bab ii tinjauan pustaka - repository usm

29
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah merencanakan sesuatau bangunan dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, beserta besar biaya yang diperlukan dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi maupun pelaksanaan kerja dalam bidang teknik. Dimana Rencana Anggaran Biaya merupakan perkiraan perhitungan biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan untuk tahap penyelesaian proyek pekerjaan konstruksi sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan untuk tahap penyelesaian proyek pekerjaan konstruksi. Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan gambar-gambar rencana dan spesifikasi yang mudah ditentukan serta upah tenaga kerja dan alat kerja. Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak hal yang mencakup bermacam-macam maksud dan kepentingan bagi berbagai manajemen dalam organisasi. Dimana konsultan atau juga bisa disebut pemberi tugas menggunakannya sebagai alat bantu untuk menentukan biaya investasi modal yang harus ditanam, mengatur pembiayaan, menentukan kelayakan ekonomi proyek, mengukur produktivitas kerja, menghitung perpajakan, asuransi, serta maksud-maksud evaluasi penting lainnya. Dalam pembuatan RAB perencana akan membuat penaksiran harga barang dan upah. Penaksiran anggaran biaya sangat diperlukan dalam perhitungan rencana anggaran biaya, dimana pengertian dari penaksiran anggaran biaya adalah suatu proeses perhitungan volume pekerjaan, harga-harga bahan yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi. Anggaran biaya suatu proyek yang memiliki nilai besar, terdapat beberapa segmen yang biaya pengerjaannya memiliki pengaruh yang besar pada biaya proyek secara keseluruhan. Biaya pada segmen-segmen pekerjaan tersebut

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah merencanakan sesuatau bangunan

dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, beserta besar biaya yang diperlukan

dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi maupun pelaksanaan

kerja dalam bidang teknik. Dimana Rencana Anggaran Biaya merupakan perkiraan

perhitungan biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam suatu proyek

konstruksi sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan untuk tahap penyelesaian

proyek pekerjaan konstruksi sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan untuk

tahap penyelesaian proyek pekerjaan konstruksi. Rencana anggaran biaya dihitung

berdasarkan gambar-gambar rencana dan spesifikasi yang mudah ditentukan serta

upah tenaga kerja dan alat kerja. Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak

hal yang mencakup bermacam-macam maksud dan kepentingan bagi berbagai

manajemen dalam organisasi.

Dimana konsultan atau juga bisa disebut pemberi tugas menggunakannya

sebagai alat bantu untuk menentukan biaya investasi modal yang harus ditanam,

mengatur pembiayaan, menentukan kelayakan ekonomi proyek, mengukur

produktivitas kerja, menghitung perpajakan, asuransi, serta maksud-maksud evaluasi

penting lainnya. Dalam pembuatan RAB perencana akan membuat penaksiran harga

barang dan upah. Penaksiran anggaran biaya sangat diperlukan dalam perhitungan

rencana anggaran biaya, dimana pengertian dari penaksiran anggaran biaya adalah

suatu proeses perhitungan volume pekerjaan, harga-harga bahan yang diperlukan

dalam pekerjaan konstruksi.

Anggaran biaya suatu proyek yang memiliki nilai besar, terdapat beberapa

segmen yang biaya pengerjaannya memiliki pengaruh yang besar pada biaya

proyek secara keseluruhan. Biaya pada segmen-segmen pekerjaan tersebut

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

8

dipengaruhi dari berbagai aspek, diantaranya dilihat dari segi bahan, cara pengerjaan,

jumlah tenaga kerja, waktu pelaksanaan dan lain-lain.

2.1.1 Macam-macam Rencana Anggaran Biaya

Proses pengerjaan Rencana Anggaran Biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua

macam antara lain :

1. RAB kasar yaitu rencana anggaran biaya yang diperhitungkan berdasarkan tiap

volume pekerjaan diperoleh biaya total pekerjaan. Penyusunan anggaran biaya

kasar memerlukan bahan-bahan bangunan yang digunakan, cara

pembuatannyadan persyaratan pokok yang ditentukan,

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan anggaran biaya kasar antara

lain :

a. Jenis dan ukuran bangunan

b. Jenis konstruksi

c. Lokasi bangunan

Untuk menghitung anggaran biaya terlebih dahulu perlu disiapkan bahan

bahan yang telah diuraikan termasuk data atau catatan-catatan mengenai harga

bangunan sejenis yang ada. Selanjutnya perlu ditetapkan ukuran pokok

berdasarkan gambar perencana yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan

untuk menentukan harga satuan pekerjaan. Yang dimaksud dengan ukuran pokok

dalam penulisan disini adalah untuk bangunan gdung, yang dipakai sebagai

ukuran pokok adalah luas per m2 atau sisi bangunan per m3.

RAB = ∑ (Volume x Harga Satuan Pekerjaan)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

9

Dalam membuat RAB mempunyai urutan sebagai berikut :

1. Mempersiapkan gambar kerja

2. Menghitung volume pekerjaan

3. Daftar harga satuan bahan dan upah

4. Analisa suatu pekerjaan

5. Harga satuan pekerjaan

6. Menghitung RAB

2. RAB halus atau terperinci yaitu anggaran biaya bangunan atau proyek yang

dihitung, dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat

penyusunan anggaran biaya. Bahan-bahan yang diperlukan dalam penyusunan

anggaran biaya teliti, antara lain :

a. Peraturan dan syarat-syarat (Bestek)

b. Gambar rencana atau gambar bestek

c. Buku analisa BOW

d. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan

e. Peraturan-peraturan bangunan negara dan bangunan setempat

f. Syarat-syarat lain yang diperlukan

Perhitungan yang dibuat untuk menyusun anggaran biaya teliti akan menghasilkan

suatu biaya atau harga bangunan dan dengan biaya atau harga tersebut untuk

pelaksanaaan, bangunan akan terwujud sesuai dengan yang direncanakan. Oleh

karena itu anggaran biaya teliti harus disusun dengan teliti, rinci, dan selengkap-

lengkapnya.

2.1.2 Macam-Macam Daftar Analisa Perhitungan Biaya

Analisa adalah suatu perumusan yang berguna untuk menetapkan harga

dan upah masing-masing dalam bentuk satuan. Berikut ini adalah macam-macam

daftar analisa harga yang sering digunakan dalam perhitungan Anggaran Biaya

oleh Estimator, antara lain :

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

10

1. Daftar Analisa B.O.W

Daftar Analisa B.O.W adalah daftar analisa pertama yang didalamnya terdapat

perhitungan harga dan upah untuk mendapatkan harga suatu pekerjaan,

2. Daftar Analisa SNI

Daftar analisa SNI adalah daftar analisa perhitungan biaya yang telah dilakukan

dan ditetapkan didalam standar nasional Indonesia

3. Analisa Modifikasi ( EI )

Daftar analisa EI adalah daftar analisa perhitungan biaya yang dibuat oleh pihak

Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ) yang didalamnya telah dibakukan sebagai daftar

analisa perhitungan biaya beserta pekerjaan.

2.1.3 Hal-hal Pokok Dalam Menghitung Estimasi Biaya

Sebelum menghitung estimasi biaya ada beberapa hal pokok yang penting dan

harus sangat diperhatikan, antara lain :

1. Bahan-bahan

Membuat daftar jenis dan harga bahan yang akan digunakan dalam suatu

pekerjaan, dimana harga bahan yang dibuat merupakan harga bahan yang

akan digunakan pada lokasi pekerjaan.

2. Harga Upah

Panjangnya jam kerja untuk para pekerja dan jenis pekerjaan tersebut

sangatlah berpengaruh bagi upah pekerja.

3. Peralatan

Membuat daftar untuk alat-alat yang akan digunakan dalam pekerjaan tersebut

serta biaya total sewa alat yang akan dipergunakan dalam pekerjaan.

4. Biaya Tak terduga ( Overhead )

Biaya tak terduga adalah biaya yang tidak dimasukan kedalam suatu jenis

pekerjaan dan tidak dapat ditagihkan pada sebuah proyek.

5. Keuntungan ( Profit )

Jasa pekerjaan konstruksi atau juga dinamakan dengan keuntungan

pelaksanaan haruslah dihitung dalam rencana anggaran biaya, yang tetapi

tidak boleh ditampilkan dalam rencana anggaran biaya, yang tetapi tidak

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

11

boleh ditampilkan dalam rencana anggaran biaya tersebut. Besarnya

keuntungan yang diperoleh adalah sebesar biaya proyek yang akan

dilaksanakan nantinya.

2.1.4 Kualifikasi dan Tugas Seorang Estimator

Seorang estimator harus mempunyai kualifikasi sebagai berikut, antara lain :

1. Mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang cukup mengenai detail dari

cara pelaksanaan.

2. Mempunyai pengalaman dalam bidang konstruksi.

3. Mempunyai sumber-sumber informasi untuk mengetahui harga barang, jam

kerja buruh yang diperlukan dan yang lainnya.

4. Pengambilan kesimpulan yang tepat mengenai harga untuk berbagai daerah

lainnya.

5. Mempunyai metode yang tepat untuk menaksir biaya.

6. Mampu menghitung secara teliti.

7. Mampu menghimpun.

8. Mampu membayangkan segala langkah untuk setiap jenis pekerjaan.

Adapun tugas dari seorang estimator, antara lain :

1. Mengumpulkan data

Pengumpulan data, memisahkan, dan mengelola adalah sangat penting dalam

menghitung biaya secara tepat dan kemudian harus menyimpan data-data dari

biaya secara tepat dan kemudian harus menyimpan data-data dari biaya-biaya

proyek yang sudah dikerjakan. Data tersebut harus lengkap berisi harga

bahan-bahan dan volumenya, upah-upah, keadaan cuaca, keterlambatan dan

sebab-sebabnya.

2. Meninjau lapangan

Sebelum menghitung perkiraan biaya proyek, estimator terlebih dahulu harus

meninjau lapangan untuk mempelajari keadaan setempat.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

12

2.1.5 Kondisi Yang Mempengaruhi Estimasi Biaya

Estimasi biaya disiapkan dengan mengevaluasi seluruh element

pekerjaan. Disamping itu estimasi biaya masih dapat dipengaruhi oleh kondisi-

kondisi penting yang umum dan berkaitan dengan produktivitas kerja, antara

lain :

1. Produktivitas tenaga kerja

Produktivitas tenaga kerja adalah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan

oleh seorang atau kelompok pekerja dalam satuan waktu, makin besar

produktivitas, maka makin cepat pekerjaan tersebut diselesaikan, yang berarti

makin cepat pekerjaan diselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah upah

yang dibayarkan, namun juga perlu analisis yang lebih mendalam karena

dengan produktivitas semakin besar harga satuan upah tenaga kerja juga

semakin mahal.

2. Ketersediaan Material

Semakin langka material di pasaran, maka semakin mahal harga yang

ditawarkan, ataupun jika diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama,

dengan biaya yang akan dibebankan kepada konsumen.

3. Pasar Finansial

Nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga kerja, maupun sumber

daya proyek lain.

4. Cuaca

Pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan dikerjakan dalam waktu

yang relatif lama akan sangat mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Misalnya

pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya

pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran.

5. Masalah Konstruksibilitas

Kesulitan ataupun menggunakan metode yang belum pernah dilaksanakan,

maka faktor resiko akan menjadi lebih tinggi, sehingga biaya akan makin

mahal.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

13

6. Biaya Tak Terduga ( Overhead )

Biaya tak terduga adalah biaya yang tidak dimasukan kedalam suatu jenis

pekerjaan dan tidak dapat ditagihkan pada sebuah proyek. Oleh sebab itu,

overhead sangatlah penting pada perhitungan estimasi biaya. Ada 2 (dua)

jenis biaya tak terduga yaitu :

a. Biaya Tak Teduga Umum

Yang termasuk dalam biaya ini misalnya : sewa kantor, pasang listrik,

pasang telpon, pajak bunga bank dan lain-lain.

b. Biaya Tak Terduga Proyek

Biaya tak terduga proyek adalah biaya yang dibebankan kepada proyek,

tetapi tidak dapat dibebankan kepada biaya bahan, upah maupun yang

lainnya. Yang termasuk dalam biaya ini adalah : jamsostek, pembuatan

dokumen kontrak dan lain-lain

2.1.6 Resiko Dalam Estimasi

Estimator harus dapat mengidentifikasi sesuatu yang banyak yang dapat

mengandung resiko atau ketidakpastian dalam estimasinya sendiri. Dan sebagian

contoh dalam sebuah identifikasi resiko dalam sebuah proyek antara lain :

1. Mempelajari dokumen yang berhubungan dengan proyek termasuk

dokumen yang direferensikan dalam dokumen kontrak.

2. Melakukan tinjauan ke lokasi proyek sebelum melakukan penawaran.

3. Membuat jadwal konstruksi sebelum penawaran.

4. Menyelidiki kemampuan keuangan dan etika bisnis pemilik proyek.

5. Memilih subkontraktor dan supplier yang tepat.

6. Mengidentifikasi reaksi terhadap masyarakat terhadap suatu proyek.

7. Mendapatkan kepastian bahwa sumber daya yang tersedia dalam

pembangunan proyek.

8. Membuat strategi untuk mendapatkan proyek tersebut.

9. Mengidentifikasi dan memahami klausa-klausa spesifikasi yang dapat

menjadikan resiko tambahan atau khusus pada kondisi tertentu oleh

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

14

kontraktor yang terkadang tidak terduga dan masuk dalam biaya

tambahan.

10. Mengidentifikasi persyaratan-persyaratan pemerintah.

11. Mengidentifikasi gangguan lingkungan yang berhubungan dengan

proyek dan mengkaji ulang pola musim daerah tersebut.

12. Mengidentifikasi lokasi pembuangan dan penyelidikan tanah di lokasi

proyek.

13. Mengidentifikasi metode konstruksi.

14. Analisis terhadap pekerjaan sub kontraktor untuk memastikan seluruh

pekerjaan telah tercakup di dalamnya.

2.1.7 Volume / Kubrikasi Pekerjaan

Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume

pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga bisa disebut sebagai kubikasi

pekerjaan, jadi volume (kubikasi) suatu pekerjaan bukanlah merupakan volume

(isi sesungguhnya ) melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu

kesatuan.

Beberapa contoh, sebagai berikut :• Volume pondasi batu kali = 30 m³• Volume atap = 150 m³• Volume lisplank = 50 m³

Masing-masing volume tersebut mempunyai pengertian sebagai berikut :

1. Volume pondasi batu kali dihitung berdasarkan isi, ( panjang x luas

penampang yang sama )

2. Volume atap dihitung berdasarkan luas, yaitu jumlah luas bidang-bidang atap,

seperti segitiga, persegi panjang, trapezium dan sebagainya,

3. Volume lisplank dihitung berdasarkan panjang atau luas.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

15

2.1.8 Manajemen Konstruksi

Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah

layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan

mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek

konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi proyek Anda. Pada tahap

prakonstruksi, kita akan melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan

penelitian. Kemudian datang desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi

arsitektur dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik, pekerjaan

dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk memulai membangun actual

bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan pada independen dari para

profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. netralitas ini memungkinkan

untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan

consultans dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan

manfaat maksimal.

2.1.9 Perencanaan

Untuk merencanakan suatu bangunan khusunya pembangunan gedung,

maka hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai bahan persiapan

perencanaan adalah sebagai berikut, antara lain :

1. Mengetahui tujuan pembangunan gedung tersebut.

2. Melihat kedalam / kondisi lapangan.

3. Melihat syarat-syarat dan peraturan untuk pekerjaan pembangunan gedung

dari instansi pemerintah yang bersangkutan.

4. Syarat-syarat arsitektur yang dikehendaki.

5. Besar / kecilnya perlengkapan bangunan.

2.1.10 Perencanaan Beserta Syarat-Syarat

Yang memberi pekerjaan perlu mengetahui, bagaimana, dari mana, dan

dari bahan apa bangunan tersebut akan dibuat. Maka direksi terlebih dahulu

membuat gambar rencana dari bangunan yang akan dibuat lengkap dengan

detaildetail dan penjelasan-penjelasan teknik yang diperlukan, kemudian

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

16

diajukan kepada yang member pekerjaan untuk diketahui dan untuk

mendapatkan persetujuannya.

Peraturan-peraturan uraian penjelasan teknik dan administratif terpisah

antara yang satu dengan yang lainnya dan biasanya disebut “Rencana dan Syarat-

Syarat” suatu rencana itu juga memerlukan gambar pekerjaan bangunan yang

akan dibuat, karena gambar-gambar ini merupakan penjelasan dari rencana tadi,

maka gambar itu disebut “Gambar Rencana”. Adapula yang mengemukakan

pendapat bahwa gambar rencana itu lebih penting dari ketentuan-ketentuan

administratif.

Adapun rencana dan syarat-syarat yang dimaksud adalah, antara lain :

1. Cara pelaksanaannya.

2. Bila terjadi perubahan-perubahan dalam rencana sebelum dan selama

pelaksanaan pekerjaan, begitupula tambahan-tambahannya.

3. Perjanjian-perjanjian dengan pemilik tanah dimana bangunan itu akan

didirikan.

4. Waktu penyerahan gambar penjelasan konstruksinya.

5. Penyerahan bahan-bahan dan ketentuan harganya.

6. Yang dianggap berstatus direksi siapa saja.

7. Pimpinan pekerjaan itu siapa.

8. Tanggung jawab pemborong (kontraktor) atas pekerjaannya.

9. Tanggung jawab pemborong atas pelaksanaan.

10. Waktu masa pembayaran.

11. Cara menyerahkan pekerjaan kepada pemborong bawahannya.

12. Keadaan tanah yang mungkin menyebabkan kerugian.

13. Waktu bekerja bagi para pegawainya.

14. Upah bagi para pekerja dan pegawainya.

15. Keamanan para pekerjanya.

16. Jaminan perhubungan lalu lintas dan pengaliran air yang diperlukan.

17. Bila ada yang perlu dibongkar, bongkaran itu menjadi milik siapa.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

17

Dan masih banyak lagi syarat-syarat yang harus ditentukan / dibuat dalam

rencana adminstratif yang umumnya disebut “ Bagian Pokok Kedua Bagian

Administrasi “ karena rencana dan syarat-syarat itu bagi pemborong / kontraktor

bukan suatu rencana anggaran biaya yang tersusun, tetapi itu memuat

uraianuraian tentang pekerjaan petunjuk cara pelaksanaan seluruh pekerjaan dan

yang sifatnya merupakan kontrak selama ia melaksanakan pekerjaan tersebut.

(Sumber : Dasar Penyusunan Anggaran Bangunan, Ir.J.A.Mukomuko)

2.2 Penjadwalan

Penjadwalan adalah pengukuran (plotting) kegiatan pelaksanaan dalam unsur

waktu sepanjang masa pelaksanaan pekerjaan proyek. Dimana kegiatan merupakan

semua kegiatan pelaksanaan, sedangkan waktu adalah waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut. Faktor waktu harus mendapat perbaikan

karena banyak hal yang mempengaruhi untuk dapat dimanfaatkan waktu secara

produktif, antara lain faktor cuaca, hari libur, waktu istirahat, faktor lapangan dan lain-

lain.

Beberapa syarat dalam penjadwalan perlu diperhatikan, antara lain :

1. Pekerjaan yang dijadwalkan tidak boleh lebih dari kemampuan yang tersedia.

Misalnya bila perusahaan mempunyai 2 buah buldozer, rencanakan dengan

kemampuan dua alat tersebut.

2. Urutan pekerjaan mengikuti yang ditentukan. Contoh : membuat dinding,

tentunya pekerjaan pondasi harus sudah selesai.

3. Pekerjaan yang mempunyai pengaruh pekerjaan lain harus diprioritaskan.Sad

4. Penjadwalan harus menjamin kelangsungan pekerjaan secara terus menerus

dalam keseluruhannya.

5. Perencanaan kerja dan penjadwalannya dapat dibuat dalam bentuk Bar

Chart, seperti contoh Tabel 2.1 ini

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

18

Tabel 2.1 Contoh Bar Chart

No PekerjaanMinggu/Bulan

I II III IV

1 Pondasi

2 Struktur

3 Finishing

2.2.1 Manfaat Penjadwalan

Dengan adanya penjadwalan konstruksi maka bermanfaat untuk :

1. Memberikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan dan untuk memberikan

prioritas perhatian dalam pengawasan dan pengendalian, agar proyek dapat

diselesaikan sesuai rencana, terhindar dari keterlambatan, kenaikan biaya, dan

perselisihan-perselisihan kontraktual.

2. Dipakai sebagai dasar penentuan progress payment, penyusunan cash flow

proyek dan pembuatan strategi pendanaan proyek.

3. Merupakan dasar atau pedoman untuk pengendalian, baik yang berkaitan

dengan waktu maupun biaya proyek.

4. Menghindari pengelolaan pelaksanaan proyek yang hanya mengandalkan

naluri saja.

5. Menghindari pemakaian sumber daya dengan intensitas yang tinggi sejak

awal proyek, dengan harapan dapat diselesaikan secepatnya.

6. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek.

Kepastian tersebut dapat menghindari pekerja berada di tempat kerja lebih

lama dari waktu yang diperlukan, bergerombol menanti penugasan, mondar-

mandir tanpa tujuan dan sebagainya.

7. Dapat dipakai mengevaluasi dampak akibat adanya perubahan-perubahan

pelaksanaan proyek, baik yang berkaitan dengan waktu penyelesaian proyek,

maupun biaya proyek. Hasil evaluasi dapat dipakai sebagai dasar penyelesaian

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

19

masalah kontraktual, seperti untuk menyelesaikan tuntutantuntutan (Claims)

kenaikan biaya maupun perpanjangan waktu.

8. Memberikan dukungan yang sangat berharga dalam komunikasi diantara

pihak-pihak yang terlibat atau berkepentingan dalam penyelenggaran proyek.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Penjadwalan

Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

1. Sasaran dan tujuan proyek.

2. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintregasi dengan master schedule.

3. Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.

4. Sumber Daya yang diperlukan dan sumber daya yang tersedia.

5. Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan diantaranya.

Semakin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan

karena dana yang dikelola sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya

juga besar, kegiatan yang dilakukan sangat beragam serta durasi proyek menjadi

sangat panjang. Oleh karena itu, agar penjadwalan dapat diimplementasikan,

digunakan cara-cara atau metode teknis yang sudah digunakan seperti metode

penjadwalan proyek. Kemampuan scheduler yang memadai dan bantuan software

komputer untuk penjadwalan dapat membantu memberikan hasil yang optimal.

2.2.3 Metode Penjadwalan Proyek

Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk

mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing-masing metode mempunyai

kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan penggunaan metode-metode tersebut

didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap konerja

penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja biaya, sekaligus

kinerja proyek secara keseluruhan.

Oleh karena itu, variable-variabel yang mempengaruhinya juga harus

dimonitor, misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan peralatan dan

material, serta stake holder yang terlibat. Bila terjadi penyimpangan terhadap

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

20

rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap

pada kondisi yang diinginkan.

A. Bagan Balok

Menurut Henry L. Gantt dan Fredick W. Tailor tahun 1916, bagan balok

atau Barchart ditemukan dalam bentuk bagan balok, dengan panjang balok

sebagai representasi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan baloknya

informatif, mudah dibaca dan efektif untuk dikomunikasi serta dapat dibuat

dengan mudah dan sederhana. Bagan balok terdiri atas sumbu-Y yang dinyatakan

kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek, sedangkan sumbu-X menyatakan

satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan sebagai durasi.

Pada bagan ini juga dapat ditentukan Milestone / Baseline sebagai bagian

target yang harus diperhatikan guna kelancaran produktifitas proyek secara

keseluruhan.Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau

diperpanjang dengan memperhatikan total floatnya, yang menunjukan bahwa

durasi kegiatan akan bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan dalam

perbaikan jadwal. Penyajian informasi bagan balok agak terbatas, misal

hubungan antar kegiatan tidak jelas dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak

dapat diketahui. Karena urutan kegiatan kurang terinci, maka bila terjadi

keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar

untuk dilakukan.

Kelebihan :

1. Metoda ini relatif sederhana, mudah dimengerti dan mudah

pembuatannya.

2. Mudah untuk digunakan memantau perkembangan proyek, bagan

balok memberikan kemudahan bagi manajer untuk mengetahui

kegiatan apa yang sudah selesai, sedang berjalan, atau belum

dilaksanakan. Dengan membandingkan antara keadaan nyata dan

rencana, dapat diketahui apakah progress dari proyek yang

bersangkutan sesuai jadwal atau mengalami keterlambatan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

21

Kelemahan :

1. Tidak secara langsung dapat menunjukan hubungan antar kegiatan

sehingga apabila suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan

sulit untuk mengetahui kegiatan berikut apa yang akan terpengaruh,

dan bagaimana dampaknya terhadap waktu selesainya proyek.

2. Tidak dapat menunjukan kegiatan apa saja yang merupakan

kegiatan kristis.

Tabel 2.2 Contoh Bagan Balok

B. Kurva S

Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T.

Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal

hingga akhir proyek. Kurva S dapat menunjukan kemajuan proyek

berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang dipresentasikan

sebagai presentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi Kurva

S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan

membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah

ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat

menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses

pengendalian jadwal.

Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk

menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih lanjut dapat menggunakan metode

lain yang dikombinasikan, misal dengan metode bagan balok yang dapat

digeser-geser dan network planning dengan memperbaharui sumber daya

KegiatanMinggu Pertama Minggu Kedua

1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

A

B

C

D

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

22

maupun waktu pada masing-masing kegiatan. Untuk membuat kurva S,

jumlah persentase kumulatif bobot masing-masing kegiatan pada suatu

periode diantara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga

bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk

demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih

sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar,

lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil.

Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan

dapat berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan /

kegiatan dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk

persentase sehingga lebih mudah menghitungnya.

Keunggulan penggunaan kurva s pada sistem penjadwalan adalah

mudahnya dibaca dan dimengerti oleh seluruh level mulai dari pelaksana

sampai manajer karena bentuk grafisnya yang sederhana dan merupai bentuk

S. Oleh karena itu, kurva s sangat umum digunakan pada industri konstruksi,

terutama pada tahapan awal proyek dimana banyak terjadi perubahan-

perubahan rencana.

Kelemahan kurva s terletak pada kurang penjelasan atau keterkaitan

antara kegiatan, dan tidak dapat secara langsung memberikan informasi

mengenai akibat-akibat yang akan terjadi bila ada sesuatu perubahan.

2.3 Penjadwalan Sumber Daya

Penjadwalan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, material dan

modal atau biaya dapat merupakan bagian dari master schedule atau dapat juga

sebagai bagian yang terpisah darinya sebagai subschedule. Untuk proyek yang

cukup kompleks, pemilihan schedule sumber sumber daya dari master schedule,

dengan detailnya dilakukan pada subschedule adalah langkah terbaik untuk

memudahkan monitoring, tujuan penjadwalan sumber daya adalah memastikan

Bobot = x 100%

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

23

jumlah atau jenis sumber daya dapat diketahui sejak awal dan tersedia bila

dibutuhkan.

Tetapi bila ketersediaan sumber daya terbatas, maka biasanya durasi

proyek menjadi lebih lambat dari yang direncanakan. Sebaliknya, dengan

menambah jumlah sumber daya, durasi proyek dapat dipercepat. Bila

ketersediaan sumber daya cukup tetapi distribusi selama berlangsungnya proyek

berfluktuasi, maka hal ini akan mengurangi tingkat efektifitas dan efisiensi

pengguna sumber daya. Bila jumlah sumber daya dimiliki terbatas dan

ketersediaanya tidak mencukupi, sedangkan durasi adalah batasan kurun waktu

proyek, maka penjadwalan dapat dilakukan dengan perataan sumber daya

(resources leveling).

2.4 Pengawasan dan Pengendalian Proyek

Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian atau

perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan

peraturan yang berlaku dengan bertujuan agar hasil dari kegiatan tersebut sesuai

dengan perencanaan proyek. Pengendalian (controlling) adalah usaha yang

sistematis untuk menentukan standart yang sesuai dengan sasaran perencanaan,

merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standart,

menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan

standart, kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar

sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai

sasaran.

Bertitik tolak pada definisi-definisi tersebut, maka proses pengawasan

dan pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Menentukan sasaran.

2. Menentukan standar dan kriteria sebagai acuan dalam rangka

mencapai sasaran.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

24

3. Merancang atau menyusun system informasi, pemantauan, dan

laporan hasil pelaksanaan pekerjaan.

4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa

yang telah direncanakan).

5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.

6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standart, criteria,

dan sasaran yang telah ditentukan.

2.4.1 Pengawasan dan Pengendalian Waktu Pekerjaan

Untuk proyek dengan beberapa kegiatan, tahap pelaksanaan umumnya

dapat dibayangkan sehingga penjadwalan tidak begitu mutlak dilakukan. Akan

tetapi berbeda masalahnya pada proyek berskala besar dimana selain jumlah

kegiatan yang sangat banyak dan rumitnya ketergantungan antar kegiatan tidak

mungkin lagi diolah dalam pikiran. Penjadwalan dan pengontrolan menjadi rumit,

jadi sangatlah penting agar kegiatan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

Unsur utama dari penjadwalan adalah peramalan (forecasting), walaupun

perlu disadari bahwa perubahan-perubahan dapat saja terjadi di masa mendatang

dan akan mempengaruhi pola rencananya sendiri. Penjadwalan adalah berpikir

secara mendalam melalui berbagai persoalan-persoalan, menguji jalur-jalur yang

logis, menyusun berbagai macam tugas yang menghasilkan suatu kegiatan

lengkap, dan menuliskan macam-macam kegiatan dalam kerangka yang logis dan

rangkaian waktu yang tepat.

Mengenai adanya perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat

pelaksanaan, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk membuat jadwal

yang cukup efektif, antara lain :

1. Secara efektif jadwal tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

2. Disusun berdasarkan perkiraan waktu, sumber daya, serta biaya

dibandingkan dengan kegiatan pada proyek sebelumnya.

3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

25

4. Sesuai dengan penjadwalan proyek lain yang, mempergunakan

sumber daya yang sama.

5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan, misalnya perubahan

spesifikasi proyek.

6. Mendetail dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan

pengendalian kemajuan proyek.

7. Dapat menampilkan kegiatan pokok yang kritis.

Teknis penjadwalan proyek juga dapat menggunakan bar chart. Mereka

ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam

merencanakan suatu kegiatan, terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan pada

saat pelaporan. Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom

tersusun urutan kegiatan yang disusun secara berurutan. Pada baris menunjukan

periode waktu yang dapat berupa hari, minggu, ataupun bulan. Selain metode bar

chart dapat juga dipakai metode kurva S yang merupakan hasil plot dari bar chart,

bertujuan untuk mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam

suatu jangka waktu pengamatan progress pelaksanaan proyek.

Kurva S merupakan gambaran diagram % (persen) komulatif biaya yang

diplot pada suatu sumbu, dimana sumbu x menyatakan satuan waktu sepanjang

durasi proyek dan sumbu y menyatakan nilai % (persen) komulatif biaya selama

durasi proyek tersebut. Langkah membuat kurva S adalah :

1. Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan.

2. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan

dibagi total pekerjaan dikalikan 100.

3. Setelah bobot pekerjaan dihitung, kemudian bobot item tersebut

didistribusikan selama durasi masing-masing aktivitas.

4. Setelah jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu

dijumlah secara kumulatif.

5. Angka kumulatif pada setiap preiode ini diplot pada sumbu y dalam

grafik dan waktu pada sumbu y.

6. Dengan menghubungkan semua titik-titik maka akan didapat kurva

S.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

26

Grafik dari hasil pembuatan kurva S dapat kita lihat apakah proyek

tersebut mengalami keterlambatan atau tidak. Dengan kurva S juga dapat dilihat

intensitas pekerjaan. Kemiringan curam menunjukan pada saat itu pekerjaan

besar (intensitas tinggi) dan kemiringan andai menunjukan pekerjaan pada saat

itu sedikit.

2.4.2 Pengawasan dan Pengendalian Biaya Proyek

Manajer proyek perlu memperhatikan tentang anggaran yang telah

ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak dapat menafsirkan bahwa

sebesar anggaran itulah akhir biaya proyek. Anggaran adalah suatu perkiraan

yang disusun berdasarkan informasi yang tersedia pada saat pembuatan anggaran.

Ada beberapa asumsi yang digunakan untuk merumuskan ketidakpastian yang

dihadapi proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran proyek. Oleh sebab itu,

rencana proyek yang dibuat sebelum dimulai dan dituangkan dalam Petunjuk

Operasional (PO) haruslah memuat sifat :

1. Rencana proyek yang mengalami perubahan selama proyek itu

berjalan.

2. Rencana proyek dapat menjadi landasan bersama semua pihak dalam

komunikasi mengenai proyek selama masa kerja proyek.

Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek, semua pihak

akan dapat mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih besar

selama proyek berjalan dan dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil daripada

anggarannya setelah proyek selesai asalkan proyek tersebut dapat berjalan secara

efektif dan efisien. Penyimpangan realisasi biaya proyek dari anggarannya

terutama terjadi karena ketidakpastian sehingga dapat menambah beban atau

dapat sama sekali tidak menimbulkan beban proyek seperti yang diperkirakan

sebelumnya. Sehubungan dengan itu, program menghemat biaya proyek wajib

menjadi bagian dari disiplin manajemen proyek.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

27

Manajer proyek wajib mempertimbangkan alternatif kerja untuk dapat

menekan biaya proyek sebagai kesatuan. Karenanya pengawasan dan

pengendalian biaya proyek setidak-tidaknya perlu mencakup pengawasan dan

pengendalian, antara lain :

1. Jadwal pembiayaan (cash flow).

2. Besarnya keseluruhan biaya proyek.

Manajer proyek perlu mengawasi dan mengendalikan para karyawan

yang bertanggung jawab menimbulkan pengeluaran-pengeluaran. Pengawasan

dan pengendalian bukan hanya melalui prosedur dan metode serta kebijaksanaan,

namun perlu diperhatikan pula bagaimana jalannya koordinasi untuk

memecahkan hambatan-hambatan dan perbedaaan pendapat diantara mereka dan

perbedaaan pendapat dalam unit kerjanya sendiri, kecepatan mereka mengambil

keputusan terhadap masalah yang dibawahnya, bagaimana mereka member

petunjuk kepada bawahan dalam memcahkan masalah, apakah mereka

menyarankan cara kerja yang lebih baik, dan apakah mereka berusaha

menciptakan iklim atau lingkungan pengawasan dan pengendalian menghargai

pelaksanaan tugas yang baik dan memberikan kritik terhadap pelaksanaan tugas

yang tidak memuaskan.

Dalam proyek ini pengendalian biaya dilakukan dengan memeriksa

apakah biaya yang sudah dikeluarkan sesuai dengan kemajuan atau progress

prestasi yang telah dicapai. Hal ini dapat diketahui dengan melihat kurva S, kurva

S secara grafis menyajikan beberapa ukuran kemajuan komulatif pada suatu

sumbu tegak, terhadap waktu pada sumbu mendatar. Kurva S ini digambarkan

pada suatu diagram yang menunjukan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Diagram

ini disebut bar chart, jumlah biaya yang dikeluarkan dapat diukur menurut

kemajuan yang dicapai.

Bar chart adalah diagram batang yang menggambarkan berbagai

pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam satu-satuan waktu tertentu. Dalam

suatu proyek, bar chart diuraikan menjadi beberapa macam pekerjaan kemudian

diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing

pekerjaan tersebut. Lamanya waktu ini diperkirakan data-data yang dipakai serta

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

28

pengalaman kerja sebelumnya dan dibuat secara parallel tanpa mengabaikan

cash flow dari biaya. Bar chart dilengkapi dengan kurva S untuk membandingkan

antara lamanya suatu pekerjaan dengan bobot.

Karena satuan waktu yang dipakai adalah mingguan, maka elevasi

terhadap biaya yang telah dikeluarkan dilakukan mingguan pula. Besarnya biaya

yang telah dikeluarkan ini dibandingkan dengan rencana anggaran biaya dan

dicari prosentasenya. Dengan mengetahui nilai prosentase dan posisi waktu saat

ini dapat digambarkan kurva S aktual ke bar chart yang memuat kurva S rencana.

Dengan membandingkan kurva S aktual dengan kurva S rencana dapat diketahui

apakah pembiayaan proyek berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.

Dari perbandingan kurva S aktual dan kurva S rencana akan diperoleh

kemungkinan.

1. Kurva S aktual berada di bawah kurva S rencana, ini berarti

pelaksanaan pekerjaan mengalami keterlambatan.

2. Kurva S aktual berhimpit dengan kurva S rencana, ini berarti

pelaksanaan pekerjaan tepat sesuai dengan pekerjaan.

3. Kurva S aktual berada diatas kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan

pekerjaan lebih cepat dari rencana.

2.4.3 Presentase Bobot Pekerjaan

Bobot kegiatan adalah persentase proyek dimana penggunaanya dipakai

untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut. Presentase bobot pekerjaan

merupakan besarnya nilai presentasi tiap item pekerjaan, berdasarkan

perbandingan antara anggaran biaya pekerjaan dengan harga bangunan.

Presentase Bobot Pekerjaan (PBP) = x 100%

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

29

2.4.4 Menghitung Harga Satuan Pekerjaan

Koefisien analisa harga satuan adalah angka-angka jumlah kebutuhan

bahan maupun tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam

satu satuan tertentu. Koefisien analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman

awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan.

2.4.5 Keunggulan dan Kelemahan Kurva S

Keunggulan penggunaan kurva s pada sistem penjadwalan adalah

mudahnya dibaca dan dimengerti oleh seluruh level mulai dari pelaksana sampai

manajer karena bentuk grafisnya yang sederhana dan merupai bentuk S. Oleh

karena itu, kurva s sangat umum digunakan pada industri konstruksi, terutama

pada tahapan awal proyek dimana banyak terjadi perubahan-perubahan rencana.

Kelemahan kurva s terletak pada kurang penjelasan atau keterkaitan antara

kegiatan, dan tidak dapat secara langsung memberikan informasi mengenai

akibat-akibat yang akan terjadi bila ada sesuatu perubahan.

2.5 Pelelangan

Setelah tahap desain diselesaikan oleh perencana, maka selanjutnya

adalah tahap pengadaan pelaksanaan konstruksi. Proses pengadaan perusahaan

jasa konstruksi ini diatur oleh Keputusan Presiden terutama digunakan di

lingkungan proyek pemerintah. Pengadaan barang/jasa dalam proyek konstruksi

dapat dilakukan dengan berbagai cara/metode, antara lain : Pelelangan, yaitu

pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka (untuk umum) dengan

pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan pengumuman resmi

(bila mungkin melalui media elektronik) sehingga masyarakat luas/dunia usaha

yang berminat dan membubuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Bila calon

penyedia barang / jasa diketahui terbatas jumlahnya karena karakteristik,

komplesitas, dan/atau kecanggihan teknologi pekerjaannya, dan/atau

Harga satuan pekerjaan = Volume pekerjaan x analisa harga

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

30

kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu melaksanakan

pekerjaan tersebut, pengadaan barang/jasa tetap dilakukan dengan cara

pelelangan. Pemilihan Langsung, yaitu pengadaan barang/jasa, tanpa melalui

pelelangan dan hanya diikuti oleh penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat.

Pemilihan langsung dilakukan dengan cara membandingkan penawaran serta

negosiasi, baik secara teknis ataupun harga, sehingga diperoleh harga yang

wajar dan secara teknis bisa dipertanggungjawabkan. Penunjukan Langsung,

yaitu pelelangan barang/jasa dengan cara menunjuk langsung kepada satu

penyedia jasa / barang

2.6 Pengertian Pelelangan

Lelang adalah penjualan barang yang terbuka umum baik secara langsung

maupun media elektronik dengan cara penawaran harga secara lisan atau tertulis

yang didahului dengan usaha mengumpulkan peminat. Menurut Pasal 1

Peratusan Mentru Keuangan Nomor 150/PMK.00/2007 Tentang Perubahan atas

Peraturan Mentri Keuangan Nomor 40/PMK.07/2006 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Lelang, disebut lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk

umum dengan penawaran harga secara tertulis dana tau lisan yang semakin

meningkat atau menurun mencapai harga tertinggi yang didahului dengan

pengumuman lelang. (Wibowo, 2012)

Metode Penulaian Kualifikasi pelelangan terdiri atas 2 metode :

1. Metode Prakualifikasi

Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetisi dan kemampuan usaha

serta pemenuhan persyaratan terhadap perusahaan sebelum pemasukan dokumen

penawaran. Artinya hanya perusahaan yang memenuhi kualifikasi yang dapat

memasukan penawaran. Metode ini dilaksanakan untuk pelelangan yang bersifat

kompleks (termasuk pelelangan diatas 50M)

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

31

2. Metode Pascakualifikasi

Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan

usaha serta pemenuhan persyaratan terhadap perusahaan setelah pemasukan

dokumen penawaran. Pada umumnya, prinsip pelelangan menggunakan proses ini

(kecuali jasa konsultansi yang wajib menggunakan prakualifikasi). Bahkan untuk

pelelangan umum untuk pengadaan barang atau jasa pemborongan atau jasa

lainnya, sifatnya adalah wajib (kecuali yang bernilai diatas 50M).

Dalam pelelangan pekerjaan konstruksi terdapat macam-macam proses

lelang. Cara pemilihan penyedia barang atau jasa tergantung dari jenis barang, jasa

atau pekerjaan yang akan dikerjakan sebagai berikut :

Jenis Barang/JasaBarang

Pekerjaan

Konstruksi

Jasa

Konsultasi

Jasa

LainnyaCara Pemilihan Penyedia

1 Pelelangan Umum V V V

2 Pelelangan Terbatas V V

3 Pelelangan Sederhana V V

4 Pemilihan Langsung V

5 Seleksi Umum V

6 Seleksi Sederhana V

7 Penunjukan Langsung V V V V

8 Pengadaan Langsung V V V V

9 Kontes V

10 Sayembara V V

2.7 Tahapan Pelelangan Pekerjaan Konstruksi Berdasarkan Perpres No. 16 Tahun

2018

Dalam PERPRES NO. 16 Tahun 2018 menunjukkan keinginan

pemerintah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pengadaan barang atau

jasa pemerintah dalam rangka percepatan pelaksanaan anggaran belanja negara.

Kemudahan tersebut berupa penyederhanaan persyaratan dalam mengikuti

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

32

proses tender dimana peserta tender tidak lagi di wajibkan memiliki laporan

bulanan pajak (PPH dan PPN) dan dalam pengajuan penawaran tidak lagi

disyaratkan perlunya jaminan penawaran.

Menurut pasal 1 Peraturan Kementrian Keuangan nomor

40/PMK.07/2006, Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum

dengan penawaran harga secara tertulis dana tau lisan yang semakin meningkat

atau untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang.

Dalam pelelangan pekerjaan konstruksi terdapat macam-macam proses

lelang. Proses lelang ini bertujuan untuk mendapatkan penyedia barang/jasa yang

sesuai dengan syarat dan kualifikasi yang ditetapkan. Dalam hal pemilihan ini

penyedia harus melalui proses dan prosedur lelang/seleksi tahapan yang harus

dilalui untuk pemilihan penyedia barang / jasa secara garis besar adalah sebagai

berikut :

1. Tender

Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya (Pasal 1 Ayat 36 Perpres No. 16 Tahun 2018)

2. Seleksi

Seleksi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Jasa Konsultasi

(Pasal 1 Ayat 37 Perpres No. 16 Tahun 2018)

3. Tender/Seleksi Internasional

Tender/Seleksi Internasional adalah pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan

peserta pemilihan dapat berasal dari pelaku usaha nasional dan pelaku usaha asing

(Pasal 1 Ayat 38 Perpres No. 16 Tahun 2018)

4. Penunjukan Langsung

Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultasi/Jasa Lainnya dalam keadaan tertentu

(Pasal 1 Ayat 39 Perpres No. 16 Tahun 2018)

5. Pengadaan Langsung Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

Pengadaan Langsung Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya adalah metode

pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

33

yang bernilai paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) (Pasal 1 Ayat

40 Perpres No. 16 Tahun 2018)

6. Pengadaan Langsung Jasa Konsultasi

Pengadaan Langsung Jasa Konsultasi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan

Penyedia Jasa Konsultasi yang bernilai paling banyak Rp 100.000.000,00 (serratus

juta rupiah)

2.8 Proses Tender

Suatu proyek konstruksi yang akan dibangun akan dibuka proses tender dimana

pengumumannya akan diumumkan melalui internet, koran, maupun rekan-rekan

owner. Dalam hal pemilihan ini penyedia harus melalui proses dan prosedur

lelang/seleksi tahap yang harus dilalui untuk penyedia barang atau jasa secara garis

besar adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Dokumen Lelang

Penyusunan dokumen lelang perlu ditetapkan rencana kerja dan syarat-syarat

pengadaan jasa konstruksi termasuk syarat-syarat lelang, tata cara penilaian serta

pemikiran biaya bangunan tersebut (OE). Dokumen lelang ini mencerminkan keinginan

pemilih dalam rangka memiliih dan mendapatkan kontraktor yang dianggap mampu

untuk diserahi tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan implementasi fisik

proyek.

2. Pengumuman Lelang

Merupakan pemberitahuan kepada masyarakat dan para penyedia barang atau jasa akan

adanya lelang dengan maksut menghimpun peminat lelang dan pemberitahuan kepada

pihak yang berkepentingan. Pengumuman lelang dilakukan setelah mendapat kepastian

tempat, hari, tanggal, dan jam lelang dikantor lelang.

3. Pendaftaran Peserta

Merupakan proses memasukan minat untuk mengikuti lelang dengan melihat syarat dan

kualifikasi penyedia barang atau jasa yang ditetapkan untuk mengikuti lelang pekerjaan

tersebut.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

34

4. Pengambilan Dokumen Lelang

Merupakan pengambilan dokumen-dokumen yang ada pada lelang pekerjaan tersebut.

Dokumen ini berisi gambar kerja sebagai acuan dasar perhitungan volume dan BOQ yang

memuat spesifikasi pekerjaan, material yang ditetapkan.

5. Penyusunan Berita Acara

Merupakan pembuatan kesepakatan-kesepakatan yang ditetapkan oleh penyelenggara

lelang.

6. Penjelasan Dokumen Lelang dan Perubahannya

Merupakan penjelasan dokumen-dokumen yang dianggap kurang jelas dalam

pelaksanaan pakerjaan dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam gambar kerja.

7. Pemasukan Dokumen Penawaran

Merupakan memasukkan penawaran keseluruhan harga pekerjaan tersebut yang

didasarkan sebagai volume harga satuan dan analisa gambar kerja yang ditetapkan.

8. Pembukaan Penawaran

Pada tahapan ini merupakan tahapan awal dari penyelenggara untuk mengumumkan total

seluruh biaya sebelum kontraktor melakukan penawaran, ada batasan-batasan harga yang

sudah ditentukan.

9. Evaluasi Penawaran Termasuk Evaluasi Kualifikasi

Evaluasi dilakukan setelah dari pihak penyedia barang atau jasa memasukkan dokumen

penawaran, pihak panitia lelang akan menentukan beberapa penyedia jasa yang

memenuhi ketentuan yang ada.

10. Penetapan Pemenang

Penetapan lelang dilakukan oleh panitia lelang setelah pengecekan dokumen administrasi

pada tiap-tiap penyedia barang atau jasa yang telah mengikuti dan memasukkan dokumen

penawaran.

11. Pengumuman Pemenang

Pemenang lelang adalah hak mutlak dari panitia lelang, sehingga tidak bisa diganggu

gugat kecuali ada sanggahan yang kuat dari pihak lain, sebagai bukti untuk pemenang

lelang. Pemenang lelang disini harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan

oleh pemilik proyek.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Repository USM

35

12. Masa Sanggah, Klarifikasi dan Negosiasi

Masa sanggah dilakukan ketika ada keputusan yang jenggal dari pihak panitia lelang,

karna pada masa sanggah ini kandidat nomer 2 3 dan 4 berhak untuk mencari celah

pemenang sehingga nantinya pengumuman dan pemenang bisa diubah, masa sanggah ada

batasan waktu tertentu.

13. Penunjukan Pemenang Penyedia Barang dan Jasa

Telah beberapa tahap dilalui dan masa sanggah juga sudah terlaksana maka secara resmi

panitia lelang mengumumkan pemenang lelang dan ditahap ini keputusan tidak bisa

diubah.

14. Penandatanganan Kontrak

Penyedia barang atau jasa menjadi pemenang akan melakukan penandatanganan kontrak

pekerjaaan yang bersanguktan.