bab ii tinjauan pustaka dan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/bab ii.pdfyang dimaksud dengan...

52
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Tax (Pajak) Pajak adalah iuran rakyat ke kas Negara berdasarkan undang - undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak memperoleh jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2016). Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan Undang- Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang dapat digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran umum (Supramono dan Theresia, 2015). Dari definisi pajak diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran Negara demi memelihara kesejahteraan umum.

Upload: hoangthuy

Post on 09-Jun-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Tax (Pajak)

Pajak adalah iuran rakyat ke kas Negara berdasarkan undang

- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak memperoleh jasa

timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2016).

Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan Undang-

Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal

balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang dapat

digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran umum

(Supramono dan Theresia, 2015).

Dari definisi pajak diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa

pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat timbal balik

secara langsung digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran

Negara demi memelihara kesejahteraan umum.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

12

Pajak juga mempunyai fungsi , berikut ini adalah fungsi pajak

menurut Mardiasmo (2016). Ada dua fungsi pajak, yaitu :

a. Fungsi anggaran (budgetair)

Pajak berfungsi sebagai salah satu sumber dana bagi pemerintah

untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi mengatur (cregulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Fungsi pajak menurut Supramono dan Theresia Woro (2015).

Ada dua fungsi pajak, yaitu :

a. Fungsi budgetair

Fungsi pajak sebagai salah satu sumber penerimaan Negara

b. Fungsi mengatur (regulair)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijakan Negara di bidang sosial dan ekonomi

2. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)

Undang-undang perpajakan Indonesia menganut sistemself

assessment, yakni sistem pemungutan yang memberikan keleluasaan

penuh kepada wajib pajak (WP) untuk menghitung, memperhitungkan,

membayar, dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya.

Sehubungan dengan hal ini, fiskus hanya melakukan fungsi

pengawasan dan tidak terlibat langsung didalam proses perhitungan.

Penerapan sistemself assessment dalam undang-undang perpajakan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

13

Indonesia seakan memberikan kesempatan bagi wajib pajak untuk

mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar. Dalam hal ini,

perusahaan tentu saja ingin meminimalisir beban pajak. Oleh karena

itu, persoalan tax avoidance merupakan persoalan yang rumit dan unik.

Di satu sisi tax avoidance diperbolehkan, tapi di sisi yang lain tax

avoidance tidak diinginkan.

Tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak yang dilakukan

secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan

dengan ketentuan perpajakan, di mana metode dan teknik yang

digunakan cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey

area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan

itu sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang (Pohan,

2016).

Tax avoidance (penghindaran pajak) berciri fraus legis yaitu

kawasan grey area yang posisinya berada di antara tax compliance dan

tax evasion. Beberapa pihak mencoba mendefinisikan tax avoidance.

Justice Reddy (dalam kasus McDowell & Co vs CTO di US)

merumuskan tax avoidance sebagai seni menghindari pajak tanpa

melanggar hukum. Black’s Law Dictionary menjelaskan, tax

avoidance adalah upaya meminimalkan beban pajak dengan

memanfaatkan peluang penghindaran pajak (loopholes) dengan tidak

melanggar hukum pajak. (https://wikipedia.com).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

14

Ronen Palan (2008) menyebutkan suatu transaksi diindikasikan

sebagai tax avoidance apabila melakukan salah satu tindakan berikut :

a. Wajib Pajak (WP) berusaha untuk membayar pajak lebih sedikit

dari yang seharusnya terutang dengan memanfaatkan kewajaran

interpretasi hukum pajak.

b. WP berusaha agar pajak dikenakan atas keuntungan yang di

declare dan bukan atas keuntungan yang sebenarnya diperoleh;

c. WP mengusahakan penundaan pembayaran pajak.

Tax avoidance bukan pelanggaran undang-undang perpajakan

karena usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari,

meminimumkan atau meringankan beban pajak dilakukan dengan cara

yang dimungkinkan oleh Undang-Undang Pajak. Ada 3 cara untuk

melakukan tax avoidance, yaitu : (Erly Suandy, 2016)

a. Menahan Diri

Yang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak

melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak.

b. Pindah Lokasi

Memindahkan lokasi usaha atau domisili dari lokasi yang tarif

pajaknya tinggi ke lokasi yang tarif pajaknya rendah.

c. Penghindaran Pajak Secara Yuridis

Perbuatan dengan cara sedemikian rupa sehingga perbuatan-

perbuatan yang dilakukan tidak terkena pajak. Biasanya dilakukan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

15

dengan memanfaatkan kekosongan atau ketidakjelasan undang-

undang. Hal inilah yang memberikan dasar potensial

penghindaran pajak secara yuridis.

Saat ini sudah banyak cara dalam pengukuran tax avoidance.

Terdapat dua belas cara yang dapat digunakan dalam mengukur tax

avoidance yang umumnya digunakan (Hanlon dan Heitzman, 2010).

Tabel II.1

“Pengukuran Tax Avoidance”

Pengukuran Cara Perhitungan Keterangan

GAAP ETR

Total tax

expense per

dollar of

pre-tax

book

income

Current

ETR

Current tax

expense

per dollar

of pretax

book

income

Cash ETR

Cash taxes

paid per

dollar of

pre-tax

book

income

Long-run

cash ETR

Sum of cash

taxes paid

over n years

divided by

the sum of

pre-tax

earnings

overn years

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

16

ETR

Differential

Statutory ETR-GAAP ETR

The

difference

of between

the

statutory

ETR and

firm’s

GAAP ETR

DTAX

Error term from the following regression:

ETR differential x Pre-tax book income= a

+ b x Control + e

The

unexplained

portion of

the ETR

differential

Total BTD Pre-tax book income – ((U.S. CTE + Fgn

CTE)/U.S. STR) – (NOLt – NOLt-1))

The total

difference

between

book and

taxable

income

Temporary

BTD

Deferred tax expense/U.S.STR

The total

difference

between

book and

taxable

income

Abnormal

total BTD

Residual from BTD/TAit = βTAit + βmi +

eit

A measure

of

unexplained

total

book-tax

differences

Unrecogniz

ed

tax benefits

Disclosed amount post-FIN48

Tax liability

accured

for taxes not

yet paid

on

uncertain

positions

Tax shelter

activity

Indicator varible for firms accused of

engaging in a tax shelter

Firms

identified

via

firm

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

17

disclosure,

the

press, or

IRS

confidental

data

Marginal

tax

rate

Simulated marginal tax rate

Present

value of

taxes

on an

additional

dollar of

income

(Sumber : Hanlon dan Heitzman, 2010)

Dalam penelitian ini pengukuran tax avoidance menggunakan

Cash ETR yang dihitung dengan membandingkan pembayaran pajak

dengan laba sebelum pajak. Pembayaran pajak terdapat dalam Laporan

Arus Kas Konsolodasian sedangkan laba sebelum pajak terdapat dalam

Laporan Laba Rugi Komperenshif. Syaifullah (2017) menghitung :

3. Corporate Governance

Corporate Governance merupakan sebuah studi yang

mempelajari hubungan direktur, manajer, karyawan, pemegang saham,

pelanggan, kreditur dan pemasok terhadap perusahaan dan hubungan

antar sesamanya (Irawan, 2013). Seperti dikutip oleh Forum for

Corporate Governance in Indonesia (FCGI), Cadbury Committee

(2006) mengartikan corporate governance atau tata kelola perusahaan:

“Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

18

saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,

karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal

lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau

dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan

Corporate Governance ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi

semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)”.

Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang

digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal,

Komisaris dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan

keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan

nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap

memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan

peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika (Sutedi, 2011).

Penerapan corporate governance yang baik dan benar (GCG)

akan menjaga keseimbangan antara pencapaian tujuan ekonomi dan

tujuan masyarakat serta menjauhkan perusahaan dari pengelolaan yang

buruk yang mengakibatkan perusahaan terkena masalah.

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)

(2006), setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip GCG

diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan.

prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,

independensi serta kewajaran diperlukan untuk mencapai

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

19

kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan dengan

memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders).

a. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

1) Transparansi (Tranparency)

Transparansi berhubungan dengan kualitas informasi

yang disampaikan perusahaan. Kepercayaan investor akan

sangat tergantung pada kualitas informasi yang disampaikan

perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk

menyediakan informasi yang jelas, akurat, tepat waktu dan

dapat dibandingkan dengan indikator-indikator yang sama.

Penyampaian informasi kepada publik secara terbuka, benar,

kredibel dan tepat waktu akan memudahkan untuk menilai

kinerja dan resiko yang dihadapi perusahaan. Praktek yang

dikembangkan dalam rangka transparansi diantaranya

perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan transaksi-

transaksi penting yang terkait dengan perusahaan, resiko-resiko

yang dihadapi serta rencana atau kebijakan perusahaan yang

akan dijalankan. Selain itu, perusahaan juga perlu untuk

menyampaikan kepada seluruh pihak struktur kepemilikan

perusahaan serta perubahan-perubahan yang terjadi.

2) Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas berhubungan dengan adanya sistem yang

mengendalikan hubungan antara organ-organ yang ada di

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

20

perusahaan. Akuntabilitas diperlukan sebagai salah satu solusi

mengatasi masalah keagenan yang timbul antara pemegang

saham dan direksi serta pengendaliannya oleh komisaris. Oleh

karena itu, akuntabilitas dapat diterapkan dengan mendorong

seluruh organ perusahaan menyadari tanggung jawab,

wewenang dan hak kewajibannya. Praktek-praktek yang

diharapkan muncul dalam penerapan akuntabilitas diantaranya

pemberdayaan dewan komisaris, memberikan jaminan

perlindungan kepada pemegang saham khususnya pemegang

saham minoritas dan pembatasan kekuasaan yang jelas di

jajaran direksi. Pengangkatan komisaris independen merupakan

bentuk implementasi prinsip akuntabilitas, dengan tujuan untuk

meningkatkan pengendalian oleh pemegang saham terhadap

kinerja perusahaan.

3) Responsibilitas (Responsibility)

Responsibilitas menekankan pada adanya sistem yang

jelas untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban

perusahaan kepada pemegangsaham dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan. Hal tersebut untukmerealisasikan tujuan yang

hendak dicapai dalam good corporate governance yaitu

mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang berkaitan

dengan perusahaan. Responsibilitas juga berkaitan dengan

kewajiban perusahaan untuk mematuhi semua peraturan dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

21

hukum yang berlaku. Kepatuhan terhadap ketentuan yang ada

akan menghindarkan dari sanksi, baik sanksi hukum maupun

sanksi moral masyarakat akibat dilanggarnya kepentingan

mereka. Implementasi prinsip-prinsip good corporate

governance dalam pengelolaan perusahaan (corporate

governance) mencerminkan bahwa perusahaan tersebut telah

dikelola dengan baik dan transparan. Hal tersebut merupakan

modal dasar timbulnya kepercayaan publik sehingga

perusahaan yang telah go public saham perusahaannya akan

lebih diminati oleh para investor dan berdampak positif

terhadap peningkatan nilai perusahaan atau harga saham.

4) Independensi (Independency)

Prinsip ini menekankan bahwa untuk melancarkan

pelaksanaan GCG perusahaan harus dikelola secara independen

sehingga masing-masing pihak tidak mendominasi dan tidak

dapat diintervensi oleh pihak lain.

5) Kewajaran (Fairness)

Prinsip ini menekankan pada jaminan perlindungan hak-

hak para pemegang saham, termasuk hak-hak pemegang saham

minoritas dan para pemegang saham asing serta perlakuan yang

setara terhadap semua investor. Praktek kewajaran ini juga

mencakup adanya sistem hukum dan peraturan serta

penegakannya yang jelas dan berlaku bagi semua pihak. Hal ini

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

22

penting untuk melindungi kepentingan pemegang saham

khususnya pemegang saham minoritas dari praktek kecurangan

dan praktek-praktek insider trading.

b. Manfaat Good Corporate Governance

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)

menyebutkan bahwa terdapat empat manfaat dari corporate

governance, yaitu:

1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses

pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan

efisiensi perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan

kepada stakeholders.

2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih

murah sehingga meningkatkan corporate value.

3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan

saham di Indonesia

4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja

perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan

shareholder’s value dan dividen.

c. Mekanisme Good Corporate Governance

1) Proporsi Komisaris Independen

Komisaris independen sebagai pihak yang tidak

mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan

pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

23

komisaris lain harus secara proaktif mengupayakan agar

dewan komisaris melakukan pengawasan dan memberikan

nasehat kepada direksi untuk memastikan bahwa prinsip-

prinsip dan praktik Good Corporate Governance diterapkan

dengan baik, mematuhi hukum dan perundangan yang

berlaku serta menerapkan nilai-nilai yang ditetapkan

perusahaan dalam menjalankan operasinya (Komite Nasional

Kebijakan Governance 2006).

Komisaris dan direktur independen adalah seseorang

yang ditunjuk untuk mewakili pemegang saham independen

(pemegang saham minoritas) dan pihak yang ditunjuk tidak

dalam kapasitas mewakili pihak mana pun dan semata-mata

ditunjuk berdasarkan latar belakang pengetahuan,

pengalaman, dan keahlian profesional yang dimilikinya untuk

sepenuhnya menjalankan tugas demi kepentingan perusahaan

(Agoes dan Ardana , 2014).

Komisaris independen komisaris Independen adalah

anggota dewan komisaris yang tidak berafiliasi dengan

manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang

saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau

hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi

kepentingan perusahaan (KNKG , 2006).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

24

Komisaris independen memiliki tanggung jawab

pokok untuk mendorong diterapkannya prinsip tata kelola

perusahaan yang baik (good corporate governance). Hal itu

dia lakukan dengan cara mendorong anggota dewan

komisaris yang lain agar dapat melakukan tugas pengawasan

dan pemberian nasihat kepada para direktur secara efektif dan

dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Paling tidak hal-hal yang dapat dilakukan seorang

komisaris independen adalah: (Ananto Hari, 2018)

a) Memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis

yang efektif, termasuk di dalamnya memantau jadwal,

anggaran dan efektivitas strategi,

b) Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif

dan manajer-manajer profesional,

c) Memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi,

sistem pengendalian, dan sistem audit yang bekerja

secara baik,

d) Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan

perundangan yang berlaku maupun nilai-nilai yang

diterapkan perusahaan dalam menjalanka operasinya,

e) Memastikan risiko dan potensi krisis selalu

diidentifikasikan dan dikelola secara baik,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

25

f) Memastikan prinsip-prinsip dan praktik tata kelola

perusahaan yang baik(good corporate governance)

dipatuhi dan diterapkan secara baik.

Berkaitan dengan tata kelola perusahaan (corporate

governance), maka tugas komisaris independen adalah:

(Ananto Hari, 2018)

a) Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan

keuangan perusahaan

b) Mengusahakan perlakuan yang adil terhadap pemegang

saham minoritas dan pemangku kepentingan

(stakeholders) yang lain

c) Diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan

kepentingan secara wajar dan adil

d) Mengusahakan kepatuhan perusahaan pada perundangan

dan peraturan yang berlaku

e) Menjamin akuntabilitas organ perseroan (organ

perseroan)

Dewan komisaris independen sebagai pengawas di

dalam perusahaan bertugas untuk memastikan direksi

menjalankan kewajibannya menjaga profitabilitas

perusahaan (Puspita, 2014). Dewan komisaris independen

yang berasal dari luar perusahaan menuntut manajemen

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

26

bekerja lebih efektif dalam pengelolaan perusahaan oleh

direksi dan manajer. Perusahaan yang memiliki komposisi

anggota komisaris independen yang lebih besar dapat

mempengaruhi kinerja perusahaan (Raharjo, 2014).

Kehadiran komisaris independen dapat meningkatkan

pengawasan kinerja direksi. Semakin banyak jumlah

komisaris independen maka pengawasan terhadap

manajemen akan semakin ketat (Erlina, 2017).

Pengukuran komisaris independen mengacu pada

penelitian Irawan (2013) perbandingan antara jumlah

komisaris independen dengan jumlah anggota dewan

komisaris lainnya yang memegang peranan dalam

pengawasan manajemen perusahaan. Proporsi komisaris

independen dapat dihitung dengan rumus:

2) Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan

kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan,

institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dan dana

perwalian serta institusi lainnya. Institusi-institusi

tersebut memiliki wewenang untuk melakukan

pengawasan atas kinerja manajemen (Ngadiman dan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

27

Puspitasari 2014). Dengan adanya kepemilikan

institusional di suatu perusahaan maka kepatuhan dan

kinerja manajemen akan meningkat. Semakin besar

kepemilikan institusi keuangan maka akan semakin besar

kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan

tersebut untuk mengawasi manajemen dan akibatnya

akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk

mematuhi peraturan perpajakan. Investor institusional

memilki andil didalam keputusan maka secara otomatis

akan mendorong manajemen untuk mematuhi peraturan

yang dibuat pemerintah sehingga perusahaan patuh

terhadap pajak (Hanum dan Zulaikha 2013). Dengan

begitu, perusahaan akan menghindari perilaku tax

avoidance yang menyimpang dari ketetapan pajak yang

sesuai di negeri ini (Ngadiman dan Puspitasari, 2014).

Kepemilikan institusional memiliki arti penting

dalam memonitor manajemen karena dengan adanya

kepemilikan oleh institusional akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring

tersibut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk

pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional

sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka

yang cukup besar dalam pasar modal. Tingkat

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

28

kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan

usaha pengawsan yang lebih besar oleh pihak investor

institusiona sehingga dapat menghalangi perilaku

opportunistic manajemen.

Kepemilikan institusional sebagai pengawas yang

berasal dari luar perusahaan memegang peranan yang

penting dalam memonitor manajemen. Karena dengan

adanya kepemilikan institusional akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap

manajemen perusahaan agar dalam menghasilkan laba

berdasarkan aturan yang berlaku, karena pada dasarnya

investor institusional lebih melihat seberapa jauh

manajemen taat kepada aturan dalam menghasilkan laba.

Pengukuran kepemilikan intitusional mengacu

pada penelitian (Irawan, 2013), kepemilikan institusional

dapat diukur dengan menggunakan jumlah saham yang

dimiliki pihak intstitusional dari seluruh jumlah saham

perusahaan yang beredar.

3) Kepemilikan Manajerial

Struktur kepemilikan perusahaan berdasarkan

proporsi saham yang dimiliki dikelompokkan menjadi

kepemilikan manajerial (manajerial ownership) dan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

29

kepemilikan institusional (institutional ownership).

Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang

saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut

dalam pengambilan keputusan perusahaan. Kepemilikan

institusional adalah proporsi pemegang saham yang

dimiliki oleh pemilik institusional seperti perusahaan

asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan

lain kecuali anak perusahaan dan institusi lain yang

memiliki hubungan istimewa seperti perusahaan afiliasi

dan perusahaan asosiasi (Pujiati dan Widanar, 2009)

Manajer dalam menjalankan operasi perusahaan

seringkali bertindak bukan untuk memaksimalkan

kemakmuran pemegang saham, akan tetapi justru

tergoda untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya

sendiri. Kondisi ini akan mengakibatkan munculnya

perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan

manajerial (Aprianingsih, 2016).

Perhitungan kepemilikan manajerial adalah dengan

menggunakan persentase kepemilikan manajer,

komisaris, dan direktur terhadap total saham yang

beredar (Pujiati, 2015),. Kepemilikan manajerial

dihitung dengan rumus :

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

30

4) Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah organ perseroan ayng

bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau

khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi

nasihat kepada direksi (Agoes dan Ardana, 2014).

Dewan komisaris adalah bagian dari organ perusahaan

yang bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif

untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat

kepada direksi serta memsatikan bahwa perusahaan

melaksanakan Corporate Governance yang baik. Namun

demikian, dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam

mengambil keputusan operasional (KNKG, 2006)

Dewan komisaris melakukan pengawasan terhadap

pengelolaan perseroan melalui supervise, pemberian

panduan dan nasihat kepada direksi. Setiap anggota

dewan komisaris bertindak mandiri dalam memenuhi

tugas dan tanggung jawabnya kepada perseroan.Tidak

satupun komisaris mempunyai hubungan keluarga,

keuangan, manajemen dan/atau kepemilikan saham

dengan anggota dewan komisaris lainnya ataupun

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

31

dengan anggota direksi. Dewan komisaris bertanggung

jawab kepada pemegang saham.

Tugas utama dewan komisaris adalah komisaris

wajib melakukan pengawasan terhadap kebijakan direksi

dalam menjalankan perseroan serta memberi nasihat

keapada direksi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan

oleh masing-masing anggota komisaris namun keputusan

pemberian nasihat dilakukan atas nama komisaris secara

kolektif . Fungsi pengawasan adalah proses yang

berkelanjutan, oleh karena itu komisaris wajib

berkomitmen tinggi untuk menyediakan waktu dan

melaksanakan seluruh tugas komisaris secara ber

tanggungjawab. Pelaksanaan tugas tersebut diantaranya

adalah : (Alfahrisy, 2012)

a) Pelaksanaan rapat secara berkala satu bulan sekali

b) Pemberian nasihat, tanggapan dan/atau persetujuan

secara tepat waktu dan berdasarkan pertimbangan

yang memadai

c) Pemberdayaan komite-komite yang dimiliki

Komisaris. Contohnya Komite Audit, Komite

Nominasi dll.

d) Mendorong terlaksananya implementasi good

corporate governance.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

32

5) Komite Audit

Dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan

yang baik Bapepam melalui Surat Edaran Bapepam

No.SE-03/PM/2000 merekomendasikan imbauan

perusahaan publik untuk membentuk komite audit.

Dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa komite

audit bertugas untuk membantu dewan komisaris dengan

memberikan pendapat profesional yang independen

untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi

penyimpangan pengelolaan perusahaan. Pada umumnya

dewan komisaris membentuk komite-komite di

bawahnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan

peraturan perundangan yang berlaku untuk membantu

dewan komisaris dalam melaksanakan tanggung jawab

dan wewenangnya secara efektif (Prasetyanti, 2011).

Komite audit adalah sekelompok orang yang

dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk

mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk

melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota

dewan komisaris perusahaan klien yang

bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam

mempertahankan independensinya dari manajemen

(KNKG, 2006).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

33

Komite audit memegang peranan yang cukup

penting dalam mewujudkan good corporate governance

(GCG) karena merupakan “mata” dan “telinga” dewan

komisaris dalam rangka mengawasi jalannya perusahaan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mensyaratkan bahwa emiten

harus memiliki komite audit paling sedikit tiga orang.

Jumlah komite audit yang sedikit akan memberikan

peluang kepada manajemen dalam melakukan

minimalisasi laba untuk kepentingan pajak (Pohan,

2008). Komite audit merupakan salah satu unsur

kelembagaan dalam konsep Corporate Governance yang

diharapkan mampu memberikan kontribusi tinggi dalam

level penerapannya. Keberandaanya diharapkan mampu

meningkatkan kualitas pengawasan internal perusahaan,

serta mampu mengoptimalkan mekanisme checks and

balances, yang pada akhirnya ditunjukan untuk

memberikan perlindungan yang optimum kepda para

pemegang saham dan stakeholder lainnya.

Tanggungjawab Komite Audit di Corporate

Governance adalah memberikan kepastian bahwa

perusahaan tunduk secara layak pada undang-undang

dan peraturan yang berlaku, melaksanakan urusannya

dengan pantas dan mempertahankan kontrol yang efektif

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

34

terhadap benturan kepentingan dan manipulasi terhadap

pegawainya. Dalam hal Corporate Governance peran

dan tanggungjawab Komite Audit harus termasuk juga :

(Armayani, 2016)

Mengawasi proses Corporate Governance.

a) Memastikan bahwa manajemen senior

membudayakan Corporate Governance.

b) Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada Code of

Conduct.

c) Mengerti semua pokok persoalan yang mungkin

dapat mempengaruhi kinerja finansial atau

non finansial perusahaan.

d) Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada tiap

undang-undang dan peraturan yang berlaku.

e) Mengharuskan auditor internal melaporkan secara

tertulis hasil pemeriksaan Corporate

Governance dan temuan lainnya.

Perusahaan yang memiliki komite audit akan

lebih bertanggung jawab dan terbuka dalam

menyajikan laporan keuangan karena komite audit

akan memonitor segala kegiatan yang berlangsung

dalam perusahaan. Sehingga dapat diketahui bahwa

komite audit yang ada pada perusahaan di Indonesia

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

35

telah menjalankan tugas dan wewenangnya dalam

melakukan pengawasan terhadap perusahaan sesuai

dengan prinsip corporate governance (Diantari dan

Agung, 2016).

Dalam penelitian ini komite audit dihitung

dengan menggunakan rasio berikut (Shabibah,

2017):

6) Kualitas Audit

Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus

tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh

auditor. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor

dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau

standar pengauditan. Standar pengauditan mencakup

mutu professional, auditor independen, pertimbangan

(judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit

dan penyusunan laporan audit.

Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang

dapat terjadi saat auditor mengaudit laporan keuangan

klien dan menemukan pelanggaran atau kesalahan yang

terjadi, dan melaporkannya dalam laporan keuangan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

36

auditan. Kualitas audit sangat menentukan kredibilitas

laporan keuangan (Dewi dan Jati, 2014).

Kualitas audit diukur melalui proksi ukuran

KAPBig Four dan KAPnon-Big Four. Kualitas audit

diukur dengan skala nominal melalui variabel dummy

(Annisa dan Kurniasih 2012).

7) Dewan Direksi

Direksi sebagai organ perusahaan yang bertanggung

jawab penuh atas pengelolaan perusahaan dengan

senantiasa memperhatikan kepentingan dan tujuan

Perseroan dan unit usaha serta mempertimbangkan

kepentingan para pemegang saham dan

seluruh stakeholders. Direksi mewakili perusahaan baik

di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan

ketentuan Anggaran Dasar, tunduk pada semua peraturan

yang berlaku terhadap Perusahaan Terbuka dan tetap

berpegang pada penerapan prinsip Good Corporate

Governance.

Kepengurusan perseroan terbatas di Indonesia

menganut sistem dua badan (two board system) yaitu

Dewan Komisaris dan Direksi yang mempunyai

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

37

wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan

fungsinya masing-masing sebagaimana diamanahkan

dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-

undangan (fiduciary responsibility). Keduanya memiliki

tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha

perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu,

Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan

persepsi terhadap visi, misi, dan nilainilai perusahaan

(Erlina, 2017)

Menurut Pasal 1 dalam UU No. 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, yang dimaksud dengan

direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan

bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan

untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan

tujuan perseroan, serta mewakili perseroan, baik di

dalam maupun di luar pengadilan, sesuai ketentuan

anggaran dasar. Berdasarkan Peraturan OJK No.

33/POJK.04/2014 direksi emiten atau perusahaan publik

paling kurang terdiri dari dua orang anggota direksi.

Dimana satu diantara anggota direksi diangkat menjadi

direktur utama atau presiden direktur.

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa direksi

merupakan organ perseroan yang berwenang dan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

38

bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan

untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan

tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam

maupun di luar pengadilan sesuai dengan AD perseroan

(Pasal 1 angka (5) UU PT). Karena itu, Direksi memiliki

tugas:

a) Direksi wajib dengan iktikad baik dan penuh

tanggung jawab menjalankan tugas pengurusan

perseroan dengan tetap memperhatikan

keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang

berkepentingan dengan aktivitas perseroan;

Mewakili perseroan, baik di luar pengadilan

(perjanjian, kesepakatan, dll.) maupun di dalam

pengadilan. Tidak ada pihak lain yang dapat

bertindak atas nama perseroan kecuali diberikan

kuasa oleh direksi yang berwenang;

b) Direksi wajib tunduk pada ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, AD dan

keputusan RUPS dan memastikan seluruh aktivitas

perseroan telah sesuai dengan ketentuan peraturan-

peraturan perundang-undangan yang berlaku, AD,

keputusan RUPS serta peraturan-peraturan yang

ditetapkan oleh perseroan;

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

39

c) Direksi dalam memimpin dan mengurus perseroan

semata-mata hanya untuk kepentingan dan tujuan

perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan

efisiensi dan efektivitas perseroan;

d) Direksi senantiasa memelihara dan mengurus

kekayaan perseroan secara amanah dan transparan,

jika diperlukan direksi membutuhkan persetujuan

komisaris atau RUPS dalam setiap pengambilan

keputusannya. Untuk itu, direksi mengembangkan

sistem pengendalian internal dan sistem manajemen

resiko secara terstruktural dan komprehensif;

e) Direksi akan menghindari kondisi dimana tugas dan

kepentingan perseroan berbenturan dengan

kepentingan pribadi.

Pedoman umum good corporate governance

Indonesia menurut KNKG (2006) dewan direksi

dianggap akan menekan laju penghindaran pajak yang

disebabkan semakin baiknya pengawasan yang dilakukan

oleh dewan direksi maka kemungkinan terjadinya

penyelewengan yang dilakukan pihak manajemen pun

akan semakin kecil, karena dewan direksi mempunyai

wewenang untuk memberikan kebijakan-kebijakan yang

harus dijalankan oleh pihak manajemen sebagai

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

40

pengelola perusahaan, dan biasanya manajemen akan

melakukan tindakan-tindakan yang bisa menjadi sebuah

kecurangan baik itu demi kepentingan perusahaan

ataupun semata-mata hanya untuk kepentingan pribadi

seperti motivasi atas bonus dan reward yang diperoleh

dari hasil kinerja yang dianggap baik

Ukuran dewan direksi diukur dengan

menggunakan indikator jumlah anggota dewan direksi

dalam suatu perusahaan. Untuk memperkecil nilainya,

akan digunakan rumus logaritma natural pada Microsoft

Excel (Shabibah, 2017). Dewan direksi dapat dihitung

dengan cara berikut :

4. Corporate Social Responsibility Disclosure

Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban

ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder)

tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang

berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-

kewajiban. Pemikiran yang mendasari CSR (corporate social

responsibility) yang sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah

bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban

ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau

shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

41

yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi

kewajiban-kewajiban di atas.

Corporate Governance merupakan sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value

added) untuk semua stakeholder. Terdapat lima prinsip corporate

governance yang dijadikan pedoman bagi para pelaku bisnis. Prisnsip

Responsibility berkaitan erat dengan corporate social responsibility.

Perusahaan tersebut tidak hanya mementingakan kelangsungan

perusahaan pada kepentingan pemegang saham (shareholders) tetapi

dengan penerapan prinsip GCG yaitu responsibility, perusahaan juga

harus memperhatikan kepentingan stakeholders.

Corporate Social Responsibility adalah suatu satu bentuk

tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang

diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang disertai dengan

peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta

sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan

masyarakat secara lebih luas (Nor Hadi, 2011). Secara sederhana

Corporate Social Responsibility merupakan suatu konsep serta

tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai rasa tanggung

jawab terhadap sosial serta lingkungan sekitar dimana perusahaan itu

berdiri. Perusahaan melakukan pengungkapan CSR untuk

mendapatkan legitimasi positif dari masyarakat guna mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mampu

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

42

melakukan aktivitasnya sesuai dengan nilai dan batasan norma yang

berlaku di masyarakat (Pradipta dan Supriyadi, 2015). Perusahaan

dengan reputasi yang baik akan mempertahankan reputasinya dengan

melakukan tanggung jawab atas aktivitasnya dan tidak melakukan

praktik tax avoidance (Ratmono dan Sagala, 2015).

Di Indonesia Corporate Social Responsibility Disclosure /

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial diatur dalam Undang-Undang

Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 pada pasal 66 ayat (2) yang

menyebutkan bahwa semua perseroan wajib untuk melaporkan

pelaksanaan tanggung jawab tersebut didalam Laporan Tahunan. Oleh

karena itu perusahaan dituntut untuk menerapkan CSR pada laporan

tahunan perusahaan. Dengan mengungkapkan CSR perusahaan

memang tidak akan mendapatkan profit dan keuntungan secara

langsung, yang diharapkan dari kegiatan ini adalah benefit berupa citra

perusahaan.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

43

Pengukuran CSRD dihitung dengan Komponen Corporate

Social Responsibility menurut Edy Rismanda Sembiring (2005)

sebagai berikut :

Tabel II.2

Indikator Corporate Social Responsibility Disclosure

Indikator Keterangan

Lingkungan 1. Pengendalian polusi kegiatan operasi,

pengeluaran riset dan pengembangan

untuk mengurangi polusi.

2. Operasi perusahaan tidak

mengakibatkan polusi atau memenuhi

ketentuan hukum dan peraturan

polusi.

3. Pernyataan yang menunjukkan bahwa

polusi operasi telah atau akan

dikurangi.

4. Pencegahan atau perbaikan kerusakan

lingkungan akibat pengelolaan sumber

alam, misalnya reklamasi daratan atau

reboisasi.

5. Konservasi sumber alam, misalnya

mendaur ulang kaca, besi, minyak, air

dan kertas.

6. Penggunaan material daur ulang

7. Menerima penghargaan berkaitan

dengan program lingkungan yang

dibuat perusahaan.

8. Merancang fasilitas yang harmonis

dengan lingkungan.

9. Kontribusi dalam seni yang bertujuan

untuk memperindah lingkungan.

10. Kontribusi dalam pemugaran

bangunan sejarah.

11. Pengelolaan limbah.

12. Mempelajari dampak lingkungan

untuk memonitor dampak lingkungan

perusahaan.

13. Perlindungan lingkungan hidup.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

44

Energi 1. Menggunakan energi secara lebih

efisien dalam kegiatan operasi.

2. Memanfaatkan barang bekas untuk

memproduksi energi.

3. Penghematan energi sebagai hasil

produk daur ulang.

4. Membahas upaya perusahaan dalam

mengurangi konsumsi energi.

5. Peningkatan efisiensi energi dan

produk.

6. Riset yang mengarah pada

peningkatan efisiensi energi dari

produk.

7. Mengungkapkan kebijakan energi

perusahaan.

Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

1. Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko

dalam lingkungan kerja.

2. Mempromosikan keselamatan tenaga

kerja dan kesehatan fisik atau mental.

3. Mengungkapkan statistik kecelakaan

kerja.

4. Mentaati peraturan standar kesehatan

dengan keselamatan kerja.

5. Menerima penghargaan berkaitan

dengan keselamatan kerja.

6. Menetapkan suatu komite

keselamatan kerja.

7. Melaksanakan riset untuk

meningkatkan keselamatan kerja.

8. Mengungkapkan pelayanan kesehatan

tenaga kerja.

Lain-lain Tentang

Tenaga Kerja

1. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga

kerja wanita / orang cacat.

2. Mengungkapkan persentase/jumlah

tenaga kerja wanita / orang cacat

dalam tingkat managerial.

3. Mengungkapkan tujuan penggunaan

tenaga kerja wanita / orang cacat

dalam pekerjaan.

4. Program untuk kemajuan tenaga kerja

wanita/orang cacat.

5. Pelatihan tenaga kerja melalui

program tertentu di tempat kerja.

6. Memberikan bantuan keuangan pada

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

45

tenaga kerja dalam bidang pendidikan.

7. Mendirikan suatu pusat pelatihan

tenaga kerja.

8. Mengungkapkan bantuan atau

bimbingan untuk tenaga kerja yang

dalam proses mengundurkan diri atau

yang telah membuat kesalahan.

9. Mengungkapkan perencanaan

kepemilikan rumah karyawan.

10. Mengungkapkan fasilitas untuk

aktivitas rekreasi.

11. Pengungkapan persentase gaji untuk

pensiun.

12. Mengungkapkan kebijakan penggajian

dalam perusahaan.

13. Mengungkapkan jumlah tenaga kerja

dalam perusahaan.

14. Mengungkapkan tingkatan manajerial

yang ada.

15. Mengungkapkan disposisi staff

dimana staff ditempatkan.

16. Mengungkapkan jumlah staff, masa

kerja dan kelompok usia mereka.

17. Mengungkapkan statistik tenaga kerja,

misalnya penjualan per tenaga kerja.

18. Mengungkapkan kualifikasi tenaga

kerja yang direkrut.

19. Mengungkapkan rencana kepemilikan

saham oleh tenaga kerja.

20. Mengungkapkan rencana pembagian

keuntungan lain.

21. Mengungkapkan informasi hubungan

manajemen dengan tenaga kerja

dalam meningkatkan keputusan dan

motivasi kerja.

22. Mengungkapkan informasi stabilitas

pekerjaan tenaga kerja dan masa

depan perusahaan.

23. Membuat laporan tenaga kerja yang

terpisah.

24. Melaporkan hubungan perusahaan

dengan serikat buruh.

25. Melaporkan gangguan dan aksitenaga

kerja.

26. Mengungkapkan informasi bagaimana

aksi tenaga kerja dinegosiasikan.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

46

27. Peningkatan kondisi kerja secara

umum.

28. Informasi reorganisasi perusahaan

yang mempengaruhi tenaga kerja.

29. Informasi dan statistik perputaran

tenaga kerja.

Produk 1. Pengungkapan informasi

pengembangan produk perusahaan,

termasuk pengemasan.

2. Gambaran pengeluaran riset dan

pengembangan produk.

3. Pengungkapan informasi proyek riset

perusahaan untuk memperbaiki

produk.

4. Pengungkapan bahwa produk

memenuhi standar keselamatan.

5. Membuat produk lebih aman untuk

konsumen.

6. Melaksanakan riset atas tingkat

keselamatan produk perusahaan.

7. Pengungkapan peningkatan

kebersihan/kesehatan dalam

pengolahan dan penyiapan produk.

8. Pengungkapan informasi atas

keselamatan produk perusahaan.

9. Pengungkapan informasi mutu produk

yang dicerminkan dalam penerimaan

penghargaan

10. Informasi yang dapat diverifikasi

bahwa mutu produk telah meningkat

(misalnya, ISO 9000).

Keterlibatan

Masyarakat

1. Sumbangan tunai, produk, pelayanan

untuk mendukung aktivitas

masyarakat, pendidikan, dan seni.

2. Tenaga kerja paruh waktu (part-time

employment) dari mahasiswa/pelajar.

3. Sebagai sponsor untuk proyek

kesehatan masyarakat.

4. Membantu riset media.

5. Sebagai sponsor untuk konferensi

pendidikan, seminar atau pameran

seni.

6. Membiayai program beasiswa.

7. Membuka fasilitas perusahaan untuk

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

47

masyarakat.

8. Mensponsori kampanye nasional.

9. Mendukung pengembangan industri

lokal.

Umum

1. Pengungkapan tujuan. Kebijakan

perusahaan secara umum berkaitan

dengan tanggung jawab sosial

perusahaan kepada masyarakat.

2. Informasi hubungan dengan tanggung

jawab sosial perusahaan selain yang

disebut di atas.

(Sumber : Sembiring, 2005)

Perhitungan indeks yaitu dengan cara membagi jumlah item

yang diungkapkan dengan jumlah item keseluruhan (Bhernadha,

Topowijono dan Azizah , 2017). Rumus perhitungan Corporate Social

Responsibility Disclosure sebagai berikut:

Keterangan :

CRSIj = Corporate Social Responsibility Disclosure

Index perusahaan j

Xij = Jumlah item yang diungkapkan

nj = Jumlah item untuk perusahaan, nj =78

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

48

B. Penelitian Terdahulu

Tabel II.3

“Penelitian Terdahulu”

No Nama

Peneliti Judul

Variabel

Penelitian Hasil

1 Maraya

dan Reni

(2016);

Pengaruh

Corporate

Governance

dan

Corporate

Social

Responsibilit

y Disclosure

Terhadap Tax

Avoidance

(Studi

Empiris

Peusahaan

Tambang dan

CPO)

Proporsi

Komisaris

Independen,

Kualitas Audit,

Kepemilikan

Institusional,

Kepemilikan

Manajerial,

Corporate

Social

Responsibility

Disclosure

Proporsi Komisaris

Independen dan

Kepemilikan

Manajerial tidak

berpengaruh

terhadap Tax

Avoidance.

Kualitas Audit dan

Kepemilikan

Institusional secara

signifikan

berpengaruh

negative terhadap

tax avoidance.

Corporate Social

Responsibility

Disclosure secara

signifikan

berpengaruh positif

terhadap tax

avoidance

2 Sandy dan

Niki

(2016);

Pengaruh

Corporate

Governance

Terhadap Tax

Avoidance:

Studi Empiris

Pada

Perusahaan

Manufaktur

Kepemilikan

Institusional,

Proporsi

Komisaris

Independen,

Kualitas Audit,

Dan Komite

Audit.

Proporsi Komisaris

Independen,

Kualitas Audit,

Komite Audit

secara signifikan

berpengaruh

negatif terhadap

Tax Avoidance.

Kepemilikan

Institusional tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

Tax Avoidance

3 Saputra,

Dendes

dan Novia

Pengaruh

Corporate

Governance,

Komisaris

Independen,

Kualitas Audit,

Proporsi Dewan

Komisaris

Independen,

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

49

(2015); Profitabilitas

dan Karakter

Eksekutif

Terhadap Tax

Avoidance

Pada

Perusahaan

yang

Terdaftar

diBEI

Dan Komite

Audit, Return

On Assets dan

Karakter

Eksekutif

Kualitas Audit dan

Komite Audit tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

Tax Avoidance.

Profitabilitas dan

Karakter Eksekutif

berpengaruh

signifikan terhadap

Tax Avoidance.

4 Mulyani,

Andika

dan

Endang

(2018)

Pengaruh

Corporate

Governance

Terhadap Tax

Avoidance

(Perusahaan

Pertambanga

n yang

Terdaftar di

BEI)

Kepemilikan

Institusional,

Komisaris

Independen,

Komite Audit

Dan Kualitas

Audit

Kepemilikan

Institusional dan

Komite Audit

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap Tax

Avoidance.

Komisaris

Independen

berpengaruh

negatif dan

signifikan terhadap

Tax Avoidance.

Kualitas Audit

tidak berpengaruh

positif tetapi

signifikan terhadap

Tax Avoidance.

5 K.

Subiaga,

IP Edy, IN

Kusuma

(2016)

Pengaruh

Profitabilitas,

Kepemilikan

Keluarga,

Dan Good

Corporate

Governance

Terhadap

Penghindaran

Pajak (Studi

pada

Perusahaan

Manufaktur

di Bursa Efek

Indonesia)

Return On

Asset,

Kepemilikan

Keluarga,

Kepemilikan

Institusional dan

Proporsi Dewan

Komisaris

Independen

Return On Asset ,

Kepemilikan

Institusional,

Dewan Komisaris

Independen

berpengaruh

signifikan terhadap

Tax Avoidance dan

Kepemilikan

Keluarga, Komite

Audit, Kualitas

Audit tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

Tax Avoidance

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

50

6

Waluyo

(2017)

The Effect Of

Good

Corporate

Governance

On Tax

Avoidance:

Empirical

Study Of The

Indonesian

Banking

Company

Audit

Committee,

Board of

Commissioners,

the Institutional

Ownership and

Audit Quality

Audit Committee

and Audit Quality

have positively

affected Tax

Avoidance, and

Proportion of

Board of

Commissioners

and the

Institutional

Ownership have

negatively affected

Tax Avoidance.

7 Nissa

(2017)

Pengaruh

Corporate

Governance

Terhadap Tax

Avoidance

Jumlah Dewan

Direksi,

Persentase

Jumlah Dewan

Komisaris

Independen,

Persentase

Jumlah Komite

Audit, Proporsi

Kepemilikan

Institusional,

dan Proporsi

Kepemilikan

Manajerial

Jumlah Dewan

Direksi, Proporsi

Kepemilikan

Manajerial,

Proporsi

Kepemilikan

Institusional,

Persentase Jumlah

Komite Audit tidak

berpengaruh

terhadap Tax

Avoidance dan

Persentase Jumlah

Dewan Komisaris

Independen

berpengaruh

signifikan terhadap

Tax Avoidance

8 Aprilian,

Eny dan

Achmad

(2018);

Pengaruh

Pengungkapa

n Corporate

Social

Responsibilit

y Terhadap

Tax

Avoidance

Dengan

Gender

Sebagai

Variabel

Moderasi

(Studi

Corporate

Social

Responsibility

(CSR) dengan

Gender Sebagai

Variabel

Moderasi

Corporate Social

Responsibility

(CSR) berpengaruh

negatif terhadap

tax avoidance dan

keberadaan

perempuan dalam

dewan komisaris

dan direksi

(gender) dapat

memperkuat

pengaruh

corporate social

responsibility

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

51

Empiris pada

Perusahaan

Manufaktur

yang

Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia

Tahun 2016)

(CSR) dengan tax

avoidance

9 Dharma

dan

Naniek

(2017)

Pengaruh

Corporate

Social

Responsibilit

y dan Capital

Intensity

terhadap Tax

Avoidance

Corporate

Social

Responsibility

dan Capital

Intensity

corporate social

responsibility

(CSR) berpengaruh

negatif terhadap

tax avoidance dan

Capital Intensity

berpengaruh positif

terhadap Tax

Avoidance

10 A.Rahma

wati,

Endang

R.Rachma

(2015)

Pengaruh

Pengungkapa

n Corporate

Social

Responsibilit

y dan

Corporate

Governance

Terhadap Tax

Avoidance

(Studi Pada

Perusahaan

Manufaktur

yang

Terdaftar Di

BEI Periode

2012-2014)

Pengungkapan

Corporate Social

Responsibility,

Komisaris

Independen,

Kepemilikan

Manajerial,

Kepemilikan

Institusional,

Kualitas Auditor

Eksternal, dan

Komite Audit

Pengungkapan

Corporate Social

Responsibility,

Dewan Komisaris

berpengaruf positif

signifikan terhadap

Tax Avoidance.

Kepmilikan

Manajerial,

Kepemilikan

Institusional

berpengaruh

negatif signifikan

tehadap Tax

Avoidance. Komite

Audit berpengaruh

positif tidak

signifikan terhadap

Tax Avoidance,

dan Kualitas Audit

berpengaruh

negatif tidak

signifikan terhadap

Tax Avoidance.

(Sumber: Data diolah, 2018)

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

52

C. Pengembangan Hipotesis

1. Proporsi Komisaris Independen dan Tax Avoidance

Dewan komisaris independen sebagai pengawas di dalam

perusahaan bertugas untuk memastikan direksi menjalankan

kewajibannya menjaga profitabilitas perusahaan (Puspita, 2014).

Dewan komisaris independen yang berasal dari luar perusahaan

menuntut manajemen bekerja lebih efektif dalam pengelolaan

perusahaan oleh direksi dan manajer. Perusahaan yang memiliki

komposisi anggota komisaris independen yang lebih besar dapat

mempengaruhi kinerja perusahaan (Raharjo, 2014). Kehadiran

komisaris independen dapat meningkatkan pengawasan kinerja

direksi. Semakin banyak jumlah komisaris independen maka

pengawasan terhadap manajemen akan semakin ketat (Erlina, 2017).

Manajemen kadang kala bersifat oportunistik dimana mereka

memiliki motif untuk memaksimalkan laba agar meningkatkan bonus

yang diterima dengan cara mengurangi biaya-biaya termasuk pajak

yang harus dibayarkan dengan cara melakukan tindakan tax

avoidance.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syeldila

dan Niki (2016) yang menyatakan proporsi dewan komisaris

independen yang merupakan proksi dari corporate governance

berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. Ini berarti keberadaan

dewan komisaris independen efektif dalam usaha mencegah tindakan

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

53

tax avoidance. Serta hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Nissa

(2017) juga membuktikan bahwa dewan komisaris independen

berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka diajukan

hipotesis sebagai berikut:

H1 : Proporsi komisaris independen berpengaruh negatif

terhadap tax avoidance

2. Kepemilikan Institusional dan Tax Avoidance

Kepemilikan institusional sebagai pengawas yang berasal dari

luar perusahaan memegang peranan yang penting dalam memonitor

manajemen. Karena dengan adanya kepemilikan institusional akan

mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap

manajemen perusahaan agar dalam menghasilkan laba berdasarkan

aturan yang berlaku, karena pada dasarnya investor institusional lebih

melihat seberapa jauh manajemen taat kepada aturan dalam

menghasilkan laba. Dengan demikian terdapat indikasi bahwa investor

institusional mempunyai andil dalam penetapan kebijakan yang terkait

dengan tindakan tax avoidance.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Waluyo

(2017) yang menyatakan kepemilikan institusional berpengaruh

negatif terhadap tax avoidance. Ini berarti keberadaan institusional

mempunyai andil dalam penetapan kebijakan yang terkait dengan

tindakan tax avoidance Serta hasil penelitian terdahulu yang dilakukan

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

54

Rahmawati, Endang dan Rachma (2015) juga membuktikan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka diajukan

hipotesis sebagai berikut:

H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap tax

avoidance

3. Ukuran Dewan Komisaris dan Tax Avoidance

Dewan komisaris sebagai bagian dari corporate governance ikut

menentukan bagaimana manajemen pajak perusahaan akan berjalan.

Corporate governance yang baik seharusnya terdiri dari dewan

komisaris yang berkualitas. Dewan komisaris yang baik harus

memiliki pengetahuan tentang hukum-hukum perpajakan yang berlaku

sehingga mampu mengawasi manajemen. Perusahaan yang memiliki

lebih banyak dewan komisaris maka tingkat pengawasan terhadap

manajemen semakin ketat dibandingkan perusahaan dengan

perusahaan yang memiliki dewan komisaris yang lebih sedikit.

Manajemen kadang kala bersifat oportunistik dimana mereka

memiliki motif untuk memaksimalkan laba dengan cara melakukan

praktik tax avoidance.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Waluyo

(2017) yang menyatakan ukuran dewan komisaris yang merupakan

proksi dari corporate governance berpengaruh negatif terhadap tax

avoidance. Semakin banyaknya dewan komisaris maka akan semakin

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

55

rendah praktik tax avoidance. Serta hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan Putranti dan Setyawanta (2014) juga membuktikan bahwa

ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka diajukan

hipotesis sebagai berikut:

H3 : Ukuran Dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap tax

avoidance

4. Komite Audit dan Tax Avoidance

Komite audit merupakan salah satu bentuk nyata dari penerapan

tata kelola yang baik. Banyak para pihak, terutama dari pihak investor

menganggap bahwa dengan adanya komite audit menjadi nilai tambah

bagi sebuah perusahaan. Investor akan lebih merasa aman jika

berinvestasi pada perusahaan yang telah menerapkan good corporate

governance. Semakin tinggi keberadaan komite audit dalam suatu

perusahaan akan meningkatkan kualitas good corporate governance

(GCG) didalam perusahaan, sehingga akan mengurangi kemungkinan

terjadinya praktik tax avoidance. Hal ini menunjukkan bahwa komite

audit yang bertugas untuk melakukan pengawasan dalam penyusunan

laporan keuangan perusahaan dapat mencegah kecurangan pihak

manajemen. Perusahaan yang memiliki komite audit akan lebih

bertanggung jawab dan terbuka dalam menyajikan laporan keuangan

karena komite audit akan memonitor segala kegiatan yang

berlangsung dalam perusahaan. Sehingga dapat diketahui bahwa

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

56

komite audit yang ada pada perusahaan di Indonesia telah

menjalankan tugas dan wewenangnya dalam melakukan pengawasan

terhadap perusahaan sesuai dengan prinsip corporate governance

(Diantari dan Agung, 2016).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Waluyo

(2017) yang menyatakan komite audit yang merupakan proksi dari

corporate governance berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

Keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan akan mengurangi

kemungkinan terjadinya praktik tax avoidance. Serta hasil penelitian

terdahulu yang dilakukan Mulyani. Andika dan Endang (2018) juga

membuktikan bahwa komite audit berpengaruh terhadap tax

avoidance.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka diajukan

hipotesis sebagai berikut:

H4 : Komite audit berpengaruh positif terhadap tax avoidance

5. Dewan Direksi dan Tax Avoidance

Direksi sebagai organ perusahaan yang bertanggung jawab

penuh atas pengelolaan perusahaan dengan senantiasa memperhatikan

kepentingan dan tujuan Perseroan dan unit usaha serta

mempertimbangkan kepentingan para pemegang saham dan

seluruh stakeholders. Direksi mewakili perusahaan baik di dalam

maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar,

tunduk pada semua peraturan yang berlaku terhadap Perusahaan

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

57

Terbuka dan tetap berpegang pada penerapan prinsip Good Corporate

Governance.

Pedoman umum good corporate governance Indonesia menurut

KNKG (2006) dewan direksi dianggap akan menekan laju

penghindaran pajak yang disebabkan semakin baiknya pengawasan

yang dilakukan oleh dewan direksi maka kemungkinan terjadinya

penyelewengan yang dilakukan pihak manajemen pun akan semakin

kecil, karena dewan direksi mempunyai wewenang untuk memberikan

kebijakan-kebijakan yang harus dijalankan oleh pihak manajemen

sebagai pengelola perusahaan, dan biasanya manajemen akan

melakukan tindakan-tindakan yang bisa menjadi sebuah kecurangan

baik itu demi kepentingan perusahaan ataupun semata-mata hanya

untuk kepentingan pribadi seperti motivasi atas bonus dan reward

yang diperoleh dari hasil kinerja yang dianggap baik. Semakin tinggi

pengawasan dari dewan direksi maka akan semakin rendah kegiatan

tax avoidance yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suwasono

dan Julio (2017) yang menyatakan dewan direksi yang merupakan

proksi dari corporate governance berpengaruh negatif terhadap tax

avoidance, Semakin tinggi pengawasan dari dewan direksi maka akan

semakin rendah kegiatan tax avoidance yang dilakukan oleh pihak

manajemen perusahaan. Serta hasil penelitian terdahulu yang

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

58

dilakukan Putri dan Charir (2017) juga membuktikan bahwa dewan

direksi berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka diajukan

hipotesis sebagai berikut:

H5 : Dewan direksi berpengaruh negatif terhadap tax avoidance

6. Corporate Social Responsibility Disclosure dan Tax Avoidance

Corporate Social Responsibility Disclosure adalah suatu satu

bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan

yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang disertai dengan

peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta

sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan

masyarakat secara lebih luas (Nur Hadi, 2011).

Secara sederhana Corporate Social Responsibility Disclosure

merupakan suatu konsep serta tindakan yang dilakukan oleh suatu

perusahaan sebagai rasa tanggung jawab terhadap sosial serta

lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berdiri. Perusahaan

melakukan Corporate Social Responsibility Disclosure untuk

mendapatkan legitimasi positif dari masyarakat guna mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan (Ratmono dan Sagala, 2015). Secara

logika, corporate social responsibility disclosure membutuhkan biaya

yang tidak sedikit dan perusahaan akan menggunakan segala cara

termasuk agresif di dalam praktik tax avoidance dalam

memaksimalkan laba.

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

59

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarsih

dan Kusufi (2014) menyatakan corporate social responsibility

disclosure berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Perusahaan

mempunyai kewajiban ganda dalam menganggarkan dana untuk

kegiatan CSR dan membayar pajak maka hal ini yang menyebabkan

perusahaan semakin agresif dalam perpajakan. Semakin tinggi

pengungkapan corporate social responsibility maka semakin tinggi

tingkat pengindaran pajak (tax avoidance) dan semakin perusahaan

tidak melakukan pengungkapan corporate social responsibility maka

semakin rendah tingkat penghindaran pajaknya (tax avoidance). Serta

hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Budhi dan Waluyo (2017)

juga membuktikan bahwa corporate social responsibility disclosure

berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka diajukan

hipotesis sebagai berikut:

H6 : Corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif

terhadap tax avoidance

7. Proporsi komisaris independen, kepemilikan institusional, ukuran

dewan komisaris, komite audit, dewan direksi, corporate social

responsibility disclosure dan tax avoidance

Penerapan corporate governance dalam menentukan kebijakan

perpajakan yang akan digunakan oleh perusahaan berkaitan dengan

pembayaran pajak penghasilan perusahaan. Dewan komisaris

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

60

independen yang berasal dari luar perusahaan menuntut manajemen

bekerja lebih efektif dalam pengelolaan perusahaan oleh direksi dan

manajer. Kepemilikan institusional dapat melaksanakan fungsi

monitoring untuk mendukung pengelolaan perusahaan yang baik dan

menjadikan laporan keuangan lebih obyektif. Dewan komisaris dalam

menjalankan pengawasan dapat mempengaruhi manajemen untuk

menyusun laporan keuangan yang berkualitas. Komite audit bertugas

melakukan kontrol dalam proses penyusunan laporan keuangan

perusahaan untuk menghindari kecurangan pihak manajemen.

Berjalannya fungsi komite audit secara efektif memungkinkan

pengendalian pada perusahaan dan laporan keuangan yang lebih baik.

Dewan direksi mempunyai wewenang untuk memberikan kebijakan-

kebijakan yang harus dijalankan oleh pihak manajemen sebagai

pengelola perusahaan. Baiknya pengawasan yang dilakukan oleh

dewan direksi makan kemungkinan terjadinya penyelewengan oleh

pihak manajemen pun akan semakin kecil. Serta corporate social

responsibility disclosure merupakan suatu konsep serta tindakan yang

dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai rasa tanggung jawab

terhadap sosial serta lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berdiri.

Perusahaan melakukan corporate social responsibility disclosure

untuk mendapatkan legitimasi positif dari masyarakat guna

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Sehingga

perusahaan mempunyai kewajiban ganda dalam menganggarkan dana

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

61

untuk kegiatan CSR dan membayar pajak maka hal ini yang

menyebabkan perusahaan semakin agresif dalam perpajakan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka diajukan

hipotesis sebagai berikut:

H7 : Proporsi komisaris independen, kepemilikan institusional,

ukuran dewan komisaris, komite audit, dewan direksi dan

corporate social responsibility disclosure secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4344/3/BAB II.pdfYang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak

62

D. Kerangka Pemikiran

Gambar II.1

Kerangka Pemikiran

Keterangan:

: Pengaruh secara parsial

: Pengaruh secara simultan

(Sumber: Data diolah, 2018)

Corporate Social

Responsibility

Disclosure

ProporsiKomisaris

Independen

Kepemilikan

Institusional

Ukuran Dewan

Komisaris

Komite Audit

Dewan Direksi

Tax Avoidance

(Cash ETR)

Corporate Governance

H2 (-)

H1 (-)

H3 (-)

H4 (+)

H5 (-)

H6 (+)

H7