bab ii tinjauan pustaka f. sejarah singkat gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/dinna purwanti bab...

37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan Kepramukaan Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya buku Scouting For Boys, karena buku itulah yang pertama kali menyebabkan anak- anak dan remaja beramai-ramai bergabung dalam kegiatan di alam terbuka yang dinamakan Gerakan Pramuka(Boys Scout). Buku Scouting For Boys, ditulis oleh Baden Powell pada tahun 1908. Buku ini pertama kali diedarkan pada tanggal 15 Januari 1908 oleh penerbit Horace Cox, Windsor House, Breanis Building, London E.C. Scouting For Boys begitu menarik perhatian dunia, buku inimenjadi masterpeace yang terkenal secara besar-besaran di seluruh dunia, sehingga terus-menerus mengalami cetak ulang. Yang menarik dari buku Scouting For Boys, selain dari isinya, Baden Powell juga melengkapi buku tersebut dengan gambar-gambar yang dibuatnya sendiri. Selain mendirikan kepanduan putera, Baden Powell juga mendirikan kepanduan untuk puteri dengan dibantu oleh adik perempuannya, Agnes Baden Powell yang kemudian hari dilanjutkan oleh Lady Baden Powell. 9 Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

F. Sejarah Singkat Gerakan Kepramukaan

Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi

pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah

perjuangan Bangsa Indonesia.

Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya buku

Scouting For Boys, karena buku itulah yang pertama kali menyebabkan anak-

anak dan remaja beramai-ramai bergabung dalam kegiatan di alam terbuka

yang dinamakan Gerakan Pramuka(Boys Scout).

Buku Scouting For Boys, ditulis oleh Baden Powell pada tahun

1908. Buku ini pertama kali diedarkan pada tanggal 15 Januari 1908 oleh

penerbit Horace Cox, Windsor House, Breanis Building, London E.C.

Scouting For Boys begitu menarik perhatian dunia, buku inimenjadi

masterpeace yang terkenal secara besar-besaran di seluruh dunia, sehingga

terus-menerus mengalami cetak ulang. Yang menarik dari buku Scouting For

Boys, selain dari isinya, Baden Powell juga melengkapi buku tersebut dengan

gambar-gambar yang dibuatnya sendiri.

Selain mendirikan kepanduan putera, Baden Powell juga mendirikan

kepanduan untuk puteri dengan dibantu oleh adik perempuannya, Agnes

Baden Powell yang kemudian hari dilanjutkan oleh Lady Baden Powell.

9

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

10

1. Kepanduan Siaga didirikan pada tahun 1916, dengan sebagai ilustrasi

kegiatannya diambil dari buku karya Rudyard Kipling, dengan judul “

The Jungle Book “ yang berisi cerita tentang petualangan Mowgli si anak

serigala beserta sahabat-sahabat binatangnya, Bagheera si macan, dan

Bugaloo si beruang.

2. Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1918, Baden Powell mendirikan

kepanduan untuk golongan penegak(Rover Scout).

3. Untuk meningkatkan kualitas para anggota penegak, Baden Powell

menulis buku berjudul Rovering To Success (Mengembara menuju

keberhasilan) pada tahun 1922. Buku ini berkisah tentang petualangan

seorang pemuda yang sedang berperahu menuju sebuah pantai (disebut

pantai bahagia) dengan berlayar melewati berbagai rintangan berbentuk

karang-karang tajam (karang kehidupan) yang berbahaya yang selalu

menghalangi laju pemuda tersebut. Karang-karang kehidupan tersebut

adalah :

a. Karang wanita

b. Karang perjudian

c. Karang Miras dan narkoba

d. Karang egois dan mengorbankan orang lain

e. Karang tidak bertuhan (Atheis)

Jadi dari semula Baden Powell telah mengajarkan bahwa untuk

bisa meraih keberhasilan, para pemuda harus dapat menahan diri dari

beberapa macam rintangan seperti tercantum di atas.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

11

4. Baden Powell juga menulis buku petunjuk untukmembina, yaitu pada

tahun 1914 sampai tahun 1919.

5. Baden Powell menerima sebidang tanah dari salah seorang sahabatnya,

William F. Debois Mc. Laren guna dipergunakan sebagai tempat bermain

dan berlatih. Taman ini diberi nama Gilwell Park.

6. Pada tahun 1920, dibentuklah Dewan Internasional yang mempunyai

sembilan anggota dan kantor pusatnya berada di kota London, Inggris.

Kemudian Dewan Internasional berubah menjadi Biro Kepanduan

Sedunia (World Scout Bureau), yang pada tahun 1958 kantor pusatnya

berkedudukan di Ottawa, Kanada. Pada tahun itu juga, tepatnya tanggal 1

Mei 1958 kantor pusatnya dipindahkan lagi ke Jenewa, Swiss. Kepala-

kepala Biro Kepanduan Sedunia, antara lain :

a. Hubert Martin.

b. Kolonel J.S. Wilson

c. Spry

d. Lund

e. Dr. Laszlo Nagy.

Biro Kepanduan Sedunia dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Biro Kepanduan Sedunia Putera, yang berkedudukan di kota Jenewa,

Swiss yang terdiri dari lima sector/wilayah, yaitu :

1. Costa Rica (Amerika Tengah dan Selatan)

2. Philifina (Asia)

3. Eropa

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

12

4. Afrika

5. Amerika

2. Biro Kepanduan Sedunia Puteri, yang berkedudukan di kota London,

Inggris, mempunyai lima sector juga, yaitu :

a. Eropa

b. Asia Pasifik

c. Afrika

d. Amerika

e. Amerika Selatan.

Mengenai sejarah tentang singkat tentang gerakan pramuka yaitu pada

dasarnya Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi

pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah

perjuangan Bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, sejarah kepramukaan di Indonesia perlu kita pelajari,

yaitu dengan maksud :

1. Agar mengetahui proses pembentukan dan perkembangan Gerakan

Pramuka dan mengetahui peranan apa yang dilakukan dalam perjuangan

bangsa Indonesia.

2. Agar dapat memahami kebijaksanaan dalam menyelenggarakan usaha

pendidikan kepramukaan di Indonesia.

Sejarah singkat tentang gerakan pramuka adalah :

1. Pada tahun 1908 Mayor Jenderal Robert Baden Powel dari

Inggrismelancarkan suatu gagasan tentang pendidikan di luar sekolah

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

13

untukanak-anak Inggris, dengan tujuan supaya mereka menjadi manusia

Inggris yang baik, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaan

Inggris ketika itu.

2. Untuk itu beliau mengarang sebuah buku yang terkenal dengan judul

“Scouting For Boys”. Buku ini memuat cerita pengalaman beliau dan

latihan apa yang diperlukan untuk para Pramuka.

3. Gagasan Baden Powel itu jitu, cemerlang, dan sangat menarik sehingga

dilaksanakan juga di negara-negara lain.

4. Oleh orang Belanda gagasan itu kemudian dibawa dan dilaksanakan juga

di jajahannya di sini (Nederland Oost India), dan didirikan oleh orang-

orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV(Nederland Padvinders

Vereniging = Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda).

5. Oleh pemimpin Pergerakan Nasional, gagasan Baden Powel itu diambil

alih dan dibentuklah organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan

membentuk manusia Indonesia yang baik yaitu menjadi kader

Pergerakan Nasional. Organisasi kepanduan dibentuk bermacam-macam,

antara lain : JPO(Javaanse Padvinders Organizatie),JJP (Jong Java

Padvinders), NATIPIJ(Nationale Islamitische Padvindery),HW(Hisbul

Wathon) dan sebagainya.

6. Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam Kongres Pemuda pada tanggal

28 Oktober 1928, benar-benar menjiwai gerakan kepanduan nasional

Indonesia untuk lebih bergerak maju.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

14

7. Adanya larangan pemerintah Hindia Belanda kepada organisasi

kepanduan diluar NIPV untuk menggunakan istilah Padvinder dan

Padvindery, maka KH. Agus Salim menggantikan istilah asing padvinder

dan padvindery.

8. Dengan meningkatkan kesadaran nasional Indonesia, maka timbulah niat

untuk menggerakan antara organisasi-organisasi kepanduan. Ini menjadi

kenyataan pada tahun 1930 dengan adanya INPO (Indonesische

Padvinders Organisatie), PK(Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda

Sumatera), berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI(Kepanduan Bangsa

Indonesia). Kemudian terbentuklah suatu federasi yang dinamakan

PAPI(Persatuan Antar Pandu – Pandu Indonesia) pada tahun 1931,

yang kemudian pada tahun 1938 berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat

Persaudaraan Kepanduan Indonesia).

9. Di waktu pendudukan Jepang, oleh penguasa Jepang di Indonesia

Organisasi kepanduan dilarang keberadaannya. Tokoh-tokoh pandu

banyak yang masuk dalam organisasi Seinendan, Keibodan dan

PETA(Pembela Tanah Air).

10. Sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia, diwaktu berkobarnya

perang kemerdekaan, dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk

kesatuan, yaitu Pandu Rakyat Indonesiapada tanggal 28 Desember 1945

di Solo, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia (Scout Games, Scout Codes, Scout Songs,

2005)

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

15

G. Kepramukaan

Gerakan pramuka adalah suatu gerakan sukarela yang bersifat

nopolitik, untuk kaum muda terbuka untuk semua, tanpa membedah asal usul

ras, suku dan agama. Sesuai dengan tujuan dan asas-asa dan metode.

Kepramukaan di definisikan sebagai suatu gerakan pendidikan,

pendidikan bukan hanya sebuah proses pengetahuan atau keterampilan

tertentu, komisi internasional tentang pendidikan anak unutk Abad ke 21 (The

Internasional commission on Education For The Twenty-First

Century)menyatakan bahwa pendidikan:

1. Pengembangan kemampuan berfikir atau akal, yaitu “belajar

mengetahui” termasuk “belajar bagaimana belajar”.

2. Proses untuk memperolah keterampilan dan keahlian tertentu, yaitu

“belajar berbuat”

3. Pengembangan karakter, “belajar menjadi seseorang”

4. Pengembangan sikap dan tingkah laku, yaitu “belajar hidup

bermasyarakat”

Pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses yang bersasaran

pengembangan seluruh kemampuan seseorang. Oleh karena itu kepramukaan

harus secara jelas dibedakan dari suatu gerakan yang bersifat rekreatif

diberbagai tempat di dunia termasuk Indonesia, cenderung terdapat opini dan

citra, bahwa kepramukaan adalah kegiatan rekrasi. Memang benar bahwa

kegiatan rekreatif dalam kepramukaan sangat penting, namun ini adalah saran

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

16

untuk mencapai tujuan, dan bukan tujuan sendiri (Kwartir Nasional Gerakan

Pramuka, 1998).

UU No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa

pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta

memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap

warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat : pengembangan

potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai

upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka,

gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai

peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga

memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi

tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan

global.

Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa Pendidikan Kepramukaan

adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia

pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.

Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki

kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat

hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki

kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun

Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta

melestarikan lingkungan hidup.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

17

Kegiatan pendidikan kepramukaan dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan, dan ketahanan diri yang

dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif. Kegiatan

pendidikan kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan sistem among.

Sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk

peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan

timbal balik antarmanusia. Sistem among dilaksanakan dengan menerapkan

prinsip kepemimpinan:

1. di depan menjadi teladan;

2. di tengah membangun kemauan; dan

3. di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian.

Pendidikan kepramukaan dalam Sistem Pendidikan Nasional

termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan

pendidikan nilai-nilai gerakan pramuka dalam pembentukan kepribadian yang

berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi

nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup

Gerakan Pramuka, merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler

yang memiliki visi, misi, arah, tujan dan strategi yang jelas. Jenis kegiatan

pengembangan pada setiap satuan sekolah mulai dari pendidikan dasar

sampai pendidikan tinggi jelas tertuang dalam Prinsip Dasar Kepramukaan

dan Metode Kepramukaan. Gerakan Pramuka mendidik kaum muda

Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

18

perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia

Indonesia yang lebih baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna

bagi pembangunan bangsa dan negara.

1. Tujuan

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia

dengan tujuan agar mereka menjadi :

a. Manusia berkepribadian, berwatak dan budi pekerti luhur, beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi

moral, terampil kuat dan sehat jasmani.

b. Warga negara Rebulik Indonesia berjiwa pancasila, setia dan patuh

kepada Negara Republik Indonesia serta menjadi masyarakat yang

sejahtera tera dan berguna dapat membangun dirinya sendiri secara

mandiri, serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan

bangsa dan negara, memiliki kepedulian sesama hidup dan alam

lingkungan, baik lokal maupun internasional (Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka, 1998).

2. Prinsip dasar kepramukaan

Prinsip dasar kepramukaan adalah :

a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam

seisinya.

c. Peduli terhadap diri pribadi.

d. Taat kepada kode kehormatan pramuka.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

19

Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup sebagai anggota

Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap

peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi

dengan bantuan para Pembina, sehingga pelaksanaan dan pengalamannya

dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian,

kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi

maupun sebagai anggotamasyarakat (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

1998)

Pada hakekatnya anggota Gerakan Pramuka wajib menerima

Prisip Dasar Kepramukaan, dalam arti:

a. Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya

serta beribadah sesuai tata cara dari agama yang dipeluknya.

b. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan

sosial, memperkokoh persatuan, serta menerima kebinekaan dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat

menunjang dan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup

dan karenanya setiap anggota Gerakan Pramuka wajib peduli

terhadap lingkungan hidup dengan cara menjaga, memelihara dan

menciptakan kondisi yang lebih baik.

d. Bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama

berdasarkan prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab dengan

makhluk lain ciptaan Tuhan, khususnya dengan sesama manusia.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

20

e. Memahami prinsip diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas

guna kepentingan masa depan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

3. Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan adalah suatu cara memberikan pendidikan

watak kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan. Pendidikan

kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi

kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi

aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik,

baik bagi individu maupun sebagai anggota masyarakat maka dibutuhkan

suatu Metoda /ketentuan khusus yang kita sebut Metoda Kepramukaan.

Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan

dari Prinsip Dasar Kepramukaan yang keterkaitanya keduanya terletak

pada pelaksanaan Kode Kehormatan Pramuka. PDK (Prinsip Dasar

Kepramukaan) dan MK (Metode Kepramukaan ) harus dilaksanakan

secara terpadu, keduanya harus berjalan seimbang dan saling

melengkapi. Setiap unsur pada Metode Kepramukaan merupakan

subsistem tersendiri yang memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang

secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang

tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan(Ilhambakhtiar.2011

Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan

http://makassar.tribunnews.com.).

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

21

Metode kepramukaan merupakan salah satu cara belajar interaktif

progresif melalui:

a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.

b. Belajar sambil melakukan.

c. Sistem beregu.

d. Kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung

pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani

anggota muda.

e. Kegiatan di alam terbuka.

f. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan.

g. Sistem tanda kecakapan.

h. Sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri.

i. Kiasan dasar.

(Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1998)

4. Materi dan Metode Pramuka

Agar kegiatan Pramuka dapat berhasil dengan baik maka

penyajiannya harus menggunakan metode yang cocok juga dengan

berbagai fariasi. Adapun metode yang dipakai dalam gerakan Pramuka

antara lain :

a. Belajar sambil melakukan

b. Sistem berkelompok

c. Kegiatan di alam terbuka

d. Sistem tanda kecakapan

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

22

e. System satuan terpisah

f. Sistem among

(Hakamyamin .2012. Pramuka sebagai wadah

pembinaan,http://duniacoretansana-sini.)

5. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan

yang adil dan makmur, materiil dan spiritual serta beradab merupakan

adicita bangsa Indonesia yang mulai bangkit dan siaga sejak berdirinya

Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita itu pulalah yang

merupakan dorongan para Pemuda Indonesia melakukan Sumpah

Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Untuk lebih menggalang persatuan merebut kemerdekaan, dan

dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah rakyat Indonesia

berjuang untuk kemerdekaan nusa dan bangsa Indonesia yang

diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini

merupakan karunia dan berkah Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.Bahwa

gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara

merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan

Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh

karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang

tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria

yang patriotik telah mengantarkan para pandu ke medan juang bahu-

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

23

membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan adicita rakyat

Indonesia dalam menegakkan dan menangani.

Negara Kesatuan Republik Indonesia selama-lamanya.Bahwa

kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa

dan negara mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-

sama orang dewasa berdasarkan kemitraan yang bertanggung jawab.

Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan

gerakan kepanduan nasional, dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden

RI Nomor 238 Tahun 1961 bertanggungjawab atas Kelestarian Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang di topang oleh empat pilar wawasan

kebangsaan, yaitu :

a. Ideologi Pancasila

b. Undang-Undang Dasar 1945

c. Bhinneka Tunggal Ika

d. Negara Kesatuan Republik Indonesia

(Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2004)

Dengan asas Pancasila Gerakan Pramuka menyelenggarakan

pendidikan bagi kaum muda sebagai kaderisasi kepemimpinan masa

depan masyarakat, bangsa dan negara.Bahwa dalam upaya meningkatkan

dan melestarikan hal-hal tersebut, telah dilahirkan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka yang menegaskan

bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan

pendidikan nonformal, melalui Pendidikan Kepramukaan sebagai bagian

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

24

pendidikan nasional dilandasi Sistem Among dengan Prinsip Dasar dan

Metode Kepramukaan. (Surahman, 2012 Pramuka Syarat Dengan

Pendidikan Karakter http://ronifaslah.feunj.ac.id/index)

6. Kecakapan Pramuka

Macam-macam kegiatan pramuka dalam membentuk karakter

siswa melaui berbagai kegiatan yaitu :

a. Pembentukkan karakter melalui Baris-Berbaris

Menurut Zainal Abidin (Supono 2009 : 41) Baris-berbaris

adalah suatuwujud latihan fisik, yang diperlukan untuk menanamkan

kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada

terbentuknya suatu perwatakan kulit.

b. Pembentukan Karakter Melalui Kemampuan Berorganisasi.

Kegiatan kepramukaan dapat berhasil menciptakan peserta

didik yang berkarakter jika pada proses pendidikannya tidak hanya

mengembangan teknik kepramukaan (tekpram) semata, tetapi juga

dikembangkan kemampuan, keterampilan dan sikap berorganisasi.

Dalam organisasi akan diterapkan prinsip-prinsip manajemen atau

pengelolaan organisasi seperti perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pengarahan/penggerakan

(actuacting) dan fungsi pengawasan (controlling). Di samping itu,

organisasi juga merupakan sebuah alat atau media kontrol sosial bagi

sekolah atau pihak lainnya utuk mengamati sekaligus memantau

perkembangan siswa. Pihak sekolah akan dengan mudah memantau

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

25

perkembangan siswa melalui organisasi artinya, cukup dengan

mengelola organisasi maka sejumlah siswa yang menjadi anggota

dalam organisasi tersebut dapat dikelola.

Kemampuan beroganisasi – kemampuan merencanakan,

kemampuan mengorganisasi, kemampuan

mengarahkan/menggerakan, dan kemampuan pengawasan - dapat

diaplikasikan dalam kehidupan nyata selepas siswameninggalkan

lembaga pendidikan. Di rumah tangga, lingkungan masyarakat dan

juga lingkungan bisnis, prinsip-prinsip manajemen akan

dipergunakan.

c. Pendidikan Karakter Melalui Perkemahan

Kegiatan perkemahan merupakan salah satu bentuk kegiatan

kepramukaan yang belakangan ini sudah jarang terlihat. Kondisi ini

disebabkan ketidakpercayaan orang tua kepada pengelola satuan

gerakan pramuka dan kekhawatiran orang tua kepada putra-putrinya

karena jauh dari mereka.

Terbentuknya pribadi dan karakter mandiri melalui kegiatan

perkemahan merupakan salah satu perwujudan yang dapat dilihat

dan diamati oleh siapapun. Pembentukan jiwa yang tangguh, tidak

cepat putus asa, kedisiplinan, dan kematangan emosional juga

menjadi tujuan dan sasaran kegiatan perkemahan. Di dalam

perkemahan, semua kegiatan baik kegiatan pribadi maupun kegiatan

kelompok/regu harus dikelola dan dilakukan oleh pribadi dan regu

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

26

masing-masing. Jika dalam lingkungan keluarga, kegiatan memasak

dilakukan oleh Ibu atau pembantu, maka dalam perkemahan

dilakukan oleh regu/individu yang diberikan tugas. Jika dalam

lingkungan keluarga, perlengkapan mandi, pakaian, dan lainnya

disiapkan oleh orang tua, maka dalam perkemahan, semua keperluan

dan perlengkapan tersebut disiapkan oleh anggota pramuka. Ini

merupakan bentuk nyata dari penciptaan kemandirian.

Jika keseharian, biasanya peserta didik tidak memiliki

program atau kegiatan yang teratur seperti belajar, bermain, nonton

tv, dll. Maka dalam kegiatan perkemahan, panitia perkemahan telah

merancang program yang sangat teratur dari waktu kewaktu dengan

kegiatan yang syarat dengan pembentukan pribadi unggul yang harus

diikuti dan ditaati setiap anggota pramuka. Ini merupakan bentuk

nyata dari penciptaan kedisiplinan.

Kecerdasan sosial pun terbentuk dalam kegiatan

perkemahan. Dalam Gerakan Pramuka dikenal dengan satuan regu

yang terdiri dari sekurang-kurangnya 10 orang Pramuka. Ketika

program perkemahan diselenggarakan, kelompok dalam satu regu

akan berinteraksi untuk mengengelola dan mempersiapkan

perkemahan. Sikap saling menghormati antar sesama pramuka, sikap

saling menghargai, dan sikap peduli atau empati akan teruji dalam

kelompok ini.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

27

Pemanfaatan waktu menjadi sangat efektif ketika

perkemahan dilaksanakan. Warga perkemahan menjadi pribadi yang

sangat disiplin dan taat terhadap tatatertib yang berlaku. Setiap detik

dimanfaatkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat,

hampir tidak ada waktu luang yang terbuang dengan sia-sia. Tidak

hanya kegiatan kepramukaan yang diatur, kegiatan makan, mandi,

istirahat dan kegiatan ibadahpun diatur. Ibadah bersama seperti

shalat berjamaah, dan shalat malam diatur, dan wajib dilaksanakan

oleh setia peserta.

Kegiatan perkemahan disadari ataupun tidak, baik oleh

penyelenggara perkemahan maupun kelompok atau regu yang

mengikuti perkemahan, sebenarnya telah melaksanaan prinsip-

prinsip manajemen. Diawali dari perencanaan (planning) seperti

merancang waktu dan kegiatan, survey awal lokasi perkemahan,

menyusun acara perkemahan, merancang job descriftion dan job

spesification, dll. Prinsip pengorgnisasian (organizing) dapat dilihat

dari pengalokasian sumber daya, pengalokasian sumber keuangan,

penentuan struktur tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-

masing anggota dapat dilihat dalam pengorganisasian perkemahan.

Prinsip penggerakan/pengarahan (actuacting) dapat dilihat dari

kemampuan pemimpin regu atau panitia perkemahan dalam

mengarahkan anggotanya, dalam menggerakan anggotanya untuk

melakukan tugas dan tanggung jawab yang telah diamanatkan

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

28

kepadanya yang telah tertuang dalam job descriftion. Prinsip

pengawasan (controlling) dapat dilihat dari kegiatan panitian atau

regu dalam melakukan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan yang

telah dilaksanakan. Dalam penilaian atau evaluasi kegiatan akan

diketahui tingkat keberhasilan dari program yang telah dilaksanakan

dan penentuan strategi selanjutnya.

7. Maksud Dan Tujuan

a. Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, mengarahkan

pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga

secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan

sempurna.

b. Rasa persatuan, adanya rasa senasib sepenang-gungan serta ikatan

yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.

c. Rasa disiplin, mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan

pribadi yang pada hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan

penyisihan pilihan hati sendiri.

d. Rasa tanggung jawab, keberanian untuk bertindak yang mengandung

resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya

tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat

merugikan.

(Surahman, 2012 Pramuka Syarat Dengan Pendidikan Karakter

http://ronifaslah.feunj.ac.id/index)

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

29

H. Tinjauan Tentang Karakter

1. Pengertian Karakter

Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu

perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat

kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik.

Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya : anjuran atau suruhan

terhadap anak-anak untuk duduk yangbaik, tidak berteriak-teriak agar

tidak menggangu orang lain, bersih badan, rapih pakaian, hormat

terhadap orang tua, menyayangi yang muda, menghormati yang tua,

menolong teman, dan seterusnya merupakan proses pendidikan karakter.

Sehubungan dengan itu, Dewantara (1967) pernah mengemukakan

beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam pendidikan karakter, yakni

ngerti-ngertos-nglakoni (menyadari, menginsyafi, dan melakukan.

(dalam Mulyasa , 2011 : 1). Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu.

Suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku anak itulah yang

disebut karakter. Jadi suatu karakter melekat dengan nilai dari perilaku

tersebut.

(Kesuma, 2012:11). Menurut (Hidayatullah 2010:13) Karakter

adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti

individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong

dan penggerak, serta membedakan dengan individu lain.Karakter menjadi

hal penting dalam kehidupan seseorang, karena karakter menjadi salah

satu penentu kesuksesan seseorang. Oleh karena itu, karakter yang kuat

dan positif perlu di bentuk dengan baik. Menurut Slamet Imam Santoso

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

30

(1981 : 83), tujuan pendidikan yang murni adalah menyusun harga diri

yang kukuh, kuat dalam jiwa pelajar, supaya kelak mereka dapat

bertahan dalam masyarakat.

Lickona (1991:30) mendefinisikan orang yang berkarakter

sebagai sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral,

yang dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang

baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati oarang lain dan karakter

mulia lainnya.

Menurut Berkowizt (1998:27), kebiasaan berbuat baik tidak

selalu menjamin bahwa manusia telah terbiasa tersebut secara sadar

(cognition) menghargai pentingnya nilai – nilai karakter

(valuing).Misalnya, seseorang yang terbiasa berkata jujur karena takut

mendapatkan hukuman maka bisa saja ia tidak mengerti akan tingginya

nilai moral dari kejujuran itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan

karakter memerlukan juga aspek emosi. Menurut Lickona (1991:31),

komponen ini disebut “desiring the good” atau keinginan berbuat untuk

baik.

2. Hakikat Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki makna pendidikan tinggi dari

pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan

dengan masalah benar salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan

(habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak/peserta

didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta

kepeduliandan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

31

sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakter merupakan

sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang

diwujudkan dalam tindakan nyata, dan nilai-nilai karakter mulia lainnya.

Dalam konteks pemikiran islam, karakter berkaitan dengan imam

dan ikhsan. Hal ini sejalam dengan ungkapan Aristoteles, bahwa karakter

erat kaitannya dengan “habit”atau kebiasaan yang terus-menerus

dipraktikan dan ditanamkan.meskipun karakter setiap individu ini unik,

karakteristik umum yang menjadi stereotip dari sekelompok masyarakat

dan bangsa dapat diidentifikasikan sebagai karakter suatu komunitas

tertentu atau bahkan dapat pula dipandang sebagai karakter suatu bangsa.

Menurut persepektif islam, pendidikan karakter secara teoretik

sebenarnya telah ada sejak Islam diturunkan di dunia, sering dengan

diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki atau

menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Ajaran Islam tersendiri

mengandung sistematika ajaran yang tidak hanya menekankan aspek

keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi juga akhlak. Pengamalan ajaran

Islam secara utuh (kaffah) merupakan model karakter seorang muslim,

bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi Muhammad

SAW, yang memiliki sifat Shidiq, Tabligh, Amanah, Fathonah.(Mulyasa,

2011:5)

3. Pendidikan Karakter Bangsa

Pendidikan karakter bangsa sebenarnya telah berlangsung lama,

jauh sebelum Indonesia merdeka. Ki Hajar Dewantara sebagai Pahlawan

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

32

Pendidikan Nasional memiliki pandangan tentang pendidikan karakter

sebagai asas Taman Siswa 1922, dengan tujuh prinsip berikut:

a. Hak seseorang untuk mengatur diri sendiri dengan tujuan tertibnya

pesatuan dalam kehidupan umum.

b. Pengajaran berarti mendidik anak agar merdeka batinya, pekiranya,

dan tenaganya.

c. Pendidikan harus selaras dengan kehidupan.

d. Kultur sendiri yang selaras dengan kodrat harus dapat memberi

kedamaian hidup.

e. Harus bekerja menurut kekuatan sendiri

f. Perlu hidup dengan berdiri sendiri.

g. Dengan tidak terikat, lahir batin dipersiapkan untuk memberikan

pelayanan kepada peserta didik.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh

pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum.

Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada

setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dan dihubungkan

dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pendidikan

nilai, dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran

kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan pengamalan nyata dalam

kehidupan sehari-hari.

Zarkasi 2010 (dalam Mulyasa 2011:8) mengemukakan bahwa

pendidikan karakter sangat terkait dengan manajemen atau penegelolaan

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

33

intitusinya. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan

karakter yang dilaksanakan, direncanakan, dan dikendalikan dalam

kegiatan-kegiatan pendidikan di dalam institusi tersebut secara memadai.

Di sisi lain Buchori 2007 (dalam Mulyasa 2011:8) ,

mengemukakan bahwa pendidikan karakter seharusnya membawa

peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai

secara afektif, dan akhirnya pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan

pendidikan karakter disekolah/madrasah dewasa ini, perlu segera dikaji,

dan dicari alternatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan secara

lebih perasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.

Mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, pendidikan karakter pun

perlu memiliki standar mutu, baik berkaitan dengan isi, proses, sarana

dan prasarana pendidikan, manajemen, pembiayaan maupun standar

evaluasi bagi pendidikan karakter bangsa (Mulyasa 2011:9).

4. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses

dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan

akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai

dengan standar kompetensi kelulusan pada setiap satuan pendidikan.

Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara

mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan

akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

34

Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah

pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang

melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol

yang dipraktikkan oleh Semua warga sekolah/madrasah merupakan ciri

khas, karkater atau watak, dan citra sekolah /madrasah tersebut di mata

masyarakat luas (Mulyasa 2011:9).

a. Implementasi Pendidikan Karakter

Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada

keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan melalui

berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif. Dengan demikian,

apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dikerjakan oleh peserta

didik dapat membentuk karakter mereka. Selain menjadikan

keteladanan dan pembiasan sebagi metode pendidikan utama,

penciptaan iklim dan budaya serta lingkungan yang kondusif juga

sangat penting, dan turut membentuk karakter peserta didik.

Penciptaan lingkungan yang kondusif dapat dilakukan

melauio berbagai variasi metode sebagai berikut:

1) Penugasan

2) Pembiasaan

3) Pelatihan

4) Pembelajaran

5) Pengarahan, dan

6) Keteladanan

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

35

Berbagai metode tersebut mempunyai pengaruh yang sangat

besar dalam pembetukan karakter peserta didik. Pemberian tugas

disertai pemahaman akan dasar-dasar filosofinya, sehingga peserta

didik akan mengerjakan berbagai tugas dengan kesadaran dan

pemahaman, kepedulian dan komitmen yang tinggi. Setiap kegiatan

mengandung unsur-unsur pendidikan kesederhanaan, kemandirian,

kesetiakawanan dan kebersamaan, kecintaan pada lingkungan dan

kepemimpinan (Mulyasa 2011:10).

Menurut Hill (2005:28). Ada enam pilar karakter (The six

pillars of Character) yang dapat menjadi acuan. Enam pilar karakter

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang

menjadi berintegrasi, jujur, dan loyal.

2) Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki

pemikiran terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain.

3) Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki

sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi

social lingkungan sekitar.

4) Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selaulu

menghargai dan menghormati orang lain.

5) Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar

hokum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

36

6) Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang

bertanggung jawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu

dengan semudah mungkin.

Untuk lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter

telah teridentifikasi 18 nilai karakter yang bersumber dari agama,

Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: Religius,

Jujur,, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Madiri, Demokratis,

Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air,

Menhargai Prestasi, Bersahabat, atau Komunikatif, Cinta Damai,

Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, & Tanggung

jawab (Pusat Kurikulum, 2009).

Pendidikan karakter merupakan proses berkelanjutan dan tak

pernah berakhir (never ending process), sehingga menghasilkan

perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continous qualitiy

improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia

masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa. Pendidikan

karakter harus menumbuhkan nilai-nilai filosofis dan mengamalkan

seluruh karakter bangsa secara utuh dan menyeluruh (kaffah).

Menurut Koesoema A. (2007-80) menyatakan bahwa

karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagia

ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang

yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

37

lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan

seseorang sejak lahir.

Menurut Wuryudi (Raka, 1997:43), sebenarnya

pembangunan karakter bangsa mulia dikumandangkan sejak awal

Negara ini lahir. Tetapi, program ini belum selesai karena banyak

pihak-pihak yang merasa dirugikan, indonesia dengan kekayaan

alamnya akan sulit dikuasai manakala bangsanya memiliki karakter

yang kuat.Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI), pendidikan karakter harus mengandung perekat bangsa

yang memiliki beragam budaya dalam wujud kesadaran,

pemahaman, danm kecerdasan kultural masyarakat. Untuk

kepentingan tersebut, perlu, direvitalisasi kembali sistem nilai yang

mengandung makna karakter bangsa yang berakar pada Undang-

Undang Dasar 1945 dan filsafat pancasila. Sistem nilai tersebut

meliputi ketuhanan, kemanusiaan, persatuan bangsa,

permusyawaratan, dan keadilan. Beberapa tahun yang lalu sistem

nilai tersebut sering ditanamkan dalam bentuk penghayatan dan

pengamalan pancasila (P-4) yang diperuntukan bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Melalui revitalisasi dan penekanan karakter diberbagai

lembaga pendidikan, baik informal, formal maupun informal,

diharapkan bangsa Indonesia dapat menjawab berbagai tantangan

dan permasalahan yang semakin rumit dan kompleks.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

38

Menurut Megawangi (2008), pendiri Indonesia

HeritageFoundation, ada 3 tahap pembentukan karakter yaitu:

1) Moral Knowing : memahamkan dengan baik keapada anak

tentang arti kebaikan. Mengapa harus berperilaku baik, dan

untuk apa berperilaku baik itu, dan apa manfaat berperilaku

baik.

2) Moral Feeling : membangun kecintaan berperilaku baik kepada

anak yang akan menjadi sumber energi anak untuk berperilaku

baik. Membentuk karakter adalah dengan cara menumbuhkanya.

3) Moral Action : bagaimana membuat pengetahuan moral

menjaditindakan nyata. Moral action ini merupakan outcome

dari tahap dua tahap sebelumnya dan harus dilakukan berulang –

ulang agar menjadi moral behavior.

Melalui tiga tahap tersebut, proses pembentukan karakter

akan menjadi lebih mengena dan siswa akan berbuat baik karena

dorongan interna; dari diri sendiri.Karakteristik siswa meliputi

fiologis dan psikologis.Fisologis meliputi kondisi fisik, panca indera,

dan sebagainya.Psikologis menyangkut minat, tingkat kecerdasan,

bakat, motivasi, kemampuan kognitif, dan sebagainya (Purwanto

1995:107).

Karakteristik siswa dapat mempengaruhi kegiatan belajar

siswa antara lain: latarbelakang pengetahuan dan taraf pengetahuan,

gaya belajar, usia kronologi, tingkat kematangan, spektrum dan

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

39

ruang lingkup minat, lingkungan sosial ekonomi, hambatan-

hambatan lingkungan dan kebudayaan, intelegensia, keselarasan dan

attitude, prestasi belajar, motivasi dan lain-lain (Sardiman 2001 : 9)

Terkait pembangunan karakter dalam Kepramukaan,

sejumlah hal yang harus diperhatikan, dikembangkan dan

diolah.Pramuka membangun akhlak anak bangsa yang baik, berbudi

pekerti, berpikir positif, tangguh, percaya diri tidak takabur, disiplin,

inovatif dan rukun serta memiliki kesetiakawanan. Begitupun

dengan pendidikan karakter itu sendiri ialah memiliki makna lebih

tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya

berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimna menanamkan

kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan,

sehingga anak/peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahan yang

tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan

dalam kehidupan sehari-hari.

Wynne (1991) mengemukakan bahwa karakter berasal dari

Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) danmemfokuskan

bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata

atau perilaku sehari-hari (Wynne dalam Mulyasa, 2011:3).

Tanggungjawabpendidikan seorang anak adalah keluarga,

masyarakat, serta lembaga pendidikan (sekolah). Dalamkehidupan

tentunya setiap orang ingin berbuat baik, yaitu berbuat sesuai dengan

peraturan dan tata tertib yang berlaku tanpa paksaan dari luar karena

itu kewajiban. Perilaku karakter yang terbentuk pada diri anak tidak

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

40

lepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhinya itu antara lain: faktor keluarga, faktor

sekolah, faktor masyarakat.

Melengkapi uraian diatas, Megawangi (2008) pencetus

pendidikan karakter di Indonesia telah menyusun 9 pilar karakter

mulia yang selayaknya dijadikan acuan dalam pendidikan karakter,

baik disekolah maupun di luar sekolah, yaitu sebagai berikut.

1) Cinta Allah dan kebenaran

2) Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri

3) Amanah

4) Hormat dan santun

5) Kasih sayang, peduli, dan kerja sama

6) Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah

7) Baik dan rendah hati

8) Toleran dan cinta damai

Dapat disimpulkan dari ke 8 aspek karakter diatas terdapat

dalam Organisasi Kepramukaan hal tersebut yang akan menjadi

acuan penelitian.

I. Hubungan Pendidikan Kepramukaan Dalam membentuk Karakter

Salah satu pendidikan karakter yang universal (tidak membedakan

suku/ras, dan usia) dan jangkauannya cukup luas di negeri ini, tinggallah

pendidikan yang diselenggarakan oleh Pendidikan Kepramukaan. Karena kita

melihat dari pembinaan kegiatan pemuda yang merupakan pemimpin bangsa

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

41

kedepan ini, kita mencari-cari pola. Pendidikan Kepramukaan yang sudah

mendarah daging dalam sejarah bangsa ini. Dan kita harus lebih melakukan

pendekatan karakter bangsa melalui pendidikan kepramukaan (1993:34)

Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan menciptakan karakter

bangsa. Pendidikan Kepramukaan sudah sejalan karna adanya Dasa darma

dan Trisatya. Semua itu sudah mengandung unsur-unsur bela negara dan cinta

tanah air.Dengan makin banyak pemuda kita yang mengikuti kegiatan dan

pendidikan yang dilakukan melalui pendidikan Kepramukaan, makin banyak

pemuda kita yang seperti itu menjadi embrio dari masyarakat yang lain untuk

bisa mengajak masyarakat lainnya. Sehingga nantinya, peran dari

Kepramukaan di masyarakat ini menjadi lebih baik, akibatnya bermuara

kepada seluruh pemuda-pemuda kita.

Pendidikan kepramukaan dilakukan diluar jam pembalajaran yaitu

melalui kegiatan ekstrakurikuler.Memberikan karakter tidak bisa dilakukan

dalam sekejap dengan memberikan nasihat, perintah, atau instruksi, namun

lebih dari hal tersebut. Pembentukan karakter memerlukan teladan/role,

model, kesabaran, pembiasaan, dan pengulangan. dengan demikian proses

pendidikan karakter merupakan proses pendidikan yang dialami oleh siswa

dalam pembentukan kepribadian melalui mengalami sendiri nilai – nilai

kehidupan, agama dan moral.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

42

J. Peran Pendidikan Kepramukaan Terhadap Mata Pelajaran PKn

Pada dasarnya pendidikan kewarganegaraan adalah pembentukkan

watak dan karakter bangsa, karena pendidikan kewarganegaraan merupakan

wahana pengembangan kemampuan, watak, dan karakter yang demokratis

dan bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk

menumbuhkan sikap kewarganegaraan generasi penerus bangsa. Tentunya ini

sangat mendukung untuk mental dan kepribadian siswa menjadi mental yang

berlandaskan pancasila dan UUD 1945.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yang dikemukakan oleh Djahiri

(1994/1995: 10) adalah sebagai berikut :

1. Secara umum Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung

keberhasilanpencapaian Pendidikan Nasional, yaitu : “Mencerdaskan

kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.

Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann

dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

2. Secara khusus Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan

diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang

memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam

masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang

bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung

kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

43

perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat

ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat.

Watak/karakter kewarganegaraan ( civic dispotion ) merupakan

dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan, karakteristik mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

ditandai dengan penekanan dimensi watak, karakter, sikap, dan hal-hal lain

yang bersifat efektif.Maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep Kenegaraan dan juga

bersifat implementatif dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa faktor yang lebih menjelaskan mengenai pendidikan

kewarganegaraan antara lain (Somantri, 1975 : 161):

1. PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan IPS, yaitu

bahan pendidikanya diorganisasikan secara terpadu (intergrated) dari

berbagai disiplin ilmu sosial, humainora, dokumen Negara, terutama

Pancasila, UUD 1945, GBHN, dan Perundangan Negara, dengan tekanan

bahan pendidikan pada hubungan warga dan bahan pendidikan yang

berkenan dengan bela Negara.

2. PKn adalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin illmu sosial,

humaniora, Pancasila, UUD 1945 dan dokumen Negara lainnya yang

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

44

3. PKn dikembangkan secara ilmiah dan psikologis baik untuk tingkat

jurusan PMKN FPIPS maupun dikembangkan untuk tingkat pendidikan

dasar, menengah dan perguruan tinggi.

4. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita harus berfikir

secara integrative, yaitu kesatuan yang utuh dari hubungan antara

hubungan pengetahuan intraseptif (agama, nilai-nilai) dengan

pengetahuan intraseptif (ilmu), kebudayaan indonesia, tujuan pendidikan

nasional, Pancasila, UUD 1945, GBHN, filsafat pendidikan, psikologi

pendidikan, pengembangan kurikulum disiplin ilmu-ilmu sosial dan

humaniora, kemudian dibuat program pendidikanya yang terdiri atas

unsur: (i) tujuan pendidikan, (ii) bahan pendidikan, (iii) metode

pendidikan, (iv) evaluasi.

5. PKn meniik beratkan pada kemampuan keterampilan berfikir aktif warga

negara, terutama generasi muda, dalam menginternalisasikan nilai-nilai

warga negara yang baik (good citizen) dalam suasana demokratis dalam

berbagai masalah kemasyarakatan (civic affairs)

6. Dalam kepustakaan asing PKn sering disebut civic educstion yang salah

satun batasan ialah seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat

yang dapat menumbuhkan demokrasi.

Pendidikan kepramukaan juga lebih mengedepankan nilai – nilai dan

karakter serta Pendidikan pramuka telah terbukti dapat dijadikan sebagai

landasan pembangunan karakter sekaligus pilar penting dalam pendidikan

nasional.

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Sejarah Singkat Gerakan …repository.ump.ac.id/6225/3/DINNA PURWANTI BAB II.pdf · Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya . buku Scouting

45

Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai pengaruh yang cukup besar

dalam Pendidikan Kepramukaan yaitu sama –sama mempunyai tujuan dalam

membentuk karakter bangsa yang baik, nilai – nilai karakter bangsa, bela

negara, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, agar terciptanya kaum

muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental,

moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik bagi individu

maupun sebagai anggota masyarakat .

Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013