bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/42724/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan maka di cantumkan penelitian terdahulu dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
(Kholis, 2018) melakukan penelitian dengan judul “Analisis faktor – faktor
yang mempengaruhi produksi padi di kabupaten malang”. Variabel yang digunakan
yaitu, luas lahan, biaya tenaga kerja dan biaya pupuk dengan menggunakan alat
analisis regresi linier berganda data panel. Hasil dari penelitian ini adalah, Luas
lahan, biaya tenaga kerja dan biaya pupuk berpengaruh positif signifikan terhadap
produksi padi pada 33 kecamatan di kabupaten Malang.
(Kusnadi et al., 2016) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Efisiensi
Usaha Tani Padi Di Beberapa Sentra Produksi Padi Di Indonesia”. Variabel yang
digunakan antara lain : lahan, bibit, pupuk N, pupuk P, dan tenaga kerja dengan
menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil analisis menunjukan
bahwa usaha tani padi di lima provinsi sentra di Indonesia telah efisien dengan rata
– rata efisiensi 91,86 persen. Bahwa variabel lahan, bibit, pupuk N, pupuk P, dan
tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi beras. Sedangkan variabel yang
paling responsive yaitu lahan.
(Nugroho, 2015) melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Fungsi
Produksi Dan Efisiensi Jagung Di Kecamatan Patean Kabupaten Kendal “ .
-
7
variabel dalam penelitian ini adalah luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk, jumlah
pestisida dan tenaga kerja dengan menggunakan metode Ordinary Least Square
(OLS). Hasil menunjukan bahwa variabel yang signifikan adalah variabel luas
lahan, pestisida dan tenaga kerja. Variabel luas lahan dan tenaga kerja signifikan
pada a = 1 % sedangkan variabel pestisida signifikan pada a = 5%.
(Fidiyana, 2016) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hasil Produksi
Sektor Pertanian Di Kabupaten / Kota Provinsi Jawa Timur “ dengan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan produksi sektor pertanian
serta menganalisa pengaruh tenaga kerja dan luas lahan sektor pertanian di provinsi
Jawa Timur. Menggunakan Alat analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa variabel tenaga kerja dan luas lahan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produksi sektor pertanian di Jawa Timur.
(Mafor et al., 2015) melakukan penelitian dengan judul “ Analisis faktor
produksi padi di desa Tompasobaru dua kecamatan Tompasobaru”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi padi sawah di
desa Tompasobaru Dua. Menggunakan alat regresi linier berganda. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa faktor produksi yang berpengaruh secara nyata terhadap
produksi padi di desa Tompasobaru Dua kecamatan Tompasobaru adalah luas lahan,
penggunaan pupuk Ponska, dan tenaga kerja.
-
8
B. Landasan Teori
1. Teori Produksi
Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau efektivitas ekonomi
dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input (Joesron dan Fathorrozi,
2003). Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah
kombinasi input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan tehnik
antara input dan ouput tersebut dalam bentuk persamaan tabel atau grafik
merupakan fungsi produksi. Sedangkan menurut (Soekartawi, 1990)
mengemukakan bahwa fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang
dijelaskan (Y) dan variabel penjelas (X). Variabel yang dijelaskan biasanya berupa
output dan variabel yang menjelaskan biasanya berupa input. Dengan fungsi
produksi secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.
Selain itu dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui antara variabel
penjelas. Secara matematis hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
𝑌 = 𝑓(𝑋1, 𝑋2, 𝑋3, ……𝑋𝐾)
Dalam industri modern yang berada dalam pasar global dan sangat
kompetitif, aktivitas berproduksi bukan sekedar dipandang sebagai aktivitas
penciptaan nilai tambah, dimana setiap aktivitas dalam proses produksi harus
memberikan nilai tambah (value added). Pemahaman terhadap nilai tambah ini
penting agar dalam setiap aktivitas berproduksi selalu menghindari pemborosan
(waste). Dengan demikian produksi dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas dalam
-
9
perusahaan industri berupa penciptaan nilai tambah dari input menjadi output
secara efektif dan efisien sehingga produk sebagai ouput sebagai proses penciptaan
nilai tambah itu dapat dijual dengan harga yang kompetitif di pasar global
(Gaspersz, 2005).
Sistem Produksi memiliki komponen atau elemenstruktural dan fungsional
yang berperan penting menunjang kontinuitas operasional sistem produksi itu.
Komponen atau elemen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari :
bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi,
tanah, dan lain-lain. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri dari :
supervise, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan. Yang
kesemuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Suatu sistem produksi
selalu dalam lingkungan, sehingga aspek-aspek lingkungan seperti :
perkembangan teknologi, sosial dan ekonomi, serta kebijakan pemerintah akan
sangat mempengaruhi keberadaan sistem produksi ini (Gaspersz, 2005).
a) Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi (input)
dengan hasil produksi (output). Faktor produksi merupakan hal yang mutlak dalam
proses produksi karena tanpa faktor produksi kegiatan produksi tidak dapat
berjalan (Nuraini, 2013).
-
10
Fungsi produksi merupakan keterkaitan antara faktor-faktor produksi dan
capaian tingkat produksi yang dihasilkan, dimana faktor produksi sering disebut
dengan istilah input dan jumlah produksi disebut dengan output (Sukirno, 2002).
Fungsi produksi menggambarkan teknologi yang dipakai suatu perusahaan
suatu industri atau suatu perekonomian secara keseluruhan. Disamping itu suatu
fungsi produksi akan menggambarkan kepada kita tentang metode produksi yang
efisien secara teknis, dalam arti dalam metode produksi tertentu kuantitas bahan
mentah yang digunakan adalah minimal dan barang modal yang lainpun juga
minimal. Metode produksi yang efisien merupakan hal yang sangat diharapkan
oleh produsen.
Secara umum fungsi produksi menunjukan bahwa jumlah barang produksi
tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi hasil produksi
merupakan variabel tidak bebas, sedangkan faktor produksi merupakan variabel
bebas. Fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q= (K, L, R, T)
Q= Output
K= Kapital/modal
L = Labour/tenaga kerja
R = Resources/sumber daya
T = Teknologi
-
11
Dari persamaan diatas pada dasarnya berarti bahwa besar kecilnya
tingkat produksi tertentu suatu barang tergantung pada jumlah modal, jumlah
tenaga kerja, jumlah kekayaan alam dan tingkat teknologi yang digunakan.
Jumlah produksi yang berbeda-beda tentunya memerlukan faktor produksi yang
berbeda-beda pula. Tetapi ada juga bahwa jumlah produksi yang tidak sama
akan dihasilkan oleh faktor produksi yang dianggap tetap, biasanya adalah
faktor produksi seperti modal, mesin, peralatannya serta bangunan perusahaan.
Sedangkan faktor produksi yang mengalami perubahan adalah tenaga kerja.
b) Faktor Produksi
(Soekartawi, 1993) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor
produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman
tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal
pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat
menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan,
modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek
manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor
produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi
atau faktor relationship.
Terdapat tiga pola hubungan antara input dan output yang umum digunakan
dalam pendekatan pengambilan keputusan usahatani yaitu :
-
12
1. Hubungan antara input-output, yang menunjukkan pola hubungan penggunaan
berbagai tingkat input untuk menghasilkan tingkat output tertentu
(dieksposisikan dalam konsep fungsi produksi)
2. Hubungan antara input-input, yaitu variasi penggunaan kombinasi dua atau
lebih input untuk menghasilkan output menghasilkan output tertentu
(direpresentasikan pada konsep isoquant dan isocost)
3. Hubungan antara output-output, yaitu variasi output yang dapat diperoleh
dengan menggunakan sejumlah input tetentu (dijelaskan dalam konsep kurva
kemungkinan produksi dan isorevenue)
2. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah
Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang dalam produksi jangka
pendek dikatakan bahwa ada faktor produksi yang bersifat tetap (fixed input) dan
ada faktor produksi yang bersifat berubah (Variabel input). Jika faktor produksi
yang bersifat variabel tersebut terus menerus ditambah maka produksi total akan
semakin meningkat hingga sampai pada suatu tingkat tertentu (titik maksimum),
dan apabila sudah pada tingkat maksimum tersebut faktor produksinya terus
ditambah maka produksi total akan semakin menurun. Hal ini berarti mulai
berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (law of diminishing
returns). Keadaan ini dapat dilihat pada :
-
13
Gambar 2.1
Kurva Produksi Total, Produksi Marginal Dan Produksi Rata-Rata
Q
Q3
Q2
Q1 Tahap I Tahap II Tahap III
0 L1 L2 L3 L4 L
Tahap I Tahap II Tahap III
0 L1 L2 L3 L4 L
Sumber : (Nuraini, 2013)
TP = Total Produksi
L = Tenaga Kerja
MPL = Produksi batas (marginal product tenaga kerja)
APL = Produksi rata-rata tenaga kerja (average product)
Dimana :
TP
APL
-
14
𝑀𝑃𝐿 =∆𝑇𝑃
∆𝐿
𝐴𝑃𝐿 =𝑇𝑃
𝐿
Gambar di atas merupakan cara lain untuk menggambarkan fungsi
produksi yang menggunakan kombinasi faktor produksi tidak sebanding,
dimana modal dan teknologi dianggap tetap. Sumbu horizontal
menunjukkan jumlah input tenaga kerja, dan sumbu vertikal menunjukkan
jumlah produksi yang dihasilkan (output).
Tahap I menunjukkan penggunaan tenaga kerja yang masih sedikit,
dan apabila diperbanyak tenaga kerjanya hingga menjadi L2, maka
totalproduksi akan meningkat dari Q1 menjadi Q2. Produksi rata-rata dan
produksi marginal juga turut meningkat. Produsen yang rasional jelas akan
memilih memperbanyak penggunaan tenaga kerja. Pada tahap I ini tidak ada
pilihan lain bagi produsen kecuali menambah jumlah tenaga kerjanya. Pada
tahap I ini kita juga dapat melihat bahwa laju kenaikan produksi marginal
semakin besar (lihat kurva MPL). Sehingga pada tahap ini dikatakan berlaku
hukum pertambahan hasil produksi yang semakin besar (law of increasing
returns). Hal tersebut terjadi kemungkinan karena adanya spesialisasi faktor
produksi tenaga kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan
semakin memungkinkan produsen melakukan spesialisasi tenaga kerja
sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Sementara itu produksi rata-
-
15
rata pada tahap I terus meningkat hingga mencapai titik puncak pada saat
penggunaan tenaga kerja sebanyak L2 atau pada saat total produksi (kurva
TP) berada pada titik belok A. Dan pada saat itu kurva MPL berpotongan
dengan kurva APL . Pada kondisi demikian jika tenaga kerja terus bertambah
lagi penggunaanya hingga mencapai L3 atau masuk pada tahap II, maka total
produksi terus meningkat hingga mencapai Q3 atau mencapai titik optimum
produksi.
Pada tahap II tersebut produksi total terus meningkat, sedangkan
produksi rata-rata mulai menurun dan produksi marginal bertambah dengan
proporsi yang semakin menurun pula hingga pada akhirnya produksi
marginal mencapai titik nol. Hal demikian berarti berlaku hukum
penambahan hasil produksi yang semakin berkurang (law of diminishing
returns). Dan jika pada kondisi tersebut penggunaan tenaga kerja masih saja
bertambah maka memasuki tahap III merupakan penambahan tenaga kerja
yang akan menyebabkan turunnya total produksi. Jadi penggunaan tenaga
kerja sudah terlalu banyak hingga produksi rata-rata menurun dan produksi
marginal menjadi negatif. Oleh sebab itu tidak ada pilihan lain kecuali
mengurangi penggunaan tenaga kerja.
3. Teori Produksi Dengan Dua Faktor Berubah
Analisa diatas menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan
mengalami perubahan apabila dimisalkan satu faktor produksi yaitu tenaga
-
16
kerja yang berubah. Jika misalkan ada dua faktor produksi yang dapat diubah
(misalkan tenaga kerja dan modal), dan misalkan kedua faktor produksi ini
dapat saling menggantikan. Hal ini berarti apabila harga tenaga kerja dan harga
modal per unitnya kita ketahui, maka analisis tentang bagaimana seorang
produsen akan dapat meminimumkan biaya dalam usahannya untuk mencapai
suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukkan.
a. Kurva Produksi Sama (isoquant)
Kurva produksi sama (isoquant) merupakan kurva yang menunjukkan
berbagai kemungkinan kombinasi faktor-faktor produksi yang menghasilkan
tingkat produksi yang sama. Bentuk serta ciri kurva isoquant adalah analog
dengan kurva indifferens. Jadi kurva isoquant bentuknya cembung ke titik asal
(tidak boleh lurus vertikal maupun horizontal), tidak boleh berpotongan
dengan isoquant yang lainnya, semakin jauh kedudukannya dari titik asal
menunjukkan semakin banyak faktor produksi yang digunakan sehingga
semakin banyak produksi yang dihasilkan. Jika dalam kurva indefferens
lereng kurva menggambarkan besarnya marginal rate of substitution, maka
dalam kurva isoquant lerengnya mencerminkan laju substitusi teknis marginal
(marginal rate of technical substitution). Tambahan kata “teknis”
dimaksutkan untuk menjelaskan bahwa hubungan antar faktor produksi
tenaga kerja dan modal bersifat teknis semata. Misalkan seorang pengusaha
ingin memproduksi barang sebanyak 100 unit. Untuk memproduksi barang
-
17
tersebut diperlukan faktor produksi tenaga kerja dan modal dengan kombinasi
seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar 2.2
Kurva Isoquant
Sumber : (Nuraini, 2013)
Gambar di atas, L menunjukkan tenaga kerja dan K menunjukkan kapital
atau modal. Kombinasi tenaga kerja sebanyak L1 dan kapital sebanyak K1
atau yang ditunjukkan di titik A akan menghasilkan output yang sama
dengan kombinasi titik B (tenaga kerja sebanyak L2 dan kapital sebanyak
K2). Kombinasi titik A dan B juga akan sama besarnya output dengan titik
C (tenaga kerja sebanyak L3 dan kapital sebanyak K3). Jadi jika kombinasi
tenaga kerja dan kapital yang digunakan tetap dalam satu garis isoquant
maka besarnya output akan sama.
Isoquant
Kapital
L1 L2 L3 L4 X
K1
K2
K3
K4
Labour
-
18
b. Garis Ongkos Sama (isocost)
Dengan input atau dengan biaya yang ada setiap produsen atau
perusahaan dalam kegiatan usahanya pasti menginginkan adanya hasil produksi
yang optimal sehingga keuntungan maksimum. Untuk itu perusahaan atau
produsen harus dapat meminimumkan biaya. Untuk membuat analisa biaya
produksi yang minimum perlu dibuat garis ongkos sama.
Garis ongkos sama merupakan garis yang menggambarkan kombinasi
faktor-faktor produksi yang dapat dibeli dengan menggunakan sejumlah
anggaran tertentu. Untuk membuat garis ongkos sama ini harus diketahui lebih
dulu harga faktor produksi tersebut. Kita misalkan harga tenaga kerja (PL)
adalah Rp. 500,- dan harga kapital (PK ) Rp. 1000,- dan anggaran untuk
pembelian input (TO) sebesar Rp. 5000,- untuk itu dapat digambar garis
ongkosnya pada sebagai berikut :
Gambar 2.3
Kurva Isocost
Sumber : (Nuraini, 2013)
TO = 𝑃𝐾.K + 𝑃𝐿 .L
TO/𝑃𝐿
TO/𝑃𝐾
10 L/Rp 5000
K/Rp 1000
-
19
TO = Total outlay atau total pengeluaran
PK = Harga kapital
PL = Harga tenaga kerja
Garis TO/ PL – TO/ PK adalah garis isocost (ongkos sama), dan titik-
titik disepanjang garis ongkos sama merupakan kombinasi faktor produksi
tenaga kerja dan modal yang dapat dibeli dengan menghabiskan anggaran
sebanyak Rp. 5000,-. Kemiringan garis anggaran tersebut adalah 5/10 = ½
atau PL / PK.
Jika anggaran produsen untuk pembelian faktor produksi (input)
tersebut ditingkatkan, sedangkan harga-harga faktor produksi tetap maka
isocost tersebut akan bergeser ke kanan, atau lebih banyak faktor produksi
yang dapat dibeli. Sebaliknya, jika anggaran tersebut berkurang dan harga
faktor produksi tetap, maka isocost akan bergeser kekiri yang berarti
menunjukkan semakin sedikit faktor produksi yang dapat dibeli.
c. Meminimumkan Biaya Produksi
Untuk meminimumkan biaya produksi dengan hasil produksi tertentu, maka
antara kurva isoquant dan isocost harus digabungkan. Seperti yang digambarkan
pada gambar 2.4.
Pada gambar tersebut, dengan anggaran produsen untuk membeli input tenaga
kerja yang seharga PL dan input kapital seharga PK maka equilibrium produsen
ada pada titik B. Dengan anggaran sebesar TO, titik B berada pada kurva isoquant
-
20
yang lebih tinggi ( IS2) yang berarti output lebih banyak dibanding titik A atau titik
C yang berada pada isoquant yang lebih rendah (IS1). Jadi, kombinasi input dengan
biaya minimum dan dapat menghasilkan output tertentu yaitu sebesar K1 untuk
input kapital dan sebesar L1 untuk input tenaga kerja. Untuk melihat kurva
produksi optimum dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini :
Gambar 2.4
Kurva Produksi Optimum K
IS1 IS2
K1 B
L
Sumber : (Nuraini, 2013)
Titik B tersebut disebut juga dengan posisi least cost combination,
yaitu tingkat kombinasi penggunaan input untuk menghasilkan tingkat
output tertentu dengan biaya total minimal. Jika dirumuskan, maka posisi
least cost combination tersebut terjadi pada saat kemiringan kurva isoquant
sama dengan kemiringan kurva isocost.
L1
C TO/PL
-
21
Jadi least cost combination terjadi pada saat :
∆K
∆𝐿=𝑃𝐿𝑃𝐾
4. Teori Biaya
Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya
produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa biaya produksi adalah semua pengeluaran atau
semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu
jenis barang atau jasa yang siap untuk digunakan untuk konsumen (Nuraini, 2013).
Biaya produksi dibagi menjadi dua yaitu biaya produksi jangka pendek dan
biaya jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek meliputi biaya tetap (fixed
cost) dan biaya berubah (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan
oleh perushaan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, dimana biaya
tersebut besarnya tidak bergantung dari output yang dihasilkan. Biaya seperti ini
biasa disebut dengan biaya overhead atau biaya yang tidak dapat dihindari
(unavoidable cost). Sedangkan dalam biaya produksi jangka panjang semua biaya
adalah biaya berubah. Biaya berubah adalah biaya yang besarnya berubah-ubah
tergantung dari sedikit banyaknya jumlah output yang dihasilkan. Biaya ini sering
disebut dengan biaya langsung atau biaya yang dapat dihindari atau avoidable cost
(Nuraini, 2013).
-
22
5. Teori Perilaku Produsen
Menurut (Sukirno, 2000), Pengertian Kegiatan Produksi adalah kegiatan yang
dilakukan manusia dalam menghasilkan suatu produk, baik barang maupun jasa
yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen.
Teori perilaku produsen adalah teori yang menjelaskan tingkah laku produsen
dalam menghasilkan produk untuk menghasilkan produk yang optimal atau
mendapatkan sebuah keuntungan.
a) Profit Maksimum
Profit maximizing atau profit maksimum adalah proses yang dilakukan
perusahaan untuk menentukan harga dan level output yang memberikan profit
yang paling besar. Terdapat beberapa pendekatan untuk masalah ini, yaitu
metode total revenue (total cost) berdasarkan pada fakta bahwa profit sama
dengan TR – TC, dan metode marginal revenue – marginal cost didasarkan
pada fakta bahwa total profit dalam sebuah pasar persaingan sempurna adalah
poin maksimum dimana MR = MC.
b) Syarat Pemaksimuman Keuntungan
Memproduksi barang pada tingkat dimana perbedaan antara hasil penjualan
total dengan biaya total paling maksimum
TR – TC = maksimum
Memproduksi barang pada tingkat dimana perbedaan antara hasil penjualan
marginal = biaya marginal
MR = MC
-
23
6. Luas Lahan
Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah
merupakan tempat dimana usaha tani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi
dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak
sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetetap dan permintaan akan
lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka (Mubyarto, 1986).
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian. Secara
umum dikatakan, semakin luas lahan yang ditanami, maka semakin besar jumlah
produksi yang dihasilkan lahan tersebut. Satuan luas lahan pertanian antar satu
daerah dengan daerah lainnya berbeda. Ditinjau dari keberlakuannya satuan luas
lahan pertanian dapat dibedakan menjadi tiga kelompok (Damanik, 2014) :
1. Satuan luas lahan yang berlaku secara internasional misalnya hektar (Ha).
2. Satuan luas lahan yang berlaku secara nasional, misalnya hektar (Ha) dan
meter persegi (m2).
3. Satuan luas lahan yang berlaku secara regional (propinsi).
7. Tenaga kerja
Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja.
Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunaan
tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah
besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar
-
24
kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga
kerja yang bagaimana diperlukan (Soekartawi, 1993).
Tenaga kerja adalah semua penduduk dalam suatu negara ataupun daerah yang
dapat memproduksi barang ataupun jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja
mereka, dan merekapun berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
8. Pupuk
Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama sama
faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru
yaitu dalam hal ini hasil pertanian. Modal petani yang diluar tanah adalah ternak,
cangkul, alat-alat pertanian, pupuk, bibit, pestisida, hasil panen yang belum dijual
tanaman yang masih ada di sawah. Dalam pengertian yang demikian tanah bisa
dimasukkan dalam modal (Mubyarto, 1986).
Dengan modal dan peralatan maka penggunaan tanah dan tenaga kerja juga
dapat dihemat. Oleh karena itu, modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu landsaving
capital dan labour saving capital (Suratiyah, 2006). Modal dikatakan land saving
capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan, tetapi
produksi dapat dilipat gandakan tanpa harus memperluas areal. Contohnya
pemakaian pupuk, bibit unggul, pestisida, dan intensifikasi. Modal dikatakan
labour saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan
tenaga kerja. Contohnya pemakaian traktor untuk membajak, mesin penggiling
padi (Rice Milling Unit/RMU) untuk memproses padi menjadi beras.
-
25
(Arisman, 1981) mengemukakan pengertian pupuk adalah bahan yang
mengandung zat hara dibutuhkan oleh tanaman. Pemupukan dalam bidang
pertanian dilakukan dengan membenamkan sejumlah pupuk ke dalam tanah, yang
terdapat akar tanamannya. Dengan kata lain, pupuk yang diberikan tidak langsung
dimakan ikan, akan tetapi dipakai oleh jasad renik yang disebut plankton.
Menurut (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002) pemupukan adalah
pemberian/penambahan bahan-bahan/zat-zat pada tanaman/tanah untuk
mencukupi keadaan makanan/unsur hara dalam tanah yang tidak cukup
terkandung didalamnya. Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman, unsur N
(nitrogen), P (fosfor) dan K (kalium) merupakan tiga unsur utama yang diberikan
pada tanaman.
9. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan dalam
proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya
tenaga kerja saja tetapi kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan.
Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas
tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja. Bila kualitas tenaga
kerja, ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi
(Soekartawi, 1990).
Biaya tenaga kerja dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya tenaga kerja
langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung
adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan atau pekerja yang manfaatnya
-
26
dapat diidentifikasikan pada produk yang dihasilkan. Sedangkan biaya tenaga
kerja tidak langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan atau
pekerja, akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada produk yang
dihasilkan.
Biaya tenaga kerja yang digunakan adalah jumlah biaya yang dibayarkan
kepada setiap karyawan yang terlibat secara langsung dalam proses produksi.
Dimana sistem pembayaran yang digunakan adalah sistem pembayaran upah
karyawan atau pekerja
Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada
karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa, yang telah dilakukan yang dinyatakan
atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan atas dasar suatu persetujuan atau
peraturan perundang – undang serta dibayar atas suatu perjanjian kerja antara
pengusaha dan karyawan termasuk tunjangan, baik untuk karyawan itu sendiri
maupun untuk keluarganya (Sumarsono, 2003).
Penetapan upah minimum merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup pekerja, diarahkan agar penentuan besarnya mengacu kepada
terpenuhinya kebutuhan hidup minimum. Ini sesuai dengan standar Internasional
bahwa upah minimum yang ditetapkan harus mampu memenuhi kebutuhan hidup
minimum (BPS, 2000)
-
27
C. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Luas lahan panen dengan produksi padi
Alam sangat berpengaruh besar terhadap sektor pertanian. Diantara
sekian banyak faktor alam seperti iklim, tanah dan air, maka tanah adalah satu
faktor produksi terpenting dalam pertanian. Hal ini bisa dibuktikan dengan
besarnya balas jasa yang di terima oleh tanah dibandingkan faktor produksi
lainya (Soeratno, 1987).
Luas lahan garapan adalah jumlah seluruh lahan garapan sawah yang
disuahakan petani. Luas lahan berpengaruh terhadap produksi padi dan
pendapatan petani. Menurut (Soekartawi, 1990) bahwa semakin luas lahan
garapan yang diusahakan petani, maka akan semakin besar produksi yang
dihasilkan dan pendapatan yang akan diperoleh jika disertai dengan pengolahan
lahan yang baik. (Hernanto, 1991) menggolongkan luas lahan garapan menjadi
3 kelompok yaitu :
1) Lahan garapan sempit, yang luasnya kurang dari 0,5 Ha.
2) Lahan garapan sedang, yaitu lahan yang luasnya 0,5 sampai dengan 2 Ha.
3) Lahan garapan luas,yaitu lahan yang luasnya lebih dari 2 Ha.
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas
pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan yang digarap atau di
tanam maka akan semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan (Rahim dan
Hastuti, 2007).
-
28
2. Hubungan Pupuk Dengan Produksi Padi
Modal adalah faktor penting dalam pertanian khususnya terkait bahan
produksi atau sarana produksi seperti pupuk dan obat – obatan. Maka faktor
modal sangat menentukan tingkat jumlah penggunaan pupuk yang di terapkan.
Kekurangan modal menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan sehingga
menimbulkan resiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima
(Daniel, 2004).
Pesatnya pertumbuhan padi juga tidak terlepas dari dukungan
penyediaan pupuk dan pestisida disertai kebijakan harga yang kondusif.
Meskipun demikian, pemanfaatan pupuk dan pestisida dalam jangka Panjang
dapat menurunkan tingkat produksi padi (Istiawan, 2010).
3. Hubungan Tenaga Kerja Dengan Produksi padi
Upah tenaga kerja merupakan faktor produksi (input) yang penting
dalam usaha pertanian. Penggunaan tenaga kerja akan efektif jika biaya tenaga
kerja yang dikeluarkan dapat memberikan manfaat yang optimal dalam proses
produksi, yaitu upah borongan dan upah harian. Pembayaran upah borongan
didasarkan pada satuan hasil kerja, sedangkan pembayaran upah harian
didasarkan pada jumlah hari buruh tani bekerja. Tingkat upah di pedesaan
diduga dipengaruhi oleh kebutuhan dasar minimum atau mekanisme pasar
tenaga kerja (Squire, 1982).
Tenaga kerja manusia terdiri dari, tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita
dan tenaga kerja anak-anak. Tenaga kerja hewan juga digunakan untuk
-
29
pengolahan tanah dan angkutan. Sedangkan tenaga kerja mekanik digunakan
untuk pengolahan tanah, pemupukan, pengobatan penanaman serta panen.
Tenaga kerja mekanik bersifat subtitusi sebagai pengganti tenaga kerja manusia
atau tenaga kerja ternak, seiring berkembangnya teknologi semakin banyak alat
– alat yang diciptakan untuk meringankan pekerjaan para petani. Banyak dari
penduduk Indonesia merupakan tenaga kerja di sektor pertanian. Oleh karena
itu petani sebagai sumber daya manusia memegang peran penting dalam
pembangunan pertanian. Peran petani adalah memelihara tanaman dan hewan
guna mendapatkan hasil – hasil yang bermanfaat serta mempelajari dan
menerapkan metode baru yang diperlukan agar lebih produktif (Mosher et al.,
1968).
D. Kerangka pemikiran
Produksi padi pada dasarnya merupakan hasil dari bekerjanya faktor produksi
secara bersama – sama, faktor produksi tersebut adalah : Luas lahan (X1), modal
atau sarana produksi yang dalam penelitian ini modal tersebut adalah Pupuk (X2)
dan Tenaga kerja (X3).
Dalam kegiatan produksi padi, kepemilikan lahan yang merupakan salah satu
faktor produksi umumnya sangat berpengaruh terhadap hasil produksi padi, hal ini
dikarenakan semakin luas lahan yang di miliki oleh petani, maka akan semakin besar
produksi yang dihasilkan dari lahan tersebut.
Modal juga sangat berperan dalam kegiatan input produksi padi terutama untuk
pengadaan sarana produksi seperti pupuk. Pupuk memegang peran penting dalam
-
30
keberhasilan usaha tani padi, pemupukan yang tidak seimbang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan proses produksi. menurut (BPTP, 2009). Karena suatu proses
produksi akan membutuhkan input, input atau pengorbanan ini awalnya berupa
fisik, kemudian dinilai dalam bentuk uang atau rupiah, yang disebut dengan total
biaya produksi.
Dalam produksi padi diperoleh output padi, proses produksi akan berjalan
lancar jika faktor produksi yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Dimana faktor
produksi seperti luas lahan, biaya pupuk dan biaya tenaga kerja. Kombinasi dari
ketiga faktor tersebut diperkirakan akan mempengaruhi hasil produksi padi di
kabupaten Tuban. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Gambar 2.5.Kerangka pemikiran teoritis
Model konsep pada bagan diatas menggambarkan permasalahn yang
perlu dikaji dan dianalisis oleh seorang peneliti, masalah, tersebut yaitu adanya
pengaruh dari luas lahan, pupuk, dan tenaga kerja terhadap produksi padi.
Luas Lahan Panen
(X1)
Pupuk
(X2)
Produksi Padi
(Y)
Tenaga Kerja (X3)
-
31
E. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006). Oleh karena itu dugaan
sementara dari penelitian ini adalah : Diduga bahwa luas lahan, pupuk, dan tenaga
kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi padi di kabupaten Tuban. H0 :
Variabel luas lahan,biaya pupuk upah tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen. H1 : Variabel luas lahan, pupuk dan tenaga kerja berpengaruh
terhadap variabel dependen.