bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan tentang tni 1

24
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1. Pengertian Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 definisi Tentara Nasional Indonesia adalah kekuatan angkatan perang dari suatu negara berdasarkan peraturan perundang-undangan. Definisi tersebut memang belum lengkap tetapi terdapat pengertian tentang tujuan pokok kehadiran tentara dalam suatu negara yaitu seperti yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah menegakkakn kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah negara kesatuan Indoneisa yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dari konsep pemikiran seperti diatas kemudian timbul pendirian bahwa fungsi utama Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam negara adalah melakukan tugas dibidang pertahanan. Untuk melaksanakan konsep pertahanan negara trsebut yang memiliki peranandan menjadi komponen utama adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI). 13 13 Andirizal, “Analisis Yuridis Tentang Kedudukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004”, (online), (https://www.neliti.com/id/publications/43279/analisis-yuridis-tentang-kedudukan-tentara- nasional-indonesia-tni-setelah-berlak, diakses pada tanggal 25 januari 2020), 2014

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang TNI

1. Pengertian Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004

definisi Tentara Nasional Indonesia adalah kekuatan angkatan perang dari

suatu negara berdasarkan peraturan perundang-undangan. Definisi tersebut

memang belum lengkap tetapi terdapat pengertian tentang tujuan pokok

kehadiran tentara dalam suatu negara yaitu seperti yang diatur dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004. Tentara

Nasional Indonesia (TNI) adalah menegakkakn kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah negara kesatuan Indoneisa yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 serta melindungi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap

keutuhan bangsa dan negara. Dari konsep pemikiran seperti diatas

kemudian timbul pendirian bahwa fungsi utama Tentara Nasional

Indonesia (TNI) dalam negara adalah melakukan tugas dibidang

pertahanan. Untuk melaksanakan konsep pertahanan negara trsebut yang

memiliki peranandan menjadi komponen utama adalah Tentara Nasional

Indonesia (TNI).13

13

Andirizal, “Analisis Yuridis Tentang Kedudukan Tentara Nasional Indonesia (TNI)

setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004”, (online),

(https://www.neliti.com/id/publications/43279/analisis-yuridis-tentang-kedudukan-tentara-

nasional-indonesia-tni-setelah-berlak, diakses pada tanggal 25 januari 2020), 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

16

Tentara Nasional Indonesia atau TNI merupakan profesi sekaligus

sebagai alat negara dibidang pertahanan. Hal ini sesuai dengan bunyi Pasal

1 dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010

tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia, yaitu “Tentara

Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat TNI adalah komponen

utama yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan

negara”. Hal tersebut senada dengan bunyi Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia yang

menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesai sebagai alat pertahanan

Negara Kesatuan Rpublik Indonesia, bertugas melaksanakan kebijakan

pertahanan negara untuk menekgakkan kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi keselamatan bangsa,

menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain

perang, serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian

regional dan internasional.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun

1945 BAB XII Pertahanan dan Keamanan Negara Pasal 30 ayat (2)

dijelaskan bahwa :

“Usaha Pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem

pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia

dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dana

rakyat, sebagai pendukung.”

Prajurit adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan

yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan diangkat oleh

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

17

pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan

yakni dalam Pasal 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34

Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Prajurit TNI terdiri atas

prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, prajurit Tentara

Nasional Indonesia Angkatan Laut, dan prajurit Tentara Nasional

Indonesia Angkatan Udara yang melaksanakan tugasnya secara matra atau

gabungan di bawah pimpinan Panglima.

2. Sejarah Terbentuknya Tentara Nasional Indonesia

Dalam sejarah kehidupan manusia sejak dahulu, dimana sekelompok

rakyat yang bertempur tinggal di suatu daerah tertentu akan bangkit

serentak memanggul senjata dan mengadakan perlawanan apabila mereka

dan daerahnya mengalami ancaman atau serangan dari pihak lain.

Disinilah timbul pengertian bahwa pembelaan negara itu adalah hak dan

kewajiban seluruh rakyat. Segala sesuatu didalam Negara ikut dikerahkan

untuk melakukan peprangan dan tak dapat dipisahkan lagi antara angkatan

bersenjata dengan rakyat biasa didalam peperangan. Kaerna adanya

persamaan nasib cita-cita dan tanggung jawab yang kemudian

menimbulkan adanya kegiatan sehaluan antara militer dan masyarakat

dalam usaha mencapai cita-cita bangsa dan memikul tanggung jawab

bersama.

Salah satu organ yang harus dimiliki oleh pemerintah suatu negara

ialah militer yang merupakan suatu kelompok orang-orang yang

diorganisir dengan disiplin untuk melakukan pertempuran, yang dibedakan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

18

dengan orang-orang sipil. Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia

belum mempunyai organisasi militer yang teratur, yang berjuang

mempertahankan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 adalah rakyat yang

bergabung didalam laskar laskar serentak memanggul senjata untuk

mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai. Berintikan berkas-

berkas PETA, Heiho, KNIL yang insaf, Seinedan Keibodan, Gyugun,

Suisyitai yang terlatih baik, bersama dengan rakyat yang militan dari

segala lapisan masyarakat secara spontan dan serentak bengkit

mengangkat senjata.

Rakyat yang berjuang mempertahankan kemerdekaan 17 Agustus 1945

bergabung didalam laskar-laskar perjuangan dengan bermacam-macam

nama. Rakyat bersenjata ini dengan berintikan bekas-bekas PETA, Heiho,

Seinenda, Keribodan, Suisyintai dan KNIL yang sudah terlatih baik

dibidang kemiliteran, merupakan modal lahirnya Badan Keamanan Rakyat

(BKR) yang diumumkan pembentukannya oleh Pemerintah Republik

Indonesia pada tanggal 22 Agustus 1945. Badan Keamanan Rakyat inilah

sebagai wadah dari seluruh laskar yang mempertahankan kemerdekaan.

Sejarah pertumbuhan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia agak

berbeda dengan negara-negara lain, karena Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia tumbuh secara spontan dari kesadaran rakyat yang berjuang

mewujudkan cita-cita sebagai suatu bangsa, rakyat yang memulai revolusi

itu membangun tentaranya, mempersenjatai dirinya sendiri.

Tentara kebangsaan Republik Indonesia, bukanlah warisan kolonial

akan tetapi lahir dari rakyat. Tentara yang lahir dari kebangunan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

19

perjuangan kemerdekaan, yang menjadi dewasa akibat panasnya api

revolusi kemerdekan. Badan Keamanan Rakyat sebagai embrio dari TNI

yang lahir atas inisiatif dan spontanitas rakyat kemudian menjadi motor,

menjadi pelopor serta dinamisator jalannya revolusi, yang pada waktu itu

dimana-mana seluruh Nusantara merebut kekuasaan dan senjata dari bala

tentara Jepang, yang berusaha mempertahankan kedudukannya serta

berniat akan menyerahkan Indoneisa kepada sekutu. Maksud bala tentara

Dei Nippon tersebut digagalkan oleh BKR, oleh karena itu terjadilah

perebutan kekuasaan baik sipil maupun militer oleh para pejuang, yang

sudah mempunyai tekad bulat “Merdeka atau Mati”. Kelahiran yang

spontan dari rakyat, yang beraneka ragam suku dan masyarakat,

menjadikan BKR sangat heterogen anggotanya, proses pertumbuhan

begitu lahir terus-menerus bertempur menyebabkan BKR metang

menghadapi segala rintangan.

Sebagai wadah organisasi perjuangan BKR tumbuh semakin mantap,

sehingga pada tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah RI mendekritkan

pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai peningkatan

organisasi BKR yang tadinya sebagai wadah laskar-laskar perjuangan.

Sejak pembentukan TKR ini, maka para pejuang yang tergabung di dalam

TKR mulai didata, yaitu sebagai peralihan dari organisasi yang belum

teratur, menjadi organisasi yang teratur. Sebagai Kepala Staf yang ditunjuk

Oerip Soemorhardjo, seorang pejuang yang dianggap mempunyai

pengetahuan militer cukup memadai, untuk menyusun organisasi militer

yang resmi dan teratur. Sejak saat itu Republik Indonesia mempunyai

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

20

tentara yang teratur, disertai kesatuan-kesatuan mulai dari tingkat Peleton

sampai Divisi, dengan kepangkatan mulai dari prajurit sampai dengan

Jendral, semuanya disusun sesuai organisasi Militer Internasional. Pada

tanggal 12 November 1945 diadakan Konferensi itu Pak Soedirman

dipilih sebagai Panglima Besar.

Dibawah pimpinan Panglima Besar Soedirman, Tentara Keamanan

Rakyat disempurnakan organisasinya yang kemudian pada tanggal 7

Januari 1946 namanya berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.

Tidak lama kemudian pada tanggal 25 Januari 1946 berdasarkan

Penetapan Pemerintah No. 4/S. D. Nama Tentara Keselamatan Rakyat

diganti menjadi Tentara Republik Indonesia. Walaupun nama

organisasinya berganti akan tetapi semangat juang para anggotanya tidak

berubah, bahkan semakin berkobar-kobar, hal ini terlihat bagaimana

heroik dan patriotik para pejuang dalam menghadapi dan melucuti tentara

Jepang, menghadapi tentara sekutu yang mendarat di Jakarta, Surabaya,

Semarang, Bandung, Ujungpandang, Palembang, Bali dan banyak tempat

lagi di Nusantara ini. Musuh yang persenjataannya begitu lengkap,

dihadapi oleh para pejuang dengan senjata seadanya.

Perlawanan rakyat ini menunjukkan pada dunia bahwa bangsa

Indonesia sudah mampu untuk berdiri sendiri, bukan sebagai mana

anggapan bangsa Belanda yang menganggap bangsa Indonesia itu adalah

bangsa yang bodoh dan belum mampu untuk mengurus dirinya sendiri.

Memang di dunia pendidikan bangsa Indonesia atau bangsa yang terjajah

akan selalu bodoh, karena tidak diberi kesempatan untuk mengecap dunia

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

21

pendidikan formal sejajar dengan bangsa yang menjajahnya, terutama

bangsa Belanda yang hanya memberi kesempatan untuk mengenyam

pendidikan kepada segelintir warga yaitu hanya anak priyayi-priyayi

tertentu saja, hal ini perlu karena priyayi itulah yang mengisi jabatan-

jabatan pekerjaan untuk membantu kelancaran pemerintahan penjajahan di

Indonesia. Sebagai bukti tingginya kebudayaan dan ilmu pengetahuan

bangsa Indonesia dapat kita lihat kebesaran kerajaan-kerajaan di

Indonesia, peninggalan-peninggalan sejarah seperti Candi Borobudur,

Candi Prambanan, dan berbagai peninggalan sejarah lainnya.

Oleh karena itu, para pejuang tak gentar dalam menghadapi tentara

kolonial Belanda yang bersenjata lengkap dan modern, dengan senjata

seadanya. Kemudian nama TRI disempurnakan lagi, karena belum

dianggap tepat, maka pada tanggal 7 Juni 1947 dirubah lagi menjadi

Tentara Nasional Indonesia, sebagai wadah perjuangan para pejuang yang

baru, yang tadinya masih berkotak-kotak didalam laskar perjuangan

dengan berbagai nama. Tentara Nasional Indonesia ini terdiri dari Tentara

Darat, Tentara Laut, Tentara Udara. Polisi sebagaimana tradisi

internasional tidak dimasukkan ke dalam organisasi tentara, karena fungsi

polisi adalah menjaga ketertiban masyarakat diwaktu damai. Akan tetapi

Polisi Indonesia pembentukannya tidak dapat disamakan dari negara lain,

karena didalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah

Belanda seluruh lapisan masyarakat bahu-membahu termasuk kesatuan-

kesatuan polisi. Oleh karenanya, Polisi RI dimasukkan di dalam jajaran

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Dengan masuknya Polisi ke

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

22

dalam angkatan bersenjata, mempunyai konsekuensi yaitu apabila terjadi

peperangan dengan negara lain, maka polisi diperlakukan sebagai militer,

bukan aparat keamanan yang memelihara ketertiban.

3. Jati Diri TNI

TNI adalah bagian yang tak terpisahkan dari rakyat yang mesti

diberdayakan pemikirannya dalam setiap langkah yang di tempuh bangsa

dan negara ini mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Jati diri TNI

terdapat dalam Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34

Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia yakni :

a. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal dari warga

Negara Indonesia

b. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara

Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya,

c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas

demi kepentingan negara dan di atas kepentingan daerah, suku, ras,

dan golongan agama

d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, dilengkapi

secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin

kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang

menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia,

ketentuan hukum nasioanl, dan hukum internasional yang telah

diratifikasi.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

23

4. Peran, Fungsi, dan Tugas TNI

Tugas Tentara Nasional Indonesia secara signifikan tertera didalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang

Tentara Nasional Indonesia pada Pasal 7 sebagai tugas pokok Tentara

Nasional Indonesia, yang berbunyi :

a. Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesai Tahun 1945, serta melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan

gangguan terhadap keutuhan bengsa dan negara.

b. Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

1) Operasi militer untuk perang

2) Operasi militer selain perang, yaitu untuk :

a) Mengatasi gerakan separatis bersenjata

b) Mengatasi pemberontakan bersenjata

c) Mengatasi aksi terorisme

d) Mengamankan wilayah perbatasan

e) Mengamankan obyek vital nasional yang bersifat strategis

f) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan

kebijakan politik luar negeri

g) Mengamankan presiden dan wakil presiden beserta

keluarganya

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

24

h) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan

pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan

semesta

i) Membantu tugas pemerintah di daerah

j) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam

rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang

diatur dalam Undang-Undang

k) Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala

negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada

di Indonesia

l) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian

dan pemberian bantuan kemanusiaan

m) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan

(search and resque), serta

n) Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan

penerbangan terhadap pembajakan, perompak dan

penyelundupan.

Tugas pokok TNI yang terdapat dalam Pasal 7 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional

Indonesia adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD

NRI) Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

25

darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa

dan negara.

Adapun fungsi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terdapat pada

Pasal 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 yaitu:

a. TNI sebagai alat pertahanan negara berfungsi sebagai :

1) Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman

bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan,

keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.

2) Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a, dan

3) Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat

kekacauan keamanan.

b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

TNI merupakan komponen utama.

Adapun asa-asas yang dipergunakan Tentara Nasional Indonesia dalam

rangka melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah

sebagai berikut :

a. Asas Tujuan, setiap penyelenggaraan operasi harus memiliki rumusan

tujuan/sasaran yang jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan

dalam pencapaian tugas pokok

b. Asas kesatuan komando dan pengendalian seluruh kegiatan operasi

yang dilaksanakan dalam rangka OMSP berada di bawah satu

komando/penanggung jawab dari institusi negara yang ditunjuk sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

26

c. Asas Proposionalitas, diartikan bahwa kekuatan, persenjataan dan

peralatan TNI yang dikerahkan dalam pelaksanaan operasi dilakukan

secara sepadan, tidak berlebihan, memiliki prosedur standar operasi

yang jelas, terhindar dari tindakan diluar batas kewajaran.

d. Asas Keamanan, tindakan yang tepat untuk menjamin keamanan,

kerahasiaan, keleluasaan bergerak, melindungi satuan sendiri dan

menghindari jatuhnya informasi ke tangan lawan. Asas keamanan

diterapkan mulai proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan

pengakhiran operasi dengan tujuan untuk menghindari kegagalan

dalam pelaksanaan OMSP.

e. Asas Legitimasi, diartikan bahwa pelaksanaan OMSP yang

dilaksanakan oleh TNI sudah berdasar kepada peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan keputusan politik negara.

f. Asas Keterpaduan, mengingat OMSP merupakan operasi yang

melibatkan institusi di luar TNI, maka diperlukan adanya persamaan

persepsi, koordinasi yang tepat dan keterpaduan dalam kesatuan dan

dukungan.

g. Asas Ekonomis, dalam OMSP harus dipertimbangkan penggunaan

kekuatan secara ekonomis. Segala faktor harus diperhitungkan dengan

cermat, sehingga pada pelaksaannya dapat dikerahkan kekuatannya

secara efektif dan efisien.

Tentara Nasional Indonesia dalam menggalang sistem pertahanan

negara memiliki susunan dan kedudukannya yang diatur oleh aturan agar

tidak terjadi perbuatan yang sewenang-wenang dari alat pertahanan negara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

27

ini. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia tertuang dalam

regulasi yang jelas, yakni pada Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat Republik Indonesia Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara

Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Republik Indonesia, pada Pasal 3

yang berbunyi :

a. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan

Laut, dan Angkatan Udara yang organisasinya disusun berdasarkan

kebutuhan yang diatur dalam undang-undang.

b. Tentara Nasional Indonesia berada di bawah Presiden.

c. Tentara Nasional Indonesia dipimpin oleh seorang Panglima yang

diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

d. Prajurit Tentara Nasional Indonesia tunduk kepada kekuasaan

peradilan militer dalam hal pelanggaran hukum militer dan tunduk

kepada kekuasaan peradilan umum dalam hal pelanggaran hukum

pidana umum. Apabila kekuasaan peradilan umum tidak berfungsi

maka prajurit Tentara Nasional Indonesia tunduk di bawah kekuasaan

peradilan yang diatur dengan undang-undang.

Telah jelas dari susunan Tentara Nasional Indonesia memiliki daerah

atau matra (wilayah) yang vital yang harus di jaga dan dilindungi yakni

wilayah darat, wilayah laut, dan wilayah udara yang dari wilayah-wilayah

tersebut di komando dengan angkatan yang memiliki tugas masing-

masing.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

28

Ketiga wilayah tersebut Tentara Nasional Indonesia memiliki pusat

komando yang dipimpin oleh Panglima TNI yang saat ini di jabat oleh

Jendral TNI Moeldoko dan Panglima TNI bertanggung jawab terhadap

presiden karena presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi TNI

sesuai dengan asas Proposionalitas.

Tentara Nasional Indonesia dalam menjalankan tugas dan fungsinya

melalui Panglima TNI harus bertanggung jawab kepada Presiden karena

alat pertahanan negara ini di bawah tanggung jawab seorang presiden

sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan serta panglima

tertinggi.

5. Kewajiban dan Larangan TNI

Prajurit berkewajiban menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan

oleh bangsa dan negara untuk melakukan usaha pembelaan negara

sebagaimana termuat dalam Sumpah Prajurit. Untuk keamanan negara,

setiap prajurit yang telah berakhir menjalani dinas keprajuritan atau

prajurit siswa yang karena suatu hal tidak dilantik menjadi prajurit wajib

memegang teguh rahasia tentara walaupun yang bersangkutan

diberhentkan dengan hormat atau dengan tidak hormat.

Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, prajurit berpedoman

pada Kode Etik Prajurit dan Kode Etik Perwira. Selain itu berpedoman

pada hukum disiplin prajurit yang merupakan serangkaian peraturan dan

norma untuk mengatur, menegakkan, dan membina disiplin atau tata

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

29

kehidupan prajurit agar setiap tugas dan kewajibannya dapat berjalan

dengan sempurna.

B. Tinjauan Tentang Pertahanan dan Keamanan

1. Pengertian Pertahanan

Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pertahanan berasal dari kata

tahan yang berarti tetap dalam keadaan, atau tetap dalam kedudukan.

Maka dengan demikian pertahanan berarti mengupayakan supaya tetap

tidak berubah dari keadaan semula, menjaga dan melindungi supaya

selamat.

Sementara yang dimaksud dengan pertahanan negara adalah segala

usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah

negara, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan

terhadap keutuhan bangsa dan negara.14

Sedangkan pengertian pertahanan negara dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional

Indonesia Pasal 1 ayat (5) adalah segala usaha untuk menegakkan

kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI), dan melindungi segenap bangsa dari ancaman

dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, disusun dengan

memperhatikan kondisi grafis Indonesia sebagai negara kepulauan.

14

Conni Rahakundini Bakrie, Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2007), halaman. 49.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

30

2. Tujuan dan Fungsi Pertahanan

a) Tujuan

1) Menjaga dan melindungi kedaulatan negara

2) Mejaga dan melindungi keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

3) Mejaga dan melindungi segenap komponen bangsa dari segala

bentuk ancaman.

b) Fungsi

Mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) sebagai satu kesatuan pertahanan.

3. Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan TNI Untuk menjaga

Pertahanan

Penggunaan kekuatan TNI dilaksanakan melalui operasi militer untuk

perang dan operasi militer selain perang dengan memperhatikan prinsip-

prinsip penggunaan kekuatan sesuai dengan aturan yang di landasi oleh

legitimasi politik dan hukum. Prinsip kewenangan dan tanggung jawab

pengerahan kekuatan TNI berada pada Presiden setelah mendapat

persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI),

selanjutnya tanggung jawab penggunaan kekuatan TNI berada pada

panglima TNI. Sesuai dengan Pasal 19 dan Pasal 20 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, tanggung jawab

penggunaan kekuatan TNI berada pada Panglima TNI yang terdiri dari:

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

31

a. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka melaksanakan operasi militer

untuk perang, dilakukan untuk kepentingan penyelenggaraan

pertahanan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka melaksanakan operasi militer

selain perang, dilakukan untuk kepentingan pertahanan Negara atau

dalam rangka mendukung kepentingan nasional sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

c. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia

dilakukan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia dan

ketentuan hukum nasional.

4. Pengertian tentang Keamanan

Secara etimologis konsep keamanan (security) berasal dari bahasa latin

“securus: (se+cura)” yang bermaksa terbebas dari bahaya, terbebas dari

ketakutan (free from danger, freedom fear). Keamanan (security) secara

umum dapat didefinisikan sebagai kemampuan mempertahankan diri

(survival) dalam menghadapi ancaman nyata (existensial threat).15

Kata ini

juga bisa bermakna dari gabungan se (yang berarti tanpa/without) dan

curus (yang berarti uneasiness). Sehingga bila digabungkan kata ini

bermakna “liberation from uneassiness, or a peaceful situstion without

any risk or threats”.

Kemudian yang dimaksusd dengan gangguan keamanan adalah

gangguan dan ancaman yang muncul akibat dari kondisi yang pada

15

Muhamad Yamin dan Sebastian Matengkar, Intelijen Indonesia Towards Profesional

Inteligence (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006), halaman 6.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

32

umumnya selalu panik atau tidak teratur-tidak disiplin atau paranoid,

demokrasi yang tidak terkendali, pertentangan ideology (clash of

civilization), dominasi kekuatan politik tertentu, peredaran senjata gelap,

globalisasi, instabilitas politik dan pemberontakan terhadap dominasi

negara-negara lain, diantaranya adalah terorisme, sparatisme, konflik

horizontal dan pemberontakan senjata.16

Hakikat keamanan negara mencakup keselamatan individu dalam

ketertiban umum harus disusun berdasarkan kondisi obyektif domestik

dengan memperhatikan konteks strategis regional dan global. Di dalam

negeri, keselamatan warga dan ketertiban publik akan dihadapkan pada

kejahatan konvensional berupa tindakan kriminalitas seperti pencurian,

perampokan, tawuran, pemerkosaan, dll. Selain itu aparat keamanan juga

akan dihadapkan pada masalah ancaman dalam negeri seperti huru-hara

(akibat tidak puasnya masyarakat terhadap pemerintah), pengamanan

obyek vital (akibat maraknya berbagai aksi reclaiming masyarakat, konflik

komunal, terorisme serta tribalisme).17

Keamanan negara diselenggarakan oleh pemerintah melalui usaha

sistem keamanan negara yang diselenggarakan oleh beragam institusi

keamanan yang masing-masing memiliki tugas, wewenang, dan tanggung

jawab yang spesifik. Pengelolaan keamanan negara perlu membedakan

antara institusi-institusi penanggung jawab politik adalah pemerintah dan

16

Liota P.H., Boomerang Effect: The Convergen of National and Human Security, dalam

security dialogue, Vol 33 No. 4, hal. 473-488 dalam Tim Propatria Institute, Mencari Format

Komprehensif Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara (Jakarta: Tim Propatria Institute, 2006),

halaman 27. 17

Ibid., halaman 473-488.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

33

parlemen yang memiliki kewenangan dalam merumuskan kebijakan

keamanan dan/atau dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan.18

Singkatnya, keamanan negara adalah bentuk pendekatan keamanan

(security approach) yang diberlakukan penguasa negara terhadap

masyarakat secara umum.19

Disisi lain, menurut Kelak Walden Bello

menyatakan, keamanan negara adalah pemberhentian terakhir dari tujuan

negara yang terus bergelut dalam menghadapi kekuatan di luar dirinya.20

Kekuatan di luar dirinya bisa berarti kekuatan luar negeri tapi juga

kekuatan yang merongrong di dalam negeri.

5. Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan TNI Untuk Keamanan

Penggunaan kekuatan TNI dilaksanakan melalui operasi militer untuk

perang dan operasi militer selain perang dengan memperhatikan prinsip-

prinsip penggunaan kekuatan sesuai dengan aturan yang di landasi oleh

legitimasi politik dan hukum. Prinsip kewenangan dan tanggung jawab

pengerahan kekuatan TNI berada pada Presiden setelah mendapat

persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI),

selanjutnya tanggung jawab penggunaan kekuatan TNI berada pada

panglima TNI. Sesuai dengan Pasal 19 dan Pasal 20 UU Nomor 34 Tahun

2004 tentang TNI, tanggung jawab penggunaan kekuatan TNI berada pada

Panglima TNI yang terdiri dari:

18

Anak Agung Bayu Perwita, Mencari Format Komperhensif Pertahanan dan

Keamanan Negara (Jakarta: Propartia Institute, 2006), halaman 7. 19

M. Busyro Muqoddas, Hegemoni Rezim Intelijen (Yogyakarta: PUSHAM UII, cetakan

pertama, 2011), halaman 9. 20

Ibid., halaman 9.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

34

a. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka melaksanakan operasi militer

untuk perang, dilakukan untuk kepentingan penyelenggaraan

pertahanan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka melaksanakan operasi militer

selain perang, dilakukan untuk kepentingan pertahanan Negara atau

dalam rangka mendukung kepentingan nasional sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

c. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia

dilakukan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia dan

ketentuan hukum nasional.

C. Tinjauan Umum Tentang Bintara Pembina Desa (Babinsa)

1. Pengertian Babinsa

Babinsa adalah pelaksanaan Danramil dalam melaksanakan fungsi

pembinaan teritorial di pedesaan yang bertugas pokok melatih rakyat dan

memberikan penyuluhan dibidang pertahanan negara serta pengawasan

fasilitas atau prasarana untuk pertahanan negara di pedesaan. Konsep

Babinsa merupakan kepanjangan dari Bintara Pembina Desa yang berada

di bawah Koramil. Babinsa adalah pelaksana pembinaan teritorial yang

berhadapan langsung dengan masyarakat desa serta dengan segala

permasalahan yang penuh dengan kemajemukan. Oleh karena itu sesuai

dengan tekat TNI dalam rangka ikut berperan aktif dalam pelaksanaan

pembangunan nasional yang bertumpu pada pembangunan masyarakat

desa. Maka Babinsa harus mempunyai kemampuan yang memadai agar

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

35

dapat memacu masyarakat desanya aktif dalam pembangunan. Babinsa

dituntut memiliki kondisi mental, motivasi yang tangguh, tingkat

profesionalisme yang memadai dan kemampuan yang dapat diandalkan.

Babinsa dijabat oleh seseorang Ba/Ta Angkatan Darat berpangkat

Kopral Satu sampai dengan Pembantu Letnan Satu, merupakan pelaksana

Koramil (Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 19/IV/2008

Tanggal 8 April 2008).

2. Tugas dan Peran Babinsa

Babinsa bertugas pokok melatih rakyat dan memberikan penyuluhan

dibidang pertahanan negara serta pengawasan fasilitas atau prasarana

untuk pertahanan negara di pedesaan.

Dalam buku Petunjuk Tuntunan Tugas Babinsa, tugas Babinsa

tercantum di Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 19/IV/2008

Tanggal 8 April 2008, yaitu antara lain :

a. Melaksanakan Pembinaan Teritorial sesuai petunjuk Danramil

dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Anjangsana ke seluruh rumah-rumah yang ada di desa binaan agar

Babinsa dikenal masyarakat

2) Ikut semua kegiatan yang ada di masyarakat

3) Membantuk masyarakat yang terkena musibah

4) Ikut gotong royong pada Jumat bersih

5) Membantu masyarakat yang melaksanakan hajatan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

36

6) Mengajari masyarakat di bidang pertanian, peternakan, perikanan

dengan membawa tim penyuluh serta melaksanakan

pendampingan kepada masyarakat

7) Olahraga bersama dengan masyarakat

8) Ikut kegiatan agama dan kesenian daerah

9) Ikut aktif kegiatan Siskampling dengan masyarakat

10) Mengajar PBB terhadap pelajar, warga dan karang taruna desa

11) Mengajari masyarakat untuk mengungsi apabila ada bencana dan

menentukan tempat pengungsian.

12) Ikut melaksanakan setiap permasalahan antara masyarakat yang

berselisih dengan bijaksana

13) Menghormati orang tua

14) Menyayangi anak kecil

b. Melaksanakan pengumpulan dan pemeliharaan data geografi,

demografi, kondisi sosial dan Potensi Nasional meliputi SDM,

SDA/SDB serta sarana dan prasarana di wilayahnya.

1) Ketahui batas Utara, Barat, Selatan dan Timur desa binaan

2) Ketahui daerah rawan bencana

3) Ketahui daerah yang dapat menjadi sumber logistik wilayah

seperti pertanian, perikanan perkebunan dan peternakan yang ada

di wilayahnya.

4) Ketahui jumlah penduduk, jenis kelamin, usia dan status

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

37

5) Mengenal orang/kelompok ekstrem kiri, ekstrem kanan, tokoh

unjuk rasa, tokoh radikal, mantan residivis dan orang yang tidak

puas kebijakan pemerintah.

6) Ketahui jenis pekerjaan masyarakat yang ada di wilayahnya

c. Memberikan informasi tentang situasi dan kondisi wilayah bagi

pasukan yang bertugas di daerahnya.

1) Karakteristik daerah seperti kondisi jalan, sungai, jembatan,

hutan/gunung di wilayah yang bisa dilalui pasukan

2) Daerah logistik wilayah

3) Karakteristik tentang adat istiadat, budaya

4) Kondisi cuaca

d. Melaporkan perkembangan situasi kepada Danramil pada kesempatan

pertama (laksanakan Tamu Cepat dan Lapor Cepat dengan

berpedoman kepada SIABIDIBAME)

1) Si = Siapa yang menjadi pelakunya

2) A = Apa yang terjadi

3) Bi = Kapan terjadinya

4) Di = Dimana lokasi kejadiannya

5) Ba = Bagaimana kejadiannya

6) Me = Mengapa bisa terjadi

e. Babinsa dalam melaksanakan tugas kewajibannya bertanggung jawab

kepada Danramil.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang TNI 1

38

f. Babinsa harus punya jadwal kegiatan rutin setiap harinya yang

mengandung unsur “KS2A” maksudnya adalah :

1) „K‟ adalah Kemana tujuan saya hari ini

2) „S‟ adalah Siapa yang akan saya temui

3) „A‟ adalah Apa kegiatan yang akan di kerjakan

4) „A‟ adalah Apa hasil yang harus didapatkan

g. Semua kegiatan harus bermanfaat terhadap masyarakat dan dilaporkan

kepada Danramil

Dapatlah dipahami bahwa peran Babinsa adalah mengaplikasikan

kemampuan teritorial, sebagai berikut :

1) Kemampuan temu lapor cepat

2) Kemampuan manajemen teritorial

3) Kemampuan penguasaan wilayah

4) Kemampuan meningkatkan pembinaan perlawanan rakyat

5) Kemampuan komunikasi sosial