bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Kemudian Suyono (2012) melakukan penelitian tentang Analisis Anggaran dan
Realisasi Proyek Perkuatan Tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus Tahun
2008 PT. Hutama Karya Persero. Penelitiannya menyatakan terjadi selisih
menguntungkan. Penyebab mendasar terjadinya kenaikan harga diperoleh dari harga
material.
Sanputra (2015) melakukan penelitian tentang Analisis Rencana Anggaran Biaya
(RAB) Proyek sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Biaya pada PT Griya
Sentosa Property. Penelitiannya menyatakan bahwa terdapat selisih merugikan. Hal ini
disebabkan oleh dana realisasi lebih besar daripada dana yang dianggarkan, karena
adanya pemborosan pemakaian material yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Deasintha (2015) melakukan penelitian tentang Analisis Anggaran dan Realisasi
Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas pada CV Banyu Bening di Samarinda. Hasil
penelitiannya menyatakan terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab ruang
perpustakaan dan rehab ruang kepala dinas. Hasil analisis perusahaan berhasil
mengendalikan biaya dan biaya tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan serta
kemampuan perusahaan dalam mengerjakan proyek dengan tepat waktu.
Sofah (2016) melakukan penelitian tentang Peranan Anggaran Biaya
Pembangunan Proyek sebagai Alat Bantu Pengendalian Biaya pada PT. JNE Sidoarjo.
7
Hasil penelitiannya menyatakan terdapat selisih yang merugikan namun jumlahnya
lebih kecil dibanding selisih yang menguntungkan.
Syafariansyah (2016) melakukan penelitian tentang Analisis Realisasi Anggaran
Biaya Bahan Baku Proyek Rehab Gedung PLN Tenggarong Tahun 2015 pada CV
Rajawali Adi Putra. Hasil penelitiannya menyatakan terdapat selisih menguntungkan
dikarenakan perusahaan dapat menggunakan bahan baku secara efisien.
B. Teori dan Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Anggaran
Menurut Sasongko dan Parulian (2015:2), berpendapat bahwa “Anggaran
adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu
periode yang tertuang secara kuantitatif. Informasi yang dapat diperoleh dari
anggaran diantaranya jumlah produk dan harga jualnya untuk tahun depan”.
Menurut Nafarin (2013:11), mendefinisikan bahwa “Anggaran (budget)
merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan
dalam suatu bentuk uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa”.
Menurut Lubis (2011:206), “Anggaran merupakan suatu rencana yang
disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang
dinyatakan dalam unit satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode)
mendatang.”
8
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan rencana
kegiatan suatu perusahaan yang disusun dalam jangka waktu satu tahun untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
2. Manfaat dan Fungsi Anggaran
Menurut Nafarin (2013) anggaran mempunyai banyak manfaat aantara lain
:
a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
karyawan.
c. Dapat memotivasi karyawan.
d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.
e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin.
g. Alat pendidikan bagi para manajer
Adapun manfaat anggaran menurut Nordiawan (2009) antara lain :
a. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan
departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya
dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak.
b. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang
sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
9
c. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen
untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah. Hal ini
akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan
koreksi yang harus diambil.
d. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan
untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi
kesesuaian tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.
e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang
menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan dapat
membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan anggaran yang telah
ditetapkan dalam perusahaan.
Fungsi anggaran menurut Nafarin (2013:5), seluruh fungsi anggaran
di dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan ke dalam 4 fungsi pokok
yaitu fungsi :
a. Planning (Perencanaan)
Di dalam fungsi ini ditetapkan tujuan jangka panjang, tujuan jangka
pendek, sasaran yang ingin dicapai, strategi yang akan digunakan dan
sebagainya. Di dalam fungsi ini berkaitan dengan segala sesuatu yang
ingin dihasilkan dan dicapai perusahaan di masa mendatang.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Setelah segala sesuatu yang ingin dihasilkan dan dicapai perusahaan
di masa depan telah ditetapkan, maka perusahaan harus mencari
10
sumber daya yang dibutuhkan untuk merealisasikan rencana tersebut.
Dimulai dari upaya memperoleh bahan baku, mencari peralatan yang
dibutuhkan, bangunan yang dibutuhkan, mencari tenaga kerja dengan
kualifikasi yang dibutuhkan dan mencari modal yang dibutuhkan.
c. Actuating (Menggerakkan)
Setelah sumber daya yang dibutuhkan diperoleh, maka tugas
manajemen selanjutnya adalah mengarahkan dan mengelola setiap
sumber daya yang telah dimiliki perusahaan tersebut agar dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya masing – masing. Setiap sumber
daya yang ada harus dikerahkan, dikoordinasikan satu dengan yang
lainnya agar dapat bekerja optimal untuk mencapai tujuan
perusahaan.
d. Controlling (Pengendalian)
Setelah sumber daya yang dibutuhkan perusahaan diperoleh dan
diarahkan untuk bekerja sesuai dengan fungsi masing – masing, maka
langkah berikutnya adalah memastikan bahwa setiap sumber daya
tersebut telah bekerja sesuai dengan rencana yang telah dibuat
perusahaan untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan secara umum
dapat dicapai. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya untuk
menjamin bahwa setiap sumber daya organisasi telah bekerja dengan
efektif dan efisien.
11
Sedangkan menurut Sasongko dan Parulian (2015:3) kelompok fungsi
anggaran yaitu :
a. Perencanaan
Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan
perusahaan.
b. Koordinasi
Anggaran dapat mempermudah koordinasi antara bagian – bagian
dalam perusahaan.
c. Motivasi
Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target – target
tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan.
d. Pengendalian
Keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen
untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas – aktivitas yang
dilaksanakan di dalam perusahaan.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi
anggaran memiliki fungsi yang terkait dengan fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi menggerakkan, fungsi memotivasi dan fungsi
pengendalian.
3. Kelemahan Anggaran
12
Selain memiliki kelebihan – kelebihan yang menguntungkan perusahaan,
terdapat sejumlah kekurangan dari penganggaran. Bragg (2014) menjelaskan
terdapat sejumlah kekurangan – kekurangan terkait dengan anggaran yang
meliputi :
a. Ketidakakuratan
Anggaran yang disusun berdasarkan asumsi dengan kondisi operasi
pada saat anggaran tersebut dirumuskan. Namun, adanya kondisi
penurunan ekonomi yang mendadak, perubahan tingkat suku bunga,
kurs valuta asing, dan harga komoditas, karena anggaran menetapkan
tingkat pengeluaran tertentu yang tidak dapat didukung oleh kondisi
sehingga menyebabkan penurunan pendapatan yang drastis.
b. Pengambilan Keputusan yang Kaku
Proses penganggaran memfokuskan tim manajemen pada strategi
selama periode perumusan anggaran yang mendekati akhir tahun
fisikal. Untuk tahun yang tersisa, tidak ada komitmen manajemen
untuk mengevaluasi strategi sehingga apabila terjadi perubahan di
pasar setelah anggaran selesai, maka tidak ada sistem secara formal
untuk mengkaji situasi dan melakukan perubahan.
c. Waktu yang Diperlukan
Proses penyusunan anggaran membutuhkan waktu yang panjang
khususnya di lingkungan yang buruk pengorganisasiannya dimana
banyak pengulangan perhitungan anggaran. Selanjutnya, anggaran
13
akan lebih luas jika kondisi bisnis senantiasa berubah, yang menuntut
perhitungan ulang modal anggaran.
d. Mempermainkan Sistem
Terkadang manajer yang berpengalaman berusaha mempermainkan
sistem dengan cara menurunkan estimasi pendapatan dan
meningkatkan estimasi beban, sehingga dapat dengan mudah
melakukan penyimpangan – penyimpangan yang menguntungkan
terhadap anggaran sehingga membutuhkan pengawasan untuk
menghilangkannya.
e. Menyalahkan Hasil
Divisi – divisi di dalam perusahaan akan saling menyalahkan jika
tidak mencapai hasil yang dianggarkan.
f. Alokasi Beban
Pada proses penyusunan anggaran menyarankan bahwa jumlah
tertentu biaya overhead harus dialokasikan ke macam – macam
departemen, dan terkadang manajer akan mempermasalahkan alokasi
beban tersebut.
Menurut Nafarin (2013:20), anggaran disamping mempunyai banyak
manfaat, namun juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut :
a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga
mengandung umur ketidakpastian.
14
b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan
tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu
menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
c. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat
mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga
anggaran tidak akan efektif.
Kemudian Ahmad (2013) menjelaskan keterbatasan anggaran yaitu :
a. Bahwa dalam budget planning kita menggunakan taksiran – taksiran
yang tidak selalu tepat.
b. Bahwa budget itu harus terus menerus disesuaikan dengan keadaan
yang berubah – ubah. Misalnya dalam situasi inflasi terbuka,
budgeting yang lengkap tidak banyak gunanya dan malah
merepotkan. Oleh karena itu, dalam masa inflasi terbuka sedapat
mungkin harus ditetapkan patokan – patokan kuantitas, sedangkan
patokan – patokan harga (dalam rupiah) harus disesuaikan seca
periodic.
c. Pelaksanaan budget tidak terjadi dengan otomatis, oleh karena itu,
manajemen pada semua tingkat harus ikut serta. Sehingga budgeting
budgeting yang dimaksudkan mencapai prestasi yang lebih tinggi,
maka akan menyebabkan timbulnya persoalan hubungan antar
manusia.
4. Jenis Anggaran
15
Nafarin (2013) mengelompokkan anggaran dari beberapa sudut pandang
sebagai berikut :
a. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :
1) Anggaran variable (variable budget) adalah anggaran yang
disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktifitas)
tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang
dapat disesuaikan pada tingkat aktifitas (kegiatan) yang
berbeda.
2) Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun
berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.
b. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :
1) Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang
disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya
satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.
2) Anggaran kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang
dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah
dibuat. Misalnya, tiap bulan diadakan perbaikan sehingga
anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
c. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari :
1) Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran
yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
16
Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran
jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan
anggaran taktis.
2) Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran
yang dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran
untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran
jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal (capital
budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran
modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar
penyusunan anggaran jangka pendek.
d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari :
1) Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran
untuk menyusun laporan laba atau rugi. Contoh : anggaran
penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead
pabrik dan anggaran beban usaha.
2) Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk
menyusun anggaran neraca. Contoh : anggaran kas, anggaran
piutang, anggaran sediaan, anggaran utang dan anggaran neraca.
e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :
1) Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah
rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara
17
lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari
anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun
secara lengkap.
2) Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang
disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang menyusun
bagian anggaran tertentu saja. Contoh : karena keterbatasan
kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran
operasional.
f. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :
1) Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang
diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan
untuk manfaat lain.
2) Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang
disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam
organisasi (perusahaan). Misalnya untuk menilai apakah biaya
(beban) yang dikeluarkan oleh masing – masing aktivitas tidak
melampaui batas.
Menurut Rudianto (2009:7) dalam bukunya yang berjudul Penganggaran,
anggaran terdiri dari berbagai jenis seperti :
a. Anggaran Operasional
18
Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang
mencakup semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh
pendapatan di dalam suatu periode tertentu.
b. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan rencana
pendukung aktifitas operasi perusahaan.. Anggaran keuangan
mencakup beberapa jenis anggaran, yaitu :
1) Anggaran investasi adalah rencana perusahaan untuk membeli
barang – barang modal atau barang – barang yang dapat
digunakan untuk menghasilkan produk perusahaan di masa
mendatang dalam jangka panjang.
2) Anggaran kas adalah rencana aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan di dalam suatu periode tertentu,
beserta penjelasan tentang sumber – sumber penerimaan dan
pengeluaran kas tersebut.
3) Proyeksi neraca adalah kondisi keuangan yang diinginkan
perusahaan di dalam suatu periode tertentu di masa mendatang.
Berarti, dalam proyeksi neraca tersebut mencakup jumlah harta
ingin dimiliki perusahaan beserta kewajiban – kewajiban yang
harus diselesaikan perusahaan di masa mendatang.
5. Penyusunan Anggaran Material Proyek
19
Menurut Evianto (2004:108) material proyek dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis. Penggolongan jenis material proyek tersebut dibedakan menjadi
3 kategori :
a. Engineered materials, yaitu produk khusus yang dibuat berdasarkan
perhitungan teknis dan perencanaan. Material ini dijelaskan dengan
gambar dan digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut.
Apabila terjadi penundaan akan berakibat mempengaruhi jadwal
penyelesaian proyek.
b. Bulk material, yaitu produk yang dibuat berdasarkan standar industri
tertentu. Material jenis ini seringkali sulit diperkirakan karena
beraneka macam jenisnya seperti kabel dan pipa.
c. Fabricated material, yaitu produk yang dirakit tidak pada tempat,
material tersebut akan digunakan diluar lokasi proyek seperti kusen
dan rangka baja.
Material konstruksi yang digunakan dalam kegiatan suatu proyek dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu material permanen dan material sementara.
Material permanen adalah material yang menjadi bagian tetap dari struktur yang
dibutuhkan kontraktor untuk pelaksanaan proyek konstruksi sedangkan material
sementara adalah material yang tidak menjadi bagian tetap dari struktur (Sobirin,
2016).
Menurut Harahap (2008:20), penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan
cara :
20
a. Otoriter atau top down
Anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran
ini dilaksanakan oleh bawahan tanpa adanya keterlibatan bawahan
dalam penyusunannya. Cara ini ada baiknya digunakan bila karyawan
tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap terlalu lama dan
tidak tepat jika diserahkan kepada bawahannya. Hal ini bisa terjadi
dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki cukup keahlian
untuk menyusun anggaran. Atasan bisa saja menggunakan jasa
konsultan atau tim khusus untuk melaksanakan.
b. Demokrasi atau bottom up
Anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran
disusun mulai dari bawahan sampai atasan. Dimana diserahkan
sepenuhnya menyusun anggaran yang ditargetkan pada masa yang
akan datang. Cara ini digunakan jika karyawan sudah memiliki
kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan
menggunakan proses yang lama dan berlarut.
c. Campuran antara top down dan bottom up
Penyusunan anggaran dimulai dari atasan dan selanjutnya diserahkan
untuk dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi
pedoman dari atasan atau pimpinan dan kemudian dijabarkan oleh
bawahan sesuai dengan arahan dari atasan.
21
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan
anggaran tergantung pada kebijakan dari perusahaan itu sendiri.
Menurut Ervianto (2002:134), tahap – tahap yang harus dilakukan untuk
penyusunan anggaran biaya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan
pasar menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinu.
b. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di
daerah lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja
didatangkan dari luar daerah lokasi proyek.
c. Melakukan perhitungan analisis material dan upah dengan
menggunakan analisis yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran.
d. Melakukan perhitungan harga satuan pekerja dengan memanfaatkan
hasil analisa satuan pekerja dan daftar kuantitas pekerjaan.
e. Membuat rekapitulasi.
Untuk perusahaan yang masih berskala kecil, pekerjaan penyusunan
anggaran dapat dikerjakan sendiri oleh pimpinan perusahaan sedangkan untuk
perusahaan yang berskala besar, akan membutuhkan suatu bagian khusus yang
dapat menangani penyusunan anggaran.
6. Pengertian Pengendalian
22
Menurut Dessler (2009:62) mengemukakan bahwa pengendalian
merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk
menghadapi resiko.
Menuut Hasibuan (2008:39) mendefinisikan pengendalian merupakan
suatu proses penjaminan dimana perusahaan dan orang – orang yang berada di
dalam perusahaan tersebut bisa mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Sedangkan menurut Harahap (2008), pengendalian merupakan suatu
tindakan pengawasan disertai tindakan pelurusan (korektif).
Menurut Mulyadi (2007:89), pengendalian merupakan usaha untuk
mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian merupakan
suatu tindakan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
7. Tujuan Pengendalian
Menurut Griffin (2004:163) mendeskripsikan tujuan pengendalian sebagai
berikut :
a. Beradaptasi dengan Perubahan Lingkungan
Agar perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi di lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat
internal maupun lingkungan eksternal. Dengan demikian
pengendalian tidak saja dilakukan untuk memastikan agar kegiatan
23
perusahaan berjalan sebagaimana yang telah direncanakan, namun
juga agar kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perubahaan
lingkungan, karena perusahaan bisa saja merubah rencana perusahaan
dikarenakan adanya perubahan lingkungan yang dihadapi oleh
perusahaan.
b. Meminimumkan Kegagalan
Setiap perusahaan berharap agar terhindar dari kegagalan. Oleh
karena itu perusahaan perlu melakukan pengendalian agar jika terjadi
kegagalan, maka perusahaan dapat mengambil langkah untuk
meminimumkannya.
c. Meminimumkan Biaya
Ketika perusahaan mengalami suatu kegagalan, maka akan terjadi
pemborosan yang merugikan perusahaan. Oleh karena itu, untuk
meminimumkan biaya sangat membutuhkan adanya pengendalian.
d. Antisipasi Kompleksitas Organisasi
Bertujuan agar perusahaan dapat mengantisipasi segala kegiatan
organisasi yang begitu kompleks.
Agar pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka terdapat hal – hal yang
perlu diperhatikan seperti :
a. Pengendalian hendaknya direncanakan dengan baik agar dapat
mengukur apakah proses pengendalian yang dilakukan berhasil atau
tidak.
24
b. Pelaporan penyimpangan dilakukan dengan segera.
c. Dapat mereflesikan pola kerja unit organisasi, misalnya mengenai
standar biaya. Jika suatu kegiatan telah menghabiskan biaya melebihi
biaya standar, maka pola kerja unit sudah tidak wajar.
d. Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif, yaitu segera
diketahui apa yang salah, dimana terjadinya kesalahan itu dan siapa
yang bertanggung jawab.
8. Sistem pengendalian proyek
Pengendalian (Controlling) adalah proses penetapan apa yang telah dicapai,
evaluasi kerja, dan langkah perbaikan bila diperlukan. Proses ini dapat dilakukan
jika sebelumnya telah ada kegiatan perencanaan, karena esensi pengendalian
adalah membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi
(Ervianto, 2002).
Yang dimaksud dengan pengendalian proyek adalah memantau, mengkaji,
mengadakan koreksi dan membimbing agar kegiatan proyek menuju kearah
sasaran yang telah ditentukan (Soeharto, 1990).
Pengendalian ini adalah usaha sistematis untuk menentukan standar yang
sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, kemudian mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan
efisien dalam rangka mencapai sasaran (Joyosukarto, 2006).