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas. Atribut

digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang menjadi

kunci entitas atau key diberi garis bawah.

c. Relasi atau Hubungan menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah

entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.

d. Penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan

himpunan entitas dengan atribut dinyatakan dalam bentuk garis.

Penggambaran ERD terbagi menjadi tiga jenis, yaitu relasi one to one,

relasi one to many, dan relasi many to many, penjelasannya sebagai berikut

1. Relasi satu ke satu (one-to-one relation)

Relasi satu ke satu (one-to-many relation) merupakan hubungan satu

entitas A dihubungkan dengan maksimum satu entitas B saja. Peleburan ini

didasarkan pada penyertaan atribut ke salah satu tabel yang entitasnya punya derajat

minimum paling besar.

Guru mengelola Kelas

Kode_Guru

Nama_Guru

Kode_Kelas

Nama_Kelas

Kode_Guru1 1

Gambar 2.9 Relasi Satu ke Satu

Contoh pada Gambar 2.9 menjelaskan relasi satu ke satu antara guru

dengan kelas, artinya satu guru hanya boleh mengelola satu kelas (sebagai wali

kelas) pada sekolah begitu juga sebaliknya.

2. Relasi satu ke banyak atau banyak ke satu (one-to-many relation or many

to-one relation)

Relasi satu ke banyak atau banyak ke satu (one-to-many relation or many

to-one relation) merupakan hubungan satu entitas A sebagai 1 (one) dihubungkan

dengan banyak entitas B sebagai N (many), peleburan ini atribut key dari himpunan

entitas yang berderajat 1 akan menjadi atribut tambahan bagi himpunan entitas yang

berderajat N.

Guru mengajar Pelajaran

Kode_Guru

Nama_Guru

Kode_Pelajaran

Nama_Pelajaran

Kode_Guru

1 N

Kelas

Gambar 2.10 Relasi Satu ke Banyak

Contoh pada Gambar 2.10 menjelaskan relasi satu ke banyak antara guru

dengan pelajaran, artinya satu guru mengajar banyak pelajaran namun setiap

pelajaran hanya diajar oleh satu guru.

3. Relasi banyak ke banyak (many-to-many relation)

Relasi banyak ke banyak (many-to-many relation) merupakan hubungan

satu entitas A sebagai 1 (one) dihubungkan dengan banyak entitas B sebagai N

(many), dan satu entitas B sebagai 1 (one) dihubungkan dengan banyak entitas A

sebagai N (many), peleburan kedua entitas ini akan menjadi sebuah tabel baru

dimana key-key dari kedua entitas sebagai atributnya.

Siswa mempelajari Pelajaran

NIS

Nama_Siswa

Kode_Pelajaran

Nama_Pelajaran

Kode_Guru

N N

Kelas

NIS

Nama_Pelajaran

Gambar 2.11 Relasi Banyak ke Banyak

Contoh pada Gambar 2.11 menjelaskan relasi banyak ke banyak antara

siswa dengan pelajaran, artinya banyak siswa mempelajari banyak pelajaran.

Standard Operational Procedure (SOP)

Standard Operational Procedure (SOP) adalah dokumen tertulis yang

memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis. SOP memuat

serangkaian instruksi secara tertulis tentang kegiatan rutin atau berulang-ulang yang

dilakukan oleh sebuah organisasi. SOP juga dilengkapi dengan referensi, lampiran,

formulir, diagram dan alur kerja. SOP sering juga disebut sebagai manual SOP yang

digunakan sebagai pedoman untuk mengarahkan dan mengevaluasi suatu

pekerjaan.

Fungsi dari Standard Operating Procedure (SOP) adalah untuk

menjelaskan secara detail mengenai proses kerja yang berlangsung secara rutin

yang harus diikuti dalam suatu perusahaan atau organisasi. Tujuan dari Standard

Operating Procedure (SOP) adalah sebagai berikut:

1. Menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam organisasi

atau unit.

2. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam

organisasi

3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas

terkait.

4. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan

administrasi lainnya.

5. Menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.

Bentuk simbol-simbol flowchart yang digunakan dalam pembuatan SOP

dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Lambang Flowchart

No Lambang Nama Keterangan

1

Terminal Menunjukkan awal atau

akhir suatu proses

2

Manual Operation

Proses yang dilakukan

secara manual

3

Manual Input

Menunjukan proses

masukkan data secara

manual

4

Display Menampilkan data

5.

Process

Menunjukkan proses

pelaksanaan instruksi

6.

Decision

Menunjukkan proses

pemilihan alternatif atau

pengecekan kondisi.

7.

Predefined Process Menunjukkan proses

yang telah didefinisikan.

8.

On-page Connector Merupakan penghubung

pada satu halaman

9.

Off-page Connector Merupakan penghubung

pada halaman lain.

10.

Document Merupakan dokumen

(arsip) dari hasil proses.

11. Arrow Merupakan arah aliran

proses.

Flowchart merupakan cara untuk menggambarkan proses dengan

menggunakan simbol. Flowchart dapat memperjelas urutan proses suatu kegiatan,

sehingga setiap hal dapat dijelaskan dengan runtun dan jelas.

Flowmap

Flowmap atau bagan alir adalah bagan yang menunjukan aliran di dalam

program atau prosedur sistem secara logika. Flowmap ini berfungsi untuk

memodelkan masukan, keluaran, proses maupun transaksi dengan menggunakan

simbol-simbol tertentu. Pembuatan Flowmap ini harus dapat memudahkan bagi

pemakai dalam memahami alur dari sistem atau transaksi. Pedoman-pedoman

dalam pembuatan flowmap dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Flowmap sebaiknya digambarkan dari atas ke bawah dan mulai dari

bagian kiri dari suatu halaman.

2. Kegiatan di dalam Flowmap harus ditunjukan dengan jelas.

3. Harus ditunjukan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan

berakhir.

4. Masing-masing kegiatan didalam Flowmap sebaiknya digunakan suatu

kata yang mewakili suatu pekerjaan.

5. Masing-masing kegiatan didalam Flowmap harus didalam urutan yang

semestinya.

6. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung ditempat lain harus

ditunjukan dengan jelas menggunakan simbol penghubung.

7. Gunakan simbol simbol Flowmap yang standar.

Simbol yang dipergunakan untuk membuat Flowmap serupa dengan

flowchart pada SOP, tetapi Flowmap merupakan bentuk kumpulan dari beberapa

SOP yang saling berkaitan. Flowmap digunakan untuk memetakan aktivitas yang

terjadi pada sebuah proses yang kompleks dan mendefinisikan hubungan antara

bagian (pelaku proses), proses (manual/berbasis komputer) dan aliran data (dalam

bentuk dokumen keluaran dan masukan).

MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL

(Database Management System) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan

sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. Menurut Kustiyahningsih (2011, h. 145),

“MySQL adalah sebuah basis data yang mengandung satu atau beberapa jumlah

tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris menggandung satu atau

sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu

atau sejumlah tabel”.

Menurut Wahana Komputer (2010, h. 21), MySQL adalah database server

open source yang cukup popular keberadaanya. Dengan berbagai keunggulan yang

dimiliki, membuat software database ini banyak digunakan oleh praktisi untuk

membangun suatu project. Adanya fasilitas API (Application Programming

Interface) yang dimiliki oleh MySQL, memungkinkan bermacam-macam aplikasi

Komputer yang ditulis dengan berbagai bahasa pemograman dapat mengakses basis

data MySQL.

Mengoperasikan MySQL tidak hanya memerlukan pengetahuan tentang

data yang akan diinputkan ke dalam suatu basis data, tidak luput juga penentuan

tipe data yang digunakan akan mempengaruhi efisiensi dan efektiviras dari basis

data itu sendiri. Berikut ini merupakan tipe data yang digunakan pada MySQL:

a. Tipe Data Numerik

Tipe numerik dibedakan dalam dua macam kelompok, yaitu integer dan

floating point. Integer digunakan untuk data bilangan bulat sedangkan

floating point digunakan untuk bilangan desimal. Berikut ini merupakan

bagian dari tipe data numerik:

Tabel 2.3 Tipe Data Numerik pada MySQL

(sumber tabel: Fathansyah.2013. Basis Data Ilmu Komputer Basis Data (Edisi Revisi))

Tipe Data Kisaran Nilai Ukuran

TINYINT (-128)-127 atau (0-255) 1 byte

SMALLINT (-32768)-32767 atau (0-65535) 2 byte

MEDUIMINT (-3888608)-8388607 atau 0-16777215 3 byte

INT, INTEGER (-2147683648)-(21447683647) atau 0-4294967295 4 byte

BIGINT -9223372036854775808 sampai 9223372036854775807 atau 0

sampai 18446744073709551615

8 byte

FLOAT (-3,4 E+38)-(-1.17E-38), 0 dan 1.175E-38-3.4e+38 4 byte

DOUBLE (-1.79E+308)-(-2.225E-308), 0 dan 2.225E-308-1.79E+308 8 byte

REAL (-1.79E+308)-(-2.225E-308), 0 dan 2.225E-308-1.79E+308 8 byte

DECIMAL (-1.79E+308)-(-2.225E-308), 0 dan 2.225E-308-1.79E+308 8 byte

NUMERIC (-1.79E+308)-(-2.225E-308), 0 dan 2.225E-308-1.79E+308 8 byte

b. Tipe Data String

Tipe data string merupakan sebuah rangkaian karakter yang terdapat

dalam basis data. Berikut ini merupakan bagian dari tipe data string:

Tabel 2.4 Tipe Data String pada MySQL

(sumber tabel: Fathansyah.2013. Basis Data Ilmu Komputer Basis Data (Edisi Revisi))

Tipe Data Kisaran Nilai Keterangan

CHAR 1-255 karakter String dengan panjang tetap yaitu M karakter.

String yang dimasukkan panjang kurang dari

M maka sisanya diisi dengan spasi. Nilai

terbesar untuk M adalah 255

VARCHAR 1-255 karakter String dengan panjang variabel. M merupakan

jumlah maksimum karakter yang bisa

disimpan. Nilai terbesar untuk M yaitu 65535

TINYTEXT 1-255 karakter String text dengan ukuran paling kecil

TEXT 1-65535 karakter String text dengan ukuran lebih besar daripada

TINYBLOB

MEDIUMTEXT 1-16777215 karakter String text berukuran medium

LONGTEXT 1-424967295 karakter String text berukuran paling besar

TINYBLOB 1-255 karakter BLOB dengan ukuran paling kecil

BLOB 1-65535 karakter BLOB dengan ukuran lebih besar daripada

TINYBLOB

MEDIUMBLOB 1-16777215 karakter BLOB berukuran medium

LONGBLOB 1-424967295 karakter BLOB berukuran paling besar

ENUM 1-65535 string Tipe kolom yang kemungkinan nilai kolom

berupa salah satu string yang disebutkan pada

ENUM. Jumlah elemen ENUM dapat

mencapai 65535. Nilai untuk kolom dapat juga

diisi dengan nomor indeks. Daftar berikut

menunjukkan nilai dan indeksnya:

NULL (indeks NULL)

‘’ (indeks 0)

‘nilai1’ (indeks 1)

‘nilai2’ (indeks 2), dan seterusnya.

SET 1-255 string Suatu objek string yang bisa berisi nol, satu,

atau beberapa nilai. Sebuah kolom bertipe SET

maksimum berisi 64 elemen yang berbeda.

Tipe data char() dan varchar() pada prinsipnya sama, perbedaannya hanya

terletak pada jumlah memori yang dibutuhkan untuk penyimpanannya. Memori

yang dibutuhkan untuk tipe data char() bersifat statis, besarnya tergantung pada

berapa jumlah karakter yang ditetapkan pada saat field tersebut dideklarasikan.

c. Tipe Data Tanggal

Berikut ini merupakan tipe data tanggal yang dapat digunakan pada

MySQL:

Tabel 2.5 Tipe Data Tanggal pada MySQL

(sumber tabel: Fathansyah.2013. Basis Data Ilmu Komputer Basis Data (Edisi Revisi))

Tipe Data Kisaran Nilai Ukuran

DATETIME 1000-01-01 00:00 sampai 9999-12-31 23:59:59 3 byte

DATE 1000-01-01 sampai 9999-12-31 8 byte

TIMESTAMP 1970-01-01 00:00:00 sampai 2037 4 byte

TIME -839:59:59 sampai 838:59:59 3 byte

YEAR 1901 sampai 2155 1 byte

Metode Perancangan Total Architecture Syntesis

Total Architecture Synthesis adalah sebuah metode perancangan yang

menggunakan pendekatan iteratif dalam mengumpulkan kebutuhan. TAS

merupakan metode yang dilakukan dengan beberapa tahap perancangan. Tahap-

tahap tersebut antara lain:

1. Menentukan Initial Scope

2. Menentukan Kebutuhan

3. Mendisain Arsitektur Bisnis Proses

4. Mendisain Arsitektur Sistem

5. Evaluasi Arsitektur

Prinsip dasar dari Total Architecture Syntesis adalah apapun arsitektur

yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan yang ada, sifat extentionable dari setiap

services untuk mendukung munculnya kebutuhan, bahkan kebutuhan yang paling

tidak terduga sekalipun tetap harus dipersiapkan.

Metode ini berawal dari inisiasi semua proses bisnis yang terpengaruh

oleh perkembangan proyek ini. Proses bisnis ini kemudian diurutkan sesuai dengan

tingkat kesulitan dan kepentingan bisnisnya. Setelah proses ini selesai dilakukan,

kemudian iterasi untuk proyek ini dimulai. Iterasi pertama diawali dengan proses

bisnis yang paling sulit dan banyak mengalami perubahan. Setiap iterasi terdiri dari

pengumpulan kebutuhan, pendefinisian proses bisnis, pendefinisian arsitektur

sistem, dan evaluasi.

Pengunaan metode TAS, menjadikan proses pengumpulan informasi akan

kebutuhan dari sebuah perusahaan bukan lagi menjadi sebuah aktifitas yang

terpisah dari proses bisnis dan arsitektur sistem. Semua aktivitas di atas kini secara

iterative akan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya.