bab ii , tinjauan pustaka neurofibroma

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi,Fisiologi dan Histologi Sistem Syaraf Manusia Sistem Syaraf umumnya mengatur kegiatan tubuh yang cepat, seperti kontraksi otot, peristiwa viseral yang berubah dengan cepat. Sistem syaraf bersifat khas dalam hal kerumitan tindakan pengaturan yang dilakukanya. Sistem syaraf menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ sensoris dan kemudian mengintegerasikanya untuk menentukan reaksi yang harus dilakukan oleh tubuh. (Guyton,1987) Susunan Syaraf manusia merupakan sistem yang paling kompleks di dalam tubuh manusia dan dibentuk oleh jaring jaring yang tersusun lebih dari 100 juta sel syaraf(neuron), dan ditunjang oleh sel glia dengan jumlah yang lebih besar. Setiap neuron rata-rata memiliki sekurangnya seribu hubungan dengan neuron lain, dan membentuk sistem yang sangat kompleks untuk berkomunikasi (Luiz dan Jose,2002) Unit struktural sistem syaraf adalah sebuah sel syaraf atau neuron. Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomis dan fungsional system saraf. 4

Upload: randa-dp

Post on 26-Dec-2015

148 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

yi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi,Fisiologi dan Histologi Sistem Syaraf Manusia

Sistem Syaraf umumnya mengatur kegiatan tubuh yang cepat, seperti

kontraksi otot, peristiwa viseral yang berubah dengan cepat. Sistem syaraf bersifat

khas dalam hal kerumitan tindakan pengaturan yang dilakukanya. Sistem syaraf

menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ sensoris dan kemudian

mengintegerasikanya untuk menentukan reaksi yang harus dilakukan oleh tubuh.

(Guyton,1987)

Susunan Syaraf manusia merupakan sistem yang paling kompleks di

dalam tubuh manusia dan dibentuk oleh jaring jaring yang tersusun lebih dari 100

juta sel syaraf(neuron), dan ditunjang oleh sel glia dengan jumlah yang lebih

besar. Setiap neuron rata-rata memiliki sekurangnya seribu hubungan dengan

neuron lain, dan membentuk sistem yang sangat kompleks untuk berkomunikasi

(Luiz dan Jose,2002)

Unit struktural sistem syaraf adalah sebuah sel syaraf atau neuron. Neuron

adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomis dan fungsional system saraf.

Sebuah neuron (sel saraf) biasanya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : Badan

Sel, Dendrit(taju-taju) dan Akson.(Charles dan John,2010)

Badan sel

Badan sel, yang disebut juga perikarion, adalah bagian neuron

yang mengandung inti dan sitoplasma di sekelilingnya, dan tidak

mencakup cabang cabang sel. Badan sel merupakan tempat pusat trofik,

meskipun struktur ini juga menerima impuls. Perikarion di kebanyakan

neuron menerima sejumlah besar ujung syaraf yang membawa stimulus

4

Page 2: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

5

eksitatorik atau inhibitorik yang datang dari sel syaraf lain (Luiz dan

Jose,2002)

Dendrit

Dendrit adalah perluasan saraf dari badan sel. Dendrit adalah

bagian neuron yang menerima stimulasi dari saraf lain. Setiap neuron

memiliki banyak cabang dendrit. Eksitasi neuron biasanya berawal di

dendrit.Dendrit membawa eksitasinya ke segmen yang berdekatan, yaitu

badan sel. (Corwin,2009)

Dendrit umumnya pendek dan bercabang cabang mirip pohon.

Dendrit menerima banyak sinaps dan merupakan tempat penerimaan

sinyal dan pemerosesan utama di neuron. Kebanyakan sel syaraf memiliki

banyak dendrit, yang memperluas daerah penerimaan sel. Percabangan

dendrit memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan mengintegrasi

sejumlah besar akson terminal dari sel syaraf lain. (Luiz dan Jose, 2002)

Akson

Tonjolan dari badan sel adalah akson,bagian pangkalnya disebut

segmen inisial atau zona pemicu. Akson adalah serabut panjang tempat

melewatnya sinyal listrik yang di mulai di dendrit dan badan sel. Akson

mentransmisikan sinyal awal ke neuron lain , otot atau kelenjar.

Percabangan batang utama akson dapat berupa serabut kolateral multipel.

Serabut kolateral menyampaikan informasi ke banyak sel lain yang saling

berhubungan, dengan meningkatkan pengaruh neuron di sepanjang sistem

saraf. Di sepanjang akson, protein kontraktil dan mikrotubulus

mengangkut zat yang dihasilkan badan sel.(Luiz dan Jose, 2002)

Kebanyakan neuron hanya memiliki satu akson tetapi ada sejumlah

kecil yang tak mempunyai akson sama sekali. Sebuah akson merupakan

cabang silindris dengan panjang dan diameter yang bervariasi, sesuai jenis

neuronya. Meskipun ada neuron dengan akson pendek, akson umumnya

Page 3: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

6

berukuran panjang.Misalnya akson sel motorik di medulla spinalis yang

mempersarafi otot kaki harus memiliki panjang sampai 100 cm(sekitar 40

inci).Semua akson berasal dari daerah berbentuk piramida pendek, yaitu

muara akson, yang umumnya muncul dari perikarion.(Luiz dan Jose,2002)

Akson berbentuk prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih

panjang dari dendrit.Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke

neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar), atau ke badan sel neuron

yang menjadi asal akson. Akson berasal dari badan sel pada hillock akson,

yaitu regio yang tidak mengandung badan niasi.

Panjang akson berukuran sekitar 1mm sampai 1m lebih (1mm:

0,04 inci; 1m: 3,28 kaki).Di bagian ujungnya sebuah akson dapat

bercabang banyak.Percabangan akhir memiliki suatu pembesaran yang

disebut kenop ainaptik, terminaal presinaptik, atau terminal bouton. Sisi

percabangan(kolateral), yang berujung pada akhir yang sama dengan

pembesaran, dapat terjadi di sisi distal (Ethel,2004)

Gambar 1 Anatomi dari neuron

Page 4: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

7

Gambar 2 Histologi Sistem Saraf tepi

2.2. Neurofibroma

Neurofibroma adalah Neoplasma jinak yang tumbuh lambat yang terjadi

berhubungan dengan batang syaraf besar dan di jaringan perifer seperti kulit, yang

merupakan tempat neurofibroma ini tumbuh dari syaraf yang sangat kecil. Secara

klinis neurofibroma muncul sebagai massa jaringan lunak. Neurofibroma sering

disertai dengan nyeri.(Clive dan Parakrama,2005)

Neurofibroma dibagi menjadi 2 tipe ,yaitu tipe 1 (NF-1, Penyakit von

Recklinghausen) yang mana organ target utamanya adalah sistem saraf perifer,

sistem saraf pusat (SSP), kulit, dan hampir tersebar luas dan tipe 2 (NF-2,

sebelumnya dikenal sebagai NF akustik bilateral atau neurofibroma sentral) yang

mana kondisi medis yang ditandai dengan terbentuknya tumor saraf pada sistem

saraf pusat dan sumsum tulang belakang, kondisi ini bersifat herediter

(WHO,1992)

Page 5: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

8

2.2.1 NF-1 (Von Recklinghousen)

i. Definisi

Neurofibromastosis terjadi setelah mutasi pada kromosom neurofibromin

17q11.2. Neurofibromin adalah tumor supresor gen yang berfungsi untuk

menghambat onkoprotein p21 ras. Dalam tidak adanya kontrol penghambatan ini

supresor tumor pada onkoprotein ras,. Proliferasi seluler tidak menentu dan tidak

terkendali, yang mengakibatkan proliferasi seluler tidak seimbang dan

perkembangan tumor. (Kumar dkk, 2010)

Neufibroma tipe 1 disebabkan oleh mutasi pada gen Neurofibroma tipe 1

yang mengkode protein yang disebut neurofibromin, yang berfungsi sebagai

penekan tumor.Kondisi ini mengikuti pola pewarisan dominan autosomal. Sekitar

50% dari kasus neurofibroma diwariskan dari orangtua. Sekitar 50% adalah

karena mutasi baru pada gen neurofibroma terjadi secara acak pada atau sekitar

konsepsi untuk alasan yang tidak diketahui (WHO,1993)

ii. Epidemiologi

Penderita NF di Afrika dilaporkan dari Madagaskar dan Zaire memiliki

total 588 kasus yang mana 166 kasus mengalami kematian. Di tahun sebelumnya

(1992) di Madagaskar di laporkan 198 kasus yang mana 26 diantaranya

mengalami kematian. (WHO,1993)

Penderita NF di Amerika dilaporkan memiliki total 158 kasus yang mana

6 kasus mengalami kematian. Laporan ini di dapat dari 3 negara Brazil (28 kasus),

(Peru 124 kasus 4 meninggal) dan USA (13 kasus, 2 meninggal). (WHO,1993)

Penderita NF di Asia dilaporkan dari 4 negara : China,Mongolia, Vietnam

dan Myanmar denga total 1012 kasus yang mana 26 mengalami kematian. Di

China dilaporkan ada 35 kasus yang mana 6 mengalami kematian. Di Mongolia

ditemukan 12 kasus yang mana 2 penderita mengalami kematian. Di Myanmar

ditemukan 528 kasus yang mana 3 mengalami kematian. DI Vietnam Ditemukan

437 kasus yang mana 13 diantaranya mengalami kematian (WHO,1993)

Page 6: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

9

Penderita Neurofibroma di Indonesia pernah diteliti Sulawesi barat,

tepatnya di Puskesmas Kebun sari, dilaporkan ada 13 kasus pada tanggal 22-27

Februari 2008 (Dinkes Sulbar, 2008)

Usia tersering pada saat diagnosis Neurofibroma antara 20-30 tahun.

Penyakit ini merupakan neoplasma jinak yang paling sering terjadi pada dewasa

muda dan dewasa tua. (Geschikter,1949). Rasio Kekerapan antara laki –laki dan

perempuan 3 berbanding 2 (Afolayan dkk, 2005)

iii. Etiologi dan Faktor Resiko

Neurofibroma terjadi akibat adanya cacat genetik, di mana Neurofibroma

tipe 1 dan Neurofibroma tipe 2 terjadi sebagai akibat dari cacat pada gen yang

berbeda. Neurofibroma tipe 1 disebabkan oleh mutasi pada gen yang terletak

dikromosom 17. Hal ini terjadi setelah mutasi pada kromosom neurofibromin

17q11.2. (WHO,1992)

Penderita NF kebanyakan mendapatkan penyakit ini dari faktor keturunan

(dari kedua orangtuanya), namun sekitar 30% kasus ternyata penderita NF tidak

memiliki orang tua atau riwayat keluarga yang memiliki penyakit NF pula.

Artinya penyakit ini mereka dapatkan karena tubuh mereka mengalami mutasi gen

secara individual dan tidak selalu bawaan lahir. Tetapi tetap saja mereka yang

menderita NF akibat mutasi gen individual, bisa menurunkan penyakit ini pada

keturunannya kelak. (WHO,1992)

Para ahli juga menunjukkan bahwa ada beberapa faktor Resiko yang dapat

memicu Sel Schwann normal untuk mengubah bentuk mereka , sehingga kejadian

NF-1 meningkat. faktor-faktor ini meliputi:

Sebuah operasi baru atau trauma yang mempengaruhi sistem saraf

perifer

Merokok dan konsumsi alkohol meningkat

Ada penyakit dan infeksi

Sebagai efek samping dari beberapa obat

Racun bahan kimia di lingkungan

Page 7: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

10

Sebuah gaya hidup stres Gejala-gejala penyakit Tanda-tanda dan gejala

dari kondisi ini biasanya dicatat pada kulit. Orang mungkin merasa

gatal sebuah, terbakar, atau kesemutan sensasi. Ada juga pigmentasi

tidak biasa pada kulit, yang akhirnya dapat berkembang menjadi

makula. Orang juga dapat mencatat bintik-bintik muncul di ketiak nya.

(Arsad,2008)

iv. Patogenesis

Pada dasarnya Neurofibroma di pengaruhi oleh faktor predisposisi seperti

genetik,operasi SSP, terpapar unsur radio aktif (sinar x, gamma,ultraviolet),

keracunan bahan kimia (Insektida dan obat), dan terkena mikroorganisme virus

yang merubah sistem DNA kromosom 17 sehingga terjadi mutasi. (Arsad,2008)

Gen NF 1 berada pada letak 17q11.2. Gen NF1 terletak di panjang (q)

lengan kromosom pada posisi 11.2.(GRH,2014)

Neurofibromin bertindak sebagai protein penekan tumor. Penekan tumor

biasanya mencegah sel-sel tumbuh dan membelah terlalu cepat dan tidak

terkendali. Protein ini muncul untuk mencegah pertumbuhan berlebih sel dengan

mematikan protein lain (disebut ras) yang merangsang pertumbuhan dan

pembelahan sel. Fungsi potensial lainnya untuk neurofibromin masih berada di

dalam penyelidikan.(GRH,2014)

NF-1 terjadi setelah mutasi pada kromosom neurofibromin 17q11.2.

Neurofibromin yang merupakan tumor supresor gen yang berfungsi untuk

menghambat onkoprotein p21 ras mengalami mutasi. Dalam tidak adanya kontrol

penghambatan ini supresor tumor pada onkoprotein ras,. Proliferasi seluler tidak

menentu dan tidak terkendali, yang mengakibatkan proliferasi seluler tidak

seimbang dan perkembangan tumor. Pelan pelan tumor itu tumbuh dari hanya

berjumlah sedikit hingga tumornya makin banyak dan dari berbentuk kecil hingga

besar (WHO,1992)

Page 8: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

11

Pada dewasa muda dan dewasa tua, Neurofibroma akan sering ditemukan

karena proliferasi seluler sehingga tampak jelas perkembangan tumor

Neurofibroma di daerah yang terkena (WHO,1992)

Neufibroma tipe 1 disebabkan oleh mutasi pada gen Neurofibroma tipe 1

yang mengkode protein yang disebut neurofibromin, yang berfungsi sebagai

penekan tumor.Kondisi ini mengikuti pola pewarisan dominan autosomal.

(WHO,1992)

v. Manifestasi Klinis

Pada dasarnya ada 4 jenis neurofibroma ditemukan di Neurofibroma tipe

1, yaitu

Cutaneous: dangkal, lembut tombol-seperti tumor tanpa potensi ganas

Subkutan: tumor di dermis yang dapat menyebabkan nyeri lokal atau

nyeri

Nodular plexiform: jaringan besar tumor yang melibatkan akar saraf

dorsal

Diffuse plexiform: invasif tumor yang mungkin melibatkan semua

lapisan pembuluh kulit, otot, tulang dan pembuluh darah

(Kumar dkk,2010)

Neurofibroma tipe 1 (penyakit von Recklinghausen), ditandai dengan adanya

(minimal ada 2 manifestasi klinis berikut) :

6 atau lebih café-au-lait spot (didefinisikan berbentuk oval patch

coklat muda lebih besar dari diameter 0.5cm)

>5 mm prepuberitas

>15 mm postpuberitas

(WHO,1992)

vi. Gambaran Makroskopik

Tumor biasanya terdapat di dermis dan menyebar ke jaringan subkutis,

tidak bersimpai

Page 9: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

12

Gambar 2

Cafe-au-lait spots

Beberapa neurofibroma (tumor pada, di bawah, atau menggantung

kulit)

Gambar 3

Neurofibroma

Freckling (di bawah ketiak dan daerah lipatan kulit seperti

selangkangan). Freckling biasanya tidak jelas pada saat lahir tetapi

sering muncul selama awal masa kanak-kanak

Gambar 4

Freckles in skin

Page 10: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

13

Lisch nodul (tumor kecil pada iris mata)

Gambar 5

Lisch nodules in iris

Optic Glioma (terdeteksi memlalui pemeriksaan MRI)

(WHO,1992)

vii. Gambaran Mikroskopik

Gambaran Neurofibroma bervariasi. Umumnya terdiri dari jaringan ikat

halus yang terjalin seperti serabut syaraf. Inti sel tumor tampak memanjang dan

melengkung (seperti tanda koma), tersusun seperti pagar (pallisadering), karangan

bunga, lingkaran, pusaran air.

Page 11: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

14

Gambar 6

viii. Diagnosis

Untuk mendiagnosis penderita Neurofibroma, harus memenuhi sebagian

besar kriteria berikut :

i. Dalam pemeriksaan di ruangan yang bercahaya ditemukan 5 cafe-

au-lait makula( diameter diatas 5 mm ) jika penderita prepubertas

atau 6 cafe-au lait jika penderita post pubertas

ii. Berdasarkan riwayat terdapat 2 atau lebih jenis neurofibroma atau

terdapat 1 neurofibroma plexiform.

iii. Ditemukan multipel frackles di daerah axilla

iv. Ditemukan optic nerve glioma

v. Tampak bungkuk bawaan atau penipisan korteks tulang dengan

atau tanpa pseudoarthrosis

vi. Ditemukan dua ata lebih Lisch nodul di pemeriksaan slit lamp

vii. Ada riwayat orang tua atau saudara menderita NF 1 atau salah satu

dari kriteria diatas

(Dermatol,2008)

ix. Penatalaksanaan

Karena tidak ada obat untuk neurofibroma ini, satu-satunya terapi untuk

pasien dengan neurofibroma adalah sebuah program pengobatan oleh tim spesialis

untuk mengelola gejala atau komplikasi. Pembedahan mungkin diperlukan ketika

Page 12: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

15

tumor mengkompres organ atau struktur lainnya. Kurang dari 10% orang dengan

neurofibromatosis berkembang menjadi kanker. Dalam kasus-kasus, kemoterapi

mungkin bisa berhasil (WHO,1992)

Setelah diagnosis, semua aspek klinis harus dievaluasi dan diobati (jika

perlu) untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.

Untuk mencegah komplikasi, mengurangi komorbiditas dan meningkatkan

kualitas hidup dan pemeriksaan fisik yang diperlukan. Pasien harus diperiksa oleh

Seorang ahli saraf untuk memberikan informasi mengenai perubahan

status neurologis

Seorang ahli bedah saraf untuk mengidentifikasi dan mengobati tulang

belakang atau tumor otak.

Opthalmologist untuk mendapatkan ketajaman informasi mengenai

visual, cacat bidang atau penampilan dari nodul lisch.

Ahli ortopedi untuk mengevaluasi kelainan terkait tulang.

Tekanan darah harus sering diperiksa dan hipertensi harus segera diobati

jika terdeteksi.Setiap perubahan yang mungkin terjadi dalam pemeriksaan sensoris

atau motoris (seperti inkontinensia) harus didokumentasikan dan dievaluasi

dengan hati-hati. (WHO,1992)

Untuk mengobati tumor ganas sheat perifer saraf (MPNSTs) yang

unresecable kemoterapi dapat digunakan (Misalnya transferase farnesyl digunakan

dalam kombinasi dengan lovastatin mengurangi pertumbuhan MPNSTs).

Pembedahan dapat berguna untuk reseksi Neurofibroma bahwa pers pada struktur

vital, menghalangi visi, atau untuk reseksi neurofibroma plexiform yang

pendekatan bedah bisa sulit dan dalam kebanyakan kasus tidak memuaskan

karena kekambuhan karena koleksi sel dalam jaringan lunak. (NHS,2013)

Pengobatan glioma optik bermasalah karena mereka biasanya tanpa gejala

klinis dan stabil atau hanya sangat progresif lambat. Intervensi ortopedi dapat

diindikasikan untuk scoliosis progresif cepat dan cacat tulang yang parah. Pasien

hipertensi dengan stenosis arteri ginjal bisa memerlukan reseksi bedah dan

Page 13: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

16

perbaikan atau angioplasti. Konsultasi Operasi plastik disarankan untuk bidang

yang menjadi perhatian kosmetik besar (NIH,2014).

MRI untuk tindak lanjut dari tumor intrakranial klinis dicurigai dan tumor

internal lainnya. Tidak ada pembatasan aktivitas yang diperlukan, kecuali bagi

seorang individu dengan masalah ortopedi yang spesifik. (NIH,2014)

2.2.2 NF-2 (NF akustik bilateral atau neurofibroma sentral)

i. Definisi NF-2

NF-2 terjadi setelah mutasi pada kromosom 22q12 . Jenis

neurofibromatosis yang lebih jarang adalah neurofibromatosis jenis 2, dimana

terjadi pertumbuhan tumor di telinga bagian dalam (neuroma akustik) yang dapat

menyebabkan tuli dan vertigo pada penderita. (WHO,1992)

ii. Epidemiologi

Penderita NF di Afrika dilaporkan dari Madagaskar dan Zaire memiliki

total 588 kasus yang mana 166 kasus mengalami kematian. Di tahun sebelumnya

(1992) di Madagaskar di laporkan 198 kasus yang mana 26 diantaranya

mengalami kematian. (WHO,1993)

Penderita NF di Amerika dilaporkan memiliki total 158 kasus yang mana

6 kasus mengalami kematian. Laporan ini di dapat dari 3 negara Brazil (28 kasus),

(Peru 124 kasus 4 meninggal) dan USA (13 kasus, 2 meninggal). (WHO,1993)

Penderita NF di Asia dilaporkan dari 4 negara : China,Mongolia, Vietnam

dan Myanmar denga total 1012 kasus yang mana 26 mengalami kematian. Di

China dilaporkan ada 35 kasus yang mana 6 mengalami kematian. Di Mongolia

ditemukan 12 kasus yang mana 2 penderita mengalami kematian. Di Myanmar

ditemukan 528 kasus yang mana 3 mengalami kematian. DI Vietnam Ditemukan

437 kasus yang mana 13 diantaranya mengalami kematian (WHO,1993)

Gangguan ini dapat mempengaruhi semua ras, semua kelompok etnis dan

jenis kelamin masing-masing dengan probabilitas yang sama. NFM tipe II

"Sindrom MISME" memiliki kejadian 1:40.000.(WHO,1993)

Page 14: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

17

iii. Etiologi dan Faktor Resiko

Neurofibroma terjadi akibat adanya cacat genetik, di mana Neurofibroma

tipe 1 dan Neurofibroma tipe 2 terjadi sebagai akibat dari cacat pada gen yang

berbeda. Neurofibroma tipe 2 disebabkan oleh mutasi pada gen yang terletak

dikromosom 22. Hal ini terjadi setelah mutasi pada kromosom neurofibromin

22q12 (WHO,1993)

Penderita NF kebanyakan mendapatkan penyakit ini dari faktor keturunan

(dari kedua orangtuanya), namun sekitar 30% kasus ternyata penderita NF tidak

memiliki orang tua atau riwayat keluarga yang memiliki penyakit NF pula.

Artinya penyakit ini mereka dapatkan karena tubuh mereka mengalami mutasi gen

secara individual dan tidak selalu bawaan lahir. Tetapi tetap saja mereka yang

menderita NF akibat mutasi gen individual, bisa menurunkan penyakit ini pada

keturunannya kelak.(WHO,1993)

iv. Patogenesis

Pada dasarnya Neurofibroma di pengaruhi oleh faktor predisposisi seperti

genetik,operasi SSP, terpapar unsur radio aktif (sinar x, gamma,ultraviolet),

keracunan bahan kimia (Insektida dan obat), dan terkena mikroorganisme virus

yang merubah sistem DNA kromosom 22 sehingga terjadi mutasi. (Arsad,2008)

Neurofibroma tipe 2 disebabkan oleh mutasi pada gen Neurofibroma tipe 2

(kromosom 22) yang mengatur produksi merlin/schwnnomin protein yang

berfungsi sebagai penekan tumor. (WHO,1993)

Gen yang terkena tepatnya terletak di panjang (q) lengan kromosom 22

pada posisi 12.2. Lebih tepatnya, gen NF2 terletak dari basis pasangan 29.603.555

ke basis pasangan 29.698.599 pada kromosom 22.(GHR,2014)

Merlin dalah sebuah protein sitoskeletal yang dapat mengontrol proliferasi

sel dengan mengatur reseptor sel permukaan yang jumlahnya banyak

dan selalu mengalami pergantian. Pembentukan Neurofibroma akustik

membutuhkan dua tiruan gen merlin. Satu saja gen merlin yang berfungsi dapat

Page 15: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

18

mencegah terjadinya Neurofibroma Akustik. Mutasi somatik pada kedua tiruan

gen menyebabkan Neurofibroms yang sporadik. Kemungkinan adanya dua gen

mutasi pada satu tempat, diprediksi dapat menyebabkan Neurofibroma unilateral

pada dekade ke-4 sampai ke 6 dalam kehidupan seseorang.(Januz,2003)

Merlin berperan dalam mengontrol bentuk sel, gerakan sel, dan

komunikasi antar sel. Untuk melaksanakan tugas-tugas ini, merlin berhubungan

dengan kerangka internal yang mendukung sel (sitoskeleton). Merlin juga

berfungsi sebagai protein penekan tumor, yang mencegah sel-sel tumbuh dan

membelah terlalu cepat atau dengan cara yang tidak terkendali.(GHR,2014)

Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya merlin memungkinkan sel,

terutama sel-sel Schwann, untuk memperbanyak terlalu sering dan membentuk

tumor . Tumor yang paling umum di neurofibromatosis tipe 2 schwannomas

vestibular, yang berkembang sepanjang saraf yang membawa informasi dari

telinga bagian dalam ke otak. Tumor lain yang mempengaruhi sistem saraf juga

terjadi pada orang dengan kondisi ini.(GHR,2014)

Kondisi ini mengikuti pola pewarisan dominan autosomal. Sekitar 50%

dari kasus Neurofibroma tipe 2 diwariskan dan sekitar 50% adalah karena mutasi

baru pada gen NF2. (WHO,1993)

v. Manifestasi Klinis

Neurofibroma tipe 2 juga dikenal sebagai neurofibromatosis akustik

bilateral, ditandai dengan beberapa tumor dan lesi pada otak dan sumsum tulang

belakang. Tumor yang tumbuh pada saraf pendengaran yang menyebabkan

gangguan pendengaran yang biasanya merupakan gejala pertama

penyakit. Seringkali hal ini tidak jelas sampai akhir remaja atau awal 20-an.

(WHO,1992)

Neurofibroma tipe 2 tumbuh di dalam kanalis auditorik internal yang

kemudian meluas ke daerah sudut serebelopontin ,sehingga dapat mengenai

nervus VIII.Gejala yang paling sering ditemukan adalah hilangnya pendengaran

pada satu telinga. Dengan bertambahnya ukuran tumor, dapat menimbulkan gejala

Page 16: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

19

gejala kompresi struktur penting lain di sekitarnya, seperti saraf kranial yang

berdekatan, serebelum dan batang otak (Arthur,2009)

vi. Gambaran Makroskopik

Tumor biasanya terletak di nervus Vestibuloklearis dan ada beberapa lesi

pada otak dan sumsum tulang belakang

Gambar 7

vii. Gambaran Mikroskopik

Tumor tidak berkapsul yang merupakan syaraf membesar dan tumor

terdiri atas campuran campuran sel schwann dan fibroblas serta mengandung

akson

Page 17: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

20

Gambar 8

viii. Diagnosis

i. Pada pemeriksaan CT scan atau MRI didapatkan massa yang

konsisten di saluran daerah bilateral internal telinga

ii. Kadang ditemukan tumor di daerah intracranial, atau tumor di

sumsum tulang belakang

iii. Kadang ditemukan neurofibroma jenis plexiform

iv. Ada riwayat orang tua atau saudara menderita NF 1 atau salah satu

dari kriteria diatas

(WHO,1992)

ix. Penatalaksanaan

Ada beberapa teknik bedah yang berbeda untuk memperbaiki

neurofibroma akustik. Pemilihan terapi ditentukan oleh ukuran tumor,

kemampuan mendengar, dan kondisi klinis umum pasien.

1. Pendekatan retrosigmoid menawarkan beberapa kesempatan untuk

mempertahankan pendengaran.

2. Pendekatan translabyrinthine akan menghilangkan pendengaran,

tetapi biasanya akan mengobati saraf wajah.

Page 18: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

21

3. Pendekatan fossa tengah lebih disukai untuk tumor kecil, dan

menawarkan probabilitas tertinggi retensi pendengaran dan fungsi

vestibular. (WHO,1993)

Tumor yang lebih besar dapat diobati dengan baik pendekatan

translabyrinthine atau pendekatan retrosigmoid, tergantung pada pengalaman dari

tim bedah. Dengan tumor besar, kesempatan mendengar pelestarian kecil dengan

pendekatan apapun. Ketika mendengar sudah semakin parah pendekatan

translabyrinthine mungkin digunakan dan bahkan bisa untuk tumor kecil. Ketika

tumor pada posisi lateral pada pasien dengan pendengaran yang baik harus

memiliki pendekatan fossa tengah. Ketika lokasi tumor lebih medial pendekatan

retrosigmoid mungkin lebih baik. (WHO,1993)

x. Perbedaan NF-1 dan NF-2

tabel 1

Variable

Inheritance

Penetrance

Incidence

Prevalence

Features

Gene

Protein

Function

Neurofibromatosis type 1

Autosomal dominant

Complete

1/2000 to 1/4000

1/4000

Neurofibromas, cafe-au-

lait macules, learning

disabilities, skeletal

dysplasia

NF-1 chromosome

17q11.2

Neurofibromin

GTPase activating protein

Neurofibromatosis type 2

Autosomal dominant

Complete

1/40 000

1/100 000

Vestibular schwannomas,

other schwannomas,

meningiomas,

ependymomas, cataracts

NF-2 chromosome 22

Merlin or schwannomin

Cytoskeletal protein

(Clive and Parakrama 2005)

Page 19: BAB II , Tinjauan Pustaka neurofibroma

22

2.2.3 Kerangka Teori

`

Riwayat :

1. Orang tua (genetik)2. Operasi (SSP)3. Terpapar unsur radio aktif (sinar x,

gamma, ultraviolet)4. Keracunan bahan kimia (Insektida dan obat

)5. Terkena mikroorganisme virus yg merubah

sistem DNA kromosom 17 dan 22

Mutasi kromosom neurofibromin 17q11.2

Onkoprotein p21 ras tidak dihambat

Terjadi supressor tumor pada onkoprotein ras

Proliferasi seluler tidak terkendali

Tumor neurofibroma terbentuk

Perkembangan tumor tidak dihambat

Produksi merlin/schwanomin

Mutasi kromosom 22 q12