bab ii tinjauan pustaka a. terapi musik 1. definisi terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/bab...

29
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi Musik Klasik Terapi musik merupakan intervensi alami non invasif yang dapat diterapkan secara sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi, harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping (Samuel, 2007 dalam Pratiwi 2014). Terapi musik adalah suatu terapi kesehatan menggunakan musik dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia (Suhartini, 2008). Musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825. Musik klasik bermanfaat untuk membuat seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi dan melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat stress (Musbikin, 2009 dalam Pratiwi 2014). Musik klasik adalah sebuah musik yang dibuat dan ditampilkan oleh orang yang terlatih secara professional melalui pendidikan musik. Musik klasik juga merupakan suatu tradisi dalam menulis musik, yaitu Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Upload: dinhkhue

Post on 04-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Terapi Musik

1. Definisi Terapi Musik Klasik

Terapi musik merupakan intervensi alami non invasif yang dapat

diterapkan secara sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli

terapi, harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping

(Samuel, 2007 dalam Pratiwi 2014).

Terapi musik adalah suatu terapi kesehatan menggunakan musik

dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki

kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai

kalangan usia (Suhartini, 2008).

Musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa

sekitar tahun 1750-1825. Musik klasik bermanfaat untuk membuat

seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera,

melepaskan rasa gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan

pasien pra operasi dan melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat

stress (Musbikin, 2009 dalam Pratiwi 2014).

Musik klasik adalah sebuah musik yang dibuat dan ditampilkan

oleh orang yang terlatih secara professional melalui pendidikan musik.

Musik klasik juga merupakan suatu tradisi dalam menulis musik, yaitu

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

17

ditulis dalam bentuk notasi musik dan dimainkan sesuai dengan notasi

yang ditulis. Musik klasik adalah musik yang komposisinya lahir dari

budaya Eropa dan digolongkan melalui periodisasi tertentu (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2008).

2. Manfaat Terapi Musik

Manfaat terapi musik antara lain (Djohan, 2006) :

a. Mampu menutupi bunyi dan perasaan yang tidak menyenangkan

b. Mempengaruhi pernafasan

c. Mempengaruhi denyut jantung, nadi dan tekanan darah manusia

d. Bisa mempengaruhi suhu tubuh manusia

e. Bisa menimbulkan rasa aman dan sejahtera

f. Bisa mempengaruhi rasa sakit.

Terapi musik dapat menyembuhkan warga frankfurt yang

menderita penyakit keturunan yang menyakitkan dan sampai saat

ini belum ada obatnya. Jaringan ikatnya melemah hingga

menggangu organ dalam lainnya termasuk jantung. Sudah tiga kali

mengalami serangan jantung ringan, pada mulanya musik dari

handphone selama 15 menit untuk membebaskan dari keadaan

stress, berdasarkan perantauan aktivitas ototnya. Setelah tiga

minggu dirawat dengan terapi musik, cuman 5 menit

mendengarkan musik sudah bisa tenang (Faradisi, 2012).

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

18

3. Jenis Terapi Musik

Jenis terapi musik antara lain musik instrumental dan musik klasik.

Musik instrumental bermanfaat menjadikan badan, pikiran, dan mental

menjadi lebih sehat. Musik klasik bermanfaat untuk membuat

seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera,

melepaskan rasa gembira dan sedih menurunkan tingkat kecemasan

pasien pra operasi dan melepaskan rasa sakit dan menurunkan stress

(Aditia, 2012).

4. Mekanisme Musik Klasik Sebagai Terapi

Setelah mendengarkan musik klasik implus atau rangsangan suara

akan diterima oleh daun telinga pembacanya. Kemudian telinga

memulai proses mendengarkan. Secara fisiologi pendengaran

merupakan proses dimana telinga menerima gelombang suara,

membedakan frekuensi dan mengirim informasi kesusunan saraf pusat.

Setiap bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi atau getaran udara

akan diterima oleh telinga. Getaran tesebut diubah menjadi implus

mekanik ditelinga tengah dan diubah menjadi implus elektrik ditelinga

dalam yang diteruskan melalui saraf pendengaran menuju ke korteks

pendengaran diotak. Disamping menerima sinyal dari talamus (salah

satu bagian otak yang berfungsi menerima pesan dari indara dan

diteruskan kebagian otak lain). Amigdala juga menerima sinyal dari

semua bagian korteks limbic (emosi /prilaku) seperti juga neokorteks

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

19

lobus temporal (korteks atau lapisan otak yang hanya ada pada

manusia) parietal (bagaian otak tengah) dan oksipital (otak belakang)

terutama diarea asosiasi auditorik dan area asosiasi visual.

Talamus juga menjalankan sinyal ke neokorteks (area otak yang

berfungsi untuk berfikir atau mengolah data serta infomasi yang masuk

ke otak). Di neokorteks sinyal disusun menjadi benda yang difahami

dan dipilah-pilah menurut maknanya, sehingga otak mengenali masing

masing objek dan arti kehadirannya. Kemudian amigdala menjalankan

sinyal ke hipokampus. Hipokampus sangat penting untuk membantu

otak dalam menyimpan ingatan yang baru. Hal ini dimungkinkan

karena hipokampus merupakan salah satu dari sekian banyak jalur

keluar penting yang berasal dari area “ganjaran” dan “hukuman”.

Diantara motivasi-motivasi itu terdapat dorongan dalam otak untuk

mengingat pengalaman-pengalaman, pikiran-pikiran yang

menyenangkan, dan tidak menyenagkan . walaupun demikian

mendengarkan musik klasik tanpa mengetahui maknanya juga tetap

bermanfaat apabila mendengarkan dengan keikhlasan dan kerendahan

hati. Sebab musik klasik akan memberikan kesan positif pada

hipokampus dan amigdala sehingga menimbulkan suasana hati yang

positif. Selain dengan mendengarkan musik klasik kita juga dapat

memperoleh manfaat dengan hanya mendengarkan nya.

Hipotalamus juga dinamakan pusat stress otak karena fungsi

gandanya dalam keadaan darurat. Fungsi pertamanya mengaktifkan

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

20

cabang simpatis dan sistem otonom. Hipotalamus menghantarkan

implus saraf ke nukleus-nukleus dibatang otak yang mengendalikan

fungsi sistem saraf otonom cabang simpatis saraf otonom bereaksi

langsung pada otot polos dan organ internal yang menghasilkan

beberapa perubahan tubuh seperti peningkatan denyut jantung dan

peningkatan tekanan darah (Primadita, 2011).

Gambar 2.1 Bagan Mekanisme Musik Klasik Sebagai Terapi

5. Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kecemasan

Musik diyakini dapat digunakan untuk relaksasi, meringankan

stress, dan mengurangi kecemasan karena musik merupakan sebuah

rangsangan pendengaran yang terorganisasi, yang terdiri atas melodi,

ritme, harmoni, bentuk, dan gaya. Ada salah satu cara dalam

mengurangi kecemasan, salah satunya dengan mendengarkan musik

mozart/musik klasik. Musik klasik adalah musik yang mampu

memperbaiki konsentrasi, ingatan dan persepsi social.

Musik Klasik

Daun Telingga

Telingga Tengah

Kokhlea

Talamus Amigdala Hipotalamus

Pelepasan Endorfin

Hipokampus

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

21

Musik dapat meningkatan kreativitas, membangun kepercayaan

diri, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatan

keterampilan motorik, persepsi, serta perkembangan psikomotorik,

musik juga bisa dijadikan terapi untuk berbagai kebutuhan, seperti

pengganti obat depresan bagi mereka yang akan menghadapi meja

operasi di rumah sakit (Haruman, 2013).

B. Relaksasi Nafas Dalam

1. Definisi Relaksasi Nafas Dalam

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan

keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien

bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan

inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas

secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik

relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan

meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).

Teknik relaksasi (relaxation) adalah kebebasan mental dan fisik

dari ketegangan dan stres. Relaksasi nafas dalam merupakan teknik

relaksasi termudah dan paling sederhana, dengan bernafas yang pelan,

sadar dan dalam serta dapat dilakukan secara normal tanpa perlu

berfikir atau merasa ragu (Alfarini, 2012).

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

22

2. Tujuan Relaksasi Nafas Dalam

Tujuan teknik nafas dalam (Smeltzer dan Bare, 2002) :

Tujuan relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi

alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,

merilekskan tegangan otot, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi

stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas

nyeri (mengontrol atau mengurangi nyeri) dan menurunkan

kecemasan. Selain itu tujuan nafas dalam adalah untuk mencapai

ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta untuk mengurangi

kerja bernafas, meningkatkan inflasi alveolar maksimal, meningkatkan

relaksasi otot, menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola aktifitas

otot-otot pernafasan yang tidak berguna, tidak terkoordinasi,

melambatkan frekuensi pernafasan, mengurangi udara yang

terperangkap serta mengurangi kerja bernafas (Suddarth dan Brunner,

2002).

3. Penatalaksanaan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Ada beberapa posisi relaksasi nafas dalam yang dapat dilakukan

(Smeltzer & Bare,2002) :

a. Posisi relaksasi dengan terlentang

Berbaring terlentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka

sedikit, kedua tangan rileks disamping bawah lutut dan kepala

diberi bantal.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

23

b. Posisi relaksasi dengan berbaring miring

Berbaring miring, kedua lutut ditekuk, dibawah kepala diberi

bantal dan dibawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut

tidak menggantung.

c. Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang

Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk,

kedua lengan disamping telinga.

d. Posisi relaksasi dengan duduk

Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau

diatas tempat tidur, kedua kaki tidak boleh menggantung.

4. Langkah-langkah Teknik Relaksasi

1. Atur pasien pada posisi yang nyaman

2. Minta pasien untuk menempatkan tangannya ke perut

3. Minta pasien untuk bernafas secara pelan, dalam, dan merasakan

kembang-kempisnya perut.

4. Minta pasien untuk menahan nafas selama beberapa detik,

kemudian keluarkan nafas secara perlahan melalui mulut

5. Beritahukan pasien bahwa pada saat mengeluarkan nafas, mulut

pada posisi mencucu (pursed lip)

6. Minta pasien untuk mengeluarkan nafas sampai perut mengempis

7. Lakukan latihan nafas dalam hingga 3-4 kali (Depkes, 2009).

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

24

C. Kecemasan

1. Definisi Kecemasan

Kecemasan merupakan keadaan yang menggambarkan adanya rasa

khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik.

Keadaan tersebut dapat terjadi atau menyertai berbagai kondisi atau situasi

kehidupan dan berbagai gangguan sakit (Depkes. R.I. 2004).

Kecemasan merupakan respons individu terhadap suatu keadaan

yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam

kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari

individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan

suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan pada individu

dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan

sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup.

Kecemasan sebagai respon emosi tanpa objek yang spesifik yang

secara subjektif dialami dan dikomunikasi secara interpersonal.

Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan

terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan

perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, dkk, 2005).

Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak

berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi

dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan

interpersonal. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

25

penilaian intelektual terhadap suatu yang berbahaya (Stuart dan Sundeen,

2007).

Perasaan tidak menentu ini pada umumnya tidak menyenangkan

dan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis (misal gemetar,

berkeringat, detak jantung meningkat) dan psikologis (misalnya panik,

tegang, bingung, tidak bisa berkonsentrasi).

kecemasan adalah suatu keadaan dimana individu atau kelompok

mengalami perasaan yang sulit (ketakutan) dan aktivasi sistem saraf

otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan, ancaman yang tidak

spesifik (Carpenito, 2002).

Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa

kecemasan adalah suatu perasaan subyektif mengenai ketegangan mental

yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan

mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan tidak

menentu ini pada umumnya tidak menyenangkan dan menimbulkan atau

disertai perubahan fisiologis (misal gemetar, berkeringat, detak jantung

meningkat) dan psikologis (misalnya panik, tegang, bingung, tidak bisa

berkonsentrasi).

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

26

2. Tingkat Kecemasan

Peplau dalam Suliswati (2005) menggolongkan tingkat kecemasan

menjadi empat tingkatan yang dialami oleh individu, yaitu kecemasan

ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat dan panik.

a. Kecemasan Ringan (mild anxiety)

Kecemasan ringan, erat hubunganya dengan ketegangan yang

dialami sehari-hari. Seseorang masih waspada serta lapang persepsinya

meluas, menajamkan indera. Hal ini, dapat mendorong individu tersebut

untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan timbal

baliknya menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas, contohnya ketika

mahasiswa akan mempresentasikan hasil kerja individunya di depan para

dosen dan teman sekelasnya.

b. Kecemasan Sedang (moderat anxiety)

Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya,

lapangan persepsi terjadi penyempitan, individu masih mampu melakukan

sesuatu sesuai arahan orang lain. Contohnya, seserorang yang mengetahui

bahwa dirinya terdiagnosa terkena penyakit kronis.

c. Kecemasan Berat (severe anxiety)

Persepsi individu sangat sempit. Perhatiannya berpusat pada hal-

hal kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain. Berusaha

keras untuk mengurangi kecemasan dan memerlukan banyak arahan untuk

terfokus pada area lain. Contohnya, seseorang yang mengalami putus

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

27

hubungan kerja (PHK) dengan perusahaannya, dimana dirinya sebagai

tulang punggung keluarga.

d. Panik (disorganisasi personality)

Individu tidak dapat mengendalikan dirinya dan perhatian pada

hal-hal yang detail hilang. Karena hilangnya kontrol, maka meskipun

dengan arahan tidak mampu melakukan apapun. Aktivitas motori

meningkat, kemampuan berhubungan dengan orang lain berkurang, terjadi

penyimpangan persepsi dan pikiran rasional seseorang akan menghilang,

tidak mampu berfungsi secara efektif. Biasanya disertai dengan

disorganisasi kepribadian.

Skema kecemasan :

Gambar 2.2 Intensitas Kecemasan

Sumber: Hawari (2001)

Ringan Sedang

Berat Panik

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

28

3. Karakteristik Tingkat Kecemasan

Karakteristik kecemasan menurut Stuart and Sundeen (1991)

adalah:

a. Kecemasan ringan

Fisik: Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,

gejala ringan berkeringat.

Kognitif: Lapang persepsi meluas, mampu menerima rangsang

kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah

aktual.

Perilaku dan emosi: Tidak dapat duduk dengan tenang, tremor

halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi.

b. Kecemasan sedang

Fisik: Sering nafas pendek, nadi ekstra sistole, tekanan darah

meningkat, mulut kering, anoreksia, diare atau kontipasi, gelisah.

Kognitif: Lapang persepsi meningkat, tidak mampu menerima

rangsang lagi, berfokus pada apa yang menjadi perhatianya.

Perilaku dan emosi: Gerakan tersentak-sentak, meremas tangan,

bicara lebih banyak dan cepat, susah tidur dan perasaan tidak

aman.

c. Kecemasan berat

Fisik: Nafas pendek nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat

dan sakit kepala, penglihatan kabur dan ketegangan.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

29

Kognitif: Lapang persepsi sangat sempit dan tidak mampu

menyelesaikan masalah.

Perilaku dan emosi: Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi

cepat.

4. Faktor Pencetus Kecemasan

Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat

berasal dari diri sendiri (factor internal) maupun dari luar dirinya

(factor eksternal). Namun demikian pencetus kecemasan dapat

dikelompokkan kedalam dua katagori yaitu:

a. Ancaman terhadap intregritas diri, meliputi ketidakmampuan

fisiologis atau gangguan dalam melakukan aktivitas-aktivitas

sehari hari guna pemenuhan terhadap kebutuhan dasarnya.

b. Ancaman terhadap system diri yaitu adanya Sesuatu yang dapat

mengancam terhadap identitas diri, harga diri, kehilangan

status/peran diri dan hubunga interpersonal (Asmadi, 2008).

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

30

5. Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Stuart dan Sundeen (1998) mengemukakan beberapa faktor yang

mempengaruhi kecemasan antara lain:

a. Usia dan tingkat perkembangan

Semakin tua usia seseorang, tingkat kecemasan dan kekuatan

seseorang semakin konstruktif dalam menggunakan koping terhadap

masalah yang dihadapi.

b. Jenis kelamin

Menurut jenis kelamin, laki-laki lebih tinggi kecemasannya

dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dibuktikan dari hasil

pemeriksaan asam lemak bebas menunjukan nilai yang tinggi pada

laki-laki dibandingkan dengan wanita.

c. Pengalaman individu

Pengalaman individu sangat mempengaruhi respon kecemasan karena

pengalaman dapat dijadikan suatu pembelajaran dalam menghadapi

suatu stressor atau masalah. Jika respon kecemasan yang semakin

berkurang bila dibandingkan dengan seseorang yang baru pertama kali

menghadapi masalah tersebut.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

31

6. Teori Kecemasan

Kecemasan merupakan pengalaman subyektif dari individu dan

tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan

emosi tanpa obyek yang spesifik. Kecemasan pada individu dapat

memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber

penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Kecemasan

berbeda dengan rasa takut, karakteristik rasa takut adalah obyek atau

sumber yang spesifik dan dapat didenfikasi serta dapat dijelaskan oleh

individu. Rasa takut terbentuk dari proses kognitif yang melibatkan

penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam. Ketakutan

disebabkan oleh hal yang bersifat fisik dan psikologis ketika individu

dapat mengidentifikasi dan menggambarkannya (Suliswati dkk, 2005).

a. Teori Psikoanalitik

Terjadi reaksi psikologis individu sebagai akibat munculnya

kecemasan pada seseorang dikarenakan dalam hubungan

seksualnya tubuh tidak mampu mencapai orgasme. Rasa cemas

dapat terjadi akibat energi seksual yang tidak terekspresikan.

Secara otomatis, kecemasan akan muncul akibat stimulus internal

dan ekternal yang berlebihan. Akibat stimulus yang berlebihan

sehingga melampaui kemampuan individu untuk menanganinya.

Ada dua tipe kecemasan yaitu kecemasan primer dan kecemasan

subsekuen.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

32

1. Kecemasan primer

Kejadian traumatik yang diawali saat bayi akibat adanya

stimulasi tiba-tiba dan trauma pada saat persalinan, kemudian

berlanjut dengan kemungkinan tidak tercapainya rasa puas akibat

kelaparan atau kehausan. Penyebab kecemasan primer adalah

keadaan ketegangan atau dorongan yang diakibatkan oleh faktor

eksternal.

2. Kecemasan subsekuen

Sejalan dengan peningkatan ego dan usia, Freud melihat

ada jenis kecemasan lain akibat konflik emosi diantara dua elemen

kepribadian yaitu id dan superego. Freud menjelaskan bila terjadi

kecemasan maka posisi ego sebagai pengembang id dan superego

berada pada kondisi bahaya.

b. Teori Interpersonal

Kecemasan adalah akibat ketidakmampuan individu untuk

berinteraksi dnegan interpersonal dan sebagai akibat penolakan.

Kecemasan bisa dirasakan bila individu mempunyai kepekaan

lingkungan. Pertama kali kecemasan terjadi ditentukan oleh

hubungan ibu dengan bayinya pada awal kehidupannya, bayi

berespon seolah-olah ia dan ibunya adalah satu unit. Dengan

bertambahnya usia, anak melihat ketidaknyamanan yang timbul

akibat tindakannya sendiri dan diyakini bahwa ibunya setuju atau

tidak setuju dengan perilaku itu.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

33

c. Teori Perilaku

Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan merupakan

hasil frustasi akibat berbagai hal yang mempengaruhi individu

dalam mencapai tujuan yang diinginkan, misalnya mendapatkan

ranking pertama dikelasnya, menjadi juara perlombaan, kesuksesan

dalam karier. Perilaku merupakan hasil belajar dari pengalaman

yang pernah dialami. Kecemasan dapat juga muncul melalui

konflik antara dua pilihan yang saling berlawanan dan individu

harus memilih salah satu. Kecemasan ditimbulkan oleh konflik dan

kecemasan itu sendiri akan mengakibatkan pandangan terhadap

konflik dengan timbulnya perasaan ketidakberdayaan. Konflik

muncul dari dua kecenderungan yaitu approach dan avoidance.

Approach merupakan kecenderungan untuk melakukan atau

menggerakkan sesuatu. Avoidance adalah kebalikannya yaitu tidak

melakukan atau menggerakkan sesuatu melalui sesuatu.

d. Teori Keluarga

Studi yang dilakukan pada keluarga dan epidemiologi

memperlihatkan bahwa kecemasan selalu ada pada setiap keluarga

dalam berbagai bentuk dan bersifat heterogen.

e. Teori Biologik

Reseptor khusus yang dimiliki otak terhadap

benzodiazepin, fungsi reseptor tersebut adalah membantu regulasi

kecemasan. Regulasi tersebut berhubungan dengan aktivitas

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

34

neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA) dimana

fungsi neurotransmitter ini adalah mengontrol aktivitas neuron di

bagian otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

Bila GABA bersentuhan dengan sinaps dan berikatan dengan

reseptor GABA pada membran post-sinaps akan membuka saluan

pintu reseptor sehingga terjadi perpindahan ion. Perubahan ini akan

mengkibatkan eksitasi sel dan memperlambat aktivitas sel. Teori

ini menjelaskan bahwa masalah proses neurotransmitter ini dapat

menjadi indikator bahwa individu sering mengalami kecemasan.

Mekanisme koping juga dapat terganggu akibat pengaruh toksik,

kekurangan nutrsi, suplai darah menurun, hormon mengalami

perubahan dan penyebab fisik lainnya. Kelelahan juga dapat

meningkatkan iritabilitas dan perasaan cemas.

7. Penyebab/Etiologi Kecemasan

Kusmawati dan Hartono (2010) mengemukakan beberapa

penyebab kecemasan antara lain:

a. Factor presdisposisi (pendukung)

1) Peristiwa traumatic

2) Konflik emosional

3) Gangguan konsep diri

4) Frustasi Gangguan fisik

5) Pola mekanisme koping keluarga

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

35

6) Riwayat gangguan kecemasan

7) Medikasi

b. Factor presipitasi

1) Ancaman terhadap intregritas fisik

a) Sumber internal

b) Sumber eksternal

2) Ancaman terhadap harga diri

a) Sumber internal

b) Sumber eksternal

8. Respon Kecemasan

Ada 2 macam respon yang dialami seseorang ketika mengalami

kecemasan (Stuart, 2007) :

1. Respon Fisiologis terhadap Kecemasan.

a. Kardio vaskuler

Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut

nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.

b. Respirasi

Napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa

tercekik.

c. Kulit

Perasaan panas atau dingin pada kulit, seluruh tubuh, rasa

terbakar pada berkeringat, gatal- gatal.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

36

d. Gastrointestinal

Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di

epigastrium, nausea, diare.

e. Neuromuskuler

Reflek meningkat, reaksi kejutan, insomnia, tremor, kejang,

wajah tegang,

2. Respon Psikologis terhadap Kecemasan

a. Perilaku

Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada

koordinasi, menarik diri, menghindar.

b. Kognitif

Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah

tafsir, bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran

diri yang berlebihan, khawatir yang berlebihan, obyektifitas

menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.

c. Afektif

Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar

biasa, sangat gelisah.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

37

9. Penatalaksanaan Kecemasan

Penatalaksanaan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan

kecemasan adalah sebagai berikut:

A. Farmakologi

Dua jenis obat utama yang harus dipertimbangkan dalam

pengobatan gangguan kecemasan adalah buspirone dan

benzodiazepin. Obat lain yang mungkin berguna adalah obat

trisiklik (imipramin), anti histamine, dan antagonis adrenergik beta

(propanol) (Kaplan & Sadock, 2002).

B. Non farmakologi

1. Relaksasi

Pendekatan utama psikoterapetik untuk gangguan kecemasan

adalah kognitif-perilaku, suportif, teknik relaksasi yang dapat

diberikan antara lain adalah terapi musik, nafas dalam, dan

guidance imagenary. Psikoterapi berorientasi untuk

memusatkan dan mengungkapkan konflik bawah sadar dan

kekuatan ego. Terapi suportif menawarkan ketentraman dan

kenyamanan pada pasien. Salah satu tehnik relaksasi terutama

latihan nafas dalam selama 3-4 kali sering dilakukan di rumah

sakit dan dapat dilakukan dimana saja baik dengan posisi

duduk atau berbaring dalam posisi yang menyenangkan

sehingga dapat mengurangi kecemasan.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

38

2. Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan kecemasan

dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga

pasien akan lupa terhadap cemas yang dialami. Stimulus

sensori yang menyenangkan menyebabkan pelepasan endorfin

yang bias menghambat stimulus cemas yang mengakibatkan

lebih sedikit stimuli cemas yang ditransmisikan ke otak (Potter,

2005).

Salah satu distraksi yang efektif adalah dengan mendengarkan

musik klasik. Musik klasik bermanfaat untuk membuat

seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan

sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih, menurunkan

tingkat kecemasan pasien pra operasi dan melepaskan rasa sakit

dan menurunkan tingkat stress (Musbikin, 2009 dalam Pratiwi

2014).

10. Pengukuran Skala Kecemasan

Kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan

dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan,

seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan

dengan aspek subyektif emosi. Ketika seseorang yang sedang

mengalami kecemasan, seseorang akan memperlihatkan raut muka

atau ekspresi muka yang memperlihatkan dirinya sedang dalam

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

39

kondisi cemas. Faces Anxiety Scale (McMurtry et al., 2010) dan

digunakan untuk menilai kecemasan yang terlihat dari ekspresi

wajahnya.

0 1 2 3 4

Gambar 2.3 Faces Anxiety Scale

(McMurtry et al., 2010 )

Dari ke lima ekspresi wajah tersebut dapat diketahui kecemasan

yang dialami oleh seseorang. Ekspresi wajah pertama menunjukkan

tidak ada kecemasan pada seseorang, ekspresi wajah kedua

menunjukkan kecemasan ringan, ekspresi ketiga menunjukkan

kecemasan sedang, ekspresi ke empat menunjukkan kecemasan berat,

dan ekspresi ke lima menunjukkan panik.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

40

D. High Care Unit (HCU)

High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi

pasien dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan

kesadaran namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan

pemantauan secara ketat.

Pelayanan HCU adalah pelayanan medik pasien dengan kebutuhan

memerlukan pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat dengan

tingkat pelayanan yang berada di antara ICU dan ruang rawat inap

(tidak perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di ruang rawat

biasa karena memerlukan observasi ketat) (Kemenkes RI, 2010).

Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukan adalah:

1. Bantuan Hidup Dasar/ Basic Life Support (BHD/ BLS) dan Bantuan

Hidup lanjut Advanced Life Support( BHD/A LS)

a. Jalan nafas(Airway): Membebaskan jalan nafas, bila perlu

menggunakan alat bantu jalan nafas, seperti pipa oropharingeal

atau pipa nasopharingeal. Dokter HCU juga harus mampu

melakukan intubasi endotrakea bila diindikasikan dan segera

memindahkan/ merujukan ke ICU.

b. Pernafasan/ ventilasi (Breathing): Mampu melakukan bantuan

nafas (breathing support) dengan bag-mask-valve.

c. Sirkulasi (Circulation): resusitasi cairan, tindakan defibrilasi,

tindakan kompresi jantung luar.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

41

2. Terapi Oksigen

Memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien dengan berbagai

alat pengalir oksigen, seperti: kanul nasal, sungkup muka sederhana,

sungkup muka dengan reservoir, sungkup muka dengan katup dan

sebagainya.

3. Penggunanaa obat-obatan untuk pemeliharaan/stabilisasi (obat

inotropik, obat anti nyeri, obat aritmia jantung, obat-obatan yang

bersifat vasoaktif dan lain-lain).

4. Nutrisi enteral atau nutrisi parenteral campuran.

5. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien.

6. Evaluasi sesuai tindakan dan pengobatan yang telah diberikan.

Tenaga yang terlibat dalam pelayanan HCU terdiri dari tenaga

dokter spesialis, dokter dan perawat. Tenaga tersebut melaksanakan

pelayanan HCU sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang diatur

oleh masing-masing RS. Adapun susunan tim pelayanan HCU adalah

sebagai berikut :

1. Koordinator: Dokter spesialis yang telah mengikuti pelatihan dasar-

dasar ICU, yang meliputi:

a. Pelatihan pemantauan

b. Pelatihan penatalaksanaan jalan nafas dan terapi oksigen

c. Pelatihan terapi cairan, elektrolit, dan asam basa

d. Pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi

e. Pelatihan manajemen HCU.

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

42

2. Anggota

a. Dokter spesialis/dokter yang telah mengikuti Basic dan

Advanced Life Support.

b. Perawat yang telah mengikuti pelatihan Basic Life Support dan

melakukan pemantauan menggunakan monitor.

E. Kerangka Teori

Istilah kerangka teori secara sederhana berarti penggunaan salah

satu teori atau teori-teori yang terkait untuk mendukung rasional (alasan)

dilakukannya studi dan memberikan pedoman untuk menganalisis

hasilnya.

Suatu kerangka disebut dengan kerangka teoritis jika variabel-variabel

yang telah dipelajari dan telah didapatkan sebelumnya dan didapatkan

berhubungan satu sama lain (Brink & Wood, 2000).

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

43

Kerangka Teori

Gambar 2.4 Kerangka Teori

(Stuart & sundeen 1998, Stuart & Sundeen 1991)

KECEMASAN

Faktor Pencetus

a. Ancaman terhadap intergritas diri b. Ancaman terhadap system diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

1. Usia dan tingkat perkembangan 2. Jenis kelamin 3. Pengalaman individu Stuart & Sundeen (1998)

Teori Kecemasan

1. Teori psikoanalisis 2. Teori interpersonal 3. Teori prilaku (Stuart & sundeen, 1991)

Farmakologi

Non Farmakologi

•Musik klasik •Relaksasi nafas dalam

Penatalaksanaan kecemasan

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi ...repository.ump.ac.id/146/3/BAB II_Lintiya Devi Y..pdf · 16 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Terapi Musik 1. Definisi Terapi

44

F. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.5 Kerangka Konsep

G. Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah pernyataan sederhana mengenai perkiraan

hubungan antar variabel-variabel yang sedang dipelajari. Hal tersebut

sering kali disebut sebagai dugaan yang diperhitungkan atau dipikirkan

seperti untuk jawaban pertanyaan studi. Dugaan tersebut harus didukung

dengan teori yang ada dan temuan riset terdahulu. Didalam pernyataan

hipotesis, suatu kondisi pendahuluan disebut sebagai variabel independen

dikaitkan dengan terjadinya kondisi efek lain, disebut variable dependen (

Patricia & Arthur, 2002).

Ha : Ada perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan relaksasi nafas

dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien di ruang HCU.

Ho : Tidak ada perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan relaksasi

nafas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien di ruang HCU.

Terapi Musik Klasik Penurunan Tingkat

Kecemasan Relaksasi Nafas Dalam

Perbedaan Efektifitas Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015