bab ii tinjauan pustaka - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/513/2/bab2.pdf · (material...
TRANSCRIPT
4
Universitas Islam Riau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cadangan
Cadangan adalah jumlah minyak bumi yang diharapkan untuk diperoleh
secara komersial dari akumulasi reservoir. Semua perkiraan cadangan melibatkan
beberapa tingkat ketidakpastian. Ketidakpastian tergantung terutama pada jumlah
data geologi dan teknik yang dapat diandalkan yang tersedia pada saat perkiraan
dan interpretasi data (SPE/WPC Reserves Definitios Approved, 1997).
Metode perhitungan untuk perkiraan cadangan minyak mula-mula dalam
reservoir, yang umum digunakan adalah analogi, volumetrik dan teknik peforma
(material balance dan decline curve analysis) (Garb dan G.L. Smith, 1987).
2.1.1 Metoda Volumetrik
Sebagai dasar untuk menghitung jumlah cadangan dengan menggunakan
metode volumetrik adalah data peta isopach , data log, analisis core dan data fluida
reservoir. Perhitungan volume batuan reservoir dengan menggunakan peta isopach
dibedakan menjadi dua persamaan, yaitu persamaan pyramidal dan trapezoidal
(Amyx et al, 1960).
Metode volumetrik digunakan sebelum ada data produksi dan data tekanan
yang memadai untuk digunakan metode teknik peforma. Meskipun metode
volumetrik yang paling banyak digunakan untuk memperkirakan cadangan, hasil
dari penggunaannya mungkin akan mengalami ketidakpastian cukup besar. Dengan
demikian direkomendasikan agar evaluator membandingkan cadangan yang
diperkirakan dengan metode volumetrik terhadap kinerja sumur dan reservoir
(Holstein, 2007)
Menurut Rukmana et al. (2010), apabila harga recovery factor telah diketahui
maka dapat diperkirakan jumlah cadangan minyak yang mungkin dapat
diproduksikan (Estimated Ultimated Recovery).
5
Universitas Islam Riau
2.1.2 Material Balance
Prinsip dari metode material balance ini didasarkan pada prinsip
kesetimbangan volumetrik yang menyatakan bahwa, persamaan fluida kumulatif
withdrawal reservoir adalah sama dengan kombinasi fluida yang berekpansi
(Ahmed, 2005).
Material balance adalah prosedur komputasi dimana sifat fluida dan riwayat
tekanan atau kinerja reservoir dirata-ratakan, sehingga memperlakukan reservoir
seolah-olah merupakan tangki. Simulasi komputer menggunakan prinsip
keseimbangan material, namun membagi-bagikan reservoir ke dalam banyak sel
atau gridblocks, dan bukan memperlakukannya sebagai tangki.. Untuk penggunaan
metode ini diperlukan kumulatif produksi 5-10% dari OOIP (Holstein, 2007).
Pengunaan sejarah produksi membuat metode ini menghasilkan perkiraan cadangan
yang lebih realistik dari metode volumetrik (Sustakoski dan Diana Morton
Thompson, 1992).
2.2 IPM Mbal Software
IPM menawarkan teknik yang murah serta efektif untuk menilai atau
menentukan dan mengoptimasi pengembangan lapangan, ini juga digunakan untuk
evaluasi dari berbagai skenario yang akan digunakan. IPM juga dapat digunakan
untuk mengubah manajemen peralatan untuk kondisi surface (Ageh, A. Adegoke
dan O.J. Uzoh).
Mbal software merupakan software buatan Petroleum Experts yang terdiri
dari beberapa program dan dirancang untuk memberikan pemahaman tentung
perilaku reservoir dan memprediksikannya dimasa yang akan datang (Mbal IPM-
Analytical Mbal Model Overview, 2010). Menurut Mbal IPM- Analytical Mbal
Model Overview (2010) program yang terdapat didalam software Mbal antara lain:
1. Material Balance
2. Monte Carlo Volumetrics
2. Reservoir Allocation
4. Decline Curve analysis
5. 1-D Model(Buckley-Leverett)
6
Universitas Islam Riau
6. Multi Layer(Relative Permeability Average)
7. Tight Gas type Curves
2.2.1 Mbal Material balance Software
Program material balance pada Mbal menggunakan model konseptual dari
kelakuan reservoir sebagai efek dari produksi fluida reservoir serta injeksi air
ataupun injeksi gas yang dilakukan. Persamaan material balance berdimensi
0, yang berarti bahwa reservoir yang dimodelkan berdasarkan pada model tangki
dan tidak memperhitungkan geometri suatu reservoir, daerah pengurasan dan
posisi sumur. Adapun asumsi yang diterapkan oleh material halance terhadap
reservoir. yaitu reservoir homogen, temperatur konstan, dan distribusi tekanan
serta saturasi seragam di semua titik reservoir (Mbal IPM- Analytical Mbal Model
Overview, 2010).
Menurut Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview (2010), prosedur
pembuatan model meservoir pada IPM-Mbal material balance software. Prosedur
pembuatan model reservoir yang direkomendasikan dalam melakukan penelitian
material halance adalah sebagai berikut:
1. Persiapan data yang meliputi
a. Data PVT.
b. Data special core analysis (scal).
c. Data reservoir dan aquifer.
d. Data sejarah produksi dan tekanan rata-rata reservoir.
2. Deskripsi model reservoir
3. Pengisian dan penyelerasan data PVT
4. Pengisian data model reservoir
5. Penyelarasan (history matching)
6. Simulasi
7
Universitas Islam Riau
2.2.1.1 Persiapan Data
1. Data PVT
Secara umum. data PVT yang dibutuhkan dalam penelitian material
balance adalah viskositas, faktor volume formasi dan kelarutan gas
dalam minyak.
2. Data SCAL
Data SCAL meliputi de-normalisasi kurva permeabilitas relative
minyak-air.
3. Data karakteristik reservoir dan aquifer
Data karakteristik reservoir yang digunakan pada penelitian material
balance meliputi data temperature dan tekanan mula-mula
reservoir, porositas, saturasi air mula-mula, OOlP.
4. Data Sejarah produksi dan tekanan rata-rata reservoir
Data sejarah tekanan reservoir rata-rata merupakan data perubahan
tekanan reservoir dari waktu ke waktu terhadap data kumulatif produksi.
2.2.1.2 Deskripsi Model Reservoir
Prosedur pembuatan model reservoir secara umum diawali dengan memilih
jenis pemodelan. Jenis pemodelan yang dipilih pada penelitian ini adalah material
balance. Kemudian memilih system option yang dibutuhkan.
Gambar 2.1 System options pada IPM Mbal software (Mbal IPM- Analytical
Mbal Model Overview, 2010)
8
Universitas Islam Riau
Deskripsi model ini meliputi :
1. Fluida reservoir : minyak, gas atau kondensat
2. Model tangki : tangki tunggal atau multi tangki
3. Model PVT : sederhana atau variabel
4. Sejarah produksi : berdasarkan sumur atau berdasarkan tangki
2.2.1.3 Pengisian dan Penyelarasan Data PVT
Pengisian Data PVT Berdasarkan ketersediaan data PVT, maka dilakukan
pengisian Oil - Black Oil Data Input. Teknik ini didasarkan pada nilai densitas dan
GOR.
Gambar 2.2 Data input oil-black oil
Menurut Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview (2010), data input
terbagi 2 yaitu, input parameter dan input field. Input parameter terdiri dari
formation GOR, oil gravity, gas gravity, water salinity, mole percent H2S, mole
CO2 dan N2. Input field terdiri dari separator dan correlations .
9
Universitas Islam Riau
Gambar 2.3 Parameter korelasi sifat fisik fluida (Mbal IPM- Analytical Mbal
Model Overview, 2010)
Menurut Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview (2010), matching atau
penyelarasan yang bertujuan untuk memodifikasi beberapa korelasi oil agar sesuai
dengan kondisi actual. Untuk penentuan Pb, Rs, dan Bo dapat menggunakan
korelasi Glaso, Standing, Lasaster, Vazquez-Begg, Petrosky et al, dan al marhoun,
sedangkan penentuan oil viscosity dapat menggunakan korelasi Beal et al, begs et
al, petrosky et al, egbogah et al, dan Bergmen-Sutton.
Korelasi yang dipilih adalah korelasi yang paling sedikit melakukan
modifikasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai parameter 1 dan 2 atau dengan melihat
nilai standar deviasi. Parameter 1 adalah pengali, sedangkan parameter 2 adalah
penggeser (shift). Nilai parameter 1 harus mendekati 1, sedangkan parameter 2
mendekati 0. Nilai standar deviasi yang terkecil menunjukkan penyimpangan
terkecil dari korelasi terhadap data actual (Mbal IPM- Analytical Mbal Model
Overview, 2010).
10
Universitas Islam Riau
2.2.1.4 Pengisian Data Model Reservoir
Pada tahap ini data yang akan di input meliputi data karakteristik reservoir,
special core analysis (SCAL), sejarah produksi, sejarah tekanan dan pengisian data
aquifer.
Gambar 2.4 Data input karakteristik reservoir Pada Sub-Menu Tank parameters
(Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview, 2010)
Tank Type ialah pilihan jenis fluida. Untuk model fluida Umum, pilihan ini
dapat digunakan untuk menentukan tangki sebagai minyak atau kondensat yang
didominasi. Ini akan mempengaruhi bagaimana data masukan ditentukan dan
menentukan fase pembasahan yang digunakan dalam perhitungan permeabilitas
relatif. Monitor Contacts digunakan ketika menghitung kedalaman kontak
minyak/air, gas/minyak, dan gas/air. Untuk gas coning water coning hanya
dilakukan bila perhitungan dengan multi layer (Mbal IPM- Analytical Mbal Model
Overview, 2010).
11
Universitas Islam Riau
Gambar 2.5 Data input permeablitas relatif minyak-air (Mbal IPM- Analytical
Mbal Model Overview, 2010)
Permeabilitas relatif ini digunakan untuk mendefinisikan; kro, dan krw, yang
kemudian digunakan untuk menentukan rasio mobilitas yang pada gilirannya
digunakan untuk mendefinisikan GOR, WC, dll. Untuk nilai water sweep eff dan
gas sweep eff hanya diisi ketika hendak menghitung WOC, GOC, dan GWO (Mbal
IPM- Analytical Mbal Model Overview, 2010).
12
Universitas Islam Riau
Gambar 2.6 Data input sejarah tekanan dan produksi (Mbal IPM- Analytical
Mbal Model Overview, 2010)
Menurut Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview (2010), data-data
yang dibutuhkan pada menu production history ialah :
1. Time
2. Reservoir Pressure
3. Cumulative Oil Produced
4. Cumulative Gas Produced
5. Cumulative Water Produced
6. Cumulative Gas Injected
7. Cumulative Water Injected
13
Universitas Islam Riau
Gambar 2.7 Data input aquifer (Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview,
2010)
Pemilihan model berdasarkan tergantung keadaan reservoir. Sebagai contoh
model Hurst-van Everdingen modified dan radial aquifer sistem, Penggunaan
model Hurst-van Everdingen modified merupakan model aquifer yang sangat
komplit dan sangat cocok digunakan pada MBAL software karena memiliki batasan
(boundary), model ini juga memperhitungkan perubahan tekanan terhadap waktu
dengan interpolasi linear, berbeda dengan model lain yang hanya
memperhitungkan perubahan tekanan secara konstan. Data-data aquifer ini akan di
regresi kembali untuk dilakukan history matching (Mbal IPM- Analytical Mbal
Model Overview, 2010).
14
Universitas Islam Riau
2.2.1.5 History Matching
Mbal menyediakan empat grafik terpisah untuk menentukan parameter
reservoir dan aquifer yang belum diketahui, yaitu:
1. Grafik analytical method
2. Grafik plot energi (drive mechanism)
3. Grafik(F-we) /Et terhadap F (Campbell plot), dll
4. Grafik Q(td) vs td Radial-aquifer
Grafik Analytical Method ini menggunakan regresi non-linier untuk
membantu memperkirakan parameter-parameter reservoir dan aquifer yang belum
diketahui. Grafik ini didasarkan pada plot respon yang dihasilkan oleh model -
terhadap data sejarah produksi. Adanya grafik regresi non-linier ini dapat
mengeliminasi penggantian parameter-parameter reservoir dan aquifer secara
manual untuk mencapai keselarasan dengan sejarah produksi. Grafik ini harus
memiliki nilai standard Deviation kecil dari 0.1 untuk memastikan bahwa data
sejarah produksi model dan actual telah matching.
Gambar 2.8 Contoh grafik analytical method (Mbal IPM- Analytical Mbal Model
Overview, 2010)
15
Universitas Islam Riau
Gambar 2.9 Contoh grafik plot energi atau drive mechanism (Mbal IPM-
Analytical Mbal Model Overview, 2010)
Gratik plot energi (Drive Mechanism) menunjukkan kontribusi relatif dari
masing-masing tenaga pendorong suatu reservoir. Plot ini pada dasarnya tidak
memberikan informasi lengkap mengenai karakteristik reservoir maupun aquifer
yang belum diketahu, meskipun demikian adanya grafik ini dapat membantu untuk
memfokuskan parameter model yang harus diubah agar sesuai dengan kondisi
aktual. Sebagai contoh, bila water influx cenderung kecil maka parameter aquifer
dan area dapat diabaikan (Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview, 2010).
16
Universitas Islam Riau
Grafik(F- We)/Et terhadap F(Campbell Plot) atau graphical method, grafik
ini digunakan untuk menentukan parameter-parameter reservoir dan aquifer secara
visual. Tujuan dari grafik ini untuk meletakkan titik-titik data pada suatu garis lurus
(straight line). Perpotongan dari garis lurus ini dengan salah satu sumbu
memberikan informasi tentang Original Oil In Place (OOIP).
Gambar 2.10 Contoh grafik (F-We)/Et terhadap F (Campbell Plot)
Gambar 2.11 Contoh grafik WD function (Mbal IPM- Analytical Mbal Model
Overview, 2010)
Grafik Q(td) vs td Radial Aquifer, Grafik ini menggambarkan dimensionless
aquifer function vs dimensionless time type curves, yaitu log fungsi dari aquifer
17
Universitas Islam Riau
sebagai tenaga pendorong reservoir terhadap waktu seiring reservoir
diproduksikan.,selain itu pada sebelah kanan plot ini menunjukkan rasio dari outer
aquifer radius/inner aquifer radius .
2.2.1.6 Simulasi
Simulasi adalah proses menjalankan model reservoir yang telah disesuaikan
dengan sejarah produksi. Langkah ini bertujuan untuk melihat peforma laju alir
(laju alir minyak, air ataupun gas) yang dihasilkan oleh model terhadap sejarah
produksi actual, jika peforma model reservoir yang dihasilkan belum sesuai maka
proses history matching harus diulang. Berdasarkan studi lapangan nilai error
minimum untuk simulasi reservoir ialah 5%. Perhitungan nilai error ialah nilai
model dikurangi nilai aktual kemudian dibagi nilai aktual dan dikali 100%.
Gambar 2.12 Hasil simulasi (Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview,
2010)
18
Universitas Islam Riau
2.2.2 MBAL DCA Software
Mbal Decline Curve analysis ialah salah satu dari tool MBAL software yang
berfungsi untuk production history matching atau run prediction production. Bila
dalam rangka production history matching ini berkaitan dengan penentuan decline
rate (Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview, 2010).
Gambar 2.13 Menu input production history (Mbal IPM- Analytical Mbal Model
Overview, 2010)
Pada menu input production history, di input data sejarah produksi, nilai
decline rate dan initial rate (bila ada penambahan sumur) serta time, serta
abandonment rate (Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview, 2010).
19
Universitas Islam Riau
Gambar 2.14 Contoh grafik decline curve matching (Mbal IPM- Analytical Mbal
Model Overview, 2010)
Data yang diperlukan untuk melakukan matching atau produksi ialah data
sejarah produksi. Matching dilakukan dengan melakukan regresi terhadap data di
software hingga didapatkan standard deviation yang kecil. Dimana semakin kecil
standard deviation maka semakin rendah penyimpangan data matching dari data
actual (Mbal IPM- Analytical Mbal Model Overview, 2010).
Menurut Rukmana et al. (2010), hasil analisis DCA dimana diperoleh 2
periode (trend), sebagai dasar penarikan decline. Hasil penarikan baik untuk kurva
1 dan maupun kurva 2 menuju ke titik yang sama (decline rate). Jika ada
penambahan sumur penarikan prediksi produksi mengikuti ke decline rate yang
sama.
Untuk melakukan prediction dapat dilakukan dimenu Production Prediction
dengan mengatur :
• Prediction Setup
• Reporting Schedule
20
Universitas Islam Riau
Gambar 2.15 Tampilan production prediction menu (Mbal IPM- Analytical Mbal
Model Overview, 2010)
Selanjutnya melakukan run prediction, bila ingin melakukan prediction di
menu production prediction. Menurut Rukmana et al. (2010), prediksi untuk
penambahan sumur :
1. Hitung Qi per sumur
2. Tambahkan Qi pada hasil prediksi existing/DCA sebelumnya
Menurut Rukmana et al. (2010), produksi awal (Qi) dari sumur baru dapat
menggunakan hasil grafik dari rata-rata produksi sumur yang telah ada dan telah
disesuaikan dengan rencana produksi sumur baru tersebut.
2.3 Infill Well
Penambahan sumur baru yang disisipkan diantara sumur produksi yang telah
ada disebut sumur infill (Aminian, 1991). Penambahan sumur infill dilakukan
terutama pada lapangan minyak yang telah berproduksi. Dasar pertimbangan
pelaksanaan penambahan sumur infill ialah jumlah sisa cadangan minyak yang
masih mungkin dapat diambil (remaining recoverable reserve), tetapi jumlah
sumur produksi terlalu sedikit sehingga waktu yang diperlukan untuk mengangkat
minyak dari reservoir sampai batas ekonomisnya menjadi lama (Ciptoajo, 2011).
21
Universitas Islam Riau
Jumlah Cadangan atau recovery factor maksimum ditentukan dengan metode RF
J.J. Arps (Subyanto dan Dudy Sumarhadi, 2001). Perkiraan nilai RF dari tiap
skenario (infill drilling) yang ada harus lebih kecil dari recovery factor maksimum
yang ditentukan berdasarkan metode RF J.J. Arps berdasarkan jenis drive
mechanism (Kahfi et al, 2015).
2.4 Keekonomian Minyak
2.4.1 Evaluasi Ekonomi
Menurut Partowidagdo (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi pada
keekonomian :
1. Peramalan produksi minyak
2. Asumsi harga minyak/gas
3. Investasi ini biasanya dibedakan menjadi investasi kapital dan investasi
non kapital. Capital cost adalah nilai uang (biaya) dari suatu modal yang
berwujud (tangible), meliputi bangunan-bangunan, peralatan pemboran
produksi, mesin-mesin, fasilitas produksi, konstruksi dan alat
transportasi yang mengalami depresiasi nilai karena waktu pemakaian.
Non capital cost merupakan biaya yang terjadi pada operasi selama tahun
berjalan yang terdiri dari biaya operasi tahun berjalan. Pembedaan
capital cost dan non capital cost sangat penting, karena capital cost tidak
dibebankan segera oleh kontraktor tapi melalui depresiasi, sedangkan
non capital cost dapat langsung dibebankan pada hasil produksi minyak
pada tahun dimana biaya dikeluarkan.
4. Operating cost dapat didefinisikan sebagai biaya operasi harian dan
biaya perawatan yang dikeluarkan untuk memproduksi dan menjaga
kelangsungan operasinya.
5. Lama proyek, berdasarkan studi lapangan lama proyek dapat
diasumsikan sebagai asumsi berapa tahun proyek dilakukan atau asumsi
nilai abandon rate (batas produksi paling ekonomis).
22
Universitas Islam Riau
6. Pajak adalah biaya yang dikeluarkan kepada instansi pemerintah. Pajak
(Tax) hanya dipungut pemerintah apabila recovery dari biaya melebihi
revenue. Besarnya ditentukan pemerintah.
7. Abandont cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengembalikan
keadaan lingkungan seperti semula jika umur suatu lapangan telah habis
atau suatu lapangan sudah tidak berproduksi lagi
8. Government income
9. Contractor income
10. Indikator Ekonomi atau Syarat kelayakan proyek migas :
a. NPV (Net Present Value) besar dari nol atau positif yaitu jumlah
keuntungan bersih yang dinilai pada waktu sekarang yang dihitung
berdasarkan suku bunga (interest rate) tertentu. NPV positif untung,
negatif rugi, sementara nol disebut keadaan pulang pokok.
b. IRR (Internal rate of return) didefinisikan sebagai harga bunga yang
menyebabkan harga semua cash inflow sama dengan cash outflow
bila cash flow didiskon untuk suatu waktu tertentu. Dengan kata lain
ROR juga didefinisikan tingkat suku bunga yang menyebabkan nilai
NPV = 0. Proyek dikatakan layak bila ROR lebih besar dari MARR
(Minimum Atractive Rate of Return) atau bunga bank yang
ditetapkan oleh investor.
c. POT (Pay Out Time) yaitu waktu yang diperlukan agar kumulatif
pendapatan sama dengan kumulatif biaya yang dikeluarkan. Dengan
kata lain POT merupakan besaran yang menunjukkan seberapa cepat
suatu dana investasi kembali. Artinya semakin kecil POT semakin
layak proyek tersebut.
d. B/C (Benefit to Cost) yaitu nilai investasi ditambah nilai NPV
kemudian dibagi nilai invetasi. Nilai ini harus besar dari 1.
11. Sensitivity (spider diagram).
Spider diagram adalah diagram yang dgunakan untuk mengamati
perubahan parameter-parameter dalam project jika salah satu inputnya
dilakukan sensitivity.
23
Universitas Islam Riau
2.4.2 PSC
PSC adalah skema pengelolaan sumber daya migas dengan berpedoman
kepada bagi hasil produksi, antara si pemilik sumber daya migas dan investor
(Ariyon, Diktat Regulasi dan Lingkungan Migas).
Menurut Sutowo (1966), sebagaimana di kutip oleh Salim (2006) dalam
syeirazi (2009), memperkenalkan prinsip-prinsip PSC sebagai berikut (Ariyon,
Diktat Regulasi dan Lingkungan Migas).
1. Kendali Manajemen dipegang oleh perusahaan negara.
2. Kontrak didasarkan pada pembagian produksi.
3. Kontraktor menanggung resiko eksplorasi.
4. Aset-aset yang dibeli kontraktor menjadi milik negara.
5. Perusahaan Negara membayar pajak pendapatan kontraktor kepada
pemerintah
6. Kontraktor wajib memperkerjakan tenaga kerja Indonesia.
7. Kontraktor wajib memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalam
negeri sebesar 25%.
Gambar 2.16 Skema PSC (Lubiantara, 2012)
24
Universitas Islam Riau
Menurut Partowidagdo (2002), persamaan perhitungan ekonomi migas :
1. Gross Revenue
Pendapatan Kotor (Gross Revenue) merupakan jumlah uang yang diperoleh
dari hasil penjualan minyak yang diproduksikan.
Gross Revenue = (Produksi x HargaMinyak)……………….…....(1)
2. FTP
FTP (First Trench Petroleum) adalah sebahagian dari minyak yang
diproduksi, yang dibagi antar pemerintah dan kontraktor sebelum dikurangi
cost recovery.
FTP = (Gross Revenue x %FTP)…………………….(2)
FTP Contractor = (FTP x Contractor share)……………………..(3)
FTP Gov = (FTP x Government Share)……………………(4)
3. Biaya operasional
Biaya operasional =( oil production x OC )………………………….(5)
4. Depresiasi yaitu pengurangan nilai dari barang kapital atau tangible sebagai
akibat adanya faktor kerusakan atau penurunan nilai, seiring dengan waktu
pemakaian. Beberapa metode depresiasi yang biasa digunakan adalah :
Double Declining Balance
Depresiasi = 2
𝑇 (𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 − 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 i-1)…………...…..(6)
5. ETS
Equity to be Split merupakan sisa keuntungan yang akan dibagi setelah
dipotong biaya dan FTP (First Trenche Petroleum) kepada kontraktor dan
Pertamina sesuai dengan split yang telah ditentukan.
ETS = (Revenue-FTP-(OC+UR+Depresiasi)………….(7)
6. Contractor Share
Contractor share = (ETS x Contractor Share)……………………..(8)
7. Government Share
Government share = (ETS x Government Share)…………………….(9)
25
Universitas Islam Riau
8. Domestic Market Obligation
DMO (Domestic Market Obligation) merupakan kewajiban kontraktor
untuk menyerahkan sebagian minyak yang telah dihasilkan kepada
pemerintah untuk memenuhi BBM dalam negeri.
DMO = (Oil Production x %DMO x
Oil Price x %DMO)………………………....(10)
9. Domestic Market Obligation fee
DMO fee = (DMO x %DMO fee) ………………………..(11)
10. Contractor Taxable
Contrator Taxable = ( Contractor share-DMO-DMO fee)….……...(12)
11. Govemment Tax
Government Tax = ( Contractor Taxable x 40%)………………...(13)
12. Contractor Take
Contractor Take = (Contractor Taxable-Government Tax+
Rec-(OC+UR+Depresiasi)……………………(14)
13. Government Take
Government Take = (Gover Share+DMO-DMO Fee + GovTax +
FTP Government)…………………………….(15)
14. Untuk perhitungan POT, sebagai contoh bila tahun ke-2 nilai CCF -200
tahun dan tahun ke 3 bernilai 300, maka
POT = 2 + (3 − 2)(200
200+300)
= 2.4 tahun
Untuk Perhitungan NPV dan IRR menggunakan fungsi excel yaitu
=NPV(Discount Factor, Cashflow tahun awal:Cashflow tahun akhir), dan
=IRR(Cashflow tahun awal:Cashflow tahun akhir) (https://support.office.com/en-
us/article).